BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - WINDA DWI HUDHANA BAB I

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Fenomena modernitas yang sengaja diciptakan untuk memenuhi keinginan

  kaum kapitalis Barat kini mulai mendunia. Dibuktikan dengan banyaknya masyarakat dunia yang mulai mengikuti trend kaum kapitalis Barat. Giddens (dalam Halim, 2008:133) mengatakan bahwa fenomena modernitas dengan berbagai perangkat pendukungnya, saat ini justru telah melahirkan konsekuensi- konsekuensi tersendiri.

  Konsekuensi dari modernitas dapat dilihat dari gaya hidup masyarakat kini yang berbeda dengan gaya hidup masyarakat dahulu. Pada zaman dahulu, masyarakat tidak mengenal adanya komputer, handphone, internet, bermacam- macam model pakaian dan lain sebagainya. Kini, justru sebaliknya, masyarakat sekarang telah mengenal bermacam-macam alat elektronik, komputer, handphone, bermacam-macam model pakaian dan lain-lain. Hal ini telah menjadi gaya hidup mereka setiap harinya.

  Ritzer (2008:160) mengungkapkan bahwa, modernitas adalah sebuah kode dan fashion adalah lambangnya. Modernitas merupakan pergeseran sikap masyarakat untuk hidup sesuai tuntutan masa kini, sedangkan fashion merupakan suatu hal yang menandai adanya modernisasi. Sebagai contoh, pada zaman dahulu, kebaya menjadi salah satu pakaian istimewa. Kebaya sering digunakan setiap ada upacara besar. Namun, seiring dengan berkembangan zaman yang

  1 semakin maju, kebaya semakin ditinggalkan oleh masyarakat. Dengan alasan tidak praktis dan kuno, mereka beralih ke bentuk pakaian yang lebih simpel, praktis, dan memberi warna tersendiri bagi penggunanya.

  Gaya hidup modern masyarakat menimbulkan dampak positif dan negatif. Dampak positif dari gaya hidup tersebut yaitu masyarakat kini lebih maju dan terbuka dibandingkan dengan zaman dahulu. Dilihat dari pola pikir, cara bertindak, dan cara berbicara dipengaruhi oleh gaya hidup modern yang tidak lain adalah generalisasi budaya barat itu sendiri. Sedangkan dampak negatif yang timbul tidak kalah bahayanya yaitu akulturasi. Akulturasi merupakan pemudaran budaya asli yang digantikan oleh budaya yang baru. Budaya asli Indonesia yang dahulu menjadi tonggak budaya masyarakat telah terkubur oleh budaya baru, yaitu budaya modern yang tidak lain adalah budaya Barat.

  Evers dan Korff (2002:3) menyatakan bahwa lanskap kota-kota Asia Tenggara mencerminkan kesan kuat globalisasi dalam bentuk gedung-gedung tinggi apartemen dan kantor, hotel dan pusat perbelanjaan yang dilengkapi dengan gerai-gerai (outlet) restoran cepat saji kelas dunia, dengan gaya arsitektur post- modern terbaru. Gedung-gedung apartemen, hotel dan mal merupakan sebuah tanda munculnya post-modern. Baudrillard (2009:14) menyatakan bahwa barang- barang konsumsi dibuat untuk menjadi kekuatan yang mengikat bukan sebagai barang-barang hasil kerja. Secara umum kelimpahruahan barang-barang dinilai sebagai kebaikan dari alam, sebagai rejeki dan anugerah dari langit. Gedung- gedung apartemen, hotel dan mal tersebut memang sengaja dibuat untuk menarik perhatian agar masyarakat mau mengkonsumsinya.

  Schoorl (1984:1) mengatakan bahwa, dibidang ekonomi, modernisasi berarti tumbuhnya kompleks industri yang besar-besar, di mana produksi barang-barang konsumsi dan barang-barang sarana produksi diadakan secara massal. Dengan adanya produksi barang-barang konsumsi secara besar-besaran, maka nilai ekonominya menjadi rendah (murah). Seperti yang diungkapkan Ritzer (2008:372) bahwa meskipun memproduksi barang yang sangat murah tetap penting, perhatian terus menerus dicurahkan untuk mendorong masyarakat mengonsumsi sesuatu lebih banyak dengan variasi yang lebih besar. Pada dasarnya masyarakat menyukai sesuatu yang murah. Karena produksi barang yang murah dapat merangsang masyarakat untuk bertindak konsumtif, sikap yang kemudian merujuk kepada gaya hidup hedonis, dan merubah gaya hidup masyarakat tradisional kearah modern.

  Dewojati (2010:19) menyatakan bahwa budaya konsumerisme populer itu menyebabkan terjadinya penyeragaman rasa, baik dalam konsumsi barang-barang fisikal maupun cara berfikir/ilmu. Keseragaman rasa tersebut biasanya ditunjukkan oleh masyarakat modern. Secara global mereka memiliki selera hidup atau gaya hidup yang sama tingginya. Masyarakat modern biasanya didominasi oleh kaum remaja.

  Barker (dalam Yusuf, 2010:185). mengungkapkan bahwa karena masa remaja merupakan periode pertumbuhan fisik yang cepat dan peningkatan dalam koordinasi, maka remaja merupakan masa transisi antara anak dan dewasa. Dalam masa tersebut, biasanya remaja sangat antusias terhadap adanya hal yang baru.

  Fenomena di kalangan remaja yang muncul yaitu ada kecenderungan untuk lebih memilih hidup enak, mewah, dan serba kecukupan tanpa harus bekerja keras. Mereka juga lebih senang dengan hal-hal yang serba instan, pragmatis, dan cenderung kebarat-baratan. Masa remaja merupakan sebuah kesempatan untuk bersenang-senang, sehingga mereka merupakan sasaran untuk mengembangkan modernitas.

  Terkait dengan fenomena yang ada mengenai gaya hidup remaja, saat ini banyak bermunculan novel yang mengangkat tema remaja yang memiliki cerita yang ringan dan tidak sulit untuk dipahami. Novel-novel tersebut disebut dengan novel populer. Novel populer kini telah mendapat tempat di hati pembaca, khususnya remaja. Menurut Sumardjo (dalam Dewojati, 2010:9), masa demam ‘novel kampus’ berakhir dengan larisnya novel dengan tokoh utama pelajar sekolah menengah yang ditulis oleh Eddy D. Iskandar pada penghujung 1980-an.

  Kesuksesan novel tersebut pun mengundang puluhan penerbit mencari naskah- naskah dengan tipe yang sama. Hal tersebut memberikan bukti bahwa novel-novel sekolahan mampu menggeser popularitas novel kampus.

  Novel Dan Hujan pun Berhenti karya Farida Susanty merupakan salah satu novel yang mengangkat cerita seputar remaja di mana hedonis merupakan alat untuk memberikan kepuasan diri. Dalam kehidupan nyata, sering dijumpai gaya hidup hedonis seperti yang digambarkan dalam novel Dan Hujan pun Berhenti karya Farida Susanty, yaitu: Pertama, tindakan anarkisme yang digambarkan oleh tokoh utama dan teman-temannya, di mana tindakan tersebut dilakukan sebagai luapan emosi karena tekanan hidup. Seperti halnya warga miskin kota yang bertahun-tahun hidup tertekan di bawah pemerintahan rezim Orde Baru dan akhirnya menjadi frustasi yang berkelanjutan. Tindakan anarkis tersebut juga dapat dilihat dengan banyaknya tawuran antar pelajar maupun masyarakat dan demonstrasi yang terjadi dimana-mana.

  

Kedua, penggunaan obat terlarang, mabuk-mabukan dan berpesta (party)

  yang sering dilakukan oleh masyarakat hanya sebagai pelampiasan atau sebagai alat untuk menenangkan diri. Banyak masyarakat awam yang tidak mengetahui bahaya minuman keras dan narkoba sehingga mereka terjebak. Hal ini membuat mereka sulit untuk mengontrol diri dan cenderung berbuat anarkis. melakukan tindakan vandalis dan grafiti di jalan-jalan. Kebanyakan

  Ketiga,

  dari remaja yang memiliki kreatifitas tinggi tetapi tidak memiliki media untuk menyalurkan bakatnya, maka mereka akan melakukan vandalisme dan grafity ditempat yang sudah mereka tentukan. Hal tersebut juga dilakukan dengan alasan sebagai penandaan wilayah.

  

Keempat, gaya hidup konsumtif yang telah menjadi trend yang sulit untuk

  dihindari. Masyarakat kini telah dibutakan oleh adanya barang-barang mewah yang menuntun mereka ke dalam gaya hidup konsumtif. Mereka tidak mempertimbangkan kerugian yang ditimbulkan oleh gaya hidup konsumtif, mereka hanya memikirkan bagaimana mereka dapat memenuhi hasrat mereka untuk berbelanja.

  Dengan demikian, pada novel tersebut banyak hal-hal yang berkaitan dengan hedonisme yang menarik untuk dikaji dengan pendekatan sosiologi sastra karena sesuai dengan realitas yang ada pada remaja sekarang yang menganut paham hedois. Hal tersebut menjadi dasar peneliti melakukan penelitian mengenai hedonis. Oleh karena itu, peneliti mengangkat judul Kajian Gaya Hidup Hedonis dalam Novel Dan Hujan pun Berhenti Karya Farida Susanty.

  B. Rumusan Masalah

  Rumusan masalah yang dibahas dalam penelitian ini yaitu:

  1. Struktur apa saja yang terkandung dalam novel Dan Hujan pun Berhenti karya Farida Susanty?

  2. Gaya hidup hedonis apa saja yang terdapat dalam novel Dan Hujan pun

  Berhenti karya Farida Susanty?

  3. Bagaimana relasi gaya hidup hedonis yang diungkap dari novel Dan Hujan

  pun Berhenti karya Farida Susanty dengan kehidupan remaja sekarang di kota

  besar?

  C. Tujuan Penelitian

  Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan berikut:

  1. Untuk mendeskripsikan struktur yang terkandung dalam novel Dan Hujan pun Berhenti karya Farida Susanty.

  2. Untuk mendeskripsikan gaya hidup hedonis yang terdapat pada novel Dan Hujan pun Berhenti karya Farida Susanty.

  3. Untuk mendeskripsikan relasi gaya hidup yang terdapat pada novel Dan

  Hujan pun Berhenti karya Farida Susanty dengan kehidupan remaja sekarang di kota besar.

D. Manfaat Penelitian

  Peneliti berharap semoga penelitian ini dapat memberikan manfaat sebagai berikut:

  1. Secara Teoretis

  a. Dapat menambah pengetahuan yang berhubungan dengan studi analisis terhadap sastra indonesia, terutama dalam penelitian sosiologi sastra.

  b. Dapat memperkaya pengetahuan masyarakat

  2. Secara Praktis Secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi untuk bahan pengajaran di perguruan tinggi maupun di SMA dan SMP mengenai gaya hidup hedonis dalam masyarakat.