BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - ANALISA SOAL-SOAL PADA BUKU SISWA PELAJARAN MATEMATIKA SMP KELAS VII KURIKULUM 2013 BERDASARKAN TAKSONOMI BLOOM TEREVISI - repository perpustakaan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kurikulum merupakan suatu program yang berupa rencana tertulis yang

  berfungsi sebagai pedoman dalam pelaksanaan pendidikan. Salah satu upaya pemerintah dalam meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia adalah dengan melakukan perbaikan kurikulum dari waktu ke waktu. Pembaharuan kurikulum selalu diperlukan agar dapat menyesuaikan dengan perkembangan zaman dan perubahan yang terjadi di masyarakat, karena tidak ada kurikulum yang dapat digunakan sepanjang masa. Indonesia telah mengalami sebelas kali perubahan kurikulum dari tahun 1945, yaitu pada tahun 1947, 1952, 1964, 1968, 1975, 1984, 1994, 1999, 2004, 2006 dan 2013.

  Kurikulum 2013 mulai diimplementasikan pada tahun ajaran 2013/2014, tetapi belum menyeluruh untuk semua sekolah di Indonesia. Penggunaan kurikulum 2013 merupakan bentuk penyempurnaan dan perbaikan dari kurikulum sebelumnya, yaitu kurikulum 2004 atau lebih dikenal dengan KBK (Kurikulum Berbasis Kompetensi) dan kurikulum 2006 atau KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan). Menurut Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhammad Nuh, pemerintah perlu mengganti kurikulum 2006 karena kurikulum tersebut sudah tidak sesuai dengan perubahan zaman dan tidak menekankan pada pengembangan SDM (Sumber Daya Manusia) yang berkarakter. Siswa lebih banyak dijejali hafalan, bukan kompetensi dan sains yang sebenarnya sangat dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari. Salah satu yang menjadi landasan perubahan atau penyempurnaan kurikulum adalah landasan empiris yaitu hasil studi PISA (Program For International Student Assessment) Indonesia menduduki sepuluh besar terbawah dari 65 negara dan posisi Indonesia di Trends

  

in International Mathematics and Science Study (TIMSS) yang menunjukan

  Indonesia berada pada rangking sangat rendah jauh dibawah Malaysia dan Singapura. Indonesia menduduki peringkat 38 dari 45 negara pada TIMSS 2011.

  Menurut Rosnawati (2013) rata-rata yang dicapai peserta Indonesia pada TIMSS 2007 adalah 397 dan TIMSS 2011 adalah 386. Hal tersebut mengartikan bahwa kemampuan siswa Indonesia berada pada level rendah. Rata-rata yang dicapai pada tahun 2011 mengalami penurunan dari rata-rata yang dicapai pada TIMSS 2007, dimana kerangka kerja TIMSS 2011 tidak berbeda dengan kerangka kerja TIMSS 2007. Komposisi domain kognitif yang dicapai oleh peserta Indonesia pada TIMSS 2011 adalah 37% pengetahuan, 23% aplikasi dan 17% penalaran . Siswa di Indonesia sebagian besar hanya mampu mencapai level menengah atau aplikasi. Perolehan tersebut mengartikan bahwa siswa di Indonesia belum terbiasa menghadapi soal yang membutuhkan kemampuan penalaran matematis. Kenyataan yang sering dijumpai, soal-soal matematika yang diberikan kepada siswa tidak cukup kaya dan memberikan kesempatan kepada mereka untuk meningkatkan pemahaman matematika. Rendahnya capaian peserta didik Indonesia pada TIMSS 2011 perlu kajian terkait pada domain kognitif soal- soal mata pelajaran matematika, khususnya soal yang diberikan oleh guru kepada siswa pada pembelajaran dengan kurikulum 2013 sebagai kurikulum perbaikan.

  Kurikulum 2013 memiliki perbedaan dengan kurikulum sebelumnya, salah satu perbedaannya terletak pada buku teks sebagai bahan ajar yaitu adanya buku siswa dan buku guru yang disediakan oleh pemerintah pusat yang digunakan sebagai buku wajib sumber belajar di sekolah. Buku teks menurut Prastowo (2012) merupakan bahan ajar hasil seorang pengarang atau tim pengarang yang berdasarkan kurikulum atau tafsiran kurikulum yang berlaku.

  Ketersediaan buku sebagai bahan ajar dan sumber belajar merupakan salah satu faktor pendukung keberhasilan kurikulum 2013. Buku sebagai bahan ajar dan sumber belajar senantiasa diperbaiki, diperbaharui dan disesuaikan dengan kebutuhan dan perkembangan zaman. Buku siswa dan buku guru kurikulum 2013 sebagai buku terbitan awal dalam implementasi kurikulum 2013 tentunya masih membutuhkan masukan dari berbagai kalangan untuk meningkatkan kualitas buku. Buku yang disediakan oleh pemerintah masih ditunjukan untuk keperluan skala nasional, dibuat secara umum untuk kondisi siswa Indonesia, yang pasti belum memenuhi kebutuhan khusus untuk masing-masing sekolah yang memiliki perbedaan karakteristik.

  Menurut Wijaya (2013) analisis buku siswa dalam implementasi kurikulum 2013 sangat perlu untuk dilaksanakan karena apabila ditemukannya kekeliruan dan ketidaktepatan materi atau konsep yang ada dalam buku, guru dapat mengatasinya lebih awal dan melakukan langkah-langkah tindak lanjut yang diperlukan. Pada kurikulum 2013 guru wajib untuk bisa menganalisis buku yaitu analisis buku mencangkup kesesuaian isi buku guru dan buku siswa dengan SKL (Standar Kompetensi Lulusan), KI (Kompetensi Isi), dan KD (Kompetensi Dasar), kecukupan materi dan kedalaman materi. Guru diharapkan dapat menilai kualitas buku yang digunakan dalam proses pembelajaran dengan menganalisis buku tersebut sebelum proses pembelajaran berlangsung. Berkaitan dengan kualitas buku, maka seluruh komponen yang ada dalam buku harus dikaji dan diteliti lebih lanjut, termasuk diantaranya soal-soal dalam buku teks.

  Menurut Ruwanto (Kedaulatan Rakyat, 2013) buku siswa pelajaran matematika masih banyak mengalami kesalahan penulisan dan materinya terlalu tinggi untuk anak kelas VII SMP. Soal-soal dalam buku teks matematika SMP kelas VII kurikulum 2013 berhubungan langsung dengan kehidupan sehari-hari dan soal-soalnya lebih sulit. Contoh soal yang disajikan juga tidak berjenjang dari mudah ke sukar, tetapi langsung pada persoalan yang sukar dipahami oleh siswa.

  Soal-soal dalam buku teks digunakan untuk mengetahui kemampuan berfikir yang dimiliki siswa. Soal yang baik adalah soal yang dapat meningkatkan pengetahuan dan kemampuan berfikir siswa serta sesuai dengan tujuan pembelajaran.

  Tujuan pembelajaran pada kurikulum 2013 mengacu pada Taksonomi Bloom terevisi yang merupakan model taksonomi tujuan pembelajaran. Hal tersebut terbukti dengan salah satu karakteristik pembelajaran kurikulum 2013 yang tercantum dalam Permendiknas nomor 65 tahun 2013 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah bahwa pengetahuan diperoleh melalui aktivitas mengingat, memahami, menerapkan, menganalisa, mengevaluasi dan mencipta. Taksonomi Bloom terevisi menurut Anderson dan Krathwohl (2001) terdiri dari dua dimensi yaitu dimensi proses kognitif dan dimensi pengetahuan. Dimensi proses kognitif mendeskripsikan proses kognitif yang diharapkan dikuasai oleh siswa, sedangkan dimensi pengetahuan mendeskripsikan jenis pengetahuan yang diharapakan dikuasai oleh siswa. Dimensi proses kognitif dan dimensi pengetahuan merupakan dua dimensi yang terpisah dan saling berkaitan membentuk struktur dua dimensi yang bermanfaat untuk mengklasifikasikan tujuan pembelajaran. Taksonomi Bloom terevisi juga bermanfaat untuk menganalisis soal.

  Guru biasanya mengambil soal-soal dalam buku teks sebagai latihan, tugas, dan evaluasi pembelajaran untuk mengetahui kemampuan pemahaman siswa pada materi yang telah dipelajari. Soal-soal dalam buku teks matematika memiliki dimensi proses kognitif dan dimensi pengetahuan masing-masing yang belum terklasifikasi sehingga mengakibatkan siswa mengalami kesulitan dalam mengerjakan soal. Soal-soal yang telah terklasifikasi berdasarkan dimensi proses kognitif dan dimensi pengetahuan akan memudahkan siswa dalam mengerjakan soal. Siswa akan mengerjakan soal secara bertahap dari soal yang paling mudah hingga soal yang sulit, selain itu juga akan memudahkan guru untuk mengetahui proses kognitif dan jenis pengetahuan yang telah dikuasai oleh siswa.

  Buku siswa pelajaran matematika kelas VII SMP kurikulum 2013 merupakan salah satu usaha pemerintah memperbaiki kemampuan berfikir siswa Indonesia, khususnya pelajaran matematika. Soal-soal dalam buku ini diharapkan dapat meningkatkan perkembangan proses kognitif siswa dan meningkatkan jenis pengetahuan yang dikuasai siswa. Oleh karena, itu soal-soal pada buku siswa pelajaran matematika perlu dianalisis menggunakan taksonomi Bloom terevisi untuk mengetahui komposisi dimensi proses kognitif dan dimensi pengetahuan yang ada pada soal-soal dalam buku tersebut. Selain itu, perlu untuk mengetahui kesesuaian dimensi proses kognitif dan dimensi pengetahuan soal-soal dalam buku siswa pelajaran matematika kelas VII SMP kurikulum 2013 dengan indikator kompetensi untuk memudahkan guru dalam memilih soal-soal yang digunakan sebagai tugas atau alat evaluasi berdasarkan dimensi proses kognitif dan dimensi pengetahuan serta sesuai dengan tujuan pembelajaran.

  Dari hal yang telah diuraikan di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai dimensi proses kognitif dan dimensi pengetahuan soal-soal yang ada dalam buku Matematika Kelas VII SMP kurikulum 2013. Soal-soal yang akan dianalisis adalah soal-soal pada pokok bahasan Transformasi, Statistika, dan Peluang karena ketiga materi tersebut merupakan materi baru yang diajarkan di kelas VII SMP. Penelitian ini berjudul “Analisa Soal-Soal pada Buku Siswa Pelajaran Matematika SMP Kelas VII kurikulum 2013 Berdasarkan Taksonomi Bloom Terevisi”.

B. Rumusan Masalah

  Berdasarkan uraian latar belakang, maka peneliti memfokuskan rumusan masalah sebagai berikut :

  1. Bagaimana komposisi dimensi proses kognitif dan dimensi pengetahuan soal-soal pada buku siswa pelajaran matematika SMP kelas VII kurikulum 2013 berdasarkan taksonomi Bloom terevisi?

  2. Bagaimana kesesuaian dimensi proses kognitif dan dimensi pengetahuan soal-soal pada buku siswa pelajaran matematika SMP kelas VII kurikulum 2013 dengan indikator kompetensi? C.

   Tujuan Penelitian

  Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang telah diuraikan di atas, maka penelitian ini memiliki tujuan yaitu :

  1. Mendeskripsikan komposisi dimensi proses kognitif dan dimensi pengetahuan soal-soal pada buku siswa pelajaran matematika SMP kelas

  VII kurikulum 2013 berdasarkan taksonomi Bloom terevisi.

2. Mengetahui kesesuaian soal-soal pada buku siswa pelajaran matematika

  SMP kelas VII kurikulum 2013 dengan indikator kompetensi berdasarkan dimensi proses kognitif dan dimensi pengetahuan taksonomi Bloom terevisi.

D. Manfaat Penelitian

  Penelitian yang bersifat obyektif memiliki banyak manfaat, penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat untuk berbagai pihak, diantaranya adalah sebagai berikut : 1.

  Bagi Peneliti a.

  Sebagai media belajar untuk menambah wawasan dan pengalaman dalam tahapan proses pembinaan diri sebagai calon pendidik. b.

  Sebagai sarana belajar dalam memahami kriteria dan bentuk soal yang berkualitas dalam dunia pendidikan, khususnya pelajaran matematika.

  2. Bagi Guru a.

  Sebagai masukan bagi guru untuk menyeleksi soal-soal yang diberikan kepada siswa.

  b.

  Sebagai masukan bagi guru agar tidak hanya mengambil atau mengutip soal-soal yang ada pada buku tetapi juga bisa membuat variasi soal agar dapat meningkatkan kemampuan kognitif siswa.

  3. Bagi Siswa Membantu siswa agar mendapat tugas dengan soal yang bervariatif berdasarkan jenis pengetahuan dan proses kognitif yang terdapat dalam soal untuk meningkatkan kemampuan berfikir siswa dan kreatifitas siswa dalam menyelesaikan soal, khususnya pada pelajaran matematika.

  4. Bagi Tim Penyusun Buku Sebagai bahan instropeksi diri bagi tim penyusun dalam menyusun buku, khususnya dalam pembuatan soal matematika yang berkualitas.