PENGARUH ZINC PADA KADAR NETROFIL SPUTUM DAN LAMA RAWAT INAP PENDERITA PENYAKIT PARU OBSTRUKTIF KRONIK EKSASERBASI.

1

BAB I. PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Penyakit paru obstruktif kronik (PPOK) menjadi masalah kesehatan di
seluruh dunia. Data epidemiologi pada tiap negara memperlihatkan angka yang
berbeda-beda (Maranatha D 2010). Data epidemiologi PPOK di Indonesia tidak
terdokumentasi dengan baik. Angka mortalitas PPOK pada tahun 2010 menurut
World Health Organization (WHO) diperkirakan ada pada peringkat empat dan
diperkirakan pada dekade kedepan akan menduduki peringkat ketiga. Kejadian ini
memperlihatkan bahwa angka mortalitas pasien PPOK menunjukkan adanya
peningkatan (Suradi 2007).
Penyakit paru obstruktif kronik memiliki karakteristik terjadinya obstruksi
pada saluran napas kecil yang bersifat tidak sepenuhnya reversible dan
remodelling struktur paru (Chung et al 2008). Inflamasi yang bersifat kronis
terjadi pada penyakit ini. Eksaserbasi pada PPOK merupakan suatu keadaan
dimana inflamasi kronis yang terjadi menjadi lebih berat dibanding kondisi pada
PPOK stabil. Eksaserbasi pada PPOK ditandai dengan ditemukannya peningkatan
sel inflamasi netrofil pada sputum (PDPI 2011). Netrofil sputum pada PPOK bisa
menjadi marker dan pemikiran untuk ditemukannya target baru pada

penatalaksanaan PPOK, yaitu dengan cara menurunkan netrofil sputum sehingga
elastase dapat dikurangi dan diharapkan akan mengurangi progresifitas pada
PPOK (Chung KF et al 2008, Larsson K 2007).

1

2

Netrofil merupakan 70% dari jumlah lekosit dalam sirkulasi yang akan
bertahan selama 10 jam dalam darah. Netrofil banyak ditemukan di sputum atau
melalui broncho alveolar lavage (BAL) penderita PPOK dan akan menempati
jaringan selama 1-2 hari. (Baratawidjaja KG 2006) Makrofag yang teraktivasi
akibat paparan asap rokok akan menghasilkan neutrophilic chemoattractants.
Mediator-mediator inilah yang bertugas menarik netrofil dari pembuluh darah ke
saluran napas (White AJ et al 2003, Stockley RA 2002). Penghitungan netrofil
sputum bisa menjadi marker untuk menilai beratnya PPOK (Chung KF et al
2008). Enzim protease yang dihasilkan oleh netrofil akan menyebabkan destruksi
dinding alveol (emfisema) dan hipersekresi mukus (bronkitis kronik) (Barnes PJ
2008, Shapiro et al 2010).
Eksaserbasi pada PPOK merupakan keadaan perburukan gejala respirasi

dari kondisi sehari-hari. Eksaserbasi dapat menyebabkan penurunan fungsi paru
dan menurunkan kualitas hidup. Kejadian ini akan menyebabkan peningkatan
morbiditas dan mortalitas sehingga memerlukan perubahan pengobatan (GOLD
2014).

Pengobatan

dapat

melibatkan

pemberian

mineral

dikarenakan

ditemukannya defisiensi zinc pada PPOK (Herzog et al 2011). Zinc memiliki
peran sebagai antiinflamasi dengan cara menghambat aktivasi NF-kβ. Inflamasi
yang lebih berat pada PPOK eksaserbasi akan menyebabkan kerusakan pada epitel

saluran pernapasan, sehingga zinc yang terdapat pada epitel saluran napas akan
berkurang. Keadaan eksaserbasi akan menurunkan nafsu makan dan asupan
makanan sehingga akan memperberat defisiensi zinc yang terjadi pada PPOK.
Penelitian ini dilakukan untuk membuktikan peran pemberian terapi tambahan

3

zinc pada PPOK eksaserbasi sebagai antiinflamasi melalui penilaian kadar netrofil
sputum dan lama rawat inap.

B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan uraian dalam latar belakang masalah di atas, dapat dirumuskan
pertanyaan penelitian sebagai berikut:
1. Adakah pengaruh pemberian zinc pada penurunan kadar netrofil sputum
penderita PPOK eksaserbasi ?
2. Adakah pengaruh pemberian zinc pada penurunan lama rawat inap penderita
PPOK eksaserbasi ?

C. TUJUAN PENELITIAN
1.


Tujuan umum
Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh pemberian zinc sebagai
antiinflamasi pada PPOK eksaserbasi.

2.

Tujuan khusus

a.

Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh pemberian zinc pada kadar
netrofil sputum penderita PPOK eksaserbasi.

b.

Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh pemberian zinc pada lama
rawat inap penderita PPOK eksaserbasi.

4


D. MANFAAT PENELITIAN
1. Manfaat keilmuan
Mengetahui pengaruh pemberian zinc pada PPOK eksaserbasi dan pembuktian
ilmiah zinc sebagai antiinflamasi melalui penilaian kadar netrofil sputum.
2. Manfaat praktis
Bukti ilmiah yang diperoleh dari hasil penelitian dapat menjadi dasar
pertimbangan pemberian zinc pada PPOK.

Dokumen yang terkait

Perbandingan Kadar C- Reactive Protein Penderita Penyakit Paru Obstruksi Kronik Stabil dengan Eksaserbasi di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan.

2 70 87

Perbandingan Kadar C- Reactive Protein Penderita Penyakit Paru Obstruktif Kronik Stabil dengan Eksaserbasi di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan

4 95 88

Thalassemia Sebagai Penyakit Kronik Dilihat Dari Sudut Pandang Psikologis

0 80 21

Karakteristik Penderita Penyakit Paru Obstruksi Kronik Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Martha Friska Medan Tahun 2010-2011

1 63 90

Profil Penderita Penyakit Paru Obstruksi Kronik Stabil Berdasarkan Penilaian BODE Index di RSUP H.Adam Malik dan RS PTP II Tembakau Deli Medan

2 58 67

Prevalensi Penderita Penyakit Paru Obstruksi Kronis (PPOK) dengan Riwayat Merokok di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik (RSUP HAM) Medan Periode Januari 2009 – Desember 2009

1 50 51

PENGARUH ZINC PADA KADAR NETROFIL SPUTUM, SKOR COPD ASSESSMENT TEST (CAT) DAN LAMA RAWAT INAP PENDERITA PENYAKIT PARU OBSTRUKTIF KRONIK EKSASERBASI.

0 4 4

Pengaruh zinc pada kadar netrofil sputum dan rawat inap penderita penyakit paru obstruktif kronik eksaserbasi BAB 0

0 0 18

Pengaruh zinc pada kadar netrofil sputum dan rawat inap penderita penyakit paru obstruktif kronik eksaserbasi JURNAL. JURNAL

0 1 11

PENGARUH PEMBERIAN LYCOPENE TERHADAP KADAR INTERLEUKIN 8, MALONDIALDEHYDE PLASMA, DAN LAMA RAWAT INAP PADA PENDERITA PENYAKIT PARU OBSTRUKTIF KRONIK EKSASERBASI AKUT - UNS Institutional Repository

0 1 25