Perancangan Photography Exhibition "Jendela Waktu Kampung Naga".

(1)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

PERNYATAAN ORISINALITAS LAPORAN PENELITIAN ... v

PERNYATAAN PUBLIKASI LAPORAN PENELITIAN... vi

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR DIAGRAM ... xiii

DAFTAR TABEL ... xiv

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ……….. 1

1.2 Permasalahan dan Ruang Lingkup ……….. 2

1.3 Tujuan Perancangan ………... 3

1.4 Sumber dan Teknik Pengumpulan Data ……….. 3

1.5 Skema Perancangan ………... 4

1.6 Sistematika Penulisan 5 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Pariwisata ... 6

2.2 Pengertian Kampung Adat ... 6

2.3 Nilai-Nilai Budaya ... 7

2.4 Definisi Fotografi ... 9

2.5 Sejarah Fotografi ... 10

2.6 Perkembangan Fotografi ... 11

2.7 Jenis-Jenis Fotografi ... 12

2.7.1 Foto Manusia ... 12

2.7.2 Foto Nature ... 13


(2)

2.7.4 Foto Still Life ... 15

2.7.5 Foto Jurnalistik ... 15

2.8 Fotografi Esai... 15

2.9 Pengertian Desain Grafis ... 18

2.9.1 Elemen Desain Grafis ... 19

2.10 Pengertian Pameran ... 19

2.11 Exhibition Property ... 20

2.12 Exhibition Design ... 21

BAB III URAIAN DATA DAN ANALISIS 3.1 Data dan Fakta ... 23

3.1.1 Kampung Naga ... 23

3.1.2 Agama Kampung Naga ... 27

3.1.3 Sistem Pemerintahan Kampung Naga ... 29

3.1.4 Bangunan yang Terdapat di Kampung Naga ... 29

3.2 Mandatori dan Sponsor ... 32

3.2.1 Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Tasikmalaya ... 32

3.2.2 Canon ... 34

3.3 Hasil Wawancara ... 35

3.3.1 Wawancara terhadap Bapak Asep Herman ... 35

3.3.2 Wawancara terhadap Bapak Ucu ... 36

3.4 Hasil Kuisioner ... 38

3.5 Tinjauan Karya Sejenis ... 43

3.5.1 Pameran Foto “Hanya Ada di Bandung” ... 43

3.5.2 Pacujawi, Seni Budaya yang Paling Fotografis ... 46

3.6 Analisis Permasalahan ... 48

3.7 Analisis STP (Segmenting, Targeting, and Positioning) ... 49

3.8 Analisis SWOT (Strength, Weakness, Opportunity, Threat) ... 50

BAB IV PEMECAHAN MASALAH 4.1 Konsep Komunikasi ... 52


(3)

4.2.1 Konsep Kreatif Pameran Fotografi ... 53

4.2.2 Konsep Kreatif Promosi Pameran Fotografi ... 54

4.2.3 Konsep Kreatif Stand Exhibition ... 55

4.3 Konsep Media ... 55

4.3.1 Esai Foto ... 55

4.3.2 Poster ... 56

4.3.3 Flyer ... 56

4.3.4 Katalog atau Booklet ... 57

4.3.5 Umbul-umbul ... 57

4.3.6 Kartu Undangan ... 57

4.3.7 X-Banner ... 57

4.3.8 Merchadise ... 58

4.3.9 Timeline Promosi Selama 2 Bulan (Februari – Maret 2013) ... 58

4.4 Hasil Karya ... 59

4.4.1 Karya Fotografi ... 59

4.4.2 Media Publikasi ... 77

4.4.3 Merchandise ... 87

4.4.4 Stand Exhibition ... 89

BAB V KESIMPULAN 5.1 Kesimpulan ... 90

5.2 Saran ... 90

DAFTAR PUSTAKA ... 92

RIWAYAT PENDIDIKAN PENULIS ... 93


(4)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Tangga Menuju Kampung Naga ... 24

Gambar 3.2 Kampung Naga Tampak Atas ... 24

Gambar 3.3 Sketsa Denah dan Rumah Kampung Naga ... 25

Gambar 3.4 Hutan Larangan di Kampung Naga ... 26

Gambar 3.5 Pemukiman di Kampung Naga... 26

Gambar 3.6 Kandang Ternak di Kampung Naga ... 27

Gambar 3.7 Baju Adat Khas Kampung Naga ... 28

Gambar 3.8 Bentuk Bangunan Rumah Kampung Naga ... 31

Gambar 3.9 Bentuk Bangunan Rumah Kampung Naga (Tampak Depan) ... 31

Gambar 3.10 Logo Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Tasikmalaya ... 32

Gambar 3.11 Logo Canon ... 34

Gambar 3.12 Pameran Foto “Hanya Ada di Bandung” ... 44

Gambar 3.13 Foto “Hanya Ada di Bandung” ... 45

Gambar 3.14 Foto “Hanya Ada di Bandung” ... 45

Gambar 3.15 Foto “Hanya Ada di Bandung” ... 46

Gambar 3.16 Poster Pameran Foto Pacu Jawi ... 47

Gambar 3.17 Suasana Pameran Foto Pacu Jawi ... 48

Gambar 3.18 Suasana Pameran Foto Pacu Jawi ... 48

Gambar 4.1 Memulai Hari dengan Membuka Jendela ... 59

Gambar 4.2 Sudah Mengantri untuk Mandi ... 60

Gambar 4.3 Menyiapkan Hidangan ... 60

Gambar 4.4 Berjalan untuk Mendimba Ilmu ... 61

Gambar 4.5 Memeriksa Keadaan Padi... 61

Gambar 4.6 Tak Mau Ketinggalan Rejeki ... 62

Gambar 4.7 Segala Aktifitas di Depan Mesjid ... 62

Gambar 4.8 Menemani Pengunjung ... 63

Gambar 4.9 Berlatarkan Atap Jerami ... 63


(5)

Gambar 4.11 Kaum Tua pun Tidak Mau Kalah ... 64

Gambar 4.12 Sang Penjaga Padi... 65

Gambar 4.13 Menumbuk Padi ... 65

Gambar 4.14 Menghentikan Aktifitas Sejenak ... 66

Gambar 4.15 Belajar Kelompok atau Kerja Sama? ... 66

Gambar 4.16 Berdendang ... 67

Gambar 4.17 Tidak Pulang dengan Tangan Kosong ... 67

Gambar 4.18 Selalu Hidup Berdampingan ... 68

Gambar 4.19 Menunaikan Ibadah Sholat Maghrib ... 68

Gambar 4.20 Bersyukur Atas Hari yang Telah Diberikan ... 69

Gambar 4.21 Belajar dengan Cahaya yang Minim ... 69

Gambar 4.22 Terus Berkarya ... 70

Gambar 4.23 Menutup Hari dengan Tidur ... 70

Gambar 4.24 Tidak Ada Aktifitas pada Hari Ini ... 71

Gambar 4.25 Berkumpul Sebelum Memulai Upacara ... 71

Gambar 4.26 Berangkat Menuju Makam Para Leluhur ... 72

Gambar 4.27 Menyiapkan Hidangan untuk Upacara ... 72

Gambar 4.28 Berkunjung Menemui Sanak Keluarga ... 73

Gambar 4.29 Kembali dari Makam Para Leluhur ... 73

Gambar 4.30 Mengantri di Depan Mesjid ... 74

Gambar 4.31 Memasukkan Tumpeng Lewat Mesjid ... 74

Gambar 4.32 Menunggu ... 75

Gambar 4.33 Pemberkatan Tumpeng ... 75

Gambar 4.34 Mengambil Kembali ... 76

Gambar 4.35 Menunjukkan Tumpeng Khas Kampung Naga ... 76

Gambar 4.36 Poster Teaser ... 77

Gambar 4.37 Poster Informing ... 77

Gambar 4.38 Flyer ... 78

Gambar 4.39 Foto Flyer ... 78

Gambar 4.40 Iklan Majalah ... 79

Gambar 4.41 Foto pada Iklan Majalah National Geographic ... 79


(6)

Gambar 4.43 Kartu Undangan Tampak Bellakang ... 80

Gambar 4.44 Foto Kartu Undangan ... 80

Gambar 4.45 Jejaring Sosial Facebook ... 81

Gambar 4.46 Jejaring Sosial Twitter ... 81

Gambar 4.47 Website Forum Jendela Waktu Kampung Naga ... 82

Gambar 4.48 Umbul-Umbul ... 83

Gambar 4.49 Foto Umbul-Umbul di Jalan ... 83

Gambar 4.50 X-Banner ... 84

Gambar 4.51 Pengaplikasian X-Banner ... 84

Gambar 4.52 Sampul Depan Booklet ... 85

Gambar 4.53 Contoh Layout Halaman Booklet ... 85

Gambar 4.54 Foto Booklet ... 85

Gambar 4.55 Baju Panitia ... 86

Gambar 4.56 Foto Baju Panitia ... 86

Gambar 4.57 Kartu Pos ... 87

Gambar 4.58 Foto Kartu Pos ... 87

Gambar 4.59 Perangko Seri ... 88

Gambar 4.60 Foto Perangko Seri ... 88

Gambar 4.61 Denah Stand Exhibition ... 89

Gambar 4.62 Template Stand Exhibition ... 89

Gambar 4.63 Stand Exhibition (Tampak Keseluruhan) ... 90

Gambar 4.64 Stand Exhibition (Tampak Belakang Atas)... 90

Gambar 4.65 Stand Exhibition (Tampak Depan) ... 90

Gambar 4.66 Stand Exhibition (Tampak Dalam 1) ... 91


(7)

DAFTAR DIAGRAM

Diagram 3.1 Responden Mengetahui Kampung Naga ... 38

Diagram 3.2 Responden Pernah Mengunjungi Kampung Naga ... 39

Diagram 3.3 Responden Mengetahui Akses ke Kampung Naga ... 39

Diagram 3.4 Gambaran Umum Kampung Naga ... 39

Diagram 3.5 Responden Menyukai Fotografi ... 40

Diagram 3.6 Jenis Foto yang Disukai Responden ... 40

Diagram 3.7 Pemahaman Responden Mengenai Fotografi Esai ... 41

Diagram 3.8 Responden Mengunjungi Fotografi Esai ... 41

Diagram 3.9 Peran Pameran Fotografi untuk Menginformasikan Kampung Naga kepada Responden ... 42

Diagram 3.10 Ketertarikan Responden untuk Pameran Fotorgrafi Esai... 42


(8)

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Skema Perancangan ... 4

Tabel 3.1 Struktur Organisasi Dinas pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Tasikmalaya ... 33

Tabel 4.1 Timeline Promosi ... 58

Tabel 4.2 Harga Media Publikasi dan Stand Pameran ... 92


(9)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah

Indonesia memiliki banyak bentuk masyarakat yang antara satu daerah dengan daerah lainnya memiliki perbedaan, di pulau Jawa khususnya Jawa Barat dan Banten terdapat beberapa bentuk masyarakat yang masih memegang teguh adat-istiadat dan kebudayaannya dengan sangat baik, diantaranya masyarakat Baduy di Banten, masyarakat Kampung Dukuh di Garut, dan masyarakat Kampung Naga di Tasikmalaya. Ada satu yang berbeda dari 3 kampung adat yang terdapat di Jawa Barat, yaitu Kampung Naga. Masyarakat Kampung Naga ini mampu bertahan dibawah pengaruh modernisasi saat ini. Walaupun masih memegang teguh adat dan tradisinya ternyata mereka juga tidak menutup diri dari dunia luar bila dibandingkan dengan masyarakat lainnya.

Dalam sejarah tataran Sunda, memegang teguh adat adalah hal mutlak bagi setiap warganya. Jejak kental memegang teguh adat ini masih dapat ditemukan di beberapa kampung adat di daerah Sunda, salah satunya adalah Kampung Naga di Tasikmalaya. Mereka mungkin tertinggal dalam takaran teknologi dan rasionalitas, akan tetapi mereka telah membuktikan bahwa tradisi tradisional Sunda yang dipegang teguh memiliki kekuatan yang sakral dan unik dalam melanggengkan kehidupan harmonis dengan alam semesta. Pesona alamnya masih terpelihara dengan sangat natural, jauh dari polusi dan pencemaran lingkungan. Masyarakat adat Kampung Naga memiliki banyak kearifan yang patut kita pelajari untuk menciptakan keseimbangan hidup dengan ekosistem alam.

Kampung Naga secara administratif berada di wilayah Desa Neglasari, Kecamatan Salawu, Kabupaten Tasikmalaya, Propinsi Jawa Barat. Jarak tempuh dari Kota Tasikmalaya ke Kampung Naga kurang lebih 30 kilometer, sedangkan dari Kota Garut jaraknya sekitar 26 kilometer. Untuk mencapai perkampungan Naga pengunjung harus menuruni tangga yang sudah ditembok (Sunda sengked) berjumlah


(10)

lebih dari 430 anak tangga yang dibuat berkelok hingga ke tepi sungai Ciwulan dengan jarak kira-kira 500 meter.

Banyak ragam jenis kehidupan di Kampung Naga dalam upaya mempertahankan tradisi dan adat istiadatnya. Dimulai dari mata pencaharian utama penduduk Kampung Naga adalah bertani sistem tadah hujan atau irigasi dari air pegunungan. Selain bertani, penduduk Kampung Naga juga menekuni produksi barang handicrafts atau kerajinan tangan untuk dijual kepada wisatawan yang berkunjung ke Kampung Naga. Kemudian juga dapat dilihat dari arsitektur rumah yang masih tradisional. Ada juga upacara adat yang dilakukan setiap tahunnya, dan masih banyak lagi jenis kegiatan yang dilakukan oleh penduduk kampung naga.

Untuk mengetahui hal ini maka penulis mencoba memaparkan tentang kehidupan masyarakat Kampung Naga, sehingga masyarakat pada umumnya mengetahui dan dapat melihat bagaimana upaya masyarakat Kampung Naga dalam mempertahankan tradisi dan adat istiadatnya dari jaman yang sudah serba modern ini dengan mendekatkan diri kepada alam sekitarnya.

Maka melalui Tugas Akhir penulis yang berjudul “Perancangan Pameran Fotografi Tentang Keunikan Kampung Naga”. Melalui pameran fotografi ini, penulis berharap agar masyarakat luas terutama anak muda Bandung dapat mengetahui keberadaan Kampung Naga dan mau untuk mengunjunginya.

1.2Permasalahan dan Ruang Lingkup

Berdasarkan latar belakang masalah yang dipaparkan di atas maka pokok permasalahannya adalah masih banyak masyarakat belum mengetahui keberadaan dan aktivitas Kampung Naga terutama yang mengandung nilai dan norma positif, sehingga masyarakat pada umumnya dapat datang berkunjung sekaligus melihat langsung kehidupan di Kampung Naga. Banyak jenis kegiatan yang dilakukan oleh penduduk Kampung Naga, sehingga masyarakat perlu melihat kegiatan ini sebagai referensi untuk menjalani kehidupan yang lebih postif.


(11)

Bagaimana cara memperkenalkan dan mengekspos jenis kegiatan apa saja yang dilakukan oleh masyarakat Kampung Naga?

Melalui “Perancangan Pameran Fotografi Tentang Keunikan Kampung Naga” diharapkan masyarakat dapat mengetahui keberadaan dan jenis aktifitas yang dilakukan oleh masyarakat Kampung Naga.

1.3 Tujuan Perancangan

1. Untuk menginformasikan kepada masyarakat umum tentang kegiatan sehari-hari Kampung Naga yang memiliki nilai dan norma positif, terutama dalam menjaga nilai tradisinya.

2. Perancangan stand exhibition fotografi dibuat dengan berbagai macam material yang terdapat di Kampung Naga, dengan tujuan nuansa saat pameran seperti di Kampung Naga.

3. Dengan menyajikan foto realita kehidupan masyarakat Kampung Naga, diharapkan penyaji foto dapat membagikan pengalamannya di Kampung Naga kepada audience.

1.4 Sumber dan Teknik Pengumpulan Data

Sumber data yang akan digunakan dalam perancangan pameran fotografi di Kampung Naga adalah:

1. Observasi, pengumpulan data mengenai kegiatan penduduk Kampung Naga 2. Wawancara, kepada petinggi di Kampung Naga

3. Studi Literatur, pencarian data mengenai kegiatan Kampung Naga di internet 4. Pembagian Angket


(12)

1.5 Skema Perancangan


(13)

1.6 Sistematika Penulisan

Sistematika Penulisan dapat dibagi menjadi lima bab, yaitu:

BAB I PENDAHULUAN: Bagian ini menjelaskan Latar Belakang Masalah, Permasalahan, Fokus, Tujuan Perancangan, Cara Pengumpulan Data, Skema Perancangan, dan Pembabakan.

BAB II LANDASAN TEORI: Bagian ini memaparkan berbagai teori yang

dianggap relevan dan dipergunakan dalam penelitian termasuk didalamnya Definisi Fotografi dan Pengertian Pameran.

BAB III URAIAN DATA DAN ANALISIS: Bagian ini menjelaskan bagaimana teori yang telah dipilih digunakan. Data berasal dari hasil wawancara, kuesioner, observasi, dan studi pustaka.

BAB IV PEMECAHAN MASALAH: Bagian ini memaparkan analisa, bagaimana bentuk visual, dan cara mengkomunikasikan pameran fotografi berdasarkan data dan fakta yang telah didapat sebelumnya.

BAB V KESIMPULAN: Bagian ini merupakan penutupan dari seluruh isi laporan. Bagian ini membahas atau menjawab semua permasalahan yang ada pada bab 1.


(14)

BAB V

KESIMPULAN

5.1 Kesimpulan

Saat ini fotogafi telah berkembang menjadi berbagai cabang fotografi, diantaranya adalah fotografi dokumentasi, fotografi alam, fotografi fashion, fotografi jurnalistik, fotografi esai dan lainnya. Cabang fotografi tersebut akan terus berkembang sesuai kebutuhannya masing-masing.

Dalam dunia Desain Komunikasi Visual, fotografi dapat digunakan sebagai bahasa visual untuk menyampaikan suatu pesan yang universal. Dalam hal ini fotografi dapat menggantikan kata-kata untuk menyampaikan sebuah realita dengan lebih imajinatif.

Banyak pengetahuan dan pengalaman yang didapat oleh setelah merancang photography exhibition “Jendela Waktu Kampung Naga”. Penulis dapat menyimpulkan bahwa masyarakat modern saat ini sudah meninggalkan nilai-nilai positif yang terdapat pada masyarakat tradisional. Maka dari itu pameran fotografi ini berperan penting untuk menginformasikan kegiatan-kegiatan masyarakat tradisional Kampung Naga yang memiliki nilai-nilai positif dan dapat dipelajari oleh masyarakat modern saat ini. Pameran ini dirancang agar masyarakat tidak perlu repot-repot mengunjungi Kampung Naga, karena di satu sisi juga masyarakat Kampung Naga tidak ingin dirinya terlalu di promosikan. Mereka akan tersinggung apabila masyarakat luar berbondong-bondong datang hanya untuk menyaksikan mereka, cukup dengan melihat pameran ini maka gambaran Kampung Naga sudah dapat terlihat.

5.2 Saran

Saran kepada masyarakat umum yang sudah melihat pameran fotografi ini. Masyarakat umum terutama masyarakat modern diharapkan dapat mempelejari


(15)

nilai-nilai positif dari masyarakat tradisional dan dapat menerapkannya dalam kegiatan sehari-hari. Masyrakat umum juga dapat mengetahui bahwa masih ada bentuk masyarakat yang hidup dalam mempertahankan adat istiadatnya. Kemudian masyarakat juga dituntun agar lebih menghargai warisan nenek moyang bangsa sendiri.

Saran untuk pemerintah setempat agar terus mengelola dengan baik lokasi khas adat Kampung Naga. Bukan hanya Kampung Naga saja yang harus dikelola, tetapi semua warisan peninggalan kebudayaan yang ada di seluruh dataran Indonesia ini. Tempat tersebut harus tetap dijaga kelestariannya, karena masyarakat Indonesia lainnya dapat mempelajari nilai-nilai yang terkandung di dalamnya.

Terakhir saran untuk Faklutas Seni Rupa Maranatha, yaitu untuk lebih memperhatikan fasilitas belajar mengajar. Sistem belajar mengajar harus lebih diperhatikan untuk menjaga efektifitas perkuliahan. Terakhir dapat menerapkan nilai-nilai yang seharusnya dipakai saat kegiatan belajar mengajar atau perkuliahan.

Kata penutup dari penulis adalah belajar tidak hanya dari pendidikan formal saja, tetapi dapat dilakukan dimanapun dan kapanpun kita berada. Namun yang pasti kita harus selalu sejalan dan bersyukur kepadaNya di setiap persoalan yang kita hadapi, agar kita selalu diberkati olehNya.


(16)

DAFTAR PUSTAKA

Crawford, William, 1979, The Keepers of Light: A History and Working Guide to Early Photographic Processes, New York, Dobbs Ferry

http://elib.unikom.ac.id/files/disk1/505/jbptunikomp-gdl-andiruswan-25226-2-unikom_a-i.pdf

http://wirasaputra.wordpress.com/2011/10/13/nilai-budaya-sistem-nilai-dan-orientasi-nilai-budaya/

Nugroho, Yulius Widi, 2011, Jepret! Panduan Fotografi dengan Kamera Digital dan DSLR, Yogyakarta, Familia

Rismawan, Farid Wahdiono, 2007, Photo Techniques Vital Skills Guide, Jakarta, PT Penerbitan Sarana Bobo Gramedia Majalah

Sukarya, G. Denik, 2009, Kiat Sukses Dalam Fotografi dan Stok Foto, Jakarta, PT Elex Media Komputindo Kompas Gramedia

Tony, 2010, Esai Foto untuk Fasilitas Kebersihan Umum di Kota Bandung, Bandung, Universitas Kristen Maranatha


(1)

Universitas Kristen Maranatha Bagaimana cara memperkenalkan dan mengekspos jenis kegiatan apa saja yang dilakukan oleh masyarakat Kampung Naga?

Melalui “Perancangan Pameran Fotografi Tentang Keunikan Kampung Naga” diharapkan masyarakat dapat mengetahui keberadaan dan jenis aktifitas yang dilakukan oleh masyarakat Kampung Naga.

1.3 Tujuan Perancangan

1. Untuk menginformasikan kepada masyarakat umum tentang kegiatan sehari-hari Kampung Naga yang memiliki nilai dan norma positif, terutama dalam menjaga nilai tradisinya.

2. Perancangan stand exhibition fotografi dibuat dengan berbagai macam material yang terdapat di Kampung Naga, dengan tujuan nuansa saat pameran seperti di Kampung Naga.

3. Dengan menyajikan foto realita kehidupan masyarakat Kampung Naga, diharapkan penyaji foto dapat membagikan pengalamannya di Kampung Naga kepada audience.

1.4 Sumber dan Teknik Pengumpulan Data

Sumber data yang akan digunakan dalam perancangan pameran fotografi di Kampung Naga adalah:

1. Observasi, pengumpulan data mengenai kegiatan penduduk Kampung Naga 2. Wawancara, kepada petinggi di Kampung Naga

3. Studi Literatur, pencarian data mengenai kegiatan Kampung Naga di internet 4. Pembagian Angket


(2)

Universitas Kristen Maranatha 1.5 Skema Perancangan

Tabel 1.1: Skema Perancangan Sumber: Penulis


(3)

Universitas Kristen Maranatha 1.6 Sistematika Penulisan

Sistematika Penulisan dapat dibagi menjadi lima bab, yaitu:

BAB I PENDAHULUAN: Bagian ini menjelaskan Latar Belakang Masalah, Permasalahan, Fokus, Tujuan Perancangan, Cara Pengumpulan Data, Skema Perancangan, dan Pembabakan.

BAB II LANDASAN TEORI: Bagian ini memaparkan berbagai teori yang

dianggap relevan dan dipergunakan dalam penelitian termasuk didalamnya Definisi Fotografi dan Pengertian Pameran.

BAB III URAIAN DATA DAN ANALISIS: Bagian ini menjelaskan bagaimana teori yang telah dipilih digunakan. Data berasal dari hasil wawancara, kuesioner, observasi, dan studi pustaka.

BAB IV PEMECAHAN MASALAH: Bagian ini memaparkan analisa, bagaimana bentuk visual, dan cara mengkomunikasikan pameran fotografi berdasarkan data dan fakta yang telah didapat sebelumnya.

BAB V KESIMPULAN: Bagian ini merupakan penutupan dari seluruh isi laporan. Bagian ini membahas atau menjawab semua permasalahan yang ada pada bab 1.


(4)

Universitas Kristen Maranatha

BAB V

KESIMPULAN

5.1 Kesimpulan

Saat ini fotogafi telah berkembang menjadi berbagai cabang fotografi, diantaranya adalah fotografi dokumentasi, fotografi alam, fotografi fashion, fotografi jurnalistik, fotografi esai dan lainnya. Cabang fotografi tersebut akan terus berkembang sesuai kebutuhannya masing-masing.

Dalam dunia Desain Komunikasi Visual, fotografi dapat digunakan sebagai bahasa visual untuk menyampaikan suatu pesan yang universal. Dalam hal ini fotografi dapat menggantikan kata-kata untuk menyampaikan sebuah realita dengan lebih imajinatif.

Banyak pengetahuan dan pengalaman yang didapat oleh setelah merancang

photography exhibition “Jendela Waktu Kampung Naga”. Penulis dapat menyimpulkan bahwa masyarakat modern saat ini sudah meninggalkan nilai-nilai positif yang terdapat pada masyarakat tradisional. Maka dari itu pameran fotografi ini berperan penting untuk menginformasikan kegiatan-kegiatan masyarakat tradisional Kampung Naga yang memiliki nilai-nilai positif dan dapat dipelajari oleh masyarakat modern saat ini. Pameran ini dirancang agar masyarakat tidak perlu repot-repot mengunjungi Kampung Naga, karena di satu sisi juga masyarakat Kampung Naga tidak ingin dirinya terlalu di promosikan. Mereka akan tersinggung apabila masyarakat luar berbondong-bondong datang hanya untuk menyaksikan mereka, cukup dengan melihat pameran ini maka gambaran Kampung Naga sudah dapat terlihat.

5.2 Saran

Saran kepada masyarakat umum yang sudah melihat pameran fotografi ini. Masyarakat umum terutama masyarakat modern diharapkan dapat mempelejari


(5)

nilai-Universitas Kristen Maranatha nilai positif dari masyarakat tradisional dan dapat menerapkannya dalam kegiatan sehari-hari. Masyrakat umum juga dapat mengetahui bahwa masih ada bentuk masyarakat yang hidup dalam mempertahankan adat istiadatnya. Kemudian masyarakat juga dituntun agar lebih menghargai warisan nenek moyang bangsa sendiri.

Saran untuk pemerintah setempat agar terus mengelola dengan baik lokasi khas adat Kampung Naga. Bukan hanya Kampung Naga saja yang harus dikelola, tetapi semua warisan peninggalan kebudayaan yang ada di seluruh dataran Indonesia ini. Tempat tersebut harus tetap dijaga kelestariannya, karena masyarakat Indonesia lainnya dapat mempelajari nilai-nilai yang terkandung di dalamnya.

Terakhir saran untuk Faklutas Seni Rupa Maranatha, yaitu untuk lebih memperhatikan fasilitas belajar mengajar. Sistem belajar mengajar harus lebih diperhatikan untuk menjaga efektifitas perkuliahan. Terakhir dapat menerapkan nilai-nilai yang seharusnya dipakai saat kegiatan belajar mengajar atau perkuliahan.

Kata penutup dari penulis adalah belajar tidak hanya dari pendidikan formal saja, tetapi dapat dilakukan dimanapun dan kapanpun kita berada. Namun yang pasti kita harus selalu sejalan dan bersyukur kepadaNya di setiap persoalan yang kita hadapi, agar kita selalu diberkati olehNya.


(6)

Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR PUSTAKA

Crawford, William, 1979, The Keepers of Light: A History and Working Guide to Early Photographic Processes, New York, Dobbs Ferry

http://elib.unikom.ac.id/files/disk1/505/jbptunikomp-gdl-andiruswan-25226-2-unikom_a-i.pdf

http://wirasaputra.wordpress.com/2011/10/13/nilai-budaya-sistem-nilai-dan-orientasi-nilai-budaya/

Nugroho, Yulius Widi, 2011, Jepret! Panduan Fotografi dengan Kamera Digital dan DSLR, Yogyakarta, Familia

Rismawan, Farid Wahdiono, 2007, Photo Techniques Vital Skills Guide, Jakarta, PT Penerbitan Sarana Bobo Gramedia Majalah

Sukarya, G. Denik, 2009, Kiat Sukses Dalam Fotografi dan Stok Foto, Jakarta, PT Elex Media Komputindo Kompas Gramedia

Tony, 2010, Esai Foto untuk Fasilitas Kebersihan Umum di Kota Bandung, Bandung, Universitas Kristen Maranatha