Retour De La Sorciere: Proses Perancangan Adibusana Wanita dengan Inspirasi Gothic.

(1)

  i 

ABSTRAK

Misterius, anggun, gelap adalah keywords dari koleksi busana yang dibuat oleh perancang. Inspirasi yang muncul untuk koleksi busana ini berasal dari kalangan goth kids yang memiliki kegemaran memakai busana gothic dan identik dengan warna hitam. Perancang ingin menciptakan busana gothic berdasarkan inspirasi dari hal yang masih memiliki keterkaitan yaitu karakter penyihir dan burung gagak. Koleksi busana terinspirasi dari hal-hal klasik sehingga menghasilkan koleksi busana yang berkesan klasik dengan gaya moderen serta menggambarkan keanggunan yang misterius.

Jenis dari koleksi busana yang perancang buat adalah couture dengan target market wanita usia 17 tahun sampai 25 tahun yang menginginkan penampilan gothic untuk event tertentu. Perancang menggunakan beberapa jenis bahan berwarna hitam yang dirancang dan dikombinasikan sedemikian rupa dengan teknik jahit tangan. Manipulating fabric dibuat berupa tumpukan kain dengan susunan yang berantakan dan sengaja dibuat unfinished.


(2)

  ii 

ABSTRACT

Mysterious, graceful and dark are the keywords of this fashion collection created by the designer. The inspiration for this collection appears and comes from the goth kids who have a penchant for wearing gothic fashion and loves to wear black. The designer wanted to create a gothic fashion inspired by the character of witches and ravens. This collection inspired by the classics character of witches and ravens in order to produce a memorable fashion collection with modern style to describes elegance and mysterious.

The type of this collection is couture and the target market is women aged 17 years to 25 years who want to look gothic for a particular event. Designer use several types of black material which is and combined in such a way by hand sewing techniques. Manipulating fabrics made with a pile of fabrics, deliberately messy and unfinished composition.


(3)

  v 

DAFTAR ISI

COVER

LEMBAR PENGESAHAN

PERNYATAAN HASIL KARYA ILMIAH

PERNYATAAN PUBLIKASI KARYA DAN LAPORAN

ABSTRAK………i

ABSTRACT……….ii

KATA PENGANTAR………iii

DAFTAR ISI………....v

BAB I : PENDAHULUAN………..1

1.1Latar belakang……….…1

1.2Batasan masalah………...2

1.3Tujuan perancangan……….3

1.4Metode perancangan………3

1.5Sistematika penulisan………...4

BAB II : LANDASAN TEORI………5

2.1 Teori fashion………5

2.2 Penyihir dan burung gagak……….….6

2.3 Teori warna………..7

2.4 Teori rupa dasar dan reka bahan………..9

BAB III : OBJEK PERANCANGAN………12

3.1 Deskripsi objek studi………...12

3.2 Identifikasi objek perancangan………13

3.3 Praktik perancangan……….14


(4)

  vi 

BAB IV : KONSEP PERANCANGAN………..16

4.1 Perancangan umum……….……….16

4.2 Perancangan khusus……….16

4.3 Perancangan detail fashion……….….17

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN………...18

5.1 Kesimpulan……….18

5.2 Saran………....18

DAFTAR PUSTAKA………...20

DATA PENULIS………..21


(5)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar belakang

Sihir, dalam beragam sejarah, antropologi, agama dan konteks mitologi, memiliki artian penggunaan kekuatan supranatural atau magis, dan seringkali bertujuan untuk melukai. Witch alias penyihir adalah praktisi dari sihir tersebut yang merupakan kemampuan manusia untuk mengendalikan alam termasuk kejadian, obyek, manusia dan fenomena fisik. Di Eropa pada abad 14 sampai 18, penggunaan ilmu sihir dianggap sebagai aksi pemberontakan terhadap agama Kristen. Bahkan sampai saat ini, beberapa komunitas atau individu di dunia masih mempercayai adanya keberadaan ilmu sihir.

Penyihir sering kali dikenal orang sebagai tokoh antagonis dalam cerita-cerita dongeng dengan wujud berwajah tua, berambut putih, berdagu bengkok, dan busana mereka hanya berwarna hitam. Dewasa ini, banyak orang merepresentasikan cerita dongeng jaman dahulu dalam film ataupun novel, termasuk sosok seorang penyihir. Penyihir dalam film-film dan cerita jaman sekarang diwujudkan dalam sosok yang menarik seperti wanita cantik dengan busana yang indah dan cantik, sosok pemuda yang tampan, atau remaja-remaja dengan latar belakang sekolah dan masih banyak lagi. Serupa dengan penyihir, burung gagak pun seringkali kita jumpai dalam cerita-cerita dongeng sebagai pengantar pesan, sebagai teman penyihir dan selalu bersifat misterius. Selain warnanya hitam, ada fenomena yang mengatakan bahwa kehadiran burung gagak dianggap sebagai pertanda akan adanya kematian.

Sosok penyihir dan burung gagak memiliki keterkaitan dalam hal sifat yaitu misterius, dan identik dengan warna hitam. Warna hitam, merupakan warna yang sering diartikan sebagai warna yang gelap, warna yang kuat, terkesan misterius, melambangkan suasana sedih, dan warna yang menyerap cahaya. Namun dalam dunia fashion, hitam merupakan warna yang bersifat kuat, melambangkan keanggunan, modis, mudah dikreasikan, abadi dan klasik. Warna hitam tidak akan menjadi warna yang membosankan apabila dirancang dengan permainan bentuk dan tekstur. Selain itu,warna hitam dikenal sebagai andalan bagi mereka yang berbadan besar karena bisa menyamarkan bentuk badan dan memiliki kekuatan tersendiri untuk menambah rasa


(6)

percaya diri terhadap pemakainya. Dari jaman dahulu hingga sekarang, warna hitam terus digemari di dunia fashion.

Warna hitam pun memiliki keterkaitan yang erat dengan salah satu subculture yaitu gothic. Gothic berasal dari salah satu suku di daratan jerman bernama visigoth pada zaman kerajaan romawi. Gothic kemudian berkembang di Eropa pada abad pertengahan Sejak abad ke 12 sampai abad ke 16 dalm dunia arsitektural. Gaya arsitektural gothic identik dengan warna gelap dan suram. Contohnya adalah arsitektural gereja-gereja dan bangunan-bangunan abad pertengahan yang bergaya gothic. Sedangkan dalam subculture dan style, gothic adalah gaya berbusana megah dengan warna gelap, terkadang dipadupadankan dengan warna pucat.

Berdasarkan pemaparan mengenai sosok penyihir, burung gagak dan warna hitam,perancang terinspirasi untuk mendesain koleksi busana serba hitam yang unik dengan gaya gothic lewat mengolah tekstur kain dalam bentuk manipulating fabric dan mengkombinasikan beberapa macam jenis tekstil sehingga koleksi busana ini dapat mengundang ketertarikan terhadap target market dari koleksi busana itu sendiri. Dari hasil observasi di atas, perancang terinspirasi untuk merancang busana couture dengan gaya gothic berdasarkan dengan latar belakang witch dan burung gagak yang telah dipaparkan di atas.

1.2 Batasan Masalah

Berdasarkan uraian yang telah disampaikan pada latar belakang, ditemukan masalah pada pandangan orang terhadap koleksi busana yang terinspirasi dari kisah dongeng sebagai kostum Halloween yang dinilai kurang memiliki nilai seni dalam fashion dan trend. Selain itu, ditemukan pula masalah pada pemilihan bahan dimana perancang harus pandai memilih bahan kain yang cocok untuk digabungkan karena perancang hanya menggunakan satu warna. Perancang pun harus membuat koleksi yang terinspirasi dari fenomena masa lampau ini menjadi sesuatu yang terlihat modern dan menarik di jaman sekarang.

1.3 Tujuan perancangan

Sesuai dengan latar belakang dan batasan yang sudah dibahas diatas,maka hasil yang akan dicapai melalui tugas akhir adalah membuat koleksi busana serba hitam yang terinspirasi dari penyihir dan burung gagak dengan mengolah bentuk dan tekstur


(7)

dari kain yang digunakan sedemikian rupa agar terlihat menarik untuk target konsumer yaitu goth kids.

1.4 Metode perancangan

Berdasarkan observasi langsung, perancang tertarik dengan adanya subculture gothic. Goth kids atau orang-orang yang suka berpakaian gothic sering juga dijumpai di Indonesia. Perancang sering menemukan goth kids di tempat-tempat yang dikunjungi sehari-hari seperti di fakultas seni, di mall, di tempat hiburan, dan goth kids di Indonesia kebanyakan dilatarbelakangi oleh ketertarikan mereka terhadap keindahan budaya gothic itu sendiri, aliran musik berunsur gothic yang sering disebut juga aliran black metal serta band-band asing kegemaran mereka yang berpenampilan gothic.

Berdasarkan observasi tidak langsung dengan mengambil referensi dari internet maupun majalah, Gothic hanya digemari oleh kaum tertentu karena kebanyakan orang masih beranggapan bahwa aliran gothic adalah suatu hal yang extreme dan berhubungan dengan penganut setan atau satanic. Sedangkan sebenarnya gothic merupakan sebuah subculture yang berasal dari salah satu suku di daratan jerman bernama visigoth yang kemudian berkembang di Eropa pada abad pertengahan dan mempengaruhi arsitektur dan busana. Gothic yang identik dengan warna gelap dan kemegahan inilah yang sering disalahartikan oleh masyarakat sebagai sesuatu yang berhubungan dengan pemuja setan.


(8)

1.5 Sistematika penulisan BAB 1 – PENDAHULUAN

Berisi latar belakang, batasan masalah,tujuan perancangan, metode perancangan, sistematika penulisan.

BAB 2 – LANDASAN TEORI

Uraian tentang landasan teori yang menunjang karya. BAB 3 – DESKRIPSI OBJEK STUDI

Mendeskripsikan dan menjelaskan tentang kegiatan perancangan,tema,konsep dan analisa.

BAB 4 – KONSEP PERANCANGAN

Aplikasi konsep dan tema pada perancangan serta deskripsi desain. BAB 5 – PENUTUP


(9)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Setelah melakukan proses perancangan dan pembuatan busana dengan judul Retour de la Sorciere, hasil yang dicapai telah sesuai dengan keinginan perancang dan inovasi-inovasi untuk menciptakan sesuatu yang berbeda dapat diselesaikan dengan baik. Kesan klasik namun dapat mengikuti perkembangan trend berhasil diwujudkan. Penyampaian konsep dapat tercermin dengan baik pada koleksi busana lewat penunjangan pada pemilihan material dan detail dari busana itu sendiri.

Berdasarkan observasi yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa masyarakat Indonesia merupakan masyarakat yang memiliki berbagai macam preferensi dalam berbusana. Hal tersebut menyebabkan sikap kritis masyarakat akan penerimaan hal-hal yang baru. Sesuatu yang baru dapat terinspirasi dari hal-hal klasik maupun modern, dan tentunya memiliki keunikan maupun nilai tambah dari sesuatu tersebut.

Dalam berinovasi dapat ditemukan kesimpulan bahwa :

1. Menciptakan koleksi busana yang menarik pun dapat diwujudkan hanya dengan mempergunakan satu warna asalkan dengan pengolahan yang tepat. 2. Untuk membuat koleksi busana terkesan mahal tidak selalu diperlukan bahan

yang mahal pula, tetapi bahan yang standar dapat diolah dengan permainan volume dan manipulating fabric yang tepat.

3. Penggunaan kombinasi kain polos dengan kain brocade dan penambahan aksen bulu-bulu dapat mempercantik dan menambah nilai pada busana.


(10)

5.2 Saran

Seiring dengan perkembangan zaman, dunia fashion pun mengalami kemajuan yang pesat sehingga semakin banyaknya aliran fashion. Untuk menghadapi dunia persaingan fashion, maka diperlukan kreatifitas yang tinggi dan inovasi-inovasi yang baru dalam perancangan. Dalam hal ini, ciri khas dari seorang designer harus selalu ditonjolkan. Dalam merancang koleksi busana ini, diperlukan ketelitian dalam mengkombinasikan warna hitam karena warna hitam memiliki beberapa jenis dan mengkombinasikan bahan yang satu dengan yang lain agar terlihat menarik. Sebelum finalisasi desain, disarankan untuk menentukan target market yg tepat terlebih dahulu. Selain itu, diperlukan berbagai pertimbangan yang matang terutama dalam proses pengerjaan untuk menciptakan finalisasi desain yang maksimal.


(11)

  20 

DAFTAR PUSTAKA

Brennan, Marrie. 2008. Witch. New York: Orbit

Linton, E. Lynn. 2003. Witch Stories. New Jersey: Kessinger

Goodlad, Lauren M.E. 2007. Goth Undead Subculture.United States: Duke University Press

Othman, Bahasa. 2004. Mengapa burung gagak berwarna hitam?. Malaysia: Utusan Publications

Darmaprawira W.A., Sulasmi. 2002. Warna. Bandung: Penerbit ITB

Lynch, Anette. 2007. A Critical Introduction to Trend Analysis and Cultural Meaning. New York: Berg

Magdalena, Merry. 2011. Sejarah penyihir. Artikel Online,

http://www.scribd.com/doc/58306045/SEJARAH-PENYIHIR (diakses 2 September 2012)

Ciputra, Vilia. 2008. Trend, Style dan Image. Artikel Online,

http://viliaciputra.multiply.com/journal/item/1256 (diakses 11 September 2012) Murbeng, Frieska. Analisa Hasil Pola Draping.Artikel Online,

http://karya-ilmiah.um.ac.id/index.php/TA-Busana/article/view/15195 (diakses 2 Oktober 2012) Marie. 2011. Literally The Best Thing Ever: Famous Goth Kids. Artikel Online, http://rookiemag.com/2011/10/literally-the-best-thing-ever-famous-goth-kids/ (diakses 15 Oktober 2012)

Suryana, Adih. 2009. Sejarah Gothic. Artikel Online,

http://diehromance.blogspot.com/2009/08/sejarah-gothic.html (diakses 15 Oktober 2012)


(1)

percaya diri terhadap pemakainya. Dari jaman dahulu hingga sekarang, warna hitam terus digemari di dunia fashion.

Warna hitam pun memiliki keterkaitan yang erat dengan salah satu subculture yaitu gothic. Gothic berasal dari salah satu suku di daratan jerman bernama visigoth pada zaman kerajaan romawi. Gothic kemudian berkembang di Eropa pada abad pertengahan Sejak abad ke 12 sampai abad ke 16 dalm dunia arsitektural. Gaya arsitektural gothic identik dengan warna gelap dan suram. Contohnya adalah arsitektural gereja-gereja dan bangunan-bangunan abad pertengahan yang bergaya gothic. Sedangkan dalam subculture dan style, gothic adalah gaya berbusana megah dengan warna gelap, terkadang dipadupadankan dengan warna pucat.

Berdasarkan pemaparan mengenai sosok penyihir, burung gagak dan warna hitam,perancang terinspirasi untuk mendesain koleksi busana serba hitam yang unik dengan gaya gothic lewat mengolah tekstur kain dalam bentuk manipulating fabric dan mengkombinasikan beberapa macam jenis tekstil sehingga koleksi busana ini dapat mengundang ketertarikan terhadap target market dari koleksi busana itu sendiri. Dari hasil observasi di atas, perancang terinspirasi untuk merancang busana couture dengan gaya gothic berdasarkan dengan latar belakang witch dan burung gagak yang telah dipaparkan di atas.

1.2 Batasan Masalah

Berdasarkan uraian yang telah disampaikan pada latar belakang, ditemukan masalah pada pandangan orang terhadap koleksi busana yang terinspirasi dari kisah dongeng sebagai kostum Halloween yang dinilai kurang memiliki nilai seni dalam fashion dan trend. Selain itu, ditemukan pula masalah pada pemilihan bahan dimana perancang harus pandai memilih bahan kain yang cocok untuk digabungkan karena perancang hanya menggunakan satu warna. Perancang pun harus membuat koleksi yang terinspirasi dari fenomena masa lampau ini menjadi sesuatu yang terlihat modern dan menarik di jaman sekarang.

1.3 Tujuan perancangan

Sesuai dengan latar belakang dan batasan yang sudah dibahas diatas,maka hasil yang akan dicapai melalui tugas akhir adalah membuat koleksi busana serba hitam yang terinspirasi dari penyihir dan burung gagak dengan mengolah bentuk dan tekstur


(2)

dari kain yang digunakan sedemikian rupa agar terlihat menarik untuk target konsumer yaitu goth kids.

1.4 Metode perancangan

Berdasarkan observasi langsung, perancang tertarik dengan adanya subculture gothic. Goth kids atau orang-orang yang suka berpakaian gothic sering juga dijumpai di Indonesia. Perancang sering menemukan goth kids di tempat-tempat yang dikunjungi sehari-hari seperti di fakultas seni, di mall, di tempat hiburan, dan goth kids di Indonesia kebanyakan dilatarbelakangi oleh ketertarikan mereka terhadap keindahan budaya gothic itu sendiri, aliran musik berunsur gothic yang sering disebut juga aliran black metal serta band-band asing kegemaran mereka yang berpenampilan gothic.

Berdasarkan observasi tidak langsung dengan mengambil referensi dari internet maupun majalah, Gothic hanya digemari oleh kaum tertentu karena kebanyakan orang masih beranggapan bahwa aliran gothic adalah suatu hal yang extreme dan berhubungan dengan penganut setan atau satanic. Sedangkan sebenarnya gothic merupakan sebuah subculture yang berasal dari salah satu suku di daratan jerman bernama visigoth yang kemudian berkembang di Eropa pada abad pertengahan dan mempengaruhi arsitektur dan busana. Gothic yang identik dengan warna gelap dan kemegahan inilah yang sering disalahartikan oleh masyarakat sebagai sesuatu yang berhubungan dengan pemuja setan.


(3)

1.5 Sistematika penulisan

BAB 1 – PENDAHULUAN

Berisi latar belakang, batasan masalah,tujuan perancangan, metode perancangan, sistematika penulisan.

BAB 2 – LANDASAN TEORI

Uraian tentang landasan teori yang menunjang karya. BAB 3 – DESKRIPSI OBJEK STUDI

Mendeskripsikan dan menjelaskan tentang kegiatan perancangan,tema,konsep dan analisa.

BAB 4 – KONSEP PERANCANGAN

Aplikasi konsep dan tema pada perancangan serta deskripsi desain. BAB 5 – PENUTUP


(4)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Setelah melakukan proses perancangan dan pembuatan busana dengan judul Retour de la Sorciere, hasil yang dicapai telah sesuai dengan keinginan perancang dan inovasi-inovasi untuk menciptakan sesuatu yang berbeda dapat diselesaikan dengan baik. Kesan klasik namun dapat mengikuti perkembangan trend berhasil diwujudkan. Penyampaian konsep dapat tercermin dengan baik pada koleksi busana lewat penunjangan pada pemilihan material dan detail dari busana itu sendiri.

Berdasarkan observasi yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa masyarakat Indonesia merupakan masyarakat yang memiliki berbagai macam preferensi dalam berbusana. Hal tersebut menyebabkan sikap kritis masyarakat akan penerimaan hal-hal yang baru. Sesuatu yang baru dapat terinspirasi dari hal-hal klasik maupun modern, dan tentunya memiliki keunikan maupun nilai tambah dari sesuatu tersebut.

Dalam berinovasi dapat ditemukan kesimpulan bahwa :

1. Menciptakan koleksi busana yang menarik pun dapat diwujudkan hanya dengan mempergunakan satu warna asalkan dengan pengolahan yang tepat. 2. Untuk membuat koleksi busana terkesan mahal tidak selalu diperlukan bahan

yang mahal pula, tetapi bahan yang standar dapat diolah dengan permainan volume dan manipulating fabric yang tepat.

3. Penggunaan kombinasi kain polos dengan kain brocade dan penambahan aksen bulu-bulu dapat mempercantik dan menambah nilai pada busana.


(5)

5.2 Saran

Seiring dengan perkembangan zaman, dunia fashion pun mengalami kemajuan yang pesat sehingga semakin banyaknya aliran fashion. Untuk menghadapi dunia persaingan fashion, maka diperlukan kreatifitas yang tinggi dan inovasi-inovasi yang baru dalam perancangan. Dalam hal ini, ciri khas dari seorang designer harus selalu ditonjolkan. Dalam merancang koleksi busana ini, diperlukan ketelitian dalam mengkombinasikan warna hitam karena warna hitam memiliki beberapa jenis dan mengkombinasikan bahan yang satu dengan yang lain agar terlihat menarik. Sebelum finalisasi desain, disarankan untuk menentukan target market yg tepat terlebih dahulu. Selain itu, diperlukan berbagai pertimbangan yang matang terutama dalam proses pengerjaan untuk menciptakan finalisasi desain yang maksimal.


(6)

  20 

DAFTAR PUSTAKA

Brennan, Marrie. 2008. Witch. New York: Orbit

Linton, E. Lynn. 2003. Witch Stories. New Jersey: Kessinger

Goodlad, Lauren M.E. 2007. Goth Undead Subculture.United States: Duke University Press

Othman, Bahasa. 2004. Mengapa burung gagak berwarna hitam?. Malaysia: Utusan Publications

Darmaprawira W.A., Sulasmi. 2002. Warna. Bandung: Penerbit ITB

Lynch, Anette. 2007. A Critical Introduction to Trend Analysis and Cultural

Meaning. New York: Berg

Magdalena, Merry. 2011. Sejarah penyihir. Artikel Online,

http://www.scribd.com/doc/58306045/SEJARAH-PENYIHIR (diakses 2 September 2012)

Ciputra, Vilia. 2008. Trend, Style dan Image. Artikel Online,

http://viliaciputra.multiply.com/journal/item/1256 (diakses 11 September 2012) Murbeng, Frieska. Analisa Hasil Pola Draping.Artikel Online,

http://karya-ilmiah.um.ac.id/index.php/TA-Busana/article/view/15195 (diakses 2 Oktober 2012) Marie. 2011. Literally The Best Thing Ever: Famous Goth Kids. Artikel Online, http://rookiemag.com/2011/10/literally-the-best-thing-ever-famous-goth-kids/ (diakses 15 Oktober 2012)

Suryana, Adih. 2009. Sejarah Gothic. Artikel Online,

http://diehromance.blogspot.com/2009/08/sejarah-gothic.html (diakses 15 Oktober 2012)