Visigothic Perancangan Busana Neo-Gothic dengan Inspirasi Visigoth.

(1)

i

Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK

Desain dengan judul “Visigothic” terinspirasi dari bangsa Visigoth, yaitu suku barbar dari Jerman yang berhasil melawan bangsa Romawi. Inspirasi Visigoth ini dipilih oleh penulis karena tren yang digunakan adalah buku panduan “Trend Forecasting 2016/2017 Résistance”, yang berarti ketahanan atau perlawanan memiliki keterkaitan dengan bangsa Visigoth yang berhasil melakukan pertahanan dan perlawanan pada bangsa Romawi. Tema dan kesan yang diangkat adalah neo-gothic karena subkultur gothic dengan kata goth memiliki arti orang yang berasal dari bangsa Visigoth.

Busana “Visigothic” ini diangkat dari sebuah buku panduan “Trend Forecasting 2016/2017 Résistance”. Tema besar yang diangkat adalah Humane dengan sub tema Integral, yang digabungkan dengan tema Colony sub tema Termite. Sub tema Integral berintikan tentang tekstur, nuansa logam, geometris dan garis, sementara sub tema Termite berintikan tentang bangunan, kesan berlubang yang kokoh dan berjaring.

Busana yang dirancang merupakan busana siap pakai dengan karakteristik elegan, gelap, unik dan gothic. Motif yang digunakan adalah motif stilasi berbentuk geometris yang berasal dari rose window dan ukiran pada dinding ruangan Mosque-Cathedral Córdoba. Bangunan ini dipilih karena pada awalnya fondasi Mosque-Cathedral Córdoba dibangun oleh bangsa Visigoth. Teknik yang digunakan adalah print, quilt sebagai tekstur dengan bentuk belah ketupat, sablon berbentuk motif dan garis sebagai tekstur, laser cut memberikan kesan berlubang, serta sulam yang memberikan kesan berjaring. Warna yang digunakan adalah dark yaitu hitam, cold yaitu abu-abu dan damp yaitu kuning.

Rancangan koleksi busana siap pakai ini memiliki target market wanita berusia 20-30 tahun yang memiliki karakteristik elegan, menyukai warna gelap dan ingin tampil beda yang tinggal di wilayah perkotaan seperti Bandung dan Jakarta.


(2)

ii

Universitas Kristen Maranatha

ABSTRACT

Design with the title “Visigothic” inspired by the Visigoth race, that’s a barbaric race from Germany that successfully fought against the Romans. This Visigoth inspiration is chosen by the Writer because the used trend is “Trend Forecasting 2016/2017 Résistance” Guidebook, which means endurance and resistance that have a link with the Visigoths that have been successfully endured and resisted the Romans. Theme and Impression is neo-gothic because the Gothic sub-culture with the word goth have a meaning that The people came from the Visigoth race.

This “Visigothic” clothing is lifted from the “Trend Forecasting 2016/2017 Résistance” guidebook. The major theme is Humane with Integral sub-theme, that mixed with the theme Colony and Termite sub-theme. Integral sub-theme epitome are about texture, metallic shades, geometric and lines, on the other hand the subtheme Termite cored in buildings, hollow impression with nets but solid.

Clothing that’s been designed is a ready to wear clothing with an elegant characteristic, dark, unique, and gothic. Motive used is a stilation motive geometric-ish from a rose window and the carving at the Mosque-Cathedral Córdoba walls were designed by the Visigoths. Technique used are print, quilt as texture, Rhombus shaped, screen printed with motive and lines as texture, laser cut gives the impression of hollow, and the embroidery with nets. Color used are dark-black, cold-grey, and damp -yellow.

This ready to wear collection design targets woman that lives in urban cities like Bandung and Jakarta ranging from the age 20 ‘till 30 years old that has an elegant characteristic, likes dark color, and wants to look different.


(3)

iii

Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR ISI

ABSTRAK ………. i

ABSTRACT ………. ii

KATA PENGANTAR ……….. iii

DAFTAR ISI ………. v

DAFTAR GAMBAR ……….... ix

DAFTAR LAMPIRAN ………. x

BAB I PENDAHULUAN ……… 1

1.1 Latar Belakang ………. 1

1.2 Masalah Perancangan ……….. 2

1.3 Batasan Perancangan ………... 3

1.4 Tujuan Perancangan ……….... 3

1.5 Metode Perancangan ……… 4

1.6 Penulisan ………... 5

BAB II LANDASAN TEORI ………... 6

2.1 Teori Fashion ………... 6

2.1.1 Style ……… 7

2.1.1.1 Gothic ………. 7

2.1.1.2 Neo-Gothic ………. 7

2.1.1.3 Modern ……… 7

2.1.2 Trend ……….. 8

2.2 Teori Busana ………... 8

2.2.1 Ready-to-Wear ………. 8

2.2.2 Haute Couture ……….. 9

2.2.3 Detail Busana ……… 10

2.3 Teori Pola dan Jahit ………... . 12

2.3.1 Teori Pola ……….. 12


(4)

iv

Universitas Kristen Maranatha

2.3.1.2 Draping ………... 13

2.3.2 Teori Jahit ………. 14

2.4 Teori Reka Bahan Tekstil ……… 14

2.4.1 Print ………... 15

2.4.1.1 Pattern ………... 15

2.4.2 Laser Cut ………... 15

2.4.3 Sablon ……… 15

2.4.3.1 Flocking ………... 16

2.4.4 Sulam ……..………... 16

2.4.5 Quilt ………... 16

2.5 Teori Desain ………...………. 17

2.5.1 Unsur Desain ……… 17

2.5.1.1 Garis ……….. 17

2.5.1.2 Bentuk ………... 18

2.5.1.3 Tekstur ……….. 19

2.5.1.4 Ukuran ……….. 20

2.5.1.5 Value ………. 20

2.5.1.6 Warna ………... 21

2.5.2 Prinsip Desain ……….. 21

2.5.2.1 Harmoni ……… 21

2.5.2.2 Proporsi ………. 22

2.5.2.3 Balance ……….. 22

2.5.2.4 Irama ………. 22

2.5.2.5 Aksen ……… 22

2.5.2.6 Unity ………. 22

2.6 Teori Warna ………. 23

2.6.1 Budaya ………... 23

2.6.2 Psikologi ……… 23


(5)

v

Universitas Kristen Maranatha

2.6.4 Hue ……… 24

2.6.4.1 Golden Cream ………... 25

2.6.3.2 Charcoal Grey ………... 25

2.6.3.3 Glacier Grey ……….. 25

2.6.3.4 Hitam ………. 26

BAB III OBJEK STUDI PERANCANGAN ……… 27

3.1 Trend Forecasting 2016-2017 “Résistance” ………...… 27

3.1.1 Humane ………. 28

3.1.2 Colony ………... 29

3.2 Visigoth ………..…. 30

3.2.1 Bangunan Mosque-Cathedral of Córdoba ……… 33

3.2.2 Bentuk dan Motif Gothic Rose Window ………... 34

BAB IV KONSEP PERANCANGAN ………... 35

4.1 Perancangan Umum ………... 35

4.1.1 Image board ………..…... 36

4.1.2 Konsep ……….. 37

4.1.3 Koleksi Desain ………... 38

4.2 Perancangan Khusus ……… 38

4.2.1 Desain I ………. 38

4.2.2 Desain II ……… 39

4.2.3 Desain III ………... 40

4.2.4 Desain IV ………... 41

4.3 Perancangan Detail ……….. 42

4.3.1 Sepatu ……… 44

4.3.2 Sarung Tangan ……….. 44

4.3.2 Anting ……… 44

BAB V PENUTUP ……….…….. 45

5.1 Kesimpulan ……….. 45


(6)

vi

Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR PUSTAKA ……….. 46

BIODATA PENULIS ……….. 49

LAMPIRAN ………. 51

LAMPIRAN A Mind Map ………... 52

LAMPIRAN B Rincian Ukuran Model ……… 53

LAMPIRAN C Pola ……….. 55

LAMPIRAN D Rincian Harga ………. 69

LAMPIRAN E Foto Busana ………. 75

LAMPIRAN F Technical Drawing ………..…... 79

LAMPIRAN G Reka Bahan ………. 83


(7)

vii

Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Bagan Metode Perancangan ………. 4

Gambar 2.1 Ready-to-Wear Andrew Gn Fall/Winter 2016-2017 ………... 9

Gambar 2.2 Haute Couture Alexander McQueen 2013-2014 ……….. 10

Gambar 2.3 Contoh pola dasar wanita ………. 13

Gambar 2.4 Contoh draping pada manikin ……….. 14

Gambar 2.5 Contoh unsur desain garis ……… 18

Gambar 2.6 Contoh unsur desain bentuk dua dimensi ……… 18

Gambar 2.7 Contoh unsur desain bentuk tiga dimensi ……….... 19

Gambar 2.8 Contoh unsur desain tekstur ………. 10

Gambar 2.9 Contoh unsur desain ukuran ………... 20

Gambar 2.10 Contoh unsur desain value ………... 20

Gambar 2.11 Contoh unsur desain warna ……….. 21

Gambar 2.5 Pengelompokan psikologi warna menurut Shigenobu Kobayashi ….. 24

Gambar 2.6 Color Wheel ………. 25

Gambar 3.1 Subtema Integral dari tema Humane .………... 29

Gambar 3.2 Subtema Termite dari tema Colony ………. 30

Gambar 3.3 Bangsa Visigoth ……… 32

Gambar 3.4 Mosque-Cathedral Córdoba ………. 33

Gambar 3.5 Rose Window Mosque-Cathedral Córdoba ………. 34

Gambar 4.1 Image board “Visigothic” ………. 36

Gambar 4.2 Koleksi busana “Visigothic” ………... 38

Gambar 4.3 Busana ke satu ……….. 39

Gambar 4.4 Busana ke dua ……….. 40

Gambar 4.5 Busana ke tiga ……….. 41

Gambar 4.6 Busana ke empat ……….. 42

Gambar 4.7 Stilasi motif Rose Window Mosque-Cathedral Córdoba ………. 43


(8)

1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Busana merupakan kebutuhan pokok manusia yang menjadi pelindung bagi tubuh, menyamarkan kekurangan tubuh, memberikan rasa percaya diri, menutupi aurat dan menggambarkan budaya suatu daerah. Berkembangnya zaman dan teknologi menjadikan busana sebagai sarana untuk menuangkan ide-ide kreatif para desainer sebagai bentuk ekspresi seni dan kreatifitas yang beraneka ragam.

Penulis merancang sebuah koleksi busana ready-to-wear yang diangkat dari

sebuah buku panduan tren yaitu, “Trend Forecasting 2016/2017 Résistance” dengan mengambil tema Humane dengan sub tema Integral yang digabungkan dengan tema Colony sub tema Termite. Kedua tema besar ini digabungkan dengan sebuah inspirasi

lain yaitu Visigoth dan menjadi sebuah koleksi berjudul “Visigothic” yang berasal dari kata “Visigoth”, yaitu suku Goth, bangsa barbar dari Jerman, dan kata “Gothic”.

Istilah gothic berasal dari bangsa Visigoth, yaitu bangsa barbar dari Jerman yang dikenal dengan sebutan bangsa Goth. Dalam sejarahnya, Bangsa Goth bertarung melawan tentara Romawi demi mempertahankan wilayahnya. Kemenangan dari perlawanan tersebut menyebabkan ibu kota Roma berpindah ke Ravenna dan bangsa Visigoth membangun sebuah kerajaan dan membaur dengan bangsa Romawi melalui ajaran Kristen Arianisme. Bangsa Visigoth mulai menguasai benua Eropa terutama Spanyol, tetapi bangsa Arab datang dan menyerbu bangsa Goth. Raja beserta panglima-panglimanya gugur dalam medan perang, sehingga kerajaan Visigoth pun berakhir. Adapun rakyat yang selamat (Visigoth dan Romawi) bersatu dan berhasil mengusir pasukan Arab dan membangun gereja Katolik Roma.

Hal yang tersisa dari bangsa Visigoth tersebut adalah identitas gothic. Hal ini terlihat dari kebudayaan, bangunan arsitektur seperti gereja, artifak, lagu dan dongeng


(9)

2 Universitas Kristen Maranatha yang berkembang menjadi sub-kultur gothic dan menyebar ke seluruh benua Eropa. Salah satu bangunan arsitektural gothic di benua Eropa adalah Mosque-Cathedral Córdoba. Bangunan ini dikenal sebagai bangunan gothic. Warna pada bangunan terkesan gelap, dingin dan basah karena pewarnaan pada batu zaman dahulu terbatas, yaitu hitam, abu-abu dan kuning.

Bangunan Mosque-Cathedral Córdoba memiliki sejarah yang berhubungan dengan bangsa Visigoth karena fondasi bangunan tersebut berawal dari masa Visigoth hingga sekarang. Detail pada dinding bangunan dan jendela berbentuk mawar pun merupakan sumber inspirasi yang menarik, karena motifnya menjadi peninggalan budaya visual Visigoth.

Penulis menerapkan teknik reka bahan seperti digital print, quilt, sulam, sablon

flock, dan laser cut. Motif yang digunakan untuk laser cut dan digital print adalah motif rose window dan detail ukiran dinding yang terdapat pada Cathedral – Mosque Córdoba. Motif tersebut distilasi menjadi bentuk yang sederhana dan geometris. Motif quilting yang digunakan terinspirasi dari motif geometris dinding bangunan Cathedral – Mosque Córdoba yang berbentuk seperti belah ketupat. Siluet busana berbentuk H berdasarkan siluet bangsa Visigoth.

Karakter busana yang akan ditonjolkan adalah neo-gothic dan elegan. Koleksi

busana “Visigothic” ini diperuntukkan bagi wanita berusia 20-30 tahun yang memiliki karakteristik elegan, unik, modern, menyukai warna gelap dan ingin tampil beda yang tinggal di wilayah perkotaan seperti Bandung dan Jakarta. Busana ini dapat dikenakan untuk menghadiri acara formal dan menghadiri red carpet.

1.2 Masalah Perancangan

Berdasarkan penjelasan latar belakang di atas, maka masalah perancangan yang ditemukan adalah sebagai berikut:

1) Bagaimana menerapkan siluet dan inspirasi bangunan Mosque-Cathedral Córdoba ke dalam busana ready-to-wear.


(10)

3 Universitas Kristen Maranatha 2) Bagaimana mengatur kesatuan koleksi busana dengan menerapkan reka bahan agar

tetap terlihat elegan.

3) Bagaimana menstilasi motif rose window dan motif ukiran dinding Mosque-Cathedral Córdoba agar terlihat menarik.

1.3 Batasan Perancangan

Dalam proses perancangan terdapat ruang lingkup masalah yang dibatasi, yaitu sebagai berikut :

1) Target market, yaitu wanita berusia 20 – 30 tahun dengan karakteristik menyukai warna gelap, menyukai gaya dengan karakter kuat yang unik namun tetap elegan, unik dan modern.

2) Unsur-unsur visual seperti teknik reka bahan, siluet, dan warna yang digunakan disesuaikan agar menunjang tema dan gaya karakter yang diterapkan pada desain

koleksi busana “Visigothic”.

3) Periode gothic yang menjadi sumber inspirasi dibatasi pada tahun 300-700.

1.4 Tujuan Perancangan

Tujuan dari perancangan koleksi busana “Visigothic” ini adalah:

1) Menciptakan busana ready-to-wear yang dapat memenuhi selera dan kebutuhan konsumen akan busana bergaya neo-gothic.

2) Memberikan variasi kreasi pada busana ready-to-wear di Indonesia.

3) Menciptakan busana sesuai dengan karakter dan kepribadian target market, yaitu wanita berumur 20-30 tahun yang menyukai warna gelap, menyukai gaya dengan karakter kuat yang unik namun tetap elegan, unik dan modern.


(11)

4 Universitas Kristen Maranatha

1.5 Metode Perancangan

Berikut adalah bagan metode perancangan selama masa proses pembuatan koleksi ready-to-wear “Visigothic”

Gambar 1.1 Bagan Metode Perancangan Sumber : Yang, 2016

Pra

Produksi

Pemilihan tema, tren dan konsep

Pencarian inspirasi Pembuatan konsep, mood board dan mindmap Pembuatan sketsa illustrasi

Produksi

Proses pencarian dan pemilihan kain Pembuatan motif dan teknik reka

bahan

Proses pembuatan pola

Scan pola dan pengaturan letak

motif

Proses pengguntingan pola pada kain

Proses penjahitan Fitting busana

Pasca

Produksi

Dokumentasi dan Photo shoot Pembuatan portofolio

Fashion show / pameran


(12)

5 Universitas Kristen Maranatha

1.6 Sistematika Penulisan

Penulisan laporan Tugas Akhir ini terdiri dari sub bab yang ada pada setiap bab

yang menjelaskan secara rinci mengenai konsep dan inspirasi yang mendukung dalam pembuatan busana Tugas Akhir ini, yaitu sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN, bab ini memberikan penjelasan-penjelaasan mengenai

latar belakang terciptanya “Visigothic”, masalah perancangan, batasan perancangan, dan tujuan dirancangnya koleksi busana.

BAB II LANDASAN TEORI, bab ini menjelaskan teori-teori seperti teori

fashion, pengertian fashion, pengertian gaya, pengertian trend, teori busana, teori pola

dan jahit, teori reka bahan tekstil, teori desain, teori warna dan teori yang berkaitan

dalam proses perancangan koleksi “Visigothic” sesuai dengan trend forecast 2016-2017 yaitu Résistance dengan tema Humane, sub tema Integral yang digabungkan dengan tema Colony, sub tema Termite.

BAB III OBJEK STUDI PERANCANGAN, bab ini menjelaskan hal-hal yang

menjadi sumber inspirasi dari perancangan konsep dan produksi koleksi “Visigothic”, seperti bangsa Visigoth dan bangunan Mosque-Cathedral Córdoba.

BAB IV KONSEP PERANCANGAN, bab ini menjelaskan tentang konsep perancangan yang terdiri dari aplikasi konsep, tema, perancangan umum, perancangan khusus dan perancangan detail fashion. Uraian mendetail mengenai motif yang digunakan pada busana, image board, warna, penerapan konsep, siluet busana dan produk fashion lainnya yang dirancang untuk menunjang koleksi ready-to-wear yang

berjudul “Visigothic”.

BAB V KESIMPULAN, setelah melakukan dan mengumpulkan data yang sesuai dengan inspirasi dan konsep serta pelaksanaan proses perancangan, maka bab ini menjadi akhir dari penjelasan yang memberikan kesimpulan dan saran dalam pelaksanaan dan pengembangan desain.


(13)

6 Universitas Kristen Maranatha

BAB II LANDASAN TEORI

2.1 Teori Fashion

Secara etimologi, fashion berasal dari Bahasa Latin “factio”, yang berarti “melakukan”. Dalam perkembangannya, kata yang berasal dari Bahasa Latin tersebut diserap kedalam Bahasa Inggris menjadi “fashion” yang kemudian secara sederhana diartikan sebagai gaya pakaian yang populer dalam suatu budaya. Definisi fashion

menurut “Oxford Advanced Learner’s Dictionary of Current English”adalah “prevailing

custom; that which is considered must to be admired and imitated during a period at a place.” Kalimat ini memiliki arti, kebiasaan umum; yang mana dipertimbangkan untuk

dikagumi dan diikuti selama kurun waktu tertentu dan pada tempat tertentu. Menurut

Cambridge Dictionary fashion memiliki arti “style that is popular at a particular time, especially in clothes, hair, make-up, etc. kalimat tersebut memiliki arti gaya yang

populer pada waktu tertentu, terutama pada busana, gaya rambut, make-up, dll. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, fashion memiliki pengertian ragam cara atau bentuk (gaya busana, potongan rambut, corak, dan sebagainya) terbaru dalam kurun waktu tertentu. Oleh karena itu, fashion dapat berganti dan berubah dengan cepat seiring berjalannya waktu.

Studi mengenai fashion bukan hanya tentang pakaian, tetapi juga makna dan peran pakaian dalam tindakan sosial. Fashion dapat diartikan sebagai kulit sosial yang membawa pesan dan gaya hidup suatu komunitas tertentu bahkan suatu bagian dari kehidupan sosial dan pada perinsipnya fashion tidak terpisahkan dari faktor selera masyarakat yang dipengaruhi oleh perkembangan sosial budaya tertentu.


(14)

7 Universitas Kristen Maranatha

2.1.1 Style

Style menurut “Cambridge Dictionary” adalah “a way of doing something,

especially one that is typical of a person, group of people, place or period.” Kalimat tersebut memiliki arti sebuah cara untuk melakukan sesuatu, terutama yang disukai dan menjadi khas seseorang, sekelompok orang, tempat atau periode.

2.1.1.1 Gothic

Gaya Gothic ini terlihat gelap, serba hitam, misterius dan antik. Style ini sering diadaptasi dari punk fashion, metal fashion, emo fashion dan Victorian. Pengguna gaya ini seringkali menggunakan make-up berwarna hitam, tebal dan gelap seperti pada

lipstick, eye liner dan eye shadow, bahkan terkadang menggunakan warna yang pucat

agar terlihat seperti boneka porselen (Hephaestus Book, 2011: 8).

2.1.1.2 Neo-Gothic

Neo-gothic bukan merupakan gaya baru, tetapi merupakan kelahiran kembali

gaya gothic pada tahun 1800. Perbedaanya, Neo-gothic mempelajari prinsip-prinsip dasar gothic, baru menggunakannya. Neo-gothic berkaitan erat dengan gaya klasik dan gaya gothic di Jerman dan Prancis (Waters, https://www.architecture.com).

2.1.1.3 Modern

Gaya desain yang berfokus pada minimalisme, penggunaan bahan metal,

warna-warna netral, garis desain yang rapih dan bahan yang ramah lingkungan (Asaff, http://interiordesign.lovetoknow.com).


(15)

8 Universitas Kristen Maranatha

2.1.2 Trend

Menurut “Cambridge Dictionary”, trend adalah “a general development or

change in a situation or in the way that people are behaving.” Arti dari kalimat tersebut

adalah suatu pengembangan umum atau perubahan situasi atau cara berperilaku

seseorang. Penulis menggunakan buku panduan “Trend Forecasting 2016/2017

Résistance” yang dibagi menjadi empat tema besar, yaitu Biopop, Humane, Colony dan Refugium.

2.2 Teori Busana

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, busana diartikan sebagai pakaian atau baju. Istilah busana berasal dari Bahasa Sanskerta yaitu “bhusana” dan istilah yang populer dalam Bahasa Indonesia adalah “busana” yang dapat diartikan “pakaian”. Namun, pengertian busana dan pakaian memiliki sedikit perbedaan, busana memiliki konotasi “pakaian yang bagus atau indah” yaitu pakaian yang indah, nyaman dikenakan, enak dipandang dan cocok dengan si pemakai. Sedangkan pakaian adalah bagian dari busana itu sendiri.

2.2.1 Ready-to-Wear

Ready-to-Wear atau Prêt-à-Porter adalah busana siap pakai yang diproduksi

massal dan diproduksi dalam berbagai ukuran dan warna berdasarkan satu desain yang membawa label nama seorang desainer. Busana ini dapat langsung dibeli dan dikenakan tanpa harus melakukan pengukuran badan terlebih dahulu. Busana Ready-to-Wear ini tidak hanya busana yang bergaya street style, tetapi busana pesta maupun kerja pun dapat termasuk ke dalam kategori busana Ready-to-Wear. Biasanya busana ini menggunakan potongan yang minimalis, pola yang tidak rumit, penggunaan bahan yang efisien, serta harga jual yang dapat dijangkau oleh pembeli (Poespo, 2009).


(16)

9 Universitas Kristen Maranatha

Gambar 2.1 Ready-to-Wear Andrew Gn Fall/Winter 2016-2017

Sumber : http://en.vogue.fr/fashion-shows/defile/automne-hiver-2016-2017-paris-andrew-gn/16611,

diakses 4 April 2016, pk 13:22 WIB

2.2.2 Haute Couture

Haute Couture berasal dari bahasa Perancis “haute” yang berarti “tinggi” dan

“couture” yang berarti “tata busana”. Haute Couture atau adibusana dalam bahasa

Perancis berarti menjahit atau sulam menyulam. Couture merupakan mahakarya tertinggi di dunia mode karena sehelai adibusana pun secara eksklusif dirancang sesuai ukuran tubuh pelanggan, sehingga harga busana ini berkisaran antara ratusan juta hingga miliaran rupiah. Pada umumnya busana Haute Couture menggunakan pola dan detail yang rumit, waktu pengerjaan yang lama, serta bahan dan material dengan kualitas tinggi, terbaik dan mahal. Chambre Syndicate De La Haute Couture adalah perkumpulan para dress designer, didirikan di Paris pada tahun 1868. Diperlukan syarat dan kualifikasi khusus agar dapat diterima dalam perkumpulan Chambre Syndicate De

La Haute Couture, dengan tujuan melindungi karya para desainer dari plagiator (Poespo,


(17)

10 Universitas Kristen Maranatha

Gambar 2.2 Haute Couture Alexander McQueen 2013-2014

Sumber :

http://www.vogue.fr/beaute/en-coulisses/diaporama/en-backstage-du-dfil-alexander-mcqueen-haute-couture-automne-hiver-2013-2014-corner-mcqueen/11049, diakses 4 April 2016, pk 13:57 WIB

2.2.3 Detail Busana

Busana merupakan segala sesuatu yang dikenakan mulai dari kepala hingga

ujung kaki. Secara garis besar busana meliputi busana mutlak yaitu busana pokok yang dikenakan, milineris yaitu pelengkap busana yang sifatnya melengkapi dan memiliki nilai guna dan aksesoris yang berfungsi menambah keindahan. Berikut adalah detail penlasan pada busana pokok atau mutlak.

Beberapa istilah menurut buku A to Z Istilah Fashion (Poespo, 2009):

1) H line merupakan “bentuk dua persei panjang yang menjadi satu. Kombinasi ini akan menjadi indah bila proporsi si pengguna langsing dan cocok untuk jubah diatas rok. bentuk ini mendorong dada setinggi mungkin dan pinggang dijatuhkan pada permukaan pinggul, menciptakan penyekat melintang seperti huruf H. Rok ini diperkenalkan oleh Christian Dior pada tahun 1954.”

2) Neckline merupakan “garis yang dibentuk oleh tepi pakaian di atau dekat leher. Sering mengacu pada bentuk leher V atau kerah leher panjang.”


(18)

11 Universitas Kristen Maranatha 3) Openings merupakan lubang atau ruang untuk mengenakan pakaian, biasanya

openings menggunakan kancing atau sleting pada bagian depan atau belakang.

4) Cape merupakan jenis mantel longgar tanpa tangan yang dikencangkan di leher dan

menggantung dari bahu.

5) Cloak merupakan sepotong pakaian luar tanpa lengan, yang dikencangkan pada

bagian leher dan digunakan seperti mantel.

6) Blouse merupakan pakaian atasan wanita yang menyerupai kemeja, biasanya

memiliki kancing, sleting, kerah dan lengan.

7) Pengganjal pundak denan tiga sisi dijahitkan pada pundak gaun, jas, blus dan mantel untuk memberikan penampilan pundak yang bidang. Penggunaan awal shoulder pad pada tahun 1930-1940, hidup kembali pada tahun 1970an, serta digunakan secara luas pada tahun 1980an.

8) Kerah merupakan “sepotong kain yang berada di bagian leher, biasanya dijahit

dengan bahan yang berbeda.”

9) Dress merupakan sepotong pakaian wanita atau anak perempuan yang menutupi

bagian atas tubuh dan menggantung di atas kaki.

10)Rok adalah sepotong pakaian wanita atau anak perempuan yag menggantung dari pinggang dan tidak memiliki kaki.

11)Sleeve merupakan bagian dari sepotong pakaian yang menutupi sebagian atau

seluruh lengan.

12)Celana adalah sepotong pakaian yang menutupi bagian bawah tubuh dari pinggang ke kaki, yang terdiri dari dua bagian berbentuk silinder, satu untuk setiap kaki, ya bergabung di bagian atas.

Bahan kulit didapatkan dari kulit binatang yang diawetkan atau dimasak secara

kimiawi. Bahan ini digunakan untuk aksesoris sampai abad ke-20, kemudian selama tahun 1960-an digunakan untuk membuat gaun, setelan, mantel dan jas. Teknologi semakin mutakhir diabad ini, sehingga bahan kulit asli dapat digantikan dengan berbagai macam kulit imitasi atau kulit sintetis.


(19)

12 Universitas Kristen Maranatha Menurut buku A to Z Istilah Fashion (Poespo, 2009: 322), Wool adalah kumpulan serat-serat yang kuat dan lentur dari bulu domba. Sel-sel dari luar menolak air, sementara sel-sel bagian dalam menyerap kelembapan. Dipergunakan sejak zaman batu. Biasanya wool dapat digantikan dengan worsted, yaitu kain yang terbuat dari bahan wool campuran, bahkan sekarang ini lebih marak bahan drill yang menggunakan polyester. Drill merupakan kain ringan yang biasanya digunakan untuk membuat jas, blouse dan celana.

2.3 Teori Pola dan Jahit

Dalam membuat sebuah busana yang nyaman dikenakan dan indah dipandang

diperlukan teori pola dan jahit sebagai berikut:

2.3.1 Teori Pola

Pola merupakan potongan kertas yang menjadi prototype bagian-bagian pakaian.

Menambahkan volume kepada kain atau menghilangkan volume kain merupakan hasil keputusan reka bahan yang akan dibuat selama penyusunan pola. Setiap garis dan setiap detail yang telah terpikirkan dituangkan kedalam selembar kertas pola. Desainer yang kreatif menggunakan kain yang sangat panjang dan jarum pentul yang ditusukan dengan hati-hati untuk melakukan drape pada manekin hingga menjadi sebuah pakaian, lalu mentransferkan ide tersebut menjadi sebuah pola kertas, dengan segala informasi yang dibutuhkan untuk menyelesaikan proses tersebut dibutuhkan keterampilan seorang professional (Poespo, 2009).

2.3.1.1 Pola Dasar

Menurut buku penuntun membuat pola busana tingkat dasar (Soekarno, PT Gramedia), Pola dasar atau pola konstruksi ini merupakan pola yang dibuat berdasarkan hasil pengukuran seseorang. Untuk mendapatkan pola yang baik dan benar, pengukuran badan harus dilakukan dengan benar pula.


(20)

13 Universitas Kristen Maranatha

Gambar 2.3 Contoh pola dasar wanita

Sumber : http://anaarisanti.blogspot.co.id/2010/05/menggambar-pola-dasar-pakaian-wanita.html,

diakses 8 April 2016, pk 08:07 WIB

2.3.1.2 Draping

Metode draping merupakan metode tiga dimensi yang menggunakan bantuan

boneka jahit. Pada umumnya boneka ditempeli dengan garis bantu untuk memudahkan proses pengukuran. Kelebihan dari teknik ini adalah kita dapat melihat bentuk dan proporsi yang diinginkan secara langsung. Setelah pakaian terselesaikan pada boneka, gunting sesuai dengan garis bantu dan mentransfernya pada kertas pola untuk dijadikan sebagai pola acuan (Poespo, 2009).


(21)

14 Universitas Kristen Maranatha

Gambar 2.4 Contoh draping pada manekin Sumber : https://fitinline.com/article/read/draping,

diakses 8 April 2016, pk 08:17 WIB

2.3.2 Teori Jahit

Menjahit adalah proses menyatukan bagian-bagian kain yang telah digunting

berdasarkan pola dengan menggunakan jarum dan benang. Teknik jahit sangat diperhatikan dan disesuaikan saat desain, material dan bahan yang digunakan berbeda.

2.4 Teori Reka Bahan Tekstil

Reka bahan merupakan suatu cara untuk mengeksplorasi ide ke dalam kain atau

bahan untuk menghasilkan detail pada produk, bahan atau kain tekstil yang menarik sehingga menghasilkan dan meningkatkan nilai estetis. Reka bahan tekstil mencakup dua induk besar yaitu reka rakit dan reka latar. Reka rakit adalah cara menghias kain yaitu memberi warna atau motif yang dilakukan bersamaan pada saat kain tersebut dibuat, contohnya tenun dan anyam. Reka latar merupakan penambahan nilai estetika berupa penambahan warna dan motif pada kain yang sudah ada, contohnya sablon,


(22)

15 Universitas Kristen Maranatha

2.4.1 Print

Digital print merupakan sutu metode untuk memindahkan gambar ke berbagai

media seperti kertas atau kain. Biasanya printing dilakukan oleh sebuah mesin print laser atau inkjet. Teknik printing ini sudah ada sejak jaman Mesir kuno hingga kekaisaran Cina pada abad ke-14 dan mulai berkembang mesin cetak. Digital printing pada tekstil awalnya dikenalkan kepada Inggris pada tahun 1676 oleh seorang pendatang dari Prancis yang membuka usaha printing pada masa itu, dan teknik tersebut menyebar ke seluruh benua Eropa. Pada tahun 1800, teknik ini menyebar ke seluruh dunia. (Hephaestus Book, 2011: 155).

2.4.1.1 Pattern

Motif tampak di mana-mana pada desain tekstil dan memiliki kekuatan untuk

menarik perhatian dan memberikan gairah orang yang melihatnya sama seperti warna yang memicu berbagai emosi pada orang yang melihatnya. Digital pattern dapat menangkap atmosfer waktu dimana kita hidup. Motif bisa saja simple atau rumit, simetris maupun asimetris dan beberapa gambar serupa yang diulang dapat menjadi sebuah motif.

2.4.2 Laser Cut

Laser cut biasanya digunakan untuk adibusana, tetapi konsumen mulai tertarik

dengan berbagai teknik seperti laser cut, dan dengan adanya teknologi memudahkan produsen untuk membuat berbagai desain laser cut. Laser cut berbahan sutra dan kulit sudah sering terlihat pada koleksi busana Ready-to-Wear di runway. Laser cut merupakan metode manufaktur yang menggunakan laser untuk memotong bahan. Detail yang dihasilkan sangat akurat dan serat kain hasil potongan tidak akan lepas.

2.4.3 Sablon

Sablon menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia merupakan pola berdesain yang


(23)

16 Universitas Kristen Maranatha stensil untuk memindahkan desain ke atas berbagai media. Proses stensil ini dapat dilakukan seperti proses mencetak film hitam putih (bagian hitam yang akan muncul di permukaan media) lalu dipindahkan pada screen yang dibentangkan pada sebuah bingkai yang berfungsi sebagai penguat dan pemegang, lalu menutup seluruh bagian dengan lem yang diinginkan serta mencetaknya dengan bantuan rackle. Setelah itu, media diletakan pada mesin hot press dan dipanaskan sesuai dengan aturan waktu dan suhu masing-masing lem.

2.4.3.1 Flocking

Proses flocking merupakan proses penambahan serat filament seperti beludru,

pada bahan atau kain yang sebelumnya telah dilapisi oleh lem. Biasanya flocking dilakukan dengan menggunakan teknik sablon frame, dengan menggunakan lem SP TOP INK dipanaskan selama 10 detik dengan suhu 160 derajat Celcius.

2.4.4 Sulam

Sulam merupakan hiasan yang dibuat di atas kain dengan menggunakan jarum

dan benang. Sulam dapat dilakukan dengan dua bahan, yaitu benang dan pita. Hasil akhir sulaman dapat dibedakan menjadi sulam datar yang rata dengan permukaan kain, sulam terawang merupakan hasil sulaman yang berlubang-lubang dan sulam timbul yang membentuk gelombang di permukaan kain.

2.4.5 Quilt

Quilt merupakan seni mengabung-gabungkan kain dengan ukuran dan potongan

tertentu untuk membentuk motif-motif yang unik. Kemudian gabungan kain tersebut ditimpa dengan jahitan model jelujur yang ukurannya harus sama jika dilihat dari sisi manapun. Bentuk yang satu dengan bentuk yang lain tidak sama persis karena teknik ini menggunakan jahitan tangan. Pada umumnya dapat diisi dengan kapas katun atau busa dan dijahit dengan pola jahitan dekoratif rata atau tidak rata. Quilt populer untuk mantel


(24)

17 Universitas Kristen Maranatha dan jaket pada awal tahun 1920-an dan menjadi populer kembali pada tahun 1970-an (Poespo, 2009).

2.5 Teori Desain

Desain berasal dari Bahasa Inggris “design” yang berarti rancangan, renacana atau reka rupa. Dari kata design ini diserap menjadi kata desain yang berarti mencipta, memikir atau merancang. Desain merupakan bentuk rumusan suatu proses pemikiran, pertimbangan dan perhitungan dari seorang desainer yang diwujudkan ke dalam gambar. Gambar tersebut merupakan sebuah bantuan pengalihan pola pikir desainer kepada orang lain. Setiap desain busana merupakan hasil gagasan, ungkapan dan pemikiran dari sebuah proses mendesain.

2.5.1 Unsur Desain

Unsur desain merupakan unsur-unsur yang terlihat secara visual seperti garis, bentuk, tekstur, ukuran, value dan warna yang digunakan untuk mewujudkan desain sehingga orang lain dapat menangkap desain tersebut (Safwan, 2015).

2.5.1.1 Garis

Garis merupakan unsur yang paling tua dan sering digunakan oleh manusia. Unsur garis adalah hasil goresan dengan benda keras diatas permukaan benda lain. Ada dua jenis garis, yaitu garis lurus dan garis lengkung. Garis lurus adalah garis yang jarak antara ujung dengan pangkalnya mengambil jarak yang paling pendek. Garis lengkung adalah gars yang jarak antara ujung dengan pangkalnya mengambil jarak yang panjang. Garis ini berkesan dinamis (Safwan, 2015).


(25)

18 Universitas Kristen Maranatha

Gambar 2.5 Contoh unsur desain garis

Sumber : http://thewebdriver.blogspot.co.id/2010/08/unsur-unsur-dasar-desain-grafis.html

diakses 26 April 2016, pk 14:17 WIB

2.5.1.2 Bentuk

Bentuk merupakan hasil hubungan dari beberapa garis yang memiliki area dan

bidang dua dimensi yang memiliki panjang dan lebar. Apabila bidang tersebut disusun dalam suatu ruang, maka akan terbentuk bidang tiga dimensi yang memiliki panjang, lebar dan tinggi (Safwan, 2015).

Gambar 2.6 Contoh unsur desain bentuk dua dimensi

Sumber : http://bagusnugrohoit.blogspot.co.id/2014_11_01_archive.html


(26)

19 Universitas Kristen Maranatha

Gambar 2.7 Contoh unsur desain bentuk tiga dimensi

Sumber : http://adityanggraineee.blogspot.co.id/2015/11/desain-grafis.html

diakses 26 April 2016, pk 14:25 WIB

2.5.1.3 Tekstur

Tekstur merupakan keadaan permukaan suatu benda. Tekstur dapat diketahui

dengan cara dilihat atau diraba (Safwan, 2015).

Gambar 2.8 Contoh unsur desain tekstur

Sumber: https://mazgun.wordpress.com/2009/10/12/unsur-rupa-dan-komposisi/


(27)

20 Universitas Kristen Maranatha

2.5.1.4 Ukuran

Ukuran hendaknya diperhatikan agar secara keseluruhan benda terlihat

seimbang. Apabaila tidak seimbang, maka desain yang dihasilkan akan kurang nyaman dilihat (Safwan, 2015).

Gambar 2.9 Contoh unsur desain ukuran

Sumber: http://be-creathing.blogspot.co.id/2015/12/unsur-unsur-desain-grafis.html

diakses 26 April 2016, pk 14:29 WIB

2.5.1.5 Value

Benda hanya dapat dilihat bila ada cahaya. Jika diamati secara seksama, terlihat

permukaan benda yang tidak terkena cahaya secara merata. Ada bagian gelap dan terang, yang dinamakan value (Safwan, 2015).

Gambar 2.10 Contoh unsur desain value

Sumber: https://mazgun.wordpress.com/2009/10/12/unsur-rupa-dan-komposisi/


(28)

21 Universitas Kristen Maranatha

2.5.1.6 Warna

Warna dapat mengungkapkan suasana perasaan dan sifat yang berbeda-beda.

Warna merupakan unsur yang paling menonjol. Warna memiliki banyak variasi yaitu warna muda, warna tua, warna gelap, warna warna terang, warna dingin, warna panas, dll (Safwan, 2015).

Gambar 2.11 Contoh unsur desain warna

Sumber: http://be-creathing.blogspot.co.id/2015/12/unsur-unsur-desain-grafis.html

diakses 26 April 2016, pk 14:37 WIB

2.5.2 Prinsip Desain

Prinspi desain merupakan suatu cara untuk menyusun unsur-unsur desain

sehingga tercapai perpaduan yang memberikan efek tertentu (Widarwati, 1993). Sedangkan menurut Widjiningsih (1982) “Prinsip desain merupakan suatu cara penggunaan dan pengkombinasian unsur-unsur desain dengan prosedur tertentu sehingga memberikan efek tertentu”.

2.5.2.1 Harmoni

Harmoni merupakan keteraturan tatanan diantara bagian-bagian suatu karya.

Keselarasan dalam desain merupakan pembentukan unsur-unsur keseimbangan, keteraturan, kesatuan dan perpaduan yang masing-masing saling mengisi. Keselarasan bertindak sebagai faktor pengaman untuk mencapai keserasian seluruh rancangan (Agustina, 2012).


(29)

22 Universitas Kristen Maranatha

2.5.2.2 Proporsi

Proporsi mrupakan kesebandingan yang merupakan hubungan perbandingan

antara bagian dengan bagian lain atau bagian dengan keseluruhan. Semua unsur berperan untuk metukan proporsi (Agustina, 2012).

2.5.2.3 Balance

Balance merupakan keseimbangan. Keseimbangan simetris terkesan resmi atau

formal, sedangkan keseimbangan asimetris terkesan dinamis (Agustina, 2012).

2.5.2.4 Irama

Irama terjadi karena adanya pengulangan pada bidang atau ruang yang

menyebabkan kita dapat merasakan adanya pergerakan, getaran atau perpindahan dari unsur satu ke unsur lain. Gerak dan pengulangan tersebut mengajak mata mengikuti arah gerakan yang terjadi pada sebuah karya (Agustina, 2012).

2.5.2.5 Aksen

Aksen merupakan pusat perhatian yang pertama kali membawa mata pada sesuatu yang penting dalam suatu rancangan. Hal yang perlu diperhatikan dalam penempatan aksen yaitu:

1) Apa yang akan dijadikan aksen 2) Bagaimana menciptakan aksen

3) Berapa banyak aksen yang dibutuhkan 4) Dimana aksen akan ditempatkan

2.5.2.6 Unity

Unity merupakan kesatuan yang memberikan kesan adanya keterpaduan setiap .

Hal ini tergantung pada bagaimana suatu bagian menunjang bagian yang lain secara selaras sehingga terlihat seperti sebuah benda yang utuh dan tidak terpisah-pisah (Agustina, 2012).


(30)

23 Universitas Kristen Maranatha

2.6 Teori Warna

Dalam dunia mode, warna merupakan pigmen yang telah diciptakan ahli kimia

dan kemudian seniman yang membuatnya menjadi spektrum warna. Setelah spectrum warna tercipta, sudah menjadi tugas desainer untuk menganalisa bagaimana warna tersebut dapat memberikan efek ketika digabungkan dengan siluet, motif, tekstur dan detail. Dampak pada pelanggan dan respon mereka adalah hal yang harus diprediksi, karena faktor dinamis dari budaya, psikologi, fisiologi dan bahasa (Calderine, 2013).

2.6.1 Budaya

Presepsi budaya dalam dunia mode dapat dijelajahi melalui prasangka terdalam

mengenai warna. Pelajari konotasi bahwa warna dibawa turun-temurun dari budaya ke budaya dan untuk kelas social yang berbeda dapat mengklarifikasi dan menambah pemikiran desainer (Calderine, 2013).

2.6.2 Psikologi

Psikologi warna bisa saja menjadi sulit karena tidak terprediksinya suatu

individual dengan asosiasi warna. Hal ini disebabkan karena beberapa orang tidak cocok menggunakan warna tertentu, karena usia, warna rambut, ukuran tubuh, dll. Hanya desainer yang dapat membantu untuk menentukan palet warna yang cocok untuk dikenakan orang tersebut (Calderine, 2013).


(31)

24 Universitas Kristen Maranatha

Gambar 2.5 Pengelompokan psikologi warna menurut Shigenobu Kobayashi Sumber : Kobayashi, 1925

2.6.3 Fisiologi

Dibalik perasaan seeorang terhadap warna merupakan bagaimana tubuh mereka merespon hal tersebut. Berbagai warna pernah memiliki kekuatan untuk menyebabkan reaksi fisik. Desainer harus peka terhadap fisiologi warna seperti membayangkan pakaian kostumer dan pikiran orang lain yang melihat pakaian kostumer tersebut.

2.6.4 Hue

Kontras warna ini sangat terlihat karena terilustrasi oleh warna yang dipancarkan oleh cahaya. Kuning/merah/biru adalah warna yang memiliki kontras ekstrem, sedangkan warna yang lainnya tidak begitu ekstrem kontrasnya.


(32)

25 Universitas Kristen Maranatha

Gambar 2.6 Color Wheel

Sumber : http://www.artyfactory.com/color_theory/color_terms_1.htm,

diakses pada tanggal 22 April 2016, pk 03:32 WIB

2.6.4.1 Golden Cream

Warna kuning digabungkan dengan warna coklat akan menghasilkan warna krem keemasan. Pada tahun 1923 warna ini digunakan untuk iklan ilustrasi oleh Tom Purvis. Warna tersebut menyampaikan status dari toko di London yang memproduksi pakaian untuk para pria di Inggris. Warna tersebut mencerminkan keanggunan yang tenang dan berwibawa (Mbonu, 2015).

2.6.3.2 Charcoal Grey

Warna abu-abu yang hamper mendekati warna hitam pada spektrum warna,

warna ini mendapat kekuatan untuk kehormatan, kekuatan dan perhatian yang dimengerti oleh Sydney Wragge (Mbonu, 2015).

2.6.3.3 Glacier Grey

Warna ini menggambarkan lanit yang mendung. Pada akhir tahun 1800 teknologi


(33)

26 Universitas Kristen Maranatha memungkinkan bangunan untuk menyentuh awan. Pada tahun 1928, majalah Femina yang berjudul Under the Eyes of New York memperlihatkan wanita menggunakan busana Lanvin dengan warna putih, biru dan abu-abu berdiri didekat kaca dengan langit yang memperlihatkan kota yang nampak optimis dan modern (Mbonu, 2015).

2.6.3.4 Hitam

Menurut Yohji Yamamoto “Hitam adalah warna yang sederhana dan angkuh dalam waktu yang sama. Hitam melambangkan karakter misterius.” Warna ini terjadi akibat representasi dari tidak hadirnya cpektrum cahaya yang ada di alam. Hitam menimbulan kesan yang beragam yaitu menakutkan, misteri, kegelapan dan elegan. (Koko, 2015)


(34)

45 Universitas Kristen Maranatha

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Dari keseluruhan proses perancangan koleksi “Visigothic”, kesimpulan yang

didapat adalah menciptakan busana ready-to-wear yang sesuai dengan target market yaitu wanita berusia 20-30 tahun yang menyukai warna gelap, memiliki karakter kuat yang unik namun tetap elegan dan modern, serta mampu memenuhi kekosongan selera pasar akan busana unik bertema neo-gothic dan mampu memberikan variasi kreasi busana ready-to-wear di Indonesia.

5.2 Saran

Dalam perancangan koleksi ini, terdapat banyak kendala dan kesulitan. Namun kesulitan tersebut dapat teratasi dengan baik. Dengan pengalaman yang sudah didapat, ada beberapa saran yang hendak disampaikan, diantaranya :

1) Dalam proses pengambilan konsep, inspirasi, busana dan reka bahan hendaknya terfokus pada satu tema, era dan siluet tertentu.

2) Menggunakan reka bahan yang jarang digunakan dan inovatif.

3) Dalam mendesain busana diharapkan untuk memiliki kesatuan dalam satu koleksi busana

Diharapkan laporan tugas akhir ini memberikan informasi, manfaat, motivasi dan inspirasi yang positif bagi pembaca sekalian.


(35)

46 Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR PUSTAKA

Sumber buku :

Calderin, Jay. 2013. THE FASHION DESIGN REFERENCE + SPESFICATION BOOK. Beverly, Massachusetts, United States of America.

Dhaniswari, Isti. 2015. Trend Forecasting 2016-2017. RÉSISTANCE. BD+A Design, Jakarta Timur.

Eiseman, Leatrice. 2014. Pantone on Fashion: A Century of Color in Design. San Fransisco.

Hephaestus Book. 2011. 1980s Fashion, including: Goth Subculture, Kerchief, Punk

Fashion, Leotard, Spandex, Dreadlocks, New Romanticism, Miniskirt, Body Glove, Designer Jeans, Nose Piercing, Adidas, Dr.Martens, Preppy, Vest, Bodysuit, Safety Pin, Bolo Tie, Mullet (haircut).

Hottenroth, Friedrich. 2002. L’Art du Costume. L’Aveniurine, Paris. Kobayashi, Shigenobu. 1925. Color Image Scale. Kodansha, USA.

Poespo, Goet. 2009. A to Z Istilah Fashion. PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta Pusat.

Sumber artikel online :

Ælfwald, THL Eldred. 2000. Medieval Architecture : The Rose Window.

Artikel online, http://dragon_azure.tripod.com/UoA/Med-Arch-Rose-Window.html (diakses : 6 April 2016)

Agustina, Dina. 2012. PRINSIP-PRINSIP DESAIN BUSANA.

Artikel online, http://dinaagustina09.blogspot.sg/2012/06/prinsip-prinsip-desain-busana.html

(diakses : 5 April 2016)

Alvarez,Jennifer Williams, 2014. What you need to know about laser-cut cloting. Artikel online, http://www.engadget.com/2014/06/17/laser-cut-clothing-explainer/ (diakses : 6 April 2016)

Arisanti, Ana. 2010. Pola dasar baju wanita sistem dressmaking.

Artikel online, http://anaarisanti.blogspot.co.id/2010/05/menggambar-pola-dasar-pakaian-wanita.html


(36)

47 Universitas Kristen Maranatha AVOC. 1999. History of The Mosque of Cordoba.

Artikel online, http://www.mezquitadecordoba.org/en/history-mosque-cordoba.asp (diakses :18 April 2016)

Bucci, Jessica. 2013. Laser Cut Fabrics are the Cutting Edge of Fashion. Artikel online, http://startupfashion.com/laser-cut

(diakses : 6 April 2016)

Carr, Karen E. 2016 Who were the Visigoth?.

Artikel online, http://quatr.us/medieval/history/earlymiddle/visigoths.htm (diakses : 2 April 2016)

Kurniawati, Tatik. 2012. Pengertian Haute Couture.

Artikel online, https://tatikkurniawati.wordpress.com/2012/03/31/haute-couture/ (diakses : 4 April 2016)

Mark, Joshua J. 2011. Vsigoth.

Artikel online, http://www.ancient.eu/visigoth/ (diakses : 30 Januari 2016)

Putri, Dwi. 2011. Prinsip-prinsip Desain.

Artikel online, https://dwiputri08.wordpress.com/2011/04/20/prinsip-prinsip-desain/ (diakses : 5 April 2016)

Ross, Kelly L. 2007. SUCCESOR OF ROME : GERMANIA, 395-774. Artikel online, http://www.friesian.com/germania.htm

(diakses : 28 Maret 2016)

Ryani, Ade. 2012. Ready to Wear, Ready to Go!.

Artikel online, http://tabloidnova.com/News/Peristiwa/Ready-To-Wear-Ready-To-Go (diakses : 4 April 2016)

Safwan. 2015. APA AJA ADA.

Artikel online, http://safwanruslan.blogspot.co.id/2015/05/pengertian-bentuk-desain-prinsip-dan.html

(diakses : 5 April 2016)

Sholikin, Mohamad. 2014. Pengertian Fashion Menurut Para Ahli.

Artikel online, http://smiledab.blogspot.co.id/2014/12/pengertian-fashion-menurut-para-ahli.html


(37)

48 Universitas Kristen Maranatha VOGAMODA. 2013. SEPULUH ISTILAH UMUM DI DUNIA FASHION,

Artikel online, https://vogamoda.wordpress.com/2013/01/15/sepuluh-istilah-umum-di-dunia-fashion/

(diakses : 4 April 2016)

Volpintesta, Laura. 2014. The language of fashion design. United States of America. Waters, Suzanne. 2016. Gothic/ Gothic Revival/ Neo-Gothic.

Artikel online, https://www.architecture.com/Explore/ArchitecturalStyles/Gothic.aspx (diakses : 20 April 2016)


(1)

25 Universitas Kristen Maranatha Gambar 2.6 Color Wheel

Sumber : http://www.artyfactory.com/color_theory/color_terms_1.htm,

diakses pada tanggal 22 April 2016, pk 03:32 WIB

2.6.4.1 Golden Cream

Warna kuning digabungkan dengan warna coklat akan menghasilkan warna krem keemasan. Pada tahun 1923 warna ini digunakan untuk iklan ilustrasi oleh Tom Purvis. Warna tersebut menyampaikan status dari toko di London yang memproduksi pakaian untuk para pria di Inggris. Warna tersebut mencerminkan keanggunan yang tenang dan berwibawa (Mbonu, 2015).

2.6.3.2 Charcoal Grey

Warna abu-abu yang hamper mendekati warna hitam pada spektrum warna, warna ini mendapat kekuatan untuk kehormatan, kekuatan dan perhatian yang dimengerti oleh Sydney Wragge (Mbonu, 2015).

2.6.3.3 Glacier Grey

Warna ini menggambarkan lanit yang mendung. Pada akhir tahun 1800 teknologi modern sudah berkembang, sehingga dapat menciptakan lift dan jendela kaca sehingga


(2)

memungkinkan bangunan untuk menyentuh awan. Pada tahun 1928, majalah Femina yang berjudul Under the Eyes of New York memperlihatkan wanita menggunakan busana Lanvin dengan warna putih, biru dan abu-abu berdiri didekat kaca dengan langit yang memperlihatkan kota yang nampak optimis dan modern (Mbonu, 2015).

2.6.3.4 Hitam

Menurut Yohji Yamamoto “Hitam adalah warna yang sederhana dan angkuh dalam waktu yang sama. Hitam melambangkan karakter misterius.” Warna ini terjadi akibat representasi dari tidak hadirnya cpektrum cahaya yang ada di alam. Hitam menimbulan kesan yang beragam yaitu menakutkan, misteri, kegelapan dan elegan. (Koko, 2015)


(3)

45 Universitas Kristen Maranatha

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Dari keseluruhan proses perancangan koleksi “Visigothic”, kesimpulan yang didapat adalah menciptakan busana ready-to-wear yang sesuai dengan target market yaitu wanita berusia 20-30 tahun yang menyukai warna gelap, memiliki karakter kuat yang unik namun tetap elegan dan modern, serta mampu memenuhi kekosongan selera pasar akan busana unik bertema neo-gothic dan mampu memberikan variasi kreasi busana ready-to-wear di Indonesia.

5.2 Saran

Dalam perancangan koleksi ini, terdapat banyak kendala dan kesulitan. Namun kesulitan tersebut dapat teratasi dengan baik. Dengan pengalaman yang sudah didapat, ada beberapa saran yang hendak disampaikan, diantaranya :

1) Dalam proses pengambilan konsep, inspirasi, busana dan reka bahan hendaknya terfokus pada satu tema, era dan siluet tertentu.

2) Menggunakan reka bahan yang jarang digunakan dan inovatif.

3) Dalam mendesain busana diharapkan untuk memiliki kesatuan dalam satu koleksi busana

Diharapkan laporan tugas akhir ini memberikan informasi, manfaat, motivasi dan inspirasi yang positif bagi pembaca sekalian.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Sumber buku :

Calderin, Jay. 2013. THE FASHION DESIGN REFERENCE + SPESFICATION BOOK. Beverly, Massachusetts, United States of America.

Dhaniswari, Isti. 2015. Trend Forecasting 2016-2017. RÉSISTANCE. BD+A Design, Jakarta Timur.

Eiseman, Leatrice. 2014. Pantone on Fashion: A Century of Color in Design. San Fransisco.

Hephaestus Book. 2011. 1980s Fashion, including: Goth Subculture, Kerchief, Punk Fashion, Leotard, Spandex, Dreadlocks, New Romanticism, Miniskirt, Body Glove, Designer Jeans, Nose Piercing, Adidas, Dr.Martens, Preppy, Vest, Bodysuit, Safety Pin, Bolo Tie, Mullet (haircut).

Hottenroth, Friedrich. 2002. L’Art du Costume. L’Aveniurine, Paris. Kobayashi, Shigenobu. 1925. Color Image Scale. Kodansha, USA.

Poespo, Goet. 2009. A to Z Istilah Fashion. PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta Pusat.

Sumber artikel online :

Ælfwald, THL Eldred. 2000. Medieval Architecture : The Rose Window.

Artikel online, http://dragon_azure.tripod.com/UoA/Med-Arch-Rose-Window.html (diakses : 6 April 2016)

Agustina, Dina. 2012. PRINSIP-PRINSIP DESAIN BUSANA.

Artikel online, http://dinaagustina09.blogspot.sg/2012/06/prinsip-prinsip-desain-busana.html

(diakses : 5 April 2016)

Alvarez,Jennifer Williams, 2014. What you need to know about laser-cut cloting. Artikel online, http://www.engadget.com/2014/06/17/laser-cut-clothing-explainer/ (diakses : 6 April 2016)

Arisanti, Ana. 2010. Pola dasar baju wanita sistem dressmaking.

Artikel online, http://anaarisanti.blogspot.co.id/2010/05/menggambar-pola-dasar-pakaian-wanita.html


(5)

47 Universitas Kristen Maranatha

AVOC. 1999. History of The Mosque of Cordoba.

Artikel online, http://www.mezquitadecordoba.org/en/history-mosque-cordoba.asp (diakses :18 April 2016)

Bucci, Jessica. 2013. Laser Cut Fabrics are the Cutting Edge of Fashion. Artikel online, http://startupfashion.com/laser-cut

(diakses : 6 April 2016)

Carr, Karen E. 2016 Who were the Visigoth?.

Artikel online, http://quatr.us/medieval/history/earlymiddle/visigoths.htm (diakses : 2 April 2016)

Kurniawati, Tatik. 2012. Pengertian Haute Couture.

Artikel online, https://tatikkurniawati.wordpress.com/2012/03/31/haute-couture/ (diakses : 4 April 2016)

Mark, Joshua J. 2011. Vsigoth.

Artikel online, http://www.ancient.eu/visigoth/ (diakses : 30 Januari 2016)

Putri, Dwi. 2011. Prinsip-prinsip Desain.

Artikel online, https://dwiputri08.wordpress.com/2011/04/20/prinsip-prinsip-desain/ (diakses : 5 April 2016)

Ross, Kelly L. 2007. SUCCESOR OF ROME : GERMANIA, 395-774. Artikel online, http://www.friesian.com/germania.htm

(diakses : 28 Maret 2016)

Ryani, Ade. 2012. Ready to Wear, Ready to Go!.

Artikel online, http://tabloidnova.com/News/Peristiwa/Ready-To-Wear-Ready-To-Go (diakses : 4 April 2016)

Safwan. 2015. APA AJA ADA.

Artikel online, http://safwanruslan.blogspot.co.id/2015/05/pengertian-bentuk-desain-prinsip-dan.html

(diakses : 5 April 2016)

Sholikin, Mohamad. 2014. Pengertian Fashion Menurut Para Ahli.

Artikel online, http://smiledab.blogspot.co.id/2014/12/pengertian-fashion-menurut-para-ahli.html


(6)

VOGAMODA. 2013. SEPULUH ISTILAH UMUM DI DUNIA FASHION,

Artikel online, https://vogamoda.wordpress.com/2013/01/15/sepuluh-istilah-umum-di-dunia-fashion/

(diakses : 4 April 2016)

Volpintesta, Laura. 2014. The language of fashion design. United States of America. Waters, Suzanne. 2016. Gothic/ Gothic Revival/ Neo-Gothic.

Artikel online, https://www.architecture.com/Explore/ArchitecturalStyles/Gothic.aspx (diakses : 20 April 2016)