UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP KENAMPAKAN PERMUKAAN BUMI MELALUI PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL.
UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP
KENAMPAKAN PERMUKAAN BUMI
MELALUI PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL
Sari Setiasih1), Siti Istiyati2), Noer Hidayah3)
PGSD FKIP Universitas Sebelas Maret, Jalan Slamet Riyadi 449 Surakarta
e-mail: [email protected]
Abstract: The purpose of this research is to improve the concept understanding of earth surface appearance at
the third grade students in MI Assirajiyah Menur in the academic year of 2012/2013 through the use of audio
visual media. The form of this research was classroom action research that has been done in two cycles. Data
collection techniques used interviews, observation, tests, and documentations. The techniques of data analysis
used analitycal interactive model. The results showed that through audio visual media can enhance the
understanding concept of earth surface appearance at the third students in MI Assirajiyah Menur in the academic
year of 2012/2013.
Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman konsep kenampakan permukaan bumi pada
peserta didik kelas III MI Assirajiyah Menur melalui penggunaan media audio visual. Bentuk penelitian ini
adalah penelitian tindakan kelas yang dilakukan dalam dua siklus. Teknik pengumpulan data menggunakan
wawancara, observasi, tes, dan dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan teknik analisis model interaktif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan media audio visual dapat meningkatkan pemahaman konsep
kenampakan permukaan bumi pada peserta didik kelas III MI Assirajiyah Menur tahun ajaran 2012/2013.
Kata kunci: media audio visual, pemahaman konsep
Sasaran pendidikan adalah manusia
yang merupakan makhluk yang serba terhubung, dengan masyarakat, lingkungannya, dirinya sendiri dan Tuhan. Pendidikan bermaksud membantu peserta didik untuk menumbuhkembangkan potensi-potensi kemanusiaannya. Dengan adanya pendidikan ini, sumber daya manusia dapat berkembang menuju
ke arah yang lebih baik. Dalam perkembangannya guru harus memiliki keahlian untuk
menciptakan pembelajaran yang sesuai dengan mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam
(IPA) serta mengetahui kondisi peserta didik
di samping penguasaan keterampilan yang
lain.
Upaya meningkatan mutu pendidikan
menjadi tanggung jawab semua pihak yang
terlibat dalam pendidikan, terutama bagi guru
SD yang merupakan ujung tombak dalam
pendidikan dasar. Guru harus mampu memanfaatkan perkembangan media cetak, media elektronik serta teknologi informasi dan
komunikasi sumber belajar atau informasi
yang tersedia melimpah sehingga guru tidak
kesulitan untuk melaksanakan pembelajaran
yang bermutu.
Menurut Bundu (2006) pendidikan IPA
atau Sains dapat disebut sebagai ilmu pengetahuan tentang alam atau yang mempelajari
1) Mahasiswa Prodi PGSD FKIP UNS
2,3) Dosen Prodi PGSD FKIP UNS
peristiwa-peristiwa yang terjadi di alam.
Oleh karena itu, perkembangan IPA erat
kaitannya dengan perkembangan gejala alam
yang terjadi di alam semesta.
Menurut Mulyasa (2006) IPA merupakan ilmu yang bersifat empirik dan membahas tentang fakta serta gejala alam. Fakta dan
gejala alam tersebut menjadikan pembelajaran IPA tidak hanya sekadar hafalan tetapi
juga harus melihat fakta dan gejala alam tersebut secara langsung.
Dalam silabus KTSP kelas III semester II mata pelajaran IPA, mencakup salah satu kompetensi dasar mendiskripsikan kenampakan permukaan bumi di lingkungan sekitar. Untuk memahami materi tersebut dibutuhkan suatu pengalaman langsung agar peserta didik benar-benar paham terhadap kenampakan permukaan bumi yang ada di lingkungannya.
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang dilakukan peneliti di kelas III
MI Assirajiyah Menur Kecamatan Mranggen
Kabupaten Demak ditemukan masalah dalam
pembelajaran IPA yaitu masih rendahnya pemahaman konsep tentang kenampakan permukaan bumi. Terbukti dari 30 peserta didik
hanya 13 peserta didik atau 43,3% yang
memperoleh nilai di atas Kriteria Ketuntasan
Minimal (KKM), yaitu 65. Sementara 17 peserta didik atau 57,7% mendapatkan nilai kurang dari KKM.
Hal tersebut di atas terjadi karena dalam kesehariannya guru melakukan pembelajaran dengan cara yang masih klasik yaitu
hanya dengan menyampaikan materi pembelajaran dan peserta didik menerima dengan
pasif, sehingga tidak ada rasa antusias dari
diri peserta didik untuk mengikuti pembelajaran, sehingga pembelajaran tersebut kurang
bermakna bagi peserta didik. Kurangnya pemanfaatan media yang sesuai dalam pembelajaran menjadi penyebab utama dari permasalahan tersebut.
Guru harus mencari cara agar pembelajaran menjadi lebih efektif dan peserta didik
mendapatkan pengalaman langsung. Salah
satu alternatif yang dapat dilakukan guru dalam menyampaikan bahan ajar tentang kenampakan permukaan bumi adalah menggunakan media pembelajaran yang dapat menjadi media untuk menyampaikan materi tersebut.
Berdasarkan pendapat Miarso (1998)
dikatakan bahwa media adalah segala sesuatu
yang dapat digunakan untuk merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemajuan peserta didik sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar pada diri peserta didik.
Dalam hal ini dikatakan bahwa secara umum
media adalah alat bantu yang dapat mempermudah proses pembelajaran.
Salah satu media pembelajaran yang
mampu membuat peserta didik mendapatkan
pengalaman langsung dalam pembelajaran
adalah media audio visual. Media audio visual adalah media yang menunjukkan unsur auditif (pendengaran) maupun visual (penglihatan), jadi dapat dipandang maupun di dengar suaranya. Belajar dengan menggunakan
indera ganda pandang dan dengar akan memberikan keuntungan bagi peserta didik karena
peserta didik akan belajar lebih banyak daripada jika materi hanya disampaikan dengan
stimulus pandang atau hanya dengan stimulus dengar saja.
Ngadino (2009) berpendapat bahwa
proses belajar mengajar dapat berhasil dengan baik jika peserta didik diajak menggunakan semua alat inderanya. Dalam hal ini
guru berupaya untuk menampilkan rangsang-
an (stimulus) yang dapat diproses dengan
berbagai indera. Semakin banyak alat indera
yang digunakan untuk menerima dan mengolah informasi, semakin besar kemungkinan
informasi tersebut dimengerti dan dapat
dipertahankan dalam ingatan.
Penggabungan dari media audio dan visual membentuk media audio visual yaitu
media yang tidak hanya mengedepankan efek
suara saja tetapi juga menghadirkan gambar
yang dapat dilihat.
Selain itu Sanaky (2009) mengemukakan tujuan penggunaan media pembelajaran
adalah: 1) Mempermudah proses pembelajaran di kelas, 2) Meningkatkan efisiensi proses pembelajaran, 3) Menjaga relevansi antara materi pelajaran dengan tujuan belajar,
4) Membantu konsentrasi peserta didik dalam
proses pembelajaran. Dalam hal ini, penggunaan media sangat membantu proses pembelajaran karena dapat mengkondisikan peserta
didik selama mengikuti pembelajaran sehingga membuat pembelajaran lebih efektif.
Oleh karena itu penggunaan media audio visual sesuai untuk menyampaikan materi
kenampakan permukaan bumi karena peserta
didik dapat melihat secara langsung gambaran tentang kenampakan permukaan bumi sehingga mereka lebih paham dengan materi
tersebut dan pemahaman konsepnya meningkat.
METODE
Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan di kelas III MI Assirajiyah Menur Kecamatan Mranggen Kabupaten Demak tahun
ajaran 2012/2013. Penelitian dilaksanakan
pada semester II tahun ajaran 2012/2013 terhitung dari bulan Januari sampai Juni 2013.
Subyek penelitian ini adalah guru dan peserta
didik kelas III yang berjumlah 30 peserta didik. Penelitian ini berbentuk penelitian tindakan kelas yang terdiri dari dua siklus yang
berulang-ulang. Adapun tahapan-tahapan dalam setiap siklus nya menurut Arikunto
(2009) terdiri dari tahap perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik observasi, wawancara, tes dan dokumentasi. Validitas data yang digunakan adalah
triangulasi sumber data dan triangulasi metode pengumpulan data. Teknik analisis data
yang digunakan dalam penelitian ini adalah
metode analisis interaktif. Miles dan Huberman menyatakan bahwa “Metode analisis interaktif memiliki tiga komponen pokok yaitu
reduksi data, sajian data dan penarikan kesimpulan atau verifikasi” (2009:20). Indikator keberhasilan penelitiaan ini adalah 80%
peserta didik mendapatkan nilai lebih dari
atau sama dengan KKM 65.
HASIL
Sebelum dilaksanakan penelitian, terlebih dahulu dilakukan wawancara dan observasi di kelas III MI Assirajiyah Menur Demak untuk mengetahui kondisi awal yang
terjadi di lapangan. Berdasarkan hasil pengamatan diketahui bahwa nilai kemampuan
pemahaman konsep kenampakan permukaan
bumi peserta didik rendah. Dari 30 peserta
didik hanya 13 atau 43,3% peserta didik yang
mendapat nilai di atas KKM yaitu 65.
Hasil dari penelitian yang dilaksanakan
dalam dua siklus ini menunjukkan adanya
peningkatan di setiap siklusnya.
Dalam penilaian pemahaman konsep
kenampakan permukaan bumi pratindakan
bisa dilihat pada tabel berikut:
Tabel 1. Distribusi frekuensi Nilai Tes
Pratindakan
No
Interval
Frekuensi Persentase (%)
1
40-47
2
6,67
2
48-55
5
16,67
3
56-63
10
33,33
4
64-71
9
30
5
72-79
2
6,67
6
80-87
2
6,67
Jumlah
30
100
Nilai rata-rata = 1865 : 30 = 62,2
Ketuntasan Klasikal= (13 : 30) x 100% =43,3%
Berdasarkan data pada tabel 1 di atas
dapat diketahui pada kondisi awal atau pratindakan jumlah peserta didik yang mendapat
nilai ≥ 65 hanya 13 peserta didik atau 43,3%
dan 17 peserta didik atau 56,7% mendapat
nilai di bawah KKM dengan nilai rata-rata
kelas sebesar 62,2.
Pada siklus I terjadi peningkatan pemahaman konsep kenampakan permukaan
bumi melalui penggunaan media audio visual
dibandingkan pada pratindakan. Peserta didik
terlihat lebih berminat dan antusias dalam
mengikuti pembelajaran serta lebih memaha-
mi materi yang disampaikan. Ketuntasan klasikal peserta didik pada siklus I adalah sebesar 73,3%. Data perolehan nilai peserta didik
pada siklus I disajikan pada tabel 2 berikut:
Tabel 2. Distribusi Frekuensi Nilai Tes
Siklus I
No
Interval
Frekuensi Persentase (%)
1
53-59
5
16,67
2
60-66
5
16,67
3
67-73
10
33,33
4
74-80
3
10
5
81-87
3
10
6
88-94
4
13,33
Jumlah
30
100
Nilai rata-rata = 2142 : 30 = 71,4
Ketuntasan Klasikal= (22 : 30) x 100% =73,3%
Berdasarkan tabel 2 di atas menunjukkan bahwa dari 30 peserta didik, 22 peserta
didik atau 73,3% yang mendapat nilai ≥ 65
dan 8 peserta didik atau 26,7% mendapat nilai di bawah KKM 65 dengan nilai rata-rata
71,4. Berdasarkan tabel di atas, dapat disimpulkan bahwa pemahaman konsep kenampakan permukaan bumi peserta didik kelas
III MI Assirajiyah pada siklus I telah mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan
pratindakan akan tetapi hasilnya belum maksimal.
Selanjutnya diadakan perbaikan dari siklus I ke siklus II agar mencapai indikator kinerja yang telah ditentukan. Perolehan nilai
peserta didik pada siklus II disajikan pada tabel berikut:
Tabel 3. Distribusi Frekuensi Nilai Tes
Siklus II
No
Interval
Frekuensi Persentase (%)
1
63-68
6
20
2
69-74
4
13,33
3
75-80
3
10
4
81-86
6
20
5
87-92
5
16,67
6
93-98
6
20
Jumlah
30
100
Nilai rata-rata = 2433 : 30 = 81,1
Ketuntasan Klasikal= (26 : 30) x 100% =86,7%
Tabel 3 di atas menunjukkan bahwa dari 30 peserta didik terdapat 26 peserta didik
atau 86,7% mendapat nilai ≥ 65 dan 4 peserta
didik atau 13,3% mendapat nilai di bawah
KKM 65 dengan nilai rata-rata 81,1. Berdasarkan tabel 6 di atas dapat disimpulkan bah-
wa pemahaman konsep kenampakan permukaan bumi pada peserta didik kelas III MI
Assirajiyah pada siklus II mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan siklus I.
Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa
tindakan yang dilakukan pada siklus II sudah
mencapai target indikator kinerja yaitu 80%
maka penelitian ini dihentikan pada siklus II.
PEMBAHASAN
Nilai pemahaman konsep kenampakan
permukaan bumi pada peserta didik kelas III
MI Assirajiyah pada kondisi awal masih rendah. Hal ini dibuktikan dengan nilai pada
kondisi awal hanya 13 peserta didik atau atau
43,3% dari 30 peserta didik yang mendapatkan nilai sama dengan atau lebih dari KKM
65 sedangkan 17 peserta didik belum mencapai KKM. Oleh karena itu, perlu diadakan
tindakan perbaikan untuk mengatasi rendahnya pemahaman konsep kenampakan permukaan bumi melalui penggunaan media audio
visual.
Berdasarkan data hasil penelitian yang
dilaksanakan pada siklus I dan siklus II yang
telah diuraikan di atas, menunjukkan bahwa
penggunaan media audio visual dapat meningkatkan pemahaman konsep kenampakan
permukaan bumi pada peserta didik kelas III
MI Assirajiyah. Hal tersebut dapat dibuktikan dengan adanya peningkatan ketuntasan
klasikal dan nilai rata-rata kelas pada tiap
siklusnya.
Pada siklus I, nilai rata-rata kelas mencapai 71,4. Ketuntasan klasikalnya mencapai
73,33% atau 22 mendapat nilai ≥65 dan 8 peserta didik masih di bawah KKM. Data tersebut menunjukkan adanya peningkatan jika dibandingkan dengan keadaan pratindakan. Namun, ketuntasan klasikal yang telah dicapai
pada siklus I ini masih belum dapat mencapai
indikator kinerja yang ditetapkan yaitu 80%.
Pada siklus II, rata-rata kelas dan ketuntasan klasikal mengalami peningkatan jika
dibandingkan dengan siklus I. Nilai rata-rata
kelas meningkat menjadi 81,1 dan ketuntasan
klasikal meningkat menjadi 86,7% atau 26
peserta didik mendapat nilai di atas KKM 65
dan 4 peserta didik atau 13,3% yang belum
tuntas atau mendapat nilai di bawah KKM
65.
Peningkatan ini didukung karena pada
saat pelaksanaan tindakan terlihat bahwa peserta didik tertarik untuk memperhatikan media audio visual yang ditayangkan sehingga
tercipta kondisi yang tertib, tenang dan merasa senang dengan materi pembelajaran
yang dikemas menggunakan media audio visual tersebut. Hal ini sejalan dengan pendapat
Anitah (2009) yang menyatakan bahwa media pembelajaran dapat menciptakan kondisi
yang memungkinkan pebelajar menerima pengetahuan, keterampilan dan sikap.
Selain itu, Sanaky (2009) menyatakan
bahwa media audio visual adalah seperangkat
alat yang dapat memproyeksikan gambar bergerak dan bersuara. Paduan antara gambar
dan suara membentuk karakter sama dengan
obyek aslinya, hal ini sangat membantu peserta didik untuk mempelajari sesuatu karena
nampak seperti objek aslinya sehingga seperti belajar langsung pada objek yang sedang dipelajari. Berdasarkan pendapat di
atas, penggunaan media audio visual dapat
memudahkan peserta didik untuk memahami
materi kenampakan permukaan bumi sehingga pemahaman konsepnya meningkat.
Oleh sebab itu, penggunaan media audio visual merupakan media yang tepat bagi
peserta didik dalam mempelajari kenampakan permukaan bumi karena dibuktikan dengan peningkatan pemahaman konsep kenampakan permukaan bumi pada peserta didik
kelas III. Dikatakan meningkat karena terdapat perubahan yang baik dari sebelumnya,
yakni adanya peningkatan dari keadaan pratindakan ke siklus I dan dari siklus I ke siklus
II. Peningkatan tersebut terlihat pada nilai
rata-rata kelas dan ketuntasan klasikal.
SIMPULAN
Berdasarkan hasil pengolahan data pada siklus I dan siklus II yang telah dilaksanakan, maka dapat disimpulkan bahwa penggunaan media audio visual dapat meningkatkan pemahaman konsep kenampakan permukaan bumi pada peserta didik kelas III MI
Assirajiyah Menur Kecamatan Mranggen
Kabupaten Demak tahun ajaran 2012/2013.
DAFTAR PUSTAKA
Anitah, S.(2009). Media Pembelajaran. Surakarta: LPP UNS dan UNS Press
Arikunto, S. (2008). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.
Bundu, Patta.(2006). Penilaian Keterampilan Proses dan Sikap Ilmiah dalam Pembelajaran
Sains Sekolah Dasar. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional
Miarso, Y. (1998). Pemilihan dan Pengembanngan Media untuk Pembelajaran. Jakarta:
Rajawali Pers.
Miles, M. B & Huberman, A. M. (2009). Analisis Data Kuantitatif Buku Sumber tentang
Metode-Metode Baru. Jakarta: Universitas Indonesia (UI –Press).
Mulyasa, H.E. (2006). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Bandung: Rosda
Ngadino.(2009). Pengembangan Media Pembelajaran. Surakarta: Yuma Pressindo.
Sanaky, A. H.(2009). Media Pembelajaran. Yogyakarta: Safiria Insania Press.
KENAMPAKAN PERMUKAAN BUMI
MELALUI PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL
Sari Setiasih1), Siti Istiyati2), Noer Hidayah3)
PGSD FKIP Universitas Sebelas Maret, Jalan Slamet Riyadi 449 Surakarta
e-mail: [email protected]
Abstract: The purpose of this research is to improve the concept understanding of earth surface appearance at
the third grade students in MI Assirajiyah Menur in the academic year of 2012/2013 through the use of audio
visual media. The form of this research was classroom action research that has been done in two cycles. Data
collection techniques used interviews, observation, tests, and documentations. The techniques of data analysis
used analitycal interactive model. The results showed that through audio visual media can enhance the
understanding concept of earth surface appearance at the third students in MI Assirajiyah Menur in the academic
year of 2012/2013.
Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman konsep kenampakan permukaan bumi pada
peserta didik kelas III MI Assirajiyah Menur melalui penggunaan media audio visual. Bentuk penelitian ini
adalah penelitian tindakan kelas yang dilakukan dalam dua siklus. Teknik pengumpulan data menggunakan
wawancara, observasi, tes, dan dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan teknik analisis model interaktif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan media audio visual dapat meningkatkan pemahaman konsep
kenampakan permukaan bumi pada peserta didik kelas III MI Assirajiyah Menur tahun ajaran 2012/2013.
Kata kunci: media audio visual, pemahaman konsep
Sasaran pendidikan adalah manusia
yang merupakan makhluk yang serba terhubung, dengan masyarakat, lingkungannya, dirinya sendiri dan Tuhan. Pendidikan bermaksud membantu peserta didik untuk menumbuhkembangkan potensi-potensi kemanusiaannya. Dengan adanya pendidikan ini, sumber daya manusia dapat berkembang menuju
ke arah yang lebih baik. Dalam perkembangannya guru harus memiliki keahlian untuk
menciptakan pembelajaran yang sesuai dengan mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam
(IPA) serta mengetahui kondisi peserta didik
di samping penguasaan keterampilan yang
lain.
Upaya meningkatan mutu pendidikan
menjadi tanggung jawab semua pihak yang
terlibat dalam pendidikan, terutama bagi guru
SD yang merupakan ujung tombak dalam
pendidikan dasar. Guru harus mampu memanfaatkan perkembangan media cetak, media elektronik serta teknologi informasi dan
komunikasi sumber belajar atau informasi
yang tersedia melimpah sehingga guru tidak
kesulitan untuk melaksanakan pembelajaran
yang bermutu.
Menurut Bundu (2006) pendidikan IPA
atau Sains dapat disebut sebagai ilmu pengetahuan tentang alam atau yang mempelajari
1) Mahasiswa Prodi PGSD FKIP UNS
2,3) Dosen Prodi PGSD FKIP UNS
peristiwa-peristiwa yang terjadi di alam.
Oleh karena itu, perkembangan IPA erat
kaitannya dengan perkembangan gejala alam
yang terjadi di alam semesta.
Menurut Mulyasa (2006) IPA merupakan ilmu yang bersifat empirik dan membahas tentang fakta serta gejala alam. Fakta dan
gejala alam tersebut menjadikan pembelajaran IPA tidak hanya sekadar hafalan tetapi
juga harus melihat fakta dan gejala alam tersebut secara langsung.
Dalam silabus KTSP kelas III semester II mata pelajaran IPA, mencakup salah satu kompetensi dasar mendiskripsikan kenampakan permukaan bumi di lingkungan sekitar. Untuk memahami materi tersebut dibutuhkan suatu pengalaman langsung agar peserta didik benar-benar paham terhadap kenampakan permukaan bumi yang ada di lingkungannya.
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang dilakukan peneliti di kelas III
MI Assirajiyah Menur Kecamatan Mranggen
Kabupaten Demak ditemukan masalah dalam
pembelajaran IPA yaitu masih rendahnya pemahaman konsep tentang kenampakan permukaan bumi. Terbukti dari 30 peserta didik
hanya 13 peserta didik atau 43,3% yang
memperoleh nilai di atas Kriteria Ketuntasan
Minimal (KKM), yaitu 65. Sementara 17 peserta didik atau 57,7% mendapatkan nilai kurang dari KKM.
Hal tersebut di atas terjadi karena dalam kesehariannya guru melakukan pembelajaran dengan cara yang masih klasik yaitu
hanya dengan menyampaikan materi pembelajaran dan peserta didik menerima dengan
pasif, sehingga tidak ada rasa antusias dari
diri peserta didik untuk mengikuti pembelajaran, sehingga pembelajaran tersebut kurang
bermakna bagi peserta didik. Kurangnya pemanfaatan media yang sesuai dalam pembelajaran menjadi penyebab utama dari permasalahan tersebut.
Guru harus mencari cara agar pembelajaran menjadi lebih efektif dan peserta didik
mendapatkan pengalaman langsung. Salah
satu alternatif yang dapat dilakukan guru dalam menyampaikan bahan ajar tentang kenampakan permukaan bumi adalah menggunakan media pembelajaran yang dapat menjadi media untuk menyampaikan materi tersebut.
Berdasarkan pendapat Miarso (1998)
dikatakan bahwa media adalah segala sesuatu
yang dapat digunakan untuk merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemajuan peserta didik sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar pada diri peserta didik.
Dalam hal ini dikatakan bahwa secara umum
media adalah alat bantu yang dapat mempermudah proses pembelajaran.
Salah satu media pembelajaran yang
mampu membuat peserta didik mendapatkan
pengalaman langsung dalam pembelajaran
adalah media audio visual. Media audio visual adalah media yang menunjukkan unsur auditif (pendengaran) maupun visual (penglihatan), jadi dapat dipandang maupun di dengar suaranya. Belajar dengan menggunakan
indera ganda pandang dan dengar akan memberikan keuntungan bagi peserta didik karena
peserta didik akan belajar lebih banyak daripada jika materi hanya disampaikan dengan
stimulus pandang atau hanya dengan stimulus dengar saja.
Ngadino (2009) berpendapat bahwa
proses belajar mengajar dapat berhasil dengan baik jika peserta didik diajak menggunakan semua alat inderanya. Dalam hal ini
guru berupaya untuk menampilkan rangsang-
an (stimulus) yang dapat diproses dengan
berbagai indera. Semakin banyak alat indera
yang digunakan untuk menerima dan mengolah informasi, semakin besar kemungkinan
informasi tersebut dimengerti dan dapat
dipertahankan dalam ingatan.
Penggabungan dari media audio dan visual membentuk media audio visual yaitu
media yang tidak hanya mengedepankan efek
suara saja tetapi juga menghadirkan gambar
yang dapat dilihat.
Selain itu Sanaky (2009) mengemukakan tujuan penggunaan media pembelajaran
adalah: 1) Mempermudah proses pembelajaran di kelas, 2) Meningkatkan efisiensi proses pembelajaran, 3) Menjaga relevansi antara materi pelajaran dengan tujuan belajar,
4) Membantu konsentrasi peserta didik dalam
proses pembelajaran. Dalam hal ini, penggunaan media sangat membantu proses pembelajaran karena dapat mengkondisikan peserta
didik selama mengikuti pembelajaran sehingga membuat pembelajaran lebih efektif.
Oleh karena itu penggunaan media audio visual sesuai untuk menyampaikan materi
kenampakan permukaan bumi karena peserta
didik dapat melihat secara langsung gambaran tentang kenampakan permukaan bumi sehingga mereka lebih paham dengan materi
tersebut dan pemahaman konsepnya meningkat.
METODE
Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan di kelas III MI Assirajiyah Menur Kecamatan Mranggen Kabupaten Demak tahun
ajaran 2012/2013. Penelitian dilaksanakan
pada semester II tahun ajaran 2012/2013 terhitung dari bulan Januari sampai Juni 2013.
Subyek penelitian ini adalah guru dan peserta
didik kelas III yang berjumlah 30 peserta didik. Penelitian ini berbentuk penelitian tindakan kelas yang terdiri dari dua siklus yang
berulang-ulang. Adapun tahapan-tahapan dalam setiap siklus nya menurut Arikunto
(2009) terdiri dari tahap perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik observasi, wawancara, tes dan dokumentasi. Validitas data yang digunakan adalah
triangulasi sumber data dan triangulasi metode pengumpulan data. Teknik analisis data
yang digunakan dalam penelitian ini adalah
metode analisis interaktif. Miles dan Huberman menyatakan bahwa “Metode analisis interaktif memiliki tiga komponen pokok yaitu
reduksi data, sajian data dan penarikan kesimpulan atau verifikasi” (2009:20). Indikator keberhasilan penelitiaan ini adalah 80%
peserta didik mendapatkan nilai lebih dari
atau sama dengan KKM 65.
HASIL
Sebelum dilaksanakan penelitian, terlebih dahulu dilakukan wawancara dan observasi di kelas III MI Assirajiyah Menur Demak untuk mengetahui kondisi awal yang
terjadi di lapangan. Berdasarkan hasil pengamatan diketahui bahwa nilai kemampuan
pemahaman konsep kenampakan permukaan
bumi peserta didik rendah. Dari 30 peserta
didik hanya 13 atau 43,3% peserta didik yang
mendapat nilai di atas KKM yaitu 65.
Hasil dari penelitian yang dilaksanakan
dalam dua siklus ini menunjukkan adanya
peningkatan di setiap siklusnya.
Dalam penilaian pemahaman konsep
kenampakan permukaan bumi pratindakan
bisa dilihat pada tabel berikut:
Tabel 1. Distribusi frekuensi Nilai Tes
Pratindakan
No
Interval
Frekuensi Persentase (%)
1
40-47
2
6,67
2
48-55
5
16,67
3
56-63
10
33,33
4
64-71
9
30
5
72-79
2
6,67
6
80-87
2
6,67
Jumlah
30
100
Nilai rata-rata = 1865 : 30 = 62,2
Ketuntasan Klasikal= (13 : 30) x 100% =43,3%
Berdasarkan data pada tabel 1 di atas
dapat diketahui pada kondisi awal atau pratindakan jumlah peserta didik yang mendapat
nilai ≥ 65 hanya 13 peserta didik atau 43,3%
dan 17 peserta didik atau 56,7% mendapat
nilai di bawah KKM dengan nilai rata-rata
kelas sebesar 62,2.
Pada siklus I terjadi peningkatan pemahaman konsep kenampakan permukaan
bumi melalui penggunaan media audio visual
dibandingkan pada pratindakan. Peserta didik
terlihat lebih berminat dan antusias dalam
mengikuti pembelajaran serta lebih memaha-
mi materi yang disampaikan. Ketuntasan klasikal peserta didik pada siklus I adalah sebesar 73,3%. Data perolehan nilai peserta didik
pada siklus I disajikan pada tabel 2 berikut:
Tabel 2. Distribusi Frekuensi Nilai Tes
Siklus I
No
Interval
Frekuensi Persentase (%)
1
53-59
5
16,67
2
60-66
5
16,67
3
67-73
10
33,33
4
74-80
3
10
5
81-87
3
10
6
88-94
4
13,33
Jumlah
30
100
Nilai rata-rata = 2142 : 30 = 71,4
Ketuntasan Klasikal= (22 : 30) x 100% =73,3%
Berdasarkan tabel 2 di atas menunjukkan bahwa dari 30 peserta didik, 22 peserta
didik atau 73,3% yang mendapat nilai ≥ 65
dan 8 peserta didik atau 26,7% mendapat nilai di bawah KKM 65 dengan nilai rata-rata
71,4. Berdasarkan tabel di atas, dapat disimpulkan bahwa pemahaman konsep kenampakan permukaan bumi peserta didik kelas
III MI Assirajiyah pada siklus I telah mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan
pratindakan akan tetapi hasilnya belum maksimal.
Selanjutnya diadakan perbaikan dari siklus I ke siklus II agar mencapai indikator kinerja yang telah ditentukan. Perolehan nilai
peserta didik pada siklus II disajikan pada tabel berikut:
Tabel 3. Distribusi Frekuensi Nilai Tes
Siklus II
No
Interval
Frekuensi Persentase (%)
1
63-68
6
20
2
69-74
4
13,33
3
75-80
3
10
4
81-86
6
20
5
87-92
5
16,67
6
93-98
6
20
Jumlah
30
100
Nilai rata-rata = 2433 : 30 = 81,1
Ketuntasan Klasikal= (26 : 30) x 100% =86,7%
Tabel 3 di atas menunjukkan bahwa dari 30 peserta didik terdapat 26 peserta didik
atau 86,7% mendapat nilai ≥ 65 dan 4 peserta
didik atau 13,3% mendapat nilai di bawah
KKM 65 dengan nilai rata-rata 81,1. Berdasarkan tabel 6 di atas dapat disimpulkan bah-
wa pemahaman konsep kenampakan permukaan bumi pada peserta didik kelas III MI
Assirajiyah pada siklus II mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan siklus I.
Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa
tindakan yang dilakukan pada siklus II sudah
mencapai target indikator kinerja yaitu 80%
maka penelitian ini dihentikan pada siklus II.
PEMBAHASAN
Nilai pemahaman konsep kenampakan
permukaan bumi pada peserta didik kelas III
MI Assirajiyah pada kondisi awal masih rendah. Hal ini dibuktikan dengan nilai pada
kondisi awal hanya 13 peserta didik atau atau
43,3% dari 30 peserta didik yang mendapatkan nilai sama dengan atau lebih dari KKM
65 sedangkan 17 peserta didik belum mencapai KKM. Oleh karena itu, perlu diadakan
tindakan perbaikan untuk mengatasi rendahnya pemahaman konsep kenampakan permukaan bumi melalui penggunaan media audio
visual.
Berdasarkan data hasil penelitian yang
dilaksanakan pada siklus I dan siklus II yang
telah diuraikan di atas, menunjukkan bahwa
penggunaan media audio visual dapat meningkatkan pemahaman konsep kenampakan
permukaan bumi pada peserta didik kelas III
MI Assirajiyah. Hal tersebut dapat dibuktikan dengan adanya peningkatan ketuntasan
klasikal dan nilai rata-rata kelas pada tiap
siklusnya.
Pada siklus I, nilai rata-rata kelas mencapai 71,4. Ketuntasan klasikalnya mencapai
73,33% atau 22 mendapat nilai ≥65 dan 8 peserta didik masih di bawah KKM. Data tersebut menunjukkan adanya peningkatan jika dibandingkan dengan keadaan pratindakan. Namun, ketuntasan klasikal yang telah dicapai
pada siklus I ini masih belum dapat mencapai
indikator kinerja yang ditetapkan yaitu 80%.
Pada siklus II, rata-rata kelas dan ketuntasan klasikal mengalami peningkatan jika
dibandingkan dengan siklus I. Nilai rata-rata
kelas meningkat menjadi 81,1 dan ketuntasan
klasikal meningkat menjadi 86,7% atau 26
peserta didik mendapat nilai di atas KKM 65
dan 4 peserta didik atau 13,3% yang belum
tuntas atau mendapat nilai di bawah KKM
65.
Peningkatan ini didukung karena pada
saat pelaksanaan tindakan terlihat bahwa peserta didik tertarik untuk memperhatikan media audio visual yang ditayangkan sehingga
tercipta kondisi yang tertib, tenang dan merasa senang dengan materi pembelajaran
yang dikemas menggunakan media audio visual tersebut. Hal ini sejalan dengan pendapat
Anitah (2009) yang menyatakan bahwa media pembelajaran dapat menciptakan kondisi
yang memungkinkan pebelajar menerima pengetahuan, keterampilan dan sikap.
Selain itu, Sanaky (2009) menyatakan
bahwa media audio visual adalah seperangkat
alat yang dapat memproyeksikan gambar bergerak dan bersuara. Paduan antara gambar
dan suara membentuk karakter sama dengan
obyek aslinya, hal ini sangat membantu peserta didik untuk mempelajari sesuatu karena
nampak seperti objek aslinya sehingga seperti belajar langsung pada objek yang sedang dipelajari. Berdasarkan pendapat di
atas, penggunaan media audio visual dapat
memudahkan peserta didik untuk memahami
materi kenampakan permukaan bumi sehingga pemahaman konsepnya meningkat.
Oleh sebab itu, penggunaan media audio visual merupakan media yang tepat bagi
peserta didik dalam mempelajari kenampakan permukaan bumi karena dibuktikan dengan peningkatan pemahaman konsep kenampakan permukaan bumi pada peserta didik
kelas III. Dikatakan meningkat karena terdapat perubahan yang baik dari sebelumnya,
yakni adanya peningkatan dari keadaan pratindakan ke siklus I dan dari siklus I ke siklus
II. Peningkatan tersebut terlihat pada nilai
rata-rata kelas dan ketuntasan klasikal.
SIMPULAN
Berdasarkan hasil pengolahan data pada siklus I dan siklus II yang telah dilaksanakan, maka dapat disimpulkan bahwa penggunaan media audio visual dapat meningkatkan pemahaman konsep kenampakan permukaan bumi pada peserta didik kelas III MI
Assirajiyah Menur Kecamatan Mranggen
Kabupaten Demak tahun ajaran 2012/2013.
DAFTAR PUSTAKA
Anitah, S.(2009). Media Pembelajaran. Surakarta: LPP UNS dan UNS Press
Arikunto, S. (2008). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.
Bundu, Patta.(2006). Penilaian Keterampilan Proses dan Sikap Ilmiah dalam Pembelajaran
Sains Sekolah Dasar. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional
Miarso, Y. (1998). Pemilihan dan Pengembanngan Media untuk Pembelajaran. Jakarta:
Rajawali Pers.
Miles, M. B & Huberman, A. M. (2009). Analisis Data Kuantitatif Buku Sumber tentang
Metode-Metode Baru. Jakarta: Universitas Indonesia (UI –Press).
Mulyasa, H.E. (2006). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Bandung: Rosda
Ngadino.(2009). Pengembangan Media Pembelajaran. Surakarta: Yuma Pressindo.
Sanaky, A. H.(2009). Media Pembelajaran. Yogyakarta: Safiria Insania Press.