Peranan Mohammad Hatta dalam mengembangkan koperasi di Indonesia tahun 1945-1965.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PERANAN MOHAMMAD HATTA
DALAM MENGEMBANGKAN KOPERASI DI INDONESIA
TAHUN 1945-1965
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Sejarah

Oleh :
Krista Novia Yossi
NIM: 051314021

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2012


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

HALAMAN PERSEMBAHAN

Dengan penuh rasa hormat, syukur dan ribuan terima
kasih saya persembahkan Skripsi ini kepada :


Tuhan

Yesus

bersandar

Kristus


ku

yang

disetiap

selalu

aku

menjadi

mengucap

tempat

syukur

&


terimakasihku.


Almamaterku .



Orang tua ku tercinta Bapak Yohanes Bulin, dan Ibu
Lucia, yang telah membesarkan dan mendidikku
dengan kasih sayang yang tak terhingga.



Abangku

tersayang

Natalis

Sibat


dan

adikku

Victorinus Mario, kakak ipar ku Mariata Nani, dan
keponakkan ku Valent.

iv

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

MOTTO

“ Tuhan tidak melihat apakah kita menang atau kalah,
yang Ia lihat adalah Kesungguhan kita berusaha ”.
( Novi YossY)

Janganlah kamu khawatir dan berkata: Apakah yang akan kami
makan? Apakah yang akan kami minum? Apakah yang akan kami

pakai? Semua itu dicari bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah.
Akan tetapi Bapa-Mu yang di surga tahu bahwa kamu
memerlukan semua itu.
Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kehendak-Nya,
maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu. Karena itu,
“Janganlah kamu khawatir tentang hari esok karena hari esok
mempunyai kekhawatirannya sendiri. Kesusahan sehari cukuplah
untuk sehari”

( Matius 6: 25-34 )

v

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ABSTRAK

PERANAN MOHAMMAD HATTA
DALAM MENGEMBANGKAN KOPERASI DI INDONESIA
TAHUN 1945-1965
Krista Novia Yossi
NIM : 051314021

Skripsi ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menganalisis latar belakang
kehidupan Mohammad Hatta, Peranan Mohammad Hatta dalam mengembangkan
Koperasi di Indonesia tahun 1945-1965, dan hambatan-hambatan yang dihadapinya
selama mengembangkan koperasi di Indonesia.
Metodologi penelitian ini menggunakan metode sejarah, pendekatan
multidimensional, dan ditulis secara deskriptif-analitis.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Mohammad Hatta mendapat pendidikan
modern yang dimulai dari TIS ( Tweede Inlandsche School ) atau Sekolah Ongko
Loro, ELS ( Europeesche Lagere School ), HBS ( Hogere Burgere School ), dan
MULO ( Meer Uitgebreid Lager Onderwiijs ). Sedangkan pengalaman koperasi
Mohammad Hatta berawal menjadi anggota eksekutif Jong Sumatranen Bond dan
bergabung dalam organisasi Perhimpunan Mahasiswa Asing ( Indische Vereeninging
) di Negeri Belanda.
Peranan yang dimainkan oleh Mohammad Hatta dalam mengembangkan

koperasi di Indonesia ialah sebagai peletak sendi-sendi dasar perkoperasian,
melakukan reorganisasi koperasi, memberikan nasehat kepada panitia konggres
koperasi, melakukan penegasan untuk mengembangkan koperasi, melakukan
pendidikan kader koperasi. Dalam mengembangkan koperasi di Indonesia
Mohammad Hatta juga menghadapi hambatan.

viii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ABSTRACT
THE ROLE OF MOHAMMAD HATTA
IN DEVELOPING COOPERATION IN INDONESIA
(1945-1965)
KRISTA NOVIA YOSSI
NIM : 051314021

This study intends to describe and analyze the background of Mohammad
Hatta’s life, the role of Mohammad Hatta in developing cooperation in Indonesia and
the obstacles faced by him while he was developing cooperation in Indonesia.

The method of this study is a method with a historical, multidimensional
approach, and it is an analytical and descriptive study.
The result of this study shows that Mohammad Hatta gained modern
education in TIS (Tweede Inlandsche School) or Sekolah Ongko Loro, ELS
(Europeesche Lagere School), HBS (Hogere Burgere School) and MULO (Meer
Uitgebreid Lager Onderwijs). Meanwhile the cooperation experience of Mohammad
Hatta started when he became a member of Jong Sumatranen Bond Executive and
Joined in foreign university student organization of foreign university student
(Indische Vereeninging) .
The roles played by Mohammad Hatta in developing cooperation in Indonesia
are when he become the founding father of cooperation, when he had done
reorganization of cooperation, gave advices to the committee of the cooperation
congress, developed the cooperation and educated cadres of cooprration. In
developing cooperation in Indonesia, Mohammad Hatta also faced many different
kinds of obstacles.

ix

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan rahmatNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Peranan
Mohammad Hatta Dalam Mengembangkan Koperasi di Indonesia tahun 1945-1965”.
Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat untuk meraih gelar Sarjana
Pendidikan di Universitas Sanata Dharma, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,
Jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial, Program Studi Pendidikan Sejarah.
Dalam penulisan skripsi ini, penulis banyak mendapatkan bimbingan, bantuan
dan petunjuk dari berbagai pihak, maka pada kesempatan ini penulis ingin
menyampaikan ucapan terima kasih kepada:
1. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta.
2. Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta.
3. Ketua Program Studi Pendidikan Sejarah Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sanata Dharma.
4. Bapak Dr. Anton Haryono, M.Hum., selaku dosen pembimbing I yang telah
bersedia membimbing, membantu, dan memberikan banyak pengarahan, saran
serta masukkan selama penyusunan skripsi ini.
5.


Bapak Drs. A. A. Padi. selaku dosen pembimbing II yang bersedia memberikan
bimbingan, saran dan koreksi terhadap penulisan skripsi ini hingga selesai.
x

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

6. Seluruh dosen dan Karyawan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, Khususnya
dosen Pendidikan Sejarah dan sekretariat pendidikan sejarah yang telah
memberikan bekal pengetahuan dan membimbing penulis menyelesaikan studi di
Universitas Sanata Dharma.
7. Seluruh staf Perpustakaan Universitas Sanata Dharma, yang telah memberikan
pelayanan kepada penulis dalam mendapat referensi.
8. Orang tua ku Bapak Yohanes Bulin, dan Ibu Lusia, yang selalu memberikan
dukungan baik moril maupun materil.
9. Teman-teman Pendidikan Sejarah seangkatan, kakak tingkat, maupun adik-adik
tingkat terima kasih atas persahabatan, kebersamaan dan kerja samanya selama
penulis menempuh pendidikan di Universitas Sanata Dharma hingga selesainya
skripsi ini.
10. Teman-temanku Midul, Yono, Hendra, Ressky, Devi, Danan, Verry, Yosafat

(Orang yang spesial, yang selalu setia mengisi hari-hariku terutama di waktu aku
sakit), serta semua anak kost wora-wari No. 81 terima kasih atas dukungan dan
motivasinya. Tanpa kalian, semua ini tidak ada apa-apanya.
11. Serta semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang turut membantu
dalam menyelesaikan skripsi ini.

xi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL ..........................................................................................

i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ..............................................

ii

HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................

iii

HALAMAN MOTTO ........................................................................................

iv

HALAMAN PERSEMBAHAN ........................................................................

v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ............................................................

vi

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI .............................................

vii

ABSTRAK ..........................................................................................................

viii

ABSTRACT ........................................................................................................

ix

KATA PENGANTAR ........................................................................................

x

DAFTAR ISI .......................................................................................................

xii

DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................

xiv

BAB I: PENDAHULUAN ..................................................................................

1

A. Latar Belakang Masalah .................................................................

1

B. Permasalahan ..................................................................................

5

C. Tujuan dan Manfaat Penulisan .......................................................

7

D. Tinjauan Pustaka .............................................................................

8

E. Landasan Teori ...............................................................................

12

F. Metodologi Penelitian .....................................................................

18

G. Sistematika Penulisan .....................................................................

23

BAB II: FAKTOR-FAKTOR YANG MENDORONG MOHAMMAD
HATTA DALAM MENGEMBANGKAN KOPERASI DI INDONESIA
TAHUN 1945-1965 ………………………………………………..…

25

A. Faktor Pendidikan Mohammad Hatta .............................................

25

1. Pendidikan Formal Mohammad Hatta ......................................

27

2. Pendidikan Mohammad Hatta di Negeri Belanda .....................

31

xiii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

B. Faktor Politik Mohammad Hatta ....................................................

36

1. Peranan Mohammad Hatta Dalam Organisasi Perhimpunan
Indonesia ...................................................................................

38

BAB III: PERANAN MOHAMMAD HATTA DALAM MENGEMBANGKAN
KOPERASI DI INDONESIA TAHUN 1945-1965 ........................

47

A. Mohammad Hatta Peletak Sendi-sendi Dasar Perkoperasian
Indonesia .......................................................................................

49

B. Reorganisasi Koperasi Oleh Mohammad Hatta ...........................

58

C. Sumbangan Pemikiran Mohammad Hatta Kepada Panitia
Penyelenggara Konggres Koperasi Pertama ................................

59

D. Penegasan Mohammad Hatta Untuk Pengembangan Koperasi ...

62

E. Pendidikan Kader-kader Koperasi ................................................

67

BAB IV: HAMBATAN-HAMBATAN YANG DIHADAPI MOHAMMAD
HATTA DALAM MENGEMBANGKAN KOPERASI DI
INDONESIA TAHUN 1945-1965 .....................................................

71

A. Hambatan Pada Masa Revolusi Fisik ...........................................

72

1. Perang Kemerdekaan melawan Agresi Belanda I dan II .........

73

2. Perkembangan Politik Pada Awal Kemerdekaan Indonesia .....

77

3. Keadaan Sosial Masyarakat Pada Awal Kemerdekaan
Indonesia ..................................................................................

84

4. Mohammad Hatta Mencari Bantuan Ekonomi
ke Luar Negeri .........................................................................

85

B. Hambatan Pada Masa Pelaksanaan Demokrasi Parlementer.........

87

C. Hambatan Pada Masa Pelaksanaan Demokrasi Terpimpin ..........

90

D. Perubahan Kebijakan Perekonomian Nasional Kearah Liberal ...

98

E. Usaha Mohammad Hatta Dalam Mengatasi Berbagai
Hambatan Dalam Pengembangan Koperasi di Indonesia ............. 100
1. Mengembangkan Koperasi Kredit atau Simpan Pinjam .......

101

2. Mendirikan Koperasi Produksi . ............................................

102

xiv

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

3. Mengembangkan Koperasi Konsumsi ................................. .

103

BAB V: KESIMPULAN .................................................................................. .

106

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... .

112

LAMPIRAN ...................................................................................................... .

115

SUPLEMEN ..................................................................................................... .

117

xv

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1

: Sekolah Ongko Loro ......................................................... 115

Lampiran 2

: Prins Hendrik School ......................................................... 116

Lampiran 3

: Silabus ............................................................................... 118

Lampiran 4

: RPP .................................................................................... 121

xvi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang masalah
Politik etis yang digulirkan oleh pemerintahan kolonial Hindia Belanda
pada permulaan abad XX, telah sedikit mengubah orientasi kebijakan
kolonialnya. Eksplotasi terhadap Indonesia mulai berkurang, karena mendapatkan
protes dari C. Th. Van Deventer. Ia melancarkan kritik terhadap pemerintah
Belanda, bahwa sudah selayaknya pemerintah kolonial Hindia Belanda membalas
budi kepada rakyat Indonesia. Akhirnya kritik ini direspon dengan baik, yaitu
dengan digulirkannya politik etis dengan tiga prinsip yang merupakan dasar
kebijakan baru pemerintah kolonial yang meliputi: pendidikan, pengairan, dan
perpindahan penduduk. 1
Dengan adanya pendidikan akan sedikit mengubah nasib Inlander. Pola
pikir masyarakat pada waktu itu bisa dibilang masih kolot, dan hanya segelintir
orang saja yang mau sekolah. Pendidikan yang dijalankan oleh Belanda itu berupa
kebudayaan asing, dan dianggap oleh rakyat bernilai sejauh mereka mau
menyerap budaya asing dalam arti memperoleh keuntungan material. Jadi
pendidikan dalam pandangan rakyat hanya sebagai aset ekonomi. 2

1

M. C. Ricklef, Sejarah Indonesia Modern 1200-2008, Jakarta, Serambi Ilmu Semesta, 1998, hlm.
328.
2
J. S. Furnivall, Hindia Belanda Studi Tentang Ekonomi Majemuk, Jakarta, Freedom Institute, 2009,
hlm. 394.

1

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Walaupun telah digulirkan politik etis, keadaan Indonesia tidak ada
perbaikan yang signifikan. Kenyataannya masyarakat Indonesia hanya dipandang
semata-mata sebagai daerah persediaan buruh yang murah. 3 Pada dasarnya
kehidupan ekonomi rakyat Indonesia sangat memprihatinkan, hal ini karena
kebijakan eksploitasi yang dilakukan oleh Belanda. Perjalanan ekonomi Indonesia
sungguh mengenaskan. Setelah pemerintahan kolonial Hindia Belanda dapat
dikalahkan oleh militer pendudukan Jepang, keadaan ekonomi Indonesia semakin
bertambah parah. Semua sumber daya alam yang ada di Indonesia dieksploitasi
oleh militer Jepang untuk kepentingan perang mereka. Kehidupan rakyat sangat
menyedihkan sekali, mereka kekurangan bahan makan, dan tenaga mereka
diperas oleh militer pendudukan Jepang. Semua hasil pertanian yang berupa beras
diminta oleh Jepang. Sehingga rakyat banyak yang mati kelaparan. Semua ini
akibat kekejaman dari tentara pendudukan Jepang.
Pada masa revolusi fisik hampir semua sarana dan prasarana ekonomi
Indonesia rusak akibat perang. Walaupun sudah lama Indonesia dijajah oleh
bangsa asing, akan tetapi potensi ekonominya masih tetap ada. Sumber daya alam
Indonesia yang melimpah, hal ini tidak lepas dari luasnya negara Indonesia yang
terbentang dari Sabang sampai Merauke, yang terletak di daerah tropis. Walaupun
bangsa Indonesia memiliki sumber ekonomi yang potensial untuk diekspor,
namun kehidupan ekonomi negara kita tetap lemah. Kelemahan ekonomi negara
Indonesia pada waktu itu tidak lepas dari kelanjutan kendali dari pihak Belanda
3

Mohammad Hatta, Beberapa Pokok Pikiran Bung Hatta, Jakarta, UI Press, 1992, hlm. 5.

2

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

atas ekonomi dan struktur ekonomi kolonial. Campur tangan dari pihak Belanda
telah menyebabkan perekonomian nasional Indonesia tidak dapat berkembang
dengan baik. Perekonomian Indonesia semaksimal mungkin harus dikelola
sendiri, dan orang asing terutama orang-orang Belanda jangan dibiarkan
menguasai keuangan dan perekonomian. 4
Salah satu orang Indonesia yang merasa prihatin dan hatinya tergerak
terhadap kondisi perekonomian nasional dan menolak penerapan ekonomi pasar
adalah Mohammad Hatta. Ia merupakan salah satu founding father yang
mempunyai peranan sentral dalam perjuangan kemerdekaan negara ini. Nama
Mohammad Hatta tidak asing bagi para pelaku ekonomi kerakyatan yang
mengembangkan koperasi. Sebagai bagian dari perjalanan sejarah bangsa ini,
maka sudah seyogyanya mengangkat kembali peranan yang telah disumbangkan
oleh Mohammad Hatta sebagai peletak dasar atau fondasi perkoperasian bagi
negara Indonesia terutama yang menyentuh aktivitas perekonomian rakyat kecil.
Mohammad Hatta dilahirkan pada tanggal 12 Agustus 1902 di daerah
Minangkabau Sumatera Barat. 5 Pada usia tujuh tahun Mohammad Hatta masuk
sekolah dasar di kota Padang, kemudian melanjutkan pendidikannya di Meer
Uitgebreid Lager Onderwij (MULO) atau SMP di kota Padang. Pada tahun 1919
Mohammad Hatta lulus ujian MULO dan melanjutkan ke Prins Hendrikschool,

4

R. E. Elson, The Idea of Indonesia: Sejarah Pemikiran dan Gagasan, Jakarta, Serambi Ilmu Semesta,
2009, hlm. 260.
5
Mavis Rose, Indonesia Merdeka Biografi Politik Mohammad Hatta, Jakarta, Gramedia Pustaka
Utama, 1991, hlm.8.

3

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

sebuah SMA dengan penekanan khusus pada mata pelajaran ilmu dagang. Di
sekolah ini rasa kebangsaan Mohammad Hatta semakin bertambah, dan ia
menyadari kerugian ekonomi yang diderita rakyat di negeri ini karena kebijakan
ekonomi pemerintah kolonial yang eksploitatif. Selain bersekolah Mohammad
Hatta juga aktif dalam organisasi Jong Sumatra, dan bergaul dengan tokoh-tokoh
pergerakan nasional. Atas dorongan pamannya yang bernama Abdul Muis,
Mohammad Hatta disuruh untuk melanjutkan studinya dalam ilmu dagang di
Rotterdamse Handelhogeschool. 6
Pada tanggal 3 Agustus 1921, Mohammad Hatta berlayar dari
Emmahaven dengan tujuan utamanya yaitu ke Universitas Leiden. Setelah sampai
di negeri Belanda, ia bergabung dalam organisasi Indische Vereeninging
(Perhimpunan Indonesia). Di negeri Belanda inilah Mohammad Hatta terangsang
rasa kebangsaan yang semakin kuat. Mohammad Hatta juga terpengaruh ideologi
Marx tentang kaum buruh. Mohammad Hatta menjadi pendukung kuat tentang
konsep “koperasi”, suatu kebijakan yang dianut oleh gerakan kemerdekaan di
beberapa negara lain. Mohammad Hatta mengatakan bahwa koperasi hanya
mungkin terjadi antara dua kelompok yang memiliki hak-hak dan kewajiban yang
sama, dan lebih jauh lagi kepentingan yang sama pula. Selain terlibat dalam
aktivitas politik, mohammad Hatta juga mendalami kegiatan ekonomi yang
bersendikan pada organisasi koperasi. Ia pergi ke kawasan negara Skandinavia
untuk mempelajari lebih dalam tentang kegiatan organisasi koperasi, dengan
6

Tashadi, dkk, Tokoh-tokoh Pemikir Kebangsaan, Jakarta, Depdikbud, 1993, hlm. 12.

4

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

melihat secara langsung aktivitas ekonomi yang dijalankan oleh koperasi, ia dapat
memperoleh gambaran bahwa kegiatan koperasi sesuai kalau diterapkan di
Indonesia. Setelah menyelesaikan studinya di negeri Belanda, Mohammad Hatta
kembali pulang ke Indonesia. Pada masa kemerdekaan, ia mempunyai peranan
yang cukup penting dalam membangun perekonomian nasional. Sebagai orang
yang mempunyai pengalaman pendidikan dalam bidang ekonomi. Mohammad
Hatta berusaha untuk membangun perekonomian Indonesia yang mayoritas
rakyatnya hidup dibawah garis kemakmuran. Untuk menciptakan kemakmuran
bagi rakyat, maka ditempuh dengan jalan mengembangkan koperasi.
B. Permasalahan
Dari latar belakang masalah di atas penelitian ini hendak mengidentifikasi
dan menganalisis peranan Mohammad Hatta dalam mengembangkan koperasi di
Indonesia. Adapun permasalahan yang akan dibahas adalah sebagai berikut:
1. Faktor-faktor yang mendorong Mohammad Hatta berperan mengembangkan
koperasi di Indonesia. Permasalahan ini akan dijawab dengan menjelaskan
latar belakang keadaan ekonomi, pendidikan dan politik yang tidak dapat
dilepaskan dari tradisi Mohammad Hatta sebagai orang Minangkabau. Uraian
mengenai latar belakang kehidupan ekonomi, pendidikan dan politik akan bisa
menjelaskan mengenai lahirnya jiwa nasionalisme dari Mohammad Hatta,
sehingga ia akan berjuang untuk memperbaiki nasib rakyat Indonesia yang
secara ekonomi memprihatinkan dengan cara mengembangkan koperasi.

5

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

2. Peranan Mohammad Hatta dalam mengembangkan koperasi di Indonesia.
Permasalahan ini akan dijawab dengan terlebih dahulu meneliti mengenai
situasi perekonomian Indonesia pada masa kolonial dan pasca kolonial, bahwa
kondisi perekonomian rakyat Indonesia amat memprihatinkan dan dikuasai
oleh modal asing. Selanjutnya akan dibahas usaha-usaha yang dilakukan oleh
Mohammad Hatta untuk mengembangkan koperasi.
3. Hambatan-hambatan yang dihadapi oleh Mohammad Hatta dalam mendirikan
koperasi. Selama kiprah perjuanganya untuk memperbaiki nasib rakyat kecil
dengan

cara

mengembangkan

koperasi

tentunya

Mohammad

Hatta

menghadapi berbagai hambatan. Permasalahan yang ketiga ini akan dijawab
dengan menguraikan hambatan yang dihadapi oleh Mohammad Hatta dalam
mengembangkan Koperasi.
Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini, adalah sebagai berikut:
1. Faktor-faktor apa saja yang mendorong Mohammad Hatta berperan
mengembangkan koperasi di Indonesia?
2. Bagaimana peranan Mohammad Hatta dalam mengembangkan koperasi di
Indonesia?
3. Apa hambatan-hambatan yang dihadapi Mohammad Hatta dalam
mengembangkan koperasi di Indonesia dan bagaimana cara mengatasi
hambatan tersebut?

6

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

C. Tujuan dan Manfaat Penulisan
1. Tujuan Penelitian
Sesuai rumusan masalah diatas, maka tujuan penulisan ini adalah:
a. Mendeskripsikan dan menganalisis Faktor-faktor yang mendorong
Mohammad Hatta dalam mengembangkan koperasi di Indonesia.
b. Mendeskripsikan dan menganalisis peranan Mohammad Hatta dalam
mengembangkan koperasi di Indonesia.
c. Mendeskripsikan dan menganalisis hambatan-hambatan yang dihadapi
oleh Mohammad Hatta dalam mengembangkan koperasi di Indonesia.
2. Manfaat Penulisan
Manfaat Penulisan ini adalah:
a. Bagi Universitas Sanata Dharma
Selain untuk melaksanakan salah satu Tri Dharma perguruan tinggi
khususnya bidang penelitian yaitu llmu pengetahuan sosial, skripsi ini
diharapkan dapat memberikan kekayaan khasanah yang berguna bagi
pembaca dan pemerhati sejarah di lingkungan Universitas Sanata Dharma.
b. Bagi Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Penulisan skripsi ini diharapkan dapat menambah wawasan dan
pengetahuan mengenai sejarah para tokoh bangsa dan peranannya, lebih
khususnya tentang peranan Mohammad Hatta dalam mengembangkan
koperasi di Indonesia dan diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan
pelengkap dalam pembelajaran sejarah.
7

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

c. Bagi Penulis
Penulisan skripsi semakin memperdalam pengetahuan dan wawasan
penulis tentang sejarah peranan Mohammad Hatta dalam mengembangkan
koperasi di Indonesia.
d. Bagi Pembaca
Skripsi ini diharapkan mampu menarik minat pembaca untuk mempelajari
tentang sejarah Indonesia kontemporer, khususnya mengenai peranan
Mohammad Hatta dalam mengembangkan koperasi di Indonesia.
D. Tinjauan Pustaka
Sumber sejarah berdasarkan sifatnya dapat dibagi menjadi dua, yaitu
sumber primer dan sumber sekunder. Sumber primer adalah kesaksian dari
seorang saksi dengan mata kepala sendiri atau dengan pancaindera yang lain atau
dengan alat-alat mekanik seperti telepon dan lain-lain untuk mengetahui suatu
peristiwa. 7 Louis Gottchalk juga menekankan bahwa sumber primer tidak perlu
“asli” (asli yang dimaksud di sini adalah bahwa dari sumber yang ada dalam
peristiwa tersebut) tetapi sumber primer itu hanya harus “asli” dalam artian
kesaksiannya tidak berasal dari sumber lain melainkan berasal dari sumber
pertama. 8 Dengan demikian sumber primer harus dihasilkan oleh seseorang yang
sejaman dengan peristiwa yang dikisahkan. 9

7

Louis Gottchalk, Mengerti Sejarah, Jakarta, UI Pres, 1969, hlm. 35.
Ibid, hlm. 36
9
Ibid, hlm. 35

8

8

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Adapun sumber primer yang digunakan dalam penulisan ini adalah berupa
sumber tertulis yang diperoleh melalui buku-buku. Buku-buku yang dimaksudkan
adalah sebagai berikut:
Meninjau Masalah Kooperasi, 10 dalam buku

ini Mohammad Hatta

memaparkan tentang pentingnya mengembangkan koperasi di Indonesia dalam
rangka untuk meningkatkan kemakmuran rakyat.
Bung Hatta Menjawab, 11 buku ini memaparkan tentang jasa-jasa
Mohammad Hatta dalam mengembangkan koperasi dan kemudian diangkat
sebagai bapak koperasi.
Bung Hatta Berpidato Bung Hatta Menulis, 12 buku ini disusun oleh H.
Oemar Bakry Dt. Tan Besar berdasarkan pidato-pidato dan tulisan-tulisan Bung
Hatta. Dalam buku ini menguraikan tentang: politik perekonomian harus
dimajukan dengan pendidikan koperasi.
Mohammad Hatta Beberapa Pokok Pikiran, 13 buku ini ditulis oleh
Mohammad Hatta sendiri. Dalam buku ini menjelaskan tentang cita-cita
kooperasi yang dituangkan pada pasal 33 UUD 1945 sebagai landasan kegiatan
perekonomian bangsa Indonesia.

10

Buku ini merupakan karya Mohammad Hatta, yang diterbitkan oleh PT. Pembangunan Djakarta
pada tahun 1954.
11
Buku ini ditulis oleh Dr. Z. Yasni berdasarkan wawancara langsung dengan Dr. Mohammad Hatta,
diterbitkan oleh Penerbit Gunung Agung, pada tahun 1980.
12
Buku ini diterbitkan oleh Penerbit Mutiara, Jakarta tahun 1979.
13
Buku ini ditulis ulang oleh Sri Edi Swasono, Jakarta, diterbitkan oleh UI- Press, pada tahun 1992.

9

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Persoalan Ekonomi Sosialis Indonesia, 14 dalam buku ini Mohammad
Hatta menganalisis tentang: persoalan ekonomi sosialis Indonesia, menjelaskan
sosialisme dan sosialisme Indonesia.
Beberapa Fasal Ekonomi Djalan ke Ekonomi dan Pembangunan, 15 buku
ini memaparkan tentang kegiatan kooperasi dalam perekonomian Indonesia untuk
meningkatkan kemakmuran rakyat.
Selain sumber primer diatas masih ada sumber lain atau sumber sekunder
yang digunakan penulis untuk mendukung penulisan skripsi ini. Sumber sekunder
merupakan kesaksian dari siapapun yang bukan merupakan saksi langsung dari
peristiwa yang dikisahkan. Adapun buku yang digunakan penulis antara lain
sebagai berikut:
Mohammad Hatta Memoir, 16 buku ini memaparkan tentang riwayat
kehidupannya mulai dari keadaan keluarganya, pendidikannya, usahanya
menyusun landasan perekonomian Indonesia merdeka.
Bung Hatta Pribadinya Dalam Kenangan, 17 buku ini memaparkan tentang
pribadi Bung Hatta sebagai manusia tidaklah mudah putus asa, dan juga
mengupas pergaulan dengan kawannya hingga sampai pada akhir hayatnya.

14

Mohammad Hatta, Persoalan Ekonomi Sosialis Indonesia, Djakarta, Djambatan Gita Karya., 1963.
Mohammad Hatta, Beberapa Fasal Ekonomi Djalan ke Ekonomi dan Pembangunan, Djakarta, Balai
Pustaka, 1960.
16
Buku ini ditulis oleh Arnita dengan judul Mohammad Hatta Memoir, Jakarta, diterbitkan oleh
Tintamas Indonesia, pada tahun 1978.
17
Buku ini ditulis oleh Meutia Farida Swasono, Bung Hatta Pribadinya dalam Kenangan, diterbitkan
oleh Sinar Harapan, Jakarta, tahun 1980.

15

10

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Indonesia Merdeka, Biografi Politik Mohammad Hatta, 18 buku ini ditulis
oleh Mavis Rose. Secara ringkas buku ini menguraikan tentang riwayat Dr.
Mohammad Hatta yang memperjuangkan kemakmuran sosial dan ekonomi bagi
rakyat Indonesia.
Sejarah Lahirnya Gerakan Koperasi Indonesia dan Perkembangannya
Sampai dengan awal Periode 80’an, 19 buku ini membahas tentang beberapa
peristiwa yang melaratkan rakyat Indonesia, kemudian perekonomian rakyat
digerakkan dalam wadah koperasi untuk meningkatkan kemakmurannya.
Mohammad Hatta, Membangun Ekonomi Indonesia, 20 buku ini membahas
tentang isi kumpulan pidato-pidato ilmiah Mohammad Hatta. Terlihat bahwa
Bung Hatta tidak saja ahli dalam ilmu ekonomi melainkan juga dalam ilmu-ilmu
lainnya. Bidang ilmu lainnya yang dikuasai Bung Hatta adalah ilmu tata negara,
ilmu sosial, ilmu politik, serta ilmu filsafat.
Bung Hatta, 21 buku ini memaparkan tentang: pemikiran Mohammad Hatta
dalam UUD 1945, dan pentingnya melakukan pendidikan kaderisasi anggota
koperasi.

18

Buku ini ditulis oleh Mavis Rose dengan judul Indonesia Free, A Political Biography of Mohammad
Hatta. Kemudian buku ini diterjemahkan oleh Hermawan Sulistyo, dan diterbitkan oleh PT
Gramedia Pustaka Utama pada tahun 1991.
19
Buku ini disusun oleh A. Hanan Harjasasmita, Sejarah Lahirnya Gerakan Koperasi Indonesia dan
Perkembangannya Sampai dengan awal Periode 80’an, diterbitkan oleh Armico, Bandung, tahun
1983.
20
Buku ini disusun oleh I. Wangsa Widjaja dan Meutia Farida Swasono, Mohammad Hatta,
Membangun Ekonomi Indonesia, diterbitkan oleh Inti Idayu Press, Jakarta, pada tahun 1985.
21
Rikard Bangun, Bung Hatta, Jakarta, Kompas, 2003.

11

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Koperasi Indonesia Yang Berdasarkan Pancasila dan UUD 1945, 22 buku
ini memaparkan tentang peranan Mohammad Hatta dalam meningkatkan
perkembangan koperasi di tanah air.
E. Landasan Teoritis
Peranan adalah suatu konsep tentang apa yang dapat dilakukan oleh
individu dalam masyarakat. 23 Peranan juga dapat diartikan sebagai keterlibatan
seseorang secara langsung dalam menjalankan tugas utama pada suatu organisasi
dengan melaksanakan hak dan kewajiban sesuai kedudukan yang dijabat. Peranan
menentukan perbuatan seseorang bagi masyarakat dimana ia berada serta
kesempatan-kesempatan yang diberikan masyarakat kepada orang tersebut untuk
melaksanakan perananya. Peranan lebih menunjuk pada fungsi, penyesuaian diri
serta sebagai suatu proses, selain itu peranan mempunyai tujuan agar antara
individu yang melaksanakan peranan dengan orang-orang di sekitarnya yang
mempunyai hubungan dengan peranan tersebut diatur oleh nilai-nilai sosial yang
dapat diterima dan ditaati kedua belah pihak. 24
Berdasarkan pelaksanaannya peranan dapat dibedakan menjadi dua
yaitu: 25 (1). Peranan yang diharapkan (expected roles): cara ideal dalam
pelaksanaan peranan menurut penilaian masyarakat. Masyarakat menghendaki

22

G. Kartasa poetra, dkk, Koperasi Indonesia Yang Berdasarkan Pancasila dan UUD 1945, Jakarta,
Bina Aksara, 1987.
23
Dwi Narwoko, dkk, Sosiologi Teks Pengantar dan Terapan, Jakarta, Kencana Prenada Media
Group, 2004, hlm. 159.
24
Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar, Jakarta, Rajawali Pers, 1990, hlm. 268-270.
25
Dwi Narwoko, dkk, op. cit, hlm.159.

12

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

peranan yang diharapkan dilaksanakan secermat-cermatnya dan peranan ini tidak
dapat ditawar dan harus dilaksanakan seperti yang ditentukan, (2). Peranan yang
disesuaikan (actual role), yaitu cara bagaimana sebenarnya peranan itu
dijalankan. Dalam arti lain peran juga merupakan perilaku yang diharapkan dalam
kerangka posisi sosial tertentu. 26 Peranan dapat membimbing seseorang dalam
berperilaku, karena fungsi peran sendiri adalah sebagai berikut: 27 (1). Memberi
arah pada proses sosialisasi, (2). Pewaris tradisi, kepercayaan, nilai-nilai, normanorma dan pengetahuan, (3). Dapat mempersatukan kelompok atau masyarakat,
(4). Menghidupkan sistem pengendali dan kontrol, sehingga dapat melestarikan
kehidupan masyarakat.
Berkaitan

dengan

judul

“Peranan

Mohammad

Hatta

Dalam

Mengembangkan Koperasi” pengertian peranan yang lebih tepat adalah menurut
Soerjono Soekanto. Dimana Mohammad Hatta melaksanakan tugasnya sebagai
ahli ekonomi yang mempunyai latar belakang pendidikan ekonomi untuk
memajukan kesejahteraan rakyat Indonesia dengan cara membangun koperasi.
Dalam hal ini usaha sendiri sangat ditekankan untuk memajukan usaha dalam
rangka meningkatkan kesejahteraan rakyat. Untuk itu usaha yang sesuai hanya
adalah koperasi. 28

26

Adam Kuper dan Jessica Kuper, Ensiklopedi Ilmu-Ilmu Sosial, Jakarta, PT. Raja Grafindo Persada,
2000, hlm. 672.
27
Dwi Narwoko, dkk, op. cit, hlm 159.
28
Mohammad Hatta, op. cit, hlm. 120.

13

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Koperasi berasal dari kata co-operation yang artinya usaha bersama.
Koperasi adalah perkumpulan kerjasama dalam mencapai tujuan. 29 Menurut Dr.
G. Mladenta bahwa koperasi adalah ialah usaha bersama, merupakan badan
hukum,

anggota

ialah

pemilik

dan

yang

menggunakan

jasanya

dan

mengembalikan semua penerimaan di atas biayanya kepada anggota sesuai
dengan transaksi yang mereka jalankan. Sedangkan menurut Mohammad Hatta
koperasi adalah usaha bersama untuk memperbaiki nasib penghidupan ekonomi
berdasarkan tolong menolong. Semangat tolong menolong tersebut didorong oleh
keinginan memberi jasa kepada kawan berdasarkan seorang buat semua dan
semua buat seorang. 30
Mohammad Hatta juga menekankan bahwa koperasi bukanlah sebuah
lembaga yang anti pasar atau non pasar dalam masyarakat tradisional. Koperasi,
baginya adalah sebuah lembaga self-help lapisan masyarakat yang lemah atau
rakyat kecil untuk bisa mengendalikan pasar. Oleh karena itu koperasi harus bisa
bekerja dalam sistem pasar, dengan cara menerapkan prinsip efisiensi. Koperasi
juga bukan sebuah komunitas tertutup, tetapi terbuka, dengan melayani non
anggota, walaupun dengan maksud untuk menarik mereka menjadi anggota
koperasi, setelah merasakan manfaat berhubungan dengan koperasi. Dengan cara
itulah sistem koperasi akan mentransformasikan sistem ekonomi kapitalis yang

29
30

Mohammad Hatta, Koperasi, Djakarta, Penerbit Pembangunan, 1954, hlm.1.
http://www.google.co.id/#hl=id&sclient=psyab&q=landasan+teori+koperasi&oq

14

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

tidak ramah terhadap pelaku ekonomi kecil melalui persaingan bebas, menjadi
sistem yang lebih bersandar pada kerjasama. 31
Dalam menyelenggarakan usahanya sebagai organisasi ekonomi koperasi
memerlukan adanya modal. Peranan modal di dalam operasional koperasi
mempunyai kontribusi yang penting, karena tanpa modal yang memadai maka
koperasi tidak akan berjalan lancar. Modal koperasi sendiri berasal dari
anggotanya dan juga bantuan dari pihak pemerintah. Penggunaan modal sendiri
akan lebih menguntungkan anggotanya karena bunga sedikit. Pengelolaan modal
harus memberi manfaat bagi pemenuhan kebutuhan anggotanya supaya
kesejahteraan dapat terwujud. 32
Dalam pandangan Damanik, kehidupan koperasi di Indonesia dipengaruhi
oleh beberapa faktor yaitu: 33 (1). Kebijaksanaan pemerintah, (2). Perundangundangan, (3). Sistem perekonomian, (4). Organisasi, (5). Jenis-jenis koperasi
yang dipilih. Sedangkan secara kelembagaan koperasi dipengaruhi oleh faktorfaktor: (1). Lingkungan politik, sosial, dan ekonomi, (2). Kebijaksanaan
pemerintah, (3). Organisasi intern yang terjadi sebagai pencerminan dari struktur
sosial masyarakat.

31

Rikard Bangun, Bung Hatta, Jakarta, Kompas, 2003, hlm. 327.
I. Wangsa Widjaya, Mohammad Hatta Membangun Ekonomi Indonesia, Jakarta, Inti Idayu Press,
1985, hlm. 62.
33
Pandangan Damanik ini dikutip oleh Hanan Hardjasasmita kemudian ditulis dalam buku yang
berjudul Sejarah Lahirnya Gerakan Koperasi Indonesia dan Perkembangannya sampai dengan
periode 80’an, halaman 8 dan diterbitkan di Bandung oleh Armico tahun 1983.
32

15

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Menurut pandangan Mohammad Hatta, hanya ada tiga macam koperasi
yang harus didirikan yaitu: 34 1). Koperasi konsumsi yang pertama melayani
kebutuhan kaum buruh dan pegawai, 2). Koperasi produksi yang merupakan
wadah kaum petani (termasuk peternak atau nelayan), 3). Koperasi kredit yang
melayani pedagang kecil dan pengusaha kecil guna memenuhi kebutuhan modal.
Sejarah perkembangan koperasi di Indonesia tidak dapat dipisahkan dari
kehadiran pedagang-pedagang bangsa Eropa di tanah air. Kehidupan ekonomi
masyarakat Indonesia ketika itu cenderung masih sifat tradisional. Tetapi setelah
terjadi gelombang pelayaran samudera oleh pedagang-pedagang bangsa Eropa,
dan keterlibatan mereka dalam hubungan dagang dengan masyarakat Indonesia,
hubungan perdagangan antara Indonesia dengan beberapa Negara Eropa
cenderung meningkat.
Namun demikian, didorong oleh keserakahan pedagang-pedagang bangsa
Eropa itu untuk meraih keuntungan sebesar-besarnya, hubungan perdagangan itu
kemudian berubah menjadi keinginan untuk menguasai. Hampir semua pedagangpedagang bangsa Eropa bermaksud menguasai mata rantai perdagangan antara
daerah-daerah di Asia dengan dataran Eropa, yaitu dengan menerapkan cara-cara
perdagangan monopoli. Dari sini, hubungan yang semula hanya bersifat murni
perdagangan, menjelma menjadi praktik penjajahan.
Akibatnya, terjadinya penindasan oleh pedagang-pedagang bangsa Eropa
terhadap masyarakat Indonesia tidak dapat dihindari. Sebagai bangsa terjajah,
34

Rikard Bangun, op.cit, hlm. 328

16

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

maka masyarakat Indonesia dieksploitasi secara semena-mena oleh kaum
penjajah. Hal itu berlangsung selama beberapa ratus tahun dan mengakibatkan
penderitaan bagi bangsa Indonesia, yang kemudian telah membangkitkan
semangat pemuka-pemuka bangsa Indonesia untuk berjuang memperbaiki
kehidupan masyarakat. Sebagaimana diketahui, perjuangan pemuka-pemuka
bangsa Indonesia itu memiliki berbagai bentuk. Salah satu di antaranya adalah
dengan mendirikan koperasi. 35
Sejalan

dengan

sejarah

perkembangan

bangsa

Indonesia

serta

perkembangan ekonominya, perkenalan bangsa Indonesia dengan koperasi
dimulai pada pengujung abad ke-19, tepatnya pada tahun 1895. Ditengah-tengah
penderitaan masyarakat Indonesia, R. Aria Wiriaatmaja, seorang patih di
Purwokerto, mempelopori berdirinya sebuah bank yang bertujuan menolong para
pegawai agar tidak terjerat oleh rentenir. Usaha ini mendapatkan persetujuan dan
dukungan dari Residen Purwokerto E. Sieburg. Badan usaha yang dipilih untuk
bank yang diberi nama Bank Penolong dan Tabungan (Hulp en Spaarbank),
adalah koperasi.
Pelayanan bank itu semula masih terbatas untuk kalangan pegawai
pamong praja rendahan yang dipandang memikul beban utang terlalu berat. Pada
tahun 1898, atas bantuan E. Sieburg dan De Wolff Van Westerrode jangkauan
pelayanan bank itu diperluas ke sektor pertanian (Hulp-Spaar en Lanbouwcrediet

35

Revrisond Baswir, Koperasi Indonesia edisi pertama, Yogyakarta, BPFE Yogyakarta, 1997, hlm. 29

17

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Bank), yaitu dengan meniru pola koperasi pertanian yang dikembangkan di
Jerman (Raiffeisen).
Akan tetapi, karena kondisi masyarakat yang hidup di alam penjajahan
tidak diperbolehkan berkembang lebih jauh, upaya ini tidak mendapatkan
dukungan dari pemerintah kolonial. Akibatnya, setiap gerak gerik koperasi
pertama Indonesia itu diawasi secara ketat dan mendapat banyak rintangan
pemerintah kolonial Belanda. Salah satu upaya yang ditempuh pemerintah
kolonial Belanda untuk merintangi perkembangan bank yang dirintis oleh R. Aria
Wiriaatmaja tersebut adalah dengan mendirikan Algemene Volkscrediet Bank.
Selain itu, pemerintah kolonial Belanda juga mendirikan rumah gadai, bank desa,
serta lumbung desa. 36
Setelah memperoleh kemerdekaan yaitu pada tahun 1945-1967, bangsa
Indonesia memiliki kebebasan untuk menentukan pilihan kebijakan ekonominya.
Suatu hal yang sangat jelas pada periode ini adalah menonjolnya tekad para
pemimpin bangsa Indonesia untuk mengubah tatanan perekonomian Indonesia
yang liberal-kapitalistik menjadi tatanan perekonomian yang sesuai dengan
semangat pasal 33 Undang-Undang Dasar 1945. Sebagaimana diketahui, di dalam
pasal 33 UUD 1945, semangat koperasi ditempatkan sebagai semangat dasar
perekonomian bangsa Indonesia. Melalui pasal itu, bangsa Indonesia bermaksud
untuk menyusun suatu sistem perekonomian usaha bersama berdasar atas asas

36

Idem

18

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

kekeluargaan. Seperti yang dikemukakan oleh Mohammad Hatta dalam pasal 33
ayat 1 UUD 1945, yaitu tidak lain adalah koperasi.
F. Metodologi Penelitian
1. Metode Penelitan
Dalam penulisan skripsi ini, penulis menggunakan metode penelitian
sejarah, dengan melalui tahap-tahap berikut:
a. Pengumpulan sumber (Heuristik)
Setelah menentukan topik langkah selanjutnya dalam penelitian
sejarah ialah heuristik atau pengumpulan sumber. Sumber sejarah disebut
juga data sejarah yang dikumpulkan harus sesuai dengan jenis sejarah
yang akan ditulis. 37 Dalam penulisan ini penulis mengumpulkan berbagai
sumber yang terkait dengan topik yang akan ditulis. Bahan pustaka yang
dijadikan sebagai sumber dapat dibedakan menjadi dua, yaitu sumber
primer dan sumber sekunder.
b. Kritik Sumber (Verifikasi)
Tahap selanjutnya ialah verifikasi, yaitu pengujian terhadap datadata yang ada untuk mengetahui apakah data dapat dipertanggung
jawabkan keasliannya atau tidak. Tahap verifikasi ini terdiri dari dua
macam yaitu, otentisitas atau keaslian sumber (kritik ekstern), dan
kredibilitas, atau kebiasaan yang bisa dipercayai (kritik intern). 38

37
38

Kuntowijoyo, Pengantar Ilmu Sejarah, Yogyakarta, Bentang Budaya, 2001, hlm. 96.
Ibid, hlm. 101

19

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Kritik ekstern digunakan untuk membuktikan keaslian sumber
yang akan digunakan. Hal yang diteliti ialah penampilan luar sumber,
misalnya kertasnya, tinta, gaya tulisan, bahasa, kalimat, kata-katanya,
jenis huruf, dan sebagainya. Kritik intern dilakukan untuk meneliti apakah
sumber yang digunakan dapat dipercaya kebenarannya. Kritik intern ini
dilakukan dengan cara membandingkan berbagai sumber sehingga akan
diperoleh fakta yang lebih jelas dan lengkap. 39
Kritik intern dalam penulisan skripsi ini ialah ketika penulis
menggunakan sumber dari Buku Kompas Edisi Khusus “Apa Kabar
Koperasi Indonesia”. Dalam sebuah artikel buku kompas halaman 330
Prof. Dr. M. Dawam Raharjo berpendapat, bahwa orang masuk koperasi
bukan karena ingin bekerja sama dalam kegiatan produksi, melainkan
karena ingin menikmati fasilitas dan jatah dari pemerintah. Realitasnya
sekarang ini orang masuk menjadi anggota koperasi hanya untuk
mendapatkan kemudahan dalam memperoleh pinjaman dalam bentuk
kredit

bagi

kepentingan

pribadinya

sendiri

dan

bukan

untuk

mengembangkan usahanya. Kemudian penulis membandingan dengan
buku karya Mohammad Hatta yang berjudul “Koperasi” bahwa anggota
koperasi

harus

tolong

menolong

serta

bertanggungjawab

memperkuat solidaritas. 40

39
40

Ibid, hlm. 102
Mohammad Hatta, Koperasi , Jakarta, P.T. Pembangunan, 1954, hlm. 28

20

untuk

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

c. Interpretasi
Tahap

selanjutnya

yaitu

interpretasi.

Interpretasi

adalah

menafsirkan fakta-fakta yang telah diuji kebenarannya. Fakta sejarah satu
sama lain perlu kita rangkaikan, dihubung-hubungkan dan dikait-kaitkan
sehingga menjadi satu kesatuan yang kronologis dan masuk akal. Dapat
dikatakan bahwa rangkaian fakta itu harus menunjukan diri sebagai suatu
rangkaian yang mempunyai makna dari kehidupan masa lampau suatu
bangsa. Menginterpretasikan fakta-fakta sejarah menjadi kisah itu
memerlukan proses seleksi sejarah. Dalam hal ini penulis biasanya tidak
dapat menentukan fakta-fakta mana yang dianggap bermakna, biasanya
penulis mencari landasan pada hal-hal kecenderungan emosional
pemikiran pribadinya, pada pandangan kelompok, pandangan hidup
bangsanya, hal ini akan melahirkan subyektivitas. Maka untuk
mengurangi subyektivitas harus melakukan analisis, sintesis dan
menetapkan sumber.
d. Historiografi (Penulisan Sejarah)
Langkah terakhir dari penelitian sejarah ialah historiografi atau
penulisan sejarah. Historiografi merupakan penulisan dari rekonstruksi
yang bersifat imajinatif dari kejadian di masa lampau yang berdasarkan
atas fakta dan data dengan melalui suatu proses. Aspek kronologis sangat
diperlukan dalam merekonstruksi sebuah peristiwa sejarah, agar lebih
mudah memberi pengertian kapan peristiwa tersebut terjadi.
21

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Metode penulisan dalam skripsi ini ialah metode deskriptif analitis.
Metode sejarah deskriptif menekankan pada penemuan fakta-fakta sesuai
dengan keadaan yang sebenarnya. Tujuan dari metode deskritif ini adalah
untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis,
faktual, dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat, serta hubungan antar
fenomena yang diselidiki. 41 Dalam skripsi ini penulis menyajikan model
penulisan deskriptif analisis yaitu, sebuah tinjauan perspektif historispolitis dengan menggunakan sudut pandang yang mengikuti garis
perkembangan waktu tertentu.
2. Pendekatan Penelitian
Dalam
multidimensional

penulisan
dan

skripsi

Interdisipliner,

ini

menggunakan

yaitu

suatu

pendekatan

pendekatan

yang

memaparkan dan menganalisa berbagai peristiwa menggunakan konsepkonsep ilmu sosial yang relevan dengan pokok-pokok kajiannya. Pendekatan
dalam penulisan skripsi ini dengan meminjam

teori-teori lain

seperti

sosiologi dan ekonomi.
Pendekatan historis, pendekatan ini digunakan untuk mengetahui
dinamika perkembangan koperasi dari masa penjajahan sampai masa
kemerdekaan. Melihat keadaan yang memprihatinkan telah mendorong
Mohammad Hatta tergerak hatinya untuk memperbaiki perekonomian yang
berbasis kerakyatan dengan mendirikan koperasi.
41

Moh. Natsir, Metode Penelitian, Jakarta, Ghalia Indonesia, 1983, hlm. 63.

22

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Pendekatan psikologis adalah pendekatan yang berorientasi pada
tingkah laku manusia, baik di dalam maupun di luar. Tingkah laku manusia
dapat dijelaskan dengan adanya tanggapan dari dalam diri manusia. Melalui
pendekatan ini, penulis dapat menguraikan sifat-sifat dan tingkah laku
Mohammad Hatta yang berjiwa nasionalis, berpandangan jauh ke depan
dalam membangun perekonomian kerakyatan yang bercirikan koperasi. Jiwa
nasionalis yang mendorongnya untuk ikut ambil bagian dalam menjalankan
pemerintahan Indonesia sebagai wakil presiden, dan pemimpin kabinet.
Pandangannya yang jauh ke depan untuk memperkuat perekonomian nasional
yang mampu bersaing dengan jalan memberdayakan potensi ekonomi yang
ada. Selain itu latar belakang sosial-budaya, ekonomi, pendidikan dan politik
Mohammad Hatta juga mendorongnya untuk ikut membangun perekonomian
nasional.
Pendekatan ekonomi adalah pendekatan yang berkaitan dengan
masalah kebutuhan hidup. Pada waktu masa awal Indonesia merdeka keadaan
perekonomian nasional sangat memprihatinkan. Sarana dan prasarana
perekonomian rusak akibat perang kemerdekaan, sebagian sektor ekonomi
yang vital juga masih dikuasai oleh pihak asing, disamping itu rakyat dalam
menjalankan aktivitas ekonominya juga terjerat masalah dengan renternir.
Melihat realitas perekonomian nasional pada waktu itu telah mendorong
Mohammad Hatta untuk memperbaiki perekonomian nasional salah satu jalan
yang diambil yaitu dengan jalan mengembangkan koperasi. Pemikiran ini juga
23

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

tidak dapat dilepaskan dari latar belakang pendidikannya dalam bidang
ekonomi.
G. Sistematika Penulisan
Skripsi

yang

berjudul

“Peranan

Mohammad

Hatta

Dalam

Mengembangkan Koperasi” ini memiliki sistematika penulisan sebagai berikut:
Bab I: Berupa pendahuluan yang berisi tentang latar belakang masalah,
perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, tinjauan pustaka, landasan
teori, metode penelitian dan sistematika penulisan.
Bab II: Bab ini menyajikan uraian tentang faktor-faktor yang mendorong
Mohammad Hatta dalam mengembangkan koperasi di Indonesia.
Bab III: Bab ini menyajikan uraian mengenai peranan Mohammad Hatta dalam
mengembangkan koperasi di Indonesia.
Bab IV: Bab ini menyajikan uraian mengenai hambatan-hambatan yang dihadapi
Mohammad Hatta dalam mengembangkan koperasi di Indonesia
Bab V: Bab ini berupa kesimpulan dari penulisan permasalahan yang diuraikan
pada bab II, III dan IV.

24

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB II
FAKTOR-FAKTOR YANG MENDORONG MOHAMMAD HATTA DALAM
MENGEMBANGKAN KOPERASI DI INDONESIA
TAHUN 1945-1965

Latarbelakang ekonomi, pendidikan dan politik dalam suatu masyarakat
ternyata mempunyai pengaruh yang besar dalam pembentukan karakter
seseorang. Mohammad Hatta yang dilahirkan dan dibesarkan pada masa
penjajahan kolonial Belanda merasakan adanya diskriminasi. Pendidikan secara
Barat yang ia dapat telah menyadarkan dirinya akan nasib bangsanya yang sedang
dijajah. Eksploitasi sumber daya alam oleh pihak penjajah mengakibatkan rakyat
pribumi hidupnya miskin, sengsara dan menderita. Kemudian Mohammad Hatta
memilih untuk menempuh pendidikan jurusan ekonomi. Selama menempuh
pendidikan ia ternyata juga aktif bergerak dalam organisasi pergerakan nasional.
Menempuh pendidikan di dalam negeri dianggap belum cukup kemudian
Mohammad Hatta melanjutkan studinya ke negeri Belanda. Di Belanda
Mohammad Hatta juga mendapatkan kesempatan untuk bepergian ke negaranegara yang ada di Eropa. Dari sinilah ia mendapatkan wawasan yang luas
tentang koperasi. Ia berpandangan bahwa koperasi sangat cocok untuk
dikembangkan di Indonesia.

25

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

A. Faktor Pendidikan Mohammad Hatta
Dalam arti sederhana pendidikan sering diartikan sebagai usaha manusia
untuk membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan
kebudayaan. Dalam perkembangannya, istilah pendidikan berarti bimbingan atau
pertolongan yang diberikan dengan secara sadar, senjaga, dan sistematis oleh
orang dewasa untuk memotivasi, membina, dan membantu seseorang untuk
mengembangkan segala potensinya sehingga mencapai kualitas diri yang lebih
baik dan menjadi lebih dewasa. Selanjutnya, pendidikan diartikan sebagai usaha
yang dijalankan oleh seseorang atau kelompok orang lain agar menjadi dewasa
atau mencapai tingkat penghidupan yang lebih tinggi dalam arti mental. 42
Menurut W. J. S. Poerwadarminta menjelaskan bahwa arti pendidikan dari
segi bahasa berasal dari kata