KINERJA GURU MTs DI KABUPATEN KENDAL DITINJAU DARIKEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH, KOMPETENSI Kinerja Guru MTs Di Kabupaten Kendal Ditinjau Dari Kepemimpinan Kepala Sekolah, Kompetensi Guru, Dan Iklim Sekolah.

KINERJA GURU M Ts DI KABUPATEN KENDAL DITINJAU DARI
KEPEM IM PINAN KEPALA SEKOLAH, KOM PETENSI
GURU, DAN IKLIM SEKOLAH

NASKAH PUBLIKASI
Diajukan Kepada
Program Pascasarjana Universitas M uhammadiyah Surakarta
Untuk M emenuhi Gelar M agister dalam Ilmu Pendidikan

Oleh
ZAYINATUN

NIM

: Q. 100.060.507

Program Studi

: M anajemen Pendidikan

Konsentrasi


: M anajemen Sistem Pendidikan

PROGRAM M AGISTER M ANAJEM EN PENDIDIKAN
UNIVERSITAS M UHAM M ADIYAH SURAKARTA
2010

i

ii

1

KINERJA GURU MTs DI KABUPATEN KENDAL DITINJAU DARI
KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH, KEOMPETENSI
GURU, DAN IKLIM SEKOLAH

Oleh
Zayinatun, Sutama, Syamsuddin
Universitas Muhammadiyah Surakarta

Zayinatun. Q.100.060.507. Teacher Performance MTs At Regency
Kendal Reviewed From Headmaster Leadership, Teacher Competence, And
School Climate. Thesis. Surakarta: Postgraduate Muhammadiyah Surakarta
University. 2008.
There four principal troubleshoots in this watchfulness (1) hows
headmaster leadership connection characteristics, teacher competence, and school
climate with teacher performance mts at regency kendal; (2) how does headmaster
leadership characteristics with teacher performance MTs at regency kendal; (3)
how does teacher competence characteristics with teacher performance mts at
regency kendal; (4) how does school climate characteristics towards with teacher
performance mts at regency kendal.
This watchfulness belongs quantitative watchfulness. data collecting
method uses kuesioner. population in this watchfulness teacher mts at regency
kendal that numbers 617 teachers that consist of 37 schools. sample total
determination in this watchfulness uses nomogram harry king. this watchfulness
sample 227 teachers. sample taking in penenlitian this use random technique
sampling, that is sample taking manner from all population members is done at
random regardless of existing levels in that population member. . teacher that
sample is chosen at random (random). data analysis technique uses aid spss 13.0.
Based on watchfulness result and discussion hits headmaster leadership

influence, teacher competence, and school climate towards teacher performance
mts regency kendal inferential as follows. (1) Leadership of headmaster, interest
learned, and school climate have contribution which signifikan to performance
learning MTs in Sub-Province Kendal: (2) Level of contribution of Leadership of
headmaster, interest learned, and school climate to teacher performance MTs in
Sub-Province Kendal equal to 32,6%%; (3) Organizational climate have very
contribution dominant to performance learning MTs in Sub-Province Kendal
equal to 20,4%%; ( 4) Based on at classic assumption test, research data analysis
result expressed Best, Linear, Unbiased,dan Estimator ( BLUE).
Keywords:

teacher performance, headmaster leadership, teacher competence,
school climate

2

PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Kinerja guru sangat berkait erat dengan persoalan profesionalitas guru.
Di zaman sekarang, guru dituntut untuk memiliki profesionalitas yang tinggi.

Menurut Stokking (2003: 395), guru dikatakan profesional, guru harus
memiliki komptensi yang meliputi: (1) Selecting year long goals for students;
(2) Choosing an appropriate assignment; (3) Preparing and managing
students working on facilities; (3) Selecting teaching strategies that support
development; (4) Creating pedagogical climate; (5) Reflecting on the
programe.
Orang dalam melaksanakan pekerjaan tentunya berbeda antara satu dan
yang lain. Menurut Keith Davis (Mangkunegara, 2006: 13) produktivitas
sangat dipengaruhi oleh faktor penguasaan pengetahuan, ketrampilan,
kecakapan, sikap dan tingkah laku dari para pekerja yang ada di dalam
organisasi. Kecenderungan seseorang yang mempunyai pengetahuan,
ketrampilan, kecakapan, sikap dan tingkah laku yang baik akan mengahasilkan
kinerja yang optimal. Sebaliknya orang yang tidak mempunyai pengetahuan,
ketrampilan, kecakapan, sikap dan tingkah laku yang baik cenderung
menghasilkan kinerja yang rendah, disamping itu orang yang sama dapat
menghasilkan kinerja yang berbeda dalam situasi dan kondisi yang berbeda.
Orang yang bekerja ditempat dengan kondisi psikologis, sosial dan lingkungan
fisik yang baik memungkinkan seseorang cenderung akan menghasilkan
kinerja yang optimal. Sebaliknya apabila seseorang bekerja pada situasi dan
kondisi secara psikologis, sosial dan lingkungan kerja tidak mendukung

seseorang cenderung melakukan pekerjaan tidak optimal (Mangkunegara,
2006: 14).
Ada banyak faktor yang berpengaruh terhadap kinerja guru,
diantaranya kepemimpinan kepala sekolah, kompetensi guru, dan juga iklim
sekolah. Kepemimpinan kepala sekolah merupakan kunci utama bagi
keberhasilan manajemen sekolah. Dengan demikian, kepala sekolah bertugas
untuk mengkoordinasikan dan mengintegrasikan seluruh komponen dalam
sistem sekolah. Kepala sekolah merupakan tenaga profesional .yang memiliki
kewenangan untuk memajukan dan mengembangkan sekolah, sehingga
mampu menghadapi suasana kompetitif di tengah era globalisasi seperti
sekarang ini.
Kompetensi guru juga akan berpengaruh teradap kinerja guru.
Kompetensi adalah modal utama untuk berkinerja baik. Dalam upaya
meningkatan mutu pendidikan, kompetensi guru merupakan salah satu faktor
yang amat penting. Kompetensi guru tersebut meliputi kompetensi pedagogik,
kompetensi personal, kompetensi sosial dan kompetensi profesional (Sudrajat,
2007: 2).
Model kepemimpinan kepala sekolah yang ideal menurut kriteria yang
ditetapkan oleh Dirjen Dikdasmen, Depdikbud RI (2005), harus memiliki lima
komponen mutu secara terpadu. Komponen-komponen tersebut terdiri dari:


3

(1) moral Pancasila, (2) kepribadian, (3) kekaryaan, (4) hubungan dengan
faktor internal dan eksternal, serta (5) kesehatan.
Berdasarkan uraian di atas, maka penelitian ini mengambil judul
Kinerja Guru MTs di Kabupaten Kendal Ditinjau dari Kepemimpinan Kepala
Sekolah, Kompetensi Guru, dan Iklim Sekolah.
Rumusan Masalah
Mengingat ruang lingkup masalah di atas demikian luas dan kompleks,
sedangkan kemampuan dan waktu penelitian terbatas, maka ada empat
rumusan masalah yang akan diungkap dalam penelitian ini.
Adakah hubungan secara parsial antara kepemimpinan kepala sekolah terhadap
kinerja guru MTs di Kabupaten Kendal?
Adakah hubungan secara parsial antara kompetensi guru terhadap kinerja guru
MTs di Kabupaten Kendal?
Adakah hubungan secara parsial antara iklim sekolah terhadap kinerja guru
MTs di Kabupaten Kendal?
Adakah hubungan secara komprehensif antara kepemimpinan kepala sekolah,
kompetensi guru, dan iklim sekolah terhadap kinerja guru MTs di Kabupaten

Kendal?
Tujuan Penelitian
Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengetahui besarnya
hubungan kepemimpinan kepala sekolah, kompetensi guru, dan iklim sekolah
terhadap kinerja guru MTs di Kabupaten Kendal.
Tujuan khusus penelitian ini adalah untuk menganalisis hal-hal
sebagai berikut:
Hubungan secara parsial antara kepemimpinan kepala sekolah terhadap
kinerja guru MTs di Kabupaten Kendal;
Hubungan secara parsial antara kompetensi guru terhadap kinerja guru MTs
di Kabupaten Kendal;
Hubungan secara parsial antara iklim sekolah terhadap kinerja guru MTs di
Kabupaten Kendal;
Hubungan secara komprehensif antara Kontribusi kepemimpinan kepala
sekolah, kompetensi guru, dan iklim sekolah terhadap kinerja guru MTs di
Kabupaten Kendal;

4

Manfaat Penelitian

Hasil penelitian tentang kinerja guru M.Ts yang ditinjau dari
kompetensi guru, kepemimpinan kepala sekolah, serta iklim sekolah
diharapkan memiliki manfaat sebagai berikut:
Bagi dinas pendidikan sebagai bahan untuk mengambil kebijakan dalam
merumuskan manajemen pendidikan;
Bagi Departemen Agama Kabupaten dapat memanfaatkan hasil studi ini
untuk bahan dalam merumuskan kebijakan dalam mengelola dan
memberdayakan serta penghargaan bagi guru dalam menjalankan tugas;
Bagi guru dapat dipakai sebagai bahan introspeksi dalam menyemangati
dirinya dalam mengoptimalkan kinerjanya, sehingga dapat menghasilkan
kinerja yang memuaskan;
Bagi para kepala sekolah MTs se Kabupaten Kendal dapat meningkatkan
kemampuan kepemimpinannya, sehingga dapat mewujudkan sekolah yang
bermutu;
Bagi Pengawas dapat dipakai sebagai bahan untuk membina dan menilai
kinerja guru dalam menjalankan tugas;
Bagi para peneliti selanjutnya, dapat dijadikan referensi berkaitan dengan
penelitian serupa.

5


LANDASAN TEORI
Kajian Teori
Kepemimpinan Kepala Sekolah
kepemimpinan kepala sekolah ialah kemampuan untuk menggerakkan,
mempengaruhi, memotivasi, mengajak, mengarahkan, menasehati, membimbing,
menyuruh, memerintah, melarang, dan bahkan menghukum (bila perlu), serta
membina dengan maksud agar manusia sebagai media manajemen mau bekerja
dalam rangka mencapai tujuan secara efektif dan efisien".
Kepemimpinan dalam manajemen sekolah yang efektif, menuntut
komitmen tinggi, kemampuan administratif, dari pemahaman tentang tujuan,
proses serta teknologi yang melandasi pendidikan di tiap jenjang sekolah. Kepala
sekolah harus senantiasa berupaya untuk menciptakan kondisi-kondisi yang
memungkinkan para guru bekerja secara kreatif inovatif.
Kepala sekolah merupakan salah satu komponen pendidikan yang paling
berperan dalam meningkatkan kualitas pendidikan. Untuk itu kepala sekolah harus
mengetahui tugas-tugas yang harus ia laksankan. Adapun tugas-tugas dari kepala
sekolah seperti yang dikemukakan Wahjosumidjo (2007: 97) adalah:
Kepala sekolah bekerja dengan dan melalui orang lain. Kepala sekolah
berperilaku sebagai salruan komunikasi di leingkungan sekolah.

Kepala sekolah bertanggung jawab dan mempertanggungjawabkan. Kepala sekola
bertindak bertanggungjawab atas segala tindakan yang dilakukan oleh bawahan.
Perbuatan yang dilakukan oleh para guru, siswa, staf, dan orang tua siswa tidak
dapat dilepaskan dari tanggung jawab kepala sekolah.
Dengan waktu dan sumber yang terabatas seorang kepala sekolah harus mampu
menghadapi berbagai persoalan. Dengan segala keterbatasan, seorang kepala
sekolah harus dapat mengatur pemberian tugas secara cepat serta dapat
memprioritaskan bila terjadi konflik antara kepentingan bawahan dengan
kepentingan sekolah.
Kepala sekolah harus berfikir secara analitik dan konsepsional. Kepala sekolah
harus dapat memecahkan persoalan melalui satu analisis, kemudian
menyelesaikan persoalan dengan satu solusi yang feasible. Serta harus dapat
melihatsetiap tugas sebagai satu keseluruhan yang saling berkaitan.
Kepala sekolah adalah seorang mediator atau juru penengah. Dalam lingkungan
sekolah sebagai suatu organisasi di dalamnya terdiri dari manusia yang
mempunyai latar belakang yang berbeda-beda yang bisa menimbulkan konflik
untuk itu kepala sekolah harus jadi penengah dalam konflik tersebut.
Kepala sekolah adalah seorang politisi. Kepala sekolah harus dapat membangun
hubungan kerja sama melalui pendekatan persuasi dan kesepakatan (compromise).


6

Kompetensi Guru
Trainning Agency. sebagaimana disampaikan Len Holmes (dalam
Sudrajat, 2007: 2) menyebutkan bahwa:
A competence is a description of something which a person who works in a given
occupational area should be able to do. It is a description of an action, behaviour
or outcome which a person should be able to demonstrate.
Dari kedua pendapat di atas kita dapat menarik benang merah bahwa
kompetensi pada dasarnya merupakan gambaran tentang apa yang seyogyanya
dapat dilakukan (be able to do) seseorang dalam suatu pekerjaan, berupa kegiatan,
perilaku dan hasil yang seyogyanya dapat ditampilkan atau ditunjukkan.
Lebih jauh, Joni sebagaimana dikutip oleh Suyanto dan Hisyam (2000: 5)
mengemukakan tiga jenis kompetensi guru, yaitu:
Kompetensi profesional; memiliki pengetahuan yang luas dari bidang studi yang
diajarkannya, memilih dan menggunakan berbagai metode mengajar di dalam
proses belajar mengajar yang diselenggarakannya.
Kompetensi kemasyarakatan; mampu berkomunikasi, baik dengan siswa, sesama
guru, maupun masyarakat luas.
Kompetensi personal; yaitu memiliki kepribadian yang mantap dan patut
diteladani.
Indikator kompetensi guru meliputi:
Kompetensi pedagogik
 pemahaman wawasan atau landasan kependidikan;
 pemahaman terhadap peserta didik;
 pengembangan kurikulum/ silabus;
 perancangan pembelajaran;
 pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan dialogis;
 evaluasi hasil belajar;
 pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang
dimilikinya.
Kompetensi kepribadian
 mantap;
 stabil;
 dewasa;
 arif dan bijaksana;
 berwibawa;
 berakhlak mulia;
 menjadi teladan bagi peserta didik dan masyarakat;
 mengevaluasi kinerja sendiri;
 mengembangkan diri secara berkelanjutan.
Kompetensi sosial
 berkomunikasi lisan dan tulisan;
 menggunakan teknologi komunikasi dan informasi secara fungsional;

7

 bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga
kependidikan, orangtua/wali peserta didik;
 bergaul secara santun dengan masyarakat sekitar.
kompetensi profesional
 konsep,
struktur,
dan
metoda
keilmuan/teknologi/seni
yang
menaungi/koheren dengan materi ajar;
 materi ajar yang ada dalam kurikulum sekolah;
 hubungan konsep antar mata pelajaran terkait;
 penerapan konsep-konsep keilmuan dalam kehidupan sehari-hari;
 kompetisi secara profesional dalam konteks global dengan tetap melestarikan
nilai dan budaya nasional.
Iklim Sekolah
Secara konsep, iklim lingkungan kerja di sekolah didefinisikan sebagai
seperangkat atribut yang memberi warna atau karakter, spirit, ethos, suasana
bathin, dari setiap sekolah. Secara operasional, sebagaimana halnya pengertian
iklim pada cuaca, iklim lingkungan kerja di sekolah diukur dengan menggunakan
rata-rata dari persepsi komunitas sekolah terhadap aspek-aspek yang menentukan
lingkungan kerja. Persespi tersebut dapat diukur dengan cara pengamatan
langsung dan wawancara dengan anggota komunitas sekolah, khususnya guru,
maupun dengan cara yang lebih praktis dan ekonomis tetapi reliable, yaitu
mengedarkan angket yang telah divalidasi (Asmiadi, dkk, 2007: 1).
Galay (2004: 17) menyatakan bahwa iklim sekolah merupakan prasarat
utama terciptanya sekolah yang efektif. Iklim sekolah juga akan berpengaruh
terhadap perkembangan sekolah.
When school climate is bad, adolescents tend to ignore peers risk
behaviour. Adolescent are significanly more likely to actively intervene when they
feel that their school foster a positive school spirit and a climate of respect.
Atwool (dalam Amiadi, 2007: 3)) menyatakan bahwa lingkungan
pembelajaran sekolah, dimana siswa mempunyai kesempatan untuk melakukan
hubungan yang bermakna di dalam lingkungan sekolahnya, sangat diperlukan
untuk meningkatan kemampuan belajar siswa, memfasilitasi siswa untuk
bertingkah laku yang sopan, serta berpotensi untuk membantu siswa dalam
menghadapi masalah yang dibawa dari rumah. Ada tiga aspek lingkungan
psikososial sekolah yang menetukan prestasi akademik siswa. Ketiga aspek
tersebut adalah tingkat kepuasan siswa terhadap sekolah, terhadap keinginan guru,
serta hubungan yang baik dengan sesama siswa. Mereka juga menyarankan
bahwa intervensi sekolah yang meningkatan rasa kepuasan sekolah akan dapat
meningkatkan prestasi akademik siswa.
Indikator iklim sekolah meliputi:





Iklim Terbuka
Iklim Bebas
Iklim Terkontrol
Iklim Familiar (Kekeluargaan)

8




Iklim Kebapakan (Paternal Climate)
Iklim Tertutup

Kinerja Guru
Berdasarkan uraian di atas, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan
Menengah, Departemen Pendidikan Nasional menerapkan standar kompetensi
guru yang berhubungan dengan (1) Komponen Kompetensi Pengelolaan
Pembelajaran dan Wawasan Kependidikan; (2) Komponen Kompetensi
Akademik/Vokasional sesuai materi pembelajaran; (3) Pengembangan Profesi.
Komponen-komponen Standar Kompetensi Guru ini mewadahi kompetensi
profesional, personal dan sosial yang harus dimiliki oleh seorang guru.
Pengembangan standar kompetensi guru diarahkan pada peningkatan kualitas
guru dan pola pembinaan guru yang terstruktur dan sistematis.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan, bahwa banyak faktor yang
mempengaruhi kinerja seseorang, tetapi secara garis besar faktor-faktor tersebut
dapat dibedakan menjadi dua, yaitu faktor intrinsik (yang bersumber dari dalam
diri seseorang) misalnya bakat, watak atau sifat, minat, usia, jenis kelamin,
pendidikan, pengalaman, motivasi dan lain-lain dan faktor ekstrinsik (yang
bersumber dari luar seseorang) misalnya lingkungan fisik, sarana dan prasarana,
manajemen kepemimpinan, kondisi kerja, sistem imbalan, suasana, kebijakan,
sistem administrasi dan lain-lain.
Menurut keputusan Mendikbud No. 025/O/1995 tentang Petunjuk Teknis
Ketentuan Pelaksanaan Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kridit bahwa kinerja
guru meliputi kegiatan pelaksanaan proses pembelajaran atau bimbingan meliputi:
1) penyusunan program pengajaran atau praktik atau bimbingan dan konseling; 2)
penyajian program pengajaran atau praktik aau bimbingan dan konseling; 3)
evaluasi belajar atau praktik atau bimbingan dan konseling; 4) analisis, remidial
dan pengayaan.
Indikator kinerja guru berupa:
Guru mempunyai komitmen pada siswa dan proses belajarnya;
Guru menguasai secara mendalam bahan/mata pelajaran yang diajarkannya serta
cara mengajarnya kepada siswa;
Guru bertanggung jawab memantau hasil belajar siswa melalui berbagai cara
evaluasi;
Guru mampu berfikir sistematis tentang apa yang dilakukannya dan belajar dari
pengalamannya;
Guru seyogyanya merupakan bagian dari masyarakat belajar dalam lingkungan
profesinya.

9

Hipotesis Penelitian
Berdasarkan penelitian terdahulu dan kerangka pikir diatas, maka
diajukan hipotesis.
Terdapat hubungan positif antara kepemimpinan kepala sekolah terhadap
kinerja guru MTs di Kabupaten Kendal;
Terdapat hubungan positif kompetensi guru terhadap kinerja guru MTs di
Kabupaten Kendal;
Terdapat hubungan positif iklim sekolah terhadap kinerja guru MTs di
Kabupaten Kendal;
Terdapat hubungan positif kepemimpinan kepala sekolah, kompetensi guru,
dan iklim sekolah terhadap kinerja guru MTs di Kabupaten Kendal.

10

METODE PENELITIAN
Jenis dan Strategi Penelitian
Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah kuantitatif. Maksud penelitian kualitatif
adalah pendekatan ilmiah terhadap pengambilan keputusan manajerial dan
ekonomi (Kuncoro, 2004: 24). Pendekatan ini dipilih karena penelitian ini
ingin mengumpulkan informasi yang berbentuk opini dari sejumlah besar
orang terhadap topik tertentu, yaitu kinerja guru yang ditinjau dari aspek
kepemimpinan kepala sekolah, kompetensi guru, dan iklim sekolah.
Strategi Penelitian
Strategi penelitian ini didasarkan pada pendekatan etik. Persoalan
yang diteliti ditetapkan terlebih dulu, yaitu variable kepemimpinan kepala
sekolah, kompetensi guru, dan iklim sekolah. Strategi yang dipakai dalam
penelitian ini adalah ex post facto (Sugiyono, 2006: 17).
Populasi dan Teknik Sampling
Populasi
Sebelum menentukan populasi sebagai objek penelitian, dikemukakan
terlebih dahulu mengenai pengertian populasi. Menurut Hadi (2004: 220)
populasi adalah seluruh penduduk yang dimaksudkan untuk diselidiki.
Populasi dibatasi sebagai sejumlah penduduk atau individu yang paling
sedikit mempunyai satu sifat yang sama Dalam penelitian ini yang merupakan
populasi adalah seluruh guru MTs di Kabupaten Kendal yang berjumlah 617
guru yang terdiri dari 37 sekolah.
Sampel
Pengertian sampel menurut Hadi (2004: 221) adalah sejumlah
penduduk yang jumlahnya kurang dari jumlah populasi. Menurut
Retnoningsih (2003: 3) menyatakan bahwa sampel adalah bagian dari
populasi yang mengandung karakteristik populasi. Sampel penelitian ini
adalah 227 guru.
Teknik Sampling
Menurut Retnoningsih (2003: 3) menyatakan bahwa sampel adalah
bagian dari populasi yang mengandung karakteristik populasi. Sampel
penelitian ini adalah 227 guru. Penentuan jumlah sampel dalam penelitian ini
didasarkan pada Nomogram Hary King dengan tingkat kesalahan 5 %
(Sugiyono, 2006: 87). Pengambilan sampel dalam penenlitian ini
menggunakan teknik random sampling, yaitu cara pengambilan sampel dari
semua anggota populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata
yang ada dalam anggota populasi itu.
Metode Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode
angket. Angket merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan
mengadakan komunikasi dengan sumber dasar. Data yang ingin dikumpulkan

11

dijabarkan dalam bentuk pertanyaan secara tertulis, dan responden
memberikan jawaban secara tertulis.
Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik digunakan untuk membebaskan segala sesuatu yang
dapat mengganggu regresi. Uji ini meliputi uji normalitas, uji
homoskedastisitas, uji multikolinieritas, uji multikolinieritas, dan uji linearitas.
Teknik Analisis Data
Korelasi Dua Variabel
Uji ini dimaksudkan untuk melihat keberartian antara variabel terikat
dengan salah satu variabel bebas.
Korelasi Parsial
Uji korelasi sederhana digunakan untuk menguji hipotesis pertama dan
hipotesis kedua. Tehnik korelasi sederhana yang digunakan adalah korelasi
Pearson.
Korelasi Berganda
Uji korelasi ganda digunakan untuk menguji hipotesis ketiga Teknik
korelasi ganda yang digunakan adalah korelasi Pearson. Hal ini dimaksudkan
untuk melihat apakah terdapat korelasi yang berarti apabila kedua variabelvariabel bebas secara bersama-sama dikorelasikan dengan variabel terikatnya.
Persamaan Regresi
Teknik analisis penelitian menggunakan analisis regresi ganda
(mulitiple regression analysis). Dengan demikian model analisis dalam
penelitian ini dapat diformulasikan sebagai berikut.
Y =  + 1X1+ 2 X2+ 3 X3 +  (Cooper dan Schindler, 2006: 308)
Uji Ketepatan Model (Uji F )
Uji “F” (Anova) digunakan untuk mengetahui signifikasi pengaruh
semua variabel bebas terhadap variabel terikat secara simultan (bersama-sama).
Oleh karena itu perlu diadakan pengujian secara simultan atas semua variabel
bebas.
Koefisien Determinan (R2)
Koefisien determinan merupakan suatu nilai atau ukuran yang dapat
digunakan untuk mengetahui seberapa jauh kecocokan dari suatu model
regresi.
Uji ketepatan Parameter Praduga (uji t )
Uji “t“ digunakan untuk mengetahui pengaruh setiap variabel bebas terhadap
variabel terikat.
Sumbangan Relatif dan Sumbangan Efektif
Perhitungan sumbangan efektif (SE) dan sumbangan relatif (SR)
diuraikan sebagai berikut:
 Sumbangan Efektif (SE%) digunakan rumus SE = βx1 × rxy1× 100%
SE  X %
 Sumbangan Relatif (SR%) digunakan rumus SR
=
 100%
R2

12

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Hasil Penelitian
Untuk mengetahui pengaruh kepemimpinan kepala sekolah, kompetensi
guru, iklim sekolah, dan kinerja guru terhadap kinerja guru di MTs di Kabupaten
Kendal digunakan analisis regresi linier berganda yang diuraikan sebagai berikut.
Hubungan Parsial
Berdasarkan bahasan pada hubungan dua variabel, maka dapat
diinterpretasikan sebagai berikut:
0 = -8,353; menujukkan rata-rata kinerja guru bila kepemimpinan kepala sekolah,
kompetensi guru, dan iklim sekolah bernilai nol.
1 = 0,228; nilai koefisien regresi untuk variabel kepemimpinan kepala sekolah
bernilai positif (0,228) berarti setiap terjadi peningkatan variabel kepemimpinan
kepala sekolah akan meningkatkan kinerja guru, dengan asumsi kompetensi guru
dan iklim sekolah konstan.
2 = 0,399; nilai koefisien regresi untuk variabel kompetensi guru bernilai positif
(0,399) berarti setiap terjadi peningkatan variabel kompetensi guru akan
meningkatkan kinerja guru, dengan asumsi kepemimpinan kepala sekolah dan
iklim sekolah konstan.
3 = 0,441; nilai koefisien regresi untuk variabel iklim sekolah bernilai positif
(0,441) berarti setiap terjadi peningkatan variabel iklim sekolah akan
meningkatkan kinerja guru, dengan asumsi kepemimpinan kepala sekolah dan
kompetensi guru konstan.
Hubungan Berganda
Berdasarkan hasil koefisien determinasi sebesar 0,326 atau 32,6% berarti
besarnya sumbangan kepemimpinan kepala sekolah, kompetensi guru, dan iklim
sekolah terhadap kinerja guru sebesar 32,6%, sedangkan sisanya sebesar 67,4%
dijelaskan oleh variabel lain selain ketiga variabel tersebut.
Persamaan Regresi
Berdasarkan hasil pengujian dengan analisis regresi linier berganda dengan
bantuan program SPSS diperoleh persamaan regresi sebagai berikut:
Y = -8,353 + 0,228X1 + 0,399X2 + 0,441X3
(3,133***) (3,179***) (7,031***)
R2
= 63%
F= 35.991

***

= µ 1%

Sig F = 0,000

13

Uji F dan Uji t
Uji Ketepatan Model (Uji F)
Uji F digunakan untuk mengetahui signifikansi pengaruh kepemimpinan
kepala sekolah (X1), kompetensi guru (X2) dan iklim sekolah (X3) terhadap
kinerja kerja (Y) pada guru di MTs di Kabupaten Kendal secara simultan.
Berdasarkan output hasil analisis data dengan menggunakan progam SPSS,
diperoleh nilsi Fhitung sebesar 35,991. Uji F dengan menggunakan level of
significant () = 0,01 ternyata kepemimpinan kepala sekolah, kompetensi guru,
dan iklim sekolah berpengaruh signifikan terhadap kinerja kerja (Y) pada guru di
MTs di Kabupaten Kendal.
Sumbangan Efektif dan Relatif
Perhitungan sumbangan efektif dan sumbangan relatif diuraikan sebagai
berikut:
 Sumbangan Efektif (SE%)
Kepemimpinan kepala sekolah (X1)
SE (X1)%
= βx1 × rxy1× 100%
= 0,186 × 0,362 × 100%
= 6,7%
Uraian di atas menunjukkan bahwa kontribusi efektif kepemimpinankepala
sekolah terhadap kinerja guru sebesar 6,7 %.
Kompetensi guru (X2)
SE (X2)%
= βx2 × rxy2× 100%
= 0,182 × 0,301 × 100%
= 5,5%
Uraian di atas menunjukkan bahwa kontribusi efektif kompetensi guru
terhadap kinerja guru sebesar 5,5 %.
Iklim sekolah (X3)
SE (X3)%
= βx3 × rxy3× 100%
= 0,409 × 0,499 × 100%
= 20,4%
Berdasarkan perhitungan di atas diketahui bahwa sumbangan efektif total = 6,7%
+ 5,5% + 20,4% = 32,6%.
 Sumbangan relatif (SR%)
Kepemimpinan kepala sekolah (X1)
SE  X %
SR (X1)%
=
 100%
R2
6,7%
=
 100%
32,6%
= 20,5%

14

Kompetensi guru (X2)
SE  X %
SR (X2)%
=
 100%
R2
5,5
=
 100%
32,6%
= 16,9%
Iklim sekolah (X3)
SE  X %
SR (X3)%
=
 100%
R2
20,4%
=
 100%
32,6%
= 62,6%
Besarnya sumbangan relatif total adalah sebesar 20,5% + 16,9% + 62,6%= 100%.
Pembahasan
Hasil analisis data dengan menggunakan metode regresi linier berganda
menunjukkan bahwa kepemimpinan kepala sekolah, kompetensi guru, dan iklim
sekolah memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kinerja guru MTs di
Kabupaten Kendal. Berdasarkan uji t (uji parsial), kepemimpinan kepala sekolah
memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kinerja guru; kompetensi guru
memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kinerja guru; dan iklim sekolah
memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kinerja guru MTs di Kabupaten
Kendal. Besarnya sumbangan kepemimpinan kepala sekolah, kompetensi guru,
dan iklim sekolah terhadap kinerja guru MTs di Kabupaten Kendal sebesar 32,6%.
Kepemimpinan kepala sekolah berpengaruh terhadap kinerja guru MTs di
Kabupaten Kendal karena sebagai kepala sekolah merupakan pengelola
pendidikan di MTs secara keseluruhan. Kepemimpinan kepala sekolah dituntut
untuk memiliki komitmen yang bagus. Disamping itu juga harus memiliki
kemampuan administratif, dari pemahaman tentang tujuan, proses serta teknologi
yang melandasi pendidikan di sekolah, khususnya MTs. Kepala sekolah telah
berupaya menciptakan kondisi-kondisi yang memungkinkan para guru bekerja
secara kreatif inovatif. Para kepala sekolah juga berupaya memodifikasi cara
kerjanya disesuaikan dengan tuntutan perubahan kebutuhan agar semakin efektif
dan efisien. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Pimpa (2008), menunjukkan
bahwa kebijakan sekolah dan kepemimpinan kontribusi positif untuk guru
motivasi kerja. Pemimpin sekolah harus mempromosikan dan memberikan
dukungan moral kepada para guru, kualitas kerja, tingkat pendapatan yang sesuai
standard hidup guru, dan di lingkungan sekolah. Faktor-faktor ini akan
meningkatkan jangka panjang guru motivasi di Thailand Selatan dan
kesinambungan organisasi sekolah. Maka dengan pemimpin sekolah yang baik
akan berkontribusi pada motivasi kerja dan berdampak pada kinerja guru. Hal
senada juga diungkapkan oleh Dewayne (2008) bahwa guru harus kreatif dalam
menciptakan lingkungan kelas dimana siswa harus menyiapkan dan siap untuk
menerima pelajaran. Seorang guru efektif harus mempertimbangkan suatu agama

15

siswa, etnik, kecakapan bahasa, dan sikap moral sosial. Pendirian/ penetapan kuat,
yang terpercaya, dan hubungan hormat memimpin ke arah prestasi para siswa dan
kemakmuran sekolah, yang mana pada gilirannya, meningkatkan koneksi itu
dengan orang tua dan masyarakat.
Guru sebagai pengajar dan pendidik dituntut memiliki kemampuan dalam
bidangnya masing-masing, demikian juga para guru MTs Kabupaten Kendal
memiliki penguasaan materi pelajaran yang akan diajarkan dengan baik. Secara
sosial mereka juga dapat beradaptasi di lingkungan sekolah serta diterima di
masyarakat sekitar. Para guru juga perlu menjaga sikap yang positif. Hal inilah
yang dapat meningkatkan kinerja guru di lingkungan MTs Kabupaten Kendal.
Berdasarkan hasil penelitian
Iklim kerja yang tercipta di lingkungan MTs Kabupaten Kendal selama ini
cukup kondusif. Keadaan ini memberikan kesempatan kepada setiap guru lebih
terdorong untuk menunjukkan kinerjanya secara maksimal. Hasil penelitian ini
juga mampu penelitian sebelumnya yaitu penelitian Zhang (2007) yang
mengungkapkan bahwa komunikasi yang baik dengan para guru, terutama
komunikasi yang apa adanya diharapkan oleh kedua-duanya yaitu sekolah dan
para guru. Komunikasi baik dan timbal balik pemahaman akan membantu ke arah
membentuk suatu kontak psikologis realistis dan akurat sehingga dapat mampu
menghasilkan kinerja yang baik. Berdasarkkan hasil penelitian Means (2008)
bahwa keterampilan komunikasi antar pribadi sangat diperlukan dalam suatu
organisasi dimana komunikasi antar pribadi ini digunakan untuk mengembangkan
diri dan mengatur emosi mereka dan berhubungan perilaku komunikatif.
diharapkan dengan perilaku yang komunikatif dapat menjalankan kinerja atau
kerja yang baik pula.

16

PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai pengaruh
kepemimpinan kepala sekolah, kompetensi guru, dan iklim sekolah terhadap
kinerja guru MTs Kabupaten Kendal dapat disimpulkan sebagai berikut.
Kepemimpinan kepala sekolah, kompetensi guru, dan iklim sekolah
memiliki kontribusi yang signifikan terhadap kinerja guru MTs di Kabupaten
Kendal;
Besarnya kontribusi Kepemimpinan kepala sekolah, kompetensi guru,
dan iklim sekolah terhadap kinerja guru MTs di Kabupaten Kendal sebesar 32,6
%;
Iklim organisasi memiliki kontribusi yang paling dominan terhadap
kinerja guru MTs di Kabupaten Kendal sebesar 20,4 %;
Berdasarkan pada uji asumsi klasik, hasil analisis data penelitian
dinyatakan Best, Linear, Unbiased,dan Estimator (BLUE).
Implikasi Penelitian
Kinerja guru meningkat bila kepala sekolah memiliki komitmen yang
bagus, memiliki komitmen yang bagus, memiliki kemampuan administratif, serta
berupaya menciptakan kondisi-kondisi yang memungkinkan para guru bekerja
secara kreatif inovatif.
Kinerja guru meningkat bila para guru memiliki penguasaan materi
pelajaran yang akan diajarkan dengan baik, dapat beradaptasi dan memiliki sikap
yang positif sebagai seorang pendidik.
Kinerja guru bisa meningkat bila iklim sekolah cukup kondusif yang
bisa memberikan kesempatan kepada setiap guru lebih terdorong untuk
menunjukkan kinerjanya secara maksimal.

Saran
Kepala sekolah khusunya di lingkungan MTs Kabupaten Kendal perlu
meningkatkan profesionalisme serta memotivasi para guru dengan kegiatan yang
menarik dan menyenangkan, melibatkan para guru dalam penyusunan tujuan
kegiatan, memperbanyak pemberian hadiah, namun sewaktu-waktu hukuman juga
diperlukan.

17

Bagi guru perlu meningkatkan kemampuan profesionalismenya sebagai
seorang pengajar dan pendidik. Langkah yang bisa ditempuh adalah ikut aktif
dalam setiap kesempatan yang dapat meningkatkan kemampuannya misalnya
pelatihan, penataran maupun seminar. Para guru juga perlu melibatkan dalam
kegiatan sosial di masyarakat dengan menunjukkan perilaku yang positif.
Untuk penelitian selanjutnya agar hasil penelitian lebih maksimal maka
perlu kembangkan metodologi penelitian.

18

DAFTAR PUSTAKA
Anwar dan Amir. 2000. Administrasi Pendidikan, Teori, Konsep & Issu, Bandung
: Bumi Siliwangi Arikunto, Suharsini. 2002. Prosedur Penelitian.
Jakarta: Rineka Cipta.
Barnard. B & Gary A. Steineer. 1995. An Experiental Aprroach to Organization
Bandung: Departemen Tenaga Kerja R.I. Kanwil Jawa Barat.
Profesionalisme
Kepemimpinan
Kepala Sekolah.
Damayanti.
2008.
Profesionalisme Kepemimpinan Kepala Sekolah « Akhmad Sudrajat
Let’s Talk About Education.htm
Departemen Pendidikan Nasional. 2001. Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis
Sekolah. Jakarta: Direktorat Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 2004. Petunjuk Peningkatan Mutu
Pendidikan di Sekolah Dasar. Jakarta: Direktorat Jendral Pendidikan
Dasar dan Menengah.
Durosaro. 2006. Management Functions, Principles And Leadership Styles In
Kwara State Public Primary Schools. DEAN, Faculty Of Education
University Of Florin
Fitzsimons, Patrick. 2007. The Government of Teacher Competency Standards in
New Zealand. New Zealand Council for Education Research. Vol. 22,
No, 2007.
Galay, Les dan Suit Liong Pon. 2004. School Climate and student Interventions
Strategies. The Pennsylvania state University.
Ghozali, Imam. 2002. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS.
Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Hadi, Sutrisno. 2004. Metodologi Reseacrh I. Yogyakarta: Yayasan Penerbit
Universitas Gajah Mada.
Hasibuan, Malayu. 2006. Organisasi dan Motivasi. Jakarta: Bumi Aksara.
Hoy, W. K., & Hannum, J. W. 2007. Middle school climate: An empirical
assessment of organisational health and student achievement.
Educational Administration Quarterly, 33(3), 290-311.
Isjoni. 2007. Pendidikan Sebagai Investasi Masa Depan. Jakarta: Yayasan Obor
Indonesia.

19

Komariah, Aan. 2006. Visionary Leadership Menuju Sekolah Efektif. Jakarta:
Bumi Aksara
Kreitner. 2003. Perilaku Organisasi. Penerjemah Erly Suandy. Jakarta: Salemba
Empat.
Lynham, Susan A; Thomas J Chermack. 2006. Responsible Leadership for
Performance: A Theoretical Model and Hypotheses. Journal of
Leadership & Organizational Studies; 2006; 12, 4; Academic
Research Library. pg. 73.
Mangkunegara, A. 2004. Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung: Rosda
Karya.
Moqvist. 2003. The Competency Dimension of Leadership: Findings from a Study
of Self-Image among Top Managers in the Changing Swedish Public
Administration. Centre for Studies of Humans, Technology and
Organisation, Linköping University.
Ofoegbu. 2004. Teacher Motivation: A Factor For Classroom Effectiveness And
School Improvement In Negeria. http://findarticles.com/ p/articels/
mi_m0FCR/is_1_38/ai_n6073200. Diakses tanggal 13 Februari 2009
Ololube. 2007. Teachers Job Satisfaction and Motivation for School
Effectiveness: An Assessment. Finland: University of Helsinki Finland.
Papanastasiou, C. 2002. School, teaching and family influence on student attitudes
toward science: Based on TIMSS data for Cyprus. Studies in
Educational Evaluation, 28(1), 71-86.
Permadi, D., dan D. Arifin. 2007. Kepemimpinan Transformasi Kepala Sekolah
dan Komite Sekolah. Bandung: PT Sarana Panca Karya Nusa.
Pimpa. 2008. Terrorism and Work Motivation: Teachers in the Southern
Thailand. Australia: School of Management RMIT University.
Purwanto. M. Ngalim. 2006. Administrasi dan Supervisi Pendidimn. Bandung:
Remaja Karya.
Mulyasa. 2007. Menjadi Kepala Sekolah Efektif. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Rejekiningsih, M Th. Sri .2001. Hubungan Antara Perilaku Kepemimpinan
Kepala Sekolah dan Motivasi Kerja Dengan Kepuasan Kerja Guru
SMU di Kabupaten Tegal. Tesis. Semarang:
Robbins, Stephen P. 2003. Perilaku Organisasi Edisi 10. Jakarta : PT. Salemba
Empat.

20

Ruky, A.S. 2001. Sistem Manajemen Kinerja. Jakarta. Gramedia Pustaka Utama
Sagala, S. 2007. Manajemen Strategis dalam Peningkatan Mutu Pendidikan.
Bandung. Alfabeta
Sapa’at, Asep. 2007. Sebuah tanggapan terhadap wacana sekolah unggul berbasis
local. www.ipi-dd.net. Akses 25 Agustus 2007.
Sedarmayami. 2001. Sumber Daya Manusia dan Produktivitas Kerja. Universitas
Negeri Semarang
Simamora, Henry. 2007. Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta:
Bagian Penerbitan Sekolah Tinggi Ilmu ekonomi YKPN.
Sriningsih, Retno. 2003. Statistik Inverensial. Semarang: IKIP Semarang.
Sudirwo.
Stokking, M, dkk. 2003. Developing Performance Standards fo Teacher
Assessment by Policy Capturing. Assesment & Evaluation in Higher
Education. Vol. 28. No. 4.
Sudrajat, Ahmad. 2007. Teori-teori Motivasi. www.ahmadsudrajat. wordpress.
com. diakses 5 Agustus 2009
Sukmadinata, Nana Syaodih. 2005. Metode Penelitian Pendidikan. Jakarta: PT.
Remaja Rosda Karya.
Sutisna, Oteng. (1993). Administrasi Pendidikan Dasar Teoritis dan Praktis
Profesional. Bandung: Angkasa
Suyanto dan Djihad Hisyam. 2000. Refleksi dan Reformasi Pendidikan Indonesia
Memasuki Millenium III. Yogyakarta: Adi Cita.
Tjiptono, F dan A. Diana. 2003. Total Quality Management. Yogyakarta: Andi.
Uno, Hamzah. 2008. Teori Motivasi & Pengukurannya Analisis di Bidang
Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Wahjosumidjo. 2007. Kepemimpinan Kepala Sekolah. Tinjauan Teoritik dan
Permasalahannya. Jakarta: Raja Grafindo Persada
Winardi, 2003. Motivasi Pemotivasian Dalam Manajemen.Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada.

21

Wing-Mui, So, Cheng May hung, Tsang Chiao Liang. 2006. An Impanct of
Teaching Practice: Perception of Teacher Competence among StudentTeachers. Journal of Primary Education Vol. 6 No. 1 & 2.
Zhang. 2007. Tecaher’s Performance And Its Attitudinal Antecendents. Singapore.
National Institute of Educational Nayang Technological University.
Zembylas. 2007. Teacher Job Satisfaction In Cyprus: The Results Of A MixedMethods Approach. Intercollege, Cyprus

22

Dokumen yang terkait

KINERJA GURU DITINJAU DARI KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN FAKTOR KONTEKSTUAL Kinerja Guru Ditinjau dari Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Faktor Kontekstual di SMA Negeri 1 Teras Boyolali Tahun 2016.

0 3 16

KINERJA GURU DITINJAU DARI SERTIFIKASI GURU DAN GAYA KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DI SMP NEGERI Kinerja Guru Ditinjau Dari Sertifikasi Guru Dan Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah Di SMP Negeri Se-Kecamatan Ngawen Kabupaten Blora.

0 2 16

KINERJA GURU DITINJAU DARI SERTIFIKASI GURU DAN GAYA KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DI SMP NEGERI Kinerja Guru Ditinjau Dari Sertifikasi Guru Dan Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah Di SMP Negeri Se-Kecamatan Ngawen Kabupaten Blora.

0 3 14

KINERJA GURU DITINJAU DARI PERSEPSI GURU TENTANG KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN TUNTUTAN KINERJA GURU DITINJAU DARI PERSEPSI GURU TENTANG KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN TUNTUTAN SERTIFIKASI GURU DI SMA NEGERI 2 REMBANG TAHUN AJARAN 2010/2011.

0 0 17

DUKUNGAN KREATIFITAS KEPALA SEKOLAH, KECERDASAN EMOSIONAL GURU, DAN KOMPENSASI TERHADAP KINERJA Dukungan Kreatifitas Kepala Sekolah, Kecerdasan Emosional Guru, dan Kompetensi terhadap Kinerja Guru SD Negeri di Kecamatan Gemuh Kabupaten Kendal.

0 0 16

PENDAHULUAN Dukungan Kreatifitas Kepala Sekolah, Kecerdasan Emosional Guru, dan Kompetensi terhadap Kinerja Guru SD Negeri di Kecamatan Gemuh Kabupaten Kendal.

0 0 15

PRODUKTIVITAS SEKOLAH(Ditinjau dari Kepemimpinan Kepala Sekolah, Iklim Sekolah Produktivitas Sekolah (Ditinjau dari Kepemimpinan Kepala Sekolah, Iklim Sekolah dan Motivasi Kerja di MTs Negeri Kabupaten Pati).

0 1 15

PENDAHULUAN Produktivitas Sekolah (Ditinjau dari Kepemimpinan Kepala Sekolah, Iklim Sekolah dan Motivasi Kerja di MTs Negeri Kabupaten Pati).

0 2 8

Pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah, Kompetensi Guru Dan Kompensasi Terhadap Kinerja Guru

1 3 17

KINERJA GURU DITINJAU DARI KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH - Unika Repository

0 0 14