PENINGKATAN BERPIKIR NILAI-NILAI KEMANUSIAAN MELALUI CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING DAN VALUE CLARIFICATION TECHNIC PADA PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL DI SD BHARLIND MEDAN.

ABSTRACT
BINNER SIHALOHO. Improvement of Thinking Humanity Values Through

Contextual Teaching And Learning and Value Clarification Technique on Social
Study in Bharlind Primary School Medan Tuntungan. Basic Education
Department ofPostgraduate programme, Universitas Negeri Medan.2011.
The problems in this research are ; 1. How is the level of thinking ability
of the pupils about humanity value before and after the application of Contextual
Teaching and Learning (CTL) and Value Clarification Technique (VCT) in the
process of learning social Science Study in Class V of Bharlind Primary School
Medan Tuntungan ? 2. How is the integration of Contextual Teaching and
Learning (CTL) and Value Clarification Technique (VCT) upon the improvement
of pupils ability in thinking humanity value in the process of Socila Science Study
in Class V Bharlind Primary School Medan Tuntungan ?
The object of this research are : 1. To reveal the pupils thinking ability of
humanity value before and after the application of CTL and VCT in the Study
process of Social Science education in class V of Primary School. 2 To Reveal
now the application of integration between CTL and VCT upon The improvement
of pupils thinking ability about humanity value in the Study process of Social
science education in class V primary School.
The method of research used here is the class action research method. The

research was done within two series or sessions. The subjects of this research are
fourty pupils. The main object of the research is the application of integrated CTL
and VCT, and thinking ability of pupils about humanity values in the material of
social science study the place of the research is class V Private Primary School of
Bharlind Medan Tuntungan.
The result (yield) of the research indicates that there is the enhancement of
thinking humanity values for the pupils atsession I dan II, this fact can be seen in
the test result at each session. Where of at session I pre-test I there were only five
pupils (12.5%) who got the same score with KKM*) that is score 70 and as many
as 35 pupils got the score below the KKM or less than score 70 (87.5%). During
the post test session I there have been as many as nime pupils (22.5%)
*Notice: KKM (Kriteria Ketuntasan Minimum)
Who obtained higher score than KKM with score 80 and who abstained the same
score as KKM, as many as 24 pupils (60%) mean while, there were only seven
pupils the remainder who got the score below the KKM point (17.5%). It was
obvious from post test session II the addition of pupils total who obtained higher
score than and the same score as that ofKKM that is; as many as 32 pupils (80%)
getting higher score than KKM, as many as eight pupils (20%) getting the same
score as KKM score, and there was none of the pupils getting score below (lower)
the KKM score.

There after it can be concluded that the application of CTL and VCT can
improve pupils thinking ability of humanity values in the study of social science
in class V of Primary School.

ABSTRAK
BINNER SIHALOHO. Peningkatan Berpildr Nilai-Nilai Kemanusiaan Melalui
Contextual Teaching And Learning dan Value Clarification Technique pada
Pembelajaran llmu Pengetahuan Sosial di SD Bharlind Medan Tuntungan: Prodi
Administrasi Pendidikan Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan.20JJ.
Adapun yang menjadi masalah dalam penelitian ini yakni: 1.
Bagaimanakah tingkat kemampuan berpikir nilai kemanusiaan siswa sebelum dan
sesudah penerapan Contextual Teaching and Learning (CTL) dan Value
Clarification Tecnique (VCT) dalam proses pembelajam pendidikan Ilmu
Pengetahuan Sosial di kelas V SD Swasta Bharind Medan Tuntungan?. 2.
Bagaimana perpaduan Contextual Teaching and Learning (CTL) dan Value
Clarification Tecnique (VCT) terhadap peningkatan kemampuan berpikir nilai
meng~ar
pendidikan Ihnu Pengetahuan
kemanusiaan siswa dalam proses bel~ar
Sosial di kelas V SD Swasta Bharlind Medan Tuntungan?.

Tujuan penelitian ini yakni : 1. Mengungkapkan kemampuan berpikir nilai
kemanusiaan siswa sebelum dan sesudah penerapan Contextual Teaching and
Learning (CTL) dan Value Clarification Tecnique (VCT) dalam proses
pembelajaran pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial di kelas V SD Swasta Bharlind
Medan Tuntungan. 2. Mengungkapkan bagaimana penerapan perpaduan antara
Contextual Teaching and Learning (CTL) dan Value Clarification Tecnique
(VCT) terhadap peningkatan kemampuan berpikir tentang nilai kemanusiaan
siswa dalam proses belajar mengajar pendidikan llmu Pengetahuan Sosial di
kelas V SD Swasta Bharlind Medan Tuntungan.
Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian tindakan
kelas. Penelitian dilakukan dengan dua siklus. Subjek penelitian yakni siswa
sebanyak 40 orang. Objek utama penelitian yakni penerapan perpaduan
pendekatan CTL dan VCT, dan kemampuan berpikir nilai-nilai siswa dalam
pembelajaran materi IPS di kelas V SD Swasta Bharlind Medan Tuntungan.
Hasil penelitian menunjukan bahwa, terdapat peningkatan berpikir nilainilai kemanusiaan bagi siswa pada siklus I dan siklus II, hal ini dapat dilihat dari
hasil test pada setiap siklus. Dimana pada siklus I pree test siklus I hanya 5 orang
(12.5%) yang memiliki nilai sama dengan Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM)
yakni skor 70 dan sebanyak 35 orang siswa memiliki nilai dibawah KKM atau
kurang dari skor 70 (87.5%). Pada post test siklus I sudah ada siswa memiliki skor
lebih besar dari KKM sebanyak 9 orang (22.5%) dengan skor 80 dan memperoleh

sama dengan nilai KKM sebanyak 24 orang (60%) sementara itu hanya tinggal 7
orang siswa yang memiliki skor nilai kurang dari nilai KKM (17.5%). Dari post
test siklus II tanpak ada peningkatan jumlah siswa yang memperoleh nilai lebih
besar dari KKM dan sama dengan nilai KKM, yakni; sebanyak 32 orang (80%)
yang memiliki lebih besar dari nilai KKM, sebanyak 8 orang (20%) yang sama
dengan nilai KKM, dan tidak ada lagi siswa yang memperoleh nilai dibawah
KKM.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penerapan CTL dan VCT
dapat meningkatkan berpikir nilai-nilai kemanusiaan siswa dalam pembelajaran
IPS di kelas V SD Swasta Bharlind Medan Tuntungan.

ii

KATAPENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang selalu
memberi kekuatan kepada pebulis, sehingga tesis yang beijudul " Meningkatkan
Berpikir Nilai nilai Kemanusiaan melalui Contextual Teaching and Learning
(CTL) dan Value Clarification Technique (VCT) pada Pembelajaran


Ilmu

Pengetahuan Sosial di SD Bharlhin Medan Tuntungan" ini dapat diselesaikan.
Tesis ini ditulis untuk memenuhi sebagian persyaratan mendapat gelar Magister
Pendidikan pada program Pasca Sarjana Universitas Negeri Medan.
Berkaitan dengan penulisan tesis ini, ucapan terirna kasih yang sebesarbesarnya di sampaikan kepada lbu Prof. Dr. Djanius Djamin, SH, M.S. Sebagai
pembimbing I, dan Bapak Prof. Dr. Siman, MPd. Sebagai pembimbing II yang
telah banyak memberikan arahan, bimbingan, motivasi, serta meluangkan waktu
untuk mebimbing penulis dalam penyelesaian tesis ini.
Ucapan terimakasih juga disampaikan kepada Bapak Prof. Dian Armanto,
MPd. MA, M.Sc.,Ph. D.,Sebagai Kaprodi. Bapak Prof. Dr. Sumarno M.Pd.,Bapak
Dr. Deni Setiawan M.Si., Dr. Anita Yus M.Pd., sebagai nara sumber yang telah
memberikan saran untuk perbaikan tesis ini, serta Bapak/Ibu Dosen Pasca Sarjana
Program Studi Pendidikan Dasar yang telah banyak memberikan ilmu kepada
penulis selama di bangku perkuliahan.
Selanjutnya ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Kepala Kepala
Sekolah dan Guru-guru

SD Bharlhind Medan Tuntungan yang banyak


memberikan informasi kepada penulis yang berhubungan dengan judul tesis ini.

iii

Tak lupa pula ucapan terimakasih kepada rekan-rekan mahasiswa
khususnya Program studi Pendidikan Dasar angkatan I yang selalu memberikan

saran dan memacu semangat penulis dalam penyelesaian tesis ini. Teristimewa
buat bere-bereku yang ganteng dan cantik, David Hutagaol, Josua Purba, Timoti
Sianturi, Thabita Purba, yang membuat penulis selalu bersemangat dalam
menyelesaikan kuliah dan tesis ini Tuhan memberkati ya bereku semua.
Kepada pihak -pihak lain yang tidak dapat disebutkan satu persatu, penulis
menghaturkan terima kasih atas bantuanya selama ini. Semoga amal baik kita
semua mendapat balasan dari Tuhan yang Maha Esa.

Akhir kata terima kasih atas segala kritik dan saran yang telah diberikan
demi perbaikan tesis ini. Semoga tesis ini dapat bermanfaat bagi dunia Pendidikan
yang kita cintai.

Medan,


September 2011

Penulis

Binner Sibaloho
NIM. 071188810002

iv

DAFTARISI

HALAMAN

ABSTRAK ..................................................................................... .
KATA PENGANTAR....................................................................

iii

DAFTARISI..................................................................................


v

DAFTAR TABEL .......................................................................... viii
DAFTAR GAMBAR ........................................................ .... .........

ix

DAFTAR LAMPIRAN...................................................................

X

BAB I PENDAHULUAN........................................................................

1

A. La tar Belakang ..................................................................... ..............

1


B. Indentif'Ikasi Masalah dan Fokus Penelitian ..................................

7

C. Rumusan Masalah..............................................................................

9

D. Tujuan Penelitian ................................................................. ..............

10

E. Manfaat Penelitian ............................................................... ..............

10

BAB II KAJIAN TEORITIK, KERANGKA BERPIKIR
DAN HIPOTESIS.............................................................

12


A. Kemampuan Berpikir Anak Usia Kelas V SD..................................

12

B. Konsep Nilai.........................................................................................

19

C. Tipe Nilai dan Nilai Kemanusiaan.....................................................

20

D. Pendekatan Metodologis Pengembangan Berpikir dan Nilai

v

dalam Ilmu Pengetahuan Sosial........................................................

22


E. Contextual Teaching and Learning (CTL) dalam
Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial .......................................

26

F. TeknikKiariilkasiNilai.....................................................................

32

G. Kurikulum llmu Pengetahuan Sosial Kelas V Sekolah Dasar .......

35

H. Sintak Perpaduan CTL dan VCT.....................................................

37

I. Kerangka Berpikir .............................................................................

38

J. Hipotesis Penelitian ..................................................................

42

DAB III METODE PENELITIAN...............................................

43

A. Jenis Penelitian ...................................................................................

43

B. Subjek dan Objek Penelitian.............................................................

43

C. Definisi Operasional Variabel...........................................................

43

D. Desain Penelitian .................... ................ ................. .............. ....... ..... .

44

E. Prosedur Penelitian ............................................................................

45

F. Teknik Pengumpulan Data................................................................

49

G. Instrumen Penelitian ..........................................................................

50

H. Teknik Analisis ...................................................................................

50

DAB IV DESKRIPSI BASIL PENELITIAN
DAN PEMBAHASAN ....................................................

52

A. Keadaan Sekolah, Kelas, Guru, dan Siswa Kelas V SD Swasta
Bharlind................... ... .........................................................................

52

B. Pelaksanaan Tindakan Siklus 1.........................................................

55

C. Tindakan Siklus 11..............................................................................

66

vi

D. Pembahasan .........................................................................................

74

BAB V KESIMPULAN .................................................................

80

A. Kesimpulan ....... ...... ........................................................................ .. ...

80

B. Saran.....................................................................................................

80

DAFTAR PUSTAKA.....................................................................

82

vii

DAFTAR TABEL

HALAMAN
Tabel. 1 Nilai-nilai Terminal dan Instrumental dalam Survei Nilai Rokeach..

63

Tabel. 2 Skor Pree Test Siklus !.......................................................................

65

Tabel. 3 Persentase Jumlah Siswa Memiliki Skor ...........................................

71

Tabel. 4 Skor Post Test Siklus I.......................................................................

71

Tabel. 5 Persentase Jumlah Siswa Memiliki Skor ...........................................

71

Tabel. 6 Beda Hasil Nilai Pree Test dan Post Test Siklus I.............................

77

Tabel. 7 Skor Post Test Siklus II......................................................................

78

Tabel. 8 Persentase Jumlah Siswa Memiliki Skor ...........................................

71

Tabel. 9 Hasil Test Siklus I dan Siklus II.........................................................

71

viii

DAFTAR GAMBAR
HALAMAN
Garnbar 1 Bagan Kerangka Pikir Penelitian ...................................................

45

Gambar 2 Desain Penelitian ....................................................... ......................

49

ix

DAFTAR LAMPIRAN

HALAMAN

Lampi ran I Daftar Siswa ................ ................. ..... .................... ............ ............

84

Lamp iran II Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I ..................... ..........

85

Lampiran III Garuda Pancasila Lagu Wajib Nasional Perjuangan Indonesia..

90

Lampiran IV Gambar Tabel Proklamasi ..........................................................

91

Lampiran V Undang-Undang Dasar Tahun 1945 ............................................

93

Lamp iran VI Materi Bahan Ajar Siklus !............ ..................... .. ........... ...........

94

Lrunpiran VII Lembar Kerja Siswa (LKS) Siklus I .........................................

98

Lampiran VIII Evaluasi Siklus I ......................................................................

102

Lampiran IX Kunci Jawaban Soal Freetes dan Posttest Siklus I.....................

105

Lampiran X Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II..............................

106

Lampiran XI Lirik Lagu Indonesia Raya .........................................................

112

Lampiran XII Lembar Kerja Siswa (LKS) Si.klus II........................................

114

Lampiran XIII Materi Bahan Ajar Siklus I......................................................

118

Lampiran XIV Evaluasi Siklus II.....................................................................

124

Lampiran XV Kunci Jawaban Soal Posttest Siklus II......................................

126

Lampiran XVI Lembar Observasi Kondisi Kelas ............................................

127

Lampiran XVII Lembar Observasi Aktivitas Guru..........................................

128

Lampiran XVIII Lembar Observasi Aktivitas Siswa.......................................

129

Lampiran XVIX Lembar Observasi Penerapan Perpaduan CTL dan VCT .....

130

X

BABI
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam memasuki abad ke-21 sekarang, langkah besar dalam sains dan
teknologi sangatlah nyata. Tetapi dunia dikejutkan dengan penghancuran World

Trade Center di New York yang diikuti dengan perang di Afganistan dan Irak.
Peperangan tersebut menunjukkan bagaimana kita menggunakan sains dan
teknologi dalam persenjataan untuk membunuh sesama umat manusia. Peralatan
perang elektronik menggunakan kendali teknologi yang sangat

m~u

untuk

menghancurkan sasarannya dengan akurasi yang sangat tinggi dengan jumlah
kematian yang tinggi.
Di Negara Republik Indonesia tercinta, terlihat betapa banyaknya orang
yang beringas. Siswa, mahasiswa dan tawuran antara masyarakat dan bahkan
terjadi pemukulan sesama tanpa merasa bersalah. Nampaknya para pemimpin dan
politisi nasional dunia tidak mampu membawa kedamaian di dunia. Banyak orang
tidak percaya lagi pada politisi. Sepertinya satu-satunya harapan ada pada
pendidikan. Di abad ke-20, banyak ahli pendidikan menghasilkan banyak teori
baru seperti behaviorisme, kognitivisme, humanisme, pemprosesan informasi,
teori kecerdasan ganda, konstruktivisme, belajar dengan kooperatif. Akan tetapi,
pendidikan telah gagal membawa kedamaian di dunia Kegagalan pendidikan
bukan salah para pendidik, tetapi karena pendidikan diarahkan oleh kekuatan
politik.
Ketika orang-orang Rusia meluncurkan Sputnik untuk pertama kalinya
dalam sejarah umat manusia, orang Amerika terkejut dan sebuah kurikulum baru

1

2

dirancang untuk memenangkan keunggulan dalam bidang sains dan teknologi.
Motivasi utama bagi pendidikan bukan kemanusiaan tetapi untuk kemakmuran
ekonomi dan keunggulan teknologi.
Melalui pelajaran pahit, banyak negara mulai menyadari bahwa
pendidikan semestinya tidak hanya menghasilkan orang-orang hebat tetapi juga
mesti menghasilkan orang-orang baik. Jelaslah bahwa jika kita memiliki orang·
orang yang pintar tetapi hanya mementingkan diri sendiri atau orang-orang
dengan kemampuan intelektual tinggi tetapi tanpa karakter moral, maka dunia
tidak akan damai. Nilai-nilai kemanusiaan dibutuhkan dunia politik, bisnis,
pabrik-pabrik, kantor-kantor, sekolah-sekolah dan universitas-universitas. Pada
dasarnya, nilai-nilai kemanusiaan harus ada pada semua umat manusia dan dalam
sisi kehidupan. Bukan kekerasan yang kita butuhkan, melainkan kasih sayang dan
belas kasih dalam bati manusia.
Dalam membangun karakter bangsa, akhlak masyarakat (civic virtue)
tidaklah

cukup

dengan

hanya

melalui

pendidikan

matematika,

elektronika/komputer, sains, melainkan pendidikan Ihnu Pengetahuan Sosial (IPS)
juga dapat membangun kemampuan berpikir dan berakhlak sebagai pondasi
menuju masyarakat modem (civil society). Hal ini sesuai dengan pandangan
Soepardjo (1989 : 22) bahwa, "Kondisi pendidikan lhnu Pengetahuan Sosial
mencakup pengembangan berpikir, pengembangan nilai dan sosial budaya".
Namun dewasa ini Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial sebagai salah satu
program pendidikan dihadapkan kepada tantangan untuk mempersiapkan manusia
Indonesia yang mampu berkiprah dalam kehidupan masyarakat modem. Masih
dihadapkan kepada masalah peningkatan kualitas yang amat serius, bahkan dapat

3

mengancam

eksistensinya

sebagai

program

pendidikan.

Eksistensi

Ilmu

Pengetahuan Sosial yang dapat membantu peserta didik dalam mengembangkan
kemampuan berpikir dan berapresiasi serta.
Tantangan ini terkait dengan masalah penigkatan kualitas isi materi
pelajaran dan proses pembelajaranya. Semakin diperkuat dengan adanya
kecenderungan menempatkan masalah pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
terbatas pada kurikulum sekolah. Analisis sosial budaya secara kontekstual
sebagai latar nilai dan salah satu sumber materi pendidikan Ilmu Pengetahuan
Sosial sering terabaikan. Di samping itu perkembangan ilmu dan teknologi dalam
era informasi modem yang ditandai dengan banyak terjadi pergeseran nilai dalam
perubahan sosial budaya tidak terinspirasi secara konstruktif dalam pembaharuan
pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial.
Di lain pihak menurunnya kualitas pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial,
memungkinkan semakin berkembangnya penilaian yang menempatkan posisi
pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial hanyalah sebagai pelajaran hapalan yang
tidak dapat membantu peserta didik dalam mengembangkan kemampuan berpikir
dan mengembangkan nilai.
Studi kualitas tentang pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial oleh Mulyadi
(1987 : 85), menunjukkan terdapat beberapa kelemahan, baik dilihat dari proses
maupun dari basil belajar. Proses belajar didominasi pendekatan ekspositoris. Al
Muctar (1990 : 5)

"Aktivitas guru lebih menonjol dari pada kegiatan siswa,

belajar terbatas pada hapalan".
Lebih lanjut Soepardjo

(1989 : 36) menemukan bahwa, " Adanya

kecenderungan di kalangan siswa dewasa ini yang menganggap Ilmu Pengetahuan

4

Sosial merupakan bidang studi yang menjemukan dan kurang menantang minat
belajar". Bahkan lebih dari itu, dipandang sebagai "kelas dua" baik oleh peserta
didik maupun oleh orang tua mereka. Hal, ini men~uka

bahwa pendidikan Ilmu

Pengetahuan Sosial di sekolah proses belajarnya sangat Iemah dan kurang
membangkitkan budaya belajar pada anak. Budaya belajar dalam konteks bukan
hanya menyangkut apa yang akan dipelajari (what to learn) melainkan bagaimana
belajar (how to learn) melalui proses pembelajaran isi materi ilmu pengetahuan
sosial di sekolah. Dengan kata lain belajar ilmu pengetahuan sosial seyogyanya
dipandang dari aspek instrumentalnya, yaitu belajar untuk belajar (learning to

learn). Artinya, ilmu pengetahuan sosial merupakan aspek sarana belajar untuk
memperoleh perubahan perilaku yang bermakna sebagai keterampilan hidup
dalam kehidupan nyata.
Kondisi pendidikan yang dipandang memiliki kelemahan atau kurang
kontributif terhadap kehidupan juga dilihat oleh AI Muchtar (1991 : 6) dari segi
analisis aspek sosial budaya. Menurut beliau, kelemahan itu pada dasarnya
berkaitan dengan kenyataan ilmu pengetahuan sosial belum mampu secara
bermakna memberi nilai tambah bagi peserta didik, orang tua, dan bahkan
pengambil keputusan dalam bidang pendidikan cenderung beranggapan ilmu
pengetahuan sosial kurang memiliki nilai manfaat dibandingkan dengan bidang
studi lain seperti Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA).
Dampak persepsi negatif tersebut mengakibatkan kualitas masukan bagi
program Ilmu Pengetahuan Sosial jauh lebih rendah dibandingkan dengan
program studi lain, padahal secara instrinsik materi pelajarannya memerlukan
kemampuan intelektual dan motivasi yang tinggi. Lemahnya aspek masukan ini

5

diduga mempengaruhi profil belajar maupun prilaku sosial peserta didik.
Sementara itu perkembangan ilmu dan teknologi dewasa ini dipandang membawa
kecenderungan pembinaan sumber daya manusia yang lebih mengutamakan sains,
sehingga komposisi kurikulum harus memuat lebih banyak sains dari pada ilmu
so sial dan humaniora. Pandangan negatif terhadap ilmu pengetahuan sosial sudah
tentu tidak tepat, sebab keberhasilan pembangunan tidak hanya menuntut sains
dan teknologi, melainkan juga ilmu sosial dan humaniora.
Usman Pelly (AI Muchtar, 1991 : 6) menyatakan bahwa,
"Lemahnya basis ilmu sosial dan humaniom pada tingkat pendidikan
menengah, antara lain disebabkan ilmu-ilmu alam dan teknologi
dipandang ..seolah-olah" secara kongkrit mampu menjawab tantangan
untuk menjadi modem di tengah-tengah realitas masyarakat yang
terbelakang. Pemnan ilmu alam dan teknologi dianggap sangat ampuh
untuk membebaskan diri dari keterbelakangan tersebut".

)

Selanjutnya dikemukakan bahwa, Usman Pelly (AI Muchtar, 1991 : 6)
"Ilmu sosial hampir selalu dikritik karena tidak mampu memberikan
jawaban yang nyata atas berbagai persoalan yang dihadapi masyarakat.
Lebih dari itu, ilmu sosial dianggap hanya bisa melancarkan kritik tanpa
bisa memberikan jawaban atau alternatif yang kongkrit terhadap suatu
permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat, bangsa dan negara.
Terutama permasalahan yang berkaitan dengan peningkatan eksistensi
negam dan kesejahteman masyamkat".
Pendapat Usman Pelly ini mengindikasikan bahwa mata pelajaran ilmu
pengetahuan sosial

kumng dibutubkan untuk mengatasi pennasalahan dalam

masyarakat, bangsa dan negara.
Subianto (AI Muchtar, 1991 : 7), berpendapat bahwa, ..Siswa telah
mengalami semacam ..idiologisasi" bahwa melanjutkan studi ilmu-ilmu sosial
kumng bergengsi, interior, serta kurang menjanjikan masa depan yang cerah".
Pendapat ini bermakna bahwa dikalangan siswa bidang studi ilmu-ilmu sosial
merupakan "keranjang" penampungan mereka yang gaga! di bidang ilmu-ilmu
alam dan teknologi".
Ketepurukan pendidikan ilmu pengetahuan sosial di sekolah dan semakin
tidak termotivasinya siswa untuk belajar ilmu pengetahuan sosial ketika bidang

6

studi ilmu pengetahuan sosial tidak diikutkan untuk ujian pada Evaluasi Tahap
Akhir Nasional (EBTANAS) dan juga pada Ujian Nasional (UN) sebagai penentu

lulus dalam sekolah, rendahnya motivasi belajar siswa di sekolah diindikasikan
skor dan nilai rata-rata basil ulangan mid semester tergolong rendah. Banyak
siswa memiliki nilai dibawah standar seperti siswa kelas V SD Swasta Bharlind
Medan Tuntungan (DKN, 2010).
Kondisi ini menunjukkan bahwa pendidikan ilmu pengetahuan sosial perlu
mendapatkan perhatian secara akademik, sebab kondisi tersebut semakin
terstruktur dalam kehidupan sosial. Oleh karena itu, penelitian ke arah
peningkatan kualitas pendidikan ilmu pengetahuan sosial sangat penting dan
dipandang strategis saat ini. Kecenderungan pembelajaran dengan bersifat
hafalan, ceramah dan tugas yang selama ini, sudah harus diubah karena
kondisinya kaku. Siswa kurang aktif, perlu diterangkan pendekatan dan teknik
pembelajaran yang mengakomodasikan siswa aktif berpikir, menghubungkan
pengalamannya dengan materi yang dipelajari.
Penerapan CTL dan VCT merupakan pendekatan dan teknik yang dapat
mengorelasikan siswa aktif menemukan hubungan pelajaran dengan kehidupan
sehari-hari. Mereka tidak hanya menerima pelajaran. Hal ini sesuai dengan
pendapat Sanjaya (2008:255) yang menyatakan, bahwa "CTL mendorong agar
siswa dapat menemukan hubungan antara materi yang dipelajari dengan situasi
kehidupan nyata, artinya siswa dituntut untuk dapat menangkap hubungan antara
pengalaman belajar disekolah dengan kehidupan nyata. Hal ini sangat penting,
sebab dengan dapat mengorelasikan materi yang ditemukan dengan kehidupan
nyata, bukan saja bagi siswa materi itu akan bermakna secara fungsional, akan

7

tetapi materi yang dipelajarinya akan tertanam erat dalam memori siswa, sehingga
tidak akan mudah dilupakan".
Seiring dengan kondisi tersebut, penerapan "VCT adalah proses
penanaman nilai dilakukan melalui proses analisis nilai yang sudah ada
sebelumnya dalam diri siswa kemudian menyelaraskannya dengan nilai-nilai baru
yang hendak di tanamkan" (S&Uaya 2008:283)
Untuk itu dibutuhkan suatu penelitian empirik dalam upaya peningkatan
kemampuan bepikir dan nilai-nilai kemanusiaan yang terkandung pada Ilmu
Pengetahuan Sosial secara kontekstual. Penelitian empirik dari penerapan
Contextual Teaching and Learning (CTL) dan Value Clarification Technique
(VCT) tentang nilai-nilai kemanusian sesuai isi Kompetensi Dasar, materi pokok
yang tertuang dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan SD, khususnya
kurikulum kelas V SD.
B. ldentifikasi Masalah dan Fokus Penelitian

Berdasarkan latar belakang masalah yang terkait dengan analisis normatif,
empirik kondisi pendidikan ilmu pengetahuan sosial di SD seperti dipaparkan di
atas dalam sub A. Bab I ini tampaklah bahwa yang menjadi permasalahan
penelitian yakni tentang rendahnya kualitas pelaksanaan pembelajaran nilai·nilai
oleh guru dan siswa di kelas. Keadaan demikian juga tetjadi di kelas V SD Swasta
Bharlind Medan Tuntungan. Pemyataan ini didukung oleh Sanjaya (2008 : 283)
dengan menyatakan bahwa :
"Kelemahan yang sering teijadi dalam proses pembelajaran nilai atau sikap
adalah proses pembelajaran dilakukan secara langsung oleh guru, artinya guru
menanamkan nilai-nilai yang dianggapnya baik tanpa memperhatikan nilai
yang sudah tertanam dalam diri siswa Akibatnya, sering teijadi benturan atau
konflik dalam diri siswa karena ketidak cocokan antara nilai lama yang sudah
terbentuk dengan nilai baru yang ditanamkan oleh guru. Siswa sering
mengalami kesulitan dalam menyelaraskan nilai lama dan baru".

8

Dilain pihak, kondisi berbangsa dan bermasyarakat dewasa ini khususnya
bagi masyarakat Indonesia sedang rentan dengan masalah nilai-nilai kehidupan,
kemanusiaan dan pemerintah telah berupaya untuk pembagunan

masyarakat

madani hal ini mengindikasikan perlunya usaha peningkatan berpikir nilai-nilai.
Sebagai salah satu langkah menumbuh kembangkan berpikir nilai-nilai yaitu
melalui proses pembelajaran ilmu pengetahuan sosial di sekolah. Dalam proses
pembelajaran ilmu pengetahuan sosial, siswa SD sejak dini dapat dituntun
bemalar dan menginternilaisasi nilai-nilai kemanusiaan berdasarkan isi materi
pelajaran pendidikan ilmu pengetahuan sosial. Khusus bagi kelas V SD sudah
dapat

dilatih

berpikir

tentang

nilai-nilai

kemanusiaan

karena

tingkat

perkembangan berpikir mereka sudah berada pada taraf bepikir formal
operasional. Mereka telah mampu mempersepsi dan memikirkan yang terbaik
dilakukan dalam kehidupan berdasarkan isi materi pelajaran serta refleksi
pengalamannya untuk membuat keputusan moral.
Pendidikan ilmu pengetahuan sosial sudah dicanakan dan dituangkan
dalam kurikulum SD sejak kelas I sampai dengan kelas VI SD oleh pemerintah
Repulik Indonesia. Namun demikian, proses dan basil pembelajarannya kurang
berkualitas. Walaupun siswa kelas V SD sudah mampu berpikir formal
operasional dan berpikir tentang nilai-nilai yang diinterprestasikan/dipahami
berdasarkan pengalamannya, namum mereka cenderung dituntut menghapal
materi

pelajaran. Proses

pembelajaran kurang mengakomodasikan siswa

merefelksi pemahamanya yang terkait dengan nilai-nilai kemanusia sesuai dengan
makna yang terkandung dalam isi materi pelajaran ilmu pengetahuan sosial.

9

Kajian empirik deskriptif tentang kondisi masalah pendidikan nilai-nilai
kemanusiaan dalam pembelajaran ilmu pengetahuan sosial di kelas V SD Swasta
Bharlind Medan Tuntungan merupakan suatu tantangan yang sangat menarik.
Pengkajiannya secara autentik dan mendalam melalui penelitian secara penelitian
tindakan kelas (classroom action research) penelitian yang melakukan kaji tindak
dengan menerapkan pendekatan pembelajaran kontekstual dan teknik klarifikasi
nilai secara komprehensif dan holistik. Dari uraian di atas yang menjadi fokus
penelitian, antara lain:
1. Masalah kondisi pembelajaran llmu Pengetahuan Sosial di kelas V SD
Swasta Bharlind Medan Tuntungan.
2. Masalah implementasi (penerapan) perpaduan pendekatan pembelajaran
Contextual Teaching and Learning (CTL) dan Value Clarification
Tecnique (VCT) terhadap peningkatan kemampuan berpikir tentang nilai-

nilai kemanusian bagi siswa dalam pelaksanaan pembelajaran Ilmu
Pengetahuan Sosial di Kelas V SD Swasta Bharlind Medan Tuntungan.
C. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas, dirumuskan masalah
penelitian sebagai berikut:
1. Bagaimana keadaan kemampuan berpikir nilai kenanusiaan siswa sebelum
dan sesudah penerapan perpaduan Contextual Teaching and Learning
(CTL)

dan

Value

Clarification

Tecnique

(VCT)

dalam

proses

pembelajaran pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial di kelas V SD Swasta
Bharlind Medan Tuntungan?

10

2. Bagaimana perpaduan Contextual Teaching and Learning (CTL) dan
Value Clarification Tecnique (VCT) terhadap peningkatan kemampuan
berpikir nilai kemanusiaan siswa dalam proses belajar mengajar
pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial di kelas V SD Swasta Bharlind
Medan Tuntungan?
D. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini yakni:
1. Mengungkapkan kemampuan berpikir nilai kemanusiaan siswa sebelwn
dan sesudah penerapan Contextual Teaching and Learning {CTL) dan
Value

Clarification

Tecnique (VCT) dalam

proses

pembelajaran

pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial di kelas V SD Swasta Bharlind
Medan Tuntungan?
2. Mengungkapkan bagaimana penerapan perpaduan antara Contextual
Teaching and Learning (CTL) dan Value Clarification Tecnique (VCT)
terhadap peningkatan kemampuan berpikir nilai kemanusiaan siswa dalam
proses belajar mengajar pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial di kelas V
SD Swasta Bharlind Medan Tuntungan?
E. Manfaat Penelitian

Dengan tercapainya tujuan penelitian di atas, maka dapat diperoleh
manfaat penelitian sebagai berikut:
1. Bagi Siswa
a. Memberikan

kemudahan

berpikir

dan

menentukan

nilaianilai

kemanusiaan dari isi materi pendekatan sesuai dengan materi Pokok

11

dan kompetensi dasar yang dipelajari dalam pembelajaran Ilmu
Pengetahuan Sosial di kelas V SD Swasta Bharlind Medan Tuntungan.
b. Meningkatkan aktivitas berpikir tentang nilai-nilai kemanusiaan sesuai
dengan kemampuan individu dan meningkatkan kualitas pembelajaran
Ilmu Pengetahuan Sosial sesuai dengan kompetensi dasar dan materi
pokok yang berkaitan dengan keadaanlkonteks nilai-nilai yang sedang
dialami siswa dalam lingkungannya.

2. Bagi Guru
a. Bagi guru SD yang sedang turut serta dalam proses penelitian ini akan
menyadari kekurangannya dan dapat memperoleh kemampuan baru
menjadikan

pembelajaran

Ilmu

Pengetahuan

Sosial

semakin

berkualitas.
b. Bagi guru Ilmu Pengetahuan Sosial SD di kelas mempunyai model
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang dapat dikembangkan
di dalam proses pembelajaran di sekolah masing-masing.
c. Akan bermanfaat bagi penelitian lebih lanjut sebagai

bahan

acuan!referensi untuk pendalaman dan pelaksanaan penelitian lebih
lanjut tentang pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial di SD.

BABV
KESIMPULAN
A. Kesimpulan
1. Hipotesis dalam penelitian ini dapat diterima dan terbukti berdasarkan tindakan
siklus I dan siklus II bahwa, "Penerapan perpaduan pendekatan CTL (Contextual

Teaching and Learning) dan VCT (Value Clarification Technique) dalam
pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial di kelas V SD Swasta Bharlind Medan
Tuntungan dapat

peningkatan kemampuan berpikir siswa terhadap nilai-nilai

kemanusiaan".
2. Peningkatan kemampuan berpikir nilai-nilai kemanusiaan dengan penerapan
perpaduan CTL dan VCT dalam pembelajaran IPS di Kelas V SD Barlind Medan
Tuntungan dapat meningkat sebesar 87,5% dibandingkan dengan basil pre tes
siklus I.
3. Dukungan yang kondusif dari faktor-faktor/unsur-unsur yang berpengaruh
langsung dalam proses pembelajaran dengan menerapakan penerapan perpaduan
CTL dan VCT sangat mendukung perolehan hasil yang maksimal.
4. Menggunakan materi IPS yang terdapat pada kurikulwn SD sangat sesuai untuk
penanaman dan menumbuhkan nilai·nilai kemanusiaan sejak dini kepada siswa.

B. Saran
1. Diharapkan dalam penerapan penerapan perpaduan pendekatan CTL dan VCT
dalam pembelajaran nilai sebaiknya mengikuti langkah-langkah yang menunjukan
ada penerapan perpaduan pendekatan CTL dan VCT.
2. Uns\11-unsur yang berpengaruh terhadap proses pembelajaran dengan penerapan
penerapan perpaduan pendekatan CTL dan VCT harus dikemas sehingga
memberikan dukungan yang kondusif.
80

81

3. Pembelajaran nilai-nilai kemanusian dengan menggunakan materi IPS di SD harus
mengkaji materi ajar yang mengandung nilai kemanusiaan, karena tidak ada bahan
materi IPS secara explist memamparkan atau menguraikan yang terkait dengan
nilai-nilai kemanusian yang dimaksud.

DAFTAR PUSTAKA
AI Muchtar, Suwanna. 1991. Pengembangan Kemampuan Berpildr dan Nilai

dalam

Pendidikan llmu Pengetahuan Sosial. Bandung: IKP Bandung.

Barry, Bayer, K. 1979. Teaching Thingking in Social Studies: Using Inquiry in

The

Classroom. USA: Chales.

BSNP. 2010. Da.ftar Ketuntasan Nilai. SD Swasta Bahri/nd. Medan tuntungan
BSNP. 2008. KTSP Model Si/abus Ke/as V. Jakarta: Departemen Pendidikan
Nasional

Direktorat

Jendral

Manajemen

Pendidikan

Dasar

Menengah.
Departement Pendidikan Nasional. 2002. Pendekatan Kontekstual (Contextual

Teaching and
Elmubarok, Zaim.

Learnin) (CTL). Jakarta: Dikdasmen
2008.Pendidikan Ni/ai;

menyambung yang

mengumpulkan yang terserak

terputus dan menyatukan yang tercerai. Bandung:

Alfabeta.
Jahja, Yudirik. 2011. Pisikologi Perlrembangan. Jakarta: Kencana, Perdana Media
Group.
Jarolimek, J. 1979. Social Studies Competences and Skills. New York: Mac
Millan.
Joyce, Bruse. and Weil, Marsha. 1980. Models Of Teaching. Englewood Cliffs,
New

Jersey: Prentce-Hall inc.

Kasihani. dan Astuti. 2004. Perencanaan Pembelajaran Pengetahuan Sosial;

Materi pelatihan terintegrasi. Jakarta: Depdiknas, Dikdasmen, Bagian
Proyek Pengembangan Sistem dan Pengendalian Program.
Maljumadi dan Amir Hasibua. 2005. Buka Jendela dengan Pengetahuan Sosial

Terpadu; untuk SDIMI kelas 5. Medan: PT Madju Medan Cipta Anggota
IKAPI.

82

83

Mulyadi. 1987. Guru Sebagai Determinan dalam Mensukseskan Pembagunan

Pendidikan. Bandung: IK.IP Bandung.
Na-Ayudyadan Art-Ong Jumsai. 2008.

Kemanusiaan

Terpadu.

Model Pembe/ajaran Nilai-nilai

Bandung: Yayasan Pendidikan Sathya Sai

Indonesia
Piaget, J. 1979. Psychology and Epistomology. New York: The Viking Press.
Papalia, Diane E ; dkk. 2008. Human Develoment (Pisikologi Perkembangan).
Jakarta. Kencana Pernada Media Group.
Sanjaya, Wina 2008. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses

Pendidikan. Jakarta: Kencana, Prenada Media Group.
Santrock, Jhon W. 2008. Psiko/ogi Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media
Group.
Sekretariat Negara Republik Indonesia. 1986. 30 Tahun Indonesia Merdeka /9541949. Jakrta: PT. Citra Larntoro Gung Persada.

Soepardjo, Adikuswno. 1989.

Hasi/ Uji Petik Pendidikan Rmu Pengetahuan

Sosial. Laporan Hasil Penelitian. Bandung: Konsorsiwn Ilmu Pendidikan.
Stephen, Robbins. 2007.

Perilaku Organisasi. Jakarta: PT Macanan Jaya

Cemerlang.
Sternberg, Robert J. 2008. Pisikologi Kognitif Jakarta: Kencana, Prenada Media
Group.
Susila Ningsih, Endang dan Linda S. Limbong.2008. Rmu Pengetahuan Sosial;
untuk SDIMI Kelas 5.. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
Tilaar, H. AR 1999. Pendidikan, Kebudayaan dan Masyarakat Madani: Strategi

Reformasi Pendidikan Nasional. Bandung: Remaja Rosda Karya.
(Pranata, http://puslit.petra.ac.id/journals/interior/.)

Dokumen yang terkait

PENGARUH PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA KONSEP ZAT DAN WUJUDNYA TERINTEGRASI NILAI KEAGAMAAN (Eksperimen di MTs Al-Khairiyah,Citeureup-Bogor)

1 33 61

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MODEL CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) DALAM PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL KELAS IV SD NEGERI 02 ASTOMULYO TAHUN PELAJARAN 2011/2012

0 7 52

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MODEL CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) DALAM PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL KELAS IV SD NEGERI 1 BANJARREJO TP 2012/2013

1 2 65

BERBASIS CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING Pengelolaan Pembelajaran Berbasis Contextual Teaching and Learning di SD Negeri I Boyolali.

0 3 12

BERBASIS CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING Pengelolaan Pembelajaran Berbasis Contextual Teaching and Learning di SD Negeri I Boyolali.

0 1 19

PENINGKATAN HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN ALAM DENGAN METODE CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING Peningkatan Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Alam Dengan Metode Contextual Teaching And Learning (CTL) Tentang Materi Tumbuhan Pada Kelas IV Sekolah Dasar

0 1 15

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DALAM PROSES PEMBELAJARAN MELALUI PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DALAM PROSES PEMBELAJARAN MELALUI PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) PADA MATA

0 0 16

PENGARUH PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN ALAM SISWA SD

0 0 11

PeRBedAAn PReSTASI BelAJAR IlMU PenGeTAHUAn SOSIAl AnTAR kelAS PendekATAn CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING denGAn kelAS MOdel PeMBelAJARAn ekSPOSITORI

0 0 5

Peningkatan Prestasi Belajar Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) melalui Model Pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL)

0 0 7