PRAPENGARUH MODEL PENGAJARAN LANGSUNG (DIRECT INSTRUCTION) TERHADAP HASIL BELAJAR PRAKTEK KERJA BATU PADA SISWA KELAS X PROGRAM KEAHLIAN KONSTRUKSI BATU DAN BETON SMK NEGERI 2 MEDAN TAHUN AJARAN 2011/2012.

(1)

PENGARUH MODEL PENGAJARAN LANGSUNG (DIRECT

INSTRUCTION) TERHADAP HASIL BELAJAR PRAKTEK

KERJA BATU PADA SISWA KELAS X PROGRAM

KEAHLIAN KONSTRUKSI BATU DAN

BETON SMK NEGERI 2 MEDAN

TAHUN AJARAN 2011/2012

Dinyatakan Telah Memenuhi Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

OLEH :

FRANSISKA ANGELINA SIMAMORA NIM : 508 111 025

JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2012


(2)

(3)

(4)

i

ABSTRAK

Fransiska A Simamora, NIM 508111025, Pengaruh Model Pengajaran Langsung (Direct Instrution) Terhadap Hasil Belajar Praktek Kerja Batu Pada Siswa Kelas X Program Keahlian Konstruksi Batu dan Beton SMK Negeri 2 Medan Tahun Ajaran 2011/2012.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah hasil belajar praktek kerja batu siswa kelas X SMK Negeri 2 Medan Tahun Ajaran 2011/2012 yang diajar dengan menggunakan model pengajaran langsung (direct instruction) lebih tinggi bila dibandingkan dengan hasil belajar praktek kerja batu siswa kelas X SMK Negeri 2 Medan Tahun Ajaran 2011/2012 yang diajar dengan menggunakan pembelajaran konvensional (pembelajaran yang selama ini dipergunakan oleh guru mata pelajaran).

Sampel penelitian ini adalah sebagian siswa kelas X Jurusan Teknik Bangunan di SMK Negeri 2 Medan yang diambil secara acak pada kelas dengan undian sehingga didapat, Kelas X Batu dan Beton (X BB) sebagai kelas Eksperimen dengan jumlah siswa 30 orang dan Kelas X Bangunan Gambar (X BG) sebagai kelas kontrol dengan jumlah siswa 30 orang. Jadi total subjek yang diteliti adalah sebanyak 60 orang.

Rancangan penelitian ini adalah penelitian quasi eksperimental dimana yang diteliti hanya hasil post-test praktek batu. Adapun instrumen penelitian ini adalah job sheet yang telah mengandung langkah-langkah untuk melakukan praktek. Dalam pengumpulan data, digunakan tes hasil belajar berupa tes praktek yang disusun oleh peneliti, guru mata pelajaran dan dosen pembimbing.

Dalam uji normalitas post-test pada kedua kelas diperoleh bahwa Lhitung<Ltabel, sehingga distribusi dinyatakan normal. Pada uji Homogenitas data

post-test menunjukkan Fhitung =2,23 < FTabel = 4,008, maka dapat disimpulkan

bahwa hasil belajar kedua kelas memiliki varians yang sama atau Homogen. Pada uji hipotesis dengan menggunakan uji t diperoleh bahwa, setelah kelas eksperimen dikenai pembelajaran model pengajaran langsung (direct

instruction) dan kelas kontrol dengan pembelajaran konvensional, nilai thitung

dikonsultasikan dengan ttabel pada dk=60 dan α=0,05, diperoleh harga ttabel =

2,0399, berarti thitung = 4,85 > ttabel = 2,0399, maka dinyatakan hipotesis diterima

bahwa pembelajaran model pengajaran langsung (direct instuction) memberi pengaruh terhadap peningkatan hasil belajar praktek kerja batu pada siswa kelas X program keahlian konstruksi batu dan beton SMK Negeri 2 Medan Tahun Ajaran 2011/2012.

Rerata peningkatan hasil belajar mata diklat praktek kerja batu yang menggunakan pembelajaran model pengajaran langsung (direct instruction) pada siswa kelas X program keahlian konstruksi batu dan beton SMK Negeri 2 Medan Tahun Ajaran 2011/2012 lebih tinggi dibandingkan dengan pembelajaran Konvensional. Dengan demikian pembelajaran model pengajaran langsung (direct

instruction) memberi pengaruh yang lebih baik dalam meningkatkan hasil belajar


(5)

ii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa, atas segala rahmat dan karunia-Nya yang memberikan kesempatan dan hikmat sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik.

Skripsi ini berjudul ”Pengaruh Model Pengajaran Langsung (Direct Instruction)

Terhadap Hasil Belajar Praktek Kerja Batu Pada Siswa Kelas X Program Keahlian Konstruksi Batu Dan Beton SMK Negeri 2 Medan Tahun Ajaran 2011/2012”, disusun

untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan, Fakultas Teknik.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, baik isi maupun tutur bahasanya. Oleh sebab itu, melalui kesempatan ini penulis sangat mengharapkan saran dan kritik dari pembaca demi kesempurnaan skripsi ini.

Dalam proses penyusunan skripsi ini, penyusun banyak mendapat bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak berupa materi, dukungan moril dan informasi. Dalam kesempatan ini penyusun tidak lupa mengucapkan banyak terima kasih kepada:

1. Bapak Drs. Ronald Butar-Butar, M.Pd, selaku dosen pembimbing Skripsi yang telah banyak memberikan waktu, nasehat, arahan serta petunjuk kepada penulis dalam penyusunan proposal ini.

2. Bapak Prof. Dr. Abdul Hamid K, M.Pd., selaku Dekan Fakultas Teknik Universitas Negeri Medan.

3. Drs. Asri Lubis, ST, M.Pd selaku Ketua Jurusan Pendidikan Teknik Bangunan dan

sekaligus dosen narasumber.

4. Bapak Drs. Nono Sebayang, ST, M.Pd, selaku Ketua Program Studi Pendidikan Teknik Bangunan.

5. Bapak Drs. Kristian, ST., M.Pd, selaku dosen Pembimbing Akademik dan sekaligus dosen narasumber.

6. Bapak Drs. Iskandar Tambunan, ST., M.Pd, selaku dosen narasumber.

7. Bapak/Ibu Dosen serta Assisten Dosen di lingkungan Universitas Negeri Medan, khususnya di fakultas Teknik.

8. Pihak SMK Negeri 2 Medan khususnya bapak Drs. Deston Tarigan selaku guru mata pelajaran yang telah memberikan saya izin untuk mengadakan observasi dan penelitian.


(6)

iii

9. Teristimewa kepada orang tua saya yang tercinta, ayahanda H. S. Simamora dan A. br

Manurung, Amd yang telah membina, mendidik, memberikan dukungan dan semangat

kepada saya sampai sekarang, cintamu takkan pernah pudar.

10. Abangda tersayang Andhy Simon Simamora yang menjadi motivasi buat saya menjadi adik dan kakak yang terbaik.

11. (Alm) J. A. Situmorang, bapauda yang kusayang yang telah memberi motivasi mulai

dari awal pengurusan skripsi ini.

12. Erwin F Sinaga, thanks dear buat motivasinya selama ini.

13. Rekan – rekan mahasiswa Pendidikan Teknik Bangunan khususnya stambuk 08 Reguler,

Ojak, Edi, Niko, Yusuf, Yentri, Natalia, Hilda, Budi Underground, dan teman-teman

lainnya yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah memberi motivasi.

14. Sahabat dekatku di Pendidikan Teknik Bangunan yang akan selalu kukenang Alm.

Amran Panjaitan, yang telah memberi saran dan nasehat ringan kepada saya dan terima

kasih atas persahabatan kita selama ini.

15. Pihak PT Budi Graha Perkasa khususnya bang Andy Hutapea yang telah banyak membantu.

16. Bapak Pengawas Utama dan Pengawas Lapangan dari Dinas PU Proyek Irigasi Simalungun khususnya Pak Agustin Simamora, Pak Waldemar Batubara, Pak Osner

Sitindaon, Pak Manimbul Simanjuntak dan Pak Elisar Pandiangan yang telah

memotivasi selama ini.

Untuk itu dengan segala kerendahan hati, penulis memohon maaf atas keterbatasan yang ada. Semoga hasil penelitian ini bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menuju kemungkinan keberhasilan di dalam dunia pendidikan. Akhir kata penulis menghaturkan banyak ucapan terima kasih kepada semua pihak yang terlibat. Tuhan Yesus memberkati.

Medan, 7 September 2012 Penulis

Fransiska A. Simamora NIM. 508111025


(7)

iv

DAFTAR ISI

ABSTRAK i

KATA PENGANTAR ii

DAFTAR ISI iv

DAFTAR TABEL vi

DAFTAR GAMBAR vii

DAFTAR LAMPIRAN viii

BAB I PENDAHULUAN 1

A. Latar Belakang 1

B. Identifikasi Masalah 7

C. Batasan Masalah 8

D. Rumusan Masalah 8

E. Tujuan Penelitian 9

F. Manfaat Penelitian 9

BAB II KERANGKA TEORITIS, KERANGKA BERPIKIR DAN

PENGAJUAN HIPOTESIS 10

A. Kerangka teoritis 10 1. Hakikat Model Pengajaran Langsung (Direct Instruction) 10 2. Hakikat Pembelajaran Konvensional 20 3. Hakikat Praktek Kerja Batu Memasang Sudut Siku-Siku Dua Tembok

Dengan Tebal ½ Bata Dan Memasang Pertemuan Siku-Siku

Dua Tembok Dengan Tebal ½ Bata 22 4. Hakikat Hasil Belajar Praktek Kerja Batu Memasang Sudut Siku-Siku

Dua Tembok Dengan Tebal ½ Bata Dan Pertemuan Siku-Siku

Dua Tembok Dengan Tebal ½ Bata 25 B. Kerangka Berpikir 27

1. Pengaruh Pembelajaran Konvensional Terhadap Hasil Belajar Praktek Kerja Batu Memasang Sudut Siku-Siku Dua Tembok Dengan Tebal ½ Bata Dan Memasang Pertemuan Siku-Siku Dua Tembok


(8)

v

2. Pengaruh Model Pengajaran Langsung (Direct Instruction) Terhadap Hasil Belajar Praktek Kerja Batu Memasang Sudut Siku-Siku Dua Tembok Dengan Tebal ½ Bata Dan Memasang Pertemuan

Siku-Siku Dua Tembok Dengan Tebal ½ Bata 28 C. Pengajuan Hipotesis 30

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 31

A. Lokasi dan Waktu Penelitian 31 B. Populasi dan Sampel Penelitian 31 C. Variabel Penelitian 32 D. Defenisi Operasional 33 E. Desain Penelitian 34 F. Kerangka Penelitian 35 G. Instrumen Penelitian 36 H. Teknik Pengumpulan Data 36 I. Uji Persyaratan Analisis Data 41 J. Teknik Analisis Data 42

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 45

A. Uji Persyaratan Analisis 45 B. Teknik Analisis Data 46 C. Pembahasan Hasil Penelitian 47

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN 49

A. Kesimpulan 49

B. Implikasi 49

C. Saran 50


(9)

vi

DAFTAR TABEL

Tabel I.1. Data Hasil Belajar Praktek Kerja Batu SMK Negeri 2 Medan

T. A. 2009/2010 4

Tabel I.2. Data Hasil Belajar Praktek Kerja Batu SMK Negeri 2 Medan

T. A. 2010/2011 4

Tabel II.1. Sintaks Model Pengajaran Langsung (Direct Instruction) 16 Tabel III.1. Quasi Experimental 34

Tabel III.2. Kerangka Penelitian 35 Tabel III.3. Format Penilaian 37

Tabel III.4. Kriteria Penilaian Tes Praktek 38

Tabel IV.1. Hasil Uji Normalitas Data Hasil Belajar 45

Tabel IV.2. Hasil Uji Homogenitas Data Hasil Belajar 46


(10)

vii

DAFTAR GAMBAR

Gambar II.1. Pasangan sudut siku-siku dua tembok dengan tebal

½ bata 24

Gambar II.2. Proyeksi miring pasangan sudut siku-siku dua tembok

dengan tebal ½1 bata 24

Gambar II.3. Pasangan pertemuan siku-siku dua tembokdengan tebal

½ bata 25

Gambar II.4. Proyeksi miring pasangan pertemuan siku-siku dua tembok


(11)

viii

DAFTAR LAMPIRAN

1. Dasar Kompetensi Kejuruan dan Kompetensi Kejuruan

Sekolah Menengah Kejuruan 53 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas Eksperimen

Memasang Sudut Siku-Siku Dua Tembok dengan Tebal ½ Bata 64 3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas Eksperimen

Memasang Pertemuan Siku-Siku Dua Tembok dengan Tebal ½ Bata 68 4. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas Kontrol Memasang

Sudut Siku-Siku Dua Tembok dengan Tebal ½ Bata 72 5. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas Kontrol Memasang

Pertemuan Siku-Siku Dua Tembok dengan Tebal ½ Bata 76 6. Job Sheet Memasang Sudut Siku-Siku Dua Tembok dengan Tebal ½ Bata 80 7. Job Sheet Memasang Pertemuan Siku-Siku Dua Tembok dengan Tebal

½ Bata 82

8. Format Penilaian Tes Praktek Kerja Batu Memasang Sudut Siku-Siku

Dua Tembok dengan Tebal ½ Bata 84 9. Format Penilaian Tes Praktek Kerja Batu Memasang Pertemuan Siku-Siku

Dua Tembok dengan Tebal ½ Bata 85 10.Aspek Penilaian Tes Praktek Kerja Batu Memasang Sudut Siku-Siku

Dua Tembok dengan Tebal ½ Bata 86 11.Aspek Penilaian Tes Praktek Kerja Batu Memasang Pertemuan Siku-Siku

Dua Tembok dengan Tebal ½ Bata 89 12.Data Hasil Penelitian 92 13.Uji Persyaratan Analisis Data 94

14.Teknik Analisa Data 98


(12)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Seiring dengan perkembangan teknologi dan kemajuan zaman yang terus berkembang, semakin banyak pula dibutuhkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang terampil dan berkompetensi dibidang masing-masing. Untuk memenuhi kebutuhan akan tuntutan SDM yang berkompeten, pemerintah mencanangkan lewat jalur pendidikan. Pendidikan merupakan suatu kebutuhan yang harus dipenuhi sepanjang hidup manusia. Oleh karena itu, dunia pendidikan jangan hanya dirancang untuk melayani kebutuhan pengembangan ekonomi dan teknologi saja, tetapi juga kedayagunaan para lulusan untuk memenuhi kebutuhan pasar kerja. Hal ini dikarenakan pendidikan memiliki peranan yang penting dalam mempersiapkan SDM yang berkompeten.

Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, pemerintah menyelenggarakan pendidikan formal mulai dari yang paling dasar yaitu Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), Sekolah Menengah Atas (SMA), Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) sampai Perguruan Tinggi (PT). Dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 3 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa: ”pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan


(13)

2

Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab”.

Dalam rangka mempersiapkan lulusan pendidikan memasuki era globalisasi yang penuh tantangan, diperlukan pendidikan yang dirancang berdasarkan kebutuhan nyata di lapangan yang siap untuk bekerja. Untuk itu, pemerintah mendirikan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) yang diharapkan dapat menghasilkan lulusan yang terampil dan berkompeten. SMK sebagai lembaga pendidikan memiliki bidang keahlian yang berbeda-beda menyesuaikan dengan lapangan kerja yang ada. Di SMK siswa dididik dan dilatih keterampilan agar berkompeten dalam bidang keahliannya masing-masing.

Garis-garis Besar Program Pendidikan dan Pelatihan (GBPP) (1999 : 1) menyatakan bahwa tujuan SMK sebagai bagian dari pendidikan nasional bertujuan untuk :

(1) menyiapkan siswa untuk memasuki lapangan kerja serta mengembangkan sikap profesional, (2) menyiapkan siswa agar mampu memilih karir, mampu berkompetensi dan mampu mengembangkan diri, (3) menyiapkan tenaga kerja tingkat menengah untuk mengisi kebutuhan dunia usaha dan dunia industri pada saat ini maupun pada saat yang akan datang, (4) menyiapkan tamatan agar menjadi warga yang produktif, adaptif dan kreatif.

Oleh karena itu, SMK dituntut untuk menghasilkan lulusan yang terampil dan berkompeten dibidang masing-masing, sehingga tantangan yang dihadapi siswa di dunia kerja dapat teratasi.

SMK Negeri 2 Medan merupakan salah satu SMK yang memiliki jurusan bangunan dengan Program Keahlian Teknik Gambar Bangunan dan Teknik


(14)

3

Konstruksi Batu dan Beton. Terdapat berbagai macam mata pelajaran yang diajarkan, salah satu mata pelajaran produktif Program Keahlian Teknik Konstruksi Batu dan Beton adalah praktek kerja batu. Materi praktek kerja batu untuk semester genap pada siswa kelas X SMK Negeri 2 Medan adalah membahas dan mempraktekkan ikatan ½ bata, ikatan 1 bata, jenis-jenis tebal ikatan dan jenis-jenis hubungan ikatan bata. Untuk pembuatan pasangan batu bata diperlukan pengetahuan dan keterampilan agar pasangan konstruksi tersebut rapi, kuat dan mudah mengerjakannya.

Pada saat ini, guru mata pelajaran praktek batu SMK Negeri 2 Medan melaksanakan proses pembelajaran konvensional. Pembelajaran konvensional yang dimaksudkan dalam penelitian ini merupakan cara guru mengajar sebelum diterapkannya model pengajaran langsung (direct instruction) dimana guru menjelaskan materi yang akan dipelajari dari depan ruang praktek, lalu membagikan job sheet kepada siswa dan kemudian menyuruh siswa mengerjakan apa yang telah diajarkan dengan memperhatikan kembali instruksi yang ada di lembar kerja (job sheet). Setelah itu guru memperhatikan siswa dari depan ruang praktek dan sesekali mendampingi siswa dalam mengerjakan prakteknya. Hal ini dapat membuat siswa bermain-main dan kurang menguasai materi pelajaran, sehingga hasil belajar siswa menjadi rendah.

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan penulis dan keterangan dari guru yang mengajar praktek kerja batu bahwa hasil belajar praktek kerja batu masih kurang optimal. Hasil belajar praktek kerja batu siswa SMK Negeri 2 Medan dapat dilihat dari tabel daftar nilai, berikut ini :


(15)

4

Tabel I.1. Data Hasil Belajar Praktek Kerja Batu SMK Negeri 2 Medan T. A. 2009/2010

No. Interval Nilai F absolut Persentase Keterangan

1. 90 – 100 Sangat

Berkompeten 2. 80 – 89 5 18,52 % Berkompeten Baik 3. 70 – 79 18 66,66 % Berkompeten 4. < 70 4 14,82 % Tidak Berkompeten Jumlah 27 100 %

Sumber: Dokumentasi Guru Mata Pelajaran Praktek Kerja Batu SMK Negeri 2 Medan

Tabel I.2. Data Hasil Belajar Praktek Kerja Batu SMK Negeri 2 Medan T. A. 2010/2011

No. Interval Nilai F absolut Persentase Keterangan

1. 90 – 100 Sangat

Berkompeten 2. 80 – 89 8 22,86 % Berkompeten Baik 3. 70 – 79 24 68,57 % Berkompeten 4. < 70 3 8,57 % Tidak Berkompeten Jumlah 35 100 %

Sumber: Dokumentasi Guru Mata Pelajaran Praktek Kerja Batu SMK Negeri 2 Medan

Dari data tersebut dapat dilihat bahwa tidak ada siswa yang memperoleh nilai sangat berkompeten dan pada nilai berkompeten baik masih rendah, angka kelulusan siswa masih dominan pada tingkat berkompeten. Tentunya hal ini masih kurang optimal untuk menghasilkan lulusan yang terampil dan berkompeten. Hal ini diutarakan, karena hasil belajar siswa diharapkan mencapai tingkat kelulusan sangat berkompeten sehingga tingkat kelulusan lebih optimal.


(16)

5

Rendahnya hasil belajar yang dialami siswa dapat disebabkan oleh beberapa faktor. Menurut Slameto (2003:65), ada 2 faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa yaitu (1) faktor internal adalah faktor yang ada dalam diri siswa itu sendiri yang terbagi menjadi 3, yaitu faktor jasmani (mencakup faktor kesehatan dan cacat tubuh), faktor psikologis (mencakup inteligensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan dan kesiapan) dan faktor kelelahan; (2) faktor eksternal adalah faktor yang ada di luar diri siswa yang terbagi menjadi 3, yaitu faktor keluarga (mencakup cara orangtua mendidik, relasi antaranggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orangtua dan latar belakang kebudayaan), faktor sekolah (mencakup metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat pelajaran, waktu sekolah, standar pelajaran di atas ukuran, keadaan gedung, metode belajar dan tugas rumah) dan faktor masyarakat (mencakup kegiatan siswa dalam masyarakat, mass media, teman bergaul dan bentuk kehidupan masyarakat). Salah satu dari faktor eksternal tersebut adalah metode mengajar yang dilakukan guru terhadap siswa.

Metode mengajar guru yang kurang baik akan mempengaruhi belajar siswa yang kurang baik pula. Metode mengajar yang kurang baik itu dapat terjadi misalnya karena guru kurang persiapan dan kurang menguasai materi pelajaran sehingga guru tersebut menyajikannya tidak jelas atau sikap guru terhadap siswa dan atau terhadap mata pelajaran atau gurunya. Akibatnya siswa malas untuk belajar. Salah satu metode mengajar yang diharapkan mampu untuk meningkatkan hasil belajar praktek kerja batu adalah model pengajaran langsung (direct


(17)

6

langsung adalah salah satu metode mengajar yang dirancang khusus untuk menunjang proses belajar siswa yang berkaitan dengan pengetahuan deklaratif dan pengetahuan prosedural yang terstruktur dengan baik yang dapat diajarkan dengan pola kegiatan yang bertahap, selangkah demi selangkah. Selain itu model pengajaran langsung ditujukan pula untuk membantu siswa mempelajari keterampilan dasar dan memperoleh informasi yang dapat diajarkan selangkah demi selangkah.

Model pengajaran langsung (direct instruction) terdiri dari 5 tahap aktivitas yakni orientasi, presentasi, praktek yang terstruktur, praktek dibawah bimbingan dan praktek mandiri (Joyce, Weil & Calhoun, 2009:426). Sesuai dengan namanya, inti dari model ini adalah aktivitas praktek dimana tiga tahap dalam model ini berkaitan erat dengan praktek dalam situasi bantuan yang berbeda-beda. Siswa dibimbing ketika melakukan praktek terstruktur dimana guru menuntun siswa melalui contoh dan langkah-langkah praktek. Setelah melewati praktek yang terstruktur, siswa melakukan praktek dengan cara mereka sendiri dan guru tetap mengontrol kerja siswa dengan tetap memberikan respons yang korektif terhadap ragam kesalahan yang dilakukan siswa. Setelah itu siswa melaksanakan praktek mandiri yang dilaksanakan diluar jam pelajaran dimana latihan mandiri yang diberikan merupakan kelanjutan pelatihan untuk pembelajaran berikutnya. Salah satu prinsip model pengajaran langsung (direct

instruction) dilakukan berdasarkan panjang atau lamanya sesi masing-masing

latihan (Joyce, Weil & Calhoun, 2009:426). Semakin sering seseorang mempraktekkan suatu keahlian, maka akan semakin lama waktu yang ia butuhkan


(18)

7

untuk melupakannya. Maka diharapkan dengan digunakannya model pengajaran langsung (direct instruction) dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

Berdasarkan keterangan diatas, penulis berkeinginan untuk melakukan penelitian dengan mengambil judul : “Pengaruh Model Pengajaran Langsung

(Direct Instruction) Terhadap Hasil Belajar Praktek Kerja Batu Pada Siswa Kelas X Program Keahlian Konstruksi Batu Dan Beton SMK Negeri 2 Medan Tahun Ajaran 2011/2012”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka dapat diidentifikasikan beberapa masalah yaitu :

1. Mengapa hasil belajar praktek kerja batu pada siswa kelas X program keahlian konstruksi batu dan beton SMK Negeri 2 Medan Tahun Ajaran 2009/2010 dan 2010/2011 tidak ada yang mencapai tingkat sangat berkompeten?

2. Faktor-faktor apa sajakah yang mempengaruhi hasil belajar praktek kerja batu pada siswa kelas X program keahlian konstruksi batu dan beton SMK Negeri 2 Medan Tahun Ajaran 2011/2012?

3. Bagaimanakah hasil belajar praktek kerja batu dengan pembelajaran konvensional (model pembelajaran yang dilakukan guru mata pelajaran selama ini) pada siswa kelas X SMK Negeri 2 Medan Tahun Ajaran 2011/2012?

4. Apakah model pengajaran langsung (direct instruction) dapat meningkatkan hasil belajar praktek kerja batu pada siswa kelas X


(19)

8

program keahlian konstruksi batu dan beton SMK Negeri 2 Medan Tahun Ajaran 2011/2012?

C. Batasan Masalah

Sesuai dengan latar belakang masalah, identifikasi masalah, waktu, dana, dan kemampuan yang dimiliki penulis terbatas, maka penulis membatasi penelitian ini hanya pada pengaruh model pengajaran langsung (direct

instruction) dan pembelajaran konvensional terhadap hasil belajar praktek kerja

batu pada submateri memasang sudut siku-siku dua tembok dengan tebal ½ bata dan memasang pertemuan siku-siku dua tembok dengan tebal ½ bata yang dilakukan siswa kelas X program keahlian konstruksi batu dan beton SMK Negeri 2 Medan Tahun Ajaran 2011/2012.

D. Rumusan Masalah

Sesuai dengan latar belakang masalah, identifikasi masalah dan pembatasan masalah diatas, maka yang menjadi rumusan masalah pada penelitian ini adalah apakah hasil belajar praktek kerja batu siswa kelas X SMK Negeri 2 Medan Tahun Ajaran 2011/2012 lebih tinggi dengan menggunakan model pengajaran langsung (direct instruction) dibandingkan dengan pembelajaran konvensional (pembelajaran yang selama ini dipergunakan oleh guru).


(20)

9

E. Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah hasil belajar praktek kerja batu siswa kelas X SMK Negeri 2 Medan Tahun Ajaran 2011/2012 yang diajar dengan menggunakan model pengajaran langsung (direct instruction) lebih tinggi bila dibandingkan dengan hasil belajar praktek kerja batu siswa kelas X SMK Negeri 2 Medan Tahun Ajaran 2011/2012 yang diajar dengan menggunakan pembelajaran konvensional (pembelajaran yang selama ini dipergunakan oleh guru mata pelajaran).

F. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah:

1. Secara Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk menambah ilmu pengetahuan dalam bidang pendidikan khususnya Pengaruh Model Pengajaran Langsung (Direct Instruction) dengan hasil belajar Praktek Kerja Batu.

2. Secara Praktis

Adapun manfaat yang diharapkan secara praktis yaitu :

1. Sebagai pilihan model pengajaran bagi guru-guru di SMK khususnya SMK Negeri 2 Medan.

2. Untuk menambah dan memperluas wawasan penulis dalam melaksanakan tugas sebagai calon pendidik pada masa yang akan datang.

3. Hasil penelitian diharapkan dapat digunakan sebagai masukan dan bandingan untuk penelitian yang relevan di kemudian hari.


(21)

49

BAB V

KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan hasil penelitian, maka ditarik beberapa kesimpulan pada penelitian ini sebagai berikut:

1. Skor rata-rata post test hasil belajar praktek kerja batu siswa pada kelas eksperimen yang diajar dengan menggunakan model pengajaran Direct

Instruction (DI) adalah 88,18.

2. Skor rata-rata post test hasil belajar praktek kerja batu siswa pada kelas kontrol yang diajar dengan menggunakan metode pembelajaran konvensional adalah 82,03.

3. Hasil belajar praktek kerja batu kelompok siswa yang diajar dengan model pengajaran Direct Instruction (DI) lebih baik daripada hasil belajar praktek kerja batu kelompok siswa yang diajar dengan metode pembelajaran Konvensional, yang teruji secara statistik dengan nilai t Hitung 4,857 > tTabel

2,0399

B. Implikasi

Hasil kesimpulan menyatakan siswa yang diajar menggunakan model pengajaran Direct Instruction (DI) memperoleh hasil belajar praktek kerja batu lebih tinggi jika dibandingkan dengan siswa yang diajar dengan metode pembelajaran Konvensional. Dengan diterimanya hipotesis dalam penelitian ini, maka model pengajaran Direct Instruction (DI) ini dapat dijadikan sebagai pilihan


(22)

50

metode pembelajaran bagi guru khususnya guru mata pelajaran praktek kerja batu dalam melaksanakan proses pembelajaran.

Penggunaan metode pembelajaran yang tepat akan menciptakan suasana belajar yang lebih baik demi tercapainya hasil belajar yang baik pula. Oleh karena itu, pemilihan metode pembelajaran menjadi faktor yang sangat penting dalam merencanakan kegiatan pembelajaran. Ada baiknya jika penggunaan metode pembelajaran yang melibatkan siswa aktif dengan mengembangkan pola pikir dan keterampilannya lebih dioptimalkan walaupun tidak sepenuhnya harus meninggalkan metode pembelajaran Konvensional yang sudah diterapkan selama ini.

Penerapan model pengajaran Direct Instruction (DI) menjadi salah satu bukti bahwa pembelajaran juga menuntut keaktifan siswa dan guru untuk mengembangkan potensi yang ada di dalam diri siswa sehingga hasil belajar yang didapat akan lebih optimal dan siswa akan lebih bersemangat dalam belajar.

C. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, maka peneliti memberikan saran sebagai berikut:

Berdasarkan hasil kesimpulan penelitian, maka perlu disarankan beberapa hal:

1. Model pengajaran Direct Instruction (DI) dapat digunakan sebagai salah satu strategi pembelajaran di dalam meningkatkan hasil belajar praktek kerja batu.


(23)

51

2. Bagi guru dan calon guru yang hendak menerapkan model pengajaran

Direct Instruction (DI) ini disarankan agar memiliki persiapan yang baik

dan terlebih dahulu memperkenalkan model pengajaran ini kepada siswa, sehingga pembelajaran dapat berjalan dengan waktu yang lebih efektif. 3. Untuk penelitian lanjutan dengan variabel yang relevan hendaknya dapat

memperbaiki kekurangan yang ada pada penelitian ini dengan membuat perencanaan penelitian yang lebih baik lagi untuk mendapatkan hasil yang diinginkan.


(24)

52

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2009. Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (Debdikbud). 1980. Petunjuk Praktek Batu

dan Beton. Semarang: PT. Ciptasari Grafika

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (Debdikbud). 1981. Lembaran Kerja Batu

dan Kayu. Jakarta: PT. Rora Karya

Dewi, Yuliana. 2007. Hubungan Sikap Kreatif dan Kemampuan Menggambar

Konstruksi Bata Dengan Hasil Belajar Membuat Pasangan Dinding Batu Bata Hingga Ketinggian 3 Meter Pada Siswa Tingkat II Program Keahlian Teknik Konstruksi Batu dan Beton SMK Negeri 1 Percut Sei Tuan Tahun Pelajaran 2006/2007. Skripsi. Medan: Universitas Negeri Medan

Hadi, Sutrisno. 1984. Statistik. Yogyakarta: Yayasan Penerbit Universitas Gadjah Mada

Joyce, B., Weil, M., & Calhoun, E. Models of Teaching: Model-model Pengajaran

(edisi kedelapan). Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Nesama, Eka Guru. 2010. Kelebihan-kelebihan Model Pengajaran Langsung (http://ekagurunesama.blogspot.com/2010/07/kelebihan-kelebihan-model-pengajaran-langsung-direct.html). Diakses pada Minggu, 18 Maret 2012 Pukul 19.08 WIB.

Nesama, Eka Guru. 2011. Keterbatasan-keterbatasan Model Pengajaran Langsung (http://ekagurunesama.blogspot.com/2010/07/keterbatasan-keterbatasan-model-pengajaran-langsung-direct.html). Diakses pada Minggu, 18 Maret 2012 Pukul 19.14 WIB.

Purwanto. 2009. Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Sagala, Syaiful. 2009. Konsep Dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfa Beta. Situmorang, Eni Febri. 2011. Pengaruh metode pembelajaran drill terhadap hasil

belajar menggambar teknik dasar (MTD) siswa kelas X jurusan teknik bangunan di SMK N I Berastagi T.P 2010/201. Skripsi. Medan: Universitas

Negeri Medan

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif,

dan R&D. Bandung: Alfabeta

Sukardi. 2003. Metodologi Penelitian Pendidikan: Kompetensi dan Praktiknya. Jakarta: PT. Bumi Aksara


(25)

53

Tarigan, Deston. 2010. Job Sheet: Bahan Ajar Praktek Kerja Batu. Medan: Untuk Kalangan Sendiri

Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta: Kencana Prenada Media Group

Wagino. 2004. Hubungan Antara Persepsi Siswa Terhadap Kemampuan Guru

Mengajar Dengan Hasil Praktek Kerja Batu Siswa Kelas II Program Keahlian Teknik Konstruksi Bangunan di BLPT Medan Tahun Ajaran 2003/2004. Skripsi. Medan: Universitas Negeri Medan


(1)

E. Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah hasil belajar praktek kerja batu siswa kelas X SMK Negeri 2 Medan Tahun Ajaran 2011/2012 yang diajar dengan menggunakan model pengajaran langsung (direct instruction) lebih tinggi bila dibandingkan dengan hasil belajar praktek kerja batu siswa kelas X SMK Negeri 2 Medan Tahun Ajaran 2011/2012 yang diajar dengan menggunakan pembelajaran konvensional (pembelajaran yang selama ini dipergunakan oleh guru mata pelajaran).

F. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah:

1. Secara Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk menambah ilmu pengetahuan dalam bidang pendidikan khususnya Pengaruh Model Pengajaran Langsung (Direct Instruction) dengan hasil belajar Praktek Kerja Batu.

2. Secara Praktis

Adapun manfaat yang diharapkan secara praktis yaitu :

1. Sebagai pilihan model pengajaran bagi guru-guru di SMK khususnya SMK Negeri 2 Medan.

2. Untuk menambah dan memperluas wawasan penulis dalam melaksanakan tugas sebagai calon pendidik pada masa yang akan datang.

3. Hasil penelitian diharapkan dapat digunakan sebagai masukan dan bandingan untuk penelitian yang relevan di kemudian hari.


(2)

49

BAB V

KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan hasil penelitian, maka ditarik beberapa kesimpulan pada penelitian ini sebagai berikut:

1. Skor rata-rata post test hasil belajar praktek kerja batu siswa pada kelas eksperimen yang diajar dengan menggunakan model pengajaran Direct

Instruction (DI) adalah 88,18.

2. Skor rata-rata post test hasil belajar praktek kerja batu siswa pada kelas kontrol yang diajar dengan menggunakan metode pembelajaran konvensional adalah 82,03.

3. Hasil belajar praktek kerja batu kelompok siswa yang diajar dengan model pengajaran Direct Instruction (DI) lebih baik daripada hasil belajar praktek kerja batu kelompok siswa yang diajar dengan metode pembelajaran Konvensional, yang teruji secara statistik dengan nilai t Hitung 4,857 > tTabel 2,0399

B. Implikasi

Hasil kesimpulan menyatakan siswa yang diajar menggunakan model pengajaran Direct Instruction (DI) memperoleh hasil belajar praktek kerja batu lebih tinggi jika dibandingkan dengan siswa yang diajar dengan metode pembelajaran Konvensional. Dengan diterimanya hipotesis dalam penelitian ini, maka model pengajaran Direct Instruction (DI) ini dapat dijadikan sebagai pilihan


(3)

metode pembelajaran bagi guru khususnya guru mata pelajaran praktek kerja batu dalam melaksanakan proses pembelajaran.

Penggunaan metode pembelajaran yang tepat akan menciptakan suasana belajar yang lebih baik demi tercapainya hasil belajar yang baik pula. Oleh karena itu, pemilihan metode pembelajaran menjadi faktor yang sangat penting dalam merencanakan kegiatan pembelajaran. Ada baiknya jika penggunaan metode pembelajaran yang melibatkan siswa aktif dengan mengembangkan pola pikir dan keterampilannya lebih dioptimalkan walaupun tidak sepenuhnya harus meninggalkan metode pembelajaran Konvensional yang sudah diterapkan selama ini.

Penerapan model pengajaran Direct Instruction (DI) menjadi salah satu bukti bahwa pembelajaran juga menuntut keaktifan siswa dan guru untuk mengembangkan potensi yang ada di dalam diri siswa sehingga hasil belajar yang didapat akan lebih optimal dan siswa akan lebih bersemangat dalam belajar.

C. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, maka peneliti memberikan saran sebagai berikut:

Berdasarkan hasil kesimpulan penelitian, maka perlu disarankan beberapa hal:

1. Model pengajaran Direct Instruction (DI) dapat digunakan sebagai salah satu strategi pembelajaran di dalam meningkatkan hasil belajar praktek kerja batu.


(4)

51

2. Bagi guru dan calon guru yang hendak menerapkan model pengajaran

Direct Instruction (DI) ini disarankan agar memiliki persiapan yang baik

dan terlebih dahulu memperkenalkan model pengajaran ini kepada siswa, sehingga pembelajaran dapat berjalan dengan waktu yang lebih efektif. 3. Untuk penelitian lanjutan dengan variabel yang relevan hendaknya dapat

memperbaiki kekurangan yang ada pada penelitian ini dengan membuat perencanaan penelitian yang lebih baik lagi untuk mendapatkan hasil yang diinginkan.


(5)

52

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2009. Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (Debdikbud). 1980. Petunjuk Praktek Batu

dan Beton. Semarang: PT. Ciptasari Grafika

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (Debdikbud). 1981. Lembaran Kerja Batu

dan Kayu. Jakarta: PT. Rora Karya

Dewi, Yuliana. 2007. Hubungan Sikap Kreatif dan Kemampuan Menggambar

Konstruksi Bata Dengan Hasil Belajar Membuat Pasangan Dinding Batu Bata Hingga Ketinggian 3 Meter Pada Siswa Tingkat II Program Keahlian Teknik Konstruksi Batu dan Beton SMK Negeri 1 Percut Sei Tuan Tahun Pelajaran 2006/2007. Skripsi. Medan: Universitas Negeri Medan

Hadi, Sutrisno. 1984. Statistik. Yogyakarta: Yayasan Penerbit Universitas Gadjah Mada

Joyce, B., Weil, M., & Calhoun, E. Models of Teaching: Model-model Pengajaran

(edisi kedelapan). Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Nesama, Eka Guru. 2010. Kelebihan-kelebihan Model Pengajaran Langsung (http://ekagurunesama.blogspot.com/2010/07/kelebihan-kelebihan-model-pengajaran-langsung-direct.html). Diakses pada Minggu, 18 Maret 2012 Pukul 19.08 WIB.

Nesama, Eka Guru. 2011. Keterbatasan-keterbatasan Model Pengajaran Langsung (http://ekagurunesama.blogspot.com/2010/07/keterbatasan-keterbatasan-model-pengajaran-langsung-direct.html). Diakses pada Minggu, 18 Maret 2012 Pukul 19.14 WIB.

Purwanto. 2009. Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Sagala, Syaiful. 2009. Konsep Dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfa Beta. Situmorang, Eni Febri. 2011. Pengaruh metode pembelajaran drill terhadap hasil

belajar menggambar teknik dasar (MTD) siswa kelas X jurusan teknik bangunan di SMK N I Berastagi T.P 2010/201. Skripsi. Medan: Universitas

Negeri Medan

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif,

dan R&D. Bandung: Alfabeta

Sukardi. 2003. Metodologi Penelitian Pendidikan: Kompetensi dan Praktiknya. Jakarta: PT. Bumi Aksara


(6)

53

Tarigan, Deston. 2010. Job Sheet: Bahan Ajar Praktek Kerja Batu. Medan: Untuk Kalangan Sendiri

Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta: Kencana Prenada Media Group

Wagino. 2004. Hubungan Antara Persepsi Siswa Terhadap Kemampuan Guru

Mengajar Dengan Hasil Praktek Kerja Batu Siswa Kelas II Program Keahlian Teknik Konstruksi Bangunan di BLPT Medan Tahun Ajaran 2003/2004. Skripsi. Medan: Universitas Negeri Medan


Dokumen yang terkait

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP DAN HASIL BELAJAR BIOLOGI MELALUI METODE GROUP RESUME PADA SISWA KELAS VIII C SMP MUHAMMADIYAH 8 BATU TAHUN AJARAN 2011/2012

0 5 26

ANALISIS PENYEBAB KESULITAN BELAJAR AYAT JURNAL PENYESUAIAN PADA SISWA AKUNTANSI KELAS X SMK NEGERI 1 JEMBER TAHUN AJARAN 2013/2014

1 8 17

ANALISIS PENYEBAB KESULITAN BELAJAR AYAT JURNAL PENYESUAIAN PADA SISWA AKUNTANSI KELAS X SMK NEGERI 1 JEMBER TAHUN AJARAN 2013/2014

10 30 42

ENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN AUDITORY INTELLECTUALLY REPETITION (AIR) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA POKOK BAHASAN LOGIKA MATEMATIKA SISWA KELAS X API 1 SMK NEGERI 1 SUKORAMBI TAHUN AJARAN 2011/2012

0 6 16

ENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM TEACHING DENGAN MEDIA FLASH UNTUK MENINGKATKAN KETUNTASAN HASIL BELAJAR DAN AKTIVITAS BELAJAR FISIKA DI KELAS X TSM 2 SMK NEGERI 1 SUBOH SEMESTER GENAP TAHUN AJARAN 2010/2011

0 4 16

ENGARUH FASILITAS BELAJAR DAN PROSES BELAJAR MENGAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR PADA SISWA KELAS X DI SMK NEGERI 1 TANGGUL JEMBER TAHUN 2008/2009

0 4 18

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI ALAM SEKITAR DALAM PEMBELAJARAN TEMATIK DI KELAS III DI SDN 2 SUSUNAN BARU TAHUN AJARAN 2011/2012.

0 24 47

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI BATU BADAK TAHUN PELAJARAN 2013/2014

0 5 53

PENGARUH METODE KARYAWISATA (FIELD TRIP) TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS TEKS PUISI PADA SISWA KELAS X SMK NEGERI 2 KARAWANG TAHUN AJARAN 20172018

0 1 8

PENGARUH PRAKTEK PENJUALAN TERHADAP MINAT BERWIRAUSAHA SISWA KELAS X KEAHLIAN PEMASARAN SMK NEGERI 3 PONTIANAK Elsa Mayasari, Sri Buwono, Bambang Budi Utomo

0 0 11