Tinjauan Yuridis Viktimologis tentang Tindakan Perbudakan dihubungkan dengan Undnag-undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan dan Undang-undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia.
TINJAUAN YURIDIS VIKTIMOLOGIS TENTANG TINDAKAN
PERBUDAKAN DIHUBUNGKAN DENGAN UU NO.13 TAHUN 2003
TENTANG KETENAGAKERJAAN DAN UU NO.39 TAHUN 1999
TENTANG HAK ASASI MANUSIA
Vera Permatasari
110110090215
ABSTRAK
Pelanggaran Hak Asasi Manusia kerap terjadi di berbagai negara di
dunia salah satunya adalah perbudakan. Di Indonesia HAM diatur secara
sederhana dalam Undang-Undang Dasar 1945 (UUD 1945). Sasaran
perbudakan saat ini adalah para pekerja. Indonesia telah memiliki Kitab
Undang-undang Hukum Pidana, UU No.39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi
Manusia, bahkan UU No.13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan yang
seharusnya ditunjukkan melalui penegak hukum. Namun faktanya masih
banyak praktik tindak perbudakan terhadap para pekerja. Adapun tujuan
dari penelitian ini adalah memperoleh pemahaman mengenai bentuk
perlindungan hukum terhadap para pekerja yang menjadi korban
perbudakan dan memperoleh gambaran mengenai peran penegak hukum
untuk mencegah terjadinya second victimization dalam tindak perbudakan
terhadap pekerja.
Penelitian ini merupakan penelitian yuridis-normatif. Data-data yang
relevan dengan penelitian ini lebih difokuskan pada data sekunder yang
diperoleh melalui studi kepustakaan, yang selanjutnya dianalisis secara
yuridis kualitatif.
Hasil penelitian yang diperoleh dalam penelitian ini menunjukkan
bahwa UU Ketenagakerjaan dan UU Hak Asasi Manusia tidak mengatur
tindak perbudakan secara konkret. Selain itu, peran penegak hukum
masih belum berjalan efektif karena kurangnya pengawasan
ketenagakerjaan di Indonesia.
iv
JUDICIAL VICTIMOLOGY REVIEW ABOUT SLAVERY
WORKING TO THE LAW NUMBER 13 OF 2003 ON EMPLOYMENT
AND LAW NUMBER 39 OF 1999 ON HUMAN RIGHTS.
Vera Permatasari
110110090215
ABSTRACT
Violations of human rights often happened in countries in the world,
one of them is slavery. In Indonesia human rights ruled by the
Constitution. Now, the target of slavery is laborer. Indonesia has Criminal
Code, Law No.39 of 1999 on Human Rights, even Law No.13 of 2003 on
Employment which should act by law enforcement. But tha fact, there are
many acts of slavery practices against labor. This research aims to gain an
understanding of the forms of legal protection to labor as victims of slavery
and gain an overview of the role of law enforcement to prevent the
occurrence of a second victimization of the labor in slavery.
This research is an juridicial-normative research. The data which
relevant to this research is foucs secondary data acquired through literate
study or library, which later analized in juridicial qualitative.
The results of this research are The Law Number 13 of 2003 on
Employment and Law Number 39 of 1999 on Human Rights aren’t state
slavery in concrete terms.In addition, the role of law enforcement has not
been effective caused by lack of labor inspection in Indonesia.
v
PERBUDAKAN DIHUBUNGKAN DENGAN UU NO.13 TAHUN 2003
TENTANG KETENAGAKERJAAN DAN UU NO.39 TAHUN 1999
TENTANG HAK ASASI MANUSIA
Vera Permatasari
110110090215
ABSTRAK
Pelanggaran Hak Asasi Manusia kerap terjadi di berbagai negara di
dunia salah satunya adalah perbudakan. Di Indonesia HAM diatur secara
sederhana dalam Undang-Undang Dasar 1945 (UUD 1945). Sasaran
perbudakan saat ini adalah para pekerja. Indonesia telah memiliki Kitab
Undang-undang Hukum Pidana, UU No.39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi
Manusia, bahkan UU No.13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan yang
seharusnya ditunjukkan melalui penegak hukum. Namun faktanya masih
banyak praktik tindak perbudakan terhadap para pekerja. Adapun tujuan
dari penelitian ini adalah memperoleh pemahaman mengenai bentuk
perlindungan hukum terhadap para pekerja yang menjadi korban
perbudakan dan memperoleh gambaran mengenai peran penegak hukum
untuk mencegah terjadinya second victimization dalam tindak perbudakan
terhadap pekerja.
Penelitian ini merupakan penelitian yuridis-normatif. Data-data yang
relevan dengan penelitian ini lebih difokuskan pada data sekunder yang
diperoleh melalui studi kepustakaan, yang selanjutnya dianalisis secara
yuridis kualitatif.
Hasil penelitian yang diperoleh dalam penelitian ini menunjukkan
bahwa UU Ketenagakerjaan dan UU Hak Asasi Manusia tidak mengatur
tindak perbudakan secara konkret. Selain itu, peran penegak hukum
masih belum berjalan efektif karena kurangnya pengawasan
ketenagakerjaan di Indonesia.
iv
JUDICIAL VICTIMOLOGY REVIEW ABOUT SLAVERY
WORKING TO THE LAW NUMBER 13 OF 2003 ON EMPLOYMENT
AND LAW NUMBER 39 OF 1999 ON HUMAN RIGHTS.
Vera Permatasari
110110090215
ABSTRACT
Violations of human rights often happened in countries in the world,
one of them is slavery. In Indonesia human rights ruled by the
Constitution. Now, the target of slavery is laborer. Indonesia has Criminal
Code, Law No.39 of 1999 on Human Rights, even Law No.13 of 2003 on
Employment which should act by law enforcement. But tha fact, there are
many acts of slavery practices against labor. This research aims to gain an
understanding of the forms of legal protection to labor as victims of slavery
and gain an overview of the role of law enforcement to prevent the
occurrence of a second victimization of the labor in slavery.
This research is an juridicial-normative research. The data which
relevant to this research is foucs secondary data acquired through literate
study or library, which later analized in juridicial qualitative.
The results of this research are The Law Number 13 of 2003 on
Employment and Law Number 39 of 1999 on Human Rights aren’t state
slavery in concrete terms.In addition, the role of law enforcement has not
been effective caused by lack of labor inspection in Indonesia.
v