TINJAUAN YURIDIS TENTANG ASURANSI PHK DIHUBUNGKAN DENGAN UNDANG-UNDANG NOMOR 3 TAHUN 1992 TENTANG JAMINAN SOSIAL TENAGA KERJA DAN UNDANG-UNDANG NOMOR 13 TAHUN 2003 TENTANG KETENAGAKERJAAN.
TINJAUAN YURIDIS TENTANG ASURANSI PHK DIHUBUNGKAN
DENGAN UNDANG-UNDANG NOMOR 3 TAHUN 1992 TENTANG
JAMINAN SOSIAL TENAGA KERJA DAN UNDANG-UNDANG NOMOR
13 TAHUN 2003 TENTANG KETENAGAKERJAAN
ABSTRAK
Adi Yudhatama
110110070304
Krisis ekonomi yang terjadi saat ini di Indonesia mengakibatkan
banyaknya perusahaan yang melakukan pemutusan hubungan kerja atau
dikenal dengan istilah PHK kepada pekerjanya. Apabila melihat pada
Undang-Undang Ketenagakerjaan, PHK sebenarnya hak dari pengusaha.
Hal ini dapat menjadi suatu hal yang sangat ditakuti oleh pekerja, apalagi
pekerja tersebut memang sudah memasuki usia kurang produktif sehingga
sangat sulit bagi pekerja tersebut untuk mendapatkan pekerjaan baru.
Tidak terkecuali pekerja yang sudah kurang produktif, calon pekerja dan
pekerja pada usia produktif pun sulit mendapatkan pekerjaan karena tidak
ada lowongan pekerjaan. Dunia usaha saat ini dapat bertahan pun sudah
baik, karena banyak di antaranya yang bangkrut. Saat ini dibutuhkan
suatu aturan mengenai asuransi PHK. Tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui dan mengkaji kendala-kendala yang dihadapi oleh pihak
Jamsostek dalam mengakomodasi asuransi PHK.
Pada penelitian ini metode yang digunakan adalah metode
pendekatan yang bersifat yuridis normatif, dan spesifikasi penelitian
bersifat deskriptif analitis, serta metode analisis data metode bersifat
yuridis kualitatif.
Berdasarkan hasil penelitian, pelaksanaan Program Asuransi
Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) oleh PT. Jamsostek akan mengalami
kendala-kendala terutama dalam mengakomodasi asuransi Pemutusan
Hubungan Kerja (PHK) adalah masih banyaknya pengusaha-pengusaha
yang tidak mengikutsertakan pekerjanya dalam program Jamsostek,
adanya konflik internal yang membuat program-program jamsostek
terbengkalai, dan pengelolaan dana milik tenaga kerja di Jamsostek juga
sering tidak transparan. Namun demikian, PT. Jamsostek berupaya untuk
memberikan pelayanan yang maksimal agar kepuasan peserta Jamsostek
tercapai.
DENGAN UNDANG-UNDANG NOMOR 3 TAHUN 1992 TENTANG
JAMINAN SOSIAL TENAGA KERJA DAN UNDANG-UNDANG NOMOR
13 TAHUN 2003 TENTANG KETENAGAKERJAAN
ABSTRAK
Adi Yudhatama
110110070304
Krisis ekonomi yang terjadi saat ini di Indonesia mengakibatkan
banyaknya perusahaan yang melakukan pemutusan hubungan kerja atau
dikenal dengan istilah PHK kepada pekerjanya. Apabila melihat pada
Undang-Undang Ketenagakerjaan, PHK sebenarnya hak dari pengusaha.
Hal ini dapat menjadi suatu hal yang sangat ditakuti oleh pekerja, apalagi
pekerja tersebut memang sudah memasuki usia kurang produktif sehingga
sangat sulit bagi pekerja tersebut untuk mendapatkan pekerjaan baru.
Tidak terkecuali pekerja yang sudah kurang produktif, calon pekerja dan
pekerja pada usia produktif pun sulit mendapatkan pekerjaan karena tidak
ada lowongan pekerjaan. Dunia usaha saat ini dapat bertahan pun sudah
baik, karena banyak di antaranya yang bangkrut. Saat ini dibutuhkan
suatu aturan mengenai asuransi PHK. Tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui dan mengkaji kendala-kendala yang dihadapi oleh pihak
Jamsostek dalam mengakomodasi asuransi PHK.
Pada penelitian ini metode yang digunakan adalah metode
pendekatan yang bersifat yuridis normatif, dan spesifikasi penelitian
bersifat deskriptif analitis, serta metode analisis data metode bersifat
yuridis kualitatif.
Berdasarkan hasil penelitian, pelaksanaan Program Asuransi
Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) oleh PT. Jamsostek akan mengalami
kendala-kendala terutama dalam mengakomodasi asuransi Pemutusan
Hubungan Kerja (PHK) adalah masih banyaknya pengusaha-pengusaha
yang tidak mengikutsertakan pekerjanya dalam program Jamsostek,
adanya konflik internal yang membuat program-program jamsostek
terbengkalai, dan pengelolaan dana milik tenaga kerja di Jamsostek juga
sering tidak transparan. Namun demikian, PT. Jamsostek berupaya untuk
memberikan pelayanan yang maksimal agar kepuasan peserta Jamsostek
tercapai.