PENGEMBANGAN FASILITAS KAWASAN WISATA BUDAYA SITUS ASTANA GEDE KAWALI KABUPATEN CIAMIS.

(1)

PENGEMBANGAN FASILITAS KAWASAN WISATA BUDAYA SITUS ASTANA GEDE KAWALI KABUPATEN CIAMIS

SKRIPSI

diajukanuntukmemenuhisebagiandarisyaratmemperolehgelarSarjanaPariwisat aProgram StudiManajemen Resort & Leisure

oleh

Andri Dwi Fajar Putrandi 1104451

PROGRAM STUDI MANAJEMEN RESORT & LEISURE FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG


(2)

Oleh

Andri Dwi Fajar Putrandi

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pariwisata Program Studi Manajemen Resort & Leisure

Pada Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

© Andri Dwi Fajar Putrandi 2015 Universitas Pendidikan Indonesia

Juli 2015

Hak cipta dilindungi Undang-Undang

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian, Dengan dicetak ulang, di fotocopy, atau cara lain tanpa ijin dari penulis


(3)

PENGEMBANGAN FASLITIAS KAWASAN WISATA BUDAYA SITUS ASTANA GEDE KAWALI KABUPATEN CIAMIS

disetujui dan disahkan oleh pembimbing :

Pembimbing I

Prof. Dr. H. Darsiharjo, MS. NIP 19620921 198603 1 005

Pembimbing II

Rosita, SS. NIP 19781019 2006 042

Mengetahui, Ketua Program Studi Manajemen Resort & Leisure

Fitri Rahmafitria, SP., M.Si. NIP 19741018 200812 2 001


(4)

Andri Dwi Fajar Putrandi, 2015

PENGEMBANGAN FASILITAS KAWASAN WISATA BUDAYA SITUS ASTANA GEDE KAWALI KABUPATEN CIAMIS

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Pariwisata merupakan suatu industri yang bergerak dalam bidang jasa, yang sampai saat ini sudah menjadi industri yang paling cepat perkembangannya. Perkembangan pariwisata telah mempengaruhi kemajuan sektor ekonomi suatu negara. Saat ini industri pariwisata menjadi andalan penghasil devisa terbesar di berbagai negara. Segala aspek yang berkaitan dengan pariwisata telah menarik banyak wisatawan baik domestik dan mancanegara untuk melakukan suatu kegiatan wisata.

Tidak terkecuali Indonesia, industri pariwisata di Indonesia dari waktu ke waktu telah mengalami peningkatan yang signifikan. Bahkan saat ini, Indonesia telah menjadi salah satu tujuan wisata Internasional. Tujuan wisatawan yang beragam seperti wisata alam, wisata bahari, wisata budaya, wisata sejarah, wisata religi, wisata minat khusus semuanya bisa ditemukan di Indonesia.

Kabupaten Ciamis merupakan salah satu daerah yang berada di provinsi Jawa Barat, Indonesia. Dengan memiliki letak astronomis 108o 2o– 108o 4o BT dan 70o 4o 2o– 7o 41o 2o LS dan luas wilayah 556,75 km2 (Sumber: http://www.ciamiskab.go.id/teras/info-ciamis/tentang-ciamis). Dengan luas wilayah tersebut, wilayah Kabupaten Ciamis mempunyai 2 (dua) Kawasan Andalan yaitu Kawasan Andalan Priangan Timur dengan arahan pengembangan untuk kegiatan pertanian, kehutanan, perikanan, kelautan, dan pariwisata serta Kawasan Andalan Pangandaran dengan kegiatan unggulan pengembangan kepariwisataan dan bisnis kelautan. Sedangkan pada saat ini tepatnya pada tahun 2013 Pangandaran memisahkan diri dari Kabupaten Ciamis menjadi Kota Pangandaran. Sedangkan pada kenyataanya Pangandaran merupakan sumber utama pendapatan daerah dari sektor pariwisata yang berkontibusi sangat besar. Pemerintah Kabupaten Ciamis mulai melirik pembangunan kepariwisataan kearah


(5)

Andri Dwi Fajar Putrandi, 2015

PENGEMBANGAN FASILITAS KAWASAN WISATA BUDAYA SITUS ASTANA GEDE KAWALI KABUPATEN CIAMIS

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

Ciamis Utara yang di dalamnya termasuk Situs Cagar Budaya Astana Gede Kawali.

Situs Astana Gede terletak di Kecamatan Kawali, Desa Kawali yang merupakan bagian dari kawasan Ciamis Utara, 22 km dari pusat Kota Ciamis kea rah Cirebon. Tidak banyak yang tahu akan keberadaan situs bersejarah ini.. Di dalam situs ini terdapat berbagai macam peninggalan-peninggalan kerajaan, dan beberapa makam orang-orang penting pada masa Kerajaan Sunda Galuh. Menurut penelitian sebelumnya, sebagian prasasti yang ada di Astana Gede saling berkaitan dengan prasasti yang berada di Bogor

Potensi Situs Astana Gede Kawali untuk dijadikan salah satu wisata budaya andalan Ciamis sangat besar, mengingat di Situs ini terdapat berbagai macam daya tarik yang ada di dalamnya. Di Astana Gede banyak terdapat pohon-pohon yang berumur puluhan bahkan rastusan tahu, serta ada juga hewan-hewan liar seperti monyet dan kelelawar.

Peninggalan purbakala yang terletak di Situs Astana Gede Kawali tesebut pada zaman dahulu ada yang berpendapat bahwa lokasi tersebut merupakan tempat pemujaan. Namun seiring dengan berjalanya waktu, kini Situs Astana Gede dijadikan tempat untuk berwisata, dan sebagian wisatawan yang datang bertujuan untuk melakukan penelitian terhadapa benda-benda peninggalan Kerajaan Sunda Galuh yang ada di Astana Gede Kawali.

Situs Astana Gede Kawali memiliki banyak peninggalan-peninggalan kerjaan Sunda Galuh, dan memiliki lebih banyak prasasti dibandingkan dengan komplek situs-situs yang ada di Kabupaten Ciamis lainnya. Ada enam buah prasati yang menerangkan keadaan tempat tersebut, salah satu diantaranya menerangkan bahwa tempat tersebut merupakan tempat pertapaan Prabu Wastu (Rahyang Niskala Wastu Kencana). Oleh sebab itu, muncullah larangan untuk tidak merusak atau mengganggu komplek Situs Astana Gede Kawali, dan jika keduanya tidak dipatuhi maka akan menimbulkan kehancuran, itulah salah satu isi dari prasasti atau batu tulis yang terdapat di komplek Situs Astana Gede Kawali.


(6)

Andri Dwi Fajar Putrandi, 2015

PENGEMBANGAN FASILITAS KAWASAN WISATA BUDAYA SITUS ASTANA GEDE KAWALI KABUPATEN CIAMIS

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

Namun sayangnya kondisi Situs Astana Gede Kawali tersebut terlihat tidak begitu banyak menarik wisatawan. Banyak faktor yang mempengaruhi kondisi tersebut. Salah satunya kurangnya fasilitas yang membuat wisatawan bisa merasa lebih puas dan mendapatkan pengalaman lebih dari sekedar berwisata budaya di Astana Gede.

Kondisi fasilitas yang ada dirasa sangat kurang dalam mendukung kegiatan wisata di Situs Astana Gede Kawali, hanya terdapat dua buah toilet dan sebuah masjid kecil yang terletak di dekat pintu masuk ke area Situs Astana Gede Kawli. Keadaan fasilitasnya pun tidak begitu baik, kurangnya pemeliharaan menjadikan kondisi fasilitas yang ada ini menjadi tidak terawat.

Kemudian tidak adanya interpreter atau pemandu resmi yang dapat menjelaskan apa saja yang terdapat di dalam Situs Astana Gede Kawali dan sejarah Astana Gede, sehingga para pengunjung dapat memperoleh informasi yang benar dan menjadikan ilmu tambahan yang didapat dari wisata budaya di Situs Astana Gede Kawali.

Tidak adanya media interpreatsi yang aktraktif juga mempengaruhi minat wisatawan untuk datang berwisata ke Situs Astana Gede Kawali. Media interpretasi ini diperlukan selain untuk menarik minat wisatawan, namun juga memudahkan wisatawan untuk mempelajari sejarah dan budaya yang ada di Situs Astana Gede Kawali. Media interpretasi ini bisa berupa bangunan yang berisikan gambar-gambar atau lukisan yang dapat menceritkana kejadian-kejadian penting pada masa Kerajaan Sunda Galuh tersebut. Media interpretasi ini memungkinkan bagi para wisatawan untuk berinteraksi dengan interpreter dalam hal pengajuan pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan Situs Astana Gede Kawali. Atau media interpretasi yang lain berupa cara penjelasan seorang interpreter yang komunikatif.

Kelengkapan fasilitas lain berupa kios-kios cindramata dan kios makanan pun belum ada. Hal ini penting untuk dikelola dan dikembangkan, karena mengingat skala luas jangkauan target kunjungan wisatawan yang akan datang berwisata ke Situs Astana Gede Kawali.


(7)

Andri Dwi Fajar Putrandi, 2015

PENGEMBANGAN FASILITAS KAWASAN WISATA BUDAYA SITUS ASTANA GEDE KAWALI KABUPATEN CIAMIS

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

Maka dari itu, penulis mengangkat judul skrpsi “Pengembangan Fasilitas Kawasan Wisata Budaya Situs Astana Gede Kawali Kabupaten Ciamis”. B. Rumusan Masalah

Untuk memaksimalakan potensi yang sudah ada di kawasan Cagar Budaya Situs Astan Gede Kawali, membutuhkan banyak upaya yang harus dilakukan dan membutuhkan waktu yang ridak sebentar.

Adapun rumusan masalah berdasarkana latar belakang yang telah diuraikan, diantaranya:

1. Apa saja dan bagaimana kondisi fasilitas di Situs Astana Gede Kawali saat ini?

2. Bagaimana pengelolaan fasilitas yang ada di Situs Astana Gede Kawali oleh Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Kabupaten Ciamis saat ini? 3. Bagaimana rencana pengembangan fasilitas Situs Astana Gede Kawali

oleh Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Kabupaten Ciamis?

4. Bagaimana konsep pengembangan fasilitas Situs Astana Gede Kawali yang searaha dengan rencana pengembangan Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Kabupaten Ciamis?

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian, diantaranya:

1. Menganalisis kondisi aktual fasilitas di Situs Astana Gede Kawali.

2. Menganalisis pengelolaan fasilitas Situs Astana Gede Kawali oleh Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Kabupaten Ciamis.

3. Menganalisis rencana pengembangan fasilitas Situs Astana Gede Kawali oleh Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Kabupaten Ciamis selaku pengelola.

4. Menganlisis konsep pengembangan fasilitas yang searah dengan rencana pengembangan Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Kabupaten Ciamis.


(8)

Andri Dwi Fajar Putrandi, 2015

PENGEMBANGAN FASILITAS KAWASAN WISATA BUDAYA SITUS ASTANA GEDE KAWALI KABUPATEN CIAMIS

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu D. Batasan Masalah

Ruang lingkup kawasan Situs Astana Gede Kawali tidak terlalu luas, maka dari itu peneliti lebih memfokuskan penelitian pada pengemban fasilitas fisikkawasan Situs Astana Gede Kawali.

1. Pengembangan fasilitas fisik dalam bahsan ini adalah toilet, mushola, lahan parkir, toko souvenir, dll.

2. Menurut UU nomor 11 tahun 2010 cagar budaya adalah benda buatan manusia, bergerak atau tidak bergerak yangberupa kesatuan atau kelompok, atau bagian-bagiannya atau sisa-sisanya, yangberumur sekurang-kurangnya 50 (limapuluh) tahun, atau mewakili masa gaya yangkhas dan mewakili masa gaya sekurang-kurangnya 50 (lima puluh) tahun, sertadianggap mempunyai nilai penting bagi sejarah, ilmu pengetahuan, dankebudayaan.

3. Wisata budaya menurut Ismayanti (2010: 153) merupakan jenis pariwisata yang berdasarkan pada mosaik tempat, tradisi, kesenian, upacara-upacara, dan pengalaman yang memotret suatu bangsa atau suku bangsa dengan masyarakat, yang merefleksikan keanekaragaman (diversity) dan identitas (karakter) dari masyarakat atau bangsa bersangkutan. Pariwisata budaya memanfaatkan budaya sebagai potensi wisata dan budaya yang dapat dibedakan menjadi tiga wujud yaitu gagasan, aktivitas dan artefak.

4. Fasilitas merupakan suatau wahana untuk melakukan atau mempermudah suatau kegiatan wisata, dapat pula dianggap sebagai alat.

5. Fasilitas wisata merupakan suatu sarana yang bertujuan untuk melayani dan mempermudah kegiatan atau kativitas wisatawan yang dilakukan untuk mendapatkan pengalaman rekreasi.

E. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah:

1. Bagi penulis, untuk memperoleh pengetahuan dan menambah pengalaman serta pemahaman wawasan ilmiah mengenai kepariwisataan.


(9)

Andri Dwi Fajar Putrandi, 2015

PENGEMBANGAN FASILITAS KAWASAN WISATA BUDAYA SITUS ASTANA GEDE KAWALI KABUPATEN CIAMIS

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

2. Sebagai masukan kepada Pemerintah Daerah Ciamis dan Dinsa Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Kabupaten Ciamis mengenai pengembangan dan pengelolaan kawasan Situs Astana Gede.

3. Sebagai sumber informasi bagi masyarakat mengenai kawasan Situs Astana Gede, sehingga dapat menumbuhkan kesadaran untuk dapat berpartisipasi dalam pengembangan, pengelolaan dan pemeliharan kawasan Situs Astana Gede.

4. Sebagai bahan referensi dan sumber pemikiran untuk penelitian selanjutnya yang berkenan dengan pengembangan kawsan Situs Astana Gede.

F. Sistematika Penulisan Bab I Pendahuluan

Bab ini menguraikan tentang latar belakang penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian, batasan masalah, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.

Bab II Landasan Teori

Bab ini menguraikan tentang pengertian dan teori-teori yang relevan sebagai landasan dalam penelitian ini serta kerangka pemikiran dalam menyusun penelitian ini.

Bab III Metodologi Penelitian

Bab ini merupakan penjelasan mengenai metode-metode yang digunakan dalam melakukan penelitian.

Bab IV Penelitian dan Pembahasan

Bab ini menguraikan tentang pembahasan dan penelitian berdasarkan teori data yang diperoleh dari penelitian.

Bab V Kesimpulan dan Saran

Bab ini menjelaskan tentang kesimpulan dari penelitian dan saran dari penulis mengenai konsep pengembangan fasilitas di Situs Cagar Budaya Astana Gede.


(10)

Andri Dwi Fajar Putrandi, 2015

PENGEMBANGAN FASILITAS KAWASAN WISATA BUDAYA SITUS ASTANA GEDE KAWALI KABUPATEN CIAMIS


(11)

Andri Dwi Fajar Putrandi, 2015

PENGEMBANGAN FASILITAS KAWASAN WISATA BUDAYA SITUS ASTANA GEDE KAWALI KABUPATEN CIAMIS

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu BAB III

METODE PENELITIAN

Metode penelitian adalah ilmu tentang metode-metode yang akan digunakan dalam melakukan penelitian (Fathoni, 2006: 98).

A. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian adalah tempat dimana akan dilakukan penelitian. Dalam penelitian ini, peneliti mengambil lokasi di Situs Cagar Budaya Astana Gede, Desa Kawali, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat.Berjarak 22 km dari pusat Kota Ciamis kearah utara.

Sumber: Google Earth For Android. Copyright 2014.

Gambar 1.1.Lokasi Situs Astana Gede Kawali.

Situs Astana Gede Kawali merupakan salah satu tempat bersejarah peninggalan Sunda Galuh. Lokasi ini sekarang merupakan sebuah kawasan hutan dengan luas 1.600 m2, berisikan banyak pohon kayu besar yang berusia puluhan tahun dan beberapa jenis pohon buah-buahan.Selain itu, di kawasan Astana Gede juga terdapat beberapa jenis hewan liar, seperti sekumpulan kelelawar dan juga tujuh ekor monyet yang baru dilepas di kawasan Astana Gede. Terdapat banyak benda-benda peninggalan yang sangat berharga yang dilindungi keberadaanya dan


(12)

Andri Dwi Fajar Putrandi, 2015

PENGEMBANGAN FASILITAS KAWASAN WISATA BUDAYA SITUS ASTANA GEDE KAWALI KABUPATEN CIAMIS

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

menjadi cerminan kehidupan pada zaman dahulu. Beberapa peninggalannya seperti punden berundak, enam buah prasasti yang semuanya berisikan peringatan dan ajakan untuk menjalani hidup dengan benar menurut sang pencipta dalam hal ini adalah Allah S.W.T, terdapat beberapa buah makam orang-orang penting yang hidup pada zamannya. Perpcampuran peradaban antara Hindu dan Islam menjadikan komplek pemakanman di kawasan Astana Gede menjadai cukup unik, karena terdapat dua jenis tipe makam yaitu makam orang-orang Muslim dan makam orang-orang Hindu. Kemudia ada juga yang disebut Sanghyang Maya Datar sebagai tempat sang Raja memberikan petuah pada rakyatnya,

Cikawaliyang berbentuk kolam pemandian merupakan tempat susuci keluarga keraton termasuk Puteri Diah Pitaloka, yang sampai saat ini air kolam tersebut tidak pernah surut sepanjang tahun.. Terdapat juga beberapa benda peninggalan seperti cermin air, panyandaan, panyandungan, dan penanggalan, semuanya memiliki filosopi yang memiliki arti dan makna yang sangat dalam pada masanya, kemudian ada juga lokasi tempat penobatan Raja-Raja Sunda Galuh.

B. Metode Penelitian

Dalam penelitian ini, peneliti melakukan metode penilitian deskriptif kualitatif yang artinya data yang dikumpulkan bersumber dari observasi, wawancara, catatan, dokumen resmi dan lainnya. Sehingga yang menjadi tujuan dari penelitian ini adalah ingin menggambarkan realita empirik dibalik fenomena secara mendalam, rinci dan tuntas. Oleh karena itu, penggunaan metode penilitian kualitatif dalam penelitian ini adalah dengan mencocokan antara realita empirik dengan teori yang berlaku dengan menggunakan metode deskriptif.

Penelitian deskriptif yaitu suatu penelitian yang bermaksud mengadakan pemeriksaan dan pengukuran-pengukuran terhadap gejala tertentu. Dalam penelitian sepeti ini, landasan teori mulai diperlukan tetapi bukan digunakan sebagai landasan unutk menentukan kriteria pengukuran terhadap gejala yang diamati dan akan diukur (Fathoni, 2006: 97).

Dalam penelitian ini sumber data yang digunakan adalah observasi lapangan, sumber-sumber bacaan dan wawancara.Cara tersebut sangat cocok dan


(13)

Andri Dwi Fajar Putrandi, 2015

PENGEMBANGAN FASILITAS KAWASAN WISATA BUDAYA SITUS ASTANA GEDE KAWALI KABUPATEN CIAMIS

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

memungkinkan dilakukan untuk memperoleh data-data yang diperlukan.Karena keadaan lokasi penelitian yang masih sangat minim pengunjung jika dilakukan kuisioner pada para pengunjung.

Hasil penelitian yang diperoleh akan disajikan berupa deskripsi dan pemaparan-pemaparan sesuai dengan keadaan sebenarnya dilapangan. Penjelasan dan pemaparan data penelitian ini diperkuat oleh sumber-sumber buku yang berkaitan dengan penelitian ini.Sumber-sumber buku tersebut digunakan selain untuk menguatkan pada penjelasan dan pemaparan, namun digunakan juga sebagai landasan untuk menentukan kriteria dan pokok permasalahan.

C. Populasi

Dalam kegiatan penelitian deskriptif kualitatif, kegiatan pengumpulan data merupakan hal yang paling penting.Sebelum mengumpulkan data peneliti harus terlebih dahulu memutuskan populasi dari obyek penelitian.

Dalam penelitian kualitatif tidak mengenal dan tidak menggunakan istilah populasi, namun dinamakan social sitation (Sugiyono 2011).Situasi sosial tersebut terdiri dari tiga elemen, yaitu:

1. Tempat (place) 2. Pelaku (actor) 3. Aktivitas (activity)

Ketiga elemen tersebut merupakan sebuah sistem yang berinteraksi secara sinergis.Sugiyono (2011) mengungkapkan bahwa situasi sosial tersebut bisa

disebut dengan obyek penelitian yang ingin diketahui “apa yang terjadi?” di

dalamnya.

Populasi merupakan sekelompok obyek yang dapat dijadikan sumber penelitian. Berdasarkan uarain tersebut, yang dimaksud populasi dalam penelitian ini adalah:

1. Place : Situs Asatana Gede Kawali Kabupaten Ciamis. 2. People : Pengelola situs dalam hal ini Disparekraf Kabupaten

Ciamis.


(14)

Andri Dwi Fajar Putrandi, 2015

PENGEMBANGAN FASILITAS KAWASAN WISATA BUDAYA SITUS ASTANA GEDE KAWALI KABUPATEN CIAMIS

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

perencanaan dan pengembangan fasilitas kawasan Situs Astana Gede Kawali.

D. Sample

Menurut Sugiyono (2011) sample adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Apabila populasi besar, dan peneliti tidak mempelajari semua yang ada pada pupolasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga, dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sample yang diambil dari populasi itu. Apa yang dipelajari dari sample itu, kesimpulannya dapat diberlakukan untuk populasi.

Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik sampling

nonprobability sampling, purposive sampling. Purposive sampling adalah teknik pengambilan sample sumber data dengan pertimbangan tertentu. Pertimbangan tertentu itu misalnya orang tersebut yang dianggap palingtahu tentang apa yang kita harapkan, atau mungkin dia sebagai penguasa sehingga akan memudahkan peniliti menjelajahi obyek atau situasi social yang diteliti(Sugiyono, 2011).

Sample yang digunakan dalam penelitian ini adalah pengelola Situs Astana Gede Kawali sebagai sample utama.

Pengambilan sample dengan teknik purposive sampling ini digunakan oleh peneliti karena dianggap lebih memudahkan peneliti dalam mengambil data serta mengefektifkan waktu dan sumber daya yang ada. Teknik ini adalah teknik yang langsung menentukan sample yang akan digunakan melalui pertimbangan tertentu. Pertimbangan dalam penelitian ini adalah mencari sumber yang mengerti dan memahami tentang pengembangan, pembangunan, dan pengelolaan fasilitas Situs Astana Gede Kawali, serta warga sekitar yang mengerti dengan keadaan fasilitas di Situs Astana Gede Kawali.Pertimbangan ini dilakukan agar sample atau narasumber yang digunakan benar-benar telah menguasai permasalahan yang sedang diteliti oleh peneliti.

E. Variabel Penelitian

Sugiyono (2011) menjelaskan bahwa variable penelitian adalah segala sesuatau yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari


(15)

Andri Dwi Fajar Putrandi, 2015

PENGEMBANGAN FASILITAS KAWASAN WISATA BUDAYA SITUS ASTANA GEDE KAWALI KABUPATEN CIAMIS

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya. Dalam hal ini peneliti mengambil jenis penelitian kualitatif, yang mana padapenelitian kualititatif ini peneliti menguatkan variabel penelitian tersebut dengan studi pustaka dan wawancara.Variabel penelitian dalam penelitian ini berupa pengamatan dan observasi lapangan mengenai fasilitas-fasilitas fisik yang ada di kawasan Situs Astana Gede Kawali dan juga narasumber-narasumber yang menguasai permasalahan mengenai pengembangan dan pembangunan fasilitas yang ada di Situs Astana Gede Kawali.

F. Teknik Pengumpulan Data 1. Data Primer

Data primer merupakan data yang yang diperoleh langsung dari lapangan tempat dilakukannya penelitian, kemudian mengolahnya dengan apa adanya sesuai dengan keadaan yang didapat di lapangan. Penelitian lapangan yaitu suatu penelitian yang dilakuakn di lapangan atau dilokasi penelitian, suatu tempat yang dipilih sebagai lokasi unutk menyelidiki gejala obyektif sebagai terjadi di lokasi tersebut, yang dilakukan juga untuk penyusunan laporan ilmiah (Fathoni, 2006: 96).Peneliti menggunakan data ini untuk menganalisis keadaan fasilitas Situs Astana Gede Kawali untuk mengembangkan fasilitas di kawasan situs tersebut.

Metode yang digunakan untuk proses pengumpulan data ini adalah a. Wawancara

Wawancara merupakan tehnik pengumpulan data yang dilakukan dengan melakukan percakapan antara peneliti dan responden. Wawancara adalah teknik pengumpulan data melalui proses tanya jawab lisan yang berlangsung satu arah, artinya pertanyaan datang dari pihak yang mewawancarai dan jawaban diberikan oleh yang diwawancara(Fathoni, 2006: 105).

Wawancara yang dilakukan oleh peneliti adalah dengan cara memebrikan beberapa pertanyaan yang berkaitan dengan pokok-pokok


(16)

Andri Dwi Fajar Putrandi, 2015

PENGEMBANGAN FASILITAS KAWASAN WISATA BUDAYA SITUS ASTANA GEDE KAWALI KABUPATEN CIAMIS

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

masalah kepada responden. Ada beberapa responden yang akan peneliti wawancarai, yaitu:

1) Bidang yang bertanggugung jawab atas pengembangan destinasi wisata di Kantor Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Kabupaten Ciamis sebagai pengelola Situs Astana Gede Kawali. Pertanyaan yang diajukan menitiberatkan kepada rencana pengembangan fasilitas Situs Astana Gede yang telah terwujud dan pengembangan yang baru berupa rencana.

2) Selain itu juga peneliti akan mewawancarai dinas-dinas pemerintahan daerah yang memiliki tangggung jawab atas pembangunan dan pengembangan suatu kawasan dan tata ruang. 3) Juru pelihara Situs Astana Gede Kawali. Pertanyaan yang

diberikan lebih kepada pemeliharaan fasilitas yang ada, dan pemeliharaan peninggalan-peninggalan sejarah yang ada di Situs Astana Gede Kawali.

Jawaban-jawaban dari pertanyaan tersebut menjadi sebuah data yang kemudian bisa diolah bersama data-data hasil temuan lain di lapangan. b. Observasi/Penelitian

Observasi merupakan suatu penyelidikan yang dilakukan secara sistematik dengan menggunakan seluruh alat indra dan dapat dianalisis pada waktu kejadian terjadi. Observasi adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui suatu pengamatan, dengan disertai pencatatan-pencatatan terhadap keadaan atau perilaku obyek sasaran (Fathoni, 2006: 104).

Dalam penelitian ini, peneliti meneliti dan mengobservasi keberadaan dan kelayakan fasilitas yang ada di kawasan Situs Astana Gede Kawali.Observasi yang dilakukan bertujuan untuk melihat seberapa baik kondisi fasilitas yang ada di Astana Gede, dan melihat seberapa pentingnya pengembangan fasilitas-fasilitas di Situs Astana Gede Kawali nantinya.Observasi ini dilakukan dengan mendokumentasikan melalui


(17)

Andri Dwi Fajar Putrandi, 2015

PENGEMBANGAN FASILITAS KAWASAN WISATA BUDAYA SITUS ASTANA GEDE KAWALI KABUPATEN CIAMIS

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

foto-foto dan tulisan yang mendeskripsikan keadaan fasilitas yang ada di Situs Astana Gede.

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data-data yang didapat dari sumber bacaan dari berbagai sumber lainya seperti buku, majalah, dokumen-dokumen resmi, hasil-hasil studi,hasil survey, studi historis, dan lain sebagainya. Peneliti menggunakan data sekunder ini untuk memperkuat penemuan dan melengkapi informasi yang didapat dari lapangan.

Kemudian data sekunder ini diolah dan dicocokan dengan keadaan yang sebenarnya ada di lapangan dan kesesuaian konten isi dari sumber-sumber bacaan yang berkaitan dengan permasalahan yang ada di lokasi penelitian. Kemudian dari data sekunder ini peneliti juga bisa menentukan hal-hal apa saja yang baik dan penting untuk melakukan pengembangan fasilitas di Situs Astana Astana Gede Kawali.

G. Analisis Data

Menurut Sugiyono (2011: 244) menerangkan bahwa analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan dan dokumentasi dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, mejabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyususn ke dalama pola, memilih mana yang penting yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain.

Dalam proses analisis data ada beberapa komponen-komponen utama yang harus benar-benardipahami. Komponen-komponen tersebut meliputi:

1. Pengumpulan Data

Penelitian dengan mencatat semua data secara obyektif dan mendokumentasikan menggunakan kamera dengan apa adanya sesuai dengan hasil observasi dan wawancara.


(18)

Andri Dwi Fajar Putrandi, 2015

PENGEMBANGAN FASILITAS KAWASAN WISATA BUDAYA SITUS ASTANA GEDE KAWALI KABUPATEN CIAMIS

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

Dalam hal ini, peneliti melakuakan tahap pertama penelitian yaitu mengumpulkan data baik dari data primer dan data sekunder. Data-data tersebut meliputi:

a. Gambaran umum Situs Astana Gede Kawali.

b. Data mengenai kondisi fasilitas yang ada di Situs Astana Gede Kawali.

c. Wawancara dengan pihak pengelola, dalam hal ini adalah Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Kabupaten Ciamis.

d. Wawancara dengan masyarakat sekitar Situs Astana Gede Kawali yang memahami permasalahan yang ada di Situs Astana Gede kawali. e. Sumber-sumber bacaan yang relefan dengan permasalahan yang ada

di Situs Astana Gede Kawali

Kemudian semua informasi dan data yang telah diperoleh dikumpulan dan kemudian diolah sebagai tahap awal untuk menentuksn pokok-pokok permasalahan yang ada.

2. Reduksi Data

Reduksi data adalah memilih hal pokok dari penelitian sesuai dengan fokus penelitian. Reduksi data merupakan bentuk analisis yang menggolongkan, mengarahkan dan membuang data yang tidak perlu. Data yang telah direduksi memberikan gambaran yang lebih terarah tentang hasil pengamatan.

Stelah pengumpulan data dan menentukan pokok-pokok permaslahan yang ditemukan dalam tahap pengumpulan data, kemudian tahap selanjutnya adalah menyaring dan memilih data dari pokok permasalahan yang ada agar pembahasan dan penyajian datanya terfokus pada pokok permasalaha yang akan dibahas. Ini penting dilakukan agar pembahasan dalam permasalahannya tidak terlalu luas dan bisa terarah sesuai apa yang diharapkan.

3. Penyajian Data

Penyajian data merupakan sekumpulan informasi yang tersusun yang memungkinkan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan.


(19)

Andri Dwi Fajar Putrandi, 2015

PENGEMBANGAN FASILITAS KAWASAN WISATA BUDAYA SITUS ASTANA GEDE KAWALI KABUPATEN CIAMIS

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

Dalam penelitian ini bentuk penyajian datanya berupa gambaran aktual lokasi penelitian karena skripsi ini menggunakan metode deskriptif kualitatif.

Penyajian data ini adalah data yang diolah dari data-data yang diperoleh oleh peneliti.Sumber-sumber datanya berasal dari observasi langsung ke lokasi penelitian dan sumber-sumberlain baik dari buku-buku, jurnal dan hasil wawancara.

4. Penarikan Kesimpulan dan Saran

Penarikan kesimpulan dan saran ini dilakukan setelah data yang diperoleh telah lengkap dan sudah disajikan dalam bentuk deskripsi atau pemaparan-pemaparan aktual obyek penelitian.Kemudian penarikan kesimpulan dilakukan sesuai dengan isi dari data yang disajikan.Setelah itu saran diberikan untuk melengkapai kekurangan-kekurangan obyek penelitian sbegai bahan masukan dan pertimbangan untuk tindak lanjut dalam memenuhi pembangunan kearah yang lebih baik.


(20)

Andri Dwi Fajar Putrandi, 2015

PENGEMBANGAN FASILITAS KAWASAN WISATA BUDAYA SITUS ASTANA GEDE KAWALI KABUPATEN CIAMIS

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu DAFTAR RUJUKAN

Darsoprajitno, S. 2002. EkologiPariwisata (Tata

LaksanaPengelolaanObyekdanDayaTarikWisata). Bandung: Angkasa.

Iskandar, Yoseph. 2005. SejarahJawa Barat (YuganingRajakawasa). Bandung: GegerSunten.

Ismayanti.2010. Pengantar Pariwisata. Jakarta: Grasindo.

Fathoni, A. 2006.MetodologiPenelitiandanTeknikPenyusunanSkripsi. Jakarta: RinekaCipta.

Hanum, Siti Fatimah dkk. 2013. PedomanFasilitatorUntuk Pembangunan Ekowisata. Jakarta:Lipi

Marpaung, Happy. 2000. PengetahuanKepariwisataan. Bandung: Alfabeta

Mill, Robert Christie. 2000. Tourism TheInternatioanl Business. Jakarta: PT Raja GrafindoPersada

Setiadai, Elly, M, dkk. 2007. IlmuSosialdanBudayaDasar. Jakarta: Kencana

Sugiyono. 2011. MetodePenelitianKuantitatif, Kualitatif, dan R & D. Bandung: Alfabeta.

Suwantono, Gamal.SH. 2004. Dasar-DasarPariwisata. Yogyakarta: ANDI

Tan, Rio Budi Prasadja, 2010. KunciSuksesMemasarkanJasaPariwisata.Jakarta: Erlangga.

Widaghdo, Djoko. 2010. IlmuBudayaDasar. Jakarta. BumiAksara

Sumber Lain

Peraturan Daerah Kab.Ciamisnomor 3 Tahun 2007 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Ciamis.

PP nomor 50 tahun 2011 TentangRencanaInduk Pembangunan KepariwisataanIndonesi.

UU nomor 11 Tahun 2010 tentang Benda CagarBudaya. UU nomor 10 Tahun 2009 tentangKepariwisataan. Rocco Bayu W (2014), PariwisataBudaya [Online]:


(21)

Andri Dwi Fajar Putrandi, 2015

PENGEMBANGAN FASILITAS KAWASAN WISATA BUDAYA SITUS ASTANA GEDE KAWALI KABUPATEN CIAMIS

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

http://madebayu.blogspot.com/2012/02/pariwisata-budaya.html, 04 Februari 2014, (diakses: 18 Mei 2015).

Roby Ardiwidjaya, PariwisataBudayaSebagaiAlahaSatuAlatPelestariKesenian [Online]:

http://www.academia.edu/4929428/PARIWISATA_BUDAYA_sebagai_salah_sat u_alat_pelestari_kesenian_tradisional, (diakses: 22 Mei 2015).

ArjunaWiwaha (2013), PerhitunganKebutuhanFasilitasWisata [Online]:

http:// studyandlearningnow.blogspot.com/2013/06/perhitungan-kebutuhan-fasilitas-wisata.html?m=1, (diakses: 7 Juli 2015).

http://www.ciamiskab.go.id/teras/info-ciamis/tentang-ciamis (diakses 15 Juni 2014).

http://www.abebooks.com/book-search/author/fred-lawson-manuel-baud-bovy/

(diakses 2 Juli 2015).

Sastrayudha, Gumelar. 2010. Hand out Mata KuliahKonsep Resort 2011.

[Online]: file.upi.edu>LAINNYA>GUMELAR_S. (Diakses 10 Juni 2014). Novianto, (2011), AnalisisPasardanPemasaranPariwisata [Online]:

noviantoblogs.blogspot.com/2011/09/analisis-pasar-pemasaran-pariwisata.html,(diakses: 31 Agustus 2015).


(1)

Andri Dwi Fajar Putrandi, 2015

PENGEMBANGAN FASILITAS KAWASAN WISATA BUDAYA SITUS ASTANA GEDE KAWALI KABUPATEN CIAMIS

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

masalah kepada responden. Ada beberapa responden yang akan peneliti wawancarai, yaitu:

1) Bidang yang bertanggugung jawab atas pengembangan destinasi wisata di Kantor Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Kabupaten Ciamis sebagai pengelola Situs Astana Gede Kawali. Pertanyaan yang diajukan menitiberatkan kepada rencana pengembangan fasilitas Situs Astana Gede yang telah terwujud dan pengembangan yang baru berupa rencana.

2) Selain itu juga peneliti akan mewawancarai dinas-dinas pemerintahan daerah yang memiliki tangggung jawab atas pembangunan dan pengembangan suatu kawasan dan tata ruang. 3) Juru pelihara Situs Astana Gede Kawali. Pertanyaan yang

diberikan lebih kepada pemeliharaan fasilitas yang ada, dan pemeliharaan peninggalan-peninggalan sejarah yang ada di Situs Astana Gede Kawali.

Jawaban-jawaban dari pertanyaan tersebut menjadi sebuah data yang kemudian bisa diolah bersama data-data hasil temuan lain di lapangan. b. Observasi/Penelitian

Observasi merupakan suatu penyelidikan yang dilakukan secara sistematik dengan menggunakan seluruh alat indra dan dapat dianalisis pada waktu kejadian terjadi. Observasi adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui suatu pengamatan, dengan disertai pencatatan-pencatatan terhadap keadaan atau perilaku obyek sasaran (Fathoni, 2006: 104).

Dalam penelitian ini, peneliti meneliti dan mengobservasi keberadaan dan kelayakan fasilitas yang ada di kawasan Situs Astana Gede Kawali.Observasi yang dilakukan bertujuan untuk melihat seberapa baik kondisi fasilitas yang ada di Astana Gede, dan melihat seberapa pentingnya pengembangan fasilitas-fasilitas di Situs Astana Gede Kawali nantinya.Observasi ini dilakukan dengan mendokumentasikan melalui


(2)

29

Andri Dwi Fajar Putrandi, 2015

PENGEMBANGAN FASILITAS KAWASAN WISATA BUDAYA SITUS ASTANA GEDE KAWALI KABUPATEN CIAMIS

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

foto-foto dan tulisan yang mendeskripsikan keadaan fasilitas yang ada di Situs Astana Gede.

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data-data yang didapat dari sumber bacaan dari berbagai sumber lainya seperti buku, majalah, dokumen-dokumen resmi, hasil-hasil studi,hasil survey, studi historis, dan lain sebagainya. Peneliti menggunakan data sekunder ini untuk memperkuat penemuan dan melengkapi informasi yang didapat dari lapangan.

Kemudian data sekunder ini diolah dan dicocokan dengan keadaan yang sebenarnya ada di lapangan dan kesesuaian konten isi dari sumber-sumber bacaan yang berkaitan dengan permasalahan yang ada di lokasi penelitian. Kemudian dari data sekunder ini peneliti juga bisa menentukan hal-hal apa saja yang baik dan penting untuk melakukan pengembangan fasilitas di Situs Astana Astana Gede Kawali.

G. Analisis Data

Menurut Sugiyono (2011: 244) menerangkan bahwa analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan dan dokumentasi dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, mejabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyususn ke dalama pola, memilih mana yang penting yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain.

Dalam proses analisis data ada beberapa komponen-komponen utama yang harus benar-benardipahami. Komponen-komponen tersebut meliputi:

1. Pengumpulan Data

Penelitian dengan mencatat semua data secara obyektif dan mendokumentasikan menggunakan kamera dengan apa adanya sesuai dengan hasil observasi dan wawancara.


(3)

Andri Dwi Fajar Putrandi, 2015

PENGEMBANGAN FASILITAS KAWASAN WISATA BUDAYA SITUS ASTANA GEDE KAWALI KABUPATEN CIAMIS

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

Dalam hal ini, peneliti melakuakan tahap pertama penelitian yaitu mengumpulkan data baik dari data primer dan data sekunder. Data-data tersebut meliputi:

a. Gambaran umum Situs Astana Gede Kawali.

b. Data mengenai kondisi fasilitas yang ada di Situs Astana Gede Kawali.

c. Wawancara dengan pihak pengelola, dalam hal ini adalah Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Kabupaten Ciamis.

d. Wawancara dengan masyarakat sekitar Situs Astana Gede Kawali yang memahami permasalahan yang ada di Situs Astana Gede kawali. e. Sumber-sumber bacaan yang relefan dengan permasalahan yang ada

di Situs Astana Gede Kawali

Kemudian semua informasi dan data yang telah diperoleh dikumpulan dan kemudian diolah sebagai tahap awal untuk menentuksn pokok-pokok permasalahan yang ada.

2. Reduksi Data

Reduksi data adalah memilih hal pokok dari penelitian sesuai dengan fokus penelitian. Reduksi data merupakan bentuk analisis yang menggolongkan, mengarahkan dan membuang data yang tidak perlu. Data yang telah direduksi memberikan gambaran yang lebih terarah tentang hasil pengamatan.

Stelah pengumpulan data dan menentukan pokok-pokok permaslahan yang ditemukan dalam tahap pengumpulan data, kemudian tahap selanjutnya adalah menyaring dan memilih data dari pokok permasalahan yang ada agar pembahasan dan penyajian datanya terfokus pada pokok permasalaha yang akan dibahas. Ini penting dilakukan agar pembahasan dalam permasalahannya tidak terlalu luas dan bisa terarah sesuai apa yang diharapkan.

3. Penyajian Data

Penyajian data merupakan sekumpulan informasi yang tersusun yang memungkinkan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan.


(4)

31

Andri Dwi Fajar Putrandi, 2015

PENGEMBANGAN FASILITAS KAWASAN WISATA BUDAYA SITUS ASTANA GEDE KAWALI KABUPATEN CIAMIS

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

Dalam penelitian ini bentuk penyajian datanya berupa gambaran aktual lokasi penelitian karena skripsi ini menggunakan metode deskriptif kualitatif.

Penyajian data ini adalah data yang diolah dari data-data yang diperoleh oleh peneliti.Sumber-sumber datanya berasal dari observasi langsung ke lokasi penelitian dan sumber-sumberlain baik dari buku-buku, jurnal dan hasil wawancara.

4. Penarikan Kesimpulan dan Saran

Penarikan kesimpulan dan saran ini dilakukan setelah data yang diperoleh telah lengkap dan sudah disajikan dalam bentuk deskripsi atau pemaparan-pemaparan aktual obyek penelitian.Kemudian penarikan kesimpulan dilakukan sesuai dengan isi dari data yang disajikan.Setelah itu saran diberikan untuk melengkapai kekurangan-kekurangan obyek penelitian sbegai bahan masukan dan pertimbangan untuk tindak lanjut dalam memenuhi pembangunan kearah yang lebih baik.


(5)

Andri Dwi Fajar Putrandi, 2015

PENGEMBANGAN FASILITAS KAWASAN WISATA BUDAYA SITUS ASTANA GEDE KAWALI KABUPATEN CIAMIS

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

DAFTAR RUJUKAN

Darsoprajitno, S. 2002. EkologiPariwisata (Tata LaksanaPengelolaanObyekdanDayaTarikWisata). Bandung: Angkasa. Iskandar, Yoseph. 2005. SejarahJawa Barat (YuganingRajakawasa). Bandung:

GegerSunten.

Ismayanti.2010. Pengantar Pariwisata. Jakarta: Grasindo.

Fathoni, A. 2006.MetodologiPenelitiandanTeknikPenyusunanSkripsi. Jakarta: RinekaCipta.

Hanum, Siti Fatimah dkk. 2013. PedomanFasilitatorUntuk Pembangunan Ekowisata. Jakarta:Lipi

Marpaung, Happy. 2000. PengetahuanKepariwisataan. Bandung: Alfabeta

Mill, Robert Christie. 2000. Tourism TheInternatioanl Business. Jakarta: PT Raja GrafindoPersada

Setiadai, Elly, M, dkk. 2007. IlmuSosialdanBudayaDasar. Jakarta: Kencana Sugiyono. 2011. MetodePenelitianKuantitatif, Kualitatif, dan R & D. Bandung:

Alfabeta.

Suwantono, Gamal.SH. 2004. Dasar-DasarPariwisata. Yogyakarta: ANDI Tan, Rio Budi Prasadja, 2010. KunciSuksesMemasarkanJasaPariwisata.Jakarta:

Erlangga.

Widaghdo, Djoko. 2010. IlmuBudayaDasar. Jakarta. BumiAksara Sumber Lain

Peraturan Daerah Kab.Ciamisnomor 3 Tahun 2007 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Ciamis.

PP nomor 50 tahun 2011 TentangRencanaInduk Pembangunan KepariwisataanIndonesi.

UU nomor 11 Tahun 2010 tentang Benda CagarBudaya. UU nomor 10 Tahun 2009 tentangKepariwisataan. Rocco Bayu W (2014), PariwisataBudaya [Online]:


(6)

Andri Dwi Fajar Putrandi, 2015

PENGEMBANGAN FASILITAS KAWASAN WISATA BUDAYA SITUS ASTANA GEDE KAWALI KABUPATEN CIAMIS

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

http://madebayu.blogspot.com/2012/02/pariwisata-budaya.html, 04 Februari 2014, (diakses: 18 Mei 2015).

Roby Ardiwidjaya, PariwisataBudayaSebagaiAlahaSatuAlatPelestariKesenian [Online]:

http://www.academia.edu/4929428/PARIWISATA_BUDAYA_sebagai_salah_sat u_alat_pelestari_kesenian_tradisional, (diakses: 22 Mei 2015).

ArjunaWiwaha (2013), PerhitunganKebutuhanFasilitasWisata [Online]:

http:// studyandlearningnow.blogspot.com/2013/06/perhitungan-kebutuhan-fasilitas-wisata.html?m=1, (diakses: 7 Juli 2015).

http://www.ciamiskab.go.id/teras/info-ciamis/tentang-ciamis (diakses 15 Juni 2014).

http://www.abebooks.com/book-search/author/fred-lawson-manuel-baud-bovy/ (diakses 2 Juli 2015).

Sastrayudha, Gumelar. 2010. Hand out Mata KuliahKonsep Resort 2011.

[Online]: file.upi.edu>LAINNYA>GUMELAR_S. (Diakses 10 Juni 2014). Novianto, (2011), AnalisisPasardanPemasaranPariwisata [Online]:

noviantoblogs.blogspot.com/2011/09/analisis-pasar-pemasaran-pariwisata.html,(diakses: 31 Agustus 2015).