KONSEP PENGEMBANGAN FASILITAS INTERPRETASI WISATA BUDAYA DALAM MEMINIMALISIR AKTIVITAS VANDALISME DI KAWASAN WISATA CANDI CANGKUANG KABUPATEN GARUT.

(1)

KONSEP PENGEMBANGAN FASILITAS INTERPRETASI WISATA BUDAYA DALAM MEMINIMALISIR AKTIVITAS VANDALISME DI

KAWASAN WISATA CANDI CANGKUANG KABUPATEN GARUT

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pariwisata Program Studi Manajemen Resort & Leisure

Oleh:

Rizki Raynaldi 1006393

PROGRAM STUDI MANAJEMEN RESORT & LEISURE FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG

2014


(2)

KONSEP PENGEMBANGAN FASILITAS INTERPRETASI WISATA BUDAYA DALAM MEMINIMALISIR AKTIVITAS VANDALISME DI

KAWASAN WISATA CANDI CANGKUANG KABUPATEN GARUT

Oleh Rizki Raynaldi

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pariwisata Program Studi Manajemen Resort dan Leisure

Pada Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

© Rizki Raynaldi 2014 Universitas Pendidikan Indonesia

Agustus 2014

Hak cipta dilindungi Undang-Undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian, dengan dicetak ulang, di fotocopy, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

LEMBAR PENGESAHAN

Rizki Raynaldi 1006393

KONSEP PENGEMBANGAN FASILITAS INTERPRETASI WISATA BUDAYA DALAM MEMINIMALISIR AKTIVITAS VANDALISME DI

KAWASAN WISATA CANDI CANGKUANG KABUPATEN GARUT

disetujui dan disahkan oleh pembimbing: Pembimbing I

Prof. Dr. H. Darsiharjo, MS. NIP. 19620921 198603 1 005

Pembimbing II

Hj. Fitri Rahmafitria, SP., M.Si. NIP. 19741018 200812 2 001

Mengetahui,

Ketua Program Studi Manajemen Resort & Leisure

Hj. Fitri Rahmafitria, SP., M.Si. NIP. 19741018 200812 2 001


(4)

SKRIPSI INI TELAH DIUJI PADA:

Hari, tanggal : Kamis, 28 Agustus 2014 Waktu : Jam 08.00 s.d. selesai

Tempat : Gedung Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Ruang Sidang Lantai II Universitas Pendidikan Indonesia

Panitia Ujian Sidang terdiri dari:

1. Ketua : Prof. Dr. H. Karim Suryadi, M.Si. 2. Sekretaris : Hj. Fitri Rahmafitria, SP., M.Si. 3. Anggota : Dr. Elly Malihah, M.Si.

Dr. H. Aceng Kosasih, M.Ag. Suharto, S.Pd., M.A.P

Ahmad Hidayat

Penguji : Agus Sudono, SE., MM. NIP. 19820508 200812 1 002

Drs. H. Gumelar S. Sastrayuda, CTM.


(5)

Rizki Raynaldi, 2014

Konsep pengembangan fasilitas interpretasi wisata budaya dalam meminimalisir aktivitas vandalisme di kawasan wisata candi cangkuang kabupaten Garut Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

KONSEP PENGEMBANGAN FASILITAS INTERPRETASI WISATA BUDAYA DALAM MEMINIMALISIR AKTIVITAS VANDALISME DI

KAWASAN WISATA CANDI CANGKUANG KABUPATEN GARUT

Oleh: Rizki Raynaldi

1006393

ABSTRAK

Kawasan wisata candi Cangkuang merupakan salah satu kawasan wisata yang diunggulkan di kabupaten Garut, karena kawasan wisata ini mampu menjadi solusi bagi setiap orang yang ingin mencari udara bersih, suasana alam yang sejuk dan panorama alam yang indah. Tidak heran jika di setiap tahunnya mengalami peningkatan kedatangan wisatawan. Aktivitas wisatawan yang datang kesana bermacam-macam, akan tetapi banyak juga wisatawan yang melakukan aktivitas vandalisme baik yang disadari maupun tidak disadari sehingga menimbulkan dampak terhadap kualitas lingkungan disana. Tujuan konsep pengembangan fasilitas interpretasi ini yaitu dalam usaha meminimalisir aktivitas vandalisme, memperkaya pengalaman dan pengetahuan wisatawan serta meningkatkan apresiasi terhadap nilai luhur budaya Candi Cangkuang dan kepedulian wisatawan terhadap lingkungan. Penelitian ini menggunakan metode campuran dengan menganalisis tanggapan wisatawan tentang fasilitas interpretrasi yang ada disana dan tanggapan wisatawan terhadap aktivitas vandalisme. Sedangkan teknik analisis data yang digunakan untuk konsep pengembangan fasilitas interpretasi ini adalah dengan menggunakan analisis tapak. Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa tanggapan wisatawan terhadap fasilitas interpretasi disana cukup baik, namun di sisi lain hasil penelitian juga menunjukan bahwa keragaman dan kemenarikan fasilitas interpretasi disana kurang baik. Maka perlu dikembangkannya fasilitas interpretasi disesuaikan dengan kondisi lingkungan disana.

Kata Kunci: Pengembangan, Fasilitas Interpretasi, Wisata Budaya, Aktivitas Vandalisme.


(6)

Rizki Raynaldi, 2014

Konsep pengembangan fasilitas interpretasi wisata budaya dalam meminimalisir aktivitas vandalisme di kawasan wisata candi cangkuang kabupaten Garut Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

THE DEVELOPMENT CONCEPTS OF CULTURAL TOURISM OF INTERPRETATION FACILITIES IN MINIMIZING VANDALISM

ACTIVITIES IN CANGKUANG TEMPLE GARUT REGENCY

By:

RizkiRaynaldi 1006393

ABSTRACT

Cangkuang Temple is one of the favored tourist area in Garut Regency, because this tourist area could be a solution for everyone who wants to find clean air, natural atmosphere and beautiful natural scenery. Not surprisingly, in each year has increased tourist arrivals. Travelers activities who coming there is various, but many travelers also doing vandalism activities either consciously or unconsciously, so that make a bad impact for the environments quality there. This research used mixed methods to analyze the responses of travelers about interpretation facilities and vandalism activities. The purpose of this development concepts of the interpretation facilites in an effort to enrich the visitor experience and knowledge and increase appreciation of the cultural values and make visitors more care to the environment. The data analysis techniques used for the development concepts of interpretation facilities is using site plan analysis. Based on results of the research showed that travelers response about interpretation facilities there is good rather, but on the other side the results also show that the diversity and attractiveness of the interpretation facilities there is less good. It is necessary the development of interpretation facilities adapted to the condition of environmental there.

Keywords: Development, Interpretation Facilities, Cultural Tourism, Vandalism activities.


(7)

Rizki Raynaldi, 2014

Konsep pengembangan fasilitas interpretasi wisata budaya dalam meminimalisir aktivitas vandalisme di kawasan wisata candi cangkuang kabupaten Garut Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

DAFTAR ISI

PERNYATAAN ... i

ABSTRAK ... ii

ABSTRACT ... iii

KATAPENGANTAR ... iv

UCAPANTERIMAKASIH ... v

DAFTARISI ... vii

DAFTARTABEL ... xii

DAFTARGAMBAR ... xiv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Penelitian ... 1

B. Rumusan Masalah ... 6

C. Tujuan Penelitian ... 6

D. Manfaat Penelitian ... 7

E. Kerangka Pemikiran ... 7

BABII KAJIAN PUSTAKA ... 9

A. Wisata Budaya ... 9

B. Lingkungan ... 10

1. Definisi Lingkungan ... 10

2. Dampak Pariwisata Terhadap Lingkungan fisik ... 14

C. Pengembangan ... 17

D. Interpretasi ... 17

1. Definisi Interpretasi ... 17

2. Tujuan Interpretasi ... 18


(8)

Rizki Raynaldi, 2014

Konsep pengembangan fasilitas interpretasi wisata budaya dalam meminimalisir aktivitas vandalisme di kawasan wisata candi cangkuang kabupaten Garut Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

4. Interpretasi yang Efektif ... 21

E. Vandalisme ... 25

1. Definisi Vandalisme ... 25

2. Jenis – Jenis Vandalisme ... 26

BABIII METODEPENELITIAN ... 27

A. Lokasi Penelitian ... 27

B. Metode Penelitian ... 28

C. Populasi dan Sampel ... 28

1. Populasi ... 28

2. Sampel ... 29

D. Jenis dan Sumber Data ... 30

1. Data Primer ... 30

2. Data Sekunder ... 30

E. Teknik Pengumpulan Data ... 31

1. Kuesioner ... 31

2. Wawancara ... 33

3. Observasi ... 33

4. Studi Dokumentasi ... 34

F. Variabel Penelitian ... 34

G. Instrumen Penelitian ... 35

1. Uji Validitas ... 35

2. Uji Realibilitas ... 37

H. Analisis Tapak ... 38

I. Teknik Analisis Data ... 40

J. Tahap Pengolahan Data ... 41

1. Pengumpulan Data ... 41


(9)

Rizki Raynaldi, 2014

Konsep pengembangan fasilitas interpretasi wisata budaya dalam meminimalisir aktivitas vandalisme di kawasan wisata candi cangkuang kabupaten Garut Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

3. Penyajian data ... 42

4. Penarikan Kesimpulan ... 42

BABIV HASILPENELITIANDANPEMBAHASAN ... 43

A. Gambaran Umum Kawasan Wisata candi Cangkuang ... 43

B. Karakteristik Wisatawan ... 48

1. Karakteristik Berdasarkan Jenis Kelamin ... 48

2. Karakteristik Berdasarkan Usia ... 49

3. Karakteristik Berdasarkan Status Perkawinan ... 50

4. Karakteristik Berdasarkan Daerah Asal ... 51

5. Karakteristik Berdasarkan Pendidikan ... 52

6. Karakteristik Berdasarkan Pekerjaan ... 53

7. Karakteristik Berdasarkan Pendapatan ... 54

8. Karakteristik Berdasarkan Referensi Kunjungan ... 55

9. Karakteristik Berdasarkan Rekan Kunjungan ... 56

10. Karakteristik Berdasarkan Frekuensi Kunjungan ... 57

11. Karakteristik Berdasarkan Tujuan Utama Kunjungan ... 58

12. Karakteristik Berdasarkan Kegiatan Selama Berkunjung ... 59

13. Karakteristik Berdasarkan Hal Menarik ... 61

14. Karakteristik Berdasarkan Durasi Kunjungan ... 62

15. Karakteristik Berdasarkan Pengeluaran Selama Berkunjung ... 63

C. Persepsi Wisatawan Terhadap Fasilitas Interpretasi yang ada di Kawasan Wisata Candi Cangkuang ... 64

1. Enjoyable ... 64

2. Relevant ... 66

3. Organized ... 67


(10)

Rizki Raynaldi, 2014

Konsep pengembangan fasilitas interpretasi wisata budaya dalam meminimalisir aktivitas vandalisme di kawasan wisata candi cangkuang kabupaten Garut Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

D. Rekapitulasi Tanggapan Wisatawan Terhadap Fasilitas

Interpretasi yang ada di Kawasan Wisata Candi Cangkuang ... 70

E. Persepsi Wisatawan Terhadap Aktivitas Vandalisme ... 72

1. AcquistiveVandalism ... 73

2. TacticalVandalism ... 74

3. IdeologicalVandalism ... 75

4. VindictiveVandalism ... 77

5. PlayVandalism ... 78

6. Malicious Vandalism ... 79

F. Rekapitulasi Persepsi Wisatawan Terhadap Aktivitas Vandalisme ... 81

G. Analisis Potensi dan Kendala ... 83

1. Analisis Potensi Pengembangan Interpretasi ... 83

a. Faktor Sosial ... 83

1) Tingkat Kunjungan Wisatawan ... 83

2) Karakteristik Wisatawan ... 84

3) Pemahaman Wisatawan Terhadap Aktivitas Vandalisme ... 84

b. Faktor Fisik Alami ... 85

1) Iklim dan Curah Hujan ... 85

2) Topografi ... 85

3) Danau ... 86

4) Flora dan Fauna ... 87

c. Faktor Fisik Buatan ... 88

5) Alat transportasi ... 88

6) Aksesbilitas ... 89


(11)

Rizki Raynaldi, 2014

Konsep pengembangan fasilitas interpretasi wisata budaya dalam meminimalisir aktivitas vandalisme di kawasan wisata candi cangkuang kabupaten Garut Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

a. Faktor Sosial ... 89

1) Tingkat Kunjungan Wisatawan ... 89

2) Karakteristik Wisatawan ... 90

3) Perilaku Wisatawan ... 91

4) Pemahaman Wisatawan Terhadap Vandalisme ... 92

5) Pengelola ... 93

6) Pedagang ... 94

b. Faktor Fisik Alami ... 95

1) Danau ... 95

2) Flora dan Fauna ... 95

c. Faktor Fisik Buatan ... 96

1) Fasilitas Wisata ... 96

2) Fasilitas Interpretasi ... 97

3) Aksesbilitas ... 99

H. Pembahasan ... 99

I. Analisis Tapak ... 102

1. Peta Kawasan Wisata Candi Cangkuang ... 102

2. Analisis Ruang Kawasan Pengunjung ... 103

3. Analisis Lingkungan ... 104

4. Analisis Vegetasi ... 105

5. Analisis Aksesbilitas ... 106

6. Analisis Topografi ... 107

J. Konsep Pengembangan Fasilitas Interpretasi ... 108

BAB V KESIMPULANDANSARAN ... 117

A. Kesimpulan ... 117


(12)

Rizki Raynaldi, 2014

Konsep pengembangan fasilitas interpretasi wisata budaya dalam meminimalisir aktivitas vandalisme di kawasan wisata candi cangkuang kabupaten Garut Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

DAFTARPUSTAKA ... 120

LAMPIRAN ... 123


(13)

Rizki Raynaldi, 2014

Konsep pengembangan fasilitas interpretasi wisata budaya dalam meminimalisir aktivitas vandalisme di kawasan wisata candi cangkuang kabupaten Garut Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

DAFTAR TABEL

Tabel

1.1. Kunjungan Wisatawan di Kabupaten Garut Tahun 2003 - 2013 ... 2

1.2. Kunjungan Wisatawan di Candi Cangkuang Tahun 2008 - 2013 ... 4

3.1. Jumlah Pengunjung Tahun 2013 ... 28

3.2. Jenis dan Sumber data ... 31

3.3. Skala Likert ... 32

3.4. Penyesuaian Skala Likert ... 33

3.5. Operasional Variabel ... 34

3.6. Rekapitulasi Hasil Uji Validitas ... 38

3.7. Rekapitulasi Hasil Uji Realibilitas ... 38

4.1. Persentase Jenis Kelamin Wisatawan ... 48

4.2. Persentase Usia Wisatawan ... 49

4.3. Persentase Status Perkawinan Wisatawan ... 50

4.4. Persentase Daerah Asal Wisatawan ... 51

4.5. Persentase Pendidikan Terakhir Wisatawan ... 52

4.6. Persentase Pekerjaan Wisatawan ... 53

4.7. Persentase Pendapatan Bulanan Wisatawan ... 54

4.8. Persentase Referensi Kunjungan Wisatawan ... 55

4.9. Persentase Rekan Kunjungan Wisatawan ... 56

4.10. Persentase Frekuensi Kunjungan Wisatawan ... 57

4.11. Persentase Tujuan Utama Kunjungan Wisatawan ... 58

4.12. Persentase Kegiatan Wisatawan ... 59

4.13. Persentase Hal Menarik Menurut Wisatawan ... 61

4.14. Persentase Durasi Kunjungan Wisatawan ... 62


(14)

Rizki Raynaldi, 2014

Konsep pengembangan fasilitas interpretasi wisata budaya dalam meminimalisir aktivitas vandalisme di kawasan wisata candi cangkuang kabupaten Garut Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

4.16. Tanggapan wisatawan terhadap aspek Enjoyable ... 64

4.17. Tanggapan wisatawan terhadap aspek Relevant ... 66

4.18. Tanggapan Responden terhadap aspek Organized ... 67

4.19. Tanggapan Responden terhadap aspek Theme ... 68

4.20. Rekapitulasi tanggapan wisatawan terhadap Fasilitas Interpretasi yang ada di Kawasan Wisata Candi Cangkuang ... 70

4.21. Tanggapan wisatawan terhadap Acquistive Vandalism ... 73

4.22. Tanggapan wisatawan terhadap TacticalVandalism ... 74

4.23. Tanggapan wisatawan terhadap IdeologicalVandalism ... 76

4.24. Tanggapan wisatawan terhadap VindictiveVandalism ... 77

4.25. Tanggapan wisatawan terhadap Play Vandalism ... 78

4.26. Tanggapan wisatawan terhadap Malicious Vandalism ... 80

4.27. Rekapitulasi tanggapan wisatawan terhadap Aktivitas Vandalisme ... 81

4.28. Potensi dan Kendala Faktor Sosial dan Fisik dalam Pengembangan Interpretasi di Kawasan Wisata Candi Cangkuang ... 83


(15)

Rizki Raynaldi, 2014

Konsep pengembangan fasilitas interpretasi wisata budaya dalam meminimalisir aktivitas vandalisme di kawasan wisata candi cangkuang kabupaten Garut Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

DAFTAR GAMBAR

Gambar

1.1. Kerangka Pemikiran ... 8

2.1. Gambaran Kondisi Lingkungan Dengan dan Tanpa Kegiatan Manusia ... 12

3.1. Peta Kawasan Wisata Candi Cangkuang ... 27

3.2. Penilaian Garis Kontinum ... 32

3.3. Komponen dalam analisis data (flow mode) ... 40

3.4. Komponen dalam analisis data (interactive mode) ... 41

4.1. Candi Cangkuang ... 43

4.2. Arca Syiwa ... 47

4.3. Diagram karakteristik wisatawan berdasarkan jenis kelamin ... 48

4.4. Diagram karakteristik wisatawan berdasarkan usia ... 49

4.5. Diagram karakteristik wisatawan berdasarkan status perkawinan ... 50

4.6. Diagram karakteristik wisatawan berdasarkan daerah asal ... 51

4.7. Diagram karakteristik wisatawan berdasarkan pendidikan terakhir ... 52

4.8. Diagram karakteristik wisatawan berdasarkan status pekerjaan ... 53

4.9. Diagram karakteristik wisatawan berdasarkan pendapatan perbulan ... 54

4.10. Diagram karakteristik wisatawan berdasarkan referensi kunjungan ... 55

4.11. Diagram karakteristik wisatawan berdasarkan rekan kunjungan ... 56

4.12. Diagram karakteristik wisatawan berdasarkan frekuensi kunjungan ... 57

4.13. Diagram karakteristik wisatawan g berdasarkan tujuan utama kunjungan ... 58

4.14. Diagram karakteristik wisatawan berdasarkan kegiatan selama berkunjung ... 59

4.15. Diagram karakteristik wisatawan berdasarkan hal menarik ... 61


(16)

Rizki Raynaldi, 2014

Konsep pengembangan fasilitas interpretasi wisata budaya dalam meminimalisir aktivitas vandalisme di kawasan wisata candi cangkuang kabupaten Garut Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

4.17. Diagram karakteristik wisatawan berdasarkan pengeluaran

selama berkunjung ... 63

4.18. Garis kontinum tanggapan Responden terhadap aspek Enjoyable ... 65

4.19. Garis kontinum tanggapan Responden terhadap aspek Relevant ... 66

4.20. Garis kontinum tanggapan Responden terhadap aspek Organized ... 68

4.21. Garis kontinum tanggapan Responden terhadap aspek Theme ... 69

4.22. Garis kontinum rekapitulasi tanggapan wisatawan terhadap fasilitas Interpretasi yang ada di kawasan wisata Candi Cangkuang ... 71

4.23. Contoh perilaku vandalisme yang terjadi di sekitar kawasan wisata Candi Cangkuang ... 72

4.24. Garis kontinum tanggapan wisatawan terhadap AcquistiveVandalism ... 74

4.25. Garis kontinum tanggapan wisatawan terhadap TacticalVandalism ... 75

4.26. Garis kontinum tanggapan wisatawan terhadap Ideological Vandalism ... 76

4.27. Garis kontinum tanggapan wisatawan terhadap Vindictive Vandalism ... 78

4.28. Garis kontinum tanggapan wisatawan terhadap PlayVandalism ... 79

4.29. Garis kontinum tanggapan wisatawan terhadap MaliciousVandalism... 80

4.30. Garis kontinum rekapitulasi tanggapan wisatawan terhadap aktivitas vandalisme ... 82

4.33. Wisatawan menikmati pemandangan danau ... 86

4.34. Keindahan Danau Cangkuang ... 86

4.35. Flora dan fauna di sekitar kawasan wisata Candi Cangkuang ... 88

4.36. Alat transportasi rakit ... 89

4.37. Wisatawan melakukan kegiatan piknik di sekitar candi ... 90

4.38. Wisatawan sedang berpacaran ... 92

4.39. Wisatawan menaiki bangunan candi ... 93

4.40. Seorang tourguide sedang mendampingi turis asing ... 94 4.41. Kertas peringatan dan keberadaan pedagang selain penghuni


(17)

Rizki Raynaldi, 2014

Konsep pengembangan fasilitas interpretasi wisata budaya dalam meminimalisir aktivitas vandalisme di kawasan wisata candi cangkuang kabupaten Garut Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

kios di luar pagar pulau ... 95

4.42. Kondisi fasilitas wisata candi Cangkuang ... 96

4.43. Contoh fasilitas interpretasi di dalam museum Candi Cangkuang ... 97

4.44. Contoh fasilitas interpretasi di sekitar kawasan Candi Cangkuang ... 98

4.45. Gambar Media Interpretasi yang sudah berusia tua ... 98

4.46. Peta kawasan wisata Candi Cangkuang ... 102

4.47. Gambar analisis kawasan ruang kawasan pengunjung ... 103

4.48. Gambar analisis lingkungan ... 104

4.49. Gambar analisis vegetasi ... 105

4.50. Gambar analisis aksesbilitas ... 106

4.51. Gambar analisis topografi ... 107

4.52. Gambar Konsep Pengembangan Fasilitas Interpretasi ... 108


(18)

Rizki Raynaldi, 2014

Konsep pengembangan fasilitas interpretasi wisata budaya dalam meminimalisir aktivitas vandalisme di kawasan wisata candi cangkuang kabupaten Garut Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Indonesia memiliki keanekaragaman budaya dan adat istiadat yang sangat unik dan berbeda-beda, selain itu banyak sekali objek wisata yang menarik untuk dikunjungi serta pemandangan alam yang sangat indah. Selain memiliki potensi alam yang cukup baik untuk pariwisata, banyak juga peninggalan-peninggalan bersejarah yang merupakan bukti otentik peristiwa-peristiwa yang terjadi di masa lalu, sehingga peninggalan tersebut memiliki peran penting dalam pembentukan jati diri di suatu tempat atau kota. Hal-hal tersebut yang membuat pariwisata Indonesia terkenal dimata dunia.

Yoeti (2008, hlm. 18), menjelaskan bahwa industri pariwisata di Indonesia tidak sedikit memberi peran penting bagi perekonomian Indonesia karena dapat memberikan tambahan devisa bagi negara sehingga penerimaan negara meningkat, selain itu dapat menambah lapangan pekerjaan bagi masyarakat sekitar kawasan wisata, misalnya dengan adanya pedagang-pedagang kecil seperti pedagang makanan ringan dan penjualan souvenir yang dapat mengurangi pengangguran dan kemiskinan.

Budaya, lingkungan, dan peninggalan sejarah adalah nyawa atau “roh” dari kegiatan pariwisata Indonesia. Tanpa adanya budaya maka pariwisata akan terasa hambar dan kering, dan tidak akan memiliki daya tarik untuk dikunjungi (Nugroho, 2011, hlm. 6).

Di Indonesia ini banyak sekali daerah yang memiliki potensi wisata yang sangat besar. Provinsi Jawa barat merupakan salah satu daerah yang memiliki banyak potensi sumber daya pariwisata untuk dikembangkan, khususnya kota Garut. Daerah ini memiliki lingkungan alam yang indah, suasana udara yang


(19)

2

Rizki Raynaldi, 2014

Konsep pengembangan fasilitas interpretasi wisata budaya dalam meminimalisir aktivitas vandalisme di kawasan wisata candi cangkuang kabupaten Garut Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

sejuk, kebudayaan yang khas, masyarakat yang ramah dan berbagai macam potensi lainnya sehingga dapat menjadi modal untuk kemajuan pariwisata Indonesia.

Kota Garut yang dikenal dengan Dodol dan domba adu ini merupakan salah satu daerah tujuan wisata di jawa Barat yang banyak dikunjungi oleh wisatawan lokal maupun luar negeri, karena di kota yang berjuluk “Kota Intan

ini memiliki banyak potensi pariwisata untuk dikembangkan baik dari sektor alam maupun buatan.

Menurut Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Garut pada tahun 2013 tercatat ada 41 objek daya tarik wisata yang dikelola oleh pemerintah maupun swasta. Berikut ini merupakan data kunjungan wisatawan di kabupaten Garut selama 10 tahun terakhir yang diperoleh dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Garut.

Tabel 1.1

Jumlah Kunjungan Wisatawan di Kabupaten Garut Tahun 2003 - 2013

Tahun Domestik Internasional Total

2003 929.569 4.055 933.624

2004 1.235.291 2.924 1.238.215

2005 1.270.369 4.949 1.275.318

2006 1.352.880 4.267 1.357.147

2007 1.421.388 4.308 1.425.696

2008 1.574.797 4.729 1.579.526

2009 1.645.354 5.559 1.650.913

2010 1.796.366 6.487 1.802.853

2011 1.981.984 6.631 1.988.615

2012 2.008.746 6.020 2.014.766

2013 2.247.939 6.344 2.254.283

Sumber: Dinas Budaya dan Pariwisata Kabupaten Garut (2014)

Adanya peningkatan kedatangan wisatawan di setiap tahunnya merupakan sebuah keunggulan sekaligus tantangan bagi para pengelola, stakeholder, dan


(20)

3

Rizki Raynaldi, 2014

Konsep pengembangan fasilitas interpretasi wisata budaya dalam meminimalisir aktivitas vandalisme di kawasan wisata candi cangkuang kabupaten Garut Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

seluruh elemen masyarakat agar kunjungan wisatawan ini dapat terus ditingkatkan dengan memperhatikan kondisi promosi, penataan fasilitas, kebersihan serta pengembangan wisata alam dan budaya di setiap objek dan daya tarik wisata.

Salah satu tempat tujuan wisata terkenal yang juga merupakan peninggalan bersejarah di Kabupaten Garut adalah kawasan wisata Candi Cangkuang. Di kawasan wisata ini terdapat sebuah candi peninggalan Hindu yang terdapat di kampung Pulo, desa Cangkuang, kecamatan Leles, kabupaten Garut, Jawa Barat. Candi inilah yang pertama kali ditemukan di Tatar Sunda serta merupakan satu-satunya candi Hindu di Tatar Sunda, candi ini terletak bersebelahan dengan makam Embah Dalem Arief Muhammad, sebuah makam kuno pemuka agama islam yang dipercaya sebagai leluhur penduduk Desa Cangkuang.

Candi Cangkuang sebagaimana terlihat sekarang ini, sesungguhnya adalah hasil rekayasa rekonstruksi, sebab bangunan aslinya hanyalah 40%-an. Oleh sebab itu, bentuk bangunan Candi Cangkuang yang sebenarnya belum diketahui. Di sebelah utara candi terdapat museum kecil yang menyimpan beberapa artefak sejarah yang ditemukan di sekitar candi dan makam. Di sana juga terdapat foto, denah, serta berbagai keterangan mengenai sejarah candi ini.

Selain candi, di pulau itu juga terdapat pemukiman adat Kampung Pulo, yang juga menjadi bagian dari kawasan cagar budaya. Lokasinya tidak jauh dari candi dan terdapat 6 buah rumah yang berjejer saling berhadapan, masing-masing 3 buah di sebelah kiri dan 3 buah lagi di sebelah kanan. Ditambah dengan sebuah mesjid. Kedua deretan tersebut tidak boleh ditambah ataupun dikurangi. Menurut sejarah, Arif Muhammad memiliki seorang anak laki-laki dan enam anak perempuan. Dia membangun mesjid sebagai lambang bagi anak laki-lakinya, dan enam buah rumah untuk anak perempuannya. Secara turun temurun kampung ini hanya dihuni oleh enam keluarga. Bila ada anggota keluarga yang menikah, maka


(21)

4

Rizki Raynaldi, 2014

Konsep pengembangan fasilitas interpretasi wisata budaya dalam meminimalisir aktivitas vandalisme di kawasan wisata candi cangkuang kabupaten Garut Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

ia harus meninggalkan Kampung Pulo. Ada berbagai larangan di kampung ini, salah satunya adalah memelihara hewan berkaki empat.

Kehidupan masyarakat Kampung Pulo pada awalnya mayoritas hanya bercocok tanam di sekitar kawasan Candi Cangkuang, namun setelah kawasan tersebut dijadikan sebagai tempat wisata, maka saat itu juga telah masuk listrik dan alat elektronik lainnya seperti radio, televisi dan sebagainya membuat kehidupan sosial ekonomi masyarakat ini berubah. Mereka ada yang menjadi pedagang, penarik rakit di danau/situ Cangkuang, sampai dengan Pegawai Negeri Sipil sehingga hal tersebut jelas membantu perekonomian masyarakat Cangkuang khususnya untuk masyarakat Kampung Pulo yang terdiri dari 11 orang laki-laki dan 10 orang perempuan.

Dengan membayar karcis masuk seharga Rp. 3000 pengunjung bisa menikmati sejuknya kawasan candi cangkuang, melihat peninggalan bersejarah seperti candi dan benda-benda bersejarah di museum. Untuk lebih jelasnya, jumlah kunjungan wisatawan di Candi Cangkuang secara spesifik dari tahun ke tahun bisa di lihat pada tabel berikut ini:

Tabel 1.2

Jumlah Kunjungan Wisatawan di Candi Cangkuang Tahun 2008 - 2013

No Jenis Pengunjung Tahun

2008 2009 2010 2011 2012 2013

1 Pelajar 22.597 19.734 17.159 18.815 20.323 25.626 2 Umum 40.532 47.884 46.684 61.832 62.820 60.280

3 Dinas 193 152 30 149 173 69

4 Asing 3.484 3.156 2.606 1.994 2.217 2.315

Jumlah Total 66.806 70.926 66.479 82.790 85.533 88.290 Sumber: Pengelola Candi Cangkuang (2014)

Dari tabel tersebut dapat terlihat bahwa wisatawan yang berkunjung ke candi Cangkuang terus mengalami peningkatan. Adanya kunjungan wisatawan ke


(22)

5

Rizki Raynaldi, 2014

Konsep pengembangan fasilitas interpretasi wisata budaya dalam meminimalisir aktivitas vandalisme di kawasan wisata candi cangkuang kabupaten Garut Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

suatu objek wisata akan menimbulkan dampak positif dan negatif sebagai akibat interaksi antara manusia dengan lingkungan.

Pada intinya tujuan orang melakukan kegiatan berwisata adalah untuk mencari kesenangan. Candi Cangkuang diharapkan mampu menjadi solusi bagi mereka yang ingin mencari udara bersih, sejuk dan terbebas dari polusi serta pemandangan alam yang indah. Terutama untuk para wisatawan yang tinggal di perkotaan yang setiap harinya berjumpa dengan kemacetan lalu lintas, polusi udara, serta kesibukan dan tekanan pekerjaan. Sehingga dengan berkunjung ke kawasan wisata ini, mereka yang datang ke kawasan wisata ini akan merasa lebih

fresh baik jasmani maupun rohaninya. Namun tidak menutup kemungkinan juga ketika para wisatawan mengunjungi tempat wisata, baik dilakukan secara sengaja atau tidak mereka dapat melakukan aktivitas yang dapat merugikan kawasan wisata tersebut.

Setelah penulis melakukan pengamatan langsung di kawasan wisata Candi Cangkuang, ditemukan beberapa masalah lingkungan, selain terjadinya erosi tanah, disana juga masih terdapatnya sampah berserakan di sekitar danau/situ

serta di sekitar kawasan candi, hal ini dikarenakan bukan tidak disediakannya tempat sampah di setiap lokasi, akan tetapi masih kurangnya kesadaran para pengunjung akan pentingnya kebersihan lingkungan sehingga mereka tetap membuang sampah sembarangan.

Berdasarkan wawancara peneliti pada Sabtu, 22 Maret 2014 dengan Bapak Jiji yang sudah ikut terlibat dalam pengelolaan Candi Cangkuang selama kurang lebih 20 tahun, mengemukakan bahwa persoalan sampah di objek wisata ini sudah menjadi hal yang lumrah, terutama para wisatawan domestik yang sering membuang sampah sembarangan meskipun sering diperingati baik secara lisan maupun tulisan.

Selain itu, banyak terlihatnya aktivitas vandalisme wisatawan seperti coretan-coretan di pepohonan dan coretan di gazebo dengan kondisi sangat tidak


(23)

6

Rizki Raynaldi, 2014

Konsep pengembangan fasilitas interpretasi wisata budaya dalam meminimalisir aktivitas vandalisme di kawasan wisata candi cangkuang kabupaten Garut Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

layak. Kondisi tersebut membuat lingkungan di sekitar candi terlihat kurang nyaman. Yang lebih fatal adalah rusaknya Arca Dewa Syiwa yang ada di dalam candi, karena dulu tidak dipasangkannya terali besi di pintu candi sehingga para pengunjung bisa bebas masuk kedalam candi yang berukuran 4,5 meter persegi tersebut. Akibatnya, sekarang bentuk arca hanya bagian badan dan kepala patung saja karena kedua tangannya hilang akibat aktivitas vandalisme wisatawan merusak peninggalan bersejarah yang sangat berharga tersebut.

Masalah yang sudah terjadi di kawasan wisata candi cangkuang tersebut disebabkan selain masih adanya wisatawan yang kurang peduli terhadap lingkungan fisik, juga kurangnya fasilitas interpretasi yang ada disana, sehingga para pengunjung merasa dibebaskan untuk berperilaku dan beraktivitas sesuai kehendaknya terhadap lingkungan.

Pengembangan dan pengelolaan kawasan wisata Candi Cangkuang ini sepenuhnya bukan hanya tanggung jawab pemerintah dan pengelola saja, namun kelestariannya juga merupakan tanggung jawab para wisatawan yang berkunjung. Pihak pengelola sendiri harus benar-benar mengetahui kegiatan apa saja yang dilakukan wisatawan yang dapat merugikan bagi Candi Cangkuang itu sendiri.

Guna mengetahui adanya aktivitas vandalisme yang berdampak negatif bagi lingkungan, maka aktivitas wisatawan perlu di teliti sehingga hal-hal yang dapat merugikan terhadap lingkungan sekitar candi tersebut setidaknya dapat di antisipasi oleh pihak pengelola. Selain itu, dibutuhkan juga sebuah konsep pengembangan fasilitas interpretasi yang tepat untuk para wisatawan yang berkunjung, sehingga lingkungan kawasan wisata ini bisa tetap utuh, bersih dan terawat serta dapat menjadi salah satu kawasan tujuan wisata yang diunggulkan di Kabupaten Garut.

Berdasarkan uraian diatas, maka pembahasan mengenai hal-hal yang berhubungan dengan aktivitas wisatawan yang datang ke Candi Cangkuang dan fasilitas interpretasi ini cukup menarik untuk dibahas dan dikaji lebih lanjut. Oleh


(24)

7

Rizki Raynaldi, 2014

Konsep pengembangan fasilitas interpretasi wisata budaya dalam meminimalisir aktivitas vandalisme di kawasan wisata candi cangkuang kabupaten Garut Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

karena itu, berdasarkan latar belakang di atas maka penulis tertarik untuk mengambil judul “Konsep Pengembangan Fasilitas Interpretasi Wisata

Budaya Dalam Meminimalisir Aktivitas Vandalisme di Kawasan Wisata Candi Cangkuang Kabupaten Garut”.

B. Rumusan Masalah

Dari latar belakang masalah yang telah dipaparkan diatas, untuk mempermudah dalam penyusunan skripsi dapat diambil beberapa rumusan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana fasilitas interpretasi di kawasan wisata Candi Cangkuang?

2. Bagaimana perilaku wisatawan yang datang ke kawasan wisata Candi Cangkuang?

3. Bagaimana kondisi lingkungan fisik alam dan buatan di kawasan wisata Candi Cangkuang dalam mendukung pengembangan fasilitas interpretasi?

4. Bagaimana konsep pengembangan fasilitas interpretasi yang sesuai dalam meminimalisir aktivitas vandalisme di kawasan wisata Candi Cangkuang?


(25)

8

Rizki Raynaldi, 2014

Konsep pengembangan fasilitas interpretasi wisata budaya dalam meminimalisir aktivitas vandalisme di kawasan wisata candi cangkuang kabupaten Garut Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

C. Tujuan Penelitian

Tujuan yang signifikan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Menganalisis kondisi fasilitas interpretasi di kawasan wisata Candi Cangkuang.

2. Menganalisis perilaku wisatawan yang datang ke kawasan wisata Candi Cangkuang.

3. Menganalisis kondisi lingkungan fisik alam dan buatan di kawasan wisata Candi Cangkuang dalam mendukung pengembangan fasilitas interpretasi. 4. Menganalisis konsep pengembangan fasilitas interpretasi yang sesuai dalam

meminimalisir aktivitas vandalisme di kawasan wisata Candi Cangkuang.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Penulis

Dapat memperoleh informasi dan memperoleh data tentang fasilitas interpretasi dan aktivitas wisatawan serta merumuskan dan memberi solusi dari masalah-masalah yang ada kawasan wisata Candi Cangkuang.

2. Bagi Pengelola

Sebagai bahan pertimbangan dalam pengembangan dan pengelolaan sehingga pengelola dapat mengembangkan fasilitas interpretasi dengan tepat, agar aktivitas wisatawan dan kualitas lingkungan kawasan wisata Candi Cangkuang ini lebih terjaga dan tetap menjadi kawasan wisata yang diminati banyak wisatawan. 3. Bagi Wisatawan

Wisatawan yang mengunjungi kawasan wisata Candi Cangkuang dapat mendapatkan keuntungan berupa pengalaman dan kepuasan.

E. Kerangka Pemikiran

Uma Sekaran dalam Hasan (2002:48) menyebutkan, bahwa kerangka berfikir merupakan model konseptual tentang bagaimana teori berhubungan


(26)

9

Rizki Raynaldi, 2014

Konsep pengembangan fasilitas interpretasi wisata budaya dalam meminimalisir aktivitas vandalisme di kawasan wisata candi cangkuang kabupaten Garut Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

dengan berbagai faktor yang telah didefinisikan sebagai masalah yang penting. Kerangka berfikir ini merupakan sintetis tentang hubungan antar variabel yang disusun dari berbagai teori yang telah dideskripsikan (Sugiyono, 2011).

Disini digambarkan secara singkat konsep dari penelitian ini. Atas dasar permasalahan dan tujuan dari penelitian maka disusunlah kerangka pemikiran seperti pada gambar berikut ini:


(27)

10

Rizki Raynaldi, 2014

Konsep pengembangan fasilitas interpretasi wisata budaya dalam meminimalisir aktivitas vandalisme di kawasan wisata candi cangkuang kabupaten Garut Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Gambar 1.1 Kerangka Pemikiran

Sumber: Diolah penulis (2014) Candi Cangkuang

Masih terdapatnya aktivitas vandalisme terhadap lingkungan fisik di Kawasan

Wisata Candi Cangkuang

Pengembangan fasilitas Interpretasi

Faktor Sosial Faktor Fisik

-Tngkat Kunjungan Wisatawan

-Karakteristik Wisatawan

-Perilaku Wisatawan -Pengelola

-Pedagang

Alami Buatan

-Morfologi

-Iklim

-Topografi

-Flora dan Fauna

-Fasilitas Wisata -Fasilitas Interpretasi -Alat Transportasi -Aksesbilitas

Analisis Tapak

Potensi Pengembangan Interpretasi

Kendala Pengembangan Interpretasi

Konsep Pengembangan Fasilitas Interpretasi


(28)

Rizki Raynaldi, 2014

Konsep pengembangan fasilitas interpretasi wisata budaya dalam meminimalisir aktivitas vandalisme di kawasan wisata candi cangkuang kabupaten Garut Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi Penelitian

Penulis mengambil lokasi penelitian di kawasan wisata Candi Cangkuang yang terletak di Desa Cangkuang Kecamatan Leles Kabupaten Garut. Sesuai

dengan permasalahan dalam penelitian ini yaitu “Konsep Pengembangan Fasilitas

Interpretasi Wisata Budaya Dalam Meminimalisir Aktivitas Vandalisme di Kawasan Wisata Candi Cangkuang Kabupaten Garut”. Berikut ini merupakan denah kawasan wisata Cangkuang Kabupaten Garut.


(29)

28

Rizki Raynaldi, 2014

Konsep pengembangan fasilitas interpretasi wisata budaya dalam meminimalisir aktivitas vandalisme di kawasan wisata candi cangkuang kabupaten Garut Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Gambar 3.1

Denah Kawasan Wisata Candi Cangkuang


(30)

29

Rizki Raynaldi, 2014

Konsep pengembangan fasilitas interpretasi wisata budaya dalam meminimalisir aktivitas vandalisme di kawasan wisata candi cangkuang kabupaten Garut Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

B. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian metode penelitian kombinasi. Metode penelitian kombinasi ini dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat pragmatisme (gabungan positivisme dan postpositivisme) digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang alamiah maupun buatan dimana peneliti bisa sebagai instrumen dan menggunakan instrumen untuk pengukuran, teknik pengumpulan data dapat menggunakan tes, kuesioner dan trianggulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif (kualitatif), dan deduktif (kuantitatif), serta hasil penelitian kombinasi bisa untuk memahami makna dari dan membuat generalisasi. (Sugiyono, 2011, hlm. 17).

C. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Arikunto (2010, hlm. 173) menyebutkan bahwa populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Menurut Nawawi dalam Taniredja dan Mustafidah (2012, hlm. 33) populasi adalah keseluruhan subjek yang terdiri dari manusia, benda-benda, hewan, tumbuhan, gejala-gejala atau peristiwa-peristiwa yang terjadi sebagai sumber. Populasi adalah totalitas dari semua objek atau individu yang memiliki karakteristik tertentu, jelas dan lengkap yang akan di teliti (Hasan, 2002, hlm. 58).

Dalam penelitian ini, populasi yang akan diambil yaitu wisatawan yang berkunjung ke kawasan wisata Candi Cangkuang selama satu tahun terakhir.

Tabel 3.1

Jumlah Pengunjung Tahun 2013

No Jenis Pengunjung Tahun

2013

1 Pelajar 25.626


(31)

30

Rizki Raynaldi, 2014

Konsep pengembangan fasilitas interpretasi wisata budaya dalam meminimalisir aktivitas vandalisme di kawasan wisata candi cangkuang kabupaten Garut Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

3 Dinas 69

4 Asing 2.315

Jumlah Total 88.290


(32)

31

Rizki Raynaldi, 2014

Konsep pengembangan fasilitas interpretasi wisata budaya dalam meminimalisir aktivitas vandalisme di kawasan wisata candi cangkuang kabupaten Garut Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

2. Sampel

Sampel dapat diartikan sebagian atau wakil populasi yang di teliti (Arikunto, 2010, hlm. 174). Sampel adalah bagian dari populasi yang diambil melalui cara-cara tertentu yang juga memiliki karakteristik tertentu, jelas, dan lengkap yang dianggap bisa mewakili populasi (Hasan, 2002, hlm. 58). Sedangkan menurut Ali dalam Taniredja dan Mustafidah (2012, hlm. 34), menyebutkan bahwa sampel penelitian adalah sebagian yang diambil dari keseluruhan obyek yang diteliti yang dianggap mewakili terhadap seluruh polulasi dan diambil dengan menggunakan teknik tertentu.

Dilihat dari definisi sampel di atas, dapat di simpulkan bahwa populasi dalam penelitian ini adalah seluruh wisatawan yang datang ke kawasan wisata Candi Cangkuang selama jangka waktu satu tahun terakhir, dari data yang di peroleh peneliti, wisatawan yang berkunjung ke kawasan wisata Candi Cangkuang sebanyak 88.290 wisatawan. Penentuan sampel dalam penelitian ini menggunakan rumus Solvin, yaitu sebagai berikut:

n = ukuran sampel, N = ukuran populasi,

e = persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel yang masih dapat ditolelir/diinginkan, misalnya 10 %.

Berdasarkan rumus Slovin tersebut, maka ukuran sampel pada penelitian ini adalah:

n = N 1+Ne2


(33)

32

Rizki Raynaldi, 2014

Konsep pengembangan fasilitas interpretasi wisata budaya dalam meminimalisir aktivitas vandalisme di kawasan wisata candi cangkuang kabupaten Garut Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Dari hasil perhitungan di atas, maka kesimpulannya jumlah sampel yang dapat mewakili jumlah populasi yang akan diteliti lebih lanjut adalah sebanyak 100 orang responden.

Setelah mendapatkan jumlah sampel yang mewakili dari populasi yang ada, maka teknik pengambilan sampel yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan Random Sample atau Sampel Acak.

Menurut Arikunto (2010, hlm. 177) teknik sampling ini di beri nama

demikian karena di dalam pengambilan sampelnya, peneliti “mencampur” subjek

-subjek di dalam populasi sehingga semua -subjek dianggap sama. Dengan demikian maka peneliti memberi hak yang sama kepada setiap subjek untuk memperoleh kesempatan (chance) dipilih menjadi sampel. Oleh karena hak setiap subjek sama, maka peneliti terlepas dari perasaan ingin mengistimewakan satu atau beberapa subjek untuk dijadikan sampel.

D. Jenis dan Sumber Data

Berdasarkan sumber pengambilannya, data dibedakan atas dua, yaitu sebagai berikut:

1. Data primer

Data primer adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan langsung dari lapangan oleh orang yang melakukan penelitian atau yang bersangkutan yang memerlukannya (Hasan, 2002, hlm. 82). Untuk mendapatkan data primer tersebut, penulis menggunakan metode wawancara langsung kepada pengelola Candi

n = 88.290 1+(88.290x(0.1)2) n = 88.290

883,9


(34)

33

Rizki Raynaldi, 2014

Konsep pengembangan fasilitas interpretasi wisata budaya dalam meminimalisir aktivitas vandalisme di kawasan wisata candi cangkuang kabupaten Garut Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Cangkuang dan membagi kuesioner kepada wisatawan untuk memperoleh data mengenai perilaku wisatawan terhadap lingkungan.

2. Data sekunder

Menurut Wardiyanta (2006, hlm. 28), data sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak langsung dari responden, tetapi dari pihak ketiga. Data ini, biasanya diperoleh dari perpustakaan atau dari laporan-laporan peneliti terdahulu. Penggunaan data sekunder akan sangat menguntungkan peneliti karena dapat menghemat waktu, biaya, dan tenaga.

Untuk lebih jelasnya, jenis dan sumber data dalam penelitian ini dapat di lihat pada tabel berikut:


(35)

34

Rizki Raynaldi, 2014

Konsep pengembangan fasilitas interpretasi wisata budaya dalam meminimalisir aktivitas vandalisme di kawasan wisata candi cangkuang kabupaten Garut Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Tabel 3.2 Jenis dan Sumber Data

No Nama Data Sumber

Data

Teknik

Pengumpulan Data Jenis Data 1 Faktor Sosial

a Tingkat kunjungan

wisatawan Pengelola Wawancara Primer

b Karakteristik

Wisatawan Wisatawan Kuesioner, Wawancara Primer c Perilaku Wisatawan Lapangan Observasi, Kuesioner Primer

d Pengelola Pengelola Wawancara Primer

e Pedagang Lapangan Observasi, Wawancara Sekunder

2 Faktor Fisik Alami

a Iklim dan Curah

Hujan BMG Wawancara Sekunder

b Topografi Lapangan Observasi Primer

c Danau Lapangan Observasi Primer

d Flora dan fauna Lapangan Observasi Primer

3 Faktor Fisik Buatan

a Fasilitas wisata Lapangan,

Pengelola Observasi, Wawancara Primer b Fasilitas Interpretasi Lapangan Observasi Primer

c Alat Transportasi Lapangan Observasi Primer

d Aksesbilitas Lapangan Observasi Primer

Sumber: Diolah penulis (2014) E. Teknik Pengumpulan Data

Secara umum tujuan pengumpulan data adalah memperoleh fakta yang diperlukan guna mencapai tujuan penelitian yang telah dirumuskan (Wardiyanta, 2006, hlm. 27). Macam-macam cara pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Kuesioner

Hasan (2002, hlm. 83) menjelaskan bahwa kuesioner merupakan teknik pengumpulan data dengan menyerahkan atau mengirimkan daftar pertanyaan


(36)

35

Rizki Raynaldi, 2014

Konsep pengembangan fasilitas interpretasi wisata budaya dalam meminimalisir aktivitas vandalisme di kawasan wisata candi cangkuang kabupaten Garut Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

untuk di isi oleh responden. Responden adalah orang yang memberikan tanggapan (respons) atas-atau, menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan.

Dalam hal ini kuesioner menggunakan skala likert. Sugiyono (2011, hlm. 136) menjelaskan skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok tentang kejadian atau gejala sosial.

Dengan menggunakan skala likert, maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi bentuk dimensi, dimensi dijabarkan menjadi sub variabel kemudian sub variabel dijabarkan lagi menjadi indikator-indikator yang dapat diukur. Akhirnya indikator-indikator yang terukur ini dapat dijadikan titik tolak untuk membuat instrumen yang berupa pertanyaan atau pernyataan yang perlu dijawab oleh responden. Setiap jawaban dihubungkan dengan bentuk pernyataan atau dukungan sikap yang diungkapkan dengan kata-kata sebagai berikut :

Tabel 3.3 Skala Likert

Pernyataan Nilai

Sangat Setuju 5

Setuju 4

Netral 3

Tidak Setuju 2

Sangat Tidak Setuju 1

Sumber: Sugiyono 2011

Untuk menganalisis setiap pertanyaan atau indikator, hitung frekuensi jawaban setiap kategori (pilihan jawaban) dan dijumlahkan. Setelah setiap indikator mempunyai jumlah, selanjutnya peneliti membuat garis kontinum. Jumlah skor kontinum (bila setiap butir mendapat skor tertinggi) = 5 x 1 x 100 = 500. Untuk skor tertinggi tiap butir = 5, jumlah butir = 1, dan jumlah responden = 100. Sehingga garis kontinum akan seperti gambar 3.2.


(37)

36

Rizki Raynaldi, 2014

Konsep pengembangan fasilitas interpretasi wisata budaya dalam meminimalisir aktivitas vandalisme di kawasan wisata candi cangkuang kabupaten Garut Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Gambar 3.2

Penilaian Garis Kontinum

Dengan keterangan sebagai berikut: 0 – 100 = Tidak Setuju

101 – 200 = Kurang Setuju 201 – 300 = Cukup Setuju 301 – 400 = Setuju

401 – 500 = Sangat Setuju

Untuk menyesuaikan dengan opsional yang disediakan peneliti dalam setiap pertanyaan yang tersedia dalam kuesioner, maka peneliti mengadaptasi skala likert sebagai berikut:

Tabel 3.4

Penyesuaian Skala Likert

Jawaban Skala Nilai

Sangat Menarik/ Sangat Beragam/ Sangat Baik/ Sangat

Mudah/ Sangat Bisa/ Sangat Berpengaruh 5 Menarik/ Beragam/ Baik/ Mudah/ Bisa/ Berpengaruh 4

Cukup 3

Kurang Menarik/ Kurang Beragam/ Kurang Baik/ Kurang

Mudah/ Kurang Bisa/ Kurang Berpengaruh 2 Sangat Tidak Menarik/ Sangat Tidak Beragam/ Sangat

Tidak Baik/ Sangat Tidak Mudah/ Sangat Tidak Bisa/ Sangat Tidak Berpengaruh

1

Sumber: Adaptasi Penulis (2014)

2. Wawancara


(38)

37

Rizki Raynaldi, 2014

Konsep pengembangan fasilitas interpretasi wisata budaya dalam meminimalisir aktivitas vandalisme di kawasan wisata candi cangkuang kabupaten Garut Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Wawancara adalah teknik pengumpulan data dengan mengajukan pertanyaan langsung oleh pewawancara kepada responden, dan jawaban-jawaban responden dicatat atau direkam. Dalam mengumpulkan data peneliti melakukan wawancara langsung dengan pengelola kawasan wisata Candi Cangkuang.

3. Observasi

Observasi adalah pemilihan, pengubahan, pencatatan,dan pengodean serangkaian perilaku dan suasana yang berkenaan dengan organisme itu, sesuai dengan tujuan empiris (Hasan, 2002, hlm. 86). Dari definisi tersebut dapat dijelaskan bahwa peneliti melakukan pengumpulan data dengan cara observasi langsung ke lokasi penelitian untuk mengetahui secara langsung keadaan lingkungan fisik dan perilaku-perilaku vandalisme yang sering terjadi di kawasan wisata Candi Cangkuang.

4. Studi Dokumentasi

Studi dokumentasi adalah teknik pengumpulan data yang tidak langsung ditujukan pada subyek penelitian, namun melalui dokumen. Dalam penelitian ini pengumpulan data dengan studi dokumentasi menggunakan kamera yaitu untuk mengetahui kondisi di lapangan yang sebenarnya.

F. Variabel Penelitian

Variabel dalam penelitian ini adalah pengembangan Fasilitas Interpretasi (Ham, 1992), Aktivitas Vandalisme (Cohen, 1973). Untuk lebih jelasnya, variabel penelitian ini dapat dilihat pada tabel 3.

Tabel 3.5 Operasional Variabel

Variabel


(39)

38

Rizki Raynaldi, 2014

Konsep pengembangan fasilitas interpretasi wisata budaya dalam meminimalisir aktivitas vandalisme di kawasan wisata candi cangkuang kabupaten Garut Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Fasilitas Interpretasi

Ham (1992)

Enjoyable

Tingkat kemenarikan media interpretasi yang di sajikan

Tingkat keragaman media yang digunakan dalam proses pemahaman akan pentingnya lingkungan fisik

Tingkat kesempatan berinteraksi dengan benda koleksi bersejarah

Relevant

Tingkat kemudahan dalam memahami kalimat dalam setiap media interpretasi non-personal

Organized Tingkat kemudahan dalam memahami inti

pesan yang di sajikan

Theme

Tingkat pengaruh media interpretasi dalam menambah pengetahuan tentang budaya dan sejarah Candi Cangkuang

Tingkat pengaruh media interpretasi dalam meningkatkan apresiasi tentang nilai luhur budaya Candi Cangkuang

Aktivitas Vandalisme

Cohen (1973)

Acquistive Vandalism

Mengambil bagian hewan atau tumbuhan Mengambil bagian situs/benda peninggalan bersejarah

Tactical

Vandalism Mencoret-coret fasilitas Ideological

Vandalism

Menempel stiker organisasi tertentu di skitar kawasan wisata

Memasang iklan di sekitar kawasan wisata

Vindictive

Vandalism Merusak situs/benda peninggalan bersejarah Play

Vandalism

Membuang sampah tidak pada tempatnya Merusak bagian tumbuhan

Malicious

Vandalism Merusak fasilitas Sumber Data: Diolah penulis (2014)

G. Instrumen Penelitian

Menurut Sugiyono (2011, hlm. 168), dengan menggunakan instrumen yang valid dan reliabel dalam pengumpulan data, maka diharapkan hasil


(40)

39

Rizki Raynaldi, 2014

Konsep pengembangan fasilitas interpretasi wisata budaya dalam meminimalisir aktivitas vandalisme di kawasan wisata candi cangkuang kabupaten Garut Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

penelitian akan menjadi valid dan reliabel. Jadi instrumen yang valid dan reliabel merupakan syarat mutlak untuk mendapatkan hasil penelitian yang valid dan reliabel. Hal ini tidak berarti bahwa dengan menggunakan instrumen yang telah teruji validitas dan reliabilitasnya, otomatis hasil (data) penelitian menjadi valid dan reliabel. Hal ini masih akan dipengaruhi oleh kondisi objek yang diteliti, dan kemampuan orang yang menggunakan instrumen untuk pengumpulan data. Dibawah ini akan di jelaskan secara rinci tentang kedua hal tersebut:

1. Uji Validitas

Sugiyono (2011, hlm. 168) mengemukakan bahwa valid berarti instrument tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Uji validitas adalah cara untuk menguji instrumen penelitian, instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid.

Sebelum peneliti menyebarkan kuesioner pada sampel responden yang mewakili populasi, maka instrumen yang berupa kuesioner ini harus di uji validitasnya dengan cara pengujian validitas pada 30 orang responden untuk menguji keabsahan dari instrumen penelitian sebelum instrumen penelitian ini disebarkan kepada seluruh sampel penelitian yang sebenarnya.

Menurut Masrun dalam Sugiyono (2011, hlm. 182), dijelaskan bahwa item yang memiliki korelasi positif dengan kriterium (skor total) serta korelasi yang tinggi menunjukan bahwa item tersebut memiliki validitas yang tinggi. Biasanya syarat minimum untuk dianggap memenuhi syarat adalah kalau r = 0.361. Rumus korelasi yang digunakan dalam pengujian validitas ini adalah rumus korelasi

product moment, yaitu dengan mengkorelasikan skor total yang dihasilkan oleh masing-masing responden (Y) dengan skor masing-masing item (X) dengan rumus:


(41)

40

Rizki Raynaldi, 2014

Konsep pengembangan fasilitas interpretasi wisata budaya dalam meminimalisir aktivitas vandalisme di kawasan wisata candi cangkuang kabupaten Garut Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

 

  2 2 2 2 ) ( . Y Y n X X n Y X XY n rxy Keterangan:

rxy = Koefisien korelasi antara dua variabel n = Jumlah responden

ΣX = Jumlah skor X

(ΣX)2

= Kuadran jumlah skor X ΣY = Jumlah skor Y

(ΣY)2

= Kuadran jumlah skor Y ΣY = Jumlah hasil skor X dan Y

Setelah harga hitung diperoleh, kemudian dihitung dengan Uji-t dengan rumus sebagai berikut :

Keterangan :

t = Nilai thitung

r = Koefisien korelasi hasil rhitung

n = Jumlah responden

Untuk mempermudah perhitungan, peneliti menggunakan perangkat lunak (software) Microsoft Excel 2010 dan SPSS (Statistical Product and Service Solution) dalam mengaplikasikan rumus penghitungan uji validitas instrumen penelitian tersebut.

2. Uji Reliabilitas


(42)

41

Rizki Raynaldi, 2014

Konsep pengembangan fasilitas interpretasi wisata budaya dalam meminimalisir aktivitas vandalisme di kawasan wisata candi cangkuang kabupaten Garut Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Menurut Arikunto (2010, hlm. 221) dijelaskan bahwa reliabilitas menunjuk pada satu pengertian bahwa instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik. Reliabilitas menunjuk pada tingkat keterandalan sesuatu. Reliabel artinya dapat dipercaya, jadi dapat disimpulkan bahwa instrumen harus bersifat dipercaya dan diandalkan. Dalam pengujian reliabilitas penulis menggunakan rumus Alpha-Croanbach sebagai berikut:

              

s

s

total k i i k k

n 12

2

1 1

Dimana :

n = nilai koefisien Realibilitas Alpha-Croanbach k = banyaknya item pertanyaan

s

i

2

= Varians dari item ke i

s

total

2

= Total varians dari keseluruhan item

Seperti halnya pengujian validitas, perhitungan reliabilitas pernyataan dilakukan dengan menggunakan perangkat lunak Microsoft Excel 2010 dan SPSS

forWindows 20.0.

Berikut adalah rekapitulasi hasil uji validitas dan uji realibilitas yang telah disebarkan kepada 30 responden dari data instrumen yang disebarkan.


(43)

42

Rizki Raynaldi, 2014

Konsep pengembangan fasilitas interpretasi wisata budaya dalam meminimalisir aktivitas vandalisme di kawasan wisata candi cangkuang kabupaten Garut Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Tabel 3.6

Rekapitulasi Hasil Uji Validitas

Variabel No

Item

Validitas Realibilitas

Koefisien Validitas

Titik

Kritis Kesimpulan

Koefisien

Realibilitas Titik Kritis Kesimpulan

Pengembang an Fasilitas Interpretasi

1 0,609

0,300

Valid

0,672 0,600 Reliabel

2 0,713 Valid

3 0,529 Valid

4 0,435 Valid

5 0,455 Valid

6 0,731 Valid

7 0,626 Valid

Sumber: Hasil olahan instrumen penelitian (2014)

Tabel 3.7

Rekapitulasi Hasil Uji Realibilitas

Variabel No

Item

Validitas Realibilitas

Koefisien Validitas

Titik

Kritis Kesimpulan

Koefisien

Realibilitas Titik Kritis Kesimpulan

Aktivitas Vandalisme

1 0,661

0,300

Valid

0,893 0,600 Reliabel

2 0,591 Valid

3 0,766 Valid

4 0.878 Valid

5 0,736 Valid

6 0,693 Valid

7 0,693 Valid

8 0,870 Valid

9 0,746 Valid

Sumber: Hasil olahan instrumen penelitian (2014)

H. Analisis Tapak

Analisis tapak merupakan suatu kegiatan riset pra-perancangan yang memusat pada kondisi-kondisi yang ada, dekat dengan potensial pada dan sekitar sebuah tapak serta merupakan suatu penyelidikan atas seluruh tekanan, gaya, situasi serta timbal baliknya pada lahan dimana proyek akan didirikan. Peran utama dari analisa tapak dalam perancangan adalah memberi informasi mengenai tapak kita sebelum memulai konsep-konsep perancangan sehingga pemikiran dini tentang bangunan dapat menggabungkan tanggapan-tanggapan yang berarti


(44)

43

Rizki Raynaldi, 2014

Konsep pengembangan fasilitas interpretasi wisata budaya dalam meminimalisir aktivitas vandalisme di kawasan wisata candi cangkuang kabupaten Garut Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

terhadap kondisi-kondisi luar. Kita perlu mengetahui persoalan tersebut agar dapat merancang sebuah konsep yang berhasil tidak hanya memenuhi pertanggungan jawab internal tapi juga eksternal, serta mengantisipasi persoalan dan potensi sekarang maupun masa yang akan datang (White, 1985, hlm. 6).

Adapun analisis tapak dalam konsep pengembangan fasilitas interpretasi dalam penelitian ini terdiri dari:

1. Analisis ruang wisatawan

Analisis ini digunakan untuk mengetahui zona yang biasanya banyak dipenuhi oleh wisatawan.

2. Analisis lingkungan

Analisis lingkungan digunakan untuk mengatahui perkembangan kondisi fisik yang berupa abiotik dan biotik yang ada di dalam site.

3. Analisis vegetasi

Analisis vegetasi digunakan untuk mengetahui kesesuaian jenis tanaman yang tepat dan dapat dikembangkan pada kawasan yang ada dalam site sebagai pendukung seperti penunjuk arah dan pengurang polusi.

4. Analisis aksesbilitas

Analisis aksesibilitas digunakan untuk mengetahui akses keluar masuk dalam kawasan site maupun menghubungkan site yang satu dengan site lainnya. 5. Analisis topografi

Analisis topografi digunakan untuk mengetahui besar dari kelerengan ataupun ketinggian dari suatu kawasan sehingga dapat digunakan sebagai dasar untuk menentukan peletakan media interpretasi.


(45)

44

Rizki Raynaldi, 2014

Konsep pengembangan fasilitas interpretasi wisata budaya dalam meminimalisir aktivitas vandalisme di kawasan wisata candi cangkuang kabupaten Garut Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Dalam analisis tapak ini peneliti menggunakan map kawasan wisata Candi Cangkuang yang dibuat oleh peneliti sendiri menggunakan Software Google SketchUp versi 8.0 untuk memudahkan dalam menganalisis.


(46)

45

Rizki Raynaldi, 2014

Konsep pengembangan fasilitas interpretasi wisata budaya dalam meminimalisir aktivitas vandalisme di kawasan wisata candi cangkuang kabupaten Garut Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

I. Teknik Analisis Data

Langkah terakhir setelah melakukan penelitian yakni pengolahan dan analisis data. Analisi data dalam penelitian kualitatif, dilakukan pada saat pengumpulan data berlangsung, dan setelah selesai pengumpulan data dalam periode tertentu. Pada saat wawancara, peneliti sudah melakukan analisis terhadap jawaban yang diwawancarai. Bila jawaban yang diwawancarai setelah dianalisis terasa belum memuaskan, maka peneliti akan melanjutkan pertanyaan lagi, sampai tahap tertentu, diperoleh data yang dianggap kredibel.

Analisis yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan analisis model Miles dan Huberman (1984), yang mengemukakan bahwa aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh. Aktivitas dalam analisis data, yaitu

data reduction, data display, dan conclusion drawing/verification. Langkah – langkah analisis ditunjukan pada gambar 3.3. berikut.

Gambar 3.3

Komponen dalam analisis data (flow mode)

(Sugiyono, 2012)

Menurut Sugiyono (2012, hlm. 91), berdasarkan gambar tersebut terlihat bahwa, setelah peneliti melakukan pengumpulan data, maka peneliti melakukan antisipatory sebelum melakukan reduksi data. Anticipatory data reduction isoccuring as the research decides (often without full awareness) which

Periode pengumpulan data

Antisipasi

Reduksi data

Display data

Kesimpulan/verifikasi

Selama Setelah

Selama Setelah

Selama Setelah


(47)

46

Rizki Raynaldi, 2014

Konsep pengembangan fasilitas interpretasi wisata budaya dalam meminimalisir aktivitas vandalisme di kawasan wisata candi cangkuang kabupaten Garut Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

conceptual frame work, which sites, which research question, which data collection approaches to choose. Selanjutnya model interaktif dalam analisis data ditunjukan pada gambar 3.4. berikut.

Gambar 3.4

Komponen dalam analisis data (interactive mode) (Sugiyono, 2012)

J. Tahap Pengolahan Data

Lebih jelasnya langkah - langkah pengolahan data dalam penelitian ini dapat dilihat dalam penjelasan sebagai berikut:

1. Pengumpulan Data (Field Note)

Pengumpulan data yang dilakukan oleh peneliti secara objektif dari hasil observasi dan interview di lapangan. Dengan melakukan wawancara dan kuisioner lalu diperoleh hasil yang diinginkan.

2. Reduksi Data

Apabila data sudah terkumpul, maka langkah selanjutnya adalah mereduksi data karena data yang diperoleh dari lapangan jumlahnya cukup banyak, untuk itu maka perlu dicatat secara teliti dan rinci. Seperti yang dikemukakan Sugiyono (2012, hlm. 92) semakin lama peneliti ke lapangan, maka jumlah data akan semakin banyak, kompleks dan rumit. Untuk itu perlu segera dilakukan analisis data melalui reduksi data. Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema

Data collection

Data reduction

Data display

Conclusions: drawing/verifying


(48)

47

Rizki Raynaldi, 2014

Konsep pengembangan fasilitas interpretasi wisata budaya dalam meminimalisir aktivitas vandalisme di kawasan wisata candi cangkuang kabupaten Garut Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

dan polanya. Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas, dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya, dan mencarinya bila diperlukan.

Dari reduksi data ini, data yang diperoleh yaitu tingkatan aktivitas vandalisme, kondisi lingkungan fisik kawasan wisata Candi Cangkuang, dan pendapat wisatawan mengenai fasilitas interpretasi yang terdapat disana.


(49)

48

Rizki Raynaldi, 2014

Konsep pengembangan fasilitas interpretasi wisata budaya dalam meminimalisir aktivitas vandalisme di kawasan wisata candi cangkuang kabupaten Garut Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

3. Penyajian Data (Data Display)

Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah mendisplaykan data. Menurut Sugiyono (2012, hlm. 94) dalam penelitian kualitatif, penyajian data bisa dilakukan dengan uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori,

flowchart dan sejenisnya. Dalam hal ini Miles dan Huberman (1984) menyatakan “the most frequent form of display data for qualitative research data in the past has been narrative text”. Yang paling sering digunakan untuk menyajikan data

dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif.

Peneliti menyusun sekumpulan informasi yang memberikan kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Dalam hal ini, sajian data diperoleh dari pengolahan data dan hasilnya akan dijadikan presentase dan digambarkan dalam bentuk analisis tapak atau site plan mengenai konsep pengembangan fasilitas interpretasi yang tepat di kawasan wisata Candi Cangkuang tersebut.

4. Penarikan Kesimpulan atau Verification

Penarikan kesimpulan atau verification dilakukan setelah penyajian data. Dalam penarikan kesimpulan ini didasarkan pada reduksi data dan sajian data yang merupakan jawaban atas masalah yang diangkat dalam penelitian. Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara dan akan berubah apabila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya. Tetapi apabila kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal, didukung oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten saat peneliti kembali ke lapangan mengumpulkan data, maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel.


(50)

Rizki Raynaldi, 2014

Konsep pengembangan fasilitas interpretasi wisata budaya dalam meminimalisir aktivitas vandalisme di kawasan wisata candi cangkuang kabupaten Garut Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Kawasan wisata candi Cangkuang merupakan salah satu kawasan wisata yang diunggulkan di kabupaten Garut, karena memiliki keadaan alam yang indah serta terdapatnya peninggalan sejarah berupa Candi yang pertama kali di temukan di Tatar Sunda serta merupakan satu-satunya Candi Hindu di Tatar Sunda. Kawasan wisata ini mampu menjadi solusi bagi setiap orang yang ingin mencari udara bersih, suasana alam yang sejuk dan panorama alam yang indah. Tidak heran jika di setiap tahunnya mengalami peningkatan kedatangan wisatawan. Hal ini merupakan sebuah keunggulan sekaligus sebuah tantangan bagi pengelola dan seluruh elemen masyarakat agar kunjungan wisatawan ini dapat terus ditingkatkan dengan memperhatikan kondisi dan perawatan fasilitas, kebersihan serta kualitas lingkungannya.

Karakteristik wisatawan Candi cangkuang adalah wisatawan yang berusia terbanyak berada antara usia 21-30 tahun (40%), dengan tingkat pendidikan terakhir sebagian besar dari mereka adalah SMA (44%). Profesi terbanyak yang digeluti oleh pengunjung adalah sebagai pegawai swasta (27%) dan mahasiswa (26%) dengan pendapatan rata-rata perbulannya dari sebagian besar pengunjung adalah kurang dari Rp.1.000.000,-. Mereka yang datang ke Candi Cangkuang rata-rata menghabiskan waktu disana tidak lebih dari 2 jam. Tujuan utama para wisatawan yang datang ke kawasan wisata ini hampir seluruhnya adalah untuk liburan, biasanya mereka yang datang melakukan kegiatan piknik atau makan-makan bersama rekan atau keluarga


(51)

118

Rizki Raynaldi, 2014

Konsep pengembangan fasilitas interpretasi wisata budaya dalam meminimalisir aktivitas vandalisme di kawasan wisata candi cangkuang kabupaten Garut Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

mereka, sisanya datang ke kawasan wisata ini dengan tujuan lain yaitu seperti

studytour, fotografi dan berziarah.

Berdasarkan hasil penelitian pada bab-bab sebelumnya serta pembahasan mengenai Konsep Pengembangan Fasilitas Interpretasi Wisata Budaya Dalam Meminimalisir Aktivitas Vandalisme di Kawasan Wisata Candi Cangkuang Kabupaten garut, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

1. Tanggapan wisatawan terhadap fasilitas interpretasi disana masih berada pada taraf cukup (masih dibawah taraf baik) maka pihak pengelola kawasan wisata harus terus meningkatkan kualitas fasilitas interpretasi yang baik terutama pada segi kemenarikan dan keberagaman media interpretasi.

2. Dari hasil pengolahan data, wisatawan yang berada disana berpendapat

sangat setuju bahwa jenis aktivitas vandalisme apapun dapat berpengaruh terhadap lingkungan kawasan wisata, maka dapat ditarik kesimpulan hampir seluruh wisatawan yang datang tidak akan melakukan aktivitas vandalisme di kawasan wisata tersebut. Akan tetapi disana masih terlihat aktivitas vandalisme dan dampak dari aktivitas tersebut yang dilakukan oleh wisatawan baik yang secara sengaja maupun dengan tidak di sengaja. 3. Berdasarkan penelitian yang diperoleh dari analisis tapak, kuesioner dan

observasi, kondisi lingkungan fisik alami maupun buatan disana pada umumnya mendukung untuk pelaksanaan pengembangan fasilitas interpretasi sendiri. Akan tetapi dalam penggunaan bahan media interpretasi harus sesuai dengan iklim, cuaca dan peletakannya harus tepat sehingga frekuensi dan ketahanan media interpretasi tersebut bisa bertahan lama.

4. Tujuan konsep pengembangan fasilitas interpretasi ini adalah dalam usaha meminimalisir aktivitas vandalisme, menciptakan suasana yang


(52)

119

Rizki Raynaldi, 2014

Konsep pengembangan fasilitas interpretasi wisata budaya dalam meminimalisir aktivitas vandalisme di kawasan wisata candi cangkuang kabupaten Garut Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

menyenangkan, memperkaya pengalaman dan pengetahuan serta meningkatkan apresiasi wisatawan terhadap nilai luhur budaya Candi Cangkuang dan kecintaan wisatawan terhadap lingkungan. Maka dalam proses pengembangannya disamping harus menyesesuaikan dengan kondisi lingkungan disana, juga harus memperhatikan empat aspek dari syarat interpretasi yang baik, yaitu aspek enjoyable, relevant, organized, dan aspek theme sehingga fasilitas interpretasi disana memiliki fungsi yang efektik untuk wisatawan yang datang ke kawasan wisata tersebut.


(53)

120

Rizki Raynaldi, 2014

Konsep pengembangan fasilitas interpretasi wisata budaya dalam meminimalisir aktivitas vandalisme di kawasan wisata candi cangkuang kabupaten Garut Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian ini, beberapa saran yang dapat menjadi masukan bagi Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Garut beserta Pemda sebagai pihak pengelola Kawasan Wisata Candi Cangkuang adalah sebagai berikut:

1. Pihak Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Garut beserta Pemda harus lebih ikut serta dalam pengebangan kawasan wisata, mulai dari atraksi wisata, fasilitas, aksesbilitas, dan melakukan pemasaran yang efektif sehingga potensi budaya dan adat istiadat yang dimiliki kawasan wisata ini bisa diangkat dan diperkenalkan lebih luas lagi.

2. Pihak pengelola seharusnya mempertimbangkan untuk menambah jumlah sumber daya manusia yang turun ke lapangan baik sekitar kawasan candi maupun di dalam museum untuk bertindak sebagai petugas interpreter, mengingat interpretasi personal lebih baik karena sifatnya yang dinamis dan fleksibel dibandingkan dengan interpretasi non-personal. Terutama pada saat musim liburan dimana kawasan wisata ini penuh dengan pengunjung.

3. Disamping pengembangan fasilitas, kualitas pelayanan juga perlu ditingkatkan dalam menarik perhatian wisatawan agar wisatawan tertarik untuk berkunjung kembali ke kawasan wisata candi Cangkuang.


(54)

Rizki Raynaldi, 2014

Konsep pengembangan fasilitas interpretasi wisata budaya dalam meminimalisir aktivitas vandalisme di kawasan wisata candi cangkuang kabupaten Garut Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Dinas Budaya dan Pariwisata Kabupaten Garut. (2014). Buku Agenda Data Kunjungan Wisatawan.

Ham, Sam. (1992). Enviromental Interpretation: Practical Guide for People with Big Ideas and Small Budgets: Colorado: North American Press.

[Online]. Tersedia:

http://serceducationvolunteers.files.wordpress.com/2012/12/interpreatation-sam-ham1.pdf (15 Mei 2014)

Hamzah, S. (2013). Pendidikan Lingkungan: Sekelumit Wawasan Pengantar. Bandung: Refika Aditama.

Hasan, M. Iqbal. (2002). Pokok-Pokok Materi Metodologi Penelitian & Aplikasinya. Bogor: Ghalia Indonesia.

Husein, Harun M. (1992). Lingkungan Hidup: Masalah Pengelolaan dan Penegakan Hukumnya. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Iskandar, Z. (2012). Psikologi Lingkungan: Teori dan Konsep. Bandung: Refika Aditama.

Ismayanti. (2010). Pengantar Pariwisata. Jakarta: PT. Gramedia Widiasarana Indonesia.

Iqbal, Muhammad. (2010). Perencanaan lanskap jalur interpretasi wisata sejarah budaya jalan Slamet Riyadi Kota Surakarta. Departemen Arsitektur Lansekap Fakultas Pertanian IPB. [Online]. Tersedia: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/44846 (5 Mei 2014)

Kamus Besar Bahasa Indonesia. (2014). Vandalisme. [Online]. Tersedia: http://kbbi.web.id/vandalisme. (10 April 2014).

Kartika, W. (2010). Kualitas Lingkungan Biofisik di Desa Mekarwangi Kecamatan Lembang Kabupaten bandung Barat. Skripsi Sarjana


(1)

119

Rizki Raynaldi, 2014

Konsep pengembangan fasilitas interpretasi wisata budaya dalam meminimalisir aktivitas vandalisme di kawasan wisata candi cangkuang kabupaten Garut Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

menyenangkan, memperkaya pengalaman dan pengetahuan serta meningkatkan apresiasi wisatawan terhadap nilai luhur budaya Candi Cangkuang dan kecintaan wisatawan terhadap lingkungan. Maka dalam proses pengembangannya disamping harus menyesesuaikan dengan kondisi lingkungan disana, juga harus memperhatikan empat aspek dari syarat interpretasi yang baik, yaitu aspek enjoyable, relevant, organized, dan aspek theme sehingga fasilitas interpretasi disana memiliki fungsi yang efektik untuk wisatawan yang datang ke kawasan wisata tersebut.


(2)

120

Rizki Raynaldi, 2014

Konsep pengembangan fasilitas interpretasi wisata budaya dalam meminimalisir aktivitas vandalisme di kawasan wisata candi cangkuang kabupaten Garut Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian ini, beberapa saran yang dapat menjadi masukan bagi Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Garut beserta Pemda sebagai pihak pengelola Kawasan Wisata Candi Cangkuang adalah sebagai berikut:

1. Pihak Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Garut beserta Pemda harus lebih ikut serta dalam pengebangan kawasan wisata, mulai dari atraksi wisata, fasilitas, aksesbilitas, dan melakukan pemasaran yang efektif sehingga potensi budaya dan adat istiadat yang dimiliki kawasan wisata ini bisa diangkat dan diperkenalkan lebih luas lagi.

2. Pihak pengelola seharusnya mempertimbangkan untuk menambah jumlah sumber daya manusia yang turun ke lapangan baik sekitar kawasan candi maupun di dalam museum untuk bertindak sebagai petugas interpreter, mengingat interpretasi personal lebih baik karena sifatnya yang dinamis dan fleksibel dibandingkan dengan interpretasi non-personal. Terutama pada saat musim liburan dimana kawasan wisata ini penuh dengan pengunjung.

3. Disamping pengembangan fasilitas, kualitas pelayanan juga perlu ditingkatkan dalam menarik perhatian wisatawan agar wisatawan tertarik untuk berkunjung kembali ke kawasan wisata candi Cangkuang.


(3)

Rizki Raynaldi, 2014

Konsep pengembangan fasilitas interpretasi wisata budaya dalam meminimalisir aktivitas vandalisme di kawasan wisata candi cangkuang kabupaten Garut Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Dinas Budaya dan Pariwisata Kabupaten Garut. (2014). Buku Agenda Data

Kunjungan Wisatawan.

Ham, Sam. (1992). Enviromental Interpretation: Practical Guide for People

with Big Ideas and Small Budgets: Colorado: North American Press.

[Online]. Tersedia:

http://serceducationvolunteers.files.wordpress.com/2012/12/interpreatation-sam-ham1.pdf (15 Mei 2014)

Hamzah, S. (2013). Pendidikan Lingkungan: Sekelumit Wawasan Pengantar. Bandung: Refika Aditama.

Hasan, M. Iqbal. (2002). Pokok-Pokok Materi Metodologi Penelitian &

Aplikasinya. Bogor: Ghalia Indonesia.

Husein, Harun M. (1992). Lingkungan Hidup: Masalah Pengelolaan dan

Penegakan Hukumnya. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Iskandar, Z. (2012). Psikologi Lingkungan: Teori dan Konsep. Bandung: Refika Aditama.

Ismayanti. (2010). Pengantar Pariwisata. Jakarta: PT. Gramedia Widiasarana Indonesia.

Iqbal, Muhammad. (2010). Perencanaan lanskap jalur interpretasi wisata

sejarah budaya jalan Slamet Riyadi Kota Surakarta. Departemen Arsitektur

Lansekap Fakultas Pertanian IPB. [Online]. Tersedia: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/44846 (5 Mei 2014)

Kamus Besar Bahasa Indonesia. (2014). Vandalisme. [Online]. Tersedia: http://kbbi.web.id/vandalisme. (10 April 2014).

Kartika, W. (2010). Kualitas Lingkungan Biofisik di Desa Mekarwangi


(4)

121

Rizki Raynaldi, 2014

Konsep pengembangan fasilitas interpretasi wisata budaya dalam meminimalisir aktivitas vandalisme di kawasan wisata candi cangkuang kabupaten Garut Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Pendidikan Jurusan Pendidikan Geografi pada FPIPS UPI Bandung: Tidak diterbitkan.

Lovejoy, V. dan Welch, Darrel (2009). Creating More Meaningful Visitor

Experiences: Planning For Interpretation and Education. U.S. Department

of the Interior. Denver, Colorado. [Online]. Tersedia:

http://www.usbr.gov/recreation/publications/Interpretation-Education.pdf (15 Mei 2014)

Nugraha, Sabila M. (2013). Pengaruh Fasilitas Wisata Terhadap Tingkat kepuasan Berkunjung Di Kawasan Wisata Situ gede Kota Tasikmalaya. Skripsi Sarjana Pariwisata Manajemen Resort & Leisure pada FPIPS UPI Bandung: Tidak diterbitkan.

Nugroho, Iwan (2011). Ekowisata Dan Pengembangan Berkelanjutan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Pendit, N.S. (2002). Ilmu Pariwisata. Jakarta : PT. Pradnya Paramita.

Pengelola Candi Cangkuang. (2014). Buku Agenda Catatan Kunjungan

Wisatawan.

Simanjuntak, N. (2012). Kemunculan Vandalisme dan Seni Graffiti di Ruang

Bawah Jalan Layang. Skripsi Sarjana Arsitektur Departemen Arsitektur

pada FT UI Depok. [Online]. Tersedia:

http://lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20311180-S42769-Kemunculan%20vandalisme.pdf . (10 April 2014).

Soerjani, Moh., Ahmad, R., dan Munir, R. (1987). Lingkungan: Sumberdaya

Alam Dan Kependudukan Dalam Pembangunan. Jakarta: Penerbit

Universitas Indonesia.

Soemarwoto, O. (1989). Analisis Dampak Lingkungan. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods). Bandung: Alfabeta.


(5)

122

Rizki Raynaldi, 2014

Konsep pengembangan fasilitas interpretasi wisata budaya dalam meminimalisir aktivitas vandalisme di kawasan wisata candi cangkuang kabupaten Garut Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Bisnis (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif

dan R & D. Bandung: Alfabeta.

Supardi, I. (1994). Lingkungan Hidup dan Kelestariannya. Bandung: Penerbit Alumni.

Suryadi, Dedi. (1996). Perencanaan Interpretasi Lingkungan di Tanaman

Suaka burung kota Baru Bandar Kemayoran. Jurusan Konservasi

Sumberdaya Hutan Fakultas Kehutanan IPB. [Online]. Tersedia: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/42479 (5 Mei 2014)

Taniredja, T, dan Mustafidah, H. (2012). Penelitian Kuantitatif: Sebuah

Pengantar. Bandung: Alfabeta.

Tilden, F. (1957). Interpreting Our Heritage. New York: The University Of North Carolina Press. [Online]. Tersedia: http://xa.yimg.com/kq/groups/14254433/369581555/name/Interpreting_Our _Heritage__Chapel_Hill_Books_.pdf (15 Mei 2014).

Undang-Undang RI Nomor 10 Tahun 2009 Tentang Kepariwisataan.

Undang-Undang RI Nomor 23 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan lingkungan Hidup.

Universitas pendidikan Indonesia. (2013). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

White, Edward T. (1985). Analisis Tapak. Bandung: Intermatra.

Wardiyanta. (2006). Metode penelitian Pariwisata. Yogyakarta: Penerbit ANDI.

Wearing, Stephen et.al. (2008). Enhancing Visitor Experience Through Interpretation : An Examination of Influencing Factors.CRC Sustainable

Tourism. [Online]. Tersedia:

http://www.crctourism.com.au/wms/upload/resources/80035_Wearing_Enh ancingVisExp_WEB.pdf (15 Mei 2014)

Widiastuti, W. (2010). Strategi Peningkatan Kepedulian Mahasiswa Terhadap

Fasilitas Belajar Mengajar. Jurnal Ilmu Komunikasi FISIP UNIB. [Online].


(6)

123

Rizki Raynaldi, 2014

Konsep pengembangan fasilitas interpretasi wisata budaya dalam meminimalisir aktivitas vandalisme di kawasan wisata candi cangkuang kabupaten Garut Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

http://repository.unib.ac.id/349/1/Strategi%20Peningkatan%20Kepedulian% 20Mahasiswa.pdf. (12 April 2014).

Wikipedia. Candi Cangkuang [Online]. Tersedia: