FOLKLOR PENCA SILAT DI PAGURON MEKAR PATALI WARGI (MPW) DÉSA WANGUNSARI KECAMATAN LEMBANG KABUPATÉN BANDUNG BARAT : Kajian Atikan Karakter.
No.796/FPBS/0251/2014
Muhammad Iqbal, 2014
FOLKLOR PENCA SILAT DI PAGURON MEKAR PATALI WARGI (MPW) DÉSA WANGUNSARI KECAMATAN LEMBANG KABUPATÉN BANDUNG BARAT : Kajian Atikan Karakter
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
FOLKLOR PENCA SILAT DI PAGURON
MEKAR PATALI WARGI (MPW) DÉSA WANGUNSARI KECAMATAN LEMBANG KABUPATÉN BANDUNG BARAT
(Kajian Atikan Karakter)
SKRIPSI
diajukeun pikeun nyumponan salasahiji sarat ujian Sarjana Pendidikan Bahasa Daerah
ku
Muhammad Iqbal NIM 1000968
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAERAH FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2014
(2)
Muhammad Iqbal, 2014
FOLKLOR PENCA SILAT DI PAGURON MEKAR PATALI WARGI (MPW) DÉSA WANGUNSARI KECAMATAN LEMBANG KABUPATÉN BANDUNG BARAT : Kajian Atikan Karakter
UniMuhammad Iqbal, 2014
FOLKLOR PENCA SILAT DI PAGURON MEKAR PATALI WARGI (MPW) DÉSA WANGUNSARI KECAMATAN LEMBANG KABUPATÉN BANDUNG BARAT : Kajian Atikan Karakter
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.eduversitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Halaman Hak Cipta untuk Mahasiswa S1
FOLKLOR PENCA SILAT DI PAGURON
MEKAR PATALI WARGI (MPW) DÉSA WANGUNSARI
KECAMATAN LEMBANG KABUPATÉN BANDUNG BARAT
(Kajian Atikan Karakter)
Oleh MuhammadIqbal
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni
© Muhammad Iqbal 2014 Universitas Pendidikan Indonesia
November 2014
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.
(3)
Muhammad Iqbal, 2014
FOLKLOR PENCA SILAT DI PAGURON MEKAR PATALI WARGI (MPW) DÉSA WANGUNSARI KECAMATAN LEMBANG KABUPATÉN BANDUNG BARAT : Kajian Atikan Karakter
UniMuhammad Iqbal, 2014
FOLKLOR PENCA SILAT DI PAGURON MEKAR PATALI WARGI (MPW) DÉSA WANGUNSARI KECAMATAN LEMBANG KABUPATÉN BANDUNG BARAT : Kajian Atikan Karakter
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.eduversitas Pendidikan perpustakaan.upi.edu
(4)
Muhammad Iqbal, 2014
FOLKLOR PENCA SILAT DI PAGURON MEKAR PATALI WARGI (MPW) DÉSA WANGUNSARI KECAMATAN LEMBANG KABUPATÉN BANDUNG BARAT : Kajian Atikan Karakter
UniMuhammad Iqbal, 2014
FOLKLOR PENCA SILAT DI PAGURON MEKAR PATALI WARGI (MPW) DÉSA WANGUNSARI KECAMATAN LEMBANG KABUPATÉN BANDUNG BARAT : Kajian Atikan Karakter
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.eduversitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
(5)
Muhammad Iqbal, 2014
FOLKLOR PENCA SILAT DI PAGURON MEKAR PATALI WARGI (MPW) DÉSA WANGUNSARI KECAMATAN LEMBANG KABUPATÉN BANDUNG BARAT : Kajian Atikan Karakter
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
FOLKLOR PENCA SILAT DI PAGURON
MEKAR PATALI WARGI (MPW) DÉSA WANGUNSARI KECAMATAN LEMBANG KABUPATÉN BANDUNG BARAT
(Kajian Atikan Karakter)1 Muhammad Iqbal2
ABSTRAK
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh banyaknya kejadian yang merugikan masyarakat, yakni tawuran antar anak sekolah, tawuran antarwarga, dan tawuran-tawuran lainnya. Hal tersebut dikarenakan berkurangnya kegiatan positif yang dapat membentuk karakter baik. Tujuan penelitian ini secara umum untuk menginventarisasi dan melestarikan bahasa dan budaya Sunda serta menggali nilai-nilai pendidikan karakter dalam pencak silat sehingga dapat mengatasi masalah di atas. Secara khusus penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan: (1) bagaimana keadaaan perguruan pencak silat MPW; (2) folklor pencak silat apa saja yang ditemukan di perguruan pencak silat MPW; (3) struktur folklor di perguruan pencak silat MPW; dan (4) nilai pendidikan karakter yang ada dalam folklor di perguruan pencak silat MPW. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode deskriptif. Teknik yang digunakan yaitu teknik mengumpulkan data dan teknik analisa data. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi, wawancara, dan dokumentasi. Lokasi penelitian ini yaitu di perguruan pencak silat Mekar Patali Wargi (MPW) di Désa Wangunsari, Kecamatan Lembang, Kabupatén Bandung Barat. Hasil penelitian ini menjelaskan: (1) keadaan paguron dari tahun ke tahun mengalami perkembangan yang cukup berarti; (2) folklor penca silat yang terdapat di perguruan pencak silat MPW berjumlah 6 (enam) dari tiga bentuk folklor lisan, yaitu logat, julukan, istilah, peribahasa, dongeng sasakala, dan dongeng manusia luar biasa; (3) setelah penganalisisan folklor, ditemukan tiga penjelasan yaitu berkenaan dengan pola berguru, jarak cerita dari kejadian, dan pedoman pesilat; (4) nilai pendidikan karakter yang ditemukan dalam folklor di perguruan pencak silat MPW terdiri atas empat nilai inti (core values), yaitu tangguh, jujur, cerdas, dan peduli. Hal ini membuktikan bahwa pendidikan karakter yang ada di perguruan pencak silat MPW dibentuk oleh empat aspek pembinaan yang ada dalam pencak silat itu sendiri, yaitu aspek atletik yang membentuk karakter pesilat menjadi tangguh, aspek estetik yang membentuk karakter pesilat menjadi cerdas, aspek teknik yang membentuk karakter pesilat menjadi peduli, dan aspek etik yang membentuk karakter pesilat menjadi jujur dan cerdas.
Kata kunci: Folklor, pencak silat, dan pendidikan karakter.
1) Skripsi dibimbing oleh Dr. Ruhaliah, M.Hum. dan Dr. Retty Isnendes, M.Hum. 2) Mahasiswa Pendidikan Bahasa Daerah FPBS UPI Bandung angkatan 2010
(6)
Muhammad Iqbal, 2014
FOLKLOR PENCA SILAT DI PAGURON MEKAR PATALI WARGI (MPW) DÉSA WANGUNSARI KECAMATAN LEMBANG KABUPATÉN BANDUNG BARAT : Kajian Atikan Karakter
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
FOLKLORE PENCA SILAT IN PAGURON MEKAR PATALI WARGI (MPW) AT DÉSA WANGUNSARI KECAMATAN LEMBANG
KABUPATÉN BANDUNG BARAT (Character Education Study)
Muhammad Iqbal1), Ruhaliah2) Retty Isnéndés3)
Email: 1b4ymuhammad@gmail.com; ruh_2006@yahoo.com;
chye@upi.edu.
Jurusan Pendidikan Bahasa Daerah, Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni,
Universitas Pendidikan Indonesia
ABSTRACT
The background of this research is the reality that there are many adverse events affected the society, such as a fighting among students, a fighting among citizen, and the other fightings, these are caused by the decreasing of the positive activity that can create goods character. Generally, the purpose of this research are to inventory and preserve Sundanese’s language and culture then excavating the values of character education in pencak silat so that it can solve the problems mentioned above. Particularly, the purpose of this research is to describe: (1) How is the condition of Paguron Penca Silat Mekar Patali Wargi; (2) the oral folklore found in MPW pencak silat institution; (3) the structure of oral folklore in MPW pencak silat institution; and (4) the value of character education in the oral folklore found in MPW pencak silat institution. The method of this reseach is descriptive method. The technique used are collecting data technique and analysing data technique. This research took place in Mekar Patali Wargi (MPW) Pencak Silat institution at Desa Wangunsari, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat. To collect the data, this research uses observation, interview, and documentation. The result explains: (1) Condition of Paguron Penca Silat Mekar Patali Wargi; (2) there are 6 (six) types of oral folklore in MPW pencak silat institution, that are dialect, epithet, terms, proverbs, legend, and myth; (3) after the structure of the oral folklore is being analysed, three explanations are found, that are the pattern of study, the distance of story, and the guidelines of pesilat; (4) there are four core values of the value of character education found in oral folklore in MPW pencak silat institution, that are tough, honest, intelligent, and caring. These fact prove that the character education in MPW pencak silat institution is formed by four aspect of coaching in pencak silat, such as athletic aspect which forms toughness in pesilat’s character, aesthetic aspect which forms intelligence in pesilat’s
1) Writer
2) Corespondent Writer 1 3) Corespondent Writer 2
(7)
Muhammad Iqbal, 2014
FOLKLOR PENCA SILAT DI PAGURON MEKAR PATALI WARGI (MPW) DÉSA WANGUNSARI KECAMATAN LEMBANG KABUPATÉN BANDUNG BARAT : Kajian Atikan Karakter
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
character, technique aspect which forms care in pesilat’s character, and ethics aspect which forms honesty and intelligence in pesilat’s character.
(8)
Muhammad Iqbal, 2014
FOLKLOR PENCA SILAT DI PAGURON MEKAR PATALI WARGI (MPW) DÉSA WANGUNSARI KECAMATAN LEMBANG KABUPATÉN BANDUNG BARAT : Kajian Atikan Karakter
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAPTAR EUSI
ABSTRAK ... i
PANGJAJAP ... ii
TAWIS NUHUN ... iii
DAPTAR EUSI ... vi
DAPTAR TABÉL ... ix
DAPTAR GAMBAR ... xii
DAPTAR LAMPIRAN ... xiii
DAPTAR SINGGETAN ... xiv
BAB I BUBUKA ... 1
1.1 Kasang Tukang Panalungtikan ... 1
1.2 Watesan jeung Rumusan Masalah ... 3
1.2.1Watesan Masalah ... 3
1.2.2Rumusan Masalah ... 4
1.3 Tujuan Panalungtikan ... 4
1.3.1Tujuan Umum ... 4
1.3.2Tujuan Husus ... 4
1.4 Mangpaat Panalungtikan ... 4
1.4.1Mangpaat Tioritis ... 4
1.4.2Mangpaat Praktis ... 4
1.5 Rangkay Skripsi ... 5
BAB II FOLKLOR, PENCA SILAT, PENDIDIKAN KARAKTER ... 6
2.1 Folklor ... 6
(9)
vii
Muhammad Iqbal, 2014
FOLKLOR PENCA SILAT DI PAGURON MEKAR PATALI WARGI (MPW) DÉSA WANGUNSARI KECAMATAN LEMBANG KABUPATÉN BANDUNG BARAT : Kajian Atikan Karakter
2.1.2Ciri-ciri Folklor ... 7
2.1.3Wangun Folklor ... 8
2.1.3.1 Folklor Lisan ... 8
2.1.3.2 Folklor Satengah Lisan ... 9
2.1.3.3 Folklor Lain Lisan ... 10
2.2 Penca Silat ... 11
2.2.1Wangenan Penca Silat ... 11
2.2.2Sajarah Penca Silat ... 13
2.2.2.1 Mangsa Karajaan-karajaan Nusantara ... 14
2.2.2.2 Mangsa Kolonial ... 15
2.2.2.3 Mangsa Kamerdékaan ... 16
2.2.3Ajén-inajén Penca Silat ... 17
2.2.3.1 Ajén Étis ... 17
2.2.3.2 Ajén Téknis ... 18
2.2.3.3 Ajén Éstétis ... 18
2.2.3.4 Ajén Atlétis ... 19
2.2.4Penca Silat dina Tradisi Lisan ... 21
2.3 Pendidikan Karakter... 22
2.3.1Wangenan Pendidikan Karakter ... 22
2.3.2Tujuan Pendidikan Karakter ... 26
2.3.3Ciri Pendidikan Karakter ... 27
2.3.4Stratégi Mikro Pendidikan Karakter ... 27
2.3.5Ajén-inajén Karakter ... 29
BAB III MÉTODELOGI PANALUNGTIKAN ... 34
3.1 Lokasi jeung Subjék Panalungtikan ... 34
3.1.1Lokasi Panalungtikan ... 34
3.1.2Subjék Panalungtikan ... 35
3.2 Desain Panalungtikan ... 37
3.3 Métode Panalungtikan ... 37
(10)
viii
Muhammad Iqbal, 2014
FOLKLOR PENCA SILAT DI PAGURON MEKAR PATALI WARGI (MPW) DÉSA WANGUNSARI KECAMATAN LEMBANG KABUPATÉN BANDUNG BARAT : Kajian Atikan Karakter
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3.5 Instrumen Panalungtikan ... 39
3.6 Téhnik Ngumpulkeun Data ... 44
3.7 Téhnik Analisis Data ... 44
BAB IV HASIL PANALUNGTIKAN JEUNG PEDARAN ... 46
4.1 Kaayaan Paguron Penca Silat Mekar Patali Wargi (MPW)... 46
4.1.1Sajarah Paguron Penca Silat Mekar Patali Wargi (MPW) ... 46
4.1.2Kondisi Paguron Penca Silat Mekar Patali Wargi (MPW) ... 51
4.2 Folklor Penca Silat di Paguron Mekar Patali Wargi (MPW) ... 52
4.2.1Folklor Lisan nu Kapanggih di Paguron Penca Silat Mekar Patali Wargi (MPW) ... 53
4.2.1.1 Basa Rayat ... 53
4.2.1.2 Ungkara Tradisional ... 57
4.2.1.3 Carita Prosa Rayat ... 57
4.2.2Folklor Campuran di Paguron Penca Silat Mekar Patali Wargi (MPW) ... 63
4.2.3Folklor Lain Lisan di Paguron Penca Sila Mekar Patali Wargi (MPW) ... 66
4.2.3.1 Wangun Matérial ... 66
4.2.3.1 Wangun Non Matérial ... 71
4.3 Struktur Folklor Lisan di Paguron Penca Silat Mekar Patali Wargi (MPW) ... 76
4.3.1Pola Guguru ... 76
4.3.2Jarak Carita tina Kajadian ... 78
4.3.3Padoman Pesilat ... 79
4.3.3.1 Hakékat Silat ... 79
4.3.3.2 Kaweruh Pesilat ... 81
4.3.3.3 Pantrangan Pesilat ... 81
4.4 Ajén Pendidikan Karakter nu Ébréh dina Folklor Lisan di Paguron Penca Silat Mekar Patali Wargi (MPW) ... 82
(11)
ix
Muhammad Iqbal, 2014
FOLKLOR PENCA SILAT DI PAGURON MEKAR PATALI WARGI (MPW) DÉSA WANGUNSARI KECAMATAN LEMBANG KABUPATÉN BANDUNG BARAT : Kajian Atikan Karakter
4.4.1Pembinaan Karajter di Paguron Penca Silat Mekar Patali Wargi
(MPW) ... 82
4.4.1.1 Pembinaan Lahiriah Pesilat ... 83
4.4.1.2 Pembinaan Batiniah Pesilat ... 87
4.4.2Wangun Pendidikan Karakter di Paguron Penca Silat Mekar Patali Wargi (MPW) ... 92
4.4.3Paguron Penca Silat Mekar Patali Wargi (MPW) dina Kontéks Stratégi Mikro Pendidikan Karakter ... 94
BAB V KACINDEKAN JEUNG SARAN ... 96
5.1 Kacindekan ... 96
5.2 Saran ... 97
DAPTAR PUSTAKA ... 98
LAMPIRAN ... 100
(12)
Muhammad Iqbal, 2014
FOLKLOR PENCA SILAT DI PAGURON MEKAR PATALI WARGI (MPW) DÉSA WANGUNSARI KECAMATAN LEMBANG KABUPATÉN BANDUNG BARAT : Kajian Atikan Karakter
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB I BUBUKA
1. Kasang Tukang Masalah
Kiwari aya kajadian nu matak ngarugikeun masarakat, nya éta papaséaan antar budak sakola, papaséaan antar lembur, jeung papaséaan antar suporter bola. Éta perkara tangtu ngarugikeun, boh pikeun pamaréntah boh pikeun alam sabudeureunna, jeung matak ngaruksak duduluran, ku sabab teu saeutik nu cilaka alatan ieu kajadian téh. Ngeunteung kana éta kajadian, utamana tina pibalukareunana, manusa nu dipaparin alat mikir ku Allah SWT, narékahan éta hal ku cara nu hadé atawa positif. Éta cara téh diolah ku budi parangi manusa nepi ka mangpaat pikeun alam sabudeureunna, tur bisa dipaké ngungkulan pikeun masalah-masalah nu di luhur tadi.
Aya tarékah, alatan ayana masalah, manusa nu boga sipat dinamis ngamekarkeun tarékahna dina ngungkulan masalah saperti di luhur, salah sahiji carana aya dina penca silat. Penca silat mangrupa salah sahiji tarékah hadé manusa dina wujud seni laga atawa fighting art pikeun nyalurkeun kahayang manusa nu asalna negatif; sifatna ngarusak; jeung ngarugikeun, jadi positif; sifatna ngajaga; jeung bisa ngahibur (Notosoejitno, 1997, kc. 16).
Kamekaran penca silat, ti mimiti gelarna nepi ka kiwari bisa disebut hadé. Éta hal katitén tina lobana paguron penca silat di Nusantara nepi ka mancanegara. Kitu ogé rupa-rupa aliran nu dipaké di unggal paguron penca silat, éta téh ngagambarkeun yén penca silat jadi salasahiji komarana bangsa Indonésia nu euyeub ku unsur budaya. Contona aliran penca silat: Cimandé di Tatar Sunda, Silek Tuo di Minangkabau, Perisai Diri jeung Setia Hati di Jawa, jrrd (Murhananto, 1993, kc. 50-59).
Di Kabupatén Bandung Barat, tegesna di Désa Wangunsari, aya paguron penca silat nu kakoncara dina cabang penca silat seni jeung penca silat olahraga atawa préstasi, nya éta Mekar Patali Wargi atawa sok disingget jadi MPW. Salasahiji murid di Paguron penca silat MPW, Adiwanto (24 taun) nétélakeun,
(13)
2
Muhammad Iqbal, 2014
FOLKLOR PENCA SILAT DI PAGURON MEKAR PATALI WARGI (MPW) DÉSA WANGUNSARI KECAMATAN LEMBANG KABUPATÉN BANDUNG BARAT : Kajian Atikan Karakter
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
yén unggal taun sok aya waé kajuaraan tingkat daérah atawa provinsi nu diiluan ku murid Paguron penca silat MPW, ku kituna ieu paguron téh jadi wadah kompetisi antar murid.
Dina penca silat aya opat ajén nu mawa manusa kana hal-hal nu positif. Éta opat ajén téh mangrupa ajén étis, ajén téknis, ajén éstétis, jeung ajén atlétis (Notosoejitno, 1997, kc. 38). Ku ayana éta opat ajén téh, manusa bakal kakondisikeun kana hal-hal nu hadé, pinuji, jeung positif. Leuwih ti éta, manusa bakal manggihan jati diri jeung karakter hadé nu tumetep dina dirina.
Unggal manusa diajar pikeun ngungkulan kahéngkéran dirina jeung ngusahakeun sangkan bisa leuwih hadé. Lamun manusa ngalakukeun kahadéan tangtuna bakal némbongkeun kabiasaan anu positif. Tah ieu nu dimaksud pendidikan karakter ku Samani jeung Heriyanto (2013, kc. 43) téh. Watek atawa karakter mah teu bisa diwariskeun, teu bisa dibeuli, jeung teu bisa ditukeuran, tapi kudu diwangun, dibiasakeun, jeung dimekarkeun kalayan kasadaran dirina sorangan, lantaran karakter mah merlukeun waktu pikeun prosésna.
Prosés ngawangun karakter tangtu merlukeun atikan. Ieu atikan merlukeun saeutikna tilu aspék, nya éta paélmuan (cognitive), pangrasa (feeling), jeung tarékah (action) (Samani jeung Heriyanto, 2013, kc. 49). Kitu ogé penca silat nu bakal mawa manusa kana karakter nu dipiharep ku diri, masarakat, bangsa, jeung nagarana. Nu matak, perlu ayana hiji tarékah pikeun mesék kulit luar penca silat nepi ka urat dagingna, sangkan bisa ngarasakeun amisna. Hartina kudu aya panalungtikan perkara penca silat pikeun ngawangun manusa jadi pribadi nu pinuh ku ajén positif sangkan migawé kahadéan sakumaha nu dipiharep ku diri, masarakat, bangsa jeung nagarana.
Penca silat mibanda carék, ungkara tradisional, jeung papatah sangkan bisa ngatik manusa nepi ka boga karakter nu hadé. Nurutkeun Danandjaja (2007. Kc. 21-22) mah nu disebut folklor lisan téa. Ieu hal nu bakal jadi pedaran téh, nya éta perkara penca silat tradisional nu euyeub ku carék atawa folklor lisan pikeun bekel manusa.
(14)
3
Muhammad Iqbal, 2014
FOLKLOR PENCA SILAT DI PAGURON MEKAR PATALI WARGI (MPW) DÉSA WANGUNSARI KECAMATAN LEMBANG KABUPATÉN BANDUNG BARAT : Kajian Atikan Karakter
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Saméméhna geus kungsi aya panalungtikan dina wangun skripsi, ngeunaan penca silat, ku Mahasiswa Jurusan Pendidikan Bahasa Daérah, Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni, UPI Bandung, nya éta:
1) “Istilah-istilah dina Kasenian Penca Silat Panglipur di kalurahan Balééndah Kacamatan Balééndah Kabupatén Bandung pikeun salasahiji Alternatif Bahan Ajar Maca Bahasan Kasenian di SMA Kelas XII” (2013) ku Dini Anggraini.
2) “Ajén Éstétika dina Kasenian Penca Silat Cakar Kamuning Kencana di Kampung Nyingkur Désa Cihideung Kacamatan Parongpong Kabupatén Bandung Barat pikeun Bahan Pangajaran Maca Kelas XII” (2013) ku Tiya Komalasari.
Panalungtikan saméméhna museur kana invéntarisasi istilah jeung ajén dina penca silat, tuluy dipatalikeun jeung bahan pangajaran. Dina ieu panalungtikan mah museurkeun panitén kana folklor nu aya dina penca silat tuluy dipatalikeun kana pendidikan karakter. Ku kituna, ieu panalungtikan téh judulna “Folklor Penca Silat di Paguron Mekar Patali Wargi (MPW) Desa Wangunsari Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat (Kajian Atikan Karakter)” béda jeung saméméhna tur perlu dilaksanakeun.
2. Watesan jeung Rumusan Masalah 2.1Watesan Masalah
Luyu jeung kasang tukang di luhur, pikeun leuwih museurkeun, ieu panalungtikan baris diwatesanan. Watesan panalungtikanna nya éta medar perkara folklor nu kapanggih dina penca silat MPW, tuluy dianalisis strukturna sangkan bisa ngébréhkeun ajén pendidikan karakter nu dipiharep ku masyarakat, bangsa, jeung nagara.
2.2Rumusan Masalah
Dumasar kana watesan masalah di luhur, masalah dina ieu panalungtikan dirumuskeun dina wangun kalimah pananya, saperti ieu di handap.
(15)
4
Muhammad Iqbal, 2014
FOLKLOR PENCA SILAT DI PAGURON MEKAR PATALI WARGI (MPW) DÉSA WANGUNSARI KECAMATAN LEMBANG KABUPATÉN BANDUNG BARAT : Kajian Atikan Karakter
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2) Folklor penca silat naon waé nu kapanggih di paguron penca silat MPW? 3) Kumaha struktur folklor di paguron penca silat MPW?
4) Ajén atikan karakter naon waé nu ébréh dina folklor di paguron penca silat MPW?
3. Tujuan Panalungtikan 3.1 Tujuan Umum
Sacara umum, tujuan ieu panalungtikan nyaéta pikeun ngainvéntarisasi jeung ngamumulé basa jeung budaya Sunda, sakaligus ngaguar katut neuleuman ajén-injén pendidikan karakter ngaliwatan folklor nu saluyu jeung pendidikan karakter di paguron penca silat MPW di Désa Wangunsari, Kecamatan Lembang, Kabupatén Bandung Barat.
3.2Tujuan Husus
Sacara husus, ieu panalungtikan miboga tujuan hayang ngadéskripsikeun sakumaha anu geus didadarkeun dina kasang tukang katut rumusan masalah di luhur. Tujuan ieu panalungtikan téh nya éta pikeun ngadéskripsikeun:
1) kaayaan paguron penca silat MPW;
2) folklor penca silat nu kapanggih di paguron penca silat MPW; 3) struktur folklor di paguron penca silat MPW;
4) ajén pendidikan karakter nu ébréh dina folklor di paguron penca silat MPW.
4. Mangpaat Panalungtikan 4.1 Mangpaat Téoritis
Mangpaat téoritis ieu panalungtikan, nya éta salian pikeun ngawanohkeun ka masarakat, ogé pikeun ngeuyeuban, ngajembaran, jeung ngamekarkeun kaweruh ngeunaan budaya, utamana penca silat nu pinuh ku ajén-inajén. Ajén nu kaguar dina ieu panalungtikan dipiharep bisa jadi jalan pikeun cita-cita bangsa jeung nagara urang nu luhur, nya éta ngawangun jalma nu miboga karakter hadé.
(16)
5
Muhammad Iqbal, 2014
FOLKLOR PENCA SILAT DI PAGURON MEKAR PATALI WARGI (MPW) DÉSA WANGUNSARI KECAMATAN LEMBANG KABUPATÉN BANDUNG BARAT : Kajian Atikan Karakter
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
4.2 Mangpaat Praktis
Ieu panalungtikan téh dipiharep bisa méré mangpaat, saperti ieu di handap. 1) Pikeun panalungtik, nya éta pikeun ngeuyeuban kabeungharan budaya Sunda
nu pinuh ku ajén-inajén, jeung pikeun ngajawab kapanasaran kana folklor lisan dina penca silat nu bisa ngawangun karakter hadé;
2) Pikeun masarakat, dipiharep sangkan bisa dijadikeun bahan pikeun nyadarkeun sasama, yén penca silat téh mibanda ajén-inajén nu luhung, utamana dina atikan. Satuluyna, sangkan bisa ngalibetkeun sakabéh unsur lapisan masarakat nu ngarojong penca silat, salaku salasahiji cara pikeun ngawangun karakter nu hadé, sakumaha cita-cita masarakat, bangsa, jeung nagara.
5. Rangkay Skripsi
Bab I Bubuka, nu eusina mangrupa kasang tukang masalah, watesan jeung rumusan masalah, tujuan panalungtikan, jeung rangkay skripsi.
Bab II Kajian téori, nu eusina mangrupa pedaran téori folklor, penca silat jeung atikan karakter
Bab III Métodelogi panalungtikan, eusina mangrupa pedaran ngeunaan métode jeung téhnik panalungtikan, instrumén panalungtikan, sumber data, desain panalungtikan jeung wangenan oprasional.
Bab IV Hasil jeung pedaran panalungtikan, nu eusina mangrupa pedaran rupaning folklor di paguron penca silat MPW, tuluy analisis struktur folklorna, jeung patalina éta folklor kana atikan karakter.
Bab V Panutup, nya éta kacindekan jeung saran. Kacindekan dina ieu panalungtikan, ditulis dumasar hasil analisis struktur folklor nu kapanggih di paguron penca silat MPW, jeung patalina éta folklor kana atikan karakter.
(17)
Muhammad Iqbal, 2014
FOLKLOR PENCA SILAT DI PAGURON MEKAR PATALI WARGI (MPW) DÉSA WANGUNSARI KECAMATAN LEMBANG KABUPATÉN BANDUNG BARAT : Kajian Atikan Karakter
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB III
MÉTODELOGI PANALUNGTIKAN 3.1Lokasi jeung Subjék Panalungtikan
3.1.1 Lokasi Panalungtikan
Gambar 3.1
Lokasi Objék Panalungtikan
Sumber: Wikimapia.org jeung Wangunsari - Google Maps
Lokasi ieu panalungtikan téh pernahna di Désa Wangunsari, Kecamatan Lembang, Kabupatén Bandung Barat. Sacara topografis Désa Wangunsari kaasup daérah dataran luhur. Suhu alamna aya dina kaayaan anu tiis, komo dina usum halodo. Alamna masih kénéh asri teu kapangaruhan polusi kota jeung industri.
Pakasaban masarakat Désa Wangunsari, lolobana nya éta patani jeung ngingu ingon-ingon, di antarana sapi peres. Tapi aya ogé PNS, wiraswasta, jeung karyawan. Masarakat Désa Wangunsari bisa disebut ogé masarakat agraris tradisional, lantaran daérahna mangrupa daérah lahan tatanén jeung kebon anu can make téhnologi alus.
(18)
35
Muhammad Iqbal, 2014
FOLKLOR PENCA SILAT DI PAGURON MEKAR PATALI WARGI (MPW) DÉSA WANGUNSARI KECAMATAN LEMBANG KABUPATÉN BANDUNG BARAT : Kajian Atikan Karakter
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3.1.2 Subjék Panalungtikan
Anu jadi subjék panalungtikan nya éta paguron penca silat MPW, nu pernahna nya éta di Desa Wangunsari, Kecamatan Lembang, Kabupatén Bandung Barat. Ieu paguron téh, lain hiji-hijina paguron nu aya di Bandung Barat, aya ogé Tadjimaléla, Gajah Putih, jrrd.
Paguron penca silat MPW, mangrupa salah sahiji paguron penca silat nu kasohor di Bandung Barat ku sabab prestasina di bidang Pencak Silat Olahraga. Salian ti éta, ieu paguron téh salah sahiji paguron anu ngamekarkeun, ngamumulé jeung ngalarapkeun Ibing Pencak Silat Seni salaku media traformasi budaya, utamana budaya Sunda di daérah Bandung Barat.
Gambar 3.2
Lambang Paguron Penca Silat
MPW
(19)
36
Muhammad Iqbal, 2014
FOLKLOR PENCA SILAT DI PAGURON MEKAR PATALI WARGI (MPW) DÉSA WANGUNSARI KECAMATAN LEMBANG KABUPATÉN BANDUNG BARAT : Kajian Atikan Karakter
Kiwari struktur pangurus paguron penca silat MPW téh saperti ieu di handap.
Gambar 3.3
Struktur Paguron Penca Silat MPW
Guru Besar Cucu Sukandi
Sekertaris Ana Suryana
Ketua Pengurus H Ondi
Bendahara Wawad Deni
Humas Asep Cepi
Kepelatihan Asep S Dani
Logistik Asep Devi Penasehat
(20)
37
Muhammad Iqbal, 2014
FOLKLOR PENCA SILAT DI PAGURON MEKAR PATALI WARGI (MPW) DÉSA WANGUNSARI KECAMATAN LEMBANG KABUPATÉN BANDUNG BARAT : Kajian Atikan Karakter
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3.2Desain Panalungtikan
Gambar 3.4 Desain Panalungtikan
3.3Métode Panalungtikan
Métode dina wangenan anu leuwih jembar, dianggap cara maham réalitas, jeung léngkah-léngkah sistematis pikeun nganalisis runtuyan sabab-akibat. Salaku alat, métode miboga pungsi pikeun ngabasajankeun hiji hal sangkan leuwih babari ditalungtik jeung dicangkem.
Ngumpulkeun Data Obsérvasi
Téhnik wawancara Téhnik dokuméntasi Nangtukeun Masalah Ngarumuskeun masalah
Ngarumuskeun anggapan dasar Nangtukeun métode jeung téhnik panalungtikan
Nangtukeun sumber data
Ngolah Data
(21)
38
Muhammad Iqbal, 2014
FOLKLOR PENCA SILAT DI PAGURON MEKAR PATALI WARGI (MPW) DÉSA WANGUNSARI KECAMATAN LEMBANG KABUPATÉN BANDUNG BARAT : Kajian Atikan Karakter
Sakumaha nu diterangkeun, yén métode téh salaku alat, dina ieu panalungtikan digunakeun pamarekan kualitatif anu sifatna téntatif, jeung bisa mekar atawa bisa jadi diganti sabada turun ka lapangan. Ku sabab sifatna tentatif, mangka masalah nu dibawana ogé sifatna tentatif. Sedengkeun dina perkara téori, panalungtikan kualitatif sifatna nimukeun téori, lain nguji téori atawa hipotésis saperti dina panalungtikan kuantitatif.
Métode mangrupa cara anu digunakeun ku panalungtik dina ngumpulkeun data, dumasar kana tujuan nu hayang dihontal. Ku kituna, métode nu digunakeun dina ieu panalungtikan téh nya éta métode déskriptif.
Sacara sistemik, ieu métode aya dina wangun kekecapan jeung basa-basa dina salah sahiji kontéks anu alamiah, nu satuluyna ngamangpaatkeun sababaraha métode alamiah. Dina enas-enasna mah panalungtikan déskriptif téh nya éta teu nguji hipotésis, teu nyieun ramalan, atawa teu meunangkeun harti nu lega. Ieu métode téh ngagunakeun panalungtikan survéy langsung ka lapangan.
Métode déskriptif dina ieu panalungtikan digunakeun pikeun ngadéskripsikeun folklor lisan jeung ajén-inajén karakter anu aya di paguron penca silat kalawan mérélé tur jéntré.
3.4Wangenan Operasional
Aya sababaraha istilah nu patali jeung panalungtikan anu perlu dijéntrékeun sangkan henteu nimbulkeun salah tafsir. Ieu judul panalungtikan téh, nya éta
“Folklor Lisan di Paguron Penca Silat Mekar Patali Wargi (MPW) di Désa Wangunsari Kecamatan Lembang Kabupatén Bandung Barat (Kajian Pendidikan Karakter)”. Dina éta judul dipedar wangenan operasionalna.
1) Folklor lisan, nya éta folklor anu wangunna masih murni lisan, saperti basa rayat, puisi rayat, carita rayat, ungkara tradisional, jrrd.
2) Paguron, nya éta padepokan atawa paguruan tempat ngajarkeun élmu béladiri penca silat.
(22)
39
Muhammad Iqbal, 2014
FOLKLOR PENCA SILAT DI PAGURON MEKAR PATALI WARGI (MPW) DÉSA WANGUNSARI KECAMATAN LEMBANG KABUPATÉN BANDUNG BARAT : Kajian Atikan Karakter
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3) Penca silat, nya éta olahraga bela diri nu ngagunakeun karikatan jeung kapinteran dina ngagerakkeun awak nu dipapaésan ku kasenian saperti tatabeuhan kendang penca, sarta miboga ajén-inajén anu raket patalina jeung watek, ahlak, atawa sipat (karakter).
4) Mekar Patali Wargi, nya éta salah sahiji paguron penca silat tradisional nu aya di Désa Wangunsari, Kecamatan Lembang, Kabupatén Bandung Barat.
5) Pendidikan Karakter, nya éta usaha atawa tarékah pikeun ngawangun watek, sipat, atawa ahlak hadé, kalayan prosés anu tuluy tinuluy, sangkan jadi ciri idéntitas nu dipiharep ku diri, masarakat, bangsa, jeung nagara.
3.5Intrumén Panalungtikan
Kahontal henteuna tujuan panalungtikan ditangtukeun ku instrumen nu digunakeun. Ari anu dimaksud instrumen panalungtikan téh, nya éta sakabéh alat atawa cara nu digunakeun dina ieu panalungtikan. Ku kituna, alat nu digunakeun dina ieu panalungtikan téh nya éta kaméra digital jeung padoman wawancara. 1) Kaméra Digital
Ieu kaméra digital téh digunakeun pikeun ngahasilkeun gambar dina prosés panalungtikan nu bisa jadi dokuméntasi pikeun data panalungtikan, saperti poto jeung video rékaman wawancara
2) Padoman Wawancara
Padoman wawancara téh digunakeun pikeun patokan nu eusina mangrupa daptar pertanyaan nu patali jeung masalah panalungtikan. Padoman wawancara mangrupa gurat badag tina pertanyaan di lapangan, ku sabab dina prakna mah bisa leuwih ngalegaan. Pikeun nyiptakeun suasana leuwih lugina, ieu pertanyaan téh henteu merekpek atawa tutuluyan, tapi awor ngahiji dina obrolan nu hampang.
(23)
40
Muhammad Iqbal, 2014
FOLKLOR PENCA SILAT DI PAGURON MEKAR PATALI WARGI (MPW) DÉSA WANGUNSARI KECAMATAN LEMBANG KABUPATÉN BANDUNG BARAT : Kajian Atikan Karakter
Tabél 3.1 Data Informan
No. Wasta Padumukan Umur Pakasaban Atikan
1 Cucu Sukandi Wangunsari Lembang
55 Patani SD
2 Asep Saepul Dani
Wangunsari Lembang
26 Karyawan Bank
S1 3 Adiwanto Wangunsari
Lembang
24 Mahasiswa SMA 4 Irna Wangunsari
Lembang 16 Pelajar SMK
5 Intan Wangunsari Lembang
14 Pelajar SMP 6 Septi Wangunsari
Lembang
14 Pelajar SMP
Cucu Sukandi atawa sok disebut Abah Ucu kalungguhanna nya éta salaku Guru Besar paguron penca silat MPW. Asep Saepul Dani atawa sok disebut Kang Dani kalungguhanna nya éta salaku Pelatih paguron penca silat MPW. Adiwanto, Irna, Intan, jeung Septi nya éta murid atawa anggota paguron penca silat MPW sakaligus atlét penca silat préstasi ti paguron penca silat MPW nu pernah boga préstasi hadé.
(24)
41
Muhammad Iqbal, 2014
FOLKLOR PENCA SILAT DI PAGURON MEKAR PATALI WARGI (MPW) DÉSA WANGUNSARI KECAMATAN LEMBANG KABUPATÉN BANDUNG BARAT : Kajian Atikan Karakter
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tabél 3.2 Padoman Wawancara
No Indikator Matéri nu diobsérvasi Pertanyaan nu dimekarkeun
1. Folklor a. Lisan Naon waé istilah (pikeun guru atawa pelatih) nu digunakeun di paguron penca silat MPW?
Naon jujuluk atawa landihan pikeun murid nu digunakuen di paguron penca silat MPW?
Naon slogan atawa jargon paguron penca silat MPW?
Di paguron penca silat MPW aya samodel janji satia paguron teu? Kumaha teks-na?
Aya teu babasan atawa paribasa anu sok digunakeun di ieu paguron, pikeun nyumangetan atawa ngawangun karakter hadé?
Kumaha carita sajarah ngadegna paguron penca silat MPW? Iraha ngadegna paguron penca silat MPW téh?
Saha nu ngadegkeunna?
Naon kasang tukang diadegkeunna paguron penca silat MPW? Naha bet dingaranan Mekar Patali Wargi?
Aya teu carita pangalaman pesilat paguron penca silat MPW nu teu asup di akal waktu tanding atawa dina kahirupan sapopoé? Lamun aya kumaha caritana? Di paguron penca silat MPW aya mars, hymne atawa nyanyian pikeun nyumangetan henteu? Lamun aya kumaha teks-na?
b. Lain lisan Aya katangtuan teu dina pakéan nu husus di paguron penca silat MPW? Lamun aya kumha?
(25)
42
Muhammad Iqbal, 2014
FOLKLOR PENCA SILAT DI PAGURON MEKAR PATALI WARGI (MPW) DÉSA WANGUNSARI KECAMATAN LEMBANG KABUPATÉN BANDUNG BARAT : Kajian Atikan Karakter
|
Kumaha pakéan murid paguron penca silat MPW waktu latihan? Kumaha pakéan murid paguron penca silat MPW waktu tanding? Kumaha pakéan murid paguron penca silat MPW waktu pagelaran?
Di paguron penca silat MPW aya beubeur nu nyirikeun status tingkatan teu? Saperti kumaha?
Peralatan jeung perlengkapan naon waé nu digunakeun waktu latihan? Peralatan jeung perlengkapan naon waé nu digunakeun waktu tanding? Peralatan jeung perlengkapan naon waé nu digunakeun waktu pagelaran? Kumaha ciri has salam atawa sikep panghormatan di paguron MPW? Isarat sora kumaha waé nu dipaké waktu latihan?
Isarat sora kumaha waé nu dipaké waktu tanding?
Kumaha gesture pikeun nyontoan latihan gerakan ka murid?
c. Campuran Di paguron penca silat MPW aya pepakem atawa aturan nu teu meunang dirempak teu? Saperti kumaha?
Di Paguron penca silat MPW aya tradisi nu boga maksud nu tangtu saperti upacara husus teu? Jiga kumaha?
Di paguron penca silat MPW aya sisitem ngubaran nu tradisional teu pikeun murid nu cilaka atawa misalah? Saperti kumaha?
2. Penca silat a. Aspék étik Kumaha étikana murid ka guru, guru ka murid, murid ka murid, guru ka guru di paguron penca silat MPW?
Kumaha cara nerapkeun kadisiplinan di paguron penca silat MPW?
Kumaha étikana waktu tanding atawa aya teu kodeu étik pesilat di paguron penca silat MPW?
Kumaha étikana waktu latihan?
Kumaha étika dina muka jeung nutup latihan? b. Aspék téknik Naon waé kagiatan di paguron penca silat MPW?
(26)
43
Muhammad Iqbal, 2014
FOLKLOR PENCA SILAT DI PAGURON MEKAR PATALI WARGI (MPW) DÉSA WANGUNSARI KECAMATAN LEMBANG KABUPATÉN BANDUNG BARAT : Kajian Atikan Karakter
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Kumaha klasifikasi tingkatan murid di paguron penca silat MPW? Kumaha alur kaderisasi di paguron penca silat MPW?
Penca silat naon nu diajarkeun di paguron penca silat MPW téh?
Di paguron penca silat MPW ngajarkeun penca silat buhun teu? Saperti élmu kanuragan?
Kumaha kurikulum latihan di paguron penca silat MPW?
c. Aspék éstétik Naha paguron penca silat MPW ancrub kana widang penca silat seni? Naon waé kagiatan paguron penca silat MPW dina widang seni? d. Aspék atlétik Naon waé nu dilatihkeun di paguron penca silat MPW?
Naon waé kompetisi nu pernah diiluan ku paguron penca silat MPW? Kumaha préstasina?
3. Pendidikan karakter
a. Pembinaan Kumaha carana ngabina méntal anggota di paguron penca silat MPW, sangkan disiplin jeung boga mental juara?
Kumaha cara numuwuhkeun rasa percaya diri pesilat waktu tanding atawa latihan di paguron penca silat MPW?
Kumaha bentuk atikan paguron penca silat MPW dina ngawangun karakter murid?
Kumaha bentuk aplikasina di masarakat, karakter anu diwangun tina atikan paguron penca silat MPW?
Kumaha narékahan watek atawa karakter pesilat nu béda-béda di paguron penca silat MPW?
b. Ajén-Inajén Karakter naon wae nu jadi udagan paguron penca silat MPW dina ngatik murid atawa anggotana?
Hal naon waé anu bisa ngawangun karakter hadé nu kudu dicangking murid? Wejangan naon atawa papatah naon nu sok dibikeun waktu latihan atawa tanding?
(27)
44
Muhammad Iqbal, 2014
FOLKLOR PENCA SILAT DI PAGURON MEKAR PATALI WARGI (MPW) DÉSA WANGUNSARI KECAMATAN LEMBANG KABUPATÉN BANDUNG BARAT : Kajian Atikan Karakter
|
(28)
44
Muhammad Iqbal, 2014
FOLKLOR PENCA SILAT DI PAGURON MEKAR PATALI WARGI (MPW) DÉSA WANGUNSARI KECAMATAN LEMBANG KABUPATÉN BANDUNG BARAT : Kajian Atikan Karakter
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3.6Téhnik Ngumpulkeun Data
Dina ngumpulkeun data digunakeun sababaraha téhnik, nya éta téhnik obsérvasi, wawancara, jeung dokuméntasi.
1) Téhnik obsérvasi digunakeun pikeun ngumpulkeun data ngeunaan sajarah, kamekaran, folklor lisan, sarta ajén karakter di paguron penca silat MPW. 2) Téhnik wawancara digunakeun pikeun nyangking data langsung ti informan
nu apal kana ajén-inajén dina penca silat, sangkan data-data anu kacangking téh bener-bener akurat. Ieu téhnik téh, salah sahiji bagéan anu penting dina unggal survéy.
3) Téhnik dokuméntasi digunakeun pikeun ngadokuméntasikeun kumaha prak-prakanna panalungtikan, jeung ngadokuméntasikeun naon waé nu ditalungtik ti mimiti nepi ka ahir. Lian ti éta, bisa jadi data nu mangrupa dokumén, saperti poto, video, surat, jeung sajabana pikeun ngadeudeulan panalungtikan.
Léngkah-léngkah ngumpulkeun data dina ieu panalungtikan, nya éta:
1) macaan buku-buku sumber ngeunaan folklor, penca silat, pendidikan karakter, jeung buku pangdeudeul séjénna pikeun bahan acuan;
2) obsérvasi ka lapangan; 3) wawancara ka narasumbér; 4) ngumpulkeun data;
5) konsultasi jeung dosén pangaping.
3.7Téhnik Analisis Data
Sakabéh data tina hasil obsérvasi jeung wawancara satuluyna dikumpulkeun sarta dipasing-pasing pikeun kapentingan panalungtikan. Data nu dianggap ngarojong satuluyna dianalisis dumasar métode panalungtikan nu digunakeun. Kagiatan nu dilaksanakeun dina nganalisis data ngawengku:
1) mariksa jeung ngaidéntifikasi data nu geus kakumpulkeun; 2) nganalisis data;
3) nyieun kacindekan analisis; 4) konsultasi ka dosén pangaping.
(29)
Muhammad Iqbal, 2014
FOLKLOR PENCA SILAT DI PAGURON MEKAR PATALI WARGI (MPW) DÉSA WANGUNSARI KECAMATAN LEMBANG KABUPATÉN BANDUNG BARAT : Kajian Atikan Karakter
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB V
KACINDEKAN JEUNG SARAN 5.1 Kacindekan
Penca silat mangrupa séni béladiri (fighting art) nu bisa nyalurkeun kahayang manusa nu asalna negatif; sifatna ngarusak; jeung ngarugikeun, jadi positif; sifatna ngajaga; jeung bisa ngahibur. Penca silat ogé mangrupa wujud budaya, hasil tina cipta, rasa, jeung karsa masarakat Sunda baheula pikeun ngabéla atawa nyalametkeun diri ti musuh.
Salian ti éta, penca silat ogé pinuh ku ajén-inajén nu bisa mawa manusa pikeun nyangking karakter hadé sakumaha nu dipiharep ku diri, masarakat, bangsa, jeung nagarana. Éta ajén-inajén nu nyangkaruk dina penca silat téh geus sakuduna dipikanyaho ku saha baé, sangkan mawa kahadéan keur balaréa.
Dina panalungtikan folklor lisan di paguron penca silat MPW nyidekkeun yén masalah-masalah nu patali jeung sikaep negatif manusa bisa ditarékahan ku atikan karakter nu aya dina penca silat. Folklor nu kapanggih di paguron penca silat MPW téh aya 6 (genep) pedaran tina tilu wangun nu kapanggih, nya éta logat, jujuluk, istilah, paribasa, dongéng sasakala, jeung dongéng jalma teu lumrah. Sabada dianalisis struktur folklor kapanggih tilu pedaran, nya éta pola guguru, jarak carita tina kajadian, jeung padoman keur pesilat.
Ajén atikan karakter nu kapanggih dina folklor di paguron penca silat MPW téh ngawengku opat ajén inti (core values), nya éta tanggoh, jujur, percéka, jeung teu api lain. Ieu hal téh ngabuktikeun yén atikan karakter nu aya di paguron penca silat MPW kawangun ku opat aspék pembinaan nu aya dina penca silat, nya éta aspék atlétik nu ngawangun karakter pesilat sangkan tanggoh, aspék éstétik nu ngawangun karakter pesilat sangkan percéka, aspék téknik nu ngawangun karakter pesilat nu teu api lain, jeung aspék étik nu ngawangun karakter pesilat nu percéka jeung jujur.
(30)
97
Muhammad Iqbal, 2014
FOLKLOR PENCA SILAT DI PAGURON MEKAR PATALI WARGI (MPW) DÉSA WANGUNSARI KECAMATAN LEMBANG KABUPATÉN BANDUNG BARAT : Kajian Atikan Karakter
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
5.2 Saran
Sanggeus ngayakeun panalungtikan di paguron penca silat MPW di Désa Wangunsari, Kecamatan Lembang, Kabupatén Bandung Barat, aya sababaraha hal nu hayang ditepikeun minangka saran ka pamaréntah, sakola, masarakat, jeung mahasiswa.
a. Pamaréntah
Pamaréntah daérah, hususna Désa Wangunsari, Kecamatan Lembang, Kabupatén Bandung Barat dipiharep bisa ngarojong tur ngamekarkeun deui sagalarupaning kagiatan penca silat;
b. Sakola
Lembaga pendidikan formal (sakola) atawa dinas nu pakait dipiharep bisa ngamangpaatkeun atikan penca silat nu pinuh ku ajén-inajén pikeun ngawangun karakter siswa, minangka stratégi mikro pendidikan karakter; c. Masarakat
Masarakat dipiharep teu asa-asa mihapékeun budak sangkan diatik di paguron penca silat pikeun ngawuwuhan atikan karakter nu aya di lembaga pendidikan formal (sakola).
d. Mahasiswa
Mahasiswa atawa panalungtikan satuluyna, dipiharep bisa ngajembaran analisisna ngeunaan penca silat kalayan nyosok jero.
(31)
Muhammad Iqbal, 2014
FOLKLOR PENCA SILAT DI PAGURON MEKAR PATALI WARGI (MPW) DÉSA WANGUNSARI KECAMATAN LEMBANG KABUPATÉN BANDUNG BARAT : Kajian Atikan Karakter
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAPTAR PUSTAKA
Anggraini, D. (2013). Istilah-istilah dina kasenian penca silat Panglipur di Kalurahan Balééndah Kacamatan Balééndah Kabupatén Bandung pikeun salasahiji alternatif bahan ajar maca bahasan kasenian di SMA kelas XII. (Skripsi). Jurusan Pendidikan Bahasa Daerah, Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.
Blogspot. (2014). Lambang paguron penca silat MPW. [Online]. Diaksés 14 Juni 2014 di: http://silatmekarpataliwargi.blogspot.com.
Danadibrata, R.A. (2009). Kamus basa Sunda. Bandung: Kiblat Buku Utama. Danandjaja, J. (2007). Folklor Indonesia: Ilmu gossip, dongeng, dan lain-lain.
Jakarta: Grafiti.
Google Maps. (2014). Gambar lokasi desa Wangunsari. [Online]. Diaksés 20 Agustus 2014 di: https://www.google.co.id/maps/place/Wangunsari.
Hidayat, T. spk. (2010). Pepernian urang Sunda. Bandung: Kiblat Buku Utama. Isnendes, R. (2013). Struktur dan fungsi upacara ngalaksa di Kecamatan
Bantarkalong Kabupaten Sumedang dalam perspektif pendidikan karakter. (Disertasi). Sekolah Pascasarjana, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.
Jurusan Pendidikan Bahasa Daerah FPBS UPI. (2008). Palanggeran éjahan basa Sunda edisi revisi. Bandung: Sonagar Press.
Kartika, D.S. (2007). Estetika. Bandung: Rekayasa Sains.
Komalasari, T. (2013). Ajén éstétika dina kasenian penca silat Cakar Kamuning Kencana di Kampung Nyingkur Désa Cihideung Kacamatan Parongpong Kabupatén Bandung Barat pikeun bahan pangajaran maca kelas XII. (Skripsi). Jurusan Pendidikan Bahasa Daerah, Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.
Koswara, D. (2010). Racikan sastra pangdeudeul bahan perkuliahan sastra Sunda. (Bahan Perkuliahan). Jurusan Pendidikan Bahasa Daerah, Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung. Lembaga Basa jeung Sastra Sunda. (1981). Kamus Umum Basa Sunda. Bandung:
Taraté.
Majid, A. & Andayani, D. (2012). Pendidikan karakter perspektif Islam. Bandung: Rosda
(32)
99
Muhammad Iqbal, 2014
FOLKLOR PENCA SILAT DI PAGURON MEKAR PATALI WARGI (MPW) DÉSA WANGUNSARI KECAMATAN LEMBANG KABUPATÉN BANDUNG BARAT : Kajian Atikan Karakter
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Murhananto. (1993). Menyelami pencak silat. Jakarta: Puspa Swara. Notosoejitno. (1997). Khazanah penca silat. Jakarta: Infomedika.
Rusyana, Y. (1996). Tuturan Tentang Pencak Silat Dalam Tradisi Lisan Sunda. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia dan Yayasan Asosiasi Tradisi Lisan. Samani, M. & Hariyanto. (2013). Konsep dan model pendidikan karakter.
Bandung: Remaja Rosdakarya.
Sudaryat, Y. (2007). Élmuning sora basa Sund. Bandung: Pustaka Luang
Sudaryat, Y., Prawirasumantri, A., & Yudibrata, K. (2007). Tata basa Sunda kiwari. Bandung: Yrama Widya.
Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
Syaripudin, S. & Kurniasih. (2008). Pengantar filsafat pendidikan. Bandung: Percikan Ilmu
Universitas Pendidikan Indonesia. (2013). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: UPI Press.
Wikimapia. (2014). Peta lokasi wangunsari. [Online]. Diaksés 20 Agustus 2014 di: http://wikimapia.org.
(1)
Muhammad Iqbal, 2014
FOLKLOR PENCA SILAT DI PAGURON MEKAR PATALI WARGI (MPW) DÉSA WANGUNSARI KECAMATAN LEMBANG KABUPATÉN BANDUNG BARAT : Kajian Atikan Karakter
|
(2)
44
Muhammad Iqbal, 2014
FOLKLOR PENCA SILAT DI PAGURON MEKAR PATALI WARGI (MPW) DÉSA WANGUNSARI KECAMATAN LEMBANG KABUPATÉN BANDUNG BARAT : Kajian Atikan Karakter
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3.6Téhnik Ngumpulkeun Data
Dina ngumpulkeun data digunakeun sababaraha téhnik, nya éta téhnik obsérvasi, wawancara, jeung dokuméntasi.
1) Téhnik obsérvasi digunakeun pikeun ngumpulkeun data ngeunaan sajarah, kamekaran, folklor lisan, sarta ajén karakter di paguron penca silat MPW. 2) Téhnik wawancara digunakeun pikeun nyangking data langsung ti informan
nu apal kana ajén-inajén dina penca silat, sangkan data-data anu kacangking téh bener-bener akurat. Ieu téhnik téh, salah sahiji bagéan anu penting dina unggal survéy.
3) Téhnik dokuméntasi digunakeun pikeun ngadokuméntasikeun kumaha
prak-prakanna panalungtikan, jeung ngadokuméntasikeun naon waé nu ditalungtik ti mimiti nepi ka ahir. Lian ti éta, bisa jadi data nu mangrupa dokumén, saperti poto, video, surat, jeung sajabana pikeun ngadeudeulan panalungtikan.
Léngkah-léngkah ngumpulkeun data dina ieu panalungtikan, nya éta:
1) macaan buku-buku sumber ngeunaan folklor, penca silat, pendidikan karakter, jeung buku pangdeudeul séjénna pikeun bahan acuan;
2) obsérvasi ka lapangan;
3) wawancara ka narasumbér;
4) ngumpulkeun data;
5) konsultasi jeung dosén pangaping. 3.7Téhnik Analisis Data
Sakabéh data tina hasil obsérvasi jeung wawancara satuluyna dikumpulkeun sarta dipasing-pasing pikeun kapentingan panalungtikan. Data nu dianggap ngarojong satuluyna dianalisis dumasar métode panalungtikan nu digunakeun. Kagiatan nu dilaksanakeun dina nganalisis data ngawengku:
1) mariksa jeung ngaidéntifikasi data nu geus kakumpulkeun; 2) nganalisis data;
3) nyieun kacindekan analisis; 4) konsultasi ka dosén pangaping.
(3)
Muhammad Iqbal, 2014
FOLKLOR PENCA SILAT DI PAGURON MEKAR PATALI WARGI (MPW) DÉSA WANGUNSARI KECAMATAN LEMBANG KABUPATÉN BANDUNG BARAT : Kajian Atikan Karakter
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB V
KACINDEKAN JEUNG SARAN
5.1 Kacindekan
Penca silat mangrupa séni béladiri (fighting art) nu bisa nyalurkeun kahayang manusa nu asalna negatif; sifatna ngarusak; jeung ngarugikeun, jadi positif; sifatna ngajaga; jeung bisa ngahibur. Penca silat ogé mangrupa wujud budaya, hasil tina cipta, rasa, jeung karsa masarakat Sunda baheula pikeun ngabéla atawa nyalametkeun diri ti musuh.
Salian ti éta, penca silat ogé pinuh ku ajén-inajén nu bisa mawa manusa pikeun nyangking karakter hadé sakumaha nu dipiharep ku diri, masarakat, bangsa, jeung nagarana. Éta ajén-inajén nu nyangkaruk dina penca silat téh geus sakuduna dipikanyaho ku saha baé, sangkan mawa kahadéan keur balaréa.
Dina panalungtikan folklor lisan di paguron penca silat MPW nyidekkeun yén masalah-masalah nu patali jeung sikaep negatif manusa bisa ditarékahan ku atikan karakter nu aya dina penca silat. Folklor nu kapanggih di paguron penca silat MPW téh aya 6 (genep) pedaran tina tilu wangun nu kapanggih, nya éta logat, jujuluk, istilah, paribasa, dongéng sasakala, jeung dongéng jalma teu lumrah. Sabada dianalisis struktur folklor kapanggih tilu pedaran, nya éta pola guguru, jarak carita tina kajadian, jeung padoman keur pesilat.
Ajén atikan karakter nu kapanggih dina folklor di paguron penca silat MPW téh ngawengku opat ajén inti (core values), nya éta tanggoh, jujur, percéka, jeung teu api lain. Ieu hal téh ngabuktikeun yén atikan karakter nu aya di paguron penca silat MPW kawangun ku opat aspék pembinaan nu aya dina penca silat, nya éta aspék atlétik nu ngawangun karakter pesilat sangkan tanggoh, aspék éstétik nu ngawangun karakter pesilat sangkan percéka, aspék téknik nu ngawangun karakter pesilat nu teu api lain, jeung aspék étik nu ngawangun karakter pesilat nu percéka jeung jujur.
(4)
97
Muhammad Iqbal, 2014
FOLKLOR PENCA SILAT DI PAGURON MEKAR PATALI WARGI (MPW) DÉSA WANGUNSARI KECAMATAN LEMBANG KABUPATÉN BANDUNG BARAT : Kajian Atikan Karakter
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
5.2 Saran
Sanggeus ngayakeun panalungtikan di paguron penca silat MPW di Désa Wangunsari, Kecamatan Lembang, Kabupatén Bandung Barat, aya sababaraha hal nu hayang ditepikeun minangka saran ka pamaréntah, sakola, masarakat, jeung mahasiswa.
a. Pamaréntah
Pamaréntah daérah, hususna Désa Wangunsari, Kecamatan Lembang, Kabupatén Bandung Barat dipiharep bisa ngarojong tur ngamekarkeun deui sagalarupaning kagiatan penca silat;
b. Sakola
Lembaga pendidikan formal (sakola) atawa dinas nu pakait dipiharep bisa ngamangpaatkeun atikan penca silat nu pinuh ku ajén-inajén pikeun ngawangun karakter siswa, minangka stratégi mikro pendidikan karakter;
c. Masarakat
Masarakat dipiharep teu asa-asa mihapékeun budak sangkan diatik di paguron penca silat pikeun ngawuwuhan atikan karakter nu aya di lembaga pendidikan formal (sakola).
d. Mahasiswa
Mahasiswa atawa panalungtikan satuluyna, dipiharep bisa ngajembaran analisisna ngeunaan penca silat kalayan nyosok jero.
(5)
Muhammad Iqbal, 2014
FOLKLOR PENCA SILAT DI PAGURON MEKAR PATALI WARGI (MPW) DÉSA WANGUNSARI KECAMATAN LEMBANG KABUPATÉN BANDUNG BARAT : Kajian Atikan Karakter
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAPTAR PUSTAKA
Anggraini, D. (2013). Istilah-istilah dina kasenian penca silat Panglipur di Kalurahan Balééndah Kacamatan Balééndah Kabupatén Bandung pikeun salasahiji alternatif bahan ajar maca bahasan kasenian di SMA kelas XII. (Skripsi). Jurusan Pendidikan Bahasa Daerah, Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.
Blogspot. (2014). Lambang paguron penca silat MPW. [Online]. Diaksés 14 Juni 2014 di: http://silatmekarpataliwargi.blogspot.com.
Danadibrata, R.A. (2009). Kamus basa Sunda. Bandung: Kiblat Buku Utama. Danandjaja, J. (2007). Folklor Indonesia: Ilmu gossip, dongeng, dan lain-lain.
Jakarta: Grafiti.
Google Maps. (2014). Gambar lokasi desa Wangunsari. [Online]. Diaksés 20 Agustus 2014 di: https://www.google.co.id/maps/place/Wangunsari.
Hidayat, T. spk. (2010). Pepernian urang Sunda. Bandung: Kiblat Buku Utama. Isnendes, R. (2013). Struktur dan fungsi upacara ngalaksa di Kecamatan
Bantarkalong Kabupaten Sumedang dalam perspektif pendidikan karakter. (Disertasi). Sekolah Pascasarjana, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.
Jurusan Pendidikan Bahasa Daerah FPBS UPI. (2008). Palanggeran éjahan basa
Sunda edisi revisi. Bandung: Sonagar Press.
Kartika, D.S. (2007). Estetika. Bandung: Rekayasa Sains.
Komalasari, T. (2013). Ajén éstétika dina kasenian penca silat Cakar Kamuning Kencana di Kampung Nyingkur Désa Cihideung Kacamatan Parongpong Kabupatén Bandung Barat pikeun bahan pangajaran maca kelas XII. (Skripsi). Jurusan Pendidikan Bahasa Daerah, Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.
Koswara, D. (2010). Racikan sastra pangdeudeul bahan perkuliahan sastra Sunda. (Bahan Perkuliahan). Jurusan Pendidikan Bahasa Daerah, Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.
Lembaga Basa jeung Sastra Sunda. (1981). Kamus Umum Basa Sunda. Bandung:
Taraté.
Majid, A. & Andayani, D. (2012). Pendidikan karakter perspektif Islam. Bandung: Rosda
(6)
99
Muhammad Iqbal, 2014
FOLKLOR PENCA SILAT DI PAGURON MEKAR PATALI WARGI (MPW) DÉSA WANGUNSARI KECAMATAN LEMBANG KABUPATÉN BANDUNG BARAT : Kajian Atikan Karakter
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Murhananto. (1993). Menyelami pencak silat. Jakarta: Puspa Swara. Notosoejitno. (1997). Khazanah penca silat. Jakarta: Infomedika.
Rusyana, Y. (1996). Tuturan Tentang Pencak Silat Dalam Tradisi Lisan Sunda. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia dan Yayasan Asosiasi Tradisi Lisan. Samani, M. & Hariyanto. (2013). Konsep dan model pendidikan karakter.
Bandung: Remaja Rosdakarya.
Sudaryat, Y. (2007). Élmuning sora basa Sund. Bandung: Pustaka Luang
Sudaryat, Y., Prawirasumantri, A., & Yudibrata, K. (2007). Tata basa Sunda kiwari. Bandung: Yrama Widya.
Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
Syaripudin, S. & Kurniasih. (2008). Pengantar filsafat pendidikan. Bandung: Percikan Ilmu
Universitas Pendidikan Indonesia. (2013). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah.
Bandung: UPI Press.
Wikimapia. (2014). Peta lokasi wangunsari. [Online]. Diaksés 20 Agustus 2014 di: http://wikimapia.org.