MOTIVASI PARA PESERTA SENAM AEROBIK DI PUSAT KEBUGARAN JASMANI DI TINJAU DARI SEGI USIA DAN JENIS KELAMIN.

(1)

Hamada, 2014

Motivasi Para Peserta Senam Aerobik Di Pusat Kebugaran Jasmani Di Tinjau Dari Segi Usia Dan Jenis Kelamin

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRAK

Pusat kebugaran (fitness center) merupakan salah satu tempat yang menyediakan fasilitas untuk kegiatan olahraga rekreatif dan prestatif melalui program latihan yang menggunakan bobot-bobot besi sebagai alat bantunya. Program latihan pendukung lainnya pada pusat kebugaran jasmani, diantaranya berupa program latihan senam aerobik, senam bahasa tubuh (body language) dan program latihan lainnya.

Pada dasarnya orang mempunyai motivasi untuk melakukan suatu latihan dalam olahraga tertentu di sebuah tempat kebugaran jasmani atau tempat olahraga, disini saya ingin meneliti bagaimana motivasi seseorang melakukan latihan senam aerobik dipusat kebugaran jasmani dilapangan Sabuga ITB bandung yang di tinjau dari segi usia dan jenis kelamin.

Berdasarkan uraian latar belakang masalah tersebut di atas, maka masalah penelitian yang diajukan adalah sebagai berikut:

• Bagaimana gambaran tingkat motivasi peserta latihan senam aerobik laki laki di pusat kebugaran jasmani sabuga Bandung?

• Bagaimana gambaran tingkat motivasi peserta latihan senam aerobik perempuan di pusat kebugaran jasmani sabuga Bandung?

• Bagaimana gambaran tingkat motivasi peserta latihan senam aerobik usia muda di pusat kebugaran jasmani sabuga Bandung

• Bagaimana gambaran tingkat motivasi peserta latihan senam aerobik usia tua di pusat kebugaran jasmani sabuga Bandung

Hasil yang didapat adalah yang lebih termotivasi untuk melakukan latihan senam aerobik dipusat kebugaran jasmani Sabuga Bandung adalah perempuan terutama pada usia tua, namun laki – laki dan yang berusia mudapun cukup termotivasi untuk mengikuti latihan senam aerobik dipusat kebugaran jasmani di Sabuga Bandung.


(2)

KEBUGARAN JASMANI DI TINJAU DARI SEGI USIA DAN JENIS

KELAMIN

(Lapangan Sabuga ITB Bandung)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Jurusan Pendidikan Olahraga

Oleh :

HAMADA

0900174

PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI

JURUSAN PENDIDIKAN OLAHRAGA

FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA


(3)

MOTIVASI PARA PESERTA SENAM AEROBIK DI PUSAT

KEBUGARAN JASMANI DI TINJAU DARI SEGI USIA DAN JENIS

KELAMIN

Oleh :

Hamada

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana

Pendidikan pada Jurusan Pendidikan

Olahraga Dan Kesehatan

Universitas Pendidikan Indonesia

© H

amada

2014

Universitas Pendidikan Indonesia Februari, 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(4)

MOTIVASI PARA PESERTA SENAM AEROBIK DIPUSAT KEBUGARAN JASMANI DITINJAU DARI SEGI USIA DAN JENIS KELAMIN

(Pusat Kebugaran Jasmani Sabuaga ITB bandung) Tahun Ajaran 2013-2014)

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH:

Pembimbing 1,

Drs. Hendi Suhendi Pawaka. NIP 195803021985111002

Pembimbing 2,

Arif Wahyudi, Spd. NIP 197405202001121001

Mengetahui, Ketua Program Studi

Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi FPOK UPI

Dr. Mudjihartono, M.Pd. NIP 196508171990011001


(5)

Hamada, 2014

Motivasi Para Peserta Senam Aerobik Di Pusat Kebugaran Jasmani Di Tinjau Dari Segi Usia Dan Jenis Kelamin

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PERNYATAAN ………...

ABSTRAK...

KATA PENGANTAR ……….………...……

UCAPAN TERIMA KASIH ………...………..

DAFTAR ISI ………....…………...

DAFTAR TABEL ………....……….

DAFTAR LAMPIRAN ...

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ……….. B. Rumusan Masalah... C. Tujuan Penelitian………...……. D. Manfat Penelitian ………...………..…………... E. Pembatasan Penelitian ...……….…… F. Batasan Istilah...………...

BAB II TINJAUAN TEORETIS, KERANGKA BERFIKIR dan HIPOTESIS TINDAKAN

A. Tinjauan Teoritis... 1. Motivasi ...

a. Pengertian Motivasi ...

b. Fungsi Motivasi... B. Hakikat Senam Aerobik

1. Pengertian Olahraga Aerobik... 2. Pengertian Senam Aerobik……… 3. Karakteristik Olahrga Senam Aerobik... . C. Kebugaran Jasmani………

1.Aktivitas Kebugaran Jasmani……….. . i ii iii v viii xi 1 5 5 5 6 7 8 8 8 9 11 11 13 15 17 17


(6)

3. Komponen Kebugaran Jasmani……… D. Latihan Kebugaran Jasmani………. 1. Prinsip-prinsip Kebugaran Jasmani………. 2. Kebugaran Jasmani Dalam Dimensi Hakikat Kebutuhan

Manusia………

E. Anggapan Dasar………..

F. Hipotesis………..

BAB III DESAIN PENELITIAN

A. Metode Penelitian …….…....……….………... B. Motivasi Peserta Latihan Senam Aerobik ...

1. Sumber Data... 2. Populasi dan Tekhnik Penampilan Sampel ... C. Populasi ...

1. Tekhnik Penarikan Sampel……… 2. Tekhnik dan Alat Pengumpulan

Data………...

3. Pengujian Instrumen Penelitian………. D. Uji Validitas ... E. Uji Reabilitas………

F. Uji Persyaratan Analisis Data……….. G. Uji Normalitas ... H. Uji Homogenitas ...………...… I. Tekhnik Analisis Data………...

J. Tekhnik Analisis Data Deskriptif……….

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian ...…………

B. Visi dan Misi………

C. Hasil Uji Coba Instrumen Penelitian………

D. Uji Validitas……….

E. Uji Reabilitas………

F. Deskripsi Hasil Penelitian………. G. Deskripsi Motivasi Peserta Latihan Senam Aerobik Laki-laki……

19 20 20 21 23 25 26 27 29 30 30 30 33 35 35 37 39 40 40 41 42 45 45 45 45 47 48 48


(7)

Hamada, 2014

Motivasi Para Peserta Senam Aerobik Di Pusat Kebugaran Jasmani Di Tinjau Dari Segi Usia Dan Jenis Kelamin

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

H. Deskripsi Motivasi Peserta Latihan Senam Aerobik

Perempuan……….

I. Deskripsi Motivasi Peserta Latihan Senam Aerobik Usia Muda… J. Deskripsi Motivasi Peserta Latihan Senam Aerobik Usia Tua……… K. Diskusi Penemuan………..…….

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ………..………...

B. Saran……..………..………...

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

RIWAYAT HIDUP PENULIS

50 52 54 56

58 60


(8)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Pada hakikatnya olahraga sangat digemari oleh seluruh masyarakat dunia sehingga menjadi satu kebudayaan bagi bangsa dunia. Istilah olahraga jika ditinjau dari asal kata, terdiri dari dua kata yaitu kata “Olah” dan “Raga.” Arti dari kedua kata tersebut diterangkan oleh Dirjen PLS dan Olahraga (1977:23) di dalam

http://www.dikti.go.id.adalah sebagai berikut:

Olahraga terdiri dari dua kata yaitu kata olah dan raga, kata olah di sini berarti mengolah, meramu, mengurus, memasak, atau mematangkan serta membina materi yaitu bahan atau potensi. Kata raga bukan berarti semata-mata berarti badan, tetapi terdiri dari raga badag dan raga halus. Antara raga badag dan raga halus atau lazimnya dikenal dengan jasmani dan rohani yang tidak dapat terpisahkan atau dibagi.

Dalam Kepres No. 131 Tahun 1982 didalam http://www.scribd.com. dijelaskan, “Olahraga mempunyai arti yang seluas-luasnya yang meliputi segala kegiatan dan usaha untuk mendorong, membimbing, membangkitkan, mengembangkan dan membina kekuatan jasmani maupun rohani.’

Menurut Internasional Council of Sport and Physical Education (ISCPE) yang dikutip oleh Rusli Lutan (1992:17) sebagai berikut:

1. Setiap perjuangan fisik yang mengandung setiap permainan dan berisi

perjuangan dengan diri sendiri atau orang lain, atau konfrontasi dengan unsur-unsur alam disebut olahraga.

2. Kalau kegiatan ini meliputi juga pertandingan, maka kegiatan itu harus dilaksanakan dengan semangat jiwa sportif. Tidak mungkin olahraga dalam arti sebenarnya tanpa “Fair Play”.

Kemudian Giriwijoyo (1992:19) menjelaskan, “Olahraga mengandung arti akan adanya sesuatu yang berhubungan dengan peristiwa mengolah raga/mengolah jasmani”. Berdasarkan beberapa penjelasan tersebut maka dapat disimpulkan bahwa olahraga merupakan peristiwa yang mengandung aktivitas raga atau jasmani.


(9)

Hamada, 2014

Motivasi Para Peserta Senam Aerobik Di Pusat Kebugaran Jasmani Di Tinjau Dari Segi Usia Dan Jenis Kelamin

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2

Untuk melengkapi pengertian olahraga yang telah dijelaskan tersebut, terdapat beberapa ciri khas dalam olahraga yang penulis rangkai dari penjelasan Rusli Lutan (1992:12-15) sebagai berikut:

a. Olahraga ditekankan pada kegiatan jasmani yang berwujud keterampilan gerak, daya tahan, kekuatan, kecepatan, jadi dalam olahraga yang lebih dominan adalah kegiatan jasmani

b. Olahraga sebagai realitas. Olahraga dilakukan dalam suasana yang tidak sebenarnya, tetapi keterlibatan seseorang dalam melakukan olahraga merupakan suatu yang nyata.

c. Prinsip prestasi dalam olahraga. Mengenai tanda-tanda prinsip prestasi dalam olahraga adalah:

a) Peragaan kemampuan jasmani ditunjukkan secara maksimal b) Kegiatan olahraga dilakukan secra sukarela

c) Tidak bertujuan untuk menghancurkan lawan

d. Aspek sosial dari olahraga, dalam melakukan olahraga akan memungkinkan terjadi interaksi dan sosial yang akan membentuk kelompok social.

Dari penjelasan di atas mengenai ciri-ciri olahraga berarti olahraga merupakan kegiatan fisik yang lebih dominan, kegiatan yang nyata terdapat prinsip prestasi, dan terdapat aspek sosial.

Partisipasi seseorang dalam kegiatan memiliki tujuan yang ingin di capai. Demikian pula kegiatan olahraga, seseorang mungkin melakukan olahraga dengan tujuan untuk kesehatan, sedangkan orang lain untuk rekreasi atau mendapatkan kesenangan dan kepuasan. Berkenaan dengan hal tersebut, Giriwijoyo (1995:8) menjelaskan tentang pembagian jenis olahraga sebagai berikut:

Olahraga dibagi menjadi:

a. Olahraga profesi yaitu olahraga yang diselenggarakan untuk tujuan mata pencaharian b. Olahraga prestasi yaitu olahraga yang diselenggarakan untuk tujuan pencapaian prestasi maximal dalam suatu cabang olahraga dan merupakan jenis-jenis olahraga pertandingan.

c. Olahraga rekreasi yaitu olahraga yang diselenggarakan untuk tujuan kegembiraan dan menghilangkan ketegangan.

d. Olahraga kesehatan yaitu olahraga yang diselenggarakan untuk tujuan pemeliharaan dan atau peningkatan derajat kesehatan.


(10)

Berdasarkan beberapa penjelasan di atas maka dapat disimpulkan bahwa hakikat olahraga adalah mengolah raga melalui aktivitas fisik yang teratur, bertujuan dan dilakukan dengan sadar dan sengaja melalui dukungan aspek psikis.

Selanjutnya Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (1984/1985:47) menjelaskan sebagai berikut:

Bermacam-macam tujuan olahraga ialah: a. Untuk mencari kesenangan (rekreasi) b. Untuk mengisi waktu luang

c. Untuk kesehatan tubuh d. Untuk physical fitness

e. Untuk penyembuhan dan pengobatan f. Untuk pembentukan tubuh/sikap g. Untuk mencapai prestasi

h. Untuk prestise

i. Untuk mencari nafkah

j. Untuk alat untuk mencapai pendidikan

Dari kedua pendapat tersebut, seseorang melakukan olahraga memiliki tujuan tertentu seperti untuk mendapatkan kesenangan dan kepuasaan atau rekreasi, pendidikan, pemeliharaan dan peningkatan derajat kesehatan, prestise serta mata pencaharian. Dari tujuan – tujuan tersebut pusat kebugaran jasmani merupakan salah satu cara untuk mencapai tujuan – tujuan diatas.

Pusat kebugaran (fitness center)Harsono (1988:23) menjelaskan “Pusat kebugaran merupakan salah satu tempat yang menyediakan fasilitas untuk kegiatan olahraga rekreatif dan prestatif melalui program latihan yang menggunakan bobot-bobot besi sebagai alat bantunya. Program latihan pendukung lainnya pada pusat kebugaran jasmani, diantaranya berupa program latihan senam aerobik, senam bahasa tubuh (body language) dan program latihan lainnya”.

Program latihan senam aerobik sebagai salah satu program yang diminati oleh para member pusat kebugaran merupakan indikasi semakin diterimanya olahraga senam aerobik sebagai salah satu wahana pemenuhan kebutuhan masyarakat. Hal ini dikarenakan olahraga senam aerobik tidak saja bermanfaat secara fisiologis melainkan dapat dijadikan sarana aktualisasi dan sosialisasi diri.


(11)

Hamada, 2014

Motivasi Para Peserta Senam Aerobik Di Pusat Kebugaran Jasmani Di Tinjau Dari Segi Usia Dan Jenis Kelamin

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4

Pelaksanaan program latihan senam aerobik di pusat kebugaran ini didasarkan pada kebutuhan masyarakat akan kesehatan, peningkatan prestasi, baik prestasi kerja maupun prestasi olahraga, dan juga didasarkan atas kebutuhan rekreasi dalam hal penyediaan waktu luang untuk individu yang sehari-harinya sibuk.

Keberadaan pusat kebugaran melalui program latihan senam aerobik dalam pola kehidupan masyarakat menciptakan fenomena baru terutama menyangkut keberagaman kebutuhan masyarakat yang nampak dalam aktivitasnya. Sebagian masyarakat memanfaatkan program senam aerobik sebagai sarana untuk memenuhi kebutuhannya. Hal ini berkaitan dengan kebutuhan manusia yang meliputi kebutuhan fisiologis, rasa aman, aktualisasi diri, harga diri, serta kebutuhan akan cinta dan ketergantungan.

Berbagai cara dilakukan oleh setiap individu untuk memenuhi segala kebutuhan, salah satunya dengan menjadi anggota tetap dan anggota tidak tetap pusat kebugaran. Indikasi meningkatnya keinginan masyarakat akan derajat kesehatan yang tinggi, penampilan jasmani yang proporsional dan aktualisasi diri yang lebih luas dalam lingkungannya mencerminkan bahwa kebutuhan masyarakat semakin beragam sehingga membutuhkan tempat atau wahana yang dapat menyalurkan serta memenuhi kebutuhan tersebut.

Pusat kebugaran sebagai produk atau komoditi membutuhkan pengelolaan yang baik, karena berkaitan dengan minat dan ketertarikan para konsumen sebagai pengguna sarana dan prasarana tersebut. Banyaknya pusat kebugaran yang didirikan dan semakin banyak program-program latihan yang ditawarkan memungkinkan para konsumen untuk memilih pusat kebugaran yang sesuai dan dapat memberikan pelayanan yang sebaik-baiknya.

Berkenaan dengan adanya persaingan antar pusat kebugaran untuk menarik minat konsumen, maka penerapan fungsi manajemen dalam bisnis perlu ditangani secara profesional. Hampir di setiap pelosok wilayah Kota Bandung berdiri pusat kebugaran dengan berbagai skala, mulai dari yang kecil sampai yang besar dan dikelola secara profesional.


(12)

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah tersebut di atas, maka masalah penelitian yang diajukan adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana gambaran tingkat motivasi peserta latihan senam aerobik laki laki di pusat kebugaran jasmani sabuga Bandung?

2. Bagaimana gambaran tingkat motivasi peserta latihan senam aerobic perempuan di pusat kebugaran jasmani sabuga Bandung?

3. Bagaimana gambaran tingkat motivasi peserta latihan senam aerobik usia muda di pusat kebugaran jasmani sabuga Bandung

4. Bagaimana gambaran tingkat motivasi peserta latihan senam aerobik usia tua di pusat kebugaran jasmani sabuga Bandung

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan masalah penelitian di atas, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Ingin mengetahui Gambaran tingkat motivasi peserta latihan senam aerobic laki – laki dipusat kebugaran jasmani Sabuga Bandung.

2. Ingin mengetahui Gambaran tingkat motivasi peserta latihan senam aerobic perempuan dipusat kebugaran jasmani Sabuga Bandung.

3. Ingin mengetahui Gambaran tingkat motivasi peserta latihan senam aerobic usia muda dipusat kebugaran jasmani Sabuga Bandung.

4. Ingin mengetahui Gambaran tingkat motivasi peserta latihan senam aerobic usia tua dipusat kebugaran jasmani Sabuga Bandung.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara teoritis maupun praktis sebagai berikut:


(13)

Hamada, 2014

Motivasi Para Peserta Senam Aerobik Di Pusat Kebugaran Jasmani Di Tinjau Dari Segi Usia Dan Jenis Kelamin

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

6

a. Dapat dijadikan sumbangan keilmuan yang berarti bagi dunia pendidikan, khususnya bagi disiplin ilmu manajemen pendidikan, kepelatihan olahraga, sosiologi olahraga dan faal olahraga.

b. Informasi dan masukan bagi lembaga pendidikan khususnya Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan dalam kaitannya dengan kurikulum dan proses belajar mengajar manajemen olahraga, sosiologi olahraga dan faal olahraga.

c. Informasi bagi manajemen pusat kebugaran dalam mengatur strategi perusahaan terutama berkaitan dengan tujuan para pengunjung mengikuti kegiatan latihan senam aerobik.

2. Secara praktis:

a. Dapat digunakan sebagai acuan dalam pengelolaan kegiatan senam aerobik. b. Dapat digunakan sebagai acuan dalam pengelolaan kegiatan olahraga, baik di

lingkungan masyarakat pendidikan maupun masyarakat umum.

c. Dapat digunakan sebagai acuan bagi peneliti atau mahasiswa dalam menyusun rencana penelitian yang berkaitan dengan manajemen olahraga, sosiologi olahraga dan faal olahraga.

E. Pembatasan Penelitian

Dalam penelitian ini perlu diberikan pembatasan agar dalam pelaksanaannya tidak menyimpang dari masalah dan tujuan penelitian. Mengenai pembatasan masalah penelitian dijelaskan oleh Surakhmad (1998:36) sebagai berikut:

Pembatasan ini diperlukan bukan saja untuk memudahkan atau menyederhanakan masalah bagi penyelidik tetapi juga untuk dapat menetapkan lebih dahulu segala sesuatu yang diperlukan untuk pemecahannya: tenaga, kecekatan, waktu, biaya, dan lain sebagainya yang timbul dari rencana tersebut.

Adapun ruang lingkup penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Pusat kebugaran yang dijadikan obyek penelitian adalah pusat kebugaran yang berskala menengah ke bawah yang berada di wilayah Kota Bandung.

2. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah motivasi dan tujuan para pengunjung pusat kebugaran.


(14)

3. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah kegiatan latihan senam aerobik. 4. Populasi penelitian ini adalah para peserta latihan senam aerobik di pusat

kebugaran jasmani.

F. Batasan Istilah

Dalam bagian ini penulis kemukakan batasan dan definisi istilah yang digunakan atau yang menjadi kerangka acuan peristilahan dalam penelitian ini. Batasan istilah tersebut adalah sebagai berikut:

1. Motivasi Harsono (1988:250) mengemukakan bahwa “motivasi adalah ujud yang tidak nampak pada orang dan yang tidak bisa kita amati secara langsung”.

2. Pusat Kebugaran Jasmani adalah tempat yang mengelola dan menyediakan sarana dan prasarana latihan kebugaran jasmani yang meliputi alat-alat latihan yang bersifat manual dan mesin serta fasilitas penunjang lainnya seperti ruang istirahat, kantin dan lain-lainnya.

3. Senam Aerobik menurut Tangkudung (2004:5) adalah serangkaian gerak yang dipilih secara sengaja dengan cara mengikuti irama musik yang juga dipilih sehingga melahirkan ketentuan ritmis, kontinuitas, dan durasi tertentu.


(15)

Hamada, 2014

Motivasi Para Peserta Senam Aerobik Di Pusat Kebugaran Jasmani Di Tinjau Dari Segi Usia Dan Jenis Kelamin

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III

DESAIN PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Dalam setiap penelitian diperlukan suatu metode. Penggunaan metode dalam penelitian disesuaikan dengan masalah dan tujuan penelitiannya. Hal ini berarti metode penelitian mempunyai kedudukan yang penting dalam pelaksanaan pengumpulan dan analisis data.

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Tentang metode deskriptif dijelaskan oleh Sudjana dan Ibrahim (2001:64) sebagai berikut:

Penelitian deskriptif adalah penelitian yang berusaha mendeskripsikan suatu gejala, peristiwa kejadian yang terjadi pada saat sekarang. Dengan perkataan lain, penelitian deskriptif mengambil masalah atau memusatkan perhatian kepada masalah-masalah aktual sebagaimana adanya pada saat penelitian dilaksanakan.

Hal serupa dikemukakan oleh Arikunto (2002:309) bahwa: “Metode deskriptif merupakan metode penelitian yang dimaksudkan untuk mengumpulkan informasi mengenai suatu gejala yang ada, yaitu keadaan gejala menurut apa adanya pada saat penelitian dilakukan.”

Dari beberapa pendapat tersebut memberikan makna bahwa penelitian deskriptif adalah penelitian dengan tujuan untuk menggambarkan suatu peristiwa pada saat sekarang yang nampak dalam suatu situasi. Dalam penelitian ini, data yang diperoleh dikumpulkan, disusun, dijelaskan, dan dianalisa untuk menetapkan


(16)

kesimpulan. Hal ini untuk memperoleh gambaran yang jelas sehingga tujuan penelitian tercapai seperti yang diharapkan.

Berdasarkan pedoman tersebut, maka penulis akan melakukan pengamatan untuk memperoleh data penelitian sesuai dengan tujuan penelitianya itu untuk mendeskripsikan Motivasi Peserta Latihan Senam Aerobik di Pusat Kebugaran Jasmani Sabuga.

B. Motivasi Peserta Latihan Senam Aerobik

Motivasi peserta latihan aerobik dalam penelitian ini diukur melalui indikator yang meliputi : a) Durasi kegiatan, b) Frekuensi kegiatan latihan, c) Persistensi pada tujuan kegiatan latihan, d) Ketabahan, keuletan, dan kemampuan dalam menghadapi rintangan dan kesulitan, e) Devosi dan pengorbanan untuk mencapai tujuan, f) Tingkat aspirasi yang hendak dicapai dengan kegiatan yang dilakukan, g) Tingkat kualifikasi prestasi/produk (output) yang dicapai dari kegiatan yang dilakukan, h) Arah sikap terhadap sasaran kegiatan.

Uraian dari indikator motivasi peserta latihan aerobik tersebut secara lebih rinci akan dibahas dalam tabel 3.1

Tabel 3.1

Motivasi Peserta Latihan Senam Aerobik

Variabel Indikator Ukuran Skala Item Soal

Motivasi (Abin Syamsuddin

Makmun, 2003:40)

1. Durasi kegiatan (berapa lama

kemampuan penggunaan waktu

untuk berlatih)

1. Tingkat pemanfaatan waktu

latihan 2. Tingkat keseriusan

mengikuti proses latihan secara

menyeluruh 3. Tingkat perhatian

untuk mengikuti

Ordinal

Ordinal

Ordinal

1

2


(17)

28

Hamada, 2014

Motivasi Para Peserta Senam Aerobik Di Pusat Kebugaran Jasmani Di Tinjau Dari Segi Usia Dan Jenis Kelamin

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

proses latihan 2. Frekuensi kegiatan

(berapa sering berlatih dilakukan dalam periode waktu

tertentu).

1. Tingkat frekuensi kegiatan berlatih

2. Tingkat pemanfaatan waktu

luang untuk berlatih 3. Tingkat kemauan

dalam melakukan kegiatan berlatih Ordinal Ordinal Ordinal 4 5 6

3. Presistensi (ketetapan dan kelekatan pada

tujuan berlatih).

1. Tingkat ketepatan waktu dalam menyelesaikan

gerakan 2. Tingkat perhatian

dalam kegiatan latihan 3. Tingkat persiapan

dalam mencapai tujuan berlatih Ordinal Ordinal Ordinal 7 8 9

4. Kesabaran, keuletan dan kemampuan dalam menghadapi rintangan dan kesulitan dalam mencapai tujuan latihan. 1. Tingkat kesungguhan dalam berlatih 2. Tingkat kesabaran

dalam melakukan gerakan Ordinal Ordinal 10 11

5. Devosi (pengabdian) dan pengorbanan untuk mencapai tujuan latihan. 1. Tingkat pengorbanan waktu untuk mencapai tujuan berlatih 2. Tingkat pengorbanan tenaga dan pikiran

dalam berlatih 3. Tingkat kesiapan

dalam berlatih Ordinal Ordinal Ordinal 12 13 14 6. Tingkat aspirasi

(maksud, rencana, cita-cita, sasaran atau

target) yang hendak dicapai dalam

1. Tingkat keseriusan peserta dalam meraih target

berlatih 2. Tingkat keinginan

Ordinal

Ordinal

15


(18)

latihan. untuk selalu terdepan dan unggul dalam

berlatih 3. Tingkat keaktifan

dalam kegiatan latihan

Ordinal 17

7. Tingkat kualifikasi prestasi atau produk

atau output yang dicapai dari berlatih.

1. Tingkat kesesuaian pelaksanaan latihan

dengan hasil latihan 2. Tingkat antusiasme

untuk mencapai prestasi berlatih 3. Tingkat kepuasan

terhadap prestasi berlatih Ordinal Ordinal Ordinal 18 19 20

8. Arah sikapnya terhadap sasaran kegiatan (positif atau

negatif).

1. Tingkat keinginan untuk menyimak

gerakan 2. Tingkat keseriusan

dalam berlatih 3. Tingkat kemauan

untuk bertanya atas kesulitan berlatih yang ada Ordinal Ordinal Ordinal 21 22 23

Sumber : Abin Syamsuddin Makmun, (2003:40) dalam PsikologiKependidikan

1. Sumber Data

Sumber data penelitian adalah sumber-sumber dimana data yang diperlukan untuk penelitian tersebut diperoleh, baik secara langsung berhubungan dengan objek penelitian maupun secara tidak langsung. Adapun sumber data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah sumber data primer dan sekunder.

Sumber data primer dalam penelitian ini berasal dari Peserta Latihan Senam Aerobik di Pusat Kebugaran Jasmani Sabuga Bandung. Sedangkan sumber


(19)

30

Hamada, 2014

Motivasi Para Peserta Senam Aerobik Di Pusat Kebugaran Jasmani Di Tinjau Dari Segi Usia Dan Jenis Kelamin

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

data sekunderdalampenelitianiniadalahpelatih, peserta, kepustakaansertadokumen-dokumen yang berhubungan dengan permasalahan dalam penelitian.

2. Populasi dan Teknik Penarikan Sampel C. Populasi

Populasi di dalampenelitianiniadalahpeserta latihan senam aerobik di Pusat Kebugaran Jasmani Sabuga Bandung :

Tabel 3.1

Daftar Peserta Latihan Senam Aerobik di Pusat Kebugaran Jasmani Sabuga Bandung

Peserta Latihan Senam Aerobik Jumlah Peserta

Total 155orang

Sumber :Pusat Kebugaran Jasmani Sabuga Bandung

1. Teknik Penarikan Sampel

Sampel merupakan bagian dari unit populasi penelitian, dalam penelitian sampel harus dapat mewakili dari populasi yang ingin diteliti. Sampel penelitian menurut Suharsimi Arikunto (2002:107), menyatakan bahwa:

Untuk sekedar ancer amcer, maka bila subjeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi, selanjutnya jika jumlah subjeknya lebih dari seratus maka dapat diambil antara 10% - 15% sedangkan untuk subjeknya kurang dari 100 dapat diambil 20%-25% atau lebih.

Dari hasil penelitian sementara diperoleh data jumlah peserta latihan senam aerobik di Pusat Kebugaran Jasmani Sabuga Bandung. Maka pengambilan sampel dalam penelitian ini diambil secara acak (random sampling). Peneliti menggunakan teknik ini karena sampelnya representatif atau mewakili populasi


(20)

dan proposional dengan proses sederhana, tidak melibatkan parameter populasi yang tidak diketahui, serta disesuaikan dengan keadaan objek penelitian dalam penerimaan penyebaran sampel. Untuk menentukan ukuran sampel minimal yang represintatif untuk pengujian hipotesis tersebut, penentuan sampel dari populasi yang ada, dengan menggunakan rumus slovin, menurut Husein Umar (2000:146), dengan menggunakan rumus seperti berikut:

(Riduwan, 2005:65) Keterangan:

n = Ukuran sampel keseluruhan N = Ukuran populasi

e = tingkat kesalahan dalam memilih anggota sampel yang ditolerir (tingkat kesalahan yang diambil dalam sampling ini adalah sebesar 10%)

Dengan menggunakan rumus tersebut, maka didapat sampel mahasiswa sebagai berikut:

n =

n =

= 60,78 ≈ 70

Dengan demikian penulis dalam penelitian ini menggunakan sampel berjumlah 70 sampel yang telah dibulatkan. Guna mendapatkan jumlah sampel


(21)

32

Hamada, 2014

Motivasi Para Peserta Senam Aerobik Di Pusat Kebugaran Jasmani Di Tinjau Dari Segi Usia Dan Jenis Kelamin

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

yang representatif, selanjutnya sampel tersebut dalam penyebaranya dibagikan secara proposional.

Untuk menghitung besarnya proporsi dari setiap kelas yang terpilih sebagai sample maka digunakan rumus sebagai berikut:

n

1

=

x n

0

(Al-Rasyid, 1994:80) Keterangan:

n1 = banyaknya sampel masing-masing unit

n0 = banyaknya sampel yang diambil dari seluruh unit

NI = banyaknya populasi dari masing-masing unit ∑ = jumlah populasi dari seluruh unit

Dengan demikian hasil perhitungan keseluruhan dapat diperhitungkan dalam tabel berikut ini:

Tabel 3.2

Sampel Peserta Latihan Senam Aerobik di Pusat Kebugaran Jasmani Sabuga Bandung

No. Peserta Latihan Jumlah

Peserta Perhitungan Sampel

1 Laki-laki 55 (55/155) x 70 25

2 Perempuan 100 (100/155) x 70 45

3 Usia muda 60 (60/155) x 70 27

4 Usia tua 95 (95/155) x 70 43

Sumber: Pusat Kebugaran Jasmani Sabuga Bandung

Berdasarkan perhitungan diatas maka dapat dilihat bahwa jumlah sampel yang akan diambil di Pusat Kebugaran Jasmani Sabuga Bandung sebanyak 70 peserta. Karena setiap responden mempunyai peluang yang sama untuk dipilih ke


(22)

dalam sampel, maka setiap proporsi sampel yang akan menjadi wakil tiap kategori dipilih melalui pengundian.

2. Teknik dan Alat Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner/angket. Angket merupakan salah satu teknik pengumpulan data melalui penyebaran kuesione untuk diisi langsung oleh responden seperti yang dilakukan dalam penelitian untuk menghimpun pendapat umum. Adapun langkah-langkah penyusunan angket ini yakni sebagai berikut:

1) Menyusun kisi-kisi daftar pertanyaan/pernyataan

Merumuskan item-item pertanyaan dan alternatif jawaban. Angket yang digunakan merupakan angket tertutup dengan lima alternatif jawaban, yaitu: SS = Sangat Setuju

S = Setuju

KS = Kurang Setuju TS = Tidak Setuju

STS = Sangat Tidak Setuju

2) Menetapkan skala penilaian angket

Skala penilaian jawaban angket yang digunakan adalah skala lima kategori Model Likert. Skala likert menurut Moh. Nazir (2003:338), merupakan suatu skala untuk mengukur sikap seseorang terhadap suatu hal dengan menggunakan ukuran ordinal (dibuat ranking).

Faisal (2007:142), menambahkan pendapatnya bahwa skala likert biasa juga disebut sebagai “skala sikap” yang digunakan untuk mengukur seberapa jauh


(23)

34

Hamada, 2014

Motivasi Para Peserta Senam Aerobik Di Pusat Kebugaran Jasmani Di Tinjau Dari Segi Usia Dan Jenis Kelamin

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

seseorang memiliki ciri-ciri sikap tertentu yang ingin diteliti dengan dihadapkan pada beberapa pernyataan “positi” dan “negatif” (dalam jumlah yang berimbang) dan beberapa pernyataan tersebut dijawab dengan beberapa alternatif jawaban “Sangat Setuju”, “Setuju”, “Ragu-Ragu”, “Tidak Setuju”, dan “Sangat Tidak Setuju.”

Tabel 3.3

Kriteria Penilaian Angket

Alternatif Jawaban Pernyataan (Item)

Positif Negatif

Sangat Setuju (SS) 5 1

Setuju (S) 4 2

Kurang Setuju (KS) 3 3

Tidak Setuju (TS) 2 4

Sangat Tidak Setuju (STS) 1 5

3) Melakukan uji coba angket

Sebelum mengumpulkan data yang sebenarnya dilakukan angket yang akan digunakan terlebih dahulu diuji cobakan. Pelaksanaan uji coba ini dimaksudkan untuk mengetahui kekurangan-kekurangan pada item angket.

Selain itu dalam penelitian ini diperlukan studi kepustakaan yang dapat dijadikan sebagai bahan perbandingan, acuan atau landasan teoritis yang berkaitan erat dengan masalah yang diteliti yang dilakukan selama penyusunan skripsi. Studi kepustakaan ini merupakan studi yang dilakukan dengan cara mempelajari buku-buku (literatur) dan pemilihan teori-teori yang ada hubungannya dengan masalah yang akan dibahas.


(24)

3. Pengujian Instrumen Penelitian D. Uji Validitas

Di dalam penelitian ini, ujivaliditasyang akandigunakan

yaituteknikkorelasiproduct moment yang dikemukakan oleh Pearson,karena untuk mengetahui keeratan daridua variabel yang memiliki skala pengukuran minimal interval dengan rumus sebaga iberikut:

 

 

 

2 2

2 2

Y Y

N X X

N

Y X XY N

rxy (Sambas Ali Muhidin, 2006:231)

Keterangan :

rx1y = Koefisienkorelasibutir

X = Jumlahskor total item Y = Jumlahskor total item N = Jumlahrespondenuji coba

Langkah kerja yang dapat dilakukan dalam rangka mengukur validitas instrumen penelitian adalah sebagai berikut:

1) Menyebarkan instrumen yang akan diuji validitasnya, kepada responden yang bukan responden sesungguhnya. Banyaknya responden untuk uji coba intrumen, sejauh ini belum ada ketentuan yang mensyaratkannya, namun disarankan sekitar 20-30 orang responden.


(25)

36

Hamada, 2014

Motivasi Para Peserta Senam Aerobik Di Pusat Kebugaran Jasmani Di Tinjau Dari Segi Usia Dan Jenis Kelamin

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3) Memeriksa kelengkapan data, untuk memastikan lengkap tidaknya lembaran data yang terkumpul. Termasuk di dalamnya memeriksa kelengkapan pengisian item angket.

4) Membuat tabel pembantu untuk menempatkan skor-skor pada item yang diperoleh. Dilakukan untuk mempermudah perhitungan atau pengolahan data selanjutnya.

5) Memberikan/menempatkan skor (scoring) terhadap item-item yang sudah diisi pada tabel pembantu.

6) Menghitung jumlah skor item yang diperoleh oleh masing-masing responden.

7) Menghitung nilai koefisien korelasi product moment untuk setiap bulir/item angket dari skor-skor yang diperoleh.

8) Membandingkan nilai koefisien korelasi product moment hasil perhitungan dengan nilai koefisien korelasi product moment yang terdapat di tabel. Menentukan nilai tabel koefisien korelasi pada derajat bebas (db) = n-2, dimana n adalah jumlah responden yang dilibatkan dalam uji validitas adalah 20 orang, sehingga diperoleh db = 20-2 = 18 dan = 5%.

9) Membuat kesimpulan, dengan cara membandingkan nilai hitung r dan nilai tabel r. Kriterianya : 1. jika rxy hitung > r tabel, maka valid


(26)

Jika instrumen itu valid, maka item tersebut dapat dipergunakan pada kuesioner penelitian. Perhitungan uji validitas ini dilakukan dengan menggunakan bantuan Microsoft Office Excel 2007. Setelah rhitung, kemudian dibandingkan

dengan nilai rtabel dengan taraf nyata () = 0,05 pada tingkat kepercayaan 95%

dengan db=n-2. Jika thitung >ttabel maka item tersebut dinyatakan signifikan (valid)

dan sebaliknya jika thitung <ttabel maka item tersebut dinyatakan tidak signifikan

(tidak valid).

E. Uji Realibilitas

Uji reliabilitas dimaksudkan untuk melihat konsistensi dariinstrumen dalam mengungkap fenomena dari sekelompok individu meskipun dilakukan dalam waktu yang berbeda. Jadi “uji reliabilitas instrument dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui konsistensi dari instrument sebaga ialat ukur, sehingga hasil suatu pengukuran dapat dipercaya”, UepTatang Sontanidan Sambas Ali Muhidin (2010:123).

Penguji anreliabilitas yang digunakan adalah dengan menggunakan rumus

alpha cronbach (r1 1) dibawahini :

UepTatang S dan Sambas Ali M (2010:123)

Rumusvarians yang digunakanyaitu :

N N X X 2 2 2     i

 (varians sko rtiap butir soal)

N N Y Y 2 2 2 t    

 (varians total)

               

2

2 11 1 1 t i k k r  


(27)

38

Hamada, 2014

Motivasi Para Peserta Senam Aerobik Di Pusat Kebugaran Jasmani Di Tinjau Dari Segi Usia Dan Jenis Kelamin

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Keterangan:

11

r = realibilitas instrument atau koefisien korelasi atau koefisien alpha

2 i

 = jumlah varians butir 2

t

 = varians total n = jumlahre sponden k = banyaknya butir soal Kriteria reliablitas adalah sebagai berikut :

a. Jika r11 >r table berarti reliabel

b. Jika r11 <r table berart itidak reliabel

Langkah kerja yang dapat dilakukan dalam rangka mengukur reliabilitas instrumen penelitian adalah sebagai berikut:

1) Menyebar instrumen yang akan diuji realibilitasnya, kepada responden yang bukan responden sesungguhnya.

2) Mengumpulkan data hasil uji coba instrumen.

3) Memeriksa kelengkapan data, untuk memastikan lengkap tidaknya lembaran data yang terkumpul. Termasuk di dalamnya memeriksa kelengkapan pengisian item angket.

4) Membuat tabel pembantu untuk menempatkan skor-skor pada item yang diperoleh. Dilakukan untuk mempermudah perhitungan atau pengolahan data selanjutnya.

5) Memberikan/menempatkan skor (scoring) terhadap item-item yang sudah diisi responden pada tabel pembantu.


(28)

6) Menghitung jumlah skor item yang diperoleh oleh masing-masing responden.

7) Menghitung kuadrat jumlah skor item yang diperoleh oleh masing-masing responden.

8) Menghitung jumlah skor masing-masing item yang diperoleh.

9) Menghitung jumlah kuadrat skor masing-masing item yang diperoleh. 10)Menghitung nilai varians masing-masing item dan varians total

11)Menghitung nilai koefisien alfa.

12)Membandingkan nilai koefisien alfa dengan nilai koefisien korelasi yang terdapat dalam tabel. Menentukan nilai tabel koefisien korelasi pada derajat bebas (db) = n-2. dimana n adalah jumlah responden yang dilibatkan dalam uji validitas adalah 20 orang, sehingga diperoleh db = 20-2 = 18 dan = 5%.

13)Membuat kesimpulan, dengan cara membandingkan nilai hitung r dan nilai tabel r.

Kriterianya: 1. Jika r hitung > r tabel, maka reliabel, 11

F. Jika r11 hitung ≤ r tabel, maka tidak reliabel.

F. Uji Persyaratan Analisis Data

Dalam melakukan analisis data, ada beberapa syarat yang harus dipenuhi sebelum pengujian hipotesis dilakukan, terlebih dahulu harus dilakukan beberapa pengujian yaitu Uji Homogenitas.


(29)

40

Hamada, 2014

Motivasi Para Peserta Senam Aerobik Di Pusat Kebugaran Jasmani Di Tinjau Dari Segi Usia Dan Jenis Kelamin

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu G. Uji Normalitas

Uji normalitas ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah data berdistribusi normal atau tidak, jika data berdistribusi normal maka proses selanjutnya menggunakan perhitungan statistik parametrik, sebaliknya jika data tidak berdistribusi normal maka untuk perhitungannnya menggunakan statistik non parametrik. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan pengujian normalitas dengan uji Liliefors. Kelebihan dari teknik ini adalah penggunaan/perhitungannya yang sederhana, serta cukup kuat sekalipun dengan ukuran sampel kecil, n = 4 (Harun Al Rasyid,2004). Langkah kerja uji normalitas dengan metode Liliefors menurut (Sambas dan Maman, 2009:73), sebagai berikut :

1) Susunlah data dari kecil ke besar. Setiap data ditulis sekali, meskipun ada data yang sama.

2) Periksa data, beberapa kali munculnya bilangan-bilangan itu (frekuensi harus ditulis).

3) Dari frekuensi susun frekuensi kumulatifnya.

4) Berdasarkan frekuensi kumulatif, hitunglah proporsi empirik (observasi).

5) Hitung nilai z untuk mengetahui Theoritical Proportion pada table z 6) Menghitung Theoritical Proportion.

7) Bandingkan Empirical Proportion dengan Theoritical Proportion, kemudian carilah selisih terbesar didalam titik observasi antara kedua proporsi.

8) Buat kesimpulan, dengan kriteria uji jika D hitung < D (n,a) dimana n adalah jumlah sampel dan a = 0,05, maka H0 diterima. Bentuk hipotesis

statistik yang akan diuji adalah (Harun Al Rasyid, 2004): H0 : X mengikuti distribusi normal

H1 : X tidak mengikuti distribusi normal

H. Uji Homogenitas

Uji homogenitas, dilakukan untuk mengetahui apakah ada sampel yang terpilih menjadi responden berasal dari kelompok yang sama. Dengan kata lain,


(30)

bahwa sampel yang diambil memiliki sifat-sifat yang sama atau homogen. Pengujian homogenitas dalam penelitian ini menggunakan uji Barlett. Langkah-langkah yang dapat dilakukan dalam pengujian homogenitas varians ini menurut Ating Somantri dan Sambas A. Muhidin (2006:295), adalah:

1) Menentukan kelompok-kelompok data, dan menghitung varians untuk tiap kelompok tersebut.

2) Membuat tabel pembantu untuk memudahkan proses perhitungan, dengan model tabel Uji Barlett.

3) Menghitung varians gabungan.

4) Menghitung log dari varians gabungan. 5) Menghitung nilai Barlett.

6) Menghitung nilai X2

7) Menentukan nilai dan titik kritis. 8) Membuat kesimpulan.

1. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data dapat diartikan sebagai cara melaksanakan analisis terhadap data, dengan tujuan mengolah data tersebut menjadi informasi, sehingga karakteristik atau sifat-sifat datanya dapat dengan mudah dipahami dan bermanfaat untuk menjawab masalah-masalah yan berkaitan dengan kegiatan penelitian, baik berkaitan dengan deskripsi data maupun untuk membuat induksi, atau menarik kesimpulan tentang karakteristik populasi (parameter).

Adapun tujuan dilakukannya analisis data antara lain : (a) mendeskripsikandata, dan (b) membuat induksi atau menarik kesimpulan tentang karakteristikpopulasi. Untuk mencapai tujuan analisis data tersebut maka langkah-langkahatau prosedur yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut :


(31)

42

Hamada, 2014

Motivasi Para Peserta Senam Aerobik Di Pusat Kebugaran Jasmani Di Tinjau Dari Segi Usia Dan Jenis Kelamin

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

a) Tahap mengumpulkan data, dilakukan melalui instrumen pengumpulan data.

b) Tahap editing, yaitu memeriksa kejelasan dan kelengkapan pengisian instrumen pengumpulan data.

c) Tahap koding, yaitu proses identifikasi dan klasifikasi dari setiap pertanyaanyang terdapat dalam instrumen pengumpulan data menurut variabel-variabelyang diteliti. Dalam tahap ini dilakukan pemberian kode atau skor untuk setiapopsi dari setiap item berdasarkan ketentuan yang ada.

d) Tahap tabulasi data, yaitu mencatat atau entri data ke dalam tabel indukpenelitian. Dalam hal ini hasil koding dituangkan ke dalam tabel rekapitulasisecara lengkap untuk seluruh item setiap variabel. Adapun tabel rekapitulasi tersebut adalah sebagai berikut:

Tabel 3.4

Rekapitulasi Hasil Skoring

Responden Skor Item Total

1 2 3 4 5 6 ... N

1. 2. N

Sumber : Ating dan Sambas (2006:39)

Teknik analisis data dalam penelitian kuantitatif menggunakan dua macam teknik yaitu teknik analisis data deskriptif.

J. Teknik Analisa Data Deskriptif

Analisis data ini dilakukan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang telah dirumuskan dalam rumusan masalah. Untuk menjawab rumusan masalah


(32)

no.1 dan rumusan masalah no.2, maka teknik analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif, yakni untuk mengetahui gambaran tingkat motivasi para peserta latihan senam aerobik di pusat kebugaran jasmani ditinjau dari faktor usia dan untuk mengetahui gambaran tingkat motivasi peserta senam aerobik di pusat kebugaran jasmani ditinjau dari jenis kelamin.

Termasuk dalam teknik analisis data statistik deskriptif antara lain penyajian data melalui tabel, grafik, diagram, persentase, frekuensi, perhitungan mean, median atau modul.

Berkaitan dengan analisis data deskriptif tersebut maka langkah-langkah yang akan ditempuh dengan menggunakan bantuan Software Excel 2007, yaitu:

1. Perhatikan banyaknya (frekuensi) responden yang menjawab terhadap alternative jawaban yang tersedia.

2. Bagi setiap bilangan pada frekuensi oleh banyaknya responden. 3. Buatlah table distribusi frekuensi.

Tabel 3.5 Distribusi Frekuensi

No. AlternatifJawaban Frekuensi Persentase

1 SangatSetuju/Selalu/SangatPositif 2 Setuju/Sering/Positif

3 Ragu-ragu/Kadang-kadang/Netral/TidakTahu 4 TidakSetuju/HampirTidakPernah/Negatif 5 SangatTidaksetuju/TidakPernah/SangatNegatif

4. Buat grafik dengan penyajian data melalui tabel, kemudian

dipresentasikan dan dibuat grafiknya, sehingga terlihat gambaran minat belajar dan prestasi belajar pegawai dalam bentuk grafik,


(33)

44

Hamada, 2014

Motivasi Para Peserta Senam Aerobik Di Pusat Kebugaran Jasmani Di Tinjau Dari Segi Usia Dan Jenis Kelamin

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

5. Selain mendeskripsikan data melalui penyajian table dan membuat grafik, penulis mendeskripsikan data dengan merata-ratakan sko rjawaban

responden kemudian dikonsultasikan pada criteria skala penafsiran yang mengacu pada kategori tertentu yang dikembangkan dalam skala Likert. Interpretasiskor rata-rata jawaban responden dalam penelitian ini

menggunakan rumus interval (skalaLikert).

Untuk mempermudah dalam mendeskripsikan variabel penelitian, digunakan kriteria tertentu yang mengacu pada rata-rata skor kategori angket yang diperoleh dari responden. Untuk mengetahui jarak rentang pada interval pertamasampai dengan interval kelima digunakan rumus sebagai berikut :

Rentang = skor maksimal – skor minimal = 5 - 1 = 4 Lebar Interval = Rentang/banyaknya interval = 4/5 = 0,8

Jadi interval pertama memiliki batas bawah 1; interval kedua memilikibatas bawah 1,8; interval ketiga memiliki batas bawah 2,6; interval keempat memiliki batas bawah 3,4; dan interval kelima memiliki batas bawah 4,2. Selanjutnyadisajikan kriteria penafsiran seperti pada tabel di bawah ini.

Tabel 3.6

Kriteria Penafsiran Deskripsi

Rentang Penafsiran

X Y

1 – 1,7 Sangat tidak efektif Sangat Rendah 1,8 – 2,5 Tidak efektif Rendah 2,6 – 3,3 Cukup Efektif Cukup tinggi 3,4 – 4,1 Efektif Tinggi

4,2 – 5 Sangat Efektif Sangat tinggi

Sumber : Diadaptasi dari skor kategori Likert skala 5 (Sambas dan Maman, 2007:146)


(34)

(35)

Hamada, 2014

Motivasi Para Peserta Senam Aerobik Di Pusat Kebugaran Jasmani Di Tinjau Dari Segi Usia Dan Jenis Kelamin

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan, maka dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1. Gambaran tingkat motivasi peserta latihan aerobik laki-laki yang meliputi indikator : a) Durasi kegiatan, b) Frekuensi kegiatan belajar, c) Persistensi pada tujuan kegiatan belajar, d) Ketabahan, keuletan, dan kemampuan dalam menghadapi rintangan dan kesulitan, e) Devosi dan pengorbanan untuk mencapai tujuan, f) Tingkat aspirasi yang hendak dicapai dengan kegiatan yang dilakukan, g) Tingkat kualifikasi prestasi/produk (output) yang dicapai dari kegiatan yang dilakukan, h) Arah sikap terhadap sasaran kegiatan, secara statistik berada pada kategori Tinggi. Itu terbukti dari hasil pengolahan data angket dengan persentasenya yaitu sebanyak 72%. Hal ini mengandung arti bahwa tingkat motivasi peserta latihan aerobik laki-laki sudahtinggi.

2. Gambaran tingkat motivasi peserta latihan aerobik perempuan yang meliputi indikator : a) Durasi kegiatan, b) Frekuensi kegiatan belajar, c) Persistensi pada tujuan kegiatan belajar, d) Ketabahan, keuletan, dan kemampuan dalam menghadapi rintangan dan kesulitan, e) Devosi dan pengorbanan untuk mencapai tujuan, f) Tingkat aspirasi yang hendak dicapai dengan kegiatan yang dilakukan, g) Tingkat kualifikasi prestasi/produk (output) yang dicapai


(36)

dari kegiatan yang dilakukan, h) Arah sikap terhadap sasaran kegiatan, secara statistik berada pada kategori Tinggi. Itu terbukti dari hasil pengolahan data angket dengan persentasenya yaitu sebanyak 84%. Hal ini mengandung arti bahwa tingkat motivasi peserta latihan aerobik perempuan sudah tinggi. 3. Gambaran tingkat motivasi peserta latihan aerobik pada usia muda yang

meliputi indikator : a) Durasi kegiatan, b) Frekuensi kegiatan belajar, c) Persistensi pada tujuan kegiatan belajar, d) Ketabahan, keuletan, dan kemampuan dalam menghadapi rintangan dan kesulitan, e) Devosi dan pengorbanan untuk mencapai tujuan, f) Tingkat aspirasi yang hendak dicapai dengan kegiatan yang dilakukan, g) Tingkat kualifikasi prestasi/produk (output) yang dicapai dari kegiatan yang dilakukan, h) Arah sikap terhadap sasaran kegiatan, secara statistik berada pada kategori Tinggi. Itu terbukti dari hasil pengolahan data angket dengan persentasenya yaitu sebanyak 81%. Hal ini mengandung arti bahwa tingkat motivasi peserta latihan aerobik pada usia muda sudah tinggi.

4. Gambaran tingkat motivasi peserta latihan aerobik pada usia tua yang meliputi indikator : a) Durasi kegiatan, b) Frekuensi kegiatan belajar, c) Persistensi pada tujuan kegiatan belajar, d) Ketabahan, keuletan, dan kemampuan dalam menghadapi rintangan dan kesulitan, e) Devosi dan pengorbanan untuk mencapai tujuan, f) Tingkat aspirasi yang hendak dicapai dengan kegiatan yang dilakukan, g) Tingkat kualifikasi prestasi/produk (output) yang dicapai dari kegiatan yang dilakukan, h) Arah sikap terhadap sasaran kegiatan, secara statistik berada pada kategori Tinggi. Itu terbukti dari


(37)

60

Hamada, 2014

Motivasi Para Peserta Senam Aerobik Di Pusat Kebugaran Jasmani Di Tinjau Dari Segi Usia Dan Jenis Kelamin

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

hasil pengolahan data angket dengan persentasenya yaitu sebanyak 78%. Hal ini mengandung arti bahwa tingkat motivasi peserta latihan aerobik pada usia tua sudah tinggi.

B. Saran

Variabel motivasi pada peserta latihan aerobik laki-laki menunjukkan persentase yang terendah dari yang lainnya. Merujuk kepada hasil tersebut salah satu upaya untuk meningkatkan motivasi peserta latihan aerobik laki-laki adalah dengan melalui aktivitas latihan seperti meningkatkan keinginan pesertadalam melaksanakan latihan, meningkatkan pengaturan waktu yang tepat dalam berlatih agar mencapai keberhasilan, meningkatkan kemauan peserta untuk menambah waktu berlatih agar mendapat hasil yang optimal.


(38)

Abin Syamsuddin Makmun, (2004), Psikologi Pendidikan, Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Anik Ghufron, dkk. 2007. Panduan Penelitian dan Pengembangan Bidang Pendidikan

dan Pembelajaran. Yogyakarta : Lembaga Pendidikan UNY

Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian. Jakarta : PT RINEKA CIPTA.

Pendidikan dan Pembelajaran. Yogyakarta : Lembang Penelitian UNY

Ating Somantri dan Sambas Ali Muhidin, (2006), Aplikasi Statistika Dalam Penelitian. Bandung: Pustaka Setia.

Biro Humas dan Hukum. 2007. Undang-undang Republik Indonesia Nomer 3 tahun 2005

Tentang Sistem Keolahragaan Nasional

Echols. J.M- dan Shadily. H. 1993. Kamus Inggris – Indonesia. Jakarta: PT. Gramedia

Faizal Sanapiah, (2007), Format – Format Penelitian Sosial, Jakarta: Raja Grafindo

Persada

Giriwijoto, Y. S. S. 1992. Ilmu Faal Olahraga. Bandung : Buku Perkuliahan Mahasiswa FPOK-IKIP Bandung

Giriwijoyo, Santosa. 1991. Ilmu Faal Olahraga. Bandung : Ikip Bandung Giriwijoyo, Santosa. 1995. Olahraga dan Kesehatan. Bandung : FPOK-UPI Giriwijoyo, Santosa. 2004. Ilmu Faal Olahraga. Bandung : FPOK-Bandung Hamalik, Oemar. 1995. Dasar Motivasi : PT Gramedia Pustaka Utama

Harsono. 1988. Coaching dan Aspek-aspek Psikologis dalam Coaching. Jakarta : CV. Tambak Kusuma


(39)

Hamada, 2014

Motivasi Para Peserta Senam Aerobik Di Pusat Kebugaran Jasmani Di Tinjau Dari Segi Usia Dan Jenis Kelamin

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Husdarta. JS & M. Saputra, Y. (2000). Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Depdiknas Hamalik, Oemar. 1995. Dasar Motivasi. Bandung : PT Gramedia Pustaka Utama

______. 1998. Pembinaan Kondisi Fisik Olahraga. Jakarta : Depdikbud Dirjen Dikti PPLPTK. Kamus Besar Bahasa Indonesia tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, 2nd edn, Jakarta, Balai Pustaka, 1993

Lutan, R. (2002), Asas-Asas Pendidikan Jasmani Pendekatan Pendidikan Gerak di

Sekolah Dasar. Jakarta: Depdiknas: Dirjen Dikdasmen Bekerejasama dengan Dirjen

Olahraga

Moeloek, Dangsina. 1984. Kesehatan dan Olahraga. Jakarta : Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia

Nasution S. 1991. Metode Research. Bandung : Jemmais

Nurhasan, (1998). Hand out Statistik. Bandung: FPOK UPI Bandung Nurhasan, (2000). Tes dan Pengukuran. Bandung: FPOK UPI Bandung

Rusli, Lutan. 1992. Manusia dan Olahraga : Seri Bahan Kuliah Olahraga ITB. Bandung : ITB dan FPOK UPI-Bandung

Rusli, Lutan. 1991. Krisis Global Pendidikan Jasman : Reinpretasi Hasil Kongres World

Summit on Physical Education. Makalah. Bandung : Universitas Pendidikan

Indonesia

Sambas Ali Muhidin dan Maman A. (2009), Analisis Korelasi, Regresi dan Jalur Dalam

Penelitian. Bandung: Pustaka Setia

Sidibyo, Setyobroto.1989. Psikologi Olahraga. Jakarta : PT Anem Kosong Anem Sudjana. 1989. Metode Statistika. Tarsito, Bandung.

Sajoto M. 1988. Pembinaan Kondisi Fisik Dalam Olahraga. Jakarta : Departemen

Pendidikan dan Kebudayaan. Jakarta : Direktur Jendral Pendidikan Tinggi. Proyek


(40)

Baru Algensindo.

Sadoso Sumosardjuno. 1989. Petunjuk Praktis Kesehatan Olahraga. Jakarta : Pustaka Karya Grafita Utama.

Suapandi, Kemal Johana. 1990. Pengantar Sosiologi Olahraga. Bandung : FPOK IKIP Bandung.

Surakhmad. 1998. Metode Penelitian Sosial. Bandung : PT. Remadja Rosdakarya. Tangkudung, James. 2004. Ilmu Faal (Fisiologi). Jakarta : CerdaS Jaya.

http://radarsukabumi.com/p=7885 www.dikti.go.id/olahraga.html

http://www.healthcarecenter.com/aerobic-sport.html http://www.websteronlinedictionary.com/oxygen.html

http://www.websteronlinedictionary.com/system-of-physical.html

http://www.scribd.com/doc/146625606/DASAR-%E2%80%93-DASAR-OR http://www.scribd.com/doc/146625606/DASAR-%E2%80%93-DASAR-OR http://eprints.uny.ac.id/8789/3/BAB%2011.pdf


(1)

Hamada, 2014

Motivasi Para Peserta Senam Aerobik Di Pusat Kebugaran Jasmani Di Tinjau Dari Segi Usia Dan Jenis Kelamin

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan, maka dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1. Gambaran tingkat motivasi peserta latihan aerobik laki-laki yang meliputi indikator : a) Durasi kegiatan, b) Frekuensi kegiatan belajar, c) Persistensi pada tujuan kegiatan belajar, d) Ketabahan, keuletan, dan kemampuan dalam menghadapi rintangan dan kesulitan, e) Devosi dan pengorbanan untuk mencapai tujuan, f) Tingkat aspirasi yang hendak dicapai dengan kegiatan yang dilakukan, g) Tingkat kualifikasi prestasi/produk (output) yang dicapai dari kegiatan yang dilakukan, h) Arah sikap terhadap sasaran kegiatan, secara statistik berada pada kategori Tinggi. Itu terbukti dari hasil pengolahan data angket dengan persentasenya yaitu sebanyak 72%. Hal ini mengandung arti bahwa tingkat motivasi peserta latihan aerobik laki-laki sudahtinggi.

2. Gambaran tingkat motivasi peserta latihan aerobik perempuan yang meliputi indikator : a) Durasi kegiatan, b) Frekuensi kegiatan belajar, c) Persistensi pada tujuan kegiatan belajar, d) Ketabahan, keuletan, dan kemampuan dalam menghadapi rintangan dan kesulitan, e) Devosi dan pengorbanan untuk mencapai tujuan, f) Tingkat aspirasi yang hendak dicapai dengan kegiatan yang dilakukan, g) Tingkat kualifikasi prestasi/produk (output) yang dicapai


(2)

59

Hamada, 2014

Motivasi Para Peserta Senam Aerobik Di Pusat Kebugaran Jasmani Di Tinjau Dari Segi Usia Dan Jenis Kelamin

dari kegiatan yang dilakukan, h) Arah sikap terhadap sasaran kegiatan, secara statistik berada pada kategori Tinggi. Itu terbukti dari hasil pengolahan data angket dengan persentasenya yaitu sebanyak 84%. Hal ini mengandung arti bahwa tingkat motivasi peserta latihan aerobik perempuan sudah tinggi. 3. Gambaran tingkat motivasi peserta latihan aerobik pada usia muda yang

meliputi indikator : a) Durasi kegiatan, b) Frekuensi kegiatan belajar, c) Persistensi pada tujuan kegiatan belajar, d) Ketabahan, keuletan, dan kemampuan dalam menghadapi rintangan dan kesulitan, e) Devosi dan pengorbanan untuk mencapai tujuan, f) Tingkat aspirasi yang hendak dicapai dengan kegiatan yang dilakukan, g) Tingkat kualifikasi prestasi/produk (output) yang dicapai dari kegiatan yang dilakukan, h) Arah sikap terhadap sasaran kegiatan, secara statistik berada pada kategori Tinggi. Itu terbukti dari hasil pengolahan data angket dengan persentasenya yaitu sebanyak 81%. Hal ini mengandung arti bahwa tingkat motivasi peserta latihan aerobik pada usia muda sudah tinggi.

4. Gambaran tingkat motivasi peserta latihan aerobik pada usia tua yang meliputi indikator : a) Durasi kegiatan, b) Frekuensi kegiatan belajar, c) Persistensi pada tujuan kegiatan belajar, d) Ketabahan, keuletan, dan kemampuan dalam menghadapi rintangan dan kesulitan, e) Devosi dan pengorbanan untuk mencapai tujuan, f) Tingkat aspirasi yang hendak dicapai dengan kegiatan yang dilakukan, g) Tingkat kualifikasi prestasi/produk (output) yang dicapai dari kegiatan yang dilakukan, h) Arah sikap terhadap sasaran kegiatan, secara statistik berada pada kategori Tinggi. Itu terbukti dari


(3)

60

Hamada, 2014

Motivasi Para Peserta Senam Aerobik Di Pusat Kebugaran Jasmani Di Tinjau Dari Segi Usia Dan Jenis Kelamin

hasil pengolahan data angket dengan persentasenya yaitu sebanyak 78%. Hal ini mengandung arti bahwa tingkat motivasi peserta latihan aerobik pada usia tua sudah tinggi.

B. Saran

Variabel motivasi pada peserta latihan aerobik laki-laki menunjukkan persentase yang terendah dari yang lainnya. Merujuk kepada hasil tersebut salah satu upaya untuk meningkatkan motivasi peserta latihan aerobik laki-laki adalah dengan melalui aktivitas latihan seperti meningkatkan keinginan pesertadalam melaksanakan latihan, meningkatkan pengaturan waktu yang tepat dalam berlatih agar mencapai keberhasilan, meningkatkan kemauan peserta untuk menambah waktu berlatih agar mendapat hasil yang optimal.


(4)

Hamada, 2014

Motivasi Para Peserta Senam Aerobik Di Pusat Kebugaran Jasmani Di Tinjau Dari Segi Usia Dan Jenis Kelamin

DAFTAR PUSTAKA

Abin Syamsuddin Makmun, (2004), Psikologi Pendidikan, Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Anik Ghufron, dkk. 2007. Panduan Penelitian dan Pengembangan Bidang Pendidikan dan Pembelajaran. Yogyakarta : Lembaga Pendidikan UNY

Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian. Jakarta : PT RINEKA CIPTA. Pendidikan dan Pembelajaran. Yogyakarta : Lembang Penelitian UNY

Ating Somantri dan Sambas Ali Muhidin, (2006), Aplikasi Statistika Dalam Penelitian. Bandung: Pustaka Setia.

Biro Humas dan Hukum. 2007. Undang-undang Republik Indonesia Nomer 3 tahun 2005 Tentang Sistem Keolahragaan Nasional

Echols. J.M- dan Shadily. H. 1993. Kamus Inggris – Indonesia. Jakarta: PT. Gramedia Faizal Sanapiah, (2007), Format – Format Penelitian Sosial, Jakarta: Raja Grafindo

Persada

Giriwijoto, Y. S. S. 1992. Ilmu Faal Olahraga. Bandung : Buku Perkuliahan Mahasiswa FPOK-IKIP Bandung

Giriwijoyo, Santosa. 1991. Ilmu Faal Olahraga. Bandung : Ikip Bandung Giriwijoyo, Santosa. 1995. Olahraga dan Kesehatan. Bandung : FPOK-UPI Giriwijoyo, Santosa. 2004. Ilmu Faal Olahraga. Bandung : FPOK-Bandung Hamalik, Oemar. 1995. Dasar Motivasi : PT Gramedia Pustaka Utama

Harsono. 1988. Coaching dan Aspek-aspek Psikologis dalam Coaching. Jakarta : CV. Tambak Kusuma


(5)

Hamada, 2014

Motivasi Para Peserta Senam Aerobik Di Pusat Kebugaran Jasmani Di Tinjau Dari Segi Usia Dan Jenis Kelamin

Husdarta. JS & M. Saputra, Y. (2000). Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Depdiknas Hamalik, Oemar. 1995. Dasar Motivasi. Bandung : PT Gramedia Pustaka Utama

______. 1998. Pembinaan Kondisi Fisik Olahraga. Jakarta : Depdikbud Dirjen Dikti PPLPTK. Kamus Besar Bahasa Indonesia tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, 2nd edn, Jakarta, Balai Pustaka, 1993

Lutan, R. (2002), Asas-Asas Pendidikan Jasmani Pendekatan Pendidikan Gerak di Sekolah Dasar. Jakarta: Depdiknas: Dirjen Dikdasmen Bekerejasama dengan Dirjen Olahraga

Moeloek, Dangsina. 1984. Kesehatan dan Olahraga. Jakarta : Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia

Nasution S. 1991. Metode Research. Bandung : Jemmais

Nurhasan, (1998). Hand out Statistik. Bandung: FPOK UPI Bandung Nurhasan, (2000). Tes dan Pengukuran. Bandung: FPOK UPI Bandung

Rusli, Lutan. 1992. Manusia dan Olahraga : Seri Bahan Kuliah Olahraga ITB. Bandung : ITB dan FPOK UPI-Bandung

Rusli, Lutan. 1991. Krisis Global Pendidikan Jasman : Reinpretasi Hasil Kongres World Summit on Physical Education. Makalah. Bandung : Universitas Pendidikan

Indonesia

Sambas Ali Muhidin dan Maman A. (2009), Analisis Korelasi, Regresi dan Jalur Dalam Penelitian. Bandung: Pustaka Setia

Sidibyo, Setyobroto.1989. Psikologi Olahraga. Jakarta : PT Anem Kosong Anem Sudjana. 1989. Metode Statistika. Tarsito, Bandung.

Sajoto M. 1988. Pembinaan Kondisi Fisik Dalam Olahraga. Jakarta : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Jakarta : Direktur Jendral Pendidikan Tinggi. Proyek Pengembangan Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan.


(6)

Hamada, 2014

Motivasi Para Peserta Senam Aerobik Di Pusat Kebugaran Jasmani Di Tinjau Dari Segi Usia Dan Jenis Kelamin

Sudjana, Nana dan Ibrahim. 2001. Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Bandung : Sinar Baru Algensindo.

Sadoso Sumosardjuno. 1989. Petunjuk Praktis Kesehatan Olahraga. Jakarta : Pustaka Karya Grafita Utama.

Suapandi, Kemal Johana. 1990. Pengantar Sosiologi Olahraga. Bandung : FPOK IKIP Bandung.

Surakhmad. 1998. Metode Penelitian Sosial. Bandung : PT. Remadja Rosdakarya. Tangkudung, James. 2004. Ilmu Faal (Fisiologi). Jakarta : CerdaS Jaya.

http://radarsukabumi.com/p=7885 www.dikti.go.id/olahraga.html

http://www.healthcarecenter.com/aerobic-sport.html http://www.websteronlinedictionary.com/oxygen.html

http://www.websteronlinedictionary.com/system-of-physical.html

http://www.scribd.com/doc/146625606/DASAR-%E2%80%93-DASAR-OR http://www.scribd.com/doc/146625606/DASAR-%E2%80%93-DASAR-OR http://eprints.uny.ac.id/8789/3/BAB%2011.pdf