PENINGKATAN KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIS DAN BERPIKIR KREATIF MELALUI PEMBELAJARAN OPEN ENDED DI SMP MUHAMADDIYAH 03 MEDAN.

(1)

PENINGKATAN KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIS

DAN BERPIKIR KREATIF SISWA MELALUI

PEMBELAJARAN OPEN ENDED DI SMP

MUHAMMADIYAH 03 MEDAN

TESIS

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan dalam Memperoleh Gelar Magister Pendidikan pada

Program Studi Pendidikan Matematika

Oleh:

LILI NUR

INDAH

SARI

NIM.

8126171017

PENDIDIKAN MATEMATIKA

PASCASARJANA UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2014


(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

ABSTRAK

LILI NUR INDAH SARI (2014). Peningkatan Kemampuan Koneksi Matematis dan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Melalui Pembelajaran Open Ended di SMP Muhammadiyah 03 Medan. Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan 2014.

Tujuan penelitian ini adalah: (1) untuk mengetahui peningkatan kemampuan koneksi matematis dan kemampuan berpikir kreatif siswa yang diajar dengan menggunakan pembelajaran open ended dan pembelajaran biasa, (2) untuk mengetahui interaksi antara pembelajaran dan kemampuan awal matematika terhadap peningkatan kemampuan koneksi matematis dan kemampuan berpikir kreatif siswa. Jenis penelitian ini adalah kuasi eksperimen. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa SMP kelas VIII SMP 03 Muhammadiyah Medan berakreditasi A dan sampelnya dipilih secara acak yaitu kelas VIIIc (kelas eksperimen) dan kelas VIIId (kelas kontrol). Instrumen divalidasi terlebih dahulu, maka hasilnya menunjukkan bahwa (1) untuk tes kemampuan koneksi matematis adalah valid dengan kriteria tinggi, sedangkan untuk tes kemampuan berpikir kreatif adalah valid dengan kriteria tnggi. (2) koefisien realibilitas untuk tes kemampuan koneksi matematis adalah 0,73 dengan kategori tinggi, sedangkan tes kemampuan berpikir kreatif siswa adalah 0,79 dengan kategori tinggi. Analisis data dilakukan dengan ANAVA dua jalur. hasil penelitian ini menunjukkan bahwa (1) adanya peningkatan kemampuan koneksi matematis dan kemampuan berpikir kreatif siswa dengan menggunakan pembelajaran open ended lebih tinggi dibandingkan dengan siswa yang memperoleh pembelajaran biasa, (2) tidak terdapat interaksi antara pembelajaran dengan tingkat kemampuan siswa terhadap peningkatan koneksi matematis dan kemampuan berpikir kreatif. Peneliti menyarankan: (1) agar pembelajaran open ended menjadi alternatif bagi guru dalam meningkatkan kemampuan koneksi matematis dan berpikir kreatif siswa, (2) perangkat pembelajaran dipersiapkan secara matang serta disesuaikan dengan indikator kemampuan dan alokasi waktu yang harus dicapai, (3) agar selektif dalam memilih materi yang diajarkan dengan pembelajaran open ended karena tidak semua materi cocok diterapkan dengan pembelajaran open ended.


(7)

ABSTRACT

LILI NUR INDAH SARI (2014). The improvement of Mathematical Connection Competence and Student’s Creative Thinking Through Open Ended Learning at SMP Muhammadiyah 03 of Medan. Post Graduate Program of Medan University 2014.

The aim of this research are: (1) to find out the improving competence of mathematical connection and student’s creative thinking through open ended learning and usual learning, (2) to find out there was the interaction between learning and first mathematical competence toward the improving competence of mathematical connection and student’s creative thinking. This kind of research is the quasi experiment. The population of this research are the students in eleventh grade of SMP Muhammadiyah 03 Medan. The sample chosen random sample which are VIIIc as experiment class and VIIId as control class. The instrument is validited first, and the result is shown that (1) to test the competence in mathematical connection is valid with the high criteria, on other hand to test student’s creative thinking competence is valid with the high criteria. (2) cooficient reability to test mathematical connection competence is 0,73 with the high category, on other hand reabilty to test student’s creative thinking competence is 0,79 with the high category. Data analysis is can rid by using ANAVA two ways. The result of this research Revealed that (1) there was improvement competence in mathematical connection and student’s creative thinking by using open ended learning is better than using usual learning, (2) there no interaction between learning and student’s competence level to the improvement competence of mathematical connection and student’s creative thinking. The researcher suggests: (1) to use the open ended learning as the alternative way for teachers to improve the competence in mathematical connection and student’s creative thinking , (2) learning tools ia prepared well and suited with the indicator of competence and time allocation that must be reached, (3) must be selective in choosing the material of teaching by using open ended learning because not all materials of teaching is suitable to apply by using open ended learning.


(8)

i

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim,

Alhamdulillahirabbil ‘alamin, puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat ALLAH SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada penulis, sehingga dapat menyelesaikan penulisan tesis dengan judul “Peningkatan Kemampuan Koneksi Matematis dan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Melalui Pembelajaran Open Ended di SMP Muhammadiyah 03 Medan”.

Shalawat dan salam penulis sanjungkan kepada Nabi Muhammad SAW sebagai pembawa risalah kepada ummatnya.

Tesis ini ditulis dan diajukan guna memebuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Pendidikan (M.Pd) Program Studi Pendidikan Matematika, Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan (UNIMED). Penelitian ini merupakan studi eksperimen yang melibatkan pelajaran matematika dengan pembelajaran open ended (POE). Sejak mulai dari persiapan sampai selesainya penulisan tesis ini, penulis mendapatkan semangat, dorongan, dan bantuan dari berbagai pihak dan pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih yang tulus dan penghargaan yang setingggi-tingginya kepada semua pihak yang telah membantu penulis dengan keikhlasan dan ketulusan baik langsung maupun tidak langsung sampai terselesaikannya tesis ini. Semoga ALLAH SWT memberikan balasan yang setimpal atas kebaikan tersebut. Terima kasih dan penghargaan khususnya peneliti sampaikan kepada:

1. Ayahanda Zainal Amri Daulay, Ibunda Afrida Hayani Nasuition, Kakak Ika Puspa Sari, Abang Indra Iman, Adinda Saddam Husein dan Ali Syahdi


(9)

ii

Munawir serta Andri Azhary, ST yang telah memberikan kasih sayang, perhatian dan dukungan moril maupun materi sejak sebelum kuliah, dalam perkuliahan hingga menyelesaikan pendidikan ini.

2. Bapak Prof. Dr. Edi Syahputra, M.Pd dan bapak Prof. Dr. Asmin, M.Pd selaku Dosen pembimbing I dan II yang telah meluangkan waktu di sela-sela kesibukannya untuk memberikan bimbingan, arahan dan saran-saran yang sangat berarti bagi penulis.

3. Bapak Prof. Dr. Hasratuddin, M.Pd, Bapak Dr. Edi Surya, M.Si dan Bapak Prof. Dr. Busmin Gurning M.Pd selaku narasumber yang telah banyak memberikan saran dan masukan-masukan dalam penyempunaan tesis ini. 4. Bapak Prof. Dr. Edi Syahputa, M.Pd dan Bapak Prof. Dr. Hasratuddin, M.Pd

selaku ketua dan sekretaris Program Studi Pendidikan Matematika yang setiap saat memberikan kemudahan, arahan dan nasihat yang sangat berharga bagi penulis.

5. Direktur, Asisten I, II dan III beserta Staf Program Pascasarjana UNIMED yang telah memberikan bantuan dan kesempatan kepada penulis menyelesaikan tesis ini.

6. Kepala Sekolah SMP Muhammadiyah 03 Medan yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk melakukan penelitian lapangan di sekolah. 7. Ayahanda Zainal Amri Daulay, Ibunda Afrida Hayani Nasuition, Kakak Ika

Puspa Sari, Abang Indra Iman, Adinda Saddam Husein dan Ali Syahdi Munawir serta Andri Azhary, ST yang telah memberikan kasih sayang,


(10)

iii

perhatian dan dukungan moril maupun materi sejak sebelum kuliah, dalam perkuliahan hingga menyelesaikan pendidikan ini.

8. Semua pihak serta rekan-rekan satu angkatan master Hap-hap Program Studi Pendidikan Matematika Ika, Auda, Fitri, Chris, Daut, Suwanto, Suwanti, Yulia, Devi, Yunita, Sri, Erik, Hilman, Ina, Juindi, Meri, dan Yusnarti serta adinda sekalian Riski Noveri S.Pd dan Julika yang telah banyak memberikan bantuan dan dorongan dalam penyelesaian tesis ini.

Dengan segala kekurangan dan keterbatasan, penulis berharap semoga tesis ini dapat memberikan sumbangan dan manfaat bagi para pembaca, sehingga dapat memperkaya khasanah penelitian-penelitian sebelumnya, dan dapat memberi inspirasi untuk penelitian lebih lanjut.

Medan, Mei 2014


(11)

iv

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 14

1.3 Batasan Masalah ... 15

1.4 Rumusan Masalah ... 16

1.5 Tujuan Penelitian ... 16

1.6 Manfaat Penelitian ... 17

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Koneksi Matematis ... 19

2.1.1 Pengertian Koneksi Matematis... ... 19

2.1.2. Tujuan dan Jenis koneksi matematis ... 23

2.2. Berpikir Kreatif... ... 27

2.3. Berpikir Kreatif dalam Pendidikan Matematika ... 32

2.4. Pembelajaran Open Ended dalam Matematika... 36

2.4.1. Pengertian Open Ended ... 36

2.4.2. Masalah Open Ended... ... 41

2.4.3. Mengkonstruksi Masalah Open Ended ... 43

2.4.4. Langkah-langkah Pembelajaran Open Ended... 44

2.4.5. Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Open Ended . 49 2.5. Pembelajaran Biasa... ... 50

2.5.1. Metode Pembelajaran Ekspositori ... 53

2.5.2. Keunggulan dan Kelemahan Metode Pembelajaran Ekspositori... ... 55

2.6. Penilaian Tes (Tes Assesment) ... 57

2.7. Penelitian yang Relevan dengan Pembelajaran Open Ended... 61

2.8. Teori Belajar yang Mendukung Pembelajaran Open Ended... 64

2.9. Kerangka Konseptual ... 65

2.9.1. Kemampuan Koneksi Matematis ... 66

2.9.2. Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa ... 67

2.9.3. Interaksi antara Pembelajaran dengan Kemampuan Awal Terhadap Kemampuan Koneksi Matematis siswa... 69

2.9.4. Interaksi antara Pembelajaran dengan Kemampuan Awal Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa... 69

2.10. Pola Jawaban Siswa... 70


(12)

v

BAB III METODELOGI PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian ... 72

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian... 72

3.3 Populasi dan Sampel... ... 72

3.4 Desain Penelitian... 73

3.5 Variabel Penelitian ... 75

3.6 Instrumen Penelitian... 75

3.6.1. Tes Kemampuan Awal Matemtika Siswa ... . 76

3.6.2. Tes Kemampuan Koneksi Matematis ... 76

3.6.3 Tes Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa ... 78

3.7. Uji Coba Instrumen ... 79

3.7.1. Analisis Validitas Konstruk Butir Soal ... 80

3.7.2. Analisis Reliabilitas Butir Soal ... 81

3.7.3. Analisis Tingkat Kesukaran dan Analisis Daya Pembeda Butir Soal... 82

3.8. Prosedur Penelitian ... 83

3.9. Teknik Analisis Data ... 91

3.10. Definisi Operasional ... 92

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN 4.1 Hasil Penelitian ... 95

4.1.1. Hasil Uji Coba Perangkat Pembelajaran dan Instrumen Tes... ... 95

4.1.2 Deskripsi Kemampuan Awal Matematika ... 98

4.1.3 Pengujian Hipotesis Statistik... . 104

4.1.3.1. Hipotesis Statistik Pertama ... 104

4.1.3.2. Hipotesis Statistik Kedua ... 105

4.1.3.3. Hipotesis Statistik Ketiga ... 106

4.1.3.4. Hipotesis Statistik Pertama ... 107

4.1.4 Deskripsi Peningkatan Kemampuan Koneksi Matematis Siswa... 107

4.1.5 Analisis Peningkatan Kemampuan Koneksi Matematis Berdasarkan Faktor Pembelajaran dan Kemampuan Awal Matematika Siswa... 116

4.1.6 Deskripsi Hasil Tes Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa 126 4.1.7 Analisis Peningkatan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Berdasarkan Faktor Pembelajaran dan Kemampuan Awal Matematis Siswa... 134

4.1.8 Deskripsi Proses Penyelesaian Masalah Untuk Setiap Kemampuan pada masing-masing Pembelajaran... 144

4.2 Pembahasan... . 153

4.2.1. Kemampuan Awal Matematika Siswa... 153

4.2.2. Kemampuan Koneksi Matematis Siswa... 155

4.2.3. Interaksi antara Faktor Pembelajaran dengan Kemampuan Koneksi Matematis... 156


(13)

vi

4.2.5. Interaksi Antara Faktor Pembelajaran dengan Kemampuan

Berpikir Kreatif Siswa... 159

4.2.6. Diskusi Hasil Penelitian ... 160

4.2.7. Keterbatasan Penelitian... .... 166

BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan ... 168

5.2 Saran ... 169

DAFTAR PUSTAKA ... 171


(14)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Tingkat Berpikir Kreatif De Bono ... 34

Tabel 2.2. Langkah-langkah Pembelajaran Open Ended... 48

Tabel 2.3. Langkah-langkah Pembelajaran Biasa... 53

Tabel 3.1 Tabel Desain Penelitian ... 74

Tabel 3.2. Tabel Weiner Keterkaitan antara Variabel Bebas dan Variabel Terikat... 75

Tabel 3.3. Pedoman Penskoran Kemampuan Koneksi Matematis... 77

Tabel 3.4. Pedoman Penskoran Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa ... 79

Tabel 3.5. Kriteria Pengelompokan Kemampuan Awal ... 84

Tabel 3.6. Keterkaitan Permasalahan, Hipotesisi Statistik dan Uji Statistik... ... 92

Tabel 4.1 Hasil Validasi Perangkat Pembelajaran ... 96

Tabel 4.2 Hasil Uji Coba Tes Kemampuan Koneksi Matematis Siswa .. 97

Tabel 4.3 Hasil Uji Coba Tes Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa ... 97

Tabel 4.4 Deskripsi Mean dan Standar Deviasi Tes Kemampuan Awal Matematika Siswa Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol... 99

Tabel 4.5. Uji Normalitas Nilai Kemampuan Awal Matematika Siswa ... 100

Tabel 4.6 Uji Homogenitas Nilai Kemampuan Awal Matematika Siswa. 101

Tabel 4.7 Hasil Uji-t Tes Kemampuan Awal Matematika Siswa Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol ... 102

Tabel 4.8 Pengelompokkan Kemampuan Awal ... 103

Tabel 4.9 Pengujian Hipotesis Statistik Pertama ... 105

Tabel 4.10 Pengujian Hipotesis Statistik Kedua... 105

Tabel 4.11 Rata-rata Gain Kemampuan Koneksi Matematis


(15)

Pembelajaran Biasa Berdasarkan Kemampuan Matematis

Siswa ... 108

Tabel 4.12 Deskripsi Data untuk Indikator Koneksi antar Topik Matematika... ... 112

Tabel 4.13 Deskripsi Data untuk Indikator Koneksi dengan Disiplin Ilmu Lain... ... .. 113

Tabel 4.14 Deskripsi Data untuk Indikator Koneksi dengan Dunia Nyata... ... 113

Tabel 4.15 Uji Normalitas Gain Kemampuan Koneksi Matematis... 117

Tabel 4.16 Uji Homogenitas Varians Gain Kemampuan Koneksi Matematis... ... 118

Tabel 4.17 Rangkuman Uji ANAVA Dua Jalur Gain Kemampuan Koneksi Matematis Siswa ... 119

Tabel 4.18 Ringkasan Peningkatan Masing-masing Indikator Koneksi Matematis Ditinjau dari Keseluruhan Siswa ... 120

Tabel 4.19 Rangkuman Hasil Pengujian Hipotesis Penelitian Kemampuan Koneksi Matematis pada Taraf Signifikansi 5%... ... 125

Tabel 4.20 Rata-rata Gain Berpikir Kreatif Siswa Kelompok Pembelajaran Open Ended dan Kelompok Pembelajaran Biasa Berdasarkan Kemampuan Matematis Siswa... 126

Tabel 4.21 Deskripsi Data Indikator Lancar.... ... 130

Tabel 4.22 Deskripsi Data Indikator Luwes.... ... 131

Tabel 4.23 Deskripsi Data Indikator Baru... ... 131

Tabel 4.24 Uji Normalitas Gain Berpikir Kreatif ... 135

Tabel 4.25 Uji Homogenitas Varians Gain Berpikir Kreatif ... 136

Tabel 4.26 Rangkuman Uji ANAVA Dua Jalur Gain Berpikir Kreatif Siswa... ... 137


(16)

Tabel 4.27 Ringkasan Peningkatan Indikator Berpikir Kreatif Ditinjau dari Keseluruhan Siswa Menggunakan Uji

Mann-Whitney ... 138 Tabel 4.28 Rangkuman Hasil Pengujian Hipotesis Penelitian


(17)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1.1 Lembar Jawaban Siswa Koneksi Matematis ... 5

Gambar 1.2 Lembar Jawaban Siswa Berpikir Kreatif ... 8

Gambar 1.3 Lembar Hasil Belajar Siswa ... 9

Gambar 2.1 Dua Tipe Koneksi ... 21

Gambar 2.2 Hirarkis Berpikir ... 33

Gambar 3.1 Prosedur Penelitian ... 91

Gamba 4.1 Interaksi antara Faktor Pembelajaran dengan Faktor Kemampuan Matematika Siswa terhadap Peningkatan Kemampuan Koneksi Matematis ... 124

Gambar 4.2 Interaksi Antara Faktor Pembelajaran Dengan Faktor Kemampuan Awal Matematika Siswa Terhadap Peningkatan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa... 142

Gambar 4.3 Jawaban Butir Soal Nomor 1 Dan 2 Kemampuan Koneksi Matematis Kelas Eksperimen ... 145

Gambar 4.4 Jawaban Butir Soal Nomor 1dan 2 Kemampuan Koneksi Matematis Kelas Kontrol ... 146

Gambar 4.5 Jawaban Butir Soal Nomor 3 Dan 4 Kemampuan Koneksi Matematis Kelas Eksperimen ... 147

Gambar 4.6 Jawaban Butir Soal Nomor 3 Dan 4 Kemampuan Koneksi Matematis Kelas Kontrol... l48 Gambar 4.7 Jawaban Butir Soal Nomor 1 Dan 2 Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Kelas Eksperimen ... 149

Gambar 4.8 Jawaban Butir Soal Nomor 1dan 2 Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Kelas Kontrol ... 150

Gambar 4.9 Jawaban Butir Soal Nomor 3 Dan 4 Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Kelas Eksperimen ... 151 Gambar 4.10 Jawaban Butir Soal Nomor 3 Dan 4 Kemampuan Berpikir Kreatif

Siswa Kelas Kontrol... l52 Gambar 4.11 Tahapan Pengkonstruksian Pengetahuan Awal Siswa ... l64


(18)

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Eksperimen dan

Kontrol... 175 Lampiran 2 Lembar Aktivitas Siswa (LAS) I, II, III, dan IV ... 219

Lampiran 3 Tes Kemampuan Awal Matematika (KAM), Pretes

Kemampuan Koneksi Matematis dan Berpikir Kreatif, Postes

Kemampuan Koneksi Matematis dan Berpikir Kreatif ... 246 Lampiran 4 Kisi-kisi Tes Kemampuan Koneksi Matematis dan Berpikir

Kreatif Siswa... 275 Lampiran 5 Hasil Validasi RPP, LAS, Pretes dan Postes Kemampuan Koneksi

Matematis dan Berpikir Kreatif, Validasi, Reabilitas, Tingkat Kesukaran dan Daya Beda Kemampuan Koneksi Matematis dan


(19)

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Pendidikan matematika merupakan hal yang penting di dalam proses pembelajaran di sekolah, terutama pada jenjang pendidikan dasar dan menengah. Pembelajaran matematika pada pendidikan dasar dan menengah bertujuan memberikan penekanan pada penataan penalaran dan pembentukan sikap siswa dan memberikan penekanan pada keterampilan dalam penerapan matematika, baik dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam membantu mempelajari ilmu pengetahuan lainnya. Keterampilan dalam penerapan matematika dalam kehidupan sehari-hari, mempelajari pengetahuan lain merupakan kemampuan koneksi matematis yang membantu siswa mempelajari pelajaran matematika.

Pentingnya kemampuan koneksi matematis karena berpikir matematik mencakup mencari koneksi matematis dan membuat koneksi matematis membangun pemahaman matematika. Tanpa koneksi matematis siswa harus belajar dan mengingat banyak konsep dan kemampuan yang terisolasi. Dengan koneksi matematis siswa dapat membangun pemahaman baru pada pengetahuan sebelumnya (NCTM, 2000: 274).

Tujuan dari koneksi matematis adalah untuk membantu pembentukan persepsi siswa, dengan cara melihat matematika sebagai bagian terintegrasi dengan kehidupan. Materi pelajaran akan tambah berarti dan menyenangkan jika siswa mempelajari materi pelajaran yang dikaitkan dengan konteks kehidupan mereka.


(20)

2

Sejalan dengan hal di atas kemampuan koneksi matematis merupakan hal yang penting namun siswa yang menguasai konsep matematika tidak dengan sendirinya pintar dalam mengoneksikan matematika. Dengan demikian kemampuan koneksi perlu dilatih kepada siswa sekolah. Apabila siswa mampu mengaitkan ide-ide matematika maka pemahaman matematikanya akan semakin dalam dan bertahan lama karena mereka mampu melihat keterkaitan antar topik dalam matematika, dengan konteks selain matematika, dan dengan pengalaman hidup sehari-hari (NCTM, 2000:64).

Siswa perlu diberikan latihan-latihan yang berkenaan dengan soal-soal koneksi matematis disebabkan dalam matematika semua konsep berkaitan satu sama lain seperti dalil dengan dalil, antara teori dengan teori, antara topik dengan topik, dan antara cabang matematika. Oleh karena itu agar siswa berhasil belajar matematika, siswa harus diberi banyak kesempatan untuk menemukan kaitan itu (koneksi matematis).

Koneksi matematis merupakan suatu kemampuan yang penting dimiliki siswa karena kemampuan ini memandang matematika sebagai suatu keseluruhan yang padu bukan sebagai materi yang berdiri sendiri, maksudnya bahwa pelajaran matematika terdiri atas geometri, aljabar, trigonometri, aritmetika, kalkulus, statistika yang masing-masing di dalamnya terdiri dari berbagai topik atau materi. Dalam pembelajaran, topik-topik itu dapat dikaitkan satu sama lain dan hendaknya jangan terpisah, matematika tidak diajarkan sebagai topik yang terpisah. Masing-masing topik tersebut bisa dilibatkan atau terlibat dengan topik lainnya.


(21)

3

Kemampuan koneksi matematis merupakan salah satu aspek kemampuan matematik penting yang harus dicapai melalui kegiatan belajar matematika. Mengapa penting? Sebab dengan mengetahui hubungan-hubungan matematik, siswa akan lebih memahami matematika dan juga memberikan mereka daya matematik lebih besar. Krulik (Kurniawan, 2006:37) menyatakan bahwa menurut Bruner tak ada konsep atau operasi yang tak terkoneksikan dengan konsep atau operasi lain dalam suatu sistem, karena merupakan suatu kenyataan bahwa esensi matematika adalah sesuatu yang terkait dengan sesuatu yang lainnya. Dengan demikian, agar siswa berhasil dalam belajar matematika, siswa harus lebih banyak diberi kesempatan untuk melihat kaitan-kaitan itu. Dalam pembelajaran matematika guru tidak perlu membantu siswa dalam menelaah perbedaan dan keragaman struktur-struktur dalam matematika, tetapi siswa perlu menyadari sendiri adanya koneksi matematis antara berbagai struktur dalam matematika. Struktur matematika adalah ringkas dan jelas sehingga melalui koneksi matematis maka pembelajaran matematika menjadi lebih mudah dipahami oleh anak.

Kemampuan koneksi matematis penting karena siswa akan memperoleh suatu materi yang cakupan permasalahannya menjangkau berbagai aspek, baik di dalam ataupun di luar sekolah. Dengan demikian, siswa tidak hanya bertumpu pada materi yang sedang dipelajarinya saja, tetapi secara tidak langsung siswa memperoleh banyak pengetahuan yang pada akhirnya dapat menunjang peningkatan kualitas hasil belajar siswa secara menyeluruh.

Berdasarkan kepentingan kemampuan koneksi matematis di atas siswa dituntut memiliki suatu kemampuan matematika. Kemampuan matematika


(22)

4

digunakan siswa untuk memahami pengetahuan dan memecahkan masalah yang dihadapi. Dalam hal ini guru berperan memberikan motivasi kepada siswa agar dapat belajar matematika dengan baik untuk meningkatkan kemampuan koneksi matematis siswa.

Pada kenyataannya kemampuan koneksi matematis siswa masih rendah dilihat dari hasil tes PISA tahun 2003 memperlihatkan bahwa tingkat kemampuan matematika siswa hampir separuhnya berada pada level satu, artinya siswa hanya mampu menyelesaikan persoalan matematika dengan satu langkah, sedangkan pada level 5-6 yaitu mengembangkan, menyimpulkan dan mengkomunikasikan model matematika untuk situasi yang kompleks, persentasenya hanya 2,3%. Artinya dari setiap 100 orang siswa di Indonesia hanya sekitar 3 siswa yang mampu mengembangkan, menyimpulkan dan mengkomunikasikan model matematika untuk situasi yang kompleks. Kecilnya persentase siswa dalam hal ini menunjukkan bahwa rendahnya kemampuan matematika siswa di Indonesia khususnya kemampuan menyimpulkan model matematika untuk memecahkan masalah matematika.

Rendahnya koneksi matematis siswa untuk lebih khususnya yaitu terlihat pada contoh kasus yang ditemukan pada lembar jawaban siswa SMP Muhammadiyah 03 Medan. Persoalan yang diberikan berbentuk soal koneksi matematis sebagai berikut: Pada kompetisi sepak bola akan dipilih penjaga gawang terbaik dari 4 (empat) penjaga gawang. Berikut ini adalah statistik untuk keempat penjaga gawang tersebut, Surya: jumlah kemasukan 3 kali dari 11 kali tendangan. Iwan: jumlah kemasukan 5 kali dari 16 kali tendangan. Agus: jumlah


(23)

5

kemasukan 10 kali dari 20 kali tendangan. Andi: jumlah kemasukan 12 kali dari 25 tendangan. Simpulkan siapa yang paling baik menjaga gawangnya dari kemasukan bola? Berikan penjelasannya!

Dari hasil jawaban siswa, terdapat jawaban yang memilih Andi sebagai penjaga gawang terbaik. Berikut ini pola jawaban dan penjelasan salah satu siswa yang memberikan jawaban salah: Andi adalah penjaga gawang terbaik karena paling banyak menghalau bola yaitu sebanyak 13 kali (dengan pola jawaban 25 – 12 = 13).

Gambar 1.1 Lembar Jawaban Siswa

Sedangkan Surya 8 kali (dengan pola jawaban 11 – 3 = 8), Iwan 11 kali (dengan pola jawaban 16 – 5 = 11), dan Agus hanya 10 kali (dengan pola jawaban 20 – 10 = 10). Mengapa siswa tidak mampu memberikan kesimpulan? Mengapa hal ini dapat terjadi? Menurut kesimpulan sementara, bahwa siswa kurang mampu menjawab soal yang berkaitan dengan koneksi matematis meskipun soal tersebut sudah diarahkan pada kehidupan sehari-hari mereka. Seharusnya jawaban yang benar adalah Surya sebagai penjaga gawang terbaik. Karena Surya memiliki peluang kemasukan bola lebih kecil dibandingkan penjaga gawang dapat


(24)

6

ditentukan dengan menggunakan model, fakta dan sifat-sifat perbandingan. Perolehan hasil peluang kemasukan setiap penjaga gawang adalah sebagai berikut: Surya = 3/11= 0,27; Iwan = 5/16 = 0,31; Agus = 10/20 = 0,5; dan Andi = 12/25 = 0,48. Fakta tersebut menunjukkan tingkat kemampuan koneksi matematis siswa kelas VIII di SMP Muhamadiyah 03 Medan masih rendah. Kemampuan koneksi matematis siswa yang masih rendah nantinya menjadi permasalahan pertama yang akan diteliti dan dikaji.

Rendahnya kemampuan koneksi matematis siswa juga dapat berimplikasi pada rendahnya prestasi siswa. Selain koneksi matematis, matematika juga perlu untuk membekali siswa memiliki kemampuan berpikir kreatif. Dalam suatu sistem yang mengatur dirinya sendiri, ada keharusan untuk kreatif. Seperti yang dinyatakan oleh De Bono (2007:35) semua bukti menunjukkan bahwa otak bekerja sebagai sistem jaringan syaraf yang mengatur dirinya sendiri. Mengapa kita tidak memperhatikan yang serius kepada berpikir kreatif, padahal ini merupakan kunci dari berpikir (untuk merancang, memecahkan masalah, untuk melakukan perubahan dan perbaikan, memperoleh gagasan baru).

Slameto (2010:138) menjelaskan bahwa berpikir kreatif adalah suatu aktivitas mental untuk membuat hubungan-hubungan (connections) yang terus menerus (kontinu), sehingga ditemukan kombinasi yang “benar” atau sampai seseorang itu menyerah, asosiasi kreatif terjadi melalui kemiripan-kemiripan sesuatu atau melalui pemikiran analogis. Asosiasi ide-ide membentuk ide-ide baru. Dalam beberapa hal berpikir kreatif ada sebagai pola pikir atau ide yang timbul dapat setiap saat dan imajinatif menemukan penemuan-penemuan baru.


(25)

7

Tentu saja ide tersebut tidak semuanya baru, mungkin saja gabungan dari kombinasi unsur-unsur yang sudah ada sebelumnya. Ini berarti bahwa bagi siswa, berpikir kreatif sebagai usaha untuk menemukan hubungan-hubungan baru, memperoleh jawaban, metode atau cara-cara baru dalam menghadapi dan memecahkan masalah dalam hal ini matematika. Sehingga pada siswa perlu dibina sejak dini.

Pentingnya kemampuan berpikir kreatif siswa dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (BSNP, 2006: 345) dinyatakan Matematika perlu diberikan kepada semua peserta didik mulai dari sekolah dasar untuk membekali peserta didik dengan kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif, serta kemampuan bekerjasama. Kompetensi tersebut diperlukan agar peserta didik dapat memiliki kemampuan memperoleh, mengelola, dan memanfaatkan informasi untuk bertahan hidup pada keadaan yang selalu berubah, tidak pasti, dan kompetitif.

Pernyataan di atas juga disebutkan dalam kurikulum 2013 (Devisi PLPG 2013:41) tujuan pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. (UU RI No. 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional).

Keberhasilan seorang siswa dalam belajar matematika tergantung pada kemampuan berpikirnya. Maka dalam mempelajari bidang studi matematika siswa


(26)

8

dituntut untuk menggunakan kemampuan berpikir kreatif dan kemapuan koneksi matematis. Dengan demikian kurikulum tersebut mengisyaratkan pentingnya kreativitas, aktivitas kreatif dan pemikiran (berpikir) kreatif dalam pembelajaran matematika. Oleh karena itu pembelajaran matematika memiliki sumbangan yang penting untuk perkembangan kemampuan berpikir kreatif dan kemampuan koneksi matematis.

Pada kenyataannya permasalahan mengenai kurangnya kemampuan berpikir kreatif siswa ini dapat dilihat dari contoh soal ini, sebuah toko memiliki sejumlah 46 sepeda roda dua dan sepeda roda tiga. Secara keseluruhan toko tersebut hanya memiliki 120 roda. Ada berapa sepeda roda dua dan sepeda tiga di toko itu? Contoh kasus yang seperti ini siswa masih kesulitan untuk menyelesaikannya. Berikut ini lembar jawaban siswa yang menjawab soal tersebut:


(27)

9

Soal tersebut merupakan soal terbuka baik jawaban maupun strategi penyelesaiannya. Dalam kasus tersebut siswa kesulitan untuk merumuskan masalah, penemuan, kebebasan dan keaslian. Siswa juga mengalami kesulitan bagaimana langkah-langkah menggunakan metode dalam SPLDV, menggunakan teknik dalam mengimplementasikan suatu metode dan kesulitan dalam melakukan operasi hitung untuk menyelesaikan suatu permasalahan.

Rendahnya kemampuan koneksi matematis dan kemampuan berpikir kreatif siswa berimplikasi pada rendahnya prestasi siswa. Hal ini terlihat dari hasil belajar siswa (raport) pada pelajaran matematika siswa memperoleh nilai 69 atau belum tuntas. Dari hasil wawancara yang dilakukan peneliti dengan salah satu guru matematika di sekolah tersebut terdapat nilai rata-rata kelas 60 dan untuk ketuntasan belajar 65%. Berikut ini lembar hasil belajar siswa (raport) dari salah satu siswa di sekolah tersebut:


(28)

10

Di antara penyebab rendahnya pencapaian siswa dalam pelajaran matematika adalah proses pembelajaran yang masih menggunakan pembelajaran biasa. Untuk memecahkan masalah ini dibutuhkan seorang guru yang dapat mengembangkan pengajaran yang bermakna dan berpusat pada siswa. Belajar matematika disebut bermakna bila siswa mengalami sendiri apa yang dipelajari, daripada hanya mengetahui secara lisan saja. Kebermaknaan belajar matematika dipengaruhi oleh cara guru menyampaikan pembelajaran matematika itu sendiri.

Penggunaan pembelajaran open ended diharapkan dapat menciptakan situasi belajar yang menyenangkan, mendorong siswa belajar dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengkonstruksi konsep-konsep yang dipelajarinya sehingga tercapainya hasil belajar siswa yang baik. Hudiono (Lambertus, dkk. 2013:75) menyebutkan pembelajaran open ended dalam pembelajaran matematika bertujuan menciptakan suasana pembelajaran agar siswa memperoleh pengalaman dalam menemukan sesuatu yang baru melalui proses pembelajaran. Tujuan pembudayaan pembelajaran open ended adalah membantu mengembangkan aktivitas dan berpikir matematik siswa secara serempak dalam pemecahan masalah. Dengan pemberian suatu masalah kepada siswa akan menimbulkan rasa ingin tahunya, bagaimana cara menyelesaikanya, konsep yang bagaimana yang diperlukan untuk pemecahannya dan metode apa yang tepat digunakan untuk penyelesaiannya. Hal tersebut akan mendorong siswa menggunakan pengetahuan yang telah dimiliki dan mencari yang perlu diketahui untuk memecahkan masalah tersebut.


(29)

11

Pembelajaran merupakan salah satu faktor yang penting dalam meningkatkan suatu hasil belajar matematika, sehingga diperlukan adanya pembelajaran yang baru dalam pelaksanaannya. Untuk melaksanakan pembelajaran matematika tersebut, guru hendaknya berupaya agar peserta didik dapat memahami ide-ide atau konsep-konsep abstrak yang tersusun secara hirarkis yang terkandung di dalam matematika itu sendiri. Dalam hal ini pembelajaran yang sesuai dalam memberikan keleluasaan siswa untuk berpikir secara aktif dan kreatif yaitu dengan menggunakan pembelajaran open ended. Pembelajaran open ended merupakan salah satu pembelajaran yang membantu siswa melakukan pemecahan masalah secara kreatif dan menghargai keragaman berpikir yang menyajikan suatu permasalahan yang memiliki metode atau penyelesaian yang lebih dari satu serta mungkin juga dengan banyak jawaban (yang benar).

Pembelajaran ini memberi kesempatan kepada siswa untuk memperoleh pengetahuan, pengalaman menemukan, mengenali dan memecahkan masalah dengan beberapa teknik serta pembelajaran open ended ini diharapkan dapat menjadi fasilitator dalam mengembangkan dan merangsang kemampuan berpikir kreatif dan koneksi matematis siswa.

Lebih lanjut bahwa keleluasaan berpikir melalui pembelajaran open ended problem membawa siswa untuk lebih memahami suatu topik dan keterkaitannya dengan topik lainnya, baik dalam pelajaran matematika maupun dengan mata pelajaran lain dan dalam kehidupan sehari-hari. Menurut Suherman, dkk (2003:123) problem yang diformulasikan memiliki multijawaban yang benar disebut problem tak lengkap atau disebut juga open ended problem atau soal


(30)

12

terbuka. Siswa yang dihadapkan dengan open ended problem, tujuan utamanya bukan untuk mendapatkan jawaban tetapi lebih menekankan pada cara bagaimana sampai pada suatu jawaban. Dengan demikian bukanlah hanya satu pendekatan atau metode dalam mendapatkan jawaban, namun beberapa atau banyak.

Hal ini disebabkan karena pada pembelajaran open ended formulasi masalah yang digunakan adalah masalah terbuka. Masalah terbuka adalah masalah yang diformulasikan memiliki multijawaban (banyak penyelesaian) yang benar. Di samping itu, melalui pembelajaran open ended siswa dapat menemukan sesuatu yang baru dalam penyelesaian suatu masalah, khususnya masalah yang berkaitan dengan matematika. Dengan dasar ini, maka pembelajaran open ended

dapat diterapkan dalam proses belajar mengajar.

Terkadang pembelajaran open ended yang diterapkan kepada siswa belum dapat membantu siswa menyelesaikan permasalahan. Pembelajaran open ended

memberi keleluasaan berpikir secara aktif dan kreatif bagi siswa, sehingga terkadang membuat siswa semakin tidak dapat menyelesaikan permasalahan karena banyaknya penyelesaian yang didapat. Sehingga diperlukan bantuan kemampuan koneksi matematis yang lebih benar untuk mendukung penyelesaian permasalahan.

Salah satu akar permasalahan yang mengakibatkan prestasi matematika siswa itu rendah diduga karena kebanyakan guru mengajar dengan menggunakan metode, strategi yang tidak sesuai dengan materi yang diajarkan. Praktek pembelajaran matematika di sekolah dasar telah terkontaminasi dengan model


(31)

13

pembelajaran yang tidak sesuai dengan tujuan matematika dasar dimana guru mengajarkan matematika secara mekanistik atau hafalan.

Selain itu rendahnya hasil belajar matematika siswa disebabkan oleh kurangnya pemahaman guru akan konsep dari materi yang akan disampaikan kepada siswa serta proses pembelajaran masih bersifat tradisional, dan kurang memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan pola pikirnya sesuai dengan kemampuan masing-masing. Sehingga hal tersebut tidak dapat meningkatkan kemampuan koneksi matematis siswa. Namun demikian dalam proses belajar mengajar sering dijumpai kesalahan-kesalahan yang diperbuat siswa maupun guru bidang studi matematika itu sendiri.

Berdasarkan kenyataan di atas, dalam proses pembelajaran guru umumnya melakukan penilaian masalah hanya pada hasil akhirnya saja, yang merupakan tujuan utama dalam pembelajaran dan jarang memperhatikan proses penyelesaian masalah menuju ke hasil akhir. Padahal proses penyelesaian suatu masalah menuju ke hasil akhir merupakan salah satu daya pikir yang interaktif antara siswa dan matematika, hal ini nantinya akan berdampak pada siswa dalam menyelesaikan suatu masalah baik itu matematika maupun masalah dalam kehidupan sehari-hari dengan berbagai macam strategi penyelesaian. Guru masih beranggapan bahwa dengan memberikan tugas yang banyak akan membuat siswa lebih terlatih dan meningkatkan hasil belajarnya. Padahal pemberian tugas kepada siswa yang cukup banyak tanpa memperdulikan kualitas dan bentuk tugas akan membuat siswa semakin menjauhi dan membenci pelajaran matematika.


(32)

14

Pada umumnya guru tidak memiliki kecakapan untuk memilihkan suatu model pembelajaran matematika yang tepat, sehingga siswa tidak kreatif dalam mencari solusi dari suatu permasalahan yang dihadapi dan tidak memiliki kepercayaan diri yang tinggi dalam menyelesaikan suatu permasalahan matematika. Dari berbagai masalah yang telah disebutkan sebelumnya penelitian ini penting dilakukan untuk meningkatkan prestasi belajar siswa khususnya pada kemampuan koneksi matematis dan berpikir kreatif siswa. Penelitian ini juga diharapkan dapat menciptakan proses pembelajaran matematika yang bermakna dan menyenangkan.

Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian pembelajaran open ended yang akan diteliti dalam hal ini adalah pembelajaran

open ended yang dapat meningkatkan kemampuan koneksi matematis dan kemampuan berpikir kreatif siswa.

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas dikatakan siswa mengalami kesulitan dalam menyelesaikan soal matematika. Kesulitan-kesulitan itu disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu:

1. Rendahnya hasil belajar siswa pada bidang matematika dilihat dari nilai raport siswa.

2. Kemampuan koneksi matematis siswa masih rendah dilihat dari hasil tes kemampuan koneksi matematis yang diberikan kepada beberapa siswa. 3. Kemampuan berpikir kreatif siswa masih rendah dilihat dari hasil tes


(33)

15

4. Pembelajaran yang selama ini digunakan guru masih menggunakan pembelajaran biasa yang berpusat pada guru. Sehingga siswa masih kurang aktif di dalam proses pembelajaran.

5. Kemampuan awal matematika siswa (tinggi, sedang dan rendah) tidak hanya semata-mata dari faktor keturunan saja tetapi juga dari faktor pembelajaran yang diterapkan di kelas.

6. Proses jawaban siswa dalam menyelesaikan sosal-soal matematika belum benar.

1.3. Batasan Masalah

Dari identifikasi masalah di atas banyak permasalahan yang muncul dan membutuhkan penelitian tersendiri untuk memperjelas dan mengarahkan yang akan diteliti, oleh karena itu pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Kemampuan koneksi matematis siswa masih rendah. 2. Kemampuan berpikir kreatif siswa masih rendah .

3. Kemampuan awal siswa dan pembelajaran terhadap peningkatan kemampuan koneksi matematis dan kemampuan berpikir kreatif.

4. Proses jawaban siswa dalam menyelesaikan masalah matematika pada pembelajaran yang diterapkan.


(34)

16

1.4. Rumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah di atas maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Apakah peningkatan kemampuan koneksi matematis siswa lebih tinggi antara pembelajaran open ended dengan pembelajaran biasa?

2. Apakah peningkatan kemampuan berpikir kreatif siswa lebih tinggi antara pembelajaran openended dengan pembelajaran biasa?

3. Apakah terdapat interaksi antara pembelajaran dan kemampuan awal siswa terhadap kemampuan koneksi matematis siswa?

4. Apakah terdapat interaksi antara pembelajaran dan kemampuan awal siswa terhadap kemampuan berpikir kreatif siswa?

1.5. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui apakah peningkatan kemampuan koneksi matematis siswa lebih tinggi dengan pembelajaran open ended daripada pembelajaran biasa.

2. Untuk mengetahui apakah peningkatan kemampuan berpikir kreatif siswa lebih tinggi dengan pembelajaran open ended daripada pembelajaran biasa.

3. Untuk mengetahui apakah terdapat interaksi antara pendekatan pembelajaran dan kemampuan awal siswa terhadap kemampuan koneksi matematis siswa.


(35)

17

4. Untuk mengetahui apakah terdapat interaksi antara pendekatan pembelajaran dan kemampuan awal siswa terhadap kemampuan berpikir kreatif siswa.

1.6. Manfaat Penelitian

Dengan tercapainya tujuan penelitian ini, diharapkan hasil penelitian ini bermanfaat untuk:

1. Bagi Siswa, diharapkan dengan penerapan pembelajaran open ended

dapat melibatkan siswa secara aktif dalam belajar matematika dengan arahan dan bimbingan guru. Diharapkan siswa secara aktif dalam meningkatkan kemampuan koneksi matematis dan kemampuan berpikir kreatif siswa serta mengembangkan kemampuan siswa terhadap pembelajaran matematika .

2. Bagi Guru, memberi sumbangan kepada guru-guru untuk menggunakan pembelajaran open ended dalam peningkatan kemampuan koneksi matematis dan kemampuan berpikir kreatif siswa serta menghasilkan alternatif pendekatan pembelajaran matematika dalam usaha-usaha perbaikan proses pembelajaran.

3. Bagi peneliti, mendapatkan pengalaman dan pengetahuan dalam melakukan penelitian dan melatih diri dalam menerapkan ilmu pengetahuan tentang meningkatkan kemampuan koneksi matematis dan kemampuan berpikir kreatif siswa.


(36)

18

4. Secara teori, sebagai bahan untuk meningkatkan prestasi siswa dengan pembelajaran open ended dan bagi peneliti selanjutnya menjadi bahan referensi yang mendukung penelitiannya.


(37)

168

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN 5.1. Simpulan

Pembelajaran matematika baik dengan pembelajaran open ended (POE) maupun pembelajaran biasa (PMB) dapat meningkatkan kemampuan koneksi matematis dan berpikir kreatif siswa. berdasarkan rumusan masalah, hasil penelitian, dan pembahasan seperti yang dikemukakan pada bab sebelumnya, diperoleh beberapa simpulan sebagai berikut:

1) Terdapat peningkatan kemampuan koneksi matematis siswa yang diberi pembelajaran open ended (POE) berdasarkan nilai rata-rata gain ternormalisasi menunjukkan hasil peningkatan yang lebih tinggi yaitu 0,25755 jika dibandingkan dengan siswa yang diberi pembelajaran biasa yaitu 0,20142.

2) Tidak terdapat interaksi antara pembelajaran dan kemampuan awal matematika siswa terhadap peningkatan kemampuan koneksi matematis. Hal ini berdasarkan tabel 4.12 pada bab sebelumnya, terlihat bahwa untuk faktor pembelajaran yang berhubungan dengan kemampuan siswa diperoleh nilai F sebesar 0,085 dengan nilai signifikansi sebesar 0,919 lebih besar dari taraf signifikansi yaitu 0,05.

3) Terdapat peningkatan kemampuan berpikir kreatif siswa yang diberi pembelajaran open ended (POE) berdasarkan nilai rata-rata gain ternormalisasi menunjukkan hasil peningkatan yang lebih tinggi yaitu


(38)

169

0,46120 jika dibandingkan dengan siswa yang diberi pembelajaran biasa yaitu 0,38650.

4) Tidak terdapat interaksi antara pembelajaran dan kemampuan awal matematika siswa terhadap peningkatan kemampuan berpikir kreatif siswa. Hal ini berdasarkan tabel 4.17 pada bab sebelumnya, terlihat bahwa untuk faktor pembelajaran yang berhubungan dengan kemampuan siswa diperoleh nilai F sebesar 0,466 dengan nilai signifikansi sebesar 0,630 lebih besar dari taraf signifikansi yaitu 0,05.

5.2. Saran

Berdasarkan simpulan dari hasil penelitian ini, maka berikut beberapa saran yang perlu mendapat perhatian dari semua pihak yang berkepentingan terhadap penggunaan pembelajaran open ended (POE) dalam proes pembelajaran matematika. Saran-saran tersebut adalah sebagai berikut:

1) Bagi para guru matematika

a) Berdasarkan hasil penelitian yang peneliti lakukan pembelajaran open ended mampu meningkatkan kemampuan koneksi matematis dan berpikir kreatif siswa pada materi kubus dan balok. Namun perlu dipertimbangkan untuk materi yang lain karena pembelajaran open ended tidak cocok diterapkan untuk semua materi pelajaran.

b) Agar pelaksanaan pembelajaran dengan pembelajaran open ended (POE) dapat lebih berhasil dengan baik di kelas, sebaiknya mempersiapkan dengan matang rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), lembar


(39)

170

aktivitas siswa (LAS), serta soal-soal yang berkenaan dengan kemampuan koneksi matematis dan berpikir kreatif siswa.

c) Dalam pelaksanaan pembelajaran dengan pembelajaran open ended

(POE) di kelas guru berupaya menciptakan suasana yang menyenangkan dengan memperhatikan kondisi lingkungan, maka diharapkan guru matematika mampu menciptakan kondisi yang harmonis sehingga siswa mampu mengungkapkan argumen dengan bahasa mereka sendiri sert lebih tampil percaya diri dalam mempresentasikan gagasan mereka. 2) Bagi peneliti selanjutnya

a) Dapat melakukan penelitian kedepannya mengenai bagaimana pengaruh pembelajaran open ended (POE) terhadap kemampuan matematis lainnya, seperti kemampuan pemahaman, penalaran, disposisi, komunikasi matematis, pemecahan masalah, dan berpikir kritis.

b)Rancanglah perangkat pembelajaran yang efektif, sesuaikan dengan indikator kemampuan dan alokasi waktu yang harus dicapai.

3) Bagi lembaga terkait

a) Agar mensosialisaikan pembelajaran open ended diterapkan dalam proses pembelajaran sehingga meningkatkan kemampuan koneksi matematis dan kemampuan berpikir kreatif siswa.


(40)

171

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. 2012. Dasar dasar Evaluasi Pendidikan. Edisi Revisi, Jakarta : Bumi Aksara.

______. 2010. Prosedur Penelitian. Edisi Revisi, Jakarta : Rineka Cipta.

Arends, R. I. 2008. Learning To Teach Belajar untuk Mengajar. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

Asmin dan Mansyur A. 2012. Pengukuran dan Penilaian Hasil Belajar dengan Analisis Klasik dan Modern. Medan : Larispa Indonesia.

Bahri, D. S dan Aswan, Z. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Rineka Cipta.

Barak, M. & Doppelt, Y. 2000. Using Portfolio to Enhance Creative Thinking. The Journal of Technology Studies Summer-Fall 2000, Volume XXVI, Number 2. (Online) http://scholar.lib.vt.edu/ejournals/JOTS/Summer-Fall-2000/pdf/barak.pdf [12 September 2013]

BSNP. 2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta : Depdiknas.

Dahar, R.W. 2011. Teori - Teori Belajar dan Pembelajaran. Bandung : Erlangga. De Bono, E. 2007. Revolusi Berpikir. Bandung : Mizan Pustaka

Depdiknas. 2003. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Depdiknas.

Devisi PLPG. 2013. Kurikulum 2013 Konsorsium Sertifikasi Guru. Medan : Universitas Negeri Medan.

Hake, R. R. 2007. Design-Based Reseacrh in Physics Education :A Review in A.E, Kelly, R. A. Lesh, & J. Y. Baek, eds. (in press), handbook of Design Research Methods in Mathematics, science, and Technolog Education. Erlbaum (Online) http://www.physics.indiana.edu/hake/DBR-physics3.pdf [Di akses 28 Januari 2014].

Kurniawan, R. 2006. Pembelajaran Dengan Pendekatan Kontekstual Untuk Meningkatkan Kemampuan Koneksi Matematik Siswa SMK. Tesis Tidak diterbitkan. Bandung: PPs UPI.

La Moma. 2013. Menumbuhkan Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Melalui Pembelajaran Generatif Siswa SMP. Prosiding. Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika diseminarkan tanggal 10


(41)

172

November 2012. Yogyakarta : UNY ISBN:978-979-16353-8-7. (online) http://eprints.uny.ac.id/8102/1/P%20-%2053.pdf [Diakses,10Januari 2013] Lambertus, Arapu, A. Patih, T. 2013. Penerapan pendekatan Open-Ended untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif matematik Siswa SMP. Jurnal Pendidikan Matematika. Vol. 4 Nomor 1. (Online). http://jurnal-pmat.webs.com/JUR07_LAMBERTUS_73_82_JAN2013.pdf [Diakses, 10 November 2013].

Mahmudi, A. 2008. Mengembangkan soal Terbuka (Open-Ended Problem) dalam Pembelajaran Matematika. Seminar Nasional dan Pendidikan Matematika. Yogyakarta:UNY. (Online)

http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/penelitian/Ali%20Mahmudi,%20S. Pd,%20M.Pd,%20Dr./Makalah%2002%20PIPM%202008%20_Mengemb angkan%20Soal%20Terbuka_.pdf [Diakses 12 Oktober 2013]

Munandar, S. C. U. 1992. Mengembangkan Bakat dan Kreativitas Anak Sekolah Petunjuk bagi Para Guru dan Orang Tua. Jakarta : Grasindo.

_______. 2009. Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat. Jakarta : Rineka Cipta.

Nasoetion N. 2007. Evaluasi Pembelajaran Matematika. Jakarta : Universitas Terbuka.

National Council of Teacher of Mathematics. 2000. Principles and Standards for School Mathematics. Reston. VA: NCTM.

Paingin. 2013. “Peningkatan Kemampuan Pemahaman Matematik dan

Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Melalui Pendekatan Pembelajaran Berbasis Masalah”. Tesis. Medan : Universitas Negeri Medan.

Permanasari, V. 2013. Efektivitas Pendekatan Pembelajaran Open Ended Terhadap Kemampuan Berpikir Matematis Siswa pada Materi Trigonometri Ditinjau dari Kreativitas Belajar Matematika Siswa. Jurnal Pendidikan Matematika. Vol. 1. No. 1.

Pirdaus. Siroj, R. A. Putri, I. I. 2010. Pengembangan Bahan Fasilitasi Pemberdayaan Kelompok Kerja Guru Dasar pada Mata Pelajaran Matematika Berbasis Open-ended. Jurnal Pendidikan Matematika. Vol. 4. No. 1. (Online) http://eprints.unsri.ac.id/837/1/6_pirdaus_81-94.pdf [Diakses, 16 November 2013].

Ruseffendi, H. E. T. 1991. Pengantar Kepada Membantu Guru Mengembang-kan Kompetensinya Dalam Pengajaran Matematika Untuk Meningkatkan CBSA.Bandung: Tarsito.


(42)

173

Saefudin, A. A. 2012. Pengembangan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa dalm Pembelajaran Matematika dengan Pendekatan Pendidikan Matematika Realistik Indonesia (PMR).Al-Bidayah, Vol 4 No. 1, Juni 2012. (Online). [Diakses, 24 Oktober 2013].

Safari. 2004. Teknik Analisis butir soal Instrumen Tes dan Non Tes dengan Manual, Kalkulator, dan Komputer. Jakarta: APSI Pusat.

Sanjaya, W. 2010. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta : Prenada Media Group.

Saragih, S. 2007. Mengembangkan Kemampuan Berpikir Logis Dan Komunikasi Matematika Siswa Sekolah Menengah Pertama Melalui Pendekatan Matematika Realistik. Disertasi tidak diterbitkan. Bandung: Program Pascasarjana UPI Bandung.

Sari, Y. 2013. Penerapan Pendekatan Open Ended dalam Pembelajaran Matematika untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Matematis Siswa Ditinjau dari Respon Siswa Terhadap Pembelajaran Tahun Ajaran 2011/2012. Jurnal Pendidikan Matematika Solusi Vol. 1. No. 1.

Siswono, T. Y. E. 2007. Pembelajaran Matematika Humanistik yang

Mengembangkan Kreativitas Siswa. Makalah disampaikan pada Seminar Nasional Pendidikan Matematika yang memanusiakan Manusia di Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta tanggal 28-30 Agustus 2007. (Online)

http://tatagyes.files.wordpress.com/2009/11/paper07_usd2930agust07.pdf [Diakses, 12 September 2013].

Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta : Rineka Cipta.

Sudjana. 2005. Metoda Statiska. Bandung : Tarsito.

Suherman, E. Turmudi. Suryadi, D. Herman, T. Suhendra. Prabawanto, S. Nurjannah. Rohayati, A. 2003. Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer. Bandung: Jurusan Pendidikan Matematika FPMIPA UPI. Yulianti, K. 2012. Menghubungkan Ide-Ide Matematik melalui Kegiatan

Pemecahan Masalah. Makalah. Direktori UPI. Bandung: FPMIPA Universitas Pendidikan Indonesia. (Online). repository.upi.edu./338/. (Diakses tanggal 12 Januari 2014).


(43)

174

Yuliati, A. 2013. Penerapan Pendekatan Concrete Representational Abstract (CRA) Untuk Meningkatkan Kemampuan Abstraksi Matematis Siswa SMP Dalam Belajar Geometri, Skripsi (Online) repository.upi.edu, Bandung : Universitas Pendidikan Indonesia.


(1)

0,46120 jika dibandingkan dengan siswa yang diberi pembelajaran biasa yaitu 0,38650.

4) Tidak terdapat interaksi antara pembelajaran dan kemampuan awal matematika siswa terhadap peningkatan kemampuan berpikir kreatif siswa. Hal ini berdasarkan tabel 4.17 pada bab sebelumnya, terlihat bahwa untuk faktor pembelajaran yang berhubungan dengan kemampuan siswa diperoleh nilai F sebesar 0,466 dengan nilai signifikansi sebesar 0,630 lebih besar dari taraf signifikansi yaitu 0,05.

5.2. Saran

Berdasarkan simpulan dari hasil penelitian ini, maka berikut beberapa saran yang perlu mendapat perhatian dari semua pihak yang berkepentingan terhadap penggunaan pembelajaran open ended (POE) dalam proes pembelajaran matematika. Saran-saran tersebut adalah sebagai berikut:

1) Bagi para guru matematika

a) Berdasarkan hasil penelitian yang peneliti lakukan pembelajaran open ended mampu meningkatkan kemampuan koneksi matematis dan berpikir kreatif siswa pada materi kubus dan balok. Namun perlu dipertimbangkan untuk materi yang lain karena pembelajaran open ended tidak cocok diterapkan untuk semua materi pelajaran.

b) Agar pelaksanaan pembelajaran dengan pembelajaran open ended (POE) dapat lebih berhasil dengan baik di kelas, sebaiknya mempersiapkan dengan matang rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), lembar


(2)

170

aktivitas siswa (LAS), serta soal-soal yang berkenaan dengan kemampuan koneksi matematis dan berpikir kreatif siswa.

c) Dalam pelaksanaan pembelajaran dengan pembelajaran open ended (POE) di kelas guru berupaya menciptakan suasana yang menyenangkan dengan memperhatikan kondisi lingkungan, maka diharapkan guru matematika mampu menciptakan kondisi yang harmonis sehingga siswa mampu mengungkapkan argumen dengan bahasa mereka sendiri sert lebih tampil percaya diri dalam mempresentasikan gagasan mereka. 2) Bagi peneliti selanjutnya

a) Dapat melakukan penelitian kedepannya mengenai bagaimana pengaruh pembelajaran open ended (POE) terhadap kemampuan matematis lainnya, seperti kemampuan pemahaman, penalaran, disposisi, komunikasi matematis, pemecahan masalah, dan berpikir kritis.

b) Rancanglah perangkat pembelajaran yang efektif, sesuaikan dengan indikator kemampuan dan alokasi waktu yang harus dicapai.

3) Bagi lembaga terkait

a) Agar mensosialisaikan pembelajaran open ended diterapkan dalam proses pembelajaran sehingga meningkatkan kemampuan koneksi matematis dan kemampuan berpikir kreatif siswa.


(3)

171

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. 2012. Dasar dasar Evaluasi Pendidikan. Edisi Revisi, Jakarta : Bumi Aksara.

______. 2010. Prosedur Penelitian. Edisi Revisi, Jakarta : Rineka Cipta.

Arends, R. I. 2008. Learning To Teach Belajar untuk Mengajar. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

Asmin dan Mansyur A. 2012. Pengukuran dan Penilaian Hasil Belajar dengan Analisis Klasik dan Modern. Medan : Larispa Indonesia.

Bahri, D. S dan Aswan, Z. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Rineka Cipta.

Barak, M. & Doppelt, Y. 2000. Using Portfolio to Enhance Creative Thinking. The Journal of Technology Studies Summer-Fall 2000, Volume XXVI, Number 2. (Online) http://scholar.lib.vt.edu/ejournals/JOTS/Summer-Fall-2000/pdf/barak.pdf [12 September 2013]

BSNP. 2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta : Depdiknas.

Dahar, R.W. 2011. Teori - Teori Belajar dan Pembelajaran. Bandung : Erlangga. De Bono, E. 2007. Revolusi Berpikir. Bandung : Mizan Pustaka

Depdiknas. 2003. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Depdiknas.

Devisi PLPG. 2013. Kurikulum 2013 Konsorsium Sertifikasi Guru. Medan : Universitas Negeri Medan.

Hake, R. R. 2007. Design-Based Reseacrh in Physics Education :A Review in A.E, Kelly, R. A. Lesh, & J. Y. Baek, eds. (in press), handbook of Design Research Methods in Mathematics, science, and Technolog Education. Erlbaum (Online) http://www.physics.indiana.edu/hake/DBR-physics3.pdf [Di akses 28 Januari 2014].

Kurniawan, R. 2006. Pembelajaran Dengan Pendekatan Kontekstual Untuk Meningkatkan Kemampuan Koneksi Matematik Siswa SMK. Tesis Tidak diterbitkan. Bandung: PPs UPI.

La Moma. 2013. Menumbuhkan Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Melalui Pembelajaran Generatif Siswa SMP. Prosiding. Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika diseminarkan tanggal 10


(4)

172

November 2012. Yogyakarta : UNY ISBN:978-979-16353-8-7. (online) http://eprints.uny.ac.id/8102/1/P%20-%2053.pdf [Diakses,10Januari 2013] Lambertus, Arapu, A. Patih, T. 2013. Penerapan pendekatan Open-Ended untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif matematik Siswa SMP. Jurnal Pendidikan Matematika. Vol. 4 Nomor 1. (Online). http://jurnal-pmat.webs.com/JUR07_LAMBERTUS_73_82_JAN2013.pdf [Diakses, 10 November 2013].

Mahmudi, A. 2008. Mengembangkan soal Terbuka (Open-Ended Problem) dalam Pembelajaran Matematika. Seminar Nasional dan Pendidikan Matematika. Yogyakarta:UNY. (Online)

http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/penelitian/Ali%20Mahmudi,%20S. Pd,%20M.Pd,%20Dr./Makalah%2002%20PIPM%202008%20_Mengemb angkan%20Soal%20Terbuka_.pdf [Diakses 12 Oktober 2013]

Munandar, S. C. U. 1992. Mengembangkan Bakat dan Kreativitas Anak Sekolah Petunjuk bagi Para Guru dan Orang Tua. Jakarta : Grasindo.

_______. 2009. Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat. Jakarta : Rineka Cipta.

Nasoetion N. 2007. Evaluasi Pembelajaran Matematika. Jakarta : Universitas Terbuka.

National Council of Teacher of Mathematics. 2000. Principles and Standards for School Mathematics. Reston. VA: NCTM.

Paingin. 2013. “Peningkatan Kemampuan Pemahaman Matematik dan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Melalui Pendekatan Pembelajaran Berbasis Masalah”. Tesis. Medan : Universitas Negeri Medan.

Permanasari, V. 2013. Efektivitas Pendekatan Pembelajaran Open Ended Terhadap Kemampuan Berpikir Matematis Siswa pada Materi Trigonometri Ditinjau dari Kreativitas Belajar Matematika Siswa. Jurnal Pendidikan Matematika. Vol. 1. No. 1.

Pirdaus. Siroj, R. A. Putri, I. I. 2010. Pengembangan Bahan Fasilitasi Pemberdayaan Kelompok Kerja Guru Dasar pada Mata Pelajaran Matematika Berbasis Open-ended. Jurnal Pendidikan Matematika. Vol. 4. No. 1. (Online) http://eprints.unsri.ac.id/837/1/6_pirdaus_81-94.pdf [Diakses, 16 November 2013].

Ruseffendi, H. E. T. 1991. Pengantar Kepada Membantu Guru Mengembang-kan Kompetensinya Dalam Pengajaran Matematika Untuk Meningkatkan CBSA. Bandung: Tarsito.


(5)

Saefudin, A. A. 2012. Pengembangan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa dalm Pembelajaran Matematika dengan Pendekatan Pendidikan Matematika Realistik Indonesia (PMR).Al-Bidayah, Vol 4 No. 1, Juni 2012. (Online). [Diakses, 24 Oktober 2013].

Safari. 2004. Teknik Analisis butir soal Instrumen Tes dan Non Tes dengan Manual, Kalkulator, dan Komputer. Jakarta: APSI Pusat.

Sanjaya, W. 2010. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta : Prenada Media Group.

Saragih, S. 2007. Mengembangkan Kemampuan Berpikir Logis Dan Komunikasi Matematika Siswa Sekolah Menengah Pertama Melalui Pendekatan Matematika Realistik. Disertasi tidak diterbitkan. Bandung: Program Pascasarjana UPI Bandung.

Sari, Y. 2013. Penerapan Pendekatan Open Ended dalam Pembelajaran Matematika untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Matematis Siswa Ditinjau dari Respon Siswa Terhadap Pembelajaran Tahun Ajaran 2011/2012. Jurnal Pendidikan Matematika Solusi Vol. 1. No. 1.

Siswono, T. Y. E. 2007. Pembelajaran Matematika Humanistik yang Mengembangkan Kreativitas Siswa. Makalah disampaikan pada Seminar Nasional Pendidikan Matematika yang memanusiakan Manusia di Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Universitas Sanata Dharma Yogyakarta tanggal 28-30 Agustus 2007. (Online) http://tatagyes.files.wordpress.com/2009/11/paper07_usd2930agust07.pdf [Diakses, 12 September 2013].

Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta : Rineka Cipta.

Sudjana. 2005. Metoda Statiska. Bandung : Tarsito.

Suherman, E. Turmudi. Suryadi, D. Herman, T. Suhendra. Prabawanto, S. Nurjannah. Rohayati, A. 2003. Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer. Bandung: Jurusan Pendidikan Matematika FPMIPA UPI.

Yulianti, K. 2012. Menghubungkan Ide-Ide Matematik melalui Kegiatan Pemecahan Masalah. Makalah. Direktori UPI. Bandung: FPMIPA Universitas Pendidikan Indonesia. (Online). repository.upi.edu./338/. (Diakses tanggal 12 Januari 2014).


(6)

174

Yuliati, A. 2013. Penerapan Pendekatan Concrete Representational Abstract (CRA) Untuk Meningkatkan Kemampuan Abstraksi Matematis Siswa SMP Dalam Belajar Geometri, Skripsi (Online) repository.upi.edu, Bandung : Universitas Pendidikan Indonesia.