POLA PEMBINAAN ATLET BULUTANGKIS DI KLUB KOTAB BANDUNG.
POLA PEMBINAAN ATLET BULUTANGKIS DI KLUB
KOTAB BANDUNG
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Kepelatihan Olahraga
Oleh:
NADYA RACHMAWATI 1000366
JURUSAN PENDIDIKAN KEPELATIHAN
FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
(2)
POLA PEMBINAAN ATLET BULUTANGKIS DI
KLUB KOTAB BANDUNG
Oleh
Nadya Rachmawati
Sebuah Skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan
© Nadya Rachmawati 2014 Universitas Pendidikan Indonesia
Juni 2014
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis
(3)
NAMA : NADYA RACHMAWATI NIM : 1000366
JUDUL : POLA PEMBINAAN ATLET BULUTANGKIS DI KLUB KOTAB BANDUNG
Disetujui dan disahkan oleh : Pembimbing I
Drs. Enjang Rahmat, M.Pd. NIP. 195107281984031001
Pembimbing II
Ira Purnamasari, S.Pd., M.Pd. NIP.198107072008122002
Jurusan Pendidikan Kepelatihan
Program Studi Pendidikan Kepelatihan Olahraga Ketua,
Dr. H. R. Boyke Mulyana, M.Pd. LEMBAR PENGESAHAN
(4)
(5)
Nadya RachmawatI, 2014
Pola pembinaan atlet bulutangkis di klub kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
i
ABSTRAK
POLA PEMBINAAN ATLET BULUTANGKIS DI KLUB KOTAB BANDUNG
Pembimbing: 1. Drs. Enjang Rahmat, M.Pd. 2. Ira Purnamasari, S.Pd., M.Pd.
Nadya Rachmawati* 2014
Skripsi ini dilatar belakangi pentingnya pola pembinaan yang benar disuatu klub olahraga khususnya bulutangkis. Untuk mendapatkan atlet yang berprestasi memerlukan pola pembinaan yang baik dan membutuhkan waktu yang tidak sedikit, butuh waktu bertahun – tahun untuk latihan agar mencapai usia emas seorang atlet dan meraih prestasi optimal. Hal tersebut mengidentifikasikan bahwa dibutuhkan pembinaan yang matang untuk memperoleh prestasi yang tinggi. Kemampuan atlet dalam berbagai faktor menjadi aspek penting dalam meraih prestasi yaitu dari faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal tersebut adalah kemampuan teknik, fisik, taktik, dan mental sedangkan faktor eksternal adalah dana, biaya, kompetisi, dan lapangan. Semua aspek tersebut sangat penting untuk proses latihan dalam pola pembinaan. Berbicara pada pola pembinaan penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana kesiapan atlet pada saat berlatih, untuk mengetahui kesiapan pelatih dalam mempersiapkan program latihan, dan melihat bagaimana sarana prasarana yang di miliki klub Kotab Bandung. Metode yang digunakan adalah metode deskriftif. Sampel pada penelitian ini adalah 15 orang. Alat ukur yang digunakan pada penelitian ini adalah angket tertutup sedangkan teknik pengolahan data dan analisis data yang digunakan adalah teknik persentase dan data pengamatan. Hasil penelitian meunjukkan bahwa kesiapan atlet klub Kotab Bandung memiliki persentase sebesar 76.2%, kesiapan pelatih dalam membuat program latihan memperoleh persentase sebesar 78.9%, dan sarana prasarana memiliki persentase sebesar 75.1%. Dengan demikian tergolong kriteria persentase baik.
(6)
Nadya RachmawatI, 2014
Pola pembinaan atlet bulutangkis di klub kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
i
Training Pattern of Badminton Athlete in Bandung City Club
Nadya Rachamawati
1: Enjang Rahmat
2Ira Purnamasari
3 Sport Coaching of Education Faculty of Physical Education and HealtUniversity of Education Nad_rachmawati@yahoo.com
Abstract
The background of this research is focus on the importance of precise training pattern in a sport club especially in a badminton one. To produce such a talented athlete, a precise training pattern is needed. It also would take a long time, years of training to reach the golden age of an athlete and to attain the optimal achievements. It proves that properly training is needed to reach
all the achievements. The athletes’ ability from every aspect, internal and external, plays an
important role in attaining the achievement. Internal aspect comprises of technical, physical, tactical, and mental capability. On the other hand, external aspect is considered as fund, expense, competition, and badminton courts. Every aspect that has been mention above is very important to the process of training in training pattern. Speaking of training pattern, the objectives of this research are to find out the readiness of athlete while practicing, to find out the readiness of the couch in preparing the practicing program and facilities. The method that is used in this research is descriptive method. 15 people were taken as samples. Questionnaires are considered as the benchmark in this research while data process and analysis technique that is used is percentage
and observation technique. The results show that the percentage of athletes’ readiness in
Bandung City club is 76.2%, for couch’s readiness in making the practicing program the percentage is 78.9%, and the percentage of facilities is 75.1%. It can be said that the readiness is in a fine criteria.
(7)
Nadya RachmawatI, 2014
Pola pembinaan atlet bulutangkis di klub kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu v
DAFTAR ISI
ABSTRAK ... i
KATA PENGANTAR ... ii
UCAPAN TERIMA KASIH ... iii
DAFTAR ISI ... v
DAFTAR GRAFIK ... vii
DAFTAR TABEL ... viii
DAFTAR LAMPIRAN ... ix
BAB I. PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Masalah... 1
B. Identifikasi Masalah ... 3
C. Rumusan Masalah ... 3
D. Tujuan Penelitian ... 4
E. Manfaat Penelitian ... 4
F. Struktur Organisasi ... 5
BAB II. KAJIAN TEORITIS ... 6
A. Perkembangan Bulutangkis dan Sejarah Klub Kotab ... 6
B. Tugas dan Peran Pelatih ... 7
C. Tugas dan Peran Atlet ... 10
D. Pola Pembinaan Bulutangkis di Klub Kotab Bandung ... 11
E. Manajemen Pembinaan ………. 14
F. Gambaran Umum Program Pembinaan Olahraga Nasional ………. 19
(8)
Nadya RachmawatI, 2014
Pola pembinaan atlet bulutangkis di klub kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu vi
BAB III. METODE PENELITIAN ... 24
A. Metode Penelitian ... 24
B. Populasi dan Sampel Penelitian ... 25
C. Desain Penelitian ... 26
D. Instrumen Penelitian ... 27
1. Kisi – kisi angket ………. 28
E. Uji Coba Angket ... 31
1. Uji validitas Soal ……… 31
2. Uji Reabilitas Soal ………... 33
F. Prosedur Pengolahan Data dan Analisis ……… 34
1. Verifikasi Data ………. 34
2. Penskoran ………. 34
3. Analisa Data ………. 35
BAB IV. HASIL PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA ... 37
A. Hasil Penelitian Pengolahan Data dan Analisis Data ... 37
B. Diskusi Penemuan ………. 42
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 45
A. Kesimpulan ... 45
B. Saran ... 45
DAFTAR PUSTAKA ... 46
LAMPIRAN ... 48
(9)
Nadya RachmawatI, 2014
Pola pembinaan atlet bulutangkis di klub kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu vii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
2.1. Model Konseptual antara Penjas dan Olahraga ... 21
3.1. Desain Penelitian ……….. 26
3.2. Langkah – langkah Penelitian ……… 27
3.1. Kisi-Kisi Angket Instrumen ... ……. 28
3.2. Pola Skor Alternatif Jawaban ………... 30
3.3. Daftar skor yang tidak valid dan valid ……….. 32
3.4. Interprestasi Nilai Keeratan Hubungan ……….. 33
3.5. Model Angket Klikert ……….. 34
3.6. Kriteria Persentase ……… 36
4.1. Hasil Indikator Pola Pembinaan ……… 37
4.2. Hasil Indikator Pelatih ………..……… 38
4.3. Hasil Indikator Atlet ……….……… 39
4.4. Hasil Indikator Aspek Latihan ………. 40
(10)
Nadya RachmawatI, 2014
Pola pembinaan atlet bulutangkis di klub kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu viii
DAFTAR GRAFIK
Grafik Halaman
(11)
Nadya RachmawatI, 2014
Pola pembinaan atlet bulutangkis di klub kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ix
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
Lampiran 1. Angket Penelitian yang Belum Valid ... 48
Lampiran 2. Angket Penelitian yang Sudah Valid ………. 53
Lampiran 3. Kisi – kisi Angket ……… 57
Lampiran 4. Prosedur Pembagian Angket ……… 58
Lampiran 5. Data Uji Validitas ………. 59
Lampiran 6. Data Angket yang Sudah Valid ……… 62
Lampiran 7. Uji Reabilitas Angket ………... 64
Lampiran 8. Hasil Penelitian ………..………... 65
Lampiran 9. Hasil Reabilitas ………. 68
Lampiran 10. Foto Penelitian ………... . 71
Lampiran 11. Surat Ijin Mengadakan Riset ……… 72
Lampiran 12. Surat Keputusan ……….. .. 73
Lampiran 13. Daftar Bimbingan ………. 78
(12)
1
Nadya RachmawatI, 2014
Pola pembinaan atlet bulutangkis di klub kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bulutangkis, angkat besi, dan panahan sampai saat ini merupakan cabang-cabang yang memiliki prestasi dan bahkan selalu menyumbangkan medalinya di kejuaraan Internasional atau kejuaraan dunia, misalnya di Olimpiade Beijing pada tahun 2008. Indonesia menyumbangkan medali dari cabang bulutangkis. Menurut Andi Malarangeng (Mantan Menpora) mengatakan “Bulutangkis dapat menularkan presatsinya kepada cabang olahraga lainnya”.
Di kota Bandung cabang olahraga bulutangkis adalah cabang olahraga yang diprioritaskan untuk mendapatakan medali pada ajang seperti PORDA, PON, dan kejuaraan lainnya. Klub Kotab Bandung adalah salah satu klub besar di Kota Bandung yang memiliki banyak atlet berpotensi di cabang olahraga bulutangkis, berdiri pada tanggal 1 april 1967, selain itu klub Kotab adalah salah satu klub yang memiliki prestasi yang bagus di Kota Bandung, Jawa Barat, maupun Nasional. Banyak atlet yang dulunya berlatih di klub Kotab dan berlatih di pelatnas diantaranya Ii Sumirat, Ricky Subagja, Hendra A G, dan banyak lagi. Mengenai pembinaan olahraga prestasi di Indonesia Komite Olahraga Nasional Indonesia Pusat mengatakan bahwa:
Pola pembinaan dan pengembangan olahraga di Indonesia menggunakan pola piramida terbalik yaitu dimulai dari pemasalan melalui sekolah - sekolah dan masyarakat, kemudian pemanduan bakat. Pembinaan spesialisasi cabang olahraga di klub - klub, tahap pemantapan prestasi, dan terakhir penghalusan prestasi.
Pembinaan olahraga prestasi bertujuan untuk mengembangkan olahragawan secara terencana, berjenjang dan berkelanjutan melalui kompetisi untuk mencapai presasti tinggi yaitu juara. Kemudian tidak kalah penting juga faktor yang
(13)
2
Nadya RachmawatI, 2014
Pola pembinaan atlet bulutangkis di klub kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
mendukung pencarian bibit – bibit yang bagus harus dilihat juga dari segi postur tubuh. Panitia 7 (1990:8) mengatakan bahwa:
Ciri – ciri yang dilihat dalam mencari bibit pemain antara lain segi anatomis atau morfologi: tinggi badan struktur tubuh dan otot, segi fisiologis: faal tubuh harus baik keadaan jantung, paru – paru, dan kemampuan gerak, psikologi, kesehatan pemain, keterampilan gerak dalam permainan bulutangkis.
Potensi faktor pembinaan olahraga bulutangkis ditinjau dari aspek sumber daya manusia yang dimiliki suatu daerah menempati kedudukan paling strategis dan penting di antara sumber daya lainnya. Sumber daya manusia yang mengalokasikan dan mengolah segenap sumber daya lainnya, bagaimanapun berlimpahnya kondisi sumber daya lainnya tanpa didukung oleh sumber daya manusia yang bagus, maka tidak akan terjadi prestasi yang berkuaitas. Komponen sumber daya manusia yang dimaksudkan adalah atlet dan pelatih. Berdasarkan aspek diatas dapat diartikan bahwa seorang pelatih harus mempunyai jiwa yang tegas, mengayomi atletnya dan pelatih harus mempunyai wawasan atau pengalaman sebelumnya agar pelatih itu bisa menyampaikan ilmu cara melatihnya dengan benar, begitu juga dengan pelatih bulutangkis yang ada di Indonesia dan khususnya klub Kotab Bandung.
Faktor lain yang harus diperbaiki dalam proses pembinaan olahraga bulutangkis adalah faktor sarana prasarana. Tanpa adanya sarana prasarana yang baik maka pembinaan akan terganggu. Contoh sarana prasarana yaitu lapangan bulutangkis yang baik, gedung bulutangkis yang baik dan shutllecock yang memadai, tanpa sarana prasarana yang memadai maka proses latihan tidak akan berjalan dengan baik.
Prestasi tertinggi klub Kotab adalah delapan besar kejurnas beregu Sudirman pada tahun 1986 di Surabaya, delapan besar Liga Super Badminton pada tahun 1996 di Surabaya, kemudian masih banyak prestasi klub Kotab di nomor perorangan. Pada tahun 2011 sampai sekarang prestasi Klub Kotab Bandung mengalami penurunan. Pada tahun 2011 lalu Klub Kotab Bandung hanya menempati posisi ke empat pada
(14)
3
Nadya RachmawatI, 2014
Pola pembinaan atlet bulutangkis di klub kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
kejurda di Bekasi. Sejauh ini tidak ada lagi prestasi yang diraih oleh Klub Kotab Bandung.
Berdasarkan hasil uraian diatas dapat disimpulkan bahwa potensi pembinaan atlet sangatlah memiliki peran penting terhadap prestasi bulutangkis. Tapi mengapa pada akhir - akhir ini perkembangan klub Kotab Bandung menurun, maka dari itu saya tertarik untuk meneliti mengapa klub Kotab Bandung menurun prestasinya dengan judul skripsi “Pola Pembinaan atlet Bulutangkis di klub Kotab Bandung”.
B. Identifikasi Masalah Penelitian
Untuk mencapai prestasi yang tinggi diperlukan pola pembinaan yang baik. Banyak atlet bulutangkis di Indonesia yang berpotensi besar untuk mengibarkan bendera merah putih di dunia, atau mendapatkan mendali emas pada kejuaraan dunia seperti Olimpiade dan lain - lain. Menurut Litbang KONI Pusat bahwa ada beberapa komponen yang menentukan tercapainya prestasi tinggi dalam olahraga prestasi yaitu: keadaan sarana prasarana olahraga, keadaan pertandingan, keadaan psikologi atlet, keadaan kemampuan keterampilan atlet, keadaan kemampuan fisik atlet, keadaan konstitusi tubuh dan keadaan kemampuan taktik atau strategi. Panitia 7 (1990:1) mengatakan “Pola pembinaan yang dirancang berdasarkan tipe permainan yang dikehendaki, yakni suatu bentuk permainan yang mengutamakan teknik dan taktik yang tinggi dengan tempo permainan keras dan cepat”. Dari identifikasi masalah di atas maka identifikasi masalah ini difokuskan pada pola pembinaan atlet bulutangkis.
C. Rumusan Masalah Penelitian
Mengacu pada latar belakang diatas, maka penulis merumuskan permasalahn penelitian adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana kesiapan atlet klub Kotab Bandung saat latihan ?
2. Bagaimana kesiapan pelatih klub Kotab Bandung dalam memberikan program latihan ?
(15)
4
Nadya RachmawatI, 2014
Pola pembinaan atlet bulutangkis di klub kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3. Bagaimana kondisi sarana prasarana yang di miliki klub Kotab Bandung ?
D. Tujuan Penelitian
Tujuan dalam suatu kegiatan adalah penting sebagai awal untuk kegiatan selanjutnya. Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui bagaimana kesiapan atletnya saat berlatih.
2. Untuk mengetahui kesiapan pelatih yang ada di klub bulutangkis Kotab Bandung. 3. Untuk mengetahui kondisi sarana prasarana yang ada di klub Kotab Bandung.
E. Manfaat Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian yang penulis paparkan, maka penelitian ini di harapkan bermanfaat bagi seluruh mahasiswa FPOK, para pelatih, atlet bulutangkis, insan bulutangkis, dan pihak lainnya yang berkepentingan dalam bidang olahraga bulutangkis. Dalam penelitian ini penulis dapat menambah pengalaman dan wawasan yang akan dijadikan bekal dimasa depan.
1. Manfaat Teoritis
Manfaat teoritis dalam penelitianini adalah sebagai bahan masukan kepada orang-orang yang akan berkecimpung dalam bidang olahraga khususnya olahraga bulutangkis.
2. Manfaat Praktis
Manfaat praktis dalam penelitian ini adalah untuk memberikan sumbangan pemikiran yang akan dijadikan rekomendasi dalam rangka melakukan peningkatan prestasi, khususnya kepada klub bulutangkis khususnya di Jawa Barat dan umumnya seluruh Indonesia sebagai bahan masukan guna meningkatkan prestasi anak didiknya yang dibina di klub - klub kecil untuk mencontoh sistem pembinaan klub Kotab sehingga dapat menjadi bahan acuan dalam pembinaan yang dilakukan. Dan selanjutnya dapat menjadi pendorong bagi para pengurus untuk menghasilkan suatu pembinaan yang lebih baik lagi.
(16)
5
Nadya RachmawatI, 2014
Pola pembinaan atlet bulutangkis di klub kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu F. Struktur Organisasi Skripsi
Skripsi ini terdiri dari lima bab, bab pertama adalah pendahuluan yang di dalamnya berisi tentang latar belakang, identifikasi masalah penelitian, rumusan masalah penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan struktur organisasi skripsi. Bab kedua menjelaskan tentang kajian pustaka yang terdiri dari sejarah olahraga bulutangkis, sejarah klub Kotab Bandung, karakteristik atlet dan pelatih, pembinaan olahraga bulutangkis, sarana dan prasarana, manajemen, kerangka pemikiran dan Hipotesis. Bab ketiga menjabarkan mengenai metode penelitian yang didalamnya terdapat metode penelitian dan desain penelitian, populasi dan sampel, definisi operasional, instrument penelitian, prosedur penelitian, teknik pengumpilan data, dan Analisa data. Kemudian bab keempat memaparkan mengenai hasil penelitian dan pembahasan, kemudian terdiri dari dua hal utama yaitu pengolahan atau analisis data dan pembahasan atau analisis temuan yang berkaitan dengan penelitian yang telah dilaksanakan. Bab kelima merupakan kesimpulan dan saran terhadap hasil temuan penelitian.
(17)
24
Nadya RachmawatI, 2014
Pola pembinaan atlet bulutangkis di klub kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III
METODE PENELITIAN
A. MetodePenelitian
Metode penelitian merupakan cara ilmiah yang digunakan untuk mendapatkan data dengan tujuan tertentu. Cara ilmiah berarti kegiatan itu dilandasi oleh metode keilmuan. Menurut Jujun S. Suriasumantri (1978) dalam Sugiyono (1997:1) “Metode keilmuan ini merupakan gabungan antara pendekatan rasional dan empiris. Pendekatan rasional memberikan kerangka berfikir yang koheren dan logis. Sedangkan pendekatan empiris memberikan kerangka pengujian dalam memastikan suatu kebenaran. Dengan cara ilmiah itu
diharapkan data yang akan didapatkan adalah data yang objektif, valid, dan reliable”.
Metode penelitian yang penulis gunakan metode penelitian deskriptif, karena penelitian ini ingin mengetahui pola pembinaan atlet bulutangkis di klub Kotab Mengenai metode deskriptif dijelaskan oleh Sugiyono (1997:6) bahwa: “Penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan terhadap variabel mandiri, yaitu tanpa membuat perbandingan atau menghubungkan dengan variabel yang lainnya”.
Berdasarkan kutipan di atas maka, metode deskriptif digunakan atas dasar pertimbangan bahwa, sifat penelitian ini ialah suatu proses penelitian yang menggungkapkan, mengambarkan dan menyimpulkan hasil pemecahan masalah melalui cara - cara tertentu sesuai dengan prosedur penelitian. Langkah penelitian ini tidak terbatas pada proses pengumpulan data, akan tetapi meliputi interpretasi dari data yang diperoleh agar masalah ini dapat diungkap dan dijawab, sehingga tujuan dari penelitian ini dapat tercapai.
B. PopulasidanSampel Penelitian
1. Populasi
Populasi dalam suatu penelitian merupakan kumpulan individu atau objek yang mempunyai sifat - sifat umum. Dalam hal ini Sugiyono (1997:57) menjelaskan bahwa:
(18)
25
Nadya RachmawatI, 2014
Pola pembinaan atlet bulutangkis di klub kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
kuantitas dan karakteristik tertentu yang diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan”.
Berdasar pendapat para ahli di atas, dapat digambarkan bahwa yang dimaksud dengan populasi adalah totalitas sumber data secara keseluruhan subjek penelitian, oleh karena itu perlu ditetapkan secara akurat, sebab data yang terkumpul akan diolah dan dianalisa kemudian kesimpulannya digunakan untuk membuktikan kebenaran hipotesis. Populasi dalam penelitian ini adalah para atlet bulutangkis klub Kotab Bandung, berjumlah 35 orang. 2. Sampel
Sampel merupakan sebagian dari populasi.Sugiyono(1997:57-58) menjelaskan bahwa:
Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang di miliki oleh populasi tersebut. Bila populasi besar dan peneliti tidak mungkin mempelajarinya semua yang ada pada populasi, misalkan karena keterbatasan dana, tenaga, dan waktu maka peneliti dapat menggunakan sampel yang di ambil dari populasi itu. Apa yang dipelajari dari sampel itu, kesimpulannya akan diberlakukan untuk populasi. Untuk sampel yang akan diambil dari populasi harusbenar – benar representative (mewakili).
Dalam penelitian ini jumlah sampel yang digunakan dalam penelitianini sebanyak 15 orang dari para atlet bulutangkis klub Kotab Bandung. Metode ini dinamakan Purposive
Sampling, Sugiyono (1997:62) mengatakan “Purposive Sampling adalah teknik penentuan
sampel untuk tujuan tertentu saja”. Dalam penelitian ini, ciri - ciri sampel yang digunakan sebagai berikut:
1. Sampel tersebut terdiri dari para pemain usiadini kelompok usia 9-14 tahun yang tergabung di klub bulutangkis Kotab Bandung.
2. Atlet yang rajin latihan.
C. Desain Penelitian
Desain penelitian merupakan rancangan tentang cara menyimpulkan dan menganalisis data agar dapat dilaksanakan secara ekonomis dan sesuai dengan tujuan penelitian. Desain penelitian diperlukan untuk dijadikan pegangan dalam pelaksanaan penelitian, agar penelitian yang dilakukan arahnya jelas dan terencana. Suatu penelitian
(19)
26
Nadya RachmawatI, 2014
Pola pembinaan atlet bulutangkis di klub kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
deskriptif pengambilan data yang digunakan harus dipilih berdasarkan variabel - variabel yang tergantung dalam penelitian.
Adapun desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini, peneliti sajikan dalam bentuk Bagan 3.1.
Bagan 3.1 Desain Penelitian (Sumber: Sugiyono, 1997:46)
Keterangan:
X : Pola pembinaan Y : Hasilprestasi.
Berdasarkan desain penelitian yang digunakan, maka langkah-langkah dalam penelitian ini dapat kita lihat dalam Bagan:
Langkah - langkah dalam penelitian ini dapat kita lihat dalam Bagan 3.2.
Populasi
Sampel
Uji coba Angket
Angket
Pengolahandananalisis data
Kesimpulan Bagan 3.2
Y X
(20)
27
Nadya RachmawatI, 2014
Pola pembinaan atlet bulutangkis di klub kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Langkah – langkah Penelitian
D. Instrumen Penelitian
Pengumpulkan data dari sampel penelitian diperlukan alat yang disebut instrumen. Sehubungan dengan hal tersebut di atas maka dalam penelitian ini penulis menggunakan instrumen penelitian berupa angket atau kuesioner dan tes pengukuran sebagai alat pengumpul data. Dalam penelitian ini digunakan angket sebagai alat pengumpul datanya.Sehubungan dengan angket atau kuesioner dijelaskan Sugiyono (2011:199-203) sebagai berikut: “Angket adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan tertulis kepada responden untuk dijawab”.
Bentuk angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket tertutup. Karena angket ini bersifat tertutup artinya angket ini disusun dengan pernyataan terbatas, tegas, kongkrit dan lengkap sehingga, responden hanya memilih alternatif jawaban yang tersedia.
Memudahkan penyusunan butir – butir pertanyaan atau pernyataan angket serta alternatif jawaban yang tersedia, maka responden hanya diperkenankan untuk menjawab salah satu alternatif jawaban. Jawaban yang dikemukakan oleh responden didasarkan pada pendapatnya sendiri atau suatu hal yang dialaminya. Pengidentifikasian perubahan perilaku dan pribadi seseorang dalam menjawab setiap pertanyaan dan pernyataan dari setiap butir soal yang akan disajikan, hendaknya terlebih dahulu harus diketahui secara tepat (valid) dan dapat dipercaya (reliabel) dari alat pengumpulan datanya, karena kecermatan penilaian dalam mempertimbangkan dan mengambil keputusan serta diagnosa tergantung kepada tingkat ketepatan, kepercayaan, keobyektifan dan kereprestantifan informasi yang didukung oleh data yang diperoleh di lapangan. Pembahasan dalam penelitian ini difokuskan pada angket mengenai pola pembinaan dalam olahraga bulutangkis di klub Kotab Bandung.
Tabel 3.1
Kisi - kisi Angket Yang Akan Diuji
Variabel Sub Variabel Indikator
No Soal (+)
No Soal (-)
(21)
28
Nadya RachmawatI, 2014
Pola pembinaan atlet bulutangkis di klub kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
I ndikator - indikator yang telah dirumuskan ke dalam bentuk kisi-kisi tersebut di atas selanjutnya dijadikan bahan penyusunan butir-butir pernyataan atau soal dalam angket. Butir-butir pertanyaan atau soal tersebut dibuat dalam bentuk pernyataan - pernyataan dengan kemungkinan jawaban yang tersedia yang telah saya sesuaikan dengan cabang olahraga bulutangkis. Mengenai alternatif jawaban dalam angket, penulis menggunakan skala sikap yakni skala Likert. Ibrahim dan Sudjana (2004: 107) menjelaskan sebagai berikut:
Skala Likert dinyatakan dalam bentuk pernyataan untuk dinilai oleh responden, apakah pernyataan itu didukung atau ditolak, melalui rentangan nilai tertentu. Oleh sebab itu pernyataan yang diajukan ada dua kategori, yakni pernyataan positif dan pernyataan negatif. Salah satu skala sikap yang sering digunakan dalam penelitian pendidikan adalah cabang
olahraga bulutangkis di klub Kotab
Bandung 2. Atlet
3. Aspek latihan
b. Program latihan c. Metode latihan d. Materi latihan e. Displin a. Displin b. Perilaku/kehadiran c. Prestasi a. Teknik b. Taktik c. Fisik d. Mental 11,40,1 41,46 20,47 4, 42 49,50,4 8 3 6,8 14,10 24,43 22 26,44 21,37 8 16,32, 36 27, 12 5,19,34 29,35 23 Manajemen pembinaan klub Kotab Bandung 1. Struktur organisasi 2. Sarana Prasarana 3. Pelaksanaan 4. Evaluasi a. Ketua
b. Jadwal latihan
a. Lapangan
b. Shuttlecock
c. Net
d. Tempat weight Training
a. Terstruktur
a. Rapat organisasi
25,45 39 2 30 17 53 51 52 28 18 31 7 38 9
(22)
29
Nadya RachmawatI, 2014
Pola pembinaan atlet bulutangkis di klub kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
skala Likert. Dalam skala Likert, pernyataan - pernyataan yang diajukan baik pernyataan positif maupun negatif dinilai subyek sangat setuju, setuju, tidak punya pilihan, tidak setuju dan sangat tidak setuju.
Berdasarkan uraian tentang alternatif jawaban dalam angket, penulis menetapkan kategori penyekoran sebagai berikut: Kategori untuk setiap butir pernyataan positif, yaitu Sangat Setuju = 4, Setuju = 3, Tidak Setuju = 2 dan Sangat Tidak Setuju = 1. Kategori untuk setiap butir pernyataan negatif, yaitu Sangat Setuju = 1, Setuju = 2 , Tidak Setuju = 3 dan Sangat Tidak Setuju = 4. Kategori penyekoran tampak dalam Tabel 3.2.
Tabel 3.2
Kategori Pemberian Skor Alternatif Jawaban
Perlu dijelaskan bahwa dalam menyusun pernyataan - pernyataan agar responden dapat menjawab salah satu alternatif jawaban tersebut, maka pernyataan-pernyataan itu disusun dengan komponen - komponen angket pada penjelasan Sanapiah (1981:8-9) sebagai berikut:
1. Informasi atau keterangan yang akan dikumpulkan (data), 2. Sumber data (responden),
3. Alat pengmupulan atau perekaman data (angket), dan 4. Peneliti dan pengumpulan data (peneliti).
Ke semua komponen tadi saling terkait mengkait di dalam pelaksanaan dan penggunaan angket sebagai teknik pengumpulan data.
Alternatif Jawaban Skor Alternatif Jawaban Positif Negatif
Sangat Setuju Setuju
Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
4 3
2 1
1 2
3 4
(23)
30
Nadya RachmawatI, 2014
Pola pembinaan atlet bulutangkis di klub kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu E. Uji coba Angket
1. Uji Validitas Soal
Angket yang telah disusun harus diuji cobakan untuk mengukur tingkat validitas dan reliabilitas dari setiap butir pertanyaan - pernyataan. Dari uji coba angket akan diperoleh sebuah angket yang memenuhi syarat dan dapat digunakan sebagai pengumpul data dalam penelitian ini. Uji coba angket ini dilaksanakan pada tanggal 14 April 2014. Angket tersebut diuji cobakan kepada para atlet bulutangkis Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) FPOK UPI Bandung, sebanyak 15 orang. Sebelum para sampel mengisi angket, penulis memberikan penjelasan mengenai cara-cara pengisiannya. Mengkorelasikan antara skor butir-butir pernyataan yang bernomor genap dengan butir - butir pernyataan yang bernomor ganjil dengan menggunakan rumus korelasi Pearson Product. Moment sebagai berikut:
Keterangan :
rhilting = Koefisien Korelasi
xi = Jumlah skor item
yi = Jumlah skor total (seluruh item) n = Jumlah responden
Instrumen yang telah dinyatakan valid dan reliabel dalam arti instrumen itu dapat digunakan sebagai alat pengumpul data dalam penelitian ini oleh penulis diperbanyak untuk disebarkan kepada sampel penelitian yang merupakan sumber data dalam penelitian ini. Angket tersebut disebarkan kepada para atlet bulutangkis klub Kotab Bandung pada tanggal 22 April 2014, butir soal dalam angket yang valid ini sebanyak 39 soal dari 53 soal. Tidak akan diikut sertakan dalam analisis data. Adapun data nya di bawah ini :
n XY – (X) (Y) rhilting =
(24)
31
Nadya RachmawatI, 2014
Pola pembinaan atlet bulutangkis di klub kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Tabel 3.3
(Daftar Soal yang Valid dan yang Tidak Valid)
NO SOAL
1 tidak valid 27 tidak valid 53 tidak valid
2 valid 28 Valid
3 valid 29 Valid
4 valid 30 Valid
5 tidak valid 31 Valid
6 valid 32 Valid
7 valid 33 Valid
8 tidak valid 34 Valid
9 valid 35 Valid
10 tidak valid 36 Valid
11 valid 37 Valid
12 valid 38 Valid
13 valid 39 Valid
14 tidak valid 40 Valid
15 valid 41 Valid
16 valid 42 Valid
17 tidak valid 43 tidak valid
18 valid 44 Valid
19 valid 45 Valid
20 tidak valid 46 Valid
21 tidak valid 47 Valid
22 tidak valid 48 Valid
23 valid 49 Valid
24 tidak valid 50 Valid
25 valid 51 Valid
26 tidak valid 52 Valid
2. Uji Reabilitas Soal
Setelah validitas masing – masing soal diuji, selajutnya instrument tersebut di uji tingkat reabilitasnya. Pengujian reabilitas instrument dapat dilukukan secara eksternal dan
(25)
32
Nadya RachmawatI, 2014
Pola pembinaan atlet bulutangkis di klub kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
internal. (Sugiyono, 1997:102). Rumusan yang digunakan untuk mencari reabilitas alat ukur tentang pola pembinaan atlet bulutangkis adalah dengan rumus Spearman Brown sebagai berikut :
2. r xy rii = 1 + r xy
Keterangan :
rii = reabilitas seluruh instrument
rxy = korelasi produk moment
Berdasarkan perhitungan reabilitas dengan menggunakan bantuan program Microsoft excel 2007, maka diperoleh koefisien reabilitas pada angket pola pembinaan atlet bulutangkis yaitu sebesar 0.458. Berdasarkan kriteria Riduwan yang dapat dilihat pada tabel 3.4, angket tersebut memiliki tingkat reabilitas cukup tinggi. Dengan demikian, angket pola pembinaan atlet bulutangkis dapat dikatakan memadai.
Tabel 3.4
Interprestasi Nilai Keeratan Hubungan (korelasi)
(
Riduwan, 2012:98)
F. Prosedur Pengolahan dan Analisis Data 1. Verifikasi Data
Verifikasi data adalah suatu langkah pemerikasaan terhadap data yang diperoleh dalam rangka pengumpulan data, sehingga verifikasi data ini bertujuan untuk menyeleksi atau memilih data yang memadai untuk diolah, dengan cara memilih lembar daftar cek yang
Antara 0,800 – 1,00 Sangat Tinggi
Antara 0,600 – 0,799 Tinggi
Antara 0,400 – 0,399 Cukup Tinggi
Antara 0,200 – 0,399 Rendah
(26)
33
Nadya RachmawatI, 2014
Pola pembinaan atlet bulutangkis di klub kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
telah diisi dengan lengkap. Dari hasil verifikasi tersebut diperoleh data yang diisikan responden menunjukan kelengkapan dan cara pengisian yang sesuai dengan petunjuk atau jumlah data sesuai dengan subjek dan semuanya memenuhi persyaratan untuk dapat diolah.
2. Pensekoran
Instrument dalam penelitian ini adalah menggunakan kuisioner atau angket. Jenis angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket tertutup, yaitu atlet diberi sejumlah pertanyaan atau pernyataan yang menggambarkan pola pembinaan atlet bulutangkis disertai dengan alternative jawaban. Angket tertutup jawaban sudah disediakan sehingga atlet hanya memilih jawaban dengan memberikan tanda checklis () pada soal yang telah disediakan dengan jawaban seperti Tabel 3.2 sebagai berikut :
Tabel 3.5 Model Angket Likert
Berdasarkan uraian tentang alternatif jawaban dalam angket, penulis menetapkan kategori penyekoran sebagai berikut : Kategori untuk setiap butir pernyataan positif, yaitu Sangat Setuju = 4, Setuju = 3, Tidak Setuju = 2 dan Sangat Tidak Setuju = 1. Kategori untuk setiap butir pernyataan negatif, yaitu Sangat Setuju = 1, Setuju = 2 , Tidak Setuju = 3 dan Sangat Tidak Setuju = 4.
Alternatif Jawaban Skor Alternatif Jawaban Positif Negatif
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
4 3 2 1
1 2 3 4
(27)
34
Nadya RachmawatI, 2014
Pola pembinaan atlet bulutangkis di klub kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 3. Analisa Data
Agar analisis data dalam penelitian ini berjalan dengan lancer, maka penulis menempuh langkah – langkah sebagai berikut :
1. Melihat dan memutuskan hasil sah atau tidak. Setelah angket dibagikan kepada sumber data, penulis mengumpulkan kembali yang kemudian diperiksa untuk memutuskan keabsahan pengisian angket tersebut. Karena dikhawatirkan dalm pengisian angket responden tidak mengisi pertanyaan sesuai tata cara yang telah ditntukan.
2. Memberikan nilai kepada setiap butir pertanyaan dalam angket yang telah dijawab oleh responden dengan kriteria penilaian.
3. Mengelompokan setiap butir pertanyaan.
4. Menjumlahkan nilai seluruh pertanyaan untuk setiap responden. 5. Menganalisa data untuk memperoleh kesimpulan peneliti.
Untuk memperoleh hasil akhir yaitu berupa gambaran pola pembinaan atlet bulutangkis di klub Kotab Bandung, penulis menggunakan perhitungan rumus sebagai berikut :
P = x1 x 100%
xn
Keterangan :
P = Jumlah atau besarnya persentase yang dicaei
x1 = Jumlah skor berdasarkan alternative jawaban
(28)
35
Nadya RachmawatI, 2014
Pola pembinaan atlet bulutangkis di klub kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Dengan menggunakan rumus di atas, maka diperoleh data yang hendak dicari. Untuk mempermudah dalam penafsiran dan penyimpulan data, dalam hal ini penulis memilih parameter yang dikemukankan oleh Riduwan.
Tabel 3.6
Kriteria Analisis Deskriptif Persentase
(Riduan, 2004)
No Persentase Kriteria
1 75% - 100% Sangat Baik
2 50% - 75% Baik
3 25% - 50% Cukup Baik
(29)
45
Nadya RachmawatI, 2014
Pola pembinaan atlet bulutangkis di klub kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian, perhitungan, serta analisis data, maka penulis dapat menarik kesimpulan bahwa kesiapan atlet dalam berlatih termasuk kategori baik. Sedangkan kesiapan pelatih dalam menyiapkan program latihan termasuk kedalam kategori baik. Kemudian pada aspek kesiapan sarana prasarana termasuk dalam kategori baik juga. Maka berdasarkan kategori, pola pembinaan atlet bulutangkis di klub Kotab Bandung berada pada kategori baik.
B. Saran – saran
Berdasarkan pada hasil penelitian ini penulis mempunyai saran-saran yang dapat dipertimbangkan sebagai berikut:
1. Bagi para pelatih atau pembina cabang olahraga bulutangkis, hendaknya meningkatkan pola pembinaan dalam meningkatkan prestasi yang sesuai dengan tuntunan kebutuhan cabang olahraganya. Pola pembinaan yang baik akan membantu meningkatkan presatasi cabang olahraga bulutangkis, yang di dalamnya terdiri dari aspek fisik, teknik, mental dan taktik yang menunjang untuk mendapatkan prestasi yang maksimal.
2. Untuk para atlet bulutangkis khususnya atlet usia dini agar berlatih dengan giat dan melaksanakan program latihan yang diberikan oleh pelatih dengan maksimal agar mendapatkan prestasi yang lebih baik lagi.
3. Untuk klub Kotab Bandung hendaknya lebih mempersiapkan lagi sarana dan prasarana yang lebih baik agar atlet yang berlatih merasa nyaman dalam melaksanakan latihan dan membina lagi atletnya agar dapat melahirkan kembali atlet – atlet nasional kembali dan mengulang masa kejayaan klub Kotab Bandung.
(30)
46
Nadya RachmawatI, 2014
Pola pembinaan atlet bulutangkis di klub kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA
Faisal Sanapiah. (1981). Dasar dan Teknik Menyusun Angket. Surabaya: Penerbit Usaha Karya.
PB. PBSI. (1985-1999). Pola Pembinaan Bulutangkis Nasional. Jakarta: PB. PBSI
Ibrahim dan Sudjana. (2004). Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Bandung: Penerbit Sinar Baru Algensindo.
Harsono, (1988). Coaching dan Aspek-Aspek Psikologis dalam Olahraga. Jakarta: Penerbit CV. Tambak
Panitia 7. (1990). Pola Dasar Pembinaan Bulutangkis. Kudus: PB Djarum. PB PBSI, Dwi Bambang. (1996). Perjalanan Prestasi Bulutangkis Indonesia.
Jakarta: Penerbit PT Yandia Pratama Gemilang.
Rahmat Enjang. (2009). Manajemen Olahraga. Fakultas Pendidikan Kepelatihan Olahraga Universitas Pendidikan Indonesia.
Riduan. (2004). Belajar Mudah Penelitian Untuk Guru-Karyawan dan Peneliti Pemula. Bandung: Alfabeta
Satria, Herman Subarjah. (2013). Kepelatihan Permainan Bulutangkis. Bandung: Penerbit CV. Nurani
Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D). Bandung: Alfabeta
Sugiyono. (1997). Metode Penelitian Administrasi. Bandung: Alfabeta Sudjana. (1989). Metode Statistika. Bandung: Penerbit Tarsito.
SUMBER INTERNET
Abidin Zainal. Pembinaan olahraga prestasi dan permasalahannya.tersedia di
http://m.tribunnews.com/tribunnews/2013/12/25/pembinaan-olahraga-presatasi-dan-permasalahannya. diakses tanggal 20 mei 2014.
Darnik Nanik. Pengertian sarana dan Prasarana. Tersedia di
http://selite20.wordpress.com/2009/11/05/pengertian-sarana-prasarana/. Diakses pada tanggal 30 mei 2014.
(31)
47
Nadya RachmawatI, 2014
Pola pembinaan atlet bulutangkis di klub kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Mahendra Agus. Membenahi Sistem Pembinaan Olahraga Kita. Tersedia di http://storage/emuated/0/download/membenahi-sistemipembinaan-olahraga-kita.pdf. 23 maret 2014.
MoU PP PBSI. Bulutangkis Masuk Dalam Kurikulum Pendidikan Nasional. Tersedia
http://www.badmintonindonesia.org/app/information/newsDetail. diakses pada tanggal 13 april 2014.
Subagja Riki. Menjaring atlet bulutangkis. Tersedia di http://m.tribunnews.com/sport/ricky-subagja.com di akses tnggal 1 januari 2014.
Pendidikan jasmani. Tersedia di
http://anggipratiwi77.blogspot.compengertian-pendidikan-jasmani-menurut.html. 7 maret 2014
(1)
Nadya RachmawatI, 2014
Pola pembinaan atlet bulutangkis di klub kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
telah diisi dengan lengkap. Dari hasil verifikasi tersebut diperoleh data yang diisikan responden menunjukan kelengkapan dan cara pengisian yang sesuai dengan petunjuk atau jumlah data sesuai dengan subjek dan semuanya memenuhi persyaratan untuk dapat diolah.
2. Pensekoran
Instrument dalam penelitian ini adalah menggunakan kuisioner atau angket. Jenis angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket tertutup, yaitu atlet diberi sejumlah pertanyaan atau pernyataan yang menggambarkan pola pembinaan atlet bulutangkis disertai dengan alternative jawaban. Angket tertutup jawaban sudah disediakan sehingga atlet hanya memilih jawaban dengan memberikan tanda checklis () pada soal yang telah disediakan dengan jawaban seperti Tabel 3.2 sebagai berikut :
Tabel 3.5 Model Angket Likert
Berdasarkan uraian tentang alternatif jawaban dalam angket, penulis menetapkan kategori penyekoran sebagai berikut : Kategori untuk setiap butir pernyataan positif, yaitu Sangat Setuju = 4, Setuju = 3, Tidak Setuju = 2 dan Sangat Tidak Setuju = 1. Kategori untuk setiap butir pernyataan negatif, yaitu Sangat Setuju = 1, Setuju = 2 , Tidak Setuju = 3 dan Sangat Tidak Setuju = 4.
Alternatif Jawaban Skor Alternatif Jawaban Positif Negatif Sangat Setuju
Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
4 3 2 1
1 2 3 4
(2)
Nadya RachmawatI, 2014
Pola pembinaan atlet bulutangkis di klub kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3. Analisa Data
Agar analisis data dalam penelitian ini berjalan dengan lancer, maka penulis menempuh langkah – langkah sebagai berikut :
1. Melihat dan memutuskan hasil sah atau tidak. Setelah angket dibagikan kepada sumber data, penulis mengumpulkan kembali yang kemudian diperiksa untuk memutuskan keabsahan pengisian angket tersebut. Karena dikhawatirkan dalm pengisian angket responden tidak mengisi pertanyaan sesuai tata cara yang telah ditntukan.
2. Memberikan nilai kepada setiap butir pertanyaan dalam angket yang telah dijawab oleh responden dengan kriteria penilaian.
3. Mengelompokan setiap butir pertanyaan.
4. Menjumlahkan nilai seluruh pertanyaan untuk setiap responden. 5. Menganalisa data untuk memperoleh kesimpulan peneliti.
Untuk memperoleh hasil akhir yaitu berupa gambaran pola pembinaan atlet bulutangkis di klub Kotab Bandung, penulis menggunakan perhitungan rumus sebagai berikut :
P = x1 x 100%
xn
Keterangan :
P = Jumlah atau besarnya persentase yang dicaei
x1 = Jumlah skor berdasarkan alternative jawaban
(3)
Nadya RachmawatI, 2014
Pola pembinaan atlet bulutangkis di klub kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Dengan menggunakan rumus di atas, maka diperoleh data yang hendak dicari. Untuk mempermudah dalam penafsiran dan penyimpulan data, dalam hal ini penulis memilih parameter yang dikemukankan oleh Riduwan.
Tabel 3.6
Kriteria Analisis Deskriptif Persentase
(Riduan, 2004)
No Persentase Kriteria
1 75% - 100% Sangat Baik
2 50% - 75% Baik
3 25% - 50% Cukup Baik
(4)
Nadya RachmawatI, 2014
Pola pembinaan atlet bulutangkis di klub kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian, perhitungan, serta analisis data, maka penulis dapat menarik kesimpulan bahwa kesiapan atlet dalam berlatih termasuk kategori baik. Sedangkan kesiapan pelatih dalam menyiapkan program latihan termasuk kedalam kategori baik. Kemudian pada aspek kesiapan sarana prasarana termasuk dalam kategori baik juga. Maka berdasarkan kategori, pola pembinaan atlet bulutangkis di klub Kotab Bandung berada pada kategori baik.
B. Saran – saran
Berdasarkan pada hasil penelitian ini penulis mempunyai saran-saran yang dapat dipertimbangkan sebagai berikut:
1. Bagi para pelatih atau pembina cabang olahraga bulutangkis, hendaknya meningkatkan pola pembinaan dalam meningkatkan prestasi yang sesuai dengan tuntunan kebutuhan cabang olahraganya. Pola pembinaan yang baik akan membantu meningkatkan presatasi cabang olahraga bulutangkis, yang di dalamnya terdiri dari aspek fisik, teknik, mental dan taktik yang menunjang untuk mendapatkan prestasi yang maksimal.
2. Untuk para atlet bulutangkis khususnya atlet usia dini agar berlatih dengan giat dan melaksanakan program latihan yang diberikan oleh pelatih dengan maksimal agar mendapatkan prestasi yang lebih baik lagi.
3. Untuk klub Kotab Bandung hendaknya lebih mempersiapkan lagi sarana dan prasarana yang lebih baik agar atlet yang berlatih merasa nyaman dalam melaksanakan latihan dan membina lagi atletnya agar dapat melahirkan kembali atlet – atlet nasional kembali dan mengulang masa kejayaan klub Kotab Bandung.
(5)
Nadya RachmawatI, 2014
Pola pembinaan atlet bulutangkis di klub kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR PUSTAKA
Faisal Sanapiah. (1981). Dasar dan Teknik Menyusun Angket. Surabaya: Penerbit Usaha Karya.
PB. PBSI. (1985-1999). Pola Pembinaan Bulutangkis Nasional. Jakarta: PB. PBSI
Ibrahim dan Sudjana. (2004). Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Bandung: Penerbit Sinar Baru Algensindo.
Harsono, (1988). Coaching dan Aspek-Aspek Psikologis dalam Olahraga. Jakarta: Penerbit CV. Tambak
Panitia 7. (1990). Pola Dasar Pembinaan Bulutangkis. Kudus: PB Djarum. PB PBSI, Dwi Bambang. (1996). Perjalanan Prestasi Bulutangkis Indonesia.
Jakarta: Penerbit PT Yandia Pratama Gemilang.
Rahmat Enjang. (2009). Manajemen Olahraga. Fakultas Pendidikan Kepelatihan Olahraga Universitas Pendidikan Indonesia.
Riduan. (2004). Belajar Mudah Penelitian Untuk Guru-Karyawan dan Peneliti Pemula. Bandung: Alfabeta
Satria, Herman Subarjah. (2013). Kepelatihan Permainan Bulutangkis. Bandung: Penerbit CV. Nurani
Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D). Bandung: Alfabeta
Sugiyono. (1997). Metode Penelitian Administrasi. Bandung: Alfabeta Sudjana. (1989). Metode Statistika. Bandung: Penerbit Tarsito.
SUMBER INTERNET
Abidin Zainal. Pembinaan olahraga prestasi dan permasalahannya.tersedia di
http://m.tribunnews.com/tribunnews/2013/12/25/pembinaan-olahraga-presatasi-dan-permasalahannya. diakses tanggal 20 mei 2014.
Darnik Nanik. Pengertian sarana dan Prasarana. Tersedia di http://selite20.wordpress.com/2009/11/05/pengertian-sarana-prasarana/. Diakses pada tanggal 30 mei 2014.
(6)
Nadya RachmawatI, 2014
Pola pembinaan atlet bulutangkis di klub kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Mahendra Agus. Membenahi Sistem Pembinaan Olahraga Kita. Tersedia di http://storage/emuated/0/download/membenahi-sistemipembinaan-olahraga-kita.pdf. 23 maret 2014.
MoU PP PBSI. Bulutangkis Masuk Dalam Kurikulum Pendidikan Nasional. Tersedia http://www.badmintonindonesia.org/app/information/newsDetail. diakses pada tanggal 13 april 2014.
Subagja Riki. Menjaring atlet bulutangkis. Tersedia di http://m.tribunnews.com/sport/ricky-subagja.com di akses tnggal 1 januari 2014.
Pendidikan jasmani. Tersedia di http://anggipratiwi77.blogspot.compengertian-pendidikan-jasmani-menurut.html. 7 maret 2014