PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING PRIBADI SOSIAL UNTUK MENGEMBANGKAN PERILAKU ETIS PESERTA DIDIK : Studi Deskriptif terhadap Peserta Didik Kelas XI SMA Ciledug Al Musaddadiyah Garut Tahun Ajaran 2013/2014.

(1)

PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING

PRIBADI SOSIAL UNTUK MENGEMBANGKAN

PERILAKU ETIS PESERTA DIDIK

(Studi Deskriptif terhadap Peserta didik Kelas XI SMA Ciledug Al Musaddadiyah Garut Tahun Ajaran 2013/2014)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan

Oleh

Yayu Resti Purwitasari 0900475

JURUSAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN DAN BIMBINGAN

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

2014


(2)

Program Bimbingan dan Konseling

Pribadi Sosial untuk

Mengembangkan

Perilaku Etis Peserta Didik

Oleh

Yayu Resti Purwitasari

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ilmu Pendidikan

© Yayu Resti Purwitasari 2014 Universitas Pendidikan Indonesia

April 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING

PRIBADI SOSIAL UNTUK MENGEMBANGKAN PERILAKU ETIS PESERTA DIDIK

(

Studi Deskriptif terhadap Peserta Didik Kelas XI SMA Ciledug Al Musaddadiyah Garut Tahun Ajaran 2013/2014)

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH

Pembimbing I

Prof. Dr. Syamsu Yusuf, LN, M.Pd NIP. 19520620 198002 1001

Pembimbing II

Dra. Setiawati, M.Pd NIP. 19621112 198610 2001

Mengetahui

Ketua Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan Fakultas Ilmu Pendidikan

Universitas Pendidikan Indonesia

Dr. Nandang Rusmana, M.Pd NIP. 19600501 198603 1 00


(4)

Yayu Resti Purwitasari, 2014

ABSTRAK

Yayu Resti Purwitasari. (2014). Program Bimbingan dan Konseling Pribadi Sosial untuk Mengembangkan Perilaku Etis Peserta didik (Studi Deskriptif terhadap Peserta Didik Kelas XI SMA Ciledug Al Musaddadiyah Garut Tahun Ajaran 2013/2014).

Penelitian bertujuan untuk merumuskan program hipotetik bimbingan dan konseling pribadi-sosial untuk mengembangkan perilaku etis peserta didik. Pendekatan penelitian yang digunakan yaitu pendekatan kuantitatif dengan menggunakan angket sebagai alat pengumpul data. Metode penelitian menggunakan metode deskriptif. Populasi adalah seluruh siswa kelas XI SMA Ciledug Al Musaddadiyah Garut Tahun Ajaran 2013/2014, teknik pengambilan sampel menggunakan sampel jenuh yakni seluruh peserta didik sebanyak 147 dijadikan sampel penelitian. Hasil penelitian menunjukkan. (1) peserta didik yang memiliki perilaku etis pada kategori etis sebanyak 139 orang (94.6%), dan pada kategori tidak etis sebanyak 8 orang (5.4%). (2) rumusan program hipotetik bimbingan dan konseling pribadi sosial dinyatakan layak oleh pakar dan praktisi. Rekomendasi penelitian ditunjukan untuk guru bimbingan dan konseling dan peneliti selanjutnya.


(5)

ABSTRACT

Yayu Resti Purwitasari. (2014). Personal Social Guidance And Counseling Program To Develop Ethical Behavior (Research Deskriptif for Student Grade XI SMA Ciledug Al Musaddiyah Garut 2013/2014).

The purpose of the research is to formulate the hypothetical personal-social guidance and counseling programs to developing ethical behavior of student. The research used a quantitative approach by using questionaries form as a means of collecting the data. Research methods used the descriptive method. The population are students of Ciledug Al Musaddadiyah Garut Senior High School Grade XI 2013/2014, the sampling technique used populatation sample. It was all of the students to be sampling in research of 147 student. The results showed, (1) the students who have high category of ethical behavior is 139 people (94.6%), and low categories is 8 people (5.4%). (2) formulation of guidance and counseling hipothetic programs personal social stated feasible by experts and practitioners. The recommendation of experiment is showed to the counsellor, and the next researcher.


(6)

Yayu Resti Purwitasari, 2014

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iv

DAFTAR ISI ... Vii DAFTAR TABEL ... Ix DAFTAR GRAFIK... Xi DAFTAR LAMPIRAN ... Xii BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah ... 1

B.Identifikasi dan Rumusan Masalah ... 6

C.Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 6

1. Tujuan Penelitian ... 6

2. Manfaat Penelitian ... 7

D.Sistematika Penulisan ... 7

BAB II PERILAKU DAN PROGRAM BIMBINGAN KONSELING A.Perilaku Etis Peserta didik ... 9

1. Definisi Etis ... 9

2. Perilaku Etis ... 10

3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pembentukan Etika Manusia……... 12

4. Aspek-Aspek Perilaku Etis ... 16

B.Karakteristik Perkembangan Masa Remaja ... 19

1. Pengertian Remaja ... 19

2. Ciri-Ciri Remaja ... 21

3. Tugas Perkembangan Remaja ... 23

C.Program Bimbingan dan Konseling ... 24

1. Pengertian Program Bimbingan dan Konseling ... 24

2. Tujuan Bimbingan Pribadi Sosial... 28

3. Fungsi Bimbingan dan Konseling... 30

D.Program Bimbingan dan Konseling Pribadi Sosial dan Kaitannya dengan Perilaku Etis Peserta didik ... 31

E. Penelitian Terdahulu ... 32

BAB III METODE PENELITIAN A.Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian ... 34

B.Pendekatan dan Metode Penelitian ... 35

C.Definisi Operasional Variabel ... 35

1. Program Bimbingan Pribadi Sosial ... 35


(7)

D.Instrumen Penelitian ... 37

1. Jenis Instrumen ... 37

2. Pengembangan Kisi-Kisi Instrumen ... 37

E. Pengembangan Instrumen Penelitian ... 39

1. Uji Kelayakan Instrumen ... 39

2. Uji Keterbacaan ... 40

3. Uji Validitas dan Realibilitas ... 41

F. Teknik Analisis Data ... 44

1. Verifikasi Data ... 44

2. Penyekoran Data Hasil Penelitian ... 45

3. Pengolahan Data ... 45

G.Prosedur Penelitian ... 47

1. Tahap Persiapan ... 47

2. Tahap Pelaksanaan ... 47

3. Tahap Akhir ... 48

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A.Deskripsi Hasil Penelitian ... 49

1. Gambaran Umum Perilaku Etis Peserta didik Kelas XI SMA Ciledug Al Musaddadiyah Garut Tahun Ajaran 2013/2014 ... 49

2. Gambaran Umum Aspek Perilaku Etis Peserta didik Kelas XI SMA Ciledug Al Musaddadiyah Garut Tahun Ajaran 2013/2014 ... 50

a. Aspek Memelihara Kepercayaan ... 52

b. Aspek Bersikap Adil ... 54

c. Aspek Menjaga Diri dari Segala Keburukan ... 56

d. Aspek Bersikap Sabar ... 57

e. Aspek Bersifat Kasih Sayang ... 59

f. Aspek Hemat ... 61

B.Pembahasan Hasil Penelitian... 63

C.Program Bimbingan dan Konseling Untuk Mengembangkan Perilaku Etis Peserta Didik ... 72

BAB KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 1. Kesimpulan ... 73

2. Rekomendasi ... 73

DAFTAR PUSTAKA ... 75


(8)

Yayu Resti Purwitasari, 2014

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan salah satu unsur penting bagi kemajuan peradaban suatu bangsa. Dalam proses pendidikan di sekolah, peserta didik memperoleh informasi dan pengetahuan yang digunakan untuk mengembangkan intelektualitas dan moralitasnya. Pengembangan perilaku etis di sekolah adalah sebagai salah satu upaya dalam rangka menyiapkan sumber daya manusia yang bermutu yaitu manusia yang beriman dan bertakwa terhadap Tuhan YME, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan bertanggung jawab. Sebagaimana tertera pada tujuan Pendidikan Nasional dalam Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional (UUSPN No.20 Tahun 2003 Bab II Pasal 3) sebagai berikut : “Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab”

Fungsi dan tujuan pendidikan diatas menunjukan bahwa semua penyelenggaraan proses pendidikan baik formal, nonformal maupun informal senantiasa mengorientasikan segala program pendidikannya menuju kepada pembentukan karakter pribadi peserta didik yang memiliki kemampuan intelektual dan moral yang seimbang seperti yang tercantum dalam tujuan pendidikan diatas.

Individu yang memiliki intelektualitas yang tinggi tanpa disertai kualitas perilaku yang baik rentan melakukan tindakan-tindakan kejahatan yang merusak kemuliaan dirinya. Pendidikan yang melaksanakan bidang administrasi dan pengajaran saja dengan mengabaikan bidang bimbingan akan menghasilkan individu yang pintar dan terampil dalam aspek akademik, tetapi kurang memiliki kemampuan dan kematangan dalam aspek psikososiospiritual. Pendidikan yang bermutu adalah pendidikan yang mengintegrasikan tiga bidang kegiatan utamanya


(9)

yaitu bidang administratif dan kepemimpinan, bidang instruksional dan kurikuler dan bidang pembinaan peserta didik. Pentingnya bidang bimbingan dan konseling dalam pendidikan terkait dengan program pemberian layanan bantuan kepada seluruh peserta didik yang dilakukan secara berkesimbungan agar individu mampu memahami dirinya, mampu mengarahkan dirinya, dan memiliki perilaku yangberetika baik sehingga individu dapat bertindak wajar sesuai dengan tuntutan dan keadaan lingkungan sekolah, keluarga dan masyarakat.

Peserta didik Sekolah Menengah Atas (SMA) termasuk kedalam kategori remaja, berdasarkan rentang usia Hurlock (1980: 206) membagi masa remaja menjadi dua fase yaitu masa remaja awal berlangsung pada usia 13-14/17 tahun dan masa remaja akhir berlangsung pada usia 16/17-18 tahun, masa remaja berada pada periode transisi dari masa anak menuju masa dewasa yang dalam hal ini terjadi perubahan yang cepat dalam aspek fisik dan psikologis (Hurlock : 1980). Semua perubahan tersebut menimbulkan perlunya penyesuaian mental dan perlunya membentuk sikap, nilai dan minat baru. Erikson (Makmun, 2007 : 84)menyebutkan masa remaja sebagai masa identity vs identity confusion yaitu suatu tahap untuk membuat keputusan terhadap permasalahan-permasalahan penting yang berkaitan dengan pernyataan tentang identitas dirinya yang mengimplikasikan bahwa remaja harus menemukan apa yang mereka yakini, sikap dan nilai-nilai idealnya yang dapat memberikan suatu peran dalam kehidupan sosialnya.Pada masa ini remaja bukan lagi seorang anak dan juga bukan seorang dewasa (Hurlock : 1980:207). Remaja mulai memusatkan diri pada perilaku yang dihubungkan dengan status dewasa, berperilaku dan berpenampilan seperti dewasa dan menginginkan perlakuan yang sama seperti orang dewasa terutama dalam mengatasi masalah, mereka menolak bantuan orangtua. Status remaja yang tidak jelas ini juga memberi waktu kepada mereka untuk mencoba gaya hidup yang berbeda dan menentukan pola perilaku, nilai, dan sifat yang sesuai bagi dirinya.

Menurut Yusuf S (2006:72) kematangan remaja belum sempurna jika tidak memiliki kode moral yang dapat diterima secara universal. Dalam hal ini penting bagi remaja untuk memperoleh sistem nilai atau etika untuk membimbing


(10)

3

Yayu Resti Purwitasari, 2014

perilakunya agar mereka terhindar dari pergaulan menyimpang yang tidak sesuai dengan norma yang berlaku di masyarakat. Salzman dan Pikunas (Yusuf S, 2006:71) menyebutkan bahwa masa remaja ditandai dengan (1) berkembangnya sikap dependen kepada orangtua kearah independen, (2) minat seksualitas, dan (3) kecenderungan untuk merenung atau memperhatikan diri sendiri, dan nilai-nilai etika.

Masa remaja merupakan salah satu periode perkembangan yang harus dilalui oleh manusia dan memiliki tugas-tugas perkembangan yang harus diselesaikan. Menurut Hurlock (Yusuf Set al : 2010) salah satu tugas perkembangan remaja yang harus dilalui yaitu memperoleh perangkat nilai dan sistem etis sebagai pegangan untuk berperilaku mengembangkan ideologi. Senada dengan hal tersebut William Kay (Yusuf S, 2008:72) menegaskan bahwa tugas perkembangan utama remaja adalah memperoleh kematangan sistem moral untuk membimbing perilakunya. Abdullah(2006:99) merumuskan bentuk-bentuk etika baik berdasarkan ajaran islam diantaranya adalah memelihara kepercayaan, bersikap adil, menjaga diri dari segala keburukan, bersikap sabar, bersifat kasih sayang dan hemat.

Selain itu, perilaku etis merupakan salah satu standar kompetensi yang harus dicapai oleh peserta didik, khususnya peserta didik SMA dalam aspek landasan perilaku etis yang memuat sub aspek (1) mengenal keragaman sumber norma yang berlaku di masyarakat, (2) menghargai keragaman sumber norma sebagai rujukan pengambilan keputusan, (3) berprilaku atas dasar keputusan yang mempertimbangkan aspek-aspek etis (ABKIN, 2008 : 253).

Etika mengatur kehidupan manusia secara batiniah atau menuntun motivasi-motivasi manusia kearah yang “baik atau buruk”. Tokan (Solekha : 2012) menungkapkan remaja dikatakan bermoral jika mereka memiliki kesadaran moral yaitu dapat menilai hal-hal baik dan buruk, hal-hal yang boleh dilakukan atau yang tidak boleh dilakukan serta hal-hal yang etis dan tidak etis, dengan sendirinya akan tampak dalam penilaian atau penalaran moralnya serta pada perilaku baik dan benar sesuai dengan etika yang berlaku. Melalui etika manusia hidup dengan cara yang baik dan pantas setiap saat (Williams, 1985:1).Yusuf S


(11)

dkk (2012 : 6) mengungkapkan individu yang mampu menyesuaikan diri dengan norma-norma yang ada di masyarakat dapat mewujudkan kehidupan personal dan sosial yang harmonis, nyaman serta sejahtera lahir batin. Senada dengan pendapat Abdullah (2006) yaitu berperilaku baik sesuai dengan etika di masyarakat selalu membuat seseorang menjadi aman, tenang dan tidak adanya perbuatan yang tercela. Peserta didik yang tidak berperilaku sesuai dengan norma-norma masyarakat akan berdampak buruk bagi perkembangan sehat peserta didik, yaitu akan mudah terbius dengan kesenangan hidup materialistik dan hedonistik sehingga bermunculan perilaku-perilaku buruk seperti meminum-minuman keras, kecanduan obat-obat terlarang, kriminalitas, pembunuhan, pacaran bebas serta tawuran (Yusuf S. dkk, 2010:3).

Bentuk perilaku remaja yang menyimpang dari norma masyarakat kerap menjadi tren berita di berbagai media masa dan elektronik diantaranya adalah perilaku menyontek, perkelahian, tawuran, konsumsi minuman keras, pencurian penyalahgunaan obat-obatan dan sex bebas. Kondisi remaja Indonesia berdasarkan penelitian Komisi Perlindungan Anak (2011) tersedia www.komnaspa.or.id terhadap 4.500 remaja pada 12 kota besar seluruh Indonesia pada tahuun 2011 menyebutkan 93,7% peserta didik SMP dan SMA pernah melakukan ciuman, 21,2% remaja SMP mengaku pernah aborsi, dan 97% remaja SMP dan SMA pernah melihat film porno. Dari tahun 1995-2010 data perokok anak usia 10 -14 meningkat 6 kali lipat, pada tahun 1995 sejumlah 71.100 orang menjadi 426.200. Sepanjang tahun 2011, Komnas Perlindungan Anak mencatat 339 kasus tawuran.1.851 pengaduan anak yang berhadapan dengan hukum (anak sebagai pelaku) yang diajukan ke pengadilan. Hampir 52% dari angka tersebut adalah kasus pencurian diikuti dengan kasus kekerasan, perkosaan, narkoba, perjudian, serta penganiayaan.

Hasil penelitian Nur Azizah (2005) terhadap peserta didik SMP dan Mts Se-Kabupaten Bantul menunjukkan perilaku moral peserta didik berlatar belakang pendidikan umum lebih tinggi dibandingkan dengan peserta didik berlatar belakang pendidikan umum. Sementara itu di SMA Ciledug Al Musaddadiyah Garut dari hasil penyebaran ITP (Instrumen Tugas Perkembangan) didapatkan


(12)

5

Yayu Resti Purwitasari, 2014

perilaku etis termasuk pada delapan butir terendah pada empat kelas dari enam kelas yang ada. Berdasarkan hasil studi pendahuluan di SMA Ciledug Al Musaddadiyah Garut didapati peserta didik yang terlibat perkelahian, mencontek, saling mengejek antar teman. Hal ini tidak akan terjadi apabila peserta didik memiliki dan menghayati nilai-nilai yang dijunjung tinggi oleh agama, tradisi dan budaya sebagai pedoman tingkah lakunya. selain itu SMA Ciledug Al Musaddadiyah Garut memiliki visi yang sangat luhur yaitu “Terwujudnya Madrasah yang Unggul dan Populis berdasarkan Iman dan Taqwa” Iman dan Taqwa yang dijadikan landasan bagi seluruh aktifitas pendidikan di SMA Ciledug Al Musaddadiyah Garut akan tercermin pada perilaku-perilaku beretika.

Bimbingan dan konseling sebagai salah satu bagian yang tidak dapat dipisahkan dari proses pendidikan di sekolah merupakan bagian yang penting dalam membantu peserta didik memiliki dasar dan arah kesiapan dalam berperilaku sehingga terhindar dari penyesuaian diri yang menyimpang. Melihat fenomena serta visi dan misi SMA Ciledug Al Musaddadiyah Garut, maka perlu diupayakan pemberian bantuan melalui program bimbingan dan konseling untuk mengembangkan perilaku etis peserta didik.

Layanan bimbingan dan konseling yang dinilai cocok untuk mengembangkan perilaku etis peserta didik adalah layanan pribadi sosial. Menurut Nurihsan (2006 : 15-16) bimbingan pribadi sosial merupakan bimbingan untuk membantu para individu dalam menyelesaikan masalah-masalah sosial pribadi. Adapun yang tergolong kedalam masalah-masalah sosial-pribadi adalah masalah hubungan dengan sesama teman, dosen, serta staf, pemahaman sifat dan kemampuan penyesuaian diri dengan lingkungan pendidikan dan masyarakat tempat tinggal, serta penyelesaian konflik.

Berasal dari latar belakang dan permasalahan yang telah diuraikan, maka fenomena perilaku yang tidak sesuai dengan norma di masyarakat penting dan perlu untuk di kaji secara ilmiah dengan melakukan penelitian tentang “Program Bimbingan dan Konseling Pribadi Sosial untuk Mengembangkan Perilaku Etis Peserta didik.


(13)

B. Identifikasi dan Rumusan Masalah

Perilaku etis peserta didik SMA adalah gambaran kemampuan peserta didik dalam menerapkan etika yang berlaku di masyarakat. Ya’qub (1983:13) merumuskan pengertian etika menurut filsafat yaitu ilmu yang menyelidiki mana yang baik dan mana yang buruk dengan memperhatikan amal perbuatan manusia sejauh yang dapat diketahui oleh akal pikirannya, etika adalah sebagai arahan atau pedoman dalam mengatur tingkah laku manusia sebagaimana Bertens (2012:7) mengemukakan bahwa pentingnya etika yaitu sebagai nilai-nilai dan norma-norma moral yang menjadi pegangan bagi seseorang atau suatu kelompok dalam mengatur tingkah lakunya.Dengan berperilaku mengacu kepada norma agama dan budaya masyarakat, perilaku peserta didik akan terarah dan terkontrol kearah yang lebih baik.

Batasan masalah penelitian ini yaitu pembahasan konsep mengenai perilaku etis peserta didik di sekolah khususnya peserta didik SMA. Peserta didik yang berprilaku etis adalah peserta didik yang berperilaku sesuai dengan norma-norma atau nilai-nilai yang berlaku, dalam penelitian ini bentuk-bentuk etika baik yang dikembangkan adalah etika yang sesuai dengan ajaran islam atau norma-norma yang bersumber dari ajaran islam.

Rumusan masalah penelitian dijabarkan dalam pertanyaan penelitian berikut:

a. Seperti apa gambaran umumperilaku etis peserta didik kelas XI SMA Ciledug Al-Musaddadiyah Garut Tahun ajaran 2013/2014?

b. Seperti apa rumusan layanan program bimbingan dan konseling pribadi sosial yang secara hipotetik efektif untuk mengembangkan perilaku etis peserta didik kelas XI SMA Ciledug Al Musaddadiyah Garut Tahun ajaran 2013/2014?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian


(14)

7

Yayu Resti Purwitasari, 2014

Tujuan umum penelitian ini adalah untuk memeperoleh rumusan program bimbingan dan konseling pribadi sosial untuk mengembangkan perilaku etis peserta didik kelas XI SMA Ciledug Al-Musaddadiyah Garut. Secara khusus penelitian ini bertujuan untuk mengkaji:

a. Gambaran umum perilaku etis peserta didik kelas XI SMA Ciledug Al-Musaddadiyah Garut Tahun ajaran 2012/2013.

b. Rumusan program bimbingan dan konseling pribadi sosial yang sesuai dengan kebutuhan peserta didik kelas XI SMA Ciledug Al-Musaddadiyah Garut tahun ajaran 2012/2013 untuk membantu mengembangkan perilaku etis peserta didik.

2. Manfaat Penelitian a. Manfaat teoritis

Secara teoritis penelitian ini diharapkan memberikan manfaat bagi pengembangan konsep-konsep keilmuan dan pelaksanaan layanan bimbingan pribadi sosial dalam mengembangkan perilaku etis di SMA, sehingga dapat dijadikan sumber informasi pendidikan dalam penerapan layanan bimbingan dan konseling di sekolah.

b. Manfaat praktis

1) Bagi guru Bimbingan dan Konseling, diharapkan dapat memperoleh gambaran tentang perilaku etis peserta didik sebagai langkah awal dalam memberikan bantuan, dapat menjadi teladan mengenai penerapan layanan pribadi sosial untuk mengembangkan perilaku etis peserta didik.

2) Bagi SMA Ciledug Al-Musaddadiyah Garut, diharapkan dapat memperkaya konsep perilaku etis peserta didik, memberi masukan terhadap pengembangan program BK secara keseluruhan.

3) Bagi jurusan PPB, dapat menjadi tambahan referensi konseptual mengenai pengembangan layanan program pribadi sosial dalam mengembangkan perilaku etis peserta didik SMA.


(15)

Sistematika dalam penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut : BAB I Pendahuluan, dalam pendahuluan ini penulis menjabarkan mengenai latar belakang penelitian, identifikasi dan rumusan masalah, tujuan penelitian, dan manfaat penelitian.BAB II Konsep dasar bimbingan dan konseling pribadi social untuk mengembangkan perilaku etis peserta didik, berisi mengenai konsep perilaku etis, aspek-aspek perilaku etis, faktor-faktor perilaku etis, pengertian layanan bimbingan dan koseling, program bimbingan dan konseling. BAB IIIMetode penelitian, menjabarkan mengenai metode penelitian, sumber informasi, data yang diperlukan, teknik pengumpulan data, instrumen pengumpulan data, tahap-tahap penelitian dan analisis data.

BAB IV Penyajian hasil penelitian dan pembahasan, terdiri dari hasil penelitian dan pembahasan penelitian mengenai gambaran perilaku etis peserta didik kelas XI SMA Ciledug Al-Musaddadiyah Garut, Tahun Ajaran 2013/2014 dan layanan bimbingan dan konseling yang tepat untuk mengembangkan perilaku etis peserta didik.BAB V Kesimpulan dan Rekomendasi, berisi kesimpulan mengenai

penelitian yang telah dilakukan dan rekomendasi untuk peneli selanjutnya. Daftar pustaka dan lampiran-lampiran.


(16)

Yayu Resti Purwitasari, 2014

BAB III

METODE PENELITIAN

A.Lokasi, Populasi, dan Sampel Penelitian

Penelitian mengambil lokasi di SMA Ciledug Al Musaddadiyah Garut yaitu sekolah bernuansa islami yang berlokasi di Jl. Mayor Syamsu No. 2 Garut. Alasan pemilihan lokasi penelitian karena adanya fenomena tentang perilaku peserta didik yang masih memerlukan pengembangan agar sesuai dengan perilaku yang beretika baik. Selain itu, di SMA Ciledug Al Musaddadiyah Garut belum tersedia layanan bimbingan dan konseling yang secara khusus difokuskan untuk mengembangkan perilaku etis peserta didik.

Populasi penelitian adalah seluruh peserta didik kelas XI SMA Ciledug Al Musaddadiyah Garut Tahun Ajaran 2013/2014. Populasi diartikan sebagai wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari kemudian ditarik kesimpulan (Sugiyono 2011: 215). Populasi pada penelitian ini adalah seluruh peserta didik kelas XI SMA Ciledug Al Musaddadiyah Garut sebanyak 177 orang.Sampel dalam penelitian merupakan sampel jenuh, yaitu seluruh populasi dijadikan sebagai sampel penelitian (Sugiyono, 2011 : 85)dengan demikian seluruh peserta didik kelas XI SMA Ciledug Al Musaddadiyah Garut diambil untuk menjadi sampel penelitian..

Pemilihan sampel penelitian didasarkan pada pertimbangan-pertimbangan berikut :

1. Peserta didik kelas XI dari segi umurnya antara 17-18 tahun tergolong usia remaja.

2. Pada masa ini, peserta didik mengalami kebingungan dalam berperilaku sehingga sering terjadi perilaku-perilaku buruk yang tidak sesuai dengan etika yang berlaku. Oleh karena itu agar dapat diterima di lingkungannya, remaja dituntut untuk berperilaku sesuai dengan etika yang berlaku.

3. Belum pernah terdapat penelitian yang menggambarkan perilaku etis peserta didik di SMA Ciledug Al Musaddadiyah Garut.


(17)

B.Pendekatan dan Metode Penelitian

Pada penelitian mengenai perilaku etis peserta didik kelas XI SMA Ciledung Al Musaddadiyah Garut pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif dengan metode penelitian studi deskriptif. Pendekatan kuantitatif meneliti populasi atau sampel tertentu untuk mendapatkan angka-angka secara numerikal sehingga mendapat informasi yang luas dan berbentuk fakta yang jelas mengenai gambaran perilaku etis pada peserta didik kelas XI SMA Ciledug Al Musaddadiyah Garut.

Metode deskriptif digunakan untuk menggambarkan, menganalisis, dan mengambil suatu generalisasi mengenai perilaku etis peserta didik dalam pergaulan dengan kehidupan sehari-hari. Berdasarkan hasil temuan tersebut dijadikan dasar untuk mengembangkan program bimbingan pribadi sosial untuk mengembangkan perilaku etis peserta didik.

C.Definisi Operasional Variabel 1. Program Bimbingan Pribadi Sosial

Program bimbingan dan konseling pribadi sosial untuk mengembangkan perilaku etis peserta didik kelas XI dalam penelitian ini adalah serangkaian rencana aktivitas bimbingan dan konseling yang dilakukan oleh konselor secara sistematis, terarah dan terpadu berdasarkan hasil identifikasi kebutuhan peserta didik dalam rangka membantu peserta didik agar dapat memahami norma, aturan, atau adat yang dijunjung tinggi di lingkungannya yang disebut etika baik dan mampu menyesuaikan diri terhadap norma tersebut secara positif dan konstruktif. Struktur program bimbingan dan konseling untuk mengembangkan perilaku etis peserta didik ini memuat komponen-komponen (a) rasional, (b) visi dan misi, (c) deskripsi kebutuhan, (d) tujuan program, (e) sasaran program, (f) komponen program, (g) rencana operasional, (h) pengembangan tema dan implementasi program, (i) pengembangan satuan layanan (SKLBK), dan (j) evaluasi dan tindak lanjut.


(18)

36

Yayu Resti Purwitasari, 2014

2. Perilaku Etis

Perilaku etis yang dimaksud dalam penelitian adalah kesesuaian perilaku peserta didik berdasarkan butir-butir etika islam yang dikembangkan oleh Abdullah (2006:99), sebagai berikut.

a. Memelihara kepercayaan, (amanah) yaitu suatu perbuatan manusia yang dipercayakan kepada seseorang, baik harta, ilmu, rahasia atau lainnya yang wajib di pelihara atau disampaikan kepada yang berhak menerimanya. Indikator dari aspek ini yaitu :

1) Jujur

2) Menepati janji

b. Bersikap adil (al ‘adl), yaitu tindakan memberi hak kepada yang mempunyai hak. Indikator dari aspek ini yaitu :

1) Menempatkan sesuatu pada tempatnya 2) Objektif dalam menilai

c. Menjaga diri dari segala keburukan (al iffah). Indikator dari aspek ini yaitu : 1) Memelihara kehormatan diri

2) Memiliki rasa malu

d. Bersifat sabar (ash shabr), memiliki arti tahan menghadapi cobaan, tabah dan tahan terhadap sesuatu. Indikator dari aspek ini yaitu :

1) Tabah ketika ditimpa musibah 2) Gigih dalam mengerjakan sesuatu

e. Bersifat kasih sayang (ar rahman). Indikator dari aspek ini yaitu : 1) Pemaaf

2) Senang membantu orang lain 3) Memiliki semangat persaudaraan

f. Hemat (al istiqhad) adalah menggunakan segala sesuatu yang tersedia berupa harta benda, waktu dan tenaga menurut ukuran keperluan. Indikator dari aspek ini yaitu :

1) Memanfaatkan waktu sebaik mungkin 2) Membelanjakan harta sesuai kebutuhan


(19)

3) Menggunakan tenaga menurut ukuran keperluan

D.Instrumen Penelitian

Penelitian ini menggunakan instrumen atau alat pengumpulan data berupa data primer yang diambil dari alat ukur berupa angket atau kuesioner yang digunakan sebagai alat pengumpul data sekaligus alat ukur untuk mencapai tujuan penelitian. Angket yang digunakan untuk mengumpulkan data subjek penelitian yaitu angket perilaku etis peserta didik.

1. Jenis Instrumen

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa angket berstruktur dengan bentuk jawaban tertutup. Angket adalah sejumlah pernyataan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden (Arikunto, 2011: 151). Responden hanya perlu menjawab pernyataan dengan cara memilih alternatif respon yang telah disediakan.

Teknik pengumpulan data dilakukan dengan menyebarkan angket perilaku etis kepada seluruh peserta didik kelas XI SMA Al Musaddadiyah Garut. Angket yang disebar menggunakan skala sikap Likert berbentuk checklist dengan empat alternatif jawaban yaitu: Selalu (SL), Sering (SR), Pernah (PR), dan Tidak Pernah (TP) dengan skor berkisar antara 1 sampai dengan 4.

2. Pengembangan Kisi-Kisi Instrumen

Kisi-kisi instrumen untuk mengungkap perilaku etis peserta didik dikembangkan dari definisi operasional variabel penelitian. Item-item pernyataan instrumen pengungkap perilaku etis dikembangkan dari variabel perilaku etis yang dijabarkan melalui aspek-aspek perilaku etis yang akhirnya berbentuk indikator-indikator.Kisi-kisi instrumen dikembangkan menjadi enam aspek perilaku etis yaitu (1) memelihara keercayaan; (2) bersikap adil; (3) menjaga diri dari segala keburukan; (4) bersikap sabar; (5) bersifat kasih sayang, dan (6) hemat. Kisi-kisi instrumen perilaku etis tersaji pada tabel 3.1 berikut:


(20)

38

Yayu Resti Purwitasari, 2014

Tabel 3.1

Kisi-Kisi Instrumen Perilaku Etis Peserta didik SMA (Sebelum Ditimbang)

No Aspek Indikator Pernyataan

Positif (+) Negatif (-) 1 Memelihara

kepercayaan

a. Jujur 1 2, 3, 4, 4

b. Menepati janji 5, 8, 6, 7, 4

2 Bersikap Adil a. Menempatkan sesuatu sesuai tempatnya

9, 10, 14, 11, 12, 13, 6

b. Objektif dalam

menilai 15, 18, 16, 17, 4

3. Menjaga diri dari segala keburukan

a. Memelihara

kehormatan diri 19, 20, 21, 22, 23, 5 b. Memiliki rasa

malu 24, 25, 27, 26, 4

4. Bersikap sabar a. Tabah dalam menghadapi cobaan

30, 28, 29, 31, 4

b. Gigih dalam mengerjakan sesuatu

32, 33, 34, 35, 4

5. Bersifat kasih sayang

a. Pemaaf 38, 36 37, 3

b. Senang

membantu orang lain

40, 41, 42, 39, 4

c. Memiliki semangat persaudaraan

44, 45, 47, 48, 43, 46, 6

6. Hemat a. Memanfaatkan

waktu sebaik mungkin

49, 50, 51, 52, 4

b. Membelanjakan harta sesuai dengan

kebutuhan

55, 53, 54, 56, 4

c. Menggunakan tenaga secara wajar.

57, 58, 59, 60 4


(21)

E.Pengembangan Instrumen Penelitian 1. Uji Kelayakan Instrumen

Uji kelayakan instrumen bertujuan untuk mengetahui tingkat kelayakan instrument dari segi bahasa, konstruk dan konten. Penimbangan (judgement) dilakukan oleh tiga dosen ahli/dosen dari Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan (PPB) untuk mengetahui kelayakan instrument tersebut. Penimbangan instrumen dilakukan oleh Dr. Nurhudaya M.Pd, Dr. Hj. Nani M. Sugandhi M.Pd dan Dra R. Tati Kustiawati M.Pd. Penilaian oleh tiga dosen ahli dilakukan dengan memberikan penilaian pada setiap item dengan kualifikasi Memadai (M) dan Tidak Memadai (TM). Item yang diberi nilai M menyatakan item tersebut dapat digunakan dan item yang diberi nilai TM dapat memiliki dua kemungkinan yaitu item tidak dapat digunakan atau diperlukan revisi pada item. Hasil penimbangan dari tiga dosen ahli, ditampilkan pada tabel 3.2 berikut

Tabel 3.2

Hasil Penimbangan Instrumen Perilaku Etis

Hasil Penimbangan

Pakar

Nomor Item Jumlah

Memadai 1,3,4,5,6,7,9,11,12,13,14,15,16,17,19,24,25,26,27,28, 30,31,32,34,36,38,39,40,41,42,43,44,45,46,49,51,52, 53,54,55

40 Revisi 2,8,10,18,20,21,23,29,33,35, 37,47,48,50,56,57,59 17

Dibuang 18,22,38 4

Total 60

Kisi-kisi instrumen setelah uji kelayakan instrumen dapat dilihat pada tabel 3.3 berikut:

Tabel 3.3

Kisi-Kisi Instrumen Perilaku Etis Peserta didik SMA (Setelah Ditimbang)

No Aspek Indikator Pernyataan

Positif (+) Negatif (-) 1 Memelihara

kepercayaan

a. Jujur 1 2, 3, 4, 4

b. Menepati janji 5, 8, 6, 7, 4


(22)

40

Yayu Resti Purwitasari, 2014

sesuatu sesuai tempatnya

b. Objektif dalam

menilai 15, 18, 16, 17, 4

3. Menjaga diri dari segala keburukan

a. Memelihara

kehormatan diri 19, 20, 21, 22, 4 b. Memiliki rasa

malu 23, 24, 26, 25, 4

4. Bersikap sabar a. Tabah dalam menghadapi cobaan

29, 27, 28, 30, 4

b. Gigih dalam mengerjakan sesuatu

31, 32, 33, 34, 4

5. Bersifat kasih sayang

a. Pemaaf 37, 35, 36, 3

b. Senang

membantu orang lain

39, 40, 41, 38, 4

c. Memiliki semangat persaudaraan

43, 44, 46, 42, 45, 47 6

6. Hemat a. Memanfaatkan

waktu sebaik mungkin

48, 49, 50, 51, 4

b. Membelanjakan harta sesuai dengan

kebutuhan

54, 52, 53, 55, 4

c. Menggunakan tenaga secara wajar.

56, 57. 2

Jumlah 25 32 57

2. Uji Keterbacaan

Uji keterbacaan item dilakukan dengan memberikan angket kepada peserta didik siswi Madrasah Aliyah Al Inayah Bandung yang memiliki karakteristik sama dengan SMA Ciledug Al Musaddadiyah Garut. Pengujian ini dilakukan untuk mengukur sejauh mana keterbacaan instrumen oleh responden, dengan mengambil sampel peserta didik kelas XI Madrasah Aliyah Al Inayah Bandung sebanyak 30 peserta didik.


(23)

Berdasarkan uji keterbacaan, responden dapat memahami dengan baik semua item pernyataan, baik dari segi bahasa maupun makna yang terkandung dalam pernyataan, sehingga angket dapat digunakan dan dimengerti oleh sampel penelitian.

3. Uji Validitas dan Reliabilitas a. Uji Validitas

Uji validitas adalah untuk mengukur tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan (Arikunto, 2006: 168). Uji validitas dilakukan untuk mengetahui kevalidan instrumen perilaku etis dalam mengukur tingkat perilaku etis peserta didik. Uji validitas instrumen dilakukan terhadap populasi sebanyak 80 orang peserta didik kelas XI Madrasah Aliyah Al Inayah Bandung.

Pengolahan data dalam penelitian menggunakan bantuan program komputer Microsoft Excel 2007 dan bantuan SPSS 17 for windows.Pengujian validitas item butir pernyataan instrumen perilaku etis dilakukan dengan prosedur pengujian

Spearman’s rho atau rank difference correlation.,dengan rumus sebagai berikut:

Rhoxy =1 - Keterangan:

Rhoxy : Koefisien korelasi tata jenjang

D : Difference (beda antara jarak jenjang setiap subjek) N : Banyaknya subjek

Hasil uji validitas instrumen perilaku etis yang terdiri dari 57 item pernyataan, terdapat53 item valid dan 4 item tidak valid. Item pernyataan yang menunjukan tidak valid untuk selanjutnya tidak dipergunakan dalam penelitian.


(24)

42

Yayu Resti Purwitasari, 2014

Tabel 3.4

Hasil Uji Validitas Instrumen Perilaku EtisPeserta didik

Kesimpulan Item Jumlah

Valid 1,2,3,4,5,6,7,8,9,10,12,13,14,15,16,17,18,19,20,21,22, 23,24,25,26,27,28,29,30,31,32,33,34,35,36,37,39,40,41,

43,44,45,46,47,48,50,51,52,53,54,55,56,57

53

Tidak Valid 11,38,42,49 4

Total 57

b. Uji Reliabilitas

Reliabilitas menunjuk pada satu pengertian bahwa suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik (Arikunto, 2011: 178). Instrumen yang reliabel adalah instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur obyek yang sama, akan menghasilkan data yang sama (Sugiyono, 2011: 121). Instrumen yang memiliki reliabilitas tinggi memiliki konsistensi dari waktu ke waktu, data yang diperoleh akan tetap sama meskipun beberapa kali diambil dalam waktu yang berbeda.

Uji reliabilitas instrumen dilakukan dengan menggunakan bantuan program komputer Microsoft Excel dan bantuan SPSS 17 for windows dengan metode Alpha, dengan rumus sebagai berikut:

[ ] [ ]

Keterangan:

= Nilai reliabilitas

= Jumlah varians skor tiap-tiap item = Varians total

k = Jumlah item

Metode yang digunakan dalam uji reliabilitas adalah metode Alpha. Uji reliabitas dengan taraf signifikansi 5% diolah dengan metode statistika menggunakan SPSS Versi 17.0.


(25)

Sebagai tolak ukur, digunakan pedoman klasifikasi untuk mengetahui kriteria penilaian reliabilitas sebagai berikut (Riduwan, 2012) :

0,80 – 1,00 Derajat keterandalan sangat tinggi 0,60 – 0,799 Derajat keterandalan tinggi 0,40 – 0, 599 Derajat keterandalan cukup 0,20 – 0, 399 Derajat keterandalan rendah

0,00 – 0,199 Derajat keterandalan sangat rendah

Hasil pengolahan uji reliabilitas instrumen perilaku etis dapat dilihat pada tabel 3.5, sebagai berikut:

Tabel 3.5

Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Perilaku Etis Peserta Didik Cronbach's Alpha N of Items

.688 54

Pengujian reliabilitas instrumen perilaku etis memperoleh hasil sebesar 0,688, artinya tingkat korelasi atau derajat keterandalannya tinggi. Instrumen perilaku etis yang digunakan sudah baik dan dapat dipercaya untuk dijadikan alat pengumpul data.

Kisi-kisi instrumen setelah uji coba sebagai berikut : Tabel 3.6

Kisi-Kisi Instrumen Perilaku EtisPeserta didik (Setelah Uji Coba)

No Aspek Indikator Pernyataan

Positif (+) Negatif (-) 1 Memelihara

kepercayaan

a. Jujur 1 2, 3, 4, 4

b. Menepati janji 5, 8, 6, 7, 4

2 Bersikap Adil a. Menempatkan sesuatu sesuai tempatnya

9, 11, 13, 10, 12, 5

b. Objektif dalam

menilai 14, 17, 15, 16, 4

3. Menjaga diri dari segala keburukan

a. Memelihara

kehormatan diri 18, 19, 20, 21, 4 b. Memiliki rasa malu 22, 23, 25, 24, 4


(26)

44

Yayu Resti Purwitasari, 2014

4. Bersikap sabar a. Tabah dalam

menghadapi cobaan 28, 26, 27, 29, 4 b. Gigih dalam

mengerjakan sesuatu 30, 31, 32, 33, 4

5. Bersifat kasih sayang

a. Pemaaf 36, 34, 35, 3

b. Senang membantu

orang lain 37, 38, 39, 3

c. Memiliki semangat

persaudaraan 40, 41, 43, 42, 44, 5

6. Hemat a. Memanfaatkan

waktu sebaik mungkin

45, 46, 47, 4

b. Membelanjakan harta sesuai dengan kebutuhan

50, 48, 49, 51, 4

c. Menggunakan

tenaga secara wajar. 52, 53. 2

Jumlah 24 29 53

F. Teknik Analisis Data 1. Verifikasi Data

Verifikasi data dilakukan untuk pemeriksaan terhadap data yang diperoleh dalam rangka pengumpulan data, verifikasi data bertujuan untuk menyeleksi data yang memadai untuk diolah dan data yang tidak memadai untuk diolah. Tahapan verifikasi data yang dilakukan, sebagai berikut:

a. Mengecek jumlah instrumen yang akan disebar, jumlah instrumen yang terkumpul harus sesuai dengan instrumen yang disebar kepada sampel penelitian.

b. Tabulasi atau merekap data yang diperoleh dari hasil responden dengan memberikan penyekoran data sesuai dengan tahapan penyekoran yang telah ditentukan.

Dari hasil verifikasi diperoleh data yang diisikan responden menunjukan kelengkapan dan cara pengisian yang sesuai dengan petunjuk. Keseluruhan data memenuhi persyaratan untuk dapat diolah.


(27)

2. Penyekoran Data Hasil Penelitian

Instrumen perilaku etispeserta didik menggunakan skala Likert yang dimodifikasi dengan menghilangkan jawaban yang ditengah yaitu, R yang berarti tidak dapat menentukan jawaban atau ragu-ragu. Arikunto (2006 : 241) menyarankan menggunakan empat alternatif jawaban karena jika ada alternatif jawaban di tengah (karena dirasa aman dan paling gampang karena hampir tidak berpikir) maka responden akan cenderung memilih alternatif jawaban tersebut. Tersedianya jawaban ditengah akan menghilangkan banyak data penelitian, sehingga mengurangi banyaknya informasi yang dapat dijaring pada responden. (Hadi,2000:20). Empat alternatif jawaban, yaitu: Selalu, Sering, Pernah dan Tidak Pernah. Masing-masing pilihan jawaban memiliki skor tertentu, sebagai berikut:

Tabel 3.7

Kategori Pemberian Skor Alternatif Jawaban

Pernyataan Skor Alternatif Respon

SL SR PR TP

Positif (+) 4 3 2 1

Negatif (-) 1 2 3 4

Pada alat ukur, setiap item diasumsikan memiliki nilai 1 - 4 dengan bobot tertentu. Bobotnya sebagai berikut.

a. Untuk pilihan jawaban selalu (SL) memiliki skor 4 pada pernyataan positif dan skor 1 pada pernyataan negatif.

b. Untuk pilihan jawaban sering (SR) memiliki skor 3 pada pernyataan positif atau 2 pada pernyataan negatif.

c. Untuk pilihan jawaban pernah (PR) memiliki skor 2 untuk pernyataan positif dan 3 pada pernyataan negatif

d. Untuk pilihan jawaban tidak pernah (TP) memiliki skor 1 pada pernyataan positif atau skor 4 pada pernyataan negatif.

3. Pengolahan Data

Pengolahan data perilaku etis peserta didik dilakukan untuk mengukur bagaimana gambaran umum perilaku etis peserta didikkelas XI SMA Ciledug Al


(28)

46

Yayu Resti Purwitasari, 2014

Musaddadiyah Garut. Hasil pengolahan data selanjutnya akan menjadi dasar dikembangkannya program hipotetik bimbingan dan konseling pribadi sosial untuk mengembangkan perilaku etis peserta didik kelas XI SMA Ciledug Al Musaddadiyah Garut.

Perilaku etis peserta didik dibagi menjadi dua kategori yaitu tinggi (etis), rendah (tidak etis). Pengelompokan perilaku etis dilakukan dengan menggunakan skor ideal.

Tahapan yang dilakukan adalah sebagai berikut: a. Menghitung skor total masing-masing responden b. Menghitung nila rata-rata ideal (Xi).

c. Menentukan standar deviasi ideal (SDi) d. Menentukan batas kelompok

Rumus skor ideal:

Xi + SDi (Arikunto, 2006: 263-264) Keterangan:

Xi = rata-rata ideal, yaitu

SDi = standar deviasi ideal, yaitu

e. Mengelompokan data menjadi dua kategori, yaitu: etis dan tidak etis. Tabel 3.8

Pengkategorian Perilaku Etis Peserta didik Skala skor mentah Kategori Skor

53 – 133 Etis

134 – 212 Tidak Etis

Interpretasi dari setiap kategori perilaku etis adalah sebagai berikut : Tabel 3.9

Interpretasi Skor Kategori Perilaku Etis Peserta didik

Kategori Perilaku Etis

Interpretasi

Etis Peserta didik pada kategori etis (memperoleh skor di atas 133) sudah berperilaku etis pada tiap aspeknya, yaitu memelihara kepercayaan, bersikap adil, bersifat kasih sayang, bersifat sabar, memelihara diri dari segala keburukan, dan hemat.


(29)

Tidak etis Peserta didik pada kategori tidak etis (memperoleh skor kurang dari 133) tidak berperilaku etis pada tiap aspeknya, yaitu memelihara kepercayaan, bersikap adil, bersifat kasih sayang, bersifat sabar, memelihara diri dari segala keburukan, dan hemat.

G.Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian terdiri dari tiga tahap, yaitu tahap persiapan, pelaksanaan dan pelaporan, sebagai berikut :

1. Tahap Persiapan

Tahap persiapan merupakan tahap awal, meliputi langkah-langkah :

a. Menyusun proposal penelitian dan mempresentasikannya pada mata kuliah metode riset bimbingan dan konseling;

b. Mengajukan proposal penelitian kepada dosen mata kuliah metode riset BK, kemudian di revisi dan disahkan oleh pembina metode riset bimbingan dan konseling kepada Ketua Dewan Skripsi, calon dosen pembimbing serta Ketua Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan untuk mendapatkan persetujuan dan pengesahan;

c. Mengajukan permohonan Surat Keputusan (SK) pengangkatan dosen pembimbing skripsi pada tingkat fakultas; dan

d. Mengajukan permohonan izin penelitian dari Universitas untuk disampaikan kepada Badan Dinas Kesatuan Bangsa, Perlindungan, dan Pemberdayaan Masyarakat, Dinas Pendidikan, Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan, Fakultas Ilmu Pendidikan, serta SMA Ciledug Al Musaddadiyah Garut.

2. Tahap Pelaksanaan

Tahap pelaksanaan penelitian meliputi :

a. Melakukan studi pendahuluan ke SMA Ciledug Al Musaddadiyah Garut; b. Membuat instrumen penelitian dan melakukan uji kelayakan instrumen oleh

tiga orang pakar yakni pakar bimbingan pribadi sosial, pakar perkembangan dan pakar statistika;


(30)

48

Yayu Resti Purwitasari, 2014

c. Melakukan uji coba instrument kepada peserta didik kelas XI MA Al Inayah Bandung (3 kelas);

d. Melakukan uji validitas dan realibilitas dari data yang diperoleh di MA Al Inayah Bandung;

e. Mengumpulkan data melalui penyebaran instrumen penelitian kepada peserta didik kelas XI SMA Ciledug Al Musaddadiyah Garut;

f. Mengolah, mendeskripsikan dan menganalisis data yang telah terkumpul dengan menarik kesimpulan dan membuat rekomendasi; dan

g. Membuat program bimbingan dan konseling yang kemudian ditimbang oleh dua pakar bimbingan dan konseling dan praktisi di sekolah.

3. Tahap Akhir

Pada tahap akhir, penelitian disempurnakan melalui langkah: a. Hasil penelitian disusun menjadi laporan akhir penelitian; b. Penelitian diujikan pada saat ujian sarjana; dan


(31)

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A.Kesimpulan

Penelitian program bimbingan dan pribadi sosial untuk mengembangkan perilaku etis peserta didik kelas XI SMA Ciledug Al Musaddadiyah Garut Tahun Ajaran 2013/2014 menghasilkan kesimpulan sebagai berikut:

1. Peserta didik kelas XI SMA Ciledug Al Musaddadiyah Garut Tahun Ajaran 2013/2014 berada pada kategori etis. Artinya peserta didik berperilaku etis dalam kehidupan sehari-hari, yaitu berperilaku memelihara kepercayaan, bersikap adil, menjaga diri dari segala keburukan, bersikap sabar, bersifat kasih sayang dan hemat.

2. Program bimbingan dan konseling pribadi sosial untuk mengembangkan perilaku etis peserta didik kelas XI SMA Ciledug Al Musaddadiyah Garut sebagai hasil penelitian merupakan program khusus yang disusun secara sistematis, terarah dan terpadu. Secara keseluruhan setiap aspek perilaku etis peserta didik dijadikan landasan pengembangan program dengan unsur-unsur program yang meliputi rasional, visi dan misi, deskripsi kebutuhan, tujuan program, sasaran program, komponen program, rencana operational program, pengembangan tema dan implementasi program, pengembangan satuan layanan serta evaluasi dan tindak lanjut.

B. Rekomendasi

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan diperoleh rekomendasi untuk guru bimbingan dan konseling (konselor) dan peneliti selanjutnya yaitu :

1. Guru Bimbingan dan Konseling (Konselor)

Program yang telah disusun merupakan program hipotetik, oleh karena itu dalam upaya mengembangkan perilaku etis peserta didik, guru bimbingan dan konseling dapat melaksanakan program yang telah dibuat untuk mengetahui keefektifan program dengan keterampilan yang kreatif dan inovatif untuk


(32)

74

Yayu Resti Purwitasari, 2014

mengembangkan perilaku etis yang dimiliki peserta didik. Bimbingan dan konseling pribadi sosial dapat dilaksanakan secara terpadu sesuai dengan program sekolah, dengan demikian akan lebih mudah bagi guru bimbingan dan konseling dalam mengarahkan peserta didik menangani masalah-masalah pribadi sosial. 2. Peneliti Selanjutnya

Variabel dalam penelitian ini mengungkap perilaku etis peserta didik dalam kehidupan sehari-hari belum mengkaji lebih spesifik tentang perilaku etis, misalnya dalam berinteraksi sosial dan bertutur kata. Program yang dirumuskan oleh peneliti bersifat hipotetik, peneliti selanjutnya diharapkan mampu melakukan uji coba program bimbingan pribadi sosial untuk mengembangkan perilaku etis peserta didik sehingga dapat diketahui hasil dari keberhasilan program.


(33)

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, Yatimin : (2006). Pengantar Studi Etika, Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada

ABKIN (2008). Penataan Pendidikan Profesional Konselor dan Layanan Bimbingan dan Konseling dalam Jalur Pendidikan Formal. Jakarta : DEPDIKNAS

Ahmad, Amin (1995). Etika (Ilmu akhlak). Jakara : Bulan Bintang

Ahmad, Tafsir (2004). Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam. Bandung : Remaja Rosdakarya

Arikunto, S (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Rineka Cipta

________, (2011). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Rineka Cipta

Azizah, Nur (2005). Perilaku Moral dan Religiusitas Siswa Berlatar Belakang Pendidikan Umum dan Agama. Jurnal Psikologi.

33 (2), 1-16.

Bertens, K. (2011). Etika. Jakarta. PT. Gramedia Pustaka Utama.

Departemen Pendidikan Nasional (1988). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Edisi Pertama, Jakarta : Republika

Devos. H. alih bahasa oleh Drs. Soedjono Soemargono. (1987). PengantarEtika. Yogyakarta. PT Triawacana Yogya

Gunawan, Heri (2012). Konsep Pendidikan Karakter (Konsep dan Implementasi). Bandung : Alfabeta

Gysbers dan Henderson (2006). Developing & Managing Your School Guidance and Counseling Program (Fourth Edition). American Counseling Association

Hadi, Sutrisno. 2000. Metodologi Research. Yogyakarta : Andi Offset

Haerundin, M (2013). Cermin Hati : satu Akhlak Al-Karimah, Sejuta Hikmah. PT. Elex Media Komputindo

Hurlock, E. alih bahasa oleh Istiwidayanti dan Soedjarwo. (1980). Psikologi Perkembangan ;suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan’ . Jakarta : Erlangga


(34)

Yayu Resti Purwitasari, 2014

I.Djumhar dan Moh. Surya. (1975). Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah (Guidance & Counseling). Bandung : CV Ilmu.

Komisi Perlindungan Anak (2011). Laporan Tahunan. [online]. Tersedia di : www.komnaspa.or.id. (7 Oktober 2012)

Magnis-Suseno, Frans (1987).Etika dasar : masalah-masalah pokok filsafat moral. Yogjakarta : Kanisius

Makmun. A (2007). Psikologi Kependidikan (Pengantar Sistem Pengajaran Modul). Bandung : Rosda

Mariana, Anna dan Millah Nurmillah (2012). Inilah Pesan Penting di Balik Berkah & Manfaat Silaturahmi. Ruang Kata : Jakarta

Muladi, Tri (2010). Upaya Meningkatkan Perkembangan Moral Remaja Melalui Layanan Penguasaan Konten Pada Anak Asuh Putra Panti Asuhan Ikhlasul Amal Semarang Tahun 2010. Skripsi Jurusan Bimbingan dan Konseling Universitas Semarang. Tidak diterbitkan

Nurihsan (2006). Bimbingan dan Konseling dalam Berbagai Latar Kehidupan. Bandung : Reflika Aditama

Prayitno dan Erman (2004). Dasar dasar Bimbingan dan Konseling cetakan ke dua.

Priatna, Tedi. (2012). Etika Pendidikan Panduan Bagi Guru Profesional. Bandung : Pustaka Setia

Ri’fai, Moh. (1992). Akhlak Seorang Muslim. Semarang : Wicaksana Riduwan (2012). Dasar-dasar Statistika. Bandung : Alfabeta

Said, Muh (1980). Etika Masyarakat Indonesia. Jakarta : Pradnya Paramita. Salam, Burhanuddin (1997). Etika Sosial. Jakarta : Rineka Cipta

Santock . .(a.b Widyasinta) . (2007) Remaja, (Jilid 2 Edisi 11) Jakarta : Erlangga Sertzer & Stone (1966:3). Fundamental of Guidance. Boston : HMC

Soemargo, Raksadjaja (2005). Hubungan Antara Penalaran Moral dengan Perilaku Prososial Pada Remaja. Skripsi Jurusan Psikologi Unika Atma Jaya. Tidak diterbitkan .

Solekha, N (2012). Profil Perilaku Etis Siswa dan Implikasinya Terhadap Bimbingan dan Konseling. Skripsi Jurusan PPB UPI. Tidak Diterbitkan


(35)

Suherman, Uman (2007). Manajemen Bimbingan dan Konseling. Bekasi: Madani Production.

Sukardi, Dewa Ketut (2000). Pengantar Pelaksanaan Program Bimbingan dan Konseling. Jakarta : Rineka Cipta

Sumaryono, E. (1995) Etika Profesi Hukum, Jakarta: Kanisius.

Sugiyono (2011). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Alfabeta : Bandung

Supriatna, Mamat (2011). Bimbingan dan Konseling Berbasis Kompetensi. Jakarta : Rajawali

Susanto, Dedi (3013). Pemulihan Jiwa 3 (bukan aku kalau tak bisa sabar). Jakarta : Gramedia Pustaka Utama

Tafsir, Ahmad (1966). Metodologi Pengajaran Agama Islam. Bandung : Remaja Rosdakarya

Willis, S (2004). PraktekKonseling. Bandung : Alfabeta

Winkel, W.S. (2005). Bimbingan dan Konseling di Intitusi Pendidikan, Edisi Revisi. Jakarta: Gramedia

Winkel (1981). Psikologi Pengajaran. Jakarta : Grasindo Ya’qub, Hamzah (1983). Etika Islam. Bandung : Diponegoro

Yusuf S, Saripah, I., dan Agustin M (2010). Bimbingan Etika Pergaulan Bagi Pengembangan Karakter Remaja. Bandung. Rizky Press.

Yusuf S, (2006). Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Yusuf S,dan Nurihsan. (2012). Landasan Bimbingan dan Konseling cetakan ke tujuh. Bandung : Rosda

Yusuf S dan Sugandhi N. (2011). Perkembangan Peserta Didik. Jakarta : Raja Grafindo Persada


(1)

48

c. Melakukan uji coba instrument kepada peserta didik kelas XI MA Al Inayah Bandung (3 kelas);

d. Melakukan uji validitas dan realibilitas dari data yang diperoleh di MA Al Inayah Bandung;

e. Mengumpulkan data melalui penyebaran instrumen penelitian kepada peserta didik kelas XI SMA Ciledug Al Musaddadiyah Garut;

f. Mengolah, mendeskripsikan dan menganalisis data yang telah terkumpul dengan menarik kesimpulan dan membuat rekomendasi; dan

g. Membuat program bimbingan dan konseling yang kemudian ditimbang oleh dua pakar bimbingan dan konseling dan praktisi di sekolah.

3. Tahap Akhir

Pada tahap akhir, penelitian disempurnakan melalui langkah: a. Hasil penelitian disusun menjadi laporan akhir penelitian; b. Penelitian diujikan pada saat ujian sarjana; dan


(2)

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A.Kesimpulan

Penelitian program bimbingan dan pribadi sosial untuk mengembangkan perilaku etis peserta didik kelas XI SMA Ciledug Al Musaddadiyah Garut Tahun Ajaran 2013/2014 menghasilkan kesimpulan sebagai berikut:

1. Peserta didik kelas XI SMA Ciledug Al Musaddadiyah Garut Tahun Ajaran 2013/2014 berada pada kategori etis. Artinya peserta didik berperilaku etis dalam kehidupan sehari-hari, yaitu berperilaku memelihara kepercayaan, bersikap adil, menjaga diri dari segala keburukan, bersikap sabar, bersifat kasih sayang dan hemat.

2. Program bimbingan dan konseling pribadi sosial untuk mengembangkan perilaku etis peserta didik kelas XI SMA Ciledug Al Musaddadiyah Garut sebagai hasil penelitian merupakan program khusus yang disusun secara sistematis, terarah dan terpadu. Secara keseluruhan setiap aspek perilaku etis peserta didik dijadikan landasan pengembangan program dengan unsur-unsur program yang meliputi rasional, visi dan misi, deskripsi kebutuhan, tujuan program, sasaran program, komponen program, rencana operational program, pengembangan tema dan implementasi program, pengembangan satuan layanan serta evaluasi dan tindak lanjut.

B. Rekomendasi

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan diperoleh rekomendasi untuk guru bimbingan dan konseling (konselor) dan peneliti selanjutnya yaitu :

1. Guru Bimbingan dan Konseling (Konselor)

Program yang telah disusun merupakan program hipotetik, oleh karena itu dalam upaya mengembangkan perilaku etis peserta didik, guru bimbingan dan konseling dapat melaksanakan program yang telah dibuat untuk mengetahui keefektifan program dengan keterampilan yang kreatif dan inovatif untuk


(3)

74

mengembangkan perilaku etis yang dimiliki peserta didik. Bimbingan dan konseling pribadi sosial dapat dilaksanakan secara terpadu sesuai dengan program sekolah, dengan demikian akan lebih mudah bagi guru bimbingan dan konseling dalam mengarahkan peserta didik menangani masalah-masalah pribadi sosial. 2. Peneliti Selanjutnya

Variabel dalam penelitian ini mengungkap perilaku etis peserta didik dalam kehidupan sehari-hari belum mengkaji lebih spesifik tentang perilaku etis, misalnya dalam berinteraksi sosial dan bertutur kata. Program yang dirumuskan oleh peneliti bersifat hipotetik, peneliti selanjutnya diharapkan mampu melakukan uji coba program bimbingan pribadi sosial untuk mengembangkan perilaku etis peserta didik sehingga dapat diketahui hasil dari keberhasilan program.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, Yatimin : (2006). Pengantar Studi Etika, Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada

ABKIN (2008). Penataan Pendidikan Profesional Konselor dan Layanan

Bimbingan dan Konseling dalam Jalur Pendidikan Formal. Jakarta :

DEPDIKNAS

Ahmad, Amin (1995). Etika (Ilmu akhlak). Jakara : Bulan Bintang

Ahmad, Tafsir (2004). Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam. Bandung : Remaja Rosdakarya

Arikunto, S (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Rineka Cipta

________, (2011). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Rineka Cipta

Azizah, Nur (2005). Perilaku Moral dan Religiusitas Siswa

Berlatar Belakang Pendidikan Umum dan Agama. Jurnal Psikologi.

33 (2), 1-16.

Bertens, K. (2011). Etika. Jakarta. PT. Gramedia Pustaka Utama.

Departemen Pendidikan Nasional (1988). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Edisi Pertama, Jakarta : Republika

Devos. H. alih bahasa oleh Drs. Soedjono Soemargono. (1987). PengantarEtika. Yogyakarta. PT Triawacana Yogya

Gunawan, Heri (2012). Konsep Pendidikan Karakter (Konsep dan Implementasi). Bandung : Alfabeta

Gysbers dan Henderson (2006). Developing & Managing Your School Guidance

and Counseling Program (Fourth Edition). American Counseling

Association

Hadi, Sutrisno. 2000. Metodologi Research. Yogyakarta : Andi Offset

Haerundin, M (2013). Cermin Hati : satu Akhlak Al-Karimah, Sejuta Hikmah. PT. Elex Media Komputindo

Hurlock, E. alih bahasa oleh Istiwidayanti dan Soedjarwo. (1980). Psikologi


(5)

I.Djumhar dan Moh. Surya. (1975). Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah

(Guidance & Counseling). Bandung : CV Ilmu.

Komisi Perlindungan Anak (2011). Laporan Tahunan. [online]. Tersedia di : www.komnaspa.or.id. (7 Oktober 2012)

Magnis-Suseno, Frans (1987).Etika dasar : masalah-masalah pokok filsafat

moral. Yogjakarta : Kanisius

Makmun. A (2007). Psikologi Kependidikan (Pengantar Sistem Pengajaran

Modul). Bandung : Rosda

Mariana, Anna dan Millah Nurmillah (2012). Inilah Pesan Penting di Balik

Berkah & Manfaat Silaturahmi. Ruang Kata : Jakarta

Muladi, Tri (2010). Upaya Meningkatkan Perkembangan Moral Remaja Melalui Layanan Penguasaan Konten Pada Anak Asuh Putra Panti Asuhan

Ikhlasul Amal Semarang Tahun 2010. Skripsi Jurusan Bimbingan dan

Konseling Universitas Semarang. Tidak diterbitkan

Nurihsan (2006). Bimbingan dan Konseling dalam Berbagai Latar Kehidupan. Bandung : Reflika Aditama

Prayitno dan Erman (2004). Dasar dasar Bimbingan dan Konseling cetakan ke dua.

Priatna, Tedi. (2012). Etika Pendidikan Panduan Bagi Guru Profesional. Bandung : Pustaka Setia

Ri’fai, Moh. (1992). Akhlak Seorang Muslim. Semarang : Wicaksana Riduwan (2012). Dasar-dasar Statistika. Bandung : Alfabeta

Said, Muh (1980). Etika Masyarakat Indonesia. Jakarta : Pradnya Paramita. Salam, Burhanuddin (1997). Etika Sosial. Jakarta : Rineka Cipta

Santock . .(a.b Widyasinta) . (2007) Remaja, (Jilid 2 Edisi 11) Jakarta : Erlangga Sertzer & Stone (1966:3). Fundamental of Guidance. Boston : HMC

Soemargo, Raksadjaja (2005). Hubungan Antara Penalaran Moral dengan

Perilaku Prososial Pada Remaja. Skripsi Jurusan Psikologi Unika

Atma Jaya. Tidak diterbitkan .

Solekha, N (2012). Profil Perilaku Etis Siswa dan Implikasinya Terhadap


(6)

Suherman, Uman (2007). Manajemen Bimbingan dan Konseling. Bekasi: Madani Production.

Sukardi, Dewa Ketut (2000). Pengantar Pelaksanaan Program Bimbingan dan

Konseling. Jakarta : Rineka Cipta

Sumaryono, E. (1995) Etika Profesi Hukum, Jakarta: Kanisius.

Sugiyono (2011). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Alfabeta : Bandung

Supriatna, Mamat (2011). Bimbingan dan Konseling Berbasis Kompetensi. Jakarta : Rajawali

Susanto, Dedi (3013). Pemulihan Jiwa 3 (bukan aku kalau tak bisa sabar). Jakarta : Gramedia Pustaka Utama

Tafsir, Ahmad (1966). Metodologi Pengajaran Agama Islam. Bandung : Remaja Rosdakarya

Willis, S (2004). PraktekKonseling. Bandung : Alfabeta

Winkel, W.S. (2005). Bimbingan dan Konseling di Intitusi Pendidikan, Edisi Revisi. Jakarta: Gramedia

Winkel (1981). Psikologi Pengajaran. Jakarta : Grasindo Ya’qub, Hamzah (1983). Etika Islam. Bandung : Diponegoro

Yusuf S, Saripah, I., dan Agustin M (2010). Bimbingan Etika Pergaulan Bagi

Pengembangan Karakter Remaja. Bandung. Rizky Press.

Yusuf S, (2006). Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Yusuf S,dan Nurihsan. (2012). Landasan Bimbingan dan Konseling cetakan ke tujuh. Bandung : Rosda

Yusuf S dan Sugandhi N. (2011). Perkembangan Peserta Didik. Jakarta : Raja Grafindo Persada