KONTRIBUSI MKDU TERHADAP TANGGUNGJAWAB SOSIAL MAHASISWA IKIP BANDUNG: Studi Dcskriptif Analitis pada Mahasiswa IKEP Bandung.
KONTRIBUSI MKDU TERHADAP
TANGGUNGJAWAB SOSIAL MAHASISWA
IKBP BANDUNG
( Studi Dcskriptif Analitis pada Mahasiswa IKEP Bandung )
TESIS
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat
Memperoleh GelarMagisterPendidikan
Jurusan Pendidikan Umum
Oleh
Sadradjat Prawirasaputra
722/G/XIX-ll
JURUSAN PENDIDIKAN UMUM
PROGRAM PASCA SARJANA
INSTITUT KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
BANDUNG 1996
PERNYATAAN
Saya menyatakan bahwa Tesis ini adalah sepenuhnya kafya saya sendiri.
Tidak ada bagian di dalamnya yang termasuk kriteria plagiat dari karya orang lain.
Sudradjat Prawirasaputra
Lembar Persetujuan Tesis
DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING
Pembimbing I
Prof, Dr. H. Rochman Natawtdiala
NIP. 130 183 1*1
Pembimbing II
Prof, E>p H, Nursid Sumaatmttlto
NIP. 130 047 912
ABSTRAK
JUDUL :
KONSTRIBUSI MKDU TERHADAP TANGGUNG JAWAB SOSIAL
MAHASISWA IKIP BANDUNG (Studi Deskriptif Analitis pada
Mahasiswa IKIP BANDUNG)
Manusia memiliki tiga tanggung jawab, yaitu tanggung jawab kepada Tuhan
Yang Maha Esa, kepada masyarakat dan kepada dirinya. Kondsi demikian membuat
manusia sering berada dipersimpangan jalan yang menimbulkan konflik pada dirinya.
Keputusan apapun yang diambil mengandung resiko. Dalam situasi yang dilematis ini
pengambilan keputusan menempuh proses pertimbangan yang berdasar pada nilai dan
moral yang dimilikinya yang diperoleh dari pendidikan maupun dari pengalaman.
Kecenderungan berbuat atau berperilaku merupakan hasil proses sosialisasi.
Perbuatan manusia cenderung mengutamakan diri sendiri atau demi kepentingan
umum. Manusia yang sering berbuat demi kepentingan umum dapat dinilai sebagai
manusia yang memiliki tanggung jawab sosial yang tinggi. Sebaliknya manusia yang
dalam perbuatannya sering mengutamakan kepentingan pribadinya dari pada
kepentingan umum dapat dinilai sebagai manusia yang memiliki tanggung jawab
sosial yang rendah.
Mahasiswa diwajibkan mengontrak Mata Kuliah Dasar Umum (MKDU) yang
terdiri atas Pendidikan
Pancasila (P P), Pendidikan Agama (PA), Pendidikan
Kewiraan (PK)? dan mata kuliah pilihan seperti Ilmu Sosial Dasar (ISD), Ilmu Budaya
Dasar (IBD) dan Ilmu Alambh Dasar (IAD). Tujuan MKDU, adalah para mahasiswa
diharapkan menjadi warga negara yang mau dan mampu mengabdikan keahliannya
untuk kepentingan masyarakat dan umat manusia pada umumnya serta memiliki
kesetiakawanan sosial dan tanggung jawab kepada bangsa dan negara pada
khususnya. Dengan kata lain mahasiswa-mahasiswa yang telah menyelesaikan MKDU
banyak memperhatikan masalah kemasyarakatan turut berpartisipasi dalam
menanggulangi masalah-masalah termaksud. Dalam situasi seperti ini mahasiswa
dihadapkan kepada dua kepentingan yaitu kepentingan umum dan kepentingan
pribadi.
Sehubungan dengan hal itu masalah penelitian pada kesempatan ini adalah :
"Berapa besar kontribusi MKDU terhadap tanggung jawab sosial para mahasiswa
IKIP Bandung ?". Hasil penelitian ini bermanfaat bagi lembaga pendidikan terkait dan
para dosen MKDU sebagai bahan evaluasi dalam upaya meningkatkan kualitas
tanggung jawab sosial para mahasiswa.
Penelitian yang dilakukan pada bulan Mei 1995 terhadap mahasiswa IKIP
Bandung menunjukkan bahwa kontribusi MKDU terhadap tanggung jawab sosial
sebesar 16 %. Hal ini berarti kontribusi terhadap tanggungjawab sosial dari faktor lain
yang tidak diukur sebesar 84 %. Manusia sebagai mahluk sosial berada dalam
lingkungan yang mempengaruhi kehidupannya, Oleh karena itu perilaku manusia
dalam pergaulan sehari-hari merupakan perwujudan pengaruh lingkungan pada masa
yang lalu, sekarang dan harapan-harapannya dimasa yang akan datang.
Selanjutnya dalam penelitian ini ditemukan bahwa P P tidak berakibat
langsung terhadap tanggung jawab sosial, tetapi pendidikan agama dan pendidikan
kewiraan berakibat langsung terhadap tanggung jawab sosial. Dengan demikian dapat
diketahui bahwa pendidikan agama dan pendidikan kewiraan menyebabkan tinggi
rendahnya tanggung jawab sosial mahasiswa. Di lain pihak pendidikan moral
pancasila berakibat tidak langsung terhadap tanggung jawab sosial, Artinya nilai-nilai
pancasila akan menyebabkan peningkatan kualitas tanggung jawab sosial melalui
pendidikan lain atau kegiatan lain. Sebaliknya ilmu sosial dasar dalam penelitian ini
menunjukkan bahwa kualitas tanggung jawab sosial berakibat langsung terhadap
indeks prestasi ISD seorang mahasiswa. Dan yang cukup menarik perhatian dari hasil
penelitian ini ternyata kegiatan mahasiswa dalam berbagai program organisasi
kemahasiswaan seperti Senat Mahasiswa Institute Fakultas dan Himpunan Mahasiswa
Jurusan serta Unit Kegiatan Mahasiswa, menunjukkan akibat yang positip terhadap
tanggung jawab sosial mahasiswa. Mahasiswa yang aktif dalam kegiatan
kemahasiswaan berada dalam lingkungan sosial yang menuntut tanggung jawab
kepada setiap orang sesuai dengan perannya masing-masing.
Makna dari hasil penelitian ini memberikan implikasi bahwa partisipasi
mahasiswa dalam program kegiatan ekstra-kurikuler memperkuat pertumbuhan dan
perkembangan tanggung jawab sosial mahasiswa. Oleh karena itu partisipasi
mahasiswa dalam program kegiatan ekstra-kurikuler dalam suasana edukatip dan
religius agar dipertahankan keberadaannya bahkan civitas akademika supaya lebih
banyak dilibatkan dalam kegiatan organisasi kemahasiswaan guna memanfaatkan
pengaruh interaksi sosial secara maksimal. Selain dari itu kegiatan mahasiswa pada
waktu kuliah MKDU berlangsung dosen lebih banyak mengangkat masalah-masalah
sosial yang sedang hangat di masyarakat menjadi topik bahasan. Pemecahan masalah
dengan menggunakan berbagai pendekatan dan metode akan mendorong setiap
mahasiswa mengaktualisasikan dirinya, sehingga menemukan jati dirinya sebagai
warga negara Indonesia yang bertanggungjawab terhadap bangsa dan negara.
u
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR
UNGKAPAN RASA TERIMA KASIH
vi
DAFTAR ISI
IX
DAFTAR BAGAN
XI
DAFTAR TABEL
BAB I
II
xn
PENDAHULUAN
{
A. Latar Belakang Penelitian
B. Perumusan Masalah
C. Anggapan Dasar dan Hipotesis
D. Difinisi Operasional
E. Tujuan Penelitian
F. Manfaat Penelitian
1
10
13
15
20
22
LANDASAN TEORITIS TENTANG KONTRIBT 1ST MKDTI
TERHADAP TANGGUNG JAWAB SOSIAL
23
A. Hakekat Pendidikan Umum
B. Pendidikan Umum dan Pendidikan Liberal
C. Wilayah dan Tujuan Pendidikan Umum
D. Pendidikan Umum dan Tanggung jawab Sosial
1. Hakekat Tanggung Jawab
23
36
38
42
42
2. Mahasiswa sebagai Warga Negara Yang Bertanggung
Jawab
49
3. Pendidikan Umum, Kegiatan Ekstra-kurikuler dan
Tanggung Jawab Sosial
E. Peran MKDU/Pendidikan Umum dalam Pembinaan
Tanggung jawab Sosial Mahasiswa
IX
70
79
BAB III
BAB IV
BAB
V
PROSEDUR PENELITIAN
85
A. Metode Penelitian
B. Populasi dan Sampel
85
86
C. Pengembangan Alat Pengumpul Data
D. Teknik Mengumpulkan dan Menganalisis Data
86
96
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
102
A. Hasil Pengolahan dan Analisis Data
B. Pembahasan Hasil Penelitian
C. Diskusi Temuan
102
127
130
KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
140
A. Kesimpulan
B. Implikasi
C. Rekomendasi
140
146
151
KEPUSTAKAAN
163
DAFTAR LAMPIRAN
167
RTWAYATHIDUP.
LAMPIRAN - LAMPIRAN ( Dalam Buku Tersendiri ).
DAFTAR BAGAN
Bagan
Halaman
11
Paragdigma Penelitian
12
1.2
IPKMKDU
17
1.3
Katagori Tanggung jawab Sosial
18
XI
DAFTAR TABEL
Tabel
Halaman
3-01
Penyebaran Sampel Asal Fakultas
g6
302
Kisi-kisi Tanggung Jawab Sosial
3.03
Kisi-kisi Tanggung jawab Sosial Sub Variabel &Indikator ..
91
304
Sebaran Aspek Tanggung Jawab Sosial
95
401
kurikiir1
MaHaSiSWa dakm Ke«iatan Pr°8^am EkstraUn " Cr
90
103
402
4-03
404
4-05
406
407
IPK MKDU Mahasiswa IKIP Bandung
ipk MKDU Mahasiswa Aktivis
IPK MKDU Mahasiswa Non-Aktivis
Tanggung Jawab Sosial Mahasiswa IKIP Bandung
Tanggung Jawab Sosial Mahasiswa Aktivis
Tanggung Jawab Sosial Mahasiswa Non-Aktivis
i06
106
]07
109
!10
1]0
4.08
Presentase Penyebaran Keseluruhan Sampel Berdasarkan
1mggi Rendahnya Tanggung jawab Sosial dan IPK MKDU .
112
4.09
Penyebaran Sampel berdasarkan Kelompok Mahasiswa
^•7; m^S' Tinggl Renda«nya Tanggung jawab
Sosial dan IPK MKDU
xn
4.10
Presentase Penyebaran Sampel Berdasarkan Kelompok
Mahasiswa, Tinggi Rendahnya Tanggung jawab Sosial dan
IPK MKDU
114
4.11
Rangkuman Pengujian Normalitas Distribusi
116
4.12
Hasil Pengujian Signifikansi dan Linieritas Regresi Yatas X
118
4.13
Korelasi IPK MKDU-Tanggung jawab Sosial-Partisipasi
Mahasiswa Dalam Program Kegiatan Ekstra-kurikuler
4.14
121
Efek langsung maupun tidak lanngsung dari setiap variabel
terhadap Tanggung jawab Sosial
xin
124
BAB I
PENDAHULUAN
A* Latar Belakang Penelitian
Mahasiswa di perguruan tinggi memperoleh kesempatan yang luas dalam
melaksanakan program studinya. Pimpinan perguruan tinggi yang bersangkutan
berupaya menciptakan suasana proses belajar yang baik yang menunjang terhadap
keberhasilan studi mahasiswa. Keberhasilan studi ini tidak terbatas pada ke-
berhasilan mahasiswa memiliki keterampilan dan menguasai disiplin ilmu tertentu
saja, melainkan mereka diharapkan memiliki wawasan pengetahuan yang lebih
luas, memiliki sikap kesetiakawanan sosial dan memiliki tanggung jawab kepada
bangsa dan negara (IKIP Bandung, MKDU, 1983 : 8).
Bila mahasiswa telah lulus dari pendidikan tinggi, diharapkan arif, bijak dan
peka terhadap masalah yang muncul dalam kehidupan bermasyarakat. Hal ini
sejalan dengan tujuan MKDU yang tertera dalam kurikulum Inti MKDU (SK.
DIKTI, No. 32/DJ/Kep/1983), yaitu lulusan perguruan tinggi diharapkan dapat
menghasilkan sarjana yang disamping cakap dan ahli di dalam bidang yang ditekuninya, juga mau dan mampu mengabdikan keahliannya itu untuk kepentingan
masyarakat khususnya dan umat manusia pada umumnya.
1
Tujuan itu mengisyaratkan, bahwa manusia dituntut untuk memiliki tanggung
jawab sosial.
Manusia dalam kehidupannya berperan ganda. Manusia sebagai mahluk
individu dan sebagai mahluk sosial. Oleh karena itu dalam kehidupannya sehari-
hari manusia sering dihadapkan kepada dua kepentingan yang berbeda, yaitu ke
pentingan pribadi dan kepentingan orang lain, kepentingan kelompoknya atau
kepentingan umum yang menuntut keputusan segera. Keputusan manapun yang
diutamakan dari dua kepentingan yang berbeda tentu mengandung risiko. Oleh
karena itu diharapkan keputusan yang diambil berdasarkan alasan yang dapat dipertanggungjawabkan. Alasan itu berdasarkan pertimbangan nilai-nilai, dan norma
-norma yang dimilikinya serta pertimbangan tentang kemungkinan dampak yang
akan terjadi pada dirinya, orang lain, dan masyarakat pada umumnya. Demikian
pula perhitungan baik dan buruknya, untimg dan ruginya perlu dilakukan sebelum
keputusan itu diambil, sehingga manusia dapat mengambil keputusan yang me
ngandung risiko yang terkecil baik bagi dirinya, maupun bagi lingkungannya.
Keputusan yang diambil dapat dipakai sebagai salah satu gambaran tentang kecenderungan tanggung jawab sosial manusia yang bersangkutan. Mahasiswa yang
menentukan keputusannya mengutamakan pada kepentingan pribadinya dinilai a
sosial (tidak memiliki/rendah tanggung jawab sosialnya). Sebaliknya mahasiswa
yang mengutamakan kepentingan umum sebagai dasar keputusannya, ia dinilai
memihki kepedulian sosial atau dikategorikan sebagai mahasiswa yang memiliki
tanggung jawab sosial yang diharapkan.
Pendidikan umum yang materinya dituangkan dalam Mata Kuliah Dasar
Umum (MKDU) merupakan komponen formal dalam kurikulum perguruan tinggi
dan menunjang terhadap pembentukan kepribadian dan kompetensi profesional
seorang lulusan perguruan tinggi, yang merupakan persiapan bagi mahasiswa
dalam memasuki kehidupan masyarakat. Pendidikan umum adalah pendidikan
yang sifatnya cukup luas dan mendalam, sehingga manusia dengan penuh
tanggung jawab dapat mengatasi segala masalah dan dapat melaksanakan tugas
sebaik-baiknya. Pendidikan yang luas dan mendalam ini membuat manusia lebih
percaya din, tidak mudah terganggu oleh perasaan cemas dalam menghadapi ber
bagai peristiwa dan masalah. Pendidikan umum bagi semua orang, karena peserta
didik dilihat dari seluruh kehidupannya sebagai manusia dan warga negara yang
bertanggung jawab. Sehubungan dengan hal itu peserta didik perlu memperoleh
pendidikan yang mencakup keseluruhan secara utuh, karena peserta didik di-
pandang sebagai manusia seutuhnya. Eksistensi manusia di masyarakat dan pe
ngaruh ilmu pengetahuan dan teknologi terhadap manusia tidak dapat dihindari ke-
terkaitannya. Oleh karena itu pembelajaran perlu mengandung dua aspek, yaitu
aspek kemanusiaan dan aspek ilmu pengetahuan dan teknologi. Kedua aspek pem
belajaran itu terdiri atas natural science, social science dan humaniora. MKDU
sebagai pendidikan umum berfungsi mempersiapkan peserta didik dalam menghadapi berbagai masalah di masyarakat yang demokratis seperti kebijakan
pemenntah mengenai urusan dalam negeri dan luar negeri, kepemimpinan poiitik
dan hubungan pribadi dengan lingkungan (Mc Connel, Nelson B. Henry, 1952 :4).
Sehubungan dengan hal itu, maka semua mahasiswa diwajibkan mengikuti
MKDU dalam upaya membina dan menanamkan rasa tanggung jawab sosialnya,
yaitu melalui materi-materi yang terdapat pada mata kuliah Pendidikan Agama,
Pendidikan Pancasila, Pendidikan Kewiraan, Ilmu Alamiah Dasar, Ilmu Budaya
Dasar, Ilmu Sosial Dasar. Mereka mengkaji berbagai masalah kehidupan ditinjau
dan nilai-nilai agama dan yang lainnya yang terdapat dalam MKDU. Mereka dirangsang, agar berupaya untuk dapat mengerti tentang latar belakang masalah itu
timbul dan agar dapat mengambil keputusan dari berbagai pilihan sebagai jalan keluar dari masalah yang dihadapinya. Pada situasi demikian kualitas tanggung
jawab si pengambil keputusan diuji. Oleh karena itu setiap mahasiswa yang telah
mengikuti MKDU diharapkan mampu memecahkan berbagai masalah yang di
hadapinya. Kesulitan berikut akan muncul pada waktu menentukan salah satu
pilihan dari berbagai pilihan yang dihadapinya, apakah si pengambil keputusan
(mahasiswa) memetingkan kepentingan pribadi/kelompok atau kepentingan
masyarakat. Seharusnya mahasiswa yang telah mengikuti MKDU dapat me-
lepaskan diri dari berbagai kepentingan pribadi atau kelompok dengan prinsip
mendahulukan kepentingan umum (masyarakat). Hal ini sangat penting, agar
anggota masyarakat tidak menjadi korban manusia yang mementingkan dirinya
sendiri atau kelompoknya. Bila mahasiswa mampu mengaktualisasikan dirinya
dalam arti kata mampu mendahulukan kepentingan umum dari pada kepentingan
pribadi/golongan itu menunjukkan bahwa mahasiswa tersebut dapat dimasukkan
ke dalam kategori mahasiswa yang telah memiliki tanggung jawab sosial.
Mahasiswa dan lulusan perguruan tinggi sebaiknya memiliki tanggung jawab sosial
yang tinggi, sebab mereka biasanya memiliki kemampuan lebih tinggi dan
wawasan yang lebih luas dibandingkan dengan yang tidak memperoleh pendidikan
di perguruan tinggi. Oleh karena itu mereka yang telah memperoleh pendidikan di
perguruan tinggi diharapkan memiliki jiwa yang penuh pengabdian dan memiliki
tanggung jawab kepada bangsa dan negara lebih tinggi dibandingkan dengan
merska yang tidak memperoleh kesempatan menikmati pendidikan di perguruan
tinggi. Itulah sebabnya rasa tanggung jawab sosial patut menjadi ciri insan yang
memperoleh pendidikan di perguruan tinggi.
Pendidikan umum (MKDU) sangat berperan dalam pembinaan rasa
tanggung jawab sosial mahasiswa. Rasa tanggung jawab sosial mahasiswa
merupakan perwujudan nilai-nilai yang telah dimilikinya dan merupakan perangkat
moralitas yang paling abstrak. Tujuan pendidikan umum pada intinya membina
manusia yang terdidik, warga negara yang baik dan bertanggungjawab. Warga
negara yang baik adalah warga negara yang peduli terhadap masalah-masalah
sosial-ekonomi, sosial-politik, sosial-budaya, pertahanan keamanan dan agama.
Untuk itu ia dituntut memiliki berbagai kemampuan, antara lain kemampuan ber-
pikir efektit berpikir komunikati£ daya penyesuaian yang tepat, dan mampu
membeda-bedakan nilai, sehingga mampu menjadi pribadi yang memuaskan, keanggotaan dalam masyarakat yang berbahagia dan produktif serta menjadi warga
negara yang bertanggungjawab.
Selanjutnya mahasiswa diharapkan memiliki wawasan komprehensip dan
mampu mengadakan pendekatan secara integral dalam bersikap terhadap
permasalahan kehidupan sosial-ekonomi, sosial-budaya, sosial-politik, keamanan,
pertahanan, agama.
Namun penanaman tanggung jawab sosial khususnya tidak cukup hanya
mengandalkan pengkajian kehidupan selama mengikuti MKDU saja, tetapi perlu
dilengkapi dengan berbagai kegiatan yang akan memperkaya pengalaman dalam
situasi yang penuh tantangan.
Sehubungan dengan hal itu dalam kurikulum IKIP Bandung khususnya
mahasiswa diwajibkan mengikuti Kuliah Kerja Nyata (KKN) dengan harapan akan
menemukan pengalaman baru dalam berbagai masalah kehidupan di masyarakat.
Dalam situasi kehidupan nyata di masyarakat mereka diharapkan mampu
membantu memecahkan masalah yang dihadapi masyarakat setempat. Selain dari
itu di setiap perguruan tinggi mahasiswa diberi kesempatan untuk menyalurkan
minat dan bakatnya dalam kegiatan kampus. Bagi mereka yang aktip dalam
berbagai kegiatan kampus akan menemukan berbagai pengalaman yang turut
melengkapi dan memperkuat penanaman tanggung jawab sosial khususnya. Hal ini
sejalan dengan pendapat M. Rush (1985:218) bahwa kegiatan non akademik dapat
membantu proses pendewasaan para mahasiswa yang memiliki tanggung jawab
kepada masyarakat.
Kegiatan kampus yang dapat diikuti para mahasiswa terdiri atas kegiatan
organisasi mahasiswa dan unit kegiatan mahasiswa. Kegiatan organisasi
mahasiswa terdiri atas kegiatan yang dilakukan oleh Himpunan Mahasiswa
Jurusan, Senat Mahasiswa Fakultas, Senat Mahasiswa Institut atau Universitas dan
Badan Pertimbangan Mahasiswa. Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) yang terdiri
atas berbagai kegiatan mahasiswa antara lain kegiatan kerohanian, kegiatan sosial
atau pengabdian kepada masyarakat, olahraga, kesenian, radio, donor darah,
palang merah, kursus baca Al Qur'an, dan kursus komputer.
Organisasi kemahasiswaan di perguruan tinggi dimaksudkan sebagai
wahana dan sarana pengembangan diri mahasiswa ke arah perluasan wawasan
serta integritas kepribadian (Menteri P&K, SK. No. 0457/U/1990). Hal ini sependapat dengan Edward F. Voltemer (1979:17) bahwa organisasi kemahasiswaan
bermanfaat terutama dalam pembinaan disiplin dan tanggungjawab, baik tanggung
jawab pribadi maupun tanggung jawab sosialnya.
Namun demikian nampaknya tidak semua mahasiswa benmnat untuk
memanfaatkan kemudahan-kemudahan yang tersedia di kampus. Oleh karena itu
ada mahasiswa yang aktip dalam kegiatan kampus, bahkan ada mahasiswa yang
mengikuti lebih dari satu kegiatan. Namun sebaliknya ada mahasiswa yang tidak
aktip dalam kegiatan yang disediakan itu, ia hanya aktip dalam kegiatan akademik
saja. Biasanya mahasiswa yang aktip disebut "mahasiswa aktivis" atau "aktivis".
Mereka terdiri atas para pimpinan dan anggota pengurus organisasi ke
mahasiswaan. Mereka melaksanakan program kerja yang mereka sepakati bersama
baik program non akademik maupun kegiatan yang menunjang kegiatan akademik.
Mereka menyisihkan sebagian waktunya untuk kepentingan organisasi dan
khususnya organisasi kemahasiswaan. Bahkan sering kali sebagian besar waktunya
tersita oleh partisipasinya dalam program kegiatan kemahasiswaan itu.
Berbicara tentang kegiatan kemahasiswaan, ada beberapa kasus yang pernah
dilakukan mahasiswa IKIP Bandung, antara lain penyuluhan kebersihan di desa
kumuh Kotamadya Bandung, Taman Kanak-kanak Pendidikan Al Qur'an di desa
Margasari Kotamadya Bandung, dan Taman Kanak-kanak Keliling bagi anak-anak
yang orang tuanya tidak sanggup memasukkan anaknya ke Taman Kanak-kanak
biasa dapat dinilai sebagai tanggung jawab mahasiswa terhadap berbagai masalah
di masyarakat yang memerlukan bantuan. Mereka merasa terpanggil untuk
berperan dalam menanggulanginya, kalau ada masalah di masyarakat. Begitu juga
dalam hal rencana pemerintah mengubah jam sekolah dari jam 07.00 sampai
dengan jam 13.00, enam hari sekolah menjadi jam 07.00-15.30, lima hari sekolah.
Dalam situasi demikian mahasiswa IKIP Bandung tampil untuk mengajukan usul
kepada pemerintah melalui dialog dengan anggota DPR RI di Jakarta, agar rencana
termaksud ditinjau kembali. Mereka berpendapat bahwa sarana dan pra-sarana
sekolah untuk menunjang pelaksanaan sekolah lima hari itu belum siap (HU. PR.,
13-10-1994).
Pemberitaan tentang kegiatan kemahasiswaan IKIP Bandung memberi
kesan, bahwa mahasiswa IKIP Bandung umumnya telah memiliki tanggung jawab
sosial yang cukup menggembirakan. Andai kata hal ini benar, bukan hal yang tidak
mungkin, bahwa hal ini berkat bimbingan dan binaan IKIP Bandung dengan segala
upayanya. Upaya yang dimaksud adalah pembinaan melalui MKDU, KKN dan
berbagai kegiatan organisasi kemahasiswaan di kampus yang edukatip dan
relegius.
Sehubungan dengan hal itu kesempatan dalam penelitian ini ingin diketahui
apakah betul tanggung jawab sosial tersebut merupakan kontribusi dari MKDU.
Selain dari itu ingin diketahui pula, apakah terdapat perbedaan tanggung jawab
sosial antara kelompok mahasiswa aktivis dan non-aktivis.
10
B. Perumusan Masalah
MKDU (SK DIKTI, P&K RL No. 32/DJ/Kep/1983) ditetapkan sama untuk
semua perguruan tinggi dan diarahkan untuk bersama-sama dengan komponen
Mata Kuliah Keahlian untuk menghasilkan sarjana yang di samping cakap dan ahli
di dalam bidang yang ditekuninya, juga mau dan mampu mengabdikan
keahliannya itu untuk kepentingan masyarakat Indonesia dan umat manusia.
Selanjutnya MKDU diarahkan untuk melengkapi pembentukan keahlian bidang
tersebut dengan pengembangan kehidupan pribadi yang memuaskan, keanggotaan
keluarga yang berbahagia, dan kewargaan masyarakat yang produktif serta k^
warganegaraan yang bertanggungjawab. Hal ini sejalan dengan tujuan pendidikan
nasional yang tertuang dalam U.U.S.P.N, No. 2, Th. 1989, bahwa pendidikan
nasional bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia
Indonesia, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha
Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan
jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung
jawab kemasyarakatan dan kebangsaan. Pendidikan nasional juga harus mampu
menumbuhkan dan memperdalam rasa cinta tanah air dan rasa kesetiakawanan
sosial. Sejalan dengan itu dikembangkan iklim belajar dan mengajar yang dapat
menumbuh kembangkan rasa percaya diri serta sikap dan perilaku yang inovatif
dan kreatif. Dengan demikian pendidikan nasional akan mampu mewujudkan
11
manusia-manusia pembangunan yang dapat membangun dirinya sendiri serta
secara bersama-sama bertanggungjawab atas pembangunannya. Khusus mengenai
pendidikan di perguruan tinggi agar dikembangkan dan diarahkan untuk mendidik
mahasiswa supaya mampu meningkatkan daya penalaran, menguasai ilmu
pengetahuan dan teknologi berjiwa penuh pengabdian serta memiliki rasa tanggung
jawab besar terhadap masa depan bangsa dan negara.
Materi MKDU tersebar dalam enam semester. IKIP Bandung telah berupaya
menciptakan iklim belajar yang menumbuhkembangkan rasa percaya diri serta
sikap dan perilaku yang inovatif kreatif antara lain dengan menciptakan kampus
yang edukatip dan religius. Iklim belajar termaksud diperoleh mahasiswa baik
dalam kegiatan kurikuler maupun kegiatan ekstra-kurikuler. Namun tidak semua
mahasiswa memanfaatkan kegiatan ekstra-kurikuler. Hal ini akan berdampak pada
kedua kelompok mahasiswa yang berbeda terhadap tanggung jawab sosialnya.
Mengacu pada uraian tersebut di atas, maka diduga mahasiswa yang telah
mengikuti MKDU (pendidikan umum) terlebih-lebih mahasiswa aktivis memiliki
tanggung jawab sosial yang berbeda dibandingkan dengan mahasiswa non aktivis.
Oleh karena itu sebagai titik awal studi ini berangkat dari satu pertanyaan yaitu
"Bagaimanakah kontribusi MKDU terhadap tanggung jawab sosial mahasiswa
IKIP Bandung ?". Pertanyaan ini ditujukan kepada mahasiswa aktivis maupun
mahasiswa non aktivis.
12
Masalah pokok ini dirinci melalui pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut:
1. Bagaimanakah korelasi antara IPK MKDU, partisipasi mahasiswa dalam
program kegiatan ekstra-kurikuler dengan tanggung jawab sosial mahasiswa
IKIP Bandung ?.
2. Adakah perbedaan IPK MKDU dan tanggung jawab sosial antara mahasiswa
aktivis dengan mahasiswa non-aktivis ?.
3. Apakah MKDU, partisipasi mahasiswa dalam program ekstra kurikuler
penyebab langsung terhadap tinggi rendahnya tanggung jawab sosial mahasiswa
IKIP Bandung ?.
Berdasarkan permasalahan yang hendak diteliti, maka paradigma penelitian adalah
sebagai berikut ini.
BAGAN LI
PARADIGMA PENELITIAN
Keterangan
MKDU
=
MATA KULIAH DASAR UMUM
PKE
=
PROGRAM KEGIATAN EKSTRAKURIKULER
TJS
-
TANGGUNG JAWAB SOSIAL
13
Sehubungan dengan hal itu dalam penelitian ini akan diketahui kontribusi MKDU
terhadap tanggung
jawab sosial dan Partisipasi Mahasiswa dalam Program
Kegiatan Ekstra-kurikuler terhadap Tanggung jawab Sosial. Begitu juga kontribusi
MKDU melalui partisipasi mahasiswa dalam program kegiatan ekstra-kurikuler
terhadap tanggung jawab sosial mahasiswa IKIP Bandung.
C. Anggapan Dasar dan Hipotesis
1. Anggapan Dasar
Selama mahasiswa mengikuti kurikulum dalam upaya menyelesaikan
studi di perguruan tinggi mereka bergaul dengan sivitas akademika baik di
kampus maupun di luar kampus. Setiap perguruan tinggi khususnya IKIP
Bandung menawarkan pelbagai kegiatan ekstra-kurikuler kepada para
mahasiswanya. Dalam hal ini para mahasiswa ada yang memanfaatkannya
dengan sebaik-baiknya ada juga yang tidak peduii. Oleh karena itu para
mahasiswa itu dapat dibagi dua kelompok atas dasar aktivitas mereka dalam
program ekstra-kurikuler, yaitu kelompok mahasiswa aktivis dan non aktivis.
Sehubungan dengan hal itu maka peneliti mempunyai anggapan dasar sebagai
berikut:
a. Mahasiswa yang memiliki IPK MKDU tinggi akan aktif dalam program
kegiatan ekstra-kurikuler, karena pelbagai teori konsep-konsep, hasil diskusi
14
yang diperoleh pada waktu mengikuti sub mata kuliah dalam MKDU
mendorong mereka untuk mengalaminya secara langsung. Pengalaman di
lapangan ini melatih mereka berbagai keterampilan berpikir sistematis,
rasional dan bertenggang rasa, sehingga akan mampu mengambil keputusan
yang cepat dan tepat.
b. Pengetahuan yang mereka peroleh akan menunjang bahkan memperkokoh
peningkatan kualitas keputusan yang diambil, sehingga segala akibatnya
dapat dipertanggungjawabkan terutama tanggung jawab kepada bangsa dan
negara dengan dasar ke-Tuhanan Yang Maha Esa.
c. Para mahasiswa yang aktif dalam berbagai kegiatan ekstra-kurikuler akan
memperoleh lebih banyak pelbagai pelatihan terutama latihan berpikir kritis,
konstruktif dan latihan pengendalian emosi. Dengan demikian dalam ber
bagai situasi kritis sekalipun mahasiswa aktivis memiliki stabilitas emosi,
tenggang rasa, sehingga mampu mengambil keputusan yang cepat dan tepat.
d. Mahasiswa yang memiliki IPK MKDU tinggi akan tinggi pula kuantitas dan
kualitas partisipasinya dalam program kegiatan ekstra-kurikuler, sehingga
mereka akan memiliki tanggung jawab sosial yang tinggi pula. Hal ini di
sebabkan sumbangan IPK MKDU dan aktivitas dalam program ekstrakurikuler cukup besar terhadap kualitas tanggung jawab sosial mahasiswa.
15
e. Para mahasiswa dalam kehidupan sehari-hari memiliki berbagai peran
seperti di kampus dia sebagai peserta didik yang sedang menuntut ilmu, di
masyarakat sebagai warga negara dan di dalam keluarga sebagai anggota
keluarga. Setiap lingkungan baik kampus, masyarakat dan keluarga
memberikan kontribusi dalam hal tanggung jawab sosial mereka pada
khususnya.
2. Hipotesis
Atas dasar asumsi atau anggapan dasar peneliti itu maka dapat
diturunkan lima hipotesis yang akan dibuktikan melalui penelitian ini. Hipotesis
termaksud adalah sebagai berikut:
a. Terdapat korelasi yang signifikan antara IPK MKDU, partisipasi mahasiswa
dalam program kegiatan ekstra-kurikuler dengan tanggung jawab sosial
mahasiswa.
b. MKDU berkontribusi terhadap Tanggung jawab Sosial para mahasiswa IKIP
Bandung.
c Terdapat perbedaan IPK MKDU dan Tanggunng jawab sosial antara
mahasiswa aktivis dan mahasiswa non-aktivis.
d. MKDU dan Partisipasi Mahasiswa dalam Program Kegiatan Ekstrakurikuler secara bersama berkontribusi terhadap Tanggung jawab Sosial
mahasiswa IKIP Bandung.
16
e. MKDU, partisipasi mahasiswa dalam program kegiatan ekstra-kurikuler
penyebab langsung terhadap tinggi rendahnya tanggung jawab sosial
mahasiswa IKIP Bandung.
D. Difinisi Operasional
Penelitian ini meliputi tiga variabel, yaitu (1) MKDU sebagai Pendidikan
Umum, (2) Tanggung jawab sosial Mahasiswa, dan (3) Aktivitas/Partisipasi
Mahasiswa dalam Program Kegiatan Ekstra-kurikuler.
Untuk memudahkan pemahaman terhadap setiap variabel, maka difinisi
operasionalnya sebagai berikut:
1. IPK MKDU
MKDU dimaksudkan dalam studi ini adalah nilai rata-rata yang diperoleh
mahasiswa dari mata kuliah Pendidikan Agama, Pendidikan Kewiraan,
Pendidikan Pancasila, Ilmu Budaya Dasar, Ilmu Sosial Dasar/Ilmu Alamiah
Dasardiwujudkan dalam bentuk Indeks Prestasi Komulatif (IPK).
Berdasarkan Pedoman Akademik IKIP Bandung 1994-1996, kriteria Indeks
Prestasi Komulatif (IPK) yang diraih mahasiswa pada setiap semester digunakan oleh pembimbing akademik sebagai patokan dalam memberi per-
setujuan terhadap jumlah SKS yang diajukan mahasiswa untuk kontrak kredit
pada semester berikutnya. Patokan yang dimaksud adalah sebagai berikut:
s/d 2.00
dapat mengambil maksimal 16 SKS
17
2.00 s/d 3.00
dapat mengambil maksimal 20 SKS
3.00 s/d 4.00
dapat mengambil 21 SKS atau lebih
(dengan persetujuan Dekan)
Berdasarkan patokan itu untuk keperluan penelitian ini IPK MKDU dibagi
tiga katagori, yaitu yang masuk katagori tinggi dengan IPK MKDU 3,10 - 4,00,
sedang antara 2,10-3,00; dan rendah 2,00 ke bawah. Untuk mengelompokkan
prestasi mahasiswa dalam MKDU tersebut digunakan sebagai patokan seperti yang
terdapat pada bagan berikut ini.
BAGAN 1.2
BAGAN KATAGORI IPK MKDU
KATAGORI
INDEK PRESTASI (IP)
Tinggi
3,10
s/d
4,00
Sedang
2,10
s/d
3,00
s/d
2,00
Rendah
2. Tanggung jawab Sosial
Yang dimaksud dengan tanggung jawab sosial mahasiswa dalam
penelitian ini adalah mahasiswa yang memiliki disiplin, kepekaan, rasa me
miliki, kesediaan berkorban demi kepentingan umum. Mahasiswa yang me
miliki disiplin adalah mahasiswa yang taat pada peraturan yang berlaku dan
mengingatkan kepada orang lain untuk mentaati peraturan. la menganggap
18
suatu pelanggaran terhadap aturan akan merusak ketertiban umum yang akan
merugikan anggota masyarakat itu sendiri.
Mahasiswa yang memiliki "rasa memiliki" adalah mahasiswa yang
menganggap harta benda milik negara atau milik siapa pun yang penggunaan-
nya telah dipakai untuk kepentingan umum adalah milik bersama yang patut
atau wajib dijaga dan dipelihara oleh setiap warga negara.
Mahasiswa yang memiliki kepekaan dan kepedulian terhadap masalah
kemasyarakatan adalah mahasiswa yang selalu merasa terpanggil untuk berbuat
baik demi kepentingan umum sesuai dengan kemampuannya, dan bila
diperlukan demi kepentingan umum bersedia berkorban moril maupun materil
tanpa pamrih.
Untuk keperiuan penelitian ini tanggung jawab sosial mahasiswa dibagi
tiga kelompok, yaitu tinggi, sedang dan rendah sesuai dengan skor yang
diperoleh dari angket tanggung jawab sosial, dengan patokan seperti yang
tertera pada bagan 1.3 sebagai berikut:
BAGAN 1.3
BAGAN KATAGORI TANGGUNG JAWAB
SOSIAL
KATAGORI
RENTANG SKOR
Tinggi
(X + 0,75 S) - lebih
Sedang
(X-0,75 S) s/d (X+0,75 S)
Rendah
j s/d(X-0,75S)
19
3. Mahasiswa Aktivis dan Mahasiswa Non-Aktivis
IKIP Bandung khususnya memberi peluang kepada para mahasiswanya
untuk memanfaatkan organisasi dan program kegiatan kemahasiswaan dalam
suasana kampus yang edukatip dan religius. Namun tidak semua mahasiswa
memanfaatkan kesempatan ini.
Sehubungan dengan hal itu dalam penelitian ini mahasiswa dibagi dua
golongan berdasarkan partisipasinya dalam program organisasi kemahasiswaan
sebagai berikut :
a. Mahasiswa aktivis adalah mahasiswa yang berpartisipasi dalam berbagai
program kegiatan ekstra-kurikuler. Program kegiatan mahasiswa termaksud
antara lain program kegiatan organisasi kemahasiswaan seperti Senat
Mahasiswa Institut, Senat Mahasiswa Fakultas, Himpunan Mahasiswa
Jurusan, Unit Kegiatan Mahasiswa yang terdiri atas kegiatan olahraga,
kesenian, kerohanian, keterampilan dan koperasi mahasiswa.
b. Mahasiswa non-aktivis adalah mahasiswa yang hanya memfokuskan diri
pada kegiatan-kegiatan kurikuler atau kegiatan yang diwajibkan saja dan
tidak melibatkan diri dalam berbagai program kegiatan ekstra-kurikuler.
20
4. Program Kegiatan Ekstra-Kurikuler
Setiap perguruan tinggi memiliki organisasi kemahasiswaan; yaitu Senat
Mahasiswa Institut, Senat Mahasiswa Fakultas, Himpunan Mahasiswa Jurusan,
Badan Perwakilan Mahasiswa, Unit Kegiatan Mahasiswa (Kesenian, Olahraga,
Keterampilan, Keagamaan, Koperasi Mahasiswa) dan kegiatan kepanitian
(seminar, ceramah, pameran, bakti sosial bencana alam). Organisasi ini setiap
semester melaksanakan kegiatan sesuai dengan program yang telah dibuatnya.
Para mahasiswa memperoleh kesempatan menduduki jabatan dalam organisasi
kemahasiswaan tersebut selama masa bakti tertentu. Begitu juga para
mahasiswa memperoleh kesempatan dalam berbagai kegiatan yang insidental,
seperti kepanitiaan, seminar, pameran, pertandingan olahraga, pagelaran
kesenian, bulan donor darah dan Iain-lain.
E. Tujuan Penelitian
Mengacu kepada tujuan MKDU IKIP Bandung sebagai pendidikan umum,
bahwa lulusan perguruan tinggi tidak terbatas pada keberhasilan mahasiswa
memiliki dan menguasai disiplin tertentu saja tetapi diharapkan memiliki wawasan
pengetahuan yang lebih luas, memiliki sikap kesetiakawanan sosial dan memiliki
tanggung jawab kepada bangsa dan negara. Selain dari itu mereka berjiwa
Pancasila sehingga segala keputusannya serta tindakannya mencerminkan
21
pengamalan nilai-nilai Pancasila. Dan mereka memiliki wawasan yang luas,
kemampuan berpikir kritis, konstruktit kreatif inovatif serta memiliki integritas
kepribadian yang tinggi mendahulukan kepentingan nasional dan kemanusiaan.
IPK MKDU adalah hasil evaluasi dan merupakan gambaran daya serap
mahasiswa terhadap materi MKDU. Namun daya serap itu belum menjamin,
bahwa tujuan MKDU sebagai pendidikan umum sudah tercapai. Sehubungan
dengan hal itu dalam penelitian ini ingin diketahui gambaran tentang tanggung
jawab sosial mahasiswa IKIP Bandung yang telah menyelesaikan MKDU secara
keseluruhan dan kontribusinya terhadap tanggung jawab sosialnya.
Ada pun secara operasional penelitian ini bertujuan untuk :
1. Mengetahui korelasi baik antara IPK MKDU maupun antara Partisipasi
Mahasiswa dalam Program Kegiatan Ekstra-kurikuler dan Tanggung jawab
Sosial.
2. Mengetahui kontribusi baik MKDU maupun Partisipasi mahasiswa dalam
Program Kegiatan Ekstra-kurikuler terhadap tanggung jawab sosial mahasiswa
IKIP Bandung.
3. Mengetahui kontribusi MKDU bersama Partisipasi Mahasiswa dalam Program
Kegiatan Ekstra-kurikuler terhadap tanggung jawab sosial mahasiswa.
4. Mengetahui perbedaan baik IPK MKDU maupun tanggung jawab sosial antara
mahasiswa aktivis dan non-aktivis.
22
5. Mengetahui penyebab langsung kualitas tanggung jawab sosial mahasiswa IKIP
Bandung.
F. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi hal-hal
berikut ini:
1. Pembinaan dan peningkatan tanggung jawab sosial mahasiswa IKIP Bandung.
2. Masukan bagi IKIP khususnya yang berperan langsung dalam pembinaan
perluasan wawasan, tanggung jawab sosial mahasiswa.
3. Dalam kegiatan proses belajar mengajar MKDU sebagai pendidikan umum
dosen mampu mengembangkan keterpaduan pengetahuan teoritis dengan
pengalaman praktis dan nilai-nilai dalam peningkatan kualitas berfikir kritis,
kontrukti£ kreatif dan inovatifpara mahasiswa.
4. Peneliti yang berminat mengetahui faktor lain yang menjadi penyebab kualitas
tanggung jawab sosial mahasiswa khususnya. Hasil penelitian ini dapat
dijadikan penelitian awal untuk penelitian lebih lanjut
BAB III
PROSEDUR PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Sesuai dengan permasalahan dan tujuan penelitian yaitu memberi gambaran
tentang kontribusi MKDU terhadap tanggung jawab sosial mahasiswa IKIP
Bandung, maka metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
deskriptif. Dalam hal ini Sujana (1988:52) menyatakan bahwa metode deskriptif
digunakan apabila penelitian itu bertujuan mendiskripsikan atau menjelaskan
peristiwa atau kejadian yang ada pada masa sekarang. Lebih lengkap M. Nazir
(1985:64) mengungkapkan bahwa metode deskriptif tidak hanya menggambarkan
peristiwa atau kejadian saja, tetapi juga menerangkan hubungan, menguji hipotesahipotesa, membuat prediksi, serta mendapatkan makna dan implikasi dari suatu
masalah yang ingin dipecahkan.
Oleh karena itu studi ini tidak hanya mendiskripsikan saja, melainkan
menerangkan hubungan, menguji hipotesis, membuat prediksi, memberi makna
dan implikasi terhadap pemecahan masalah yang dihadapi, dalam hal ini
pembinaan tanggung jawab sosial mahasiswa IKIP Bandung.
85
86
B. Populasi dan Sampel
Populasi pada penelitian ini adalah seluruh mahasiswa IKIP Bandung yang
telah mengikuti MKDU. Penentuan sampel digunakan teknik random dengan cara
purposip. Jumlahnya 10 % dari populasi (Sanford. L dkk, 1982:60). Menurut
informasi dari BAAK IKIP Bandung mahasiswa yang telah menyelesaikan MKDU
sekitar 3000 orang. Dengan demikian jumlah sampel dalam penelitian ini sekitar
300 orang mahasiswa.
Dari 310 lembar angket yang diisi responden yang memenuhi persyaratan
sebanyak 265 lembar. Rinciannya dapat dilihat pada tabel 3.01
TABEL3.01
PENYEBARAN SAMPEL
BERDASARKAN ASAL FAKULTAS
Fakultas
Jumlah
Presentase
FPOK
45
FPTK
43
FPIPS
44
FPBS
44
FIP
45
FPMIPA
44
16,98 %
16,24 %
16,60%
16,60%
16,98%
16,60%
Jumlah
265
100 %
C. Pengembangan Alat Pengumpul Data
Alat pengumpul data dalam penelitian ini diklasifikasikan dalam variabel
yang terdiri atas : (1) IPK MKDU, (2) Tanggung jawab Sosial, (3)
Partisipasi/Aktivitas Mahasiswa dalam Program Kegiatan Ekstra-kurikuler.
87
1 Indeks Prestasi Komulatifdala Mata Kuliah Dasar Umum (IPK MKDU).
IPK MKDU yang terdiri atas indeks prestasi dari mata kuliah Pendidikan
Pancasila, Pendidikan Agama, Pendidikan Kewiraan, IBD, IAD/ISD, berupa
studi dokumentasi melalui BAAK IKIP Bandung. Pedoman studi dokumen
termaksud disusun sebagai berikut :
DAFTAR ISIAN DATA
IPK MKDU MAHASISWA IKIP BANDUNG
NO
FAKULTAS
P4
AGAMA
KEWIRAAN
ISD/IAD
IBD
IPK MKDU
001
002
dst
JULAH
RATA-RATA
2. Partisipasi mahasiswa dalam program kegiatan ekstra-kurikuler
Data tentang partisipasi/aktivis mahasiswa dalam program kegiatan
ekstra-kurikuler digunakan alat pengumpul yang dibuat dengan prosedur yang
disusun sebagai berikut:
DAFTAR ISIAN DATA
KEGIATAN MAHASISWA DALAM PROGRAM
EKSTRA-KURIKULER
SEMESTER
ORGANISASI
SENAT INST.
SENAT FAK.
BPM
HIMPUNAN
IKM
KEPANITIAAN
JUMLAH
1
2
3
4
5
6
7
8
SKOR
88
Kegiatan mahasiswa dalam program ekstra-kurikuler diatur dalam organisasi
kemahasiswaan. Organisasi kemahasiswaan di kampus ini terdiri atas organisasi
periodik dan organisasi insidental. Organisasi mahasiswa yang periodik
mempunyai masa bakti satu tahun seperti Senat Mahasiswa Institut/Fakultas,
Badan Perwakilan Mahasiswa (BPM), Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) dan
organisasi insidental bekerja menurut kebutuhan seperti kepanitiaan sebagai
penyelenggara pertandingan olahraga, perlombaan keseniaan atau seminar, loka
karya, pameran, bakti sosial dan Iain-lain. Di dalam organisasi termaksud setiap
mahasiswa yang terlibat menduduki jabatan tertentu, seperti ketua, wakil ketua,
sekretaris, wakil sekretaris, bendahara, wakil bendahara, ketua seksi, anggota,
peserta. Kegiatan ini berlangsung setiap semester. Dalam hal ini mahasiswa
diminta memberikan informasi jabatan yang pernah dialaminya pada setiap
semester dengan menulis angka sam untuk ketua/wakii, angka dua untuk
sekretaris, angka tiga untuk bendahara, angka dua untuk ketua seksi dan angka
satu untuk anggota dan peserta. Ada kemungkinan setiap semester mahasiswa
pernah menduduki jabatan yang sama seperti ketua atau sekretaris.
Kemungkinan lain pada setiap semester mahasiswa pernah menjabat berbagai
jabatan seperti ketua sekretaris dan bendahara. Setiap jabatan memiliki bobot
sesuai dengan berat ringannya tanggung jawab yang harus dipikulnya. Oleh
karena itu dalam penelitian ini pembobotannya dibagi lima skala. Bobot yang
89
paling besar adalah untuk jabatan ketua, kemudian sekretaris, diikuti bendahara
termasuk para wakilnya, yaitu mulai dari lima, empat, dan tiga, bagi ketua seksi
mendapat bobot dua, dan bagi anggota serta peserta mendapat bobot satu.
Pengelompokan mahasiswa aktivis dan non-aktivis berdasarkan skor
yang dicapai. Mahasiswa yang memperoleh skor di atas rata-rata masuk
kelompok aktivis dan yang memperoleh skor di bawah rata-rata masuk
kelompok mahasiswa non-aktivis.
3. Tanggung jawab Sosial
Alat pengumpul data tanggung jawab sosial yang dikembangkan dalam
penelitian ini melalui prosedur sebagai berikut:
a. Menyusun kisi-kisi instrumen (kuesioner)
Kisi-kisi instrumen disusun berdasarkan variabel, dan subvariabel serta
taktor dari setiap pernyataan yang menggambarkan dan memberi arah pada
pernyataan-pernyataan instrumen penelitian. Kisi-kisi instrumen yang dibuat
berhubungan dengan variabel tanggung jawab sosial dalam bentuk bagan
berisi uraian pernyataan variabel, sub-variabel dan faktor dapat dilihat pada
halaman berikut.
b. Menyusun butir-butir pernyataan
Butir-butir pernyataan di dalam instrumen rnengacu kepada kisi-kisi yang
telah dibuat serta berdasarkan pada variabel tanggung jawab sosial. Jumlah
90
butir pernyataan sebanyak 90 buah yang terdiri atas 45 buah berbentuk
pernyataan positifdan 45 buah pernyataan berbentuk pernyataan negatif.
c. Setiap butir pernyataan disusun dengan berpedoman pada skala yang
dikembangkan oleh Likert (Rochman, 1986:24).
TABEL 3.02
KISI-KISI TANGGUNG JAWAB SOSIAL
MAHASISWA IKIP BANDUNG
Tanggung jawab Sosial
01
Pernyatan Negatif
Pernyataan Positif
Disiplin
Taat pada aturan
01
17
21
33
45
05
09
13
25
53
57
61
77
81
29
37
41
49
65
69
73
89
Rasameniliki
02
18
26
30
38
06
10
14
22
48
50
54
34
62
39
47
59
03
11
15
23
27
31
35
43
51
55
67
04
28
32
36
85
02
menganggap milik
42
46
bersama turut men
58
66
jaga, memelihara
keutuhan
03
04
Kepekaan
Sensitif terhadap
bahaya bagi umum
dan ketimpangan
di masyarakat
Kepedulian
Meluangkan waktu
menunda kepenti
ngan sendiri dan
07
19
63
71
08
12
16
20
40
52
56
68
72
44
48
60
64
74
78
79
84
86
70
75
76
80
82
83
88
90
87
24
mendahulukan ke
pentingan umum
taiipa pamrih
Selanjutnya indikator tanggung jawab sosial dapat dilihat pada tabel 3.03.
Atas dasar indikator tersebut penulis membuat 90 pernyataan untuk bahan penim-
bangan dan uji coba. Pernyataan termaksud dapat dilihat pada lampiran G.
91
TABEL3.03
KISI-KISI TANGGUNG JAWAB SOSIAL
SUB VARIABEL DAN INDIKATOR
INDIKATOR
SUB VARIABEL
Disiplin
aturan
Patuh/Taat pada Tepat waktu datang/memulai acara, menepati janji.
pengembaHan pinjaman tepat waktu
Mengikuti aturan
melaksanakan aturan
mengingatkan orang tentang pelanggaran
mcnegur orang yang mclanggar aturan
melaporkan pelanggaran
mengakui dan meminta maaf, karena telah melanggar
aturan dengan alasan yang dapat dipertanggungjawabkan
memberitahukan sebelumnya tentang keteiiambatan/
ketidakhadiran
Rasa memiliki
meng
anggap suatu hal (materi,
non materi) milik bersama
patut dijaga, dipelihara kcutuhannya oleh setiap orang
seolah-olah miliknya.
Menggunakan/memanfaatkannya dengan hah-hati
Memcfihara dan menjaga keutuhannya
Menjaga nama baik ahnamater, korp, organisasi
dengan berperilaku, bekerja baik, memelfliara keper
cayaan meningkatkankepercayaan organisasi/klubnya.
menegur/mengingatkan orang/pihak yang merusak
materi/non materi milik umum, milik bersama/ umum
Kepekaan : sensitif terha
dap bahaya bagi umum dan
adanya ketimpangan di
masyarakat.
Merasa terpanggil untuk berbuat sesuatu;
menyampaikan informasi baik lisan maupun tulisan
kepada umum, yang memerfukaiL berwenang (seperti
surat, artikel, surat pembaca).
mengadakanforum diskusi masalahsosial
menjadi donor darah, organ tubuh
menjadi donatur organisasi sosial, panti asuhan, panti
jompo, orang tua asuh, masjid.
Kepedulian : senangteiap Meluangkan waktu, menunda kepentingan diri/
bersedia membantu bagi mendahulukan kepentingan umum.
yang memeriukan bantuan beigabung dalam organisasi sosial (PML, Donor
sesuai dengan kemampuan. Darah, Kerohanian, Panti Asuhan)
bakti sosial, penanggulangan dampak bencana alam,
kebakaran.
pembaca buku bagi tuna netra
menolong orang akibat kecelakaan
kesempatan menggunakan fasilitas umum prioritas
bagi orangjompo/cacat/sakit
92
d. Penimbangan instrumen
Sebelum uji coba instrumen dilakukan, terlebih dahulu dilakukan pe
nimbangan instrumen yang dilakukan oleh 3 orang dosen IKIP Bandung
yang terdiri atas seorang dosen MKDU, seorang dosen mantan mahasiswa
aktivis dan seorang lagi dosen ahli psikomentrika dari jurusan PPB FIP IKIP
Bandung. Setiap item dinilai, apakah item-item itu telah menggambarkan
aspek-aspek yang hendak diukur sesuai dengan kisi-kisinya. Jika penimbang
menilai bahwa item tertentu telah menggambarkan aspek yang hendak
diukur, maka item yang bersangkutan diberi skor 2 (dua) jika menurut
penimbang, item tertentu perlu direvisi, maka diberi skor 1 (satu), sedangkan
jika menurut penimbang tersebut item tertentu tidak menggambarkan aspek
yang hendak diukur, maka diberi skor 0 (nol) dan berarti item tersebut tidak
dapat dipakai atau harus dibuang. Keseiuruhau hasil penimbangan item-item
ini dapat dilihat pada lampiran A.
Reliabilitas antar penimbang ini dihitung dengan menggunakan ramus yang
dikemukakan oleh Guilford (1954:395), dengan sedikit penyesuaian
lambang; dan menghasilkan 0,99. Proses perhitungannya dapat dilihat pada
lampiran B.
Selanjutnya dipilih item-item yang dinilai "menggambarkan" oleh seluruh
penimbang. Atas dasar penimbang itu, maka instrumen penelitian sudah
93
layak untuk diujicobakan, baik dalam segi bahasa maupun dalam segi
konsep.
e. Uji coba instrumen
Uji coba instrumen dilakukan terhadap 41 orang mahasiswa dari FPBS,
FPIPS, FPMIPA, FPTK, FPOK IKIP Bandung tentang pernyataan yang
berhubungan dengan tanggung sosial mahasiswa dan instrumen pedoman
pencatatan partisipasi mahasiswa, sedangkan pedoman studi dokumenter
prestasi belajar mahasiswa didasarkan pada IPK MKDU setiap mahasiswa.
Adapun prosedur uji coba instrumen penelitian yang dilakukan terhadap
mahasiswa IKIP Bandung sebagai berikut:
1) Memeriksa ketetapan skala setiap pernyataan
Responden diminta responsnya terhadap setiap pernyataan. Responsnya
agar dinyatakan dengan membubuhkan tanda "V" (chek) pada salah satu
dari lima skala yang disiapkan yaitu SS (Sangat Setuju), S (Setuju), TPP
(Tidak Punya Pendapat), TS (Tidak Setuju), STS (Sangat Tidak Setuju).
Pemeriksaan ketepatan setiap pernyataan ini dilakukan dengan menganalisis normalitas penyebaran frekuensi pada kontinum skala tersebut
(Edward, 1957:149-152). Jika item itu memiliki penyebaran yang normal,
maka item tersebut memiliki skala sebagai berikut:
94
SKALA NORMAL
SKALA
+
-
SS
S
TPP
TS
STS
4
3
2
1
0
0
1
2
3
4
Atas dasar analisis dengan tolok ukur tersebut, ternyata dari 90 item yang
diujicobakan, terdapat 6 butir item yang memiliki skala normal dan 68
item mendekati normal, sedangkan sisanya tidak normal. Contoh proses
dan hasil-hasil perhitungan uji skala pada tiap-tiap butir pernyataan dapat
dilihat pada lampiran C.
2) Memeriksa daya pembeda setiap pernyataan
Daya pembeda setiap pernyataan ini dapat diketahui dengan membanding
kan dua kelompok koresponden; yakni kelompok atas dan kelompok
bawah. Penentuan kelompok tersebut dilakukan dengan pengambilan
masing-masing 27 % dari responden yang memperoleh skor tertinggi
sebagai kelompok atas dan 27 % dari responden yang memperoleh skor
terendah sebagai kelompok bawah, setelah diurutkan. Dengan demikian
masing-masing kelompok terdiri atas II responden. Selanjutnya di
lakukan langkah-langkah perhitungan sesuai dengan petunjuk Edward
(Rochman, 1986:30-31). Dari hasil analisis daya pembeda ini, terpilih
sebanyak 40 butir item yang signifikan pada tingkat kepercayaan 0,95
dan terdiri atas 20 butir pernyataan positif dan 20 butir pernyataan
95
negatif. Contoh proses dan hasil perhitungan seluruh item yang diujicoba
kan dapat dilihat pada lampiran D.
3) Memeriksa ReliabilitasInstrumen
Reliabilitas instrumen ini dihitung dari item-item yang telah teruji (40
item) dengan menggunakan teknik split half method ganjil-genap dari
Rulon (Guilford, 1954:379). Berdasarkan perhitungan seperti tampak
pada lampiran E, diperoleh koefisien reliabilitas sebesar 0,88, signifikan
pada tingkat kepercayaan 0,95. Ini berarti instrumen skala tersebut
menunjukkan derajat internal consistency yang tinggi. Dengan demikian
item-item tersebut siap untuk digunakan sebagai instrumen penelitian.
Penyebaran indikator variabel tanggung jawab sosial setelah uji coba
sebagai berikut:
TABEJL 3.04
SEBARAN ASPEK VARIABEL TANGGUNG JAWAB SOSIAL
SETELAH UJI COBA
Ino
ASPEK
NOMOR ANGKET
JML
NOMOR ANGKET
POSITIF
01
Disiplin
21
81
89
3
—7^Z—1
02
03
Rasa
26
38
46
Memiliki
54
58
66
Kepekaan
19
39
55
JML
JML
NEGATIF
50
7
63
4
13
25
49
57
14
22
34
3
15
23
4
32
60
82
90
29
45
6
9
3
10
27
5
9
75
6
12
35
04
Kepedulian
(Membantu)
12
24
78
87
JU]VCLAH
40
74
6
20
| 20
20
96
D. Teknik Pengumpulan dan Analisis Data
Dalam upaya memperoleh data mahasiswa IKIP Bandung yang menjadi
responden dalam penelitian ini didahului dengan tahap persiapan pengmpulan data
yang kemudian dilanjutkan dengan tahap pelaksanaan. Dalam hal ini ditempuh
prosedur sebagai berikut:
1. Persiapan pengumpulan data
Pada tahap ini intinya di
TANGGUNGJAWAB SOSIAL MAHASISWA
IKBP BANDUNG
( Studi Dcskriptif Analitis pada Mahasiswa IKEP Bandung )
TESIS
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat
Memperoleh GelarMagisterPendidikan
Jurusan Pendidikan Umum
Oleh
Sadradjat Prawirasaputra
722/G/XIX-ll
JURUSAN PENDIDIKAN UMUM
PROGRAM PASCA SARJANA
INSTITUT KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
BANDUNG 1996
PERNYATAAN
Saya menyatakan bahwa Tesis ini adalah sepenuhnya kafya saya sendiri.
Tidak ada bagian di dalamnya yang termasuk kriteria plagiat dari karya orang lain.
Sudradjat Prawirasaputra
Lembar Persetujuan Tesis
DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING
Pembimbing I
Prof, Dr. H. Rochman Natawtdiala
NIP. 130 183 1*1
Pembimbing II
Prof, E>p H, Nursid Sumaatmttlto
NIP. 130 047 912
ABSTRAK
JUDUL :
KONSTRIBUSI MKDU TERHADAP TANGGUNG JAWAB SOSIAL
MAHASISWA IKIP BANDUNG (Studi Deskriptif Analitis pada
Mahasiswa IKIP BANDUNG)
Manusia memiliki tiga tanggung jawab, yaitu tanggung jawab kepada Tuhan
Yang Maha Esa, kepada masyarakat dan kepada dirinya. Kondsi demikian membuat
manusia sering berada dipersimpangan jalan yang menimbulkan konflik pada dirinya.
Keputusan apapun yang diambil mengandung resiko. Dalam situasi yang dilematis ini
pengambilan keputusan menempuh proses pertimbangan yang berdasar pada nilai dan
moral yang dimilikinya yang diperoleh dari pendidikan maupun dari pengalaman.
Kecenderungan berbuat atau berperilaku merupakan hasil proses sosialisasi.
Perbuatan manusia cenderung mengutamakan diri sendiri atau demi kepentingan
umum. Manusia yang sering berbuat demi kepentingan umum dapat dinilai sebagai
manusia yang memiliki tanggung jawab sosial yang tinggi. Sebaliknya manusia yang
dalam perbuatannya sering mengutamakan kepentingan pribadinya dari pada
kepentingan umum dapat dinilai sebagai manusia yang memiliki tanggung jawab
sosial yang rendah.
Mahasiswa diwajibkan mengontrak Mata Kuliah Dasar Umum (MKDU) yang
terdiri atas Pendidikan
Pancasila (P P), Pendidikan Agama (PA), Pendidikan
Kewiraan (PK)? dan mata kuliah pilihan seperti Ilmu Sosial Dasar (ISD), Ilmu Budaya
Dasar (IBD) dan Ilmu Alambh Dasar (IAD). Tujuan MKDU, adalah para mahasiswa
diharapkan menjadi warga negara yang mau dan mampu mengabdikan keahliannya
untuk kepentingan masyarakat dan umat manusia pada umumnya serta memiliki
kesetiakawanan sosial dan tanggung jawab kepada bangsa dan negara pada
khususnya. Dengan kata lain mahasiswa-mahasiswa yang telah menyelesaikan MKDU
banyak memperhatikan masalah kemasyarakatan turut berpartisipasi dalam
menanggulangi masalah-masalah termaksud. Dalam situasi seperti ini mahasiswa
dihadapkan kepada dua kepentingan yaitu kepentingan umum dan kepentingan
pribadi.
Sehubungan dengan hal itu masalah penelitian pada kesempatan ini adalah :
"Berapa besar kontribusi MKDU terhadap tanggung jawab sosial para mahasiswa
IKIP Bandung ?". Hasil penelitian ini bermanfaat bagi lembaga pendidikan terkait dan
para dosen MKDU sebagai bahan evaluasi dalam upaya meningkatkan kualitas
tanggung jawab sosial para mahasiswa.
Penelitian yang dilakukan pada bulan Mei 1995 terhadap mahasiswa IKIP
Bandung menunjukkan bahwa kontribusi MKDU terhadap tanggung jawab sosial
sebesar 16 %. Hal ini berarti kontribusi terhadap tanggungjawab sosial dari faktor lain
yang tidak diukur sebesar 84 %. Manusia sebagai mahluk sosial berada dalam
lingkungan yang mempengaruhi kehidupannya, Oleh karena itu perilaku manusia
dalam pergaulan sehari-hari merupakan perwujudan pengaruh lingkungan pada masa
yang lalu, sekarang dan harapan-harapannya dimasa yang akan datang.
Selanjutnya dalam penelitian ini ditemukan bahwa P P tidak berakibat
langsung terhadap tanggung jawab sosial, tetapi pendidikan agama dan pendidikan
kewiraan berakibat langsung terhadap tanggung jawab sosial. Dengan demikian dapat
diketahui bahwa pendidikan agama dan pendidikan kewiraan menyebabkan tinggi
rendahnya tanggung jawab sosial mahasiswa. Di lain pihak pendidikan moral
pancasila berakibat tidak langsung terhadap tanggung jawab sosial, Artinya nilai-nilai
pancasila akan menyebabkan peningkatan kualitas tanggung jawab sosial melalui
pendidikan lain atau kegiatan lain. Sebaliknya ilmu sosial dasar dalam penelitian ini
menunjukkan bahwa kualitas tanggung jawab sosial berakibat langsung terhadap
indeks prestasi ISD seorang mahasiswa. Dan yang cukup menarik perhatian dari hasil
penelitian ini ternyata kegiatan mahasiswa dalam berbagai program organisasi
kemahasiswaan seperti Senat Mahasiswa Institute Fakultas dan Himpunan Mahasiswa
Jurusan serta Unit Kegiatan Mahasiswa, menunjukkan akibat yang positip terhadap
tanggung jawab sosial mahasiswa. Mahasiswa yang aktif dalam kegiatan
kemahasiswaan berada dalam lingkungan sosial yang menuntut tanggung jawab
kepada setiap orang sesuai dengan perannya masing-masing.
Makna dari hasil penelitian ini memberikan implikasi bahwa partisipasi
mahasiswa dalam program kegiatan ekstra-kurikuler memperkuat pertumbuhan dan
perkembangan tanggung jawab sosial mahasiswa. Oleh karena itu partisipasi
mahasiswa dalam program kegiatan ekstra-kurikuler dalam suasana edukatip dan
religius agar dipertahankan keberadaannya bahkan civitas akademika supaya lebih
banyak dilibatkan dalam kegiatan organisasi kemahasiswaan guna memanfaatkan
pengaruh interaksi sosial secara maksimal. Selain dari itu kegiatan mahasiswa pada
waktu kuliah MKDU berlangsung dosen lebih banyak mengangkat masalah-masalah
sosial yang sedang hangat di masyarakat menjadi topik bahasan. Pemecahan masalah
dengan menggunakan berbagai pendekatan dan metode akan mendorong setiap
mahasiswa mengaktualisasikan dirinya, sehingga menemukan jati dirinya sebagai
warga negara Indonesia yang bertanggungjawab terhadap bangsa dan negara.
u
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR
UNGKAPAN RASA TERIMA KASIH
vi
DAFTAR ISI
IX
DAFTAR BAGAN
XI
DAFTAR TABEL
BAB I
II
xn
PENDAHULUAN
{
A. Latar Belakang Penelitian
B. Perumusan Masalah
C. Anggapan Dasar dan Hipotesis
D. Difinisi Operasional
E. Tujuan Penelitian
F. Manfaat Penelitian
1
10
13
15
20
22
LANDASAN TEORITIS TENTANG KONTRIBT 1ST MKDTI
TERHADAP TANGGUNG JAWAB SOSIAL
23
A. Hakekat Pendidikan Umum
B. Pendidikan Umum dan Pendidikan Liberal
C. Wilayah dan Tujuan Pendidikan Umum
D. Pendidikan Umum dan Tanggung jawab Sosial
1. Hakekat Tanggung Jawab
23
36
38
42
42
2. Mahasiswa sebagai Warga Negara Yang Bertanggung
Jawab
49
3. Pendidikan Umum, Kegiatan Ekstra-kurikuler dan
Tanggung Jawab Sosial
E. Peran MKDU/Pendidikan Umum dalam Pembinaan
Tanggung jawab Sosial Mahasiswa
IX
70
79
BAB III
BAB IV
BAB
V
PROSEDUR PENELITIAN
85
A. Metode Penelitian
B. Populasi dan Sampel
85
86
C. Pengembangan Alat Pengumpul Data
D. Teknik Mengumpulkan dan Menganalisis Data
86
96
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
102
A. Hasil Pengolahan dan Analisis Data
B. Pembahasan Hasil Penelitian
C. Diskusi Temuan
102
127
130
KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
140
A. Kesimpulan
B. Implikasi
C. Rekomendasi
140
146
151
KEPUSTAKAAN
163
DAFTAR LAMPIRAN
167
RTWAYATHIDUP.
LAMPIRAN - LAMPIRAN ( Dalam Buku Tersendiri ).
DAFTAR BAGAN
Bagan
Halaman
11
Paragdigma Penelitian
12
1.2
IPKMKDU
17
1.3
Katagori Tanggung jawab Sosial
18
XI
DAFTAR TABEL
Tabel
Halaman
3-01
Penyebaran Sampel Asal Fakultas
g6
302
Kisi-kisi Tanggung Jawab Sosial
3.03
Kisi-kisi Tanggung jawab Sosial Sub Variabel &Indikator ..
91
304
Sebaran Aspek Tanggung Jawab Sosial
95
401
kurikiir1
MaHaSiSWa dakm Ke«iatan Pr°8^am EkstraUn " Cr
90
103
402
4-03
404
4-05
406
407
IPK MKDU Mahasiswa IKIP Bandung
ipk MKDU Mahasiswa Aktivis
IPK MKDU Mahasiswa Non-Aktivis
Tanggung Jawab Sosial Mahasiswa IKIP Bandung
Tanggung Jawab Sosial Mahasiswa Aktivis
Tanggung Jawab Sosial Mahasiswa Non-Aktivis
i06
106
]07
109
!10
1]0
4.08
Presentase Penyebaran Keseluruhan Sampel Berdasarkan
1mggi Rendahnya Tanggung jawab Sosial dan IPK MKDU .
112
4.09
Penyebaran Sampel berdasarkan Kelompok Mahasiswa
^•7; m^S' Tinggl Renda«nya Tanggung jawab
Sosial dan IPK MKDU
xn
4.10
Presentase Penyebaran Sampel Berdasarkan Kelompok
Mahasiswa, Tinggi Rendahnya Tanggung jawab Sosial dan
IPK MKDU
114
4.11
Rangkuman Pengujian Normalitas Distribusi
116
4.12
Hasil Pengujian Signifikansi dan Linieritas Regresi Yatas X
118
4.13
Korelasi IPK MKDU-Tanggung jawab Sosial-Partisipasi
Mahasiswa Dalam Program Kegiatan Ekstra-kurikuler
4.14
121
Efek langsung maupun tidak lanngsung dari setiap variabel
terhadap Tanggung jawab Sosial
xin
124
BAB I
PENDAHULUAN
A* Latar Belakang Penelitian
Mahasiswa di perguruan tinggi memperoleh kesempatan yang luas dalam
melaksanakan program studinya. Pimpinan perguruan tinggi yang bersangkutan
berupaya menciptakan suasana proses belajar yang baik yang menunjang terhadap
keberhasilan studi mahasiswa. Keberhasilan studi ini tidak terbatas pada ke-
berhasilan mahasiswa memiliki keterampilan dan menguasai disiplin ilmu tertentu
saja, melainkan mereka diharapkan memiliki wawasan pengetahuan yang lebih
luas, memiliki sikap kesetiakawanan sosial dan memiliki tanggung jawab kepada
bangsa dan negara (IKIP Bandung, MKDU, 1983 : 8).
Bila mahasiswa telah lulus dari pendidikan tinggi, diharapkan arif, bijak dan
peka terhadap masalah yang muncul dalam kehidupan bermasyarakat. Hal ini
sejalan dengan tujuan MKDU yang tertera dalam kurikulum Inti MKDU (SK.
DIKTI, No. 32/DJ/Kep/1983), yaitu lulusan perguruan tinggi diharapkan dapat
menghasilkan sarjana yang disamping cakap dan ahli di dalam bidang yang ditekuninya, juga mau dan mampu mengabdikan keahliannya itu untuk kepentingan
masyarakat khususnya dan umat manusia pada umumnya.
1
Tujuan itu mengisyaratkan, bahwa manusia dituntut untuk memiliki tanggung
jawab sosial.
Manusia dalam kehidupannya berperan ganda. Manusia sebagai mahluk
individu dan sebagai mahluk sosial. Oleh karena itu dalam kehidupannya sehari-
hari manusia sering dihadapkan kepada dua kepentingan yang berbeda, yaitu ke
pentingan pribadi dan kepentingan orang lain, kepentingan kelompoknya atau
kepentingan umum yang menuntut keputusan segera. Keputusan manapun yang
diutamakan dari dua kepentingan yang berbeda tentu mengandung risiko. Oleh
karena itu diharapkan keputusan yang diambil berdasarkan alasan yang dapat dipertanggungjawabkan. Alasan itu berdasarkan pertimbangan nilai-nilai, dan norma
-norma yang dimilikinya serta pertimbangan tentang kemungkinan dampak yang
akan terjadi pada dirinya, orang lain, dan masyarakat pada umumnya. Demikian
pula perhitungan baik dan buruknya, untimg dan ruginya perlu dilakukan sebelum
keputusan itu diambil, sehingga manusia dapat mengambil keputusan yang me
ngandung risiko yang terkecil baik bagi dirinya, maupun bagi lingkungannya.
Keputusan yang diambil dapat dipakai sebagai salah satu gambaran tentang kecenderungan tanggung jawab sosial manusia yang bersangkutan. Mahasiswa yang
menentukan keputusannya mengutamakan pada kepentingan pribadinya dinilai a
sosial (tidak memiliki/rendah tanggung jawab sosialnya). Sebaliknya mahasiswa
yang mengutamakan kepentingan umum sebagai dasar keputusannya, ia dinilai
memihki kepedulian sosial atau dikategorikan sebagai mahasiswa yang memiliki
tanggung jawab sosial yang diharapkan.
Pendidikan umum yang materinya dituangkan dalam Mata Kuliah Dasar
Umum (MKDU) merupakan komponen formal dalam kurikulum perguruan tinggi
dan menunjang terhadap pembentukan kepribadian dan kompetensi profesional
seorang lulusan perguruan tinggi, yang merupakan persiapan bagi mahasiswa
dalam memasuki kehidupan masyarakat. Pendidikan umum adalah pendidikan
yang sifatnya cukup luas dan mendalam, sehingga manusia dengan penuh
tanggung jawab dapat mengatasi segala masalah dan dapat melaksanakan tugas
sebaik-baiknya. Pendidikan yang luas dan mendalam ini membuat manusia lebih
percaya din, tidak mudah terganggu oleh perasaan cemas dalam menghadapi ber
bagai peristiwa dan masalah. Pendidikan umum bagi semua orang, karena peserta
didik dilihat dari seluruh kehidupannya sebagai manusia dan warga negara yang
bertanggung jawab. Sehubungan dengan hal itu peserta didik perlu memperoleh
pendidikan yang mencakup keseluruhan secara utuh, karena peserta didik di-
pandang sebagai manusia seutuhnya. Eksistensi manusia di masyarakat dan pe
ngaruh ilmu pengetahuan dan teknologi terhadap manusia tidak dapat dihindari ke-
terkaitannya. Oleh karena itu pembelajaran perlu mengandung dua aspek, yaitu
aspek kemanusiaan dan aspek ilmu pengetahuan dan teknologi. Kedua aspek pem
belajaran itu terdiri atas natural science, social science dan humaniora. MKDU
sebagai pendidikan umum berfungsi mempersiapkan peserta didik dalam menghadapi berbagai masalah di masyarakat yang demokratis seperti kebijakan
pemenntah mengenai urusan dalam negeri dan luar negeri, kepemimpinan poiitik
dan hubungan pribadi dengan lingkungan (Mc Connel, Nelson B. Henry, 1952 :4).
Sehubungan dengan hal itu, maka semua mahasiswa diwajibkan mengikuti
MKDU dalam upaya membina dan menanamkan rasa tanggung jawab sosialnya,
yaitu melalui materi-materi yang terdapat pada mata kuliah Pendidikan Agama,
Pendidikan Pancasila, Pendidikan Kewiraan, Ilmu Alamiah Dasar, Ilmu Budaya
Dasar, Ilmu Sosial Dasar. Mereka mengkaji berbagai masalah kehidupan ditinjau
dan nilai-nilai agama dan yang lainnya yang terdapat dalam MKDU. Mereka dirangsang, agar berupaya untuk dapat mengerti tentang latar belakang masalah itu
timbul dan agar dapat mengambil keputusan dari berbagai pilihan sebagai jalan keluar dari masalah yang dihadapinya. Pada situasi demikian kualitas tanggung
jawab si pengambil keputusan diuji. Oleh karena itu setiap mahasiswa yang telah
mengikuti MKDU diharapkan mampu memecahkan berbagai masalah yang di
hadapinya. Kesulitan berikut akan muncul pada waktu menentukan salah satu
pilihan dari berbagai pilihan yang dihadapinya, apakah si pengambil keputusan
(mahasiswa) memetingkan kepentingan pribadi/kelompok atau kepentingan
masyarakat. Seharusnya mahasiswa yang telah mengikuti MKDU dapat me-
lepaskan diri dari berbagai kepentingan pribadi atau kelompok dengan prinsip
mendahulukan kepentingan umum (masyarakat). Hal ini sangat penting, agar
anggota masyarakat tidak menjadi korban manusia yang mementingkan dirinya
sendiri atau kelompoknya. Bila mahasiswa mampu mengaktualisasikan dirinya
dalam arti kata mampu mendahulukan kepentingan umum dari pada kepentingan
pribadi/golongan itu menunjukkan bahwa mahasiswa tersebut dapat dimasukkan
ke dalam kategori mahasiswa yang telah memiliki tanggung jawab sosial.
Mahasiswa dan lulusan perguruan tinggi sebaiknya memiliki tanggung jawab sosial
yang tinggi, sebab mereka biasanya memiliki kemampuan lebih tinggi dan
wawasan yang lebih luas dibandingkan dengan yang tidak memperoleh pendidikan
di perguruan tinggi. Oleh karena itu mereka yang telah memperoleh pendidikan di
perguruan tinggi diharapkan memiliki jiwa yang penuh pengabdian dan memiliki
tanggung jawab kepada bangsa dan negara lebih tinggi dibandingkan dengan
merska yang tidak memperoleh kesempatan menikmati pendidikan di perguruan
tinggi. Itulah sebabnya rasa tanggung jawab sosial patut menjadi ciri insan yang
memperoleh pendidikan di perguruan tinggi.
Pendidikan umum (MKDU) sangat berperan dalam pembinaan rasa
tanggung jawab sosial mahasiswa. Rasa tanggung jawab sosial mahasiswa
merupakan perwujudan nilai-nilai yang telah dimilikinya dan merupakan perangkat
moralitas yang paling abstrak. Tujuan pendidikan umum pada intinya membina
manusia yang terdidik, warga negara yang baik dan bertanggungjawab. Warga
negara yang baik adalah warga negara yang peduli terhadap masalah-masalah
sosial-ekonomi, sosial-politik, sosial-budaya, pertahanan keamanan dan agama.
Untuk itu ia dituntut memiliki berbagai kemampuan, antara lain kemampuan ber-
pikir efektit berpikir komunikati£ daya penyesuaian yang tepat, dan mampu
membeda-bedakan nilai, sehingga mampu menjadi pribadi yang memuaskan, keanggotaan dalam masyarakat yang berbahagia dan produktif serta menjadi warga
negara yang bertanggungjawab.
Selanjutnya mahasiswa diharapkan memiliki wawasan komprehensip dan
mampu mengadakan pendekatan secara integral dalam bersikap terhadap
permasalahan kehidupan sosial-ekonomi, sosial-budaya, sosial-politik, keamanan,
pertahanan, agama.
Namun penanaman tanggung jawab sosial khususnya tidak cukup hanya
mengandalkan pengkajian kehidupan selama mengikuti MKDU saja, tetapi perlu
dilengkapi dengan berbagai kegiatan yang akan memperkaya pengalaman dalam
situasi yang penuh tantangan.
Sehubungan dengan hal itu dalam kurikulum IKIP Bandung khususnya
mahasiswa diwajibkan mengikuti Kuliah Kerja Nyata (KKN) dengan harapan akan
menemukan pengalaman baru dalam berbagai masalah kehidupan di masyarakat.
Dalam situasi kehidupan nyata di masyarakat mereka diharapkan mampu
membantu memecahkan masalah yang dihadapi masyarakat setempat. Selain dari
itu di setiap perguruan tinggi mahasiswa diberi kesempatan untuk menyalurkan
minat dan bakatnya dalam kegiatan kampus. Bagi mereka yang aktip dalam
berbagai kegiatan kampus akan menemukan berbagai pengalaman yang turut
melengkapi dan memperkuat penanaman tanggung jawab sosial khususnya. Hal ini
sejalan dengan pendapat M. Rush (1985:218) bahwa kegiatan non akademik dapat
membantu proses pendewasaan para mahasiswa yang memiliki tanggung jawab
kepada masyarakat.
Kegiatan kampus yang dapat diikuti para mahasiswa terdiri atas kegiatan
organisasi mahasiswa dan unit kegiatan mahasiswa. Kegiatan organisasi
mahasiswa terdiri atas kegiatan yang dilakukan oleh Himpunan Mahasiswa
Jurusan, Senat Mahasiswa Fakultas, Senat Mahasiswa Institut atau Universitas dan
Badan Pertimbangan Mahasiswa. Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) yang terdiri
atas berbagai kegiatan mahasiswa antara lain kegiatan kerohanian, kegiatan sosial
atau pengabdian kepada masyarakat, olahraga, kesenian, radio, donor darah,
palang merah, kursus baca Al Qur'an, dan kursus komputer.
Organisasi kemahasiswaan di perguruan tinggi dimaksudkan sebagai
wahana dan sarana pengembangan diri mahasiswa ke arah perluasan wawasan
serta integritas kepribadian (Menteri P&K, SK. No. 0457/U/1990). Hal ini sependapat dengan Edward F. Voltemer (1979:17) bahwa organisasi kemahasiswaan
bermanfaat terutama dalam pembinaan disiplin dan tanggungjawab, baik tanggung
jawab pribadi maupun tanggung jawab sosialnya.
Namun demikian nampaknya tidak semua mahasiswa benmnat untuk
memanfaatkan kemudahan-kemudahan yang tersedia di kampus. Oleh karena itu
ada mahasiswa yang aktip dalam kegiatan kampus, bahkan ada mahasiswa yang
mengikuti lebih dari satu kegiatan. Namun sebaliknya ada mahasiswa yang tidak
aktip dalam kegiatan yang disediakan itu, ia hanya aktip dalam kegiatan akademik
saja. Biasanya mahasiswa yang aktip disebut "mahasiswa aktivis" atau "aktivis".
Mereka terdiri atas para pimpinan dan anggota pengurus organisasi ke
mahasiswaan. Mereka melaksanakan program kerja yang mereka sepakati bersama
baik program non akademik maupun kegiatan yang menunjang kegiatan akademik.
Mereka menyisihkan sebagian waktunya untuk kepentingan organisasi dan
khususnya organisasi kemahasiswaan. Bahkan sering kali sebagian besar waktunya
tersita oleh partisipasinya dalam program kegiatan kemahasiswaan itu.
Berbicara tentang kegiatan kemahasiswaan, ada beberapa kasus yang pernah
dilakukan mahasiswa IKIP Bandung, antara lain penyuluhan kebersihan di desa
kumuh Kotamadya Bandung, Taman Kanak-kanak Pendidikan Al Qur'an di desa
Margasari Kotamadya Bandung, dan Taman Kanak-kanak Keliling bagi anak-anak
yang orang tuanya tidak sanggup memasukkan anaknya ke Taman Kanak-kanak
biasa dapat dinilai sebagai tanggung jawab mahasiswa terhadap berbagai masalah
di masyarakat yang memerlukan bantuan. Mereka merasa terpanggil untuk
berperan dalam menanggulanginya, kalau ada masalah di masyarakat. Begitu juga
dalam hal rencana pemerintah mengubah jam sekolah dari jam 07.00 sampai
dengan jam 13.00, enam hari sekolah menjadi jam 07.00-15.30, lima hari sekolah.
Dalam situasi demikian mahasiswa IKIP Bandung tampil untuk mengajukan usul
kepada pemerintah melalui dialog dengan anggota DPR RI di Jakarta, agar rencana
termaksud ditinjau kembali. Mereka berpendapat bahwa sarana dan pra-sarana
sekolah untuk menunjang pelaksanaan sekolah lima hari itu belum siap (HU. PR.,
13-10-1994).
Pemberitaan tentang kegiatan kemahasiswaan IKIP Bandung memberi
kesan, bahwa mahasiswa IKIP Bandung umumnya telah memiliki tanggung jawab
sosial yang cukup menggembirakan. Andai kata hal ini benar, bukan hal yang tidak
mungkin, bahwa hal ini berkat bimbingan dan binaan IKIP Bandung dengan segala
upayanya. Upaya yang dimaksud adalah pembinaan melalui MKDU, KKN dan
berbagai kegiatan organisasi kemahasiswaan di kampus yang edukatip dan
relegius.
Sehubungan dengan hal itu kesempatan dalam penelitian ini ingin diketahui
apakah betul tanggung jawab sosial tersebut merupakan kontribusi dari MKDU.
Selain dari itu ingin diketahui pula, apakah terdapat perbedaan tanggung jawab
sosial antara kelompok mahasiswa aktivis dan non-aktivis.
10
B. Perumusan Masalah
MKDU (SK DIKTI, P&K RL No. 32/DJ/Kep/1983) ditetapkan sama untuk
semua perguruan tinggi dan diarahkan untuk bersama-sama dengan komponen
Mata Kuliah Keahlian untuk menghasilkan sarjana yang di samping cakap dan ahli
di dalam bidang yang ditekuninya, juga mau dan mampu mengabdikan
keahliannya itu untuk kepentingan masyarakat Indonesia dan umat manusia.
Selanjutnya MKDU diarahkan untuk melengkapi pembentukan keahlian bidang
tersebut dengan pengembangan kehidupan pribadi yang memuaskan, keanggotaan
keluarga yang berbahagia, dan kewargaan masyarakat yang produktif serta k^
warganegaraan yang bertanggungjawab. Hal ini sejalan dengan tujuan pendidikan
nasional yang tertuang dalam U.U.S.P.N, No. 2, Th. 1989, bahwa pendidikan
nasional bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia
Indonesia, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha
Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan
jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung
jawab kemasyarakatan dan kebangsaan. Pendidikan nasional juga harus mampu
menumbuhkan dan memperdalam rasa cinta tanah air dan rasa kesetiakawanan
sosial. Sejalan dengan itu dikembangkan iklim belajar dan mengajar yang dapat
menumbuh kembangkan rasa percaya diri serta sikap dan perilaku yang inovatif
dan kreatif. Dengan demikian pendidikan nasional akan mampu mewujudkan
11
manusia-manusia pembangunan yang dapat membangun dirinya sendiri serta
secara bersama-sama bertanggungjawab atas pembangunannya. Khusus mengenai
pendidikan di perguruan tinggi agar dikembangkan dan diarahkan untuk mendidik
mahasiswa supaya mampu meningkatkan daya penalaran, menguasai ilmu
pengetahuan dan teknologi berjiwa penuh pengabdian serta memiliki rasa tanggung
jawab besar terhadap masa depan bangsa dan negara.
Materi MKDU tersebar dalam enam semester. IKIP Bandung telah berupaya
menciptakan iklim belajar yang menumbuhkembangkan rasa percaya diri serta
sikap dan perilaku yang inovatif kreatif antara lain dengan menciptakan kampus
yang edukatip dan religius. Iklim belajar termaksud diperoleh mahasiswa baik
dalam kegiatan kurikuler maupun kegiatan ekstra-kurikuler. Namun tidak semua
mahasiswa memanfaatkan kegiatan ekstra-kurikuler. Hal ini akan berdampak pada
kedua kelompok mahasiswa yang berbeda terhadap tanggung jawab sosialnya.
Mengacu pada uraian tersebut di atas, maka diduga mahasiswa yang telah
mengikuti MKDU (pendidikan umum) terlebih-lebih mahasiswa aktivis memiliki
tanggung jawab sosial yang berbeda dibandingkan dengan mahasiswa non aktivis.
Oleh karena itu sebagai titik awal studi ini berangkat dari satu pertanyaan yaitu
"Bagaimanakah kontribusi MKDU terhadap tanggung jawab sosial mahasiswa
IKIP Bandung ?". Pertanyaan ini ditujukan kepada mahasiswa aktivis maupun
mahasiswa non aktivis.
12
Masalah pokok ini dirinci melalui pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut:
1. Bagaimanakah korelasi antara IPK MKDU, partisipasi mahasiswa dalam
program kegiatan ekstra-kurikuler dengan tanggung jawab sosial mahasiswa
IKIP Bandung ?.
2. Adakah perbedaan IPK MKDU dan tanggung jawab sosial antara mahasiswa
aktivis dengan mahasiswa non-aktivis ?.
3. Apakah MKDU, partisipasi mahasiswa dalam program ekstra kurikuler
penyebab langsung terhadap tinggi rendahnya tanggung jawab sosial mahasiswa
IKIP Bandung ?.
Berdasarkan permasalahan yang hendak diteliti, maka paradigma penelitian adalah
sebagai berikut ini.
BAGAN LI
PARADIGMA PENELITIAN
Keterangan
MKDU
=
MATA KULIAH DASAR UMUM
PKE
=
PROGRAM KEGIATAN EKSTRAKURIKULER
TJS
-
TANGGUNG JAWAB SOSIAL
13
Sehubungan dengan hal itu dalam penelitian ini akan diketahui kontribusi MKDU
terhadap tanggung
jawab sosial dan Partisipasi Mahasiswa dalam Program
Kegiatan Ekstra-kurikuler terhadap Tanggung jawab Sosial. Begitu juga kontribusi
MKDU melalui partisipasi mahasiswa dalam program kegiatan ekstra-kurikuler
terhadap tanggung jawab sosial mahasiswa IKIP Bandung.
C. Anggapan Dasar dan Hipotesis
1. Anggapan Dasar
Selama mahasiswa mengikuti kurikulum dalam upaya menyelesaikan
studi di perguruan tinggi mereka bergaul dengan sivitas akademika baik di
kampus maupun di luar kampus. Setiap perguruan tinggi khususnya IKIP
Bandung menawarkan pelbagai kegiatan ekstra-kurikuler kepada para
mahasiswanya. Dalam hal ini para mahasiswa ada yang memanfaatkannya
dengan sebaik-baiknya ada juga yang tidak peduii. Oleh karena itu para
mahasiswa itu dapat dibagi dua kelompok atas dasar aktivitas mereka dalam
program ekstra-kurikuler, yaitu kelompok mahasiswa aktivis dan non aktivis.
Sehubungan dengan hal itu maka peneliti mempunyai anggapan dasar sebagai
berikut:
a. Mahasiswa yang memiliki IPK MKDU tinggi akan aktif dalam program
kegiatan ekstra-kurikuler, karena pelbagai teori konsep-konsep, hasil diskusi
14
yang diperoleh pada waktu mengikuti sub mata kuliah dalam MKDU
mendorong mereka untuk mengalaminya secara langsung. Pengalaman di
lapangan ini melatih mereka berbagai keterampilan berpikir sistematis,
rasional dan bertenggang rasa, sehingga akan mampu mengambil keputusan
yang cepat dan tepat.
b. Pengetahuan yang mereka peroleh akan menunjang bahkan memperkokoh
peningkatan kualitas keputusan yang diambil, sehingga segala akibatnya
dapat dipertanggungjawabkan terutama tanggung jawab kepada bangsa dan
negara dengan dasar ke-Tuhanan Yang Maha Esa.
c. Para mahasiswa yang aktif dalam berbagai kegiatan ekstra-kurikuler akan
memperoleh lebih banyak pelbagai pelatihan terutama latihan berpikir kritis,
konstruktif dan latihan pengendalian emosi. Dengan demikian dalam ber
bagai situasi kritis sekalipun mahasiswa aktivis memiliki stabilitas emosi,
tenggang rasa, sehingga mampu mengambil keputusan yang cepat dan tepat.
d. Mahasiswa yang memiliki IPK MKDU tinggi akan tinggi pula kuantitas dan
kualitas partisipasinya dalam program kegiatan ekstra-kurikuler, sehingga
mereka akan memiliki tanggung jawab sosial yang tinggi pula. Hal ini di
sebabkan sumbangan IPK MKDU dan aktivitas dalam program ekstrakurikuler cukup besar terhadap kualitas tanggung jawab sosial mahasiswa.
15
e. Para mahasiswa dalam kehidupan sehari-hari memiliki berbagai peran
seperti di kampus dia sebagai peserta didik yang sedang menuntut ilmu, di
masyarakat sebagai warga negara dan di dalam keluarga sebagai anggota
keluarga. Setiap lingkungan baik kampus, masyarakat dan keluarga
memberikan kontribusi dalam hal tanggung jawab sosial mereka pada
khususnya.
2. Hipotesis
Atas dasar asumsi atau anggapan dasar peneliti itu maka dapat
diturunkan lima hipotesis yang akan dibuktikan melalui penelitian ini. Hipotesis
termaksud adalah sebagai berikut:
a. Terdapat korelasi yang signifikan antara IPK MKDU, partisipasi mahasiswa
dalam program kegiatan ekstra-kurikuler dengan tanggung jawab sosial
mahasiswa.
b. MKDU berkontribusi terhadap Tanggung jawab Sosial para mahasiswa IKIP
Bandung.
c Terdapat perbedaan IPK MKDU dan Tanggunng jawab sosial antara
mahasiswa aktivis dan mahasiswa non-aktivis.
d. MKDU dan Partisipasi Mahasiswa dalam Program Kegiatan Ekstrakurikuler secara bersama berkontribusi terhadap Tanggung jawab Sosial
mahasiswa IKIP Bandung.
16
e. MKDU, partisipasi mahasiswa dalam program kegiatan ekstra-kurikuler
penyebab langsung terhadap tinggi rendahnya tanggung jawab sosial
mahasiswa IKIP Bandung.
D. Difinisi Operasional
Penelitian ini meliputi tiga variabel, yaitu (1) MKDU sebagai Pendidikan
Umum, (2) Tanggung jawab sosial Mahasiswa, dan (3) Aktivitas/Partisipasi
Mahasiswa dalam Program Kegiatan Ekstra-kurikuler.
Untuk memudahkan pemahaman terhadap setiap variabel, maka difinisi
operasionalnya sebagai berikut:
1. IPK MKDU
MKDU dimaksudkan dalam studi ini adalah nilai rata-rata yang diperoleh
mahasiswa dari mata kuliah Pendidikan Agama, Pendidikan Kewiraan,
Pendidikan Pancasila, Ilmu Budaya Dasar, Ilmu Sosial Dasar/Ilmu Alamiah
Dasardiwujudkan dalam bentuk Indeks Prestasi Komulatif (IPK).
Berdasarkan Pedoman Akademik IKIP Bandung 1994-1996, kriteria Indeks
Prestasi Komulatif (IPK) yang diraih mahasiswa pada setiap semester digunakan oleh pembimbing akademik sebagai patokan dalam memberi per-
setujuan terhadap jumlah SKS yang diajukan mahasiswa untuk kontrak kredit
pada semester berikutnya. Patokan yang dimaksud adalah sebagai berikut:
s/d 2.00
dapat mengambil maksimal 16 SKS
17
2.00 s/d 3.00
dapat mengambil maksimal 20 SKS
3.00 s/d 4.00
dapat mengambil 21 SKS atau lebih
(dengan persetujuan Dekan)
Berdasarkan patokan itu untuk keperluan penelitian ini IPK MKDU dibagi
tiga katagori, yaitu yang masuk katagori tinggi dengan IPK MKDU 3,10 - 4,00,
sedang antara 2,10-3,00; dan rendah 2,00 ke bawah. Untuk mengelompokkan
prestasi mahasiswa dalam MKDU tersebut digunakan sebagai patokan seperti yang
terdapat pada bagan berikut ini.
BAGAN 1.2
BAGAN KATAGORI IPK MKDU
KATAGORI
INDEK PRESTASI (IP)
Tinggi
3,10
s/d
4,00
Sedang
2,10
s/d
3,00
s/d
2,00
Rendah
2. Tanggung jawab Sosial
Yang dimaksud dengan tanggung jawab sosial mahasiswa dalam
penelitian ini adalah mahasiswa yang memiliki disiplin, kepekaan, rasa me
miliki, kesediaan berkorban demi kepentingan umum. Mahasiswa yang me
miliki disiplin adalah mahasiswa yang taat pada peraturan yang berlaku dan
mengingatkan kepada orang lain untuk mentaati peraturan. la menganggap
18
suatu pelanggaran terhadap aturan akan merusak ketertiban umum yang akan
merugikan anggota masyarakat itu sendiri.
Mahasiswa yang memiliki "rasa memiliki" adalah mahasiswa yang
menganggap harta benda milik negara atau milik siapa pun yang penggunaan-
nya telah dipakai untuk kepentingan umum adalah milik bersama yang patut
atau wajib dijaga dan dipelihara oleh setiap warga negara.
Mahasiswa yang memiliki kepekaan dan kepedulian terhadap masalah
kemasyarakatan adalah mahasiswa yang selalu merasa terpanggil untuk berbuat
baik demi kepentingan umum sesuai dengan kemampuannya, dan bila
diperlukan demi kepentingan umum bersedia berkorban moril maupun materil
tanpa pamrih.
Untuk keperiuan penelitian ini tanggung jawab sosial mahasiswa dibagi
tiga kelompok, yaitu tinggi, sedang dan rendah sesuai dengan skor yang
diperoleh dari angket tanggung jawab sosial, dengan patokan seperti yang
tertera pada bagan 1.3 sebagai berikut:
BAGAN 1.3
BAGAN KATAGORI TANGGUNG JAWAB
SOSIAL
KATAGORI
RENTANG SKOR
Tinggi
(X + 0,75 S) - lebih
Sedang
(X-0,75 S) s/d (X+0,75 S)
Rendah
j s/d(X-0,75S)
19
3. Mahasiswa Aktivis dan Mahasiswa Non-Aktivis
IKIP Bandung khususnya memberi peluang kepada para mahasiswanya
untuk memanfaatkan organisasi dan program kegiatan kemahasiswaan dalam
suasana kampus yang edukatip dan religius. Namun tidak semua mahasiswa
memanfaatkan kesempatan ini.
Sehubungan dengan hal itu dalam penelitian ini mahasiswa dibagi dua
golongan berdasarkan partisipasinya dalam program organisasi kemahasiswaan
sebagai berikut :
a. Mahasiswa aktivis adalah mahasiswa yang berpartisipasi dalam berbagai
program kegiatan ekstra-kurikuler. Program kegiatan mahasiswa termaksud
antara lain program kegiatan organisasi kemahasiswaan seperti Senat
Mahasiswa Institut, Senat Mahasiswa Fakultas, Himpunan Mahasiswa
Jurusan, Unit Kegiatan Mahasiswa yang terdiri atas kegiatan olahraga,
kesenian, kerohanian, keterampilan dan koperasi mahasiswa.
b. Mahasiswa non-aktivis adalah mahasiswa yang hanya memfokuskan diri
pada kegiatan-kegiatan kurikuler atau kegiatan yang diwajibkan saja dan
tidak melibatkan diri dalam berbagai program kegiatan ekstra-kurikuler.
20
4. Program Kegiatan Ekstra-Kurikuler
Setiap perguruan tinggi memiliki organisasi kemahasiswaan; yaitu Senat
Mahasiswa Institut, Senat Mahasiswa Fakultas, Himpunan Mahasiswa Jurusan,
Badan Perwakilan Mahasiswa, Unit Kegiatan Mahasiswa (Kesenian, Olahraga,
Keterampilan, Keagamaan, Koperasi Mahasiswa) dan kegiatan kepanitian
(seminar, ceramah, pameran, bakti sosial bencana alam). Organisasi ini setiap
semester melaksanakan kegiatan sesuai dengan program yang telah dibuatnya.
Para mahasiswa memperoleh kesempatan menduduki jabatan dalam organisasi
kemahasiswaan tersebut selama masa bakti tertentu. Begitu juga para
mahasiswa memperoleh kesempatan dalam berbagai kegiatan yang insidental,
seperti kepanitiaan, seminar, pameran, pertandingan olahraga, pagelaran
kesenian, bulan donor darah dan Iain-lain.
E. Tujuan Penelitian
Mengacu kepada tujuan MKDU IKIP Bandung sebagai pendidikan umum,
bahwa lulusan perguruan tinggi tidak terbatas pada keberhasilan mahasiswa
memiliki dan menguasai disiplin tertentu saja tetapi diharapkan memiliki wawasan
pengetahuan yang lebih luas, memiliki sikap kesetiakawanan sosial dan memiliki
tanggung jawab kepada bangsa dan negara. Selain dari itu mereka berjiwa
Pancasila sehingga segala keputusannya serta tindakannya mencerminkan
21
pengamalan nilai-nilai Pancasila. Dan mereka memiliki wawasan yang luas,
kemampuan berpikir kritis, konstruktit kreatif inovatif serta memiliki integritas
kepribadian yang tinggi mendahulukan kepentingan nasional dan kemanusiaan.
IPK MKDU adalah hasil evaluasi dan merupakan gambaran daya serap
mahasiswa terhadap materi MKDU. Namun daya serap itu belum menjamin,
bahwa tujuan MKDU sebagai pendidikan umum sudah tercapai. Sehubungan
dengan hal itu dalam penelitian ini ingin diketahui gambaran tentang tanggung
jawab sosial mahasiswa IKIP Bandung yang telah menyelesaikan MKDU secara
keseluruhan dan kontribusinya terhadap tanggung jawab sosialnya.
Ada pun secara operasional penelitian ini bertujuan untuk :
1. Mengetahui korelasi baik antara IPK MKDU maupun antara Partisipasi
Mahasiswa dalam Program Kegiatan Ekstra-kurikuler dan Tanggung jawab
Sosial.
2. Mengetahui kontribusi baik MKDU maupun Partisipasi mahasiswa dalam
Program Kegiatan Ekstra-kurikuler terhadap tanggung jawab sosial mahasiswa
IKIP Bandung.
3. Mengetahui kontribusi MKDU bersama Partisipasi Mahasiswa dalam Program
Kegiatan Ekstra-kurikuler terhadap tanggung jawab sosial mahasiswa.
4. Mengetahui perbedaan baik IPK MKDU maupun tanggung jawab sosial antara
mahasiswa aktivis dan non-aktivis.
22
5. Mengetahui penyebab langsung kualitas tanggung jawab sosial mahasiswa IKIP
Bandung.
F. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi hal-hal
berikut ini:
1. Pembinaan dan peningkatan tanggung jawab sosial mahasiswa IKIP Bandung.
2. Masukan bagi IKIP khususnya yang berperan langsung dalam pembinaan
perluasan wawasan, tanggung jawab sosial mahasiswa.
3. Dalam kegiatan proses belajar mengajar MKDU sebagai pendidikan umum
dosen mampu mengembangkan keterpaduan pengetahuan teoritis dengan
pengalaman praktis dan nilai-nilai dalam peningkatan kualitas berfikir kritis,
kontrukti£ kreatif dan inovatifpara mahasiswa.
4. Peneliti yang berminat mengetahui faktor lain yang menjadi penyebab kualitas
tanggung jawab sosial mahasiswa khususnya. Hasil penelitian ini dapat
dijadikan penelitian awal untuk penelitian lebih lanjut
BAB III
PROSEDUR PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Sesuai dengan permasalahan dan tujuan penelitian yaitu memberi gambaran
tentang kontribusi MKDU terhadap tanggung jawab sosial mahasiswa IKIP
Bandung, maka metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
deskriptif. Dalam hal ini Sujana (1988:52) menyatakan bahwa metode deskriptif
digunakan apabila penelitian itu bertujuan mendiskripsikan atau menjelaskan
peristiwa atau kejadian yang ada pada masa sekarang. Lebih lengkap M. Nazir
(1985:64) mengungkapkan bahwa metode deskriptif tidak hanya menggambarkan
peristiwa atau kejadian saja, tetapi juga menerangkan hubungan, menguji hipotesahipotesa, membuat prediksi, serta mendapatkan makna dan implikasi dari suatu
masalah yang ingin dipecahkan.
Oleh karena itu studi ini tidak hanya mendiskripsikan saja, melainkan
menerangkan hubungan, menguji hipotesis, membuat prediksi, memberi makna
dan implikasi terhadap pemecahan masalah yang dihadapi, dalam hal ini
pembinaan tanggung jawab sosial mahasiswa IKIP Bandung.
85
86
B. Populasi dan Sampel
Populasi pada penelitian ini adalah seluruh mahasiswa IKIP Bandung yang
telah mengikuti MKDU. Penentuan sampel digunakan teknik random dengan cara
purposip. Jumlahnya 10 % dari populasi (Sanford. L dkk, 1982:60). Menurut
informasi dari BAAK IKIP Bandung mahasiswa yang telah menyelesaikan MKDU
sekitar 3000 orang. Dengan demikian jumlah sampel dalam penelitian ini sekitar
300 orang mahasiswa.
Dari 310 lembar angket yang diisi responden yang memenuhi persyaratan
sebanyak 265 lembar. Rinciannya dapat dilihat pada tabel 3.01
TABEL3.01
PENYEBARAN SAMPEL
BERDASARKAN ASAL FAKULTAS
Fakultas
Jumlah
Presentase
FPOK
45
FPTK
43
FPIPS
44
FPBS
44
FIP
45
FPMIPA
44
16,98 %
16,24 %
16,60%
16,60%
16,98%
16,60%
Jumlah
265
100 %
C. Pengembangan Alat Pengumpul Data
Alat pengumpul data dalam penelitian ini diklasifikasikan dalam variabel
yang terdiri atas : (1) IPK MKDU, (2) Tanggung jawab Sosial, (3)
Partisipasi/Aktivitas Mahasiswa dalam Program Kegiatan Ekstra-kurikuler.
87
1 Indeks Prestasi Komulatifdala Mata Kuliah Dasar Umum (IPK MKDU).
IPK MKDU yang terdiri atas indeks prestasi dari mata kuliah Pendidikan
Pancasila, Pendidikan Agama, Pendidikan Kewiraan, IBD, IAD/ISD, berupa
studi dokumentasi melalui BAAK IKIP Bandung. Pedoman studi dokumen
termaksud disusun sebagai berikut :
DAFTAR ISIAN DATA
IPK MKDU MAHASISWA IKIP BANDUNG
NO
FAKULTAS
P4
AGAMA
KEWIRAAN
ISD/IAD
IBD
IPK MKDU
001
002
dst
JULAH
RATA-RATA
2. Partisipasi mahasiswa dalam program kegiatan ekstra-kurikuler
Data tentang partisipasi/aktivis mahasiswa dalam program kegiatan
ekstra-kurikuler digunakan alat pengumpul yang dibuat dengan prosedur yang
disusun sebagai berikut:
DAFTAR ISIAN DATA
KEGIATAN MAHASISWA DALAM PROGRAM
EKSTRA-KURIKULER
SEMESTER
ORGANISASI
SENAT INST.
SENAT FAK.
BPM
HIMPUNAN
IKM
KEPANITIAAN
JUMLAH
1
2
3
4
5
6
7
8
SKOR
88
Kegiatan mahasiswa dalam program ekstra-kurikuler diatur dalam organisasi
kemahasiswaan. Organisasi kemahasiswaan di kampus ini terdiri atas organisasi
periodik dan organisasi insidental. Organisasi mahasiswa yang periodik
mempunyai masa bakti satu tahun seperti Senat Mahasiswa Institut/Fakultas,
Badan Perwakilan Mahasiswa (BPM), Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) dan
organisasi insidental bekerja menurut kebutuhan seperti kepanitiaan sebagai
penyelenggara pertandingan olahraga, perlombaan keseniaan atau seminar, loka
karya, pameran, bakti sosial dan Iain-lain. Di dalam organisasi termaksud setiap
mahasiswa yang terlibat menduduki jabatan tertentu, seperti ketua, wakil ketua,
sekretaris, wakil sekretaris, bendahara, wakil bendahara, ketua seksi, anggota,
peserta. Kegiatan ini berlangsung setiap semester. Dalam hal ini mahasiswa
diminta memberikan informasi jabatan yang pernah dialaminya pada setiap
semester dengan menulis angka sam untuk ketua/wakii, angka dua untuk
sekretaris, angka tiga untuk bendahara, angka dua untuk ketua seksi dan angka
satu untuk anggota dan peserta. Ada kemungkinan setiap semester mahasiswa
pernah menduduki jabatan yang sama seperti ketua atau sekretaris.
Kemungkinan lain pada setiap semester mahasiswa pernah menjabat berbagai
jabatan seperti ketua sekretaris dan bendahara. Setiap jabatan memiliki bobot
sesuai dengan berat ringannya tanggung jawab yang harus dipikulnya. Oleh
karena itu dalam penelitian ini pembobotannya dibagi lima skala. Bobot yang
89
paling besar adalah untuk jabatan ketua, kemudian sekretaris, diikuti bendahara
termasuk para wakilnya, yaitu mulai dari lima, empat, dan tiga, bagi ketua seksi
mendapat bobot dua, dan bagi anggota serta peserta mendapat bobot satu.
Pengelompokan mahasiswa aktivis dan non-aktivis berdasarkan skor
yang dicapai. Mahasiswa yang memperoleh skor di atas rata-rata masuk
kelompok aktivis dan yang memperoleh skor di bawah rata-rata masuk
kelompok mahasiswa non-aktivis.
3. Tanggung jawab Sosial
Alat pengumpul data tanggung jawab sosial yang dikembangkan dalam
penelitian ini melalui prosedur sebagai berikut:
a. Menyusun kisi-kisi instrumen (kuesioner)
Kisi-kisi instrumen disusun berdasarkan variabel, dan subvariabel serta
taktor dari setiap pernyataan yang menggambarkan dan memberi arah pada
pernyataan-pernyataan instrumen penelitian. Kisi-kisi instrumen yang dibuat
berhubungan dengan variabel tanggung jawab sosial dalam bentuk bagan
berisi uraian pernyataan variabel, sub-variabel dan faktor dapat dilihat pada
halaman berikut.
b. Menyusun butir-butir pernyataan
Butir-butir pernyataan di dalam instrumen rnengacu kepada kisi-kisi yang
telah dibuat serta berdasarkan pada variabel tanggung jawab sosial. Jumlah
90
butir pernyataan sebanyak 90 buah yang terdiri atas 45 buah berbentuk
pernyataan positifdan 45 buah pernyataan berbentuk pernyataan negatif.
c. Setiap butir pernyataan disusun dengan berpedoman pada skala yang
dikembangkan oleh Likert (Rochman, 1986:24).
TABEL 3.02
KISI-KISI TANGGUNG JAWAB SOSIAL
MAHASISWA IKIP BANDUNG
Tanggung jawab Sosial
01
Pernyatan Negatif
Pernyataan Positif
Disiplin
Taat pada aturan
01
17
21
33
45
05
09
13
25
53
57
61
77
81
29
37
41
49
65
69
73
89
Rasameniliki
02
18
26
30
38
06
10
14
22
48
50
54
34
62
39
47
59
03
11
15
23
27
31
35
43
51
55
67
04
28
32
36
85
02
menganggap milik
42
46
bersama turut men
58
66
jaga, memelihara
keutuhan
03
04
Kepekaan
Sensitif terhadap
bahaya bagi umum
dan ketimpangan
di masyarakat
Kepedulian
Meluangkan waktu
menunda kepenti
ngan sendiri dan
07
19
63
71
08
12
16
20
40
52
56
68
72
44
48
60
64
74
78
79
84
86
70
75
76
80
82
83
88
90
87
24
mendahulukan ke
pentingan umum
taiipa pamrih
Selanjutnya indikator tanggung jawab sosial dapat dilihat pada tabel 3.03.
Atas dasar indikator tersebut penulis membuat 90 pernyataan untuk bahan penim-
bangan dan uji coba. Pernyataan termaksud dapat dilihat pada lampiran G.
91
TABEL3.03
KISI-KISI TANGGUNG JAWAB SOSIAL
SUB VARIABEL DAN INDIKATOR
INDIKATOR
SUB VARIABEL
Disiplin
aturan
Patuh/Taat pada Tepat waktu datang/memulai acara, menepati janji.
pengembaHan pinjaman tepat waktu
Mengikuti aturan
melaksanakan aturan
mengingatkan orang tentang pelanggaran
mcnegur orang yang mclanggar aturan
melaporkan pelanggaran
mengakui dan meminta maaf, karena telah melanggar
aturan dengan alasan yang dapat dipertanggungjawabkan
memberitahukan sebelumnya tentang keteiiambatan/
ketidakhadiran
Rasa memiliki
meng
anggap suatu hal (materi,
non materi) milik bersama
patut dijaga, dipelihara kcutuhannya oleh setiap orang
seolah-olah miliknya.
Menggunakan/memanfaatkannya dengan hah-hati
Memcfihara dan menjaga keutuhannya
Menjaga nama baik ahnamater, korp, organisasi
dengan berperilaku, bekerja baik, memelfliara keper
cayaan meningkatkankepercayaan organisasi/klubnya.
menegur/mengingatkan orang/pihak yang merusak
materi/non materi milik umum, milik bersama/ umum
Kepekaan : sensitif terha
dap bahaya bagi umum dan
adanya ketimpangan di
masyarakat.
Merasa terpanggil untuk berbuat sesuatu;
menyampaikan informasi baik lisan maupun tulisan
kepada umum, yang memerfukaiL berwenang (seperti
surat, artikel, surat pembaca).
mengadakanforum diskusi masalahsosial
menjadi donor darah, organ tubuh
menjadi donatur organisasi sosial, panti asuhan, panti
jompo, orang tua asuh, masjid.
Kepedulian : senangteiap Meluangkan waktu, menunda kepentingan diri/
bersedia membantu bagi mendahulukan kepentingan umum.
yang memeriukan bantuan beigabung dalam organisasi sosial (PML, Donor
sesuai dengan kemampuan. Darah, Kerohanian, Panti Asuhan)
bakti sosial, penanggulangan dampak bencana alam,
kebakaran.
pembaca buku bagi tuna netra
menolong orang akibat kecelakaan
kesempatan menggunakan fasilitas umum prioritas
bagi orangjompo/cacat/sakit
92
d. Penimbangan instrumen
Sebelum uji coba instrumen dilakukan, terlebih dahulu dilakukan pe
nimbangan instrumen yang dilakukan oleh 3 orang dosen IKIP Bandung
yang terdiri atas seorang dosen MKDU, seorang dosen mantan mahasiswa
aktivis dan seorang lagi dosen ahli psikomentrika dari jurusan PPB FIP IKIP
Bandung. Setiap item dinilai, apakah item-item itu telah menggambarkan
aspek-aspek yang hendak diukur sesuai dengan kisi-kisinya. Jika penimbang
menilai bahwa item tertentu telah menggambarkan aspek yang hendak
diukur, maka item yang bersangkutan diberi skor 2 (dua) jika menurut
penimbang, item tertentu perlu direvisi, maka diberi skor 1 (satu), sedangkan
jika menurut penimbang tersebut item tertentu tidak menggambarkan aspek
yang hendak diukur, maka diberi skor 0 (nol) dan berarti item tersebut tidak
dapat dipakai atau harus dibuang. Keseiuruhau hasil penimbangan item-item
ini dapat dilihat pada lampiran A.
Reliabilitas antar penimbang ini dihitung dengan menggunakan ramus yang
dikemukakan oleh Guilford (1954:395), dengan sedikit penyesuaian
lambang; dan menghasilkan 0,99. Proses perhitungannya dapat dilihat pada
lampiran B.
Selanjutnya dipilih item-item yang dinilai "menggambarkan" oleh seluruh
penimbang. Atas dasar penimbang itu, maka instrumen penelitian sudah
93
layak untuk diujicobakan, baik dalam segi bahasa maupun dalam segi
konsep.
e. Uji coba instrumen
Uji coba instrumen dilakukan terhadap 41 orang mahasiswa dari FPBS,
FPIPS, FPMIPA, FPTK, FPOK IKIP Bandung tentang pernyataan yang
berhubungan dengan tanggung sosial mahasiswa dan instrumen pedoman
pencatatan partisipasi mahasiswa, sedangkan pedoman studi dokumenter
prestasi belajar mahasiswa didasarkan pada IPK MKDU setiap mahasiswa.
Adapun prosedur uji coba instrumen penelitian yang dilakukan terhadap
mahasiswa IKIP Bandung sebagai berikut:
1) Memeriksa ketetapan skala setiap pernyataan
Responden diminta responsnya terhadap setiap pernyataan. Responsnya
agar dinyatakan dengan membubuhkan tanda "V" (chek) pada salah satu
dari lima skala yang disiapkan yaitu SS (Sangat Setuju), S (Setuju), TPP
(Tidak Punya Pendapat), TS (Tidak Setuju), STS (Sangat Tidak Setuju).
Pemeriksaan ketepatan setiap pernyataan ini dilakukan dengan menganalisis normalitas penyebaran frekuensi pada kontinum skala tersebut
(Edward, 1957:149-152). Jika item itu memiliki penyebaran yang normal,
maka item tersebut memiliki skala sebagai berikut:
94
SKALA NORMAL
SKALA
+
-
SS
S
TPP
TS
STS
4
3
2
1
0
0
1
2
3
4
Atas dasar analisis dengan tolok ukur tersebut, ternyata dari 90 item yang
diujicobakan, terdapat 6 butir item yang memiliki skala normal dan 68
item mendekati normal, sedangkan sisanya tidak normal. Contoh proses
dan hasil-hasil perhitungan uji skala pada tiap-tiap butir pernyataan dapat
dilihat pada lampiran C.
2) Memeriksa daya pembeda setiap pernyataan
Daya pembeda setiap pernyataan ini dapat diketahui dengan membanding
kan dua kelompok koresponden; yakni kelompok atas dan kelompok
bawah. Penentuan kelompok tersebut dilakukan dengan pengambilan
masing-masing 27 % dari responden yang memperoleh skor tertinggi
sebagai kelompok atas dan 27 % dari responden yang memperoleh skor
terendah sebagai kelompok bawah, setelah diurutkan. Dengan demikian
masing-masing kelompok terdiri atas II responden. Selanjutnya di
lakukan langkah-langkah perhitungan sesuai dengan petunjuk Edward
(Rochman, 1986:30-31). Dari hasil analisis daya pembeda ini, terpilih
sebanyak 40 butir item yang signifikan pada tingkat kepercayaan 0,95
dan terdiri atas 20 butir pernyataan positif dan 20 butir pernyataan
95
negatif. Contoh proses dan hasil perhitungan seluruh item yang diujicoba
kan dapat dilihat pada lampiran D.
3) Memeriksa ReliabilitasInstrumen
Reliabilitas instrumen ini dihitung dari item-item yang telah teruji (40
item) dengan menggunakan teknik split half method ganjil-genap dari
Rulon (Guilford, 1954:379). Berdasarkan perhitungan seperti tampak
pada lampiran E, diperoleh koefisien reliabilitas sebesar 0,88, signifikan
pada tingkat kepercayaan 0,95. Ini berarti instrumen skala tersebut
menunjukkan derajat internal consistency yang tinggi. Dengan demikian
item-item tersebut siap untuk digunakan sebagai instrumen penelitian.
Penyebaran indikator variabel tanggung jawab sosial setelah uji coba
sebagai berikut:
TABEJL 3.04
SEBARAN ASPEK VARIABEL TANGGUNG JAWAB SOSIAL
SETELAH UJI COBA
Ino
ASPEK
NOMOR ANGKET
JML
NOMOR ANGKET
POSITIF
01
Disiplin
21
81
89
3
—7^Z—1
02
03
Rasa
26
38
46
Memiliki
54
58
66
Kepekaan
19
39
55
JML
JML
NEGATIF
50
7
63
4
13
25
49
57
14
22
34
3
15
23
4
32
60
82
90
29
45
6
9
3
10
27
5
9
75
6
12
35
04
Kepedulian
(Membantu)
12
24
78
87
JU]VCLAH
40
74
6
20
| 20
20
96
D. Teknik Pengumpulan dan Analisis Data
Dalam upaya memperoleh data mahasiswa IKIP Bandung yang menjadi
responden dalam penelitian ini didahului dengan tahap persiapan pengmpulan data
yang kemudian dilanjutkan dengan tahap pelaksanaan. Dalam hal ini ditempuh
prosedur sebagai berikut:
1. Persiapan pengumpulan data
Pada tahap ini intinya di