MENINGKATKAN KREATIVITAS ANAK DENGAN BERMAIN LEGO.

(1)

MENINGKATKAN KREATIVITAS ANAK DENGAN BERMAIN LEGO

( Penelitian Tindakan Kelas di TK Nurul Hikmah Kec. Solokanjeruk Kab.Bandung )

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi sabagian syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Anak Usia Dini

Oleh

Essa Lusiana 1010067

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI JURUSAN PEDAGOGIK

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2014


(2)

LEMBAR PENGESAHAN ESSA LUSIANA

1010067

MENINGKATKAN KREATIVITAS ANAK MELALUI BERMAIN LEGO

(Penelitian Tindakan Kelas pada Kelompok B TK Nurul Hikmah Kecamatan Solokanjeruk Kabupaten Bandung )

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING: Pembimbing I

Vina Adriany, M.Ed.,Ph.D NIP. 19760126 200312 2 001

Pembimbing II

Dr. Nur Faizah Romadhona, M.Kes NIP. 19701129 200312 2 001

Mengetahui,

Ketua Program Studi Pendidikan Guru Pendidikan Anak usia Dini Jurusan Pedagogik

Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia

Dr. Ocih Setiasih, M.Pd NIP. 19600707 198601 2 001


(3)

Barang siapa merintis mencari Ilmu maka Allah akan memudahkannya

baginya jalan ke surga” ( HR Muslim )

Kini, skripsi ini ku persembahkan sebagai rasa syukur dan terima kasihku

untuk orang-orang yang aku cintai dan ku sayangi suamiku tercinta,

anak-anaku tersayang, orang tua dan mertuaku serta kakak-kakak dan semua

keluarga besar, permohonan maaf sekaligus terima kasih karena selalu

direpotkan dan tak henti mengiringiku dengan doa, menyemangati serta

mengulurkan tangan untuk membantuku.

Semoga ini bisa sedikit membalas semua hal yang tak pernah dapat terbalas.


(4)

Saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “Meningkatkan Kreativitas Anak dengan Bermain Lego “ ( Penelitian Tindakan Kelas di Kelompok B TK

Nurul Hikmah Kecamatan Solokanjeruk Kabupaten Bandung ) beserta isinya sepenuhnya adalah karya saya sendiri, tidak ada bagian di dalamnya yang merupakan plagiat dari karya orang lain dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan ini, saya siap menanggung resiko atau sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila dikemudian ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya saya ini, atau ada klaim dari pihak lain terhadap etika keilmuan dalam karya saya ini, atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya ini.

Bandung, Juni 2014 Yang Membuat Pernyataan

Essa Lusiana NIM. 1010067


(5)

1

Essa Lusiana , 2014

Meningkatkan kreativitas anak dengan bermain lego

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ESSA LUSIANA MENINGKATKAN KREATIVITAS ANAK

DENGAN BERMAIN LEGO

07/PG PAUD/VI/2014

MENINGKATKAN KREATIVITAS ANAK DENGAN BERMAIN

LEGO

Essa Lusiana

1

, Vina Andriany

2

, Nur Faizah Romadona

3

Program Studi Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini Jurusan Pedagogik

Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Indonesia

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh kurangnya kreativitas anak kelompok B TK Nurul Hikmah. Anak masih belum berani mengungkapkan idenya dalam berkreativitas, sering meniru hasil karya orang lain, tidak percaya diri, serta kurangnya media pembelajaran dan pemilihan metode pembelajaran yang kurang tepat. Menurut Beetlelestone kreativitas sangat penting bagi perkembangan semua anak, kreativitas merupakan unsur yang penting dalam kesuksesan anak. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kodisi objektif anak di TK Nurul Hikmah sebelum penerapan bermain lego, untuk mengetahui langkah-langkah pelaksanaan penerapan bermain lego, dan untuk mengetahui peningkatan kreativitas setelah penerapan bermain lego. Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas yang terdiri dari dua siklus, tiap siklus terdiri dari dua tindakan. Lokasi di TK Nurul Hikmah dengan subjek sebanyak 14 anak. Hasil penelitian, data kemampuan kreativitas anak pada observasi awal ditemukan kategori cukup 35%, kategori kurang 65%, tak satupun anak yang berada pada kategori baik, pada akhir siklus I kategori baik 14,3 %, kategori cukup 64,3 %, dan kategori kurang 21,4 %. Sedangkan pada akhir siklus II kategori baik 83.4 %, cukup 16,6 %, dan kurang 0 %. Kesimpulan penerapan bermain lego dapat meningkatkan kreativitas pada anak TK Nurul Hikmah. Rekomendasi berdasarkan penelitian ini, kepada guru agar menggunakan metode yang sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik anak, penerapan bermain lego merupakan salah satu upaya dalam meningkatkan kreativitas anak. Bagi lembaga perlu adanya dukungan pada guru untuk mengikuti pelatihan dalam rangka meningkatkan kreativitas dan memfasilitasi pembelajaran, baik dalam pengadaan media ataupun kegiatan.


(6)

2

Essa Lusiana , 2014

Meningkatkan kreativitas anak dengan bermain lego

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ESSA LUSIANA MENINGKATKAN KREATIVITAS ANAK

DENGAN BERMAIN LEGO

07/PG PAUD/VI/2014

INCREASE CREATIVITY OF CHILDREN WITH LEGO PLAY

Essa Lusiana

1

, Vina Andriany

2

, Nur Faizah Romadona

3

Program Studi Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini Jurusan Pedagogik

Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Indonesia

The motivation in this reaserch is the creativity of children in group B Nurul Hikmah kindergarten is still low. Children still do not dare to express ideas in creativity, often mimicking other people's work, not confident, and lack of instructional media and selection learning method is less precise. According Beetlelestone creativity is essential for the development of all children, creativity is an important element in the success of a child. The purpose of this study was to determine the objective condition children in kindergarten Nurul Hikmah before playing lego application, to find out the implementation of the measures lego play, and to find out the creativity enhancement after application of playing lego. This study used classroom action research that consists of two cycles, each cycle consisting of two actions. Locations in kindergarten Nurul Hikmah with the subject of as many as 14 children. The results of the study, the data on the child's ability creativity preliminary observations found enough categories 35%, approximately 65% category, none of the children were in either category, at the end of the first cycle either category 14.3%, 64.3% fairly categories, and categories approximately 21.4%. While at the end of the second cycle category 83.4% good, 16.6% fairly, and less 0%. Conclusion The application of the play lego can increase creativity in kindergarten children Nurul Hikmah. Recommendations based on this study, for teachers to use methods appropriate to the needs and characteristics of the child, the application of play lego is one of the efforts in improving children's creativity. For organizations need support to teachers for training in order to enhance creativity and facilitate learning, both in the media and procurment activity.


(7)

3

Essa Lusiana , 2014

Meningkatkan kreativitas anak dengan bermain lego

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ESSA LUSIANA MENINGKATKAN KREATIVITAS ANAK

DENGAN BERMAIN LEGO


(8)

Essa Lusiana , 2014

Meningkatkan kreativitas anak dengan bermain lego

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

07/PG PAUD/VI/2014

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN

ABSTRAK ... KATA PENGANTAR ... DAFTAR ISI ... DAFTAR TABEL ... DAFTAR GAMBAR ... DAFTAR GRAFIK ... DAFTAR LAMPIRAN...

BAB I PENDAHULUAN ………..………...….. A. LATAR BELAKANG………...……… B. RUMUSAN MASALAH ...

C. TUJUAN ...………...………

D. MANFAAT ………...….…………

E. STRUKTUR ORGANISASI ………....………

BAB II KAJIAN TEORI …...……….…………...…………... A. Konsep Kreativitas ...

1. Kognitif ...…...………...………... 1.1Pengertian Kognitif ... 1.2Tahap-Tahap Perkembangan kognitif ……….………….. 2. Pengertian Kreativitas ....………....…...

2.1Faktor pendukung dan penghambat kreativitas ..…………....…... 2.2Strategi Pengembangan Kreativitas Pada Anak Usia Dini ... 2.3Tahapan Kreativitas ... B. Konsep Bermain ...

1. Pengertian Bermain ... 2. Ciri-ciri Bermain ... i ii iv vii viii ix x 1 1 4 5 5 6 7 7 7 7 7 9 11 13 15 15 15 16 17 18


(9)

Essa Lusiana , 2014

Meningkatkan kreativitas anak dengan bermain lego

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

07/PG PAUD/VI/2014 3. Karakteristik Bermain ... 4. Langkah-langkah penggunaan metode bermain ...

C. Lego ... 1. Pengertian Lego ... 2. Manfaat Bermain Lego ... BAB III METODE PENELITIAN ...

A. Lokasi dan Subjek Penelitian ... B. Metode Penelitian ... C. Desain Penelitian ... D. Penjelasan Istilah... E. Instrumen Penelitian... F. Proses Pengembangan Instrument... G. Analisis Data... BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN...

A. PROFILSEKOLAH... B. HASIL PENELITIAN...

1. Kondisi Objektif Kreativitas Anak kelompok B TK Nurul Hikmah Sebelum Penerapan Bermain Lego... 2. Langkah-langkah Pelaksanaan Penerapan bermain Lego untuk

Meningkatkan Kreativitas Anak... 2.1Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I Tindakan I... 2.2Pelaksanaan Siklus I Tindakan II... 2.3Pelaksanaan Siklus II Tindakan I... 2.4Pelaksanaan Siklus II Tindakan II... 3. Peningkatan Kreativitas Anak di Kelompok B TK Nurul Hikmah

Setelah Penerapan Bermain Lego... 3.1Kondisi Akhir Siklus I... 3.2Kondisi Akhir Siklu II ... C. PEMBAHASAN... 18 18 18 18 20 20 20 29 29 30 33 36 36 39 40 44 45 49 55 63 70 70 73 80 80


(10)

Essa Lusiana , 2014

Meningkatkan kreativitas anak dengan bermain lego

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

07/PG PAUD/VI/2014 1. Kondisi Objektif Kreativitas Anak kelompok B TK Nurul Hikmah

Sebelum Penerapan Bermain Lego... 2. Langkah-langkah Pelaksanaan Pembelajaran dengan Bermain Lego

untuk Meningkatkan Kreatifitas Anak di Kelompok B TK Nurul Hikmah ... 3. Peningkatan Kreatifitas Anak di Kelompok B TK Nurul Hikmah

Setelah Penerapan Bermain Lego... BAB V SIMPULAN DAN SARAN...

A. SIMPULAN... B. SARAN... DAFTAR PUSTAKA...

81

84 87 87 88 90


(11)

Essa Lusiana , 2014

Meningkatkan kreativitas anak dengan bermain lego

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

07/PG PAUD/VI/2014

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman 2.1 Karakteristik perkembangan kognitif pada tahap pra operasional anak ... 3.1 Desain Penelitian Siklus I... 3.2 Desain Penelitian Siklus II... 3.3 Kisi- Kisi Pedoman Observasi Anak...

3.4 Pedoman Observasi Untuk Meningkatkan kreativitas Anak dengan Bermain Lego...

3.5 Kriteria Tingkat Keberhasilan Siswa Dalam Persentase... 4.1 Data Tenaga Pendidik dan Kependidikan... 4.2 Data Seluruh Siswa TK Nurul Hikmah Tahun Pelajaran 2013-2014... 4.3 Data Siswa Kelas B2 TK Nurul Hikmah Tahun Pelajaran 2013-2014... 4.4 Data Fasilitas TK Nurul Hikmah... 4.5 Tabel Kemampuan Kreativitas Keseluruhan Anak Pada Observasi Awal... 4.6 Kriteria Penilaian Perkembangan... 4.7 Tabel Refleksi Keseluruhan Tindakan dalam Dua Siklus... 4.8 Kemampuan Kreativitas Anak dengan Bermain Lego Pada Akhir Siklus I 4.9 Kemampuan Kreativitas Anak dengan Bermain Lego Pada Siklus II... 4.10 Tabel Perkembangan Kreativitas anak dari Setiap Tindakan... 4.11. Tabel Pencapaian Item Oleh Seluruh Anak...

8 25 28 31

32 35 37 38 38 39 40 43 68 71 73 77 78


(12)

Essa Lusiana , 2014

Meningkatkan kreativitas anak dengan bermain lego

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

07/PG PAUD/VI/2014

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman 4.1 Kemampuan kreativitas anak dalam mencipta bentuk belum optimal...

4.2 Guru mengenalkan media dan menjelaskan langkah-langkah kegiatan... 4.3 Membuat berbagai bentuk kendaraan... 4.4 Beberapa anak sudah mulai dapat mencipta kendaraan... 4.5 Bermain mencari teman untuk berkolaborasi... 4.6 Peneliti dan kolaboratoe membagikan media... 4.7 Dalam mencipta bentuk anak masih meniru karya teman... 4.8 Hasil karya kolaborasi anak dalam membuat kendaraan... 4.9 Bermain menemukan bola yang sama untuk menentukan kelompok... 4.10 Anak mulai mandiri dan dapat bekerjasama ... 4.11 Kandang binatang hasik karya kelompok kuning... 4.12 Hasil karya kelompok merah... 4.13 Hasil karya kelompok hijau... 4.14 Kegiatan Awal Siklus II... 4.15 Kerjasama diantara anak sudah terjalin dengan baik... 4.16 Hasil karya anak membuat miniatur kebun binatang...

40 48 48 49 52 53 53 54 59 60 61 61 62 65 66 67


(13)

Essa Lusiana , 2014

Meningkatkan kreativitas anak dengan bermain lego

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

07/PG PAUD/VI/2014

DAFTAR GRAFIK

Grafik Halaman 4.1 Kondisi Awal kreativitas anak di kelompok B TK Nurul Hikmah ... 4.2 Perkembangan kreativitas anak kelompok B TK Nurul Hikmah pada akhir siklus I... 4.3 Kemampuan kreativitas kelompok B TK Nurul Hikmah pada akhir siklus II... 4.4 Kemampuan Kreativitas anak pertindakan...

43

72 76 79


(14)

Essa Lusiana , 2014

Meningkatkan kreativitas anak dengan bermain lego

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

07/PG PAUD/VI/2014

DAFTAR LAMPIRAN

Surat – surat

A. Surat keputusan pengangkatan pembimbing... B. Surat permohonan izin penelitian ... C. Surat permohonan izin penelitian dari Sekolah ... D. Surat keputusan pengangkatan pembimbing... E. Data Bimbingan Skripsi... F. Perbaikan Hasil Ujian Sidang Penguji I ... G. Perbaikan Hasil Ujian Sidang Penguji II... H. Perbaikan Hasil Ujian Sidang Penguji III...

Kisi – kisi Instrumen Penelitian

A. Validasi Instrumen Penelitian Kreativitas ... B. Instrumen Penelitian Kreativitas ... C. Pedoman Observasi...

Proses penerapan bermain lego

A. Observasi awal ... B. Siklus I ... C. Siklus II ...

1 2 3 4 5 6 7 8

1 2 3

1 2 3


(15)

Essa Lusiana , 2014

Meningkatkan kreativitas anak dengan bermain lego

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu


(16)

Essa Lusiana , 2014

Meningkatkan kreativitas anak dengan bermain lego

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

07/PG PAUD/VI/2014

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Anak merupakan aset yang sangat penting karena merupakan generasi penerus bangsa, dan perkembangan anak usia dini sangat penting dalam menentukan perkembangannya dimasa mendatang. Menurut Suyadi (2010) anak usia dini adalah anak dalam usia 0-6 tahun, dimana pada masa usia ini disebut golden age

karena pada saat inilah kemampuan otak anak sangat tinggi dalam menerima segala bentuk input dan otak merupakan kunci utama dalam pembentukan kecerdasan anak.

Anak sebagai makhluk individu dan sosial sangat berhak mendapat pendidikan yang layak sesuai dengan kebutuhan dan perkembangannya. Dengan pendidikan yang dimiliki diharapkan anak dapat tumbuh dengan cerdas sesuai dengan potensi dan bakat yang dimilikinya, hal ini sejalan dengan UU NO.23 Tahun 2002 pasal 9 ayat 1 tentang perlindungan anak : “Setiap anak berhak memperoleh pendidikan dan pengajaran dalam rangka pengembangan pribadinya

dan tingkat kecerdasan sesuai dengan minat dan bakatnya”.

Untuk mencapai kecerdasan yang sesuai dengan minat dan bakatnya, pembelajaran anak usia dini harus mengembangkan lima aspek perkembangan sesuai dengan standar isi Permen standar PAUD Formal dan Non Formal yaitu meningkatkan perkembangan agama dan moral, fisik, kognitif, bahasa, dan sosial emosional. (Badan Standart Pendidikan Nasional, 2009).

Perkembangan kognitif adalah salah satu aspek perkembangan yang harus dicapai secara optimal oleh setiap anak, untuk menentukan perkembangan kecerdasan anak dimasa mendatang. Menurut Sujiono (2007) kecerdasan kognitif memiliki peranan penting dalam kehidupan anak, walaupun bukan satu-satunya faktor yang menenetukan sukses tidaknya kehidupan seseorang. Masih menurut Sujiono (2007) tingkah laku kognitif melibatkan kemampuan berpikir kreatif dan kemampuan dalam menyelesaikan masalah-masalah yang bersifat otomatis


(17)

Essa Lusiana , 2014

Meningkatkan kreativitas anak dengan bermain lego

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

07/PG PAUD/VI/2014 dan cepat dalam menemukan solusi baru. Sehingga sudah selayaknya pendidikan anak usia dini dapat membantu menemukan harta kreativitas yang tersembunyi dalam diri anak, karena kreativitas anak itu sungguh tidak mengenal batas dan memungkinkan melebihi kemampuan orang dewasa. Oleh sebab itu kreativitas sangat perlu dikembangkan dalam diri anak, karena dengan memiliki kreativitas atau berpikir kreatif anak akan mampu menyelesaikan suatu masalah dan dapat meningkatkan kualitas hidupnya dimasa yang akan datang.

Menurut Munandar (2002:73) terdapat empat alasan perlunya dikembangkan kreativitas pada anak : Pertama, dengan berkreasi anak dapat mewujudkan dirinya dan ini merupakan kebutuhan pokok manusia. Kedua, kreativitas atau cara berpikir kreatif, dalam arti kemampuan untuk menemukan cara-cara baru memecahkan suatu permasalahan. Ketiga, memberikan kepuasan pada individu. Hal ini terlihat jelas pada anak-anak yang bermain balok-balok atau permainan konstruktif lainnya. Mereka tanpa bosan menyusun bentuk-bentuk kombinasi baru dengan alat permainannya, sehingga seringkali lupa terhadap hal-hal lain.

Keempat, kreativitaslah yang memungkinkan manusia untuk meningkatkan kualitas dan taraf hidupnya. Dengan kreativitas seseorang terdorong untuk membuat ide-ide, penemuan-penemuan atau teknologi baru yang dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara luas.

Jika kreativitas tidak dikembangkan sejak dini, maka anak cenderung akan kesulitan dalam menyelesaikan masalah yang dihadapi dikemudian hari, selain itu anak juga tidak akan tumbuh dan berkembang secara utuh. Ungkapan ini diperkuat oleh pendapat Beetlelestone (2012:13) yang mengungkapkan bahwa kreativitas sangat penting bagi perkembangan semua anak, kreativitas merupakan unsur yang penting dalam kesuksesan anak.

Hasil studi yang dilakukan oleh Jellin dan Urban dalam Rahmawati & Kurniati (2010) pada tahun 1987 berkenaan dengan kreativitas indonesia masih menduduki peringkat ke 9 dibawah negara Filipina, Amerika, Inggris , Jerman, India, RRC, Kamerun dan Zulu.


(18)

Essa Lusiana , 2014

Meningkatkan kreativitas anak dengan bermain lego

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

07/PG PAUD/VI/2014 Menurut Munandar (2002 :176) negara yang memiliki hukum-hukum yang adil, serta perekonomian dan lingkungan psikologi yang baik bagi warga negaranya, merupakan negara yang kondusif untuk meningkatkan bakat dan kreativitas. Rendahnya kreativitas dinegara kita disebabkan oleh beberapa faktor salah satunya sistem pendidikan yang kurang mendukung serta faktor lingkungan yang meliputi lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, dan masyarakat. Hal ini sejalan dengan apa yang diungkapkan oleh Rachmawati dan Kurniati (2010) empat hal yang dapat diperhitungkan dalam pengembangan keativitas yaitu : rangsangan mental, iklim dan kondisi lingkungan, peran guru serta peran orang tua.

Berdasarkan uraian di atas, terlihat bahwa kreativitas sangat penting untuk dikembangkan pada anak, tetapi kenyataannya dilapangan masih ada sekolah yang belum optimal dalam mengembangkan kreativitas anak usia dini.

Berdasarkan hasil observasi di TK Nurul Hikmah kelompok B kreativitas anak masih belum optimal. Terbukti anak masih kebingungan saat diberi berbagai media yang seharusnya dapat ia bentuk dengan berbagai cara, anak masih meminta diberi contoh misalnya saat membuat bentuk dari tanal liat, menciptakan bentuk dari play dough, membuat gambar bebas dari berbagai media, membuat suatu bentuk dari geometri, bahkan saat menyusun balokpun anak masih sering meniru bentuk balok yang diciptakan oleh salah satu temannya. Anak juga masih kebingungan saat menciptakan berbagai bentuk dari barang bekas seperti botol air mineral, berbagai kardus dan berbagai benda yang lain.

Selain kurangnya media pembelajaran, metode pembelajaran yang digunakan oleh guru masih kurang optimal karena masih nampak pembelajaran berpusat pada guru, anak masih kurang fokus saat guru menjelaskan suatu kegiatan, dan metode klasikal masih mendominasi guru dalam menyampaikan pembelajaran.eh karena itu perlu adanya suatu metode untuk merangsang tumbuhnya kreatifitas anak yang lebih baik dan lebih menyenangkan.

Menurut Danandjaya (2011) guru harus menahan diri tidak memberi informasi, dan mendikte siswa sesuai keinginannya sendiri. Intervensi atau


(19)

Essa Lusiana , 2014

Meningkatkan kreativitas anak dengan bermain lego

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

07/PG PAUD/VI/2014 campur tangan guru dalam kegiatan anak juga bisa membatasi kreativitas dan menghambat komunikasi antar siswa. Oleh karena itu, guru harus pandai mengendalikan diri, bijak membuat pertanyaan, dan arif dalam memberi motivasi atau tantangan.

Bermain adalah satu kegiatan yang sangat diminati oleh anak usia dini, dan metode bermain merupakan salah satu metode yang menarik buat anak, karena dengan bermain anak bisa melakukan berbagai kegiatan menurut idenya sendiri tanpa paksaan. Menurut Mayke dalam Sudono (2010:3 ) belajar dengan bermain memberi kesempatan kepada anak untuk memanipulasi, mengulang-ulang, menemukan sendiri, bereksplorasi, mempraktekan, dan mendapat bermacam-macam konsep serta pengertian yang tidak terhitung banyaknya. Dengan bermain anak bisa mengambil keputusan, bekerja sama dengan teman dan terjadi berbagai macam perasaan dan terjalinnya komunikasi dengan teman sebaya.

Sudono (2010) menyatakan dalam permainan yang memiliki kegiatan memasang, memadukan, membangun dan menumpuk dapat menjadikan kreativitas semakin berkembang. Menurut Latif, Zukhairina, Zubaidah, & Afandi (2013) lego merupakan salah satu bentuk alat permainan pembangunan, dan alat main pembangunan berfungsi untuk mengembangkan aspek sosial emosional dalam hubungan dengan teman sebaya, meningkatkan bahasa dalam kemampuan berkomunikasi, meningkatkan kekuatan dan koordinasi motorik halus dan kasar setra dapat meningkatkan perkembangan aspek kognitif seperti mengenal konsep bentuk, pengetahuan, pemetaan dan keterampilan membedakan penglihatan.

Berdasarkan permasalahan yang ada di TK Nurul Hikmah terkait dengan kurang optimalnya kreativitas anak, peneliti tertarik untuk meneliti secara langsung penerapan bermain lego dalam kegiatan belajar mengajar sebagai salah satu upaya untuk merangsang dan meningkatkan kreativitas anak dengan menggunakan metode penelitian tindakan kelas dengan judul “ Meningkatkan

Kreativitas Anak Dengan Bermain Lego


(20)

Essa Lusiana , 2014

Meningkatkan kreativitas anak dengan bermain lego

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

07/PG PAUD/VI/2014 Dari permasalahan yang terdapat dalam latar belakang diatas, maka dirumuskan masalah sebagai berikut:

a. Bagaimanakah kondisi objektif kreativitas anak di TK Nurul Hikmah sebelum pelaksanaan penerapan bermain lego ?

b. Bagaimanakah langkah-langkah pelaksanaan penerapan bermain lego dalam meningkatkan kreativitas anak ?

c. Bagaimanakah peningkatan kreativitas anak setelah penerapan bermain lego ?

C. Tujuan

Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Untuk mengetahui kondisi objektif kreativitas anak di TK Nurul Hikmah sebelum pelaksanaan penerapan bermain lego.

b. Untuk mengetahui langkah-langkah pelaksanaan penerapan bermain lego dalam meningkatkan kreativitas anak.

c. Untuk mengetahui peingkatan kreativitas anak setelah penerapan bermain lego.

D. Manfaat

1. Manfaat teoritis

Memberikan motivasi belajar dan sumbangsih keilmuan dalam menggunakan strategi bermain lego dalam upaya meningkatkan kreativitas anak TK Nurul Hikmah.

2. Manfaat Praktis a. Bagi Anak

Memberikan motivasi belajar, merangsang dan menumbuhkan kreativitas dalam diri anak.

b. Bagi Guru

Sebagai bahan inspirasi dan motivasi bagi guru dalam memilih pembelajaran dan metode atau srategi yang tepat,menarik dan


(21)

Essa Lusiana , 2014

Meningkatkan kreativitas anak dengan bermain lego

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

07/PG PAUD/VI/2014 menyenangkan dalam upaya meningkatkan kreativitas anak di taman kanak-kanak.

c. Bagi Sekolah

Hasil penelitian dapat dijadikan bahan pertimbangan atau pun sebagai pertimbangan saat menentukan suatu program atau pun dalam menentukan kebijakan dalam upaya meningkatkan kualitas pembelajaran melalui penerapan bermain lego dalam upaya meningkatkan kreativitas anak.

E. Struktur Organisasi Skripsi

Dalam penulisan skripsi ini terdiri dari 5 Bab yaitu :

Bab I adalah Pendahuluan yang terdiri dari Latar belakang, , rumusan masalah tujuan dan manfaat penelitian.

Bab II memaparkan tentang Kajian Teori yang terdiri dari konsep kognitif, konsep Kreativitas yang menjelaskan tentang pengertian kreativitas beserta komponen-komponennya, konsep bermain, konsep lego yang memaparkan tentang pengertian dan manfaat bermain lego.

Bab III menjelaskan tentang metodologi penelitian yang terdiri dari Lokasi dan Subjek Penelitian, Metode Penelitian, Desain Penelitian, Penjelasan Istilah, Instrument Penelitian , Proses Pengembangan Instrumen dan Analisis Data.

Bab IV menjelasjan tentang hasil Penelitian dan Pembahasan yang terdiri dari Profil Sekolah, Kondisi Awal kemampuan kreativitas anak TK Nurul Hikmah pada Observasi Awal, Pelaksanaan Kegiatan untuk Meningkatkan Kreativitas Anak dengan penerapan bermain Lego, kondisi akhir kemampuan kreativitas anak setelah penerapan bermain lego dan Pembahasan yang terdiri dari kondisi awal sebelum penerapan penerapan bermain lego, Pelaksanaan dan Kondisi akhir setelah penerapan bermain lego.


(22)

Essa Lusiana , 2014

Meningkatkan kreativitas anak dengan bermain lego

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu


(23)

Essa Lusiana , 2014

Meningkatkan kreativitas anak dengan bermain lego

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

07/PG PAUD/VI/2014

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Subjek Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap di TK Nurul Hikmah Kp/Ds Panyadap Kecamatan Solokanjeruk, Kabupaten Bandung untuk bidang peningkatan kreativitas di kelas B (usia 5-6thn). Penelitian ini dilakukan bulan April 2014.

Dalam penelitian ini menjadi subjek adalah TK Nurul Hikmah kelas B terdiri dari 14 anak 9 orang anak perempuan dan 5 orang anak laki-laki.

B. Metode Penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dan pendekatan kuantitatif, karena penelitian kualitatif memfokuskan pada narasi verbal, observasi dan catatan lapangan, dan pendekatan kuantitatif untuk mendeteksi, mengukur serta mempersentasikan perkembangan kreativitas anak dari waktu kewaktu dan untuk mengukur pencapaian perkembangan kreativitas anak.

Metode penelitian merupakan cara dari setiap langkah yang ada sebagai proses pembelajaran yang telah dilaksanakan oleh guru serta untuk mengatasi permasalahan kreativitas yang belum optimal pada anak kelompok B di TK Nurul Hikmah Kecamatan Solokanjeruk dengan menggunakan metode penelitian Tindakan kelas (PTK).

C. Desain Penelitian

Rincian prosedur penelitian tindakan kelas yang akan dilakukan terdiri dari perencanaan, pelaksanaan yang berupa beberapa tindakan, observasi, dan evaluasi-evaluasi.

Berbagai kegiatan dan tahapan dapat digambarkan sesuai dengan desain Stephen Kemmis, dalam Abidin (2011: 232 ). Model siklus ini sederhana dan dapat menggambarkan proses penelitian dalam empat tahapan sebagai berikut :


(24)

Essa Lusiana , 2014

Meningkatkan kreativitas anak dengan bermain lego

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

07/PG PAUD/VI/2014


(25)

Essa Lusiana , 2014

Meningkatkan kreativitas anak dengan bermain lego

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

07/PG PAUD/VI/2014 Desain pelaksanaan PTK yang akan dilakukan sesuai skema di atas, dapat dijelaskan sebagai berikut :

Pada proses pelaksanaan tindakan kelas, peneliti bersama dengan guru kelas yang ditunjuk melakukan tindakan yang sudah direncanakan sebelum penelitian berlangsung.

Adapun langkah-langkah penelitian yang diawali dengan berdiskusi dengan guru, tindakan kelas yang dilakukan adalah sebagai berikut :

a. Perencanaan

Penelitian dilakukan di kelompok B TK Nurul Hikmah berjumlah 14 anak. Dengan penerapan bermain lego untuk meningkatkan kreativitas anak.

Penelitian berlangsung pada bulan Mei 2014. Data yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah data kualitatif dan data kuantitatif. Menurut Denzin & Lincoln dalam Abidin (2011) penelitian kualitatif merupakan penelitian yang dilakukan untuk melakukan sebuah kajian atas objek tertentu secara alamiah untuk membentuk pemahaman terhadap permasalahan yang diteliti. Pengumpulan data dilakukan dengan observasi secara langsung pada saat proses pembelajaran berlangsung degan alat bantu instrumen yang disusun oleh peneliti sendiri. Dan untuk menganalisa yang diperoleh dari hasil pengamatan data yang sudah terkumpul digunakan pendekatan kuantitatif.

Peneliti sebagai observer dalam penelitian ini dibantu oleh seorang guru. Alat bantu observer yang dibuat oleh peneliti berpedoman pada pengembangan kreativitas dengan metode bermain lego.

b. Tahapan Tindakan Siklus I

Dalam siklus I telah disusun kegiatan dengan beberapa tahapan sesuai dengan perencanaan awal. Tahapan tersebut adalah sebagai berikut :

1. Tahap Perencanaan

Pada siklus pertama, dimulai dengan tahapan perencanaan yang diawali dengan melakukan penyusunan langkah-langkah pembelajaran yang telah tersusun dalam RKH dan skenario pembelajaran, dengan menerapkan pembelajaran dengan penerapan bermain lego.


(26)

Essa Lusiana , 2014

Meningkatkan kreativitas anak dengan bermain lego

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

07/PG PAUD/VI/2014 Peneliti dan guru yang ditunjuk menyeleksi Tema yang akan dipakai dalam proses pembelajaran di kelas, serta membuat lembar pengamatan sebagai pedoman penilaian selama kegiatan berlangsung.

2. Tahap Tindakan

Tahap selanjutnya adalah tahapan tindakan penerapan tindakan yang mengacu pada skenario yang tertulis pada RKH. Skenario yang disusun pada siklus pertama di fokuskan pada kegiatan pembelajaran dikelas yang dilaksanakan secara individu. Langkah-langkah kegiatan dalam perencanaan siklus I adalah sebagai berikut :

a. Guru peneliti dan guru lainnya mengenalkan metode bermain lego.

b. Guru Peneliti dan guru yang ditunjuk menyeleksi Tema yang akan dipakai c. Guru mengenalkan anak bahan-bahan lego yang digunakan dengan beraneka

ragam warna dan ukuran.

d. Guru memberi penjelasan kepada anak tentang cara membuat bentuk dari lego dan memberi contoh bentuk yang akan dibuat.

e. Guru menjelaskan langkah-langkah tentang kegiatan yang akan dilakukan anak secara rinci dan jelas.

f. Guru membimbing anak.

3. Tahap Pengamatan atau Observasi.

Setelah tahap tindakan, berikutnya adalah tahap observasi atau tahapan pengamatan. Menurut Agustin & Wahyudin (2010:39) pengamatan (observasi) adalah suatu teknik yang dapat dilakukan guru untuk mendapatkan berbagai informasi atau data tentang perkembangan dan permasalahan pada anak.

Pada saat proses pembelajaran berlangsung, peneliti yang bertindak sebagai observer melakukan pengamatan dan mencatat perkembangan-perkembangan dan kegiatan yang terjadi,. Pengamatan berpatokan pada format yang tersedia. Pengamatan ini dimaksudkan untuk mengetahui sampai sejauh mana keberhasilan yang dicapai oleh anak dalam pembelajarannya.


(27)

Essa Lusiana , 2014

Meningkatkan kreativitas anak dengan bermain lego

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

07/PG PAUD/VI/2014 4. Tahap Refleksi

Tahap akhir dari siklus pertama adalah tahap refleksi. Pada tahap refleksi peneliti dan guru yang ditunjuk menganalisis dan mengolah nilai yang terdapat pada lembar observasi yang ada. Menurut Arifin (2009) refleksi adalah untuk me mudahkan kita dalam mengetahui bagian-bagian atau aspek-aspek nama dari evaluasi yang dianggap masih lemah.

Hasil refleksi adalah unluk menentukan langkah-langkah atau tindakan yang akan dilaksanakan selanjutnya.


(28)

Essa Lusiana , 2014

Meningkatkan kreativitas anak dengan bermain lego

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

07/PG PAUD/VI/2014

Tabel 3.1

Desain Penelitian Siklus I

S

I

K

L

U

S

Perencanaan

Kegiatan :

a. Menyusun langkah-langkah pembelajaran dengan menerapkan pembelajaran metode bermain lego. b. Menyiapkan rencana pembelajaran. c. Membuat lembar pengamatan.

Tindakan

a. Guru peneliti dan guru lainnya mengenalkan metode bermain lego. b. Guru Peneliti dan guru yang ditunjuk

menyeleksi Tema yang akan dipakai c. Guru mengenalkan anak bahan-bahan

lego yang digunakan dengan beraneka ragam warna dan ukuran.

d. Guru memberi penjelasan kepada anak tentang cara membuat bentuk dari lego dan memberi contoh bentuk yang akan dibuat.

e. Guru menjelaskan langkah-langkah tentang kegiatan yang akan dilakukan anak secara rinci dan jelas

f. Guru membimbing anak.

Observasi

Dilakukan dengan mengamati :

Guru/peneliti melakukan observasi terhadap aktivitas anak saat membuat bentuk dari lego.

Refleksi

Menganalisa hasil observasi untuk memperoleh kesimpulan sebagianmana yang perlu di


(29)

Essa Lusiana , 2014

Meningkatkan kreativitas anak dengan bermain lego

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

07/PG PAUD/VI/2014 Pada siklus selanjutnya kegiatan sama seperti siklus yang pertama terdiri dari empat tahapan yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan dan observasi namun kegiatan dan tema berbeda sesuai dengan kesepakatan yang dilakukan antara peneliti dengan siswa, dan dalam menjelaskan langkah – langkah yang tidak sedetil siklus pertama, anak diberi kesempatan mengeluarkan idenya sendiri dan tanpa bantuan orang dan agar anak berani berkomunikasi dengan guru mengenai hal-hal yang kuarang ia pahami. Siklus tiga dilaksanakan apabila didalam siklus dua belum nampak optimal.

Siklus II

1. Tahap Perencanaan

Pada siklus kedua, dimulai dengan tahapan perencanaan yang diawali dengan melakukan penyusunan langkah-langkah pembelajaran dengan menerapkan pembelajaran metode bermain lego. Kemudian menyiapkan RKH (Rencana Kegiatan Harian ). Didalam RKH memuat skenario pembelajaran, alat praga yang digunakan, serta format observasi pembelajaran.

Peneliti dan guru yang ditunjuk menyeleksi Tema yang akan dipakai dalam proses pembelajaran di kelas, serta membuat lembar pengamatan.

2. Tahap Tindakan

Tahap selanjutnya adalah tahapan tindakan penerapan tindakan yang mengacu pada skenario yang tertulis pada RKH. Skenario yang disusun pada siklus kedua di fokuskan pada kegiatan pembelajaran berkelompok. Kegiatan ini dapat diuraikan seperti dibawah ini :

a. Guru Peneliti dan guru yang ditunjuk menyeleksi Tema yang akan dipakai dengan tema yang berbeda dengan siklus I

b. Guru menyiapkan anak bahan-bahan lego yang digunakan dengan beraneka ragam warna dan ukuran.

c. Guru memberi penjelasan kepada anak tentang kegiatan yang akan dilakukan yaitu membuat bentuk dari lego dengan ide anak sendiri


(30)

Essa Lusiana , 2014

Meningkatkan kreativitas anak dengan bermain lego

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

07/PG PAUD/VI/2014 d. Guru menjelaskan langkah-langkah tentang kegiatan yang akan dilakukan

anak secara rinci dan jelas e. Guru membimbing anak.

3. Tahap Pengamatan atau Observasi.

Setelah tahap tindakan, berikutnya adalah tahap observasi atau tahapan pengamatan.

Pada saat proses pembelajaran berlangsung, peneliti yang bertindak sebagai observer melakukan pengamatan dan mencatat perkembangan-perkembangan dan kegiatan yang terjadi, baik pada pihak siswa dalam mengikuti pembelajaran, maupun pihak guru dalam menyampaikan materi di kelas. Pengamatan berpatokan pada format yang tersedia. Pengamatan ini dimaksudkan untuk mengetahui sampai sejauh mana keberhasilan yang dicapai oleh guru peneliti dalam pembelajarannya.

4. Tahap Refleksi

Tahap akhir dari siklus kedua adalah tahap refleksi. Pada tahap refleksi peneliti dan guru yang ditunjuk menganalisis dan mengolah nilai yang terdapat pada lembar observasi yang ada.


(31)

Essa Lusiana , 2014

Meningkatkan kreativitas anak dengan bermain lego

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

07/PG PAUD/VI/2014

Tabel 3.2

Desain Penelitian Siklus II

S

I

K

L

U

S

Perencanaan

Kegiatan :

a. Menyusun langkah-langkah pembelajaran dengan menerapkan pembelajaran metode bermain lego.

b. Menyiapkan rencana pembelajaran. c. Membuat lembar pengamatan.

Tindakan

a. Guru Peneliti dan guru yang ditunjuk menyeleksi Tema yang akan dipakai dengan tema yang berbeda dengan siklus I

b. Guru menyiapkan anak bahan-bahan lego yang digunakan dengan beraneka ragam warna dan ukuran.

c. Guru membuat beberapa kelompok dalam kelas agar anak bisa menggabungkan ide mereka dalam membuat bentuk secara berkelompok. d. Guru memberi penjelasan kepada anak tentang

kegiatan yang akan dilakukan yaitu membuat bentuk dari lego dengan ide anak sendiri.

e. Guru menjelaskan langkah-langkah tentang kegiatan yang akan dilakukan anak secara rinci dan jelas

f. Guru membimbing anak.

Observasi

Dilakukan dengan mengamati :

Guru/peneliti melakukan observasi terhadap aktivitas anak saat membuat bentuk dari lego.

Refleksi

Menganalisa hasil observasi untuk memperoleh kesimpulan sebagianmana yang perlu di


(32)

Essa Lusiana , 2014

Meningkatkan kreativitas anak dengan bermain lego

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

07/PG PAUD/VI/2014 Apabila kemampuan kreativitas anak pada siklus II belum optimal, atau yang mendapat kategori baik belum mencapai 80%, maka akan dilaksanakan siklus selanjutnya. Kegiatan sama seperti siklus yang kedua terdiri dari empat tahapan yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan atau observasi, serta refleksi. Namun kegiatan dan tema berbeda sesuai dengan kesepakatan yang dilakukan antara peneliti dengan siswa, serta peneliti akan menggunakan media audio visual berupa tampilan gambar bentuk lego yang bisa anak lihat dengan menggunakan media komputer sebagai bahan inspirasi buat anak dalam menciptakan bentuk, anak diberi kesempatan mengeluarkan idenya sendiri dan pada siklus ini anak bekerja sama dengan teman dengan menggabungkan ide mereka menjadi karya yang lebih menarik, agar anak mampu mandiri saat menciptakan berbagai idenya tanpa bantuan guru.

D. Penjelasan Istilah

Kajian teori yang terdapat dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Supriadi (Rachmawati & Kurniati, 2010:13; Beetlestone, 2012) Mengutarakan

bahwa” kreativitas adalah kemampuan seseorang untuk melahirkan suatu yang baru, baik berupa gagasan maupun karya nyata yang relatif berbeda dengan apa yang telah ada serta dapat memecahkan permasalahan yang ada

pada seseorang secara mandiri”.

2. Menurut (Sudona, 2010; Latif dkk, 2013) bermain lego adalah suatu kegiatan permainan pembangunan yang bermanfaat dalam pengembangan berbagai aspek seperti kognitif, sosialemosional, bahasa serta motorik yang dilakukan dengan atau tanpa mempergunakan alat yang menghasilakan pengertian atau memberikan informasi,memberi kesenangan maupun mengembangkan imajinasi pada anak.

E.Instrument Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat yang dapat digunakan untuk mengumpulkan data penelitian, dan disebut juga dengan teknik penelitian. Karena instrumen atau


(33)

Essa Lusiana , 2014

Meningkatkan kreativitas anak dengan bermain lego

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

07/PG PAUD/VI/2014 alat tersebut mencerminkan cara pelaksanaannya.( Abidin,2010). Alat instrumen yang digunakan adalah sebagai berikut :

1. Observasi

Observasi adalah pengamatan yang dilakukan oleh peneliti selama kegiatan berlangsung untuk melihat perkembangan kreativitas anak. Menurut Wahyudin

& Agustin (2010:39 ) observasi adalah “suatu teknik yang dapat dilakukan

guru untuk mendapatkan berbagai informasi atau data tentang perkembangan

dan permasalahan anak”.

2.Dokumentasi

Dokumentasi yang digunakan adalah dengan pengambilan gambar pada saat kegiatan pembelajaran berlangsung. Gambar ini berupa foto-foto yang diambil pada saat kegiatan dalam tiap tindakan untuk membuktikan secara otentik kegiatan yang berlangsung dan untuk melengkapi data guna penyempurnaan penelitian yang dilakukan.

3. Catatan Lapangan

Catatan lapangan adalah catatan yang dibuat oleh peneliti dalam pengamatan pada saat kegiatan berlangsung, dengan memaparkan berbagai kejadian dan kondisi yang terjadi pada saat kegiatan berlangsung.

F. Proses Pengembangan Instrumen

Untuk mengetahui perkembangan siswa dalam pelaksanaan penelitian, peneliti membuat pernyataan-pernyataan yang akan di digunakan saat observasi mengacu kepada kisi –kisi yang telah disusun .


(34)

Essa Lusiana , 2014

Meningkatkan kreativitas anak dengan bermain lego

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

07/PG PAUD/VI/2014

Tabel 3.3

Kisi-kisi Pedoman Obsevasi Kreativitas Anak

Variabel Dimensi Indikator Item

Kreativitas Kemampuan menemukan gagasan/ide

1. Anak bisa menciptakan bentuk dari berbagai media

1.Anak mampu membuat bentuk dengan lego . 2. Anak mampu mencipta

bentuk dengan lego sesuai dengan tema.

3. Anak mampu

menciptakan karya yang

kreatif dengan

menggunakan lego sesuai dengan ide dan imajinasi secara bebas.

Kemampuan menyelesaikan masalah

1. Anak mampu

menyelesaikan Kegiatan yaitu membuat bentuk dari lego dengan mandiri tanpa bantuan orang lain.

1. Anak berani menciptakan bentuk lego dengan idenya sendiri tanpa banyak bertanya kepada guru. 2. Anak mampu

menciptakan bentuk dengan berkolaborasi dengan teman dalam kelompoknya. 3. Anak mampu

menyelesaikan kegiatan dan membereskan perlengkapan setelah selesai kegiatan.


(35)

Essa Lusiana , 2014

Meningkatkan kreativitas anak dengan bermain lego

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

07/PG PAUD/VI/2014 Keterangan kisi-kisi ini berdasarkan pengertian kreativitas menurut (Rahmawati & Kurniati , 2010 ; Beetlestone ,2012).

Alat penilaian yang digunakan untuk melihat perkembangan kreativitas anak adalah observasi, pengamatan dilakukan pada waktu proses pembelajaran berlangsung dengan tujuan untuk melihat peristiwa yang terjadi secara terus menerus dalam setiap siklus.

Tabel 3.4

Pedoman Observasi Untuk Meningkatkan Kreativitas Anak Dengan Bermain Lego

No Pernyataan

Penilaian Ket Baik 2 Cukup 1 Kurang 0

1 Anak mampu membuat bentuk dengan lego .

2 Anak mampu mencipta bentuk dengan lego sesuai dengan tema.

3

Anak mampu menciptakan karya yang kreatif dengan menggunakan lego sesuai dengan ide dan imajinasi secara bebas.

4

Anak berani menciptakan bentuk lego dengan idenya sendiri tanpa banyak bertanya kepada guru.

5

Anak mampu menciptakan bentuk dengan berkolaborasi dengan teman dalam kelompoknya.

6

Anak mampu menyelesaikan kegiatan dan membereskan perlengkapan setelah selesai kegiatan.


(36)

Essa Lusiana , 2014

Meningkatkan kreativitas anak dengan bermain lego

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

07/PG PAUD/VI/2014 Keterangan :

Baik : Apabila anak dapat menciptakan hasil karya tanpa bantuan guru dan temannya, anak dikategorokan Baik (skor 2).

Cukup : Apabila anak menciptakan bentuk dari lego dengan bantuan teman / guru anak dikategorikan Cukup (skor 1).

Kurang : Apabila anak tidak bisa menciptakan bentuk apapun , anak diberi nilai kurang (skor 0).

G. Analisis Data

Analisis data adalah proses pemaparan data yang diperoleh dilapangan kedalam bentuk yang lebih mudah untuk difahami, hal ini sejalan dengan pendapat Nasution dalam Abidin (2011) analisis data adalah proses penyusunan data agar dapat ditafsirkan.

Data yang diperoleh merupakan data kualitatif dan data kuantitatif. Data kualitatif adalah mendeskripsikan hasil pengamatan yang dilakukan saat kegiatan berlangsung dengan menggunakan penilaian observasi dan catatan lapangan, hal ini sejalan dengan pendapat Cresswell dalam Abidin (2011:140) yang menyatakan bahwa:

penelitian kualitatif adalah jenis penelitian pedidikan yang digunakan peneliti untuk menggambarkan secara luas, menjawab pertanyaan-pertanyaan secara umum, mengumpulkan data yang terdiri atas sebanyak-banyaknya kata/teks dari partisipan, menganalisis temuan tertentu dalam konteks tema pendidikan,

serta melakukan penelitian secara subjektif.”

Sedangkan untuk menganalisis perkembangan anak dari hasil observasi yang dilakukan selama penelitian berlangsung digunakan pendekatan kuantitatif dengan menggunakan pensekoran dari tiap kategori penilaian dalam pedoman observasi, serta mempersentasekan hasil dari perhitungan pengskoran. Hal tersebut sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh Anggoro ( 2008 ) bahwa analisis data kuantitatif dapat dilakukan dengan statistik deskriptif dan salah satu tekhnik penjabaran statistik deskriftif adalah analisa potret data (frekwensi dan persentase).


(37)

Essa Lusiana , 2014

Meningkatkan kreativitas anak dengan bermain lego

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

07/PG PAUD/VI/2014 Sebelum dilakukan persentasi setiap kategori yang digunakan diberikan penskoran angka. Pemberian angka tersebut adalah sebagai berikut : Kurang di beri skor 0, Cukup diberi skor 1, dan Baik diberi Skor 2. Hal ini sejalan dengan pendapat Arifin (2009) Dalam penskoran soal bentuk uraian nonobjektif, skor dijabarkan dalam rentang, Besar rentang skor ditetapkan oleh kompleksitas jawaban, seperti 0-2 0-4, 0-5, 0-6, 0-8, 0-10 dan lain-lain. Skor minimal harus 0, karena peserta didik yang tidak menjawab pun memperoleh skor minimal tersebut, sedangkan skor maksimum ditentukan oleh penyusun soal.

Peneliti menyusun skor penilaian yang dihitung dari 6 pernyataan item yang telah ditentukan sebelumnya. Nilai penskorannya adalah antara 0-2, maka skor terendah adalah 0 (0 x 6 = 0 ) dan skor tertinggi adalah 12 (2 x 6 = 12 ). Jika dikategorikan dalam tiga kategori maka diperoleh tingkatan kategori sebagai berikut : Skor 0 – 4 adalah kategori kurang, 5 – 8 adalah kategori cukup, dan 9 – 12 adalah kategori baik. (Arifin .2009)

Perhitungan dalam analisis data selanjutnya dipersentasekan untuk mengetahui tingkat perkembangan kreativitas anak. Menurut Rosita (2014) rumus yang digunakan untuk mencapai mencari persentase adalah sebagai berikut :

( Jumlah per item) x 100 % Nilai Persentase =

Jumlah seluruh anak

Untuk menentukan tingkat keberhasilan belajar siswa ditentukan oleh hasil persentase yang diperoleh dari hasil observasi seluruh siswa. Menurut Aqib, Diniati, Jaiyaroh & Khotimah (2011) kriteria tingkat keberhasilan belajar siswa adalah sebagai berikut :


(38)

Essa Lusiana , 2014

Meningkatkan kreativitas anak dengan bermain lego

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

07/PG PAUD/VI/2014

Tabel 3.4

Kriteria tingkat Keberhasilan Belajar Siswa dalam %

Tingkat Keberhasilan (%) Arti

>80 % Sangat tinggi

60 – 79 % Tinggi

40 – 59 % Sedang

20-39 % Rendah

< 20 % Sangat rendah


(39)

Essa Lusiana , 2014

Meningkatkan kreativitas anak dengan bermain lego

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu


(40)

Essa Lusiana , 2014

Meningkatkan kreativitas anak dengan bermain lego

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

07/PG PAUD/VI/2014

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A.Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian penerapan bermain lego untuk meningkatkan kreativitas anak yang dilaksanakan di kelompok B TK Nurul Hikmah Kecamatan Solokanjeruk dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Kondisi objektif kreativitas anak di kelompok B TK Nurul Hikmah kec. Solokanjeruk sebelum penerapan bermain lego masih rendah, Pada observasi awal yang dihadiri oleh 14 orang anak diperoleh hasil dari kemampuan kreativitas anak yang memperoleh kategori cukup sebanyak 3 orang anak atau 35% anak ada dalam kategori cukup, dan yang memperoleh kategori kurang sebanyak 11 orang atau 65 %. Hal ini disebabkan oleh pemilihan metode yang kurang tepat dan strategi pembelajaran yang monoton karena kualifikasi pendidikan guru yang masih belum sesuai. Masih ada guru yang lulusan SMA dan S1nya bukan PGPAUD.

2. Penerapan bermain lego sangat disukai oleh anak , terbukti saat kegiatan berlangsung semua anak mengikutinya dengan semangat, tidak seperti saat guru menggunakan metode klasikal atau ceramah anak sering ada yang keluar kelas saat kegiatan sedang berlangsung.

Penerapan bermain lego dengan penelitian tindakan kelas di kelompok B TK Nurul Hikmah dilaksanakan dalam dua siklus tiap siklus dilaksanakan dua tindakan. Setiap selesai satu tindakan dilakukan refleksi mengacu pada hasil observasi dan catatan lapangan serta dokumentasi. Hasil refleksi menjadi acuan untuk membuat perencanaan tindakan selanjutnya.

3. Peningkatan kreativitas anak kelompok B TK Nurul Hikmah setelah penerapan bermain lego meningkat. Pada hasil observasi awal kemampuan kreativitas anak yang memperoleh kategori cukup sebanyak 3 orang anak atau 35% anak ada dalam kategori cukup, dan yang memperoleh kategori kurang


(41)

Essa Lusiana , 2014

Meningkatkan kreativitas anak dengan bermain lego

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

07/PG PAUD/VI/2014 sebanyak 11 orang atau 65 %. Sedangkan pada akhir siklus II yang memperoleh kategori baik sebesar 83,4 % dan yang memperoleh kategori cukup sebesar 16,6 %, . Hal ini berdasarkan hasil penelitian yang menunjukkan bahwa bermain lego adalah kegiatan yang sangat disukai anak karena warna dan ukuran lego yang beragam dan dapat dibentuk berbagai macam bentuk, sehingga bermain lego dapat mengembangkan beberapa aspek perkembangan diantaranya kreativitas, kognitif, bahasa, sosial emosional juga motorik halus.

B.Saran

Berdasarkan hasil pembahasan yang disimpulkan diatas, saran yang dapat dikemukakan adalah sebagai berikut :

1. Bagi Guru

a. Terdapat beberapa strategi dan metode dalam sistem pembelajaran, diharapkan guru dapat memilih strategi dan metode yang tepat yang dapat memenuhi kebutuhan anak, serta memperhatikan karakteristik anak. penerapan bermain lego adalah salah satu upaya yang dapat mengembangkan kreativitas dan beberapa aspek lain yang menunjang perkembangan anak usia dini.

b. Memperhatikan hal-hal yang mempengaruhi pada peningkatan kreativitas anak, yaitu :

1. Peneliti dan guru harus berdiskusi mengenai langkah-langkah dan pelaksanaan penerapan bermain lego.

2. Menyediakan media yang menarik dan menyenangkan, karena akan menumbuhkan minat dan kreativitas anak dalam berkarya.

3. Tema dan kegiatan harus bervariasi dan original dimata anak. sehingga dapat merangsang minat belajar anak.

4. Guru harus berusaha memotivasi anak dalam segala kegiatan agar mereka dapat mandiri saat melaksanakan kegiatan.

5. Guru harus memiliki pemahaman dan strategi yang lebih baik terhadap metode dan kegiatan yang akan disajikan.


(42)

Essa Lusiana , 2014

Meningkatkan kreativitas anak dengan bermain lego

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

07/PG PAUD/VI/2014 2. Bagi sekolah

a. Sekolah hendaknya menfasilitasi pembelajaran khususnya untuk meningkatkan kreativitas anak dengan menyediakan media pembelajaran, menyusun program yang leih baik dan variatif serta menyenangkan buat anak.

b. Memberikan kesempatan kepada guru untuk mengikuti pendidikan ataupun pelatihan yang sesuai dengan kebutuhannya sebagai pendidik anak usia dini.

c. penerapan bermain lego dapat digunakan disekolah sebagai salah satu cara untuk dapat meningkatkan kreativitas anak.

3. Bagi peneliti

Peneliti diharapkan agar dapat mengangkat permasalahan lain dengan menggunakan penerapan bermain lego sehingga dapat memberikan dan temuan dan wawasan baru mengenai pembelajaran di TK. Seperti penggunaan penerapan bermain lego untuk memfokuskan kepada peningkatkan perkembangan bahas dan sosial emosional.


(43)

Essa Lusiana , 2014

Meningkatkan kreativitas anak dengan bermain lego

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

07/PG PAUD/VI/2014

DAFTAR PUSTAKA

Abidin,Y. (2011). Penelitian Pendidikan dalam Gamintan Pendidikan Dasar dan PAUD. Bandung : Rizqi Press.

Anggoro, T. (2008). Metode Penelitian. Jakarta : Universitas Terbuka.

Arifin, Z. (2009). Evaluasi Pembelajaran, Bandung : PT Remaja Rosda Karya Aqib, Z., Diniati, E., Jaiyaroh, S., & Khotimah, K.(2011). Penelitian Tindakan Kelas untuk Guru SD, SLB dan TK. Bandung : CV. Yrama Widya

Badan Standar Nasional. (2009). Permen Standar Nasional Pendidikan PAUD Formal dan Non Formal. Jakarta: Departeman Pendidikan Nasional.

Beetlestone, F. (2012). Strategi Pembelajaran untuk Melestarikan Kreativitas Siswa. Bandung : Penerbit Nusa Media

Dananjaya, U. (2011).Media Pembelajaran Aktif. Bandung: Nuansa

Kurniati, L. (2002). Metode Pengembangan Berbahasa . Bandung : Departemen Pendidikan Nasional

Latif, M, Zukhairin, Zubaidah, R. & Afandi, M. (2013). Orientasi Baru

Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: Kencana.

Munandar, U. (2002). Srategi Mewujudkan Potensi Kreatif & Bakat. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama

Rachmawati, Y. & Kurniati, E. (2010). Strategi Pengembangan Kreativitas Anak.

Jakarta: Kencana.

Rosita. (2014). Pengembangan Potensi Kognitif Anak Melalui Bermain Konstruktif dengan Lego di TK Kartika V9 Pontianak. Tidak diterbitkan.

Sudono, A. (2010). Sumber Belajar dan Alat Permainan. Jakarta: Gramedia. Sujiono, N. (2007). Metode Pengembangan Kognitif. Jakarta: Universitas Terbuka Sumartini,T & Kurniati. (2002). Psikologi Perkembangan. Bandung : Departemen Pendidikan Nasional.

Sutopo, T dan Rosdianawati,S.(2002).Pendidikan Seni. Badung : Departemen Pendidikan Nasional.


(44)

Essa Lusiana , 2014

Meningkatkan kreativitas anak dengan bermain lego

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

07/PG PAUD/VI/2014 Suyadi. (2010). Psikologi Belajar PAUD. Yogyakarta: Bintang Pustaka Abadi. Usman, M dan Nurdian ,J (2002). Kurikulum dan Pembelajaran di TK. Bandung : Departemen Pendidikan Nasional.

Wahyudi, U dan Agustin. (2010). Penilaian Perkembangan Anak Usia Dini. Bandung : CV falah Production.


(45)

Essa Lusiana , 2014

Meningkatkan kreativitas anak dengan bermain lego

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu


(1)

Essa Lusiana , 2014

Meningkatkan kreativitas anak dengan bermain lego

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

07/PG PAUD/VI/2014 BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A.Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian penerapan bermain lego untuk meningkatkan kreativitas anak yang dilaksanakan di kelompok B TK Nurul Hikmah Kecamatan Solokanjeruk dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Kondisi objektif kreativitas anak di kelompok B TK Nurul Hikmah kec. Solokanjeruk sebelum penerapan bermain lego masih rendah, Pada observasi awal yang dihadiri oleh 14 orang anak diperoleh hasil dari kemampuan kreativitas anak yang memperoleh kategori cukup sebanyak 3 orang anak atau 35% anak ada dalam kategori cukup, dan yang memperoleh kategori kurang sebanyak 11 orang atau 65 %. Hal ini disebabkan oleh pemilihan metode yang kurang tepat dan strategi pembelajaran yang monoton karena kualifikasi pendidikan guru yang masih belum sesuai. Masih ada guru yang lulusan SMA dan S1nya bukan PGPAUD.

2. Penerapan bermain lego sangat disukai oleh anak , terbukti saat kegiatan berlangsung semua anak mengikutinya dengan semangat, tidak seperti saat guru menggunakan metode klasikal atau ceramah anak sering ada yang keluar kelas saat kegiatan sedang berlangsung.

Penerapan bermain lego dengan penelitian tindakan kelas di kelompok B TK Nurul Hikmah dilaksanakan dalam dua siklus tiap siklus dilaksanakan dua tindakan. Setiap selesai satu tindakan dilakukan refleksi mengacu pada hasil observasi dan catatan lapangan serta dokumentasi. Hasil refleksi menjadi acuan untuk membuat perencanaan tindakan selanjutnya.

3. Peningkatan kreativitas anak kelompok B TK Nurul Hikmah setelah penerapan bermain lego meningkat. Pada hasil observasi awal kemampuan kreativitas anak yang memperoleh kategori cukup sebanyak 3 orang anak atau 35% anak ada dalam kategori cukup, dan yang memperoleh kategori kurang


(2)

Essa Lusiana , 2014

Meningkatkan kreativitas anak dengan bermain lego

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

07/PG PAUD/VI/2014 sebanyak 11 orang atau 65 %. Sedangkan pada akhir siklus II yang memperoleh kategori baik sebesar 83,4 % dan yang memperoleh kategori cukup sebesar 16,6 %, . Hal ini berdasarkan hasil penelitian yang menunjukkan bahwa bermain lego adalah kegiatan yang sangat disukai anak karena warna dan ukuran lego yang beragam dan dapat dibentuk berbagai macam bentuk, sehingga bermain lego dapat mengembangkan beberapa aspek perkembangan diantaranya kreativitas, kognitif, bahasa, sosial emosional juga motorik halus.

B.Saran

Berdasarkan hasil pembahasan yang disimpulkan diatas, saran yang dapat dikemukakan adalah sebagai berikut :

1. Bagi Guru

a. Terdapat beberapa strategi dan metode dalam sistem pembelajaran, diharapkan guru dapat memilih strategi dan metode yang tepat yang dapat memenuhi kebutuhan anak, serta memperhatikan karakteristik anak. penerapan bermain lego adalah salah satu upaya yang dapat mengembangkan kreativitas dan beberapa aspek lain yang menunjang perkembangan anak usia dini.

b. Memperhatikan hal-hal yang mempengaruhi pada peningkatan kreativitas anak, yaitu :

1. Peneliti dan guru harus berdiskusi mengenai langkah-langkah dan pelaksanaan penerapan bermain lego.

2. Menyediakan media yang menarik dan menyenangkan, karena akan menumbuhkan minat dan kreativitas anak dalam berkarya.

3. Tema dan kegiatan harus bervariasi dan original dimata anak. sehingga dapat merangsang minat belajar anak.

4. Guru harus berusaha memotivasi anak dalam segala kegiatan agar mereka dapat mandiri saat melaksanakan kegiatan.

5. Guru harus memiliki pemahaman dan strategi yang lebih baik terhadap metode dan kegiatan yang akan disajikan.


(3)

Essa Lusiana , 2014

Meningkatkan kreativitas anak dengan bermain lego

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

07/PG PAUD/VI/2014 2. Bagi sekolah

a. Sekolah hendaknya menfasilitasi pembelajaran khususnya untuk meningkatkan kreativitas anak dengan menyediakan media pembelajaran, menyusun program yang leih baik dan variatif serta menyenangkan buat anak.

b. Memberikan kesempatan kepada guru untuk mengikuti pendidikan ataupun pelatihan yang sesuai dengan kebutuhannya sebagai pendidik anak usia dini.

c. penerapan bermain lego dapat digunakan disekolah sebagai salah satu cara untuk dapat meningkatkan kreativitas anak.

3. Bagi peneliti

Peneliti diharapkan agar dapat mengangkat permasalahan lain dengan menggunakan penerapan bermain lego sehingga dapat memberikan dan temuan dan wawasan baru mengenai pembelajaran di TK. Seperti penggunaan penerapan bermain lego untuk memfokuskan kepada peningkatkan perkembangan bahas dan sosial emosional.


(4)

Essa Lusiana , 2014

Meningkatkan kreativitas anak dengan bermain lego

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

07/PG PAUD/VI/2014

DAFTAR PUSTAKA

Abidin,Y. (2011). Penelitian Pendidikan dalam Gamintan Pendidikan Dasar dan PAUD. Bandung : Rizqi Press.

Anggoro, T. (2008). Metode Penelitian. Jakarta : Universitas Terbuka.

Arifin, Z. (2009). Evaluasi Pembelajaran, Bandung : PT Remaja Rosda Karya Aqib, Z., Diniati, E., Jaiyaroh, S., & Khotimah, K.(2011). Penelitian Tindakan Kelas untuk Guru SD, SLB dan TK. Bandung : CV. Yrama Widya

Badan Standar Nasional. (2009). Permen Standar Nasional Pendidikan PAUD Formal dan Non Formal. Jakarta: Departeman Pendidikan Nasional.

Beetlestone, F. (2012). Strategi Pembelajaran untuk Melestarikan Kreativitas Siswa. Bandung : Penerbit Nusa Media

Dananjaya, U. (2011).Media Pembelajaran Aktif. Bandung: Nuansa

Kurniati, L. (2002). Metode Pengembangan Berbahasa . Bandung : Departemen Pendidikan Nasional

Latif, M, Zukhairin, Zubaidah, R. & Afandi, M. (2013). Orientasi Baru Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: Kencana.

Munandar, U. (2002). Srategi Mewujudkan Potensi Kreatif & Bakat. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama

Rachmawati, Y. & Kurniati, E. (2010). Strategi Pengembangan Kreativitas Anak. Jakarta: Kencana.

Rosita. (2014). Pengembangan Potensi Kognitif Anak Melalui Bermain Konstruktif dengan Lego di TK Kartika V9 Pontianak. Tidak diterbitkan.

Sudono, A. (2010). Sumber Belajar dan Alat Permainan. Jakarta: Gramedia. Sujiono, N. (2007). Metode Pengembangan Kognitif. Jakarta: Universitas Terbuka Sumartini,T & Kurniati. (2002). Psikologi Perkembangan. Bandung : Departemen Pendidikan Nasional.

Sutopo, T dan Rosdianawati,S.(2002).Pendidikan Seni. Badung : Departemen Pendidikan Nasional.


(5)

Essa Lusiana , 2014

Meningkatkan kreativitas anak dengan bermain lego

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

07/PG PAUD/VI/2014 Suyadi. (2010). Psikologi Belajar PAUD. Yogyakarta: Bintang Pustaka Abadi. Usman, M dan Nurdian ,J (2002). Kurikulum dan Pembelajaran di TK. Bandung : Departemen Pendidikan Nasional.

Wahyudi, U dan Agustin. (2010). Penilaian Perkembangan Anak Usia Dini. Bandung : CV falah Production.


(6)

Essa Lusiana , 2014

Meningkatkan kreativitas anak dengan bermain lego

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu