PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP MANAJEMEN LABA PADA PERUSAHAAN BUMN YANG TELAH GO PUBLIC DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI).
PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP
MANAJ EMEN LABA PADA PERUSAHAAN BUMN YANG TELAH GO
PUBLIC DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI)
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan
dalam Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Akuntansi
DiajukanOleh :
ELIS HADI SETIYORINI
0913010178 / FE/ EA
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
J AWA TIMUR
2013
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
SKRIPSI
PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP
MANAJ EMEN LABA PADA PERUSAHAAN BUMN YANG TELAH GO
PUBLIC DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI)
DisusunOleh:
ELIS HADI SETIYORINI
0913010178/FE/EA
Telahdipertahankandihadapandanditerimaoleh Tim PengujiSkripsi
Program StudiAkuntansiFakultasEkonomi
Univer sitas Pembangunan Nasional “Veteran” J awaTimur
Padatanggal 03 Mei 2013
Pembimbing :
Tim Penguji
PembimbingUtama
Ketua
Dra.Er r y Andhaniwati,MAks.,Ak
Dra. Ec. Tituk W, M,Aks
Sekretaris
Dra. Ec. Sari Andayani, M,Aks
Anggota
Dra.Er r y Andhaniwati,MAks.,Ak
Mengetahui
DekanFakultasEkonomi
Univer sitasPembangunan Nasional “Veteran” J awaTimur
Dr. H. Dhani IchsanuddinNur, SE, MM
NIP. 19630924 198903 1001
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
SKRIPSI
PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP
MANAJ EMEN LABA PADA PERUSAHAAN BUMN YANG TELAH GO
PUBLIC DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI)
Yang diajukan
Elis Hadi Setiyorini
0913010178 /FE/EA
Disetujui untuk Ujian Lisan oleh
Pembimbing Utama
Dra.Er r y Andhaniwati,MAks.,Ak
NIP. 19591223 199203 2001
Tanggal : 31 Mei 2013
Mengetahui
Wakil Dekan I Fakultas Ekonomi
Dr s. Ec. R.A. Suwaidi, MS
NIP. 196003301986031003
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
USULAN PENELITIAN
PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP
MANAJ EMEN LABA PADA PERUSAHAAN BUMN YANG TELAH GO
PUBLIC DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI)
Yang diajukan
Elis Hadi Setiyorini
0913010178 /FE/EA
Telah disetujui untuk diseminarkan oleh
Pembimbing Utama
Dra.Ec.Er r y Andhaniwati,MAKs.,Ak
Tanggal : …………………………
NIP. 19591223 199203 2001
Mengetahui
Ketua Program Studi Akutansi
Dr. Hero Priono, Msi, Ak
NIP. 19611011 199203 1001
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
USULAN PENELITIAN
PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP
MANAJ EMEN LABA PADA PERUSAHAAN BUMN YANG TELAH GO
PUBLIC DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI)
Yang diajukan
Elis Hadi Setiyorini
0913010178 /FE/EA
Telah diseminarkan dan disetujui untuk menyusun skripsi oleh
Pembimbing Utama
Dra.Ec.Er r y Andhaniwati,MAKs.,Ak
Tanggal : 15 Maret 2013
NIP. 19591223 199203 2001
Mengetahui
Ketua Program Studi Akutansi
Dr. Hero Priono, Msi, Ak
NIP. 19611011 199203 1001
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
USULAN PENELITIAN
PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP
MANAJ EMEN LABA PADA PERUSAHAAN BUMN YANG TELAH GO
PUBLIC DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI)
Yang diajukan
Elis Hadi Setiyorini
0913010178 /FE/EA
Telah diseminarkan dan disetujui untuk menyusun skripsi oleh
Pembimbing Utama
Dra.Ec.Er r y Andhaniwati,MAKs.,Ak
Tanggal : 15 Maret 2013
NIP. 19591223 199203 2001
Mengetahui
Ketua Program Studi Akutansi
Dr. Hero Priono, Msi, Ak
NIP. 196611011 199203 1001
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas berkah,
rahmat dan segala karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan
skripsi yang merupakan salah satu persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana
Ekonomi jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan
Nasional “Veteran” Jawa Timur dengan judul“PENGARUH GOOD
CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP MANAJ EMEN LABA PADA
PERUSAHAAN BUMN YANG TELAH GO PUBLIC DI BURSA EFEK
INDONESIA (BEI)”.
Penulis menyadari bahwa tanpa adanya bantuan dari beberapa pihak, maka
akan sulit bagi penulis untuk dapat menyusun skripsi ini. Sehubungan dengan hal
itu, maka dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada
pihak-pihak yang terlibat secara langsung maupun tidak langsung dalam
mendukung kelancaran penulisan skripsi baik berupa dukungan, do’a maupun
bimbingan yang telah diberikan. Secara khusus penulis dengan rasa hormat yang
mendalammengucapkanterimakasihpada :
1. Bapak Prof. Dr. Ir. Teguh Sudarto, MP.,selaku Rektor Universitas
Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
2. Bapak Dr. Dhani Ichsanudin Nur, SE. MM., selaku Dekan Fakultas
Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
3. Bapak Drs. Ec. R.A. Suwaidi, MS., selaku Wakil Dekan I Fakultas
Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” JawaTimur.
4. Bapak Drs. Ec. Saiful Anwar, MSi.,selaku Wakil Dekan II Fakultas
EkonomiUniversitas Pembangunan Nasional “Veteran” JawaTimur.
5. Bapak Dr. Hero Priono, M.Si, Ak.,selaku Ketua Program Studi Ilmu
Akuntansi Fakultas Ekonomi UPN “Veteran” Jawa Timur.
6. Ibu Dra.ErryAndhaniwati, MAKs., Ak selaku dosen pembimbing yang
membimbing penulis dalam mengerjakan skripsi.
7. Dosen-dosen Program Studi Akuntansiyang telah banyak memberikan
ilmu dan pengetahuan dalam menyelesaikan skripsi ini.
8. Kedua Orang Tua, Ibu Mudjiati dan Bpk.Mudjiono terima kasih atas do’a
serta dorongannya baik moril maupun materi.
9. Teman Tercinta Rendy Ardyansyah, Vivin Ernawati, Sri Indriani,
Rachmat Iqbal, IchaMaricha, Mbak Netta,Unun dan Titis, Mas Dhevis atas
saran dan bantuannya serta menemani dalam pengerjaan skripsi ini.
10. Serta bantuan dan dukungan pihak-pihak yang tidak dapat penulis
sebutkan satu-persatu.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan.
Oleh karena itu, maka kritik dan saran yang bersifat membangun sangatlah
dibutuhkan guna meningkatkan mutu dari penulisan skripsi ini. Penulis
juga berharap,penulisan skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak
yang membutuhkan.
Surabaya, 31 Mei 2013
Penulis
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
........................................................................
i
DAFTAR ISI
........................................................................
iv
DAFTAR TABEL
........................................................................
viii
DAFTAR GAMBAR
........................................................................
x
DAFTAR LAMPIRAN
........................................................................
xi
ABSTRAK
........................................................................
xii
PENDAHULUAN .......................................................................
1
1.1
Latar Belakang Masalah.......................................................
1
1.2
Perumusan Masalah .............................................................
7
1.3
Tujuan Penelitian .................................................................
7
1.4
Manfaat Penelitian ...............................................................
7
KAJ IAN TEORI DAN PENGEMBANGAN MODEL ..............
8
2.1
Penelitian Terdahulu ............................................................
8
2.2
Kajian Teori ........................................................................
13
2.2.1 Good Corporate Governance ....................................
13
2.2.1.1 Pengertian Good Corporate Governance ....
13
2.2.1.2 Teori yang mendukung Good Corporate
Governance Teori Keagenan .......................
14
2.2.1.3 Prinsip-Prinsip
Good
Corporate
Governance .................................................
16
2.2.1.4 Manfaat penerapan
Good
Corporate
Governance .................................................
20
2.2.1.5 Faktor dalam penerapan Good Corporate
Governance .................................................
21
2.2.2 Manajemen Laba ......................................................
24
2.2.2.1 Pengertian Manajemen Laba .......................
24
2.2.2.2 Faktor-faktor Pemicu manajemen laba ........
25
BAB I
BAB II
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
2.2.2.3 Motivasi Manajemen Laba ..........................
25
2.2.2.4 Pola Manajemen Laba .................................
26
Kerangka Pikir ...................................................................
27
2.3.1 Pengaruh Good Corporate Governance terhadap
Manajemen Laba ......................................................
27
2.3.2 Pengaruh proporsi komisaris independen terhadap
manajemen laba ........................................................
28
2.3.3 Pengaruh ukuran dewan komisaris terhadap
manajemen laba ........................................................
29
2.3.4 Pengaruh komite audit terhadap manajemen laba .....
29
2.3.5 Diagram kerangka pemikiran ....................................
29
Hipotesis
...................................................................
30
BAB III METODE PENELITIAN ...........................................................
31
2.3
2.4
3.1
Definisi operasional dan pengukuran variabel ......................
31
3.2
Teknik Penentuan Sampel ....................................................
35
3.2.1 Populasi ...................................................................
35
3.2.2 Sampel ...................................................................
35
Teknik Pengumpulan Data ..................................................
36
3.3.1 Jenis Data ................................................................
36
3.3.2 Sumber Data ............................................................
36
3.3.3 Metode Pengumpulan Data ......................................
37
Teknik Analisis danUji Hipotesis .........................................
37
3.4.1 Analisis Regresi Logistik ..........................................
37
3.4.2 Uji Hipotesis.............................................................
38
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ....................................................
41
3.3
3.4
4.1
Deskripsi Obyek Penelitian ..................................................
4.1.1 Sejarah PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk ...
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
41
42
4.1.2 PT. Bank Mandiri (Persero), Tbk ..............................
43
4.1.3 PT. JasaMarga (Persero), Tbk ...................................
45
4.1.4 PT. Kimia Farma (Persero), Tbk………………... 46
4.1.5 PT. Perusahaan Gas Negara (Persero), Tbk ...............
47
4.1.6 PT. Telkomunikasi (Persero), Tbk ............................
48
Deskripsi Hasil Penelitian ....................................................
49
4.2.1 Deskripsi Proporsi Komisaris Independen (X1) ........
50
4.2.2 Deskripsi Ukuran Dewan Komisaris (X2) ................
52
4.2.3 Deskripsi Keberadaan Komite Audit (X3) ...............
55
4.2.4 Deskripsi Manajemen Laba (Y) ................................
56
Hasil analisis dan pengujian hipotesis ..................................
58
4.3.1 analisis regresi logistik .............................................
58
pengujian hipotesis …………………………………………
60
4.1.2.1 uji kesesuaian model………………………………...
60
4.1.2.2 uji nilai nagelkerke R square ……………………….
63
4.1.2.3 ujisimultan ……………………………………….... .
63
Pembahasan Hasil Penelitian................................................
65
4.5.1 Implikasi Penelitian ..................................................
68
4.5.2 Perbedaan Hasil Penelitian Sekarang Dengan
Penelitian-Penelitian Terdahulu ................................
70
4.5.3 Keterbatasan Penelitian.............................................
72
KESIMPULAN DAN SARAN ....................................................
73
5.1
Kesimpulan
...................................................................
73
5.2
Saran
...................................................................
73
DAFTAR PUSTAKA
...................................................................
xiii
4.2
4.3
4.4
4.5
BAB V
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1
Daftar Penelitian Empiris Terdahulu ....................................
12
Tabel 4.1
Data Proporsi Komisaris Independen Perusahaan BUMN
Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia ...............................
51
Data UkuranDewanKomisaris Perusahaan BUMN Yang
Terdaftar di Bursa Efek Indonesia ........................................
53
Data KeberadaanKomite Audit Perusahaan BUMN Yang
Terdaftar di Bursa Efek Indonesia ........................................
55
Data ManajemenLaba ..........................................................
58
Tabel 4.2
Tabel 4.3
Tabel 4.4
Tabel 4.5
Hasil Pengujian Hosmer and Lemeshow……………..……
59
Tabel 4.6
Hasil Uji Overall Model Fit Block 0.....................................
60
Tabel 4.7
Hasil Uji Overall Model Fit Block 1.....................................
60
Tabel 4.8
Hasil Uji Koefisien Determinasi...........................................
61
Tabel 4.9
Tabel 4.10
Hasil Uji Koefisien Regresi…………………………………
Perbedaan Hasil Penelitian Sekarang Dengan PenelitianPenelitian Terdahulu ............................................................
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
63
76
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1
Diagram KerangkaPemikiran ..............................................
30
Gambar 4.1
UjiHipotesis
62
...................................................................
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1
: Perhitungan Manajemen Laba
Lampiran 2
: Data Penelitian
Lampiran 3
: Analisis Regresi Untuk Perhitungan NDA
Lampiran 4
: Analisis Logistik
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
PENGARUH PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE
TERHADAP MANAJEMEN LABA PADA PERUSAHAAN BUMN YANG
TELAH GO PUBLIC DI BURSA EFEK INDONESIA
Oleh :
Elis HadiSetiyorini
ABSTRAK
Ada beberapa prinsip yang dibutuhkan untuk membangun suatu budaya
bisnis
yang
sehat, yaitu transparansi,
kemandirian,
akuntabilitas,
pertanggungjawaban dan kewajaran. Kelima prinsip tersebut dikenal sebagai
prinsip Good corporate governance.Penerapan Good corporate governance
diharapkan bisa menjadikan perusahaan lebih baik. Informasi laba merupakan
perhatian utama untuk menaksir kinerja atau pihak lain dalam menaksir earning
power perusahaan di masa yang akan datang. Adanya kecenderungan lebih
memperhatinkan laba tersebut disadari oleh manajemen, sehingga mendorong
timbulnya perilaku menyimpang yang salah satu bentuknya adalah manajemen
laba. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menguji secara empiric
pengaruh penerapan Good corporate governance dilihat dari proporsi komisaris
independen, ukuran dewan komisaris dan keberadaan komite audit.
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder dari
laporan keuangan 6 perusahaan BUMN yang go public di bursa efek
Indonesia selama periode 2008-2011.analisis statistic yang digunakan adalah
analisis regresi linier logistik.
Berdasarkan hasil analisis disimpulkan bahwa proporsi komisaris
independen,ukuran dewan komisaris dan keberadaan komite audit tidak memiliki
pengaruh yang signifikan terhadap manajemen laba pada perusahaan BUMN
yang go public di bursa efek Indonesia.
Key word : proporsi komisaris independen,
keberadaan komite audit, manajemen laba.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
ukuran dewan komisaris,
PENGARUH PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE
TERHADAP MANAJEMEN LABA PADA PERUSAHAAN BUMN YANG
TELAH GO PUBLIC DI BURSA EFEK INDONESIA
Oleh :
Elis HadiSetiyorini
ABSTRAK
There are some principles that are needed to build a healthy business culture
of transparency, independence, accountability, responsibility and fairness. The
fifth principle is known as the principles of good corporate governance.Penerapan
Good corporate governance is expected to make the company better. Earnings
information is a major concern for assessing performance or other parties in
assessing the company's earning power in the future. The tendency over the
memperhatinkan profit realized by the management, so as to encourage the
emergence of deviant behavior is one form of earnings management. This study
aims to identify and empirically test the effect of the application of good corporate
governance a proportion of independent directors, board size and the existence of
an audit committee.
The data used in this study is secondary data from financial statements 6
state-owned companies that went public in the Indonesian stock exchange during
the period 2008-2011.analisis statistic used is the logistic regression analysis.
Based on the
directors, board size
significant effect on
public
on
analysis concluded that the proportion of independent
and the existence of an audit committee does not have a
earnings management in state-owned companies that go
the
stock
exchanges
of
Indonesia.
Key word: the proportion of independent directors, board size, the existence of
audit committees, management of earnings.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Masalah
Corporate governance merupakan hal yang sangat penting dalam
mencapai keberhasilan kegiatan bisnis (Chairuman Armia, 2002) karena
corporate governance merupakan sebuah sistem untuk mengontrol dan
mengarahkan perusahaan (David Melvill dalam Listyorini, 2001). Menurut
Shleifer dan Vishny (1997), corporate governance merupakan suatu mekanisme
yang digunakan oleh suplier keuangan untuk melakukan kontrol terhadap manajer
guna
memastikan
bahwa
supplier
keuangan
perusahaan
memperoleh
pengembalian (return) dari kegiatan yang dijalankan oleh manajer.
Di Indonesia, isu corporate governance muncul setelah terjadinya krisis
ekonomi tahun 1997 sebagai reaksi atas perilaku para pengelola perusahaan yang
tidak memperhitungkan stakeholder-nya (Harmanto Edy Jatmiko, 2001). Krisis
ekonomi memberi pelajaran berharga bahwa pembangunan yang dipacu selama
ini ternyata tidak didukung dengan struktur ekonomi yang kokoh. Hampir semua
pengusaha besar menjalankan roda bisnis dengan manajemen yang acak-acakan
dan praktik korupsi, kolusi dan nepotisme.
Sejak adanya gerakan reformasi tahun 1998, muncul banyak tekanan dari
publik yang menghendaki agar pemerintah maupun swasta dapat menghapuskan
praktek-praktek korupsi, kolusi dan nepotisme, yang secara politis lebih dikenal
dengan istilah KKN, dan selanjutnya diharapkan mampu mengelola usaha secara
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
terbuka, adil, dapat dipertanggungjawabkan (Parwoto Wignjohartojo, 2001).
Untuk mewujudkan harapan tersebut, diperlukan perubahan sikap secara bersamasama dan berperilaku sesuai dengan harapan itu, agar dapat bangkit kembali dari
kemelut krisis, siap bersaing menghadapi era globalisasi dan dapat meningkatkan
kesejahteraan bersama.
Terungkapnya skandal waskita karya,salah satu BUMN jasa konstruksi
yang diduga melakukan rekayasa laporan keuangan patut dicermati secara
mendalam. ditengah gembar gembor pelaksanaan implementasi GCG BUMN,
kasus ini memberikan tamparan keras untuk kementrian Negara BUMN. kasus
waskita, yang disebut-sebut sebagai enronnya Indonesia menunjukkan bahwa
kementrian Negara BUMN,perlu berupaya lebih keras lagi dalam implementasi
GCG di BUMN. terbongkarnya kasus ini berawal saat pemeriksaan kembali
neraca dalam rangka penerbitan saham tahun lalu.direktur utama waskita yang
baru,M.choliq yang sebelumnya menjabat direktur keuangan PT.Adhi karya
(persero) Tbk, menemukan pencatatan yang tak sesuai, dimana ditemukan
kelebihan pencatatan Rp. 400 Milyar. direksi periode sebelunya diduga
melakukan rekayasa sejak tahun buku 2004-2008 dengan memasukkan proyeksi
pendapatan proyek multitahun kedepan sebagai pendapatan tahun tertentu.
Kasus ini memberikan pelajaran berharga. pertama, implementasi GCG di
Indonesia ternyata masih sekedar formalitas belakang. kedua, terlihat bahwa
terjadi kerja sama sistematik melakukan rekayasa keuangan yang dilakukan
karena lemahnya fungsi internal kontrol. ketiga, GCG di BUMN belum menjadi
Corporate Culture.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Salah satu penyebab lemahnya penerapan good corporate governance
pada perusahaan diindonesia, seperti lemahnya hukum, standar akuntansi dan
pemeriksaan keuangan yang belum mapan,pasar modal yang masih underregulated, lemahnya pengawasan komisaris,dan terabaikannya hak miroritas.
sejak saat itu, baik pemerintah maupun investor mulai memberikan perhatian yang
cukup signifikan dalam praktik good corporate governance
Penerapan good corporate governance merupakan salah satu upaya yang
cukup signifikan untuk melepaskan diri dari krisis ekonomi yang melanda
Indonesia. pengelolahan perusahaan dalam bidang ekonomi merupakan hal yang
dianggap pointing yang terjadi dalam pemerintah.
Secara umum ada beberapa karateristik yang melekat dalam praktek good
corporate governance harus memberi ruang kepada pihak diluar penyelenggara
Negara untuk berperan secara optimal sehingga memungkinkan adanya sinergi
diantara mereka. Kedua, dalam praktek good corporate governance terkandung
nilai-nilai yang membuat penyelenggara Negara maupun Swasta dapat efektif
bekerja dalam mewujudkan kesejahteraan rakyat. nilai-nilai seperti amanah, jujur,
adil menjadi nilai yang penting. ketiga, praktek good corporate governance
adalah praktek bernegara yang bebas dan bersih dari korupsi serta berorientasi
pada kepentingan public.
Ada beberapa prinsip yang dibutuhkan untuk membangun suatu budaya
bisnis yang sehat, yaitu Transparasi, kemandirian, akuntabilitas, pertanggung
jawaban dan kewajaran. Menurut Surat keputusan Menteri BUMN Kep-117/MMBU/2002 tanggal 1 Agustus 2002 pasal 3.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Dalam pelaksanaan tata kelola perusahaan yang baik, bursa efek Jakarta
mengeluarkan peraturan tanggal 1 Juli 2001 yang mengatur tentang pembentukan
dewan komisaris, komisaris independen dan komite audit.
Dewan komisaris bertanggung jawab untuk menguasai manajemen,
sedangkan manajemen bertanggung jawab untuk meningkatakan efisiensi dan
daya saing perusahaan, sehingga dewan komisaris dapat mengawasi segala
tindakan manajemen dalam mengelola perusahaan termasuk kemungkinan
manajemen melakukan manajemen laba
Komisaris independen memiliki tanggung jawab pokok untuk mendorong
diterapkannya prinsip GCG didalam perusahaan melalui pemberdayaan dewan
komisaris agar dapat melakukan tugas pengawasan dan pemberian nasihat kepada
direksi secara efektif dan lebih memberikan nilai tambah bagi perusahaan.
Komite Audit tugasnya mengawasi proses pelaporan keuangan oleh
manajemen. peran komite audit sangat penting karena mempengarui kualitas laba
perusahaan yang merupakan salah satu informasi penting yang tersedia untuk
public dan dapat digunakan investor untuk menilai perusahaan.
Berbeda
dengan
kementerian
lain,
kementerian
menjalankan dua fungsi sekaligus yakni fungsi
Negara
BUMN
menjalankan biorkrasi
pemerintahan dan melaksanakan fungsi korporasi dengan misi pemerintah,
kementrian Negara BUMN perlu merupakan good governance untuk kegiatan
internal dalam menjalankan fungsi regulasi dan korporasi, serta perbaikan dan
pengembangan penerapan GCG bagi semua BUMN.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Laporan keuangan yang bermutu merupakan sarana dasar untuk
mengungkapkan kondisi operasi bisnis dan keuangan perusahaan. selain itu
laporan keuangan merupakan sarana utama berupa informasi keuangan yang
dikomunikasikan kepada pihak luar, dalam menilai kinerja keuangan perusahaan
investor harus senantiasa berusaha untuk dapat menganalisis kemampuan
keuangan perusahaan sehingga investor dapat memanfaatkan informasi yang ada
dalam laporan keuangan.
Laporan keuangan merupakan media kominikasi yang digunakan untuk
menghubungkan pihak yang berkepentingan terhadap perusahaan. pentingnya
laporan keuangan juga diungkapkan bahwa laporan keuangan merupakan sarana
untuk mempertanggung jawabkan apa yang dilakukan oleh manajer atas sumber
daya pemilik. salah satu parameter penting dalam laporan keuangan yang
digunakan untuk mengukur kinerja manajemen adalah laba.
Menurut SFAC No.1, informasi laba merupakan perhatian utama untuk
menaksir kinerja atau pertanggungjawaban manajemen. selain itu laba juga
membantu pemilik atau pihak lain dalam menaksir earning power perusahaan
dimasa yang akan datang, adanya kecenderungan lebih memperhatikan laba
disadari oleh manajemen, khususnya manajer yang kinerjanya diukur berdasarkan
informasi laba tersebut, sehingga mendorong timbulnya perilaku menyimpang,
yang salah satu bentuknya adalah manajemen laba.
Manajemen laba adalah pemilihan kebijakan akuntansi oleh manajer
untuk mencapai tujuan khusus. Terdapat dua cara yang saling melengkapi
dalam
berfikir
tentang
manajemen
laba. Pertama, perilaku
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
opurtunistik
manajemen untuk memaksimumkan utilitasnya dalam kompensasi, kontrak,
dan kos politik. Kedua, perpektif kontrak efisien ketika manajemen laba
dilakukan
Manajemen
untuk
menguntungkan
laba sebagai
semua
yang
intervensi dalam
terlibat
dalam
kontrak.
proses pelaporan keuangan
eksternal dengan tujuan memperoleh beberapa kebutuhan pribadi. dalam
pelaporan keuangan dan penyususnan transaksi yang mengubah laporan
keuangan. Hal ini bertujuan untuk menyesatkan para stakeholder tentang
kondisi kinerjka ekonomi perusahaan serta untuk mempengaruhi penghasilan
kontraktual yang mengendalikan angka akuntansi yang dilaporkan.
Ada tiga sasaran yang dapat diterapkan oleh manajer dalam melakukan
manajemen
laba
meliputi
:
meminalisasi
biaya
politik,
maksimalisasi
kesejahteraan manajer dan minimalisasi kas pendanaan, oleh karena itu konsep
good corporate governance diharapkan bisa berfungsi sebagai alat untuk
memonitor kinerja perusahaan dan untuk memberikan keyakinan kepada para
investor bahwa mereka akan menerima return yang sesuai dengan investasi yang
telah ditanamkannya.
Penelitian yang dilakukan oleh Sefiana (2009) tentang pengaruh
penerapan Good Corporate Governance terhadap manajemen laba pada
perusahaan
perbankan
yang
telah
go
public
di
BEI,
hasil
analisis
menunjukan proporsi komisaris independen, ukuran dewan komisaris dan
keberadaan komite audit tidak berpengaruh terhadap praktik manajemen
laba.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, maka hal ini
menarik
penelitian
PENGARUH
TERHADAP
untuk
mengadakan
PENERAPAN GOOD
MANAJ EMEN
penelitian
dengan
CORPORATE
LABA
PADA
judul
“
GOVERNANCE
PERUSAHAAN
BUMN
YANG GO PUBLIC DI BURSA EFEK INDONESIA ”
1.2
Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah di kemukakan, penulis
mengindentifkasikan masalah yang diangkat dalam penelitian ini adalah: ‘’apakah
penerapan good corporate governance ‘’ (dilihat dari proporsi komisaris
independen, ukuran dewan komisaris, keberadaan komite audit) berpengaruh
terhadap manajemen laba pada perusahaan BUMN yang go public dibursa efek
Indonesia?
1.3
Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan dari penelitian ini
adalah untuk mengetahui dan menguji secara empiric secara pengaruh penerapan
good corporate governance terhadap manajemen laba.
1.4
Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat yang berguna bagi :
1.
Bagi peneliti, diharapkan
untuk
dapat
menambah
wawasan
serta
pengetahuan penelitian mengenai pengaruh penerapan Good Corporate
Governance terhadap manajemen laba.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
2.
Bagi akademis, peneliti diharapkan diharapkan dapat menambah bukti
empiris dari penelitian sebelumnya mengenai pengaruh penerapan Good
Corporate Governance terhadap manajemen laba serta dapat dijadikan
referensi dalam mengadakan penelitian lebih lanjut tentang masalah
yang sama dan dapat diterapkan dimasa yang akan datang.
3.
Bagi
praktisi, hasil
penelitian
ini
dapat
dijadikan
pertimbangan dan sumbangan pemikiran yang bermanfaat.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
sebagai
bahan
BAB II
KAJ IAN TEORI DAN PENGEMBANGAN MODEL
2.1
1.
Penelitian Terdahulu
Eka Sefiana (2009) dalam skripsi ini berjudul tentang pengaruh penerapan
Corporate Governance Terhadap manajemen laba pada perusahaan
perbankan yang telah go public di BEI,variabel yang digunakan variable
independen dalam penelitian ini yang diukur menggunakan proporsi
komisaris independen, ukuran dewan komisaris dan keberadaan komite
audit.dimana hasil penelitian ini menggunakan regresi linier berganda dan
dapat disimpulkan
bahwa
ketiga variabel tersebut tidak
berpengaruh
terhadap praktik manajemen laba, hal ini dapat dilihat dari tingkat
signifikansi f 0.093 lebih besar dari α = 0.005 (0.093 > 0.05) yang bearti
secara serentak (bersama-sama) veriabel independen (proporsi komisaris
independen, ukuran dewan komisaris dan keberadaan komite audit) tidak
perpengaruh terhadap manajemen laba. Sehingga hasil kesimpulan ini
belum mampu membuktikan pengaruhnya terhadap manajemen laba.
2.
Carningsih (2009) tentang pengaruh GCG terhadap hubungan antara
kinerja keuangan dengan nilai perusahaan (studi kasus pada perusahaan
property dan real estate yang terdapat di BEI)Berdasarkan hasil analisis
dan pembahasan yang dilakukan sebelumnya, diperoleh simpulan sebagai
berikut. Return On Assets (ROA) terbukti berpengaruh negatif terhadap nilai
perusahaan, sedangkan Return On Equity (ROE) tidak berpengaruh terhadap
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
nilai perusahaan property dan real estate terdaftar di Bursa Efek Indonesia
selama tahun 2007-2008 dan Proporsi Komisaris Independen sebagai variabel
pemoderasi tidak terbukti berpengaruh terhadap nilai perusahaan.
Sehingga
dapat disimpulkan bahwa Komisaris Independen sebagai moderating variable
atas hubungan kinerja keuangan terhadap nilai perusahaan tidak mampu
memoderasi hubungan kedua variabel tersebut. Hal ini disebabkan oleh
kemungkinan adanya komisaris independen dalam perusahaan yang diobservasi
hanyalah bersifat formalitas untuk memenuhi regulasi saja dan tidak
dimaksudkan untuk menegakkan good corporate governance (GCG) didalam
perusahaan. Sehingga keberadaan komisaris independen ini tidak untuk
menjalankan
indepedensinya
fungsi
untuk
monitoring
yang
mengawasi
baik
dan
kebijakan
tidak
direksi. Hasil
menggunakan
yang
tidak
signifikan ini menunjukkan bahwa pasar tidak menggunakan informasi mengenai
proporsi komisaris independen dalam melakukan penilaian investasi. sehingga
hasil kesimpulan ini belum mampu membuktikan pengaruh GCG terhadap
hubungan antara kinerja keuangan dengan nilai perusahaan.
3.
Isnanta
(2008) tentang
kepemilikan terhadap
analisis
pengaruh
manajemen
GCG
dan
laba dan
struktur
kepemilikan
kinerja keuangan, hasil
diperoleh kesimpulan bahwa Dalam pengukuran Corporate
Governance hanya diproxikan dengan kepemilikan manajerial, dewan
komisaris dan komite audit, bukan diukur dengan Indeks Corporate
Governance yang pengukurannya melibatkan aspek yang lebih banyak,
sehingga hasil kesimpulan ini belum mampu membuktikan pengaruhnya
terhadap manajemen laba.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
4.
Suryana (2005), yaitu tentang pengaruh komite audit terhadap kualitas
laba,hasil pengajuan menunjukkan adanya perbedaan koefisien respon
laba perusahaan yang membentuk komite audit dan perusahaan yang
tidak membentuk komite audit dan perusahaan yang tidak membentuk
komite audit.pengajuan dengan menggunakan metode FSCM dan CRSM
menunjukkan hasil yang sama bahwa koefisien respon laba perusahaan
yang membentuk komite audit secara statistis lebih besar daripada
perusahaan yang membentuk komite audit memiliki kualoiutas yang
lebih baik daripada laba yang dilaporkan oleh perusahaan yang tidak
membentuk komite audit. Koefisien respon laba yang lebih tinggi untuk
perusahaan yang melaksanakan perannya dengan baik, terutama dalam
memonitor proses pelaporan keuangan.sehingga bisa diambil kesimpulan
bahwa perusahaan yang membentuk komite audit memiliki kualitas laba
yang lebih baik daripada laba yang dilaporkan perusahaan yang tidak
memiliki komite audit.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
TABEL 2.1
DAFTAR PENELITIAN EMPIRIS TERDAHULU
NAMA
VARIABEL
Eka Sefiana (2009)
Dependen:
manajemen
laba
Independen:
-proporsi
komisaris
independen
-ukuran dewan komisaris
-keberadaan komite audit
Regresi
Linier
Berganda
dan
discretionary accruals
sebagai
proksi
manajemen laba.
Proporsi
komisaris
independen,ukuran
dewan
komisaris,keberadaan
komite
audit.tidak
berpengaruh
terhadap
manajemen laba dan
belum
mampu
membuktikan
pengaruhnya
terhadap
manajemen laba.
Carningsih (2009)
Dependen: Tobin’s
Independen: ROA dan
ROE
Moderasi:
proporsi
komisaris independen
Regresi
Berganda
Linier
-ROA
terbukti
berpengaruh
negative
terhadap nilai perusahaan
-ROE tidak berpengaruh
terhadap nilai perusahaan
property dan real estate
-Property
komisaris
sebagai
variabel
pemodarasi tidak terbukti
berpengaruh
terhadap
nilai perusahaan.
Menggunakan regresi
linier berganda
Dalam
pengukuran
Corporate
Governance
hanya diproxikan dengan
kepemilikan manajerial,
dewan komisaris dan
komite
audit, bukan
diukur
dengan Indeks
Corporate
Governance
yang
pengukurannya
melibatkan aspek yang
lebih banyak, sehingga
hasil kesimpulan ini
belum
mampu
membuktikan
pengaruhnya
terhadap
manajemen laba.
Menggunakan metode
FSCM dan CRSM
Perusahaan
yang
membentuk komite audit
memiliki kualitas laba
yang lebih baik daripada
laba yang dilaporkan
perusahaan yang tidak
memiliki komite audit.
Isnanta (2008)
Dependen:
manajemen
laba
Independen:
-kepemilikan Mnajerial dewan komisaris
-komite audit
METODEANALISIS
Dependen: kualitas laba
Independen: komite audit
Suryana (2005)
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
HASIL
2.2
Kajian Teori
2.2.1 Good Corporate Governance
2.2.1.1 Pengertian Good Corporate Governance
Good
Corporate
Governance
Prinsip
yang
mengarahkan
dan
mengendalikan perusahaan agar mencapai keseimbangan antara kekuatan
serta kewenangan perusahaan dan memberikan pertanggungjawaban kepada
para shareholders khususnya, dan stakeholders pada umumnya. Cadburry
Report (1992)
Ditanah air, secara harfiah, governance kerap diterjemahkan sebagai
“pengaturan.” Adapun dalam konteks GCG, governance seing juga disebut “
tata pamong”, atau penadbiran yang terakhir ini, bagi orang awam masih
terdengar janggal ditelinga. Mahlum, istilah itu berasal daeri kata melayu.
Dikalangan pembisnis, istilah GCG diartikan Tata Kelola Perusahaan.
Kemudian, “ GCG ” ini didefinisikan sebagai suatu pola hubungan ,
system, dan proses yang digunakan oleh organ perusahaan (Direksi, Dewan
komisaris, RUPS) guna memberikan nilai tambah kepada pemegang saham
secara berkesinambungan dalam jangka panjang, dengan tetap memperhatikan
kepentingan stakeholder lainnya, berdasarkan peraturan perundangan dan
norma yang berlaku. (Daniri , 2005 : 8)
Menurut keputusan menteri BUMN nomor KEP-117/ M-MBU/ 2002,
corporate governance adalah suatu proses dari struktur yang digunakan oleh
organ BUMN untuk meningkatkan keberhasilan usaha dan akuntabilitas
perushaan guna mewujudkan nilai pemegang saham dalam jangka panjang
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
dengan tetap memperhatikan kepentingan stakeholders lainnya, berlandaskan
peraturan perundangan dan etika.
Dari definisi diatas disimpulkan bahwa Good Corporate Governance
merupakan :
a.
Suatu struktur yang mengatur pola hubungan harmonis tentang peran
Dewan Komisaris, direksi, rapat umum pemegang saham dan para
Stakeholder lainnya.
b.
Suatu system check and balance mencakup pertimbangan kewenangan
atas pengendalian perusahaan yang dapat membatasi munculnya dua
peluang pengelolaan yang salah dan penyalagunaan aset perusahaan.
c.
Suatu
proses
yang
transparan
atas
penentuan
tujuan
perushaan,
pencapaian, dan pengukuran kinerjanya.
2.2.1.2 Teori yang mendukung Good Corporate Gover nance Teori Keagenan
Pemegang saham sebagai pihak prinsipal mengadakan kontrak untuk
memaksimalkan kesejahteraan dirinya dengan profitabilitas
yang
selalu
meningkat.Masalah keagenan muncul karena adanya oportunistik dari agen yaitu
perilaku manajemen untuk memaksimumkan kesejahteraan sendiri yang
berlawanan dengan kepentingan prinsipal.Manajer memiliki dorongan untuk
memilih dan menerapkan metoda akuntansi yang dapat memperlihatkan reaksi
pasarnya yang baik untuk tujuan mendapatkan bonus prinsipal.
Jensen dan Meckling (1976) menyatakan bahwa hubungan teori keagenan
adalah sebuah kontrak antara manajer (agent) dengan investor (principal).Konflik
kepentingan antara pemilik dan agen terjadi kemungkinan agen tidak selalu
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
berbuat sesuai dengan kepentingan principal, sehingga memicu biaya keagenan
(agency
cost).Pemisahan
kepemilikan
dan
pengendalian
menyebabkan
manajemen (agent) bertindak sesuai dengan kepentingan principal (pemilik).
Jensen dan Meckling (1976) mengidentifikasi biaya keagenan menjadi tiga
kelompok, yaitu: (a) the monitoring expenditure by principal adalah biaya
pengawasan yang harus dikeluarkan olek pemilik, (b) the bonding cost adalah
biaya yang harus dikeluarkan akibat pemonitoran yang harus dikeluarkanprincipal
(pemilik) kepada agen, (c) the residual cost adalah pengorbanan akibat
berkurangnya kemakmuran principal (pemilik) karena perbedaan keputusan
antara principal (pemilik) dan agent.Pemilik perusahaan publik mengalami
kesulitan dalam mengendalikan perusahaan secara langsung karena: (a) ukuran
perusahaan yang semakin besar sehingga sulit untuk mengelolanya sendiri, (b)
memerlukan keahlian khusus yang kompleks dalam mengelola organisasi yang
besar dimana umumnya pemilik memiliki keterbatasan dalam hal ini, (c)
kepemilikan perusahaan ditentukan oleh jumlah saham yang dimiliki yang berarti
pemilik bisa lebih dari satu orang atau organisasi sehingga tidak memungkinkan
apabila seluruh pemilik menjalankan operasi perusahaan.
2.2.1.3 Prinsip-Prinsip Good Corporate Governance
1.
Transparasi
Transparasi (keterbukaan umum) baik dalam proses pengambilan
keputusan
maupun
dalam
mengungkapkan
informasi
material
dan
relevan mengenai perusahaan.dalam mewujudkan transparasi, perusahaan
harus menyediakan informasi yang cukup, akurat, tepat waktu, jelas,
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
konsisten, dan
dapat
diperbandingan, maka
dimungkinkan
terjadinya
efisiensi pasar.
Ada banyak manfaat yang bisa dipetik dari penereapan prinsip
ini.salah satunya stakeholders dapat mengetahui risiko yang mungkin
terjadi dalam melalukan transaksi dengan perusahaan. selanjutnya,jika
prinsip
transparasi
dilaksanakan
dengan
baik
dan
tepat, akan
dimungkinkan terhindarnya benturan kepentingan berbagai pihak dalam
manajemen (Daniri, 2005 : 9)
2.
Akuntabilitas
Akuntabilitas
adalah
kejelasan
fungsi, struktur, system
dan
pertanggungjawaban organ perusahaan sehingga mengelolaan perusahaan
pelaksanaa secara efektif. Masalah yang sering ditemukan di perusahaan
Indonesia adalah munculnya fungsi pengawasan Dewan komisaris atau
justru sebaliknya, komisaris utama mengambil peran berikut wewenang
yang seharusnya dijalankan direksi. Padahal diperlukan kejelasan tugas
serta
fungsi
organ
perusahaan
agar
tercipta
suatu
mekanisme
penegecekan dan perimbangan dalam mengelola perusahaan, kewajiban
untuk memiliki komisaris independen dan komite audit sebagaimana
yang ditetapkan oleh bursa efek Indonesia, merupakan salah satu
implementasi prinsip ini.Implementasi dari prinsip akuntabilitas antara
lain :
a. Praktek audit internal yang efektif
b. Kejelasan
fungsi, hak, kewajiban, wewenang
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
dan tanggung
jawab
dalam anggaran dasar perusahaan dan target pencapaian perusahaan
dimasa depan.
Bila prinsip akuntabilitas ini diterapkan secara efektif maka ada
kejelaan fungsi, hak, kewajiban, wewenang, dan tanggungjawab antara
pemegang saham, dewan komisaris, serta direksi.dengan adanya kejelasan
inilah
maka
perusahaan
akan
terhindar
dari
kondisi
benturan
kepentingan peran (Daniri, 2005 : 10)
3.
Responsibility
Pertanggungjawaban perusahaan adalah kesesuaian (kepatuhan)
didalam pengelolaan perusahaan terhadap prinsip korporasi yang sehat
serta peraturan perundangan yang berlaku. Peraturan yang berlaku yaitu
berkaitan
dengan
masalah
pajak, hubungan
industrial,
perlindungan
lingkungan hidup, kesehatan / keselamatan kerja, standar penggajian, dan
persaingan yang sehat (Daniri, 2005 : 10)
Contoh mengenai hal ini dapat dijelaskan sebagai berikut :
a. Kebijakan
sebuah
perusahaan
makanan
untuk
mendapat
sertifikat“HALAL”. Ini merupakan bentuk pertanggungjawaban kepada
masyarakat, lewat
sertifikat ini dari sisi konsumen, mereka akan
merasa yakin bahwa makanan dan minuman yang dikonsumsi oleh
konsumsinya, itu halal dan tidak merasa dibohongi perusahaan. Dari
sisi pemerintah, perusahaan telah mematuhi peraturan perundangundangan yang berlaku (peraturan perlindungan konsumen). Dari sisi
perusahaan, kebijakan tersebut
akan menjamin
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
loyalitas konsumen
sehingga kelangsungan usaha, pertumbuhan dan kemampuan mencetak
laba lebih terjamin, yang pada akhirnya member manfaat maksimal
bagi pemegang saham.
b. Kebijakan perusahaan mengelola limba sebelum dibuang ketempat
umum. Ini
juga
merupakan
pertanggungjawaban
kepada
public,
kebijakan ini menjamin mereka untuk hidup layak tanpa merasa
terancam
kesehatannya
tercemar.perushaan
memenuhi
peraturan
perundang-undangan lingkungan hidup dan merupakan bentuk jaminan
kelangsungan usaha karena akan mendapat dukungan pengamanan
dari masyarakat sekitar lingkunagan (Daniri, 2005: 11)
4.
Independensi
Independensi atau kemandirian adalah suatu keadaan dimana
perusahaan dikelola secara professional tanpa benturan kepentingan dan
pengaruh / tekanan dari pihak manapun yang tidak sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku dan prinsip korporasi yang
sehat.
Independensi prinsip yang paling penting dalam penerapan GCG
diindonesia. Independensi atau kemandirian adalah suatu keadaan diman
perusahaan dikelola secara professional tanpa benturan kepentingan dan
pengaruh / tekanan dari pihak
maupun
yang
tidak sesuai dengan
peraturan perundangan yang berlaku dan prinsip-prinsip korporasi yang
sehat.
Untuk meningakatkan independensi dalam pengambilan keputusan
bisnis, perusahaan hendaknya mengembangkan beberapa aturan, pedoman,
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
dan
praktik
ditingkat
Corporate
board, terutama
ditingkat
dewan
komisaris dan direksi oleh undang-undang didaulat untuk mengurus
perusahaan dengan baik.
5.
Fairness
Secara
sederhana
kesetaraan
dan
kewajaran
(fairness)
bisa
didefinisikan sebagai perlakuan yang adil dan setara didalam memenuhi
hak-hak stakeholders yang timbul berdasarkan perjanjian serta peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
Fairness
juga
mencakup
adanya
kejelasan
hak-hak
pemodal,system hukum dan penegakan poeraturan untuk melindungi
hak-hak investor khususnya pemegang saham minoritas dari berbagai
bentuk kecurangan. Bentuk kecurangan ini bisa berupa insider trading
(transaksi yang melibatkan informasi orang dalam), fraud (penipuan),
dilusi
saham (nilai
perusahaan
berkurang), KKN, atau
keputusan-
keputusan yang dapat merugikan seperti pembelian kembali saham yang
telah
dikeluarkan, penerbitan
saham
baru, marger, akuisisi, atau
pengambilan alihan perusahaan lain.
Fairness diharapkan membuat seluruh aset perusahaan dikelola
secra
baik
dan
prudent
(hati-hati), sehingga
muncul
perlindungan
kepentingan pemengang saham secara fair (jujur dan adil).dan menjadi
jiwa untuk memonitor dan menjamin perlakuan yang adil diantara
beragam kepentingan dalam perusahaan.
Fairness memerlukan syarat agar bisa diberlakukan secara efektif.
Syarat itu berupa peraturan dan perundang-undangan yang jelas, tegas,
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
konsisten dan dapat ditegakkan secara baik serta efektif. Hal ini diluar
penting karena akan menjadi penjamin adanya perlindungan atas hakhak pemegang saham manapun (Daniri, 2005 : 13).
2.2.1.4 Manfaat penerapan Good Corporate Governance
Esensi Corporate Governance adalah kepentingan kinerja perusahaan
melalui
supervise
atau
pemantauan
kinerja
manajemen
dan
adanya
akuntabilitas manajemen terhadap pemangku kepentingan lainnya, untuk
meningkatkan
remunerasi
akuntabilitas, anatara
eksekutif. GCG
lain
memberikan
auditor, komite
kerangka
audit, serta
acuan
yang
memungkinlkan pengawasan berjalan efektif sehingga tercipta mekanisme
check dan balance diperusahaan.
Manfaat GCG antara lain :
a.
Mengurangi agency cost, yaitu suatu biaya yang harus ditanggung
pemegang
saham
akibat
pendelegasian
wewenang
kepada
pihak
manajemen.
b.
Mengurangi biaya modal (Cost of capital), yaitu sebagai dampak dari
pengelola perusahaan yang baik tadi menyebabkan tingkat bunga atas
dana atau sumber daya yang dipinjam oleh perusahaan semakin kecil
seiring dengan turunnya tingkat resiko pemisahaan.
c.
Meningkatkan nilai saham perusahaan sekaligus dapat meningkatkan
citra perusaaan dimata public dalam jangka panjang.
d.
Menciptakan dukungan para stakeholders (para pemangku kepentingan)
dalam lingkungan perusahaan tersebut terhadap keberadaan perusahaan
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
dan berbagai strategi dan kebijakan yang ditempuh perusahaan karena
umumnya mereka mendapat jaminan bahwa mereka juga mendapat
manfaat
maksimal
dari
tindakan
dan
operasi
perusahaan
dalam
menciptakan kemakmuran dan kesejahteraan. (Daniri, 2005 : 14)
2.2.1.5 Faktor dalam penerapan Good Corporate Governance
Good Corporate Governance juga memiliki prasyarat tersendiri, ada
dua faktor yang memegang peranan yaitu faktor eksternal dan internal.
a. Faktor Eksternal
Yang dimaksud faktor eksternal adalah beberapa faktor yang
berasal dan luar perusahaan yang sangat mempengaruhi keberhasilan
penerapan GCG. Diantaranya :
1. Terdapat
system
hukum
yang
baik
sehingga
mampu
menjamin
berlakunya superemasi hukum yang konsisten dan efektif.
2. Dukungan pelaksanaan GCG dari sector public/lembaga pemerintahan
yang diharapkan dapat pula melaksanakan Good Governance dan clean
government menuju Good Government Governance yang sebenarnya.
3. Terdapatnya contoh pelaksanaan GCG yang tepat (best practices) yang
dapat
menjadi
standar
pelaksanaan
GCG
yang
efektif
dan
professional.dengan kata l
MANAJ EMEN LABA PADA PERUSAHAAN BUMN YANG TELAH GO
PUBLIC DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI)
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan
dalam Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Akuntansi
DiajukanOleh :
ELIS HADI SETIYORINI
0913010178 / FE/ EA
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
J AWA TIMUR
2013
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
SKRIPSI
PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP
MANAJ EMEN LABA PADA PERUSAHAAN BUMN YANG TELAH GO
PUBLIC DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI)
DisusunOleh:
ELIS HADI SETIYORINI
0913010178/FE/EA
Telahdipertahankandihadapandanditerimaoleh Tim PengujiSkripsi
Program StudiAkuntansiFakultasEkonomi
Univer sitas Pembangunan Nasional “Veteran” J awaTimur
Padatanggal 03 Mei 2013
Pembimbing :
Tim Penguji
PembimbingUtama
Ketua
Dra.Er r y Andhaniwati,MAks.,Ak
Dra. Ec. Tituk W, M,Aks
Sekretaris
Dra. Ec. Sari Andayani, M,Aks
Anggota
Dra.Er r y Andhaniwati,MAks.,Ak
Mengetahui
DekanFakultasEkonomi
Univer sitasPembangunan Nasional “Veteran” J awaTimur
Dr. H. Dhani IchsanuddinNur, SE, MM
NIP. 19630924 198903 1001
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
SKRIPSI
PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP
MANAJ EMEN LABA PADA PERUSAHAAN BUMN YANG TELAH GO
PUBLIC DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI)
Yang diajukan
Elis Hadi Setiyorini
0913010178 /FE/EA
Disetujui untuk Ujian Lisan oleh
Pembimbing Utama
Dra.Er r y Andhaniwati,MAks.,Ak
NIP. 19591223 199203 2001
Tanggal : 31 Mei 2013
Mengetahui
Wakil Dekan I Fakultas Ekonomi
Dr s. Ec. R.A. Suwaidi, MS
NIP. 196003301986031003
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
USULAN PENELITIAN
PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP
MANAJ EMEN LABA PADA PERUSAHAAN BUMN YANG TELAH GO
PUBLIC DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI)
Yang diajukan
Elis Hadi Setiyorini
0913010178 /FE/EA
Telah disetujui untuk diseminarkan oleh
Pembimbing Utama
Dra.Ec.Er r y Andhaniwati,MAKs.,Ak
Tanggal : …………………………
NIP. 19591223 199203 2001
Mengetahui
Ketua Program Studi Akutansi
Dr. Hero Priono, Msi, Ak
NIP. 19611011 199203 1001
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
USULAN PENELITIAN
PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP
MANAJ EMEN LABA PADA PERUSAHAAN BUMN YANG TELAH GO
PUBLIC DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI)
Yang diajukan
Elis Hadi Setiyorini
0913010178 /FE/EA
Telah diseminarkan dan disetujui untuk menyusun skripsi oleh
Pembimbing Utama
Dra.Ec.Er r y Andhaniwati,MAKs.,Ak
Tanggal : 15 Maret 2013
NIP. 19591223 199203 2001
Mengetahui
Ketua Program Studi Akutansi
Dr. Hero Priono, Msi, Ak
NIP. 19611011 199203 1001
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
USULAN PENELITIAN
PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP
MANAJ EMEN LABA PADA PERUSAHAAN BUMN YANG TELAH GO
PUBLIC DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI)
Yang diajukan
Elis Hadi Setiyorini
0913010178 /FE/EA
Telah diseminarkan dan disetujui untuk menyusun skripsi oleh
Pembimbing Utama
Dra.Ec.Er r y Andhaniwati,MAKs.,Ak
Tanggal : 15 Maret 2013
NIP. 19591223 199203 2001
Mengetahui
Ketua Program Studi Akutansi
Dr. Hero Priono, Msi, Ak
NIP. 196611011 199203 1001
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas berkah,
rahmat dan segala karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan
skripsi yang merupakan salah satu persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana
Ekonomi jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan
Nasional “Veteran” Jawa Timur dengan judul“PENGARUH GOOD
CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP MANAJ EMEN LABA PADA
PERUSAHAAN BUMN YANG TELAH GO PUBLIC DI BURSA EFEK
INDONESIA (BEI)”.
Penulis menyadari bahwa tanpa adanya bantuan dari beberapa pihak, maka
akan sulit bagi penulis untuk dapat menyusun skripsi ini. Sehubungan dengan hal
itu, maka dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada
pihak-pihak yang terlibat secara langsung maupun tidak langsung dalam
mendukung kelancaran penulisan skripsi baik berupa dukungan, do’a maupun
bimbingan yang telah diberikan. Secara khusus penulis dengan rasa hormat yang
mendalammengucapkanterimakasihpada :
1. Bapak Prof. Dr. Ir. Teguh Sudarto, MP.,selaku Rektor Universitas
Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
2. Bapak Dr. Dhani Ichsanudin Nur, SE. MM., selaku Dekan Fakultas
Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
3. Bapak Drs. Ec. R.A. Suwaidi, MS., selaku Wakil Dekan I Fakultas
Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” JawaTimur.
4. Bapak Drs. Ec. Saiful Anwar, MSi.,selaku Wakil Dekan II Fakultas
EkonomiUniversitas Pembangunan Nasional “Veteran” JawaTimur.
5. Bapak Dr. Hero Priono, M.Si, Ak.,selaku Ketua Program Studi Ilmu
Akuntansi Fakultas Ekonomi UPN “Veteran” Jawa Timur.
6. Ibu Dra.ErryAndhaniwati, MAKs., Ak selaku dosen pembimbing yang
membimbing penulis dalam mengerjakan skripsi.
7. Dosen-dosen Program Studi Akuntansiyang telah banyak memberikan
ilmu dan pengetahuan dalam menyelesaikan skripsi ini.
8. Kedua Orang Tua, Ibu Mudjiati dan Bpk.Mudjiono terima kasih atas do’a
serta dorongannya baik moril maupun materi.
9. Teman Tercinta Rendy Ardyansyah, Vivin Ernawati, Sri Indriani,
Rachmat Iqbal, IchaMaricha, Mbak Netta,Unun dan Titis, Mas Dhevis atas
saran dan bantuannya serta menemani dalam pengerjaan skripsi ini.
10. Serta bantuan dan dukungan pihak-pihak yang tidak dapat penulis
sebutkan satu-persatu.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan.
Oleh karena itu, maka kritik dan saran yang bersifat membangun sangatlah
dibutuhkan guna meningkatkan mutu dari penulisan skripsi ini. Penulis
juga berharap,penulisan skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak
yang membutuhkan.
Surabaya, 31 Mei 2013
Penulis
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
........................................................................
i
DAFTAR ISI
........................................................................
iv
DAFTAR TABEL
........................................................................
viii
DAFTAR GAMBAR
........................................................................
x
DAFTAR LAMPIRAN
........................................................................
xi
ABSTRAK
........................................................................
xii
PENDAHULUAN .......................................................................
1
1.1
Latar Belakang Masalah.......................................................
1
1.2
Perumusan Masalah .............................................................
7
1.3
Tujuan Penelitian .................................................................
7
1.4
Manfaat Penelitian ...............................................................
7
KAJ IAN TEORI DAN PENGEMBANGAN MODEL ..............
8
2.1
Penelitian Terdahulu ............................................................
8
2.2
Kajian Teori ........................................................................
13
2.2.1 Good Corporate Governance ....................................
13
2.2.1.1 Pengertian Good Corporate Governance ....
13
2.2.1.2 Teori yang mendukung Good Corporate
Governance Teori Keagenan .......................
14
2.2.1.3 Prinsip-Prinsip
Good
Corporate
Governance .................................................
16
2.2.1.4 Manfaat penerapan
Good
Corporate
Governance .................................................
20
2.2.1.5 Faktor dalam penerapan Good Corporate
Governance .................................................
21
2.2.2 Manajemen Laba ......................................................
24
2.2.2.1 Pengertian Manajemen Laba .......................
24
2.2.2.2 Faktor-faktor Pemicu manajemen laba ........
25
BAB I
BAB II
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
2.2.2.3 Motivasi Manajemen Laba ..........................
25
2.2.2.4 Pola Manajemen Laba .................................
26
Kerangka Pikir ...................................................................
27
2.3.1 Pengaruh Good Corporate Governance terhadap
Manajemen Laba ......................................................
27
2.3.2 Pengaruh proporsi komisaris independen terhadap
manajemen laba ........................................................
28
2.3.3 Pengaruh ukuran dewan komisaris terhadap
manajemen laba ........................................................
29
2.3.4 Pengaruh komite audit terhadap manajemen laba .....
29
2.3.5 Diagram kerangka pemikiran ....................................
29
Hipotesis
...................................................................
30
BAB III METODE PENELITIAN ...........................................................
31
2.3
2.4
3.1
Definisi operasional dan pengukuran variabel ......................
31
3.2
Teknik Penentuan Sampel ....................................................
35
3.2.1 Populasi ...................................................................
35
3.2.2 Sampel ...................................................................
35
Teknik Pengumpulan Data ..................................................
36
3.3.1 Jenis Data ................................................................
36
3.3.2 Sumber Data ............................................................
36
3.3.3 Metode Pengumpulan Data ......................................
37
Teknik Analisis danUji Hipotesis .........................................
37
3.4.1 Analisis Regresi Logistik ..........................................
37
3.4.2 Uji Hipotesis.............................................................
38
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ....................................................
41
3.3
3.4
4.1
Deskripsi Obyek Penelitian ..................................................
4.1.1 Sejarah PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk ...
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
41
42
4.1.2 PT. Bank Mandiri (Persero), Tbk ..............................
43
4.1.3 PT. JasaMarga (Persero), Tbk ...................................
45
4.1.4 PT. Kimia Farma (Persero), Tbk………………... 46
4.1.5 PT. Perusahaan Gas Negara (Persero), Tbk ...............
47
4.1.6 PT. Telkomunikasi (Persero), Tbk ............................
48
Deskripsi Hasil Penelitian ....................................................
49
4.2.1 Deskripsi Proporsi Komisaris Independen (X1) ........
50
4.2.2 Deskripsi Ukuran Dewan Komisaris (X2) ................
52
4.2.3 Deskripsi Keberadaan Komite Audit (X3) ...............
55
4.2.4 Deskripsi Manajemen Laba (Y) ................................
56
Hasil analisis dan pengujian hipotesis ..................................
58
4.3.1 analisis regresi logistik .............................................
58
pengujian hipotesis …………………………………………
60
4.1.2.1 uji kesesuaian model………………………………...
60
4.1.2.2 uji nilai nagelkerke R square ……………………….
63
4.1.2.3 ujisimultan ……………………………………….... .
63
Pembahasan Hasil Penelitian................................................
65
4.5.1 Implikasi Penelitian ..................................................
68
4.5.2 Perbedaan Hasil Penelitian Sekarang Dengan
Penelitian-Penelitian Terdahulu ................................
70
4.5.3 Keterbatasan Penelitian.............................................
72
KESIMPULAN DAN SARAN ....................................................
73
5.1
Kesimpulan
...................................................................
73
5.2
Saran
...................................................................
73
DAFTAR PUSTAKA
...................................................................
xiii
4.2
4.3
4.4
4.5
BAB V
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1
Daftar Penelitian Empiris Terdahulu ....................................
12
Tabel 4.1
Data Proporsi Komisaris Independen Perusahaan BUMN
Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia ...............................
51
Data UkuranDewanKomisaris Perusahaan BUMN Yang
Terdaftar di Bursa Efek Indonesia ........................................
53
Data KeberadaanKomite Audit Perusahaan BUMN Yang
Terdaftar di Bursa Efek Indonesia ........................................
55
Data ManajemenLaba ..........................................................
58
Tabel 4.2
Tabel 4.3
Tabel 4.4
Tabel 4.5
Hasil Pengujian Hosmer and Lemeshow……………..……
59
Tabel 4.6
Hasil Uji Overall Model Fit Block 0.....................................
60
Tabel 4.7
Hasil Uji Overall Model Fit Block 1.....................................
60
Tabel 4.8
Hasil Uji Koefisien Determinasi...........................................
61
Tabel 4.9
Tabel 4.10
Hasil Uji Koefisien Regresi…………………………………
Perbedaan Hasil Penelitian Sekarang Dengan PenelitianPenelitian Terdahulu ............................................................
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
63
76
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1
Diagram KerangkaPemikiran ..............................................
30
Gambar 4.1
UjiHipotesis
62
...................................................................
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1
: Perhitungan Manajemen Laba
Lampiran 2
: Data Penelitian
Lampiran 3
: Analisis Regresi Untuk Perhitungan NDA
Lampiran 4
: Analisis Logistik
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
PENGARUH PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE
TERHADAP MANAJEMEN LABA PADA PERUSAHAAN BUMN YANG
TELAH GO PUBLIC DI BURSA EFEK INDONESIA
Oleh :
Elis HadiSetiyorini
ABSTRAK
Ada beberapa prinsip yang dibutuhkan untuk membangun suatu budaya
bisnis
yang
sehat, yaitu transparansi,
kemandirian,
akuntabilitas,
pertanggungjawaban dan kewajaran. Kelima prinsip tersebut dikenal sebagai
prinsip Good corporate governance.Penerapan Good corporate governance
diharapkan bisa menjadikan perusahaan lebih baik. Informasi laba merupakan
perhatian utama untuk menaksir kinerja atau pihak lain dalam menaksir earning
power perusahaan di masa yang akan datang. Adanya kecenderungan lebih
memperhatinkan laba tersebut disadari oleh manajemen, sehingga mendorong
timbulnya perilaku menyimpang yang salah satu bentuknya adalah manajemen
laba. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menguji secara empiric
pengaruh penerapan Good corporate governance dilihat dari proporsi komisaris
independen, ukuran dewan komisaris dan keberadaan komite audit.
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder dari
laporan keuangan 6 perusahaan BUMN yang go public di bursa efek
Indonesia selama periode 2008-2011.analisis statistic yang digunakan adalah
analisis regresi linier logistik.
Berdasarkan hasil analisis disimpulkan bahwa proporsi komisaris
independen,ukuran dewan komisaris dan keberadaan komite audit tidak memiliki
pengaruh yang signifikan terhadap manajemen laba pada perusahaan BUMN
yang go public di bursa efek Indonesia.
Key word : proporsi komisaris independen,
keberadaan komite audit, manajemen laba.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
ukuran dewan komisaris,
PENGARUH PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE
TERHADAP MANAJEMEN LABA PADA PERUSAHAAN BUMN YANG
TELAH GO PUBLIC DI BURSA EFEK INDONESIA
Oleh :
Elis HadiSetiyorini
ABSTRAK
There are some principles that are needed to build a healthy business culture
of transparency, independence, accountability, responsibility and fairness. The
fifth principle is known as the principles of good corporate governance.Penerapan
Good corporate governance is expected to make the company better. Earnings
information is a major concern for assessing performance or other parties in
assessing the company's earning power in the future. The tendency over the
memperhatinkan profit realized by the management, so as to encourage the
emergence of deviant behavior is one form of earnings management. This study
aims to identify and empirically test the effect of the application of good corporate
governance a proportion of independent directors, board size and the existence of
an audit committee.
The data used in this study is secondary data from financial statements 6
state-owned companies that went public in the Indonesian stock exchange during
the period 2008-2011.analisis statistic used is the logistic regression analysis.
Based on the
directors, board size
significant effect on
public
on
analysis concluded that the proportion of independent
and the existence of an audit committee does not have a
earnings management in state-owned companies that go
the
stock
exchanges
of
Indonesia.
Key word: the proportion of independent directors, board size, the existence of
audit committees, management of earnings.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Masalah
Corporate governance merupakan hal yang sangat penting dalam
mencapai keberhasilan kegiatan bisnis (Chairuman Armia, 2002) karena
corporate governance merupakan sebuah sistem untuk mengontrol dan
mengarahkan perusahaan (David Melvill dalam Listyorini, 2001). Menurut
Shleifer dan Vishny (1997), corporate governance merupakan suatu mekanisme
yang digunakan oleh suplier keuangan untuk melakukan kontrol terhadap manajer
guna
memastikan
bahwa
supplier
keuangan
perusahaan
memperoleh
pengembalian (return) dari kegiatan yang dijalankan oleh manajer.
Di Indonesia, isu corporate governance muncul setelah terjadinya krisis
ekonomi tahun 1997 sebagai reaksi atas perilaku para pengelola perusahaan yang
tidak memperhitungkan stakeholder-nya (Harmanto Edy Jatmiko, 2001). Krisis
ekonomi memberi pelajaran berharga bahwa pembangunan yang dipacu selama
ini ternyata tidak didukung dengan struktur ekonomi yang kokoh. Hampir semua
pengusaha besar menjalankan roda bisnis dengan manajemen yang acak-acakan
dan praktik korupsi, kolusi dan nepotisme.
Sejak adanya gerakan reformasi tahun 1998, muncul banyak tekanan dari
publik yang menghendaki agar pemerintah maupun swasta dapat menghapuskan
praktek-praktek korupsi, kolusi dan nepotisme, yang secara politis lebih dikenal
dengan istilah KKN, dan selanjutnya diharapkan mampu mengelola usaha secara
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
terbuka, adil, dapat dipertanggungjawabkan (Parwoto Wignjohartojo, 2001).
Untuk mewujudkan harapan tersebut, diperlukan perubahan sikap secara bersamasama dan berperilaku sesuai dengan harapan itu, agar dapat bangkit kembali dari
kemelut krisis, siap bersaing menghadapi era globalisasi dan dapat meningkatkan
kesejahteraan bersama.
Terungkapnya skandal waskita karya,salah satu BUMN jasa konstruksi
yang diduga melakukan rekayasa laporan keuangan patut dicermati secara
mendalam. ditengah gembar gembor pelaksanaan implementasi GCG BUMN,
kasus ini memberikan tamparan keras untuk kementrian Negara BUMN. kasus
waskita, yang disebut-sebut sebagai enronnya Indonesia menunjukkan bahwa
kementrian Negara BUMN,perlu berupaya lebih keras lagi dalam implementasi
GCG di BUMN. terbongkarnya kasus ini berawal saat pemeriksaan kembali
neraca dalam rangka penerbitan saham tahun lalu.direktur utama waskita yang
baru,M.choliq yang sebelumnya menjabat direktur keuangan PT.Adhi karya
(persero) Tbk, menemukan pencatatan yang tak sesuai, dimana ditemukan
kelebihan pencatatan Rp. 400 Milyar. direksi periode sebelunya diduga
melakukan rekayasa sejak tahun buku 2004-2008 dengan memasukkan proyeksi
pendapatan proyek multitahun kedepan sebagai pendapatan tahun tertentu.
Kasus ini memberikan pelajaran berharga. pertama, implementasi GCG di
Indonesia ternyata masih sekedar formalitas belakang. kedua, terlihat bahwa
terjadi kerja sama sistematik melakukan rekayasa keuangan yang dilakukan
karena lemahnya fungsi internal kontrol. ketiga, GCG di BUMN belum menjadi
Corporate Culture.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Salah satu penyebab lemahnya penerapan good corporate governance
pada perusahaan diindonesia, seperti lemahnya hukum, standar akuntansi dan
pemeriksaan keuangan yang belum mapan,pasar modal yang masih underregulated, lemahnya pengawasan komisaris,dan terabaikannya hak miroritas.
sejak saat itu, baik pemerintah maupun investor mulai memberikan perhatian yang
cukup signifikan dalam praktik good corporate governance
Penerapan good corporate governance merupakan salah satu upaya yang
cukup signifikan untuk melepaskan diri dari krisis ekonomi yang melanda
Indonesia. pengelolahan perusahaan dalam bidang ekonomi merupakan hal yang
dianggap pointing yang terjadi dalam pemerintah.
Secara umum ada beberapa karateristik yang melekat dalam praktek good
corporate governance harus memberi ruang kepada pihak diluar penyelenggara
Negara untuk berperan secara optimal sehingga memungkinkan adanya sinergi
diantara mereka. Kedua, dalam praktek good corporate governance terkandung
nilai-nilai yang membuat penyelenggara Negara maupun Swasta dapat efektif
bekerja dalam mewujudkan kesejahteraan rakyat. nilai-nilai seperti amanah, jujur,
adil menjadi nilai yang penting. ketiga, praktek good corporate governance
adalah praktek bernegara yang bebas dan bersih dari korupsi serta berorientasi
pada kepentingan public.
Ada beberapa prinsip yang dibutuhkan untuk membangun suatu budaya
bisnis yang sehat, yaitu Transparasi, kemandirian, akuntabilitas, pertanggung
jawaban dan kewajaran. Menurut Surat keputusan Menteri BUMN Kep-117/MMBU/2002 tanggal 1 Agustus 2002 pasal 3.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Dalam pelaksanaan tata kelola perusahaan yang baik, bursa efek Jakarta
mengeluarkan peraturan tanggal 1 Juli 2001 yang mengatur tentang pembentukan
dewan komisaris, komisaris independen dan komite audit.
Dewan komisaris bertanggung jawab untuk menguasai manajemen,
sedangkan manajemen bertanggung jawab untuk meningkatakan efisiensi dan
daya saing perusahaan, sehingga dewan komisaris dapat mengawasi segala
tindakan manajemen dalam mengelola perusahaan termasuk kemungkinan
manajemen melakukan manajemen laba
Komisaris independen memiliki tanggung jawab pokok untuk mendorong
diterapkannya prinsip GCG didalam perusahaan melalui pemberdayaan dewan
komisaris agar dapat melakukan tugas pengawasan dan pemberian nasihat kepada
direksi secara efektif dan lebih memberikan nilai tambah bagi perusahaan.
Komite Audit tugasnya mengawasi proses pelaporan keuangan oleh
manajemen. peran komite audit sangat penting karena mempengarui kualitas laba
perusahaan yang merupakan salah satu informasi penting yang tersedia untuk
public dan dapat digunakan investor untuk menilai perusahaan.
Berbeda
dengan
kementerian
lain,
kementerian
menjalankan dua fungsi sekaligus yakni fungsi
Negara
BUMN
menjalankan biorkrasi
pemerintahan dan melaksanakan fungsi korporasi dengan misi pemerintah,
kementrian Negara BUMN perlu merupakan good governance untuk kegiatan
internal dalam menjalankan fungsi regulasi dan korporasi, serta perbaikan dan
pengembangan penerapan GCG bagi semua BUMN.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Laporan keuangan yang bermutu merupakan sarana dasar untuk
mengungkapkan kondisi operasi bisnis dan keuangan perusahaan. selain itu
laporan keuangan merupakan sarana utama berupa informasi keuangan yang
dikomunikasikan kepada pihak luar, dalam menilai kinerja keuangan perusahaan
investor harus senantiasa berusaha untuk dapat menganalisis kemampuan
keuangan perusahaan sehingga investor dapat memanfaatkan informasi yang ada
dalam laporan keuangan.
Laporan keuangan merupakan media kominikasi yang digunakan untuk
menghubungkan pihak yang berkepentingan terhadap perusahaan. pentingnya
laporan keuangan juga diungkapkan bahwa laporan keuangan merupakan sarana
untuk mempertanggung jawabkan apa yang dilakukan oleh manajer atas sumber
daya pemilik. salah satu parameter penting dalam laporan keuangan yang
digunakan untuk mengukur kinerja manajemen adalah laba.
Menurut SFAC No.1, informasi laba merupakan perhatian utama untuk
menaksir kinerja atau pertanggungjawaban manajemen. selain itu laba juga
membantu pemilik atau pihak lain dalam menaksir earning power perusahaan
dimasa yang akan datang, adanya kecenderungan lebih memperhatikan laba
disadari oleh manajemen, khususnya manajer yang kinerjanya diukur berdasarkan
informasi laba tersebut, sehingga mendorong timbulnya perilaku menyimpang,
yang salah satu bentuknya adalah manajemen laba.
Manajemen laba adalah pemilihan kebijakan akuntansi oleh manajer
untuk mencapai tujuan khusus. Terdapat dua cara yang saling melengkapi
dalam
berfikir
tentang
manajemen
laba. Pertama, perilaku
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
opurtunistik
manajemen untuk memaksimumkan utilitasnya dalam kompensasi, kontrak,
dan kos politik. Kedua, perpektif kontrak efisien ketika manajemen laba
dilakukan
Manajemen
untuk
menguntungkan
laba sebagai
semua
yang
intervensi dalam
terlibat
dalam
kontrak.
proses pelaporan keuangan
eksternal dengan tujuan memperoleh beberapa kebutuhan pribadi. dalam
pelaporan keuangan dan penyususnan transaksi yang mengubah laporan
keuangan. Hal ini bertujuan untuk menyesatkan para stakeholder tentang
kondisi kinerjka ekonomi perusahaan serta untuk mempengaruhi penghasilan
kontraktual yang mengendalikan angka akuntansi yang dilaporkan.
Ada tiga sasaran yang dapat diterapkan oleh manajer dalam melakukan
manajemen
laba
meliputi
:
meminalisasi
biaya
politik,
maksimalisasi
kesejahteraan manajer dan minimalisasi kas pendanaan, oleh karena itu konsep
good corporate governance diharapkan bisa berfungsi sebagai alat untuk
memonitor kinerja perusahaan dan untuk memberikan keyakinan kepada para
investor bahwa mereka akan menerima return yang sesuai dengan investasi yang
telah ditanamkannya.
Penelitian yang dilakukan oleh Sefiana (2009) tentang pengaruh
penerapan Good Corporate Governance terhadap manajemen laba pada
perusahaan
perbankan
yang
telah
go
public
di
BEI,
hasil
analisis
menunjukan proporsi komisaris independen, ukuran dewan komisaris dan
keberadaan komite audit tidak berpengaruh terhadap praktik manajemen
laba.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, maka hal ini
menarik
penelitian
PENGARUH
TERHADAP
untuk
mengadakan
PENERAPAN GOOD
MANAJ EMEN
penelitian
dengan
CORPORATE
LABA
PADA
judul
“
GOVERNANCE
PERUSAHAAN
BUMN
YANG GO PUBLIC DI BURSA EFEK INDONESIA ”
1.2
Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah di kemukakan, penulis
mengindentifkasikan masalah yang diangkat dalam penelitian ini adalah: ‘’apakah
penerapan good corporate governance ‘’ (dilihat dari proporsi komisaris
independen, ukuran dewan komisaris, keberadaan komite audit) berpengaruh
terhadap manajemen laba pada perusahaan BUMN yang go public dibursa efek
Indonesia?
1.3
Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan dari penelitian ini
adalah untuk mengetahui dan menguji secara empiric secara pengaruh penerapan
good corporate governance terhadap manajemen laba.
1.4
Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat yang berguna bagi :
1.
Bagi peneliti, diharapkan
untuk
dapat
menambah
wawasan
serta
pengetahuan penelitian mengenai pengaruh penerapan Good Corporate
Governance terhadap manajemen laba.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
2.
Bagi akademis, peneliti diharapkan diharapkan dapat menambah bukti
empiris dari penelitian sebelumnya mengenai pengaruh penerapan Good
Corporate Governance terhadap manajemen laba serta dapat dijadikan
referensi dalam mengadakan penelitian lebih lanjut tentang masalah
yang sama dan dapat diterapkan dimasa yang akan datang.
3.
Bagi
praktisi, hasil
penelitian
ini
dapat
dijadikan
pertimbangan dan sumbangan pemikiran yang bermanfaat.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
sebagai
bahan
BAB II
KAJ IAN TEORI DAN PENGEMBANGAN MODEL
2.1
1.
Penelitian Terdahulu
Eka Sefiana (2009) dalam skripsi ini berjudul tentang pengaruh penerapan
Corporate Governance Terhadap manajemen laba pada perusahaan
perbankan yang telah go public di BEI,variabel yang digunakan variable
independen dalam penelitian ini yang diukur menggunakan proporsi
komisaris independen, ukuran dewan komisaris dan keberadaan komite
audit.dimana hasil penelitian ini menggunakan regresi linier berganda dan
dapat disimpulkan
bahwa
ketiga variabel tersebut tidak
berpengaruh
terhadap praktik manajemen laba, hal ini dapat dilihat dari tingkat
signifikansi f 0.093 lebih besar dari α = 0.005 (0.093 > 0.05) yang bearti
secara serentak (bersama-sama) veriabel independen (proporsi komisaris
independen, ukuran dewan komisaris dan keberadaan komite audit) tidak
perpengaruh terhadap manajemen laba. Sehingga hasil kesimpulan ini
belum mampu membuktikan pengaruhnya terhadap manajemen laba.
2.
Carningsih (2009) tentang pengaruh GCG terhadap hubungan antara
kinerja keuangan dengan nilai perusahaan (studi kasus pada perusahaan
property dan real estate yang terdapat di BEI)Berdasarkan hasil analisis
dan pembahasan yang dilakukan sebelumnya, diperoleh simpulan sebagai
berikut. Return On Assets (ROA) terbukti berpengaruh negatif terhadap nilai
perusahaan, sedangkan Return On Equity (ROE) tidak berpengaruh terhadap
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
nilai perusahaan property dan real estate terdaftar di Bursa Efek Indonesia
selama tahun 2007-2008 dan Proporsi Komisaris Independen sebagai variabel
pemoderasi tidak terbukti berpengaruh terhadap nilai perusahaan.
Sehingga
dapat disimpulkan bahwa Komisaris Independen sebagai moderating variable
atas hubungan kinerja keuangan terhadap nilai perusahaan tidak mampu
memoderasi hubungan kedua variabel tersebut. Hal ini disebabkan oleh
kemungkinan adanya komisaris independen dalam perusahaan yang diobservasi
hanyalah bersifat formalitas untuk memenuhi regulasi saja dan tidak
dimaksudkan untuk menegakkan good corporate governance (GCG) didalam
perusahaan. Sehingga keberadaan komisaris independen ini tidak untuk
menjalankan
indepedensinya
fungsi
untuk
monitoring
yang
mengawasi
baik
dan
kebijakan
tidak
direksi. Hasil
menggunakan
yang
tidak
signifikan ini menunjukkan bahwa pasar tidak menggunakan informasi mengenai
proporsi komisaris independen dalam melakukan penilaian investasi. sehingga
hasil kesimpulan ini belum mampu membuktikan pengaruh GCG terhadap
hubungan antara kinerja keuangan dengan nilai perusahaan.
3.
Isnanta
(2008) tentang
kepemilikan terhadap
analisis
pengaruh
manajemen
GCG
dan
laba dan
struktur
kepemilikan
kinerja keuangan, hasil
diperoleh kesimpulan bahwa Dalam pengukuran Corporate
Governance hanya diproxikan dengan kepemilikan manajerial, dewan
komisaris dan komite audit, bukan diukur dengan Indeks Corporate
Governance yang pengukurannya melibatkan aspek yang lebih banyak,
sehingga hasil kesimpulan ini belum mampu membuktikan pengaruhnya
terhadap manajemen laba.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
4.
Suryana (2005), yaitu tentang pengaruh komite audit terhadap kualitas
laba,hasil pengajuan menunjukkan adanya perbedaan koefisien respon
laba perusahaan yang membentuk komite audit dan perusahaan yang
tidak membentuk komite audit dan perusahaan yang tidak membentuk
komite audit.pengajuan dengan menggunakan metode FSCM dan CRSM
menunjukkan hasil yang sama bahwa koefisien respon laba perusahaan
yang membentuk komite audit secara statistis lebih besar daripada
perusahaan yang membentuk komite audit memiliki kualoiutas yang
lebih baik daripada laba yang dilaporkan oleh perusahaan yang tidak
membentuk komite audit. Koefisien respon laba yang lebih tinggi untuk
perusahaan yang melaksanakan perannya dengan baik, terutama dalam
memonitor proses pelaporan keuangan.sehingga bisa diambil kesimpulan
bahwa perusahaan yang membentuk komite audit memiliki kualitas laba
yang lebih baik daripada laba yang dilaporkan perusahaan yang tidak
memiliki komite audit.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
TABEL 2.1
DAFTAR PENELITIAN EMPIRIS TERDAHULU
NAMA
VARIABEL
Eka Sefiana (2009)
Dependen:
manajemen
laba
Independen:
-proporsi
komisaris
independen
-ukuran dewan komisaris
-keberadaan komite audit
Regresi
Linier
Berganda
dan
discretionary accruals
sebagai
proksi
manajemen laba.
Proporsi
komisaris
independen,ukuran
dewan
komisaris,keberadaan
komite
audit.tidak
berpengaruh
terhadap
manajemen laba dan
belum
mampu
membuktikan
pengaruhnya
terhadap
manajemen laba.
Carningsih (2009)
Dependen: Tobin’s
Independen: ROA dan
ROE
Moderasi:
proporsi
komisaris independen
Regresi
Berganda
Linier
-ROA
terbukti
berpengaruh
negative
terhadap nilai perusahaan
-ROE tidak berpengaruh
terhadap nilai perusahaan
property dan real estate
-Property
komisaris
sebagai
variabel
pemodarasi tidak terbukti
berpengaruh
terhadap
nilai perusahaan.
Menggunakan regresi
linier berganda
Dalam
pengukuran
Corporate
Governance
hanya diproxikan dengan
kepemilikan manajerial,
dewan komisaris dan
komite
audit, bukan
diukur
dengan Indeks
Corporate
Governance
yang
pengukurannya
melibatkan aspek yang
lebih banyak, sehingga
hasil kesimpulan ini
belum
mampu
membuktikan
pengaruhnya
terhadap
manajemen laba.
Menggunakan metode
FSCM dan CRSM
Perusahaan
yang
membentuk komite audit
memiliki kualitas laba
yang lebih baik daripada
laba yang dilaporkan
perusahaan yang tidak
memiliki komite audit.
Isnanta (2008)
Dependen:
manajemen
laba
Independen:
-kepemilikan Mnajerial dewan komisaris
-komite audit
METODEANALISIS
Dependen: kualitas laba
Independen: komite audit
Suryana (2005)
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
HASIL
2.2
Kajian Teori
2.2.1 Good Corporate Governance
2.2.1.1 Pengertian Good Corporate Governance
Good
Corporate
Governance
Prinsip
yang
mengarahkan
dan
mengendalikan perusahaan agar mencapai keseimbangan antara kekuatan
serta kewenangan perusahaan dan memberikan pertanggungjawaban kepada
para shareholders khususnya, dan stakeholders pada umumnya. Cadburry
Report (1992)
Ditanah air, secara harfiah, governance kerap diterjemahkan sebagai
“pengaturan.” Adapun dalam konteks GCG, governance seing juga disebut “
tata pamong”, atau penadbiran yang terakhir ini, bagi orang awam masih
terdengar janggal ditelinga. Mahlum, istilah itu berasal daeri kata melayu.
Dikalangan pembisnis, istilah GCG diartikan Tata Kelola Perusahaan.
Kemudian, “ GCG ” ini didefinisikan sebagai suatu pola hubungan ,
system, dan proses yang digunakan oleh organ perusahaan (Direksi, Dewan
komisaris, RUPS) guna memberikan nilai tambah kepada pemegang saham
secara berkesinambungan dalam jangka panjang, dengan tetap memperhatikan
kepentingan stakeholder lainnya, berdasarkan peraturan perundangan dan
norma yang berlaku. (Daniri , 2005 : 8)
Menurut keputusan menteri BUMN nomor KEP-117/ M-MBU/ 2002,
corporate governance adalah suatu proses dari struktur yang digunakan oleh
organ BUMN untuk meningkatkan keberhasilan usaha dan akuntabilitas
perushaan guna mewujudkan nilai pemegang saham dalam jangka panjang
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
dengan tetap memperhatikan kepentingan stakeholders lainnya, berlandaskan
peraturan perundangan dan etika.
Dari definisi diatas disimpulkan bahwa Good Corporate Governance
merupakan :
a.
Suatu struktur yang mengatur pola hubungan harmonis tentang peran
Dewan Komisaris, direksi, rapat umum pemegang saham dan para
Stakeholder lainnya.
b.
Suatu system check and balance mencakup pertimbangan kewenangan
atas pengendalian perusahaan yang dapat membatasi munculnya dua
peluang pengelolaan yang salah dan penyalagunaan aset perusahaan.
c.
Suatu
proses
yang
transparan
atas
penentuan
tujuan
perushaan,
pencapaian, dan pengukuran kinerjanya.
2.2.1.2 Teori yang mendukung Good Corporate Gover nance Teori Keagenan
Pemegang saham sebagai pihak prinsipal mengadakan kontrak untuk
memaksimalkan kesejahteraan dirinya dengan profitabilitas
yang
selalu
meningkat.Masalah keagenan muncul karena adanya oportunistik dari agen yaitu
perilaku manajemen untuk memaksimumkan kesejahteraan sendiri yang
berlawanan dengan kepentingan prinsipal.Manajer memiliki dorongan untuk
memilih dan menerapkan metoda akuntansi yang dapat memperlihatkan reaksi
pasarnya yang baik untuk tujuan mendapatkan bonus prinsipal.
Jensen dan Meckling (1976) menyatakan bahwa hubungan teori keagenan
adalah sebuah kontrak antara manajer (agent) dengan investor (principal).Konflik
kepentingan antara pemilik dan agen terjadi kemungkinan agen tidak selalu
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
berbuat sesuai dengan kepentingan principal, sehingga memicu biaya keagenan
(agency
cost).Pemisahan
kepemilikan
dan
pengendalian
menyebabkan
manajemen (agent) bertindak sesuai dengan kepentingan principal (pemilik).
Jensen dan Meckling (1976) mengidentifikasi biaya keagenan menjadi tiga
kelompok, yaitu: (a) the monitoring expenditure by principal adalah biaya
pengawasan yang harus dikeluarkan olek pemilik, (b) the bonding cost adalah
biaya yang harus dikeluarkan akibat pemonitoran yang harus dikeluarkanprincipal
(pemilik) kepada agen, (c) the residual cost adalah pengorbanan akibat
berkurangnya kemakmuran principal (pemilik) karena perbedaan keputusan
antara principal (pemilik) dan agent.Pemilik perusahaan publik mengalami
kesulitan dalam mengendalikan perusahaan secara langsung karena: (a) ukuran
perusahaan yang semakin besar sehingga sulit untuk mengelolanya sendiri, (b)
memerlukan keahlian khusus yang kompleks dalam mengelola organisasi yang
besar dimana umumnya pemilik memiliki keterbatasan dalam hal ini, (c)
kepemilikan perusahaan ditentukan oleh jumlah saham yang dimiliki yang berarti
pemilik bisa lebih dari satu orang atau organisasi sehingga tidak memungkinkan
apabila seluruh pemilik menjalankan operasi perusahaan.
2.2.1.3 Prinsip-Prinsip Good Corporate Governance
1.
Transparasi
Transparasi (keterbukaan umum) baik dalam proses pengambilan
keputusan
maupun
dalam
mengungkapkan
informasi
material
dan
relevan mengenai perusahaan.dalam mewujudkan transparasi, perusahaan
harus menyediakan informasi yang cukup, akurat, tepat waktu, jelas,
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
konsisten, dan
dapat
diperbandingan, maka
dimungkinkan
terjadinya
efisiensi pasar.
Ada banyak manfaat yang bisa dipetik dari penereapan prinsip
ini.salah satunya stakeholders dapat mengetahui risiko yang mungkin
terjadi dalam melalukan transaksi dengan perusahaan. selanjutnya,jika
prinsip
transparasi
dilaksanakan
dengan
baik
dan
tepat, akan
dimungkinkan terhindarnya benturan kepentingan berbagai pihak dalam
manajemen (Daniri, 2005 : 9)
2.
Akuntabilitas
Akuntabilitas
adalah
kejelasan
fungsi, struktur, system
dan
pertanggungjawaban organ perusahaan sehingga mengelolaan perusahaan
pelaksanaa secara efektif. Masalah yang sering ditemukan di perusahaan
Indonesia adalah munculnya fungsi pengawasan Dewan komisaris atau
justru sebaliknya, komisaris utama mengambil peran berikut wewenang
yang seharusnya dijalankan direksi. Padahal diperlukan kejelasan tugas
serta
fungsi
organ
perusahaan
agar
tercipta
suatu
mekanisme
penegecekan dan perimbangan dalam mengelola perusahaan, kewajiban
untuk memiliki komisaris independen dan komite audit sebagaimana
yang ditetapkan oleh bursa efek Indonesia, merupakan salah satu
implementasi prinsip ini.Implementasi dari prinsip akuntabilitas antara
lain :
a. Praktek audit internal yang efektif
b. Kejelasan
fungsi, hak, kewajiban, wewenang
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
dan tanggung
jawab
dalam anggaran dasar perusahaan dan target pencapaian perusahaan
dimasa depan.
Bila prinsip akuntabilitas ini diterapkan secara efektif maka ada
kejelaan fungsi, hak, kewajiban, wewenang, dan tanggungjawab antara
pemegang saham, dewan komisaris, serta direksi.dengan adanya kejelasan
inilah
maka
perusahaan
akan
terhindar
dari
kondisi
benturan
kepentingan peran (Daniri, 2005 : 10)
3.
Responsibility
Pertanggungjawaban perusahaan adalah kesesuaian (kepatuhan)
didalam pengelolaan perusahaan terhadap prinsip korporasi yang sehat
serta peraturan perundangan yang berlaku. Peraturan yang berlaku yaitu
berkaitan
dengan
masalah
pajak, hubungan
industrial,
perlindungan
lingkungan hidup, kesehatan / keselamatan kerja, standar penggajian, dan
persaingan yang sehat (Daniri, 2005 : 10)
Contoh mengenai hal ini dapat dijelaskan sebagai berikut :
a. Kebijakan
sebuah
perusahaan
makanan
untuk
mendapat
sertifikat“HALAL”. Ini merupakan bentuk pertanggungjawaban kepada
masyarakat, lewat
sertifikat ini dari sisi konsumen, mereka akan
merasa yakin bahwa makanan dan minuman yang dikonsumsi oleh
konsumsinya, itu halal dan tidak merasa dibohongi perusahaan. Dari
sisi pemerintah, perusahaan telah mematuhi peraturan perundangundangan yang berlaku (peraturan perlindungan konsumen). Dari sisi
perusahaan, kebijakan tersebut
akan menjamin
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
loyalitas konsumen
sehingga kelangsungan usaha, pertumbuhan dan kemampuan mencetak
laba lebih terjamin, yang pada akhirnya member manfaat maksimal
bagi pemegang saham.
b. Kebijakan perusahaan mengelola limba sebelum dibuang ketempat
umum. Ini
juga
merupakan
pertanggungjawaban
kepada
public,
kebijakan ini menjamin mereka untuk hidup layak tanpa merasa
terancam
kesehatannya
tercemar.perushaan
memenuhi
peraturan
perundang-undangan lingkungan hidup dan merupakan bentuk jaminan
kelangsungan usaha karena akan mendapat dukungan pengamanan
dari masyarakat sekitar lingkunagan (Daniri, 2005: 11)
4.
Independensi
Independensi atau kemandirian adalah suatu keadaan dimana
perusahaan dikelola secara professional tanpa benturan kepentingan dan
pengaruh / tekanan dari pihak manapun yang tidak sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku dan prinsip korporasi yang
sehat.
Independensi prinsip yang paling penting dalam penerapan GCG
diindonesia. Independensi atau kemandirian adalah suatu keadaan diman
perusahaan dikelola secara professional tanpa benturan kepentingan dan
pengaruh / tekanan dari pihak
maupun
yang
tidak sesuai dengan
peraturan perundangan yang berlaku dan prinsip-prinsip korporasi yang
sehat.
Untuk meningakatkan independensi dalam pengambilan keputusan
bisnis, perusahaan hendaknya mengembangkan beberapa aturan, pedoman,
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
dan
praktik
ditingkat
Corporate
board, terutama
ditingkat
dewan
komisaris dan direksi oleh undang-undang didaulat untuk mengurus
perusahaan dengan baik.
5.
Fairness
Secara
sederhana
kesetaraan
dan
kewajaran
(fairness)
bisa
didefinisikan sebagai perlakuan yang adil dan setara didalam memenuhi
hak-hak stakeholders yang timbul berdasarkan perjanjian serta peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
Fairness
juga
mencakup
adanya
kejelasan
hak-hak
pemodal,system hukum dan penegakan poeraturan untuk melindungi
hak-hak investor khususnya pemegang saham minoritas dari berbagai
bentuk kecurangan. Bentuk kecurangan ini bisa berupa insider trading
(transaksi yang melibatkan informasi orang dalam), fraud (penipuan),
dilusi
saham (nilai
perusahaan
berkurang), KKN, atau
keputusan-
keputusan yang dapat merugikan seperti pembelian kembali saham yang
telah
dikeluarkan, penerbitan
saham
baru, marger, akuisisi, atau
pengambilan alihan perusahaan lain.
Fairness diharapkan membuat seluruh aset perusahaan dikelola
secra
baik
dan
prudent
(hati-hati), sehingga
muncul
perlindungan
kepentingan pemengang saham secara fair (jujur dan adil).dan menjadi
jiwa untuk memonitor dan menjamin perlakuan yang adil diantara
beragam kepentingan dalam perusahaan.
Fairness memerlukan syarat agar bisa diberlakukan secara efektif.
Syarat itu berupa peraturan dan perundang-undangan yang jelas, tegas,
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
konsisten dan dapat ditegakkan secara baik serta efektif. Hal ini diluar
penting karena akan menjadi penjamin adanya perlindungan atas hakhak pemegang saham manapun (Daniri, 2005 : 13).
2.2.1.4 Manfaat penerapan Good Corporate Governance
Esensi Corporate Governance adalah kepentingan kinerja perusahaan
melalui
supervise
atau
pemantauan
kinerja
manajemen
dan
adanya
akuntabilitas manajemen terhadap pemangku kepentingan lainnya, untuk
meningkatkan
remunerasi
akuntabilitas, anatara
eksekutif. GCG
lain
memberikan
auditor, komite
kerangka
audit, serta
acuan
yang
memungkinlkan pengawasan berjalan efektif sehingga tercipta mekanisme
check dan balance diperusahaan.
Manfaat GCG antara lain :
a.
Mengurangi agency cost, yaitu suatu biaya yang harus ditanggung
pemegang
saham
akibat
pendelegasian
wewenang
kepada
pihak
manajemen.
b.
Mengurangi biaya modal (Cost of capital), yaitu sebagai dampak dari
pengelola perusahaan yang baik tadi menyebabkan tingkat bunga atas
dana atau sumber daya yang dipinjam oleh perusahaan semakin kecil
seiring dengan turunnya tingkat resiko pemisahaan.
c.
Meningkatkan nilai saham perusahaan sekaligus dapat meningkatkan
citra perusaaan dimata public dalam jangka panjang.
d.
Menciptakan dukungan para stakeholders (para pemangku kepentingan)
dalam lingkungan perusahaan tersebut terhadap keberadaan perusahaan
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
dan berbagai strategi dan kebijakan yang ditempuh perusahaan karena
umumnya mereka mendapat jaminan bahwa mereka juga mendapat
manfaat
maksimal
dari
tindakan
dan
operasi
perusahaan
dalam
menciptakan kemakmuran dan kesejahteraan. (Daniri, 2005 : 14)
2.2.1.5 Faktor dalam penerapan Good Corporate Governance
Good Corporate Governance juga memiliki prasyarat tersendiri, ada
dua faktor yang memegang peranan yaitu faktor eksternal dan internal.
a. Faktor Eksternal
Yang dimaksud faktor eksternal adalah beberapa faktor yang
berasal dan luar perusahaan yang sangat mempengaruhi keberhasilan
penerapan GCG. Diantaranya :
1. Terdapat
system
hukum
yang
baik
sehingga
mampu
menjamin
berlakunya superemasi hukum yang konsisten dan efektif.
2. Dukungan pelaksanaan GCG dari sector public/lembaga pemerintahan
yang diharapkan dapat pula melaksanakan Good Governance dan clean
government menuju Good Government Governance yang sebenarnya.
3. Terdapatnya contoh pelaksanaan GCG yang tepat (best practices) yang
dapat
menjadi
standar
pelaksanaan
GCG
yang
efektif
dan
professional.dengan kata l