PENERAPAN METODE SCOR (SUPPLY CHAIN OPERATION REFERENCE) UNTUK MENGUKUR FLEKSIBILITAS SUPPLY CHAIN DI PT. SMART ADVERTISING - SURABAYA.
PENERAPAN METODE SCOR (SUPPLY CHAIN OPERATION REFERENCE)
UNTUK MENGUKUR FLEKSIBILITAS SUPPLY CHAIN
DI PT. SMART ADVERTISING - SURABAYA
DISUSUN OLEH :
AYU MARETHA NOER SHERA
0732010088
JURUSAN TEKNIK INDUSTRI
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
JAWA TIMUR
2011
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum WR. WB.
Alhamdulillah segala puja dan puji syukur kepada Allah SWT atas rahmat
yang telah di berikan-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan
judul “ANALISIS FLEKSIBELITAS SUPPLY CHAIN DENGAN METODE
SCOR (SUPLLY CHAIN OPERATION REFERENCE) DI PT. SMART
ADVERTISING”. Tak ada kata yang pantas untuk diucapkan selain rasa syukur
atas nikmat yang diberikan oleh-NYA.
Maksud penyusunan skripsi ini adalah untuk memenuhi sebagian
persyaratan dalam memperoleh gelar sarjana Teknik Industri pada Fakultas
Teknologi Industri Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
Dalam kesempatan ini pula dengan segala kerendahan hati penulis
mengucapkan rasa terima kasih kepada pihak-pihak yang telah memberikan
bantuan dalam penyelesaian skripsi ini baik secara langsung maupun tidak
langsung kepada :
1. Bapak Dr. Ir. Teguh Sudarto, MP. Selaku Rektor Universitas Pembangunan
Nasional “Veteran” Jawa Timur.
2. Bapak Ir. Sutiyono, MT. Selaku Dekan Fakultas Teknologi Industri
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
3. Bapak Ir. H. MT. Safirin, MT. Selaku Ketua Jurusan Teknik Industri
Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur. Dan juga selaku Dosen
Pembing I, terima kasih buat kesabarannya dalam membimbing saya.
i
4. Ibu Ir. Endang P. W. MMT selaku Dosen Pembimbing II, yang dengan sabar
membimbing, mengarahkan dan memberi masukan-masukan yang positif
dalam laporan ini.
5. Bapak Ir. Joumil Aidil SZS, MT dan Bapak Drs. Sartin, M.Pd selaku dosen
penguji seminar 1.
6. Bapak Ir. Tri Susilo, MM dan Bapak Ir. Hari Purwoadi selaku dosen penguji
seminar 2.
7. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Teknologi Industri khususnya Jurusan Teknik
Industri yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan kepada penulis.
8. Bapak Herry Cristiyanto dan Bapak Budi selaku pembimbing pabrik yang
telah membantu memberikan banyak informasi yang dibutuhkan oleh penulis.
9. Seluruh Pimpinan, Karyawan dan Staff di PT. Smart Advertising yang telah
membantu dalam penyelesaian skripsi penulis.
10. Daddy and Mommy, terima kasih atas Do’a, semangat, serta nasehat yang
selalu menyertaiku dan untuk keluargaku yang telah memberi dukungan dalam
penyelesaian skripsi ini dan adik2 qyuu makasih dah ngehibur kalo q ge stress
ngerjain skripsii........ Terima kasih banyak..........Luv u All.......
11. SomeOne special (Huunyy_q)........ Thanks a lot for your prayer, advice,
always give me a spirit, support and everything........ Terima kasih atas
semuanya yah............
12. Teman-teman Arek2 B, yang Gokil n Geje dah menemani dalam suka dan
duka......... Terima kasih dukungan dan semangatnya........ Ayo reekk ndang
lulus taunn inii.......Amin........
ii
13. Buat Nyaii Puri, terima kasih atas bantuannya selama ini serta dukungan dan
semangatnya juga.... Maaf ya, klo Etha sering merepotkan dirimu.........
(yaaaa....sadar diri q nyaiii!!)
14. Buat Nyaii Dhika, terima kasih atas semuanya........ Atas Doa, bantuan,
dukungan dan semangatnya yang kamu berikan........bahkan private sambil
curhat looo okeeee!!!
15. Semua teman-teman angkatan 2004 khususnya mz Slamet Sutaji dan angkatan
2006 mz Anton makasih buat dukungannya dan udah minjemin buku_buku
buat referensi. Terima kasih muaaaanyaa dehh atas dukungannya hingga
selesai skripsi ini.
Semoga Allah SWT senantiasa memberikan balasan atas kebaikan yang
telah diberikan. Penulis sadar bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna
sehingga saran dan kritik yang membangun sangat diharapkan. Akhir kata,
semoga hasil pemikiran yang tertuang dalam skripsi ini dapat bermanfaat bagi
setiap pembaca pada umumnya dan PT. Smart Advertising pada khususnya.
Wassalamualaikum WR. WB.
Surabaya, Februari 2011
Penulis
iii
DAFTAR ISI
Daftar Isi
Daftar Tabel
Daftar Gambar
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang..…………………………………………………… ........ 1
1.2 Perumusan Masalah..……………………………………………… ........ 2
1.3
Batasan Masalah..…………………………………………………. ....... .2
1.4
Tujuan Penelitian..………………………………………………… ........ 3
1.5
Asumsi...…………………………………………………………… ........3
1.6
Manfaat Penelitian…...…………………………………………….. ........ 4
1.7
Sistematika Penulisan…..…………………………………………. ........ 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Supply Chain Manajement..………………………….……………. ....... 7
2.1.1
2.2
Konsep Supply Chain ................................................................... .8
Fleksibilitas………….…………………………….………………. ...... 11
2.2.1
Sistem Fleksibilitas Manufaktur .............................................. 11
2.3
Tipe Fleksibilitas Manufaktur………………………............……....
2.4
Fleksibilitas Supply Chain........................................................….…....... 18
2.5
Tingkat Kebutuhan Fleksibilitas Berdasarkan Demand …………... ...... 25
2.6
Kuadran Pengukuran Fleksibilitas Supply Chain................................... 26
iv
14
2.7 Perhitungan Skor GAP……………………………..………….……...... 28
2.8
Uji Validitas ............................................................................................. 29
2.9
Uji Reliabilitas………………………………….……….….……............30
2.10 Analitic Hierarchy Process…………………………..……….…........ 31
2.11 Supply Chain Operations Reference (SCOR) Model……….. .......... 37
2.12 Program Exspert Choice......................................................................... 42
2.13 Skala Serquel........................................................................................... 43
2.14
Dasar Penulisan Kuisioner...................................................................... 43
2.14.1 Kuisioner ...................................................................................... 43
2.14.2 Langkah – Langkah Pembuatan Kuisioner .......................... .....44
2.14 Peneliti Terdahulu..................................................................................... 52
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1
Lokasi dan Waktu Penelitian…...……………………………….. ...... 53
3.2
Identifikasi dan Definisi Operational Variabel…..……..……….. ...... 53
3.2.1
Identifikasi Variabel………….…………………………. ...... 53
3.2.2
Definisi Operasional Variabel……….………………….. ...... 54
3.3
Langkah-langkah Pemecahan Masalah………………………….. ...... 57
3.4
Metode Pengumpulan Data………………………………....…… ...... 66
3.4.1
Data Primer………………………………………….….......... 66
3.4.2
Data Sekunder……………………………………….….. ...... 67
v
3.5
Metode Pengolahan Data……..…………………….…………… ..... 67
3.5.1
Pengujian Kuisioner…………………............................... ..... 68
3.5.2
Pembobotan keempat Dimensi Parameter-parameter
Supply Chain......................................................................... .....69
BAB IV
3.5.3
Perhitungan GAP .................................................................. ....70
3.5.4
Pemetaan (Mapping) Parameter-parameter Fleksibilitas.... .... 71
3.5.5
Metode Analisa Data.................................................................. 71
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1
Pengumpulan Data.............................................................................. 72
4.1.1 Penetapan Parameter – perameter Fleksibilitas ............. ...... 73
Supply Chain
4.1.2. Definisi Tiap – Tiap Parameter Yang Terpilih....................... 78
4.1.3 Data Kuisioner Pembobotan Fleksibilitas........................ ..... 84
Supply Chain
4.2
Pengolahan Data............................................................................. ..... 98
4.2.1
Uji Validitas dan Reliabilitas ............................................. ..... 98
4.2.2
Data Kuisioner Kebutuhan dan Kemampuan ............... ..... 101
Fleksibilitas Supply Chain
4.2.3
Analisa Bobot Parameter Fleksibilitas Supply Chain..... .....103
4.2.4
Analisa Gap Kebutuhan dan Kemampuan Fleksibilitas .. ...106
Supply Chain
4.2.5
Pembuatan Grafik Kebutuhan dan Kemampuan............. 109
Parameter Fleksibilitas Supply Chain
vi
4.2.6
Analisa Gap Terbobot dan Prioritas Perbaikan.................. 113
4.2.7
Pembuatan Grafik Terbobot Kebutuhan dan ..................... 117
Kemampuan Parameter Fleksibilitas Supply Chain
4.2.8
Pembuatan Peta (Mapping) Kuadran Fleksibilitas............ 127
4.2.9
Analisa Nilai Tingkat Fleksibilitas Supply Chain............... .133
4.2.10 Pembuatan Grafik Nilai Tingkat Fleksibilitas .................... 136
Supply Chain
BAB V
4.3
Pembahasan........................................................................................ 139
4.4
Usulan Perbaikan .............................................................................. 143
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1
Kesimpulan......................................................................................... 145
5.2
Saran .................................................................................................. 145
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
vii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1
3 level dari Fleksibilitas
16
Gambar 2.2
Kategori fleksibilitas sel dan sistem
16
Gambar 2.3
Rangkaian Supply Chain
18
Gambar 2.4
Tingkat fleksibilitas Supply Chain
24
Gambar 2.5
Kuadran fleksibilitas Supply Chain
27
Gambar 2.6
Supply Chain Model
39
Gambar 3.1
Langkah-langkah pemecahan masalah
57-58
Gambar 4.1
Gambar Bobot Dimensi
103
Gambar 4.2
Grafik Kebutuhan dan Kemampuan Dimensi Utama
109
Gambar 4.3
Grafik Kebutuhan dan Kemampuan Sub Dimensi
110
Supplier System
Gambar 4.4
Grafik Kebutuhan dan Kemampuan Sub Dimensi
110
Product Design
Gambar 4.5
Grafik Kebutuhan dan Kemampuan Sub Dimensi
111
Production System
Gambar 4.6
Grafik Kebutuhan dan Kemampuan Sub Dimensi
112
Delivery System
Gambar 4.7
Grafik Terbobot Kebutuhan dan Kemampuan Dimensi Utama
118
Gambar 4.8
Grafik Terbobot Kebutuhan dan Kemampuan Dimensi
120
Supplier System
xi
Gambar 4.9
Grafik Terbobot Kebutuhan dan Kemampuan Dimensi
121
Product Design
Gambar 4.10
Grafik Terbobot Kebutuhan dan Kemampuan Dimensi
123
Production System
Gambar 4.11
Grafik Terbobot Kebutuhan dan Kemampuan Dimensi
125
Delivery System
Gambar 4.12 Fleksibilitas Supply Chain Dimensi Utama
128
Gambar 4.13 Fleksibilitas Supply Chain Sub Dimensi
129
Supplier System
Gambar 4.14 Fleksibilitas Supply Chain Sub Dimensi Product Design
Gambar 4.15
Fleksibilitas Supply Chain SubDimensi Production System
130
131
Gambar 4.16 Fleksibilitas Supply Chain SubDimensi Delivery System
132
Gambar 4.17 Grafik Tingkat Fleksibilitas Supply Chain Dimensi Utama
136
Gambar 4.18 Grafik Tingkat Fleksibilitas Supply Chain Sub Dimensi
136
Supplier System
Gambar 4.19 Grafik Tingkat Fleksibilitas Supply Chain Sub Dimensi
137
Product Design
Gambar 4.20 Grafik Tingkat Fleksibilitas Supply Chain Sub Dimensi
138
Production System
Gambar 4.21 Grafik Tingkat Fleksibilitas Supply Chain Sub Dimensi
Delivery System
xii
138
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1
Area Cakupan Supply Chain
10
Tabel 2.2
Tipe Fleksibilitas Supply Chain
14
Tabel 2.3
Parameter Fleksibilitas Supply Chain
23
Tabel 2.4
Skala Perbandingan Berskala
32
Tabel 2.5
Nilai Random Indeks
37
Tabel 2.6
Matrik Model SCOR
40
Tabel 3.1
Parameter-Parameter Fleksibilitas Supply Chain Pada PT.
SMART ADVERTISING
55
Tabel 4.1
Parameter Fleksibilitas Supply Chain
73
Tabel 4.2
Parameter-Parameter Fleksibilitas Supply Chain
76
Di PT. Smart Advertising
Tabel 4.3
Data Penilaian rata – rata Penilaian
84
Tingkat Fleksibilitas Dimensi Utama
Tabel 4.4
Data Penilaian Rata – rata Penilaian
85
Tingkat Fleksibilitas Sub Dimensi Supplier System
Tabel 4.5
Data Penilaian Rata – rata Penilaian
Tingkat Fleksibilitas Sub Dimensi Product Design
viii
89
Tabel 4.6
Data Penilaian Rata – rata Penilaian
91
Tingkat Fleksibilitas Sub Dimensi Production System
Tabel 4.7
Data Penilaian Rata – rata Penilaian
93
Tingkat Fleksibilitas Sub Dimensi Delivery System
Tabel 4.8
Hasil Uji Validitas
99
Tabel 4.9
Data Nilai Rata – rata Kebutuhan dan Kemampuan
101
Tabel 4.10
Bobot Dimensi Utama dan Sub Dimensi
104
Tabel 4.11
Nilai Gap Kebutuhan dan Kemampuan Fleksibilitas Supply Chain
107
Tabel 4.12
Nilai Gap Terbobot dan Prioritas Perbaikan
114
Tabel 4.13
Tabel analisa kebutuhan dan kemampuan terbobot Dimensi Utama
118
Tabel 4.14
Tabel analisa kebutuhan dan kemampuan terbobot sub dimensi
119
Supplier System
Tabel 4.15
Tabel analisa kemampuan dan kebutuhan terbobot sub dimensi
120
Product Design
Tabel 4.16
Tabel analisa Kebutuhan dan Kemampuan terbobot sub dimensi
122
Production System
Tabel 4.16
Tabel analisa Kebutuhan dan Kemampuan terbobot sub dimensi
124
Delivery System
Tabel 4.17
Hasil Analisa Total Nilai Gap Terbobot dan Tingkat Fleksibilitas
133
Supply Chain
Tabel 4.18
Hasil Analisa Total Nilai Gap Terbobot dan Tingkat Fleksibilitas
Supply Chain Sub Dimensi
ix
134
Tabel 4.19
Prioritas Perbaikan Sebelum Diurutkan
140
Tabel 4.20
Prioritas Perbaikan Setelah Diurutkan
141
x
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN A
Gambaran Umum Perusahaan
LAMPIRAN B
Kuisioner Kebutuhan Dan Kemampuan
LAMPIRAN C
Data Kuisioner Kebutuhan Dan Kemampuan
LAMPIRAN D
Output Validitas dan Realibilitas
LAMPIRAN E
Kuisioner Pembobotan
LAMPIRAN F
Data Kuisioner Pembobotan
LAMPIRAN G
Perhitungan Manual AHP
LAMPIRAN H
Output AHP
LAMPIRAN I
Daftar R Tabel
xiii
ABSTRAKSI
Saat ini konsep tentang Supply Chain telah banyak dibicarakan oleh
pakar-pakar manajerial perusahaan, hal ini dimulai dengan adanya suatu
kesadaran bahwa Supply Chain (rantai pengadaan) merupakan suatu bagian yang
sangat penting bagi perusahaan. Untuk dapat bersaing dengan para pesaingpesaingnya, suatu perusahaan harus mempunyai profit dan selalu menjaga
kepuasan konsumennya, Supply Chain itu sendiri didukung oleh faktor Internal
dan faktor Eksternal. Faktor Internal yang mana didalamnya terdiri dari Supplier
Sistem, Product Design, Production System, dan Delivery Sistem. Faktor
Eksternal yang didalamnya termasuk supplier dan distributor atau retailer yang
merupakan konsumen dari perusahaan juga harus diperhatikan oleh perusahaan
untuk dapat mendukung tercapainya 2 hal tersebut diatas.
PT. Smart Advertising adalah perusahaan yang bergerak dalam bisnis
percetakan, berbagai hasil cetak seperti sablon, umbul-umbul, billboard, dan
baliho. Berawal dari sebuah Event Organizer, perusahaan melakukan
metamorfosis menjadi sebuah Advertising Agency untuk meningkatkan kualitas
kinerja perusahaan. Dengan ini, penilaian fleksibilitas supply chain perlu
dilakukan agar perusahaan dapat mengetahui tingkat fleksibilitas supply chain.
Karena pengukuran hanya diterapkan pada bagian produksi dengan indikator
kinerja seperti efisiensi mesin dan efisiensi total, sedangkan untuk penilaian
fleksibilitas di perusahaan yang mencakup empat dimensi yaitu supplier system,
product design, production system, dan delivery system masih belum ada sehingga
belum dapat menginformasikan fleksibilitas supply chain secara menyeluruh.
Dengan adanya masalah tersebut maka dilakukan penelitian tentang fleksibilitas
supply chain, yaitu kemampuan perusahaan dalam menghadapi fluktuasi-fluktuasi
yang terjadi, dimana fleksibilitas sendiri berhubungan dengan mesin, proses,
aliran bahan baku, tipe, pekerja, dan semua digabung menjadi sebuah sistem
manufaktur dan sistem produksi. Fleksibelitas mencakup empat dimensi yaitu
Supplier System, Product Design, Production System, dan Delivery System.
Dengan harapan dapat diketahui fleksibilitas supply chain yang ada di PT. Smart
Advertising dan parameter-parameter apa saja yang diprioritaskan untuk
diperbaiki yang ada di PT. Smart Advertising.
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh di PT. Smart Advertising
menunjukkan bahwa tingkat fleksibilitas supply chain yang ada di perusahaan
secara keseluruhan flesksibel (baik) dimana seluruh dimensi utama mencapai
prosentase di atas 85%, secara berurutan prosentase dari yang terkecil hingga
yang terbesar yaitu Production System 93,2%, Supplier System 93,7%, Delivery System
94,1%, dan Product Design 95,5%.
Kata kunci
: Fleksibilitas supply chain, supplier system, product design,
production system, delivery system, efisiensi, level, subyektif,
fungsional
xiii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Perkembangan teknologi dan perubahan kondisi pasar yang cepat dan
persaingan dunia usaha yang semakin ketat menuntut perusahaan untuk mampu
beradaptasi dengan perubahan tersebut. Perusahaan kini semakin menyadari
adanya keterbatasan sumber daya yang dimiliki dan perusahaan tidak akan bisa
bertahan bila manajemen perusahaan masih terfokus pada integrasi proses
internal.
Untuk
mencapai
keunggulan
kompetitif
dalam
rangka
untuk
memenangkan pasar, di awal tahun 1990, pandangan manajemen mulai bergeser
ke manajemen Supply Chain. Beberapa keuntungan yang diperoleh dengan
adanya penerapan manajemen Supply Chain antara lain yaitu dapat meningkatkan
kepuasan pelanggan, mengurangi biaya dan meningkatkan cash utilization.
PT. Smart Advertising merupakan suatu perusahaan yang menghasilkan
berbagai variant produk cetak seperti: ID card, kartu nama, brosur, spanduk,
umbul – umbul, vertical benner, billboard, balilo, neon box, dll.
Untuk dapat bersaing dengan kompetitornya, PT. Smart Advertising
berusaha agar memenangkan persaingan. Untuk itu manajemen perlu mengukur
fleksibilitas supply chain. Oleh karena itu, analisis fleksibilitas supply chain ini
sangat diperlukan untuk mengetahui seberapa fleksibel PT. Smart Advertising
terhadap perubahan – perubahan dan fluktuasi – fluktuasi yang mungkin akan
dihadapi oleh perusahaan.
Adanya permintaan yang fluktuatif dari konsumen ditambah dengan
banyaknya bahan baku yang diperlukan, dibutuhkannya fleksibilitas perusahaan
yang tinggi. Selama ini perusahaan belum mempunyai sistem pengukuran
fleksibilitas yang jelas, pengukuran fleksibilitas hanya diukur secara fungsional
dan hanya dari dimensi output saja. Untuk mengatasi permasalahn tersebut, perlu
adanya suatu penelitian untuk mengidentifikasikan masing-masing dimensi
fleksibilitas dari PT. Smart Advertising dengan menggunakan sistem pengukuran
Fleksibilitas Supply Chain.
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan pendahuluan diatas masalah yang akan dibahas dalam
penelitian ini adalah:
“Berapa tingkat fleksibilitas supply chain di PT. Smart Advertising dan
parameter-parameter apa saja yang perlu diprioritaskan untuk diperbaiki ?”
1.3 Batasan Masalah
Agar permasalahan yang hendak dibahas dalam penelitian ini tidak
terlalu luas dan menyimpang, maka ditentukan batasan bahwa :
1. Penelitian dilakukan di PT. Smart Advertising Surabaya.
2. Penelitian dilakukan pada aspek-aspek fleksibilitas supply chain, yang
diwakili oleh empat dimensi yaitu supplier system, production system, product
design, dan delivery system.
3. Penelitian dilakukan pada Intern perusahaan dan tidak melibatkan konsumen.
4. Dalam penelitian tidak membahas masalah biaya.
5. Data yang didapat dari data hasil kuisioner.
6. Penelitian dilakukan pada bulan November 2010 sampai data-data terpenuhi
1.4 Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian tugas akhir ini adalah
1. Mengukur tingkat fleksibilitas Supply Chain secara keseluruhan pada masingmasing dimensi sesuai dengan kondisi di PT. Smart Advertising.
2. Memilih Parameter yang perlu diprioritaskan untuk diperbaiki bila ada
fleksibilitas Supply Chain sub dimensi kurang dari 85%.
1.5 Asumsi
Ada beberapa asumsi yang dipergunakan dalam penyusunan Tugas
Akhir ini adalah sebagai berikut :
1. Perusahaan yang diteliti dianggap berjalan dalam keadaan normal/baik.
2. Visi, misi dan strategi serta kebijakan perusahaan tidak berubah.
3. Responden dan pihak yang terlibat mengetahui benar parameter fleksibilitas di
PT. Smart Advertising.
4. Operator memiliki kemampuan dan ketrampilan yang baik.
5. Data sekunder yang didapat dari perusahaan dianggap benar.
1.6 Manfaat Penelitian
Manfaat dari dilakukannya penelitian Tugas Akhir ini adalah sebagai
berikut :
1. Bagi perusahaan.
- Sebagai bahan acuan terhadap fleksibilitas supply chain yang dimilikinya,
sejauh mana mampu mengakomodasi fluktuatif yang terjadi.
- Dapat mengarahkan usaha-usaha perbaikan yang dapat digunakan oleh
perusahaan untuk meningkatkan fleksibilitas supply chain perusahaan.
2. Bagi penulis.
- Memenuhi persyaratan untuk menempuh gelar sarjana Teknik Industri.
- Memperoleh pemahaman yang lebih baik tentang pengukuran dan analisis
fleksibilitas supply chain pada perusahaan dengan metode SCOR.
3. Bagi universitas
Menambah literatur atau referensi dan bermanfaat bagi mahasiswa yang
mengadakan penelitian dengan permasalahan yang serupa.
1.7 Sistematika Penulisan
Untuk mempermudah pemahaman atas materi – materi yang dibahas
dalam tugas akhir ini, maka berikut ini akan penulis uraikan secara garis besar isi
dari masing-masing bab sebagai berikut :
BAB I
: Pendahuluan
Bab ini menguraikan latar belakang masalah, perumusan masalah,
tujuan penelitian, manfaat penelitian baik bagi perusahaan maupun
bagi penulis, batasan masalah dan sistematika penulisan tugas
akhir.
BAB II
: Tinjauan Pustaka
Bab ini menguraikan tentang fleksibilitas supply chain yang
merupakan integrasi dari keempat dimensi dalam menganalisis dan
menyelesaikan masalah. Pembobotan masing-masing parameter
menggunakan metode AHP.
BAB III
: Metode Penelitian
Bab ini memberikan gambaran metodologi penelitian atau langkahlangkah yang digunakan untuk mengidentifikasi, menganalisis
serta menyelesaikan masalah.
BAB IV
: Hasil Penelitian Dan Pembahasan
Bab ini berisikan data mengenai perusahaan dan data-data yang
dibutuhkan dalam menganalisis dan menyelesaikan masalah,
pengolahan data, melakukan analisis serta evaluasi terhadap hasil
pengolahan data lalu diolah untuk menyelesaikan masalah sesuai
dengan metodologi dan landasan teori yang dipakai.
BAB V
: Kesimpulan dan Saran
Bab ini berisikan kesimpulan dari hasil pengolahan dan analisis
data serta saran-saran yang diberikan untuk penyelesaiannya.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Pada bab ini dibahas mengenai metode yang digunakan dalam penelitian
Tugas Akhir dan juga teori lain yang dapat menunjang pelaksanaan penelitian.
2.1 Supply Chain Management
Perkembangan teknologi dan perubahan kondisi pasar yang cepat dan
persaingan dunia usaha yang semakin ketat menuntut perusahaan untuk mampu
beradaptasi dengan perubahan tersebut. Perusahaan kini semakin menyadari
adanya keterbatasan sumber daya yang dimiliki dan perusahaan tidak akan bisa
bertahan bila manajemen perusahaan masih terfokus pada integrasi proses
internal.
Untuk
mencapai
keunggulan
kompetitif
dalam
rangka
untuk
memenangkan pasar, di awal tahun 1990, pandangan manajemen mulai bergeser
ke manajemen Supply Chain. Beberapa keuntungan yang diperoleh dengan
adanya penerapan manajemen Supply Chain antara lain yaitu dapat meningkatkan
kepuasan pelanggan, mengurangi biaya dan meningkatkan cash utilization.
(Pujawan,I Nyoman, 2005)
2.1.1
Konsep Supply Chain
Supply chain (rantai pengadaan) adalah suatu sistem tempat organisasi
menyalurkan barang produksi dan jasanya kepada para pelanggannya. Rantai ini
juga merupakan jaringan atau jejaring dari berbagai organisasi yang saling
berhubungan yang mempunyai tujuan yang sama, yaitu sebaik mungkin
menyelenggarakan pengadaan atau penyaluran barang tersebut.
Oleh karena itu, Supply Chain Management dapat didefinisikan sebsgai
berikuta: Supply Chain Manajement adalah sebuah rangkaian dari pendekatan
untuk mengefesiensi intregrasi supplier, manufaktur, gudang, dan pasar. Jadi
semua produksi dan didistribusikan pada jumlah dan waktu yang sangat tepat agar
meminimalkan biaya dan kebutuhan kepuasan pelayanan (David Sinchi Levi,
2000).
Dalam penelitian terdahulu (Zabidi, Yasrin, 2001)juga disebutkan
bahwa Supply Chain merupakan rangkaian pihak – pihak yang menangani aliran
produk yaitu mulai supplier hingga retailer. Selain iu untuk menentukan tingkat
kebutuhan dan kemampuan perusahaan, diperlukan suatu metode yang memuat
kinerja perusahaan dalam menetapkan Supply Chain itu sendiri yaitu
menggunakan kuisioner.
Melihat dari definisi tersebut, dapat dikatakan bahwa Supply Chain
adalah Logistics Network. Dalam hubungan ini, ada beberapa pemain utama yang
merupakan perusahaan-perusahaan yang mempunyai kepentingan yang sama,
yaitu :
1. Suppliers;
2. Manufacturer;
3. Ditribution;
4. Retail Outlets;
5. Customers.
Adapun definisi dari supply chain itu sendiri menurut para ahli, antara
lain sebagai berikut :
1. Schroeder
“Supply chain adalah sebuah proses bisnis dan informasi yang berulang yang
menyediakan produk atau layanan dari pemasok melalui proses pembuatan
dan pendistribusian kepada konsumen.”
2. Beamon
“Supply chain adalah proses manufaktur yang terintegrasi mulai dari bahan
baku yang diproses menjadi produk jadi kemudian didistribusikan ke
konsumen.”
3. Indrajit dan Djokopranoto
“Supply chain adalah suatu tempat sistem organisasi menyalurkan barang
produksi dan jasanya kepada para pelanggannya. Rantai ini juga merupakan
jaringan dari berbagai organisasi yang saling berhubungan dan mempunyai
tujuan yang sama, yaitu sebaik mungkin menyelenggarakan pengadaan atau
penyalur barang tersebut.’
4. Dewan Supply Chain Management Professionals
"Supply Chain Management meliputi perencanaan dan pengelolaan semua
aktivitas yang terlibat dalam sumber dan pengadaan, konversi, dan semua
kegiatan pengelolaan logistik.”
5. Schroeder
“Supply Chain Management (SCM) adalah perancangan, desain, dan kontrol
arus material dan informasi sepanjang rantai pasokan dengan tujuan kepuasan
konsumen sekarang dan di masa depan.”
6. Simchi-Levi et al
“SCM adalah suatu pendekatan dalam mengintegrasikan berbagai organisasi
yang menyelenggarakan pengadaan atau penyaluran barang, yaitu supplier,
manufacturer, warehouse dan stores sehingga barang-barang tersebut dapat
diproduksi dan didistribusikan dalam jumlah yang tepat, lokasi yang tepat,
waktu yang tepat dan biaya yang seminimal mungkin.”
Area cakupan Supply Chain apabila mengacu pada sebuah perusahaan
manufaktur, kegiatan-kegiatan utama yang masuk dalam klasifikasi Supply Chain
adalah :
1. Kegiatan merancang produk baru (product development)
2. Kegiatan mendapatkan bahan baku (procurement)
3. Kegiatan merencanakan produksi dan persediaan (planning and control)
4. Kegiatan melakukan produksi (production)
5. Kegiatan melakukan pengiriman/distribusi (distribution)
Kelima klasifikasi tersebut biasanya tercemin dalam bentuk pembagian
departemen atau divisi pada perusahaan manufaktur. Pembagian tersebut sering
dinamakan functional division karena mereka dikelompokkan sesuai dengan
fungsinya. Umunya sebuah perusahaan manufaktur akan memiliki bagian
pengembangan produk, bagian pembelian atau bagian pengadaan (dalam bahasa
Inggrisnya bisa disebut purchasing, procurement, atau supply function), bagian
produksi, bagian perencanaan produksi (sering dinamakan bagian production
planning and inventory control, PPIC), dan bagian-bagian pengiriman atau
distribusi barang jadi. Tabel 2.1 menguraikan lebih lanjut beberapa contoh
kegiatan yang biasanya dilakukan oleh masing-masing bagian.
Tabel 2.1 Area Cakupan Supply Chain
Bagian
Cakupan Kegiatan
Pengembangan
Melakukan riset pasar, merancang produk baru,
Produk
Pengadaan
melibatkan supplier, dalam perancangan produk baru
Memilih supplier, mengevaluasi kinerja supplier,
melakukan pembelian bahan baku dan komponen,
memonitor supply risk, membina dan memelihara
hubungan dengan supplier.
Perencanaan dan
Pengendalian
Operasi atau Produksi
Demand planning, peramalan permintaan, perencanaan
kapasitas, perencanaan produksi dan persediaan
Eksekusi produksi, pengendalian kuaitas
Pengiriman atau
Distribusi
Perencanaan
jaringan
distribusi,
penjadwalan
pengiriman, mencari dan memelihara hubungan
dengan perusahaan jasa pengiriman, memonitor
service level di tiap pusat distribusi
Sumber : “ Supply Chain Management", Pujawan,I Nyoman (2005), Penerbit Guna Widya,
Jakarta
2.2
Fleksibilitas
Fleksibilitas dapat dipertimbangkan sebagai factor yang menentukan dari
persaing dalam meningkatkan pesaing di pasar. Fleksibilitas sendiri berhubung
dengan mesin , proses, aliran bahan baku, tipe, pekerja, dan semua digabung
menjadi sebah system manufaktur dan system produksi.
Fleksibilitas disini akan dijelaskan tentang system fleksibilitas manufaktur
dan fleksibilitas supply chain.
2.2.1
Sistem Fleksibilitas Manufaktur
Pengertian Fleksibilitas pada Fleksibilitas manufaktur disini adalah
kemampuan untuk memproses bermacam-macam benda dengan bentuk yamg
berbeda-beda dan pada Sistem kerja yang berbeda-beda pula, Fleksibilitas juga
berarti kemampuan untuk mengubah bentuk benda produksi sesuai dengan
permintaan yang datang ( Groover 2000 ), Sedangkan menurut Zhang ( 2003 )
Fleksibilitas didefinisikan sebagai kemampuan Organisasi untuk memenuhi setiap
peningkatan Varietas dari ekspektasi yang dipunyai oleh konsumennya tanpa
menimbulkan pengurangan pada cost, waktu, dan perubahan pada organisasi,
sedangkan fleksibilitas manufaktur di definisikan sebagai kemampuan dari
organisasi untuk memanage sumberdaya produksi dan ketidak pastian yang ada
untuk menemukan berbagai permintaan dari konsumennya, fleksibilitas
manufaktur sering kali diidentikkan dengan system fleksibel mesin (fleksible
machine system ).
Menurut Groover (2000) sebuah sistem manufaktur baru dapat dikatakan
Fleksibel jika :
1. Mempunyai kemampuan untuk mengidentifikasikan dan memisahkan proses
produksi yang mempunyai ciri yang berbeda ataupun benda yang berbeda
berdasarkan sistem.
2. Mampu dengan cepat mengubah instruksi operasi.
3. Mampu dengan cepat mengubah dari physical set up.
Sebenarnya Fleksibilitas dapat diterapkan baik itu pada sistem manual
maupun pada sistem otomatis. Pada sistem manual, karena sebagian besar operasi
dikerjakan oleh tenaga kerja manusia maka pekerjaannya yang memungkinkan
untuk difleksibilitaskan.
Agar bisa dikualifikasikan sebagai fleksibel, sebuah sistem manufaktur
harus memenuhi beberapa kriteria. Berikut ini akan disebutkan beberapa tes yang
dapat digunakan untuk menguji suatu Fleksibilitas dari sebuah sistem manufaktur
otomat.
1. Menguji bervariasi produk
Pada tes ini akan dilakukan pengujian apakah sistem manufaktur dapat
memproses produk dengan jenis yang berbeda-beda yang tidak berada pada
sekumpulan model.
Tipe
fleksibilitas yang dihasilkan disini adalah : Machine Fleksibility,
Production Fleksibility.
2.
Menguji perubahan jadwal
Pada tes ini akan dilakukan pengujian apakah sistem manufaktur siap
menerima perubahan pada jadwal produksi dan merubah kuantitas benda atau
produksi.
Tipe Fleksibilitas yang dihasilkan disini adalah : Mix Fleksibilitas, Volume
Fleksibilitas, Expansion.
3.
Menguji perbaikan kerusakan
Pada test ini akan dilakukan pengujian apakah sistem manufaktur mampu
merecover peralatan-peralatan yang tidak berfungsi dengan baik dan
membreak down nya, sehingga produksi secara umum tidak terganggu.
Tipe fleksibilitas yang dihasilkan disini adalah : Routing Fleksibilitas
4.
Menguji produk baru
Pada test ini akan dilakukan pengujian apakah sistem manufaktur dapat
mengidentifikasikan produk yang mempunyai desain yang baru yang belum
ada sebelumnya kedalam produk yang telah ada dilantai produksi dengan
baik, tipe fleksibilitas yang telah ada di lantai dengan baik, tipe fleksibilitas
yang dihasilkan disini adalah : Product Fleksibility.
Terhadap beberapa tipe fleksibilitas manufacturing, Suarez et al (1996)
dan Beamon (1999) membagi menjadi A frame work yaitu : Mix Fleksibilitas, di
bawah ini akan disebutkan beberapa tipe fleksibilitas, dan definisi dari faktorfaktor yang mempengaruhinya.
2.3 Tipe Fleksibilitas Manufakturing
Tabel 2.2 Tipe Fleksibilitas Manufakturing
Faktor-faktor yang
Tipe
Definisi
mempengaruhi
Fleksibilitas
Kemampuan
untuk
menyesuaikan
dengan Waktu Set up atau waktu
mesin (Stasiun kerja)pada system dengan untuk
change
over
Fleksibilitas
operasi produksi,dalam jumlah besar,semakin kemampuan dalam banyak
Mesin
besar range operasi dan bentuk benda, maka bidang yang dimiliki oleh
para pekerja.
semakin besar fleksibilitas mesin.
Fleksibilitas
individual
Fleksibilitas
Range / keseluruhan dari bentuk part yang bisa
Produksi
diproduksi pada system
range
mesin
sistem
dari
dari
kerja
fleksibilitas
mesin keseluruhan sistem
kerja yang ada pada sistem.
Kemampuan
untuk
mengubah
campuran Kesamaan
pada
produk dimana pada saat yang sama sehingga pencampuran Relative Work
Fleksibilitas
menangani
kualitas
produk
secara yg didalamnya mengandung
Campuran
keseluruhan, sehingga produk part yang sama waktu yg digunakan untuk
hanya berbeda pada proporsinya saja.
memproduksi.
Faktor-faktor yang
Tipe
Definisi
Fleksibilitas
mempengaruhi
Peralatan
Kemampuan
untuk
yang
umum,
mengakomodasikan
tingkat performasi produksi
Fleksibilitas
produksi part yang tinggi dan merendahkan
Volume
kuantitas total
dari manual tenaga kerja,
pada produksi, memberikan
sejumlah
investasi
pada
invers tatap pada system.
peralatan produksi.
Biaya penambahan Stasiun
kerja Kemampuan dimana
lay out bisa diperluas, tipe
Kemampuan
dari
system
yang
bisa
dari
Fleksibilitas
system
perpindahan
ekspansikan untuk menambah kuantitas total
tambahan yang digunakan,
Biaya
produksi.
kemampuan
untuk
melakukan tambahan pada
tenaga kerja yang dilatih.
Sumber : “ A Conceptual Framework For Assesing Supply Chain Fleksibility",
Pujawan,I
Nyoman (2002), Proceeding 7th Asia Pacific Decissions Sciences Conference,
Bangkok
Volume
Fleksibilitas
Manufacturing
system
Fleksibilitas
Manufacturing
Cell
Single
Machine
Cell
1
2 or 3
4 or more number of
Gambar 2.1 3 level dari Fleksibilitas
(Groover, P. Mikell (2001), Automation, Production Systems, and Computer Integrated
Manufacturing, Prentice Hall International, Inc.)
Fleksibilitas
Fleksibilitas Manufakturing
Manufakturing Capability
Competence
Machine Fleksibility
H1a
Volume Fleksibility
H2a
Costumer
satisfaction
Labor Fleksibility
Material Handling
Fleksibility
H1
b
Volume Fleksibility
H2
b
Gambar 2.2 Kategori fleksibilitas sel dan sistem
Zhang, Q., Vonderembse, M. A., Lim, J. (2003). Manufacturing flexibility ; defining and analyzing
relationships among competence, capability, and customer satisfaction, Journal of Operations
Management, 173-191
Gambar tersebut menggambarkan hubungan antara fleksibilitas
manufaktur dangan customer satisfaction.
Keterangan :
H1a : Hipotesis 1a , Fleksibilitas manufacturing Competence mempunyai dampak
positif secara signifikan terhadap volume fleksibility.
H1b : Hipotesis 1b fleksibilitas manufacturing Competence mempunyai dampak
positif secara signifikan terhadap mix fleksibility.
H2a : Hipotesis 2a, Volume fleksibility mempunyai dampak positif terhadap
costumer satisfaction.
H2b : Hipotesis 2b, mix fleksibility mempunyai dampak positif tehadap costumer
satisfaction.
Keuntungan dari fleksibilitas mesin :
a.
Menambah Utilisasi mesin
b.
Berkurangnya mesin yang membutuhkan perbaikan.
c.
Mengurangi kebutuhan Factory floor space.
d.
Lebih mudah untuk melakukan perubahan,
e.
Mengurangi kebutuhan inventory
f.
Mengurangi lead time manufacturing.
g.
Mengurangi kebutuhan tenaga kerja langsung dan meningkatkan
produktivitas tenaga kerja.
h.
Kesempatan untuk melakukan Unattended production.
2.4 Fleksibilitas Supply Chain.
Supply
Manufacturing
Distribution
Customer
Gambar 2.3 rangkaian Supply Chain
(Sumber : beamon, B. M. (1999) Measuring Supply Chain Performance, International Journal Of
Operation and Production Management).
Keterangan :
Suppliers
Jaringan bermula dari sini, yang merupakan sumber yang menyediakan
bahan pertama, di mana mata rantai penyaluran barang akan mulai. Bahan
pertama ini bisa dalam bentuk bahan baku, bahan mentah, bahan penolong, bahan
dagangan, dan sebagainya. Sumber pertama ini dinamakan suppliers. Jumlah
suppliers bisa banyak atau sedikit, tetapi suppliers’suppliers biasanya berjumlah
banyak sekali. Inilah mata rantai pertama.
Manufacturer
Rantai pertama dihubungkan dengan ranatai kedua, yaitu manufacture.
Hubungan dengan mata rantai pertama ini sudah mempunyai potensi untuk
melakukan penghematan. Misalnya, inventories bahan baku, bahan setengah jadi,
dan bahan jadi yang berada di pihak suppliers, manufavturer,dan tempat transit
merupakan target untuk penghematan ini.
Distribution
Barang sudah jadi yang dihasilkan oleh manufacturer sudah mulai harus
disalurkan kepada pelanggan. Walaupun tersedia banyak cara untuk menyalurkan
barang ke pelanggan, yang umum adalah melalui distributor dan ini biasanya
ditempuh oleh sebagaian besar supply chain. Barang dari pabrik melalui
gudangnya disalurkan ke gudang distributor atau wholesaler atau pedagang besar
dalam jumlah besar, dan pada waktunya nanti pedagang besar menyalurkan dalam
jumlah yang lebih kecil kepad retailers atau pengecer.
Customer
Dari rak-raknya, para pengecer atau retailers ini menawarkan barangnya
langsung kepada para pelanggan atau pembeli atau pengguna barang tersebut.
Yang termasuk outlets adalah toko, warung, toko serba ada, pasar swalayan, toko
koperasi, mal, club stores, dan sebagainya, pokoknya dimana pembeli akhir
melakukan pembelian. Walaupun secara fisik dapat dikatakan bahwa ini
merupakan mata rantai yang terakhir, sebetulnya masih ada satu mata rantai lagi,
yaitu dari pembeli (yang mendatangi retail outlet tadi) ke real customers atau real
user, karena pembeli belum tentu pengguna sesungguhnya. Mata rantai supply
baru betul-betul berhanti setelah barang yang bersangkutan tiba di pemakai
langsung (pemakai yang sebenarnya) barang atau jasa yang dimaksud.
Pengukuran fleksibiltas Supply Chain ini sangat diperlukan untuk
mengetahui seberapa fleksibel suatu Supply Chain terhadap perubahan-perubahan
dan fluktuasi-fluktuasi yang mungkin akan dihadapi.
Menurut Beamon (1999) Supply Chain adalah sebuah proses
yang
terintegrasi dimana didalamnya bahan baku dikenai proses manufaktur untuk
dijadikan produk akhir, kemudian dikirimkan kepada konsumen (baik itu melalui
distribusi, retail, ataupun keduanya).
Fleksibilitas Supply Chain sangat memegang peranan penting dalam
keberhasilan Supply Chain itu sendiri, terlebih lagi pada perusahaan yang
mempunyai kondisi ketidak pastian yang sangat tinggi.
Menurut Garavelli (2003) fleksibilitas dalam suatu Supply Chain sangat
kompleks dan terdiri dari multi dimensi konsep dan sangat sulit untuk diringkas.
Namun satu hal yang perlu ditekankan pada fleksibilitas dalam suatu Supply
Chain haruslah mempunyai kemampuan untuk merespon perubahan yang terjadi
baik itu perubahan yang datang dari dalam perusahaan sebaik dengan perubahan
yang datang dari luar perusahaan.
Menurut Duklos et al (2001) enam komponen fleksibilitas Supply Chain
telah diidentifikasikan berdasarkan fleksibilitas manufacturing yang telah dibahas
sebelumnya, yaitu :
1.
Production System Fleksibility
Yaitu : kemampuan untuk menyusun modal dan operasi-operasi untuk
melakukan respon dari kecenderungan yang dimiliki oleh konsumen
(perubahan produk, volume) pada setiap titik dalam Supply Chain.
2. Market Fleksibility
Yaitu : kemampuan untuk dapat melakukan produksi sesuai pesanan dan
mampu membangun hubungan dekat dengan konsumen dan melibatkan
mereka ( konsumen) dalam design dan melakukan modifikasi produksi baru
maupun produksi yang telah ada.
3. Logistik Fleksibility
Yaitu : kemampuan melakukan perubahan dalam penerimaan dan delivery
produksi baik dari pihak supplier maupun konsumen dengan pengeluaran
biaya yang seefektif mungkin ( perubahan lokasi konsumen, globalisasi dan
penundaan).
4.
Supply Fleksibility
Yaitu : kemampuan untuk mengatasi perubahan permintaan supply, seiring
dengan permintaan dari konsumen.
5.
Organizazional fleksibility
Yaitu : kemampuan untuk menggalang tenaga kerja ahli untuk kebutuhan
Supply Chain dalam menentukan permintaan dari konsumen.
6.
Information Fleksibility.
Yaitu : kemampuan untuk menyusun struktur system informasi sesuai dengan
dinamika perubahan informasi yang dibutuhkan oleh perusahaan dalam rangka
untuk memenuhi permintaan dari konsumen.
Penggambaran Fleksibilitas suatu Supply Chain pada dasarnya haruslah
meliputi secara keseluruhan dari pada sistem yang ada dalam Supply Chain itu
sendiri, yaitu dimulai dari Supplier sampai dengan konsumen, dimensi-dimensi
fleksibilitas yang ada dalam suatu Supply Chain haruslah mampu mencerminkan
seluruh elemen tersebut.
Kemudian model dan karakteristik tersebut dikembangkan oleh Swafort
yang menyatakan bahwa dimensi-dimensi fleksibilitas yang lebih umum namun
mencakup keseluruhan elemen dalam Supply Chain, dimensi-dimensi itu adalah:
Sourcing, produck, development, production, delivery.
Sourcing adalah penilaian yang diberikan pada kemampuan yang di
miliki dalam hal pengadaan bahan baku dan berkaitan dengan supplier system.
Product development merupakan penilaian yang diberikan atas kemampuan yang
dimiliki untuk membuat variasi produk dan melakukan perencanaan terhadap
adanya produk baru yang disebut juga sebagai product design. Production adalah
penilaian yang diberikan atas kemampuan dari dalam perusahaan, yang pada
bagian terdahulu lebih dikenal sebagai Fleksibilitas Manufakturing lebih tepatnya
dikenal dengan production system. Delivery merupakan penilaian yang diberikan
atas kemampuan untuk hal yang berhubungan langsung dengan konsumen untuk
delivery system.
Penjelasan yang lebih lanjut dan untuk memudahkan melakukan
penilaian (assessment) terhadap fleksibilitas yang telah disebutkan diatas
diuraikan menjadi parameter-parameter yang lebih spesifik, seperti dapat dilihat
pada tabel 2.2.yang secara umum dapat dipakai untuk melakukan penilaian
terhadap target Fleksibilitas Supply Chain.
Tabel 2.3 Parameter Fleksibilitas Supply Chain
SUPPLIER SYSTEM
Backup supplyer
(Berkaitan dengan banyaknya jumlah supplier yang dimiliki oleh perusahaan selsin supplier
utama)
Delivery various lost
(berkaitan dengan jumlah barang yang dapat dikirim oleh pihak supplier dalam rangka
memenuhi permintaan dari perusahaan)
Delivery urgen request
(kemampuan yang dimiliki supplier untuk memenuhi permintaan dari pihak perusahaan diluar
permintaan reguler/permintaan yang mendesak)
Use multy modal transportation system
(berkaitan dengan alat transportasi yang digunakan oleh pihak supplier untuk melakukan
pengiriman pesanan yang dating dari perusahaan, dilihat dari jenis dan juga dari segi system
yakni system pengolahan yang digunakan)
Easy to run supplier scheduling system
(berkaitan dengan kemudahan menjalankan system penjadwalan)
Supplier lead time
(berkaitan dengan jangka waktu yang dijanjikan oleh pihak supplier antara permintaan yang
diberikan sampai dengan barang yang diterima oleh pihak perusahaan)
PRODUCT DESIGN
Product various different design
(kemampuan yang dipunyai untuk memproduksi jenis produk dalam dalam jumlah banyak
dan cepat dalam sekali proyek perancangan produk)
Test materials quicky
(berhubungan dengan kemampuan yang dipunyai yang dapat mendukung perancangan design
produk baru dengan beragam rancangan, terutama dalam hal material )
Confirm ability of supplier to supply materials needed to support new product
(kemampuan yang berkaitan dengan pengadaan material yang dibutuhkan untuk desain
produk baru yang dilakukan, apabila produk yang yang dibuat memerlukan material yang lain
dibandingkan dengan yang selama ini digunakan, maka akan diperlukan adanya pengadaan
material, baik itu melalui supplier yang sudah ada maupun melelui cara pencarian supplier
baru)
Autonomy in deciding the design to choose
(berkaitan dengan prosedur yang harus dilakukan untuk memutuskan design produk baru yang
akan dikeluarkan)
PRODUCTION SYSTEM
Produce various different product
(berhubungan dengan kemampuan untuk memproduksi dalam banyak jenis)
Produce various differenct routing
(berkaitan dengan kemampuan memproduksi dengan urutan proses yang berbeda)
Produce flexible quqntity
(berkaitan dengan jumlah minimum dan maksimum produk yang dapat diproduksi tanpa
menambah biaya mesin produk yang ada)
Produce or revise production plans/schedule quickly
(berhubungan dengan perencanaan dan penjadwalan mengenai informasi permintaan produksi
cepat)
Fix broken mechine quikly
(berhubungan dengan kemampuan yang dipunyai untuk memperbaiki kerusakan mesin yang
terjadi dengan cepat)
Capacity utilization
(berkaitan dengan kapasitas produksi yang ada pada perusahaan untuk melakukan produksi
saat ini)
Component user
(berkaitan dengan kemampuan penggunaan komponen yang sama dalam jenis produk yang
dihasilkan)
DELIVERY SYSTEM
Delivery flexible quantity
(kemampuan pengiriman jumlah produk sesuai dengan permintaan )
Satisfy urgent delivery system
(kemampuan dalam memenuhi permintaan dari konsumen yang mendesak/dalam hal waktu)
Use multy modal delivery request
(berhubungan dengan alat transportasi yang digunakan oleh perusahaan untuk melakukan
pengiriman permintaan)
Transmit delivery request/information easily and quickly
(berkenaan dengan system yang ada di perusahaan dalam hal yang penerimaan dan
pengolahan informasi mengenai permintaan dengan mudah)
Satisfy one request more than one warehouse/ distributor
(berhubungan dengan pemenuhan permintaan yang berasal lebih dari satu distributor)
Produce or revise delivery plans/schedule quickly
(berhubungan dengan perencanaan dan penjadwalan mengenai semua informasi permintaan
pengirimandari konsumen)
Variety product in one delivery
(berhubungan dengan pengkombinasian produk berbeda dalam satu macam alat angkut)
Sumber : “ A Conceptual Framework and Case Study For Assesing Supply Chain Fleksibility",
Pujawan,I Nyoman (2002), Proceeding 7th Asia Pacific Decissions Sciences Conference, Bangkok
Tingkat fleksibilitas untuk tiap Supply Chain belum tentu sama hal ini
disebabkan pengaruh oleh tingkat ketidak pastian demand yang dialami tiap
supply chain, semakin tinggi tingkat ketidakpastian, maka Supply Chain harus
semakin Fleksibel, seperti ditunjukkan oleh gambar 2.3 berikut :
Low demand
Somewhat
Somewhat
high demand
Uncertainty
demand
demand
uncertainty
certainty
uncertainty
1
2
3
4
Semakin Fleksibel
Gambar 2.4 Tingkat fleksibilitas Supply Chain.
(Pujawan, I Nyoman (2002), “ A Conceptual Framework For Assesing Supply
Chain Fleksibility” Proceeding 7th Asia Pacific Decissions Sciences Conference, Bangkok.
Keterangan :
1.
Low demand uncertainty
Level dimana suatu Supply Chain perusahaan mengalami permintaan yang
rendah dengan tingkat ketidakpastian yang tinggi.
2.
Somewhat demand certainty
Level dimana suatu Supply Chain perusahaan mengalami permintaan yang
sedang dengan tingkat kepastian tinggi.
3.
Somewhat demand certainty
Level dimana suatu Supply Chain perusahaan mengalami permintaan yang
sedang dengan tingkat ketidak pastian tinggi.
4.
High demand uncertainty
Level dimana suatu Supply Chain perusahaan mengalami permintaan yang
tinggi dengan tingkat ketidak pastian yang tinggi pula.
2.5 Tingkat kebutuhan Fleksibilitas berdasarkan Demand
Perbedaan tingkat fleksibilitas pada Supply Chain berarti terjadi
perbedaan pada parameter-parameter fleksibilitas yang dijadikan acuan, tidak
semua parameter fleksibilitas yang disebutkan atas cocok untuk semua supply
chain itu sendiri, pada suatu supply chain suatu parameter bisa jadi merupakan
suatu faktor yang penting, namun pada model supply chain yang lain faktor
tersebut, dianggap tidak terlalu penting.
Menurut Beamon, B. M (1999) keuntungan dari fleksibilitas Supply
chain adalah :
-
Mereduksi jumlah backorder yang ada.
-
Mereduksi jumlah lost sales.
-
Mereduksi jumlah order yang terlambat.
-
Menambah kepuasan konsumen.
-
Memudahkan untuk merespon dan mengakomodasi variasi demand, misalkan
faktor musiman.
-
Memudahkan untuk merespon dan mengakomodasi berkurangnya performasi
mesin (machine breakdown).
-
Memudahkan untuk merespon dan mengakomodasi berkurangnya performansi
dari supplier.
-
Memudahkan untuk merespon dan mengakomodasi berkurangnya performasi
pengiriman.
-
Memudahkan untuk merespondan mengakomodasi produk baru, pasar baru
dan pesaing baru.
2.6 Kuadran Pengukuran Fleksibilitas Supply Chain
Hal yang perlu diperhatikan saat melakukan analisa terhadap fleksibilitas
suatu supply chain adalah melakukan penilaian atau assessment mengenai
seberapa fleksibel suatu supply chain untuk memenuhi kebutuhan pasar
mengingat kebutuhan pasar yang sangat bersifat fluktuatif. Parameter-parameter
fleksibilitas supply chainlah yang digunakan ketika melakukan penilaian ini
dengan sebelumnya menyesuaikan parameter-parameter mana sesuai dengan
kondisi perusahaan yang sedang diukur fleksibilitas supply chain yang dimilkinya
menurut Pujawan (2002) yang dikutip oleh Eunike (2002), identifikasi kondisi
fleksibilitas supply chain dapat digambarkan dalam kuadaran fleksibilitas sebagai
berikut :
Gambar 2.5 Kuadran fleksibilitas supply chain.
(Sumber : Pujawan (2002)) A Coceptual Frame work for Assessing supply chain. Flexibility, '
Proceeding 7)
Kondisi I dan III adalah keadaan ya
UNTUK MENGUKUR FLEKSIBILITAS SUPPLY CHAIN
DI PT. SMART ADVERTISING - SURABAYA
DISUSUN OLEH :
AYU MARETHA NOER SHERA
0732010088
JURUSAN TEKNIK INDUSTRI
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
JAWA TIMUR
2011
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum WR. WB.
Alhamdulillah segala puja dan puji syukur kepada Allah SWT atas rahmat
yang telah di berikan-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan
judul “ANALISIS FLEKSIBELITAS SUPPLY CHAIN DENGAN METODE
SCOR (SUPLLY CHAIN OPERATION REFERENCE) DI PT. SMART
ADVERTISING”. Tak ada kata yang pantas untuk diucapkan selain rasa syukur
atas nikmat yang diberikan oleh-NYA.
Maksud penyusunan skripsi ini adalah untuk memenuhi sebagian
persyaratan dalam memperoleh gelar sarjana Teknik Industri pada Fakultas
Teknologi Industri Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
Dalam kesempatan ini pula dengan segala kerendahan hati penulis
mengucapkan rasa terima kasih kepada pihak-pihak yang telah memberikan
bantuan dalam penyelesaian skripsi ini baik secara langsung maupun tidak
langsung kepada :
1. Bapak Dr. Ir. Teguh Sudarto, MP. Selaku Rektor Universitas Pembangunan
Nasional “Veteran” Jawa Timur.
2. Bapak Ir. Sutiyono, MT. Selaku Dekan Fakultas Teknologi Industri
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
3. Bapak Ir. H. MT. Safirin, MT. Selaku Ketua Jurusan Teknik Industri
Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur. Dan juga selaku Dosen
Pembing I, terima kasih buat kesabarannya dalam membimbing saya.
i
4. Ibu Ir. Endang P. W. MMT selaku Dosen Pembimbing II, yang dengan sabar
membimbing, mengarahkan dan memberi masukan-masukan yang positif
dalam laporan ini.
5. Bapak Ir. Joumil Aidil SZS, MT dan Bapak Drs. Sartin, M.Pd selaku dosen
penguji seminar 1.
6. Bapak Ir. Tri Susilo, MM dan Bapak Ir. Hari Purwoadi selaku dosen penguji
seminar 2.
7. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Teknologi Industri khususnya Jurusan Teknik
Industri yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan kepada penulis.
8. Bapak Herry Cristiyanto dan Bapak Budi selaku pembimbing pabrik yang
telah membantu memberikan banyak informasi yang dibutuhkan oleh penulis.
9. Seluruh Pimpinan, Karyawan dan Staff di PT. Smart Advertising yang telah
membantu dalam penyelesaian skripsi penulis.
10. Daddy and Mommy, terima kasih atas Do’a, semangat, serta nasehat yang
selalu menyertaiku dan untuk keluargaku yang telah memberi dukungan dalam
penyelesaian skripsi ini dan adik2 qyuu makasih dah ngehibur kalo q ge stress
ngerjain skripsii........ Terima kasih banyak..........Luv u All.......
11. SomeOne special (Huunyy_q)........ Thanks a lot for your prayer, advice,
always give me a spirit, support and everything........ Terima kasih atas
semuanya yah............
12. Teman-teman Arek2 B, yang Gokil n Geje dah menemani dalam suka dan
duka......... Terima kasih dukungan dan semangatnya........ Ayo reekk ndang
lulus taunn inii.......Amin........
ii
13. Buat Nyaii Puri, terima kasih atas bantuannya selama ini serta dukungan dan
semangatnya juga.... Maaf ya, klo Etha sering merepotkan dirimu.........
(yaaaa....sadar diri q nyaiii!!)
14. Buat Nyaii Dhika, terima kasih atas semuanya........ Atas Doa, bantuan,
dukungan dan semangatnya yang kamu berikan........bahkan private sambil
curhat looo okeeee!!!
15. Semua teman-teman angkatan 2004 khususnya mz Slamet Sutaji dan angkatan
2006 mz Anton makasih buat dukungannya dan udah minjemin buku_buku
buat referensi. Terima kasih muaaaanyaa dehh atas dukungannya hingga
selesai skripsi ini.
Semoga Allah SWT senantiasa memberikan balasan atas kebaikan yang
telah diberikan. Penulis sadar bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna
sehingga saran dan kritik yang membangun sangat diharapkan. Akhir kata,
semoga hasil pemikiran yang tertuang dalam skripsi ini dapat bermanfaat bagi
setiap pembaca pada umumnya dan PT. Smart Advertising pada khususnya.
Wassalamualaikum WR. WB.
Surabaya, Februari 2011
Penulis
iii
DAFTAR ISI
Daftar Isi
Daftar Tabel
Daftar Gambar
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang..…………………………………………………… ........ 1
1.2 Perumusan Masalah..……………………………………………… ........ 2
1.3
Batasan Masalah..…………………………………………………. ....... .2
1.4
Tujuan Penelitian..………………………………………………… ........ 3
1.5
Asumsi...…………………………………………………………… ........3
1.6
Manfaat Penelitian…...…………………………………………….. ........ 4
1.7
Sistematika Penulisan…..…………………………………………. ........ 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Supply Chain Manajement..………………………….……………. ....... 7
2.1.1
2.2
Konsep Supply Chain ................................................................... .8
Fleksibilitas………….…………………………….………………. ...... 11
2.2.1
Sistem Fleksibilitas Manufaktur .............................................. 11
2.3
Tipe Fleksibilitas Manufaktur………………………............……....
2.4
Fleksibilitas Supply Chain........................................................….…....... 18
2.5
Tingkat Kebutuhan Fleksibilitas Berdasarkan Demand …………... ...... 25
2.6
Kuadran Pengukuran Fleksibilitas Supply Chain................................... 26
iv
14
2.7 Perhitungan Skor GAP……………………………..………….……...... 28
2.8
Uji Validitas ............................................................................................. 29
2.9
Uji Reliabilitas………………………………….……….….……............30
2.10 Analitic Hierarchy Process…………………………..……….…........ 31
2.11 Supply Chain Operations Reference (SCOR) Model……….. .......... 37
2.12 Program Exspert Choice......................................................................... 42
2.13 Skala Serquel........................................................................................... 43
2.14
Dasar Penulisan Kuisioner...................................................................... 43
2.14.1 Kuisioner ...................................................................................... 43
2.14.2 Langkah – Langkah Pembuatan Kuisioner .......................... .....44
2.14 Peneliti Terdahulu..................................................................................... 52
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1
Lokasi dan Waktu Penelitian…...……………………………….. ...... 53
3.2
Identifikasi dan Definisi Operational Variabel…..……..……….. ...... 53
3.2.1
Identifikasi Variabel………….…………………………. ...... 53
3.2.2
Definisi Operasional Variabel……….………………….. ...... 54
3.3
Langkah-langkah Pemecahan Masalah………………………….. ...... 57
3.4
Metode Pengumpulan Data………………………………....…… ...... 66
3.4.1
Data Primer………………………………………….….......... 66
3.4.2
Data Sekunder……………………………………….….. ...... 67
v
3.5
Metode Pengolahan Data……..…………………….…………… ..... 67
3.5.1
Pengujian Kuisioner…………………............................... ..... 68
3.5.2
Pembobotan keempat Dimensi Parameter-parameter
Supply Chain......................................................................... .....69
BAB IV
3.5.3
Perhitungan GAP .................................................................. ....70
3.5.4
Pemetaan (Mapping) Parameter-parameter Fleksibilitas.... .... 71
3.5.5
Metode Analisa Data.................................................................. 71
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1
Pengumpulan Data.............................................................................. 72
4.1.1 Penetapan Parameter – perameter Fleksibilitas ............. ...... 73
Supply Chain
4.1.2. Definisi Tiap – Tiap Parameter Yang Terpilih....................... 78
4.1.3 Data Kuisioner Pembobotan Fleksibilitas........................ ..... 84
Supply Chain
4.2
Pengolahan Data............................................................................. ..... 98
4.2.1
Uji Validitas dan Reliabilitas ............................................. ..... 98
4.2.2
Data Kuisioner Kebutuhan dan Kemampuan ............... ..... 101
Fleksibilitas Supply Chain
4.2.3
Analisa Bobot Parameter Fleksibilitas Supply Chain..... .....103
4.2.4
Analisa Gap Kebutuhan dan Kemampuan Fleksibilitas .. ...106
Supply Chain
4.2.5
Pembuatan Grafik Kebutuhan dan Kemampuan............. 109
Parameter Fleksibilitas Supply Chain
vi
4.2.6
Analisa Gap Terbobot dan Prioritas Perbaikan.................. 113
4.2.7
Pembuatan Grafik Terbobot Kebutuhan dan ..................... 117
Kemampuan Parameter Fleksibilitas Supply Chain
4.2.8
Pembuatan Peta (Mapping) Kuadran Fleksibilitas............ 127
4.2.9
Analisa Nilai Tingkat Fleksibilitas Supply Chain............... .133
4.2.10 Pembuatan Grafik Nilai Tingkat Fleksibilitas .................... 136
Supply Chain
BAB V
4.3
Pembahasan........................................................................................ 139
4.4
Usulan Perbaikan .............................................................................. 143
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1
Kesimpulan......................................................................................... 145
5.2
Saran .................................................................................................. 145
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
vii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1
3 level dari Fleksibilitas
16
Gambar 2.2
Kategori fleksibilitas sel dan sistem
16
Gambar 2.3
Rangkaian Supply Chain
18
Gambar 2.4
Tingkat fleksibilitas Supply Chain
24
Gambar 2.5
Kuadran fleksibilitas Supply Chain
27
Gambar 2.6
Supply Chain Model
39
Gambar 3.1
Langkah-langkah pemecahan masalah
57-58
Gambar 4.1
Gambar Bobot Dimensi
103
Gambar 4.2
Grafik Kebutuhan dan Kemampuan Dimensi Utama
109
Gambar 4.3
Grafik Kebutuhan dan Kemampuan Sub Dimensi
110
Supplier System
Gambar 4.4
Grafik Kebutuhan dan Kemampuan Sub Dimensi
110
Product Design
Gambar 4.5
Grafik Kebutuhan dan Kemampuan Sub Dimensi
111
Production System
Gambar 4.6
Grafik Kebutuhan dan Kemampuan Sub Dimensi
112
Delivery System
Gambar 4.7
Grafik Terbobot Kebutuhan dan Kemampuan Dimensi Utama
118
Gambar 4.8
Grafik Terbobot Kebutuhan dan Kemampuan Dimensi
120
Supplier System
xi
Gambar 4.9
Grafik Terbobot Kebutuhan dan Kemampuan Dimensi
121
Product Design
Gambar 4.10
Grafik Terbobot Kebutuhan dan Kemampuan Dimensi
123
Production System
Gambar 4.11
Grafik Terbobot Kebutuhan dan Kemampuan Dimensi
125
Delivery System
Gambar 4.12 Fleksibilitas Supply Chain Dimensi Utama
128
Gambar 4.13 Fleksibilitas Supply Chain Sub Dimensi
129
Supplier System
Gambar 4.14 Fleksibilitas Supply Chain Sub Dimensi Product Design
Gambar 4.15
Fleksibilitas Supply Chain SubDimensi Production System
130
131
Gambar 4.16 Fleksibilitas Supply Chain SubDimensi Delivery System
132
Gambar 4.17 Grafik Tingkat Fleksibilitas Supply Chain Dimensi Utama
136
Gambar 4.18 Grafik Tingkat Fleksibilitas Supply Chain Sub Dimensi
136
Supplier System
Gambar 4.19 Grafik Tingkat Fleksibilitas Supply Chain Sub Dimensi
137
Product Design
Gambar 4.20 Grafik Tingkat Fleksibilitas Supply Chain Sub Dimensi
138
Production System
Gambar 4.21 Grafik Tingkat Fleksibilitas Supply Chain Sub Dimensi
Delivery System
xii
138
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1
Area Cakupan Supply Chain
10
Tabel 2.2
Tipe Fleksibilitas Supply Chain
14
Tabel 2.3
Parameter Fleksibilitas Supply Chain
23
Tabel 2.4
Skala Perbandingan Berskala
32
Tabel 2.5
Nilai Random Indeks
37
Tabel 2.6
Matrik Model SCOR
40
Tabel 3.1
Parameter-Parameter Fleksibilitas Supply Chain Pada PT.
SMART ADVERTISING
55
Tabel 4.1
Parameter Fleksibilitas Supply Chain
73
Tabel 4.2
Parameter-Parameter Fleksibilitas Supply Chain
76
Di PT. Smart Advertising
Tabel 4.3
Data Penilaian rata – rata Penilaian
84
Tingkat Fleksibilitas Dimensi Utama
Tabel 4.4
Data Penilaian Rata – rata Penilaian
85
Tingkat Fleksibilitas Sub Dimensi Supplier System
Tabel 4.5
Data Penilaian Rata – rata Penilaian
Tingkat Fleksibilitas Sub Dimensi Product Design
viii
89
Tabel 4.6
Data Penilaian Rata – rata Penilaian
91
Tingkat Fleksibilitas Sub Dimensi Production System
Tabel 4.7
Data Penilaian Rata – rata Penilaian
93
Tingkat Fleksibilitas Sub Dimensi Delivery System
Tabel 4.8
Hasil Uji Validitas
99
Tabel 4.9
Data Nilai Rata – rata Kebutuhan dan Kemampuan
101
Tabel 4.10
Bobot Dimensi Utama dan Sub Dimensi
104
Tabel 4.11
Nilai Gap Kebutuhan dan Kemampuan Fleksibilitas Supply Chain
107
Tabel 4.12
Nilai Gap Terbobot dan Prioritas Perbaikan
114
Tabel 4.13
Tabel analisa kebutuhan dan kemampuan terbobot Dimensi Utama
118
Tabel 4.14
Tabel analisa kebutuhan dan kemampuan terbobot sub dimensi
119
Supplier System
Tabel 4.15
Tabel analisa kemampuan dan kebutuhan terbobot sub dimensi
120
Product Design
Tabel 4.16
Tabel analisa Kebutuhan dan Kemampuan terbobot sub dimensi
122
Production System
Tabel 4.16
Tabel analisa Kebutuhan dan Kemampuan terbobot sub dimensi
124
Delivery System
Tabel 4.17
Hasil Analisa Total Nilai Gap Terbobot dan Tingkat Fleksibilitas
133
Supply Chain
Tabel 4.18
Hasil Analisa Total Nilai Gap Terbobot dan Tingkat Fleksibilitas
Supply Chain Sub Dimensi
ix
134
Tabel 4.19
Prioritas Perbaikan Sebelum Diurutkan
140
Tabel 4.20
Prioritas Perbaikan Setelah Diurutkan
141
x
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN A
Gambaran Umum Perusahaan
LAMPIRAN B
Kuisioner Kebutuhan Dan Kemampuan
LAMPIRAN C
Data Kuisioner Kebutuhan Dan Kemampuan
LAMPIRAN D
Output Validitas dan Realibilitas
LAMPIRAN E
Kuisioner Pembobotan
LAMPIRAN F
Data Kuisioner Pembobotan
LAMPIRAN G
Perhitungan Manual AHP
LAMPIRAN H
Output AHP
LAMPIRAN I
Daftar R Tabel
xiii
ABSTRAKSI
Saat ini konsep tentang Supply Chain telah banyak dibicarakan oleh
pakar-pakar manajerial perusahaan, hal ini dimulai dengan adanya suatu
kesadaran bahwa Supply Chain (rantai pengadaan) merupakan suatu bagian yang
sangat penting bagi perusahaan. Untuk dapat bersaing dengan para pesaingpesaingnya, suatu perusahaan harus mempunyai profit dan selalu menjaga
kepuasan konsumennya, Supply Chain itu sendiri didukung oleh faktor Internal
dan faktor Eksternal. Faktor Internal yang mana didalamnya terdiri dari Supplier
Sistem, Product Design, Production System, dan Delivery Sistem. Faktor
Eksternal yang didalamnya termasuk supplier dan distributor atau retailer yang
merupakan konsumen dari perusahaan juga harus diperhatikan oleh perusahaan
untuk dapat mendukung tercapainya 2 hal tersebut diatas.
PT. Smart Advertising adalah perusahaan yang bergerak dalam bisnis
percetakan, berbagai hasil cetak seperti sablon, umbul-umbul, billboard, dan
baliho. Berawal dari sebuah Event Organizer, perusahaan melakukan
metamorfosis menjadi sebuah Advertising Agency untuk meningkatkan kualitas
kinerja perusahaan. Dengan ini, penilaian fleksibilitas supply chain perlu
dilakukan agar perusahaan dapat mengetahui tingkat fleksibilitas supply chain.
Karena pengukuran hanya diterapkan pada bagian produksi dengan indikator
kinerja seperti efisiensi mesin dan efisiensi total, sedangkan untuk penilaian
fleksibilitas di perusahaan yang mencakup empat dimensi yaitu supplier system,
product design, production system, dan delivery system masih belum ada sehingga
belum dapat menginformasikan fleksibilitas supply chain secara menyeluruh.
Dengan adanya masalah tersebut maka dilakukan penelitian tentang fleksibilitas
supply chain, yaitu kemampuan perusahaan dalam menghadapi fluktuasi-fluktuasi
yang terjadi, dimana fleksibilitas sendiri berhubungan dengan mesin, proses,
aliran bahan baku, tipe, pekerja, dan semua digabung menjadi sebuah sistem
manufaktur dan sistem produksi. Fleksibelitas mencakup empat dimensi yaitu
Supplier System, Product Design, Production System, dan Delivery System.
Dengan harapan dapat diketahui fleksibilitas supply chain yang ada di PT. Smart
Advertising dan parameter-parameter apa saja yang diprioritaskan untuk
diperbaiki yang ada di PT. Smart Advertising.
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh di PT. Smart Advertising
menunjukkan bahwa tingkat fleksibilitas supply chain yang ada di perusahaan
secara keseluruhan flesksibel (baik) dimana seluruh dimensi utama mencapai
prosentase di atas 85%, secara berurutan prosentase dari yang terkecil hingga
yang terbesar yaitu Production System 93,2%, Supplier System 93,7%, Delivery System
94,1%, dan Product Design 95,5%.
Kata kunci
: Fleksibilitas supply chain, supplier system, product design,
production system, delivery system, efisiensi, level, subyektif,
fungsional
xiii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Perkembangan teknologi dan perubahan kondisi pasar yang cepat dan
persaingan dunia usaha yang semakin ketat menuntut perusahaan untuk mampu
beradaptasi dengan perubahan tersebut. Perusahaan kini semakin menyadari
adanya keterbatasan sumber daya yang dimiliki dan perusahaan tidak akan bisa
bertahan bila manajemen perusahaan masih terfokus pada integrasi proses
internal.
Untuk
mencapai
keunggulan
kompetitif
dalam
rangka
untuk
memenangkan pasar, di awal tahun 1990, pandangan manajemen mulai bergeser
ke manajemen Supply Chain. Beberapa keuntungan yang diperoleh dengan
adanya penerapan manajemen Supply Chain antara lain yaitu dapat meningkatkan
kepuasan pelanggan, mengurangi biaya dan meningkatkan cash utilization.
PT. Smart Advertising merupakan suatu perusahaan yang menghasilkan
berbagai variant produk cetak seperti: ID card, kartu nama, brosur, spanduk,
umbul – umbul, vertical benner, billboard, balilo, neon box, dll.
Untuk dapat bersaing dengan kompetitornya, PT. Smart Advertising
berusaha agar memenangkan persaingan. Untuk itu manajemen perlu mengukur
fleksibilitas supply chain. Oleh karena itu, analisis fleksibilitas supply chain ini
sangat diperlukan untuk mengetahui seberapa fleksibel PT. Smart Advertising
terhadap perubahan – perubahan dan fluktuasi – fluktuasi yang mungkin akan
dihadapi oleh perusahaan.
Adanya permintaan yang fluktuatif dari konsumen ditambah dengan
banyaknya bahan baku yang diperlukan, dibutuhkannya fleksibilitas perusahaan
yang tinggi. Selama ini perusahaan belum mempunyai sistem pengukuran
fleksibilitas yang jelas, pengukuran fleksibilitas hanya diukur secara fungsional
dan hanya dari dimensi output saja. Untuk mengatasi permasalahn tersebut, perlu
adanya suatu penelitian untuk mengidentifikasikan masing-masing dimensi
fleksibilitas dari PT. Smart Advertising dengan menggunakan sistem pengukuran
Fleksibilitas Supply Chain.
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan pendahuluan diatas masalah yang akan dibahas dalam
penelitian ini adalah:
“Berapa tingkat fleksibilitas supply chain di PT. Smart Advertising dan
parameter-parameter apa saja yang perlu diprioritaskan untuk diperbaiki ?”
1.3 Batasan Masalah
Agar permasalahan yang hendak dibahas dalam penelitian ini tidak
terlalu luas dan menyimpang, maka ditentukan batasan bahwa :
1. Penelitian dilakukan di PT. Smart Advertising Surabaya.
2. Penelitian dilakukan pada aspek-aspek fleksibilitas supply chain, yang
diwakili oleh empat dimensi yaitu supplier system, production system, product
design, dan delivery system.
3. Penelitian dilakukan pada Intern perusahaan dan tidak melibatkan konsumen.
4. Dalam penelitian tidak membahas masalah biaya.
5. Data yang didapat dari data hasil kuisioner.
6. Penelitian dilakukan pada bulan November 2010 sampai data-data terpenuhi
1.4 Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian tugas akhir ini adalah
1. Mengukur tingkat fleksibilitas Supply Chain secara keseluruhan pada masingmasing dimensi sesuai dengan kondisi di PT. Smart Advertising.
2. Memilih Parameter yang perlu diprioritaskan untuk diperbaiki bila ada
fleksibilitas Supply Chain sub dimensi kurang dari 85%.
1.5 Asumsi
Ada beberapa asumsi yang dipergunakan dalam penyusunan Tugas
Akhir ini adalah sebagai berikut :
1. Perusahaan yang diteliti dianggap berjalan dalam keadaan normal/baik.
2. Visi, misi dan strategi serta kebijakan perusahaan tidak berubah.
3. Responden dan pihak yang terlibat mengetahui benar parameter fleksibilitas di
PT. Smart Advertising.
4. Operator memiliki kemampuan dan ketrampilan yang baik.
5. Data sekunder yang didapat dari perusahaan dianggap benar.
1.6 Manfaat Penelitian
Manfaat dari dilakukannya penelitian Tugas Akhir ini adalah sebagai
berikut :
1. Bagi perusahaan.
- Sebagai bahan acuan terhadap fleksibilitas supply chain yang dimilikinya,
sejauh mana mampu mengakomodasi fluktuatif yang terjadi.
- Dapat mengarahkan usaha-usaha perbaikan yang dapat digunakan oleh
perusahaan untuk meningkatkan fleksibilitas supply chain perusahaan.
2. Bagi penulis.
- Memenuhi persyaratan untuk menempuh gelar sarjana Teknik Industri.
- Memperoleh pemahaman yang lebih baik tentang pengukuran dan analisis
fleksibilitas supply chain pada perusahaan dengan metode SCOR.
3. Bagi universitas
Menambah literatur atau referensi dan bermanfaat bagi mahasiswa yang
mengadakan penelitian dengan permasalahan yang serupa.
1.7 Sistematika Penulisan
Untuk mempermudah pemahaman atas materi – materi yang dibahas
dalam tugas akhir ini, maka berikut ini akan penulis uraikan secara garis besar isi
dari masing-masing bab sebagai berikut :
BAB I
: Pendahuluan
Bab ini menguraikan latar belakang masalah, perumusan masalah,
tujuan penelitian, manfaat penelitian baik bagi perusahaan maupun
bagi penulis, batasan masalah dan sistematika penulisan tugas
akhir.
BAB II
: Tinjauan Pustaka
Bab ini menguraikan tentang fleksibilitas supply chain yang
merupakan integrasi dari keempat dimensi dalam menganalisis dan
menyelesaikan masalah. Pembobotan masing-masing parameter
menggunakan metode AHP.
BAB III
: Metode Penelitian
Bab ini memberikan gambaran metodologi penelitian atau langkahlangkah yang digunakan untuk mengidentifikasi, menganalisis
serta menyelesaikan masalah.
BAB IV
: Hasil Penelitian Dan Pembahasan
Bab ini berisikan data mengenai perusahaan dan data-data yang
dibutuhkan dalam menganalisis dan menyelesaikan masalah,
pengolahan data, melakukan analisis serta evaluasi terhadap hasil
pengolahan data lalu diolah untuk menyelesaikan masalah sesuai
dengan metodologi dan landasan teori yang dipakai.
BAB V
: Kesimpulan dan Saran
Bab ini berisikan kesimpulan dari hasil pengolahan dan analisis
data serta saran-saran yang diberikan untuk penyelesaiannya.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Pada bab ini dibahas mengenai metode yang digunakan dalam penelitian
Tugas Akhir dan juga teori lain yang dapat menunjang pelaksanaan penelitian.
2.1 Supply Chain Management
Perkembangan teknologi dan perubahan kondisi pasar yang cepat dan
persaingan dunia usaha yang semakin ketat menuntut perusahaan untuk mampu
beradaptasi dengan perubahan tersebut. Perusahaan kini semakin menyadari
adanya keterbatasan sumber daya yang dimiliki dan perusahaan tidak akan bisa
bertahan bila manajemen perusahaan masih terfokus pada integrasi proses
internal.
Untuk
mencapai
keunggulan
kompetitif
dalam
rangka
untuk
memenangkan pasar, di awal tahun 1990, pandangan manajemen mulai bergeser
ke manajemen Supply Chain. Beberapa keuntungan yang diperoleh dengan
adanya penerapan manajemen Supply Chain antara lain yaitu dapat meningkatkan
kepuasan pelanggan, mengurangi biaya dan meningkatkan cash utilization.
(Pujawan,I Nyoman, 2005)
2.1.1
Konsep Supply Chain
Supply chain (rantai pengadaan) adalah suatu sistem tempat organisasi
menyalurkan barang produksi dan jasanya kepada para pelanggannya. Rantai ini
juga merupakan jaringan atau jejaring dari berbagai organisasi yang saling
berhubungan yang mempunyai tujuan yang sama, yaitu sebaik mungkin
menyelenggarakan pengadaan atau penyaluran barang tersebut.
Oleh karena itu, Supply Chain Management dapat didefinisikan sebsgai
berikuta: Supply Chain Manajement adalah sebuah rangkaian dari pendekatan
untuk mengefesiensi intregrasi supplier, manufaktur, gudang, dan pasar. Jadi
semua produksi dan didistribusikan pada jumlah dan waktu yang sangat tepat agar
meminimalkan biaya dan kebutuhan kepuasan pelayanan (David Sinchi Levi,
2000).
Dalam penelitian terdahulu (Zabidi, Yasrin, 2001)juga disebutkan
bahwa Supply Chain merupakan rangkaian pihak – pihak yang menangani aliran
produk yaitu mulai supplier hingga retailer. Selain iu untuk menentukan tingkat
kebutuhan dan kemampuan perusahaan, diperlukan suatu metode yang memuat
kinerja perusahaan dalam menetapkan Supply Chain itu sendiri yaitu
menggunakan kuisioner.
Melihat dari definisi tersebut, dapat dikatakan bahwa Supply Chain
adalah Logistics Network. Dalam hubungan ini, ada beberapa pemain utama yang
merupakan perusahaan-perusahaan yang mempunyai kepentingan yang sama,
yaitu :
1. Suppliers;
2. Manufacturer;
3. Ditribution;
4. Retail Outlets;
5. Customers.
Adapun definisi dari supply chain itu sendiri menurut para ahli, antara
lain sebagai berikut :
1. Schroeder
“Supply chain adalah sebuah proses bisnis dan informasi yang berulang yang
menyediakan produk atau layanan dari pemasok melalui proses pembuatan
dan pendistribusian kepada konsumen.”
2. Beamon
“Supply chain adalah proses manufaktur yang terintegrasi mulai dari bahan
baku yang diproses menjadi produk jadi kemudian didistribusikan ke
konsumen.”
3. Indrajit dan Djokopranoto
“Supply chain adalah suatu tempat sistem organisasi menyalurkan barang
produksi dan jasanya kepada para pelanggannya. Rantai ini juga merupakan
jaringan dari berbagai organisasi yang saling berhubungan dan mempunyai
tujuan yang sama, yaitu sebaik mungkin menyelenggarakan pengadaan atau
penyalur barang tersebut.’
4. Dewan Supply Chain Management Professionals
"Supply Chain Management meliputi perencanaan dan pengelolaan semua
aktivitas yang terlibat dalam sumber dan pengadaan, konversi, dan semua
kegiatan pengelolaan logistik.”
5. Schroeder
“Supply Chain Management (SCM) adalah perancangan, desain, dan kontrol
arus material dan informasi sepanjang rantai pasokan dengan tujuan kepuasan
konsumen sekarang dan di masa depan.”
6. Simchi-Levi et al
“SCM adalah suatu pendekatan dalam mengintegrasikan berbagai organisasi
yang menyelenggarakan pengadaan atau penyaluran barang, yaitu supplier,
manufacturer, warehouse dan stores sehingga barang-barang tersebut dapat
diproduksi dan didistribusikan dalam jumlah yang tepat, lokasi yang tepat,
waktu yang tepat dan biaya yang seminimal mungkin.”
Area cakupan Supply Chain apabila mengacu pada sebuah perusahaan
manufaktur, kegiatan-kegiatan utama yang masuk dalam klasifikasi Supply Chain
adalah :
1. Kegiatan merancang produk baru (product development)
2. Kegiatan mendapatkan bahan baku (procurement)
3. Kegiatan merencanakan produksi dan persediaan (planning and control)
4. Kegiatan melakukan produksi (production)
5. Kegiatan melakukan pengiriman/distribusi (distribution)
Kelima klasifikasi tersebut biasanya tercemin dalam bentuk pembagian
departemen atau divisi pada perusahaan manufaktur. Pembagian tersebut sering
dinamakan functional division karena mereka dikelompokkan sesuai dengan
fungsinya. Umunya sebuah perusahaan manufaktur akan memiliki bagian
pengembangan produk, bagian pembelian atau bagian pengadaan (dalam bahasa
Inggrisnya bisa disebut purchasing, procurement, atau supply function), bagian
produksi, bagian perencanaan produksi (sering dinamakan bagian production
planning and inventory control, PPIC), dan bagian-bagian pengiriman atau
distribusi barang jadi. Tabel 2.1 menguraikan lebih lanjut beberapa contoh
kegiatan yang biasanya dilakukan oleh masing-masing bagian.
Tabel 2.1 Area Cakupan Supply Chain
Bagian
Cakupan Kegiatan
Pengembangan
Melakukan riset pasar, merancang produk baru,
Produk
Pengadaan
melibatkan supplier, dalam perancangan produk baru
Memilih supplier, mengevaluasi kinerja supplier,
melakukan pembelian bahan baku dan komponen,
memonitor supply risk, membina dan memelihara
hubungan dengan supplier.
Perencanaan dan
Pengendalian
Operasi atau Produksi
Demand planning, peramalan permintaan, perencanaan
kapasitas, perencanaan produksi dan persediaan
Eksekusi produksi, pengendalian kuaitas
Pengiriman atau
Distribusi
Perencanaan
jaringan
distribusi,
penjadwalan
pengiriman, mencari dan memelihara hubungan
dengan perusahaan jasa pengiriman, memonitor
service level di tiap pusat distribusi
Sumber : “ Supply Chain Management", Pujawan,I Nyoman (2005), Penerbit Guna Widya,
Jakarta
2.2
Fleksibilitas
Fleksibilitas dapat dipertimbangkan sebagai factor yang menentukan dari
persaing dalam meningkatkan pesaing di pasar. Fleksibilitas sendiri berhubung
dengan mesin , proses, aliran bahan baku, tipe, pekerja, dan semua digabung
menjadi sebah system manufaktur dan system produksi.
Fleksibilitas disini akan dijelaskan tentang system fleksibilitas manufaktur
dan fleksibilitas supply chain.
2.2.1
Sistem Fleksibilitas Manufaktur
Pengertian Fleksibilitas pada Fleksibilitas manufaktur disini adalah
kemampuan untuk memproses bermacam-macam benda dengan bentuk yamg
berbeda-beda dan pada Sistem kerja yang berbeda-beda pula, Fleksibilitas juga
berarti kemampuan untuk mengubah bentuk benda produksi sesuai dengan
permintaan yang datang ( Groover 2000 ), Sedangkan menurut Zhang ( 2003 )
Fleksibilitas didefinisikan sebagai kemampuan Organisasi untuk memenuhi setiap
peningkatan Varietas dari ekspektasi yang dipunyai oleh konsumennya tanpa
menimbulkan pengurangan pada cost, waktu, dan perubahan pada organisasi,
sedangkan fleksibilitas manufaktur di definisikan sebagai kemampuan dari
organisasi untuk memanage sumberdaya produksi dan ketidak pastian yang ada
untuk menemukan berbagai permintaan dari konsumennya, fleksibilitas
manufaktur sering kali diidentikkan dengan system fleksibel mesin (fleksible
machine system ).
Menurut Groover (2000) sebuah sistem manufaktur baru dapat dikatakan
Fleksibel jika :
1. Mempunyai kemampuan untuk mengidentifikasikan dan memisahkan proses
produksi yang mempunyai ciri yang berbeda ataupun benda yang berbeda
berdasarkan sistem.
2. Mampu dengan cepat mengubah instruksi operasi.
3. Mampu dengan cepat mengubah dari physical set up.
Sebenarnya Fleksibilitas dapat diterapkan baik itu pada sistem manual
maupun pada sistem otomatis. Pada sistem manual, karena sebagian besar operasi
dikerjakan oleh tenaga kerja manusia maka pekerjaannya yang memungkinkan
untuk difleksibilitaskan.
Agar bisa dikualifikasikan sebagai fleksibel, sebuah sistem manufaktur
harus memenuhi beberapa kriteria. Berikut ini akan disebutkan beberapa tes yang
dapat digunakan untuk menguji suatu Fleksibilitas dari sebuah sistem manufaktur
otomat.
1. Menguji bervariasi produk
Pada tes ini akan dilakukan pengujian apakah sistem manufaktur dapat
memproses produk dengan jenis yang berbeda-beda yang tidak berada pada
sekumpulan model.
Tipe
fleksibilitas yang dihasilkan disini adalah : Machine Fleksibility,
Production Fleksibility.
2.
Menguji perubahan jadwal
Pada tes ini akan dilakukan pengujian apakah sistem manufaktur siap
menerima perubahan pada jadwal produksi dan merubah kuantitas benda atau
produksi.
Tipe Fleksibilitas yang dihasilkan disini adalah : Mix Fleksibilitas, Volume
Fleksibilitas, Expansion.
3.
Menguji perbaikan kerusakan
Pada test ini akan dilakukan pengujian apakah sistem manufaktur mampu
merecover peralatan-peralatan yang tidak berfungsi dengan baik dan
membreak down nya, sehingga produksi secara umum tidak terganggu.
Tipe fleksibilitas yang dihasilkan disini adalah : Routing Fleksibilitas
4.
Menguji produk baru
Pada test ini akan dilakukan pengujian apakah sistem manufaktur dapat
mengidentifikasikan produk yang mempunyai desain yang baru yang belum
ada sebelumnya kedalam produk yang telah ada dilantai produksi dengan
baik, tipe fleksibilitas yang telah ada di lantai dengan baik, tipe fleksibilitas
yang dihasilkan disini adalah : Product Fleksibility.
Terhadap beberapa tipe fleksibilitas manufacturing, Suarez et al (1996)
dan Beamon (1999) membagi menjadi A frame work yaitu : Mix Fleksibilitas, di
bawah ini akan disebutkan beberapa tipe fleksibilitas, dan definisi dari faktorfaktor yang mempengaruhinya.
2.3 Tipe Fleksibilitas Manufakturing
Tabel 2.2 Tipe Fleksibilitas Manufakturing
Faktor-faktor yang
Tipe
Definisi
mempengaruhi
Fleksibilitas
Kemampuan
untuk
menyesuaikan
dengan Waktu Set up atau waktu
mesin (Stasiun kerja)pada system dengan untuk
change
over
Fleksibilitas
operasi produksi,dalam jumlah besar,semakin kemampuan dalam banyak
Mesin
besar range operasi dan bentuk benda, maka bidang yang dimiliki oleh
para pekerja.
semakin besar fleksibilitas mesin.
Fleksibilitas
individual
Fleksibilitas
Range / keseluruhan dari bentuk part yang bisa
Produksi
diproduksi pada system
range
mesin
sistem
dari
dari
kerja
fleksibilitas
mesin keseluruhan sistem
kerja yang ada pada sistem.
Kemampuan
untuk
mengubah
campuran Kesamaan
pada
produk dimana pada saat yang sama sehingga pencampuran Relative Work
Fleksibilitas
menangani
kualitas
produk
secara yg didalamnya mengandung
Campuran
keseluruhan, sehingga produk part yang sama waktu yg digunakan untuk
hanya berbeda pada proporsinya saja.
memproduksi.
Faktor-faktor yang
Tipe
Definisi
Fleksibilitas
mempengaruhi
Peralatan
Kemampuan
untuk
yang
umum,
mengakomodasikan
tingkat performasi produksi
Fleksibilitas
produksi part yang tinggi dan merendahkan
Volume
kuantitas total
dari manual tenaga kerja,
pada produksi, memberikan
sejumlah
investasi
pada
invers tatap pada system.
peralatan produksi.
Biaya penambahan Stasiun
kerja Kemampuan dimana
lay out bisa diperluas, tipe
Kemampuan
dari
system
yang
bisa
dari
Fleksibilitas
system
perpindahan
ekspansikan untuk menambah kuantitas total
tambahan yang digunakan,
Biaya
produksi.
kemampuan
untuk
melakukan tambahan pada
tenaga kerja yang dilatih.
Sumber : “ A Conceptual Framework For Assesing Supply Chain Fleksibility",
Pujawan,I
Nyoman (2002), Proceeding 7th Asia Pacific Decissions Sciences Conference,
Bangkok
Volume
Fleksibilitas
Manufacturing
system
Fleksibilitas
Manufacturing
Cell
Single
Machine
Cell
1
2 or 3
4 or more number of
Gambar 2.1 3 level dari Fleksibilitas
(Groover, P. Mikell (2001), Automation, Production Systems, and Computer Integrated
Manufacturing, Prentice Hall International, Inc.)
Fleksibilitas
Fleksibilitas Manufakturing
Manufakturing Capability
Competence
Machine Fleksibility
H1a
Volume Fleksibility
H2a
Costumer
satisfaction
Labor Fleksibility
Material Handling
Fleksibility
H1
b
Volume Fleksibility
H2
b
Gambar 2.2 Kategori fleksibilitas sel dan sistem
Zhang, Q., Vonderembse, M. A., Lim, J. (2003). Manufacturing flexibility ; defining and analyzing
relationships among competence, capability, and customer satisfaction, Journal of Operations
Management, 173-191
Gambar tersebut menggambarkan hubungan antara fleksibilitas
manufaktur dangan customer satisfaction.
Keterangan :
H1a : Hipotesis 1a , Fleksibilitas manufacturing Competence mempunyai dampak
positif secara signifikan terhadap volume fleksibility.
H1b : Hipotesis 1b fleksibilitas manufacturing Competence mempunyai dampak
positif secara signifikan terhadap mix fleksibility.
H2a : Hipotesis 2a, Volume fleksibility mempunyai dampak positif terhadap
costumer satisfaction.
H2b : Hipotesis 2b, mix fleksibility mempunyai dampak positif tehadap costumer
satisfaction.
Keuntungan dari fleksibilitas mesin :
a.
Menambah Utilisasi mesin
b.
Berkurangnya mesin yang membutuhkan perbaikan.
c.
Mengurangi kebutuhan Factory floor space.
d.
Lebih mudah untuk melakukan perubahan,
e.
Mengurangi kebutuhan inventory
f.
Mengurangi lead time manufacturing.
g.
Mengurangi kebutuhan tenaga kerja langsung dan meningkatkan
produktivitas tenaga kerja.
h.
Kesempatan untuk melakukan Unattended production.
2.4 Fleksibilitas Supply Chain.
Supply
Manufacturing
Distribution
Customer
Gambar 2.3 rangkaian Supply Chain
(Sumber : beamon, B. M. (1999) Measuring Supply Chain Performance, International Journal Of
Operation and Production Management).
Keterangan :
Suppliers
Jaringan bermula dari sini, yang merupakan sumber yang menyediakan
bahan pertama, di mana mata rantai penyaluran barang akan mulai. Bahan
pertama ini bisa dalam bentuk bahan baku, bahan mentah, bahan penolong, bahan
dagangan, dan sebagainya. Sumber pertama ini dinamakan suppliers. Jumlah
suppliers bisa banyak atau sedikit, tetapi suppliers’suppliers biasanya berjumlah
banyak sekali. Inilah mata rantai pertama.
Manufacturer
Rantai pertama dihubungkan dengan ranatai kedua, yaitu manufacture.
Hubungan dengan mata rantai pertama ini sudah mempunyai potensi untuk
melakukan penghematan. Misalnya, inventories bahan baku, bahan setengah jadi,
dan bahan jadi yang berada di pihak suppliers, manufavturer,dan tempat transit
merupakan target untuk penghematan ini.
Distribution
Barang sudah jadi yang dihasilkan oleh manufacturer sudah mulai harus
disalurkan kepada pelanggan. Walaupun tersedia banyak cara untuk menyalurkan
barang ke pelanggan, yang umum adalah melalui distributor dan ini biasanya
ditempuh oleh sebagaian besar supply chain. Barang dari pabrik melalui
gudangnya disalurkan ke gudang distributor atau wholesaler atau pedagang besar
dalam jumlah besar, dan pada waktunya nanti pedagang besar menyalurkan dalam
jumlah yang lebih kecil kepad retailers atau pengecer.
Customer
Dari rak-raknya, para pengecer atau retailers ini menawarkan barangnya
langsung kepada para pelanggan atau pembeli atau pengguna barang tersebut.
Yang termasuk outlets adalah toko, warung, toko serba ada, pasar swalayan, toko
koperasi, mal, club stores, dan sebagainya, pokoknya dimana pembeli akhir
melakukan pembelian. Walaupun secara fisik dapat dikatakan bahwa ini
merupakan mata rantai yang terakhir, sebetulnya masih ada satu mata rantai lagi,
yaitu dari pembeli (yang mendatangi retail outlet tadi) ke real customers atau real
user, karena pembeli belum tentu pengguna sesungguhnya. Mata rantai supply
baru betul-betul berhanti setelah barang yang bersangkutan tiba di pemakai
langsung (pemakai yang sebenarnya) barang atau jasa yang dimaksud.
Pengukuran fleksibiltas Supply Chain ini sangat diperlukan untuk
mengetahui seberapa fleksibel suatu Supply Chain terhadap perubahan-perubahan
dan fluktuasi-fluktuasi yang mungkin akan dihadapi.
Menurut Beamon (1999) Supply Chain adalah sebuah proses
yang
terintegrasi dimana didalamnya bahan baku dikenai proses manufaktur untuk
dijadikan produk akhir, kemudian dikirimkan kepada konsumen (baik itu melalui
distribusi, retail, ataupun keduanya).
Fleksibilitas Supply Chain sangat memegang peranan penting dalam
keberhasilan Supply Chain itu sendiri, terlebih lagi pada perusahaan yang
mempunyai kondisi ketidak pastian yang sangat tinggi.
Menurut Garavelli (2003) fleksibilitas dalam suatu Supply Chain sangat
kompleks dan terdiri dari multi dimensi konsep dan sangat sulit untuk diringkas.
Namun satu hal yang perlu ditekankan pada fleksibilitas dalam suatu Supply
Chain haruslah mempunyai kemampuan untuk merespon perubahan yang terjadi
baik itu perubahan yang datang dari dalam perusahaan sebaik dengan perubahan
yang datang dari luar perusahaan.
Menurut Duklos et al (2001) enam komponen fleksibilitas Supply Chain
telah diidentifikasikan berdasarkan fleksibilitas manufacturing yang telah dibahas
sebelumnya, yaitu :
1.
Production System Fleksibility
Yaitu : kemampuan untuk menyusun modal dan operasi-operasi untuk
melakukan respon dari kecenderungan yang dimiliki oleh konsumen
(perubahan produk, volume) pada setiap titik dalam Supply Chain.
2. Market Fleksibility
Yaitu : kemampuan untuk dapat melakukan produksi sesuai pesanan dan
mampu membangun hubungan dekat dengan konsumen dan melibatkan
mereka ( konsumen) dalam design dan melakukan modifikasi produksi baru
maupun produksi yang telah ada.
3. Logistik Fleksibility
Yaitu : kemampuan melakukan perubahan dalam penerimaan dan delivery
produksi baik dari pihak supplier maupun konsumen dengan pengeluaran
biaya yang seefektif mungkin ( perubahan lokasi konsumen, globalisasi dan
penundaan).
4.
Supply Fleksibility
Yaitu : kemampuan untuk mengatasi perubahan permintaan supply, seiring
dengan permintaan dari konsumen.
5.
Organizazional fleksibility
Yaitu : kemampuan untuk menggalang tenaga kerja ahli untuk kebutuhan
Supply Chain dalam menentukan permintaan dari konsumen.
6.
Information Fleksibility.
Yaitu : kemampuan untuk menyusun struktur system informasi sesuai dengan
dinamika perubahan informasi yang dibutuhkan oleh perusahaan dalam rangka
untuk memenuhi permintaan dari konsumen.
Penggambaran Fleksibilitas suatu Supply Chain pada dasarnya haruslah
meliputi secara keseluruhan dari pada sistem yang ada dalam Supply Chain itu
sendiri, yaitu dimulai dari Supplier sampai dengan konsumen, dimensi-dimensi
fleksibilitas yang ada dalam suatu Supply Chain haruslah mampu mencerminkan
seluruh elemen tersebut.
Kemudian model dan karakteristik tersebut dikembangkan oleh Swafort
yang menyatakan bahwa dimensi-dimensi fleksibilitas yang lebih umum namun
mencakup keseluruhan elemen dalam Supply Chain, dimensi-dimensi itu adalah:
Sourcing, produck, development, production, delivery.
Sourcing adalah penilaian yang diberikan pada kemampuan yang di
miliki dalam hal pengadaan bahan baku dan berkaitan dengan supplier system.
Product development merupakan penilaian yang diberikan atas kemampuan yang
dimiliki untuk membuat variasi produk dan melakukan perencanaan terhadap
adanya produk baru yang disebut juga sebagai product design. Production adalah
penilaian yang diberikan atas kemampuan dari dalam perusahaan, yang pada
bagian terdahulu lebih dikenal sebagai Fleksibilitas Manufakturing lebih tepatnya
dikenal dengan production system. Delivery merupakan penilaian yang diberikan
atas kemampuan untuk hal yang berhubungan langsung dengan konsumen untuk
delivery system.
Penjelasan yang lebih lanjut dan untuk memudahkan melakukan
penilaian (assessment) terhadap fleksibilitas yang telah disebutkan diatas
diuraikan menjadi parameter-parameter yang lebih spesifik, seperti dapat dilihat
pada tabel 2.2.yang secara umum dapat dipakai untuk melakukan penilaian
terhadap target Fleksibilitas Supply Chain.
Tabel 2.3 Parameter Fleksibilitas Supply Chain
SUPPLIER SYSTEM
Backup supplyer
(Berkaitan dengan banyaknya jumlah supplier yang dimiliki oleh perusahaan selsin supplier
utama)
Delivery various lost
(berkaitan dengan jumlah barang yang dapat dikirim oleh pihak supplier dalam rangka
memenuhi permintaan dari perusahaan)
Delivery urgen request
(kemampuan yang dimiliki supplier untuk memenuhi permintaan dari pihak perusahaan diluar
permintaan reguler/permintaan yang mendesak)
Use multy modal transportation system
(berkaitan dengan alat transportasi yang digunakan oleh pihak supplier untuk melakukan
pengiriman pesanan yang dating dari perusahaan, dilihat dari jenis dan juga dari segi system
yakni system pengolahan yang digunakan)
Easy to run supplier scheduling system
(berkaitan dengan kemudahan menjalankan system penjadwalan)
Supplier lead time
(berkaitan dengan jangka waktu yang dijanjikan oleh pihak supplier antara permintaan yang
diberikan sampai dengan barang yang diterima oleh pihak perusahaan)
PRODUCT DESIGN
Product various different design
(kemampuan yang dipunyai untuk memproduksi jenis produk dalam dalam jumlah banyak
dan cepat dalam sekali proyek perancangan produk)
Test materials quicky
(berhubungan dengan kemampuan yang dipunyai yang dapat mendukung perancangan design
produk baru dengan beragam rancangan, terutama dalam hal material )
Confirm ability of supplier to supply materials needed to support new product
(kemampuan yang berkaitan dengan pengadaan material yang dibutuhkan untuk desain
produk baru yang dilakukan, apabila produk yang yang dibuat memerlukan material yang lain
dibandingkan dengan yang selama ini digunakan, maka akan diperlukan adanya pengadaan
material, baik itu melalui supplier yang sudah ada maupun melelui cara pencarian supplier
baru)
Autonomy in deciding the design to choose
(berkaitan dengan prosedur yang harus dilakukan untuk memutuskan design produk baru yang
akan dikeluarkan)
PRODUCTION SYSTEM
Produce various different product
(berhubungan dengan kemampuan untuk memproduksi dalam banyak jenis)
Produce various differenct routing
(berkaitan dengan kemampuan memproduksi dengan urutan proses yang berbeda)
Produce flexible quqntity
(berkaitan dengan jumlah minimum dan maksimum produk yang dapat diproduksi tanpa
menambah biaya mesin produk yang ada)
Produce or revise production plans/schedule quickly
(berhubungan dengan perencanaan dan penjadwalan mengenai informasi permintaan produksi
cepat)
Fix broken mechine quikly
(berhubungan dengan kemampuan yang dipunyai untuk memperbaiki kerusakan mesin yang
terjadi dengan cepat)
Capacity utilization
(berkaitan dengan kapasitas produksi yang ada pada perusahaan untuk melakukan produksi
saat ini)
Component user
(berkaitan dengan kemampuan penggunaan komponen yang sama dalam jenis produk yang
dihasilkan)
DELIVERY SYSTEM
Delivery flexible quantity
(kemampuan pengiriman jumlah produk sesuai dengan permintaan )
Satisfy urgent delivery system
(kemampuan dalam memenuhi permintaan dari konsumen yang mendesak/dalam hal waktu)
Use multy modal delivery request
(berhubungan dengan alat transportasi yang digunakan oleh perusahaan untuk melakukan
pengiriman permintaan)
Transmit delivery request/information easily and quickly
(berkenaan dengan system yang ada di perusahaan dalam hal yang penerimaan dan
pengolahan informasi mengenai permintaan dengan mudah)
Satisfy one request more than one warehouse/ distributor
(berhubungan dengan pemenuhan permintaan yang berasal lebih dari satu distributor)
Produce or revise delivery plans/schedule quickly
(berhubungan dengan perencanaan dan penjadwalan mengenai semua informasi permintaan
pengirimandari konsumen)
Variety product in one delivery
(berhubungan dengan pengkombinasian produk berbeda dalam satu macam alat angkut)
Sumber : “ A Conceptual Framework and Case Study For Assesing Supply Chain Fleksibility",
Pujawan,I Nyoman (2002), Proceeding 7th Asia Pacific Decissions Sciences Conference, Bangkok
Tingkat fleksibilitas untuk tiap Supply Chain belum tentu sama hal ini
disebabkan pengaruh oleh tingkat ketidak pastian demand yang dialami tiap
supply chain, semakin tinggi tingkat ketidakpastian, maka Supply Chain harus
semakin Fleksibel, seperti ditunjukkan oleh gambar 2.3 berikut :
Low demand
Somewhat
Somewhat
high demand
Uncertainty
demand
demand
uncertainty
certainty
uncertainty
1
2
3
4
Semakin Fleksibel
Gambar 2.4 Tingkat fleksibilitas Supply Chain.
(Pujawan, I Nyoman (2002), “ A Conceptual Framework For Assesing Supply
Chain Fleksibility” Proceeding 7th Asia Pacific Decissions Sciences Conference, Bangkok.
Keterangan :
1.
Low demand uncertainty
Level dimana suatu Supply Chain perusahaan mengalami permintaan yang
rendah dengan tingkat ketidakpastian yang tinggi.
2.
Somewhat demand certainty
Level dimana suatu Supply Chain perusahaan mengalami permintaan yang
sedang dengan tingkat kepastian tinggi.
3.
Somewhat demand certainty
Level dimana suatu Supply Chain perusahaan mengalami permintaan yang
sedang dengan tingkat ketidak pastian tinggi.
4.
High demand uncertainty
Level dimana suatu Supply Chain perusahaan mengalami permintaan yang
tinggi dengan tingkat ketidak pastian yang tinggi pula.
2.5 Tingkat kebutuhan Fleksibilitas berdasarkan Demand
Perbedaan tingkat fleksibilitas pada Supply Chain berarti terjadi
perbedaan pada parameter-parameter fleksibilitas yang dijadikan acuan, tidak
semua parameter fleksibilitas yang disebutkan atas cocok untuk semua supply
chain itu sendiri, pada suatu supply chain suatu parameter bisa jadi merupakan
suatu faktor yang penting, namun pada model supply chain yang lain faktor
tersebut, dianggap tidak terlalu penting.
Menurut Beamon, B. M (1999) keuntungan dari fleksibilitas Supply
chain adalah :
-
Mereduksi jumlah backorder yang ada.
-
Mereduksi jumlah lost sales.
-
Mereduksi jumlah order yang terlambat.
-
Menambah kepuasan konsumen.
-
Memudahkan untuk merespon dan mengakomodasi variasi demand, misalkan
faktor musiman.
-
Memudahkan untuk merespon dan mengakomodasi berkurangnya performasi
mesin (machine breakdown).
-
Memudahkan untuk merespon dan mengakomodasi berkurangnya performansi
dari supplier.
-
Memudahkan untuk merespon dan mengakomodasi berkurangnya performasi
pengiriman.
-
Memudahkan untuk merespondan mengakomodasi produk baru, pasar baru
dan pesaing baru.
2.6 Kuadran Pengukuran Fleksibilitas Supply Chain
Hal yang perlu diperhatikan saat melakukan analisa terhadap fleksibilitas
suatu supply chain adalah melakukan penilaian atau assessment mengenai
seberapa fleksibel suatu supply chain untuk memenuhi kebutuhan pasar
mengingat kebutuhan pasar yang sangat bersifat fluktuatif. Parameter-parameter
fleksibilitas supply chainlah yang digunakan ketika melakukan penilaian ini
dengan sebelumnya menyesuaikan parameter-parameter mana sesuai dengan
kondisi perusahaan yang sedang diukur fleksibilitas supply chain yang dimilkinya
menurut Pujawan (2002) yang dikutip oleh Eunike (2002), identifikasi kondisi
fleksibilitas supply chain dapat digambarkan dalam kuadaran fleksibilitas sebagai
berikut :
Gambar 2.5 Kuadran fleksibilitas supply chain.
(Sumber : Pujawan (2002)) A Coceptual Frame work for Assessing supply chain. Flexibility, '
Proceeding 7)
Kondisi I dan III adalah keadaan ya