Analisis Pengaruh Manajemen Rantai Pasokan (Supply Chain Management) Terhadap Loyalitas Konsumen Swalayan Maximart Thamrin Palza Medan
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI
PROGRAM STRATA –1 MEDAN
ANALISIS PENGARUH MANAJEMEN RANTAI PASOKAN
PEPSODENT (SUPPLY CHAIN MANAGEMENT)
TERHADAPLOYALITAS KONSUMEN
SWALAYANMAXIMART
THAMRIN PLAZA
MEDAN
SKRIPSI OLEH
ESTHER NABABAN 070502164
DEPARTEMEN MANAJEMEN
Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Manajemen
Universitas Sumatera Utara Medan
(2)
ABSTRAK
Esther Fibryanti Nababan(2010). Analisis Pengaruh Manajemen Rantai Pasokan (Supply Chain Management) Terhadap Loyalitas Konsumen Swalayan Maximart Thamrin Palza Medan. Di bawah bimbingan: Dr. Endang Sulistya Rini, SE. M.Si. Ibu Prof. Dr. Ritha F Dalimunthe, SE, M.Si. (Ketua Departemen Manajemen) Dosen Penguji I:. Ibu Drs. Ulfah, Msi Dosen Penguji II: Ibu Dr.Yenni Absah SE, Msi.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis Pengaruh Manajemen Rantai Pasokan (Supply Chain Management) Terhadap Loyalitas Konsumen Swalayan Maximart Thamrin Palza Medan.
Metode penelitian yang digunakan adalah metode analisis deskriptif dan metode analisis regresi linier sederhana yang diolah secara statistik dengan program SPSS versi 16.0 for windows, yaitu dengan model uji-F, uji-t, dan koefisien determinasi (R2). Peneliti mengambil sampel dengan metode purposive sampling, yaitu teknik pengambilan sampel dengan menggunakan kriteria atau pertimbangan tertentu.
Hasil pengujian koefisien determinasi (R2) yang disesuaikan (Adjusted R Square) diperoleh nilai sebesar 0,105, artinya variabel bebas Manajemen Rantai Pasokan (Supply Chain Management) mampu menjelaskan 10,5% besarnya pengaruh terhadap variabel terikat Terhadap Loyalitas Konsumen Swalayan Maximart Thamrin Palza Medan., sedangkan 89,5% lainnya dijelaskan oleh variabel lainnya.
(3)
KATA PENGANTAR
Penulis memanjatkan puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat, kasih dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Sebagai tugas akhir guna menyelesaikan Program Studi S-1 pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. Skripsi ini mengambil judul judul: ”Analisis Pengaruh Manajemen Rantai Pasokan (Supply Chain Management) Terhadap Loyalitas Konsumen Swalayan Maximart Thamrin Palza Medan”. Tujuan penulisan skrikpsi ini adalah usebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pada Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih belum sepenuhnya sempurna dari segi isi maupun penyajiannya, hal ini dikarenakan masih terbatasnya pengetahuan dan kemampuan penulis. Untuk itu penulis menerima saran-saran dan masukan dari berbagai pihak yang bersifat membangun yang ditujukan untuk lebih menyempurnakan skripsi ini.
Penulis memperoleh bantuan dari berbagai pihak, baik dalam bentuk sumbangan pikiran, tenaga, motivasi, dan waktu yang tidak terukur dalam menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati penulis menyampaikan terima kasih kepada:
1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M. Ec, Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara yang telah banyak melakukan pembaharuan dan terobosan di berbagai bidang hingga memajukan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
(4)
2. Ibu Prof. Dr. Ritha F Dalimunthe, SE, M.Si, Ketua Departemen Manajemen yang telah banyak mendidik, mendorong, dan memajukan mahasiswa/i Departemen Manajemen untuk berjuang dan mempersiapkan diri demi menyongsong masa depan dan meraih cita-cita
3. Ibu Dra. Nisrul Irawati, MBA, selaku Sekretaris Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
4. Ibu Dr. Endang Sulistya Rini, SE. M.Si, sebagai Dosen Pembimbing yang telah meluangkan waktu dan memberikan sumbangan pikiran serta memotivasi dalam penulisan skripsi ini.
5. Ibu Drs. Ulfah,Msi sebagai Dosen Penguji I yang telah meluangkan waktu dan memberikan kritik dan saran demi kesempurnaan skripsi ini.
6. Ibu Dr.Yenni Absah SE, Msi, selaku Dosen Penguji II yang telah meluangkan waktu dan memberikan kritik dan saran demi kesempurnaan skripsi.
7. Ibu Dra. Komaria Pandia, Msi selaku Dosen Wali, yang telah memberikan motivasi selama mengikuti perkuliahan.
8. Seluruh Dosen Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi yang telah banyak mendidik mahasiswa/i dengan penuh dedikasi, loyalitas, dan profesionalitas guna membentuk mahasiswa/i yang berkarakter sehingga siap untuk menyongsong masa depan.
9. Karyawan/wati Fakultas Ekonomi yang telah banyak membantu para mahasiswa/i dalam memperlancar jalannya kegiatan belajar mengajar di kampus.
(5)
10. Kepada keluargaku tercinta, Ayahanda Tiopan Nababan, dan Ibunda Nurimsa Panjaitan yang selalu mendukung dan mengiringi setiap langkahku dengan doa dan perjuangan tanpa kenal lelah. Abang- abangku Otto Nababan, Darwin Nababan, Rio Nababan dan kakak-kakaku Eva Nababan dan Doris Nababan terima kasih atas perhatian dan motivasi selama ini dan tak lupa keponakanQ Christin, Michael, Charisa, Inggrid dan Agatha.
11. Drs. Parlingoman, MM dan Tiurma Hutapea, SPd, tulang dan nantulangku yang selama ini memberikan bantuan moril dan materi, Tuhan Yesus memberkati.
12. Bapak Tanoto Sukamto dan Ibu, beserta Tim Tanoto Foundation yang telah memberikan Beasiswa kepadaku sampai aku dapat menyelesaikan pendidikan S1. Tuhan memeberkati
13. Rekan dan sahabat : Liana Tarihoran, Lindawati Simbolon, Rina Silitonga, Ayakhi Banurea, Franz sinurat, Hotland Purba, Junita Silaen, Iin Hutasoit, Fenny Marpaung, Rival Damanik, Lamsihar Hutagaol, Benget Nainggolan, Reinhard Sianipar, Ira Purba, Venny Sembiring, Megawaty, Januar Panjaitan, K’Morina Aritonang, Emma, Tabita, dan Natasya yang selama ini telah memberi semangat dan meluangkan waktu dalam penyelesaian skripsi ini, serta teman-teman di Departemen Manajemen yang telah bersama-sama berjuang, khususnya stambuk 2007 yang telah membantu selama perkuliahan dan penulisan skripsi ini.
(6)
14. Kelompok kecilku K’Lucy dan K’Diety yang selalu memberikan semangat dalam penyelesaian skripsi ini.
15. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah membantu dan mendukung dalam penyelesaian skripsi ini.
Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak. Terimakasih.
Medan, Desember 2010 Penulis
(7)
DAFTAR ISI
ABSTRAK ... i
KATA PENGANTAR ... ii
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR TABEL ... viii
DAFTAR GAMBAR ... ix
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A.Latar Belakang ... 1
B.Perumusan Masalah ... 6
C.Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 6
D.Kerangka Konseptual ... 7
E.Hipotesis……… 9
F. Metode Penelitian ... 9
1. Batasan Operasional ... 9
2. Defenisi Operasional... 9
3. Skala Pengukuran Variabel ... 11
4. Lokasi dan Waktu Penelitian... 11
5.Populasi dan Sampel ... 12
6. Jenis Data ... 13
7. Teknik Pengumpulan Data ... 14
8. Uji Validitas dan Reliabilitas……….. 15
9. Metode Analisis Data... 16
BAB II URAIAN TEORITIS ... 19
A. Penelitian Terdahulu ... 19
B. Pengertian Supply Chain Management ... 21
C. Pengertiaan Ritel ... 30
D. Pengertian Loyalitas ... 32
BAB III GAMBARAN PERUSAHAAN ... 37
A. Sejarah PT Unilever Tbk ... 37
1 Visi Dan Misi PT Unilever Tbk ... 37
2 Produk-Produk PT Unilever Tbk ... 38
B. Sejarah singkat Pasta Gigi Pepsodent ... 38
C. Suplier PT Unilever Tbk... 40
a PT Adam Dani Lestari ... 41
b Cabang PT Adam Dani Lestari. ... 42
D. PT Swalayan Maju Bersama ... 42
1 Sejarah Singkat Swalayan Maximart... 43
(8)
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN ... 45
A. Uji Validitas dan Reliabilitas ... 45
1 Uji Validitas ... 49
2 Uji Reliabilitas ... 50
B. Analisis Deskriptif... 50
1 Deskriptif Data Pemasok ... 50
2 Deskriptif Data Supervisor ... 52
3 Deskriptif Responden ... 54
a Karakteristik Kunjungan Responden ... 54
b Karakteristik Responden Berdasarkan Alasan Pembelian Pepsodent Di Swalayan Maximart Thamrin Plaza Medan ... 55
C. Metode Analisis Statistik ... 57
1 Analisis Tabulasi Sederhana ... 57
2 Analisis Regresi Linear Sederhana... 63
3 Uji signifikan Insivdual ... 65
4 Koefisien Determinan ... 67
D. Pembahasan ... 68
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 71
A. Kesimpulan ... 71
B. Saran ... 72
DAFTRA PUSTAKA ... 74 LAMPIRAN
(9)
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Perkembangan Bisnis Ritel di Medan 2004-2009………. 4
Tabel 1.2 Operasionalisasi Variabel……….. 10
Tabel 4.1 Item Total Statistik………..………. . 47
Tabel 4.2 Item Total Statistik ……… 48
Tabel 4.3 Item Total Statistik ……… 50
Tabel 4.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Jumlah Kunjungan Bulanan... 54
Tabel 4.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Alasan Melakukan Pembelian……… 55
Tabel 4.6 Distribusi Jawaban Tesponden Terhadap Variabel Manajemen Rantai Pasokan (X)……….. 57
Tabel 4.7 Distribusi Jawaban Responden Terhadap Loyalitas Konsumen (Y)……… 61
Tabel 4.8 Vaeiabel Entered/Removed………..……… 63
Tabel 4.9 Coeficients……… 64
Tabel 4.10 Coeficients………. 66
(10)
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Kerangka Konseptual……… 8 Gambar 2.1 Aspirasi Pelanggan dan Kemampuan Strategis Supply Chain.. 26 Gambar 1.1 Jenis-jenis Pasta Gigi Pepsodent………... 40 Gambar 1.1 Logo Swalayan Maju Bersama dan Swalayan Maximar……... 44
(11)
ABSTRAK
Esther Fibryanti Nababan(2010). Analisis Pengaruh Manajemen Rantai Pasokan (Supply Chain Management) Terhadap Loyalitas Konsumen Swalayan Maximart Thamrin Palza Medan. Di bawah bimbingan: Dr. Endang Sulistya Rini, SE. M.Si. Ibu Prof. Dr. Ritha F Dalimunthe, SE, M.Si. (Ketua Departemen Manajemen) Dosen Penguji I:. Ibu Drs. Ulfah, Msi Dosen Penguji II: Ibu Dr.Yenni Absah SE, Msi.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis Pengaruh Manajemen Rantai Pasokan (Supply Chain Management) Terhadap Loyalitas Konsumen Swalayan Maximart Thamrin Palza Medan.
Metode penelitian yang digunakan adalah metode analisis deskriptif dan metode analisis regresi linier sederhana yang diolah secara statistik dengan program SPSS versi 16.0 for windows, yaitu dengan model uji-F, uji-t, dan koefisien determinasi (R2). Peneliti mengambil sampel dengan metode purposive sampling, yaitu teknik pengambilan sampel dengan menggunakan kriteria atau pertimbangan tertentu.
Hasil pengujian koefisien determinasi (R2) yang disesuaikan (Adjusted R Square) diperoleh nilai sebesar 0,105, artinya variabel bebas Manajemen Rantai Pasokan (Supply Chain Management) mampu menjelaskan 10,5% besarnya pengaruh terhadap variabel terikat Terhadap Loyalitas Konsumen Swalayan Maximart Thamrin Palza Medan., sedangkan 89,5% lainnya dijelaskan oleh variabel lainnya.
(12)
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
Persaingan dalam dunia bisnis yang cukup ketat mengharuskan manajemen untuk memberikan terobosan yang strategis untuk tetap dapat mengembangkan dan merebut pangsa pasar (market share). Para pemimpin perusahaan harus jeli dan mampu melihat jauh kedepan berbagai macam faktor yang timbul untuk menghadapi kondisi yang berubah-ubah. Mereka harus menganalisis apakah faktor-faktor yang dihadapi itu merupakan peluang dan kesempatan atau sebaliknya merupakan ancaman bagi perusahaan.
Tingginya pola konsumsi masyarakat Indonesia mengharuskan para penyedia kebutuhan tetap menyediakan barang-barang pemuas kebutuhan tetap tersedia. Khususnya produk sandang, pangan, dan papan. Fenomena yang terjadi yaitu kerap kali konsumen akan melakukan pembelian atas suatu produk pada satu ritel atau toko tertentu, tetapi produk tersebut dalam keadaan kosong atau tidak ada barang. Ada juga ketika konsumen melakukan pembelian, barang tersebut dalam keadaan tidak layak konsumsi, yaitu barang dalam keadaan rusak atau barang dalam masa kadaluarsa.
Menurut David Simchi Levi, et.al (2000) supply chain management merupakan suatu pendekatan yang digunakan untuk mencapai pengintegrasian yang lebih efisien dari supplier, manufacture, distributor, retailer, dan customer. Artinya barang diproduksi dalam jumlah yang tepat, pada saat yang tepat dan pada tempat yanng tepat dengan tujuan mencapai cost dari sistem secara keseluruhan
(13)
yang minimum dan juga mencapai service level yang diinginkan. Manajemen rantai pasokan (supply chain management) mampu mengatasi masalah persediaan agar produk dalam keadaan tersedia dan layak konsumsi.
Ada dua manfaat penerapan supply chain management yang pertama untuk memenuhi kepentingan dalam pemenuhan persediaan barang dagangan yang mempunyai sifat cepat habis. Persediaan produk-produk kebutuhan konsumen harus dikendalikan. Pengendalian persediaan merupakan hal yang sangat penting. Pengendalian dilakukan untuk mengendalikan persediaan dari kekurangan dan kelebihan produksi, penawaran, ataupun permintaan. Kekurangan produk-produk tersebut akan menimbulkan komplain dari konsumen dan perusahaan akan kehilangan sejumlah kesempatan untuk menghasilkan laba. Semantara itu image dari merek barang tersebut dan citra ritel akan menjadi buruk. Akibatnya konsummen menjadi kurang loyal untuk mengkonsumsi barang tersebut, dan dampak negatif yang lebih lagi konsumen sacara tidak sengaja melakukan promosi dari mulut ke mulit (mouth to mouth) kepada konsumen lain untuk tidak melakukan pembelian pada ritel tersebut. Sementara kelebihan persediaan akan menimbulkan kerugian bagi produsen.
Manfaat yang kedua yaitu memenuhi kebutuhan pelanggan terhadap pilihan barang dagangan sesuai dengan apa yang pelanggan inginkan, serta dimana mereka menginginkannya. Pengendalian persediaan juga menjadi begitu penting dikarenakan pola konsumsi yang selalu berubah-ubah. Setiap konsumen berbeda dalam melakukan pembelian suatu produk. Ada yang intence setiap hari, minggu, bulan, dan ada juga konsumen yang melakukan pembelian tiba-tiba tanpa
(14)
waktu yang direncanakan atau ada konsumen yang membeli dalam jumlah besar atau pun kecil bahkan hari-hari besar juga harus menjadi perhatian dalam menentukan persediaan.
Proses bisnis inti manajemen rantai pasokan (supply chain management) antara lain meliputi customer relationship management, customer service management, order fulfillment, manufacturing flow management, procurement, product development, commercialization. Dalam artian kepuasan dan loyalitas konsumen akhir yang diutamakan (Stock dan Lambert dalam Cahyono, 2010 : 11).
Loyalitas pelanggan merupakan dorongan perilaku untuk melakukan pembelian secara berulang-ulang. Untuk membangun kesetiaan pelanggan terhadap suatu produk atau jasa yang dihasilakan oleh perusahaan, membutuhkan waktu yang lama melalui suatu proses pembelian yang berulang-ulang (Olson dalam Trisno Musanto, 2004). Pakar pemasaran berpendapat bahwa loyalitas pelanggan adalah muara yang sebenarnya dari rangkaian aktivitas pemasaran, bukan kepuasan pelanggan. Kesimpulan ini diperkuat oleh kenyataan bahwa pelanggan yang puas tidak menjamin akan melakukan pembelian berulang (repeat purchase) tetapi pelanggan yang loyal melakukannya.
Ritel merupakan mata jaringan yang paling utama dalam manajemen rantai pasokan karena ritel yang akan berinteraksi secara langsung dengan konsumen akhir . Selain itu ritel juga menghubungkan pengguna akhir dengan penjual yang menyediakan barang dagangan. Mengingat peran ini, menjadi tanggung jawab peritel untuk menganalisis keinginan dan kebutuhan pelanggan dan bekerja
(15)
dengan anggota yang lain pada rantai pasokan seperti grosir, produsen, maupun perusahaan transportasi, untuk memastikan bahwa barang dagangan yang diinginkan pelanggan tersedia (Utami, 2006:126).
Usaha atau bisnis ritel di Indonesia mengalami perkembangan yang cukup pesat beberapa tahun terakhir ini, dengan berbagai jenis format serta jenisnya. Hal ini, sebagai akibat dari adanya perkembangan usaha manufaktur dan peluang pasar yang cukup terbuka, maupun upaya pemerintah untuk mendorong perkembangan bisnis ritel. Pemerintah berperan dalam melakukan perlindungan terhadap ritel nasional, melalui peraturan dan undang-undang (Utami 2006 : 19). Secara makro, perkembangan industri ritel tidak terlepas dari pengaruh tiga faktor utama yaitu ekonomi, demografi, dan sosial budaya. Demikian halnya di kota Medan, perkembanngan bisnis ritel melaju pesat dari tahun ke tahun.
TABEL 1.1
PERKEMBANGAN BISNIS RITEL DI MEDAN TAHUN 2004-2009 TAHUN BERDIRI 2004 2005 2006 2007 2008 2009
DEPARTEMEN STORE 8 12 12 13 13 14
HYPERMARKET 2 4 4 4 4 4
SUPERMARKET 9 9 10 12 12 12
PASAR SWALAYAN 24 24 26 26 28 39
TOTAL 43 49 52 55 57 69
Sumber : Badan Pusat Statistik Medan 2010
Untuk memenuhi kebutuhan spesifik dari pelanggan dengan segmen yang cukup luas, ritel terpaksa menyiapkan lebih banyak unit barang (stok keeping unit-SKU) atau barang dagangan yang lebih bervariasi. Walaupun banyak item yang disediakan disetiap toko atau ritel dengan skala global, namun beberapa toko sering kali mengkhususkan untuk memenuhi kebutuhan pasar lokal. Tanpa sistem informasi dan rantai pasokan yang canggih, akan mustahil bagi jaringan itu untuk
(16)
mengelola ribuan item persediaan tersebut dan memenuhi kebutuhan konsumen dengan relatif sesuai (Utami, 2006 : 127).
Manajemen rantai pasokan (supply chain managemet) diterapkan di semua ritel walaupun tidak semua ritel menerapkannya dengan manajemen yang baik. Melihat banyaknya jumlah ritel swalayan yang ada di Medan, peneliti membatasi penelitian dilakukan pada 1 swalayan. Swalayan Maximart merupakan Cabang dari PT. Pasar Swalayan Maju Bersama yang berada di dua Plaza yaitu di Yang Lim Plaza dan Thamrin Plaza. Swalayan Maximart Thamrin Plaza baru di buka pada tahun 2009 sementara Swalayan Maximart Yang Lim Plaza berdiri sejak tahun 2006. Dari penelitian pra survei yang dilakukan penulis terhadap 20 orang mahasiswa Universitas Sumatera Utara, 17 diantaranya menyatakan pernah belanja ke Thamrin Plaza.
Penelitian pra survei yang dilakukan peneliti terhadap 20 konsumen Swalayan Maximart Thamrin Plaza, 18 diantarannya menyatakan mereka membeli kebutuhan rumah tangga dan makanan atau minuman ringan. Berdasarkan informasi yang peneliti peroleh dari supervisor Swalayan Maximart Thamrin Plaza Medan untuk kategori produk kebutuhan rumah tangga yang paling banyak diminati konsumen yaitu pasta gigi Pepsodent. Untuk itu peneliti memilih melakukan penelitian terhadap Pasta gigi Pepsodent.
Berdasar pemikiran di atas penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul : “Analisis Manajemen Rantai Pasokan (Supply Chain Management) Terhadap Loyalitas Swalayan Maximart Thamrin Plaza”.
(17)
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut “ Apakah manajemen rantai pasokan (Supply Chain Mangement) Pepsodent berpengaruh positif dan signifikan terhadap Loyalitas Konsumen pada Swalayan Maximart Thamrin Plaza?”
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui bagaimana pengaruh manajemen rantai pasokan (supply chain management) Pepsodent terhadap loyalitas konsumen pengguna pasta gigi Pepsodent Maximart Thamrin Plaza.
Manfaat Penelitian yaitu : 1. Bagi perusahaan
Hasil penelitian ini dapat sebagai sumbangan pemikiran kepada para distributor dan ritel dalam mengetahui keefektifan manajemen rantai pasokan (supply chain management) yang telah diterapkan.
2. Bagi Penulis
Penelitian ini merupakan suatu kesempatan bagi penulis untuk menerapkan teori-teori dan literatur yang penulis peroleh di bangku perkuliahan serta menumbuhkembangkan dan memantapkan sikap profesionalisme.
3. Bagi Pihak Lain
Sebagai bahan referensi yang nantinya dapat memberikan perbandingan dalam mengadakan penelitian.
(18)
Kerangka konseptual adalah pondasi utama dimana sepenuhnya proyek penelitian ditunjukkan, dikembangkan, dan elaborasi dari perumusan masalah yang telah diidentifikasi melalui proses wawancara, observasi, dan survei literatur (Kuncoro, 2003 : 44).
Menurut Utami (2006:126) supply chain management adalah proses penyatuan bisnis dari pengguna akhir melalui para penyalur asli yang menyediakan produk, jasa pelayanan, dan informasi untuk menambah nilai pelanggan. Kemampuan manajemen rantai pasokan (supply chain managemen) meliputi beroprasi secara efisien, menciptakan kualitas, cepat, fleksibel, dan inovatif. Kemampuan manajemen rantai pasokan (supply chain management) dirancang sedemikian untuk memenuhi tujuan strategis akan suatu produk di mata pelanggan yaitu, murah, berkualitas, tepat waktu dan bervariasi (Pujawan, 2006 : 29). Ritel merupakan mata jaringan yang paling utama dalam manajemen rantai pasokan (supply chain management) karena ritel yang akan berinteraksi secara langsung dengan konsumen akhir. Selain itu ritel juga menghubungkan pengguna akhir dengan penjual yang menyediakan barang dagangan. Pencapaian aspirasi pelanggan akan suatu produk akan menjadikan konsumen tersebut loyal terhadap produk tersebut. Griffin berpendapat bahwa seseorang pelanggan dikatakan setia atau loyal apabila pelanggan tersebut menunjukkan perilaku pemebelian secara teratur atau terdapat suatu kondisi dimana mewajibkan pelanggan membeli paling sedikit dua kali dalam selang waktu tertentu.
(19)
Defenisi lain dari supply chain management adalah koordinasi aliran bahan baku/material, informasi dan keuangan antar entitas yang berpartisipasi dalam transaksi bisnis,
1. Aliran material : aliran produk secara fisik dari pemasok ke pelanggan, termasuk di dalamnya pengembalian produk (retur), layanan (services), pengolahan ulang (recycling) dan pembuangan (disposal)
2. Aliran informasi : meliputi ramalan permintaan, transmisi pembelian dan laporan status pengiriman barang
3. Aliran Keuangan : meliputi informasi kartu kredit, syarat kredit, jadwal pembayaran.
Berdasarkan pemaparan yang telah dikemukakan, maka kerangka pemikiran dari penelitian ini sebagai berikut :
Gambar 1.1 : Kerangka Pemikiran
Sumber : Pujawan (2005: 5) dan Olson dalam Musanto (2004)
E. Hipotesis
Berdasrkan perumusan masalah yang ada, maka peneliti merumuskan hipotesis sebagai berikut : Terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara manajemen rantai pasokan (supply chain management) Pepsodent terhadap Loyalitas Konsumen Swalayan Maximart Thamrin Plaza Medan.
F. Metode Penelitian 1.Batasan Operasional
Manajemen Rantai Pasokan (supply chain management) (X)
(20)
Dalam penelitian ini variabel yang diteliti adalah manajemen rantai pasokan (supply chain management) yang meliputi supplier dan supervisor serta loyalitas konsumen.
2. Defenisi Operasional a.Variabel Bebas (X)
Manajemen Rantai Pasokan (supply chain management) merupakan proses aliran produk pasta gigi Pepsodent mulai dari pemasok, ritel, hingga ke tangan konsumen akhir sesuai aspirasi konsumen akan suatu produk yaitu murah, kualitas, tepat waktu, dan bervariasi. Variabel ini diukur dengan indikator, yaitu:
1. Harga pasta gigi Pepsodent 2. Kualitas pasta gigi Pepsodent 3. Ketersediaan pasta gigi Pepsodent 4. Variasi pasta gigi Pepsodent
b. Variabel Terikat (Y)
Loyalitas merupakan kesetiaan konsumen untuk membeli kembali pasta gigi Pepsodent pada Swalayan Maximart Thamrin Plaza.
Tabel 1.2
Operasiaonalisasi Variabel
Variabel Defenisi Indikator Variabel Skala Ukur Manajemen
Rantai Pasokan
Merupakan proses aliran produk
1. Harga Pasta gigi Konsumen Di
(21)
(Supply chain Management) (X) pasta gigi Pepsodent mulai dari pemasok minuman pasta gigi Pepsodent ke Swalayan
Maximart
Thamrin Plaza, hingga ke tangan konsumen akhir sesuai aspirasi konsumen akan suatu produk yaitu murah, kualitas, dan tepat waktu
Swalayan Maximart Thamrin Plaza 2. Kualitas Pepsodent 3. Variasi Manfaat
Pasta gigi Pepsodent
di Swalyan Maximart Thamrin
Plaza
4. Ketersediaan pasta gigi Pepsodent di Swlayan Maximart Thamrin Plaza Skala Likert Loyalitas Konsumen (Y) Kesetiaan konsumen untuk membeli kembali pasta gigi Pepsodent pada swalayan Maximart Thamrin Plaza.
1. Lebih memilih
Swalyan Maximart Thamrin Plaza
2. Merekomendasikan swlayan Maximart Thamrin Plaza
3. Swalayan maximart Thamrin Palza pilihan yang tepat
4. Terus berbelanja di Swlayan Maximart Thamrin Plaza
Skala Likert
Sumber : Pujawan (2005: 5) dan Olson dalam Musanto (2004) 3. Skala Pengukuran Variabel
Pengukuran variabel yang digunakan penulis dalam proses pengelolaan data adalah dengan menggunakan Skala Likert, dimana responden menyatakan tingkat setuju tidak setuju mengenai berbagai pernyataan tentang perilaku, obyek, orang atau kejadian. Pada penelitian ini responden memilih salah satu jawaban yang tersedia, kemudian masing-masing jawaban diberi skor tertentu. Skor responden kemudian dijumlahkan dan jumlah ini merupakan total skor. Total skor inilah yang akan ditafsirkan
(22)
sebagai posisi responden dalam skala likert (Sugiyono, 2008 : 132). Kriteria pengukuran adalah sebagai berikut :
Sangat setuju : diberi skor 5 Setuju : diberi skor 4 Kurang setuju : diberi skor 3 Tidak setuju : diberi skor 2 Sangat tidak setuju : diberi skor 1 4. Waktu dan Lokasi Penelitian
a. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada Swalayan Maximart Thamrin Plaza di Jalan Thamrin Medan.
b. Waktu Penelitian
Penelitian akan dilakukan pada bulan November sampai dengan bulan Desember 2010.
5. Populasi dan Sampel a. Populasi
Populasi adalah kelompok elemen yang lengkap, dimana elemen adalah unit terkecil yang merupakan sumber dari data yang diperlukan ( Kuncoro, 2003 : 108). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh konsumen Swalayan Maximart Thamrin Plaza Medan, Seluruh pemasok pasta gigi Pepsodent yang memasok Pepsodent ke Swalayan Maximart Thamrin Plaza Medan, dan seluruh supervisor Swalayan Maximart Thamrin Plaza Medan.
(23)
b. Sampel
Sampel adalah suatu himpunan bagian (subset) dari unit populasi (Kuncoro, 2003:108).
Teknik pengambilan sampel yang dugunakan adalah Purposive sampling, yaitu mengambil sejumlah responden yang memiliki kriteria tertentu. Kriteria yang digunakan adalah sebagai berikut :
1.Konsumen Swalayan Maximart Thamrin Plaza pernah membeli pasta gigi Pepsodent minimal 3x.
Untuk menentukan jumlah sampel dari populasi konsumen Swalayan Maximart Thamrin Plaza yang tidak diketahui jumlahnya dapat digunakan rumus (Yuswianto,2008):
n =
N = Jumlah sampel
Zα = Nilai standart Normal yang besarnya tergantunng α bila α = 0,05 → z = 1,67
bila α = 0,01 → z = 1,96 P = Estimator proporsi populasi
q = (1-p), proporsi populasi yang diharapkan tidak memiliki karakteristik tertentu
d = Tingkat kesalahan yang bisa ditoleransi.
Untuk memperoleh n (jumlah sampel) yang besar dan nilai p belum diketahui, maka dapat digunakan p=0,5. Dengan
(24)
demikian, jumlah sampel yang mewakili populasi dalam penelitian ini adalah :
n =
n =
n = 96,04 = 96 orang (pembulatan) 6. Jenis Data
Penelitian ini menggunakan dua jenis data yaitu :
a. Data yang diperoleh langsung dari responden terpilih pada lokasi penelitian. Data primer diperoleh dengan memberikan kuesioner kepada responden dan pertanyaan kepada pemasok oasta gigi Pepsodent dan supervisor Swalayan Maximart Thamrin Plaza Medan. b. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang telah dikumpulkan oleh pihak lain di luar tujuan penelitian ini. Data sekunder yang relevan dengan topik ini adalah :
1. Studi kepustakaan buku-buku yang memberi masukan teori 2. Penelitian terdahulu yang dipublikasikan melalui website
3. Jurnal-jurnal Manajemen rantai pasokan (supply chain management) yang diperoleh dari internet.
7. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah: a. Kuesioner
(25)
Daftar pertanyaan diberikan kepada konsumen Swalayan Maximart Thamrin Plaza yang telah ditetapkan menjadi sampel atau responden penelitian.
b. Metode Wawancara
Wawancara medalam secara umum adalah proses keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antar pewawancara dengan informan atau orang yang diwawancarai, dengan menggunakan pedoman wawancara (Bungin 2008 :108). Wawancara mendalam akan dilakukan pada pemasok pasta gigi Pepsodent dan supervisor Swalayan Maximart Thamrin Plaza.
c. Studi Pustaka
Yaitu pengumpulan data dengan menggunakan data dari buku-buku dan literatur yang berhubungan dengan penelitian.
8. Uji Validitas dan Reabilitas a. Uji Validitas
Uji ini dilakukan untuk mengukur apakah data yang didapat setelah penelitian merupakan data yanng valid dengan alat ukur yang digunakan (kuesioner). Pengujian validitas instrumen dengan menggunakan progran SPSS 16.0 for windows, dengan kriteria sebagai berikut:
1.Jika > , maka pertanyaan tersebut dinyatakan valid. 2.Jika < , maka pertanyaan tersebut dinyatakan tidak
(26)
b. Uji Reliabilitas
Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan tingkat kepercayaan alat ukur. Bila suatu alat pengukur dipakai dua kali untuk mengukur gejala yang sama dan hasil penngukuran diperoleh relatif konsisten, maka alat tersebut reliabel (Situmorang, et.al 37:2008). Pengujian dilakukan dengan program SPSS 16.0 for windows. Butir pertanyaan yang sudah dinyatakan valid dalam uji validitas akan ditentukan reliabilitasnya denngan kriteria sebagai berikut :
1.Jika nilai Cronbach Alpha > 0,60 ( Ghozali, 2005), atau nilai Cronbach Alpha > 0,80 (Kuncor0o, 2003), maka pertanyaan tersebut dinyatakan reliabel.
2.Jika nilai Cronbach Alpha < 0,60 ( Ghozali, 2005), atau nilai Cronbach Alpha < 0,80 (Kuncoro, 2003), maka pertanyaan tersebut dinyatakan tidak reliabel.
Uji validitas dan reliabilitas akan dilakukan pada 30 orang konsumen Swalayan Indomaret Padang Bulan Medan.
9.Metode Analisis Data
a. Metode analisis Deskriptif
Analisis deskriptif dilakukan dengan cara mengumpulkan, mengelolah, menyajikan dan mengintepretasikan data sehingga diperoleh gambaran yang jelas mengenai masalah yang sedang dihadapi dan hasil perhitungan.
(27)
b. Analisis Regresi Sederhana
Metode analisis regresi sederhana berfungsi untuk mengetahui pengaruh atau hubungan antara variabel bebas manajemen rantai pasokan (supply chain management) dan variabel terikat (loyalitas). Peneliti menggunakan bantuan program software SPSS VERSI 16.0 untuk mendapatkan hasil yang lebih terarah. Rumus perhitungan persamaan regresi sederhana adalah sebagai berikut :
Y = a + + e
Dimana :
Y = Loyalitas Konsumen
X = Manajemen rantai pasokan (Supply chain management) a = Nilai intercept (konstanta)
b1 = Koefisien arah regresi e = Standar error
c. Uji Hipotesis
1. Uji signifikansi Parsial (Uji-t)
Uji-t mementukan seberapa besar pengaruh variabel bebas secara parsial terhadap variabel terikat.
: = 0
Artinya secara parsial tidak terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel bebas (X) yaitu manajemen rantai
(28)
pasokan (supply chain management) terhadap variabel terikat Loyalitas Konsumen (Y).
: ≠ 0
Artinya secara parsial terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel bebas (X) yaitu manajemen rantai pasokan (supply chain Management) terhadap variabel terikat Loyalitas konsumen (Y).
Kriteria pengambilan keputusan :
diterima jika < pada α = 5 % diterima jika > pada α = 5 % 2. Koefisien determinasi
Koefisien determinasi ( ) pada intinya mengukur seberapa besar kemampuan model dalam menerangkan variable terikat. Jika semakin besar (mendekati satu), maka dapat dikatakan bahwa pengaruh variable bebas (X) adalah besar terhadap variabel terikat (Y). Hal ini berearti model yang digunakan semakin kuat untuk menerangkan pengaruh variable bebas yang diteliti terhadap variabel terikat. Sebaliknya jika semakin mengecil (mendekati nol) maka dapat dikatakan bahwa pengaruh variable bebas (X) terhadap variablel terikat (Y) semakin kecil. Hal ini berarti model yang digunakan tidak kuat untuk menerangkan pengaruh variabel bebas yang diteliti terhadap variabel terikat.
(29)
BAB II
URAIAN TEORITIS
A. Penelitian Terdahulu
Lestari (2009) melakukan penelitian yang berjudul “ Kajian Supply Chain Management : Relationship Management anatara Peternakan Pamulihan Farm denngan Pemasok dan Pelanggannya”. Hasil penelitian tersebut memperlihatkan (1) Pemasok Pamulihan Farm sebagian besar telah memiliki keeratan yang kuat dengan Pamulihan Farm (2) Pelanggan Pamulihan Farm sebagian besar telah memiliki keeratan yang kuat dengan Pamulihan Farm, (3) Pindahnya pemasok ke pelanggan lain disebabkan oleh rendahnya pasokan yang dipasok pemasok tersebut dan banyaknya pelanggan potensial lainnya di wilayah pemasok ,(4) Faktor dominan yang menyebebkan perbedaan level relationship marketing pada pemasok Pamulihan Farm adalah jumlah pasokkan, manfaat yang diperoleh, komunikasi yang terjalin, kekuatan kesepakatan, dan banyak atau tidaknya pemasok alternatif lainnya, (5) Faktor dominan yang menyebabkan adanya perbedaan relationship marketing pada pelanggan pamulihan Farm adalah jumlah pasokan, manfaat yang diperoleh, komunikasi yang terjalin, dan posisi pamulihan Farm sebagai pemasok pertama atau bukan di mata pelanggannya, (6) Pamulihan Farm telah cukup efektif dalam melaksanakan supply chain management saat ini.
(30)
Irmawati (2007) melakukan penelitian yang berjudul “Pengaruh Manajemen Rantai Pasokan Terhadap Kinerja Di PTPN VIII Gunung Mas Bogor”. Penelitian ini bertujuan : (1) mengkaji model rantai pasokan PTPN VIII Gunung Mas Bogor, (2) mengkaji pengaruh Manajemen Rantai Pasokan terhadap kinerja perusahaan PTPN VIII Gunung Mas Bogor (3) memberikan solusi penerapan MRP di PTPN VIII Gunung Mas Bogor. Model rantai pasokan di PTPN VIII Gunung Mas terdiri dari pemasok teh, pabrik pengolahan, distributor perusahaan, perusahaan jasa distributor independen, serta pelanggan dalam dan luar negeri. Strategi manajemen pemasok berpengaruh positif dan tidak nyata terhadap strategi MRP Strategi hubungan pelanggan berpengaruh positif dan nyata terhadap strategi MRP perusahaan. Strategi MRP berpengaruh positif dan nyata terhadap kinerja perusahaan. Variabel respon cepat terhadap permintaan darurat memberikan pengaruh terbesar pada strategi manajemen pemasok. Variabel strategi perusahaan pengaduan pelanggan mempunyai kontribusi terbesar dalam membentuk strategi hubungan pelanggan. Variabel perencanaan pemasaran yang melibatkan semua anggota rantai pasokan memberikan pengaruh terbesar pada strategi MRP perusahaan. Variabel kepuasan pelanggan memberikan pengaruh terbesar terhadap kinerja perusahaan. Metode analisia yang digunakan yaitu Structural Equation Modeling (SEM).
(31)
B. PengertianManajemen Rantai Pasokan (Supply Chain Management) 1. Defenisi Supply Chain Management
Raturi dan Evans dalam Irmawati (2007) menyatakan rantai pasokan adalah sebuah jaringan yang menggambarkan aliran bahan baku dari pemasok yang diubah menjadi produk untuk disampaikan ke pusat distributor dan akhirnya sampai ke konsumen akhir. Manajemen rantai pasokan adalah sebuah pendekatan yang terintegrasi untuk mendapatkan, memproduksi dan mengirimkan produk dan jasa ke konsumen, yang meliputi manajemen bahan baku, aliran informasi, dan aliran uang.
Menurut Pujawan (2005), rantai pasokan adalah jaringan perusahaan-perusahaan yang secara bersama-sama bekerja untuk menciptakan dan menghantarkan suatu produk ke tangan akhir. Perusahaan-perusahaan tersebut biasanya termasuk pemasok, pabrik, distributor, toko atau ritel, serta perusahaan pendukung seperti perusahaan jasa logistik. Sedangkan Manajemen Rntai Pasokan (Supply Chain management) adalah metode, alat, ataupendekatan untuk pengelolaan rantai pasokan. Manajemen Rantai Pasokan mencakup pengembangan produk (product development), bagian pembelian (procurement), perencanaan dan pengendalian (planning and control), operasi atau produksi, dan pengiriman atau distribusi.
Menurut David Simchi Levi, et.al (2000) Supply chain management merupakan suatu pendekatan yang digunakan untuk mencapai pengintegrasian yang lebih efisien dari supplier, manufacture, distributor, retailer, dan customer. Artinya barang diproduksi dalam jumlah yang tepat,
(32)
pada saat yang tepat dan pada tempat yang tepat dengan tujuan mencapai cost dari sistem secara keseluruhan yang minimum dan juga mencapai service level yang diinginkan.
Adapun pengertian lain dari supply chain management yaitu adalah proses penyatuan bisnis dari pengguna akhir melalui para penyalur asli yang menyediakan produk, jasa pelayanan, dan informasi untuk menambah nilai pelanggan (Utami, 2006:126).
2. Faktor Pendorong Supply Chain Management
Menurut Cahyono (2010 : 3) keunggulan kompetitif dari supply chain management adalah bagaimana ia mampu mengelola aliran barang atau produk dalam suatu rantai pasokan supply chain management, atau dengan kata lain bagaimana jaringan kegiatan produksi dan distribusi dari suatu perusahaan dapat bekerjasama untuk memenuhi tuntutan konsumen. Adapun tujuan utama dari SCM adalah penyerahan atau pengiriman produk secara tepat waktu demi memuaskan konsumen, mengurangi biaya, meningkatkan segala hasil dari seluruh supply chain, mengurangi waktumemusatkan kegiatan perencanaan dan distribusi.
David Bovet dalam Cahyono (2010 :5) mengindikasikan semakin meningkatnya bidang SCM disebabkan oleh enam faktor, yaitu :
1. Consumer demand, muncul akibat desakan konsumen yang sangat tinggi dalam semua tingkatan yang tentunya dapat memuaskan keinginan konsumen.
(33)
2. Globalisasi, yang diindikasikan dengan ketidakadaannya batas antar daerah maupun antar negara, dan perkembangan transportasi dan telekomunikasi, membuat adanya sistem SCM yang dapat memudahkan dalam mengakses keperluan perusahaan dan penyampaian produk perusahaan kepada konsumen akhir.
3. Competition, tingkat persaingan tidak hanya terjadi antara perusahaan dengan pserusahaan, namun lebih faktual lagi antar supply chain dengan supply chain yang lain.
4. Communication and technology information, semakin berkembang dengan pesatnya yang cenderung dapat mendukung pelaksanaan supply chain management.
5. Government regulation, tentang perdagangan bebas akan semakin berpengaruh terhadap aktivitas SCM.
6. Environment, dengan semakin meningkatnya tuntutan akan produk yang ramah lingkungan, mengkoordinasikan perusahaan untuk dapat mengakses berbagai sumber daya alam sebagai raw material secara lebih efektif.
3. Kegiatan Supply Chain Management
Menurut Pujawan (2005) ada beberapa cara yang bisa digunakan oleh supply Chain untuk memengaruhi pola permintaan, yaitu :
1. Promosi
Kegiatan promosi bisa dilakukan dengan berbagai cara, misalnya dengan melalui iklan di di media cetak maupun di media elektronik.
(34)
Kegiatan promosi sudah teruji efektifitasnya untuk meningkatkan volume penjualan selama periode tertentu.
2. Pricing
Kebijakan pricing memiliki tujuan yanng lebih luas dari sekedar promosi. Potongan harga yang diberikan untuk produk-produk yang tidak terjual pada akhir musim jual (seperti pakaian, produk elektronik, dan lain-lain) menyebabkan biaya persedian menurun, namun kadang juga membuat orang menunda keputusan pembelian ke akhir musim jual untuk mendapatkan diskon, yang berarti menimbulkan dampak negatif bagi supply chain.
3. Shelf management
Posisi dan cara penempatan suatu barang di supermarket sering kali berpengaruh terhadap penjualan barang tersebut. Barangnya yang letaknya tersembunyi, walaupun sebenarnya menarik bagi konsumen, tidak akan banyak laku karena tidak terlihat oleh calon-calon pembeli. 4. Deal Structure
Deal structure meliputu persetujuan jual beli seperti boleh tidaknya produk dikembalikan, term pembayaran, perlindungan harga, garansi, dan sebagainya.
4. Manfaat Strategis Supply Chain Management
Mennurut Utami (2006 : 127) suatu rantai pasokan yang efisien mempunyai dua manfaat untuk pelanggan yaitu :
(35)
1. Untuk memenuhi kepentingan dalam pemenuhan persediaan barang dagangan yang mempunyai sifat cepat habis,
2. Memenuhi kebutuhan pelanggan terhadap pilihan barang dagangan sesuai dengan apa yang pelanggan inginkan, serta dimana mereka mengingikannya.
5. Tujuan Strategis pada Supply Chain Management
Menurut pujawan (2005:29) tujuan-tujuan strategis manajemen rantai pasokan manajemen (supply chain management) perlu dicapai untuk membuat supply chain menang atau setidaknya bertahan dalam persaingan pasar. Untuk bisa memenangkan persaingan pasar maka supply chain harus bisa menyediakan produk yang :
1. Murah 2. Berkualitas 3. Tepat waktu 4. Bervariasi
Untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut maka supply chain harus bisa menerjemahkan tujuan-tujuan di atas bias dicapai apabila memiliki kemampuan untuk :
1. Beroprasi secara efisien 2. Menciptakan kualitas 3. Cepat
4. Flexibel 5. Inovatif
(36)
Gambar 2.1 Aspirasi Pelanggan dan Kemampuan Strategis Supply Chain Sumber : Pujawan (2005 : 5)
Siagian dalam Irmawati (2007) menyatakan strategi adalah rencana aksi organisasi untuk mencapai misi, dimana misi adalah latar belakang keberadaan organisasi menjadi batasan dan fokus untuk organisasi dan konsep yang akan menjadi landasan organisasi bergerak. Unsur-unsur pembuatan strategi manajemen rantai pasokan menurut Sisilian dan Satir dalam Siagian (2005) terdiri dari:
1. Faktor Primer
a. Keunggulan Bersaing
Secara umum keunggulan bersaing menurut Porter (1980) dapat diperoleh melalui diferensiasi (produk yang unik atau lebih dari produk yang sudah ada), kepeloporan biaya (meminimalkan biaya tanpa mengurangi nilai dan kualitas produk), dan respon yang cepat yang ditandai dengan sifat fleksibel, reliabel, cepat tanggap terhadap perubahan-perubahan.
Kemampuan SCM Aspirasi Konsumen
1. Beroprasi secara efisien
2. Menciptakan
kualitas
3. Cepat
4. Fleksibel 5. inovatif
1. Murah
2. Berkualitas 3. Tepat waktu 4. bervariatif
(37)
b. Fleksibilitas Permintaan
Fleksibilitas menurut Slack (1990) dipengaruhi beberapa faktor, yaitu produk itu sendiri, campuran produk, volume, dan tipe pengantaran. Pengukuran dari fleksibilitas permintaan dapat dilihat dari ketepatan pengantaran, peramalan permintaan yang tepat dan lain sebagainya. 2. Faktor Sekunder
a. Proses
Faktor kapabilitas sangat berkaitan dengan sejauh mana perusahaan dapat menjalankan aktivitas-aktivitas yang dibutuhkan dan sangat bergantung pada tipe kegiatan.
b. Kematangan Proses
Faktor kematangan proses sangat berkaitan dengan tingkat kinerja proses, bagaimana proses ini dapat tanggap dan memenuhi penawaran pasar.
c. Risiko Strategi
Risiko yang dimaksud disini adalah adanya penyebaran risiko, yaitu risiko yang diterima perusahaan akibat adanya kebocoran informasi tentang produk dan layanannya, baik itu yang diterima atau diberikan pemasok, sehingga pesaing dapat mengetahui strategi-strategi perusahaan.
Menurut Siagian dalam Irmawati (2007) terdapat beberapa strategi manajemen rantai pasokan ynag dapat digunakan, yaitu sebagai berikut:
(38)
a. Postponement, yaitu strategi untuk menunda modifikasi atau penyesuaian terhadap produk selama mungkin. Dalam menerapkan strategi ini melibatkan perusahaan secara mendasar terhadap proses manufaktur suatu perusahaan dan operasi internal. Dengan bantuan dan rancangan pemasok, suatu perusahaan manufaktur dapat mempertahankan karakteristik generik dari produknya selama mungkin. Postponement dapat dilakukan berkaitan dengan teknologi dan karakteristik proses, karakteristik produk, dan karakteristik pasar. b. Drop Ship, yaitu strategi yang sering digunakan distributor. Tetapi
melalui strategi drop ship, pemasok langsung mengirimkan ke pelanggan pemakai dan bukan kepada penjual, agar menghemat waktu dan biaya pengangkutan ulang seperti. Hal lain yang dapat menghemat biaya mencakup penggunaan kemasan khusus, label khusus, dan lokasi tertentu dari label atau kode barang (barcode). c. Pembentukan lini kredit bagi bank.
d. Penurunan float bank ketika uangnya sedang dalam transit.
e. Pengkoordinasian produksi dan jadwal pengiriman dengan pemasok dan distributor.
f. Pemanfaatan yang optimal atas ruangan di gudang penyimpanan. 6. Mengelola Supply Chain Management
Menurut Ma’arif dan Tanjung dalam Irmawati (2007), mengelola manajemen rantai pasokan berarti merencanakan mengorganisasikan, mengarahkan, dan mengontrol arus barang dari pemasok kepelanggan.
(39)
Dimulai dari bahan baku, operasi internal untuk kemudiandilanjutkan pada distribusi barang jadi. Terdapat beberapa pilihandalam mengelola manajemen rantai pasokan, yaitu:
1. Penundaan atau penangguhan, 2. Saluran perakitan,
3. Mengurangi dan menghentikan pengiriman, 4. Pemesanan seluruhnya,
5. Pembelian yang tidak menggunakan faktur, 6. Pemesanan elektronik dan pemesanan dana, 7. Pembelian yang tidak menyebabkan persediaan, 8. Standardisasi,
9. Membangun line of credit untuk pemasok,
10. Koordinasi jadwal produksi dan pengiriman dengan pemasok dan distributornya
11. Saling berbagi dalam penelitian pasar, dan
12. Mengoptimalkan ruang-ruang kosong di dalam gudang. 7. Teknik Memilih Suplier Dalam Supply Chain Management
Menurut Pujawan (2005 : 149) proses pemilihan supplier dapat diringkas sebagai berikut :
1. Tentukan kriteria-kriteria pemilihan 2. Tentukan bobot masing-masing kriteria
3. Identifikasi alternatif (supplier) yang akan dievaluasi 4. Evaluasi masing-masing alternative dengan kriteria di atas
(40)
5. Hitung nilai berbobot masing-masing supplier
6. Urutkan supplier berdasarkan nilai berbobot tersebut.
C. Pengertian Ritel
Ritel merupakan perangkat dari aktivitas-aktivitas bisnis yang melakukan penambahan nilai terhadap produk-produk dan layanan penjualan kepada para konsumen untuk penggunaan atau konsumsi perseorangan maupun keluarga (Utami 2006:4).
1. Fungsi Ritel
a. Menyediakan berbagai jenis produk dan jasa b. Memecah
c. Penyimpanan Persediaan d. Penyedia jasa
e. Meningkatkan nilai produk dan jasa 2. Karakteristik Dasar Ritel
Karakteristik dalam ritel dapat digunakan sebagai dasar dalam mengelompokkan jenis ritel. Terdapat tiga karakteristik dasar ritel Yaitu:
a. Pengelompokkan berdasarkan unsur-unsur yang dugunakan ritel untuk memenuhi kebutuhan konsumen,
b. Pengelompokkan berdasarkan sarana atau media yang dugunakan, c. Pengelompokkan berdasarkan kepemilikan.
(41)
3. Pengambilan Keputusan Pembelian Dalam Ritel a. Pemecah Masalah Secara Luas
Pemecahan masalah secara luas (ekstended problem solving) adalah suatu proses pengambilan keputusan pembelian dimana pelanggan memerlukan usaha dan waktu yang cukup besar untuk meneliti dan menganalisis berbagai alternatif. Pelanggan terlibat dalam pemecahan masalah yang luas ketika sedang membuat suatu keputusan pembelian untuk mencukupi suatu kebutuhan yang penting atau ketika mereka hanya mempunyai sedikit pengertian tentang produk atau jasa tersebut.
b. Pemecah Masalah Secara Terbatas
Pemecahan masalah secara terbatas (limited Problem solving) adalah proses pengambilan keputusan belanja yang melibatkan upaya dan waktu yang tidak terlalu besar. Dalam situasi ini, pelanggan cenderung lebih mengandalkan pengetahuaan pribadi dibandingkan dengan informasi eksternal. Pelanggan pada umumnya mememilih suatu ritel dan barang dagangan yang dibeli berdasarkan pengalaman di masa lalu. Pelanggan mendapatkan pengalaman situasional ketika berbelanja pada ritel atau toko tertentu, maupun pengalaman dalam pemilihan dan pembelian barang dagangan sesuai kebutuhan.
c. Pengambilan Keputusan yang Bersifat Kebiasaan
Pengambilan keputusan yang bersifat kebiasaan ( habitual decision making) adalah proses keputusan belanja yang melibatkan
(42)
sedikit sekali usaha dan waktu. Pelanggan masa kini mempunyai banyak tuntutan atas waktu.
Kesetiaan Merek : pelanggan menyukai dan secara konsisten membeli suatu merek tertentu dalam sebuah kategori produk. Pelanggan enggan berpindah kemerek lain walaupun merek kesukaannya tidak tersedia Kesetiaan Toko : kondisi dimana pelanggan suka dan terbiasa mengunjungi toko yang sama untuk membeli suatu jenis barang dagangan.
D. Pengertian loyalitas
1. Defenisi Loyalitas Pelanggan
Menurut Griffin (2003 : 31) “Defenisi pelanggan berasal dari kata ‘Custom’ yaitu di defenisikan sebagai membuat sesuatu menjadi kebiasaan atau biasa dan mempraktekkan kebiasaan” .Griffin berpendapat bahwa seseorang pelanggan dikatakan setia atau loyal apabila pelanggan tersebut menunjukkan perilaku pembelian secara teratur atau terdapat suatu kondisi dimana mewajibkan pelanggan membeli paling sedikit dua kali dalam selang waktu tertentu. Upaya memberikan kepuasan pelanggan dilakukan untuk mempengaruhi sikap pelanggan, sedangkan konsep loyalitas pelanggan lebih berkaitan dengan perilaku pelanggan daripada sikap dari pelanggan.
Loyalitas menurut Olson yang dikutip dari Trisno Musanto (2004) Loyalitas pelanggan merupakan dorongan perilaku untuk melakukan pembelian secara
(43)
berulang-ulang dan untuk membangun kesetiaan pelanggan terhadap suatu produk/jasa yang dihasilkan oleh badan usaha tersebut membutuhkan waktu yang lama melalui suatu proses pembelian yang berulang-ulang tersebut. Pelanggan (Customer) berbeda dengan konsumen (Consumer), seseorang dapat dikatakan sebagai pelanggan apabila orang tersebut mulai membiasakan diri untuk membeli produk atau jasa yang ditawarkan oleh badan usaha. Kebiasaan tersebut dapat dibangun melalui pembelian berulang-ulang dalam jangka waktu tertentu, apabila dalam jangka waktu tertentu tidak melakukan pembelian ulang maka orang tersebut tidak dapat dikatakan sebagai pelanggan tetapi sebagai seorang pembeli atau konsumen. Timm (2005:3) menyatakan bahwa konsep kesetiaan pelanggan (loyalitas) mencakup lima faktor yaitu :
a. Kepuasan keseluruhan yang dialami pelanggan ketika berbisnis dengan perusahaan
b. Kesediaan untuk membangun hubungan dengan perusahaan c. Kesediaan untuk membeli kembali
d. Merekomendasikan perusahaan kepada orang lain kesediaan untuk e. Enggan beralih ke produk pesaing.
2. Karakteristik Loyalitas Pelanggan
Menurut Griffin (2003:5), karakteristik pelanggan yang loyal adalah sebagai berikut :
a. Membeli pembelian ulang secara teratur b. Membeli di Luar Lini produk/jasa
(44)
c. Mereferensikan kepada orang lain
d. Menunjukkan kekebalan terhadap tarikan pesaing
Dua kondisi penting yang berhubungan dengan loyalitas, adalah retensi pelanggan menjelaskan lamanya hubungan dengan pelanggan. Tingkat retensi pelanggan adalah persentase pelannggan yang telah memenuhi sejumlah pembelian ulang selama periode waktu yang terbatas.
3. Tahapan Loyalitas pelanggan
a. Terrorist Customer, adalah pelanggan yang suka menjelek-jelekan perusahaan dikarenakan tidak suka atau pernah tidak puas dengan layanan yang diberikan perusahaan.
b. Transaksional customer, adalah pelanggan yang berhubungan dengan perusahaan hanya sebatas transaksi, satu atau dua kali pembelian, setelah itu dia tidak pernah mengulangi pembeliannya.
c. Relationship customer, adalah pelanggan yang telah melakukan pembelian berulang dan adanya pola hubungan relasional dengan produk merek perusahaan.
d. Loyal Customer, pelanggan jenis ini sangat loyal dengan produk dan merek perusahaan. Bila ada orang lain yang menjelekkan perusahaan, dia tetap bersama perusahaan seburuk apapun orang menjelekkan perusahaan tersebut.
e. Advokad customer, yaitu jenis pelanggan yang sangat istimewa dan execellent, pelanggan selalu membela produk dan merek perusahaan
(45)
dan marah apabila ada orang lain menjelek-jelekkan merek perusahaan.
Ada empat situasi kemungkinan loyalitas, antara lain : a. Tanpa Loyaliatas (No Loyalty)
Tanpa Loyalitas (No Loyalty) terjadi jika sikap dan perilaku pembelian ulang pelanggan sama-sama lemah, sehingga loyalitas tidak terbentuk. Ada dua kemungkinan penyebab. Pertama, sikap yang lemah (mendekati netral) dapat terjadi jika suatu produk/jasa baru diperkenalkan dan atau pemasarannya tidak mampu mengkomunikasikan keunggulan unik produknnya. Penyebab kedua berkaitan dengan dinamika pasar, diamana merek-merek yang berkompetisi dipersepsikan serupa atau sama.
b. Loyalitas yang lemah (Inertia Loyalty)
Merupakan sikap pelanggan yang relatif lemah disertai pola pembelian ulang yang kuat. Situasi semacam ini ditandai dengan pengaruh faktor non sikap terhadap perilaku, misalnya norma subjektif dan faktor situasional.
c. Loyalitas tersembunyi (Latent Loyalty)
Situasi ini tercermin bila sikap yang kuat disertai pola pembelian ulang yang lemah. Situasi ini menjadi perhatian besar para pemasar ini disebabkan pengaruh faktor-faktor non-sikap yyang sama kuat atau bahkan cenderung lebih kuat daripada faktor sikap dalam menentukan pembelian ulang.
(46)
d. Loyalitas Premium
Situasi seperti ini merupakan situasi ideal yang paling diharapkan para pemasar, dimana konsumen bersikap positif terhadap produk atau jasa dan disertai pola pembelian ulang yang konsisten.
(47)
BAB III
GAMBARAN PERUSAHAAN A. Sejarah Singkat PT Unilever Tbk
PT Unilever Indonesia Tbk (perusahaan) didirikan pada 5 Desember 1933 sebagai Zeepfabrieken N.V. Lever dengan akta No. 33 yang dibuat oleh Tn.A.H. van Ophuijsen, notaris di Batavia. Akta ini disetujui oleh Gubernur Jenderal van Negerlandsch-Indie dengan surat No. 14 pada tanggal 16 Desember 1933, terdaftar di Raad van Justitie di Batavia dengan No. 302 pada tanggal 22 Desember 1933 dan diumumkan dalam Javasche Courant pada tanggal 9 Januari 1934 Tambahan No. 3. Dengan akta No. 171 yang dibuat oleh notaris Ny. Kartini Mulyadi tertanggal 22 Juli 1980, nama perusahaan diubah menjadi PT Unilever Indonesia. Dengan akta no. 92 yang dibuat oleh notaris Tn. Mudofir Hadi, S.H. tertanggal 30 Juni 1997, nama perusahaan diubah menjadi PT Unilever Indonesia Tbk. Akta ini disetujui oleh Menteri Kehakiman dengan keputusan No. C2-1.049HT.01.04TH.98 tertanggal 23 Februari 1998 dan diumumkan di Berita Negara No. 2620 tanggal 15 Mei 1998 Tambahan No. 39.
1. Visi dan Misi PT Unilever Tbk a. Visi PT Unilever Tbk
Tujuan perusahaan kami menyebutkan bahwa untuk berhasil diperlukan "standar tertinggi etika perusahaan terhadap setiap karyawan yang bekerja di perusahaan kami, masyarakat sekitar & lingkungan tempat kami melakukan kegiatan usaha."
(48)
1. Memenuhi kebutuhan dan aspirasi konsumen
2. Menghasilakn produk dengan kinerja yang tinggi.
3. menguntungkan dan memberikan imbalan di atas rata-rata
karyawan dan pemegang saham.
2.Produk-Produk PT Unilever Tbk
PT Unilever Tbk bergerak dalam bidang: a. Produksi sabun seperti Lifebuoy, Clear. b. Deterjen seperti Rinso, Sunlight, Molto.
c. Margarin, minyak sayur dan makanan yang terbuat dari susu, es krim, makanan ringan dan minuman dari teh seperti The celup sariwangi, Blue Band, Buah Vita.
d. Produk-produk kosmetik seperti Pond’s, Vaselin, Rexona.
B. Sejarah Singkat Pasta Gigi Pepsodent
Pepsodent adalah pasta gigi yang digunakan oleh semua kalangan usia terkecuali bayi yang belum tumbuh gigi. Pasta gigi ini digunakan agar gigi menjadi lebih bersih, putih, dan mencegah bau mulut. Pepsodent juga bisa didapat di mana-mana seperti swalayan, supermarket, pasar bahkan di warung-warung. Produk ini juga mempunyai berbagai macam ukuran dari yang kecil, sedang, bahkan besar. Pepsodent merupakan salah satu brand yang dikenal di Indonesia ini bahkan boleh dibilang Pepsodent merupakan brand yang paling terkenal saat ini. Jenis – Jenis Pepsodent
(49)
Pasta gigi Pepsodent memiliki 7 jenis dengan manfaat yang berbeda yaitu :
a. Complete 12
b. Complete Care
c. Gigi Susu strawberry
d. Gigi Susu orange
e. Gigi Sensitif
(50)
g. White
h. Hebal
Gambar 3.1 Jenis- Jenis Pasta Gigi Pepsodent
C. Pemasok PT Unilever Tbk
Ada beberapa supplier PT Unilever Tbk yang tersebar di Indonesia yaitu :
1. PD. JAYA SAKTI ( Jakarta)
2. PT. ANAK MAS INDAH (Jakarta Barat)
3. PT. RASA PRIMA SEJATI CIBITUNG (Bekasi) 4. PT. PANJUNAN – BOGOR (Bogor)
5. PT. PANJUNAN – SUKABUMI (Sukabumi) 6. PT. SUNGAI INTAN (Tangerang-Banten) 7. PD. SENTOSA (Bandung)
8. PT. TRADE SERVISTAMA INDONESIA (Jakarta selatan) 9. PAYUNG MAS (Yogyakarta)
10.PT. ARVINDA JAYA ABADI (Sidoarjo)
(51)
12.PT. ROXY PRAMESWARI (Bandar lampung) 13.PD. MEWAH (Pekan Baru)
14.PT. SRIJAYA RAYA PERKASA (Batam) 15.PT. ADAM DANI LESTARI (Sumatera Utara) 16.PT. BINTANG YASA NIAGA ABADI (Jakarta)
17.PT.BERKAT UNGGULTAMA INDONESIA (Tanjunag Priok) 18.PT BERKAH CITRA KENCANA (Tangerang)
19.ANEKA SARI (Manado)
20.CV. GRACIA UNILINE (Semarang) 21.CV. SANAGA (Yogyakarta)
22.CV. JNI MITRAJAYA (Surabaya) 23.CV. SANAGA MANDIRI (Denpasar) 24.CV. MONASTRI (Cirebon)
25.CV. PRABU SRIWIJAYA (Sumatera Sealatan) a.PT Adam Dani Lestari
PT Adam Dani Lestari Perusahaan Distributor terkemuka di kota Medan – Sumatera Utara yang beralamat di Jl. Pukat Banting I No.110, Sei Rengas I – Medan Kota – Kodya Medan – Kode Pos : 2021 dengan No NPWP : 01.532.321.5-122.000. PT Adam Dani Lestari memiliki Motto Selalu tetap yang terbaik “.
(52)
b. Cabang PT. Adam Dani Lestari
PT. Adam Dani Lestari mengcover beberapa wilayah di pulau Sumatera untuk Produk PT. Kimberly Clark Indonesia antara lain : 1. Pekan Baru dengan sub distributor : PT. Samudra Mas Prata dan PT. Surya Karsa Puspita Prima
2. Bukit Tinggi sub distributor : PT. Samudra Distra Prima 3. Padang sub distributor : PT. Samudra Distribusindo Jaya 4. P. Siantar sub distributor : PT. Mestika Sejahtera Abadi 5. Kisaran sub distributor : UD. Sahabat Jaya Sukses 6. Banda Aceh sub distributor : PT. Mentari Mitra Sentosa 7. Langsa sub distributor : UD. Wissari
8. Tebing Tinggi sub distributor : UD. Mandiri Jaya 9. Sibolga sub distributor : UD. Kansa
D. PT Swalayan Maju Bersama
PT. Pasar Swalayan Maju Bersama dan Maximart adalah perusahaan ritel. yang telah berkembang dan mempunyai beberapa outlet di kota Medan yaitu : Maju Bersama diKrakatau, Glugur, Martubung, Mangkubumi, Marendal, Maximart Yang Lim Plaza, dan Maximart Thamrin Plaza. Swalayan Maju Bersama beralamat di Jl Kom L Yos Sudarso 338, Medan engan No telepon 061-661-4068 .
(53)
Seiring dengan perkembangan zaman yang menyebabkan pola dan gaya hidup masyarakat yang terus menerus berubah, maka berbagai sarana dan fasilitas diciptakan dan ditawarkan untuk memudahkan masyarakat memenuhi berbagai kebutuhannya. Trend (gaya hidup) barupun bermunculan. Dari sekian banyaknya trend yang muncul salah satunya adalah trend belanja self service yang lebih nyaman dan memberikan kebebasan kepada para konsumen dalam memilih dan menentukan sendiri produk yang akan dibelinya tanpa harus menawarkan terlebih dahulu.
Itulah salah satu alasan mengapa dewan komisaris PT Nusa Bakti Pratama awal tahun 1990 mengambil langkah kebijakan untuk mendirikan unit usaha pasar swalayan Maju Bersama pada awal tahu 1990 di Jl.Mangkubumi No.3-5 Medan yang sekaligus menjadi cikal bakal lahirnya PT. Pasar Swalayan Maju Bersama sebagaimana yang ada saat ini.
Dalam setiap publikasinya slogan PRAKTIS DAN MURAH selalu dikumandangkan. Disebut Praktis karena Swalayan Maju Bersama berada di lantai dasar sehingga memudahkan konsumen untuk membawa belanjaan seberapapun banyaknya hingga ke lokasi parker. Sedangkan murah artinya bahwa swalayan Maju Bersama lebih menekankan pada konsep harga yang sangat bersaing.
Dengan semakin berkembangnya pasar swalayan Maju Bersama, maka pada awal tahun 1994 didirika store kedua di Jl. K.L Yos Sudarso No.123-125 Medan. Store ke-3 didirikan pada bulan Januari 1997 di Jl.
(54)
Tritura Marendal Medan, store ke-4 didirikan bulan September 2003 di Jl.K.L Yos Sudarso KM 13,5 Martubung dan yang terakhir di Jl.Krakatau Sp. Perwira II A1-A3 diresmikam pada bulan Mei 2001.
2. Logo PT Swalayan Maju Bersama Dan Swalayan Maximart
(55)
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Analisis dan evaluasi data menggunakan analisis deskriptif dan analisis statistik. Analisis deskriptif digunakan untuk merumuskan dan mengintepretasikan data dari hasil penelitian yang ada sehingga memeberikan gambaran yang jelas mengenai pengaruh manajemen rantai pasokan (supply chain management) terhadap loyalitas konsumen Swalayan Maximart Thamrin Plaza Medan. Analisis statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis uji validitas dan reliabilitas dan analisis regresi linear sederhana.
A. Uji Validitas Dan Reliabilitas
Uji validitas dan reliabilitas dimaksudkan untuk mendapatkan hasil penelitian yang baik dan bermutu. Uji validitas dan reliabilitas dilakukan terhadap alat penelitian, dalam hal ini adalah kuesioner. Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya di ukur dan data-data yang diperoleh dengan menggunakan instrumen dapat menjawab suatu penelitian. Sedangkan reliabel berarti instrumen yang digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang sama, akan menghasilkan data yang sama.
1. Uji Validitas
Pengujian validitas dilakukan dengan menggunakan program SPSS 16.0 for windows dengan tingkat signifikan sebesar 5% adalah 0,361 dengan kriteria sebagai berikut :
(56)
b.Jika < maka pernyataan dinyatakan tidak valid
c.Jika dapat dilihat pada kolom corrected item-total correlation. Pengujian validitas instrumen dalam penelitian ini dilakukan pada 30 orang konsumen Swalayan Indomaret Padang Bulan Medan. Dengan kuesioner berisikan 15 butir pertanyaan yang menyangkut variabel bebas, yaitu manajemen rantai pasokan (supply chain management), dan variabel terikat, yaitu loyalitas konsumen. Dari 15 butir pertanyaan tersebut, 2 butir pertanyaan tidak valid. Hasil pengelolaan dari uji validitas dapat dilihat pada Tabel4.1.
(57)
Tabel 4.1 Item-Total Statistics Pertanyaan
Scale Mean if Item Deleted Scale Variance if Item Deleted Corrected Item-Total Correlation Cronbach's Alpha if Item Deleted
Validitas
Butir 1 53.1667 33.730 .733 .848 Valid
Butir 2 53.1333 33.568 .714 .849 Valid
Butir 3 52.9333 38.754 .047 .877 Tidak Valid
Butir 4 53.0333 35.964 .402 .863 Valid
Butir 5 53.3000 34.079 .409 .866 Valid
Butir 6 53.0667 37.444 .155 .877 Tidak Valid
Butir 7 53.2667 36.271 .374 .864 Valid
Butir 8 52.8333 34.833 .453 .861 Valid
Butir 9 53.5000 34.741 .586 .855 Valid
Butir 10 53.4333 31.013 .668 .850 Valid
Butir 11 53.1667 34.626 .674 .852 Valid
Butit 12 53.4000 33.352 .677 .850 Valid
Butir 13 53.6667 35.126 .546 .857 Valid
Butir 14 53.2333 33.978 .721 .849 Valid
Butir 15 53.3333 33.333 .697 .849 Valid
Sumber: Hasil pengelolaan data primer SPSS 16.0
Berdasarkan Tabel 4.1 di atas maka 2 pertanyaan yang tidak valid di buang. Dengan demikian hanya ada 13 pertanyaan yang akan disebarkan kepada responden Swalayan Maximart Thamrin Plaza Medan. Hasil pengolaan validitas untuk 13 buti pernyataan yaitu:
(58)
Tabel 4.2
Item-Total Statistics Pertanyaan
Scale Mean if Item Deleted Scale Variance if Item Deleted Corrected Item-Total Correlation Cronbach's Alpha if Item Deleted
Validitas
Butir 1 45.4667 32.602 .768 .885 Valid
Butir 2 45.3000 34.010 .634 .891 Valid
Butir 3 45.3000 33.459 .592 .892 Valid
Butir 4 45.5667 33.633 .381 .906 Valid
Butir 5 45.2667 34.478 .532 .895 Valid
Butir 6 45.1000 34.024 .461 .898 Valid
Butir 7 45.7667 33.909 .600 .892 Valid
Butir 8 45.7000 30.493 .650 .891 Valid
Butir 9 45.4333 33.495 .738 .887 Valid
Butir 10 45.6667 32.506 .693 .887 Valid
Butir 11 45.9333 34.202 .573 .893 Valid
Butir 12 45.5000 33.017 .757 .886 Valid
Butir 13 45.6000 32.455 .719 .886 Valid
Sumber : Hasil pengelolaan data primer dengan SPSS 15.0
a. Scale mean if item deleted menerangkan nilai rata-rata total jika variabel tersebut dihapus. Misalnya jika 1 item dihapus, maka rata-rata variabel sebesar 45,4667. Jika item 2 dihapus, maka rata-rata variabel adalah 45,3000. Jika item 3 dihapus, maka rata-rata variabel adalah 45,3000. Demikian seterusnya.
b. Scale variance if item deleted menerangkan besarnya variance total jika item tersebut dihapuskan. Misalnya item 1 dihapus, maka besarnya variance adalah 32,602. Jika item 2 dihapus, maka besarnya variance adalah sebesar 34,010. Jika item 3 dihapus, maka besarnya variance adalah sebesar 33,459. Demikian seterusnya.
(59)
c. Corected item-total correlation merupakan korelasi antar skor item dengan skor total item yang dapat digunakan untuk menguji validitas instrumen. Nilai pada kolom corrected item-total correlation merupakan nilai rhitung yang akan dibandingkan dengan rtabel untuk mengetahui validitas pada setiap butir pernyataan. Jumlah kasus adalah 30; nilai tabel r dengan tingkat signifikansi sebesar 5% adalah 0,361.
Tabel 4.2 menunjukkan bahwa seluruh butir pernyataan kuesioner adalah valid, karena mempunyai nilai corrected item-total correlation lebih besar dari rtabel (0,361). Dengan demikian kuesioner dapat dilanjutkan pada tahap reliabilitas.
2. Uji Reliabilitas
Pengujian dilakukan dengan menggunakan program SPSS 16.0 for windo ws. Butir pernyataan yang sudah dinyatakan valid dalam uji validitas ditentukan reliabilitasnya dengan kriteria sebagai berikut :
a. Jika ralpha positif dan lebih besar dari rtabel maka reliabel b. Jika ralpha negatif atau lebih kecil dari rtabel maka tidak reliabel.
Ketentuan untuk mengambil keputusan :
a. Jika nilai Cronbach Alpha > 0,80 (Kuncoro, 2003), maka pernyataan tersebut dinyatakan reliabel.
b. Jika nilai Cronbach Alpha < 0,80 (Kuncoro,2003), maka penyataan tersebut dinyatakan tidak reliabel.
(60)
Tabel 4.3 Item-Total Statistics Cronbach's Alpha if
Item Deleted Cronbach,s Alpha Keputusan
Butir 1 .885 0,80 Reliabel
Butir 2 .891 0,80 Reliabel
Butir 3 .892 0,80 Reliabel
Butir 4 .906 0,80 Reliabel
Butir 5 .895 0,80 Reliabel
Butir 6 .898 0,80 Reliabel
Butir 7 .892 0,80 Reliabel
Butir 8 .891 0,80 Reliabel
Butir 9 .887 0,80 Reliabel
Butir 10 .887 0,80 Reliabel
Butir 11 .893 0,80 Reliabel
Butir 12 .886 0,80 Reliabel
Butir 13 .886 0,80 Reliabel
Sumber : Hasil pengelolaan data primer dengan SPSS 15.0
Tabel 4.3 memperlihatkan bahwa semua pernyataan dinyatakan reliabel karena nilai cronbach alpha di atas 0,80.
B. Analisis Deskriptif
1. Deskriptif Data Pemasok
a. PT Adam Dani Lestari merupakan pemasok tunggal di Medan yang mendistribusikan produk-produk dari Unilever. Oleh karena itu semua Pasar modern atau Ritel yang ada di Medan mendapat Pasokan produk Unilever dari PT Adam Dani Lestari.
b. Sebelum diadakan kerja sama anatara pemasok PT Adam Dani Lestari dan Swalayan Maximart Thamrin Plaza, PT Adam Dani Lestari menunjukkan semua daftar harga pasta gigi Pepsodent, kemudian
(61)
meregister produk yang dipesan oleh Swalayan Maximart Thamrin Plaza Medan untuk dijual. PT Adam Dani Lestari memiliki RSP (harga yang disarankan) untuk Swalayan Maximart Thamrin Plaza agar tetap memiliki harga pasta gigi Pepsodent yang bersaing dengan swalayan lain.
c. PT Adam Dani Lestari melakukan pengecekan atas jumlah pasta gigi Pepsodent yang masih tersedia dlam waktu sekali seminggu. Dan melaporkan hasil pengecekan pada Pemasok Swalayan Maximart Thamrin Plaza, kemudian data tersebut akan dicocokkan dengan sistem dari Swalayan Maximart. Apabila jumlah pasta gigi Pepsodent diperkirakan tidak cukup untuk persediaan 2 minggu maka Swalayan Maju Bersama sebagai Pusat Swalayan Maximart Thamrin Plaza akan mengeluarkan SPO dan kemudian PT Adam Dani Lestari akan mengimput pasta gigi Pepsodent ke swalayan Maximart Thamrin Plaza Medan.
d. Deal Structure yang meliputi return dan term pembayaran yaitu pasta gigi Pepsodent yang akan di input ke Swalayan Maximart Thamrin Plaza akan di cek sebelum di input. PT Adam Dani Lestari sebagai supplier tidak mengadakan perjanjian return barang yang rusak tetapi melakukan pemotongan harga sebesar 0,3% dari total pembelian ada atau tidak ada pasta gigi Pepsodent yang rusak dan sistem pembayaran dilakukan secara kredit melalui transfer giro dengan tenggang
(62)
pembayaran 2 minggu paling lama setelah pasta gigi Pepsodent Sampai di Swalayan Maximart Thamrin Plaza Medan.
e. Shelf management yang diterapkan oleh PT Adam Dani Lestari yaitu menyewa rak jika rak disediakan oleh Swalayan maximart Thamrin Plaza kurang dikarenakan share of piece > share of market yang artinya ketika pasta gigi Pepsodent banyak diminati oleh konsumen atau ada produk baru yang akan diperkenalkan kepada konsumen. 2. Deskriptif Data Supervisor
a. Swalayan Maximart Thamrin Plaza Medan melakukan pemesanan kebutuhan rumah tangga. Alasan dilakukannya pemesanan pasta gigi Pepsodent yaitu untuk memenuhi kebutuhan konsumen (fast Moving), untuk melangkapi jenis barang, dan karena pasta gigi Pepsodent merupakan pasta gigi yang sudah memliliki nama di benak konsumen. b. Swalayan Maximart Tahrin Plaza menerapkan sistem pemasokan
barang yang tidak putus dan sistem on line serta Swalayan Maximart juga dibantu oleh suplier dengan mengecek jumlah pasta gigi Pepsoden yang tersedia. Sehingga persediaan pasta gigi Pepsodent dapat dikendalikan.
c. Suplier pasta gigi Pepsodent yang merupakan produk dari Unilever yaitu hanya PT Adam Dani Lestari di Medan, untuk itu Swalayan Maximart Thamrin Plaza Medan melakukan pemesanan pasta gigi Pepsodent dari PT Adam Dani Lestari.
(63)
d. Sistem pembayaran yang dilakukan Swalayan Maximart Thamrin Plaza Medan yaitu dengan sistem kredit, tidak ada potonngan harga jika melakukan pembayaran tunai, tetapi jika melakukan pembelian 10 kotak akan mendapat pasta gigi Pepsodent satu kotak jika ada promo dari PT Adam Dani Lestari.
e. Deal Structure yang meliputi return dan term pembayaran yaitu PT Adam Dani Lestari sebagai supplier tidak mengadakan perjanjian return barang yang rusak tetapi melakukan pemotongan harga sebesar 0,3% dari total pembelian ada atau tidak ada pasta gigi Pepsodent yang rusak dan sistem pembayaran dilakukan secara kredit melalui transfer giro dengan tenggang pembayaran 2 minggu paling lama setelah pasta gigi Pepsodent Sampai di Swalayan Maximart Thamrin Plaza Medan. f. Swalayan Maximart Thamrin Plaza Medan memberikan jatah shelfing
(rak) untuk memajang pasta gigi Pepsodent yang akan dijual. Tetapi jika suplier manambah jumlah pasta gigi Pepsodent sebagai salah satu strategi untuk promosi barabg baru dan agar pasta gigi Pepsodent yang terlihat dominan sehingga menarik minat konsumen, maka Swalayan Maximart Thamrin Plaza Medan menyediakan rak untuk disewa yaitu dengan adanya negosiasi antara Swalayan Maximart Thamrin Plaza Medan dan PT Adam Dani Lestari.
g. Harga yang ditetapkan Swalayan Maximart Thamrin Plaza mengikuti harga yang disarankan suplier (RSP) agar tetap bersaing dengan harga Pepsodent di Ritel lain.
(64)
3. Deskriptif Responden
Instrument yang dipakai dalam penelitian ini adalah kuesioner, jumlah pernyataan berupa 9 pernyataan untuk variabel manajemen rantai pasokan (supply chain management) (X) dan 4 pernyataan untuk variable Loyalitas Konsumen (Y), jumlah seluruh pernyataan adalah 13 pernyataan. Kuesioner yang disebarkan kepada responden berisikan pernyataan-pernyataan mengenai Manajemen Rantai Pasokan (Supply Chain Management) (X) dan Loyalitas Konsumen (Y).
Responden penelitian ini adalah konsumen Swalayan Maximart Thamrin Plaza Medan yang pernah melakukan pembelian pasta gigi Pepsoden minimal 3 kali di Swalayan Maximat Thamrin Plaza Medan. Jumlah responden adalah 96 orang konsumen. Berikut dapat dilihat karakteristik yang diperoleh dari kuesioner yang telah disebarkann kepada 96 responden.
a. Karakteristik Responden Kunjungan Bulanan
Karakteristik berdasarkan jumlah kunjungan dapat dilihat pada Tabel 4.4.
Tabel 4.4
Karakteristik Responden Kerdasarkan Jumlah Kunjungan Bulanan Jumlah Kunjungan Frekuensi Persentase
1 kali dalam 2 bulan 14 14,6%
1 kali dalam sebulan 24 25,0%
2 kali dalam sebulan 25 26,0%
>2 kali dalam sebulan 33 34,4% Sumber : Hasil Pengolahan Kuesioner (Desember,2010) diolah
(65)
Tabel 4.4 menunjukkan bahwa dari 96 responden, 34,4% (33 orang responden) merupakan konsumen yang mengunjungi Swalayan Maximart Thamrin Plaza lebih dari 2 kali dalam sebulan. Sebanyak 26,0% (25 orang responden) merupakan konsumen yang berkunjung 2 kali dalam sebulan. Sebanyak 25,0% (24 orang responden) merupakan konsumen yang berkunjung 1 kali dalam sebulan dan sebanyak 14,4% (14 orang responden) merupakan konsumen yang berkunjung 1 kali dalam 2 bulan. Hal ini menunjukkan bahwa dari 96 responden, lebih banyak konsumen yang telah lebih dari 3 kali membeli pasta gigi Pepsodent melakukan kunjungan lebih dari 2 kali dalam sebulan.
b. Krakteristik Reponden Berdasarkan Alasan Pemebelian Pepsodent di Swalayan Maximart Thamrin Plaza Medan
Karakteristik berdasarkan alasan pemebelian Pepsodent di Swalayan Maximart Thamrin Plaza Medan dapat dilihat dalam Tabel 4.5.
Tabel 4.5
Karakteristik Responden Berdasarkan Alasan Melakukan Pembelian
Alasan Frekuensi Persentase
Harga terjangkau 14 14,6
Mutu terjamin 13 13,5
Selalu dalam keadaan tersedia 30 31,2
Semua jenis dari Pepsodent lengkap 21 21,9 Harga terjangkau dan Mutu terjamin 2 2,1 Harga terjangkau dan Selalu dalam
keadaan tersedia
2 2,1
Harga terjangkau dan Semua jenis dari Pepsodent lengkap
4 4,2
Mutu terjamin dan Selalu dalam keadaan tersedia
3 3,1
Mutu terjamin dan Semua jenis dari Pepsodent lengkap
2 2,1
Semua jenis dari Pepsodent lengkap dan Selalu dalam keadaan tersedia
5 5,2
(66)
Tabel 4.5 menunjukkan bahwa dari 96 responden, 31,2% (30 orang responden) menyatakan bahwa konsumen melakukan pemebelian pasta gigi pepsodent di Swalayan Maximart Thamrin Plaza karena ketika konsumen melakukan pembelian Pepsodent, Pepsodent tersebut selalu tersedia di swalayan Maximart thamrin plaza Medan. Jumlah ini menunjukkan jumlah paling tinggi di banding alasan lain yaitu 21,9 (21 orang responden) melakukan pembelian di Swalayan Maximart karena semua jenis pepsodent lengkap (Pepsodent Whiteng, Pepsodent Herbal, Pepsodent Complete Care, Pepsodent Complete 12, Pepsodent Junior orange dan strawberry, Pepsodent sensitive). Sebanyak14,6% (14 orang responden) menyatakan alasan karena harga Pepsodent cukup terjangkau, 13,2% (13 orang responden) meyatakan alasan karena mutu pepsodent selalu terjamin, 5,2% (5 orang Responden) menyatakan alasan karena semua jenis pasta gigi Pepsodent lengkap dan selalu tersedia di swalayan Maximart Thamrin Plaza. Sebanyak 4,2% (4 orang responden) menyatakan alasan karena harga terjangkau dan semua jenis pasta gigi Pepsodent di Swalayan Maximart Thamrin Plaza lengkap, 2,1% (2 orang responden) menyatakan alasan karena harga terjangkau dan mutu terjamin , 2,1% (2 orang responden) menyatakan alasan karena harga terjangkau dan selalu tersedia di Swalayan Maximart Thamrin Plaza, dan 2,1% (2 orang responden) menyatakan alasan karena mutu terjamin dan pasat gigi Pepsodent dan selalu tersedia di Swalayan Maximart Thamrin Plaza
(67)
C. Metode Analisis Statistik 1. Analisis Tabulasi Sederhana
Analisis tabulasi sederhana ini digunakan untuk mengetahui distribusi frekuensi jawaban responden atas tiap-tiap instrument pernyataan kuesioner.
Tabel 4.6
Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Manajemen Rantai Pasokan (X) Pernyataan
SS S KS TS STS Total
F % F % F % F % F % F %
1 13 13,5 67 69,8 14 14,6 2 2,1 0 0 96 100 2 5 5,2 49 51,0 35 36,5 7 7,3 0 0 96 100 3 31 32,3 61 63,6 4 4,2 0 0 0 0 96 100 4 20 20,8 69 71,9 7 7,3 0 0 0 0 96 100 5 30 31,2 64 66,7 2 2,1 0 0 0 0 96 100 6 32 33,3 61 63,4 1 1,0 2 2,1 0 0 96 100 7 16 16,7 67 69,8 11 11,4 2 2,1 0 0 96 100 8 21 21, 64 66,7 10 10,4 1 1,0 0 0 96 100 9 25 26,0 66 68,8 2 2,1 2 2,1 1 1 96 100 Sumber : Hasil Pengolahan Kuesioner (Desember,2010) diolah
Berdasarkan Tabel 4.6 dapat dilihat bahwa :
a. Pada pernyataan 1 (Manajemen Rantai Pasokan / Harga pasta gigi Pepsodent cukup terjangkau dibanding pasta gigi lain di swalayan Maximart Thamrin Plaza), mayoritas responden menjawab setuju (67 orang atau 69,8%) dan jumlah yang menjawab sangat setuju sebanyak 13 orang (13,5%), kurang setuju 14 orang (14,6), tidak setuju 2 orang (2,1%). Data ini menunjukkan bahwa responden setuju dengan harga Pasta gigi Pepsodent lebih murah dibanding harga pasta gigi lain yang ada di Swalayan Maximart Thamrin plaza. Hal ini dikarenakan dengan Penerapan Manajemen Rantai Pasokan (Suppy Chain Management) di Swalayan Maximart Thamrin Palza melalui deal Structure yaitu pemotongan sejumlah
(68)
0,3% dari Pemasok Pepsodent Yaitu PT. Adam Dani Lestari sebagai ganti barang rusak atau tidak rusak.
b. Pada pernyataan 2 (Manajemen Rantai Pasokan / Harga pasta gigi Pepsodent lebih murah di swalayan Maximart Thamrin Plaza dibanding Swalayan lain), mayoritas responden menjawab setuju (49 orang atau 51%) dan jumlah yang menjawab sangat setuju sebanyak 5orang (5,2%), kurang setuju 35 orang (36,5%), tidak setuju 7 orang (7,3%). Data ini menunjukkan bahwa responden setuju dengan harga Pasta gigi Pepsodent lebih murah di Swalayan Maximart Thamrin plaza dari pada di Swalayan lain.
c. Pada pernyataan 3(Manajemen Rantai Pasokan / Pasta gigi Pepsodent menjadikan gigi lebih kuat dan sehat), mayoritas responden menjawab setuju (61 orang atau 63,5%) dan jumlah yang menjawab sangat setuju sebanyak 31vorang (33,3%), kurang setuju 4 orang (4,2%). Data ini menunjukkan bahwa responden setuju mutu dari pasta gigi Pepsodent baik yang terlihat dari konsumen yang menggunakannya memiliki gigi yang lebih sehat dan kuat.
d. Pada pernyataan 4 (Manajemen Rantai Pasokan / Kemasan pasta gigi Pepsodent yang di jual di swalayan Maximart tidak pernah dalam keadaan rusak), mayoritas responden menjawab setuju (69 orang atau 71,9%) dan jumlah yang menjawab sangat setuju sebanyak 20 orang (20,9%), kurang setuju 7 orang (7,3%). Data ini menunjukkan bahwa responden setuju mengenai kemasan pasta gigi Pepsodent tidak pernah dalam keadaan rusak.
(69)
Ketika pasta gigi pepsodent sampai ke gudang Swalayan Maximart Thamrin Plaza Para stokist memeriksa keadaan pasta gigi pepsodent tersebut sehingga pada saat berada di rak (shelfing) kemasan tetap dalam keadaan baik dan konsumen merasa lebih yakin untuk membeli Pepsodent.
e. Pada pernyataan 5 (Manajemen Rantai Pasokan / Pasta gigi Pepsodent selalu tersedia di Swalayan Maximart Thamrin Plaza), mayoritas responden menjawab setuju (64 orang atau 66,78%) dan jumlah yang menjawab sangat setuju sebanyak 30 orang (31,2%), kurang setuju 2 orang (2,1%). Data ini menunjukkan bahwa responden menyetujui Manajemen Rantai Pasokan ( Supply Chain Management) yang diterapkan Pemasok dan Swalayan Maximart mencapai sasarannya yaitu pasta gigi Pepsodent tetap tersedia di Swalayan maximart Thamrin Plaza. Hal ini di dukung oleh sistem on line di Swalayan Maximart ke Pusat Swalayan yaitu Swalayan Maju Bersama, sehingga dengan mudah dapat melihat jumlah barang yang masih tersedia. f. Pada pernyataan 6 (Manajemen Rantai Pasokan / Tanggal Produksi yang
tertera pada pasta gigi Pepsodent membuat konsumen merasa lebih aman) sebanyak 61 orang (63,5%) menyatakan setuju dan jumlah yang menjawab sangat setuju sebanyak 32 orang (33,3%), kurang setuju 1 orang (1%), tidak setuju 2 orang (2,1%). Data ini menunjukkan bahwa mayoritas responden menyatakan setuju mengenai tanggal produksi yang tertera pasa pasta gigi Pepsodent membuat konsumen Swalayan Maximart Thamrin Plaza lebih merasa aman untuk menggunakan Pepsodent sebagai pasta gigi.
(1)
konsumen akhir sesuai aspirasi konsumen akan suatu produk yaitu murah, kualitas,
tepat waktu, dan bervariasi.
1.
MANAJEMEN RANTAI PASOKAN
(
SUPPLY CHAIN MANAGEMENT
) (X)
Pertanyaan
SS
S
KS
TS
STS
1
Harga pasta gigi Pepsodent cukup terjangkau
dibanding pasta gigi lain di swalayan Maximart
Thamrin Plaza
2
Harga pasta gigi Pepsodent lebih murah di swalayan
Maximart Thamrin Plaza dibanding Swalayan lain
3
Pasta gigi Pepsodent menjadikan gigi lebih kuat dan
sehat
4
Kemasan pasta gigi Pepsodent yang di jual di
swalayan Maximart tidak pernah dalam keadaan
rusak
5
Pasta gigi Pepsodent selalu tersedia di Swalayan
Maximart Thamrin Plaza
6
Tanggal Produksi yang tertera pada pasta gigi
Pepsodent membuat konsumen merasa lebih aman
7
Semua jenis pasta gigi Pepsodent selalu tersedia di
swalayan Maximart Thamrin Plaza
8
Jenis pasta gigi Pepsodent yang tersedia dengan
berbagai manfaat, selalu tersedia di Maximart
Thamrin Plaza Medan dalam berbagai ukuran sesuai
(2)
No
Pertanyaan
SS
S
KS
TS
STS
1
Saya lebih memilih swalayan Maximart
Thamrin Plaza dibanding swalayan lain
2
Saya
merekomendasikan Swalayan
Maximart Thamrin Plaza kepada orang
lain
3
Menjadi konsumen swalayan Maximart
adalah pilihan yang tepat
4
Saya akan terus berbelanja di Swalayan
Maximart Thamrin Plaza
(3)
OUTPUT UJI VALIDITAS DAN RELIABILITAS
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 30 100.0 Excludeda 0 .0 Total 30 100.0 a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items .899 13
Item Statistics
Mean Std. Deviation N VAR00001 3.8333 .64772 30 VAR00002 4.0000 .58722 30 VAR00003 4.0000 .69481 30 VAR00004 3.7333 .94443 30 VAR00005 4.0333 .61495 30 VAR00006 4.2000 .76112 30
(4)
VAR00012 3.8000 .61026 30 VAR00013 3.7000 .70221 30
Item-Total Statistics
Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if Item Deleted
Corrected Item-Total Correlation
Cronbach's Alpha if Item
Deleted VAR00001 45.4667 32.602 .768 .885 VAR00002 45.3000 34.010 .634 .891 VAR00003 45.3000 33.459 .592 .892 VAR00004 45.5667 33.633 .381 .906 VAR00005 45.2667 34.478 .532 .895 VAR00006 45.1000 34.024 .461 .898 VAR00007 45.7667 33.909 .600 .892 VAR00008 45.7000 30.493 .650 .891 VAR00009 45.4333 33.495 .738 .887 VAR00010 45.6667 32.506 .693 .887 VAR00011 45.9333 34.202 .573 .893 VAR00012 45.5000 33.017 .757 .886 VAR00013 45.6000 32.455 .719 .886
Scale Statistics
Mean Variance Std. Deviation N of Items 49.3000 38.700 6.22093 13
(5)
OUTPUT ANALISI REGRESI LINEAR SEDERHANA
Variables Entered/Removedb
Model
Variables Entered
Variables
Removed Method 1 ManajemenRant
aiPasokana . Enter a. All requested variables entered.
b. Dependent Variable: LoyalitasKonsumen
Model Summary
Model R R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
1 .324a .105 .095 2.02659
a. Predictors: (Constant), ManajemenRantaiPasokan
ANOVAb
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig. 1 Regression 45.268 1 45.268 11.022 .001a
Residual 386.065 94 4.107
Total 431.333 95
a. Predictors: (Constant), ManajemenRantaiPasokan b. Dependent Variable: LoyalitasKonsumen
(6)
1 (Constant) 6.385 2.578 2.477 .015 ManajemenRantai
Pasokan .232 .070 .324 3.320 .001
a. Dependent Variable: LoyalitasKonsumen