Supply Chain Dengan Pendekatan Neuro-Dynamic

(1)

SKRIPSI

IDAYATHA SILITONGA

060803014

DEPARTEMEN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2010


(2)

SUPPLY CHAIN DENGAN PENDEKATAN NEURO-DYNAMIC

SKRIPSI

Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat mencapai gelar Sarjana Sains

IDAYATHA SILITONGA 060803014

DEPARTEMEN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2010


(3)

PERSETUJUAN

Judul : SUPPLY CHAIN DENGAN PENDEKATAN

NEURO-DYNAMIC

Kategori : SKRIPSI

Nama : IDAYATHA SILITONGA

Nomor Induk Mahasiswa : 060803014

Program Studi : SARJANA (S1) MATEMATIKA

Departemen : MATEMATIKA

Fakultas : MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN

ALAM (FMIPA) UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Diluluskan di

Medan, 24 September 2010

Komisi Pembimbing :

Pembimbing 2 Pembimbing 1

Drs. Henry Rani Sitepu, M.Si Prof. Dr. Herman Mawengkang NIP.19530303 198303 1 002 NIP. 19461128 197403 1 001

Diketahui/ Disetujui oleh

Departemen Matematika FMIPA USU Ketua,

Dr. Saib Suwilo, M.Sc NIP. 19640109 198803 1 004


(4)

PERNYATAAN

SUPPLY CHAIN DENGAN PENDEKATAN NEURO-DYNAMIC

SKRIPSI

Saya mengakui bahwa skripsi ini adalah hasil kerja saya sendiri, kecuali beberapa kutipan dan ringkasan yang masing-masing disebutkan sumbernya.

Medan,

IDAYATHA SILITONGA 060803014


(5)

PENGHARGAAN

Rasa syukur dan terimakasih penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan karuniaNya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini mendapat dukungan dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, saya mengucapkan terima kasih kepada Bapak Prof. Dr. Herman Mawengkang, selaku Dosen Pembimbing I dan Bapak Drs. Henry Rani Sitepu, M.Si, selaku Dosen Pembimbing II yang telah mendidik dan memberikan arahan dalam penyusunan skrispsi ini. Bapak Drs. H. Haludin Panjaitan, dan Bapak Drs. Ramli Barus M.Si selaku dosen pembanding yang senantiasa memberikan saran dan dorongan dalam penyusunan skripsi ini. Bapak Dr. Saib Suwilo M.Sc selaku ketua Departemen Matematika FMIFA USU. Terima kasih juga kepada Bapak dan Ibu Dosen di Departemen Matematika FMIPA USU, dan Staf administrasi Departemen Matematika FMIPA USU. Kepada orang tua tercinta T. silitonga dan R. Tampu bolon yang senantiasa mendukung penulis dalam doa dan selalu memberikan dorongan baik secara moril dan material hingga terselesainya skripsi ini. Semua pihak keluarga yang mendukung (K. Yanty) serta adik-adik saya (Hobby, Andy, Triarto dan Tamrin) terima kasih atas doa dan bantuannya. Patar R. Ht soit terima kasih atas doa, perhatian dan dukungannya kepada penulis. Serta kepada teman-teman math ’06 dan sahabatku Hernawati Silitonga, terimakasih atas doa dan dorongannya.

Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih dengan harapan semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak yang membaca.


(6)

ABSTRAK

Persaingan bisnis yang semakin ketat menuntut perusahaan untuk menyusun kembali strategi dan taktik bisnisnya sehari-hari. Adanya persaingan ini, membuat perusahaan harus dapat menghasilkan produk atau jasa yang berkualitas baik, cepat, dan dengan biaya yang murah dibandingkan dengan pesaing bisnisnya. Masalah yang sering dihadapi perusahaan retail adalah sistem pengendalian persediaan yang kurang tepat, terutama ditinjau dari segi biaya dan kepuasan pelanggan. Hal ini disebabkan karena kurangnya informasi atau jaringan antar suatu perusahaan dan kuantitas pemesanan yang ditetapkan perusahaan tidak beraturan sehingga mengakibatkan persediaan tidak optimal. Untuk menyelesaikan masalah tersebut, dalam penelitian ini digunakan metode neuro-dynamic. Dari hasil pembahasan diperoleh bahwa pemesanan barang berdasarkan metode neuro-dynamic cukup membantu dalam pengoperasian sistem bisnis di perusahaan retail dan dapat mengoptimalkan jumlah stok barang di gudang maupun di toko, sehingga tidak terjadi overdemand dan oversupply.


(7)

SUPPLY CHAIN WITH NEURO-DYNAMIC APPROXIMATION

ABSTRACT

Business competition become tighter, which quire firms to reformulate their strategy and tactics of everyday business. The existence of this competition, making the company should be able to provide products or services of good quality, fast and inexpensive compared with competitors' business. Problems often faced by the retail company's inventory control system is less precise, especially in terms of cost and customer satisfaction. This is due to the lack of information or a network between a company and order quantity determined by the company that resulted in irregular supply is not optimal. To resolve this problem, in this study used a neuro-dynamic methods. The discussion results obtained that the ordering of goods based on neuro-dynamic method was quite helpful in the operation of the company's retail business systems and optimize the amount of inventory in warehouses and in stores, so it does not happen overdemand and oversupply.


(8)

DAFTAR ISI

Halaman

Persetujuan ii

Pernyataan iii

Penghargaan iv

Abstrak v

Abstract vi

Daftar Isi vii

Daftar Tabel viii

Daftar Gambar ix

Bab 1 Pendahuluan 2

1.1. Latar Belakang 1

1.2. Perumusan Masalah 4

1.3. Tinjauan Pustaka 4

1.4. Tujuan Penelitian 6

1.5. Kontribusi Penelitian 6

1.6. Metode Penelitian 6

Bab 2 Landasan Teori

2.1. Pengertian pengendalian Persediaan 7

2.2. Komponen Biaya persediaan (Inventory Cost) 8

2.3. Supply chain 10

2.3.1. Pengertian Supply Chain 10

2.3.2. Latar Belakang Munculnya Konsep Supply Chain 12

2.3.3. Fungsi Supply Chain 14

2.3.4. Konsep Supply Chain 15

2.3.5. Tujuan dan Kegunaan Supply Chain 17

2.3.6. Model Supply Chain 17

2.4. Program Dinamik 19

2.5. Neuro-Dynamic 21

2.5.1. PengertianNeuro-Dynamic 21

2.5.2. Online Temporal Difference Mothod 22

Bab 3 Pembahasan

3.1. Notasi Algoritma Neuro-Dynamic 24

3.2. Algoritma Neuro-Dynamic 25

3.3. Pembahasan 27

Bab 4 Kesimpulan dan Saran

4.1. Kesimpulan 40

4.2. Saran 40


(9)

DAFTAR TABEL

Halaman


(10)

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 2.1 Struktur Supply Chain yang Disederhanakan 11


(11)

ABSTRAK

Persaingan bisnis yang semakin ketat menuntut perusahaan untuk menyusun kembali strategi dan taktik bisnisnya sehari-hari. Adanya persaingan ini, membuat perusahaan harus dapat menghasilkan produk atau jasa yang berkualitas baik, cepat, dan dengan biaya yang murah dibandingkan dengan pesaing bisnisnya. Masalah yang sering dihadapi perusahaan retail adalah sistem pengendalian persediaan yang kurang tepat, terutama ditinjau dari segi biaya dan kepuasan pelanggan. Hal ini disebabkan karena kurangnya informasi atau jaringan antar suatu perusahaan dan kuantitas pemesanan yang ditetapkan perusahaan tidak beraturan sehingga mengakibatkan persediaan tidak optimal. Untuk menyelesaikan masalah tersebut, dalam penelitian ini digunakan metode neuro-dynamic. Dari hasil pembahasan diperoleh bahwa pemesanan barang berdasarkan metode neuro-dynamic cukup membantu dalam pengoperasian sistem bisnis di perusahaan retail dan dapat mengoptimalkan jumlah stok barang di gudang maupun di toko, sehingga tidak terjadi overdemand dan oversupply.


(12)

SUPPLY CHAIN WITH NEURO-DYNAMIC APPROXIMATION

ABSTRACT

Business competition become tighter, which quire firms to reformulate their strategy and tactics of everyday business. The existence of this competition, making the company should be able to provide products or services of good quality, fast and inexpensive compared with competitors' business. Problems often faced by the retail company's inventory control system is less precise, especially in terms of cost and customer satisfaction. This is due to the lack of information or a network between a company and order quantity determined by the company that resulted in irregular supply is not optimal. To resolve this problem, in this study used a neuro-dynamic methods. The discussion results obtained that the ordering of goods based on neuro-dynamic method was quite helpful in the operation of the company's retail business systems and optimize the amount of inventory in warehouses and in stores, so it does not happen overdemand and oversupply.


(13)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Setiap perusahaan, baik itu perusahaan jasa ataupun perusahaan manufaktur, selalu memerlukan persediaan. Tanpa adanya persediaan, pengusaha akan dihadapkan pada resiko bahwa perusahaannya pada suatu waktu tidak dapat memenuhi permintaan pelanggannya. Setiap perusahaan yang ingin menang atau bertahan dalam persaingan harus memiliki strategi yang tepat. Strategi akan mengarahkan jalannya organisasi ke tujuan jangka panjang yang ingin dicapai. Strategi diperlukan oleh unit operasi dalam sebuah perusahaan maupun supply chain karena tidak selamanya barang atau jasa tersebut tersedia pada setiap saat. Karena tidak tersedianya barang atau jasa tersebut, maka perusahaan akan kehilangan kesempatan untuk memperoleh keuntungan yang seharusnya ia dapatkan.

Persediaan di sepanjang supply chain memiliki implikasi yang besar terhadap kinerja finansial suatu perusahaan. Supply chain adalah jaringan perusahaan yang bekerja sama untuk menciptakan dan mengantarkan suatu produk ke tangan pemakai akhir. Perusahaan- perusahaan tersebut biasanya termasuk supplier, pabrik, distributor, retail, serta perusahaan-perusahaan pendukung seperti perusahaan logistik. Jumlah uang yang tertanam dalam bentuk persediaan biasanya sangat besar sehingga persediaan adalah salah satu aset terpenting yang dimiliki supply chain. Banyak perusahaan yang memiliki nilai persediaannya melebihi 25% dari nilai keseluruhan aset yang dimiliki. Ini berarti bahwa biaya modal yang tertanam dalam bentuk persediaan di suatu perusahaan/ supply chain


(14)

Pada suatu supply chain biasanya ada 3 macam aliran yang harus dikelola. Pertama aliran barang yang mengalir dari hulu (upstream) ke hilir (downstream). Yang kedua aliran uang dan sejenisnya yang mengalir dari hilir ke hulu. Dan yang ketiga adalah aliran informasi yang bisa terjadi dari hulu ke hilir ataupun sebaliliknya. Jadi persediaan sangat penting untuk perusahaan, baik yang menghasilkan suatu barang maupun jasa. Persediaan dibutuhkan karena pada dasarnya pola permintaan tidak beraturan, adanya keterlambatan pengiriman bahan baku dan terjadinya kerusakan pada mesin- mesin produksi. Hal ini juga terlihat pada perusahaan retail seperti perusahaan Carrefour,

Matahari Department Store, Hypermart dll. Jadi persediaan dimaksutkan untuk menjamin adanya kepastian bahwa saat dibutuhkan barang- barang tersebut tersedia.

Masalah yang sering dihadapi perusahaan retail adalah sistem pengendalian persediaan yang tidak tetap, terutama ditinjau dari segi biaya dan kepuasan pelanggan. Hal ini disebabkan karena kuantitas pemesanan yang ditetapkan perusahaan terlalu besar maupun terlalu kecil, sehingga mengakibatkan barang yang disimpan tidak optimal. Sering juga terjadi suatu perusahaan mempunyai jumlah barang yang diproduksi terlalu sedikit dibanding dengan permintaan konsumen. Keadaan ini dapat menyebabkan hilangnya kepercayaan konsumen terhadap perusahaan dan mungkin saja konsumen akan beralih ke produksi sejenis dari perusahaan lain, sehingga dapat berakibat hilangnya kesempatan perusahaan untuk memperoleh keuntungan. Keadaan ini juga dapat menyebabkan perusahaan mengeluarkan biaya yang cukup besar untuk memenuhi jumlah permintaan pelanggan. Sebaliknya, jika persediaan terlalu besar dan tidak sebanding dengan jumlah permintaan, maka perusahaan akan mengalami kerugian akibat pertambahan biaya penyimpanan produksi yang tidak tersalur, biaya penyusutan, bunga yang tertanam dalam persediaan, asuransi, pajak, penurunan harga, dan kerusakan.

Beberapa hal dianalisis agar suatu perusahaan distribusi dapat melakukan pengadaan barang dengan efektif dan efisien adalah:

a. Menentukan inventory yang ada di gudang maupun di toko. b. Model permintaan.

c. Jangka waktu pengiriman dan metode-metode yang dapat dilakukan untuk melakukan pemesanan kembali yang efisien.


(15)

Untuk mempermudah operasional perusahaan dalam mencapai keuntungan sebesar-besarnya dengan ongkos seminimal mungkin, maka saat ini banyak perusahaan telah dan akan memanfaatkan teknologi informasi sebagai alat bantu dalam proses bisnisnya, salah satunya adalah metode neuro-dynamic. Dalam menghadapi masalah tersebut telah dikembangkan metode-metode pada supply chain untuk dapat mengatasinya dengan tujuan menentukan tingkat persediaan yang optimal. Metode neuro-dynamic

adalah pengembangan dari dynamic programming. Metode ini menggunakan dasar-dasar intelegensi semu (Artificial Intelligence) yang mencakup simulasi dan berbasis algoritma serta teknik pendekatan seperti neural networks. Neuro-dynamic programming

merupakan teknik pendekatan baru dalam bidang pengendalian persediaan (inventory control). Metode ini berfokus pada solusi pendekatan yang akan dihasilkan oleh dynamic programming, sehingga informasi-informasi yang tidak dipakai di dalam dynamic programmimg dapat dipakai oleh neuro-dynamic programming.

Dalam algoritma neuro-dynamic untuk tujuan manajemen inventory retail, sebenarnya ada dua macam algoritma yang digunakan yaitu algoritma approximate policy iteration dan online temporal difference method. Namun demikian dalam penelitian ini metode yang dipakai adalah online temporal difference method. Karena setiap iterasi, metode ini secara efektif menghitung parameter vektornya, menggunakan multilayer

untuk menggantikan arsitektur linear dan tingkat eksploratif tinggi. Sehubungan dengan hal di atas maka penulis membahas tingkat persediaan yang optimal untuk memperoleh biaya pergudangan dan biaya transportasi yang minimum. Serta merupakan penerapan teori neural pada masalah supply chain yang dapat menghitung dua atau lebih biaya secara serempak dan juga dapat menentukan stok barang yang optimal agar tidak pernah kehabisan barang (overdemand) ataupun kelebihan barang (oversupply).


(16)

1.2 Perumusan Masalah

Masalah yang akan dibahas adalah menentukan tingkat persediaan (stok) yang optimal di gudang maupun di toko serta meminimalkan biaya pendistribusian. Dalam hal ini dibatasi untuk perusahaan yang menyalurkan barang-barang yang memiliki jangka waktu kerusakannya panjang. Salah satunya perusahaan elektronika.

1.3 Tinjauan Pustaka

Herjanto (2004, hal: 219), menyatakan bahwa sistem pengendalian persediaan dapat didefinisikan sebagai serangkaian kebijakan pengendalian untuk menentukan tingkat persediaan yang harus dijaga, kapan pesanan untuk menambah persediaan harus dilakukan dan berapa besar pesanan harus diadakan. Hal ini untuk menjamin tersedianya persediaan yang tepat dalam kuantitas dan waktu yang tepat.

Assauri (1998, hal: 177), menyatakan bahwa tujuan pengendalian persediaan dapat diartikan sebagai usaha untuk:

a. Menjaga agar perusahaan jangan sampai kehabisan persediaan.

b. Menjaga agar penentuan persediaan oleh perusahaan tidak terlalu besar sehingga biaya yang timbul tidak terlalu besar.

Pujawan (2005, hal: 101), menyatakan bahwa persediaaan bisa muncul karena memang direncanakan atau merupakan akibat dari ketidaktahuan terhadap suatu informasi. Jadi ada perusahaan yang memiliki persediaan karena sengaja membuat produk lebih awal atau lebih banyak dari waktu dan jumlah yang akan dikirim atau dijual pada suatu waktu tertentu, ada juga karena merupakan akibat dari permintaan yang terlalu sedikit dibandingkan dengan perkiraan awal.

Indrajit et al (2002, hal: 5), menyatakan bahwa supply chain adalah suatu sistem tempat organisasi menyalurkan barang produksi dan jasanya kepada para pelanggannya. Rantai ini juga merupakan jaringan dari berbagai organisasi yang saling berhubungan dan


(17)

mempunyai tujuan yang sama, yaitu sebaik mungkin menyelenggarakan pengadaan atau penyaluran barang tersebut.

Http://repository.usu.ac.id menyebutkan bahwa supply chain adalah serangkaian pendekatan yang diterapkan untuk mengintegrasikan supplier, pengusaha gudang (warehouse) dan tempat penyimpanan secara efisien sehingga produk dihasilkan dan didistribusikan dengan kuantitas yang tepat, lokasi yang tepat dan waktu yang tepat untuk memeperkecil biaya dan memuaskan kebutuhan para pelanggan.

Dewasa ini, persaingan bisnis tidak lagi terjadi antar perusahaan tetapi melibatkan beberapa jaringan supply chain. Supply chain (rantai pengadaan) merupakan jaringan antar perusahaan yang secara bersama-sama bekerja untuk menciptakan dan menghantarkan suatu produk ke tangan pemakai akhir. Mengelola aliran material/ produk yang tepat adalah salah satu tujuan dari supply chain.

1.4 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui solusi yang optimal dengan metode

neuro-dynamic dalam pengendaliaan persediaan (stok) barang di gudang maupun di toko.

1.5 Kontribusi Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah:

a. Mengetahui total biaya minimum dan tingkat persediaan yang optimal dalam gudang maupun toko dengan pendekatan neuro-dynamic.

b. Untuk menambah pengetahuan penulis dan merupakan penerapan ilmu pengetahuan dalam bidang supply chain.


(18)

1.6 Metode Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian literatur yang disusun bedasarkan rujukan pustaka dengan langkah-langkah sebagai berikut:

a. Menjelaskan supply chain dengan pendekatan neuro-dynamic.

b. Menjelaskan program dinamik.

c. Menjelaskan proses neuro-dynamic programming dengan online temporal difference method.

d. Menjelaskan algoritma neuro-dynamic.

e. Menyelesaikan contoh kasus dengan algoritma neuro-dynamic.


(19)

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Pengendalian Persediaan

Persediaan didefinisikan sebagai barang jadi yang disimpan atau digunakan untuk dijual pada periode mendatang, yang dapat berbentuk bahan baku serta disimpan untuk diproses, barang dalam proses manufaktur dan barang jadi yang disimpan untuk dijual maupun diproses.

Persediaan diterjemahkan dari kata “inventory” yang merupakan jenis barang yang disimpan di gudang yang mempunyai sifat pergerakan yang agak berbeda satu sama lain (Indrajit et al, 2002, hal: 11).

Persediaan adalah sebagai suatu aktiva yang meliputi barang-barang milik perusahaan dengan maksud untuk dijual dalam suatu periode usaha yang normal, atau persediaan barang-barang yang masih dalam pengerjaan/ proses produksi, ataupun persediaaan barang baku yang menunggu penggunaannya dalam suatu proses produksi (Assauri, 1993, hal: 219).

Pengendalian persediaan adalah penentuan suatu kebijakan pemesanan dalam antrian, kapan bahan itu dipesan dan berapa banyak bahan yang dipesan secara optimal untuk dapat memenuhi permintaan para pelanggan, atau dengan kata lain pengendalian persediaan adalah suatu usaha atau kegiatan untuk menentukan tingkat optimal dengan biaya persediaan yang minimum sehingga perusahaan dapat berjalan lancar.


(20)

2.2 Komponen Biaya Persediaan (Inventory Cost)

Salah satu tujuan persediaan adalah mendapatkan biaya yang minimum. Adapun unsur-unsur biaya yang terdapat dalam persediaan dapat digolongkan menjadi 4 golongan yaitu. 1. Biaya Pengadaan (Procurenment Cost)

Biaya pengadaan dibedakan atas dua jenis, yaitu:

A. Biaya Pemesanan (Ordering Cost)

Biaya pemesanan adalah biaya yang diperlukan untuk memesan atau memebeli suatu barang. Beberapa hal yang menyebabkan terjadinya biaya pemesanan antara lain:

a. Pemprosesan pesanan dan ekspedisi b. Biaya telepon

c. Biaya surat-menyurat

d. Biaya pengepakan dan penimbangan e. Upah

f. Biaya pengiriman ke gudang g. Biaya pemeriksaan dan sebagainya.

Pada umumnya, biaya pemesanan tidak naik apabila kuantitas pesanan bertambah besar. Tetapi apabila semakin banyak komponen yang dipesan setiap kali pesanan, maka pesanan per periode dan pemesanan total turun. Ini berarti biaya pemesanan total per periode adalah sama dengan jumlah pesanan yang dilakukan setiap periode dikalikan biaya yang harus dikeluarkan setiap kali pesan.

B. Biaya pembuatan (Setup Cost)

Biaya pembuatan adalah semua pengeluaran yang timbul dalam mempersiapkan produksi suatu barang. Beberapa hal yang menyebabkan terjadinya biaya pembuatan antara lain:

a. Biaya penyusunan peralatan produksi b. Biaya perbaikan mesin


(21)

2. Biaya pembelian (purcbase cost)

Biaya pembelian adalah biaya yang dikeluarkan pada saat pembelian suatu barang. Besarnya biaya pembelian tergantung pada kuantitas barang yang dibeli dan harga suatu barang.

3. Biaya Penyimpanan (holding cost/ caryng cost)

Biaya penyimpanan merupakan biaya yang diperlukan akibat adanya penyimpana barang. Biaya penyimpanan semakin besar apabila kuantitas barang yang disimpan semakin banyak. Dan sebaliknya, biaya penyimpanan kecil apabila kuantitas barang yang disimpang sedikit. Beberapa hal yang menyebabkan terjadinya biaya penyimpanan antara lain:

a. Biaya fasilitas penyimpanan (termasuk penerangan, pemanas dan pendingin).

b. Biaya modal (opportunity cost of capital, yaitu alternatif pendapatan atas dana yang diinvestasikan dalam persediaan).

c. Biaya asuransi persediaan. d. Biaya keusangan.

e. Biaya penanganan persediaan.

f. Biaya menghitunh fisik dan konsiliasi laporan dan sebagainya.

Biaya tersebut merupakan variabel apabila bervariasi dengan tingkat persediaan. Tetapi apabila biaya fasilitas penyimpanan tidak bervariabel, tetapi tetap maka tidak termasuk dalam biaya penyimpanan per unit.

4. Biaya Kekurangan Bahan (shortage cost)

Biaya kehabisan atau kekurangan bahan adalah biaya yang diperlukan akibat persediaan yang tidak mencukupi karena adanya permintaan barang. Beberapa hal yang menyebabkan terjadinya biaya kekurangan bahan baku antara lain:

a. Biaya pemesanan khusus. b. Selisih harga.

c. Biaya kehilangan penjualan. d. Biaya kehilangan langganan.


(22)

2.3 Supply Chain

2.3.1 Pengertian Supply Chain

Supply chain adalah jaringan perusahaan yang bekerja sama untuk menciptakan dan mengantarkan suatu produk ke tangan pemakai akhir. Perusahaan- perusahaan tersebut biasanya termassuk supplier, pabrik, distributor, ritel, serta perusahaan-perusahaan pendukung seperti perusahaan logistik. Supply Chain (rantai pengadaan) juga merupakan suatu sistem tempat organisasi untuk menyalurkan barang produksi dan jasanya kepada para pelanggangya. Rantai ini juga merupakan jaringan dari berbagai organisasi yang saling berhubungan yang mempunyai tujuan yang sama, yaitu menyelenggarakan pengadaan atau penyaluran barang sebaik mungkin.

Pada suatu supply chain biasanya ada 3 macam aliran yang harus dikelola. Pertama aliran barang yang mengalir dari hulu (upstream) ke hilir (downstream). Contohnya adalah bahan baku yang dikirim dari supplier ke pabrik. Setelah produk selesai diproduksi, kemudian dikirim ke distributor, lalu ke retailer, selanjutnya kepemakai akhir. Kedua adalah aliran barang yang mengalir dari hulu (upstream) ke hilir (downstream). Ketiga adalah aliran informasi yang bisa terjadi dari hulu ke hilir ataupun sebaliknya. Informasi tentang persediaan produk masih ada di masing-masing supermarket sering dibutuhkan oleh distributor maupun pabrik. Informasi tentang ketersediaan kapasitas produksi yang dimiliki oleh supplier juga sering dibutuhkan oleh pabrik. Demikian juga informasi tentang status pengiriman bahan baku sering dibutuhkan oleh perusahaan yang mengirim maupun yang akan menerima.

Pada gambar 2.1 memberikan ilustrasi sebuah supply chain yang sederhana. Sebuah supply chain akan memiliki komponen-komponen yang biasanya disebut channel. Misalnya ada supplier, manufaktur, distribution centre, wholesaler dan retailer. Semua


(23)

Gambar 2.1 Struktur Supply Chain yang Disederhanakan

Dalam 3 aliran tersebut, ada lima aspek yang perlu dipersiapkan oleh perusahaan, terutama ditinjau dari segi pengembangan modul-modul pada arsitektur sistem dan teknologi informasi korparat, yaitu :

1. Consumer Manangement

Modul ini memiliki tugas utama mengelola hubungan antara perusahaan dengan konsumen (pelanggan) dan calon konsumen.

2. Catalogue Manangement

Jika fokus Consumer Manangement terletak pada konsumen, maka modul Catalogue Manangement memusatkan diri pada produk atau jasa yang ditawarkan oleh perusahaan.

3. Order Manangement. 4. Delivery Manangement. 5. Inventory Manangement.

Supply chain management pertama kali dikemukakan oleh Oliver dan Weber pada tahun 1982 (cf. Oliver dan Weber, 1982; Lambert et al. 1998). Kalau supply chain

adalah jaringan fisiknya, yakni perusahaan-perusahaan yang terlibat dalam memasok bahan baku, memproduksi barang, maupun mengirimkannya ke pada para konsumen.

Supply chain mamangement adalah metode, alat, atau pendekatan pengelolaannya. Namun Supplier Manufaktur Distribution

Centre Wholesaler Retailer

End Custumer

Aliran Produk Aliran Biaya

Aliran Imformasi Hilir / downstream


(24)

perusahaan pada supply chain sangat diperlukan. Karena perusahaan-perusahaan yang berada pada suatu supply chain pada intinya ingin memuaskan konsumen akhir yang sama serta adanya kerjasama untuk membuat produk yang murah, mengirim dengan tepat waktu, dan dengan kualitas yang bagus.

Semangat kolaborasi dan koordinasi juga didasari oleh kesadaran bahwa kuatnya sebuah supply chain tergantung pada kekuatan seluruh elemen yang ada di dalamnya. Jadi, dalam supply chain pabrik perlu memberikan bantuan teknis dan material terhadap

supplier-suppliernya karena pada akhirnya akan menciptakan kemampuan bersaing keseluruhan supply chain.

2.3.2 Latar Belakang Munculnya Konsep Supply Chain

Munculnya supply chain dilatarbelakangi oleh praktek tradisional serta perubahan lingkungan bisnis.

1. Praktek Tradisional

Dalam praktek tradisional produk atau jasa yang digunakan adalah hasil dari serangkaian proses panjang yang melewati beberapa tahapan fisik maupun nonfisik. Sebuah produk akan sampai ketangan konsumen akhir setelah melalui beberapa proses dari pencarian bahan baku, proses produksi, dan proses distribusi atau transportasi. Dalam proses ini melibatkan berbagai pihak yang berhubungan anatara satu dengan yang lainnya. Penyedia bahan baku (pemasok) menyuplai kebutuhan produksi para perusahaan manufaktur yang akan mengelola bahan baku tersebut menjadi produk jadi. Produk jadi disampaikan ke pemakai akhir lewat pusat-pusat distribusi, retailer, pedagan kecil dan sebagainya. Rangkaian pihak-pihak yang menangani aliran produk inilah yang dinamakan dengan istilah supply chain.

Pada kenyataanya, struktur sebuah supply chain mungkin jauh lebih kompleks. Sebuah pemasok mungkin sekaligus merupakan industri manufaktur. Dengan kata lain, sebuah supply chain bisa saja melibatkan sejumlah industri manufaktur dalam satu rantai hulu ke hilir. Demikian juga supply chain tidak sekaligus merupakan rantai lurus. Industri


(25)

manufaktur bisa memiliki ratusan bahan ribuan pemasok. Produk-produk yang dihasilkan oleh sebuah industri mungkin didistribusikan oleh beberapa pusat distribusi yang melayani ratusan bahan ribuan wholesaler dan retailer, serta pedangan kecil.

Setiap channel dalam supply chain akan memiliki aktivitas-aktivitas yang saling mendukung. Secara keseluruhan aktivitas-aktivitas tersebut meliputi perancangan produk, peramalan kebutuhan, pengadaan material, produksi, pengendalian persediaan, distribusi, penyimpanan, dukungan pelayanan kepada pelanggan dan proses pembayaran. Pada tingkat yang lebih strategis ada aktivitas-aktivitas seperti pemilihan pemasok, penentuan lokasi pabrik, gudang dan pusat distribusi. Secara tradisional, semua aktivitas-aktivitas tersebut dilakukan tanpa atau dengan sedikit kordinasi. Istilah crossfunctional team

misalnya, tidak banyak diaplikasikan dalam manajemen supply chain tradisional. Tiap bagian berusaha membuat ukuran-ukuran tersediri dalam menentukan kesuksesan pekerjaannya. Demikian juga hubungan antara channel dan supply chain.

Hubungan antara pemasok dengan perusahaan yang disuplainya juga hanya terbatas pada transaksi jual beli. Pola-pola negosiasi benar-banar mementingkan pihak-pihak secara individual, dan bukan mengacu pada kinerja keseluruhan pihak-pihak yang menjadi pembentuk sebuah supply chain secara holistik. Pemasok berkeinginan untuk memindahkan atau menjual produknya secepat dan sebanyak mungkin dengan harga yang tinggi, sementara perusahaan yang disuplainya menginginkan harga yang murah dan pengiriman yang cepat. Pola hubungan seperti ini dinamakan adversial.

2. Perubahan Lingkungan Bisnis

Lingkungan bisnis senantiasa akan berubah dan perubahan tersebut semakin lama semakin cepat. Faktor-faktor yang menyebabkan perubahan ini berkembang secara cepat sebagai berikut:

a. Konsumen yang semakin kritis, membutuhkan produk atau jasa yang semakin berkualitas dengan harga yang murah dan bisa diperoleh dengan mudah dan cepat. b. Infrastruktur telekomunikasi, informasi, tranportasi perbankan yang semakin


(26)

Commerce (E-Commerce). Praktek E-Commerce dapat dilakukan karena informasi-informasi tersedia dan mudah diakses lewat internet, pembayaran secara aman dan cepat dengan mengunakan jasa pihak ketiga.

c. Kesadaran akan pentingnya aspek sosial dan lingkungan. Kalangan bisnis semakin ditekan untuk memperhatikan aspek-aspek sosial dan lingkungan, baik atas intruksi pemerintah maupun atas kasadaran kalangan bisnis itu sendiri bahwa bisnisnya tergantung pada konsumen yang semakin tahu akan pentingnya aspek lingkungan dalam hidup mereka. Industri manufaktur dewasa ini telah banyak yang mamasukkan konsep-konsep keramahan pada lingkungan mulai dari proses perancangan produknya, proses produksi, sampai pada proses pendistribusiannya.

2.3.3 Fungsi supply chain

Fungsi supply chain dibedakan menjadi dua bagian yaitu:

1. Supply chain secara fisik, yakni mengkonversi bahan baku menjadi produk jadi dan menghantarkannya ke pemakai akhir. Fungsi pertama ini berkaitan dengan ongkos-ongkos fisik, yaitu ongkos-ongkos material, ongkos-ongkos penyimpanan, ongkos-ongkos produksi, dan ongkos tranportasi

2. Supply chain sebagai madiasi pasar, yakni memastikan bahwa apa yang disuplai oleh

supply chain mencerminkan aspirasi pelanggan atau pemakai akhir tersebut. Fungsi ini berkaitan dengan biaya-biaya survei pasar, perancangan produk, serta biaya-biaya akibat tidak terpenuhinya aspirasi konsumen oleh produk yang disediakan oleh sebuah rantai supply chain. Ongkos ini biasanya berupa markdown, yakni penurunan harga produk yang tidak laku dijual dengan harga normal, atau ongkos kekurangan

supply yang dinamakan dengan stockout cost.

2.3.4 Konsep Supply Chain

Konsep supply chain merupakan konsep baru dalam melihat persoalan logistik. Konsep lama melihat logistik lebih sebagai persoalan intern masing-masing perusahaan dan pemecahannya dititikberatkan pada pemecahan secara intern di perusahaan masing-masing. Sedangkan dalam konsep baru masalah logistik dilihat sebagai masalah yang


(27)

lebih luas yang terbentang sangat panjang sejak dari bahan dasar sampai barang jadi yang dipakai konsumen akhir, yang merupakan mata rantai penyediaan barang.

Indrajid et al (2002, hal: 6) dalam hubungan ini ada beberapa elemen-elemen (pelaku utama) yang merupakan perusahaan-perusahaan yang mempunyai kepentingan yang sama yaitu:

1. Suppliers 2. Manufacturer 3. Distribution 4. Retail Outlets 5. Custumers

Chain 1 : Suppliers

Jaringan ini merupakan sumber yang menyediakan bahan pertama, dimana mata rantai penyaluran barang akan mulai. Bahan pertama ini bisa dalam bentuk bahan baku, bahan mentah, bahan penolong, bahan dagangan, sub assemblies, suku cadang, dan sebagainya. Sumber ini dinamakan suppliers. Dalam arti yang murni, ini termasuk juga suppliers atau

sub-suppliers.

Chain 1-2 Suppliers Manufacturer

Jaringan pertama dihubungkan dengan rantai kedua, yaitu manufacturer atau plants atau assembler atau fabricator atau bentuk lain yang melakukan pekerjaan membuat, mempabrikasi, merakit, mengkonversikan, ataupun menyelesaikan barang (finishing). Hubungan dengan mata rantai pertama ini sudah mempunyai potensi untuk melakukan penghematan. Misalnya, inventories bahan baku, bahan setengah jadi, dan bahan jadi yang berada di pihak suppliers, manufacturer, dan tempat transit merupakan target untuk penghematan ini. Penghematan sebesar 40%-60% bahkan lebih dapat diperoleh dari

inventory carrying cost di mata rantai ini. Dengan mengunakan konsep supplier partnering misalnya, penghematan ini dapat diperoleh.


(28)

yang umum adalah mulai distributor dan ini biasanya ditempuh oleh sebangian besar

Supply Chain. Barang dari pabrik melalui gudang disalurkan ke gudang distributor atau

wholesaler atau pedangan besar dalam jumlah yang besar, dan pada waktunya nanti pedangan besar menyalurkan dalam jumlah yang kecil kepada retailers atau pengecer.

Chain 1-2-3-4 Suppliers Manufacturer Distribution Retail Outlest

Pedangan besar biasanya mempunyai fasilitas gudang sendiri atau dapat juga menyewa dari pihak lain. Gudang tersebut digunakan untuk menimbun barang sebelum disalurkan lagi ke pihak pengecer. Sekali lagi di sini ada kesempatan untuk memperoleh penghematan dalam bentuk inventories dan biaya gudang, dengan cara melakukan desain kembali pola-pola pengiriman barang baik dari gudang (manufacturer) maupun ke toko pengecer (Retail Outlest).

Chain 1-2-3-4-5 Suppliers Manufacturer Distribution Retail Outlest Customers

Dari susunannya, para pengecer atau retailers ini menawarkan barangnya langsung kepada para pelanggan atau konsumen ataupun pengguna barang tersebut. Yang termasuk

outlets adalah toko, warung, pasar swalayan, koperasi, mal, dan sebangainya, pokoknya dimana para konsumen akhir melakukan pembelian. Walaupun secara fisik dapat dikatakan bahwa ini merupakan mata rantai yang terakhir, sebenarnya masih ada satu mata rantai lagi, yaitu dari pembeli (yang mendatangi retail outlet sebelumnya). ke real customers atau real user, karena pembeli belum tentu pengguna sesungguhnya. Mata rantai supply baru betul-betul berhenti setelah barang yang dibutuhkan tiba di pemakai langsung (pemakai yang sebenarnya) barang atau jasa yang dimaksut.

2.3.5 Tujuan dan Kegunaan Supply Chain

Berdasarkan definisi diatas tujuan dari supply chain adalah sebagai berikut:

a. Supply chain menyangkut pertimbangan mengenai lokasi di setiap fasilitas yang memiliki dampak terhadap aktivitas dan biaya dalam rangka memproduksi produk yang diinginkan pelanggan dari suplier, pabrik hingga disimpan di gudang dan pendistribusiannya ke sentral penjualan.

b. Mencapai efesiensi aktivitas dan biaya seluruh sistem dan transportasi hingga distribusi penyediaan bahan baku, proses kerja dan barang jadi.


(29)

Indrajid et al (2002, hal: 4) adapun kegunaan menerapkan supply chain adalah sebagai berikut:

a. Mengurangi inventory barang dengan berbagai cara

Inventory merupakan bagian paling besar dari aset perusahaan yang berkisar antara 30%-40%, sedangkan biaya penyimpanan barang berkisar antara 20%-40% dari nilai barang yang disimpan.

b. Menjamin kalancaran penyediaan barang.

Rangkaian perjalanan dari bahan baku sampai menjadi barang jadi dan diterima oleh pemakai / pelanggan merupakan suatu rantai yang panjang (chain) yang perlu dikelola dengan baik.

c. Menjamin mutu.

Jaminan mutu ini juga merupakan serangkaian mata rantai panjang yang harus dikelola dengan baik karena mutu barang jadi ditentukan tidak hanya oleh proses produksi barang tersebut, tetapi juga oleh mutu bahan mentahnya dan mutu keamanan dalam pengirimannya.

2.3.6 Model Supply Chain

Berdasarkan penjelasan mengenai elemen-elemen supply chain tersebut dapat dikembangkan suatu model supply chain, yaitu suatu gambaran plastis mengenai hubungan mata rantai dari elemen-elemen tersebut yang dapat berbentuk seperti mata rantai yang berhubungan satu dengan yang lain. Model supply chain dikembangkan oleh A. T. Kearney pada tahun 1994 seperti pada gambar 2.1 (Indrajid 2002, hal: 8)

Supplier s Suppliers’

Supplier

Compan y

Custume r

Custumer sEnd


(30)

Berdasarkan ilustrasi tersebut, suppliers’suppliers telah dimasukkan untuk menunjukkan hubungan yang lengkap dari sejumlah perusahaan atau organisasi yang bersama-sama mengumpulkan atau mencari, mengubah, dan mendistribusikan barang dan jasa kepada pelanggan akhir. Salah satu faktor kunci untuk mengoptimalkan supply chain

adalah dengan menciptakan alur informasi yang bergerak secara mudah dan akurat di antara jaringan atau rantai, serta pergerakan barang yang efektif dan efisien untuk memaksimalkan kepuasan para pelanggan.

Konsep yang banyak digunakan dan dikembangkan untuk meningkatkan efesiensi dan efektivitas pergerakan barang sebagai berikut:

1. Mengurangi jumlah supplier.

Konsep ini dikembangkan sejak akhir tahun 90-an yang bertujuan untuk mengurangi ketidakseragaman, biaya-biaya negosiasi dan pelacakan (tracking). Konsep ini adalah awal perubahan kecenderungan dari konsep multiple supplier ke single supplier. Dengan demikian, cara lama yang dahulu dianggap ampuh seperti mencari sourcing

dengan cara tender terbuka makin tidak populer, karena tender terbuka tidak menjamin terbatasnya jumlah supplier.

2. Mengembangkan supplier partnership atau stratigic alliance

Konsep ini dikembangkan sejak pertengahan tahun 1990-an dan diharapkan masih akan populer pada abad ke-21 ini. Konsep ini menganggap bahwa hanya dengan

supplier partnership, key suppliers untuk barang tertetu merupakan strategic sources

yang dapat diandalkan dan dapat menjamin lancarnya pergerakan barang dalam

supply chain. Konsep ini selalu dibarengi dengan konsep perbaikan yang terus menerus dalam biaya dan mutu barang.


(31)

2.4 Program Dinamik

P. Siagian (1986, hal: 238) program dinamik adalah satu teknik matematika yang digunakan untuk mengoptimalkan proses pengambilan keputusan secara bertahap ganda. Dalam teknik ini, keputusan yang menyangkut suatu persoalan dioptimalkan secara bertahap dan bukan secara sekaligus. Program dinamik merupakan suatu cara penyelesaian masalah dengan menguraikan solusi menjadi sekumpulan langkah atau tahapan sedemikian hingga solusi dari persoalan dapat dipandang dari serangkaian keputusan yang saling berkaitan.

Program dinamik menawarkan sebuah karangka yang sangat umum untuk masalah kontrol stokastik (Bertsekas, 1995). Dalam bagian ini diperkenalkan sebuah kerangka program dinamik yang sedikit berbeda dari ukuran dasarnya (standarnya). Keadaan seperti ini adalah agak dikhususkan untuk masalah persediaan retail dan lebih berperan penting untuk mendekati perhitungan secara efisien dalam konteks neuro-dynamic programming.

Pada penyelasaian metode ini digunakan persyaratan optimisasi dan kendala untuk membatasi sejumlah pilihan yang harus dipertimbangkan pada suatu tahap. Program dinamis mempunyai karakteristik sebagai berikut:

1. Persoalan dapat dibagi menjadi beberapa tahap, yang pada setiap tahap hanya diambil satu keputusan.

2. Masing-masing tahap terdiri dari sejumlah status (state) yang berhubungan dengan tahap tersebut. Secara umum, status merupakan bermacam kemungkinan masukan yang ada pada tahap tersebut. Jumlah status bisa berhingga atau tidak berhingga. 3. Hasil dari keputusan yang diambil pada setiap tahap ditransformasikan dari status

yang bersangkutan ke status berikutnya.

4. Ongkos (cost) pada suatu tahap meningkat secara teratur (steadily) dengan bertambahnya jumlah tahapan.

5. Ongkos pada suatu tahap bergangtung pada ongkos tahap-tahap yang sudah berjalan dan ongkos pada tahap tersebut.


(32)

7. Adanya hubungan rekursif yang mengidentifikasi keputusan terbaik untuk setiap status pada tahap k memberikan keputusan terbaik untuk setiap status pada tahap .

Secara umum, ada beberapa langkah yang dilakukan dalam mengembangkan algoritma program dinamis:

a. Karakteristikkan struktur solusi optimal.

b. Mendefinisikan secara rekursif nilai solusi optimal. c. Menghitung nilai solusi optimal.

d. Konstruksi solusi optimal.

Dalam penyelesaian persoalan dengan program dinamis, digunakan dua pendekatan yang berbeda, yaitu maju (forward atau up-down) dan mundur (backward atau

bottom-up). Misalkan , menyatakan peubah keputusan yang harus dibuat masing-masing untuk tahap maka

1 Program dinamis maju. Progran dinamis bergerak mulai dari tahap 1, terus maju ke tahap dan seterusnya sampai tahap . Runtunan peubah keputusan adalah

.

2 Program dinamis mundur. Program dinamis bergerak mulai dari tahap n, terus ke tahap , , sampai ke tahap 1. Runtunan peubah keputusan adalah .

Perbedaan dari kedua cara ini terletak pada rumusan keadaan. Pada cara perhitungan maju, keadaan dirumuskan sebagai alokasi untuk tahap dan ( ) tahap sebelumya. Sedangkan pada cara perhitungan mundur, keadaan dirumuskan sebagai alokasi untuk tahap dan ( ) tahap kemudian.


(33)

2.5 Neuro-Dynamic

2.5.1 Pengertian Neuro-Dynamic

Metode neuro-dynamic programming adalah pengembangan dari program dinamik. Metode ini menggunakan dasar-dasar intelegensi semu (artificial intelligence) yang mencakup simulasi dan berbasis algoritma serta teknik pendekatan seperti neural network. Neuro-dynamic programming merupakan teknik pendekatan baru dalam bidang pengendalian persediaan (inventory control).

Program dinamik menawarkan suatu deretan algoritma untuk menghasilkan strategi kontrol yang optimal. Akan tetapi syarat perhitungan algoritma ini mengakibatkan algoritma tersebut tidak dapat digunakan dalam strategi praktis. Karena kekurangan dari pendekatan sistematik lain yang berhubungan dengan beberapa masalah, mempermudah masalah analisis spesifik dan heuristik akan menjadi lebih tepat. Beberapa analisis dan heuristik sering mengabaikan informasi penting untuk menghasilkan keputusan yang lebih efektif serta mengontrol kebijakan yang optimal. Baru-baru ini neuro-dynamic programming memunculkan sebuah kemampuan baru yang sangat memuaskan.

Neuro-dynamic programming merupakan pendekatan suatu pemetaan pada sebuah model pendekatan. Model pendekatan dapat dituliskan sebangai fungsi

. Algoritma neuro-dynamic programming mencoba menentukan parameter

vektor r sehingga fungsi (.,r) mendekati perkiraan .

Pada umumnya pemilihan model pendekatan yang tepat berhubungan dengan beberapa permasalahan. Dalam penelitian ini di rancangan sebuah model pendekatan yang meliputi dua tahap, yaitu sebuah penambahan khusus dan pendekatan fungsi. Penambahan khusus menggunakan tingkatan sebangai post decision untuk menghitung vektor khusus . Kumpulan dalam vektor merupakan nilai yang telah diperkirakan secara manual atau secara alami untuk memperoleh informasi penting yang berpusat pada


(34)

Dalam penelitian ini digunakan dua fungsi pendekatatan, yaitu pendekatan secara linear dan multilayer perceptron neural network dengan output linear. Pada kasus pendekatan secara linar ini, semuanya satu komponen pada vektor parameter r yang di hubungkan ke kooefisien yang banyak oleh komponen individual dari vektor yang diutamakan.

Dalam neuro-dynamic programming ada dua macam algoritma, yaitu algoritma approximate policy iteration dan online temporal difference method. Namun demikian dalam tugas akhir ini metode yang digunakan adalah “online temporal defference method”.

2.5.2 Online Temporal Differenc Method

Algoritma online temporal difference sudah diapplikasikan dengan sukses untuk beberapa aplikasi skala besar di dalam neuro-dynamic programming. Contohnya adalah permainan Backgammon (Tesauro, 1998), permainan dengan elevator dan metode jatwal kerja pada sebuah toko (Zhang et al, 1996). Jenis-jenis ini digunakan dalam aplikasi yang mempunyai perbedaan secara signifikan, dan pada proyek penelitian ini dicoba mengunakan sebuah algoritma sederhana yang majenun yang mana sebagian besar sangat penting.

Algoritma dalam aturan yang inisial ini mungkin ditunjukkan dalam bentuk ekstrim pada approximate policy iteration yang optimal. Seperti ditunjukkan pada bangian sebelumnya, algoritma ini tidak berhasil hingga pada saat ini ditambahkan eksplorasi aktif. Memahami sebuah algritma dalam parameter vektor untuk merancang atau memodelkan sebuah pendekatan dalam setiap langkah bedasarkan simulasi yang tersendri.

Adapun proses neuro-dynamic programming yang menentukan onlinetemporal difference method adalah sebagai berikut: (Haykin Simon, 1999)


(35)

1. Keadaan sebelum keputusan adalah sebagai simulator, dan control dihitung dari keputusan yang pertama

(2.4)

2. Jalankan simulator menggunakan kontrol untuk mendapatkan keadaan setelah keputusan yang pertama

(2.5)

3. Secara umum, pada waktu , jalankan simulator menggunakan kontrol untuk mendapatkan keadaan sebelum keputusan selanjutnya

(2.6)

4. Dapatkan kontrol dengan cara

(2.7)

5. Jalankan simulator menggunakan kontrol untuk mendapatkan keadaan setelah keputusan.

(2.8)

6. Ulangi ke langkah 3 selama waktu pengiriman yang dibutuhkan.


(36)

BAB 3

PEMBAHASAN

3.1 Notasi-notasi Yang Digunakan Dalam Algoritma Neuro-Dynamic

Untuk mendapatkan hasil perhitungan optimisasi pengendalian persediaan dengan metode

neuro-dynamic programming. Langkah pertama harus diperoleh parameter yang ada di dalam gudang dengan cara pengamatan, seperti kapasitas gudang, kapasitas pemasok, jumlah stok barang yang tersedia di dalam gudang, biaya penyimpanan per unit, biaya kekurangan barang, biaya pengiriman khusus, dan permintaan rata-rata. Selanjutnya mendapatkan biaya kekurangan barang (shortage), besarnya adalah keuntungan yang didapatkan dari penjualan barang tersebut. Permintaan rata-rata didapatkan dengan cara merata-ratakan permintaan dari pelanggan selama jangka waktu transportasi barang dari gudang ke toko.

Parameter lain yang harus didapatkan adalah banyaknya pemesanan gudang dan pemesanan setiap toko yang biasa dilakukan oleh bagian pembelian. Dalam melakukan pemesanan ada batasan-batasan yang tidak boleh dilampaui. Batasan-batasan itu antara lain:

1. Jumlah pemesanan setiap toko tidak dapat melebihi kapasitas toko dikurangi dengan stok barang yang tersedia di dalam toko tersebut.

2. Total pemesanan yang dilakukan oleh toko tersebut tidak bisa melebihi jumlah stok barang yang tersedia di dalam gudang.

3. Pemesanan gudang tidak dapat melebihi kapasitas pemasok untuk mengirimkan barang kepada gudang.


(37)

Adapun notasi-notasi yang digunakan dalam algoritma neuro-dynamic adalah sebagai berikut:

: Variabel keadaan inventory sebelum keputusan : Kapasitas toko

: Variabel keadaan inventory setelah keputusan

: Variabel keputusan

: Variabel acak gangguan yang didapat dari distribusi yang ditetapkan, tidak bergantung dari semua informasi yang tersedia sampai kepada waktu

: Kapasitas produk (supplier menyediakan barang)

: Kapasitas gudang : Banyaknya permintaan pada toko ke-i pada suatu hari.

: Pemesanan untuk gudang

: Pemesanan untuk toko

: Fungsi biaya di dalam kebijakan

: Waktu pengiriman dari pemasok ke gudang

: Waktu pengiriman dari gudang ke toko : Banyak stok barang awal di dalam gudang

: Banyak stok barang di dalam gudang pada waktu pengiriman : Banyak stok barang awal di dalam toko

: Banyak stok barang dikurangi dengan permintaan di toko

3.2 Algoritma Neuro-Dynamic

Adapun algoritma neuro-dynamic programming yang disusun dan dikembangkan berdasarkan rumusan teori sebagai berikut: (Nahmias et al, 1999)

1. Mulai dengan .

2. Tentukan vektor besaran merupakan permintaan yang terjadi di toko .Vektor di tentukan dari nilai acak permintaan rata-rata setiap toko


(38)

4. Tentukan vektor

5. Tentukan vektor berdasarkan banyak pemesanan yang dilakukan oleh bagian pembelian. Besaran adalah pemesanan untuk gudang dan adalah pemesanan untuk toko

6. Tentukan vektor . Dengan

. 7. Tentukan vektor biaya 8. Tentukan vektor biaya

9. Hitung fungsi . Dengan menentukan minimum dari fungsi biaya dan fungsi biaya) .

10. Tentukan vektor dengan cara yang sama dengan Langkah 6.

11. Tentuka vektor Dengan dan , bila permintaan pelanggan dapat dipenuhi oleh persediaan di dalam toko. Bila permintaan pelanggan tidak dapat dipenuhi oleh persediaan di dalam toko maka dan ]. Lalu 0,0 = 0,0 + 0, , ,0 =0

12. Hitung biaya .

13. Update , setelah itu update vektor , ,

dan dengan cara sama ulangi Langkah 2 sebanyak waktu pengirimanyang dibutuhkan untuk mengirim barang dari gudang ke toko

14. Algoritma akan berhenti bila jumlah pengulangan proses sama dengan waktu pengiriman dari gudang ke masing-masing toko.

Berikut ini akan ditunjukan sebuah contoh kasus yang akan diselesaikan dengan menggunakan algoritma neuro-dinamic programming seperti di atas.


(39)

3.3 Pembahasan

Contoh Kasus/Penerapan

Dari pengamatan setiap hari, kapasitas sebuah gudang diisi dengan satu jenis kipas angin sebanyak 78 buah, disisi lain pemasok hanya dapat menyediakan 95 buah sedangkan jumlah kipas angin yang tersedia di dalam gudang ada sebanyak 46 buah. Biaya penyimpanan untuk kipas angin jenis tersebut adalah 14000 rupiah per unit per hari. Pengamatan lainnya adalah terhadap tiga toko, yang mana toko pertama terletak di Jalan Hayam Wuruk. Adapun parameter tersebut, adalah kapasitas toko pertama sebanyak 37 buah, jumlah stok barang di dalam toko sebanyak 20 buah, biaya penyimpanan sebesar 20000 rupiah per unit, permintaan rata-rata sebesar 14 buah sampai 34 buah. Kemudian diamati toko kedua yang terletak di Jalan Pluit Raya, di dapat parameter toko tersebut, sebagai berikut kapasitas toko sebanyak 54 buah, jumlah stok barang di dalam toko sebanyak 20 buah, biaya penyimpanan sebesar 22000 rupiah per unit, permintaan rata-rata sebesar 19 buah samapai 50 buah. Selanjutnya pengamatan di toko ketiga yang terletak di Jalan Bandung di dapat parameter toko tersebut sebagai berikut kapasitas toko sebayak 20 buah, jumlah stok barang di dalam toko sebanyak 11 buah, biaya penyimpanan sebesar 25000 rupiah per unit, permintaan rata-rata sebesar 9 buah sampai 17 buah. Berdasarkan pengamatan dari bagian pembelian, nilai pemesanan toko pertama 19 buah, toko kedua sebesar 24 buah, toko ketiga sebesar 10 buah, dan pemesanan gudang sebesar 43. lama pengiriman dari gudang ke toko adalah 3 hari. Tentukan stok/ persediaan optimalnya dalam tiga kali pengiriman? (Ngarap Im Manik, 2008)

Penyeleseian:

Kapasitas gudang sebanyak 78 buah. Kapasitas pemasok sebanyak 95 buah.

Jumlah barang yang tersedia di dalam gudang ada sebanyak 46 buah. Biaya penyimpanan adalah 14000 per unit per hari.

Pemesanan gudang sebesar 43.


(40)

N0. Parameter Toko I Toko II Toko III

1. Kapasitas toko 37 buah 54 buah 20 buah

2. Jumlah stok barang dalam toko 20 buah 25 buah 11 buah 3. Biaya penyimpanan Rp

20.000,-per unit

Rp 22.000.-per unit

Rp 25.000.-per unit 4. Permintaan rata-rata 14 - 34 buah 19-50 buah 9-17 buah

Tabel 3.1 Parameter untuk setiap toko ke

Untuk menyelesaikan permasalahan ini, dapat diselesaikan dengan menggunakan algoritma neuro-dynamic programming sebagai berikut:

a. Untuk proses pengiriman pertama. 1. Pengiriman pertama dengan nilai

2. Menentukan vektor . Misalkan vektor diambil secara acak berdasarkan permintaan rata-rata setiap toko , sehingga diperoleh nilai vektor

3. Menentukan vektor berdasarkan banyaknya stok barang yang tersedia dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

Sehingga vektor

4. Menentukan vektor vektor dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

Sehingga vektor

5. Menentukan vektor . Berdasarkan banyaknya pemesanan yang dilakukan oleh bagian pembelian dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

Sehingga vektor


(41)

6. Menentukan vektor dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

Dengan maka adalah

Jadi

Untuk setiap toko adalah Maka nilai sebangai berikut

Untuk Untuk

Untuk

Kemudian dilanjutkan proses mencari vektor untuk setiap toko i

dimana

, dan Sehingga:

Vektor Vektor


(42)

7. Menentukan vektor biaya

Karena tidak ada permintaan yang melebihi persediaaan barang maka biaya yang terjadi adalah jumlah barang dikali dengan biaya penyimpanan. Sehingga diperoleh vektor biaya

Vektor biaya 8. Menentukan vektor biaya

Karena tidak ada permintaan yang melebihi persediaaan barang maka biaya yang terjadi adalah jumlah barang dikali dengan biaya penyimpanan.

Sehingga vektor biaya adalah

Vektor biaya Vektor biaya

9. Menghitung fungsi . Dengan menentukan minimum dari fungsi biaya dan fungsi biaya . Maka fungsi biaya untuk

dan fungsi biaya untuk . Kemudian kedua nilai fungsi tersebut di gabungkan ke dalam fungsi .

fungsi

= min (644,644,:602,0,:400,400:380,0:550,550:528,0:275,275:250,0)

fungsi

10. Menentukan vektor dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

seperti yang dilakukan pada langkah 6.

Untuk maka adalah

Jadi adalah


(43)

Vektor untuk setiap toko i

sehingga diperoleh

sehingga diperoleh

sehingga diperoleh

Kemudian ditentukan nilai untuk setiap toko

maka , dan . Sehingga diperoleh fungsi dari

2 0, 0= 0,0 : 0, , : 1,0 : 1,0 , ,0 ,

11. Menentukan vektor

dimana jika tidak ada permintaan yang melebihi stok barang, maka untuk setiap toko i dan semua permintaan dapat dipenuhi oleh stok di dalam toko, sehingga nilai

Maka nilai

Untuk nilai


(44)

emudian dihitung untuk toko i maka

Untuk maka

Untuk maka

Dimana nilai dari dan sehingga diperoleh nilai dari

Sehingga nilai vektor adalah

12. Dari vektor hitung biaya ongkos untuk

Dimana nilai dari sehingga nilai adalah


(45)

Dari perhitungan algoritma tersebut dengan proses pengiriman pertama untuk diperoleh total biaya yang harus dikeluarkan adalah sebanyak per unit. Sedangkan banyak stok barang di dalam gudang sebanyak 46 buah, toko pertama sebanyak 25 buah, toko kedua sebanyak 26 buah, dan toko ke tiga sebanyak 12 buah.

13. Setelah diperoleh nilai maka proses pertama selesai, sehingga dilanjutkan pada proses kedua.

b. Untuk proses pengiriman ke dua.

1. Untuk pengiriman ke dua dengan nilai

2. Menentukan vektor . Misalkan vektor diambil secara acak berdasarkan permintaan rata-rata setiap toko, sehingga diperoleh nilai vektor

3. Menentukan vektor

Dari proses pertama telah diketahui nilai dari sehingga vektor

4. Menentukan vektor . Berdasarkan banyaknya pemesanan yang dilakukan oleh bagian pembelian dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

. Sehingga vektor

5. Dari vektor dan vektor dapat ditentukan nilai dari

Diman vektor , dan vektor Sehingga

6. Menentukan fungsi biaya dari ) dan fungsi biaya dari ) kemudian digabungkan kedalam fungsi

Fungsi biaya dari adalah

25


(46)

Fungsi biaya dari ) adalah

. Karena permintaan tidak ada yang melebihi persediaan (stok) barang , maka biaya yang terjadi adalah jumlah barang dikali dengan biaya penyimpanan.

Sehingga fungsi dari adalah

7. Setelah itu diperoleh nilai 8. Menentukan fungsi dari

Dimana fungsi dari Sehingga fungsi dari adalah

Menentukan nilai . Jika permintaan tidak ada yang melebihi stok barang, maka untuk setiap toko i dan semua permintaan dapat dipenuhi oleh stok di dalam toko, sehingga nilai dari

Maka nilai dari

ntuk nilai

ntuk nilai


(47)

Kemudian dihitung untuk setiap toko maka, adalah

Untuk adalah

Untuk adalah

Dimana nilai dari ,dan . Sehingga diperoleh nilai dari

Jadi nilai vektor adalah

9. Dari vektor diatas, hitung biaya ongkos untuk

Dimana nilai dari sehingga nilai adalah .

Dari perhitungan algoritma tersebut dengan proses pengiriman kedua untuk diperoleh total biaya yang harus dikeluarkan adalah sebanyak per unit. Sedangkan banyak stok barang di dalam gudang sebanyak 46 buah, toko pertama sebanyak 22 buah, toko kedua


(48)

10. Setelah diperoleh nilai maka proses kedua selesai, kemudian dilanjudkan pada proses terakhir dengan .

c. Untuk proses pengiriman ke dua.

1. Untuk proses pengiriman ke dua dengan

2. Menentukan vektor . Misalkan vektor diambil secara acak berdasarkan permintaan rata-rata setiap toko, sehingga diperoleh nilai vektor

3. Menentukan vektor

Dari proses kedua telah diperoleh nilai dari , sehingga vektor

4. Menentukan vektor . Berdasarkan banyaknya pemesanan yang dilakukan oleh bagian pembelian dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

. Sehingga vektor

5. Dari vektor dan vektor tentukan nilai dari

Diman vektor dan vektor

Sehingga . Menentukan fungsi biaya dari dan fungsi biaya dari ) kemudian digabungkan kedalam fungsi

Fungsi biaya dari adalah

25

. Karena permintaan tidak ada yang melebihi persediaan (stok) barang , maka biaya yang terjadi adalah jumlah barang dikali dengan biaya penyimpanan.

Fungsi biaya dari ) adalah

. Karena permintaan tidak ada yang melebihi persediaan (stok) barang , maka biaya yang terjadi adalah jumlah barang dikali dengan biaya penyimpanan.


(49)

Sehingga fungsi dari adalah

6. Setelah itu diperoleh nilai . Kemudian tentukan fungsi dari

Dimana fungsi dari Sehingga fungsi dari adalah

.

7. Menentukan vektor . Jika permintaan tidak ada yang melebihi stok barang, maka untuk setiap toko i dan semua permintaan dapat dipenuhi oleh stok didalam toko, sehingga nilai dari

Maka nilai dari

ntuk nilai dari

Untuk nilai dari

Kemudian dihitung untuk setiap toko maka adalah


(50)

Untuk toko adalah

Untuk toko adalah

Dimana nilai dari , , ,dan = 0 sehingga diperoleh nilai dari

= 0+46 = 46

Sehingga nilai vektor adalah

8. Dari vektor diatas, hitung biaya ongkos untuk

Dimana nilai dari sehingga nilai adalah

Dari perhitungan algoritma tersebut dengan proses pengiriman ketiga untuk diperoleh total biaya yang harus dikeluarkan adalah sebanyak per unit. Sedangkan banyak stok barang di dalam gudang sebanyak 46 buah, toko pertama sebanyak 21 buah, toko kedua sebanyak 28 buah, dan toko ke tiga sebanyak 12 buah.

Setelah diperoleh nilai dari maka proses terakhir selesai dan algoritma berhenti karena jumlah pengulangan proses sama sengan pengiriman dari gudang ke toko tersebut.


(51)

Dari pembahasan algoritma di atas dengan proses pengiriman sebanyak tiga kali diperoleh solusi optimalnya sebagai berikut:

a. Proses pengiriman pertama untuk , diperoleh total biaya yang harus dikeluarkan adalah sebanyak per unit. Sedangkan banyak stok barang di dalam gudang sebanyak buah, toko pertama sebanyak buah, toko kedua sebanyak buah, dan toko ke tiga sebanyak buah.

b. Proses pengiriman kedua untuk diperoleh total biaya yang harus dikeluarkan adalah sebanyak per unit. Sedangkan banyak stok barang di dalam gudang sebanyak buah, toko pertama sebanyak buah, toko kedua sebanyak buah, dan toko ke tiga sebanyak buah.

c. Proses pengiriman ketiga untuk diperoleh total biaya yang harus dikeluarkan adalah sebanyak per unit. Sedangkan banyak stok barang di dalam gudang sebanyak buah, toko pertama sebanyak buah, toko kedua sebanyak buah, dan toko ke tiga sebanyak buah.


(52)

BAB 4

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan

Masalah persediaan yang terjadi pada perusahaan retail dapat diselesaikan dengan menggunakan metode neuro-dynamic dengan algoritma online temporal difference method. Pemesanan barang berdasarkan metode neuro-dynamic cukup membantu dalam pengoperasian sistem bisnis di perusahaan retail. Metode ini dapat membantu para staf pembelian dalam mengambil keputusan taktis karena terjadinya informasi yang dibutuhkan secara cepat dan cukup akurat. Penentuan stok barang berdasarkan metode

neuro-dynamic dapat mengoptimalkan jumlah stok barang yang ada, sehingga tidak terjadi overdemand dan oversupply.

4.2 Saran

Penelitian ini hanya membahas permasalahan pendistribusian pada supply chain dengan pendekatan neuro-dynamic untuk menentukan tingkat persediaan (stok) barang yang optimal dan menentukan total biaya pergudangan dan biaya transportasi yang minimum. Penulis berharap pembaca dapat melanjutkan pembahasan mengenai metode neuro-dynamic terhadap permasalahan supply chain dengan menggunakan metode lain, sehingga penerapannya dapat lebih efektif dan lebih bermanfaat.


(53)

DAFTAR PUSTAKA

Assauri, Sofjan. 1998. Manajemen Produksi dan Operasi. Jakarta: Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.

Benjamin Van Roy., and Demitri. P. Bertsekas. 1997. “. A neuro-dynamic programming

approach to retailer inventory managerment”. Proceedings of 36 th Conferece on Decision & Control San Diego, California.

Chopra, S., and Meindl, P., 2001. Supply Chain Management: Strategy, Planning and Operation, Prentice Hall, Singapore.

Herjanto, Eddy, 1999. Manajemen Produksi dan Operasi. Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia.

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/11950/1/09E02725,pdf. Diakses tanggal 29 Agustus 2010.

Indrajit. R. E. dan Djokopranoto. R. 2002. Konsep Manajemen Supply Chain. Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia.

Manik, Ngarap., Im. 2008. Aplikasi metode neuro-dynamic pada proses pengendalian persediaan di sebuah perusahaan retail “Jurnal Teknik Industri . 10.

Mushawwir, L. A. 2009. Aplikasi Program Dinamis untuk Pemilihan Jalur Transportasi Jarak Jauh. Makalah. Bandung, Indonesia: Institut Teknologi Bandung.

Pujawan, I. N. 2005. Supply Chain Management. Surabaya: Guna Widya. Siswanto. 2007. Operation Research. Jilid 2. Jakarta: Erlangga.


(1)

10. Setelah diperoleh nilai maka proses kedua selesai, kemudian dilanjudkan pada proses terakhir dengan .

c. Untuk proses pengiriman ke dua.

1. Untuk proses pengiriman ke dua dengan

2. Menentukan vektor . Misalkan vektor diambil secara acak berdasarkan permintaan rata-rata setiap toko, sehingga diperoleh nilai vektor

3. Menentukan vektor

Dari proses kedua telah diperoleh nilai dari , sehingga vektor

4. Menentukan vektor . Berdasarkan banyaknya pemesanan yang dilakukan oleh bagian pembelian dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

. Sehingga vektor

5. Dari vektor dan vektor tentukan nilai dari

Diman vektor dan vektor

Sehingga . Menentukan fungsi biaya dari dan fungsi biaya dari ) kemudian digabungkan kedalam fungsi

Fungsi biaya dari adalah

25

. Karena permintaan tidak ada yang melebihi persediaan (stok) barang , maka biaya yang terjadi adalah jumlah barang dikali dengan biaya penyimpanan.

Fungsi biaya dari ) adalah

. Karena permintaan tidak ada yang melebihi persediaan (stok) barang , maka biaya yang terjadi adalah jumlah barang dikali dengan


(2)

6. Setelah itu diperoleh nilai . Kemudian tentukan fungsi dari

Dimana fungsi dari Sehingga fungsi dari adalah

.

7. Menentukan vektor . Jika permintaan tidak ada yang melebihi stok barang, maka untuk setiap toko i dan semua permintaan dapat dipenuhi oleh stok didalam toko, sehingga nilai dari

Maka nilai dari

ntuk nilai dari

Untuk nilai dari

Kemudian dihitung untuk setiap toko maka adalah


(3)

Untuk toko adalah

Untuk toko adalah

Dimana nilai dari , , ,dan = 0 sehingga diperoleh nilai dari

= 0+46

= 46

Sehingga nilai vektor adalah

8. Dari vektor diatas, hitung biaya ongkos untuk

Dimana nilai dari sehingga nilai adalah

Dari perhitungan algoritma tersebut dengan proses pengiriman ketiga untuk diperoleh total biaya yang harus dikeluarkan adalah sebanyak per unit. Sedangkan banyak stok barang di dalam gudang sebanyak 46 buah, toko pertama sebanyak 21 buah, toko kedua sebanyak 28 buah, dan toko ke tiga sebanyak 12 buah.

Setelah diperoleh nilai dari maka proses terakhir selesai dan algoritma berhenti karena jumlah pengulangan proses sama sengan pengiriman dari gudang ke toko tersebut.


(4)

diperoleh solusi optimalnya sebagai berikut:

a. Proses pengiriman pertama untuk , diperoleh total biaya yang harus dikeluarkan adalah sebanyak per unit. Sedangkan banyak stok barang di dalam gudang sebanyak buah, toko pertama sebanyak buah, toko kedua sebanyak buah, dan toko ke tiga sebanyak buah.

b. Proses pengiriman kedua untuk diperoleh total biaya yang harus dikeluarkan adalah sebanyak per unit. Sedangkan banyak stok barang di dalam gudang sebanyak buah, toko pertama sebanyak buah, toko kedua sebanyak buah, dan toko ke tiga sebanyak buah.

c. Proses pengiriman ketiga untuk diperoleh total biaya yang harus dikeluarkan adalah sebanyak per unit. Sedangkan banyak stok barang di dalam gudang sebanyak buah, toko pertama sebanyak buah, toko kedua sebanyak buah, dan toko ke tiga sebanyak buah.


(5)

BAB 4

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan

Masalah persediaan yang terjadi pada perusahaan retail dapat diselesaikan dengan menggunakan metode neuro-dynamic dengan algoritma online temporal difference method. Pemesanan barang berdasarkan metode neuro-dynamic cukup membantu dalam pengoperasian sistem bisnis di perusahaan retail. Metode ini dapat membantu para staf pembelian dalam mengambil keputusan taktis karena terjadinya informasi yang dibutuhkan secara cepat dan cukup akurat. Penentuan stok barang berdasarkan metode

neuro-dynamic dapat mengoptimalkan jumlah stok barang yang ada, sehingga tidak terjadi overdemand dan oversupply.

4.2 Saran

Penelitian ini hanya membahas permasalahan pendistribusian pada supply chain dengan pendekatan neuro-dynamic untuk menentukan tingkat persediaan (stok) barang yang optimal dan menentukan total biaya pergudangan dan biaya transportasi yang minimum. Penulis berharap pembaca dapat melanjutkan pembahasan mengenai metode neuro-dynamic terhadap permasalahan supply chain dengan menggunakan metode lain, sehingga penerapannya dapat lebih efektif dan lebih bermanfaat.


(6)

Assauri, Sofjan. 1998. Manajemen Produksi dan Operasi. Jakarta: Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.

Benjamin Van Roy., and Demitri. P. Bertsekas. 1997. “. A neuro-dynamic programming

approach to retailer inventory managerment”. Proceedings of 36 th Conferece on Decision & Control San Diego, California.

Chopra, S., and Meindl, P., 2001. Supply Chain Management: Strategy, Planning and Operation, Prentice Hall, Singapore.

Herjanto, Eddy, 1999. Manajemen Produksi dan Operasi. Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia.

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/11950/1/09E02725,pdf. Diakses tanggal 29 Agustus 2010.

Indrajit. R. E. dan Djokopranoto. R. 2002. Konsep Manajemen Supply Chain. Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia.

Manik, Ngarap., Im. 2008. Aplikasi metode neuro-dynamic pada proses pengendalian persediaan di sebuah perusahaan retail “Jurnal Teknik Industri . 10.

Mushawwir, L. A. 2009. Aplikasi Program Dinamis untuk Pemilihan Jalur Transportasi Jarak Jauh. Makalah. Bandung, Indonesia: Institut Teknologi Bandung.

Pujawan, I. N. 2005. Supply Chain Management. Surabaya: Guna Widya. Siswanto. 2007. Operation Research. Jilid 2. Jakarta: Erlangga.