PENERAPAN REKAYASA NILAI PADA PRODUK GENTENG BETON RINGAN DENGAN BAHAN SUBSTITUSI BLOTONG DI PT. VARIA USAHA BETON – SIDOARJO.
PENERAPAN REKAYASA NILAI PADA PRODUK GENTENG
BETON RINGAN DENGAN BAHAN SUBSTITUSI BLOTONG
DI PT. VARIA USAHA BETON – SIDOARJ O
SKRIPSI
Disusun Oleh :
DANANG BUDI INDARTO
0832010071
J URUSAN TEKNIK INDUSTRI
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
J AWA TIMUR
2012
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
LEMBAR PENGESAHAN
HASIL PENELITIAN
PENERAPAN REKAYASA NILAI PADA PRODUK GENTENG
BETON RINGAN DENGAN BAHAN SUBSTITUSI BLOTONG
DI PT. VARIA USAHA BETON
SIDOARJ O
OLEH :
DANANG BUDI INDARTO
0832010071
Telah Disetujui untuk mengikuti
Seminar II Hasil Penelitian
Sur abaya, 30 Mei 2012
Mengetahui,
Dosen Pembimbing I
Dosen Pembimbing II
Ir . Yustina Ngatilah, MT
NIP. 19570306 198803 2 001
Suseno Budi Prasetyo, ST, MT
NIP. 19760503 200501 1 002
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
LEMBAR PENGESAHAN
SKRIPSI
PENERAPAN REKAYASA NILAI PADA PRODUK GENTENG
BETON RINGAN DENGAN BAHAN SUBSTITUSI BLOTONG
DI PT VARIA USAHA BETON
Disusun oleh :
DANANG BUDI INDARTO
NPM : 0832010071
Telah Diper tahankan Dihadapkan
Dan Diter ima Oleh Tim Penguji Skr ipsi
Pada Tanggal 15 J uni 2012
Tim Penguji
Pembimbing I
1.
Dr s. Pailan, Mpd
NIP. 19530504 198303 1 001
Ir. Yustina Ngatilah, MT.
NIP. 19570306 198803 0 001
Pembimbing II
2.
Ir . Har i Pur woadi, MM
NIP. 19480828 198403 1 001
Suseno Budi Prasetyo, ST. MT.
NIP. 19760503 200501 1 002
Mengatahui,
Dekan Fakultas Teknologi Industr i
Univer sitas Pembangunan Nasional “Veter an” J awa Timur
Ir . Sutiyono, MT
NIP. 19600713 198703 1 001
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas limpahan berkat Rahmat-Nya
sehingga penyusun dapat menyelesaikan laporan tugas akhir (skripsi) dengan baik
dan tepat pada waktunya.
Penyusunan laporan ini berdasarkan pengamatan selama penelitian
berlangsung, informasi yang penyusun peroleh dari pembimbing lapangan dan
Dosen Pembimbing skripsi, juga dari literature yang ada.
Atas terselesainya pelaksanaan skripsi dan terselesainya penyusunan
skripsi ini, maka penyusun menyampaikan rasa terima kasih yang sebesarbesarnya kepada :
1. Allah SWT
2. Bapak Ir. Sutiyono, MT selaku Dekan Fakultas Teknologi Industri
UPN “Veteran” Jawa Timur.
3. Bapak Dr. Ir. Minto Waluyo, MT, selaku Ketua Jurusan Teknik Indutri UPN
“Veteran” Jawa Timur.
4. Bapak Drs. Pailan, Mpd,
selaku Sekretaris Jurusan Teknik Indutri
UPN “Veteran” Jawa Timur.
5. Bapak Ir. Yustina Ngatilah, MT, selaku Dosen Pembimbing I yang telah
membimbing saya dalam menyelesaikan Laporan skripsi ini.
6. Bapak Suseno Budi Prasetyo, ST, MT, selaku Dosen Pembimbing II yang
telah membimbing saya dalam menyelesaikan Laporan skripsi ini.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
7. Bapak Tahir Hidayat, selaku Manager bidang Jaminan Mutu dan Litbang, di
PT. Varia usaha Beton, yang telah memberikan ijin untuk pembuatan genteng
beton.
8. Bapak Buali, selaku pembimbing lapangan di lingkungan pabrik.
9. Semua Staf dan Karyawan PT. Varia Usaha Beton yang telah banyak
membantu selama penyusun melaksanakan penelitian.
10. Kedua orang tuaku, dan seluruh keluargaku yang selalu mendukung.
11. Mas Dellyanto Eko dan mas Rido Hakiky, selaku pembimbing III yang
banyak membantu memberikan masukan dalam pengerjaan laporan ini. Suwon
boy ^_^
12. Anak-anak Kantal Mania (Lazy Boy). Yudha Dwi Rachmawan (selaku
Presiden Lazy Boy), Halim Hamzah (selaku wakil Presiden Lazy Boy),
Wahyu Indra Sasmita, Yanuardhi Ahmad, Bahrudin Yusuf Fikri, Robi
Ristanto, Dhani Cikyen, Rojak Aji Purnomo, Bagus Indra Pokemon,
Maurianus Fani Mangetan. Semangat rekk, ayo nyusulllll
13. Special Thank’s to Yanuardhi Ahmad Lazy, Famei Very Arilianza Looser,
Herdiyanto, Ayu Renia Putri, Puspita Sari, dan Dio Dippo Oksaputra selaku
Presiden M88 dan Asianbookie. Terima kasih atas kerja samanya selama
menjadi Asissten Laboratorium Pemrograman Komputer an Simulasi Sistem
Industri.
14. Semua temanku angkatan 2008.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
ii
15. Pihak – pihak lain yang terkait baik secara langsung maupun tidak langsung
terlibat dalam pembuatan atau penyelesaian laporan ini yang tidak dapat
disebutkan satu per satu.
Penyusun menyadari bahwa penulisan Laporan Tugas Akhir ini masih
jauh dari sempurna, baik isi maupun penyajian. Oleh karena itu, saran dan kritik
yang membangun akan penyusun terima dengan senang hati.
Akhir kata semoga Laporan Tugas Akhir ini dapat memberikan manfaat
bagi semua pihak yang berkepentingan dan semoga Allah SWT memberikan
Rahmat dan Berkat kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan kepada
penyusun, Amin.
Surabaya, 22 Mei 2012
Penyusun
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
iii
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR .................................................................................... ..i
ABSTRAKSI........................................................................................................ii
DAFTAR ISI .................................................................................................. .iii
DAFTAR TABEL .......................................................................................... viii
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... ..x
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. .xi
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang ........................................................................................ 1
1.2
Perumusan Masalah ................................................................................ 2
1.3
Batasan Masalah...................................................................................... 3
1.4
Asumsi-asumsi ........................................................................................ 3
1.5
Tujuan Penelitian .................................................................................... 4
1.6
Manfaat Penelitian .................................................................................. 4
1.7
Sistematika Penulisan .............................................................................. 4
BAB II TINJ AUAN PUSTAKA
2.1
Rekayasa Nilai ........................................................................................ 6
2.1.1 Sejarah Rekayasa Nilai ................................................................. 6
2.1.2 Pengertian Rekayasa Nilai ............................................................ 7
2.1.3 Prinsip Dasar Rekayasa Nilai ........................................................ 9
2.1.4 Gambaran Rekayasa Nilai............................................................. 11
2.1.5 Value Engineering Job Plan .......................................................... 15
2.1.6 Konsep Nilai Dalam Rekayasa Nilai ............................................. 24
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
v
2.1.7 Konsep Dasar Rekayasa Nilai ....................................................... 25
2.1.8 Waktu Penerapan Rekayasa Nilai ................................................. 26
2.1.9 Usaha-usaha meningkatkan Nilai .................................................. 27
2.1.10 Pentingnya Rekayasa Nilai...............................................................28
2.2
Teknik-teknik Rekayasa Nilai ................................................................. 28
2.2.1 Pendekatan Fungsional ................................................................. 28
2.2.2 Fungsi/Manfaat ............................................................................. 29
2.2.3 Konsep Efisien dan Efektifitas ...................................................... 30
2.2.4 Kreativitas .................................................................................... 33
2.2.5 Metode Zero-One ......................................................................... 37
2.2.6 Pengujian Konsistensi ................................................................... 38
2.3
Biaya....................................................................................................... 40
2.3.1 Pengertian Biaya ........................................................................... 40
2.4
Metode FAST ......................................................................................... 40
2.4.1 FAST ............................................................................................ 40
2.4.2 Identifikasi tahapan FAST ............................................................. 47
2.5
Analytical Hierarchy Process (AHP) ....................................................... 48
2.5.1 Pengertian AHP ............................................................................ 48
2.5.2 Kelebihan AHP ............................................................................. 49
2.5.3 Prinsip Dasar Pemikirn AHP ......................................................... 49
2.5.4 Prinsip Menyusun Hierarki ............................................................ 50
2.5.5 Prinsip Menetapkan Prioritas Keputusan ....................................... 50
2.5.6 Prinsip Konsistensi Logis .............................................................. 52
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
vi
2.5.2 Penggunaan Metode AHP dalam sistem pengolahan kinerja .......... 52
2.5.3 Menentukan Nilai Prioritas KPI..................................................... 52
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Tempat dan Waktu Penelitian ................................................................... 57
3.2 Identifikasi dan Definisi Operasional Variabel ......................................... 57
3.3 Populasi dan Teknik Sampel .................................................................... 58
3.4
Pengumpulan/pengambilan data .............................................................. 59
3.5 Metode Pengolahan Data .......................................................................... 59
3.5.1 Pengumpulan/Pengambilan Data ................................................... 60
3.5.2 Pengujian Konsistensi .................................................................... 61
3.5.3 Penyusunan Matriks Zero-One....................................................... 63
3.5.4 Penyusunan Matriks Evaluasi ........................................................ 64
3.5.5 Perhitungan Biaya Produksi ........................................................... 64
3.5.6 Perhitungan nilai Produk ............................................................... 64
3.6 Langkah – Langkah Pemecahan Masalah ................................................. 65
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Pengumpulan Data ................................................................................... 70
4.2 Penentuan Fungsi Genteng ....................................................................... 71
4.3 Atribut Genteng ....................................................................................... 72
4.4
Perancangan alternatif genteng ................................................................ 72
4.5 Penyebaran Kuisioner .............................................................................. 73
4.6 Pengujuan Konsistensi ............................................................................. 74
4.7 Penilaian masing-masing alternatif ........................................................... 78
4.7.1 Analisa kebutuhan ........................................................................ 78
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
vii
4.7.2 Menentukan ranking kriteria genteng beton .................................. 78
4.7.3 Menghitung preferensi produk ...................................................... 84
4.7.4 Metode zero one untuk menghitung indeks produk ....................... 86
4.7.5 Matrik evaluasi ............................................................................. 87
4.8 Menghitung biaya alternatif awal dan 8 alternatif usulan .......................... 89
4.8.1 Faktor teknis ................................................................................. 89
4.8.2 Faktor ekonomis ........................................................................... 90
4.9 Menghitung nilai produk alternatif awal dan 8 alternatif usulan ................ 93
4.10 Pilih nilai terbaik .................................................................................... 95
4.11 Pembahasan ............................................................................................. 95
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan .............................................................................................. 97
5.2 Saran ........................................................................................................ 97
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
viii
ABSTRAKSI
Agar dapat memenuhi kebutuhan genteng beton yang sesuai dengan
konsumen, PT. Varia Usaha Beton, Waru Sidoarjo mempunyai permasalahan
yaitu genteng yang dihasilkan belum mampu menyaingi genteng yang ditawarkan
dipasaran yang sangat beraneka ragam. Dengan kata lain, genteng tertentu saja
yang dihasilkan.
Adapun usaha yang dilakukan adalah menerapkan studi rekayasa nilai
pada genteng beton ini. Pertama-tama yang dilakukan adalah menentukan bobot
untuk menentukan pengujian konsistensi. Dengan cara menyebarkan kuisioner
yang nantinya dapat diketahui apakah data data tersebut konsisten atau tidak. Lalu
menganalisa kebutuhan yang didasarkan pada responden, yang kemudian hasilnya
digunakan untuk pembuatan struktur fungsi dari genteng beton ini. Untuk tahap
kreatifitas, menggunakan 1 alternatif awal dan 8 alternatif usulan. Langkah
terakhir adalah melakukan perhitungan menggunakan matriks zero-one dan matrik
evaluasi untuk mendapatkan genteng alternatif terpilih yang memberikan
performansi yang paling tinggi, kemudian didapat nilai berdasarkan perbandingan
antara performansi dengan biaya pembuatan genteng beton.
Berdasarkan perhitungan Performansi alternatif genteng diperoleh hasil
sebagai berikut : 2,35; 3,1; 1,4; 0,8; 1,2; 1,5; 1,6; 1,4; 1,05. Sedangkan
berdasarkan perhitungan Biaya pembuatan genteng beton didapatkan hasil sebagai
berikut : Rp. 1214,4,-; Rp. 1102,8,-; Rp. 1096,3,-; Rp. 1089,8,-; Rp.1048,3,-;
Rp.1158,-; Rp. 1153,2,-; Rp. 1147,8,-; Rp. 1141,3,-. Kemudian dari perhitungan
performansi dan biaya diatas didapatkan Nilai sebagai berikut : 0,0019; 0,0028;
0,0012; 0,007; 0,0011; 0,0012; 0,0013; 0,0012; 0,009.
Dari hasil pembahasan pada tahap pengembangan maka dapat diketahui
bahwa alternatif genteng A mempunyai nilai tertinggi diantara alternatif-alternatif
yang lainnya yaitu 0,0028 , Dengan nilai parameter Kuat Tekan 270,18 psi;
Densitas 3,53 Kg/cm³; Porositas 9,9 %. Sehingga Alternatif genteng A lebih baik
daripada produk alternative awal.
Maka alternatif A inilah yang digunakan sebagai alternatif genteng untuk
direkomendasikan.
Komposisi alternatif Genteng A adalah :
- Bahan dasar yang digunakan adalah Abu Batu sebanyak 2,67 Kg
- Menggunakan bahan campuran semen sebanyak 0,66 Kg
- Menggunakan bahan campuran fly as sebanyak 0,44 Kg
- Bahan substitusi berupa blotong sebanyak 0,23 Kg
Kata Kunci : Rekayasa Nilai, Alternatif Produk, Nilai.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
iv
ABSTRACT
In order to meet the needs of concrete roof tile in accordance with the
customer, PT. Varia Usaha Beton, Waru Sidoarjo has produced problems of the
roof tiles have not been able to compete in the market to offer a very wide range.
In other words, certain tiles are produced.
The work done is to apply value engineering studies on this betin tile. First
of all it does is determine the weight to determine the consistency of testing. By
way of spreading the questionnaire which will be known whether the data the data
is consistent or not. Then analyze the needs that are based on the respondents,
which then results are used for the manufacture of concrete structures is a function
of the tile. For creativity tapa, using 9 alternative tile components. The final step
is to do perhitungna using zero-one matrix and the evaluation matrix to get the tile
selected alternative provides the highest performance, then the value obtained by
the comparison between the performance of concrete roof tile manufacturing
costs.
Performance is based on the calculation of alternative tile obtained the
following results: 2,35; 3,1; 1,4; 0,8; 1,2; 1,5; 1,6; 1,4; 1,05. whereas based on the
calculation of cost of manufacture of concrete roof tiles obtained the following
results: Rp. 1182,4,-; Rp. 1151,-; Rp. 1144,-; Rp. 1137,-; Rp. 1129,-; Rp. 1095,-;
Rp. 1087,-; Rp. 1078,-; Rp. 1035,-.Then from the calculation of performance and
cost over value obtained as follows: 0,0019; 0,0026; 0,0012; 0,007; 0,0010;
0,0013; 0,0014; 0,0012; 0,0010.
From the results of the discussion at this stage of development it can be
seen that the tile alternative A has the highest value among the other alternatives,
namely 0,0026, then alternative A is used as a tile for the alternative
recommended.
The characteristics of alternative tile A is :
- The basic ingredients used are as much as 2.48 Kg Abu Batu
- Using a mixture of cement as much as 0.70 Kg
- Using a mixture of fly as much as 0.58 Kg
- Material substitution of as much as 0.22 Kg Blotong
Key Words: Value Engineering, Alternative Products, Value.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Dalam menuju era industrialisasi menyebabkan timbulnya berbagai macam
industry si Indonesia. Hal ini mendorong makin tingginya tingkat persaingan yang
disertai dengan munculnya perusahaan-perusahaan baru yang menghasilkan barangbarang sejenis dengan tingkat kualitas dan kreatifitas yang bermacam-macam serta
harga yang mampu bersaing. Daya kreatifitas dan inovasi-inovasi baru dalam
mendesain produk merupakan salah satu
hal
yang
utama dalam
usaha
penganekaragaman jenis produk yang dihasilkan. Daya kreatifitas diharapkan dapat
dipergunakan semaksimal mungkin, dalam usaha untuk memperbaiki produknya agar
laku di pasaran serta dapat menunjukkan kenaikan penjualan.
PT. Varia Usaha Beton, yang bertempat di Jl. Letjend S. Parman 38. Waru,
Sidoarjo merupakan suatu perusahaan manufaktur yang bergerak dalam bidang
industri yang memproduksi genteng. Dimana PT. Varia Usaha Beton memiliki
permasalahan pada berat genteng dengan bobot 4,86 kg. Oleh karena itu kami
berupaya untuk membuat genteng beton yang ringan dengan menggunakan metode
rekayasa nilai, karena perusahaan belum pernah mempertimbangkan metode tersebut.
Metode Rekayasa Nilai merupakan metode yang menyatukan peningkatan
kualitas dengan selera konsumen yang menentukan jenis dan bentuk produk.
Rekayasa nilai adalah suatu teknik manajemen yang kreatif dan sistematis dengan
tujuan mengurangi dan menghilangkan biaya-biaya yang tidak diperlukan serta
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
2
memberikan nilai tambah (value added) untuk produk tersebut. Rencana kerja
rekayasa nilai terdiri dari empat tahap, yaitu : Tahap Informasi, Tahap Kreatif, Tahap
Evaluasi, dan Tahap Rekomendasi.
Melihat permasalahan diatas dan untuk lebih meningkatkan nilai tambah
produk genteng beton ringan ini, maka peneliti mencoba menerapkan studi Rekayasa
Nilai pada desain genteng dengan alternative lain, yaitu dengan menggunakan bahan
substitusi blotong untuk yang dapat meningkatkan ataupun memenuhi permintaan
pasar sesuai keinginan konsumen dengan fungsi dan manfaat yang sama, namun
dengan harga yang relative lebih murah. Selain sebagai bahan subtitusi tambahan,
penggunaan bahan substitusi blotong juga ditujukan mengurangi limbah pabrik gula.
1.2
Per umusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang ada, maka perusahaan yang akan
diamati dalam penelitian ini adalah :
“ Alternatif komposisi mana yang memberikan nilai terbaik dari produk
genteng beton, sehingga produk tersebut sesuai dengan kriteria Standart Nasional
Indonesia (SNI)?”
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
3
1.3
Batasan Masalah
Guna menghindari pembahasan yang terlalu luas dan tidak terarah serta
menimbulkan penafsiran yang berbeda-beda dari pembahasan nantinya, maka dalam
tugas akhir ini penulis membuat batasan-batasan masalah sebagai berikut :
1. Penelitian hanya dilakukan pada produk genteng beton, dengan menggunakan
komposisi abu batu, fly ash, semen, dengan bahan substitusi berupa blotong.
2. Penelitian hanya dilakukan sampai diketahui pembentukan produk usulan dari
rancangan genteng beton tersebut (tidak sampai menghitung tingkat penjualan dari
produk yang sudah direkomendasikan).
3. Pengaruh air terhadap performansi genteng tidak dibahas dalam penelitian ini.
1.4
Asumsi-asumsi
Asumsi-asumsi yang digunakan untuk membantu dalam memecahkan permasalahan
yang berkaitan dengan pengumpulan data adalah sebagai berikut :
1. Proses produksi dengan keadaan stabil.
2. Perusahaan tidak mengalami masalah financial apabila desain baru digunakan.
3. Bahan baku, fasilitas, atau peralatan untuk peralatan untuk desain baru tidak
ada masalah.
4. Komposisi bahan baku air sudah konstan ditetapkan oleh perusahaanen.
Dianggap tidak berpengaruh terhadap performansi genteng.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
4
1.5
Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan nilai terbaik atau
tertinggi dari alternatif produk genteng beton sehingga memenuhi Standart Nasional
Indonesia (SNI) dengan menggunakan metode Rekayasa Nilai.
1.6
Manfaat Penelitian
Dengan adanya penelitian ini diharapkan diperoleh manfaat sebagai berikut :
1. Dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan bagi pemimpin serta karyawan
perusahaan di dalam menentukan sebagai salah satu alternative kebijaksanaan
tentang pengambilan keputusan perusahaan di masa yang akan dating.
2. Dapat membantu perusahaan untuk mengetahui kriteria-kriteria produk genteng
beton yang diinginkan oleh konsumen.
3. Dapat membantu perusahaan dalam membuat desain produk genteng beton ringan
yang sesuai dengan keinginan pasar atau konsumen saat ini.
4. Membantu perusahaan dalam mengatur biaya produksi pada pembuatan produk
genteng beton ringan sehingga produk yang dihasilkan dapat kita jual dengan
kualitas yang bagus.
1.7
Sistematika Penulisan
Dalam penelitian ini sistematika penulisannya disusun sebagai berikut :
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
5
BAB I
PENDAHULUAN
Dalam bab ini membahas mengenai latar belakang masalah, perumusan masalah,
pembatasan masalah, asumsi-asumsi-, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan
sistematika penulisan.
BAB II
TINJ AUAN PUSTAKA
Bab ini membahas mengenai teori-teori yang berkaitan dengan menunjang
pemecahan dan pembahasan masalah, antara lain : nilai, rekayasa nilai, pengujian
kecukupan data, reliabilitas, dan biaya.
BAB III
METODE PENELITIAN
Bab ini mengenai lokasi penelitian, kerangka peneliotian, identifikasi variable,
metode
pengumpulan
data,
metode
pengolahan
data,
langkah-langkah
penyelesaian masalah.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Dalam bab ini membahas pengolahan dan analisis data untuk memperoleh hasil
seperti yang diharapkan berdasarkan rumusan yang terdapat pada pustaka.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
Dalam bab ini membahas mengenai kesimpulan dan uraian yang telah dibahas
pada tugas akhir ini serta memberikan saran dan masukan yang bermanfaat bagi
semua pihak.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
6
BAB II
TINJ AUAN PUSTAKA
2.1
Rekayasa Nilai
2.1.1 Sejarah Rekayasa Nilai
Rekayasa nilai atau value engineering (VE), yang sering juga disebut dengan
value analysis, value management (VM), atau value planning, adalah suatu metoda
yang didasarkan pada metodologi nilai atau value methodology. Metoda ini pertama
kali digunakan di Amerika Serikat pada tahun 1940-an oleh perusahaan General
Electric pada saat dihadapkan kepada tantangan pengambilan keputusan mengenai
alternatif desain di dalam kondisi ketersediaan sumberdaya yang terbatas. Ketika itu
disadari bahwa penelaahan kembali desain dan melakukan substitusi material ternyata
sering menghasilkan produk yang lebih baik dengan harga yang lebih rendah dan
dengan demikian mencapai nilai atau value yang lebih baik. Lawrence D.Miles,
Manager of Purchasing pada perusahaan tersebut, yang mengembangkan metoda yang
efektif untuk memperbaiki nilai yang dinamakan analisis nilai atau value analysis
(VA) pada tahun 1947. (Puti Farida Marzuki .2001)
Metoda ini didasarkan pada pemahaman bahwa fungsi yang disandang oleh
sebuah produk yang merupakan kunci untuk mencapai nilai yang lebih baik.Metoda
ini pertama kali digunakan di Amerika Serikat pada tahun 1940-an oleh perusahaan
General
Electric
pada
saat
dihadapkan
kepada
tantangan
pengambilan
keputusanmengenai alternatif desain di dalam kondisi ketersediaan sumberdaya yang
terbatas.Penggunaan VE berkembang di dalam institusi-institusi pemerintah di
Amerika Serikat pada awal tahun 1960-an dan pada tahun 1965 pengadaan insentif
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
7
untuk VE mulaidiperkenalkan di dalam kontrak-kontrak konstruksi. Daya tarik VE
terletak pada anggapan bahwa VE dapat memperbaiki cost-effectiveness proyekproyek yang dibiayai publik. Pada saatini VE telah diterapkan pada berbagai proyek
konstruksi di berbagai negara terutama untuk proyek-proyek yang memakan biaya
besar. ( Puti Farida Marzuki .2001)
2.1.2 Pengetian Rekayasa Nilai
Rekayasa nilai atau value engineering (VE) didefinisikan sebagai suatu usaha
yang dilakukan secara sistematik dan terorganisir untuk melakukan analisis terhadap
fungsi sistem, produk, jasa dengan maksud untuk mencapai atau mengadakan fungsi
yang esensial dengan life cycle cost yang terendah dan konsisten dengan kinerja,
keandalan, kualitas dan keamanan yang disyaratkan. Seperti yang telah disampaikan
di atas berapa istilah lainnya sering digunakan untuk menyatakan value engineering.
SAVE International (The Society of American Value Engineers International)
menggunakan istilah yang lebih luas yaitu metodologi nilai atau value methodology
yang juga bermakna sama.
Setelah fungsi-fungsi suatu produk atau jasa teridentifikasi maka dilakukan
evaluasi
terhadap
nilai
kegunaan
(worth)
fungsi-fungsi
tersebut.
SAVE
mendefinisikan nilai atau value sebagai biaya yang terendah untuk mengadakan
fungsi yang diperlukan, secara andal, pada waktu dan tempat yang diinginkan dengan
kualitas yang esensial disertai faktor-faktor kinerja lainnya untuk memenuhi
keperluan pengguna.
Rekayasa nilai (VE) mencari alternatif terhadap desain yang original yang
dapat secara efektif meningkatkan nilai (value) atau mengurangi biaya proyek atau
produk. Alternatif-alternatif dapat dikembangkan dengan mengajukan pertanyaan
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
8
yang mendasar sebagai berikut, “Apa lagi yang dapat melaksanakan fungsi yang
esensial, dan berapa biayanya?”
VE merupakan suatu studi yang dilakukan oleh sebuah tim yang independen
dan multidisiplin beranggotakan para ahli. Proses VE, yang biasa disebut dengan Job
Plan, meliputi sejumlah aktivitas yang dilakukan secara berurutan selama suatu studi
VE yang meliputi suatu workshop VE. Selama workshop VE, tim mempelajari latar
belakang proyek, mendefinisikan dan mengklasifikasikan fungsi-fungsi produk,
mengidentifikasi pendekatan-pendekatan kreatif untuk menghasilkan fungsi-fungsi
tersebut, dan kemudian mengevaluasi, mengembangkan dan mempresentasikan
proposal-proposal VE kepada para pengambil keputusan kunci. Pemusatan perhatian
kepada fungsi-fungsi yang harus dilaksanakan suatu proyek, produk, atau proses
inilah yang membedakan VE terhadap pendekatan-pendekatan perbaikan kualitas atau
penghematan biaya lainnya.
Rekayasa Nilai adalah suatu teknik manajemen yang merupakan pendekatan
untuk mencapai keseimbangan fungsional terbaik antara biaya,
keandalan
dan penampilan dari suatu system/produk. Berdasarkan definisi diatas maka
Zimmerman dan Hart (1982) menyatakan karakteristik dari rekayasa nilai yaitu :
1. Berorientasi pada fungsi. Fungsi adalah apapun yang membuat sesuatu
dapat bekerja atau bernilai, penggunaan fungsi dalam rekayasa nilai terletak pada
analisis fungsi yang bertujuan untuk mengidentifikasi fungsi-fungsi esensial dan
menghilangkan fungsi-fungsi yang tidak diperlukan.
2. Berorientasi pada system. Segala proses perbaikan yang dilakukan menjadisuatu
rencana kerja formal untuk mengidentifikasi dan menghilangkan biaya yang tidak
perlu.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
9
3. Berorientasi pada siklus hidup proyek. Rekayasa nilai berkembang mulai
dari perancangan
produk,
produk
mulai
diperkenalkan,
produk
dewasa
sampai produk mengalami kemunduran sehingga perlu dipertmbangkan total
biayadan pengoperasian yang terlibat.
4. Multi disiplin. Perlibatan semua elemen perusahaan dalam suatu tim menjadisuatu
keharusan untuk menyukseskan perancangan produk tersebut.
5. Rekayasa nilai merupakan suatu teknik manajemen yang dapat dibuktikan dan
mengakomodasi pola pikir kreatif terhadap hal-hal yang baru dan inovatif.
6. Bukan merupakan review disain atau perbaikan kalkulasi yang dilakukan
oleh perancang.
7. Pengurangan niaya proses tidak berarti mengorbankan reliabilitas dan kehandalan.
8. Control kualitas tidak hanya merupakan pengujian gagal-berhasil dari pabrik dan
perancang produk.
Perancangan yang baik akan menghasilkan nilai kinerja yang baik pula.
Begitu juga dalam perancangan produk yang tidak terlepas dari usaha untuk
menujukebaikan agar produk tersebut mampu diterima ditengah-tengah konsumen.
Untuk itu perlu dibuat rencana kerja yang baik dan sistematis dalam rekaysa nilai ini.
( Puti Farida Marzuki .2001)
2.1.3 Pr insip Dasar Rekayasa Nilai
Tujuan utama menciptakan suatu produk pada dasarnya adalah agar produk
yangdibuat dapat terjual dengan cepat, dengan keuntungan yang maksimal dan dapat
memberikan kepuasan kepada konsumen. Dengan demikian para perancang
produk (desain produk) seharusnya tidak menciptakan fungsi-fungsi produk
maupun penggunaan bahan produksi yang berlebihan pada akhirnya tidak berguna
dan harganya pun tinggi.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
10
Jadi gagasan harus dikembangkan dengan bertitik tolak dari :
1. Penghematan biaya
Yaitu menggunakan biaya seminimal mungkin tanpa mengurangi fungsi
dankualitas dari suatu produk.
2. Waktu
Yaitu
memanfaatkan
waktu
dengan
sebaik
mungkin,
ini
dimaksudkanmenggunakan waktu yang minimal dengan mendapatkan hasil
yangmaksimal.
3. Bahan
Yaitu menggunakan bahan yang benar-benar memenuhi fungsi maupun kualitas.
Hal
ini perlu
diperhatikan dalam
penambahan
fungsi/manfaat
dan
menggunakan bahan yang sembarangan pada produk akan menyebabkan penambahan
biaya.Kiranyadapat dipahami dalam hal tertentu mungkin saja konsumen lebih
menyukai yang disediakan. Jadi nilai adalah suatu perbandingan antara keluaran dan
masukanyang dirumuskan sebagai berikut :
Nilai =
Fungsi / Manfaat
Biaya
Dengan demikian, nilai dapat dimaksimalkan dengan melalui dua pendekatan, yaitu:
1. Memaksimalkan
fungsi/manfaat
produk Produk
yang
dibuat
benar-benar
memenuhi keinginan atau kebutuhan konsumen, sehingga produk tersebut dapat
digunakan semaksimal mungkin.
2. Meminimalkan biaya Biaya yang dikeluarkan untuk membuat suatu produk harus
ditekan semaksimal mungkin dan juga tetap memperhatikan kualitas dari produk
tersebut, jangan sampai biaya ditekan semaksimal mungkin tetap ikualits
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
11
produk jelek. Salah satu faktor kualitas produk jelek adalah kualitas bahan yang
digunakan. Maka oleh karena itu pemilihan bahan produksi harus diperhatikan,
agar jangan sampai memakai bahan yang kualitasnya jelek.
Dalam rekayasa nilai dapat dianalisis antara fungsi/manfaat terhadap biaya
yang telah dikeluarkan yang dikenal dengan analisis Rasio Manfaat Biaya (RMB)
yaitu
menganalisis
dengan
mengurutkan
biaya
yang
terendah
ke
yang
tertinggi.Langkah selanjutnya adalah melakukan analisis urutan 1 dan 2, kemudian
alternative terpilih dibandingkan dengan urutan 3 dan selanjutnya. Alternatif terpilih
dengan kriteria sebagai berikut :
Tabel 2.1 Rasio Manfaat Biaya (RMB)
Situasi
RMB > 1
Keputusan
Pilih alternatif dengan biaya yang lebih besar.
RMB < 1
Pilih alternatif dengan biaya yang lebih kecil.
(Sumber : Puti Farida Marzuki .2001)
2.1.4 Gambar an Mengenai Rekayasa Nilai
Berikut ini adalah beberapa gambaran mengenai rekayasa nilai, yaitu :
1. Berorientasi Terhadap Sistem
Yaitu suatu rencana kerja yang memberikan ide-ide kreatif dengan alternatifalternatif pilihan yang akan dipilih dengan memilih bahan yang baik dengan biaya
yang murah.
2. Pendekatan Multidisiplin
Yaitu pelaksanaan yang dilakukan oleh suatu tim yang terdiri dari pemilik,
pekerja, pemilik bahan dan peneliti sendiri.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
12
3. Berorientasi Tehadap Fungsi
Yaitu hubungan fungsi/manfaat yang dibutuhkan terhadap nilai yang diperoleh.
Fungsi/manfaat yang diberikan oleh suatu produk harus mempunyai nilai yang
tinggi agar fungsi/manfaat dapat digunakan oleh konsumen dengan maksimal.
Untuk memperoleh nilai yang tinggi, maka salah satunya yang perlu diperhatikan
adalah bahan pembuat produk.
4. Bukan Desain Ulang
Yaitu tidak bermaksud untuk mengoreksi kelalaian dalam perancangan dan
membuat rancangan baru.
5. Bukan Hanya Mengurangi Biaya Semata
Yaitu tidak untuk mengurangi biaya dengan mengorbankan fungsi/manfat,
kualitas maupun penampilan suatu produk.
6. Syarat Akhir Pada Semua Perancangan
Yaitu seluruh hasil perancangan harus dianalisis baik fungsi/manfaat maupun
biayanya, sehingga dapat diketahui bagian-bagian mana fungsi yang belum dapat
dipenuhi fungsi dan bagian-bagian mana pula biaya yang terlalu tinggi.
7. Kontrol Kualitas
Yaitu berusaha untuk memperoleh mutu yang maksimal sesuai dengan yang
direncanakan, dengan biaya yang semurah mungkin, jadi bukan sekedar dari
kegiatan pengendalian kualitas semata.
Rencana yang telah dibuat akan tetap terdapat biaya yang tidak diinginkan.
Tidak mungkin untuk membuat suatu rencana secara rinci dari suatu rencana produksi
yang memiliki keseimbangan fungsional yang terbaik antara biaya, mutu dan
keandalan tanpa melakukan studi rekayasa nilai. Peranan rekayasa nilai dalam
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
13
menentukan bahan untuk produksi akan makin telihat seandainya telah diketahui
penyebab timbulnya biaya yang berlebihan, yaitu biaya yang tidak memberikan nilai
secara maksimal terhadap produk.
Penyebab timbulnya biaya yang berlebihan maupun penggunaan bahan baku
produksi yang masih belum maksimal antara lain adalah :
a) Kekurangan Waktu
Setiap perancang mempunyai batas waktu untuk menyerahkan hasil rancangannya
tepat pada waktunya, sebab hal itu akan mempengaruhi reputasinya. Dengan
demikian
perancang
harus
memanfaatkan
waktu
yang
terbatas
untuk
membuat perbandingan fungsi maupun biaya untuk mencapai nilai yang
diinginkan, sehingga perancang mengambil keputusan yang tergesa-gesa yang
berakibat banyak timbulnya biaya yang tidak diinginkan dan penggunaan bahan
yang tidak maksimal.
b) Kekurangan Informasi
Berbagai material atau bahan yang ada tidak banyak diketahui, sehingga
dalam proses produksi masih banyak menggunakan bahan baku produk yang
tinggi, padahal masih ada bahan produksi yang lebih murah dan kualitasnya cukup
baik. Kadang-kadang pemilik tidak mau menerima bahan produksi tanpa
mengetahui sejauh mana keandalan dari bahan tersebut apabila dibuat suatu
produk.
c) Kekurangan Ide
Dalam perancangan kadang-kadang terdapat kekurangan ide-ide alternatif,
sehingga pada saat dilakukan perancangan sedikitnya ide-ide yang muncul
yang berakibat banyaknya biaya-biaya yang tidak diinginkan maupu penggunaan
bahan produksi yang belum memenuhi fungsi atau fungsi bahan tersebut belum
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
14
maksimal. Sebaiknya komponen yang terlibat didalamnya memiliki latar
belakang pendidikan yang berbeda, sehingga perancangan yang baik adalah
perancangan yang dilakukan oleh sebuah tim atau kelompok dengan multi disiplin
ilmu, agar hasil rancangan dapat memenuhi fungsi yang maksimal dengan biaya
yang terendah.
d) Keandalan Sementara Yang Menjadi Permanen
Perancang memiliki waktu yang terbatas untuk menyelesaikan rancangannya,
seringkali hal-hal yang belum pasti sudah diambil dan dijadikan suatu keputusan,
sehingga keputusan tersebut tidak akurat. Tetapi berhubungan waktunya terbatas,
maka
terpaksa
diambil
keputusan
sementara
dengan
harapan
akan
dilakukan perubahan dikemudian hari. Tetapi perubahan tersebut pada akhirnya
sering tidak dapat dilakukan, karena sesuatu dan lainhal yang tidak mengijinkan,
sehingga keadaan sementara itu menjadi permanen.
e) Kesalahan Konsep
Sebagai manusia tidak luput dari kesalahan, pengalaman yang diperoleh kadangkadang memberikan terjadinya kesalahan konsep atau perancang tidak
mengikuti perkembangan keadaan dilapangan, karena terlalu berpijak terhadap
pengalaman terdahulu. Padahal pengalaman tersebut mungkin tidak biasa
diterapkan lagi pada saat ini.
f) Sikap Menolak Saran
Sikap
perancang
sering
terbawa
oleh
arus
pemikiran
diri
sendiri,
sehingga perancang seringkali untuk mempertahankan pendapat sendiri yang
belum tentu benar. Hal-hal seperti inilah yang akan menimbulkan biaya maupun
bahan untuk produksi yang tidak diinginkan dalam membuat suatu produk.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
15
g) Biaya Perancangan Kurang
Tidak memadainya biaya perancangan, hal ini dapat mempengaruhi hasil kerjadari
perancang. Sebab bekerja dengan dana yang kurang memadai, hal ini akan
mengurangi kinerja dari seorang perancang yang berakibat terhadap kurang
validhasil rancangan tersebut. Kurangnya biaya perancangan adalah bagian kecil
dari biaya pembuatan suatu produk, tetapi akan mempengaruhi dari harga total
produk itu sendiri
(Puti Farida Marzuki .2001)
2.1.5 Value Engineer ing J ob Plan
Seperti telah disinggung di atas, value engineering (VE) Job Plan merupakan
suatu urutan aktivitas di dalam studi VE yang dilakukan untuk suatu objek (proyek,
proses, produk) yang meliputi pendefinisian fungsi-fungsi proyek, pengembangan dan
evaluasi gagasan, dan selanjutnya pengembangan dan penyajian proposal VE di
dalam suatu workshop. Pada saat ini tidak terdapat suatu proses yang baku untuk
mengimplementasikan proposal VE.
Metodologi VE (Job Plan) yang direkomendasikan untuk digunakan oleh tim
VE selama workshop terdiri dari lima fase yang berbeda satu sama lain. Fase-fase
tersebut diuraikan berikut ini.
1) Fase Informasi
Selama fase ini, tim VE menggali sebanyak mungkin informasi mengenai
desain, latar belakang, kendala, dan proyeksi biaya proyek. Tim melaksanakan
analisis fungsi dan menentukan peringkat biaya relatif produk sebagai sistem dan subsistem untuk mengidentifikasi wilayah-wilayah biaya yang berpotensi akan tinggi.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
16
Analisis fungsi merupakan basis utama di dalam value engineering karena
analisis inilah yang membedakan VE dari teknik-teknik penghematan biaya lainnya.
Analisis ini membantu tim VE di dalam menentukan biaya terendah yang diperlukan
untuk melaksanakan fungsi-fungsi utama dan fungsi-fungsi pendukung dan
mengidentifikasi biaya-biaya
yang dapat dikurangi atau dihilangkan tanpa
mempengaruhi kinerja atau kendala produk.
Fungsi diidentifikasi dengan menggunakan deskripsi yang terdiri dari dua
kata, yaitu kata kerja dan kata benda. Kata kerja yang digunakan adalah kata kerja
aktif dan kata benda yang digunakan merupakan kata benda yang terukur.
Fungsi dasar suatu produk/bangunan merupakan pekerjaan utama yang harus
dilaksanakannya. Fungsi-fungsi sekunder sering merupakan fungsi-fungsi yang
mungkin diinginkan keberadaannya tetapi sebenarnya tidak diperlukan untuk
melaksanakan tugas atau pekerjaan tertentu. Fungsi-fungsi sekunder yang harus ada
merupakan fungsi-fungsi yang secara absolut diperlukan untuk melaksanakan tugas
atau pekerjaan tertentu, walaupun sebenarnya tidak melaksanakan fungsi dasar.
Fungsi produk/bangunan secara menyeluruh ditentukan terlebih dahulu sebelum
menentukan fungsi elemen-elemennya.
Bagian yang paling sulit pada analisis fungsi adalah memperkirakan nilai
kegunaan (worth) setiap subsistem atau komponen untuk membandingkannya dengan
biaya yang diperkirakan. Nilai kegunaan (worth) memberikan indikasi nilai (value)
artinya biaya terendah yang diperlukan untuk terlaksananya suatu fungsi tertentu.
Untuk itu tidak diperlukan ketelitian yang sangat besar. Nilai kegunaan (worth) hanya
digunakan sebagai suatu mekanisme untuk mengidentifikasi wilayah-wilayah dengan
potensi penghematan dan perbaikan nilai (value) yang tinggi. Subsistem yang
melaksanakan fungsi sekunder tidak memiliki worth karena tidak berhubungan
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
17
langsung dengan fungsi dasar. Sebagai analisa fungsi, pendekatan yang dilakukan
rekayasa nilai adalah dengan membedakan secara jelas perbedaan pengertian antara
nilai (wort ) dan harga (cost), yaitu :
a) Ukuran nilai ditentukan oleh fungsi atau kegunaannya, sedangkan harga atau
biaya ditentukan oleh substansi barangnya atau harga komponen yang membentuk
barang tersebut.
b) Ukuran nilai cenderung kearah subyektif dan sebagian tergantung pada seberapa
jauh pemilik dapat memanfaatkannya. Sedangkan harga adalah berapa
pengeluaran yang berbentuk materi yang telah dilakukan untuk mendapatkan
barang tersebut.
Tujuan tahap informasi adalah memperoleh pemahaman yang menyeluruh
atau item yang dipelajari yaitu dengan cara mengumpulkan informasi, keterangan,
fakta-fakta data yang berhubungan dengan masalah sebanyak dan selengkap mungkin.
Agar dapat menentukan bagian mana yang menjadi fokus penelitian pertanyaanpertanyaan ini harus dijawab :
1. Apakah item itu ?
2. Apa yang dilakukan ?
3. Apa bahannya ?
4. Berapa biayanya ?
5. Apa yang ditampilkan dari fungsi tersebut ?
Cara yang digunakan dalam tahap ini yaitu :
1. Hubungan kemasyarakatan yang baik
Masalah hubungan kemasyarakatan sangat penting dalam suksesnya penelitian
rekayasa nilai. Keefektifan dari usaha rekayasa nilai tergantung pada
kerjasama pemilik, perancang, tenaga kerja, pemilik bahan dan peneliti sendiri.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
18
Singkatnya hubungan perekayasa nilai dengan orang lain harus baik untuk
memperoleh informasi yang lengkap.
2. Mendapatkan semua fakta
Semua fakta mengenai komponen dari senapan angin harus lengkap misalnya,
semua aspek dari item-item tersebut harus ditanya yaitu apa fungsinya,
apa bahannya, dan berapa biayanya dan lain sebagainya. Tujuan adalah
mendapatkan fakta, dan fakta ini merupakan informasi yang terbaik.
3. Melengkapi perolehan informasi
Semua informasi yang sesuai dalam masalah ini adalah penting, jadi informasi
yang tidak berhubungan dibuang. Dokumen-dokumen penting dilengkapi
sebanyak mungkin karena membantu keberhasilan penelitian perekayasa nilai.
Pada
fase
ini,
tim
berusaha
mengumpulkan
informasi
mengenai
kebutuhankonsumen akan produk tentang hal yang diinginkan dan tidak
diinginkandari
asumsi, batasan,
produk
biaya
yang
dan
akan
dikembangkan
pengoprasiannya.
dan
ditentukan
Informasi
tersebut
asumsidapat
dikumpulkandengan menggunakan kuisioner, wawancara, survey pasar, dan
metode pengumpulan data yang lain. Analisis fungsi juga diperlukan dalam
faseinformasi ini untuk mengidentifikasi fungsi-fungsi yang perluditingkatkan. Salah
satu metodenya dengan Function Analysis System’sTechnique (FAST).
a) Kelompok Fokus
Metode ini dilakukan dengan cara seorangn moderator memantau diskusi yang
diikuti oleh antara 8-12 orang konsumen,anggota team mengamati diskusi
tersebut.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
19
b) Observasi
Cara ini dilakukan dengan cara mengamati konsumen dalammenggunakan produk
tersebut.
2) Fase Kreatif
Pada fase ini, merujuk dari hasil pada fase informasi. Dari hasil tersebut
informasi-informasi yang didapat kemudian dikelompokkan menjadi beberapa fungsi
dari ide-ide yang didapat dengan membagi fungsi-fungsi tersebut kedalam fungsi
primer dan fungsi sekunder produk tersebut. Di dalam fase ini, Tim VE menggunakan
suatu proses interaksi kelompok yang kreatif untuk mengidentifikasi gagasan
alternatif guna memenuhi fungsi suatu sistem atau subsistem.
Tujuan tahap kreatif adalah mengembangkan sebanyak-banyaknya ide-ide
kreatif dalam memenuhi fungsi primer atau fungsi sekunder yang dibutuhkan. Dalam
tahap ini setiap alternatif belum boleh dievaluasi. Disini dibutuhkan kreativitas
berpikir bagi perekayasa nilai untuk memperoleh alternatif-alternatif tersebut.
Pertanyaan Kunci : ‘Adakah cara-cara maupun bahan lain yang memenuhi fungsi
yang dibutuhkan dengan penggunaan biaya yang rendah?’
Cara-cara yang digunakan dalam tahap kreativitas ini adalah :
1. Mencetuskan dan menyaring
Setiap
anggota
tim
rekayasa
nilai
harus
dapat
menciptakan
ide-ide
baru.Sedangkan ide-ide yang dihasilkan yang sekiranya tidak bermanfaat dibuang.
2. Perbandingan fungsional
Menjawab pertanyaan kunci dengan berpikir kreatif dalam pemecahan masalah
dan menemukan jalan pemecahan yang baru untuk mendapatkan bahan yang
murah dan biaya yang rendah.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
20
3) Fase Analisis
Fase
ini merupakan kelanjutan dari
fase
kreatif
yang melakukan
analisisterhadap masukan ide alternatif yang bertujuan untuk mengetahuikelebihan
dan kekurangan masing-masing alternatif. Alat analisis dalam pengambilan keputusan
seperti matrik evaluasi, Zero One Method , AnailisAtribut, dan Analytical Hierarchy
Product (AHP).
Tujuan tahap analisis adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang membuat
alternatif-alternatif tersebut baik atau tidak dan merekomendasikan alternatif yang
terbaik.
Cara-cara yang digunakan dalam tahap analisis ini adalah :
a) Analisis Karakteristik agar dapat dipastikan apakah ada perbedaan setelah
diadakan analisis manfaat dan biaya.
b) Menganalisis kembali manfaat dan biaya yang terdapat pada alternatif tiaptiap bahan dan biaya.
Analisis Rasio. Manfaat Biaya (RMB) yaitu menganalisis dengan mengurutkan
biaya- biaya yang terendah ke yang tertinggi.
Langkah selanjutnya adalah melakukan analisis urutan 1 dan 2, kemudian
alternatif terpilih di bandingkan dengan urutan 3 dan seterusnya.
4) Fase Rekomendasi
Pada fase ini, Tim VE menelaah gagasan atau alternatif yang terpilih dan
menyiapkan deskripsi, gambar-gambar dan estimasi life cycle cost terkait yang
mendukung rekomendasi yang diajukan sebagai proposal VE yang resmi.
Life cycle cost (LCC) merupakan seluruh biaya yang signifikan yang tercakup
di dalam pemilikan dan penggunaan suatu benda, sistem atau jasa sepanjang suatu
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
21
waktu yang ditentukan. Perioda waktu yang digunakan adalah masa guna efektif yang
direncanakan untuk fasilitas yang bersangkutan. Analisis LCC dilakukan untuk
menentukan alternatif dengan biaya paling rendah. D
BETON RINGAN DENGAN BAHAN SUBSTITUSI BLOTONG
DI PT. VARIA USAHA BETON – SIDOARJ O
SKRIPSI
Disusun Oleh :
DANANG BUDI INDARTO
0832010071
J URUSAN TEKNIK INDUSTRI
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
J AWA TIMUR
2012
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
LEMBAR PENGESAHAN
HASIL PENELITIAN
PENERAPAN REKAYASA NILAI PADA PRODUK GENTENG
BETON RINGAN DENGAN BAHAN SUBSTITUSI BLOTONG
DI PT. VARIA USAHA BETON
SIDOARJ O
OLEH :
DANANG BUDI INDARTO
0832010071
Telah Disetujui untuk mengikuti
Seminar II Hasil Penelitian
Sur abaya, 30 Mei 2012
Mengetahui,
Dosen Pembimbing I
Dosen Pembimbing II
Ir . Yustina Ngatilah, MT
NIP. 19570306 198803 2 001
Suseno Budi Prasetyo, ST, MT
NIP. 19760503 200501 1 002
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
LEMBAR PENGESAHAN
SKRIPSI
PENERAPAN REKAYASA NILAI PADA PRODUK GENTENG
BETON RINGAN DENGAN BAHAN SUBSTITUSI BLOTONG
DI PT VARIA USAHA BETON
Disusun oleh :
DANANG BUDI INDARTO
NPM : 0832010071
Telah Diper tahankan Dihadapkan
Dan Diter ima Oleh Tim Penguji Skr ipsi
Pada Tanggal 15 J uni 2012
Tim Penguji
Pembimbing I
1.
Dr s. Pailan, Mpd
NIP. 19530504 198303 1 001
Ir. Yustina Ngatilah, MT.
NIP. 19570306 198803 0 001
Pembimbing II
2.
Ir . Har i Pur woadi, MM
NIP. 19480828 198403 1 001
Suseno Budi Prasetyo, ST. MT.
NIP. 19760503 200501 1 002
Mengatahui,
Dekan Fakultas Teknologi Industr i
Univer sitas Pembangunan Nasional “Veter an” J awa Timur
Ir . Sutiyono, MT
NIP. 19600713 198703 1 001
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas limpahan berkat Rahmat-Nya
sehingga penyusun dapat menyelesaikan laporan tugas akhir (skripsi) dengan baik
dan tepat pada waktunya.
Penyusunan laporan ini berdasarkan pengamatan selama penelitian
berlangsung, informasi yang penyusun peroleh dari pembimbing lapangan dan
Dosen Pembimbing skripsi, juga dari literature yang ada.
Atas terselesainya pelaksanaan skripsi dan terselesainya penyusunan
skripsi ini, maka penyusun menyampaikan rasa terima kasih yang sebesarbesarnya kepada :
1. Allah SWT
2. Bapak Ir. Sutiyono, MT selaku Dekan Fakultas Teknologi Industri
UPN “Veteran” Jawa Timur.
3. Bapak Dr. Ir. Minto Waluyo, MT, selaku Ketua Jurusan Teknik Indutri UPN
“Veteran” Jawa Timur.
4. Bapak Drs. Pailan, Mpd,
selaku Sekretaris Jurusan Teknik Indutri
UPN “Veteran” Jawa Timur.
5. Bapak Ir. Yustina Ngatilah, MT, selaku Dosen Pembimbing I yang telah
membimbing saya dalam menyelesaikan Laporan skripsi ini.
6. Bapak Suseno Budi Prasetyo, ST, MT, selaku Dosen Pembimbing II yang
telah membimbing saya dalam menyelesaikan Laporan skripsi ini.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
7. Bapak Tahir Hidayat, selaku Manager bidang Jaminan Mutu dan Litbang, di
PT. Varia usaha Beton, yang telah memberikan ijin untuk pembuatan genteng
beton.
8. Bapak Buali, selaku pembimbing lapangan di lingkungan pabrik.
9. Semua Staf dan Karyawan PT. Varia Usaha Beton yang telah banyak
membantu selama penyusun melaksanakan penelitian.
10. Kedua orang tuaku, dan seluruh keluargaku yang selalu mendukung.
11. Mas Dellyanto Eko dan mas Rido Hakiky, selaku pembimbing III yang
banyak membantu memberikan masukan dalam pengerjaan laporan ini. Suwon
boy ^_^
12. Anak-anak Kantal Mania (Lazy Boy). Yudha Dwi Rachmawan (selaku
Presiden Lazy Boy), Halim Hamzah (selaku wakil Presiden Lazy Boy),
Wahyu Indra Sasmita, Yanuardhi Ahmad, Bahrudin Yusuf Fikri, Robi
Ristanto, Dhani Cikyen, Rojak Aji Purnomo, Bagus Indra Pokemon,
Maurianus Fani Mangetan. Semangat rekk, ayo nyusulllll
13. Special Thank’s to Yanuardhi Ahmad Lazy, Famei Very Arilianza Looser,
Herdiyanto, Ayu Renia Putri, Puspita Sari, dan Dio Dippo Oksaputra selaku
Presiden M88 dan Asianbookie. Terima kasih atas kerja samanya selama
menjadi Asissten Laboratorium Pemrograman Komputer an Simulasi Sistem
Industri.
14. Semua temanku angkatan 2008.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
ii
15. Pihak – pihak lain yang terkait baik secara langsung maupun tidak langsung
terlibat dalam pembuatan atau penyelesaian laporan ini yang tidak dapat
disebutkan satu per satu.
Penyusun menyadari bahwa penulisan Laporan Tugas Akhir ini masih
jauh dari sempurna, baik isi maupun penyajian. Oleh karena itu, saran dan kritik
yang membangun akan penyusun terima dengan senang hati.
Akhir kata semoga Laporan Tugas Akhir ini dapat memberikan manfaat
bagi semua pihak yang berkepentingan dan semoga Allah SWT memberikan
Rahmat dan Berkat kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan kepada
penyusun, Amin.
Surabaya, 22 Mei 2012
Penyusun
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
iii
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR .................................................................................... ..i
ABSTRAKSI........................................................................................................ii
DAFTAR ISI .................................................................................................. .iii
DAFTAR TABEL .......................................................................................... viii
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... ..x
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. .xi
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang ........................................................................................ 1
1.2
Perumusan Masalah ................................................................................ 2
1.3
Batasan Masalah...................................................................................... 3
1.4
Asumsi-asumsi ........................................................................................ 3
1.5
Tujuan Penelitian .................................................................................... 4
1.6
Manfaat Penelitian .................................................................................. 4
1.7
Sistematika Penulisan .............................................................................. 4
BAB II TINJ AUAN PUSTAKA
2.1
Rekayasa Nilai ........................................................................................ 6
2.1.1 Sejarah Rekayasa Nilai ................................................................. 6
2.1.2 Pengertian Rekayasa Nilai ............................................................ 7
2.1.3 Prinsip Dasar Rekayasa Nilai ........................................................ 9
2.1.4 Gambaran Rekayasa Nilai............................................................. 11
2.1.5 Value Engineering Job Plan .......................................................... 15
2.1.6 Konsep Nilai Dalam Rekayasa Nilai ............................................. 24
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
v
2.1.7 Konsep Dasar Rekayasa Nilai ....................................................... 25
2.1.8 Waktu Penerapan Rekayasa Nilai ................................................. 26
2.1.9 Usaha-usaha meningkatkan Nilai .................................................. 27
2.1.10 Pentingnya Rekayasa Nilai...............................................................28
2.2
Teknik-teknik Rekayasa Nilai ................................................................. 28
2.2.1 Pendekatan Fungsional ................................................................. 28
2.2.2 Fungsi/Manfaat ............................................................................. 29
2.2.3 Konsep Efisien dan Efektifitas ...................................................... 30
2.2.4 Kreativitas .................................................................................... 33
2.2.5 Metode Zero-One ......................................................................... 37
2.2.6 Pengujian Konsistensi ................................................................... 38
2.3
Biaya....................................................................................................... 40
2.3.1 Pengertian Biaya ........................................................................... 40
2.4
Metode FAST ......................................................................................... 40
2.4.1 FAST ............................................................................................ 40
2.4.2 Identifikasi tahapan FAST ............................................................. 47
2.5
Analytical Hierarchy Process (AHP) ....................................................... 48
2.5.1 Pengertian AHP ............................................................................ 48
2.5.2 Kelebihan AHP ............................................................................. 49
2.5.3 Prinsip Dasar Pemikirn AHP ......................................................... 49
2.5.4 Prinsip Menyusun Hierarki ............................................................ 50
2.5.5 Prinsip Menetapkan Prioritas Keputusan ....................................... 50
2.5.6 Prinsip Konsistensi Logis .............................................................. 52
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
vi
2.5.2 Penggunaan Metode AHP dalam sistem pengolahan kinerja .......... 52
2.5.3 Menentukan Nilai Prioritas KPI..................................................... 52
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Tempat dan Waktu Penelitian ................................................................... 57
3.2 Identifikasi dan Definisi Operasional Variabel ......................................... 57
3.3 Populasi dan Teknik Sampel .................................................................... 58
3.4
Pengumpulan/pengambilan data .............................................................. 59
3.5 Metode Pengolahan Data .......................................................................... 59
3.5.1 Pengumpulan/Pengambilan Data ................................................... 60
3.5.2 Pengujian Konsistensi .................................................................... 61
3.5.3 Penyusunan Matriks Zero-One....................................................... 63
3.5.4 Penyusunan Matriks Evaluasi ........................................................ 64
3.5.5 Perhitungan Biaya Produksi ........................................................... 64
3.5.6 Perhitungan nilai Produk ............................................................... 64
3.6 Langkah – Langkah Pemecahan Masalah ................................................. 65
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Pengumpulan Data ................................................................................... 70
4.2 Penentuan Fungsi Genteng ....................................................................... 71
4.3 Atribut Genteng ....................................................................................... 72
4.4
Perancangan alternatif genteng ................................................................ 72
4.5 Penyebaran Kuisioner .............................................................................. 73
4.6 Pengujuan Konsistensi ............................................................................. 74
4.7 Penilaian masing-masing alternatif ........................................................... 78
4.7.1 Analisa kebutuhan ........................................................................ 78
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
vii
4.7.2 Menentukan ranking kriteria genteng beton .................................. 78
4.7.3 Menghitung preferensi produk ...................................................... 84
4.7.4 Metode zero one untuk menghitung indeks produk ....................... 86
4.7.5 Matrik evaluasi ............................................................................. 87
4.8 Menghitung biaya alternatif awal dan 8 alternatif usulan .......................... 89
4.8.1 Faktor teknis ................................................................................. 89
4.8.2 Faktor ekonomis ........................................................................... 90
4.9 Menghitung nilai produk alternatif awal dan 8 alternatif usulan ................ 93
4.10 Pilih nilai terbaik .................................................................................... 95
4.11 Pembahasan ............................................................................................. 95
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan .............................................................................................. 97
5.2 Saran ........................................................................................................ 97
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
viii
ABSTRAKSI
Agar dapat memenuhi kebutuhan genteng beton yang sesuai dengan
konsumen, PT. Varia Usaha Beton, Waru Sidoarjo mempunyai permasalahan
yaitu genteng yang dihasilkan belum mampu menyaingi genteng yang ditawarkan
dipasaran yang sangat beraneka ragam. Dengan kata lain, genteng tertentu saja
yang dihasilkan.
Adapun usaha yang dilakukan adalah menerapkan studi rekayasa nilai
pada genteng beton ini. Pertama-tama yang dilakukan adalah menentukan bobot
untuk menentukan pengujian konsistensi. Dengan cara menyebarkan kuisioner
yang nantinya dapat diketahui apakah data data tersebut konsisten atau tidak. Lalu
menganalisa kebutuhan yang didasarkan pada responden, yang kemudian hasilnya
digunakan untuk pembuatan struktur fungsi dari genteng beton ini. Untuk tahap
kreatifitas, menggunakan 1 alternatif awal dan 8 alternatif usulan. Langkah
terakhir adalah melakukan perhitungan menggunakan matriks zero-one dan matrik
evaluasi untuk mendapatkan genteng alternatif terpilih yang memberikan
performansi yang paling tinggi, kemudian didapat nilai berdasarkan perbandingan
antara performansi dengan biaya pembuatan genteng beton.
Berdasarkan perhitungan Performansi alternatif genteng diperoleh hasil
sebagai berikut : 2,35; 3,1; 1,4; 0,8; 1,2; 1,5; 1,6; 1,4; 1,05. Sedangkan
berdasarkan perhitungan Biaya pembuatan genteng beton didapatkan hasil sebagai
berikut : Rp. 1214,4,-; Rp. 1102,8,-; Rp. 1096,3,-; Rp. 1089,8,-; Rp.1048,3,-;
Rp.1158,-; Rp. 1153,2,-; Rp. 1147,8,-; Rp. 1141,3,-. Kemudian dari perhitungan
performansi dan biaya diatas didapatkan Nilai sebagai berikut : 0,0019; 0,0028;
0,0012; 0,007; 0,0011; 0,0012; 0,0013; 0,0012; 0,009.
Dari hasil pembahasan pada tahap pengembangan maka dapat diketahui
bahwa alternatif genteng A mempunyai nilai tertinggi diantara alternatif-alternatif
yang lainnya yaitu 0,0028 , Dengan nilai parameter Kuat Tekan 270,18 psi;
Densitas 3,53 Kg/cm³; Porositas 9,9 %. Sehingga Alternatif genteng A lebih baik
daripada produk alternative awal.
Maka alternatif A inilah yang digunakan sebagai alternatif genteng untuk
direkomendasikan.
Komposisi alternatif Genteng A adalah :
- Bahan dasar yang digunakan adalah Abu Batu sebanyak 2,67 Kg
- Menggunakan bahan campuran semen sebanyak 0,66 Kg
- Menggunakan bahan campuran fly as sebanyak 0,44 Kg
- Bahan substitusi berupa blotong sebanyak 0,23 Kg
Kata Kunci : Rekayasa Nilai, Alternatif Produk, Nilai.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
iv
ABSTRACT
In order to meet the needs of concrete roof tile in accordance with the
customer, PT. Varia Usaha Beton, Waru Sidoarjo has produced problems of the
roof tiles have not been able to compete in the market to offer a very wide range.
In other words, certain tiles are produced.
The work done is to apply value engineering studies on this betin tile. First
of all it does is determine the weight to determine the consistency of testing. By
way of spreading the questionnaire which will be known whether the data the data
is consistent or not. Then analyze the needs that are based on the respondents,
which then results are used for the manufacture of concrete structures is a function
of the tile. For creativity tapa, using 9 alternative tile components. The final step
is to do perhitungna using zero-one matrix and the evaluation matrix to get the tile
selected alternative provides the highest performance, then the value obtained by
the comparison between the performance of concrete roof tile manufacturing
costs.
Performance is based on the calculation of alternative tile obtained the
following results: 2,35; 3,1; 1,4; 0,8; 1,2; 1,5; 1,6; 1,4; 1,05. whereas based on the
calculation of cost of manufacture of concrete roof tiles obtained the following
results: Rp. 1182,4,-; Rp. 1151,-; Rp. 1144,-; Rp. 1137,-; Rp. 1129,-; Rp. 1095,-;
Rp. 1087,-; Rp. 1078,-; Rp. 1035,-.Then from the calculation of performance and
cost over value obtained as follows: 0,0019; 0,0026; 0,0012; 0,007; 0,0010;
0,0013; 0,0014; 0,0012; 0,0010.
From the results of the discussion at this stage of development it can be
seen that the tile alternative A has the highest value among the other alternatives,
namely 0,0026, then alternative A is used as a tile for the alternative
recommended.
The characteristics of alternative tile A is :
- The basic ingredients used are as much as 2.48 Kg Abu Batu
- Using a mixture of cement as much as 0.70 Kg
- Using a mixture of fly as much as 0.58 Kg
- Material substitution of as much as 0.22 Kg Blotong
Key Words: Value Engineering, Alternative Products, Value.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Dalam menuju era industrialisasi menyebabkan timbulnya berbagai macam
industry si Indonesia. Hal ini mendorong makin tingginya tingkat persaingan yang
disertai dengan munculnya perusahaan-perusahaan baru yang menghasilkan barangbarang sejenis dengan tingkat kualitas dan kreatifitas yang bermacam-macam serta
harga yang mampu bersaing. Daya kreatifitas dan inovasi-inovasi baru dalam
mendesain produk merupakan salah satu
hal
yang
utama dalam
usaha
penganekaragaman jenis produk yang dihasilkan. Daya kreatifitas diharapkan dapat
dipergunakan semaksimal mungkin, dalam usaha untuk memperbaiki produknya agar
laku di pasaran serta dapat menunjukkan kenaikan penjualan.
PT. Varia Usaha Beton, yang bertempat di Jl. Letjend S. Parman 38. Waru,
Sidoarjo merupakan suatu perusahaan manufaktur yang bergerak dalam bidang
industri yang memproduksi genteng. Dimana PT. Varia Usaha Beton memiliki
permasalahan pada berat genteng dengan bobot 4,86 kg. Oleh karena itu kami
berupaya untuk membuat genteng beton yang ringan dengan menggunakan metode
rekayasa nilai, karena perusahaan belum pernah mempertimbangkan metode tersebut.
Metode Rekayasa Nilai merupakan metode yang menyatukan peningkatan
kualitas dengan selera konsumen yang menentukan jenis dan bentuk produk.
Rekayasa nilai adalah suatu teknik manajemen yang kreatif dan sistematis dengan
tujuan mengurangi dan menghilangkan biaya-biaya yang tidak diperlukan serta
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
2
memberikan nilai tambah (value added) untuk produk tersebut. Rencana kerja
rekayasa nilai terdiri dari empat tahap, yaitu : Tahap Informasi, Tahap Kreatif, Tahap
Evaluasi, dan Tahap Rekomendasi.
Melihat permasalahan diatas dan untuk lebih meningkatkan nilai tambah
produk genteng beton ringan ini, maka peneliti mencoba menerapkan studi Rekayasa
Nilai pada desain genteng dengan alternative lain, yaitu dengan menggunakan bahan
substitusi blotong untuk yang dapat meningkatkan ataupun memenuhi permintaan
pasar sesuai keinginan konsumen dengan fungsi dan manfaat yang sama, namun
dengan harga yang relative lebih murah. Selain sebagai bahan subtitusi tambahan,
penggunaan bahan substitusi blotong juga ditujukan mengurangi limbah pabrik gula.
1.2
Per umusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang ada, maka perusahaan yang akan
diamati dalam penelitian ini adalah :
“ Alternatif komposisi mana yang memberikan nilai terbaik dari produk
genteng beton, sehingga produk tersebut sesuai dengan kriteria Standart Nasional
Indonesia (SNI)?”
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
3
1.3
Batasan Masalah
Guna menghindari pembahasan yang terlalu luas dan tidak terarah serta
menimbulkan penafsiran yang berbeda-beda dari pembahasan nantinya, maka dalam
tugas akhir ini penulis membuat batasan-batasan masalah sebagai berikut :
1. Penelitian hanya dilakukan pada produk genteng beton, dengan menggunakan
komposisi abu batu, fly ash, semen, dengan bahan substitusi berupa blotong.
2. Penelitian hanya dilakukan sampai diketahui pembentukan produk usulan dari
rancangan genteng beton tersebut (tidak sampai menghitung tingkat penjualan dari
produk yang sudah direkomendasikan).
3. Pengaruh air terhadap performansi genteng tidak dibahas dalam penelitian ini.
1.4
Asumsi-asumsi
Asumsi-asumsi yang digunakan untuk membantu dalam memecahkan permasalahan
yang berkaitan dengan pengumpulan data adalah sebagai berikut :
1. Proses produksi dengan keadaan stabil.
2. Perusahaan tidak mengalami masalah financial apabila desain baru digunakan.
3. Bahan baku, fasilitas, atau peralatan untuk peralatan untuk desain baru tidak
ada masalah.
4. Komposisi bahan baku air sudah konstan ditetapkan oleh perusahaanen.
Dianggap tidak berpengaruh terhadap performansi genteng.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
4
1.5
Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan nilai terbaik atau
tertinggi dari alternatif produk genteng beton sehingga memenuhi Standart Nasional
Indonesia (SNI) dengan menggunakan metode Rekayasa Nilai.
1.6
Manfaat Penelitian
Dengan adanya penelitian ini diharapkan diperoleh manfaat sebagai berikut :
1. Dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan bagi pemimpin serta karyawan
perusahaan di dalam menentukan sebagai salah satu alternative kebijaksanaan
tentang pengambilan keputusan perusahaan di masa yang akan dating.
2. Dapat membantu perusahaan untuk mengetahui kriteria-kriteria produk genteng
beton yang diinginkan oleh konsumen.
3. Dapat membantu perusahaan dalam membuat desain produk genteng beton ringan
yang sesuai dengan keinginan pasar atau konsumen saat ini.
4. Membantu perusahaan dalam mengatur biaya produksi pada pembuatan produk
genteng beton ringan sehingga produk yang dihasilkan dapat kita jual dengan
kualitas yang bagus.
1.7
Sistematika Penulisan
Dalam penelitian ini sistematika penulisannya disusun sebagai berikut :
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
5
BAB I
PENDAHULUAN
Dalam bab ini membahas mengenai latar belakang masalah, perumusan masalah,
pembatasan masalah, asumsi-asumsi-, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan
sistematika penulisan.
BAB II
TINJ AUAN PUSTAKA
Bab ini membahas mengenai teori-teori yang berkaitan dengan menunjang
pemecahan dan pembahasan masalah, antara lain : nilai, rekayasa nilai, pengujian
kecukupan data, reliabilitas, dan biaya.
BAB III
METODE PENELITIAN
Bab ini mengenai lokasi penelitian, kerangka peneliotian, identifikasi variable,
metode
pengumpulan
data,
metode
pengolahan
data,
langkah-langkah
penyelesaian masalah.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Dalam bab ini membahas pengolahan dan analisis data untuk memperoleh hasil
seperti yang diharapkan berdasarkan rumusan yang terdapat pada pustaka.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
Dalam bab ini membahas mengenai kesimpulan dan uraian yang telah dibahas
pada tugas akhir ini serta memberikan saran dan masukan yang bermanfaat bagi
semua pihak.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
6
BAB II
TINJ AUAN PUSTAKA
2.1
Rekayasa Nilai
2.1.1 Sejarah Rekayasa Nilai
Rekayasa nilai atau value engineering (VE), yang sering juga disebut dengan
value analysis, value management (VM), atau value planning, adalah suatu metoda
yang didasarkan pada metodologi nilai atau value methodology. Metoda ini pertama
kali digunakan di Amerika Serikat pada tahun 1940-an oleh perusahaan General
Electric pada saat dihadapkan kepada tantangan pengambilan keputusan mengenai
alternatif desain di dalam kondisi ketersediaan sumberdaya yang terbatas. Ketika itu
disadari bahwa penelaahan kembali desain dan melakukan substitusi material ternyata
sering menghasilkan produk yang lebih baik dengan harga yang lebih rendah dan
dengan demikian mencapai nilai atau value yang lebih baik. Lawrence D.Miles,
Manager of Purchasing pada perusahaan tersebut, yang mengembangkan metoda yang
efektif untuk memperbaiki nilai yang dinamakan analisis nilai atau value analysis
(VA) pada tahun 1947. (Puti Farida Marzuki .2001)
Metoda ini didasarkan pada pemahaman bahwa fungsi yang disandang oleh
sebuah produk yang merupakan kunci untuk mencapai nilai yang lebih baik.Metoda
ini pertama kali digunakan di Amerika Serikat pada tahun 1940-an oleh perusahaan
General
Electric
pada
saat
dihadapkan
kepada
tantangan
pengambilan
keputusanmengenai alternatif desain di dalam kondisi ketersediaan sumberdaya yang
terbatas.Penggunaan VE berkembang di dalam institusi-institusi pemerintah di
Amerika Serikat pada awal tahun 1960-an dan pada tahun 1965 pengadaan insentif
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
7
untuk VE mulaidiperkenalkan di dalam kontrak-kontrak konstruksi. Daya tarik VE
terletak pada anggapan bahwa VE dapat memperbaiki cost-effectiveness proyekproyek yang dibiayai publik. Pada saatini VE telah diterapkan pada berbagai proyek
konstruksi di berbagai negara terutama untuk proyek-proyek yang memakan biaya
besar. ( Puti Farida Marzuki .2001)
2.1.2 Pengetian Rekayasa Nilai
Rekayasa nilai atau value engineering (VE) didefinisikan sebagai suatu usaha
yang dilakukan secara sistematik dan terorganisir untuk melakukan analisis terhadap
fungsi sistem, produk, jasa dengan maksud untuk mencapai atau mengadakan fungsi
yang esensial dengan life cycle cost yang terendah dan konsisten dengan kinerja,
keandalan, kualitas dan keamanan yang disyaratkan. Seperti yang telah disampaikan
di atas berapa istilah lainnya sering digunakan untuk menyatakan value engineering.
SAVE International (The Society of American Value Engineers International)
menggunakan istilah yang lebih luas yaitu metodologi nilai atau value methodology
yang juga bermakna sama.
Setelah fungsi-fungsi suatu produk atau jasa teridentifikasi maka dilakukan
evaluasi
terhadap
nilai
kegunaan
(worth)
fungsi-fungsi
tersebut.
SAVE
mendefinisikan nilai atau value sebagai biaya yang terendah untuk mengadakan
fungsi yang diperlukan, secara andal, pada waktu dan tempat yang diinginkan dengan
kualitas yang esensial disertai faktor-faktor kinerja lainnya untuk memenuhi
keperluan pengguna.
Rekayasa nilai (VE) mencari alternatif terhadap desain yang original yang
dapat secara efektif meningkatkan nilai (value) atau mengurangi biaya proyek atau
produk. Alternatif-alternatif dapat dikembangkan dengan mengajukan pertanyaan
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
8
yang mendasar sebagai berikut, “Apa lagi yang dapat melaksanakan fungsi yang
esensial, dan berapa biayanya?”
VE merupakan suatu studi yang dilakukan oleh sebuah tim yang independen
dan multidisiplin beranggotakan para ahli. Proses VE, yang biasa disebut dengan Job
Plan, meliputi sejumlah aktivitas yang dilakukan secara berurutan selama suatu studi
VE yang meliputi suatu workshop VE. Selama workshop VE, tim mempelajari latar
belakang proyek, mendefinisikan dan mengklasifikasikan fungsi-fungsi produk,
mengidentifikasi pendekatan-pendekatan kreatif untuk menghasilkan fungsi-fungsi
tersebut, dan kemudian mengevaluasi, mengembangkan dan mempresentasikan
proposal-proposal VE kepada para pengambil keputusan kunci. Pemusatan perhatian
kepada fungsi-fungsi yang harus dilaksanakan suatu proyek, produk, atau proses
inilah yang membedakan VE terhadap pendekatan-pendekatan perbaikan kualitas atau
penghematan biaya lainnya.
Rekayasa Nilai adalah suatu teknik manajemen yang merupakan pendekatan
untuk mencapai keseimbangan fungsional terbaik antara biaya,
keandalan
dan penampilan dari suatu system/produk. Berdasarkan definisi diatas maka
Zimmerman dan Hart (1982) menyatakan karakteristik dari rekayasa nilai yaitu :
1. Berorientasi pada fungsi. Fungsi adalah apapun yang membuat sesuatu
dapat bekerja atau bernilai, penggunaan fungsi dalam rekayasa nilai terletak pada
analisis fungsi yang bertujuan untuk mengidentifikasi fungsi-fungsi esensial dan
menghilangkan fungsi-fungsi yang tidak diperlukan.
2. Berorientasi pada system. Segala proses perbaikan yang dilakukan menjadisuatu
rencana kerja formal untuk mengidentifikasi dan menghilangkan biaya yang tidak
perlu.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
9
3. Berorientasi pada siklus hidup proyek. Rekayasa nilai berkembang mulai
dari perancangan
produk,
produk
mulai
diperkenalkan,
produk
dewasa
sampai produk mengalami kemunduran sehingga perlu dipertmbangkan total
biayadan pengoperasian yang terlibat.
4. Multi disiplin. Perlibatan semua elemen perusahaan dalam suatu tim menjadisuatu
keharusan untuk menyukseskan perancangan produk tersebut.
5. Rekayasa nilai merupakan suatu teknik manajemen yang dapat dibuktikan dan
mengakomodasi pola pikir kreatif terhadap hal-hal yang baru dan inovatif.
6. Bukan merupakan review disain atau perbaikan kalkulasi yang dilakukan
oleh perancang.
7. Pengurangan niaya proses tidak berarti mengorbankan reliabilitas dan kehandalan.
8. Control kualitas tidak hanya merupakan pengujian gagal-berhasil dari pabrik dan
perancang produk.
Perancangan yang baik akan menghasilkan nilai kinerja yang baik pula.
Begitu juga dalam perancangan produk yang tidak terlepas dari usaha untuk
menujukebaikan agar produk tersebut mampu diterima ditengah-tengah konsumen.
Untuk itu perlu dibuat rencana kerja yang baik dan sistematis dalam rekaysa nilai ini.
( Puti Farida Marzuki .2001)
2.1.3 Pr insip Dasar Rekayasa Nilai
Tujuan utama menciptakan suatu produk pada dasarnya adalah agar produk
yangdibuat dapat terjual dengan cepat, dengan keuntungan yang maksimal dan dapat
memberikan kepuasan kepada konsumen. Dengan demikian para perancang
produk (desain produk) seharusnya tidak menciptakan fungsi-fungsi produk
maupun penggunaan bahan produksi yang berlebihan pada akhirnya tidak berguna
dan harganya pun tinggi.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
10
Jadi gagasan harus dikembangkan dengan bertitik tolak dari :
1. Penghematan biaya
Yaitu menggunakan biaya seminimal mungkin tanpa mengurangi fungsi
dankualitas dari suatu produk.
2. Waktu
Yaitu
memanfaatkan
waktu
dengan
sebaik
mungkin,
ini
dimaksudkanmenggunakan waktu yang minimal dengan mendapatkan hasil
yangmaksimal.
3. Bahan
Yaitu menggunakan bahan yang benar-benar memenuhi fungsi maupun kualitas.
Hal
ini perlu
diperhatikan dalam
penambahan
fungsi/manfaat
dan
menggunakan bahan yang sembarangan pada produk akan menyebabkan penambahan
biaya.Kiranyadapat dipahami dalam hal tertentu mungkin saja konsumen lebih
menyukai yang disediakan. Jadi nilai adalah suatu perbandingan antara keluaran dan
masukanyang dirumuskan sebagai berikut :
Nilai =
Fungsi / Manfaat
Biaya
Dengan demikian, nilai dapat dimaksimalkan dengan melalui dua pendekatan, yaitu:
1. Memaksimalkan
fungsi/manfaat
produk Produk
yang
dibuat
benar-benar
memenuhi keinginan atau kebutuhan konsumen, sehingga produk tersebut dapat
digunakan semaksimal mungkin.
2. Meminimalkan biaya Biaya yang dikeluarkan untuk membuat suatu produk harus
ditekan semaksimal mungkin dan juga tetap memperhatikan kualitas dari produk
tersebut, jangan sampai biaya ditekan semaksimal mungkin tetap ikualits
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
11
produk jelek. Salah satu faktor kualitas produk jelek adalah kualitas bahan yang
digunakan. Maka oleh karena itu pemilihan bahan produksi harus diperhatikan,
agar jangan sampai memakai bahan yang kualitasnya jelek.
Dalam rekayasa nilai dapat dianalisis antara fungsi/manfaat terhadap biaya
yang telah dikeluarkan yang dikenal dengan analisis Rasio Manfaat Biaya (RMB)
yaitu
menganalisis
dengan
mengurutkan
biaya
yang
terendah
ke
yang
tertinggi.Langkah selanjutnya adalah melakukan analisis urutan 1 dan 2, kemudian
alternative terpilih dibandingkan dengan urutan 3 dan selanjutnya. Alternatif terpilih
dengan kriteria sebagai berikut :
Tabel 2.1 Rasio Manfaat Biaya (RMB)
Situasi
RMB > 1
Keputusan
Pilih alternatif dengan biaya yang lebih besar.
RMB < 1
Pilih alternatif dengan biaya yang lebih kecil.
(Sumber : Puti Farida Marzuki .2001)
2.1.4 Gambar an Mengenai Rekayasa Nilai
Berikut ini adalah beberapa gambaran mengenai rekayasa nilai, yaitu :
1. Berorientasi Terhadap Sistem
Yaitu suatu rencana kerja yang memberikan ide-ide kreatif dengan alternatifalternatif pilihan yang akan dipilih dengan memilih bahan yang baik dengan biaya
yang murah.
2. Pendekatan Multidisiplin
Yaitu pelaksanaan yang dilakukan oleh suatu tim yang terdiri dari pemilik,
pekerja, pemilik bahan dan peneliti sendiri.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
12
3. Berorientasi Tehadap Fungsi
Yaitu hubungan fungsi/manfaat yang dibutuhkan terhadap nilai yang diperoleh.
Fungsi/manfaat yang diberikan oleh suatu produk harus mempunyai nilai yang
tinggi agar fungsi/manfaat dapat digunakan oleh konsumen dengan maksimal.
Untuk memperoleh nilai yang tinggi, maka salah satunya yang perlu diperhatikan
adalah bahan pembuat produk.
4. Bukan Desain Ulang
Yaitu tidak bermaksud untuk mengoreksi kelalaian dalam perancangan dan
membuat rancangan baru.
5. Bukan Hanya Mengurangi Biaya Semata
Yaitu tidak untuk mengurangi biaya dengan mengorbankan fungsi/manfat,
kualitas maupun penampilan suatu produk.
6. Syarat Akhir Pada Semua Perancangan
Yaitu seluruh hasil perancangan harus dianalisis baik fungsi/manfaat maupun
biayanya, sehingga dapat diketahui bagian-bagian mana fungsi yang belum dapat
dipenuhi fungsi dan bagian-bagian mana pula biaya yang terlalu tinggi.
7. Kontrol Kualitas
Yaitu berusaha untuk memperoleh mutu yang maksimal sesuai dengan yang
direncanakan, dengan biaya yang semurah mungkin, jadi bukan sekedar dari
kegiatan pengendalian kualitas semata.
Rencana yang telah dibuat akan tetap terdapat biaya yang tidak diinginkan.
Tidak mungkin untuk membuat suatu rencana secara rinci dari suatu rencana produksi
yang memiliki keseimbangan fungsional yang terbaik antara biaya, mutu dan
keandalan tanpa melakukan studi rekayasa nilai. Peranan rekayasa nilai dalam
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
13
menentukan bahan untuk produksi akan makin telihat seandainya telah diketahui
penyebab timbulnya biaya yang berlebihan, yaitu biaya yang tidak memberikan nilai
secara maksimal terhadap produk.
Penyebab timbulnya biaya yang berlebihan maupun penggunaan bahan baku
produksi yang masih belum maksimal antara lain adalah :
a) Kekurangan Waktu
Setiap perancang mempunyai batas waktu untuk menyerahkan hasil rancangannya
tepat pada waktunya, sebab hal itu akan mempengaruhi reputasinya. Dengan
demikian
perancang
harus
memanfaatkan
waktu
yang
terbatas
untuk
membuat perbandingan fungsi maupun biaya untuk mencapai nilai yang
diinginkan, sehingga perancang mengambil keputusan yang tergesa-gesa yang
berakibat banyak timbulnya biaya yang tidak diinginkan dan penggunaan bahan
yang tidak maksimal.
b) Kekurangan Informasi
Berbagai material atau bahan yang ada tidak banyak diketahui, sehingga
dalam proses produksi masih banyak menggunakan bahan baku produk yang
tinggi, padahal masih ada bahan produksi yang lebih murah dan kualitasnya cukup
baik. Kadang-kadang pemilik tidak mau menerima bahan produksi tanpa
mengetahui sejauh mana keandalan dari bahan tersebut apabila dibuat suatu
produk.
c) Kekurangan Ide
Dalam perancangan kadang-kadang terdapat kekurangan ide-ide alternatif,
sehingga pada saat dilakukan perancangan sedikitnya ide-ide yang muncul
yang berakibat banyaknya biaya-biaya yang tidak diinginkan maupu penggunaan
bahan produksi yang belum memenuhi fungsi atau fungsi bahan tersebut belum
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
14
maksimal. Sebaiknya komponen yang terlibat didalamnya memiliki latar
belakang pendidikan yang berbeda, sehingga perancangan yang baik adalah
perancangan yang dilakukan oleh sebuah tim atau kelompok dengan multi disiplin
ilmu, agar hasil rancangan dapat memenuhi fungsi yang maksimal dengan biaya
yang terendah.
d) Keandalan Sementara Yang Menjadi Permanen
Perancang memiliki waktu yang terbatas untuk menyelesaikan rancangannya,
seringkali hal-hal yang belum pasti sudah diambil dan dijadikan suatu keputusan,
sehingga keputusan tersebut tidak akurat. Tetapi berhubungan waktunya terbatas,
maka
terpaksa
diambil
keputusan
sementara
dengan
harapan
akan
dilakukan perubahan dikemudian hari. Tetapi perubahan tersebut pada akhirnya
sering tidak dapat dilakukan, karena sesuatu dan lainhal yang tidak mengijinkan,
sehingga keadaan sementara itu menjadi permanen.
e) Kesalahan Konsep
Sebagai manusia tidak luput dari kesalahan, pengalaman yang diperoleh kadangkadang memberikan terjadinya kesalahan konsep atau perancang tidak
mengikuti perkembangan keadaan dilapangan, karena terlalu berpijak terhadap
pengalaman terdahulu. Padahal pengalaman tersebut mungkin tidak biasa
diterapkan lagi pada saat ini.
f) Sikap Menolak Saran
Sikap
perancang
sering
terbawa
oleh
arus
pemikiran
diri
sendiri,
sehingga perancang seringkali untuk mempertahankan pendapat sendiri yang
belum tentu benar. Hal-hal seperti inilah yang akan menimbulkan biaya maupun
bahan untuk produksi yang tidak diinginkan dalam membuat suatu produk.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
15
g) Biaya Perancangan Kurang
Tidak memadainya biaya perancangan, hal ini dapat mempengaruhi hasil kerjadari
perancang. Sebab bekerja dengan dana yang kurang memadai, hal ini akan
mengurangi kinerja dari seorang perancang yang berakibat terhadap kurang
validhasil rancangan tersebut. Kurangnya biaya perancangan adalah bagian kecil
dari biaya pembuatan suatu produk, tetapi akan mempengaruhi dari harga total
produk itu sendiri
(Puti Farida Marzuki .2001)
2.1.5 Value Engineer ing J ob Plan
Seperti telah disinggung di atas, value engineering (VE) Job Plan merupakan
suatu urutan aktivitas di dalam studi VE yang dilakukan untuk suatu objek (proyek,
proses, produk) yang meliputi pendefinisian fungsi-fungsi proyek, pengembangan dan
evaluasi gagasan, dan selanjutnya pengembangan dan penyajian proposal VE di
dalam suatu workshop. Pada saat ini tidak terdapat suatu proses yang baku untuk
mengimplementasikan proposal VE.
Metodologi VE (Job Plan) yang direkomendasikan untuk digunakan oleh tim
VE selama workshop terdiri dari lima fase yang berbeda satu sama lain. Fase-fase
tersebut diuraikan berikut ini.
1) Fase Informasi
Selama fase ini, tim VE menggali sebanyak mungkin informasi mengenai
desain, latar belakang, kendala, dan proyeksi biaya proyek. Tim melaksanakan
analisis fungsi dan menentukan peringkat biaya relatif produk sebagai sistem dan subsistem untuk mengidentifikasi wilayah-wilayah biaya yang berpotensi akan tinggi.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
16
Analisis fungsi merupakan basis utama di dalam value engineering karena
analisis inilah yang membedakan VE dari teknik-teknik penghematan biaya lainnya.
Analisis ini membantu tim VE di dalam menentukan biaya terendah yang diperlukan
untuk melaksanakan fungsi-fungsi utama dan fungsi-fungsi pendukung dan
mengidentifikasi biaya-biaya
yang dapat dikurangi atau dihilangkan tanpa
mempengaruhi kinerja atau kendala produk.
Fungsi diidentifikasi dengan menggunakan deskripsi yang terdiri dari dua
kata, yaitu kata kerja dan kata benda. Kata kerja yang digunakan adalah kata kerja
aktif dan kata benda yang digunakan merupakan kata benda yang terukur.
Fungsi dasar suatu produk/bangunan merupakan pekerjaan utama yang harus
dilaksanakannya. Fungsi-fungsi sekunder sering merupakan fungsi-fungsi yang
mungkin diinginkan keberadaannya tetapi sebenarnya tidak diperlukan untuk
melaksanakan tugas atau pekerjaan tertentu. Fungsi-fungsi sekunder yang harus ada
merupakan fungsi-fungsi yang secara absolut diperlukan untuk melaksanakan tugas
atau pekerjaan tertentu, walaupun sebenarnya tidak melaksanakan fungsi dasar.
Fungsi produk/bangunan secara menyeluruh ditentukan terlebih dahulu sebelum
menentukan fungsi elemen-elemennya.
Bagian yang paling sulit pada analisis fungsi adalah memperkirakan nilai
kegunaan (worth) setiap subsistem atau komponen untuk membandingkannya dengan
biaya yang diperkirakan. Nilai kegunaan (worth) memberikan indikasi nilai (value)
artinya biaya terendah yang diperlukan untuk terlaksananya suatu fungsi tertentu.
Untuk itu tidak diperlukan ketelitian yang sangat besar. Nilai kegunaan (worth) hanya
digunakan sebagai suatu mekanisme untuk mengidentifikasi wilayah-wilayah dengan
potensi penghematan dan perbaikan nilai (value) yang tinggi. Subsistem yang
melaksanakan fungsi sekunder tidak memiliki worth karena tidak berhubungan
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
17
langsung dengan fungsi dasar. Sebagai analisa fungsi, pendekatan yang dilakukan
rekayasa nilai adalah dengan membedakan secara jelas perbedaan pengertian antara
nilai (wort ) dan harga (cost), yaitu :
a) Ukuran nilai ditentukan oleh fungsi atau kegunaannya, sedangkan harga atau
biaya ditentukan oleh substansi barangnya atau harga komponen yang membentuk
barang tersebut.
b) Ukuran nilai cenderung kearah subyektif dan sebagian tergantung pada seberapa
jauh pemilik dapat memanfaatkannya. Sedangkan harga adalah berapa
pengeluaran yang berbentuk materi yang telah dilakukan untuk mendapatkan
barang tersebut.
Tujuan tahap informasi adalah memperoleh pemahaman yang menyeluruh
atau item yang dipelajari yaitu dengan cara mengumpulkan informasi, keterangan,
fakta-fakta data yang berhubungan dengan masalah sebanyak dan selengkap mungkin.
Agar dapat menentukan bagian mana yang menjadi fokus penelitian pertanyaanpertanyaan ini harus dijawab :
1. Apakah item itu ?
2. Apa yang dilakukan ?
3. Apa bahannya ?
4. Berapa biayanya ?
5. Apa yang ditampilkan dari fungsi tersebut ?
Cara yang digunakan dalam tahap ini yaitu :
1. Hubungan kemasyarakatan yang baik
Masalah hubungan kemasyarakatan sangat penting dalam suksesnya penelitian
rekayasa nilai. Keefektifan dari usaha rekayasa nilai tergantung pada
kerjasama pemilik, perancang, tenaga kerja, pemilik bahan dan peneliti sendiri.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
18
Singkatnya hubungan perekayasa nilai dengan orang lain harus baik untuk
memperoleh informasi yang lengkap.
2. Mendapatkan semua fakta
Semua fakta mengenai komponen dari senapan angin harus lengkap misalnya,
semua aspek dari item-item tersebut harus ditanya yaitu apa fungsinya,
apa bahannya, dan berapa biayanya dan lain sebagainya. Tujuan adalah
mendapatkan fakta, dan fakta ini merupakan informasi yang terbaik.
3. Melengkapi perolehan informasi
Semua informasi yang sesuai dalam masalah ini adalah penting, jadi informasi
yang tidak berhubungan dibuang. Dokumen-dokumen penting dilengkapi
sebanyak mungkin karena membantu keberhasilan penelitian perekayasa nilai.
Pada
fase
ini,
tim
berusaha
mengumpulkan
informasi
mengenai
kebutuhankonsumen akan produk tentang hal yang diinginkan dan tidak
diinginkandari
asumsi, batasan,
produk
biaya
yang
dan
akan
dikembangkan
pengoprasiannya.
dan
ditentukan
Informasi
tersebut
asumsidapat
dikumpulkandengan menggunakan kuisioner, wawancara, survey pasar, dan
metode pengumpulan data yang lain. Analisis fungsi juga diperlukan dalam
faseinformasi ini untuk mengidentifikasi fungsi-fungsi yang perluditingkatkan. Salah
satu metodenya dengan Function Analysis System’sTechnique (FAST).
a) Kelompok Fokus
Metode ini dilakukan dengan cara seorangn moderator memantau diskusi yang
diikuti oleh antara 8-12 orang konsumen,anggota team mengamati diskusi
tersebut.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
19
b) Observasi
Cara ini dilakukan dengan cara mengamati konsumen dalammenggunakan produk
tersebut.
2) Fase Kreatif
Pada fase ini, merujuk dari hasil pada fase informasi. Dari hasil tersebut
informasi-informasi yang didapat kemudian dikelompokkan menjadi beberapa fungsi
dari ide-ide yang didapat dengan membagi fungsi-fungsi tersebut kedalam fungsi
primer dan fungsi sekunder produk tersebut. Di dalam fase ini, Tim VE menggunakan
suatu proses interaksi kelompok yang kreatif untuk mengidentifikasi gagasan
alternatif guna memenuhi fungsi suatu sistem atau subsistem.
Tujuan tahap kreatif adalah mengembangkan sebanyak-banyaknya ide-ide
kreatif dalam memenuhi fungsi primer atau fungsi sekunder yang dibutuhkan. Dalam
tahap ini setiap alternatif belum boleh dievaluasi. Disini dibutuhkan kreativitas
berpikir bagi perekayasa nilai untuk memperoleh alternatif-alternatif tersebut.
Pertanyaan Kunci : ‘Adakah cara-cara maupun bahan lain yang memenuhi fungsi
yang dibutuhkan dengan penggunaan biaya yang rendah?’
Cara-cara yang digunakan dalam tahap kreativitas ini adalah :
1. Mencetuskan dan menyaring
Setiap
anggota
tim
rekayasa
nilai
harus
dapat
menciptakan
ide-ide
baru.Sedangkan ide-ide yang dihasilkan yang sekiranya tidak bermanfaat dibuang.
2. Perbandingan fungsional
Menjawab pertanyaan kunci dengan berpikir kreatif dalam pemecahan masalah
dan menemukan jalan pemecahan yang baru untuk mendapatkan bahan yang
murah dan biaya yang rendah.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
20
3) Fase Analisis
Fase
ini merupakan kelanjutan dari
fase
kreatif
yang melakukan
analisisterhadap masukan ide alternatif yang bertujuan untuk mengetahuikelebihan
dan kekurangan masing-masing alternatif. Alat analisis dalam pengambilan keputusan
seperti matrik evaluasi, Zero One Method , AnailisAtribut, dan Analytical Hierarchy
Product (AHP).
Tujuan tahap analisis adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang membuat
alternatif-alternatif tersebut baik atau tidak dan merekomendasikan alternatif yang
terbaik.
Cara-cara yang digunakan dalam tahap analisis ini adalah :
a) Analisis Karakteristik agar dapat dipastikan apakah ada perbedaan setelah
diadakan analisis manfaat dan biaya.
b) Menganalisis kembali manfaat dan biaya yang terdapat pada alternatif tiaptiap bahan dan biaya.
Analisis Rasio. Manfaat Biaya (RMB) yaitu menganalisis dengan mengurutkan
biaya- biaya yang terendah ke yang tertinggi.
Langkah selanjutnya adalah melakukan analisis urutan 1 dan 2, kemudian
alternatif terpilih di bandingkan dengan urutan 3 dan seterusnya.
4) Fase Rekomendasi
Pada fase ini, Tim VE menelaah gagasan atau alternatif yang terpilih dan
menyiapkan deskripsi, gambar-gambar dan estimasi life cycle cost terkait yang
mendukung rekomendasi yang diajukan sebagai proposal VE yang resmi.
Life cycle cost (LCC) merupakan seluruh biaya yang signifikan yang tercakup
di dalam pemilikan dan penggunaan suatu benda, sistem atau jasa sepanjang suatu
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
21
waktu yang ditentukan. Perioda waktu yang digunakan adalah masa guna efektif yang
direncanakan untuk fasilitas yang bersangkutan. Analisis LCC dilakukan untuk
menentukan alternatif dengan biaya paling rendah. D