IKLIM KOMUNIKASI ORGANISASI RS. PURA RAHARJA SURABAYA.

IKLIM KOMUNIKASI ORGANISASI RS. PURA RAHARJ A
SURABAYA

SKRIPSI

Disusun Oleh :
Amelia Fitr iani
NPM. 074310079

YAYASAN KESEJ AHTERAAN, PENDIDIKAN DAN PERUMAHAN
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” J AWA TIMUR
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI
SURABAYA
2014

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

KATA PENGANTAR


Puji Syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha atas karunia, rahmat
serta bimbinganNya sehingga skripsi yang berjudul “IKLIM KOMUNIKASI
ORGANISASI RS. PURA RAHARJA SURABAYA” dapat penulis selesaikan
sebagai wujud pertanggung jawaban atas tugas akhir perkuliahan. Tidak lupa penulis
mengucapkan terima kasih kepada Bapak Ir. H. Didiek Tranggono, M.Si selaku
Dosen Pembimbing, atas segala bimbingan terkait penyusunan skripsi ini
Penelitian dan penyusunan proposal ini merupakan program wajib yang harus
diselesaikan setiap mahasiswa Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa
Timur, khususnya pada Program Studi Ilmu Komunikasi.
Dari mulai penelitian hingga tersusunnya skripsi ini tidak dapat dipungkiri,
bahwa penulis telah mendapatkan banyak bantuan, petunjuk, serta bimbingan yang
sangat besar artinya. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis ingin
menyampaikan rasa terimakasih yang setulus-tulusnya kepada pihak-pihak berikut
ini:
1. Ibu Dra. Ec. Hj. Suparwati, M.Si, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
2. Bapak Juwito, S.Sos, M.Si, selaku Ketua Program Studi Ilmu Komunikasi
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Pembangunan Nasional
“Veteran” Jawa Timur.
3. Seluruh Dosen Program Studi Ilmu Komunikasi maupun Staf Karyawan FISIP

hingga UPN “Veteran” Jatim pada umumnya.

iii
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

4. Papa dan Mommy tercinta, terimakasih atas segala pengorbanan, dukungan dan
doa yang tak pernah putus.
5. Bapak Dr. Moh. Ainul Yaqin, MARS, Selaku direktur perusahaan, Bapak
Ir. Ishaq Jayabrata, MARS, selaku Chief Executive Officer Perusahaan dan
seluruh karyawan RS Pura Raharja Surabaya yang membantu penulis selama
melaksanakan penelitian.
6. Teman dan sahabat yang selalu mendukung, Mbak Cindy, Mbak Yuni, Mbak
Indri, Reysti, Nakita, Chacha, Mbak Vonda, Ayu, Mbak Mona, Mbak Icha, Mbak
Uchi, Mbak Yoko, Ponda, Panda, Ciko, Widya, Kiky, Dea, Bayu, Syahriel, Mbak
Navra, Mbak Dede, Mas Ardi. Bestiest Yudha Trisatria Utama.
7. Kurniadi Arianto #Dee, terima kasih untuk doa, waktu, dan semangat yang selalu
mendampingi J
8. Seluruh pihak yang tidak dapat penulis sebutkan atas keterbatasan halaman ini,
untuk segala bentuk bantuan yang diberikan, penulis ucapkan terima kasih.


Akhir kata, penulis menyadari tiada gading yang tak retak, begitupula dengan
skripsi ini jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, kritik maupun saran selalu penulis
harapkan demi tercapainya skripsi yang baik dan benar.

Surabaya, Januari 2014
Penulis

iv
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL ................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN ..................................................................... ii
KATA PENGANTAR ................................................................................. iii
DAFTAR ISI .............................................................................................. v
DAFTAR TABEL ....................................................................................... viii

DAFTAR GAMBAR ................................................................................... x
DAFTAR LAMPIRAN . ............................................................................... xi
ABSTRAK .

.............................................................................................. xii

BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah......................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah.................................................................. 6
1.3. Tujuan Penelitian ................................................................... 6
1.4. Manfaat Penelitian ................................................................. 7
BAB II KAJIAN PUSTAKA
2.1. Landasan Teori ...................................................................... 8
2.1.1. Penelitian Terdahulu .................................................. 8
2.1.2. Komunikasi ................................................................ 9
2.1.3. Fungsi Komunikasi .................................................... 11
2.1.4. Strategi Komunikasi ................................................... 12

v
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

2.1.5. Proses Komunikasi ..................................................... 14
2.1.6. Hambatan Komunikasi ............................................... 15
2.2. Organisasi .............................................................................. 19
2.2.1. Komunikasi Dalam Organisasi ................................... 20
2.2.1.1. Komunikasi Interpersonal .............................. 21
2.2.2. lklim Komunikasi Organisasi ..................................... 27
2.3. Kerangka Berfikir .................................................................. 30
2.4. Hipotesis ................................................................................ 32
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Metode Penelitian .................................................................. 32
3.1.1. Iklim Komunikasi Organisasi ……………………… 32
3.3.1. Pengukuran Variabel .................................................. 32
3.2. Populasi, Sampel dan Teknik Penarikan Sampel .................... 37
3.2.1. Populasi .................................................................... 37
3.2.2. Sampel dan Teknik Penarikan Sampel ........................ 37
3.3. Teknik Pengumpulan Data ..................................................... 37
3.4. Teknik Analisis Data ............................................................. 38
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Umum Objek Penelitian ......................................

43

4.1.1. Profil RS. Pura Raharja .............................................

43

4.1.2. Visi, Misi dan Motto ..................................................

44

4.1.3. Fasilitas dan Pelayanan .............................................

44

vi
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.


4.2. Penyajian Data .....................................................................

45

4.2.1. Karakteristik Responden ...........................................

45

4.2.2. Iklim Komunikasi Organisasi RS. Puri Raharja .........

46

4.2.2.1. Kepercayaan ................................................

46

4.2.2.2. Pembuatan Keputusan Bersama ...................

49


4.2.2.3. Kejujuran .....................................................

52

4.2.2.4. Keterbukaan Dalam Komunikasi Kebawah ..

55

4.2.2.5. Mendengarkan Dalam Komunikasi Ke Atas

57

4.2.2.6. Perhatian Pada Tujuan-Tujuan Berkinerja
Tinggi .........................................................

59

4.3. . Analisis Data ........................................................................

63


BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan ............................................................................ 69
5.2. Saran ....................................................................................... 69
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 70
LAMPIRAN

............................................................................................. 72

vii
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 4.1.

Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ............................... 45

Tabel 4.2.


Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ................ 45

Tabel 4.3.

Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir ...... 46

Tabel 4.4.

Pertanyaan Tentang Kepercayaan (Vertikal) ............................. 47

Tabel 4.5.

Pertanyaan Tentang Kepercayaan (Horisontal) ........................ 47

Tabel 4.6.

Pertanyaan Tentang Keyakinan (Vertical) ............................... 48

Tabel 4.7.


Pertanyaan Tentang Pihak Manajemen Memperhatikan Setiap
Keluhan Dari Setiap Karyawannya (Vertical) ........................... 49

Tabel 4.8.

Pertanyaan Tentang Turut Ikut Serta Dalam Pembuatan
Keputusan (Vertical) ................................................................. 50

Tabel 4.9.

Pertanyaan Tentang Meminta Pertimbangan Kepada
Sesama Karyawan.(Horisontal) ................................................. 51

Tabel 4.10. Pertanyaan Tentang Penyelesaian konflik (Vertical) ................. 53
Tabel 4.11. Pertanyaan Tentang Penyampaian Ide Secara Terbuka
Dari Anggota Kepada Pihak Manajemen (Vertical).................. 53
Tabel 4.12. Pertanyaan Tentang Penyampaian Ide Secara Terbuka
Dalam Pelaksanaan Kegiatan (Horisontal) ................................ 54
Tabel 4.13. Pertanyaan Tentang Penyebarluasan atau Penyampaian
Informasi Kepada Seluruh Karyawan Mulai Dari Tingkat
Pimpinan Sampai Karyawan (Vertical) .................................... 55

viii
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

Tabel 4.14. Pertanyaan Tentang Pihak Manajemen Mengkomunikasikan
Setiap Kebijakan Yang Dikeluarkan Yang Menyangkut
Organisasi (Vertical) ................................................................. 57
Tabel 4.15. Pertanyaan Tentang Tanggapan Dari Pihak Manajemen
Mengenai Informasi Yang Disampaikan Oleh Karyawan
Kepada Pihak Manajemen (Vertical)......................................... 58
Tabel 4.16. Pertanyaan Tentang Penerimaan Pihak Manajemen Atas
Gagasan Yang Disampaikan Oleh Karyawan Dalam Kaitannya
Dengan Pembuatan Keputusan (Vertical) ................................. 59
Tabel 4.17. Pertanyaan Tentang Komitmen Karyawan Dalam Pencapaian
Tujuan Organisasi Yang Telah Ditetapkan Oleh Pihak
Manajemen (Vertical) .............................................................. 60
Tabel 4.18. Pertanyaan Tentang Komitmen Karyawan Yang Tinggi
Menciptakan Atau Menghasilkan Keakraban Yang Baik Dalam
Pencapaian Tujuan Organisasi (Horisontal)............................... 61
Tabel 4.19. Pertanyaan Tentang Komitmen Karyawan Yang Tinggi
Menghasilkan Suasana Organisasi Yang Nyaman Dalam
Hubunanya

Dengan

Pencapaian

Tujuan

Organisasi

(Horisontal)

.......................................................................... 62

Tabel 4.20 Nilai Iklim Komposit Individu . ................................................ 66

ix
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Kerangka Berfikir ..............................................................

x
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

31

DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Kuesioner

................................................................................................. 72

Rekapitulasi Jawaban Responden ................................................................ 75
Hasil Uji Iklim Komunikasi Organisasi ....................................................... 81

xi
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

Amelia Fitriani: Iklim Komunikasi Organisasi Pada RS. Pura Raharja
Surabaya.
Abstrak
Dengan adanya komunikasi yang baik suatu organisasi dapat berjalan
dengan lancar dan berhasil, kurang atau tidak adanya komunikasi dalam
organisasi dapat menyebabkan kemacetan atau tidak berjalan secara efektif. Cara
seseorang membangun reaksi terhadap aspek organisasi menciptakan suatu iklim
komunikasi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana iklim
komunikasi organisasi di RS. Pura Raharja Surabaya.
Untuk mengukur variabel Iklim Komunikasi Organisasi yaitu
kepercayaan, pembuatan keputusan bersama, kejujuran, keterbukaan dalam
komunikasi ke bawah, mendengarkan dalam komunikasi ke atas, Perhatian pada
tujuan-tujuan berkinerja tinggi. Populasi penelitian ini adalah para karyawan RS.
Pura Raharja Surabaya yang berjumlah 72 orang dan teknik untuk menentukan
sampel mengunakan metode total sampling. Teknik analisis yang digunakan
adalah Analisis Iklim Komunikasi.
Hasil dari penelitian ini adalah Nilai Iklim Komposit sebesar 0.933. dari
hasil tersebut menunjukkan iklim komunikasi pada RS. Pura Raharja Surabaya
berada pada koefisien yang nilainya diantara dari 0,8-0,97, sehingga dikatakan
RS. Pura Raharja Surabaya mempunyai iklim komunikasi yang positif.
Kata kunci : Iklim Komunikasi Organisasi
Absract
Good communication with an organization run smoothly and successfully,
lack or absence of communication within organizations can lead to congestion or
not working effectively. The way one builds a reaction to the organizational
aspects of creating a climate of communication. The purpose of this study was to
determine how the organization's communication climate in RS. Pura Raharja
Surabaya.
To measure the Organizational Communication Climate variables: trust,
shared decision-making, honesty, openness in communication down, listening in
upward communication, attention to high-performance goals. This study
population are employes RS. Pura Raharja Surabaya numbering 72 people and the
technique for determining the total sample using the method of sampling.
Technique the analysis which used is the Climate Analysis of Communication.
The results of this study is the Climate Value Composite of 0.933. The
results show the communication climate in the hospital. Prog temple in Surabaya
are coefficients whose values between from 0.8 to 0.97, so the hospital said. Pura
Prog Surabaya has a positive communication climate.
Key words: Organizational Communication Climate

xii
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah
Pentingnya komunikasi bagi manusia tidak dapat dipungkiri begitu juga bagi
suatu organisasi. Dengan adanya komunikasi yang baik suatu organisasi akan
berjalan lancar dan berhasil, sedangkan tidak adanya komunikasi atau kurangnya
komunikasi menyebabkan kegiatan suatu organisasi tidak akan berjalan lancar.
Dalam suatu organisasi, komunikasi memiliki arti yang sangat penting, mengingat
organisasi terdiri dari sekelompok orang yang tiap-tiapnya mendukung posisi atau
peranan tertentu mulai dari tingkat paling atas yaitu pimpinan sampai tingkat
paling bawah yaitu karyawan (Alawiyah, 2010).
Komunikasi tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Komunikasi
merupakan bagian penting dalam kehidupan manusia dimana dengan komunikasi
seseorang dapat berhubungan dengan orang lain untuk saling bertukar informasi.
Proses informasi dianggap efektif apabila informasi yang diberikan itu bisa
dimengerti dan mendapat respon atau umpan balik dari komunikan. Komunikasi
dapat terjadi dimana saja baik lingkungan keluarga, masyarakat maupun di
lingkungan kerja. Komunikasi di lingkungan kerja terjadi dalam lingkup
organisasi sehingga dapat disebut sebagai komunikasi organisasi (Minarto, 2009).
Komunikasi adalah suatu proses untuk menyampaikan (ide, pesan, gagasan)
dari satu pihak ke pihak lain agar saling mempengaruhi di antara keduanya,
komunikasi dapat dilakukan secara lisan atau verbal yang dapat dimengerti oleh

1
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

2

kedua pihak. Komunikasi dapat di katakan terdiri dari suatu rangkaian yang saling
berhubungan dengan tujuan akhir yang mempengaruhi perilaku, sikap dan
kepercayaan. Kegagalan dalam berkomunikasi sering timbul karena hambatan
dalam proses komunikasi. Cruden dan Sherman (1976) mengklasifikasi hambatan
komunikasi kedalam tiga aspek; hambatan teknis, hambatan sematik, hambatan
manusiawi. Permasalahan bisa terjadi antara anggota dengan anggota dalam
sebuah organisasi, bisa juga ketua dari organisasi memiliki suatu permasalahan
dengan anggota organisasi. Dengan adanya masalah seperti ini akan menimbulkan
kesulitan dalam kemajuan dan perkembangan organisasi.
Dari pengalaman-pengalaman tersebut komunikasi organisasi yang terjadi
perlahan-lahan akan membentuk suatu iklim komunikasi organisasi. Iklim
komunikasi organisasi merupakan persepsi-persepsi mengenai pesan dan peristiwa
yang berhubungan dengan pesan yang terjadi dalam organisasi (Prayogo, 2006).
Iklim komunikasi sebuah organisasi mempengaruhi citra hidup, bagaimana
kegiatan kerja, kepada siapa berbicara, siapa yang disukai, bagaimana perasaan,
bagaimana kegiatan kerja, apa yang ingin dicapai, bagaimana cara menyesuaikan
diri dengan organisasi (Pace dan Faulus, 2006:148). Sedangkan menurut Hardjana
(2000) komunikasi yang terjadi dalam sebuah organisasi secara tidak langsung
mempengaruhi iklim komunikasi dalam organisasi.
Dalam suatu organisasi perusahaan terdiri dari beberapa orang yang saling
terkait berhubungan satu sama lain. Dalam organisasi perusahaan terdiri dari
atasan dan bawahan sehingga pentingnya komunikasi dalam organisasi yang
lancar dan tidak terjadi hambatan maka, perintah pimpinan akan dapat ditafsirkan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

3

lain oleh bawahan. Komunikasi itu penting untuk menghasilkan pemahaman yang
sama antara pengirim informasi dengan para penerima pada semua level dalam
organisasi (Minarto, 2009).
Pentingnya keberadaan iklim komunikasi membuat Kopelman, Brife dan
Guzzo yang menyatakan bahwa perubahan iklim komunikasi organisasi mungkin
pada giliranya akan mempengaruhi kinerja dan produktifitas pegawai. Iklim
komunikasi organisasi juga mepunyai konsekuensi penting bagi pergantian dan
masa kerja pegawai dalam organisasi. Iklim komunikasi yang positif cenderung
meningkatkan dan mendukung komitmen pada organisasi (Gustiandri, 2012).
Pentingnya keberadaan iklim komunikasi organisasi membuat peneliti tertarik
untuk mengadakan penelitian mengenai Iklim komunikasi organisasi pada RS.
Pura Raharja Surabaya sebagai rumah sakit ibu dan anak.
Anggota organisasi RS. Pura Raharja sebagai pondasi utama organisasi.
Berdasarkan hasil pengamatan awal peneliti diketahui bahwa iklim komunikasi
yang terjadi di RS. Pura Raharja Surabaya kurang berjalan dengan baik. Hal
tersebut dapat diketahui berdasarkan wawancara dengan salah satu karyawan RS.
Pura Raharja yang mengatakan bahwa terjadinya iklim komunikasi yang kurang
baik diduga karena permasalahan yang ada dalam RS. Pura Raharja Surabaya
seperti kurang berjalannya komunikasi antara pimpinan organisasi dengan para
anggota serta jajaranya, hal itu di indikasikan dari kurangnya waktu untuk
bertemu dan berdikusi dengan angggota lainya dan kurang kekompakan antara
anggota dengan pengurusnya dalam mengadakan kegiatan rumah sakit dan dalam
mengambil keputusan baik internal maupun eksternal. Karena kurangnya interaksi

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

4

komunikasi yang terjalin dari pimpinan ke anggota organisasi maupun sebaliknya
antar sesama anggotanya.
Selain itu berdasarkan pengamatan awal peneliti dan hasil wawancara dengan
salah satu karyawan RS. Pura Raharja Surabaya yang menyatakan bahwa jika
terjadi persoalan internal antara anggota organisasi yang menyangkut nama baik
RS. Pura Raharja di masyarakat, para anggota tidak dapat menyelesaikan masalah
sehingga masalah tersebut tidak ada titik temunya dan berlarut-larut karena tidak
adanya jalinan komunikasi yang baik antara para anggota dengan pimpinan dan
pengurus anggota, maupun dengan sesama anggota yang lain. Dengan adanya
miss communication tersebut, berbagai informasi penting yang menyangkut
kelangsungan organisasional dari organisasi tersebut menjadi terganggu karena
masing-masing anggota organisasi cenderung individual dan berkelompokkelompok tidak lagi menjadi satu-kesatuan sebagai organisasi.
Berdasarkan permasalahan tersebut, proses komunikasi serta terciptanya iklim
komunikasi organisasi yang baik memegang peranan yang sangat penting dalam
suatu organisasi. Proses-proses interaksi yang terlibat dalam perkembangan iklim
komunikasi organisasi juga memberi andil pada beberapa pengaruh penting dalam
restrukturisasi, reorganisasi, dan dalam menghidupkan kembali unsur-unsur dasar
organisasi. lklim komunikasi yang kuat dan positif seringkali menghasilkan
praktik-praktik pengelolaan dan pedoman organisasi yang lebih mendukung.
Keharmonisan hubungan dalam suatu organisasi merupakan hal yang penting bagi
kelancaran pelaksanaan tugas. Hubungan yang harmonis dalam suatu organisasi,

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

5

dapat dicapai apabila terjalin suatu komunikasi yang baik antara karyawan dengan
atasan maupun dengan sesama rekan kerja.
Dengan adanya komunikasi yang baik suatu organisasi dapat berjalan dengan
lancar dan berhasil dan begitu pula sebaliknya, kurang atau tidak adanya
komunikasi organisasi dapat macet atau tidak berjalan secara efektif. Komunikasi
yang efektif adalah penting bagi semua organisasi. Oleh karena itu, seorang
pemimpin dan suatu oganisasi perlu memahami dan meningkatkan kemampuan
komunikasinya (Arifin, Amirullah dan Fauziah, 2003:139).
Iklim komunikasi merupakan gabungan dari persepsi-persepsi suatu evaluasi
secara makro mengenai peristiwa komunikasi perilaku seseorang, harapan-harapan, konflik-konflik antar personal dan kesempatan bagi pertumbuhan
organisasi. Pentingnya iklim komunikasi karena berhubungan dengan konteks
organisasi dengan konsep-konsep, perasaan-perasaan dan harapan-harapan
anggota organisasi serta membantu memahami perilaku anggota organisasi. Poole
mengatakan bahwa ”iklim memiliki sifat-sifat yang selalu tumpang tindih dengan
konsep budaya” (Sudianto, 2005:10).
Berdasarkan latar belakang permasalahan yang terjadi dalam organisasi
RS. Pura Raharja di Surabaya tersebut serta ditunjang pentingnya penelitian
tentang iklim komunikasi dalam sebuah organisasi, maka dalam penelitian ini
penulis akan mencoba untuk melakukan penelitian dengan judul "Iklim
Komunikasi Organisasi RS. Pura Raharja di Surabaya"

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

6

1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka rumusan
masalah dalam penelitian ini adalah "Bagaimanakah iklim komunikasi organisasi
RS. Pura Raharja di Surabaya"?
1.3. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana iklim komunikasi
organisasi di RS. Pura Raharja di Surabaya.
1.4. Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah:
1. Manfaat Teoritis
Penelitian diharapkan dapat memberikan ciri ilmiah pada sebuah penelitian
dengan mengaplikasikan teori-teori, khususnya teori-teori. Komunikasi
tentang proses komunikasi dan dampaknya terhadap iklim organisasi
2. Manfaat Praktis
Kegunaan praktis yang akan diperoleh dari peneltian ini adalah agar pihakpihak yang tertarik dalam kajian masalah yang lama dapat mengambil
manfaat, selain itu juga bisa dijadikan sebagai bahan evaluasi bagi pihak RS.
Pura Raharja Surabaya, khususnya para anggota agar lebih mampu
berkomunikasi dengan baik sesama anggota.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

BAB II
KAJ IAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori
2.1.1 Penelitian Terdahulu
1. Judul : Iklim Organisasi (Lingkungan Kerja Manusiawi)
Pengarang : Andre Hardjana (Universitas Katolik Atma Jaya, Jakarta)
Latar Belakang Penulisan Jurnal :
Dalam studi Komunikasi Keorganisasian, iklim komunikasi dan iklim
organisasi adalah dua konsep yang harus dipahami. Konsep iklim organisasi
muncul sebagai hasil penelusuran tentang faktor-faktor yang mempengarui
perilaku

produktif.

Secara

sadar

atau

tidak,

cara-cara

organisasi

memperlakukan karyawan mempunyai dampak pada perilaku karyawan untuk
berlaku produktif atau kurang produktif.
Meskipun karyawan sebagai anggota organisasi mempunyai kepribadian yang
berbeda-beda namun mereka berperilaku berdasarkan pola yang dibentuk oleh
organisasi dan manajemen.
Oleh karena itu, penulis memaparkan bahwa begitu pentingnya iklim
komunikasi organisasi yang ada pada suatu perusahaan karena iklim organisasi
mempunyai pengaruh terhadap perilaku karyawan sebagai anggota organisasi.
Dan iklim organisasi layak diperhatikan karena memberikan pemahaman yang
lebih baik tentang relevansi iklim komunikasi

7
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

8

2. Judul : Pengaruh Komunikasi dan Iklim Organisasi terhadap Kinerja Guru di
SMU Kota Bandung
Pengarang : Suwatno
Latar Belakang Penulisan Jurnal :
Penelitian yang dilakukan oleh Suwatno (2009) dengan judul pengaruh
komunikasi dan iklim organisasi terhadap kinerja guru di SMU kota Bandung.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengarun komunikasi dan iklim
organisasi terhadap kinerja guru di SMU kota Bandung. Populasi dalam
penelitian ini adalah guru SMU di Kotamadya Dati II Bandung. Teknik
pengambilan sampel menggunakan teknik Multi-Stage Cluster Sampling.
Teknik analisis menggunakan Path Analisis. Hasil dari penelitian ini adalah
adanya pengaruh yang signifikan antara komunikasi kepala sekolah dengan
guru terhadap kinerja guru, kecenderungan kinerja guru SMU kota Bandung
adalah tinggi, efektivitas komunikasi antara kepala sekolah dengan guru sangat
penting dalam rangka meningkatkan kinerja guru, dengan mengontrol
efektivitas komunikasi antara kepala sekolah dengan guru dilingkungan
sekolah secara signifikan dapat diramalkan bahwa kinerja guru antara lain
tergantung atas efektivitas komunikasi yang dibinanya dengan kepala sekolah
dengan lingkungan sekolah.

2.1.2 Komunikasi
Menurut Djamarah (2004:11), secara etimologi atau menurut asal
katanya istilah komunikasi berasal dari bahasa latin, yaitu communicatio, yang
mengakar katanya adalah communis, tetapi bukan partai komunis dalam kegiatan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

9

politik. Arti communis disini adalah sama, dalam arti sama kata sama makna,
yaitu sama makna mengenai suatu hal.
Komunikasi didefinisikan secara luas sebagai ”berbagi pengalaman” sampai
batas tertentu, setiap makhluk dapat dikatakan melakukan komunikasi dalam
pengertian berbagi pengalaman (Mulyana, 2001:42).
Komunikasi berlangsung bila antara orang-orang yang terlibat terdapat
kesamaan makna mengenai sesuatu hal yang dikomunikasikan. Di sini pengertian
diperlukan agar komunikasi dapat berlangsung, sehinga hubungan mereka itu
bersifat komunikatif. Sebaliknya, jika tidak ada pengertian, komunikasi tidak
berlangsung, hubungan antara orang-orang itu dikatakan tidak komunikatif.
Cruden dan Sherman (1976) mengklasifikasi hambatan komunikasi ke dalam tiga
aspek: hambatan teknis, hambatan sematik dan hambatan manusiawi.
Carl Havland mengatakan bahwa komunikasi adalah suatu proses di mana
seseorang memindahkan perangsang yang biasanya berupa lambang kata-kata
untuk merubah tingkah laku orang lain (Sunajo dan Djoenasih, 1995). Hakikat
komunikasi adalah proses pernyataan antar manusia. Yang dinyatakan itu adalah
pikiran atau perasaan seseorang kepada orang lain dengan menggunakan bahasa
sebagai alat penyalurnya. Dalam bahasa komunikasi pernyataan dinamakan pesan,
orang yang menyampaikan pesan disebut komunikator sedangkan orang yang
menerima pernyataan diberi nama komunikan. Untuk tegasnya komunikasi berarti
proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan (Effendy, 2003
:28).

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

10

Agar komunikasi berlangsung dengan baik, pesan yang merupakan
perangsang bagi seorang penerima, harus dikirim dan diterima. Pesan-pesan
tersebut dapat berupa hal yang dapat didengar, dilihat, dirasakan, dibaui, atau
gabungan dari hal-hal tersebut. Komunikasi tidak harus menggunakan mulut,
melainkan juga dapat menggunakan gerak isyarat, sentuhan, bau-bauan, salam
halnya dengan menggunakan suara (Winarso, 2005:9).
Secara terminologis, komunikasi berarti proses penyampaian suatu
pernyataan oleh seseorang kepada orang lain. Dari pengertian ini jelas bahwa
komunikasi melibatkan sejumlah orang, dimana seseorang menyatakan sesuatu
kepada orang lain. Komunikasi dalam konteks ini dinamakan komunikasi atau
disebut juga komunikasi kemasyarakatan. Komunikasi jenis ini hanya dapat
berlangsung di tengah masyarakat. Kecuali komunikasi transendental, maka tanpa
masyarakat, komunikasi tidak dapat berlangsung. Meski dia adalah manusia,
tetapi bila tidak hidup seorang diri, tidak bermasyarakat, maka tidak ada
komunikasi, karena dia tidak bicara dengan siapa pun (Djamarah, 2004:12).

2.1.3 Fungsi Komunikasi
Fungsi komunikasi sebagai komunikasi sosial setidaknya mengisyaratkan
bahwa komunikasi itu penting untuk membangun konsep diri kita, aktualisasi diri,
untuk kelangsungan hidup, untuk memperolah kebahagiaan, terhindar dari
tekanan dan ketegangan, antara lain lewat komunikasi yang bersifat menghibur,
dan memupuk hubungan dengan orang lain. Melalui komunikasi kita
berkerjasama dengan anggota masyarakat (keluarga, kelompok belajar, perguruan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

11

tinggi, RT, RW, desa, kota dan negara secara keseluruhan) untuk mencapai tujuan
bersama.
Orang yang tidak pernah berkomunikasi dengan manusia, bisa diartikan
akan "tersesat", karena ia tidak berkesempatan menata dirinya dalam suatu
lingkungan sosial (Mulyana, 2001:5). Komunikasilah yang memungkinkan
individu membangun suatu kerangka rujukan dan menggunakannya sebagai
panduan untuk menafsirkan situasi apapun yang ia hadapi. Komunikasi pula yang
memungkinkannya mempelajari dan menerapkan strategi-strategi adaptif untuk
mengatasi situasi-situasi problematik yang ia masuki. Tanpa melibatkan diri
dalam komunikasi, seseorang tidak akan tahu bagaimana makan, minum,
berbicara sebagai manusia dan memperlakukan manusia lain secara beradab,
karena cara-cara berperilaku tersebut harus dipelajari lewat pengasuhan keluarga
dan pergaulan dengan orang lain yang intinya adalah komunikasi.

2.1.4 Strategi Komunikasi
Strategi komunikasi merupakan paduan dari perencanaan komunikasi dan
manajemen komunikasi untuk mencapai suatu tujuan. Untuk mencapai tujuan
tersebut strategi komunikasi harus dapat menunjukkan bagaimana operasionalnya
secara taktis dilakukan, dalam arti bahwa pendekatan bisa berbeda sewaktu-waktu
tergantung dari situasi dan kondisi (Effendy, 2003:3).
Strategi komunikasi sangat penting dalam komunikasi, karena berhasil
tidaknya kegiatan komunikasi secara efektif banyak ditentukan oleh strategi
komunikasi. Dilain pihak, tanpa strategi komunikasi, media massa yang semakin
modern kini banyak dipergunakan, karena mudahnya diperoleh dan relatif

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

12

mudahnya dioperasionalkan, bukan tidak mungkin akan menimbulkan pengaruh
negatif (Effendy, 2003:299).
Apakah tujuan sentral strategi komunikasi menurut R. Wayne Pace, et al
dalam Effendy (2005:32), menyatakan bahwa tujuan sentral kegiatan komunikasi
terdiri atas tiga tujuan utama, yaitu:
1. To secure understanding, yaitu memastikan bahwa komunikasi mengerti pesan
yang diterimanya. Andaikata sudah dapat mengerti dan menerima,
2. To estabish acceptance, maka penerimaannya itu harus dibina pada
3. To motivate action. akhirnya kegiatan dimotivasikan
Untuk memastikan bahwa komunikan mengerti pesan yang diterimanya.
Ada kata yang orang sudah mengerti dan menerima, maka penerimaannya itu
harus dibina (to estabish ecceptance). Pada akhirnya kegiatan dimotivasi (to
motivate action). Strategi komunikasi sudah tentu bersifat makro yang dalam
prosesnya berlangsung secara vertikal piramida.
Akan tetapi, bagaimanapun memang ada baiknya apabila tujuan
komunikasi itu dinyatakan secara tegas-tegas sebelum komunikasi dilancarkan.
Sebab ini menyangkut khalayak sasaran (target audience) yang dalam strategi
komunikasi secara makro perlu dibagi-bagi menjadi kelompok sasaran (target
groups). Peliknya masalah target audience dan target groups ini ialah karena
berkaitan dengan aspek-aspek sosiologis, psikologis, dan antropologis, mungkin
pula politis dan ekonomis (Effendy, 2005:33).
Dengan demikian, orang yang menyampaikan pesan, yaitu komunikator,
ikut menentukan berhasilnya komunikasi. Dalam hubungan ini faktor source

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

13

credibility komunikator memegang peranan yang sangat penting. Istilah
kredibilitas ini adalah istilah yang menunjukkan nilai terpadu dari keahlian dan
kelayakan dipercaya.
2.1.5 Proses Komunikasi
Teknik berkomunikasi adalah cara atau "seni" penyampaian suatu pesan
yang dilakukan seorang komunikator sedemikian rupa, sehingga menimbulkan
dampak tertentu pada komunikasi. Pesan yang disampaikan komunikator adalah
pernyataan sebagai paduan pikiran dan perasaan, dapat berupa ide, informasi,
keluhan, keyakinan dan lain-lain. Pernyataan komunikasi disampaikan oleh
lambang, yang pada umumnya menggunakan bahasa dan ada lambang lain yang
dipergunakan antara lain, kial (gerakan anggota tubuh, gambar, warna, lukisan,
grafik, dan lain-lain), diantara sekian banyak lambang yang biasa digunakan
dalam komunikasi adalah bahasa, sebab bahasa dapat menunjukkan pernyataan
yang kongkret juga abstrak, baik yang terjadi pada saat sekarang maupun masa
lalu dan masa yang akan datang (Effendy, 2004:6). Dalam komunikasi yang
paling penting ialah bagaimana caranya agar suatu pesan yang disampaikan
komunikator menimbulkan dampak atau efek tertentu pada komunikan.
Dalam menyusun suatu strategi komunikasi untuk dioperasikan dengan
taktik-taktik komunikasi sebagai penjabaran, pertama-tama ia harus menghayati
proses komunikasi yang akan ia lancarkan. Dalam proses komunikasi harus
berlangsung secara "berputar", tidak "melurus"; ini berarti identik sebagai ekspresi
dari panduan dan peristiwa yang kemudian berbentuk pesan, setelah sampai
kepada komunikan, harus diusahakan agar efek komunikasinya dalam bentuk

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

14

tanggapan harus menjadi umpan balik. Dengan kata lain perkataan komunikator
harus tahu efek atau akibat dari komunikasi yang dilancarkannya itu, apakah
positif sesuai dengan tujuan, ataukah negatif. Jika setelah dievaluasi umpan balik
komunikasinya itu positif, maka pola komunikasi yang sama dapat dipergunakan
lagi untuk pesan lain yang harus dikomunikasikan, bila ternyata negatif, pada
gilirannya harus diteliti faktor-faktor penghambat yang menyebabkan kegagalan
komunikasinya itu (Effendy, 2003:310).
2.1.6 Hambatan Komunikasi
Tidaklah mudah untuk melakukan komunikasi secara efektif, bahkan
beberapa ahli komunikasi menyatakan bahwa tidak mungkin seseorang
melakukan komunikasi yang benar-benar efektif. Ada banyak hambatan yang bisa
merusak komunikasi. Berikut ini adalah beberapa hambatan komunikasi yang
harus menjadi perhatian bagi komunikator jika ingin proses komunikasi berjalan
sukses.
1. Gangguan
Ada dua jenis gangguan terhadap jalannya komunikasi yang menurut sifatnya
dapat diklarifikasikan sebagai gangguan mekanik dan gangguan semantik.
a. Gangguan mekanik (mechanical, channel noise)
Yang dimaksud dengan gangguan mekanik ialah gangguan yang
disebabkan saluran komunikasi atau kegaduhan yang bersifat fisik. Sebagai
contoh, ialah gangguan suara ganda (interferensi) pada pesawat radio
disebabkan dua pemancar yang berdempetan gelombangnya, gambar
meliuk-liuk atau berubah-ubah pada layar televisi, atau huruf yang tidak

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

15

jelas, jalur huruf yang hilang atau berbalik, atau halaman yang sobek pada
Surat kabar.
Termasuk gangguan mekanik pula adalah bunyi mengaung pada
pengeras suara, riuh hadirin atau bunyi kendaraan lewat ketika seseorang
berpidato dalam suatu pertemuan.
b. Gangguan semantik (semantic noise)
Gangguan jenis ini bersangkutan dengan pesan komunikasi yang
pengertiannya menjadi rusak. Gangguan semantik tersaring ke dalam pesan
melalui penggunaan bahasa. Lebih banyak kekacauan mengenai pengertian
suatu istilah atau konsep yang terdapat pada komunikator, akan lebih
banyak gangguan semantik dalam pesannya. Gangguan semantik terjadi
dalam salah pengertian.
Pada

hakikatnya orang-orang

yang

terlibat

dalam komuniksi

menginterpretasikan bahasa yang menyalurkan suatu pesan dengan berbagai
cara, karena itu mereka mempunyai pengertian yang berbeda. Seorang
komunikasi mungkin menerima suatu pesan dengan jelas sekali, baik secara
mekanik maupun secara phonetik, secara fisik berlaku dengan keras dan
jelas, tetapi disebabkan kesukaran pengertian (gangguan semantik)
komunikasi menjadi gagal.
Semantik adalah pengetahuan mengenai pengertian kata-kata yang
sebenarnya atau perubahan pengertian kata-kata. Lambang kata yang sama,
mempunyai pengertian yang berbeda untuk orang-orang yang berlainan. Ini
disebabkan dua jenis pengertian mengenai kata-kata, ada yang mempunyai

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

16

pengertian denotatif dan ada yang mempunyai pengertian konotatif.
Pengertian denotatif (denotative meaning) adalah pengertian suatu perkataan
yang lazim terdapat dalam kamus yang secara umum diterima oleh orangorang dengan bahasa dan kebudayaan yang sama.
Pengertian konotatif (connotative meaning) adalah pengertian yang bersifat
emosional latar belakang dan pengalaman seseorang. Sebagai contoh secara
denotatif semua orang akan setuju, bahwa anjing adalah binatang berbulu,
berkaki empat, secara konotatif, banyak orang menganggap anjing sebagai
binatang piaraan yang setia, bersahabat, dan panjang ingatan. Tetapi untuk
orang-orang lainnya, perkataan anjing mengkonotasikan binatang yang
menakutkan dan berbahaya.
Pekataan demokrasi secara konotatif untuk bangsa Amerika latin dengan
bangsa Rusia, lain pula dengan bangsa Indonesia dan banyak contoh.
Karena itu Bahasa merupakan komponen penting dalam komunikasi, sebab
dengan adanya faktor konotasi tersebut komunikasi bisa gagal.
2. Kepentingan
Internet atau kepentingan akan membuat seseorang selektif dalam
menanggapi atau menghayati suatu pesan. Orang hanya akan memperhatikan
perangsang yang ada hubungannya dengan kepentingannya. Apabila kita
tersesat dalam hutan dan beberapa hari tak menemui makanan sedikitpun,
maka kita akan lebih memperhatikan perangsang-perangsang yang mungkin
dapat dimakan daripada lain-lainnya. Andaikata dalam situasi demikian kita
dihadapkan pada pilihan antara makanan dan sekantong berlian, maka pastilah

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

17

kita akan memilih makanan. Kepentingan bukan hanya mempengaruhi
perhatian kita saja tetapi juga menentukan daya tanggap, perasaan, pikiran dan
tingkah laku kita, merupakan sifat reaktif terhadap segala perangsang yang
tidak bersesuaian atau bertentangan dengan suatu kepentingan.
Setiap peraturan yang dikeluarkan, apakah itu mengenai perburuhan,
perkawinan, kurikulum baru, dan sebagainya ada juga yang merasa dirugikan.
Pihak yang berkepentingan biasanya tidak mengajukan tanggapan dengan
alasan yang sungguh-sungguh, tetapi seringkali mengetengahkan argumentasi
dan alasan tersembunyi (disguised argumentation and reasons).
3. Motivasi Terpendam
Motivation atau motivasi akan mendorong seseorang berbuat sesuatu yang
sesuai dengan keinginan, kebutuhan dan kekurangannya.
Keinginan, kebutuhan dan kekurangan seseorang berbeda dengan orang
lainnya, dari waktu ke waktu dan dari tempat ke tempat, sehingga karenanya
motivasi itu berbeda dalam intensitasnya. Demikian pula intensitas tanggapan
sseorang terhadap suatu komunikasi.
Semakin sesuai komunikasi dengan motivasi seseorang semakin besar
kemungkinan komunikasi itu dapat diterima dengan baik oleh pihak yang
bersangkutan. Sebaliknya, komunikan akan mengabaikan suatu komunikasi
yang tak sesuai dengan motivasinya. Dalam hal itu seringkali terjadi seorang
komunikator tertipu oleh tanggapan komunikan yang seolah-olah tampaknya
khusus (attentive) menanggapinya, sungguh pesan komunikasi tak bersesuaian
dengan motivasinya. Tanggapan semua dari komunikan itu tentunya

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

18

mempunyai motivasi terpendam. Mungkin sekali seorang pegawai seolah-olah
menanggapi komunikasi dari atasannya secara attentive, kendatipun ada yang
tak disetujuinya. Hal itu mungkin sekali dilakukan karena si pegawai itu
berkeinginan baik pangkat, ingin menyenangkan hati atasannya, dan lain
sebagainya.
4. Prasangka
Prejudice atau prasangka merupakan salah satu rintangan atau hambatan berat
bagi suatu kegiatan komunikasi oleh karena orang yang mempunyai prasangka
belum apa-apa sudah bersikap curiga dan menentang komunikator yang hendak
melancarkan komunikasi. Dalam prasangka, emosi memaksa kita untuk
menarik kesimpulan atas dasar prasangka tanpa menggunakan pikiran yang
rasional. Emosi seringkali membutakan pikiran dan pandangan kita terhadap
fakta yang nyata bagaimanapun, oleh karena sekali prasangka itu sudah
mencekam, maka seseorang tak akan dapat berpikir secara objektif akan dinilai
negatif. Prasangka bukan saja dapat terjadi terhadap suatu ras, seperti yang
sering kita dengar, melainkan juga terhadap agama, pendirian politik,
kelompok, pendek kata suatu perangsang yang dalam pengalaman pernah
memberi kesan yang tidak enak.

2.2 Organisasi
Organisasi menurut Manullang dalam Hasibuan (1999:24) dalam arti
dinamis adalah suatu proses penetapan dan pembagian pekerjaan yang akan
dilakukan, pembatalan tugas dan tanggung jawab serta wewenang serta penetapan
hubungan antara unsur-unsur organisasi, sehingga memungkinkan orang-orang

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

19

dapat bekerja bersama-sama dan seefektif mungkin untuk pencapaian tujuan.
Sedangkan menurut Hasibuan (1999:24) bahwa organisasi adalah suatu sistem
perserikatan formal, berstruktur dan terkoordinasi dari sekelompok orang yang
bekerja sama dalam mencapai tujuan tertentu. Organisasi merupakan alat dan
wadah saja.
Organisasi adalah kesatuan (entity) sosial yang dikoordinasikan secara
sadar, dengan batasan yang relatif dapat diidentifikasi, yang bekerja atas dasar
yang relatif terus-menerus untuk mencapai suatu tujuan bersama atau sekelompok
tujuan (Robbins, 1990:4).
Sebuah organisasi mempunyai batasan yang relatif dapat diidenfikasi.
Batasan dapat berubah dalam kurun waktu tertentu dan tidak berlaku keras,
namun sebuah batasan yang nyata harus ada agar kita dapat membedakan antara
anggota dan bukan anggota.

2.2.1 Komunikasi Dalam Organisasi
Adanya komunikasi yang baik suatu organisasi dapat berjalan dengan
lancar dan berhasil dan begitu pula sebaliknya, kurang atau tidak adanya
komunikasi organisasi dapat macet atau tidak berjalan secara efektif. Komunikasi
yang efektif adalah penting bagi semua organisasi. Oleh karena itu, seorang
pemimpin dan suatu oganisasi perlu memahami dan meningkatkan kemampuan
komunikasinya (Arifin, Amirullah dan Fauziah, 2003:139).
Komunikasi organisasi itu lebih efektif pada bidang-bidang yang lain
sehingga mampu berbuat terhadap yang berhubungan dengan perubahan. Dalam
menganjurkan masyarakat mengambil tindakan-tindakan komunikasi organisasi

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

20

lebih tidak efektif lagi apabila tidak dibarengi dengan anjuran-anjuran secara
pribadi, komunikasi organisasi terjadi kapanpun setidaknya tidaknya satu orang
yang menduduki jabatan dalam suatu organisasi, analisis komunikasi organisasi
menyangkut penelaan atas banyak transaksi yang terjadi secara simultan. Sistem
tersebut menyangkut hubungan untuk menyatakan kesamaan fikiran dan perilaku
yang telah diatur dengan kebijakan (Sudianto, 2005).

2.2.1.1 Komunikasi Interper sonal
Sebagai makhluk sosial, kita merasa perlu berhubungan dengan orang lain.
Kita memerlukan hubungan dan ikatan emsional dengan mereka. Kita
memerlukan pengakuan mereka atas keberadaan dan kemampuan kita. Kita
membutuhkan persetujuan dan dukungan atas perilaku dan hidup kita.
Komunikasi dengan kenalan, teman, sahabat, pacar atau satu lawan satu,
disebut komunikasi antarpersonal (interpersonal communication). Komunikasi
interpersonal adalah "interaksi tatap muka antar dua atau beberapa orang, di mana
pengirim dapat menyampaikan pesan secara langsung, dan penerima pesan dapat
menerima dan menanggapi secara langsung pula". Kebanyakan komunikasi
interpersonal berbentuk verbal disertai ungkapan-ungkapan non verbal dan
dilakukan secara lisan.
Komunikasi interpersonal dengan masing-masing orang berbeda tingkat
kedalaman komunikasinya, tingkat intensifnya dan tingkat ekstensifnya.
Komunikasi interpersonal antara dua orang kenalan tentu berbeda dari komunikasi
interpersonal antara sahabat atau pacar. Berkat komunikasi itu mereka terlibat
dapat semakin mengenal. Karena itu juga komunikasi dapat semakin mendalam

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

21

sifatnya. Berkat komunikasi interpersonal, seorang kenalan pada akhirnya dapat
menjadi sahabat (Hardjana, 2003:85).
Komunikasi interpersonal didefinisikan oleh Joseph A. Devito (1989)
dalam Effendy (2003:59) sebagai suatu proses pengiriman dan penerimaan pesanpesan antara dua orang atau di antara sekelompok kecil orang-orang, dengan
beberapa efek dan beberapa umpan balik seketika.
Pentingnya situasi komunikasi interpersonal ialah karena prosesnya
memungkinkan berlangsung secara dialogis. Komunikasi yang berlansung secara
dialogis selalu lebih baik daripada secara monologis. Monolog menunjukkan
suatu bentuk komunikasi di mana seseorang berbicara, yang lain mendengarkan,
jadi tidak terdapat interaksi (Effendy, 2003:60).
Komunikasi interpersonal sangat penting bagi kebahagiaan hidup. Johnson
(1981) dalam Supratiknya (2008:9) menunjukkan beberapa peranan yang
disumbangkan oleh komunikasi interpersonal dalam rangka menciptakan
kebahagiaan hidup manusia.
Pertama,

komunikasi

interpersonal

(antar

pribadi)

membantu

perkembangan intelektual dan sosial kita. Di awali dengan ketergantungan atau
komunikasi yang intensif dengan ibu pada masa bayi, lingkaran ketergantungan
atau komunikasi itu menjadi semakin luas dengan bertambahnya usia kita.
Bersamaan proses itu, perkembangan intelektual kita sangat ditentukan oleh
kualitas komunikasi kita dengan orang lain.
Kedua, identitas atau jati-diri kita terbentuk dalam dan lewat komunikasi
dengan orang lain, secara sadar maupun tidak sadar kita mengamati,

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

22

memperhatikan dan mencatat semua dalam hati semua tanggapan yang diberikan
oleh orang lain terhadap diri kita. Kita menjadi tahu bagaimana tanggapan orang
lain tentang diri kita.
Ketiga, dalam memahami realitas di sekeliling kita serta menguji
kebenaran kesan-kesan dan pengertian yang kita miliki tentang dunia di sekitar
kita, kita perlu membandingkannya dengan kesan-kesan dan pengertian orang lain
tentang realitas yang sama.
Keempat, kesehatan mental kita sebagian besar juga ditentukan oleh
kualitas komunikasi atau hubungan kita dengan orang lain. Bila hubungan dengan
orang lain diliputi berbagai masalah, maka tentu kita akan menderita merasa
sedih, cemas, frustasi.
Komunikasi interpersonal merupakan komunikasi tatap muka. Karena itu,
kemungkinan umpan balik (feedback) besar sekali. Dalam komunikasi itu,
penerima pesan dapat langsung menanggapi dengan menyampaikan umpan batik.
Dengan demikian, di antara pengirim dan penerima pesan terjadi interaksi yang
satu mempengaruhi yang lain, dan kedua-duanya saling mempengaruhi dan
memberi serta menerima dampak.