IKLIM KOMUNIKASI ORGANISASI RUMAH SAKIT HUSADA (Studi Deskriptif Iklim Komunikasi Organisasi di RS Krian Husada Sidoarjo).

IKLIM KOMUNIKASI ORGANISASI RUMAH SAKIT HUSADA
(Studi Deskriptif Iklim Komunikasi Organisasi di RS Krian Husada Sidoarjo)

SKRIPSI

Oleh :

FAJ AR ADIGUNA
0843010269
YAYASAN KESEJ AHTERAAN PENDIDIKAN DAN PERUMAHAN
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” J AWA
TIMUR FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI
SURABAYA
2013

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

KATA PENGANTAR


Alhamdullilahirobbil ‘Alamiin, sujud syukur pada Allah SWT yang tiada
hentinya memberikan segala rahmat, karunia, hidayah dan barokah-Nya yang
telah memberikan nikmat kesehatan dan hikmat kepada penulis sehingga
penelitian ini dapat diselesaikan dengan baik sesuai dengan waktu yang telah
direncanakan.
Skripsi berjudul “Iklim Komunikasi Organisasi Rumah Sakit Husada”,
disusun untuk memperoleh gelar Sarjana Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial
dan Ilmu Politik Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
Dalam penyusunan skripsi ini, tidak sedikit hambatan yang penulis hadapi.
Namun penulis menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan materi ini tidak
lain berkat bantuan, dorongan, dan bimbingan dari berbagai pihak sehingga
kendala-kendala yang penulis hadapi dapat teratasi. Oleh karena itu penulis
menyampaikan ucapan terima kasih setinggi-tingginya dan tak terhingga kepada
yang terhormat :
1. Dra. Ec. Hj. Suparwati, M.Si, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur
2. Juwito, S.Sos, M.Si, selaku Ketua Program Studi Ilmu Komunikasi
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Pembangunan Negeri
“Veteran” Jawa Timur.
3. Drs. Syaifuddin Zuhri, M.Si, selaku Sekertaris Program Studi Ilmu

Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas
Pembangunan Negeri “Veteran” Jawa Timur.

iv
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

4. Drs. Syaifuddin Zuhri, M.Si, selaku dosen pembimbing Program Studi
Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas
Pembangunan Negeri “Veteran” Jawa Timur.
5. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu
Sosial dan Ilmu Politik Universitas Pembangunan Negeri “Veteran” Jawa
Timur.
6. Seluruh civitas akademika Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”
Jawa Timur yang telah memberikan pengetahuan dan jasanya kepada
penulis selama mengikuti perkuliahan
7. Ayah dan ibu tercinta yang telah membesarkan dan mengorbankan
sebagian besar waktu dan tenaganya demi penulis, serta kakak-adik yang
selalu bersedia menampung keluh kesah penulis.
8. Untuk istriku tercinta yang selalu setia ketika aku sakit, sehat, sedih, dan

gembira. Banyak hal yang telah kita lalui bersama. Terima kasih atas doa
dan dukungan untuk selalu dapat menyeleseikan tugas ini.
9. Kakak–kakak iparku Mas Dadang-Mbak Tyas, Mas Tatang-Mbak
Moedah, Mas Roby-Mbak Winda, & Mas Icha – Kakak kandungku, Adisti
terima kasih atas perhatian dan doa yang sudah diberikan untuk selalu
mengingatkanku menyeleseikan tugas ini.
10. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang turut
serta memberikan bantuan dan sumbangan pemikiran selama penulis
menyusun skripsi ini.

v
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

Akhirnya segala kebaikan yang telah diberikan kepada penulis semoga
dapat menjadi karunia yang tidak terhingga dalam hidupnya.
Penulis berharap semoga skripsi ini dapat memberikan wawasan yang
lebih luas dan menjadi sumbangan pemikiran kepada pembaca khususnya para
mahasiswa Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur. Penulis
telah berupaya semaksimal mungkin dalam penyusunan skripsi ini, namun penulis

menyadari masih banyak kekurangan dan jauh dari sempurna, untuk itu penulis
mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun dari pembaca demi
sempurnanya skripsi ini. Kiranya skripsi ini dapat bermanfaat dalam memperkaya
khasanah ilmu pendidikan.

Surabaya, 18 Oktober 2013

Penulis

vi
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN J UDUL ..............................................................................

i


HALAMAN PENGESAHAN ................................................................

ii

HALAMAN PERSETUJ UAN ................................................................

iii

KATA PENGANTAR ............................................................................

iv

ABSTRAK - ABTRACT .........................................................................

vii

DAFTAR ISI ..........................................................................................

viii


DAFTAR TABEL ...................................................................................

xii

DAFTAR GAMBAR ..............................................................................

xiv

DAFTAR LAMPIRAN ..........................................................................

xv

BAB I

BAB II

PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah ....................................................

1


1.2. Perumusan Masalah ..........................................................

9

1.3. Tujuan Penelitian ..............................................................

9

1.4. Manfaat Penelitian ............................................................

10

KAJ IAN PUSTAKA
2.1. Penelitian Terdahulu .........................................................

11

2.2. Landasan Teori .................................................................


12

viii
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

2.2.1. Pengertian Komunikasi ...........................................

13

2.2.2. Pengertian Organisasi .............................................

16

2.2.3. Karakteristik dan Fungsi Organisasi .......................

17

2.2.4. Komunikasi Organisasi ...........................................


20

2.2.5. Komunikasi Organisasi Suatu Perusahaan ..............

24

2.2.6. Iklim Komunikasi Organisasi .................................

26

2.2.7. Iklim Komunikasi Organisasi Suatu Perusahaan .....

34

2.2.8. Proses Komunikasi di Perusahaan ...........................

35

2.2.9. Komunikasi sebagai Hubungan yang Berinteraksi
dalam Perusahaan ..................................................


36

2.3. Kerangka Pemikiran Penelitian .........................................

38

BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel .................

42

3.1.1. Iklim Komunikasi Organisasi .................................

42

3.1.2. Pengukuran Variabel ..............................................

43


3.2. Populasi dan Sampel .........................................................

51

3.2.1. Populasi ..................................................................

52

3.2.2. Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel ...............

52

3.3. Sumber dan Teknik Pengumpulan Data .............................

53

3.4. Metode Analisis Data ........................................................

55

ix
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Gambaran Umum Obyek Penelitian ..................................

60

4.1.1. Rumah Sakit Krian Husada .....................................

60

4.1.2. Struktur Organisasi Rumah Sakit Krian Husada .....

61

4.2. Penyajian Data dan Analisis Data ......................................

65

4.2.1. Identitas Responden ................................................

66

4.2.1.1. Jenis Kelamin ............................................

66

4.2.1.2. Usia ............................................................

67

4.2.1.3. Pendidikan Terakhir ....................................

67

4.2.1.4. Pengalaman di Rumah Sakit Krian Husada .

69

4.2.2. Iklim Komunikasi Organisasi di Rumah Sakit Krian
Husada ....................................................................

70

4.2.2.1. Kepercayaan ...............................................

71

4.2.2.2. Pembuatan Keputusan Bersama ..................

75

4.2.2.3. Kejujuran ....................................................

80

4.2.2.4. Keterbukaan dalam Komunikasi ke Bawah .

85

4.2.2.5. Mendengarkan dalam Komunikasi ke Atas .

89

4.2.2.6. Perhatian pada Tujuan Berkinerja Tinggi ....

95

4.2.2.7. Nilai Iklim Komposit ..................................

100

4.3. Pembahasan .......................................................................

102

x
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan ........................................................................

108

5.2. Saran..................................................................................

109

DAFTAR PUSTAKA

111

LAMPIRAN

113

xi
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

DAFTAR TABEL

Tabel

Halaman

4.1.

Jenis Kelamin Responden ...................................................

66

4.2.

Usia Responden ..................................................................

67

4.3.

Pendidikan Responden ........................................................

68

4.4.

Pengalaman di Rumah Sakit Krian Husada .........................

69

4.5.

Kepercayaan Atasan Terhadap Bawahan .............................

71

4.6.

Kepercayaan Bawahan Terhadap Atasan .............................

73

4.7.

Kepercayaan .......................................................................

74

4.8.

Atasan melakukan Komunikasi dalam Pengambilan
Keputusan dan Penetapan Tujuan Bersama .........................

4.9.

76

Anggota Dapat Berkomunikasi dan Berkonsultasi
Mengenai Kebijakan Organisasi ..........................................

77

4.10.

Pembuatan Keputusan Bersama ..........................................

78

4.11.

Adanya Keterusterangan dan Kejujuran di antara Atasan
terhadap Bawahan ..............................................................

4.12.

81

Adanya Kebebasan bagi Anggota dalam Mengungkapkan
Isi Hati ................................................................................

82

4.13.

Kejujuran ............................................................................

83

4.14.

Adanya Keterbukaan dari Pimpinan dalam Memberikan
Informasi Mengenai Kebijakan Organisasi ..........................

xii
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

86

4.15.

Kemudahan bagi anggota dalam memperoleh informasi
yang berhubungan dengan tugas..........................................

87

4.16.

Keterbukaan dalam Komunikasi ke Bawah .........................

88

4.17.

Atasan menganggap Penting Pendapat dan Pemikiran
Anggota untuk dilaksanakan ...............................................

4.18.

90

Atasan mendengar dan berpikiran luas atas saran dan
laporan anggota ...................................................................

92

4.19.

Mendengarkan dalam Komunikasi ke Atas..........................

93

4.20.

Pemimpin memberikan Motivasi dan Penghargaan kepada
Bawahan dengan tujuan untuk meningkatkan kinerja dan
loyalitas ..............................................................................

4.21.

4.22.

Komitmen

terhadap

Tujuan

Berkinerja

96

Tinggi

(Produktivitas Tinggi, Kualitas Tinggi, Biaya Rendah)........

97

Perhatian pada Tujuan Berkinerja Tinggi ............................

98

xiii
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

DAFTAR GAMBAR

Gambar

Halaman

2.1.

Model Komunikasi Interpersonal

15

2.2.

Kerangka Berpikir Penelitian

41

xiv
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

Halaman

I

Kuesioner .....................................................................

113

II

Struktur Organisasi .......................................................

119

III

Daftar Pegawai Rumah Sakit Krian Husada ...................

120

IV

Data Responden ............................................................

122

xv
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

ABSTRAK
Fajar Adiguna. Iklim Komunikasi Organisasi Rumah Sakit Husada (Studi
Deskriptif Iklim Komunikasi Organisasi di Rumah Sakit Krian Husada
Sidoarjo)
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tentang iklim komunikasi
organisasi yang ada di Rumah Sakit Krian Husada. Landasan teori yang
digunakan dalam penelitian ini adalah teori Pace dan Faules mengenai iklim
komunikasi organisasi.
Penelitian ini menggunakan metode survei dengan pendekatan kuantitif.
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer berupa kuesioner.
Teknik pengambilan sampel menggunakan total sampling, di mana sampel adalah
keseluruhan jumlah populasi, yaitu sebanyak 60 orang. Analisis data dilakukan
dengan menggunakan tabel frekuensi data yang telah diklasifikasikan dan
dihitung untuk ditampilkan dalam persentase.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa iklim komunikasi di Rumah Sakit
Krian Husada masuk dalam kategori negatif, menunjukkan bahwa komunikasi di
antara karyawan Rumah Sakit Krian Husada belum berjalan secara terbuka,
sehingga kurang mendukung dalam mewujudkan tujuan organisasi.
Kata Kunci: Iklim Komunikasi, Organisasi, Rumah Sakit, Krian Husada
ABSTRACT
Fajar Adiguna. Organizational Communication Climate in Husada Hospital
(Deskriptive Study of Organizational Communication Climate in Krian
Husada Hospital, Sidoarjo)

The purpose of this research is to know about organization communication
climate in Rumah Sakit Krian Husada. Theoretical basis used in this research is
the theory of Pace and Faules about organizational communication climate.
This study used survey method with quantitative approach. The data used
in this study is primary data in the form of questionnaire. The sampling technique
of the current research used total sampling, which is the sample including all
population, 60 respondents. Data analysis was performed using frequency tables
of data which classified and counted to be displayed as a percentage.
The results indicate that the organizational communication climate in
Rumah Sakit Krian Husada.include in the negative category, conclude that
communication between the board of Rumah Sakit Krian Husada.has not run
smoothly, resulting in less support in realizing the organization’s goal.
Keywords: Communication Climate, Organizational, Hospital, Krian Husada

vii
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

BAB I
PENDAHULUAN

1.1.

Latar Belakang Masalah
Organisasi sebagai suatu wadah berkumpulnya banyak orang dari
berbagai latar belakang yang berbeda harus mampu menyatukan
anggotanya untuk mencapai tujuan. Organisasi menurut Kuswarno (2001)
dapat diartikan sebagai suatu sistem individu yang relatif stabil yang
bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama melalui struktur hierarki dan
pembagian kerja. Terpenuhinya tujuan organisasi menunjukkan bahwa
organisasi telah berkembang. Perkembangan suatu organisasi tidak dapat
dilepaskan dari interaksi antar anggota organisasi. Interaksi antar anggota
organisasi dilakukan dengan cara komunikasi, sehingga informasi dan
gagasan mengenai kemajuan organisasi dapat dipahami oleh seluruh
anggota organisasi. Komunikasi sebagai proses pemindahan makna
memerlukan pula pemahaman penerima pada makna yang disampaikan.
Komunikasi yang baik terjadi ketika pemikiran yang digambarkan oleh si
pengirim tersampaikan sedemikian rupa sehingga penerima mempunyai
gambaran mental yang sama. Jika penerima tidak mampu memahami
makna yang ingin disampaikan pengirim maka dapat terjadi salah
pengertian. Kesalahpahaman antar anggota karena adanya komunikasi
yang tidak lancar akan menimbulkan konflik dalam organisasi dan
menghambat kinerja organisasi.

1
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

2

Komunikasi merupakan proses yang menghubungkan antar
manusia dan antar kelompok dalam sebuah organisasi (Lubis, 2008).
Proses komunikasi dapat diartikan sebagai transfer informasi atau pesan
dari pengirim pesan sebagai komunikator dan kepada penerima sebagai
komunikan. Proses komunikasi bertujuan untuk mencapai saling
pengertian (mutual understanding) antara kedua pihak yang terlibat.
Dalam setiap organisasi yang diisi oleh sumber daya manusia, ada yang
berperan sebagai pemimpin, dan sebagian besar lainnya berperan sebagai
anggota/karyawan. Semua orang yang terlibat dalam organisasi tersebut
akan melakukan komunikasi. Komunikasi antar individu dan kelompok
dalam

organisasi

menciptakan

harapan,

yang

kemudian

akan

menghasilkan peran-peran tertentu yang harus diemban untuk mencapai
tujuan organisasi. Terpenuhinya harapan anggota/karyawan dalam
berorganisasi akan menyebabkan para karyawan berusaha untuk tetap
bekerja dengan baik karena karyawan merasa memiliki hubungan yang
erat terhadap organisasi, sehingga mampu menggerakkan karyawan untuk
menggunakan seluruh kemampuan terbaiknya demi kemajuan organisasi.
Komunikasi dapat dikatakan berjalan baik dan efektif apabila setiap
anggota

memperoleh

keterangan-keterangan

yang

jelas

dalam

melaksanakan pekerjaannya. Melalui komunikasi rasa ingin tahu juga
dapat tersalurkan, sehingga mampu mendorong semangat kerja dan
menyatukan anggota organisasi untuk bekerja sama.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

3

Suasana komunikasi yang harmonis dan proses komunikasi yang
efektif dapat dipengaruhi oleh peran pemimpin organisasi. Pimpinan
dituntut tidak hanya mampu memberikan perintah kerja atau tugas kepada
bawahan, namun harus pula mau mendengarkan dan menerima gagasan
atau keluhan dari bawahan. Pimpinan organisasi juga harus turut serta
dalam memberikan solusi untuk memecahkan persoalan yang berkaitan
dengan pekerjaan anggota. Hambatan komunikasi seringkali menjadi
penyebab utama kurang harmonisnya hubungan antara bawahan dan
pimpinan. Peran pemimpin organisasi yang menghargai kinerja bawahan
akan menciptakan komunikasi yang efektif, karena kedua belah pihak
merasa puas dan nyaman dalam menjalani hubungan organisasi.
De Vito dalam Lubis (2008) menyebutkan jaringan komunikasi
sebagai saluran yang digunakan untuk meneruskan pesan dari satu orang
ke orang lain dalam organisasi. Jaringan organisasi ini berbeda besar dan
strukturnya

pada

masing-masing

organisasi,

disesuaikan

dengan

kepentingan dan tujuan organisasi. Secara umum jaringan komunikasi
dalam organisasi dapat dibedakan atas dua bagian yaitu jaringan
komunikasi formal dan jaringan komunikasi informal. Komunikasi formal
adalah komunikasi yang terjadi menurut struktur organisasi, yakni
komunikasi ke bawah (downward communiction), komunikasi ke atas
(upward

communication),

dan

komunikasi

horizontal

(horizontal

communication). Komunikasi ke bawah adalah pola komunikasi yang
terjadi antara atasan kepada bawahannya. Komunikasi ke atas adalah

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

4

proses komunikasi dari karyawan kepada pimpinan, sementara komunikasi
horizontal merupakan komunikasi antar rekan kerja yang selevel. Ketiga
pola komunikasi tersebut bersifat formal karena umumnya berorientasi
terhadap pekerjaan. Sedangkan komunikasi informal tidak tergantung pada
struktur organisasi, seperti contohnya komunikasi antar sejawat yang lebih
berorientasi kepada individu atau pribadi.

Suasana yang tercipta dari

komunikasi yang dilakukan dalam organisasi mempengaruhi cara hidup
orang-orang di dalam organisasi tersebut. Jaringan komunikasi formal dan
informal dalam suatu organisasi bersifat saling melengkapi dan saling
mengisi. Apabila terdapat banyak hambatan dalam komunikasi formal,
maka komunikasi informal akan lebih berkembang. Wofford dalam
Suprapto (2009:114) mengemukakan bahwa komunikasi informal selalu
merupakan derajat kepentingan dalam suatu organisasi, walaupun saluransaluran formal tidak berfungsi secara memadai.
Komunikasi dalam organisasi menurut Robbins dan Jager (2008:5)
memiliki empat fungsi utama, yaitu sebagai kontrol, motivasi, ekspresi
emosional, dan informasi. Kontrol terhadap perilaku anggota organisasi
dilakukan komunikasi dengan cara mewajibkan karyawan untuk mematuhi
kebijakan perusahaan. Komunikasi menjaga motivasi karyawan dengan
memberikan penjelasan kepada karyawan mengenai hal-hal yang berkaitan
dengan kinerja. Fungsi komunikasi sebagai ekspresi emosional tampak
dalam rasa frustasi dan rasa puas yang ditunjukkan oleh anggota organisasi
sebagai pemenuhan kebutuhan sosial. Fungsi terakhir komunikasi sebagai

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

5

pemberi informasi berhubungan dengan perannya dalam menyampaikan
data untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi pilihan-pilihan alternatif
yang ada. Organisasi dapat berjalan efektif jika pemimpin dapat
melakukan kontrol atas para anggota, merangsang para anggota untuk
bekerja, menyediakan cara bagi anggota untuk meluapkan ekspresi
emosional, dan mengambil keputusan atas berbagai pilihan. Oleh sebab itu
komunikasi yang lancar mempunyai peran penting untuk meningkatkan
efektivitas kinerja organisasi, maka diperlukan perhatian khusus dalam
mengelola iklim komunikasi suatu organisasi agar dapat berjalan dengan
baik.
Terdapat berbagai macam aktivitas dalam organisasi sehingga
diperlukan iklim komunikasi yang sesuai dengan harapan anggota, karena
iklim komunikasi yang memuaskan dapat mendorong produktivitas kerja
sehingga tujuan organisasi lebih mudah tercapai. Pace dan Faules
(2006:149) menyatakan bahwa iklim komunikasi organisasi terdiri dari
persepsi atas unsur-unsur organisasi dan pengaruh unsur-unsur tersebut
terhadap

komunikasi.

Pengaruh

ini

didefinisikan,

disepakati,

dikembangkan, dan dikokohkan secara berkesinambungan melalui
interaksi dengan anggota organisasi lainnya. Pengaruh ini menghasilkan
pedoman

bagi

mempengaruhi

keputusan
pesan-pesan

dan

tindakan-tindakan

mengenai

organisasi.

individu,
Peran

dan

individu

diperlukan untuk membentuk iklim komunikasi yang memuaskan karena
tiap anggota akan merasa puas jika pesan atau informasi dari organisasi

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

6

dapat diterima dengan baik. Namun jika anggota organisasi merasa tidak
nyaman dengan lingkungan kerja, maka akan tercipta iklim komunikasi
yang tidak memuaskan, menyebabkan anggota tidak memiliki komitmen
terhadap organisasi.
Sebuah organisasi pasti memiliki hukum dan peraturan yang harus
ditaati, yang akan mempengaruhi iklim komunikasi organisasi. Iklim
komunikasi organisasi bergantung pada persepsi anggota organisasi
mengenai nilai hukum dan peraturan tersebut. Terbentuknya iklim
komunikasi organisasi yang baik, maka akan memberikan kinerja
organisasi yang baik pula.
Iklim komunikasi organisasi sangat penting karena berhubungan
dengan konteks organisasi dalam hal konsep, perasaan, dan harapan
anggota organisasi. Iklim organisasi tidak dapat dilepaskan dari sifat dan
ciri yang terdapat dalam suatu lingkungan kerja yang timbul terutama
karena kegiatan organisasi yang dilakukan secara sadar atau tidak sadar,
dan dianggap mempengaruhi perilaku. Persepsi dan perilaku individu
masing-masing anggota organisasi akan dipengaruhi oleh persepsi dan
perilaku anggota lain dalam sistem organisasi tersebut. Pace dan Faules
(2006) mengemukakan bahwa pengaruh komunikasi dalam organisasi
dapat diukur melalui Inventaris Iklim Komunikasi (IIK). IIK terdiri dari
enam aspek meliputi kepercayaan para anggota, pembuatan keputusan
bersama, kejujuran antara anggota, keterbukaan dalam komunikasi
bersama, mendengarkan dalam komunikasi ke atas, serta perhatian pada

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

7

tujuan berkinerja tinggi. Keenam aspek tersebut mampu menunjukkan
gambaran mengenai iklim komunikasi yang ada dalam suatu organisasi.
Rumah sakit sebagai sebuah organisasi memerlukan iklim
komunikasi yang memuaskan agar tujuan dalam melayani masyarakat
yang memerlukan bantuan di bidang kesehatan dapat berjalan dengan baik.
Rumah Sakit (RS) Krian Husada di Kabupaten Sidoarjo merupakan salah
satu rumah sakit swasta yang beroperasi sejak tahun 2000, didirikan oleh
delapan orang dokter yang bertindak sebagai pemilik saham sekaligus
pemimpin yang mengatur berbagai aktivitas organisasi. Pada awal
pendirian, seluruh pemilik saham bekerja sama untuk memberikan
pelayanan kesehatan yang lebih lengkap bagi seluruh masyarakat di
wilayah Krian dan sekitarnya. Pelayanan kesehatan bagi masyarakat di RS
Krian Husada selain ditangani oleh dokter umum juga menyediakan
pelayanan dokter spesialis di antaranya, spesialis bedah umum, kebidanan
dan kandungan, penyakit dalam, anak, THT (telinga hidung tenggorokan),
gigi dan mulut, anestesi, radiologi, dan mata. Kehadiran dokter spesialis
dalam

melayani

masyarakat

diharapkan

mampu

meningkatkan

perkembangan RS Krian Husada.
Namun setelah berjalan selama tiga belas tahun, RS Krian Husada
belum mengalami perkembangan yang berarti. Hal ini dapat dilihat pada
semakin menurunnya jumlah kunjungan pasien serta kondisi fisik
bangunan yang kurang memadai. Dari pengamatan yang dilakukan,
penulis melihat fasilitas ruang rawat inap yang disediakan oleh RS Krian

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

8

Husada menimbulkan ketidaknyamanan bagi pengguna karena setiap
kamar hanya dibatasi dengan triplek. Berdasarkan keterangan yang
diperoleh, perbaikan fasilitas fisik RS Krian Husada tidak dapat dilakukan
dengan maksimal karena adanya perbedaan pendapat di antara pemilik
saham. Di satu pihak ada pemilik saham yang berkeinginan agar
pengembangan dilakukan dengan membangun sarana Unit Gawat Darurat
(UGD), namun di lain pihak ada pula yang berkeinginan agar fasilitas
yang telah ada seperti ruang rawat inap lebih ditingkatkan kualitasnya.
Direktur rumah sakit sebagai pelaksana tidak dapat membuat kebijakan
tegas dalam melaksanakan pembangunan fasilitas fisik karena pemilik
saham selalu berperan dalam pengambilan keputusan. Kondisi fasilitas
fisik yang kurang memadai tersebut membuat pengunjung memilih
mendapatkan pelayanan kesehatan di tempat lain, sehingga jumlah pasien
terus mengalami penurunan. Jumlah pasien yang terus menurun juga
disebabkan belum adanya kerjasama antara RS Krian Husada dengan
JAMSOSTEK (Jaminan Sosial Tenaga Kerja), sehingga pasien yang
menggunakan asuransi kesehatan tidak dapat dilayani.
Hubungan antara para karyawan RS Krian Husada juga tidak
terjalin dengan baik, karena ada yang merasa memberikan kontribusi lebih
bagi rumah sakit sehingga membuat karyawan di bagian lain merasa tidak
nyaman. Hal ini diketahui penulis dari wawancara dengan dokter yang
bekerja di rumah sakit tersebut. Pemasukan terbesar RS Krian Husada
diperoleh dari bagian kebidanan dan kandungan, yang menyebabkan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

9

karyawan di bagian tersebut merasa kedudukannya lebih tinggi. Kondisi
ini menyebabkan timbulnya kekurangharmonisan di antara karyawan,
yang mengakibatkan aktivitas pelayanan berjalan kurang lancar. Kualitas
pelayanan yang menurun dirasakan pula oleh masyarakat sehingga tidak
terjadi peningkatan yang signifikan dalam jumlah pasien.
Dengan adanya berbagai permasalahan tersebut, maka penulis
ingin mengetahui apakah iklim komunikasi di RS Krian Husada berjalan
dengan baik, berdasarkan enam aspek yang terdapat dalam Inventaris
Iklim Komunikasi (IIK). Untuk itu diperlukan adanya analisis yang
mendalam mengenai iklim organisasi yang ada di RS Krian Husada
Kabupaten Sidoarjo.

1.2.

Rumusan Masalah
Berdasarkan fenomena di atas, maka yang menjadi rumusan
masalah dalam penelitian ini adalah:
“Bagaimana iklim komunikasi organisasi yang ada di RS Krian
Husada Kabupaten Sidoarjo?”

1.3.

Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian dari skripsi ini adalah untuk mengetahui tentang
iklim komunikasi organisasi yang ada di RS Krian Husada Kabupaten
Sidoarjo.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

10

1.4.

Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah:

1.4.1. Manfaat Teoritis
Bagi penulis, penelitian ini diharapkan sebagai tambahan
pengetahuan di bidang komunikasi, khususnya komunikasi dalam
organisasi yang bergerak dalam bidang pelayanan publik yang ada di
Indonesia.

1.4.2. Manfaat Praktis
1. Sebagai masukan bagi pemimpin maupun staf RS Krian Husada,
khususnya bagi para pemimpin dalam mengunakan pola komunikasi
yang tepat terhadap karyawan sehingga tercipta iklim yang memuaskan
untuk meningkatkan kinerja;
2. Sebagai referensi tambahan bagi mahasiswa lain yang akan mengambil
penelitian yang berhubungan dengan iklim komunikasi organisasi,
khususnya pada komunikasi di bidang pelayanan publik.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

BAB II
KAJ IAN PUSTAKA

2.1.

Penelitian Terdahulu
Penelitian ini dilakukan berdasarkan beberapa penelitian yang telah
dilakukan sebelumnya. Penelitian terdahulu yang pertama dilakukan oleh
Hidayat, Suryana, dan Wirakusumah (2012) berjudul “Iklim Komunikasi
pada Badan Pelayanan Perizinan Terpadu (BPPT) Kota Bandung”. Metode
yang digunakan adalah metode deskriptif, sementara analisis data
dilakukan dengan cara teknik analisis statistik deskriptif. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa iklim komunikasi di BPPT Kota Bandung berjalan
cukup baik, terbukti dengan adanya koordinasi yang terpadu antara
berbagai divisi dalam organisasi maupun antara atasan dan bawahan
sehingga pelayanan terhadap masyarakat dapat berjalan dengan baik.
Penelitian kedua dengan judul “Iklim Komunikasi dan Kinerja
Pimpinan Biro Humas Provinsi Jawa Tengah” dilakukan oleh Sonef
Riyadi (2012). Fokus kajian pada penelitian ini adalah komunikasi
organisasi yang terimplementasi pada praktek pelaksanaan kerja dengan
memperhatikan suasana iklim komunikasi organisasi. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa antar bagian di kantor biro Humas Provinsi Jateng
memiliki spesifikasi iklim tersendiri, khususnya pada tingkatan jenjang
pekerjaan, baik yang ada pada level kepala biro, kepala bagian, maupun
kepala subbagian.

11
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

12

Penelitian terdahulu ketiga dilakukan oleh Al-Fashli (2010)
dengan judul “Iklim Komunikasi di Perpustakaan Universitas Indonesia”
dalam bentuk skripsi. Penelitian ini membahas tentang iklim komunikasi
yang ada di Perpustakaan Universitas Indonesia dengan menggunakan
lima indikator dalam Inventaris Iklim Komunikasi. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa meskipun secara keseluruhan iklim komunikasi
berjalan

secara

kondusif,

namun

karena

kurangnya

kesempatan

menyebabkan kedekatan emosional antara kepala perpustakaan dan staf di
level bawah kurang terjalin dengan baik.
Penelitian terdahulu yang terakhir dalam bentuk skripsi dilakukan
oleh Hastari (2009) dengan judul “Iklim Komunikasi Organisasi dan
Semangat Kerja Para Personil Polri di Polwil Surakarta”. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui hubungan antara iklim komunikasi organisasi
dan semangat kerja di kalangan para personil POLRI (Kepolisian
Indonesia) di POLWIL (Kepolisian Wilayah) Surakarta dengan status
sosial ekonomi sebagai variabel kontrol. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa status sosial ekonomi bukan merupakan hal utama yang
mempengaruhi iklim komunikasi yang berlangsung dan semangat kerja
yang dimiliki para anggota POLRI di POLWIL Surakarta.

2.2.

Landasan Teori
Pada bagian ini akan dijelaskan mengenai landasan teori
berdasarkan kajian pustaka mengenai komunikasi, organisasi, karakteristik

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

13

dan fungsi organisasi, komunikasi organisasi, komunikasi organisasi suatu
perusahaan, iklim komunikasi organisasi, iklim komunikasi organisasi
suatu perusahaan, proses komunikasi di perusahaan, dan komunikasi
sebagai hubungan yang berinteraksi dalam perusahaan.

2.2.1. Pengertian Komunikasi
Manusia sebagai makhluk sosial merupakan bagian dari suatu
komunitas, sehingga akan selalu terlibat dalam kegiatan komunikasi.
Istilah komunikasi berasal dari bahasa Latin communicatio yang berarti
pemberitahuan atau pertukaran pikiran (Suprapto, 2009:4). Dalam
berkomunikasi berlangsung proses menumbuhkan suatu kebersamaan
terhadap orang lain dengan cara berbagi informasi, ide, atau sikap. Proses
komunikasi memuat unsur-unsur kesamaan makna karena terjadi suatu
pertukaran pikiran dan pengertian antara komunikator (penyebar pesan)
dan komunikan (penerima pesan). Hal ini sesuai dengan definisi Nugroho
(2009:13) yang menyebut komunikasi sebagai kegiatan yang melibatkan
dua orang atau lebih guna membagi ide atau pikiran dengan memakai
lambang dan memiliki tujuan agar terjadi perubahan dalam diri orang lain.
Sementara Maulana (2009:93) mendefinisikan komunikasi sebagai
suatu hubungan seseorang dengan orang lain untuk mencapai pengertian
dan persamaan sikap. Komarudin (2001:76) menambahkan bahwa definisi
komunikasi

merupakan

sebuah

proses

yang

dilakukan

untuk

menyampaikan pikiran, informasi, peraturan, atau instruksi dengan cara

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

14

tertentu yang bertujuan agar penerimanya memahami pesan yang
diterimanya. Selanjutnya Barnard dalam Kuswarno (2001:56) menyatakan
komunikasi sebagai kekuatan utama dalam membentuk organisasi dan
komunikasi membuat dinamis suatu sistem kerjasama dalam organisasi
dan menghubungkan tujuan organisasi pada partisipasi orang di dalamnya.
Liliweri (2004:30) melengkapi bahwa hasil dari komunikasi merupakan
sebuah pemahaman yang sama antara pengirim informasi dengan para
penerima informasi, di mana informasi tersebut bisa dikirim dalam bentuk
simbol verbal maupun simbol nonverbal agar memperoleh kesamaan
makna. Dari berbagai definisi di atas, maka dapat disimpulkan bahwa
komunikasi merupakan suatu proses pemindahan informasi dari satu orang
ke orang lain dengan tujuan diperolehnya makna yang sama di antara
kedua orang tersebut.
Salah satu tipe dalam komunikasi adalah komunikasi antarpribadi
atau komunikasi interpersonal (Interpersonal Communication). Menurut
DeVito

(2007:231),

komunikasi

interpersonal

merupakan

sebuah

komunikasi yang berlangsung antara dua orang yang mempunyai
hubungan yang mantap dan jelas. Dengan kata lain, komunikasi
antarpribadi merupakan sebuah proses dan penerimaan pesan antara dua
orang atau beberapa orang dalam sebuah kelompok yang akan
menimbulkan beberapa efek dan umpan balik. Dalam komunikasi

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

15

antarpribadi, situasi menjadi penting. Hal ini dikarenakan sifat komunikasi
antarpribadi berlangsung secara dialogis.
Dalam komunikasi antarpribadi, model komunikasi dapat dilihat
pada Gambar 2.1. berikut:
Pesan yang disampaikan lewat saluran

Umpan Balik
Sumber/Penerima

Sumber/Penerima
Gangguan

Kompetensi

Kompetensi
Umpan Balik

Pesan yang disampaikan lewat saluran

Gambar 2.1. Model Komunikasi Interpersonal
Sumber: DeVito, 2007:12
Model komunikasi pada Gambar 2.1. merefleksikan sebuah siklus
natural komunikasi interpersonal. Hal tersebut menunjukkan adanya
komunikasi yang berlangsung dari orang pertama kepada orang kedua, lalu
orang kedua kepada orang pertama, dan seterusnya. Komunikasi
antarpribadi berfungsi untuk meningkatkan hubungan insani (human
relations),

menghindari

dan

mengatasi

konflik-konflik

pribadi,

mengurangi ketidakpastian sesuatu, serta berbagai pengetahuan dan
pengalaman
meningkatkan

dengan

orang

hubungan

lain.

Komunikasi

kemanusiaan

diantara

antarpribadi

dapat

pihak-pihak

yang

berkomunikasi (DeVito, 2007:9).

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

16

Komunikasi antarpribadi juga mempunyai beberapa tujuan yang
penting bagi komunikan dan komunikator. Menurut Widjaja (2000:16),
tujuan komunikasi antarpribadi antara lain:
1. Mengenal diri sendiri dan orang lain;
2. Mengetahui dunia luar;
3. Menciptakan dan memelihara hubungan menjadi bermakna;
4. Mengubah sikap dan perilaku;
5. Bermain dan mencari hiburan; serta
6. Membantu orang lain.

2.2.2. Pengertian Organisasi
Kuswarno (2001) menyatakan bahwa organisasi dapat diartikan
sebagai suatu sistem individu yang relatif stabil yang bekerja sama untuk
mencapai tujuan bersama melalui struktur hierarki dan pembagian kerja.
Lubis (2008) menyebutkan bahwa organisasi dibentuk sebagai wadah yang
di dalamnya berkumpul sejumlah orang yang menjalankan serangkaian
aktivitas tertentu secara teratur guna tercapainya tujuan yang telah
disepakati bersama. Selanjutnya Wijatno (2000:223) mendefinisikan
organisasi sebagai kumpulan orang yang bekerja sama untuk mencapai
tujuan tertentu. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa organisasi
merupakan suatu kumpulan orang yang diikat oleh aturan tertentu untuk
bekerja sama dalam mewujudkan tujuan yang telah disepakati.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

17

Berdasarkan sifatnya, Wijatno (2000: 223) membedakan organisasi
menjadi dua macam, yaitu:
1. Organisasi Formal
Menggambarkan interaksi otoritas yang tegas dan hubungan struktural
dalam suatu organisasi. Hal ini digambarkan dalam struktur organisasi
yang mendeskripsikan posisi dan tanggung jawab pekerjaannya.
2. Organisasi Informal
Menggambarkan interaksi hubungan antar pekerja, yang membentuk
suatu pola tidak resmi.

2.2.3. Karakteristik dan Fungsi Organisasi
Karakteristik organisasi menurut Sujak (dalam Sudarsono, 2008)
merupakan suatu kondisi di mana setiap organisasi atau lingkungan kerja
mempunyai peraturan, kebijakan, sistem pemberian hadiah, dan misi
lainnya yang berpengaruh pada setiap karyawan. Wahab (2008:4)
menyebutkan bahwa karakteristik organisasi terdiri dari beberapa ciri
sebagai berikut:
1. Sebuah entitas sosial
Organisasi terdiri dari dua orang atau lebih yang berkoordinasi untuk
mencapai seperangkat tujuan bersama, sehingga merupakan entitas
sosial yang menjadi tempat manusia beraktivitas.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

18

2. Bertujuan atau diarahkan oleh tujuan (goal directed)
Organisasi dibentuk untuk mencapai tujuan tertentu yang telah
disepakati oleh anggota, sehingga organisasi dapat terus mengalami
perkembangan yang memuaskan.
3. Memiliki sistem kegiatan terstruktur yang disengaja
Sistem kegiatan organisasi dapat dilihat dari berbagai sistem
fungsionalnya, di mana proses dan sub-proses kegiatannya dibatasi
dalam unit kerjanya sendiri, seperti mislnya divisi keuangan atau
SDM. Pembagian kerja di dalam organisasi biasanya dikelompokkan
atau dibedakan menurut fungsi tertentu.
4. Dengan batas-batas yang jelas
Setiap organisasi mempunyai aturan tata nilai yang dibuat demi
kepentingan organisasi, sehingga batasan tata nilai yang dianut oleh
masing-masing organisasi tidak sama.
Sementara Sudarsono (2008) menyebutkan bahwa inti dari
karakteristik organisasi adalah:
1. Perilaku Pemimpin
Kepemimpinan merupakan kemampuan untuk mempengaruhi orang
lain supaya mempunyai peran yang lebih besar dalam kehidupan
organisasi. Perilaku pemimpin adalah norma perilaku yang digunakan
oleh seseorang pada saat orang tersebut berusaha mempengaruhi orang
lain. Keberhasilan seorang pemimpin tergantung pada perilaku yang
dimiliki. Dengan demikian, pemimpin yang sukses adalah yang

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

19

mampu mengantisipasi perubahan dan memanfaatkan kesempatan
dengan sekuat tenaga, memotivasi pengikut untuk mencapai tingkat
produktivitas yang lebih tinggi, mengoreksi kinerja yang buruk, dan
mendorong organisasi ke arah sasaran-sasarannya.
2. Lingkungan Kerja
Lingkungan kerja merupakan kualitas lingkungan internal yang secara
relatif terus menerus meningkat yang dirasakan oleh anggotaanggotanya, mempengaruhi perilaku mereka dan dapat digambarkan
menurut seperangkat nilai-nilai karakteristik tertentu dari organisasi.
Dalam setiap organisasi dibutuhkan kerja sama antara individu
untuk mencapai suatu tujuan. Tujuan organisasi dapat dicapai jika individu
dalam organisasi dapat berkoordinasi untuk menjalankan fungsi-fungsinya
sesuai dengan manajemen organisasi.

Secara umum menurut Wiyono

(2009: 57) fungsi-fungsi tersebut dapat dikelompokkan sebagai berikut:
1. Planning (perencanaan)
Perencanaan mencakup kegiatan memilih misi, tujuan, dan cara untuk
mencapai tujuan. Setiap aktivitas ataupun kegiatan yang dilakukan oleh
individu maupun organisasi yang didasarkan atas perencanaan yang
matang atas seluruh input dan proses yang ada dalam organisasi
merupakan titik awal untuk meraih hasil yang optimal.
2. Organizing (pengaturan)
Pengaturan adalah proses penetapan struktur peran yang dibutuhkan
untuk memasukkan orang-orang (karyawan) ke dalam organisasi.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

20

Berbagai sumber daya disediakan untuk mendukung aktivitas yang akan
dijalankan. Dalam organisasi, sumber daya dapat berupa sumber daya
manusia, sumber daya alam, sumber daya modal, sumber daya
teknologi, dan lain sebagainya.
3. Actuating (pelaksanaan)
Segala aktivitas atau tindakan harus dilaksanakan guna mencapai tujuan
atau sasaran yang telah direncanakan. Tujuan tidak mungkin tercapai
tanpa adanya pelaksanaan atau tindakan atau kegiatan.
4. Controlling (pengendalian)
Pengendalian dijalankan dengan cara mengawai, mengevaluasi, dan
memantau seluruh aktivitas yang telah dilakukan, apakah sudah sesuai
dengan rencana yang telah ditetapkan. Perbandingan antara hasil yang
dicapai dengan target yang diinginkan akan menunjukkan ada tidaknya
penyimpangan.

2.2.4. Komunikasi Organisasi
Menurut Pace dan Faules (2006:31), definisi komunikasi organisasi
dapat dibagi menjadi dua, yaitu definisi fungsional dan definisi interpretif.
Adapun secara fungsional, komunikasi organisasi didefinisikan sebagai
sebuah pertunjukan dan penafsiran pesan diantara unit-unit komunikasi
yang merupakan bagian dari suatu organisasi tertentu. Hal ini dikarenakan
suatu organisasi terdiri dari unit-unit komunikasi dalam hubungan
hierarkis antara satu dengan yang lainnya dan berfungsi dalam suatu

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

21

lingkungan. Katz dan Kahn (dalam Muhammad, 2004:110) menambahkan
tentang definisi komunikasi organisasi merupakan arus informasi,
pertukaran informasi, dan pemindahan arti dalam suatu organisasi.
Sementara John, Stephen, dan Foss (2009:364-365) mendefinisikan
komunikasi menurut terminologinya meliputi konteks komunikasi dan
organisasi. Teorinya yaitu bahwa sebuah organisasi bukanlah susunan
yang terbentuk oleh posisi dan peranan, melainkan oleh aktivitas
komunikasi. Dengan demikian, organisasi itu dapat dicapai seseorang
melalui sebuah proses komunikasi yang berkelanjutan. Oleh karenanya,
komunikasi dalam sebuah organisasi adalah wajib.
Dari beberapa pendapat tentang definisi komunikasi organisasi di
atas, dapat disimpulkan bahwa komunikasi organisasi mutlak selalu ada
dalam sebuah organisasi. Adapun tujuan dari dilakukannya komunikasi
dalam organisasi tersebut adalah untuk mencapai tujuan yang telah
ditentukan dalam visi sebuah organisasi. Oleh karenanya, masing-masing
individu dalam sebuah organisasi hendaknya memahami tentang peranan
komunikasi organisasi.
Dalam komunikasi organisasi, ada tiga dimensi dalam arus yang
terjadi. Menurut Effendy (2003:81), tiga dimensi tersebut antara lain:
1. Komunikasi vertikal
Merupakan sebuah komunikasi vital dalam melaksanakan
fungsi-fungsi manajemen.

Komunikasi

vertikal ini

merupakan

komunikasi dari atas ke bawah (downward communication) dan dari

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

22

bawah ke atas (upward communication). Dalam arus komunikasi
vertikal (dari atas ke bawah), dicontohkan dengan pemberian instruksi,
petunjuk, dan penugasan lain dari seorang pimpinan kepada ketua unit
dan bawahan. Sementara komunikasi yang dari bawah ke atas diterima
dalam bentuk bawahan memberikan laporan, pelaksanaan tugas, dan
saran yang diberikan pada pimpinannya.
2. Komunikasi horizontal
Komunikasi horizontal merupakan komunikasi satu level yang
terjadi antarkaryawan, antarpimpinan departeman, dan lainnya. Hal ini
bertujuan untuk mengoordinasikan pekerjaan agar menghasilkan
kinerja lebih baik. Dengan melakukan komunikasi horizontal, maka
akan ada koordinasi yang menghubungkan beberapa bagian yang
terpisah.
3. Komunikasi eksternal
Komunikasi ini terjadi antara dua pihak, yaitu organisasi yang
bersangkutan dengan pihak luar. Contoh komunikasi eksternal ini
antara lain: komunikasi organisasi dengan rekan bisnis, pelanggan,
pemasok, pejabat pemerintah, dan lainnya.
Redding dalam Lubis (2008) mengemukakan bahwa terdapat tiga
fungsi komunikasi dalam organisasi, yaitu untuk pelaksanaan tugas-tugas
dalam organisasi, untuk pemeliharaan, dan untuk kemanusiaan. Selanjutnya
komunikasi dalam organisasi menurut Robbins dan Jager (2008:5)
memiliki empat fungsi utama, yaitu sebagai:

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

23

1.

Kontrol
Komunikasi dengan cara-cara tertentu bertindak untuk mengontrol
perilaku anggota. Organisasi memiliki hierarki otoritas dan garis
panduan formal yang wajib ditaati oleh karyawan. Sebagai contoh,
ketika karyawan diwajibkan untuk mengomunikasikan segala keluhan
terkait pekerjaan kepada atasan langsung mereka, untuk mengikuti
deskripsi kerja mereka, atau untuk mematuhi segala kebiajkan
perusahaan, pada saat tersebut komunikasi sedang menjalankan fungsi
kontrol.

2.

Motivasi
Komunikasi menjaga motivasi dengan cara menjelaskan kepada
karywan mengenai apa dapat dilakukan untuk memperbaiki kinerja
jika hasil yang diperoleh kurang baik. Penentuan tujuan yang spesifik,
umpan balik atas kemajuan demi tujuan tersebut, dan penegasan atas
perilaku yang diinginkan membutuhkan komunikasi secara tepat agar
dapat merangsang motivasi karyawan.

3.

Ekspresi emosional
Kelompok kerja bagi karyawan adalah sumber utama interaksi sosial.
Komunikasi yang terjadi dalam kelompok merupakan sebuah
mekanisme fundamental bagi para anggota untuk menunjukkan rasa
frustasi dan rasa puas. Oleh sesbab itu komunikasi menyediakan jalan
keluar bagi ekspresi emosional dari perasaan-perasaan dan untuk
memenuhi kebutuhan-kebutuhan sosial.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

24

4.

Informasi
Komunikasi memberikan informasi yang dibutuhkan oleh individu
dan

kelompok

untuk

mengambil

keputusan

dengan

cara

menyampaikan data untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi
pilihan-ilihan alternatif yang ada.

2.2.5. Komunikasi Organisasi Suatu Perusahaan
Perusahaan sebagai sebuah organisasi bertujuan memperoleh
keuntungan. Agar tujuan tersebut dapat dicapai maka diperlukan adanya
komunikasi yang baik antara sesama anggota perusahaan, baik pimpinan
perusahaan maupun karyawan yang bekerja di dalamnya. Tata hubungan
di antara anggota yang relatif stabil menunjukkan bahwa komunikasi
berlangsung dengan baik sehingga menjadikan organisasi berfungsi secara
efektif dalam mencapai tujuannya.
Namun seringkali ditemui permasalahan yang menyebabkan
komunikasi dalam organisasi tidak berjalan lancar. Kuswarno (2001)
menyatakan bahwa terdapat dua permasalahan utama dalam proses
komunikasi organisasional yang menentukan organisasi berjalan efektif,
yaitu:
1.

Proses Pengolahan Pesan (Informasi)
Proses