Analisa PenerapanSistem Pengendalian Manajemen Kualitas (Quality Goal, Quality Feedback, dan Quality Incentive): Studi Kasus di UKM Lubai Rambang Plastik.

(1)

vi

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sistem pengendalian manajemen kualitas yang di terapkan di Ukm Lubai Rambang Plastik dimana yang dianalisa berdasarkan variabel berikut, Quality Goal, Quality Feedback dan Quality Incentive yang dapat mempengaruhi kinerja perusahaan. Berdasarkan hasil analisa yang dilakukan terhadap Ukm Lubai Rambang Plastik diketahui bahwa penerapan sistem pegendalian manajemen kualitas di perusahaan sudah diterapkan tetapi penerapan nya belum cukup baik, masih banyak kekurangan dalam penerapannya sehingga perusahaan harus dapat mempperbaikinya sesuai usulan yang peneliti sampaikan agar memberikan kinerja perusahaan yang lebih baik.


(2)

vi

ABSTRACT

This study aims to determine the quality of management control systems applied in Ukm Lubai Rambang Plastik which are analyzed based on the following variables, Quality Goal, Quality Feedback and Quality Incentive that may affect the company's performance. Based on the analysis conducted on Ukm Lubai Rambang Plastik known that the application of the quality management system in the company pegendalian already applied but its implementation is not good enough, there are still many shortcomings in its application that the company should be able to mempperbaikinya appropriate that researchers submit proposals to provide better corporate performance . Keywords: Quality Goal, Quality Feedback, Quality Incentive,


(3)

vi

DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN ... i

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

ABSTRAK ... vi

ABSTRACT ... vii

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR GAMBAR ... xi

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang ... 1

1.2.Identifikasi Masalah ... 3

1.3.Maksud dan Tujuan Peneliti ... 4

1.4.Kegunaan Penelitian ... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1.Pengertian Sistem Pengendalian Manajemen (SPM) ... 6

2.2.Peran Sistem Pengendalian Manajemen Bagi Perusahaan ... 6

2.3.Proses Pengendalian Manajemen...7

2.3.1. Perencanaan Strategi(stategic planing)... 7

2.3.1.1. Manfaat Perencanaan Strategis ... 8


(4)

vi

2.3.1.3. Proses Perencanaan Strategis ... 10

2.3.2. Penyusunan Anggaran (Budget Preparation) ... 12

2.3.3. Kategori Anggaran Operasi ... 13

2.3.4. Manajemen Berdasarkan Tujuan(Management by Objective)... 14

. 2.3.5. Proses Penyusunan Anggaran... 16

2.4.Pengertian Kualitas Sebagai Komponen Pengendalian ... 19

2.5.Quality Goal... 19

2.6.Feedback (umpan balik) ... 20

2.7.Kompensasi Insentif... 22

2.8.Keterkaitan Quality Goal, Quality Feedback, dan Quality incentive ... 24

BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Objek Penelitian ... 27

3.1.1. Sejarah dan Keadaan Umum Perusahaan ... 27

3.1.2. Visi dan Misi Perusahaan ... 28

3.1.3. Gambaran Umum Perusahaan ... 28

3.1.4. Struktur Organisasi Perusahaan ... 29

3.2. Metode Penelitian ... 32

3.2.1. Jenis dan Sumber Data ... 33

3.2.2. Metode pengumpulan data ... 33

3.2.3. Metode Analisis ... 34

BAB IV ANALISIS DATA 4.1. Visi dan Misi Perusahaan... 35


(5)

vi

4.2. Perencanaan Strategis ... 36

4.3. Anggaran Perusahaan... 39

4.4. Umpan Balik (Feedback) pada Perusahaan ... 39

4.5. Pemberian Insentif pada Perusahaan ... 40

4.6. Analisis Data ... 41

4.6.1. Visi dan Misi Perusahaan ... 41

4.6.2. Struktur Organisasi... 43

4.6.3. Programming ... 44

4.6.4. Budgeting (Perencanaan Anggaran) ... 52

4.6.5. Quality Goal ... 57

4.6.6. Quality Feedback ... 61

4.6.7. Quality Incentive ... 63

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan ... 68

5.2. Saran ... 69


(6)

vi

DAFTAR GAMBAR


(7)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Penelitian

Secara umum jenis perusahaan dikelompokan menjadi tiga macam, yaitu: perusahaan manufaktur, perusahaan dagang, dan perusahaan jasa. Kegiatan pokok dari perusahaan manufaktur terdiri dari desain dan pengembangan produk, pengolahan bahan baku menjadi produk jadi dan penjualan produk jadi kepada pembeli. Perusahaan dagang melakukan jual beli barang tanpa melakukan pengolahan terlebih dahulu. Sedangkan perusahaan jasa hanya melakukan penjualan berupa jasa, dimana pelayanan atau jasa merupakan aset utama.

Bill Gates dan Collins Hemingway (1999) membagi tiga jaman perubahan yang akhir-akhir ini dialami oleh masyarakat Amerika, yaitu strategic qualitymanagement (tahun 1980-an), jaman reengineering (tahun 1990-an), dan jaman kecepatan / velocity (tahun 2000-an). Seiring dengan perkembangan jaman yang disertai perkembangan ilmu pengetahuan maka perubahan-perubahan besar akan semakin pesat, semakin serentak, dan semakin sering terjadinya. Yang tersisa hanyalah bagaimana meningkatkan kemampuan kita untuk dapat beradaptasi, seirama dengan tuntutan perkembangan yang ada.

Dari sudut pandang lain, perkembangan jaman menjadikan tingginya tingkat persaingan diikuti dengan perubahan selera konsumen, kemajuan teknologi, serta perubahan sosial ekonomi yang memunculkan tantangan tersendiri dalam bisnis. Oleh karena itu perusahaan dituntut untuk dapat memanfaatkan kemampuan yang dimiliki agar dapat memenangkan persaingan dan memperoleh profit semaksimal mungkin yang merupakan salah satu tujuan perusahaan.


(8)

Ukm Lubai Rambang Plastik merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa yaitu percetakan. Perusahaan ini berdiri pada tahun 2002. Perkembangan dan perbaikan terus menerus dilakukan oleh perusahaan hingga di usianya yang telah mencapai 11 tahun untuk menjadikan perusahaan ini dapat berjalan ditengah persaingan dunia usaha percetakan.

Untuk menjadikan perusahaan sebagai sebuah institusi pencipta kekayaan, perusahaan harus melakukan dan mengarahkan aktifitas dan kegiatan perusahaan dengan tujuan menghasilkan costumer yang puas dan menghasilkan finansial return yang memadai. Agar keseluruhan aktifitas perusahaan bejalan efektif dan efisien, aktifitas dan kegiatan perusahaan harus direncanakan dengan baik. Diperlukan sistem perencanaan menyeluruh yang baik dan pengendalian pelaksanaan rencana tersebut. (Mulyadi dan Johny Setyawan, 2001)

Mulyadi dan Johny Setyawan (2001) menyebutkan bahwa Sistem Pengendalian Manajemen menyediakan struktur yang memungkinkan proses dan implementasi rencana dapat dijalankan dan menyediakan berbagai sistem untuk melaksanakan proses dan implementasi dari perencanaan. Sistem Pengendalian Manajemen dapat menjadikan aktifitas perusahaan yang lebih terstruktur, terkoordinasi, terjadwal, dan terpadu.

Dalam suatu penelitian yang telah dilakukan oleh Salman Jumaili dan Gudono (2006) memberikan bukti empiris mengenai adanya hubungan faktor-faktor sistem pengendalian manajemen (quality goal, quality feedback, dan quality incentive) terhadap kinerja kualitas, hubungan kinerja kualitas terhadap kepuasan pelanggan dan kinerja keuangan, dan hubungan kepuasan pelanggan terhadap kinerja perusahaan yang menerapkan Total Quality Management (TQM).

Disebutkan pula dalam penelitian bahwa implikasi dari penelitian tersebut adalah agar para manajer memperhatikan quality goal, quality feedback, dan quality- incentive terhadap


(9)

produk sisa, pekerjaan ulang, dan defect yang secara positif akan meningkatkan kinerja kualitas dari produk yang dihasilkan perusahaan untuk dapat meningkatkan kinerja keuangan.

Penelitian yang dilakukan Salman Jumaili dan Gudono (2006) mengambil quality goal,

quality feedback, dan quality incentive yang merupakan subsistem dari sistem pengendalian

manajemen dengan harapan dapat meningkatkan kondisi yang memotivasi para pekerja unit bisnis untuk mencapai hasil yang diinginkan atau ditentukan.

Berdasarkan latar belakang diatas dapat diketahui bahwa penggunaan sistem pengendalian manajemen kualitas merupakan salah satu faktor penentu peningkatan kinerja perusahaan. Oleh karena itu pula maka penulis meneliti penerapan sistem pengendalian manajemen kualitas menjadi sebagai sebuah kebutuhan dari perusahaan untuk proses pengembangan, peningkatan dan perbaikan kualitas perusahaan yang kemudian hasilnya akan disajikan dalam skripsi dengan judul:

ANALISA PENERAPAN SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN

KUALITAS (QUALITY GOAL, QUALITY FEEDBACK, DAN QUALITY INCENTIVE)” ( Studi Kasus pada UKM Lubai Rambang Plastik Bandung ).

1.2 Identifikasi Masalah

Melihat latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas maka dapat dirumuskan suatu permasalahan sebagai berikut:

1. Apakah perusahaan telah menggunakan komponen subsistem sistem pengendalian manajemen kualitas (quality goal, quality feedback, dan quality incentive) dalam aktivitas perusahaannya?


(10)

2 Apa kelebihan dan kekurangan perusahaan dalam mengaplikasikan komponan subsistem sistem pengendalian manajemen kualitas (quality goal, quality feedback, dan quality

incentive) dalam operasional kegiatan perusahaannya?

3 Bagaimana usulan/saran sistem pengendalian manajemen kualitas (quality goal, quality

feedback, dan quality incentive) yang cocok bagi perusahaan?

1.3Maksud dan Tujuan Peneliti

Tujuan penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui bagaimana penerapan dan praktek sistem pengendalian manajemen kualitas (quality goal, quality feedback, dan quality incentive) pada perusahaan.

2. Untuk mengevaluasi penerapan sistem pengendalian manajemen kualitas (quality goal,

quality feedback, dan quality incentive) pada perusahaan.

1.4 Kegunaan Penelian

Hasil dari penelitian ini diharapkan akan memberikan manfaat bagi:

1. Bagi penelti, penelitian ini diharapkan pembuka cakrawala pengetahuan dalam menerapkan konsep teori yang berhubungan dengan pengendalian manajemen kualitas (quality goal,

quality feedback, dan quality incentive) sebagai bagian dari subsistem sistem pengendalian

manajemen.

2. Bagi Perusahaan, hasil penelitian ini diharapkan memberikan kontribusi yang baik untuk perbaikan kebijakan penerapan pengendalian manajemen kualitas (quality goal, quality


(11)

3. Bagi pembaca, hasil penelitian ini diharapkan menjadi tambahan referensi ilmiah pada penelitian berikutnya mengenai masalah yang sama.


(12)

1

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan penulis tentang sistem pengendalian manajemen kualitas (quality goal, quality feedback, dan quality

incentive) pada UKM LUBAI RAMBANG PLASTIK, maka penulis dapat

mengambil kesimpulan:

1. Belum dijalankannya sistem pengendalian manajemen (programming dan

budgeting).

2. Sistem pengendalian manajemen kualitas (quality goal, quality feedback, dan

quality incentive) pada UKM LUBAI RAMBANG PLASTIK belum diterapkan

dengan baik sesuai kriteria yang telah ditetapkan.

3. Adanya kekurangan dalam penerapan pengendalian manajemen kualitas (quality

goal, quality feedback, dan quality incentive) pada UKM LUBAI RAMBANG

PLASTIK, yaitu :

a. Quality Goal

 Belum diterapkannya formulir stratejik sebagai penjabaran visi dan misi perusahaan kedalam stratejik perusahaan.

 Belum adanya formulir penjabaran stratejik perusahaan kedalam program-program aktivitas perusahaan.


(13)

2

b. Quality Feedback

 Belum adanya formulir kendali aktifitas, sehingga dikhawatirkan informasi yang menjadi dasar pemberian.

Feedback tidak akurat.

 Pemberian feedback sesegera mungkin tidak diterapkan keseluruh bagian perusahaan.

c. Quality Incentive

 Sistem pemberian incentive yang diterapkan belum memadukan keseluruhan bagian dalam perusahaan.

Incentive yang diberikan masih mengutamakan pada ukuran posisi atau

jabatan, tidak berdasar pada keterampilan yang dimiliki masing-masing individu dalam perusahaan.

5. 2 Saran

Berdasarkan kesimpulan diatas, maka saran yang dapat penulis berikan sebagai masukan kepada perusahaan adalah:

1. Untuk meningkatkan kinerja perusahaan UKM LUBAI RAMBANG PLASTIK sebaiknya menjalankan Sistem Pengendalian Manajemen Kualitas, diantaranya: a. Dalam programming (Penyusunan Program), perusahaan sebaiknya:

 Menjabarkan Visi dan Misi kedalam Tujuan dan Sasaran Perusahaan dengan menggunakan kerangka Balanced Scorecard.

 Menjabarkan Tujuan dan Sasaran Perusahaan kedalam Penjabaran Strategi dengan menggunakan kerangka Balanced Scorecard.


(14)

3

 Menjabarkan Strategi kedalam Program Perusahaan dengan menggunakan kerangka Balanced Scorecard.

 Membuat formulir perencanaan strategis dengan menggunakan kerangka

Balanced Scorecard.

b. Dalam budgeting (Penyusunan Anggaran), perusahaan sebaiknya:

 Melakukan budgeting dengan mengadopsi sistem budgeting dari Anthony dan Govindarajan (2004).

 Memadukan sistem ”top-down” dan sistem ”bottom-up” dalam budgeting.  Penyusunan anggaran harus bersifat partisipatif.

 Anggaran harus menantang tapi dapat dicapai.  Membuat formulir anggaran.

c. Untuk mencapai Quality Goal, perusahaan sebaiknya:  Menjalankan programming dengan baik.

 Membuat formulir program sebagai wujud penjabaran goal perusahaan kedalam aktivitas perusahaan dan sebagai kartu kendali pelaksanaan aktivitas perusahaan.

d. Untuk mencapai Quality Feedback, perusahaan sebaiknya:

 Membuat formulir kendali aktifitas, contoh : Formulir Program Perusahaan, penerbitan Standard Operational Procedure (SOP).


(15)

4

 Menerapkan pemberian feedback sesegera mungkin pada seluruh bagian perusahaan.

e. Untuk mencapai Quality Incentive, perusahaan sebaiknya:  Perusahaan menerapkan sistem Cross-Functional Team.  Pemberian incentive harus dihargai oleh penerima.

 Pemberian incentive harus cukup besar agar mempunyai dampak.  Pemberian incentive harus dapat dimengerti oleh penerima.  Pemberian incentive harus diberikan pada saat yang tepat.  Pemberian incentive harus dapat dirubah.

2. Sesuai dengan hasil penelitian, maka desain subsistem sistem pengendalian manajemen kualitas yang cocok bagi perusahaan adalah dengan embuat dan menjalankan Balanced Scorecard dalam keseluruhan aktivitas perusahaan.


(16)

1

DAFTAR PUSTAKA

Anthony, Robert N., and V. Govindarajan. (2004). Management Control System. Homewood, IL : Irwin/ McGraw Hill.

Ashford. S. J, dan Cummings, L. L. (1983). Feedback As An Individual Resorce:

Personal Strategies Of Creating Information. Organizational Behavior And

Human Performance. 32. 370-398.

Banker. R. D, G. Potter, D. Srinivasan. (2000). An Empirical Investigation of an

Incetive Plan That Include Non-Fiancial Performance Measures.

Accounting Rev. 75. 65-92.

Eccles.R.G, N. Nohri, dan Berkley. (1991). Beyond the hype rediscovering the

essence. Magement, Boston, Harvard Bussiness.

Feltham. G. A., J. Xie. (1994). Performance Measure Congruity and Diversity in

Multi-Task Principal-Agent Relations. Accounting Rev. 69. 429-453.

Gaspersz, Vincent. (2006). Total Quality Management untuk praktisi bisnis dan

industri. Gramedia pustaka utama, Jakarta

Govindarajan. V dan Gupta. A. (1985). Linking Control System to Buisiness unit

Strategy:Impact on Performance. Accounting Organization and Sosiety. 10. 51-66.

Harell. A.M, dan B.M. Tuttle. (2001). The Impact of unit goal priorities: Economic incentive, and interim feedback on the planned effort of information system

professionals. Journal of Information system 15 (2): 81-98

Ilgen. D. R., Fisher. C. D, dan Taylor. M. S. (1979). Consequence Of Individual

Feedback Behavior in Organization. Journal of Applied Pschology. 64.

369-371.

Ittner. C. D dan D. F. Larcker. (1995). Total quality management and the choice of

information and reward system. Journal Accounting Research. Vol. 33. Pp.

1-34.

Jumaili, Salman., dan Gudono. Hubungan Komponen Sistem Pengendalian Manajemen (Quality Goal, Quality Feedback, dan Quality

Incentive) terhadap Kinerja Kualitas dan Konsekuensi terhadap

Kinerja Keuangan. SNA 09, Padang

Juran, J.M., and F.M. Gyrna, Jr. (1988). JuranTMS Quality Control Handbook. 4th Edition. New York, NY: McGraw – Hill.


(17)

2

Kaplan, Robert S. dan David P. Norton. (1995). The Balanced Scorecard – Measures

That Drive Performance. Dalam S. Mark Young, Readings in

Management Accounting. Englewood Cliff : Prentieve-Hall, Inc., Kaplan, Robert S. dan David P. Norton. (1996). The Balanced Scorecard :

Translating Strategy into Action. Boston : Harvard Business School Press,

Kenneth. N. Wexley. Dan G.A. Yukl. (1984). Organization behavior and personnel

psychology. State University of Newyork Albany.

Kluger. A. N, dan Denisi. A. (1996). The effect of feedback interventions on performance: A historical review, a meta-analysis, and a preliminary

feedback intervention theory. Psychological Bulletin, 119(2), 254-258.

Kreitner, Robert. dan Angelo Kinicki. (2000). Organizational Behavior. 5th Edition. New York, NY: Mc Graw-Hill Companies, Inc.,

Mulyadi, dan Johny Setyawan. (2001). Sistem Perencanaan dan Pengendalian

Manajemen Edisi Dua. Salemba Empat, Jakarta.

Nursya’bani Purnama. (2006). Manajemen Kualitas Perspektif Global, Ekonesia. Yogyakarta.

R. T. Symons dan R.A. Jacobs. (1995). A Total Quality Management-Based

Incentive System Supporting Total Quality Management Implementation.

Production and Operation Management. Vol. 4. No. 3.pp. 228-241.

Spreitzer. G. M, dan Mirsha, Aneil K. (1999). Giving up control without losing

control: Trust and its substituties’ effect on managers’ involving employees in

decision making. Group Organization Management, 24(2): 155-187.

Wibisono, Dermawan. (2006). Manajemen Kinerja. Erlangga, Jakarta.

Wright P., J. Hollenbeck, S. Wolf, dan G. McMahan. (1995). The Effect Varying

Goal Difficulty Operationalizations on Goal Setting Outcomes and Processes.


(1)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan penulis tentang sistem pengendalian manajemen kualitas (quality goal, quality feedback, dan quality incentive) pada UKM LUBAI RAMBANG PLASTIK, maka penulis dapat mengambil kesimpulan:

1. Belum dijalankannya sistem pengendalian manajemen (programming dan

budgeting).

2. Sistem pengendalian manajemen kualitas (quality goal, quality feedback, dan quality incentive) pada UKM LUBAI RAMBANG PLASTIK belum diterapkan dengan baik sesuai kriteria yang telah ditetapkan.

3. Adanya kekurangan dalam penerapan pengendalian manajemen kualitas (quality goal, quality feedback, dan quality incentive) pada UKM LUBAI RAMBANG PLASTIK, yaitu :

a. Quality Goal

 Belum diterapkannya formulir stratejik sebagai penjabaran visi dan misi perusahaan kedalam stratejik perusahaan.

 Belum adanya formulir penjabaran stratejik perusahaan kedalam program-program aktivitas perusahaan.


(2)

b. Quality Feedback

 Belum adanya formulir kendali aktifitas, sehingga dikhawatirkan informasi yang menjadi dasar pemberian.

Feedback tidak akurat.

 Pemberian feedback sesegera mungkin tidak diterapkan keseluruh bagian perusahaan.

c. Quality Incentive

 Sistem pemberian incentive yang diterapkan belum memadukan keseluruhan bagian dalam perusahaan.

Incentive yang diberikan masih mengutamakan pada ukuran posisi atau jabatan, tidak berdasar pada keterampilan yang dimiliki masing-masing individu dalam perusahaan.

5. 2 Saran

Berdasarkan kesimpulan diatas, maka saran yang dapat penulis berikan sebagai masukan kepada perusahaan adalah:

1. Untuk meningkatkan kinerja perusahaan UKM LUBAI RAMBANG PLASTIK sebaiknya menjalankan Sistem Pengendalian Manajemen Kualitas, diantaranya: a. Dalam programming (Penyusunan Program), perusahaan sebaiknya:

 Menjabarkan Visi dan Misi kedalam Tujuan dan Sasaran Perusahaan dengan menggunakan kerangka Balanced Scorecard.

 Menjabarkan Tujuan dan Sasaran Perusahaan kedalam Penjabaran Strategi dengan menggunakan kerangka Balanced Scorecard.


(3)

 Menjabarkan Strategi kedalam Program Perusahaan dengan menggunakan kerangka Balanced Scorecard.

 Membuat formulir perencanaan strategis dengan menggunakan kerangka

Balanced Scorecard.

b. Dalam budgeting (Penyusunan Anggaran), perusahaan sebaiknya:

 Melakukan budgeting dengan mengadopsi sistem budgeting dari Anthony dan Govindarajan (2004).

 Memadukan sistem ”top-down” dan sistem ”bottom-up” dalam budgeting.

 Penyusunan anggaran harus bersifat partisipatif.

 Anggaran harus menantang tapi dapat dicapai.

 Membuat formulir anggaran.

c. Untuk mencapai Quality Goal, perusahaan sebaiknya:

 Menjalankan programming dengan baik.

 Membuat formulir program sebagai wujud penjabaran goal perusahaan kedalam aktivitas perusahaan dan sebagai kartu kendali pelaksanaan aktivitas perusahaan.

d. Untuk mencapai Quality Feedback, perusahaan sebaiknya:

 Membuat formulir kendali aktifitas, contoh : Formulir Program Perusahaan, penerbitan Standard Operational Procedure (SOP).


(4)

 Menerapkan pemberian feedback sesegera mungkin pada seluruh bagian perusahaan.

e. Untuk mencapai Quality Incentive, perusahaan sebaiknya:

 Perusahaan menerapkan sistem Cross-Functional Team.  Pemberian incentive harus dihargai oleh penerima.

 Pemberian incentive harus cukup besar agar mempunyai dampak.

 Pemberian incentive harus dapat dimengerti oleh penerima.

 Pemberian incentive harus diberikan pada saat yang tepat.

 Pemberian incentive harus dapat dirubah.

2. Sesuai dengan hasil penelitian, maka desain subsistem sistem pengendalian manajemen kualitas yang cocok bagi perusahaan adalah dengan embuat dan menjalankan Balanced Scorecard dalam keseluruhan aktivitas perusahaan.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Anthony, Robert N., and V. Govindarajan. (2004). Management Control System. Homewood, IL : Irwin/ McGraw Hill.

Ashford. S. J, dan Cummings, L. L. (1983). Feedback As An Individual Resorce: Personal Strategies Of Creating Information. Organizational Behavior And Human Performance. 32. 370-398.

Banker. R. D, G. Potter, D. Srinivasan. (2000). An Empirical Investigation of an Incetive Plan That Include Non-Fiancial Performance Measures. Accounting Rev. 75. 65-92.

Eccles.R.G, N. Nohri, dan Berkley. (1991). Beyond the hype rediscovering the essence. Magement, Boston, Harvard Bussiness.

Feltham. G. A., J. Xie. (1994). Performance Measure Congruity and Diversity in Multi-Task Principal-Agent Relations. Accounting Rev. 69. 429-453.

Gaspersz, Vincent. (2006). Total Quality Management untuk praktisi bisnis dan industri. Gramedia pustaka utama, Jakarta

Govindarajan. V dan Gupta. A. (1985). Linking Control System to Buisiness unit Strategy:Impact on Performance. Accounting Organization and Sosiety. 10. 51-66. Harell. A.M, dan B.M. Tuttle. (2001). The Impact of unit goal priorities: Economic

incentive, and interim feedback on the planned effort of information system professionals. Journal of Information system 15 (2): 81-98

Ilgen. D. R., Fisher. C. D, dan Taylor. M. S. (1979). Consequence Of Individual Feedback Behavior in Organization. Journal of Applied Pschology. 64. 369-371.

Ittner. C. D dan D. F. Larcker. (1995). Total quality management and the choice of information and reward system. Journal Accounting Research. Vol. 33. Pp. 1-34.

Jumaili, Salman., dan Gudono. Hubungan Komponen Sistem Pengendalian Manajemen (Quality Goal, Quality Feedback, dan Quality

Incentive) terhadap Kinerja Kualitas dan Konsekuensi terhadap Kinerja Keuangan. SNA 09, Padang

Juran, J.M., and F.M. Gyrna, Jr. (1988). JuranTMS Quality Control Handbook. 4th Edition. New York, NY: McGraw – Hill.


(6)

Kaplan, Robert S. dan David P. Norton. (1995). The Balanced Scorecard – Measures That Drive Performance. Dalam S. Mark Young, Readings in

Management Accounting. Englewood Cliff : Prentieve-Hall, Inc., Kaplan, Robert S. dan David P. Norton. (1996). The Balanced Scorecard :

Translating Strategy into Action. Boston : Harvard Business School Press, Kenneth. N. Wexley. Dan G.A. Yukl. (1984). Organization behavior and personnel

psychology. State University of Newyork Albany.

Kluger. A. N, dan Denisi. A. (1996). The effect of feedback interventions on performance: A historical review, a meta-analysis, and a preliminary feedback intervention theory. Psychological Bulletin, 119(2), 254-258.

Kreitner, Robert. dan Angelo Kinicki. (2000). Organizational Behavior. 5th Edition.

New York, NY: Mc Graw-Hill Companies, Inc.,

Mulyadi, dan Johny Setyawan. (2001). Sistem Perencanaan dan Pengendalian Manajemen Edisi Dua. Salemba Empat, Jakarta.

Nursya’bani Purnama. (2006). Manajemen Kualitas Perspektif Global, Ekonesia. Yogyakarta.

R. T. Symons dan R.A. Jacobs. (1995). A Total Quality Management-Based Incentive System Supporting Total Quality Management Implementation. Production and Operation Management. Vol. 4. No. 3.pp. 228-241.

Spreitzer. G. M, dan Mirsha, Aneil K. (1999). Giving up control without losing control: Trust and its substituties’ effect on managers’ involving employees in decision making. Group Organization Management, 24(2): 155-187.

Wibisono, Dermawan. (2006). Manajemen Kinerja. Erlangga, Jakarta.

Wright P., J. Hollenbeck, S. Wolf, dan G. McMahan. (1995). The Effect Varying Goal Difficulty Operationalizations on Goal Setting Outcomes and Processes. Organizational Behavior and Human Decision Processes 61: 28-43.