Analisa dan Penerapan Statistical Quality Control (SQC) dengan Perbaikan Kualitas Smoke Sheet di PTPN III Kebun Gunung Para

(1)

ANALISA DAN PENERAPAN STATISTICAL QUALITY CONTROL

(SQC) DENGAN PERBAIKAN KUALITAS SMOKE SHEET

DI PTPN III KEBUN GUNUNG PARA

DRAFT TUGAS SARJANA

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Dari

Syarat-Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Industri

Oleh

HAFIZ ALBI HARAHAP 080423087

PROGRAM PENDIDIKAN SARJANA EKSTENSI

D E P A R T E M E N T E K N I K I N D U S T R I

F A K U L T A S T E K N I K

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2010


(2)

ANALISA DAN PENERAPAN STATISTICAL QUALITY CONTROL

(SQC) DENGAN PERBAIKAN KUALITAS SMOKED SHEET

DI PTPN III KEBUN GUNUNG

TUGAS SARJANA

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat-syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik

Oleh

HAFIZ ALBI HARAHAP

080423087

Disetujui Oleh :

Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II

( Ir. Poerwanto, Msc ) (Ir. Khawarita Siregar, MT)

PROGRAM PENDIDIKAN SARJANA EKSTENSI

D E P A R T E M E N T E K N I K I N D U S T R I

F A K U L T A S T E K N I K

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


(3)

F A K U L T A S T E K N I K DEPARTEMEN TEKNIK INDUSTRI PROGRAM PENDIDIKAN SARJANA EKSTENSI

No. Dok. : FM-TS-01-07C Rev : 00

Tgl Efektif : 01 Feb 2010 Halaman : 1 dari 1

Article I. SERTIFIKAT EVALUASI DRAFT

TUGAS SARJANA

“SERTIFIKAT EVALUASI TUGAS SARJANA”

(i)

No. : ..……/ H5.2.1.4.2.4/KRK/2010

Kami yang bertanda tangan dibawah ini, menyatakan bahwa setelah melakukan Pembimbingan Tugas Sarjana terhadap mahasiswa :

Nama : Hafiz Albi Harahap

N I M : 080423087

Tempat dan tanggal lahir : Medan, 04 Desember 1984

Judul Tugas Sarjana : Analisa dan Penerapan Statistical Quality

Control (SQC) dengan Perbaikan Kualitas Smoke Sheet di PTPN III Kebun Gunung Para

menetapkan ketentuan-ketentuan berikut sebagai hasil evaluasi :

Dapat menerima perbaikan TUGAS SARJANA Program Pendidikan Sarjana Ekstensi

dan kepada penulisnya diizinkan untuk mengikuti Seminar yang akan diadakan Program Pendidikan Sarjana Ekstensi Departemen Teknik Industri FT USU.

Medan, Tim Pembimbing,

Pembimbing I, Pembimbing II,

Ir. Mangara M.Tambunan, MSc Ir. Khawarita Siregar, MT Ketua ,


(4)

UCAPAN TERIMA KASIH

Puji syukur tak terhingga kepada Allah Swt yang mentakdirkan apa yang terbaik bagi hamba Nya. Sholawat dan salam pada Baginda Rasulullah SAW. Dalam penulisan karya akhir penulis banyak sekali menerima masukan, kritikan, dan bantuan dari berbagai pihak sehingga penulis dapat menyelesaikan karya akhir ini. Dalam hal ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1. Ibu Rosnani Ginting MT, selaku ketua Departemen Teknik Industri yang telah memberikan izin pelaksanaan Tugas Sarjana ini dan dukungan serta perhatian yang diberikan kepada penulis.

2. Bapak Ir. Poerwanto, Msc. Selaku Dosen Pembimbing I, yang telah membimbing penulis, serta memberikan arahan selama penyelesaian karya akhir ini.

3. Ibu Ir. Khawarita Siregar, MT. Selaku Dosen Pembimbing II, yang telah banyak membimbing penulis, dan memberikan arahan serta masukan-masukan selama penyelesaian karya akhir ini.

4. Ucapan terima kasih yang mendalam kepada Bapak dan Ibunda serta keluarga yang dengan rasa cinta dan do’a, dan dengan kesabaran, serta selalu memberikan motivasi pada ananda untuk menyelesainya Tugas Akhir ini. Ananda persembahkan karya akhir ini pada keluarga tercinta. Maafkan ananda karena tidak bisa memberikan yang terbaik.


(5)

5. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada pihak PTPN III Kebun Gunung Para yang telah memberikan izin pelaksanaan penelitian ini.

6. Ucapan teima kasih kepada teman-teman yang banyak membantu dan membeikan motivasi dalam menyelesaikan karya akhir ini dan pihak Departemen Teknik Industri yang telah membantu dalam menyelesaikan karya akhir ini serta pihak lain yang tak dapat disebutkan satu persatu.

Semoga karya akhir ini dapat bermanfaat dan menjadi amal jariyah bagi semua pihak. Amin.

Medan, 2010


(6)

RINGKASAN

Kualitas produk yang baik merupakan persyaratan penting bagi perusahaan untuk memperoleh daya saing produknya di pasaran. Kemampuan bersaing yang tinggi merupakan kunci yang menentukan perusahaan dapat bertahan dan dapat memenangkan persaingan dalam perdagangan bebas. Mutu produk yang baik perlu diciptakan dan program pengawasan kualitas yang efektif dilakukan agar dapat meningkatkan profitabilitas perusahaan. Metode Statistical

Quality Control (SQC)digunakan untuk evaluasi kinerja kontrol kualitas proses

produksi sehingga dihasilkan produk yang berkualitas.

Penelitian ini dilakukan di PTP. III Kebun Gunung Para, dimana perusahaan ini memproduksi Lembaran Smoked Sheet (RSSI, RSSII, RSSIII dan

Cutting) dan Crumb Rubber. Data yang digunakan adalah data syarat mutu Sheet

RSS I, yaitu gelembung udara, kadar jamur dan kadar kotoran. Data tersebut kemudian dianalisis menggunakan metode SQC dengan peta control P dan peta kontrol U, dilanjutkan dengan membuat diagram sebab akibat guna mengetahui penyebab produk berada diluar batas kendali statistik.

Hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan untuk gelembung udara 72,56 % tidak memenuhi standar mutu, serta untuk lembaran sheet berjamur dan yang mengandung kadar kotoran 15,66 % dan 11,77 % juga tidak memenuhi persyaratan mutu.

Berdasarkan hasil evaluasi yang dilakukan dengan diagram sebab akibat dapat diidentifikasi faktor-faktor penyebab penyimpangan kualitas seperti faktor bahan baku yang terlalu matang, faktor metode kerja yang terjadi penyimpangan pada pelaksanaan kerja, faktor mesin yang kurang mendapatkan perawatan yang preventif, faktor operator dimana kurang mematuhi standart operasi pabrik.


(7)

DAFTAR ISI

BAB HALAMAN

LEMBAR JUDUL………...…...………..….. i

LEMBAR PENGESAHAN ………...………...….. ii

SERTIFIKASI EVALUASI TUGAS SARJANA………...……. iii

KATA PENGANTAR ………..……….………. iv

UCAPAN TERIMAKASIH ………...………...……….. vi

RINGKASAN………....…..………...…………...……….. viii

DAFTAR ISI………....………..………….……….… ix

DAFTAR TABEL………....………..……….…....……… xv

DAFTAR GAMBAR………..……….….…...…… xvii

DAFTAR LAMPIRAN…….…....………..…...……… xx

I. PENDAHULUAN………...I-1

1.1.LatarBelakang Permasalahan ... I-1

1.2. Perumusan Masalah ... I-2

1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... I-2

1.4. Pembatasan Masalah ... I-3

1.5. Asumsi yang Digunakan ... I-4

1.6. Sistematika Penulisan Tugas Sarjana ... I-4


(8)

DAFTAR ISI (Lanjutan)

BAB

HALAMAN

II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ... II-1

2.1. Sejarah Perusahaan ... II-1

2.2. Ruang Lingkup Bidang Usaha ... II-2

2.2.1. Visi Perusahaan... II-3

2.2.2. Misi Perusahaan... II-3

2.3. Lokasi Perusahaan ... II-4

2.4. Daerah Pemasaran ... II-4

2.4.1. Strategi Pemasaran... II-5

2.5. Dampak Terhadap Sosial Ekonomi dan Lingkunga... II-8

2.6. Proses Produksi ... II-9

2.6.1. Bahan... ... II-9

2.6.2. Jumlah dan Spesifikasi Produk ... II-10

2.6.3. Uraian Proses...II-11

2.6.4. Mesin dan Peralatan... II-18

2.6.4.1. Mesin Produksi... II-18


(9)

2.7. Utilitas ... II-22

2.7.2. Safety and fire Protection ... II-23

2.7.3. Waste Treatment ... II-26

2.8. Struktur Organisasi Perusahaan ... II-28

DAFTAR ISI (Lanjutan)

BAB

HALAMAN

2.8.1. Pembagian Tugas dan Tanggung Jawab... II-31

2.8.2. Jumlah tenaga Kerja dan Jam Kerja... II-35

2.8.2.1. Tenaga Kerja...II-35

2.8.2.2. Jam Kerja... II-35

2.9. Sistem Pengupahan dan Fasilitas Lainnya... II-36

2.9.1. Insentif Perusahaan... II-37

2.9.2. Fasilitas Perusahaan... II-37

2.11. Sistem Pengupahan dan Fasilitas yang Digunakan .. II-15

III LANDASAN TEORI ... III-1

3.1. Defenisi Mutu ... III-1

3.2. Analisis Pengendalian Mutu... III-2


(10)

3.3. Langkah-langkah Pengendalian Mutu... ... III-3

3.4. Pengertian Statistical Quality Control (SQC)... III-6

3.5. Data Atribut Dan Data Variabel... III-8

3.5.1. Data Variabel... III-9

3.5.2. Data Atribut... III-9

3.6. Alat-alat Pengendali Kualitas... III-10

3.6.1. Penentuan Jumlah Sampel... III-20

3.6.1.1. Peta Kontrol Untuk Data Variabel.. III-21

DAFTAR ISI (Lanjutan)

BAB

HALAMAN

3.6.1.2. Peta Kontrol Untuk Data Atribut.. III-23

3.8. Peta Kontrol Revisi………...III-25

IV METODOLOGI PENELITIAN ...………… IV-1

4.1. Lokasi Penelitian dan Waktu Penelit……... IV-1

4.2. Rancangan Penelitian ……..………..………... IV-1

4.3. Variabel Penelitian………..………. IV-2


(11)

4.5. Pengolahan Data………..……….………...…. IV-3

4.6. Analisis dan Pemecahan Masalah.………...… IV-4

4.7. Kesimpulan Dan Saran………... IV-5

V PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA...V-1

5.1. Pengumpulan Data ... V-1

5.2. Data Hasil Pengujian Karakteristik ... V-1

5.3. Pengolahan Data ……….…...… V-10 5.3.1. Histogram ……….…...…… V-10 5.3.2. Pareto Diagram ………..………….…...…… V-15 5.3.3. Scatter Diagram……….. ………...…… V-21

DAFTAR ISI (Lanjutan)

BAB HALAMAN

5.4. Pengolahan Data Atribut……….. V-35 5.4.1. Peta P Hari Ke-1 dan dan Ke-2…….……… V-35 5.4.2. Peta U Hari Ke-1 dan Ke-2……….. V-51 5.5. Diagram Tulang Ikan……… V-57


(12)

VI PEMECAHAN

MASALAH………...…………...

VI-1

Analisa Data………....…. VI-1

6.1.1. Histogram……… VI-1

6.1.2. Analisis Pareto Diagra……… VI-5

6.1.3. Analisis Scatter Diagram……… VI-10

6.1.4. Peta Kontrol ……… VI-11

6.1.4.1. Peta P……… VI-11

6.1.4.2. Peta U………. VI-12

6.1.5. Fish Bone……… VI-13

6.2. Evaluasi Histogram……….. VI-15

6.2.1. Histogram……… VI-15

6.2.2. Pareto Di……….. VI-15

6.2.3. Scatter Diagram………. VI-16

6.2.4.Evaluasi Peta P………. VI-16

6.2.5. Peta U……… VI-16


(13)

DAFTAR ISI (Lanjutan)

BAB HALAMAN

6.2.6. Fish Bone... VI-17

VII KESIMPULAN DAN SARAN ... VII-1

7.1. Kesimpulan ………..………. VII-1

7.2. Saran ………..………....….. . VII-3


(14)

DAFTAR TABEL

TABEL HALAMAN

2.1. Situasi tenaga Kerja PTPN III Kebun Gunung Para……… II-35 3.1. Hubungan Langkah Pengendalian Mutu, Tujuh Alat

Pengendalian Kualitas, Siklus PDCA ….………..……II-5 3.2. Contoh Check Sheet ………..……II-12 5.1. Data Check Sheet Lembaran Sheet Hari-1………...……..……..…V-3 5.2. Data Check Sheet Lembaran Sheet Hari-2………..…...….……...V-5 5.3. Data Jumlah Lembaran Sheet Cacat Hari-1.…………..……...…V-7 5.4. Data Jumlah Lembaran Sheet Cacat Hari-2………….…..…...…V-9 5.5. Data Jumlah Lembaran Sheet Cacat Hari Ke-1…..……..……..….V-11 5.6. Data Jumlah Lembaran Sheet Cacat Hari Ke-2………..…….V-13 5.7. Perhitungan Persentase Kecacatan dan Frekuensi Kumulatif

Kecacatan Hari Ke-1...………...….V-16 5.8. Perhitungan Persentase Kecacatan dan Frekuensi Kumulatif

Kecacatan Hari Ke-2...…V-18 5.9. Perhitungan Korelasi X1 dengan X2 Hari Ke-1…...………...V-22 5.10. Perhitungan Korelasi X1 dengan X2 Hari Ke-2………...…..V-24 5.11. Perhitungan Korelasi X2 dengan X3 Hari Ke-1...………....…V-27 5.12. Perhitungan Korelasi X2 dengan X3 Hari Ke-2…………..……V-29 5.13. Perhitungan Korelasi X1 dengan X3 Hari Ke-1...…V-31 5.14. Perhitungan Korelasi X2 dengan X3 Hari Ke-1………..…...…V-33


(15)

DAFTAR TABEL (Lanjutan)

TABEL HALAMAN

5.16. Hasil Perhitungan UCL dan LCL Hari Ke-1...…V-41 5.17. Hasil Perhitungan Revisi UCL dan LCL Hari Ke-1……… V-45 5.18. Perhitungan Proportion Nonconforming Hari Ke-2...V-49 5.19. Hasil Perhitungan UCL dan LCL Hari Ke-2...…V-51 5.20. Hasil Perhitungan Nonconformities Hari Ke-1…...…V-54 5.21. Hasil Perhitungan UCL dan LCL peta u Hari Ke-1………...…V-57 5.22. Hasil Perhitungan Nonconformities per unit …………...….…...V-60 5.23. Hasil Perhitungan UCL dan LCL peta u Hari Ke-2...…V-63 6.3. Perhitungan Persentase Kecacatan dan Frekuensi Kumulatif

Kecacatan Hari Ke-1... VI-6 6.4. Perhitungan Persentase Kecacatan dan Frekuensi Kumulatif


(16)

DAFTAR GAMBAR

GAMBAR HALAMAN

2.1. Block Diagram Pembuatan Rubber Smoked Sheet …..……..…II-12 2.2. Struktur Organisasi PT. Perkebunan Nusantara III

Gunung Para………II-29 3.1.Contoh Check Sheet ……….…….…...…….…..…III-12 3.2. Contoh Histogram ……….………..……..…III-13 3.3. Diagram Pareto……….……..………...…III-14 3.4. Diagram Pencar ………..……….…...…III-15 3.5. Diagram Sebab Akibat………..….……....…III-17

3.6. Bagan Batas Kendali Out of Control……… III-20 4.1. Blok Diagram Metodologi Penelitian ………..………..…..…IV-6 5.1. Histogram Kecacatan Sheet Hari Ke-1………..…V-15

5.2. Histogram Kecacatan Sheet Hari Ke-2…..…….…………...V-15 5.3. Pareto Diagram Hari Ke-1………V-20

5.4. Pareto Diagram Hari Ke-2………...….V-20 5.5. Korelasi X1 dengan X2 hari ke-1…….……….….…..……...V-24 5.6. Korelasi X1 dengan X3 hari ke-1……...………….…..……..…V-26


(17)

5.8. Korelasi X1 dengan X2 hari ke-2……….…..………...…V-31 5.9. Korelasi X1 dengan X3 hari ke-2.….………...…V-33

DAFTAR GAMBAR (Lanjutan)

GAMBAR HALAMAN

5.10. Korelasi X2 dengan X3 hari ke-2……...…...……..…V-35 5.11. Peta p Hari Ke-1……….…………....…V-40 5.12. Peta p Hari Ke-2………..…...…V-45 5.13. Peta u Hari Ke-1………...…..…V-51 5.14. Peta u Hari Ke-2………...…..…V-57 5.15. Diagram Tulang Ikan untuk Lembaran Sheet yang Cacat...V-58

6.1. Histogram Kecacatan Sheet Hari Ke-1...VI-5 6.2. Histogram Kecacatan Sheet Hari Ke-2...VI-5 6.3. Pareto Diagram Hari Ke-1...VI-10

6.4. Pareto Diagram Hari Ke-2………VI-10 6.5. Peta p Hari Ke-1……...………...…..…..………..VI-11 6.6. Peta p Hari Ke-2……….VI-12 6.7. Peta U Hari Ke-1………VI-12 6.8. Peta U Hari Ke-2………VI-13 6.9. Diagram Tulang Ikan untuk Lembaran Sheet yang Cacat...VI-14


(18)

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN HALAMAN

1. Uraian Tugas Dan Tanggung Jawab PTPN III Kebun

Gunung Para……… L-1 2. Surat Permohonan Tugas Sarjana……… L-2 3. Surat Balasan Dari KANDIR PTPN III Kebun Gunung Para……. L-3 4. Surat Keputusan Tugas Sarjana Mahasiswa………. L-4 5. Berita acara Bimbingan Tugas Sarjana……….L-5


(19)

RINGKASAN

Kualitas produk yang baik merupakan persyaratan penting bagi perusahaan untuk memperoleh daya saing produknya di pasaran. Kemampuan bersaing yang tinggi merupakan kunci yang menentukan perusahaan dapat bertahan dan dapat memenangkan persaingan dalam perdagangan bebas. Mutu produk yang baik perlu diciptakan dan program pengawasan kualitas yang efektif dilakukan agar dapat meningkatkan profitabilitas perusahaan. Metode Statistical

Quality Control (SQC)digunakan untuk evaluasi kinerja kontrol kualitas proses

produksi sehingga dihasilkan produk yang berkualitas.

Penelitian ini dilakukan di PTP. III Kebun Gunung Para, dimana perusahaan ini memproduksi Lembaran Smoked Sheet (RSSI, RSSII, RSSIII dan

Cutting) dan Crumb Rubber. Data yang digunakan adalah data syarat mutu Sheet

RSS I, yaitu gelembung udara, kadar jamur dan kadar kotoran. Data tersebut kemudian dianalisis menggunakan metode SQC dengan peta control P dan peta kontrol U, dilanjutkan dengan membuat diagram sebab akibat guna mengetahui penyebab produk berada diluar batas kendali statistik.

Hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan untuk gelembung udara 72,56 % tidak memenuhi standar mutu, serta untuk lembaran sheet berjamur dan yang mengandung kadar kotoran 15,66 % dan 11,77 % juga tidak memenuhi persyaratan mutu.

Berdasarkan hasil evaluasi yang dilakukan dengan diagram sebab akibat dapat diidentifikasi faktor-faktor penyebab penyimpangan kualitas seperti faktor bahan baku yang terlalu matang, faktor metode kerja yang terjadi penyimpangan pada pelaksanaan kerja, faktor mesin yang kurang mendapatkan perawatan yang preventif, faktor operator dimana kurang mematuhi standart operasi pabrik.


(20)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Permasalahan

Kualitas merupakan salah satu yang menjadi daya tarik pembeli. Jika kualitas produk yang ditawarkan baik (berkualitas tinggi) tentu banyak orang yang akan membeli. Sehingga perlu dilakukan pengendalian kualitas terhadap setiap produk-produk yang akan atau yang telah diproduksi agar dapat bersaing di pasar.

Metode pengendalian kualitas dapat dilakukan dengan cara statistik. Dengan melakukan pengecekan kecacatan pada atribut produk tersebut dengan teknik sampling. Dimana produk yang akan diperiksa dilakukan dengan random. Kemudian dengan peta kontrol dapat dilakukan pengendalian kualitas terhadap produk tersebut.

Keadaan PTPN III Kebun Gunung Para saat ini menunjukkan dalam melakukan pengolahan Rubber Smoked Sheet I (RSS I), mutu yang dihasilkan ternyata selalu bervariasi dan untuk produknya masih saja terdapat produk diluar dari RSS I yang mengartikan perusahaan kurang memenuhi spesifikasi standar mutu RSS I yang diterapkan sebagai produk utama oleh perusahaan. Hal ini memerlukan penelitian untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi standar mutu Rubber Smoked Sheet I (RSS I) dan cara penanggulangannya agar mutu Rubber Smoked Sheet I (RSS I) yang diproduksi dapat memenuhi standar yang ditetapkan.


(21)

Produktifitas yang tinggi dengan kualitas produk yang baik adalah tujuan dari perusahaan, untuk mempertahankan kualitas produk Rubber Smoked Sheet I (RSS I) agar mampu bersaing dan produk sesuai dengan beberapa karakteristik RSS I yang sudah ditetapkan diantaranya yaitu harus bebas gelembung-gelembung udara, tidak ada bekas jamur, dan bebas dari kotoran. Untuk itu, perlu diterapkan metode pengendalian kualitas statistik/ Statistical Quality Control (SQC).

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah di uraikan diatas maka pokok permasalahan yang di dapat adalah pengukuran terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi mutu Rubber Smoked Sheet I (RSS I).

Adapun perumusan masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah menganalisis kualitas Rubber Smoked Sheet I (RSS I) dengan menggunakan

Statistical Quality Control (SQC) untuk atribut RSS I yang menjadi standar

kualitas perusahaan untuk produknya, yaitu dengan melihat kecacatan yang ada pada lembaran sheet (tidak ada gelembung-gelembung udara, tidak ada bekas jamur, dan bebas dari kotoran) dimana ketiga atribut tersebut merupakan atribut kecacatan yang sering mengganggu kualitas Rubber Smoked Sheet di PTPN III Kebun Gunung Para.

1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian


(22)

a. Tujuan umum

Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan gambaran mengenai kualitas Rubber Smoked Sheet sesuai dengan standar kualitas yang ditetapkan oleh perusahaan.

b. Tujuan khusus.

Tujuan khusus dari penelitian ini antara lain :

- Menerapkan strategi yang akan digunakan untuk meningkatkan kualitas

Rubber Smoked Sheet terutama untuk menghasilkan RSS I. - Mengidentifikasi penyebab penyimpangan kualitas produk.

1.4. Pembatasan Masalah

Beberapa pembatasan masalah yang dilakukan adalah :

1. Karakteristik kualitas yang diteliti dibatasi hanya untuk karakteristik kualitas yang berlaku di perusahaan.

2. Pemecahan masalah dilakukan pada penerapan Statistical Quality Control (SQC) dengan menggunakan peta kendali P rata-rata dan U serta alat Pengendalian kualitas dengan menggunakan seventools.

3. Jika terjadi Out Of Control, maka dilakukan Revisi sebanyak 1 kali dan untuk selanjutnya pengolahan data dianggap seragam dan mencukupi.

4. Penelitian dilakukan pada produksi terakhir produk RSS I bulan April 2010. 5. Pengidentifikasian penyebab kecacatan dengan menggunakan diagram sebab


(23)

6. Pengambilan sampel dilakukan sebanyak 63 bandela dari 170 bandela/hari dimana 1 bandela terdiri dari 27-30 lembar sheet.

7. Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah sistematic random

sampling.

8. Atribut yang diamati adalah gelembung-gelembung udara, tidak ada bekas jamur, dan bebas dari kotoran.

1.5. Asumsi yang Digunakan Asumsi yang digunakan adalah :

1. Semua mesin dan peralatan beroperasi dengan baik.

2. Bahan baku yang yang tersedia sanggup untuk memenuhi kebutuhan serta bahan baku dapat memenuhi kualitas yang ditetapkan perusahaan sehingga tidak mengganggu proses produksi.

3. Tingkat kepercayaan 99 % tingkat ketelitian 10 %

1.6. Sistematika Penulisan Tugas Sarjana

Untuk memudahkan penulisan, pembahasan dan penilaian karya akhir ini, maka dalam pembuatannya akan dibagi menjadi beberapa bab dengan sistematika sebagai berikut:

BAB I. PENDAHULUAN

Menjelaskan maksud dan gambaran permasalahan dari pembuatan laporan, pendahuluan terdiri dari latar belakang permasalahan, perumusan permasalahan, tujuan penelitian dan manfaat penelitian, pembatasan masalah, dan asumsi yang digunakan.


(24)

Menguraikan gambaran umum perusahaan, jenis produk dan spesifikasinya, bahan yang digunakan, proses produksi, mesin dan peralatan, serta organisasi dan manajemen.

BAB III. LANDASAN TEORI

Bab ini menampilkan teori-teori yang dipakai sebagai landasan dalam pembahasan dan pemecahan masalah antara lain pengertian kualitas, pengertian pengendalian kualitas statistik, konsep dasar pengendalian kualitas statistik, keuntungan pengendalian kualitas statistik, alat-alat pengendalian mutu statistik, alat pengendalian kualitas dan kapabilitas proses.

BAB IV. METODOLOGI PENELITIAN

Memberikan kerangka dalam pemecahan masalah, penjelasan secara garis besar dan langkah-langkah pemecahan masalah yang ditampilkan pada landasan teori.

BAB V. PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

Mengidentifikasikan data dan dalanjutkan dengan pengolahan data yang berhasil didapat selama penelitian sesuai dengan data yang dibutuhkan. Pengumpulan data mencakup data hasil pengujian lembaran sheet dalam karakteristik persyaratan mutu. Pengolahan dilakukan dengan menggunakan peta kendali P dan U serta merevisi data yang berada diluar kendali dan menghitung kapabilitas proses. BAB VI. PEMECAHAN MASALAH


(25)

Melaksanakan dan menyelesaikan pemecahan masalah yang dilakukan dari diskusi dan mencari penyebab lain dengan alat pengendalian kualitas, serta berisi usulan perbaikan.

BAB VII. KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil pengolahan data maka didapatlah kesimpulan dan saran yang mengemukakan kesimpulan hasil penelitian, serta langkah-langkah yang patut dilakukan pihak perusahaan untuk menindaklanjuti hasil penelitian.


(26)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Permasalahan

Kualitas merupakan salah satu yang menjadi daya tarik pembeli. Jika kualitas produk yang ditawarkan baik (berkualitas tinggi) tentu banyak orang yang akan membeli. Sehingga perlu dilakukan pengendalian kualitas terhadap setiap produk-produk yang akan atau yang telah diproduksi agar dapat bersaing di pasar.

Metode pengendalian kualitas dapat dilakukan dengan cara statistik. Dengan melakukan pengecekan kecacatan pada atribut produk tersebut dengan teknik sampling. Dimana produk yang akan diperiksa dilakukan dengan random. Kemudian dengan peta kontrol dapat dilakukan pengendalian kualitas terhadap produk tersebut.

Keadaan PTPN III Kebun Gunung Para saat ini menunjukkan dalam melakukan pengolahan Rubber Smoked Sheet I (RSS I), mutu yang dihasilkan ternyata selalu bervariasi dan untuk produknya masih saja terdapat produk diluar dari RSS I yang mengartikan perusahaan kurang memenuhi spesifikasi standar mutu RSS I yang diterapkan sebagai produk utama oleh perusahaan. Hal ini memerlukan penelitian untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi standar mutu Rubber Smoked Sheet I (RSS I) dan cara penanggulangannya agar mutu Rubber Smoked Sheet I (RSS I) yang diproduksi dapat memenuhi standar yang ditetapkan.


(27)

Produktifitas yang tinggi dengan kualitas produk yang baik adalah tujuan dari perusahaan, untuk mempertahankan kualitas produk Rubber Smoked Sheet I (RSS I) agar mampu bersaing dan produk sesuai dengan beberapa karakteristik RSS I yang sudah ditetapkan diantaranya yaitu harus bebas gelembung-gelembung udara, tidak ada bekas jamur, dan bebas dari kotoran. Untuk itu, perlu diterapkan metode pengendalian kualitas statistik/ Statistical Quality Control (SQC).

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah di uraikan diatas maka pokok permasalahan yang di dapat adalah pengukuran terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi mutu Rubber Smoked Sheet I (RSS I).

Adapun perumusan masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah menganalisis kualitas Rubber Smoked Sheet I (RSS I) dengan menggunakan

Statistical Quality Control (SQC) untuk atribut RSS I yang menjadi standar

kualitas perusahaan untuk produknya, yaitu dengan melihat kecacatan yang ada pada lembaran sheet (tidak ada gelembung-gelembung udara, tidak ada bekas jamur, dan bebas dari kotoran) dimana ketiga atribut tersebut merupakan atribut kecacatan yang sering mengganggu kualitas Rubber Smoked Sheet di PTPN III Kebun Gunung Para.

1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian


(28)

a. Tujuan umum

Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan gambaran mengenai kualitas Rubber Smoked Sheet sesuai dengan standar kualitas yang ditetapkan oleh perusahaan.

b. Tujuan khusus.

Tujuan khusus dari penelitian ini antara lain :

- Menerapkan strategi yang akan digunakan untuk meningkatkan kualitas

Rubber Smoked Sheet terutama untuk menghasilkan RSS I. - Mengidentifikasi penyebab penyimpangan kualitas produk.

1.4. Pembatasan Masalah

Beberapa pembatasan masalah yang dilakukan adalah :

1. Karakteristik kualitas yang diteliti dibatasi hanya untuk karakteristik kualitas yang berlaku di perusahaan.

2. Pemecahan masalah dilakukan pada penerapan Statistical Quality Control (SQC) dengan menggunakan peta kendali P rata-rata dan U serta alat Pengendalian kualitas dengan menggunakan seventools.

3. Jika terjadi Out Of Control, maka dilakukan Revisi sebanyak 1 kali dan untuk selanjutnya pengolahan data dianggap seragam dan mencukupi.

4. Penelitian dilakukan pada produksi terakhir produk RSS I bulan April 2010. 5. Pengidentifikasian penyebab kecacatan dengan menggunakan diagram sebab


(29)

6. Pengambilan sampel dilakukan sebanyak 63 bandela dari 170 bandela/hari dimana 1 bandela terdiri dari 27-30 lembar sheet.

7. Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah sistematic random

sampling.

8. Atribut yang diamati adalah gelembung-gelembung udara, tidak ada bekas jamur, dan bebas dari kotoran.

1.5. Asumsi yang Digunakan Asumsi yang digunakan adalah :

1. Semua mesin dan peralatan beroperasi dengan baik.

2. Bahan baku yang yang tersedia sanggup untuk memenuhi kebutuhan serta bahan baku dapat memenuhi kualitas yang ditetapkan perusahaan sehingga tidak mengganggu proses produksi.

3. Tingkat kepercayaan 99 % tingkat ketelitian 10 %

1.6. Sistematika Penulisan Tugas Sarjana

Untuk memudahkan penulisan, pembahasan dan penilaian karya akhir ini, maka dalam pembuatannya akan dibagi menjadi beberapa bab dengan sistematika sebagai berikut:

BAB I. PENDAHULUAN

Menjelaskan maksud dan gambaran permasalahan dari pembuatan laporan, pendahuluan terdiri dari latar belakang permasalahan, perumusan permasalahan, tujuan penelitian dan manfaat penelitian, pembatasan masalah, dan asumsi yang digunakan.


(30)

Menguraikan gambaran umum perusahaan, jenis produk dan spesifikasinya, bahan yang digunakan, proses produksi, mesin dan peralatan, serta organisasi dan manajemen.

BAB III. LANDASAN TEORI

Bab ini menampilkan teori-teori yang dipakai sebagai landasan dalam pembahasan dan pemecahan masalah antara lain pengertian kualitas, pengertian pengendalian kualitas statistik, konsep dasar pengendalian kualitas statistik, keuntungan pengendalian kualitas statistik, alat-alat pengendalian mutu statistik, alat pengendalian kualitas dan kapabilitas proses.

BAB IV. METODOLOGI PENELITIAN

Memberikan kerangka dalam pemecahan masalah, penjelasan secara garis besar dan langkah-langkah pemecahan masalah yang ditampilkan pada landasan teori.

BAB V. PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

Mengidentifikasikan data dan dalanjutkan dengan pengolahan data yang berhasil didapat selama penelitian sesuai dengan data yang dibutuhkan. Pengumpulan data mencakup data hasil pengujian lembaran sheet dalam karakteristik persyaratan mutu. Pengolahan dilakukan dengan menggunakan peta kendali P dan U serta merevisi data yang berada diluar kendali dan menghitung kapabilitas proses. BAB VI. PEMECAHAN MASALAH


(31)

Melaksanakan dan menyelesaikan pemecahan masalah yang dilakukan dari diskusi dan mencari penyebab lain dengan alat pengendalian kualitas, serta berisi usulan perbaikan.

BAB VII. KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil pengolahan data maka didapatlah kesimpulan dan saran yang mengemukakan kesimpulan hasil penelitian, serta langkah-langkah yang patut dilakukan pihak perusahaan untuk menindaklanjuti hasil penelitian.


(32)

BAB II

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

2.1. Sejarah Perusahaan

Kebun Gunung Para adalah salah satu kebun tradisional PTP-Nusantara III terletak di kecamatan Dolok Merawan Kabupaten Serdang Bedagai Provinsi Sumatera Utara. Berdasarkan letak geografisnya PTP-Nusantara III ini berada pada (03º09’- 03º11’ LU) dan (99º04’- 99º06’ BT). Dimana jarak perusahaan ini ± 112 km dari Medan dengan ketinggian 96 – 114 meter di atas permukaan laut, dengan jenis podsolik kuning dan letak topografinya berbukit dan bergelombang.

PTPN III kebun Gunng Para berasal dari milik perusahaan Belanda CMO (Cultur Misde Oeoskut) yang diambil alih oleh negara pada tanggal 10 Desember 1957 (Nasionalisme) dalam perjalan ini telah beberapa kali berganti namanya. Berikut adalah pergantian nama-nama PTP-Nusantara III :

1. Kebun Gunung Para dahulu bernama CMO (Cultur Misde Oeskust) milik Belanda.

2. Pada tanggal 10 Desember 1957 dinasionalisasi

3. Tahun 1957 - 1960 bernama Perkebunan Negara Baru (PPN Baru) 4. Tahun 1961 - 1962 bernama PPN Kesatuan Sumut VII

5. Tahun 1963 - 1968 bernama PPN Karet IV

6. Tahun 1976 - 1994 bernama PT.Perkebunan IV (Persero) 7. Tahun 1994 - 1996 bernama PTP, III, IV, V


(33)

8. Sejak 14 Februari 1996 sampai sekarang bernama PT Perkebunan Nusantara III (Persero), disingkat PTPN III, berdasarkan PP No. 8. Tahun 1996 yaitu penggabungan PTP III, PTP IV dan PTP V ( Akte No.36 Tanggal 11 Maret 1996 dari Notaris Harun Kamil SH).

2.2. Ruang Lingkup Bidang Usaha

Pabrik karet kebun Gunung Para terdiri dari dua jenis pengolahan yaitu pabrik pengolahan sheet dan pabrik pengolahan Rubber Smoke Sheet ( RSS I). Pabrik Pengolahan Sheet atau RSS (Rubber Smoke Sheet) mulai beroperasi pada tahun 1960 dengan hasil produksi:

1. RSS-I 2. RSS- II 3. RSS- III

4. Cutting

Kapasitas Olah Pabrik = 16.800 kg kering/ hari Kebutuhan Air = 20 – 25 m³/ ton KK Kebutuhan kayu asap = 3.5 m³/ ton KK

Kebutuhan Formic Acid = 7.5 – 9.00 kg / ton KK

Bahan baku latex berasal dari kebun sendiri (kebun milik perusahaan) 68 % dan 32 % dari kebun milik perseorangan. Hasil olahan sebagian besar di ekspor dan selebihnya dipasarkan di dalam negeri (lokal).


(34)

2.2.1. Visi Perusahaan

PTP Nusantara III Kebun Gunung Para memiliki visi menjadi perusahaan Agrobisnis Perkebunan yang tangguh dan mampu bersaing, baik di sektor hulu dan hilir di tingkat nasional dan regional.

2.2.2. Misi Perusahaan

Misi dari PTP Nusantara III adalah sebagai berikut:

1. Menjalankan usaha agrobisnis perkebunan di bidang perkebunan karet serta menghasilkan produk rubber smoke sheet, serta produk turunannya yang berkualitas untuk memberikan kepuasan bagi konsumen.

2. Meningkatkan daya saing produk secara terus menerus yang didukung oleh sistem, cara kerja dan lingkungan kerja yang mendorong munculnya kreativitas dan inovasi untuk meningkatkan produktivitas dan efisiensi. 3. Menghasilkan laba yang berkesinambungan untuk menjamin pertumbuhan

dan kesehatan perusahaan serta memberikan manfaat dan nilai tambah yang optimal bagi pemegang saham, karyawan, dan stokeholder lainnya. 4. Mengolah usaha secara profesional untuk meningkatkan nilai perusahaan

dengan berpegang teguh pada nilai-nilai etika bisnis dan senantiasa berpedoman pada tata kelola perusahaan secara sehat.

5. Memberikan perhatian dan peran yang sungguh-sungguh dalam membangun kemitraan dan mengembangkan masyarakat lingkungan serta kelestarian lingkungan hidup.


(35)

2.3. Lokasi Perusahaan

Kebun Gunung Para adalah salah satu kebun tradisional PTP-Nusantara III terletak di kecamatan Dolok Merawan Kabupaten Serdang Bedagai Propinsi Sumatera Utara. Berdasarkan letak geografisnya PTP-Nusantara III ini berada pada (03º09’-03º11’ LU) dan (99º04’-99º06’ BT). Dimana jarak perusahaan ini ± 112 km dari Medan dengan ketinggian 96-114 meter di atas permukaan laut, dengan jenis podsolik kuning dan letak topografinya berbukit dan bergelombang.

2.4.

Daerah Pemasaran

Ruang lingkup yang perlu dikembangkan tidak hanya dari aspek intern tapi aspek eksternal yaitu pemasaran juga merupakan hal yang utama. Aspek pasar dan perusahaan merupakan salah satu dari beberapa aspek yang penting (aspek teknis, ekonomis, manajemen dan organisasi, aspek sosial, dan lingkungan) dalam menjalankan dan mempertahankan kelangsungan tujuan usaha perusahaan. Pasar merupakan tempat dimana produsen dan konsumen melangsungkan transaksi atau suatu produk barang atau jasa.

Pemasaran adalah suatu aktivitas atau usaha yang digunakan untuk menyediakan atau memindahkan produk atau jasa dari produsen ke konsumen. Sementara manajemen pemasaran melakukan analisis, perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan terhadap program–program yang telah dirancang oleh perusahaan untuk menangani penjualan produk jadi ke konsumen semaksimal mungkin sehingga tujuan perusahaan dapat tercapai.


(36)

Dalam konteks ini, suatu perusahaan yang lebih memperhatikan kepentingan dan kebutuhan konsumen, dalam jangka panjang lebih berhasil dan akan tetap eksis dibandingkan dengan perusahan yang mengabaikannya. Perusahaan yang menggunakan pola pikir demikian akan selalu menempatkan konsumen dan kebutuhannya sebagai titik pusat bidang usahanya, sehingga produk yang dihasilkan juga lebih bermutu dimata konsumen.

Menurut kebijaksanaan hasil produksi PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Kebun Gunung Para dipasarkan melalui pelabuhan Belawan yang akan diekspor keluar negeri seperti ke Jepang, Amerika Serikat, Australia, Jerman, Korea Selatan, Italia, sebagian produk dipasarkan di dalam negeri.

Perusahaan memilih pasar diluar negeri karena pasar luar negeri lebih luas dan terbuka lebar. Kebutuhan luar negeri terhadap sheet cukup besar dibandingkan dengan kebutuhan dalam negeri. Sheet dapat diolah menjadi produk yang mempunyai nilai tambah (value added) seperti ban, alat-alat rumah tangga, alat pertanian dan lain-lain.

2.4.1. Strategi Pemasaran

Strategi pemasaran perusahaan saat ini lebih difokuskan kepada penjualan ekspor yaitu meliputi :

1. Strategi Produk

Mengingat negara yang akan menerima produk PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Kebun Gunung Para adalah negara-negara yang sadar mutu, maka


(37)

penjagaan mutu pada tingkat-tingkat yang dapat diterima oleh pasar harus menjadi perhatian utama.

Hal ini telah diterapkan perusahaan pada hasil produksinya yang sekarang yaitu dengan adanya standar ukuran dari masing-masing produk. Produk yang dihasilkan saat ini telah memenuhi mutu sesuai dengan standar Industri indonesia. Menghasilkan produk yang memiliki mutu sesuai dengan standar yang diinginkan pasar merupakan syarat mutlak yang harus dipenuhi perusahaan agar dapat bersaing di pasaran internasional.

Untuk itu perusahaan selalu memanfaatkan bantuan tenaga ahli dalam bidang pengolahan semaksimal mungkin didalam kunjungan tenaga ahli tersebut ke perusahaan. Peninjauan ini pada umumnya dilakukan setiap 2-3 bulan sekali tergantung kepada kepentingan kedua belah pihak.

Diharapkan kedatangan dari pihak pembeli tersebut akan mampu memberikan saran-saran di dalam penyesuaian kualitas produk dan mengikuti perubahan selera konsumen di negara pembeli yang juga harus mendapat perhatian dari manajemen perusahaan untuk mempertahankan eksistensi mutu produk di pasar luar negeri.

Selain itu perusahaan juga mengirimkan staf-staf ahlinya ke daerah pemasaran untuk memantau keinginan konsumen dari masing-masing negara tujuan ekspor. Hal ini dilakukan perusahaan agar bisa mengikuti trend permintaan pasar dan dilakukan perusahaan minimal 4 (empat) kali kunjungan dalam setahunnya.


(38)

2. Strategi Harga

Harga yang ditetapkan oleh perusahaan adalah harga khusus untuk agen-agen pemasarannya di luar negeri. Besar harga jual ke konsumen juga ditetapkan oleh perusahaan.

Dengan adanya standar mutu terhadap produk dan kapasitas produksi yang besar (mass production), perusahaan dapat menekan harga jualnya di negara tujuan. Hal ini jelas akan semakin meningkatnya daya saing perusahaan dari segi harga jual.

Persyaratan harga kepada agennya di luar negeri diterapkan sebagai berikut :

a. Harga CIF dari pelabuhan pengiriman.

b. Cara pembayaran dengan irrevocable letter of credit at sight. 3. Promosi

Langkah-langkah promosi yang telah dilakukan perusahaan antara lain dengan mengikuti pameran produk ekspor daerah Sumatera Utara, yang dilaksanakan oleh instansi terkait maupun badan yang secara khusus menangani masalah promosi komoditi ekspor Indonesia. Hal ini sangat tepat karena pameran-pameran sedemikian akan dapat menarik animo masyarakat bisnis luar negeri untuk mengunjunginya.

Adapun konsumen PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Kebun Gunung Para diantaranya adalah :


(39)

c. Bridgestone d. Kumho e. Pirelli f. Dunlop

Jenis-jenis distribusi yang digunakan pada PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Kebun Gunung Para adalah :

a. Distribusi langsung

Pada distribusi ini pendistribusian produk dilakukan langsung oleh perusahaan ke konsumen.

b. Distribusi agen

Pada jenis distribusi ini pendistribusian produk dilakukan karena adanya pesanan dari konsumen, dan mereka menyediakan mobil yang akan mengangkut produk tersebut.

2.5. Dampak Terhadap Sosial Ekonomi dan Lingkungan

Dampak terhadap sosial ekonomi dan lingkungan yaitu dengan adanya PT. Perkebunan Nusantara III kebun Gunung Para maka masyarakat yang ada di dekat perusahaan, sosial ekonominya akan meningkat dimana mereka dapat bekerja dengan gaji yang telah ditetapkan pemerintah. Dengan adanya pekerjaan yang menetap maka sosial ekonomi masyarakat yang ada di dekat lingkungan dapat terjamin. Dampak terhadap lingkungan yaitu perusahaan menghasilkan limbah yang terdiri dari limbah padat dan cair dan limbah yang dihasilkan tidak membahayakan terhadap lingkungan sekitar.


(40)

2.6. Proses Produksi 2.6.1 Bahan

Bahan-bahan yang digunakan dalam memproduksi Rubber SMoke Sheet dikelompokkan dalam tiga bagian yaitu : bahan baku, bahan tambahan dan bahan penolong. Bahan yang digunakan antara lain :

1. Bahan Baku

Bahan baku adalah bahan utama yang digunakan dalam pembuatan produk dan memiliki persentase yang relatif besar dalam produk dibandingkan dengan bahan-bahan lain. Bahan baku pada produk sheet yang digunakan adalah latex murni.

2. Bahan Tambahan

Bahan tambahan adalah suatu bahan pelengkap yang ditambahkan ke dalam proses pembuatan produk untuk meningkatkan citra atau mutu produk yang dihasilkan dan merupakan bagian dari produk akhir. Bahan tambahan yang digunakan adalah asam formit/semut dengan konsentrasi 3%-5%, cuka 7.5 kg/ton, amoniak 6.5 kg/ton. Sedangkan untuk menghasilkan Crumb Rubber tidak ada bahan yang di tambahkan.

3. Bahan Penolong

Bahan penolong adalah bahan yang diperlukan dalam proses produksi untuk menambah mutu produk. Bahan penolong yang dipakai adalah plastik, dan pallet.


(41)

2.6.2. Jumlah dan Spesifikasi Produk

Adapun spesifikasi produk jadi PT. Nusantara III Gunung Para adalah sebagai berikut :

1. RSS-I

Tiap sheet harus dibungkus supaya bebas dari jamur. Sheet yang berbintik atau bergaris-garis karena oksidasi, lembek karena mengalami pemanasan tinggi, kurang matang, terlampau lama di asap, buram dan hangus tidak diperkenankan. Karet harus kering, bersih, tidak mengandung cacat, bebas dari bahan-bahan yang berkarat kecuali gelembung udara sebesar kepala jarum dapat diterima.

2. RSS-II

Bila terdapat sedikit bahan-bahan yang bersifat seperti karat dan sedikit jamur pada pembalut akan ditolak. Karet harus kering, bersih, tidak mengandung cacat, bebas dari bahan-bahan yang berkarat kecuali ada gelembung-gelembung udara kecil dan noda-noda kecil berasal dari kulit kayu.

3. RSS-III

Bila pada waktu penyerahan terdapat sedikit bahan-bahan yang bersifat sepeti karat dan sedikit jamur pada pembalut di permukaan sheet tidak ditolak. Adanya sedikit cacat warna, gelembung-gelembung udara kecil berasal dari kulit kayu dalam jumlah masih sedikit juga diperkenankan. Karet harus kering, kuat dan tidak mengandung cacat lepuh.


(42)

4. Cutting

Cutting adalah bekas-bekas potongan kecil dari lembaran-lembaran sheet

sewaktu pensortiran, ukuran cutting maksimal 15 cm persegi. Bila ditemukan sedikit bahan seperti karat dan jamur pada pembalutan permukaan sheet penyerahan tidak ditolak. Sheet yang mengandung gelembung-gelembung udara dan karet yang lembek mengalami pemanasan tinggi serta cacat warna sheet karena terlalu lama diasap, sheet yang sedikit lengket serta sedikit kurang matang diperkenankan.

Kapasitas olah pabrik = 16.800 kg kering/ hari Kebutuhan air = 20-25 m3/ton kadar sheet Kebutuhan kayu asap = 3.5 m3 /ton kadar sheet. 2.6.3. Uraian Proses Produksi

Adapun uraian proses menghasilkan sheet, melalui blok diagram pabrik

Rubber Smoke Sheet PT. Perkebunan Nusantara III Gunung Para dapat dilihat


(43)

Gambar 2.1. Block Diagram Pembuatan Rubber Smoked Sheet PT. Perkebunan Nusantara III Gunung Para

PENERIMAAN LATEX

BAK PENERIMAAN

BAK KOAGULASI

PENGGILINGAN

SHEET

PENIRISAN DI LORI

KAMAR ASAP

SORTASI

PACKING

GUDANG PENYIMPANAN


(44)

Uraian Proses dan Fasilitas yang digunakan di pabrik karet PT. Perkebunan Nusantara III Gunung Para adalah sebagai berikut :

1. Bak Penerimaan

Lateks yang datang dari kebun sebelum dimasukkan dalam main bak terlebih dahulu dilakukan pengukuran volume lateks dalam tangki dengan memakai talang ukuran tangki dan kemudian penuangan lateks ke main bak harus disaring dan ditampung dalam main bak penampungan yang juga berfungsi untuk tempat pengenceran lateks. Penerimaan lateks di pabrik harus ditentukan kadar karet keringnya Dry Rubber Counteen (Drc) dengan menggunakan alat metrolac. 1. Cara menentukan Drc dengan metrolac

Setiap tangki lateks diambil contoh lateks sebanyak 500 cc, kemudian ditambahkan air sebanyak 1000 cc (perbandingan 1 : 2), aduk perlahan-lahan sampai campuran lateks dengan air merata, lalu dimasukkan kedalam tabung. Busa lateks yang ada di atas permukaan dihilangkan untuk menghindarkan kesalahan baca pada skala metrolac. Kemudian masukkan metrolac ke dalam tabung yang berisi contoh lateks, penunjukan skala metrolac pada batas permukaan contoh lateks tersebut, maka itulah kadar karet keringnya (Drc).

2. Cara lain untuk menentukan Drc (Dry Rubber Counteen)

Untuk mengetahui kadar karet kering selain menggunakan metrolac dapat juga ditentukan dengan cara mencari faktor pengeringannya sebagai berikut :


(45)

c. Diaduk sampai menggumpal ± 1 jam

d. Digiling dengan jumlah penggilingan 8 kali dengan tebal lembaran kira-kira 2.5 mm

e. Setelah digiling dikibaskan sampai air tuntas.

f. Kemudian lembaran karet basah ditimbang dan dicatat berat basahnya lalu dikeringkan di kamar asap, setelah kering ditimbang lagi dan dicatat keringnya.

3. Pengenceran Lateks

Pengenceran lateks bertujuan sebagai berikut :

a. Untuk melunakkan bekuan, sehingga tenaga giling tidak terlalu besar. b. Untuk memudahkan penghilangan gelembung udara.

c. Untuk memudahkan pencampuran asam semut.

Selama pengenceran lateks di main bak harus dilakukan pengadukan dengan suatu alat yang dinamakan agitator agar pencampuran lateks dengan air merata atau homogen.

2. Pembekuan/Koagulasi

Setelah lateks diencerkan sampai 15 % kemudian dialirkan melalui

gutther (talang) dan dimasukkan kedalam bak pembekuan setelah terlebih

dahulu melewati saringan. Setelah permukaan lateks mencapai ketinggian tertentu, aliran lateks dihentikan dan pindah ke bak berikutnya. Busa yang terbentuk pada permukaan lateks harus diambil dengan alat serok.


(46)

Tambahan asam formit/semut 500 cc-600 cc dengan konsentrasi 3 %-5 % bak pembekuan, waktu pembekuan 6-8 jam. Selama penuangan asam semut harus diikuti dengan pengadukan dari belakang sebanyak 14-16 kali. Sebelum dituangkan asam semut tersebut harus diencerkan terlebih dahulu menjadi konsentrasi 3 %-5 % dengan cara menambahkan air 9 liter. Busa yang terbentuk setelah pengadukan diambil lagi dengan serok busa dari alumunium.

Pemasangan sekat (sisir) di mulai dari tengah kemudian kedua bagian yang terbentuk dibagi dua lagi dan seterusnya, untuk mengurangi gelembung- gelembung yang melekat pada sekat-sekat maka sekat ini harus dibasahi terlebih dahulu dengan air.

3. Penggilingan

Penggilingan dilakukan dengan gilingan sheet yang konstruksinya terdiri dari 6 buah rol yang disebut “six in one” gilingan rol 1 sampai dengan 5 rolnya licin (tidak berbunga) sedangkan gilingan rolnya terakhir atau finisher rolnya diberi berbunga (grooving). Tujuan diberi bunga adalah agar lebih mudah dalam pengeringan dan tidak lengket bila ditumpuk, masing-masing rol gilingan dilengkapi dengan saluran air, di depan gilingan terakhir dibuat bak air empat persegi, untuk pencucian terakhir lembaran sheet.

Adapun tujuan penggilingan yaitu :

1. Mengeluarkan kandungan air dari lembaran sheet


(47)

4. Penirisan di Lori

Sebelum dimasukan ke dalam kamar pengasapan terlebih dahulu lembaran

sheet dikeringkan diudara bebas selama 2 jam dengan tujuan mengurangi kadar

air sehingga mempercepat proses pengeringan di dalam kamar asap.

5. Pengeringan dan Pengasapan (kamar Asap)

Tujuan pengeringan adalah untuk menurunkan kadar air sehingga sheet kering, agar kondisi mutu dapat dipertahankan selama penyimpanan dan pengangkutan. Sedangkan fungsi asap adalah untuk memberikan warna coklat terang pada sheet dan untuk mencegah pertumbuhan spora/jamur.

Cara pengeringan dan pengasapan dilakukan dengan menggantungkan

sheet di atas gantar-gantar bambu/kayu, lori dengan kapasitas lebih kurang 504

lembar/lori. Sebelum lori-lori yang berisi sheet dimasukkan ke kamar pengeringan terlebih dahulu dibiarkan atau ditiriskan di luar selama 2 jam atau lebih supaya air yang terdapat di permukaan lembaran sheet jatuh untuk menghindarkan kelembaban yang tinggi di dalam kamar pengeringan, setelah pengasapan selama satu malam lori-lori tersebut di keluarkan dan dilakukan penyambretan, selama pengeringan 4-5 hari.

1. Pengaturan suhu di dalam kamar asap a. Hari I suhu 40-450 Ventilasi terbuka penuh b. Hari II suhu 45-500 Ventilasi setengah terbuka c. Hari III suhu 50-550 Ventilasi seperempat terbuka d. Hari IV suhu 55-600 Ventilasi tertutup


(48)

e. Hari V suhu 600-650 Ventilasi tertutup a. Spesifikasi kamar asap

a. Type : subur kamar Jumlah kamar : 8 kamar Kapasitas kamar : 6 lori/kamar b. Type : malaka Jumlah kamar : 6 kamar Kapasitas kamar : 12 lori/kamar

6. Sortasi

Tujuan dilakukannya sortasi adalah untuk memisahkan antara RSS I, RSS II, RSS III dan Cutting. Setelah proses pemisahan maka Sheet selanjutnya dipress dengan menggunakan mesin press hidrolik.

1. Panjang : 55 cm – 57 cm 2. Lebar : 50 cm –56 cm 3. Tinggi : 40 cm - 47 cm

Setelah pengepresan cantelan (gelangan) besi jangan dibuka, biarkan sheet berada dalam peti press selama satu malam, keesokan harinya baru dibuka cantelan (gelangan) besinya.


(49)

7. Pengepakan (Packing)

Pembungkusan dilakukan dengan menusuk-nusuk lembaran pembungkus dengan alat tusuk dari baja yang runcing, sehingga pembungkusan benar-benar melekat. Setelah selesai pembungkusan, ball tersebut di kapur.

8. Gudang Produksi

Setelah proses pembungkusan, sheet disimpan di gudang produksi sebelum dipasarkan.

2.6.4 Mesin dan Peralatan 2.6.4.1 Mesin Produksi

Pada PT. Perkebunan Nusantara III Gunung Para ada mesin-mesin yang digunakan untuk proses pembuatan sheet adalah sebagai berikut:

1. Mesin Sheeter

Kapasitas : 500 Kg/Jam, Power : 75 Hp,Tegangan : 220/380V, 3 fasa, Frekwensi : 50 hz, Putaran : 1415 Rpm.

Jumlah : 5 buah.

Fungsi : mengiling koagulum dari bak koagulasi menjadi lembaran Sheet dengan tebal 3 mm.

2. Balling Press

Kapasitas: 1000 Kg/Jam, power : 75 Hp, Tegangan : 220/380V, 3 fasa, Frekwensi : 50 Hz, Putaran : 1450 Rpm

Fungsi : untuk memadatkan lembaran sheet menjadi bentuk bandela seberat 331/3 Kg dan ball 113 Kg (lose ball).


(50)

3. Mesin Agigator

Power : Power : 30 Hp, Tegangan : 220/380 V, 3 fasa, Frekwensi : 50 hz, Putaran : 930 Rpm

Fungsi : untuk menghomogenkan air dengan lateks murni (karet alam).

2.6.4.2 Peralatan Untuk Pengolahan Sheet

Pada PT. Nusantara III Gunung Para peralatan yang digunakan untuk proses pengolahan sheet adalah sebagai berikut :

1. Bak Penerimaan

Bak penerimaan berfungsi tempat penerimaan latex dari lapangan sekaligus proses pengenceran latex menjadi DRC 13-15 %.

2. Bak Koagulasi

Bak koagulasi berfungsi sebagai tempat latex yang telah diencerkan untuk pembekuan dengan Formic acid 7.5-9.00 kg/ton kering dengan kapasitas bak 650 liter/bak.

Panjang : 3 meter Lebar : 0.72 meter Tinggi : 0.39 meter Isi : 650 liter Penyekat : 74 buah Banyak lembaran : 75 lembar Jumlah bak : 80 buah


(51)

3. Lori sheet

Lori sheet adalah sebagai alat mengangkut lembaran karet yang akan dimasukkan ke kamar asap. Pemeliharaannya tetap dilakukan secara intensif diantaranya rail dan roda – roda lori tetap berfungsi baik dan berikan minyak pelumas secukupnya. Lori sheet berfungsi tempat penjemuran sheet, pengeringan sheet sebelum masuk kamar Asap kapasitas Lori sheet = 456 lembar.

a. Tempat kayu kilas terbuat dari kayu Satu baris terbuat dari : 42 batang Satu batang terdiri dari : 3 lembar Banyaknya tingkatannya ada: 4 tingkatan Satu lembar beratnya :1,2 kg

Berat sheet 1 lori 42 x 3 x 4 x 1.2 = 662.4 kg Banyaknya lembaran sheet 42 x 3 x 4 = 504 lembar b. Tempat kayu kilas terbuat dari besi

Satu baris terbuat dari : 46 batang Satu batang terdiri dari : 3 lembar Banyaknya tingkatannya ada: 4 tingkatan Satu lembar beratnya :1,2 kg

Berat sheet 1 lori 46 x 3 x 4 x 1.2 = 662.4 kg Banyaknya lembaran sheet 46 x 3 x 4 = 552 lembar


(52)

4. Kamar Asap

Kamar asap berfungsi untuk mengeringkan sekaligus membentuk warna

sheet selama 5 hari temperatur 40-65 ºC, kapasitas kamar asap = 3000

kg/kamar, dengan tahapan temperatur : Hari Pertama : 40-45 ºC

Hari kedua : 45-50 ºC Hari Ketiga : 50-55 ºC Hari Keempat : 55-60 ºC Hari Kelima : 60-65 ºC Kamar asap subur

Jumlah kamar : 8 kamar Kapasitas kamar : 6 lori/kamar

Kamar asap air wood

Jumlah kamar : 6 kamar Kapasitas kamar : 12 lori/kamar 5. Ruangan Sortasi

Ruangan sortasi berfungsi menyortir lembaran sheet untuk memperoleh mutu RSS-I, RSS-II, RSS-III, dan cutting. Dimana RSS-I adalah harus bebas dari segala kotoran dan gelembung-gelembung, karet cukup kering, bebas jamur, dan elastisitas cukup baik tidak melekat. RSS-II adalah harus bebas dari segala kotoran, gelembung-gelembung yang sangat halus serta terpencar-pencar masih dibenarkan, sedangkan syarat lain sama dengan


(53)

gelembung yaitu gelembung-gelembung halus merata dan gelembung besar yang menumpuk terpencar-pencar, bekas-bekas jamur yang telah dibersihkan, serta lembaran yang koyak dapat dibenarkan. Sedangkan

cutting adalah bekas-bekas potongan kecil dari lembaran sheet sewaktu

pensortiran, ukuran cutting maximal 15 cm persegi.

6. Packing

Packing lose ball berat 113 kg/ball dan untuk bentuk pallet 1200 kg/ pallet.

7. Gudang Produksi

Gudang berfungsi untuk menyimpan produksi siap ekspor dan yang akan dikirim di lokal.

Sarana pendukung pada Kebun PT. Nusantara III Kebun Gunung Para antara lain :

a. Listrik

Energi listrik diperoleh dari PLN dan jika listrik padam digunakan genset untuk menggerakkan mesin-mesin.

a. Air

Air yang digunakan oleh Kebun PT. Perkebunan Nusantara III Gunung Para berasal dari sumur bor.

2.7. Utilitas

Utilitas yang dipakai pada PT. Perkebunan Nusantara Gunung Para adalah: 1. Mesin Genset


(54)

Mesin Genset berfungsi sebagi alat pembangkit listrik apabila terjadi pemadaman listrik oleh PLN. Mesin genset yang dimiliki PT. Perkebunan Nusantara III kebun Gunung Para 2 unit

Spesifikasi mesin Genset

Merk : Kipor, Frekwensi : 50 Hz, Putaran : 5000 Rpm 1. Tangki Air

Tangki Air berfungsi menampung air hujan. Tinggi: 12 m, Kapasitas 6000 liter, Diameter 8 m.

2.7.1. “Safety And Fire Protection”

Keselamatan kerja merupakan serana utama dalam pencegahan terjadinya kecelakaan kerja. Kecelakan kerja ini dapat menghambat kelangsungan pekerjaan yang merupakan kerugian secara tidak langsung seperti kerusakan mesin dan peralatan kerja,terhentinya sesaat proses produksi dapat menyebabkan kerugian dikarenakan biaya produksi yang amat tinggi. Jadi salah satu cara untuk memperkecil biaya produksi ialah dengan memperhatikan aspek-aspek K3 dengan baik dan dijalankan dengan benar.

Masalah K3 ini amat penting diperhatikan dari saat perancangan dan bukan baru dipikirkan setelah pabrik dibangun, namun pada saat pabrik telah dibangun ,perencanan amat penting untuk mencapai standart K3. terdapat beberapa prinsip dalam perencanaan keselamatan dan efisiensi produksi yaitu :


(55)

2. Usahakan pengolahan material dan bahan dengan kontak yang sedikit mungkin.

3. Sediakan lantai yang cukup bagi mungkin dan peralatan.

4. Adakah keselamatan bagi pekerjaan-pekerjaan yang melakukan perawatan dan perbaikan, seperti pembersihan kaca dan jendela pada gedung-gedung yang bertingkat tinggi.

5. Upayakan pencapaian seaman mungkin ke setiap tempat yang menjadi tujuan setiap tenaga kerja..

6. Tersedianya peralatan pemadam kebakaran yang memadai pada berbagai tempat yang rawan kebakaran.

7. Pengisolasian tempat-tempat berbahaya.

Cara mencegah terjadinya kecelakaan dapat dilakukan dengan menggnakan alat pelindung diri, penggunaannya harus merupakan solusi terakhir untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja.

Adapun beberapa alat pelindung diri yang dapat digunakan yaitu :

1. Perlindungan terhadap pernapasan dapat berupa masker yang melindungi dari bau tak sedap dari bahan kimia di laboratorium,debu yang berasal dari belerang.

2. Topi/helm yang digunakan untuk melindungi bagian kepala dari benda yang jatuh dari atas.

3. Sepatu karet untuk mencegah terpeleset karena lantai yang licin.

4. Sarung tangan khusus untuk melindungi dari benda panas, tajam, runcing, bahan kimia, aliran listrik.


(56)

5. Kaca mata, biasanya digunakan pada bagian pengelasan untuk melindungi mata dari api dan cahaya yang berlebihan.

6. Pelindung telinga untuk mengurangi paparan kebisingan dari suara mesin pabrik.

Untuk instalasi listrik penempatannya dilakukan pada daerah-daerah yang gampang dijangkau dan terlindungi. Kabel disusun dengan rapi agar idak terjadi konslet dan kesemerautan sehingga apabila terjadi hal-hal yang tidak diinginkan dapat segera diatasi.

Pabrik PTP-Nusantara III Gunung Para menerapkan system pengamanan kebakaran dengan mengacu kepada :

1. Instruksi no.2/V/inst/PA/1972 tgl 25-2-5-1972 tentang penerbitan alat-alat kebakaran :

- Tiap pintu 2 tabung busa

- Tiap gudang harus ada 3 buah CO2

- Tiap gudang harus memiliki alat bantu.

2. Instruksi no.6/VI/PA/1974 tanggal 1 juni 1974 tentang peningkatan upaya kesiagaan dan kewaspadaan pencegahan kebakaran penerbitan penyelidikan dan pemakaian alat-alat pemadam kebakaran di tentukan :

a. Penyediaan alat-alat persediaan kebakaran berdasarkan luas gedung masing-masing standart :

- Tiap 80 m2 disediakan 1


(57)

b. Standart penyediaan alat pemadam api pada kantor-kantor jawatan instansi/perusahaan disediakan yang sesuai diatas ditempat-tempat rawan, vital.

2.7.2. “Waste Treatment”

Setiap perusahaan memiliki limbah hasil pengolahan dimana limbah ini harus diperhatikan dalam hal pengendalian dan permasalahannya, limbah yang dihasilkan dapat berupa limbah padat maupun limbah cair. Masing-masing limbah harus dikelola dengan baik dan benar sebelum dibuang ke lingkungan agar tidak menimbulkan permasalahan terhadap habitat tempat limbah dibuang.

Limbah pabrik berupa gas adalah asap buangan dari Boiler yang banyak mengandung abu ketel yang terbawa angina sampai puluhan kilometer dan membuat hitam apa pun yang terkena, sangat mengganggu kesehatan terutama masyarakat yang berada di sekitar pabrik. Upaya yang dilakukan pabrik untuk mengatasinya antara lain dengan pemasangan wet scrubber pada gas duck boiler dan perbaikan air heater (misalnya diganti)

Limbah cair hanya berupa sisa bahan baku yang terbuang kelantai akan dialirkan ke bak pembuangan dipisahkan antara air dan lateks cair sebelum di buang ke sungai dan untuk crumb rubberr sisa potongan karet tidak akan terbuang, malah akan dijual atau di produksi ulang.

Ada pun skema proses pengolahan limbah: a. Kolam Pemisah


(58)

b. Kolam Segiempat

Fungsinya : Untuk mengendapkan padatan-padatan yang terbawa air limbah dan disaring

c. Kolam Ekualisasi (Equalizing pond)

Volume 1400 m3, kedalaman 2m, waktu pakai 24 jam, pada klam dipasang 2 buah aerator permukaan masing-masing 5 dan 6 kw, dan berfungsi untuk menurunkan COD

d. Kolam Parit Oksidasi (oxsidation Ditch)

Volume 2000 m3, kedalaman 3,05 m. Pada kolamini terjadi proses actidated

stude (Lumpur aktif) serta nitrifikasi

e. Kalrifier

Dengan panjang 6,3 m,lebar 6,29 m, tinggi 3,05 m. Klifier ini menghasilkan pengendapan hasil reaksi atom proses biokimia pada parit oksidasi hasil pengendapan yang dipompakan ke bak pasir, sedangkan air bersih overflow keluar ke sungai

f. Bak pasir (Sand bed drying)

terdiri dari tiga buah kolam yang masing-masing berukuran 30,5 x 0,5 m. pengeluaran sludge dari parit oksidasi ke bak pasir dengan menggunakan screw pomp dan setelah kering dari bak pasir digunakan sebagai pupuk tanaman.


(59)

2.8. Struktur Organisasi Perusahaan

Organisasi adalah merupakan sekelompok orang yang bekerjasama untuk mencapai suatu tujuan. Dengan adanya organisasi, setiap tugas dan kegiatan dapat didistribusikan dan dikerjakan oleh setiap anggota kelompok secara efisien sehingga tujuan yang ditetapkan dapat tercapai.

Sedangkan manajemen adalah suatu proses yang melibatkan perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan dari sumber daya yang ada untuk mendapatkan suatu tujuan yang diinginkan. Sumber daya haruslah dapat dikelola dengan baik dalam sistem organisasi yang tepat agar tercipta kerjasama yang baik dalam mencapai tujuan yang diinginkan.

Struktur organisasi biasanya digambarkan dalam bentuk bagan organisasi (organization chart) yang memperlihatkan susunan fungsi-fungsi, departemen-departemen dalam organisasi dan menunjukkan bagaimana hubungan kerja baik secara horizontal maupun vertikal.

Organisasi perusahaan telah disusun sedemikian rupa dan mempunyai struktur organisasi dalam bentuk organisasi garis atau lini dan fungsional.

Adapun struktur organisasi yang digunakan pada Pabrik Karet PTP-Nusantara III Kebun Gunung Para adalah struktur organisasi fungsional dan lini seperti pada Gambar 2.2.


(60)

Asisten Teknik Asisten Laboratorium Asisten Pengelola Asisten Tata Usaha Asisten Tanaman Asisten Sipil/Traksi dan Alat Berat Asisten Personalia Kebun Masinis Kepala Asisten Kepala Manajer Fungsional Lini

Gambar 2.2. Struktur Organisasi PTP-Nusantara III Kebun Gunung Para Berdasarkan Gambar 2.2. di atas maka dapat dikatakan bahwa bentuk struktur organisasi PTP-Nusantara III Kebun Gunung Para adalah berbentuk campuran fungsional dan lini. Dikatakan berbentuk fungsional karena terdapat pembagian bidang-bidang seperti bagian keuangan, bagian produksi dan bagian yang lainnya. Organisasi dikatakan berbentuk lini, karena pada struktur organisasi dapat dilihat ada perintah langsung dari masing-masing bagian seperti bagian keuangan dengan administrasi keuangan dan bagian personalia dengan administrasi personalia dan seterusnya.

Struktur organisasi yang dipakai pada PTP-Nusantara III Kebun Gunung para adalah bentuk fungsional dan lini karena :

1. Pembidangan tugas yang sesuai dengan lingkungan yang stabil dan mempertinggi efisiensi kerja.

2. Menunjang pengembangan keahlian.

3. Memberi kesempatan bagi karyawan spesialisasi yang dapat memperingan tugas karena hanya bertugas sesuian dengan keahliannya. Hanya memerlukan koordinasi minimal karena masing-masing sudah


(61)

Macam-macam struktur organisasi adalah sebagai berikut : 1. Fungsional

Organisasi berbentuk fungsional adalah organisasi yang disusun berdasarkan sifat dan macam fungsi yana harus dilaksanakan. Struktur organisasi fungsional sesuai untuk suatu organisasi yang mempunyai masalah utama menuntut adanya keahlian fungsional, efisiensi dan mutu pekerjaan yang baik. Pada umunya digunakan dalam perusahaan-perusahaan dimana pembidangan tugas secara tegas dapat digariskan. 2. Lurus

Organisasi berbentuk lurus adalah membagi dan mengelompokkan pekerjaan-pekerjaan yang secara langsung dan penuh, wewenang dan tanggung jawab dilakukan langsung oleh pemimpin. Bentuk lurus adalah tipe organisasi yang paling banyak dipakai, terutama pada perusahaan yang relatif kecil.

3. Staf dan Lini

Organisasi staf dan lini adalah suatu sistem yang dapat mengatasi keburukan-keburukan sistem garis maupun fungsional dengan dibentuk staf yang terdiri dari tenaga ahli dan masih mempertahankan kebaikan kesatuan pemimpin dari pada sistem garis. Struktur organiasasi lini mempunyai keahlian yang berbeda-beda dan tidak saling mempengaruhi antara satu bagian dengan bagian yang lain.


(62)

2.8.1. Pembagian Tugas dan Tanggung Jawab

Adapun tugas dan tanggung jawab karyawan PTP-Nusantara III Kebun Gunung Para adalah sebagai berikut :

1. Manager

a. Memimpin rapat manajemen dan rapat tenaga kerja. b. Meninjau kontrak dari pelanggan

c. Menilai dan mengevaluasi laporan kerja produksi, administrasi, teknik dan personalia.

d. Menandatangani seluruh surat-surat keluar.

e. Memberi disposisi untuk seluruh surat masuk, baik internal maupun eksternal.

f. Membuka dan menutup pelaksanaan pelatihan.

g. Melaporkan kinerja sistem manajemen lingkungan direksi h. Merancang struktur organisasi sistem.

2. Masinis Kepala

a. Mengevaluasi, meninjau laporan kebutuhan bahan teknik dan produksi b. Memimpin rapat kerja bulanan.

c. Ikut serta meninjau kontrak dari pelanggan.

d. Memantau kegiatan produksi dan perawatan mesin-mesin dan peralatan produksi.

e. Memberikan pelatihan manajemen, mutu, produksi dan teknik kepada kepala staf baru.


(63)

g. Menggantikan manajer bila berhalangan. 3. Kepala Pabrik

a. Membantu membuat rancangan rencana jangka pendek dan jangka panjang (kebutuhan belanja bahan) produksi.

b. Membuat rancangan proses pengolahan sesuai dengan order yang telah diterima sesuai kebijaksanaan yang ditetapkan manajer.

c. Menyelenggarakan administrasi laporan kerja dan harga pokok pabrik. d. Mengendalikan seluruh aktivitas termasuk penggunaan bahan-bahan

processing.

e. Mengevaluasi aspek penting lingkungan proses produksi

f. Menjamin pelaksanaan komunikasi prosedur dan istruksi kerja sampai kepada bawahannya.

4. Asisten Pengolahan

a. Membuat rencana produksi mingguan di coumpound dan extruction

section sesuai dengan planning yang diterima dari kepala pabrik.

b. Mempersiapkan mesin-mesin yang digunakan untuk proses produksi. c. Mempertanggung jawabkan laporan produksi harian, umum,

minggua n, bulanan dengan dibantu oleh supervisor.

d. Menandatangani check sheet dan form-form sesuai yang diisyaratkan dalam prosedur.


(64)

5. Asisten Tata Usaha

a. Memeriksa dan mengevaluasi masing-masing barang yang dibutuhkan dalam bon permintaan barang dengan pertimbangan anggaran.

b. Memeriksa dan menandatangani memo permintaan, order pembelian lokal dan kebutuhan penawaran barang.

c. Mengidentifikasi kebutuhan training untuk semua personalia.

d. Melakukan tindakan koreksi atas ketidaksesuaian dan temuan audit mutu internal.

e. Memelihara semua dokumen yang ada di bagian pembagian seperti prosedur, instruksi kerja, dokumen pendukung dan sasaran mutu. f. Menginformasikan bahan lateks yang ditolak kepada para supplier. g. Melaksanakan tugas-tugas yang diinstruksikan manajer.

h. Mengkomunikasikan prosedur dan instruksi kepada bawahannya serta mengkoordinir penerapan di lapangan.

6. Asisten Laboratorium

a. Menjalankan tugas yang direncanakan oleh kepala pabrik.

b. Mempersiapkan formulasi compound dan pengembangan produk baru. c. Mengevaluasi, pengendalian dan mengawasi bahan kimia lateks dan

bahan pembantu.

d. Mempersiapkan permintaan kebutuhan di chemical laboratory and

efflvent treatment termasuk kebutuhan bahan-bahan pembantu setiap


(65)

e. Mengendalikan/mengawasi perlengkapan dan keamanan kerja serta mengevaluasi kebersihan di chemical laboratory.

7. Asisten Teknik

a. Bertugas melakukan kegiatan perbengkelan untuk kelancaran proses pengolahan.

b. Membuat laporan perawatan mesin-mesin dan peralatan kegiatan produksi.

8. Asisten Personalia Kebun

a. Mengawasi pelaksanaan penanaman dan perawatan kebun perusahaan. b. Mengatur Sistem kerja penanaman dan pengambilan hasil kebun. c. Membuat anggaran kebutuhan pembibitan dan penanaman karet. d. Membuat laporan kegiatan di areal lahan karet.

9. Asisten Tanaman

a. Mengawasi kualitas tanaman karet di lahan karet milik perusahaan. b. Menjalankan proses pembibitan karet.

c. Mengatasi permasalahan yang timbul di kebun, misalnya adanya hama yang mengakibatkan kerusakan pada tanaman karet.

10.Asisten Sipil

a. Mendatangkan alat-alat berat untuk mengangkut hasil Kebun.

b. Mengatur kedatangan alat-alat berat untuk mengangkut produk yang akan dijual.


(66)

2.8.2. Jumlah Tenaga Kerja & Jam Kerja 2.8.2.1. Tenaga Kerja

Tenaga kerja yang terdapat di PTP-Nusantara III Kebun Gunung Para dapat dilihat pada Tabel 2.1.

Uraian

KARYAWAN

Pensiunan

(Orang)

Total seluruh (Orang) Pria

(Orang)

Wanita (Orang)

Jumlah (Orang) Karyawan

Pimpinan

16 - 16 - 16

Karyawan Pelaksana

838 114 952 376 1.328

Jumlah 854 114 968 376 1.344

Tabel 2.1. Situasi Tenaga Kerja di PTP-Nusantara III Kebun Gunung Para

2.8.2.2. Jam Kerja

Waktu kerja di PT. Nusantara III Gunung Para terdiri dari dua bagian yaitu waktu kerja karyawan kantor dan waktu kerja karyawan produksi. Adapun pembagian waktu kerja tersebut adalah sebagai berikut:

a. Waktu kerja karyawan kantor Senin-Jumat 08.00-16.00 Sabtu 08.00-12.00


(67)

b. Waktu kerja karyawan produksi

Untuk karyawan produksi terbagi atas 3 shift (Senin-Minggu), yaitu:

Shift I : 07.30 – 15.00 WIB

Shift II : 15.00 – 22.00 WIB

Shift III : 22.00 – 07.30 WIB

2.9. Sistem Pengupahan Dan Fasilitas Lainnya

Sistem Pengupahan karyawan diberikan gaji pokok menurut golongan yang sesuai dengan skala gaji sebagaimana tercantum dalam lampiran II PKB ini. Bagi karyawan dengan golongan terendah mengacu kepada sekurang – kurangnya 75 % dari upah minimum. Di samping gaji pokok kepada karyawan karyawan diberikan tunjangan tetap sebesar 25 % dari gaji. Besarnya gaji untuk golongan terendah akan disesuaikan sejalan dengan penetapan upah minimum yang berlaku. Apabila perusahaan tidak mampu untuk melaksanakan penyesuaian upah minimum.

Kompensasi atas hasil kerja karyawan diwujudkan dalam bentuk upah dan fasilitas-fasilitas yang menunjang kesejahteraan karyawan. Sistem pengupahan yang berlaku pada perusahaan adalah sebagai berikut :

1 Karyawan musiman dibayar setiap akhir minggu. Besar upah yang diterima adalah sesuai dengan UMR (Upah Minimum Regional).

2 Untuk karyawan tetap ada dua sistem penggajian yaitu :

a. Karyawan tetap harian, gaji dibayarkan sebesar 30 hari kerja dipotong hari kerja yang absen.


(68)

b. Karyawan tetap bulanan, gaji dibayarkan setiap bulan pada tanpa potongan hari kerja absen.

Untuk pelayanan kesehatan perusahaan memiliki unit P3K. Apabila penyakit yang diderita tidak dapat ditanggulangi oleh P3K maka karyawan dapat berobat ke rumah sakit yang ditunjuk oleh perusahaan.

2.9.1. Insentif Perusahaan

Perusahaan akan memberikan insentif kepada karyawan berupa bonus apabila perusahaan mendapatkan laba dari penjualan Sheet dan Crumb Rubber. Bonus yang didapat oleh karyawan ½ dari gaji karyawan.

2.9.2. Fasilitas Perusahaan

Fasilitas-fasilitas karyawan yang ada dalam PTP-Nusantara III Kebun Gunung Para adalah sebagai berikut :

1. Tempat tinggal (sewa rumah)

Kepada karyawan yang tidak mendapat fasilitas perumahan dari perusahaan diberikan bantuan sewa rumah yang besarnya :

b. 1.50 % dari Gaji pokok (untuk karyawan Kandir, GPIHK dan PRTRA)

b. 2,35 % dari gaji pokok (untuk karyawan kebun / unit) c. Air = 15 % dari sewa rumah (untuk semua karyawan) d. Transport = 30 % dari gaji pokok ( khusus karyawan kandir)


(69)

2. Jamsostek. 3. Kenderaan dinas.

Selain upah yang diberikan perusahaan juga memperhatikan keselamatan karyawan dalam bentuk jaminan sosial tenaga kerja (jamsostek). Seluruh pekerja memperoleh jaminan atas keselamatannya selama melaksanakan pekerjaan.


(70)

BAB IV

METODOLOGI PENELITIAN

Metodologi penelitian merupakan gambaran dari tahapan yang dilalui dalam menyelesaikan suatu masalah yang ditemui dalam sebuah penelitian, dimana dibuat berdasarkan latar belakang dan tujuan yang hendak dicapai dengan menggunakan teori-teori yang mendukung dalam memecahan permasalahan yang diteliti.

4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian

Tempat objek penelitian dilakukan di PTPN III kebun Gunung Para Tebing Sesuai dengan surat izin pelaksanaan penelitian yang dikeluarkan oleh pihak PTP Nusantara III No 3.09/X/297/2010 maka penelitian dapat dilakukan pada tanggal 31 Maret s/d 03 April 2010. Jika perlu mengadakan peninjauan ulang maka pihak pabrik dapat memberikan izin demi kelancaran penelitian.

4.2. Rancangan Penelitian

Penelitian dilakukan dengan penelitian deskriptif dengan analisa kuantitatif yang dilakukan dengan tujuan membuat interpretasi dalam bentuk narasi yang menunjukkan kualitas dari objek penelitian untuk memecahkan serta menjawab permasalahan yang dihadapi.


(71)

4.3. Variabel Penelitian

Variabel adalah gejala yang bervariasi yang menjadi objek penelitian. Variabel mutu yang diamati adalah terbatas pada variabel yang tercantum dalam sertifikat mutu. Dalam penelitian yang mempelajari pengaruh suatu variabel dengan variabel yang lain, maka terdapat variabel penyebab atau variabel bebas (Indevenden Variable) dan variabel akibat atau variabel terikat (Dependen

Variable).

Adapun vaiabel-variabel dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Variabel Independen (variabel bebas, sebab mempengaruhi)

Variabel bebas merupakan variabel penelitian yang mempengaruhi dan menjadi sebab perubahan atau timbulnya variabel akibat. Adapun variabel bebas dalam penelitian ini adalah kadar air.

2. Variabel dependen (variabel tergantung, akibat, terpengaruh)

Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat dari variabel bebas. Adapun variabel terikat dalam penelitian ini adalah kualitas lateks cair.

4.4. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data adalah suatu prosedur dalam menentukan sumber data yang telah direncanakan yang berhubungan dengan masalah yang diteliti dimana peneliti sangat perlu mempertimbangkan beberapa hal seperti tenaga, waktu, dana, dan faktor-faktor pendukung maupun penghambat. Pada penelitian ini teknik penentuan pengumpulan data yang dilakukan adalah berupa:


(72)

1. Data Primer

Data yang diperoleh dengan mengadakan observasi langsung terhadap berbagai proses yang dilaksanakan mulai dari bahan baku sampai produk akhir.

2. Data sekunder

Meliputi data pengujian fisik/kimiawi bahan baku yang akan digunakan dalam proses produksi, serta pengawasan mutu yang telah dilakukan perusahaan, mulai dari bahan baku sampai produk akhir, bulan April 2010.

4.5. Pengolahan Data

Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan metode pengendalian kualitas statistik. Data yang digunakan adalah data variabel yaitu data yang berdasarkan karakteristik yang diukur secara sebenarnya. Data yang diambil adalah data produksi per hari untuk smoke sheet untuk RSS1 perusahaan diolah dengan cara:

1. Penentuan teknik pengambilan sampel. Dalam hal ini menggunakan

Systematic Random Sampling.

2. Jumlah sampel yang diambil 63 bandela dimana 1 bandela terdapat 27-29 lembar sheet.

3. Setelah penentuan jumlah sampel, dilakukan penentuan nomor sampel yang menggunakan alat random.


(73)

2 1 Ne N P + = dimana, Ketentuan :

P = Jumlah Sampel

N = Jumlah produk yang akan diteliti e = Tingkat ketelitian ( 10%)

2 ) 1 , 0 ( 170 1 170 + = P

= 62,96 = 63 sampel

Sedangkan angka 3 diperoleh dari : K = 2,69 3

63 170 = = = P N

5. Pengamatan dilakukan dengan melihat kondisi fisik lembaran sheet, seperti gelembung-gelembung udara, tidak ada bekas jamur, dan bebas dari kotoran Catat seluruh data yang diperlukan untuk pengolahan data.

6. Pemakaian seven tools sebagai alat pengendali kualitas.

4.6. Analisis Data dan Pemecahan Masalah

Adapun analisa dan pemecahan masalah dilakukan dalam penelitian ini dengan menganalisa hasil pengolahan data pada data yang berada pada kondisi diluar batas kendali, dan melakukan pemecahan masalah terhadap faktor yang mempengaruhi kualitas dengan menggunakan alat pengendali kualitas.


(74)

4.7. Kesimpulan dan Saran

Berdasarkan pengolahan data dan pembahasan hasil yang dilakukan maka dapat diambil kesimpulan mengenai permasalahan yang diteliti

.

Kesimpulan ini akan berguna sebagai landasan dalam perbandingan hasil penelitian dngan keadaan yang ada di pabrik. Adapun flow diagram metodologi penelitian yang dilakukan dapat dilihat pada Gambar 4.1.


(1)

korelasi X1 dengan X3 = -0,0024348 sedangkan hari ke-2 koefisen korelasi X1 dengan X2 = 0,0162533, koefisien orelasi X1 dengan X3 = -0,0054029. Hal ini berarti Lembaran Sheet bergelembung berkorelasi hanya dengan lembaran Sheet yang mengandung kotoran. Oleh karena itu untuk mengontrol kualitas Lembaran Sheet tersebut harus mengurangi Lembaran Sheet yang bergelembung misalnya dengan melakukan inspeksi pada proses penyaringan di bagian penerimaan dan penyiraman untuk menghilangkan buih saat lateks cair di bak koagulasi.

6.2.4. Evaluasi Peta P

Pada peta p tidak terdapat data yang melewati batas kontrol maka tidak perlu dilakukan revisi.

6.2.5. Peta U

Pada peta u tidak terdapat data yang melewati batas kontrol. Sehingga semua data terplot pada batas kontrol. Oleh karena itu tidak di perlukan revisi.

6.2.6. Fish-bone Chart

Dari analisis dengan fish-bone diagram, didapatkan bahwa evaluasi yang dapat dilakukan adalah dengan memperbaiki Lembaran Sheet dengan terus-menerus memastikan agar penyaringan da penyiraman agar buih dan kotoran


(2)

teliti dalam hal penyaringan dan penyiraman air untk menghilangkan buih di bak koagulasi sehingga Lembaran Sheet tidak banyak yang cacat lagi.


(3)

BAB VII

KESIMPULAN DAN SARAN

7.1. Kesimpulan

Adapun data kecatatan terhadap lembaran Sheet bergelembung (X1) ada sebanyak hari ke-1= 746, hari ke-2=766, untuk lembaran Sheet yang berjamur (X2) hari ke-1= 161, hari ke-2=174, dan untuk lembaran sheet yang mengandung kotoran (X3) hari ke-1= 121, hari ke-2=127. Dari angka kecacatan di atas maka dapat dilihat bahwa Lembaran Sheet bergelembung yang paling banyak terjadi, atau dengan kata lain gelembung pada lembaran Sheet berkaitan paling erat dengan kualitas Rubber Smoke Sheet yang dihasilkan

Korelasi dari masing-masing atribut menunjukkan nilai positif berarti berkaitan secara linier atau negative berarti tidak berkaitan secara linier. Hal ini dapat dilihat dari koefisien korelasi yaitu sebesar hari ke-1 koefisien korelasi X1 dengan X2 =0,006609475, koefisien korelasi X1 dengan X3 = -0,0024348 sedangkan hari ke-2 koefisen korelasi X1 dengan X2 = 0,0162533, koefisien orelasi X1 dengan X3 = -0,0054029. Hal ini berarti Lembaran Sheet bergelembung berkorelasi hanya dengan lembaran Sheet yang mengandung kotoran. Oleh karena itu untuk mengontrol kualitas Lembaran Sheet tersebut harus mengurangi Lembaran Sheet yang bergelembung misalnya :

1. Dengan melakukan inspeksi pada proses penyaringan di bagian penerimaan dan penyiraman untuk menghilangkan buih dan kotoran saat


(4)

2. Memperbaiki aliran bahan lateks cair dari bak penerimaan ke bak koagulasi yaitu dengan merendakan tinggi talang saat penuanan lateks ke bak koagulasi.

Evaluasi pada peta p tidak terdapat data yang melewati batas kontrol maka tidak perlu dilakukan revisi dan sama dengan peta u tidak terdapat data yang melewati batas kontrol, sehingga semua data terplot pada batas kontrol. Oleh karena itu tidak di perlukan revisi.

Dapat diperkirakan bahwa banyaknya jumlah yang cacat umumnya dikarenakan faktor utama berupa Lembaran Sheet bergelembung, berjamur dan kotoran yaitu yang disebabkan oleh proses produksinya, seperti faktor manusia, material, mesin, dan metode. Adapun yang mempengaruhi masing-masing faktor tersebut adalah kurangnya keahlian dari pekerja, kurang adanya inspeksi, mesin yang kurang dirawat, dan lain-lain.

Kesimpulan yang dapat ditarik dari pengamatan pada penelitian ini antara lain :

1. Atribut yang paling berpengaruh terhadap kualitas Lembaran Sheet adalah bergelembung, berjamur dan mengandung kotoran.

2. Dengan memperbaiki kecatatan pada Lembaran Sheet yang bergelembung, secara tidak langsung dapat memperbaiki kecatatan pada atribut lain.

3. Hubungan antar atribut bergelembung, dengan kotoran memiliki korelasi yang positif yaitu linier atau berbanding lurus sedangkan bergelembung dengan berjamur memiliki korelasi negative berarti tidak berhubungan.


(5)

4. Setelah dilakukan 1 kali revisi tidak lagi terdapat data yang berada di luar kontrol maka diasumsikan produk yang di teliti sudah dalam batas kontrol . 5. Untuk kecatatan pada Lembaran Sheet yang bergelembung disebabkan oleh

faktor material, pekerja, mesin, dan metode.

7.2. Saran

Setelah melakukan pengamatan pada penelitian ini, maka saran-saran yang dapat diberikan antara lain :

1. Diharapkan pada saat penanganan material, haruslah dilakukan dengan teliti, karena pada saat bahan baku atau material di bagian penerimaan tidak dilakukan penyaringan yang sempurna, mungkin saja kotoran yang berasal dari kebun masih mengandung banyak kotoran.

2. Pekerja harus lebih ahli dan terampil dalam melihat proses lateks saat di bak koagulasi, karena saat lateks cair jatuh dari talang ke bak koagulasi menimbulkan banyak buih-buih yang nantinya dapat menyebabkan gelembung udara jika tidak dihilangkan secara merata pada bagian penggumpalan tersebut.

3. Pekerja harus lebih cermat dalam mensortir lembaran Sheet terutama untuk RSS I, mungkin saja saat cutting ada bagian RSS I yang seharusnya tidak di cut akan tetapi di cut juga, sehingga ini dapat menyebabkan kerugian.

4. Pihak perusahaan sebaiknya lebih memperhatikan alat penyaringan dan mendesain ulang jarak talang lateks dari bak penerimaan ke bak koagulasi..


(6)

DAFTAR PUSTAKA

Nazaruddin, Strategi Pemasaran Budidaya dan Pengolahan Karet, Jakarta: Penebar Swadaya, 2000.

Feigenbaum, A.V, Kendali Mutu Terpadu edisi 3, Penerbit Erlangga, Jakarta, 1992. Hal 6.

Gaspersz, Vincent, Metode Analisis Untuk Peningkatan Kualitas, Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama, 2001.

Montgomery, C Douglas, Pengendalian Kualitas Statistik, Yokyakarta: Gadjah Mada University Press, 1990.

M.N. Nasution, Manajemen mutu Terpadu, Bogor : Penerbit Ghalia Indonesia, 2005.

Ariani Wahyu Dorotea, Pengendalian Kualitas Statistik, Yokyakarta: Penerbit Andi, 2004.

Setyamidjaja djoehana, Budidaya dan Pengolahan Karet, Yokyakarta: Penerbit Kanisius, 1993.