Implementasi Supervisi Kepala Madrasah dalam meningkatkan kinerja guru di MTs Wali Songo Sukajadi Kec. Bumi Ratu Nuban Kab. Lampung Tengah

(1)

TESIS

Diajukan Kepada Program Pascasarjana Institut Agama Islam Negeri Raden Intan Lampung

Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Magister Dalam Ilmu Manajemen Pendidikan Islam

Oleh

RINA MIDA HAYATI

NPM : 1422030022

PROGRAM STUDI ILMU TARBIYAH

KONSENTRASI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM

PROGRAM PASCA SARJANA

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI ( IAIN ) RADEN INTAN LAMPUNG


(2)

TESIS

Diajukan Kepada Program Pascasarjana Institut Agama Islam Negeri Raden Intan Lampung

Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Magister Dalam Ilmu Manajemen Pendidikan Islam

Oleh

RINA MIDA HAYATI

NPM : 1422030022

Pembimbing I : Dr. Yetri, M. Pd

Pembimbing II : Dr. Akmansyah, M. A

PROGRAM STUDI ILMU TARBIYAH

KONSENTRASI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM

PROGRAM PASCA SARJANA

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI ( IAIN ) RADEN INTAN LAMPUNG


(3)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan secara umum dapat diartikan pendidikan yang dilakukan oleh masyarakat umum. Pendidikan ini sudah ada semenjak manusia ada di muka bumi. Kegiatan mendidik secara insting sudah ada sejak zaman purba ,namun disaat itu manusia belum mengenal pendidikan. Baru setelah pemikiran,ide,hasil karya manusia maka lahirlah kebudayaan. Pendidikan berkaitan erat dengan kebudayaan, semakin banyak seseorang menerima

pendidikan maka semakin berbudaya.1 Selanjutnya , menurut Poerbakawatja

dan Harahap, yang dikutip oleh Muhibbin Syahdalam buku psikologi pendidikan,

Pendidikan adalah : usaha secara sengaja dari orang dewasa untuk dengan pengaruhnya meningkatkan si anak kekedewasaan yang selalu diartikan mampu menimbulkan tanggung jawab moril dari segala perbuatannya... Orang dewasa itu adalah orang tua si anak atau orang tua yang atas dasar tugas dan kedudukannya mempunyai kewajiban untuk mendidik, misalnya guru sekolah, pendeta atau kyai dalam lingkungan

keagamaan, kepala-kepala asrama dan sebagainya.2

Pendidikan di indonesia diselenggarakan dari tingkat usia dini hingga doktoral. Pendidikan pada hakikatnya ialah mendidik manusia menjadi manusia yang utuh dengan kata lain memanusiakan manusia. Kedudukan pendidikan berada dilevel yang sangat diutamakan seperti yang tertuang dalam UUD 1945,dimana salah satu tujuan nasional ialah mencerdaskan

anak bangsa. Hal ini diturunkan dalam UU No 27 yang berbunyi “Setiap

warga negara berhak mendapat pengajaran”. Secara garis besar pendidikan di bagi dua, yakni pendidikan formal dan Non formal. Pendidikan formal meliputi PAUD,SD,SMP,SMA dan Perguruan Tinggi.

1 Made Pidarta,Landasan Kependidikan, ( Jakarta: Rineka Cipta,2009), h.3

2 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, (Bandung : Remaja


(4)

Pendidikan dalam Islam merupakan suatu kewajiban, semua umat muslim diwajibkan mencari ilmu pengetahuan. Manusia dikaruniai akal yang luar biasa oleh Allah SWT sehingga harus digunakan dengan sempurna. Disisi lain, manusia merupakan khalifah / pemimpin dimuka bumi. Oleh karena itu, manusia memerlukan ilmu pengetahuan baik ilmu agama maupun ilmu duniawi. Hal ini selaras dengan hadist Nabi Muhammad SAW :

Artinya : mencari ilmu adalah kewajiban bagi setiap muslim dan muslimat.3

Secara jelas dan tegas hadist di atas menyebutkan bahwa penuntut ilmu itu diwajibkan bukan hanya kepada laki-laki ataupun perempuan dalam

mencari ilmu, namun semuanya. Dalam Al- qur‟an Allah berfirman dalam

surah Al-mujaadilah ayat 11 tentang keutamaan orang yang menuntut ilmu.



























































































Artinya : “ Hai orang-orang apabila kamu dikatakan kepadamu : “ berlapang – lapanglah dalam majlis”, maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan : “berdirilah kamu”, maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman diantara kamu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan

Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjaan.4

Seiring dengan tujuan pendidikan nasional, pendidikan merupakan faktor penting dalam mengembangkan kemampuan peserta didik untuk meningkatkan ilmu pengetahuan dan meningkatkan iman dan taqwa kepada

3A.Ma‟ruf asrori, Etika Belajar Bagi Penuntut Ilmu (Terjemah Ta’liim Muta’alim), Surabaya : Al- miftah, h. 12


(5)

Tuhan Yang Maha Esa. Hal ini tertuang dalam Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 bab II Pasal 3 berbunyi:

“Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan

membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwakepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis sertabertanggng jawab.”5

Untuk mewujudkan tujuan pendidikan, maka haruslah menciptakan madrasah yang berkualitas. Selaras dengan pendapat Louis v. Gertsneryang

dikutip oleh.6 Sekolah dikatakan bermutu apabila memiliki ciri : (1) kepala

sekolah yang yang dinamis dan komunikatif dengan kemerdekaan memimpin menuju visi keunggulanpendidikan ; (2) memiliki visi, misi, dan strategi untuk mencapai tujuan yang telah dirumuskan dengan jelas ; (3) guru-guru yang kompeten dan berjiwa kader yang senantiasa bergairah dalam melaksanakan tugas profesionalnya secara inovatif; (4) siswa-siswa yang sibuk, bergairah, dan bekerja keras dalam mewujudkan perilaku pembelajaran; (5) masyarakat dan orang tua yang berperan serta dalam

menunjang pendidikan.7 Dalam menciptakan madrasah yang berkualitas

tentunya harus ada kerjasama yang erat antara kepala madrasah, guru, peserta didik, orang tua dan lingkungan masyarakat. Sekolah sama halnya dengan organisasi yang membutuhkan manajemen yang baik guna mencapai tujuan sekolah,maka kepala madrasah merupakan manajer dalam sekolah.

Dalam PermendiknasNo 28 tahun 2010 di sebutkan bahwa “ guru dapat di

beri tugas tambahan sebagai kepala sekolah untuk memimpin sekolah dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan” selanjutnya di sebutkan bahwa

5Undang-Undang Sisdiknas (Sistem Pendidikan Nasional), Jakarta :Sinar Grafika

,cetakan ke -4,2011 h.6-7 6

Kunandar, Guru Profesional : Implementasi Ktsp Dan Sukses Dalam Sertifikasi Guru, (Jakarta: Raja Grafindo Persada) , cetakan ke-7 ,2011h. 37

7 Kunandar, Guru Profesional : Implementasi Ktsp Dan Sukses Dalam Sertifikasi Guru,


(6)

kepala sekolah adalah guru yang diberi tugas tambahan untuk memimpin sekolah. Lebih lanjut mengenai kepala sekolah menurut E. Mulyasa dalam

bukunya “Menjadi Kepala Sekolah Professional” mengatakan bahwa kepala

sekolah sebagai leader harus memiliki karakter khusus yang mencakup

kepribadian, keahlian dasar pengalaman dan pengetahuan profesional, serta

pengetahuan administrasi, dan pengawasan.8 Seorang kepala sekolah adalah

seorang yang menjabat sebagai pemimpin dalam suatu lembaga yang berperan untuk membawa sebuah lembaga tersebut maju atau mundur.

Paradigma baru administrasi atau manajemen pendidikan dimana kepala sekolah mempunyai peran sebagai edukator, manajer, administrator, supervisor, leader, inovator dan motivator yang sering disingkat dengan EMASLIM dan jika merujuk pada Peraturan Mentri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 13 tahun 2007 tentang standar kepala sekolah , menyatakan bahwa kepala sekolah harus berjiwa wirausaha atau enterpreneur. Kriteria di atas merupakan peran kepala sekolah,dilain sisi kepala sekolah juga harus mampu meningkatkan kinerja guru dan staff sekolah. Menurut B. Suryo Subroto berpendapat bahwa kepala sekolah adalah jabatan tertinggi di madrasah itu sebagai pemimpin sekolah sehingga ia berperan sebagai pemimpin sekolah dan dalam struktur organisasi sekolah ia didudukan pada tempat yang paling atas.

Untuk menciptakan madrasah yang berkualitas dan bermutu di butuhkan perjuangan dan itu dapat dilakukan oleh kepala madrasah, guru, siswa, orang tua dan lingkungan masyarakat. Penentu keberhasilan tidak bisa hanya beberapa unsur saja melainkan semua unsur yang berkaitan dengan pendidikan secara bersama-sama untuk memajukan pendidikan menjadi pendidikan yang bermutu. Oleh karna itu di perlukan adanya supervisi yang dilakukan kepala sekolah dan kinerja guru sangat berperan penting dalam

8 E. Mulyasa dalam bukunya Menjadi Kepala Sekolah Professional, (Bandung : remaja


(7)

memajukan lembaga pendidikan menjadi berkualitas dalam proses belajar mengajar.

Dalam keberhasilan suatu pendidikan sangatlah dibutuhkan adanya supervisi/pengawasan terhadap guru-guru dalam kinerjanya, Maka dari itu diperlukan nya suatu pengawasan dari seorang kepala madrasah dalam meningkatkan keprofesionalan guru dalam kinerja.

Maka peran kepala madrasah jauh lebih bertanggung jawab, kenyataan yang demikian mengharuskan penguasaan kompetensi kepemimpinan bagi seorang kepala madrasah.

Sejalan dengan itu sebagaimana yang di jelaskandalamhadist yang diriwayatkanolehBukhoriMuslim yang berbunyi:

Artinya: “Setiap kamu adalah pemimipin dan setiap kamu akan ditanyai tentang kepemimpinannya, seorang imam (pemimpin) akan ditanya hal rakyat yang dipimpinnya, Seorang suami akan ditanya perihal keluarga yang dipimpinnya. Seorang istri yang memelihara rumah tangga suaminya akan ditanya perihal tanggungjawab dan tugasnya. Bahkan seorang pembantu/pekerja rumah tangga yang bertugas memelihara barang milik majikannya juga akan ditanya dari hal yang dipimpinnya. Dan kamu sekalian adalah pemimpin dan akan ditanya dari hal-hal yang dipimpinnya.” (HR. Bukhari dan Muslim).9

Pada dasarnya, hadits di atas berbicara tentang etika kepemimpinan dalam Islam. Dalam hadis ini dijelaskan bahwa etika paling pokok dalam kepemimpinan adalah tanggungjawab. Semua orang yang hidup di muka bumi ini disebut sebagai pemimpin. Karenanya, sebagai pemimpin, mereka semua memikul tanggungjawab, sekurang-kurangnya terhadap dirinya sendiri. Seorang suami bertanggungjawab atas istrinya, seorang


(8)

bapak bertanggungjawab kepada anak-anaknya, seorang majikan bertanggung jawab kepada pekerjanya, dst.

Akan tetapi, tanggungjawab di sini bukan semata-mata bermakna melaksanakan tugas lalu setelah itu selesai dan tidak menyisakan dampak bagi yang dipimpin. Melainkan lebih dari itu, yang dimaksud tanggungjawab di sini adalah lebih berarti upaya seorang pemimpin untuk mewujudkan kesejahteraan bagi pihak yang dipimpin.

Dari konsep hadist diatas, dapat diketahui bahwa kepala madrasah merupakan tampuk tertinggi di sekolah dan memilki tanggung jawab yang besar terhadap yang dipimpin. Salah satu tugas dari pemimpin ialah memberikan bimbingan kepada yang ia pimpin.

Maka jelaslah seorangkepala madrasah adalah orang yang

bertanggugjawab dalam mengembangkan kemajuan lembaga pendidikan yang dipimpinnya. Begitu juga tugas kepala sekolah/madrasah sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 13 Tahun 2007adalah;

a. Memimpin dan membinasekolah sesuai dengan ketentuan yang berlaku

b. Membina kerjasama dengan orang tua murid dan masyarakat serta pihak

terkait

c. Memimpin dan mengkoordinasikan tenaga kependidikan dalam

meningkatkan kualitas kerja

d. Membagi habis tugas-tugas dan staf tata usaha sesuai dengan kurikulum

yang berlaku

e. Melaksanakan bimbingan, pembina, motivasi dan perlindungan guru dan

Staf TU dalam melaksanakan pembelajaran

f. Menciptakan dan mengendalikan suasana kerja yang kondusif untuk

mecapai tujuan pembelajan


(9)

h. Mendorong dan meningkatkan kemampuan guru dan Staf melalui penataran, pelatian dan pendidikan lanjutan

i. Sebagai mediator antara sekolah, guru dan Staf dalam meningkatkan

kinerja

j. Secara terus-menerus membina dan mengevaluasi pelaksanaan guru dan

Staf secara obyektif

k. Mendorong menggunakan sarana dan prasarana

l. Merencanakan dan melaksanakan penerimaan siswa baru.10

Adapun Seorang kepala sekolah harus memiliki kemampuan dalam memimpin sekolah secara ke seluruhan. Dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 13 Tahun 2007, di jelaskan bahwa kompetensi kepala madrasah harus di tunjukan dalam aktivitas keseharian yang meliputi;

1. Kompetensi kepribadian, seperti ahlak mulia, sikap terbuka, mampu

mengendalikan diri, dan memiliki bakat dan minat sebagai pemimpin pendidikan.

2. Kompetensi manajerial, yaitu kemampuan melaksanakan tugas dan

fungsinya sebagai kepala sekolah, seperti menyusun perencanaan, mengembangkan organisasi sekolah, mengelola sumberdaya sekolah, mengelola sarana dan prasarana, mengelola mengembangkan kurikulum dan pembelajaran, serta kemampuan melakukan monitoring,evaluasi dan pelaporan.

3. Kompetensi kewirausahaan, yaitu kemampuan menciptakan iNovasi, dan

memiliki motivasi kuat untuk sukses dalam kepemimpinannya, serta naluri kewirausahaan dalam mengelola sumber belajar.

4. Kompetensi supervisi, yaitu kemampuan melakukan bimbingan kepada

guru, tenaga kependidikan dan siswa dalam rangka meningkatkan profesional guru.

10Depdiknas, Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 13 Tahun 2007, ( Jakarta :


(10)

5. Kompetensi sosial, yaitu kemampuan untuk melakukan kerjasama dengan

instansi dan organisasi terkait dan masyarakat untuk kemajuan sekolah.11

Dari Peraturan Mentri Pendidikan Nasional Nomor 13 Tahun 2007 diatas maka penulis memfokuskan terhadap poin “ ke empat “. Dimana kepala Madrasah di haruskan memiliki kompetensi supervisi supaya dapat melakukan bantuan atau bimbingan terhadap guru-guru yang di pimpinnya dalam rangka meningkatkan keprofesionalan atau kinerja guru dalam mengajar. Supervisi adalah suatu proses yang dirancang secara khusus untuk membantu para guru dan supervisor dalam mempelajari tugas sehari-hari di sekolah ; agar dapat menggunakan pengetahuan dan kemampuanya untuk memberikan layanan yang lebih baik pada orang tua peserta didik dan sekolah, serta berupaya menjadikan sekolah sebagai masyarakat belajar

yang lebih efektif.12

Secara harfiah supervisi berasal dari dua suku kata yakni “super” yang berarti sangat dan “vision” yang berarti pandangan atau pengawasan. Jadi supervisi dapat diartikan pengawasan yang ketat dari atasan terhadap bawahan. Pengawasan pertama dikenalkan pada dunia industri, namun dengan berkembangannya zaman, konsep supervisi diterapkan pada dunia pendidikan. Dalam pendidikan supervisi dilakukan oleh kepala sekolah dan pengawas sekolah. Kepala sekolah sebagai personel yang diembankan tanggung jawab harus melakukan supervisi terhadap guru.

Supervisi dilakukan sebagai wujud bimbingan akademik dari kepala

madrasah kepada guru yang membutuhkan guna meningkatkan

profesionalitasnya. Supervisi yang berarti juga pengawasan sangat dibutuhkan dilembaga pendidikan sebagai tolak ukur kinerja guru dilembaga tersebut.

11Depdiknas,Ibid , h. 5

12 E.mulyasa , Menjadi Kepala Sekolah Profesional, ( Bandung: Rosda karya) ,2013,


(11)

Dalam konsep islam pengawasan sudah dikenal dari dahulu. Allah

SWT telah berfirman dalam Al-Qur‟an surah Al - mujadalah ayat 7 :





























































































Artinya: tidakkah kamu perhatikan, bahwa Sesungguhnya Allah mengetahui apa yang ada di langit dan di bumi? tiada pembicaraan rahasia antara tiga orang, melainkan Dia-lah keempatnya. dan tiada (pembicaraan antara) lima orang, melainkan Dia-lah keenamnya. dan tiada (pula) pembicaraan antara jumlah yang kurang dari itu atau lebih banyak, melainkan Dia berada bersama mereka dimanapun mereka berada. kemudian Dia akan memberitahukan kepada mereka pada hari kiamat apa yang telah mereka kerjakan. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui segala

sesuatu.13

Ayat di atas menggambarkan bahwasanya setiap manusia itu selalu dalam pengawasan. Allah Maha Tahu atas apa-apa yang dikerjakan oleh manusia. Hal ini membuktikan bahwa konsep pengawasan telah ada dalam ajaran islam.

Dalam dunia pendidikan yang berperan sebagai pengawas atau supervisor ialah kepala sekolah. Dalam pelaksanaannya, kepala sekolah sebagai supervisor harus memperhatikan prinsip-prinsip : (1) hubungan konsultatif, kolegial dan bukan hirarkis, (2) dilaksanakan secara demokratis , (3) berpusat pada tenaga kependidikan (guru ), (4) dilakukan berdasarkan kebutuhan tenaga kpendidikan (guru),(5) merupakan bantuan profesional. Kepala sekolah sebagai supervisor dapat dilakukan secara efektif antara lain melalui diskusi kelompok, kunjungan kelas, pembicaraan individual, dan

simulasi pembelajaran.14

13 Terjemah Al-qur‟an , ( Bandung : Sygma Examedia Arkanleema) , h.543


(12)

Ditinjau dari objek yang di supervisi, ada tiga macam supervisi yaitu

a. Supervisi Akademik

Yaitu yang menitik beratkan pengamatan supervisor pada masalah-masalah akademik, yaitu hal-hal yang langsung berada dalam lingkungan kegiatan pembelajaran pada waktu siswa sedang dalam proses pembelajaran

b. Supervisi Administrasi

Yang menitik beratkan pengamatan supervisor pada aspek-aspek administrasi yang berfungsi sebagai pendukung dengan pelancar terlaksanannya pembelajaran.

c. Supervisi Lembaga.

Yang menitik beratkan pengamatan supervisor pada aspek-aspek yang berada di sentral madrasah. Jika supervisi akademik dimaksudkan untuk meningkatkan pembelajaran, maka supervisi lembaga dimaksudkan

untuk meningkatkan nama baik madrasah atau kinerja madrasah.15

Untuk mencapai tujuan pendidikan tersebut peran kepala madrasah sebagai supervisor sangatlah penting, karena supervisi adalah suatu kegiatan pengawas kepala madrasah untuk memperbaiki kondisi baik fisik maupun non fisik untuk mencapai proses pembelajaran yang lebih baik. Dalam penelitian ini peneliti fokus pada supervisi akademik.

Dengan demikian supervisi adalah suatu prosedur untuk memberikan arahan kepada guru-guru untukmemperbaiki kinerja guru dalam belajar mengajar ke arah yang lebih baik. Mengingat kepala sekolah mempunyai peranan yang sangat strategis sebagai supervisor maka ia adalah orang yang bertanggung jawab terhadap kesuksesan sekolah yang dipimpinnya. Oleh karenanya, kepala sekolah harus berperan sebagai supervisor terhadap

kematangan dan profesionalisme guru.16Dengan kata lain dilaksanakannya

15 Dadang suhardan, supervisi profesional, ( Bandung : Alfabeta,2010) , h. 47

16 Jerry h. Makawimbang, Supervisi Klinis(Teori &Pengukurannya), ( Bandung :


(13)

supervisi bertujuan memberikan layanan dan bantuan untuk meningkatkan kinerja dan mengembangkan situasi belajar mengajar di dalamkelas.

Dengan demikian guru sebagai orang yang terdepan dan langsung bertanggung jawab terhadap perkembangan dan kemajuan siswa haruslah ditingkatkan kemampuan profesionalnya dalam kinerjanya maka di perlukannya suatu supervisi oleh kepala madrasah.

Dalam tataran mikro teknis, Guru sebagai tenaga pendidik merupakan pemimpin pendidikan, dia amat menentukan dalam proses pembelajaran di kelas, dan peran kepemimpinan tersebut akan tercermin dari bagaimana guru melaksanakan peran dan tugasnya, ini berarti bahwa kinerja guru merupakan faktor yang amat menentukan bagi mutu pembelajaran/pendidikan yang akan berimplikasi pada kualitas output pendidikan setelah menyelesaikan sekolah.

Supervisi kepala madrasah merupakan aspek yang menunjang kinerja guru di sekolah. Terdapat banyak penelitian tentang supervisi akademik kepala sekolah. Salah satu penelitaian supervisi ialah jurnal yang berjudul “Pengaruh Supervisi Kepala Sekolah Dan Kompensasi Terhadap

Kinerja Mengajar Guru” karya Indri Lastriyani, Endang Herawan.17

Dari hasil penelitian tersebut didapat bahwa pelaksanaan supervisi akademik kepala sekolah, kompensasi dan kinerja mengajar guru telah terlaksana dengan baik; Supervisi akademik kepala sekolah memberikan pengaruh sedang terhadap kinerja mengajar guru dan menunjukan adanya hubungan yang signifikan; kompensasi memberikan pengaruh sedang terhadap kinerja mengajar guru dan menunjukan hubungan yang signifikan; Supervisi akademik kepala sekolah dan kompensasi secara simultan memberikan pengaruh terhadap kinerja mengajar guru, dan secara bersama-sama memberikan pengaruh yang kuat terhadap kinerja mengajar guru. Saran dari penelitian ini adalah sebaiknya Guru SD perlu ditingkatkan


(14)

semangat kerjanya melalui dua pendekatan, yaitu pendekatan struktural dan pendekatan proses. Pendekatan struktural meliputi: otonomi, variasi tugas, signifikansi tugas, identitas tugas, dan feed back. Pendekatan proses adalah melakukan berbagai proses keorganisasian untuk menciptakan adanya saling percaya di antara guru, saling membantu, mengurangi munculnya kelemahan manusia, dan membantu memecahkan masalah yang dihadapi guru, di antaranya dapat dilakukan melalui: (1) meningkatkan suasana kerjasama yang baik antar guru-kepala sekolah-pegawai sekolah, (2) pemberian penghargaan, dan (3) mengadakan pengawasan rutin dan berkala dan memberi bantuan kepada para pengawas agar terjadi peningkatan kinerja mengajar di SD Negeri dan Swasta di Kota Sukabumi melalui penataran-lokakarya-seminar.

Dari penelitian di atas menunjukan bahwa implementasi supervisi kepala madrasah sangat penting dalam meningkatkan kinerja guru. Peneliti mengambil peneltian tentang implementasi supervisi dalam meningkatkan kinerja guru di MTs Wali Songo sukajadi.

Dalam penelitian ini difokuskan pada implementasi supervisi akademik kepala madrasah dalam meningkatkan kinerja guru. Data awal penelitian menunjukan bahwa supervisi akademik telah dilakukan melalui tiga tahapan. Ketiga tahapan itu adalah : perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi atau tindak lanjut. Pelaksanaan supervisi di MTs Wali Songi dapat dijelaskan melalui tabel dibawah ini.

Tabel 1

Data implementasi supervisi kepala madrasah MTs Wali Songo

Tahapan supervisi Implementasi

Baik Cukup Kurang

Perencanaan program supervisi 

Pelaksanaan program supervisi 


(15)

supervisi

Sumber data : wawancara guru MTs Wali Songo , tanggal 18 mei 2015

Dari tabel di atas menunjukkan bahwa implementasi supervisi kepala madrasah cukup baik dalam perencanaan program, namun dalam pelaksanaan dan evaluasi masih kurang. Evaluasi atau tindak lanjut seharusnya dilakukan dengan baik, dikarenakan tujuan dari program supervisi ialah memberikan bimbingan kepada guru dalam meningkatkan kualitas mengajar sehingga berimplikasi pada meningkatnya kualitas peserta didik.

Kinerja Guru pada dasarnya merupakan kinerja atau unjuk kerja yang dilakukan oleh guru dalam melaksanakan tugasnya sebagai pendidik. Kualitas kinerja guru akan sangat menentukan pada kualitas hasil pendidikan, karena guru merupakan pihak yang paling banyak bersentuhan langsung dengan siswa dalam proses pendidikan/pembelajaran di lembaga pendidikan Sekolah. Dan untuk memahami apa dan bagaimana kinerja guru itu, terlebih dahulu akan dikemukakan tentang makna kinerja serta bagaimana mengelola kinerja dalam upaya mencapai tujuan organisasi secara efektif dan efisien.

Kinerja guru sangat berpengaruh untuk tercapainya tujuan pendidikan. Menurut A. A Anwar Prabu Mangku Negara, kinerja karyawan (prestasi kerja) adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang karyawan dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan

tanggung jawab yang di berikan kepadanya.18

Guru sebagai pemegang amanat tanggung jawab atas amanat yang diserahkan kepadanya dalam mendidik peserta didiknya dalam pengajaran. Jadi hakikatnya kinerja guru adalah perilaku yang dihasilkan seorang guru dalam melaksanakan tugasnya sebagai pendidik dan pengajar ketika

mengajar dikelas, sesuai dengan kriteria tertentu.19

18

A.A Anwar Prabu Mangkunegara, Evaluasi Kinerja Guru, (Bandung : Aditama, 2006 ) , hlm. 9

19Uhar Suharputra, Administrasi Pendidikan, ( Bandung : Refika Aditama, 2010 ) , h.


(16)

Guru sebagai ujung tombak proses pendidikan memiliki banyak dimensi peran yang harus diembannya dalam konteks pencapaian tujuan pendidikan. Sebagai ujung tombak kualitas guru akan menentukan kualitas mutu layanan dan lulusan yang dihasilkan. Dalam Undang-Undang Guru dan Dosen (UUGD) disebutkan bahwa kompetensi yang harus dimiliki oleh guru dan dosen dalam melaksanakan tugas keprofesionalannya meliputi 4 hal, yaitu :1) kompetensi kepribadian, 2) kompetensi pedadogik, 3)

kompetensi profesional ,4) kompetensi sosial.20

Guru adalah orang yang paling dekat dengan peserta didiknya untuk menyampaikan pelajaran, sehingga kinerja guru sangatlah dibutuhkan untuk menunjang tercapainya tujuan pendidikan. Guru akan memiliki kinerja yang baik jika ia mendapatkan bimbingan dari kepala madrasah dan merasa nyaman dalam lingkungan pendidikan di tempat ia bekerja.

Kinerja merupakan suatu kemampuan kerja atau prestasi kerja yang

diperlihatkan oleh seseorang dalam memperoleh hasil kerja yang optimal.

Tingkat keberhasilan guru dalam menyelesaikan pekerjaannya disebut dengan istilah “level of performance” atau level kinerja . Kinerja merupakan hasil kerja yang dicapai guru disekolah dalam rangka mencapai tujuan

sekolah.21Kinerja guru nampak dari tanggungjawab dalam menjalankan

amanah, profesi yang diembannya ,serta moral yang dimilikinya.

Dalam mengidentifikasi masalah , peneliti telah melakukan pra survey. Data diperoleh dari hasil wawancara dengan kepala madrasah dan dokumen sekolah. Hasil supervisi yang telah dilakukan oleh kepala madrasah pada tanggal 2 februari 2016 yaitu kinerja guru masih perlu ditingkatkan. Hal ini terbukti ketika kepala madrasah melakukan supervisi individual dengan teknik kunjungan kelas. Kebanyakan guru belum menggunakan metode pambalajaran yang sesuai atau masih menggunakan metode yang lawas. Menanggapi masalah tersebut, kepala madrasah

20

Jerry h. Makamiwang, Supervisi Klinis : Teori &Pengukurannya , ( Bandung : Alfabeta, 2012) , h.54

21 Donni juni priansa, Kinerja Dan Profesionalisme Guru, (Bandung : alfabeta, 2014) , h.


(17)

melakukan tindak lanjut yaitu dengan mengadakan workshop dengan tema

pembaharuan metode pengajaran.22

Kepala madrasah sudah berperan dalam meningkatkan kinerja guru baik dari sisi peneladanan dan pembiasaan kedisiplinan. Namun hal tersebut belum juga menghasilkan kinerja guru yang maksimal. Jumlah guru dan staff berjumlah 26 orang.

Tabel 2

Data Kinerja Guru MTs Wali Songo No Indikator

kinerja

Guru yang aktif

Guru yang tidak aktif

Jumlah guru

Persentase

1 Menggunakan

silabus pembelajaran

14 12 26 53,8%

2 Membuat RPP 15 11 26 57,6%

3 Aktif dalam

absensi

18 8 26 69,2%

4 Menggunakan

metode pembelajaran yang tepat

15 11 26 57,6%

5 Mengevaluasi

pembelajaran

17 9 26 65,3%

Sumber data : dokumen supervisi kepala madrasah MTs Wali Songo Tahun 2015 Dari data diatas dapat diketahuai bahwa terdapat beberapa masalah mengenai kinerja guru di MTs Wali Songo antara lain : terdapat 14 guru dari keseluruhan 26 guru yang menggunakan silabus dalam pembelajaran atau hanya 53,8 % dari keseluruhan. Tentu nya temuan ini menggambarkan bahwa beberapa guru belum tertib administrasi. Masalah yang kedua adalah


(18)

perangkat pembelajaran atau RPP. Dalam pembuatan RPP hanya 15 orang yang membuat RPP, sedangkan yang lain tidak membuat. Hal ini tentunya menggambarkan bahwa kinerja guru dalam perencanaan pembelajran masih rendah. Masalah yang ketiga adalah guru yang menggunakan metode yang tepat. Dari hasil pra survey didapat bahwa 15 guru dari 26 guru yang menggunakan metode yang tepat, seleain itu guru masih menggunakan metode ceramah atau metode yang membosankan. Masalah yang keempat adalah guru mengevaluasi pembelajaran, dari data diatas didapat bahwa hanya 17 guru yang melakukan evaluasi sedangkan yang lain tidak.

Dari data di atas bisa disimpulkan bahwa kinerja guru di Mts Wali Songo masih rendah, sehingga perlu ditingkatkan.

Dari uraian latar belakang di atas, pada dasarnya kegiatan supervisi harus memenuhi tiga tahap yakni perencanaan, pelaksanaan, dan tindak lanjut. Begitu pula dengan kinerja guru . oleh karena itu perlu adanya pembatasan masalah dalam penelitian ini.

B.Fokus dan sub fokus penelitian

1. Fokus penelitian

Berdasarkan latar belakang di atas, fokus dalam penelitian adalah supervisi akademik kepala madrasah. Sub fokus penelitian (1) perencanaan program supervisi, (2) pelaksanaan program supervisi ,(3) tindak lanjut hasil supervisi. Penelitian dilakukan di Madrasah Tsanawiyah Wali Songo Sukajadi, Kec. Bumiratu nuban Kabupaten Lampung Tengah.

C.Rumusan Masalah

Berdasarkan fokus dan sub fokus penelitian di atas, maka peneliti merumuskan sebagai berikut:

1. Bagaimanakah perencanaan program supevisi akademik kepala

madrasah dalam meningkatkan kinerja guru di MTs Wali


(19)

2. Bagaimanakah pelaksanaanprogram supervisi akademik kepala

madrasah dalam meningkatkan kinerja guru di MTs Wali

Songosukajadi, kec. Bumiratu nuban Kabupaten Lampung Tengah ?

3. Bagaimanakah tindak lanjut program supervisi akademi kepala

madrasah dalam meningkatkan kinerja guru di MTs Wali

Songosukajadi, kec. Bumiratu nuban Kabupaten Lampung Tengah ? D.Tujuan dan kegunaan penelitian

1. Tujuan Penelitian

Menurut Sutrisno Hadi “Suatu research pada umumnya bertujuan

untuk menentukan, mengembangkan, dan menguji kebenaran sesuatu

pengetahuan.”23

Dalam penulisan penelitian ini, penulis memiliki tujuan sehingga proses dari penelitian ini menjadi terarah dan tidak terjadi kesimpangsiuran dalam mencari dan mengumpulkan data yang ada di lapangan. Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:

a. Untuk mengetahui perencanaan program supervisi kepala madrasah

dalam meningkatkan kinerja guru di MTs Wali Songosukajadi, kec. Bumiratu nuban Kabupaten Lampung Tengah.

b. Untuk mengetahui pelaksanaanprogram supervisi kepala madrasah

dalam meningkatkan kinerja guru di MTs Wali Songosukajadi, kec. Bumiratu nuban Kabupaten Lampung Tengah.

c. Untuk mengetahui tindak lanjut program supervisi kepala

madrasah dalam meningkatkan kinerja guru di MTs Wali Songosukajadi, kec. Bumiratu nuban Kabupaten Lampung Tengah.

2. Kegunaan Penelitian

Di samping memiliki tujuan yang telah direncanakan, penulis mengharapkan ini berguna bagi pihak-pihak terkait. Adapun kegunaan dari penelitian ini adalah:


(20)

d. Sebagai wawasan untuk menambah pengetahuan bagi penulis terutama mengenai supervise akademik pendidikan.

e. Dengan penelitian ini diharapkan dapat diketahui implementasi

supervisi kepala madrasah dalam meningkatkan kinerja guru di madrasah tsanawiyah Wali Songo sukajadi, kec. Bumiratu nuban Kabupaten Lampung Tengah.

f. Sebagai masukan bagi kepala madrasah tentang pentingnya

Meningkatkan kinerja guru di madrasah tsanawiyah Wali Songo sukajadi, kec. Bumiratu nuban Kabupaten Lampung Tengah.


(21)

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Supervisi pendidikan

1. Pengertian Supervisi pendidikan

Supervisi secara etimologis berasal dari bahasa inggris “to supervise” atau

mengawasi. Menurut Merriam Webster’s Colligate Dictionary disebutkan

bahwa supervisi merupakan „A critical watching and directing”. Beberapa sumber lainnya menyatakan bahwa supervisi berasal dari dua kata, yaitu

“superior” dan “vision”. Hasil analisis menunjukkan bahwa kepala sekolah

digambarkan sebagai seorang “expert” dan “superior” , sedangkan guru

digambarkan sebagai orang yang memerlukan kepala sekolah.

Supervisi ialah suatu aktifitas pembinaan yang direncanakan untuk membantu para guru dan pegawai sekolah lainnya dalam melakukan pekerjaan secara efektif(Purwanto,2000). Manullang (2005) menyatakan bahwa supervisi merupakan proses untuk menerapkan pekerjaan apa yang sudah dilaksanakan, menilainya dan bila perlu mengkoreksi dengan maksud supaya pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan rencana semula. Supervisi merupakan usaha memberi pelayanan agar guru menjadi lebih profesional

dalam menjalankan tugas melayani peserta didik.1

Supervisi adalah segala bantuan dari para pemimpin sekolah, yang tertuju kepada perkembangan kepemimpinan guru-guru dan personel sekolah lainnya di dalam mencapai tujuan-tujuan pendidikan. la berupa dorongan, bimbingan, dan kesempatan bagi pertumbuhan keahlian dan kecakapan guru-guru, seperti bimbingan dalam usaha dan pelaksanaan pembaharuan-pembaharuan dalam pendidikan dan pengajaran, pemilihan alat-alat pelajaran dan metode - metode mengajar yang lebih baik,

1

Donni Juni Priansa, Manajemen Supervisi & Kepemimpinan Kepala Sekolah, (Bandung


(22)

cara-cara penilaian yang sistematis terhadap fase seluruh proses

pengajaran, dan sebagainya.2 Dengan kata lain ,

Supervisi ialah suatu aktivitas pembinaan yang direncanakan untuk membantu para guru dan pegawai sekolah lainnya dalam melakukan pekerjaan mereka secara efektif.

Supervisi merupakan pengawasan terhadap pelaksanaan kegiatan

teknis edukatif di sekolah, bukan sekedar pengawasan fisik terhadap fisik material. Supervisi merupakan pengawasan terhadap kegiatan akademik yang berupa proses belajar mengajar, pengawasan terhadap guru dalam

mengajar , pengawasan terhadap situasi yang menyababkannya. 3Aktivitas

dilakukan dengan mengidentifikasi kelemahan-kelemahan pembelajaran untuk diperbaiki, apa yang menjadi penyebabnya dan mengapa guru tidak berhasil melaksanakan tugasnya baik. Berdasarkan hal tersebut kemudian diadakan tindak lanjut yang berupa perbaikan dalam bentuk pembinaan.

Fungsi pengawasan atau supervisi dalam pendidikan bukan hanya sekadar kontrol melihat apakah segala kegiatan telah dilaksanakan sesuai dengan rencana atau program yang telah digariskan, tetapi lebih dari itu. Supervisi dalam pendidikan mengandung pengertian yang luas. Kegiatan supervisi mencakup penentuan kondisi-kondisi atau syarat-syarat personel maupun material yang diperlukan untuk terciptanya situasi belajar-rnengajar yang efektif, dan usaha memenuhi syarat-syarat itu.

Seperti dikatakan oleh Nealey dan Evans dalam bukunya,

“Hand­ book for Effective Supervision of Instruction", seperti berikut: " ... the term 'supervision' is used to describe those activities which are primarily and directly concerned with studying and improving the conditions which surround the learning and growth of pupils and teachers. "

Dalam dunia pendidikan di Indonesia, perkataan supervisi

2 Ngalim Purwanto, Administrasi Dan Supervisi Pendidikan (Bandung : Remaja

Rosdakarya, 2010), h.76


(23)

belum begitu populer. Sejak zaman penjajahan Belanda hingga sekarang orang lebih mengenal kala "inspeksi" daripada supervisi. Pengertian "inspeksi" sebagai warisan pendidikan Belanda dulu, cenderung kepada pengawasan yang bersifat otokratis, yang berarti "mencari kesalahan-kesalahan guru dan kemudian menghukumnya".

Sedangkan supervisi mengandung pengertian yang lebih demokratis. Dalam pelaksanaannya, supervisi bukan hanya mengawasi apakah para guru/pegawai menjalankan tugas dengan sebaik-baiknya sesuai dengan instruksi atau ketentuan-ketentuan yang telah digariskan, tetapi juga berusaha bersama guru-guru, bagaimana cara- cara memperbaiki proses belajar-mengajar. Jadi dalam kegiatan supervisi, guru-guru tidak dianggap sebagai pelaksana pasif, melainkan diperlakukan sebagai partner bekerja yang memiliki ide-ide, pendapat-pendapat, dan pengalaman-pengalaman yang perlu didengar dan dihargai serta diikutsertakan di dalam usaha-usaha perbaikan pendidikan. Sesuai dengan apa yang dikatakan oleh Burton dalam bukunya, "Supervision a Social Process", sebagai berikut: "Supervision is an expert technical service primarily aimed at studying and improving co-operatively all factors which a ffect child growth and development". Sesuai dengan rumusan Burton tersebut, maka:

1) Supervisi yang baik mengarahkan perhatiannya kepada

dasar-dasar pendidikan dan cara-cara belajar serta

perkembangannya dalam pencapaian tujuan umum pendidikan.

2) Tujuan supervisi adalah perbaikan dan perkembangan

proses belajar- mengajar secara total; ini berarti bahwa tujuan supervisi tidak hanya untuk memperbaiki mutu mengajar guru, tetapi juga membina pertumbuhan profesi guru dalam arti luas terrnasuk di dalamnya pengadaan fasilitas yang menunjang kelancaran proses


(24)

belajar-mengajar, peningkatan mutu pengetahuan dan keterampilan guru-guru, pemberian bimbingan dan pembinaan dalam hal implementasi .kurikulum, pemilihan dan penggunaan metode mengajar, alat-alat pelajaran, prosedur dan teknik evaluasi pengajaran, dan sebagainya.

3) Fokusnya pada setting jor learning.. bukan pada seseorang

atau sekelompok orang. Semua orang, seperti guru-guru, kepala sekolah, dan pegawai sekolah lainnya, adalah ternan

sekerja (coworkers) yang sama-sama bertujuan

mengembangkan situasi yang memungkinkan terciptanya kegiatan belajar-mengajar yang baik.

Supervisi pendidikan menurut Ametembun adalah pembinaan

kearah perbaikan situasi pendidikan atau peningkatan mutu pendidikan.4

Supervisi menurut Sahertian telah berkembang dari yang bersifat tradisional menjadi supervisi yang bersifat ilmiah, sebagai berikut

a. Sistematis, artinya dilaksanakan secara teratur, berencana dan secara

kontinu.

b. Objek, artinya ada data yang didapat berdasarkan observasi nyata, bukan

berdasarkan tafsiran pribadi.

c. Menggunakan alat pencatat yang dapat memberikan informasi sebagai

umpan balik untuk mengadakan umpan balik untuk mengadakan

penilaian terhadap proses pembelajaran di kelas.5

Dari beberapa pengertian diatas, supervisi secara sederhana bahwa supervisi merupakan upaya kepala sekolah dalam pembinaan guru untuk meningkatkan mutu pendidikan dan pengajaran di sekolah.

Ditinjau dari objek yang di supervisi, ada tiga macam supervisi yaitu :

4

N.A. Ametembun, Supervisi Pendidikan Disusun Secara Berprogam ( Bandung: Suri, 2007 ), h. 3

5 Piet sahertian, Konsep Dasar & Teknik Supervisi Pendidikan ( Jakarta : Rineka Cipta ,


(25)

a. Supervisi Akademik

Yaitu yang menitik beratkan pengamatan supervisor pada masalah-masalah akademik, yaitu hal-hal yang langsung berada dalam lingkungan kegiatan pembelajaran pada waktu siswa sedang dalam proses pembelajaran.

b. Supervisi Administrasi

Yang menitik beratkan pengamatan supervisor pada aspek-aspek administrasi yang berfungsi sebagai pendukung dengan pelancar terlaksanannya pembelajaran.

c. Supervisi Lembaga.

Yang menitik beratkan pengamatan supervisor pada aspek-aspek yang berada di sentral madrasah. Jika supervisi akademik dimaksudkan untuk meningkatkan pembelajaran, maka supervisi lembaga dimaksudkan

untuk meningkatkan nama baik madrasah atau kinerja madrasah.6

Untuk mencapai tujuan pendidikan tersebut peran kepala madrasah sebagai supervisor sangatlah penting, karena supervisi adalah suatu kegiatan-kegiatan pengawas kepala madrasah untuk memperbaiki kondisi baik fisik maupun Non fisik untuk mencapai proses pembelajaran yang lebih baik. Dari uraian diatas dapat difahami bahwa supevisi bukan suatu perintah , akan tetapi merupakan bimbingan, pembinaan dan arahan kepada guru. Dalam penelitian ini peneliti fokus pada supervisi akademik.

2. Prinsip-Prinsip Supervisi pendidikan

kepala sekolah sebagai supervisor dalam melaksanakan tugasnya harus memperhatikan prinsip-prinsip supervisi agar dalam pelaksanaan supervisi dapat berjalan dengan baik dan lancar.

a. Prinsip Ilmiah.

Prinsip ilmiah mengandung ciri-ciri sebagai berikut.


(26)

1) Kegiatan supervisi dilaksanakan berdasarkan data obyektif yang 2diperoleh dalam kenyataan pelaksanaan proses belajar mengajar.

2) Untuk memperoleh data perlu diterapkan alat perekam data seperti

angket, observasi, percakapan pribadi, dan seterusnya.

3) Setiap kegiatan supervise dilaksanakan secara sistematis terencana.

b. Prinsip Demokratis

Servis dan bantuan yang diberikan kepada guru berdasarkan hubungan kemanusian yang akrab dan kehangatan sehingga guru-guru merasa aman untuk mengembangkan tugasnya. Demokratis mengandung makna menjunjung tinggi harga diri dan martabat guru, bukan berdasarkan atasan dan bawahan.

c. Prinsip Kerjasama

Mengembangkan usaha bersama atau menurut istilah supervisi “ sharing of idea, sharing of experience ” memberi support mendorong, menstimulasi guru, sehingga mereka merasa tumbuh bersama.

d. Prinsip konstruktif dan kreatif

Setiap guru akan merasa termotivasi dalam mengembangkan potensi kreativitas kalau supervisi mampu menciptakan suasana kerja yang

menyenangkan, bukan melalui cara-cara menakutkan.7

Dari uraian diatas dapat kita ketahui, bahwa betapa banyak dan besarnya tanggung jawab seorang kepala sekolah sebagai supervisor. Oleh karna itu uraian diatas sejalan dengan yang uraikan oleh Ngalim Purwanto dalam bukunya Administrasi dan Supervisi Pendidikan bahwa Moh. Rifai, M. A., untuk menjalanlkan tindakan-tindakan supervisi sebaik-baiknya kepala sekolah hendaklah memperhatikan prinsi-prinsip berikut :

a. Supervisi hendaknya bersifat konstruktif dan kreatif, yaitu pada yang

dibimbing dan diawasi harus dapat menimbulkan dorongan untuk bekerja.

7 Piet A. Sahertian, Konsep Dasar dan Tehnik Supervisi Pendidikan Dalam Rangka


(27)

b. Supervisi harus didasarkan atas keadaan dan kenyataan yang sebenar-benarnya ( reslistis, mudah dilaksanakan ).

c. Supervisi harus sederhana dan informal dalam melaksanakannya.

d. Supervisi harus dapat memberikan perasaan aman kepada guru-guru

dan pegawai-pegawai sekolah yang disupervisi.

e. Supervisi harus didasarkan atas hubungan professional, bukan atas

dasar hubungan pribadi.

f. Supervisi harus selalu memperhitungkan kesanggupan, sikap, dan

mungkin prasangka guru-guru dan pegawai.

g. Supervisi tidak bersifat mendesak ( otoriter ) karena dapat

menimbulkan perasaaan gelisah atau bahkan antipati dari guru-guru.

h. Supervisi tidak boleh didasarkan atas kekuasaaan pangkat, kedudukan

atau kekuasaan pribadi.

i. Supervisi tidak boleh bersifat mencari-cari kesalahan dan kekurangan.

j. Supervisi tidak dapat terlalu cepat mengharapkan hasil, dan tidak boleh

lekas merasa kecewa.

k. Supervisi hendaknya juga bersifat preventif, korektif, dan kooperatif.

Preventif berarti berusaha mencegah jangan sampai timbul hal-hal yang negatif. Sedangkan korektif yaitu memperbaiki kesalahan-kesalahan yang telah di perbuat. Dan kooperatif berarti bahwa mencari kesalahan-kesalah atau kekurangan-kekurangan dan usaha memperbaikinya ndilakukan bersama-sama oleh supervisor dan orang-orang yang diawasi.8

Jika hal-hal tersebut di atas di perhatikan dan benar-benar dilaksanakan oleh kepala sekolah, agaknya dapat diharapkan setiap sekolah akan berangsur-angsur maju dan berkembang sehingga tercapai tujuan pendidikan yang diharapkan

Dalam pelaksanaan supervisi, terdapat prinsip-prinsip yang harus dipenuhi dalam program supervisi. Prinsip yang harus dipenuhi ialah demokratis yang artinya semua guru berhak menyatakan pendapatnya dala penyusunan program


(28)

supervisi. Prinsip kerajasama juga harus dipenuhi karena tanpa kerjasama yang baik maka program tersebut tidak akan berjalan sesuai denga yang diharapkan.

Dalam toeri lain juga menyebutkan tentang prinsip yang harus dipenuhi dalam program supervisi. Pelaksanaan supervisi akademik perlu mengacu pada prinsip-prinsip yang ada dalam supervisi akademik. Menurut Dodd dalam buku Pnduan Supervisi Akademik Dirjen PMPTK (2010) dinyatakan bahwa sejumlah

prinsip dalam supervisi akademik meliputi :9

Praktis

Berkaitan dengan kemudahan dalam melaksanakan kegiatan supervisi sesuai dengan kondisi sekola.

Sistematis

Berkaitan dengan perencanaan program supervisi yang matang dan tujuan pembelajaran.

Objektif

Berkaitan dengan masukan sesuai aspek-aspek instrumen yang akan digunakan dalam supervisi.

Realitis

Berkaitan dengan kenyataan sebenarnya dalam melakukan supervisi.

Antisipatif

Berkaitan dengan kemampuan dalam menghadapi masalah-masalah yang mungkin akan terjadi.

Konstruktif

Berkaitan dengan pengembangan kreativitas dan inovasi guru dalam mengembangkan proses pembelajaran.

Kooperatif

Berkaitan dengan kerja sama yang baik antara supervisor dan guru dalam mengembangkan pembelajaran.

Kekeluargaan 9

Donni Juni Priansa Rismi Somad, Manajemen Supervisi dan Kepemimpinan Kepala Sekolah, (Bandung : Alfabeta) , h.110


(29)

Berkaitan dengan pertimbangan saling asah,asih, dan asuh dalam mengembangkan pembelajaran

Demokrasi

Berkaitan dengan pemahaman bahwa supervisor tidak boleh mendominasi pelaksanaan supervisi akademik.

Aktif

Berkaitan dengan keaktifan guru dan supervisor untuk berpartisipasi

Humanis

Berkaitan dengan kemampuan guru menciptakan hubungan kemanusiaan yang harmonis, terbuka,jujur, ajeg, sabar, antusias,dan penuh humor.

Berkesinambungan

Berkaitan dengan kesinambungan kegiatan supervisi akademik oleh kepala sekolah

Terpadu

Berkaitan dengan kesatuan dengan program pendidikan Komprenhensip

Berkaitan dengan pemenuhan ketiga tujuan supervisi

akademik. 10

3. Tujuan Supervisi Pendidikan

Menurut Piet A. Sahertian dalam bukunya menjelaskan bahwa tujuan supervisi ialah memberikan layanan dan bantuan untuk meningkatkan kualitas mengajar guru dikelas yang pada gilirannya untuk meningkatkan kualitas belajar

siswa.11 Dengan demikian jelas bahwa tujuan supervisi ialah memberikan layanan

dan bantuan untuk meningkatkan kualitas belajar siswa, bukan saja memperbaiki kemampuan mengajar tapi juga mengembangkan potensi kualitas guru.

10

Ibid, h.111


(30)

Pendapat lain dikemukakan oleh Made pidarta, tujuan supervisi ialah 1) membantu menciptakan lulusan optimal dalam kuantitas dan kualitas.2) membantu mengembangkan pribadi, kompetensi,dan sosialnya.3) membantu kepala sekolah mengembangkan program yang sesuai dengan kondisi masyarakat setempat. 4) ikut meningkatkan kerjasama dengan masyarakat atau komite

sekolah.12

Dari pendapat-pendapat dapat disimpulkan bahwa tujuan diadakannya supervisi adalah untuk mengembangkan situasi belajar mengajar yang lebih baik dengan cara membantu guru-guru dalam meningkatkan kinerjanya dalam rangka pembentukan pribadi anak secara maksimal

4. Fungsi Supervisi pendidikan

Fungsi utama supervisi pendidikan ditujukan pada perbaikan dengan meningkatkan situasi belajar mengajar. Sehubungan hal tersebut diatas, maka piet A. Sahertian memberikan 8 fungsi supervisi sebagai berikut:

a. Mengkoordinir semua usaha sekolah.

b. Memperlengkap kepemimpinan sekolah.

c. Memperluas pengalaman guru-guru.

d. Menstimulasi usaha-usaha yang kreatif.

e. Memberi faslitas dan penilaian yang terus-menerus.

f. Menganalisis situasi belajar-mengajar.

g. Memberikan pengetahuan ddan keterampilan kepada setiap anggota

staf

h. Memberikan wawasan yang lebih luas dan terintegerasi dalam

merumuskan tujuan-tujuan pendidikan dan meningkatkan kemampuan

mengajar guru-guru.13

Dilihat dari fungsi utama supervisi adalah di tujukan pada perbaikan dan peningkatan kualitas, agar sasaran supervisi terlaksana dalam peningkatan kinerja

12 Pidarta made, Supevisi Pendidikan Kontekstual, ( Jakarta : Rineka Cipta,2009) , h. 4

13 Piet .a sahertian, Konsep Dasar & Teknik Supervisi Pendidikan : dalam Rangka


(31)

secara efektif, maka kemampuan guru perlu ditingkatkan, maka fungsi supervisi menurut Ametembun terdiri dari:

a. Penelitian

Yaitu fungsi yang harus dapat mencari jalan keluar dari masalah yang dihadapi.

b. Penilaian

Fungsi penilaian adalah untuk mengukur tingkat kemajuan yang diinginkan, seberapa besar yang telah dicapai, dan penilaian ini dilakukan dengan berbagai cara seperti tes, penetapan standar, penilaian kemajuan belajar sisiwa, melihat perkembangan hasil penilaian sekolah, serta prosedur lain yang berorientasi pada peningkatan mutu pendidikan.

c. Perbaikan

Fungsi perbaikan adalah sebagai usaha untuk mendorong guru baik secara perseorangan maupun kelompok agar mereka mau melakukan berbagai perbaikan dalam menjalankan tugas mereka. Perbaikan ini dapat dilakukan dengan bimbingan, yaitu dengan cara membangkitkan kemauan, memberi semangat, mengarahkan dan merangsang untuk melakukan percobaan, serta membantu menerapkan sebuah prosedur mengajar yang baru.

d. Pembinaan

Fungsi pembinaan merupakan salah satu usaha untuk memecahkan masalah yang sedang dihadapi, yaitu dengan melakukan pembinaan atau pelatihan kepada guru-guru tentang cara-cara baru dalam melaksanakan suatu proses pembelajaran, pembinaan ini dapat dilakukan denagan cara demonstrasi mengajar, workshop, seminar, observasi, konferensi individual dan kelompok, serta kunjungan sepervisi.14


(32)

5. Peran Supervisi Pendidikan

Supervisi berfungsi membantu, memberi, mengajak. Dilihat dari fungsinya, tampak dengan jelas peranan supervisi itu. Seorang sopervisor dapat berperan sebagai :

a. Koordinator

Sebagai koordinator ia dapat mengko-ordinasi program belajar mengajar, tugas-tugas anggota sataf berbqagai kegiatan berbeda-beda diantara guru-guru.

b. Konsultan

Sebagai konsultan ia dapat memberi bantuan yaitu bersama mengkonsultasikan masalah yang dialami guru baik secara individual maupun kelompok.

c. Pemimpin Kelompok

Sebagai pemimpin kelompok ia dapat memimpin sejumlah staf guru dalam mengembangklan potensi kelompok pada saat mengembangkan kurikulum, materi pembelajaran dan kebutuhan professional guru-guru secara bersama.

d. Evaluator

Sebagai evaluator ia dapat membantu guru-guru dalam menilai hasil

dan proses belajar mengajar.15

Sehubungan peran supervisor dalam kegiatan supervisi,

ametembun menyatakan terdapat 4 fungsi supervisor:16

1) Supervisor sebagai Peneliti (researcher) yaitu meneliti bagaimana

keadaan situasi pendidikan yang sebenarnya. Keadaan situasi pendidikan dapat diketahui dari kesimpulan hasil-hasil pengolahan yang diperoleh .

15Piet A. Sahertian, Op, Cit, h. 25

16 N.A Ametembun, Supervisi Pendidikan Disusun Secara Berprogram, ( Bandung: Suri,


(33)

2) Supervisor sebagai penilai(evaluator) yaitu menilai bagaimana keadaan suatu situasi pendidikan.

3) Supervisor sebagai pemerbaik(improver) yaitu mengadakan perbaikan

terhadap situasi .

4) Supervisor pengembang (developer) yaitu mengembangkan atau

meningkatkan situasi ,agar keadaan yang sudah baik menjadi lebih baik.

B. Supervisi Akademik

1. Pengertian Supervisi Akademik

Yaitu yang menitik beratkan pengamatan supervisor pada masalah-masalah akademik, yaitu hal-hal yang langsung berada dalam lingkungan kegiatan pembelajaran pada waktu siswa sedang dalam proses

pembelajaran.17

Supervisi akademik adalah serangkaian kegiatan pembinaan membantu guru dalam meningkatkan kualitas mengajarnya yang berimplikasi pada meningkatnya hasil belajar peserta didik.

Sergiovanni (1981) menyatakan bahwa refleksi praktis penilaian kinerja guru dalam supervisi akademik adalah melihat kondisi nyata kinerja guru untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan, misalnya apa yang sebenarnya dilakukan oleh guru dan peserta didik di dalam kelas? Apa yang sebenarnya dilakukan oleh guru dan peserta didik? Apa yang telah dilakukan oleh guru dalam mencapai tujuan akademik? Apa kelebihan dan kekurangan guru dan bagaimana cara mengembangkannya? Berdasarkan pertanyaan-pertanyaan tersebut akan diperoleh informasi mengenai

kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran.18

Supervisi akademik berpusat pada masalah pembelajaran peserta didik. Supevisi ini dilakukan oleh kepala madrasah untuk mengetahui kemampuan mengajar guru yang kemudian akan diberikan bimbingan.

17

Dadang suhardan, supervisi profesional, (Bandung : Alfabeta,2010) , h. 47

18

Donni Juni Priansa, Manajemen Supervisi & Kepemimpinan Kepala Sekolah, (Bandung : Alfabeta ), h. 106


(34)

Sehingga poin dari supervisi akademik adalah bukan untuk menilai perfoma guru akan tetapi, memberikan bimbingan kepada guru.

Secara general supervisi dapat dimaknai atas dasar keseluruhan aktivitasnya yang dilakukan secara individu maupun kelompok sesuai

dengan tujuan masing – masing terhadap personel, kelompok ataupun

terhadap suatu program dalam berbagai bidang kependidikan. Adapun rangkaian kegiatan supervisi pendidikan dapat dikelompokkan dalam empat tahap kegiatan sebagai berikut :

a. Penilaian terhadap keadaan guru/orang yang disupervisi dalam

menjalankan tugas-tugasnya.

b. Penilaian (evaluation) yakni penafsiran tentang keadaan guru atau

orang yang disupervisi, baik mengenai kekurangan atau kelemahan- kelemahannya, berdasarkan data hasil penelitian.

c. Perbaikan ( improvement ) yakni memberikan bimbingan dan

petunjuk untuk mengatasi kekurangan atau kelemahan guru, serta mendorong pengembangan kebaikan-kebaikan atau kelebihan setiap guru yang disupervisi.

d. Pembinaan, yakni kegiatan menumbuhkan sikap yang positif pada

guru atau orang yang disupervisi agar mampu menilai diri sendiri dan berusaha memperbaiki atau mengembangkan diri sendiri kearah terbentuknya keterampilan dan penugasan ilmu pengetahuan yang selalu up to date, aktual dan sesuai dengan tuntutan masyarakat dan globalisasi.19

Menurut Alfonso dan Neville, ada tiga konsep pokok dalam pengertian supervisi akademik, yaitu :

a. Supervisi akademik harus secara langsung mempengaruhi dan

mengembangkan perilaku guru dalam mengelola proses

pembelajaran.

19 Hadari Nawawi, Administrasi Pendidikan, ( Jakarta: CV. Haji Mas Agung, 1988), h.


(35)

b. Perilaku supervisor dalam membantu guru mengembangkan kemampuannya harus didesain secara profesional, sehingga jelas waktu mulai dan berakhirnya program pengembangan tersebut.

c. Tujuan akhir supervisi akademik adalah agar guru semakin mampu

memfasilitasi belajar bagi murid-muridnya.20

Supervisi akademik merupakan bantuan profesional yang diberikan oleh kepala madrasah melalui tiga tahapan yakni penilaian,perbaikan dan pembinaan. Tugas kepala sekolah sebagai supervisor adalah mensupervisi bawahannya, baik itu guru, staf TU dan lainnya. Supervisi akademik tentunya berkaitan dengan kepala sekolah yang mensupervisi segala kegiatan pembelajaran.

Dari konsep diatas, memberikan arahan bahwa kegiatan supervisi akademik harus terukur baik waktu dan pengaruhnya terhadap perilaku guru, sehingga guru mampu memfasilitasi belajar bagi murid-muridnya.

2. Tujuan Supervisi Akademik

Secara umum, tujuan supervisi akademik adalah membantu guru untuk mengembangkan kemampuannya dalam mencapai tujuan pembelajaeran yang direncanakan bagi peserta didiknya (Glickman, 1981). Melalui supervisi akademik diharapkan kualitas akademik yang dilakukan oleh guru semakin meningkat .

Pengembangan kemampuan guru tidak hanya menyangkut pada peningkatan pengetahuan dan keterampilan mengajar guru saja, namun juga

meliputi peningkatan komitmen (commitment), kemauan (willingness), dan

motivasi (motivation) guru , kualitas pembelajaran akan semakin meningkat.

Sedangkan menurut Peter Olivia dalam Supervision for Today’s Schools (1976)

menyatakan bahwa kegiatan supervisi akademik dimaksudkan untuk :

20

Tim penulis, direktorat tenaga kependidikan direktorat jenderal penjamin mutu

pendidikan dan tenaga kependidikan departemen pendidikan nasional, metode dan tehnik supervisi, (jakarta : diknas, 2008), h.10


(36)

1. Membantu guru dalam merencanakan pembelajaran ;

2. Membantu guru dalam penyajian materi pembelajaran;

3. Membantu guru dalam mengevaluasi pembelajaran ;

4. Membantu guru dalam mengelola kelas ;

5. Membantu guru dalam mengembangkan kurikulum

6. Membantu guru dalammengevaluasi kurikulum;

7. Membantu guru dalam mengevaluasi diri mereka sendiri;

8. Membantu guru bekerjasama dengan kelompok;

9. Membantu guru melalui inservice program.

Tugas supervisor bukanlah untuk mengadili tetap untuk membantu, mendorong, dan memberikan keyakinan kepada guru, bahwa proses belajar mengajar harus dapat diperbaiki. Baik itu pengetahuan, sikap, dan keterampilan guru harus dibantu secara professional sehingga guru tersebut dapat berkembang dalam pekerjaannya. Kegiatan supervisi dilaksanakan melalui berbagai proses pemecahan masalah pengajaran. Tujuannya adalah untuk meeningkatkan efektifitas dan efisiensi proses belajar mengajar secara terus menerus.

Program-progran supervisi hendaknya memberikan rangsangan terhadap terjadinya perubahan dalam kegiatan pengajaran, perubahan-perubahan ini dapat dilakukan melalui kegiatan-kegiatan dalam pembinaan, arahan dan pengembangan kurikulum dengan menikuti pelatihan-pelatihan.

Maka dari itu kepala sekolah sebagai supervisor, dapat dilaksanakan secara efektif antara lain : kunjungan kelas, diskusi kelompok, pembinaan

individual, dan simulasi pembelajaran.21 Sejalan dengan pendapat diatas ada

beberapa yang berkaitan dengan pelaksanaan supervisi kepala sekolah dalam meningkatkan kinerja di kemukakan oleh Sahertian sebagai berikut:

21E. Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah Professional Dalam Konteks Menyukseskan MBS Dan


(37)

1. Membantu guru dalam menyusun persiapan mengajar.

2. Membantu guru dalam melaksanakan proses belajar mengajar (Learning

experience and Learning activities).

3. Membantu guru dalam menggunakan berbagai sumber dan media belajar.

4. Membantu guru dalam menerapkan metode dan tehnik mengajar.

5. Membantu guru dalam melaksanakan evaluasi pembelajaran.

6. Membantu guru dalam melakukan analisis hasil belajar.

7. Membantu guru dalam menganalisis kesulitan belajar siswa.22

Untuk menuju kearah perbaikan dan meningkatkan kinerja guru dalam belajar mengajar maka implementasi teknik supervisi dibidang pendidikan dan pengajaran khusunya bagi seorang supervisor bertanggung jawab untuk :

1. Membantu guru melihat dengan jelas proses belajar mengajar sebagai

suatu sistem

2. Membantu guru melihat dengan jelas tujuan pendidikan

3. Membantu guru menyiapkan metode pengajaran yang lebih baik.

4. Membantu guru menyiapkan kegiatan belajar mengajar

5. Membantu guru membantu guru menggunakan sumber pengalaman

belajar mengajar

6. Membantu guru dalam menciptakan alat peraga pembelajaran dan

aplikasinya

7. Membatu guru menyusun program belajar mengajar

8. Membantu guru menyusun tes prestasi belajar

9. Membantu guru mengenal sisiwa

10.Membantu guru meningkatkan moral dan kenyamanan bekerja

11.Membantu guru memahami kode etik jabatan guru.23

Menurut Glickman, et al (2007) dalam buku Panduan Supervisi Akademik Dirjen PMPTK 92010) dinyatakan bahwa tujuan supervisi akademik.

22 Piet A. Sahertian, Supervisi Pendidikan, (Jakarta : Rineka Cipta, 1992), hlm.85

23 Maryono, Dasar-Dasar dan Teknik Menjadi Supervisor Pendidikan, (Jogjakarta : Arruz Media


(38)

Pengembangan profesionalisme

tiga Tujuan Supervisi

Penumbuhan Pengawasan

Motivasi kualitas

Gambar 1.

Tujuan supervisi Akademik

a. Membantu guru mengembangkan Kompetensinya

Supervisi akademik diselenggarakan dengan maksud membantu guru mengembangkan kamampuannya profesionalnya dalam memahami

akademik, kehidupan kelas, mengembangkan keterampilan

mengajarnya dan mengembangkan kemampuannya melalui teknik-teknik tertentu.

b. Mengembangkan Kurikulum

Supervisi akademik diselenggarakan dengan maksud untuk

memonitor kegiatan belajar mengajar di sekolah. Kegiatan memonitor ini bisa dilakukan melalui kunjungan kepala sekolah ke kelas-kelas di saat guru sedang mengajar, percakapan pribadi dengan guru, teman sejawatnya, maupun dengan sebagian peserta didiknya.

c. Mengembangkan Kelompok Kerja Guru serta membimbing Penelitian


(39)

Supervisi akademik diselenggarakan untuk mendorong guru menerapkan kemampuannya dalam melaksanakan tugas-tugas mengajarnya, mendorong guru mengembangkan kemampuannya sendiri, serta mendorong guru agar ia memiliki perhatian yang

sungguh-sungguh terhadap tugas dan tanggung jawabnya.

Dari beberapa pengertian tentang tujuan supervisi akademik, maka dapat difahami bahwa supervisi akademik bertujuan untuk mengembangkan profesionalisme guru dan memeberikan motivasi kepada guru untuk selalu melakukan perbaikan dalam kinerja. Tujuan supervisi ialah bantuan bukan sebuah inspeksi, sehingga kepala sekolah dapat melakukan program supervisi dengan baik agar tujuan supervisi akademik dapat tercapai.

3. Model -Model Supervisi Akademik

a. Model supervisi Tradisional

Model Supervisi Tradisional dalam supervisi akademik meliputi :

1)Observasi langsung

Supervisi model ini dapat dilakukan dengan observasi langsung kepada guru yang sedang mengajar melalui prosedur : praobservasi, observasi, dan post-observasi.

a) pra observasi

sebelum observasi kelas, supervisor seharusnya melakukan wawancara serta diskusi dengan guru yang akan diamati. Isi diskusi dan wawancara tersebut mencakup kurikulum pendekatan, metode dan strategi, media pengajaran, evaluasi dan analisis.

b) Observasi

Setelah wawancara dan diskusi mengenai apa yang akan dilaksanakan guru dalam kegiatan belajar mengajar, kemudian supervisor

megadakan observasi kelas. Observasi kelas meliputi


(40)

c) post-observasi

setelah observasi kelas selesai, sebaiknya supervisor mengadakan wawancara dan diskusi tentang; kesan guru terhadap penampilannya,

identifikasi keberhasilan dan kelemahan guru, identifikasi

keterampilan-keterampilan mengajar yang perlu ditingkatkan, gagasan-gagasan baru yang akan dilakukan.

2)Observasi tidak langsung

Supervisi ini dilaksanakan melalui :

a) Tes dadakan

Sebaiknya soal yang digunakan pada saat diadakan sudah diketahui validitas, reliabilitas, daya beda dan tingkat kesukarannya. Soal yang diberikan sesuai dengan yang sudah dipelajari peserta didik waktu itu.

b) diskusi kasus

diskusi kasus berawal dari kasus-kasus yang ditemukan pada observasi proses pembelajaran, laporan-laporan atau hasil studi dokumentasi. Supervisor dengan guru mendiskusikan kasus demi kasus, mencari akar permasalahannya, serta mencari berbagai alternatif jalan keluarnya.

c) metode angket

angket ini berisi pokok –pokok pemikiran yang berkaitan erat dan

mencerminkan penampilan,kinerja guru,kualifikasi hubungan guru dengan peserta didik dan sebagainya.


(41)

b.Model Kontemporer

Supervisi akademik model kontemporer dilaksanakan dengan pendekatan klinis, sdemik ehingga sering disebut juga sebagai model supervisi klinis. Supervisi akademik dengan pendekatan klinis, merupakan supervisi akademik yang bersifat kolaboratif. Prosedur supervisi klinis sama dengan supervisi akademik langsung, yaitu dengan observasi kelas, namun pendekatannya berbeda.

Selain model-model pendekatan tersebut, supervisi akademik dapat dilakukan dengan berbagai pendekatan lainnya, yaitu pendekatan langsung dan pendekatan tidak langsung , dan pendekatan kolaboratif (Sahertian,

1)Pendekatan langsung

Cara yang dilakukan oleh supervisor dengan memberikan arahan secara

langsung termasuk memberikan penguatan (reinforcement) .

2)Pendekatan tidak langsung

Cara menyelesaikan masalah dengan lebih lebih menghargai dan memberikan kesempatan pada guru untuk mengemukakan persoalannya.

3)Pendekatan kolaboratif

Merupakan perpaduan antara pendekatan sebelumnya yaitu pendekatan langsung dan tidak langsung.

Model-model supervisi akademik diatas dapat digunakan pada kondisi

sekolah masing –masing. Hal ini disesuaikan dengan kondisi dimana program

supervisi akan diterapkan, karena setiap sekolah memiliki karakteristik sendiri-sendiri.

4. Tahapan supervisi akademik

program supervisi biasanya berisikan kegiatan yang akan dijalankan untuk memperbaiki kinerja guru dalam meningkatkan situasi pembelajaranyang menjadi tanggung jawabnya.


(42)

Didalam program supervisi tertuang berbagai usaha dan tindakan yang perlu dijalankan supaya pembelajaran menjadi lebih baik, sehingga akselerasi belajar peserta didik makin cepat dalam mengembangkan potensi dirinya, karena guru lebih mampu mengajar. Program supervisi akademik menurut Djam‟an Satori “dimaksudkan untuk memperbaiki dan meningkatkan proses belajar mengajar...supaya kegiatan pembinaan relevan dengan peningkatan kemampuan profesional guru.”

Program supervisi berprinsip kepada proses pembinaan guru yang menyediakan motivasi yang kaya bagi pertumbuhan kemampuan profesionalnya dalam mengajar. Ia menjadi integral dalam usaha peningkatan mutu sekolah, mendapat dukungan semua pihak disertai dana dan fasilitasnya. Bukan sebuah kegiatan suplemen atau tambahan.

a. Perencanaan Supervisi Akademik

Perencanaan program supervisi adalah penyusunan dokumen perencanaan

pemantauan serangkaian kegiatan membantu guru mengembangkan

kemempuannya mengelola proses pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran. Dalam perencanaan program supervisi, terdapat karakteristik perencanaan supervisi antara lain:

1) Supervisi tidak ada rencana yang standar

Guru sebagai obyek supervisi memiliki kemampuan dan karakteristik yang berbeda satu dan lainnya, sehingga dalam memberikan bimbingan harus sesuai dengan karakteristik guru.

2) Perencanaan harus kreatif

Supervisi tidak dapat dilakukan denga gaya yang monoton atau satu model. Kepala madrasah haru selalu kreatif dalam membimbing guru sehinga masalah yang dialami para guru bisa teratasi.

3) Perencanaan harus komprehensif

Pembelajaran merupakan satu kesatuan sistem dengan komponen seperti guru , alat,metode,fasilitas, murid dll. Semuanya itu berkesinambungan guna mencaai tujuan pembelajaran. Supervisi harus komprehensif , artinya


(43)

tahapan –tahapan supervisi harus mengacu pada tujuan kurikulum,tujuan sekolah kemudian tujuan nasional.

4) Perencanaan harus kooperatif

Pelaksanaan supervisi memerlukan bantuan orang lain , sehingga dalam perencanaan pun diperlukan bantuan dari orang-orang yang berkaitan langsung dalam pelaksanaanya.

5) Perencanaan harus fleksibel

Rencana supervisi harus mamberikan kebebasan untuk melaksanakan

sesuatu sesuai dengan keadaan dan inovasi yang terjadi. 24

Dalam teori lain dikatakan bahwa kepala madrasah harus menguasai perencanaan, langkah-langkah, dan tindak lanjut supervisi akademik seperti yang

dikutip oleh Doni Juni Prinansa dalam bukunya manajemen

supervisi&kepemimpinan kepala sekolah.

Kepala sekolah perlu menguasai perencanaan supervisi akademik sehingga ia perlu menguasai kompetensi perencanaan supervisi akademik dengan baik. Terdapat sejumlah prinsip yang perlu diperhatikan dalam perencanaan supervisi akademik, yaitu menyangkut

1) Objektifitas (data apa adanya)

2) Tanggung jawab, berkesinambungan

3) Didasarkan pada Standar Nasional Pendidikan (SNP)

4) Serta didasarkan pada kebutuhan dan kondisi sekolah.25

Buku panduan supervisi dirjen PMPTK (2010) menyatakan bahwa ruang lingkup perencanaan supervisi akademik meliputi sejumlah hal yang saling berkaitan satu sama lainnya, yaitu terkait dengan :

24 Abdul kadim masaong, Supervisi Pembelajaran Dan Pengembangan Kapasitas Guru,

(Bandung : Alfabeta , 2012), h. 59

25

Donni Juni Prinansa, Manajemen Supervisi & Kepemimpinan Kepala Sekolah ,


(44)

1) Pelaksanaan kurikulum;

2) Persiapan, pelaksanaan dan penilaian pembelajaran oleh guru;

3) Pencapaian standar kompetensi lulusan, standar proses,standar isi , dan

peraturan pelaksanaannya;

4) Peningkatan mutu pembelajaran

Perencanaan program supervisi merupakan langkah awal dalam implementasi supervisi. Perencanaan yang baik akan menghasilkan program yang baik pula. Oleh karenanya banyak hal yang perlu dipertimbangkan dalam perencanaan supervisi. Perencanaan program disandarkan pada tujuan supervisi yakni memberikan bantuan profesional kepada guru guna meningkatkan kinerja guru.

b. Pelaksanaan Supervisi Akademik

Usaha untuk membantu meningkatkan dan mengembangkan potensi sumberdaya guru dapat dilaksanakan dengan berbagai alat dan teknik supervisi. Umumnya alat dan teknik supervisi dapat dibedakan dalam dua macam yaitu teknik yang bersifat individual ialah teknik yang dilaksanakan untuk seorang guru secara individual dan teknik yang bersifat kelompok, yaitu teknik yang dilakukan untuk melayani lebih dari satu orang.

a. Teknik Yang Bersifat Individual

1) Perkunjungan kelas

Kepala sekolah atau supervisor datang kekelas untuk melihat cara guru mengajar dikelas.

- Tujuannya

Kunjungan kekelas bertujuan untuk memperoleh data mengenai keadaan yang sebenarnya selama guru mengajar. Dengan data itu supervisor dapat berbincang-bincang dengan guru tentang kesulitan yang dihadapi guru-guru.

- Fungsinya

Kunjungan kelas ini berfungsi sebagai alat untuk mendorong guru agar meningkatkan kinerja guru dan cara proses


(45)

pembelajaran. Kunjungan kelas ini dapat memberikan kesempatan guru-guru untuk mengungkap pengalamannya sekaligus sebagai usaha untuk memberikan rasa mampu pada guru-guru.

2) Observasi Kelas

Melalui kunjungan kelas, supervisor dapat mengobservasi situasi belajar yang sebenarnya. Ada dua macam observasi kelas yaitu:

a) Observasi Langsung

Dengan menggunakan alat observasi, supervisor dapat mencatat yang dilihat saat guru sedang mengajar.

b) Observasi tidak langsung

Orang yang diobsevasi dapat dibatasi oleh sesuatu dimana guru dan murid-murid tidak mengetahuinya.

- Tujuan observasi

Untuk memperoleh data yang seobyektif mungkin sehingga bahan yang diperoleh dapat digunakan untuk menganalisis kesulitan-kesuliran yang dihadapi guru-guru dalam usaha memperbaiki hal pembelajaran. Bagi guru sendiri data yang dianalisis akan dapat membantu untuk mengubah cara-cara mengajar kearah yang baik. Bagi murid sudah tentu akan menimbulkan pengaruh yang positif terhadap kemajuan belajar mereka.

3) Percakapan Pribadi

Percakapan pribadi antara supervisor dan guru yaitu kedua-duannya berusaha berjumpa dalam pengertian mengajar yang baik. Seorang supervisor dapat bekerja secara individual dengan guru dalam memecahkan problem-problem pribadi yang berhubungan dengan jabatan mengajar.


(46)

a) Terutama sekali untuk memberikan bantuan dan arahan dalam memecahkan kesulitan-kesulitan yang dihadapi.

b) Memupuk dan mengembangkan dalam hal mengajar yang

lebih baik lagi.

c) Memperbaiki kelemahan-kelemahan dan kekurangan

kekurangan yang sering dialami oleh guru dalam melaksanakan tugasnya disekolah.

d) Menghilangkan dan menghindari segala prasangka yang

tidak-tidak.

4) Inter-Visitasi

Yang dimaksud inter-visitasi adalah saling mengunjungi antara guru yang satu dengan guru yang lain dalam mengajar.

- Tujuannya

1) Memberikan kesempatan mengamati rekan lain yang sedang

melakukan pembelajaran dikelas.

2) Membantu guru-guru yang ingin memperoleh pengalaman

atau keterampilan tentang teknik dan metode mengajar serta berguna bagi guru-guru yang menghadapi kesulitan tertentu dalam mengajar.

3) Memberikan motivasi yang terarah terhadap aktivitas

mengajar.

5) Penyeleksi Berbagai Sumber Materi Untuk Mengajar

Menyeleksi sumber materi merupakan hal yang harus dilakukan baik dari pihak supervisor maupun guru.

- Tujuannya

Supaya apa yang akan disampaikan didalam kelas sesuai dengan yang ada dalam kurikulum sehingga tidak menyimpang.

6) Menilai Diri Sendiri.

Salah satu tugas yang tersukar oleh guru-guru ialah melihat kemampuan diri sendiri dalam menyajikan bahan pelajaran. Untuk mengukur kemampuan mengajarnya, disamping menilai


(1)

126

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari seluruh pembahasan dan analisis data dapat disimpulkan bahwa mengenai implementasi supervisi kepala madrasah dalam meningkatkan kinerja guru di MTs Wali Songo Sukajadi adalah sebagai berikut :

1. Dalam perencanaan program supervisi, kepala madrasah telah melakukan perencanaan dengan baik, namun masih terdapat kekurangan. Hal ini diketahui dari data yang menunjukkan bahwa program supervisi direncanakan 2 kali dalam satu tahun. Perencanaan program telah dikomunikasikan deengan baik dengan dewan guru.

2. Dalam pelaksanaan program supervisi, kepala madrasah telah melaksankan kunjungan kelas sesuai dengan jadwal dan lembar penilaian supervisi yang telah disetujui oleh dewan guru dan kepala madrasah. Namun, dalam pemberian bimbingan pembuatan perangkat pembelajaran belum optimal.

3. Dalam tindak lanjut supervisi, kepala madrasah tidak melakukan analisis terhadap temuan supervisi. Kepala madrasah juga tidak melakukan temuan balik sebagai penguatan setelah supervisi. Sehingganya, tindak lanjut supervisi tidak optimal.

B. Rekomendasi

Sebagai akhir penulisan tesis ini , penulis menyampaikan saran yang sekiranya perlu dijadikan bahan pertimbangan dalam rangka peningkatan kinerja guru khususnya MTs Wali Songo Sukjadi, Kec. Bumiratu Nuban, Kab. Lampung Tengah.

1. Implementasi supervisi kepala marasah dalam tahap perencanaan sudah baik. Namun dlam pelaksanaan dan tindak lanjut belum optimall. Sehingga harus ada peningkatan dalam implementasi supervisi kepala madrasah.


(2)

2. Kinerja guru harus ditingkatkan, baik perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.

3. Kepala madrasah harus tegas dal perekrutan tenaga pendidik yang sesuai dengan tupoksinya.

4. Untuk seluruh guru dan staff TU serta seluruh warga madrasah agar senantiasa berperan aktif dalam meningkatkan mutu pendidikan madrasah agar visi misi dan tujuan dapat terwujud.


(3)

vii DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... ii

PERNYATAN ORISINALITAS/KEASLIAN ... iii

ABSTRAK ... iv

PERSETUJUAN ... v

PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB LATIN ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

DAFTAR ISI ... viii

BAB I : PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi dan Batasan Masalah... 14

1. Identifikasi Masalah ... 14

2. Batasan Masalah... 14

C. Rumusan Masalah ... 15

D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ... 15

1. Tujuan Penelitian ... 15

2. Kegunaan Penelitian... 16

E. Kerangka Pikir ... 16

BAB II : LANDASAN TEORI ... 23

A. Implementasi Supervisi Kepala Sekolah ... 23

1. Pengertian Supervisi... 23

2. Tujuan Supervisi ... 24

3. Implementasi Supervisi Kepala Sekolah ... 26

4. Teknik-teknik Supervisi ... 29

B. Kinerja Guru... 38

1. Pengertian Kinerja ... 38

2. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kinerja ... 41

3. Kriteria Kinerja Guru ... 50

4. Tugas dan Tanggung Jawab Guru ... 54

BAB III : METODE PENELITIAN ... 58

A. Jenis Penelitian ... 58

B. Sumber Data ... 59

C. Teknik Pengumpulan Data ... 62


(4)

viii

A. Gambaran Umum SMPN 1 Batanghari Lampung Timur ... 66

B. Penyajian dan Analisis Data ... 71

1. Implementasi Supervisi Kepala Sekolah Dalam Meningkatkan Kinerja Guru Pendidikan Agama Islam ... 71

a. Merencanakan Supervisi ... 71

b. Melaksanaan Supervisi ... 75

c. Tindak Lanjut Hasil Supervisi ... 79

2. Kinerja Guru Pendidikan Agama Islam ... 83

a. Merencanaan Pembelajaran ... 83

b. Melaksanakan Pembelajaran ... 84

c. Evaluasi Pembelajaran ... 99

BAB V : PENUTUP ... 101

A. Kesimpulan ... 101

B. Rekomendasi ... 101 DAFTAR PUSTAKA


(5)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

PERNYATAAN ORISINALITAS ... ii

ABSTRAK ... iii

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iv

HALAMAN PENGESAHAN ... v

PEDOMAN TRANSLITERASI ... vi

PERSEMBAHAN ... vii

KATA PENGANTAR ... viii

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Fokus Dan Sub Fokus Penelitian ... 16

C. Rumusan Masalah ... 17

D. Tujuan Dan Kegunaan Penulisan ... 17

BAB II KAJIAN TEORI ... 19

A. Supervisi Pendidikan ... 19

1. Konsep Islam Tentang Supervisi Pendidikan ... 19

2. Pengertian supervisi pendidikan ... 22

3. Tujuan supervisi pendidikan ... 31

4. Fungsi supervisi akademik ... 31

5. Peran supervisi pendidikan ... 33

B. Supervisi Akademik ... 34

1. Pengertian Supervisi Akademik ... 34

2. Tujuan Supervisi Akademik ... 37

3. Model-model Supervisi Akademik ... 37

4. Tahapan supervisi akademik ... 43

a. perencanaan program supervisi ... 44

b. pelaksanaan program supervisi ... 46

c. tindak lanjut program supervisi ... 57

C.kinerja guru 1. pengertian kinerja guru ... 59

2. karakteristik kompetensi guru ... 60

3. indikator kinerja guru ... 66

BAB III METODE PENELITIAN ... 71


(6)

C. Sumber data ... 73

D. Teknik dan prosedur pengumpulan data ... 74

E. Teknik analisi data ... 76

F. Uji keabsahan data ... 77

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA ... 79

A. Deskripsi wilayah penelitian ... 86

B. Penyajian data ... 86

1. perencanaan program supervisi ... 86

2. pelaksanaan program supervisi ... 94

3. tindak lanjut program supervisi ... 99

C. Analisis data ... 102

1. perencanaan program supervisi ... 102

2. pelaksanaan program supervisi ... 114

3. tindak lanjut program supervisi ... 120

BAB V PENUTUP... 126

A. KESIMPULAN ... 126

B. REKOMENDASI ... 126 DAFTAR PUSTAKA


Dokumen yang terkait

Kepemimpinan Kepala Madrasah Dalam Meningkatkan Kinerja Guru MTS Al Hikmah Bandar Lampung

0 1 199

Keterampilan Human Relation Kepala Madrasah Dalam Meningkatkan Kinerja Guru Di MTs Negeri 2 Bandar Lampung

1 15 162

EFEKTIFITAS KINERJA SUPERVISI PEMBELAJARAN KEPALA MADRASAH DALAM MENINGKATKAN PROFESIONALISME GURU DI MTS DARUL ULUM WARU SIDOARJO.

0 2 99

PL SM. DALAM Kp. Wates Kec. Bumi Ratu Nuban 2015.

0 0 1

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah - Implementasi Supervisi Kepala Madrasah dalam meningkatkan kinerja guru di MTs Wali Songo Sukajadi Kec. Bumi Ratu Nuban Kab. Lampung Tengah - Raden Intan Repository

0 0 18

BAB II KAJIAN TEORI A. Supervisi pendidikan 1. Pengertian Supervisi pendidikan - Implementasi Supervisi Kepala Madrasah dalam meningkatkan kinerja guru di MTs Wali Songo Sukajadi Kec. Bumi Ratu Nuban Kab. Lampung Tengah - Raden Intan Repository

0 0 52

BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian - Implementasi Supervisi Kepala Madrasah dalam meningkatkan kinerja guru di MTs Wali Songo Sukajadi Kec. Bumi Ratu Nuban Kab. Lampung Tengah - Raden Intan Repository

0 0 13

A. Deskripsi wilayah penelitian 1. Profil MTs Wali Songo Sukajadi - Implementasi Supervisi Kepala Madrasah dalam meningkatkan kinerja guru di MTs Wali Songo Sukajadi Kec. Bumi Ratu Nuban Kab. Lampung Tengah - Raden Intan Repository

0 2 47

A. Madrasah Aliyah Wali Songo 1. Sejarah Singkat Berdirinya Madrasah Aliyah Wali Songo - Kepemimpinan kepala madrasah dalam menerapkan manajemen kurikulum (stydi multi situs pada Madrasah Aliyah Wali Songo dan Madrasah Aliyah Daarul Khoir Kotabumi Lampung

0 0 188

KEPEMIMPINAN KEPALA MADRASAH DALAM MENINGKATKAN KINERJA GURU MTs AL-HIKMAH BANDAR LAMPUNG TESIS

0 0 13