Waterlutions : Busana Semi Couture dengan Inspirasi Permasalahan Air di Perkotaan.

(1)

UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

ABSTRAK

Permasalahan air merupakan tema utama yang diangkat kedalam koleksi Tugas Akhir yang berjudul “Waterlutions”. Permasalahan air yang hingga saat ini terjadi di berbagai kota besar dunia dan juga di Indonesia menginspirasi penulis untuk kemudian menuangkannya melalui visualisasi proses siklus air pada tampilan keseluruhan koleksi busana.

Proses siklus air yang menjadi permasalahan di kelompokan menjadi empat bagian yakni longsor pada dataran tinggi, kekeringan di daerah antara dataran tinggi dan rendah, banjir di daerah dataran rendah, dan pemulihan yang merupakan harapan dari semua permasalahan air tersebut. Keempatnya diolah dengan perpaduan material, rekabahan, dan kombinasi warna menjadi jenis busana semi couture. Sehingga keseluruhan aspek busana yang meliputi bentuk, siluet, material dan reka bahan dapat disesuaikan dengan karakter tema yang memberikan value pada busana tersebut.

Adapun detail perancangan meliputi penggunaan material taffeta dan organdi. Reka bahan yang diterapkan adalah perpaduan teknik sablon (flocking) dan print (sublime), teknik sulam dan teknik olah print digital. Perpaduan material dan teknik ke dalam jenis busana semi couture ditujukan bagi wanita urban berusia 20-35 tahun dengan karakter feminim, modern, dan elegan untuk menampilkan kesan dramatik, modern, dan juga feminim. Oleh karena itu perlu diketahui karakter yang hendak ditonjolkan dalam karya yang selaras dan berestetika tinggi.

Kata kunci: Dramatik, Feminim, Modern, Permasalahan Air, Semi Couture

ABSTRACT

Water issue is the main theme that the author uses for final task collection called “Waterlutions”. Until now, water issue happens in many big city and also in Indonesia, inspires the author to visualize the water cycle into all author’s fashion collection.

Water cycle which can become problems can be categorized into four part which is landslide in highland, drought in lowland and highland, flood in lowland, and


(2)

UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA restoration which become hope for all these water problems. These problems treated into combination of fabric manipulation and water combination, which become a semi couture fashion. Therefore, all of the fashion aspects including shape, silhouette, material, and fabric manipulation can be fitted into theme’s character that can give value to the collection.

The planning includes taffeta and organdy material usage. Fabric manipulation application is from the combination of screen printing technique (flocking), print (sublime), embroidery stitches , and digital print technique. The combination of material and technique into semi couture fashion is marketed to urban woman aged 20-35 years old, which has feminine, modern, and elegant character for showing their dramatic, modern, and feminine impression. Therefore, it is important to know the character that will be highlighted in a harmonist and highly aesthetics collection.


(3)

(4)

UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kondisi alam di bumi kini semakin tidak stabil. Hal tersebut tampak melalui berbagai gejolak alam seperti perubahan cuaca, pergerakan air dan juga kontur tanah yang menyebabkan mahkluk hidup kesulitan dalam proses adaptasi. Sebagai contoh sebagian tumbuhan tidak lagi dapat tumbuh dan banyak jenis hewan yang terancam punah. Selain tumbuhan dan hewan, kondisi yang tidal stabil ini juga dirasakan oleh manusia, salah satunya adalah siklus air di daerah perkotaan.

Air merupakan wujud yang berasal dari alam yang dapat memenuhi kebutuhan alam itu sendiri. Bermanfaat bagi kelangsungan makhluk hidup juga bagi alam seperti tanah. Tanah yang baik adalah tanah yang mengandung kadar air cukup di dalamnya. Air merupakan mineral yang dibutuhkan oleh pohon, tumbuhan, juga untuk kesehatan manusia. Penelitian mengenai permasalahan yang ditimbulkan oleh air di perkotaan memberi inspirasi bagi masyarakat untuk dapat tetap memperhatikan lingkungan dalam tempat tinggalnya yang kini semakin dipenuhi oleh gedung-gedung tinggi, sehingga mengurangi area lahan serap air. Beberapa permasalahan air yang mulai dirasakan adalah longsor di daerah dataran tinggi, kekeringan di daerah tengah perkotaan, dan banjir di daerah dataran rendah.

Kondisi atau siklus air di perkotaan kemudian menginspirasi perancang untuk menuangkan dalam koleksi busana semi couture yang bertujuan untuk menciptakan busana yang memiliki nilai seni dengan mengangkat air dan permasalahannya sebagai inspirasi utama dalam desain. Perancang hendak menampilakn akan pentingnya air bagi kelangsungan hidup makhluk hidup dan alam yang tinggal di dalamnya baik bagi masa kini dan di masa depan, juga mengingatkan pentingnya kesadaran terhadap lingkungan bagi kelangsungan ekosistem yang sehat, juga bagi masa depan dunia. Diangkat dari subtema yaitu “Terrain” yang merupakan subtema dari “Alliance” dalam buku “Trend


(5)

UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA Forecasting 2015-2016: Re+Habitat”. Terrain mengandung pengertian akan perubahan alam, cuaca, pergerakan air, juga kontur tanah, dengan karakter garis-garis lengkung yang berjalan paralel seirama yang memberikan ketenangan dan rasa aman.

Perpaduan subtema Terrain dengan permasalahan air di perkotaan yang menjadi pemikiran utama dalam perancangan diharapkan dapat memberi pengetahuan lebih dalam kepada masyarakat perkotaan yang telah mengesampingkan kepedulian terhadap lingkungan ditengah pola hidup modern. Penggunaan warna-warna alam seperti cokelat yang melambangkan tanah, biru yang melambangkan air, abu yang dilambangkan sebagai awan, dan hijau dari pohon bertujuan memberikan kesan tenang juga kembali pada alam. Perpaduan siluet bervolume juga flat dengan sentuhan modern dan reka bahan, dan setiap karya yang mengandung kisah di dalamnya diharapkan dapat memberi pengetahuan bagi masyarakat modern dengan sajian desain yang menarik.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan penjelasan latar belakang di atas, maka identifikasi masalah yang ditemukan, yaitu sebagai berikut:

1. Bagaimana menuangkan tema permasalahan air ke dalam koleksi busana semi couture.

2. Bagaimana menyampaikan cerita konsep visualisasi yang sesuai tema pada siluet busana semi couture.

3. Bagaimana menerapkan berbagai bentuk reka bahan pada koleksi busana.

1.3 Tujuan Perancangan

Tujuan dari perancangan busana koleksi “Waterlutions”, yaitu sebagai berikut: 1. Menghadirkan koleksi fashion dengan konten lingkungan hidup sebagai salah

satu sarana media komunikasi kepada masyarakat umum.

2. Menampilkan eksplorasi visual dari permasalahan air hingga pemulihan alam. 3. Menghadirkan varian busana bagi wanita kalangan menengah keatas, dengan


(6)

UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

1.4 Batasan Masalah

Berdasarkan tujuan perancangan di atas, maka batasan masalah yang ditemukan, yaitu sebagai berikut:

1. Karakter rancangan busana adalah warna-warna alam yang dipadukan dengan potongan busana yang dramatik, modern, dan feminim.

2. Material yang digunakan adalah material yang lembut, bervolume, ringan dan mengutamakan kenyamanan.

3. Target market yang dituju untuk kalangan menengah keatas berusia 20-35 tahun dengan karakter feminim, modern, dan elegan.

1.5 Metode Perancangan

Tahapan-tahapan dalam proses desain, produksi, dan pasca produksi:

Desain Produksi Pencarian material Memulai rancangan desain Membuat narasi konsep Pembuatan Moodboard Melakukan

riset kain dan manipulating fabric Mencari inspirasi desain Produksi pakaian (jahit) Pembuatan manipulating fabric Pemotongan kain Pembuatan pola


(7)

UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

Pasca Produksi

Gambar 1.1 Bagan Metode Perancangan

Sumber: Sanjaya, 2015

1.6 Sistematika Penulisan

Penulis laporan Tugas Akhir Mayor Fashion Desain ini terdiri dari sekumpulan bab yang menjelaskan secara rinci mengenai konsep, inspirasi hingga detail proses pelaksanaan pembuatan busana tugas akhir Mayor Fashion Desain yang terdiri dari: BAB I PENDAHULUAN, bab ini menjelaskan tentang pendahuluan yang berisi gambaran umum tugas akhir yang terdiri dari latar belakang, identifikasi masalah, batasan masalah, tujuan perancangan, metode perancangan, dan sistematika penulisan. BAB II LANDASAN TEORI, bab ini menjabarkan teori utama dan pendukung yang digunakan dalam keseluruhan proses.

BAB III OBJEK PERANCANGAN, bab ini menjelaskan tentang permasalahan air sebagai tema utama dan juga segmentasi pasar yang dituju.

BAB IV KONSEP PERANCANGAN, inspirasi perancang hingga penerapannya ke dalam koleksi. Bab ini juga menjelaskan uraian secara mendetil akan masing-masing busana.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN, pada bab ini memberikan kesimpulan dari hasil pembahasan dan proses pengerjaan serta saran yang dapat memperbaiki atau mengembangkan desain ini.

Fashion show Portofolio

Pemotretan Produk presentasi


(8)

UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Setelah melalui proses dalam koleksi yang berjudul “Waterlutions”, maka telah tercapai tujuan awal yaitu menghasilkan busana semi couture yang menggambarkan visualisasi permasalahan air secara modern dan elegan menggunakan teknik reka bahan dengan pembuatan tangan yang tidak mudah dalam proses pengerjaannya, yaitu kombinasi dari sulam benang, sablon dengan teknik reka bahan yang menggunakan mesin yaitu print (sublime). Penggunaan motif print (sublime) bertujuan menghasilkan sebuah karya yang dapat mempersatukan unsur modern dengan alam, maka dari itu penggunaan motif print (sublime) dipadupadankan dengan teknik reka bahan pembuatan tangan.

Kesan modern dari koleksi ini pun dapat terlihat melalui detail dari reka bahan koleksi ini bertujuan menghasilkan karya busana dengan inspirasi permasalahan air di perkotaan yang terasa kental dengan menggunakan teknik reka bahan yang cukup rumit untuk busana semi couture. Penggunaan material kain dengan tekstur yang lentur. Reka bahan yang ringan dan flowing guna memperjelas kesan busana yang modern, dramatik

dan feminim. Siluet busana dengan potongan “A”, dengan penerapan yang modern dan

masa kini.

Busana pada koleksi ini sesuai dengan karakter wanita yang elegan, feminim, menyukai busana yang berkarakter dan detail, ditujukan bagi wanita yang berani tampil beda dan modern. Target market yang dituju merupakan target market yang berusia 20-35 tahun. Koleksi ini dapat digunakan untuk menghadiri acara red carpet, fashion show, dan special occasion lainnya.


(9)

UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

5.2 Saran

Berdasarkan keseluruhan pembuatan koleksi “Waterlutions” maka terdapat berbagai saran yang dapat diberikan oleh perancang guna meningkatkan kualitas perancangan selanjutnya. Koleksi dengan judul “Waterlutions”, memerlukan pencarian data yang lebih mendalam sehingga tidak salah dalam menafsirkan tema dan konsep yang diambil ke dalam rancangan. Selain itu juga diperlukan pencarian data yang lebih untuk sebagai pertimbangan. Dalam keseluruhan proses perancangan yang telah dilakukan terdapat beberapa kendala, yaitu:

1. Ketika pembuatan reka bahan, berupa penyatuan beberapa motif sehingga dapat menghasilkan sebuah kesatuan motif yang menyatu dan original.

2. Kendala berupa teknis, kain yang digunakan dalam pembuatan reka bahan harus memiliki karakter yang pas, agar menghasilkan hasil yang baik.

3. Kendala teknis dalam pembuatan reka bahan sulam, yang cukup memakan waktu.

Kendala teknis dalam penerapan pola yang lebih baik dilihat dulu pada manekin agar dapat menghassilkan bentuk busana yang benar-benar dituju.

Selain itu terdapat saran berupa teknis, yaitu:

1. Pemilihan bahan untuk membuat sulam, sablon, dan print (sublime) lebih baik menggunakan bahan benang yang ringan untuk sulam untuk menghasilkan busana yang ringan dan tetap flowing. Juga material non cotton dan sutera untuk print (sublime).

2. Proses pembuatan pola lebih baik dirancang dikomputer sehingga dapat menghasilkan motif yang lebih presisi.

Pada proses jahitan, dibutuhkan kerapihan dan ketelitian, karena siluet busana dengan beberapa potongan yang menyatukan 2 bahan dengan sifat yang berbeda dapat

menghasilkan busana yang rapi, maka dalam proses penjahitan harus dilakukan dengan serapih mungkin, agar menghasilkan busana yang sesuai dengan harapan.


(10)

UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

DAFTAR PUSTAKA

BUKU

Barnard, Malcolm. 2009. Fashion Sebagai Komunikasi : Cara Mengkomunikasikan Identitas Sosial, Seksual, kelas, dan Gender. Yogyakarta: Jalansutra

Boedijono, Yogi S.Pd. 2013. Panduan Lengkap Menjahit. Jakarta: Kawan Pustaka.

Hopkins, John. 2012. Fashion Design: The Complete Guide. United Kingdom: AVA.

Poespo. Goet. 2009. A to Z Istilah Fashion. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka

Soekarno, 2012. Buku Penuntun Membuat Pola Busana Tingkat Dasar. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka


(11)

UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

SITUS WEBSITE

Admin. 2014. Recognize The Basic Color Theory To Know What Good Looks. https://www.tahupedia.com

diakses pada 17 Maret 2015 23.30 WIB

Permana, Dany.2013. Rel KA Jakarta-Bandung Tergantung Diterjang Longsor. https://tribunnews.com

diakses pada 10 April 2015 21.30 WIB

Waraditya, Dimas. 2014. KBB Berpotensi Alami Kekeringan. https://bandung.bisnis.com

diakses pada 10 April 2015 21.30 WIB

Irenepo. 2012. Minimalist https://www.indulgy.com

diakses pada 18 Maret 2015 18.00 WIB

Gravel, Jessian. 2015. Print in Fashion Editorial https://www.fashiongonerogue.com diakses pada 18 Maret 2015 18.00 WIB

Mimi. 2015. Banjir Jakarta Masih Tinggi. https://www.iberita.com


(1)

UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA 1.4 Batasan Masalah

Berdasarkan tujuan perancangan di atas, maka batasan masalah yang ditemukan, yaitu sebagai berikut:

1. Karakter rancangan busana adalah warna-warna alam yang dipadukan dengan potongan busana yang dramatik, modern, dan feminim.

2. Material yang digunakan adalah material yang lembut, bervolume, ringan dan mengutamakan kenyamanan.

3. Target market yang dituju untuk kalangan menengah keatas berusia 20-35 tahun dengan karakter feminim, modern, dan elegan.

1.5 Metode Perancangan

Tahapan-tahapan dalam proses desain, produksi, dan pasca produksi:

Desain

Produksi

Pencarian material Memulai

rancangan desain Membuat

narasi konsep Pembuatan

Moodboard Melakukan

riset kain dan manipulating

fabric Mencari

inspirasi desain

Produksi pakaian (jahit) Pembuatan

manipulating fabric Pemotongan kain


(2)

UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA Pasca Produksi

Gambar 1.1 Bagan Metode Perancangan Sumber: Sanjaya, 2015

1.6 Sistematika Penulisan

Penulis laporan Tugas Akhir Mayor Fashion Desain ini terdiri dari sekumpulan bab yang menjelaskan secara rinci mengenai konsep, inspirasi hingga detail proses pelaksanaan pembuatan busana tugas akhir Mayor Fashion Desain yang terdiri dari: BAB I PENDAHULUAN, bab ini menjelaskan tentang pendahuluan yang berisi gambaran umum tugas akhir yang terdiri dari latar belakang, identifikasi masalah, batasan masalah, tujuan perancangan, metode perancangan, dan sistematika penulisan. BAB II LANDASAN TEORI, bab ini menjabarkan teori utama dan pendukung yang digunakan dalam keseluruhan proses.

BAB III OBJEK PERANCANGAN, bab ini menjelaskan tentang permasalahan air sebagai tema utama dan juga segmentasi pasar yang dituju.

BAB IV KONSEP PERANCANGAN, inspirasi perancang hingga penerapannya ke dalam koleksi. Bab ini juga menjelaskan uraian secara mendetil akan masing-masing busana.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN, pada bab ini memberikan kesimpulan dari hasil pembahasan dan proses pengerjaan serta saran yang dapat memperbaiki atau mengembangkan desain ini.

Fashion show Portofolio

Pemotretan Produk presentasi


(3)

UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Setelah melalui proses dalam koleksi yang berjudul “Waterlutions”, maka telah tercapai tujuan awal yaitu menghasilkan busana semi couture yang menggambarkan visualisasi permasalahan air secara modern dan elegan menggunakan teknik reka bahan dengan pembuatan tangan yang tidak mudah dalam proses pengerjaannya, yaitu kombinasi dari sulam benang, sablon dengan teknik reka bahan yang menggunakan mesin yaitu print (sublime). Penggunaan motif print (sublime) bertujuan menghasilkan sebuah karya yang dapat mempersatukan unsur modern dengan alam, maka dari itu penggunaan motif print (sublime) dipadupadankan dengan teknik reka bahan pembuatan tangan.

Kesan modern dari koleksi ini pun dapat terlihat melalui detail dari reka bahan koleksi ini bertujuan menghasilkan karya busana dengan inspirasi permasalahan air di perkotaan yang terasa kental dengan menggunakan teknik reka bahan yang cukup rumit untuk busana semi couture. Penggunaan material kain dengan tekstur yang lentur. Reka bahan yang ringan dan flowing guna memperjelas kesan busana yang modern, dramatik

dan feminim. Siluet busana dengan potongan “A”, dengan penerapan yang modern dan

masa kini.

Busana pada koleksi ini sesuai dengan karakter wanita yang elegan, feminim, menyukai busana yang berkarakter dan detail, ditujukan bagi wanita yang berani tampil beda dan modern. Target market yang dituju merupakan target market yang berusia 20-35 tahun. Koleksi ini dapat digunakan untuk menghadiri acara red carpet, fashion show, dan special occasion lainnya.


(4)

UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA 5.2 Saran

Berdasarkan keseluruhan pembuatan koleksi “Waterlutions” maka terdapat berbagai saran yang dapat diberikan oleh perancang guna meningkatkan kualitas perancangan selanjutnya. Koleksi dengan judul “Waterlutions”, memerlukan pencarian data yang lebih mendalam sehingga tidak salah dalam menafsirkan tema dan konsep yang diambil ke dalam rancangan. Selain itu juga diperlukan pencarian data yang lebih untuk sebagai pertimbangan. Dalam keseluruhan proses perancangan yang telah dilakukan terdapat beberapa kendala, yaitu:

1. Ketika pembuatan reka bahan, berupa penyatuan beberapa motif sehingga dapat menghasilkan sebuah kesatuan motif yang menyatu dan original.

2. Kendala berupa teknis, kain yang digunakan dalam pembuatan reka bahan harus memiliki karakter yang pas, agar menghasilkan hasil yang baik.

3. Kendala teknis dalam pembuatan reka bahan sulam, yang cukup memakan waktu.

Kendala teknis dalam penerapan pola yang lebih baik dilihat dulu pada manekin agar dapat menghassilkan bentuk busana yang benar-benar dituju.

Selain itu terdapat saran berupa teknis, yaitu:

1. Pemilihan bahan untuk membuat sulam, sablon, dan print (sublime) lebih baik menggunakan bahan benang yang ringan untuk sulam untuk menghasilkan busana yang ringan dan tetap flowing. Juga material non cotton dan sutera untuk

print (sublime).

2. Proses pembuatan pola lebih baik dirancang dikomputer sehingga dapat menghasilkan motif yang lebih presisi.

Pada proses jahitan, dibutuhkan kerapihan dan ketelitian, karena siluet busana dengan beberapa potongan yang menyatukan 2 bahan dengan sifat yang berbeda dapat

menghasilkan busana yang rapi, maka dalam proses penjahitan harus dilakukan dengan serapih mungkin, agar menghasilkan busana yang sesuai dengan harapan.


(5)

UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA DAFTAR PUSTAKA

BUKU

Barnard, Malcolm. 2009. Fashion Sebagai Komunikasi : Cara Mengkomunikasikan

Identitas Sosial, Seksual, kelas, dan Gender. Yogyakarta: Jalansutra

Boedijono, Yogi S.Pd. 2013. Panduan Lengkap Menjahit. Jakarta: Kawan Pustaka.

Hopkins, John. 2012. Fashion Design: The Complete Guide. United Kingdom: AVA.

Poespo. Goet. 2009. A to Z Istilah Fashion. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka

Soekarno, 2012. Buku Penuntun Membuat Pola Busana Tingkat Dasar. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka


(6)

UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA SITUS WEBSITE

Admin. 2014. Recognize The Basic Color Theory To Know What Good Looks. https://www.tahupedia.com

diakses pada 17 Maret 2015 23.30 WIB

Permana, Dany.2013. Rel KA Jakarta-Bandung Tergantung Diterjang Longsor. https://tribunnews.com

diakses pada 10 April 2015 21.30 WIB

Waraditya, Dimas. 2014. KBB Berpotensi Alami Kekeringan. https://bandung.bisnis.com

diakses pada 10 April 2015 21.30 WIB

Irenepo. 2012. Minimalist https://www.indulgy.com

diakses pada 18 Maret 2015 18.00 WIB

Gravel, Jessian. 2015. Print in Fashion Editorial https://www.fashiongonerogue.com diakses pada 18 Maret 2015 18.00 WIB

Mimi. 2015. Banjir Jakarta Masih Tinggi. https://www.iberita.com