PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA POWERPOINT UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI PECAHAN DI KELAS VII SMP LAKSAMANA MARTADINATA MEDAN TAHUN AJARAN 2012/2013.

(1)

PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA POWERPOINT UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

PADA MATERI PECAHAN DI KELAS VII SMP LAKSAMANA MARTADINATA MEDAN T. A 2012/2013

Oleh:

MARNI TINAMBUNAN NIM. 408111075

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Matematika

JURUSAN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

MEDAN 2013


(2)

PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL DENGAN

MENGGUNAKAN MEDIA POWERPOINT UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI PECAHAN DI KELAS VII

SMP LAKSAMANA MARTADINATA MEDAN TAHUN AJARAN 2012 / 2013

Marni Tinambunan (NIM. 408111075)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah penerapan pendekatan konteksual dengan menggunakan media powerpoint dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada materi pecahan di kelas VII SMP Laksamana Martadinata Medan tahun ajaran 2012 / 2013.

Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (classroom action research). Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VII-8 SMP Laksamana Martadinata Medan yang berjumlah 56 orang dan objek penelitian ini adalah hasil belajar matematika siswa melalui penerapan pendekatan kontekstual dengan menggunakan media powerpoint. Instrumen penelitian yang digunakan adalah tes awal, tes hasil belajar dan observasi. Tes digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa sebelum dan setelah diterapkan pendekatan kontekstual menggunakan media powerpoint dan lembar observasi digunakan untuk melihat proses pembelajaran. Sedangkan analisis data yang dilakukan di dalam penelitian adalah reduksi data, paparan data dan penarikan kesimpulan.

Penelitian ini dibagi atas 2 siklus, masing-masing terdiri dari 2 pertemuan. Sebelum memberikan tindakan siswa diberikan tes awal dan setiap akhir dari siklus diberikan tes hasil belajar. Dari tes awal diperoleh rata – rata kelas 49,95 dan siswa yang tuntas hanya 24 orang (42,86%) sedangkan 32 orang siswa (57,14 %) lainnya tidak tuntas. Pada tes hasil belajar I dari 56 orang siswa sebanyak 34 siswa (60,71%) telah mencapai ketuntasan belajar dengan rata – rata kelas 58,68 sedangkan 22 siswa lainnya (39,29%) belum tuntas. Pada tes hasil belajar II, sebanyak 48 orang (85,71% ) telah mencapai ketuntasan belajar dengan rata – rata 76,43 dan 8 orang siswa lainnya (14,29%) tidak tuntas. Hasil observasi proses pembelajaran berlangsung dengan baik yaitu dari hasil observasi di siklus I mencapai 2,5 dengan kategori cukup dan mengalami peningkatan di siklus II menjadi 3,68 dengan kategori sangat baik. Karena ketuntasan belajar klasikal telah tercapai dan terjadi peningkatan nilai rata - rata dari siklus I ke siklus II maka dapat disimpulkan bahwa terjadi peningkatan hasil belajar sehingga pelaksanaan tindakan berhenti.

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan menerapkan pendekatan kontekstual dengan menggunakan media powerpoint dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada materi pecahan.


(3)

DAFTAR ISI

Halaman

Lembar Pengesahan i

Riwayat Hidup ii

Abstrak iii

Kata Pengantar iv

Daftar Isi vi

Daftar Gambar viii

Daftar Tabel ix

Daftar Lampiran x

BAB I PENDAHULUAN 1

1.1 Latar Belakang Masalah 1

1.2 Identifikasi Masalah 6

1.3 Pembatasan Masalah 7

1.4 Rumusan Masalah 7

1.5 Tujuan Penelitian 7

1.6 Manfaat Penelitian 7

BAB II TINJAUAN TEORITIS 8

2.1 Kerangka Teoritis 8

2.1.1 Pengertian Belajar dan Pembelajaran Matematika 8

2.1.2 Pengertian Hasil Belajar 9

2.1.3 Pendekatan Pembelajaran 10

2.1.4 Pendekatan Kontekstual 11

A. Komponen Pendekatan Kontekstual 13

B. Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Kontekstual 18

2.1.5 Media Pembelajaran 19

A. Pengertian Media Pembelajaran 19

B. Jenis Media Pembelajaran 20

C. Manfaat Media Pembelajaran 21

2.1.5.1 Komputer Sebagai Media Pembelajaran 22

2.1.6 Microsoft Powerpoint 23

2.1.7 Pendekatan Kontekstual Menggunakan Media Powerpoint 25

2.2 Materi Pelajaran 26

2.3 Model Pembelajaran Pendekatan Kontekstual dengan Menggunakan

Media Powerpoint pada Materi Pecahan 29

2.4 Kerangka Konseptual 32


(4)

BAB III METODE PENELITIAN 34

3.1 Jenis Penelitian 34

3.2 Lokasi Penelitian 34

3.3 Subjek dan Objek Penelitian 34

3.3.1 Subjek Penelitian 34

3.3.2 Objek Penelitian 34

3.4 Sumber Data 35

3.5 Prosedur Penelitian 35

3.6 Alat Pengumpul Data 38

3.7 Analisis Data 39

3.8 Kriteria Peningkatan Hasil Belajar 43

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN 44

4.1 Hasil Penelitian 44

4.1.1 Siklus I 44

4.1.1.1 Tahap Permasalahan 44

4.1.1.2 Perencanaan Tindakan I 48

4.1.1.3 Pelaksanaan Tindakan I 49

4.1.1.4 Observasi 52

4.1.1.5 Analisis Data I 54

4.1.1.6 Refleksi I 59

4.1.2 Siklus II 59

4.1.2.1 Tahap Permasalahan 59

4.1.2.2 Rencana Tindakan II 60

4.1.2.3 Pelaksanaan Tindakan II 61

4.1.2.4 Observasi II 64

4.1.2.5 Analisis Data II 64

4.1.2.6 Refleksi Siklus II 67

4.2 Pembahasan Hasil Penelitian 68

4.3 Diskusi Penelitian 70

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan 71

5.2. Saran 71


(5)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1. Tingkat Penguasaan Siswa 41

Tabel 4.1. Tingkat penguasaan siswa pada Tes Awal 44 Tabel 4.2. Tingkat ketuntasan hasil belajar siswa pada Tes Awal 45 Tabel 4.3. Data kesalahan siswa pada soal nomor 1 46 Tabel 4.4. Data kesalahan siswa pada soal nomor 2 47 Tabel 4.5. Data kesalahan siswa pada soal nomor 3 48 Tabel 4.6. Data kesalahan siswa pada soal nomor 4 49 Tabel 4.7. Hasil observasi kegiatan pembelajaran Siklus I 55 Tabel 4.8. Nilai minimun, nilai maksimum dan rata-rata siswa berdasarkan

nilai Tes Hasil Belajar I 56

Tabel 4.9. Tingkat penguasaan siswa pada Tes Hasil belajar I 57 Tabel 4.10. Tingkat ketuntasan siswa pada Tes Hasil Belajar I 57 Tabel 4.11. Data kesalahan siswa pada soal nomor 1 58 Tabel 4.12. Data kesalahan siswa pada soal nomor 4 59 Tabel 4.13. Data kesalahan siswa pada soal nomor 5 60 Tabel 4.14. Hasil observasi kegiatan pembelajaran siklus II 66 Tabel 4.15. Nilai minimun, nilai maksimum dan rata-rata siswa berdasarkan

nilai Tes Hasil Belajar II 68

Tabel 4.16. Tingkat penguasaan siswa pada Tes Hasil belajar II 68 Tabel 4.17. Tingkat ketuntasan siswa pada Tes Hasil Belajar II 68 Tabel 4.18. Deskripsi tingkat kemampuan siswa setiap siklus 71


(6)

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 1.1. Persentase Nilai Tes Hasil Belajar Siswa Kelas VII-8

pada Materi Pecahan 3 Gambar 2.1. Fungsi Media dalam Proses Pembelajaran Menurut Daryanto 19 Gambar 3.1. Tahapan Pelaksanaan Tindakan Kelas Berdasarkn Alurnya

Menurut Arikunto 36


(7)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman Lampiran 1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran I 75 Lampiran 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran II 83 Lampiran 3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran III 93 Lampiran 4. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran IV 102

Lampiran 5. Kisi-kisi Tes Awal 111

Lampiran 6. Tes Awal 112

Lampiran 7. Alternatif Penyelesaian Tes Awal 113

Lampiran 8. Lembar Validasi Tes Awal 115

Lampiran 9. Kisi-kisi Tes Hasil Belajar I 118

Lampiran 10. Tes Hasil Belajar I 119

Lampiran 11. Alternatif Penyelesaian Tes Hasil Belajar I 120 Lampiran 12. Lembar Validasi Tes Hasil Belajar I 123

Lampiran 13. Kisi-kisi Tes Hasil Belajar II 126

Lampiran 14. Tes Hasil Belajar II 127

Lampiran 15. Alternatif Penyelesaian Tes Hasil Belajar II 128 Lampiran 16. Lembar Validasi Tes Hasil Belajar II 131 Lampiran 17. Lembar Observasi Kegiatan Pembelajaran Siklus II 134 Lampiran 18. Daftar Nama Siswa Kelas VII-8 SMP Laksamana Martadinata

Medan Tahun Ajaran 2012/2013 150

Lampiran 19. Data Hasil Tes Awal 152

Lampiran 20. Data Hasil Tes Hasil Belajar I 155

Lampiran 21. Data Hasil Tes Hasil Belajar II 158


(8)

BAB I PENDAHULUAN

1. 1. Latar Belakang

Perkembangan di bidang ilmu pendidikan dan teknologi (IPTEK) yang semakin pesat akan mempengaruhi perkembangan dan kemajuan masyarakat di berbagai bidang. Untuk itu diperlukan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas yang mampu menopang perkembangan IPTEK tersebut. Lembaga pendidikan merupakan sarana yang sangat baik dalam pembinaan SDM. Oleh karena itu tidaklah mengherankan bila bidang pendidikan mendapat perhatian, penanganan dan prioritas yang baik dari pemerintah, masyarakat maupun para pengelola pendidikan.

Indonesia sebagai negara berkembang terus berupaya untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia melalui pendidikan nasional. Tujuan pendidikan nasional adalah menjamin mutu pendidikan nasional dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat, beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti luhur, berkepribadian mandiri, maju, tangguh, cerdas, kreatif, produktif, serta sehat jasmani dan rohani (PP No 19 Tahun 2005). Sesuai dengan tujuan pendidikan nasional tersebut dan selaras dengan tuntutan zaman maka peningkatan kualitas pendidikan merupakan konsekwensi yang harus diambil.

Matematika adalah salah satu pelajaran yang sangat penting untuk dipelajari oleh siswa dalam dunia pendidikan. Matematika diberikan pada setiap jenjang pendidikan untuk menyiapkan siswa dalam menghadapi perkembangan dunia yang semakin maju dan berkembang pesat. Cockrof (dalam Abdurrahman, 2003:253) mengemukakan bahwa:

“Matematika perlu diajarkan kepada siswa karena (1) selalu digunakan dalam segala segi kehidupan; (2) semua bidang studi memerlukan keterampilan matematika yang sesuai; (3) merupakan sarana komunikasi yang kuat, singkat, dan jelas; (4) dapat digunakan untuk menyajikan informasi dalam berbagai cara; (5) meningkatkan kemampuan berpikir


(9)

logis, ketelitian, dan kesadaran keruangan; dan (6) memberikan kepuasan terhadap usaha memecahkan masalah yang menantang”.

Berdasarkan kutipan di atas dapat disimpulkan bahwa selain mengembangkan kemampuan berpikir, bernalar, mengkomunikasikan gagasan, matematika juga dapat menjadi modal atau alat untuk mempelajari mata pelajaran lainnya, seperti fisika, kimia, biologi dan bahkan ilmu sosial. Penguasaan matematika akan memberikan dasar pengetahuan untuk bidang-bidang yang sangat penting, seperti penguasaan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK).

Oleh karena peranan matematika yang sangat besar, seharusnya matematika menjadi mata pelajaran yang menyenangkan dan menarik, sehingga dapat meningkatkan keinginan dan semangat siswa dalam mempelajarinya. Keinginan dan semangat yang meningkat ini akan dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa dan berbagai aspek yang perlu dikembangkan dalam proses pembelajaran matematika.

Akan tetapi, kenyataan yang sering ditemukan di lapangan adalah bahwa masih sering terjadi kritikan dan sorotan tentang rendahnya mutu pendidikan oleh masyarakat yang ditujukan kepada lembaga pendidikan maupun para pengajar pendidikan terutama para guru matematika. Baik itu yang dilakukan secara terang-terangan melalui media cetak maupun media elektronik. Terutama terhadap pelajaran matematika, pada kenyataan sampai saat ini masih rendah apabila dibandingkan dengan negara-negara berkembang lainnya. Hal ini dapat kita lihat dalam laporan Badan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk bidang pendidikan, United Nation Educational, Scientific, and Cultural Organization (UNESCO), yang dirilis pada Kamis (29/11/10) (dalam http://opinibebas.epajak.org/blog) menunjukkan bahwa : “Peringkat Indonesia dalam bidang matematika turun dari 58 menjadi 62 dari 130 negara di dunia”. Hampir setiap tahun matematika dianggap sebagai batu sandungan bagi kelulusan sebagian besar siswa.

Permasalahan yang umum dihadapi guru di sekolah adalah siswa tidak tertarik mempelajari matematika. Hal ini terjadi karena dalam pelaksanaan pembelajaran matematika, masih konvensional yaitu berpusat pada guru.


(10)

Pembelajaran konvensional dengan suasana kelas cenderung teacher-centered sehingga siswa menjadi pasif. Meskipun demikian guru lebih suka menerapkan model tersebut, sebab tidak memerlukan alat dan bahan praktek. Penyampaian materi yang dilakukan guru cenderung monoton, tanpa variasi yang membuat anak didik jenuh dan bosan serta siswa menganggap matematika pelajaran yang menakutkan.

Mempelajari matematika tidak terlepas dengan bilangan. Salah satu dari klasifikasi bilangan adalah bilangan pecahan. Bilangan ini sudah diajarkan sejak SD. Namun siswa kesulitan dalam memahami konsep pada pecahan, hal ini didukung hasil penelitian The National Assesment of Education Progress tahun 2009 yang menunjukkan bahwa siswa mengalami kesukaran pada konsep bilangan pecahan. Misalnya pada anak usia 13-17 tahun berhasil menjumlahkan bilangan pecahan dengan penyebut sama, tetapi hanya 1/3 anak usia 13 tahun dan 2/3 anak usia 17 tahun dapat menjumlahkan

2 1 3 1

+ dengan benar.

Salah satu kelemahan siswa dalam mempelajari pecahan adalah ketidakmampuan dalam mengoperasikan pecahan, misalnya pada pelajaran penjumlahan dan pengurangan pecahan yang penyebutnya tidak sama. Dengan demikian siswa akan mengalami kesulitan dalam menyelesaikan soal-soal pada pokok bahasan lain yang dikaitkan dengan topik tersebut.

Kesulitan siswa dalam melakukan operasi hitung pecahan juga terjadi di SMP Laksamana Martadinata Medan, seperti yang dinyatakan oleh Ibu Hafrida sebagai guru matematika kelas VII (hasil wawancara 22 Februari 2012) menyatakan:

“Nilai rata-rata siswa pada materi pecahan adalah 60 dan yang mengalami ketuntasan belajar hanya 60%. Siswa sering melakukan kesalahan dalam mengoperasikan pecahan. Dalam melakukan operasi penjumlahan dan

pengurangan pecahan seringkali mengerjakannya dengan cara

menambah/mengurang pembilang dengan pembilang dan penyebut dengan penyebut.”


(11)

Hal ini juga di pada hari Senin, 9 Jul berikut:

Gambar 1.1 Persent Dari gambar t (22%) yang memperol memperoleh nilai di bahwa, penguasaan si

Dari hasil tes di siswa dalam menyeles

Siswa tidak mema Siswa tidak dapat juga sebaliknya (54,63% Siswa tidak mema Siswa kesulitan pengurangan peca Siswa kesulitan da pecahan (56,32%) Siswa kurang telit Materi pecah dibandingkan dengan dalam menyajikan ma menarik minat siswa t Persentas

a diperkuat dari hasil tes diagnostik yang dil uli 2012 di kelas VII.8, dan hasilnya dapat diliha

sentase nilai tes hasil belajar kelas VII-8 pada m tersebut dapat dilihat bahwa dari 56 siswa te peroleh nilai di atas KKM dan sebanyak 44 sis

bawah KKM. Sehingga dari data tersebut dapa n siswa terhadap materi pecahan masih sangat re

es diagnostik tersebut, ada beberapa masalah ya lesaikan soal pecahan yaitu:

mahami konsep bilangan pecahan (45,21%) pat mengubah pecahan campuran menjadi pecaha

(54,63%)

mahami konsep pecahan senilai (43,65%) n dalam menyelesaikan operasi hitung pe

cahan (80,28%)

n dalam menyelesaikan operasi hitung perkalian 56,32%)

liti sehingga salah dalam melakukan perhitunga ahan secara teoritis merupakan topik ya an materi bilangan bulat. Selain materinya materi guru jarang menggunakan media-media

a terhadap pembelajaran matematika. 0-54 66% 55-64 12% 65-79 18% 80-89 4% 90-100 0%

tase Nilai Tes Hasil Belajar Siswa Kelas VII-8 pad Materi Pecahan

dilakukan peneliti dilihat pada gambar

materi pecahan terdapat 12 siswa siswa (78%) yang dapat disimpulkan t rendah.

h yang dialami oleh

cahan biasa begitu

penjumlahan dan

ian dan pembagian

ungan (40,88%) yang lebih sulit ya memang sulit, dia lain yang dapat 8 pada


(12)

Jika masalah ini dibiarkan terus menerus, maka akan sangat memprihatinkan. Oleh karena itu perlu dilakukan upaya peningkatan mutu pendidikan. Guru sebagai seorang sosok yang memberikan kontribusi yang penting dalam dunia pendidikan menjadi salah satu faktor pendukung keberhasilan pengajaran dan pencapaian ketuntasan belajar siswa, khususya dalam bidang studi matematika. Guru dituntut untuk kreatif dan inovatif dalam menciptakan situasi pembelajaran yang menyenangkan, dengan menggunakan pendekatan, metode, media pembelajaran yang konkrit dan menarik, serta mudah dipahami siswa sehingga dapat membangkitkan minat belajar yang berdampak pada hasil belajar siswa.

Kemampuan guru dalam menyajikan materi semenarik mungkin adalah salah satu usaha guru agar tidak bosan dengan cara pengajaran yang setiap hari diterimanya. Oleh karena itu perlu diciptakan suatu kondisi pembelajaran yang dapat mengarahkan matematika dengan hal yang menyenangkan.

Salah satu pembelajaran yang sesuai digunakan adalah pendekatan kontekstual yang bertujuan membuat proses pembelajaran menjadi efisien, efektif dan menyenangkan. Seperti yang diungkapkan Herry (dalam http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/01/29/pembelajaran-kontekstual/) bahwa:

Pendekatan kontekstual dalam pembelajaran matematika, berusaha untuk membuat skenario pembelajaran yang dimulai dari konteks nyata siswa. Materi pelajaran akan tambah berarti jika siswa mempelajari materi pelajaran yang disajikan melalui konteks kehidupan mereka, dan menemukan arti di dalam proses pembelajarannya sehingga pembelajarannya akan menjadi lebih berarti dan menyenangkan. Hal ini tentu saja akan meningkatkan hasil belajar siswa.

Di dalam kegiatan belajar mengajar, seorang guru perlu mengusahakan perbaikan pembelajaran sebagai suatu strategi untuk mengembangkan bagaimana materi itu dapat dikemas menjadi pelajaran yang menarik dan mudah dimengerti oleh siswa, sehingga timbul ketertarikan siswa untuk belajar matematika. Guru dapat menggunakan media dalam pembelajaran seperti media yang dikemas dalam software Microsoft Powerpoint. Media Powerpoint sangat cocok digunakan di SMP Laksamana Martadinata Medan karena ada sarana yang mendukung


(13)

penggunaan media Powerpoint di sekolah tersebut. Pembelajaran yang menarik dan mengikut sertakan siswa aktif akan mempermudah siswa dalam pemahaman konsep.

Sejumlah penelitian membuktikan bahwa penggunaan media Powerpoint dalam pembelajaran menunjang efektifitas dan efisiensi yang berimplikasi pada hasil belajar siswa. Penelitian tersebut antara lain yang dilakukan oleh Mitfah, hasil penelitiannya antara lain menyebutkan bahwa “Hasil belajar siswa yang diajar dengan menggunakan media Powerpoint lebih baik dari hasil belajar siswa yang diajar tanpa menggunakan media Powerpoint”. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian Rida Putri yang menyatakan bahwa “Media Powerpoint dalam pembelajaran matematika dapat meningkatkan efektifitas belajar siswa karena dapat membantu visualisasi bangun-bangun geometri”.

Dengan melihat latar belakang masalah tersebut peneliti terdorong untuk meneliti masalah tersebut dengan mengambil judul “Penerapan Pendekatan Kontekstual dengan Menggunakan Media Powerpoint untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Materi Pecahan di Kelas VII SMP Laksamana Martadinata Medan Tahun Ajaran 2012/2013”.

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Rendahnya hasil belajar matematika siswa

2. Siswa tidak tertarik dalam pembelajaran matematika karena dianggap membosankan

3. Proses belajar mengajar sangat tergantung pada guru

4. Metode mengajar yang digunakan guru masih konvensional

5. Pendekatan kontekstual masih jarang digunakan di sekolah tersebut.

6. Kurangnya pemanfaatan alat peraga/ media dalam proses pembelajaran matematika


(14)

1.3. Pembatasan masalah

Melihat luasnya cakupan masalah-masalah yang teridentifikasi dibandingkan waktu dan kemampuan yang dimiliki peneliti, maka peneliti merasa perlu memberikan batasan terhadap masalah yang akan dikaji agar analisis hasil penelitian ini dapat dilakukan dengan lebih mendalam dan terarah. Masalah yang akan dikaji dalam penelitian ini terbatas yaitu: Penerapan Pendekatan Kontekstual dengan Menggunakan Media Powerpoint Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Materi Pecahan di Kelas VII SMP Laksamana Martadinata Medan Tahun Ajaran 2012/ 2013.

1.4. Rumusan Masalah

Dari batasan masalah yang telah dikemukakan di atas, maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah penerapan pendekatan kontekstual dengan menggunakan media powerpoint dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada materi pecahan di kelas VII SMP Laksamana Martadinata Medan?

1.5. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah penerapan pendekatan kontekstual dengan menggunakan media powerpoint dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada materi pecahan.

1. 6. Manfaat Penelitian

1. Bagi siswa, melalui penerapan pendekatan kontekstual dengan menggunakan media powerpoint diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa

2. Bagi guru matematika, hasil penelitian dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam memilih pendekatan dan media pembelajaran yang tepat 3. Masukan dan pengalaman bagi peneliti sendiri, sebagai calon guru dimasa

yang akan datang


(15)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan hasil observasi dapat diambil kesimpulan bahwa pembelajaran dengan menerapkan pendekatan kontekstual dengan menggunakan media powerpoint dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada materi pecahan di SMP Laksamana Martadinata Medan Tahun Ajaran 2012/ 2013. Hal ini dapat dilihat dari siklus I ke siklus II terjadi peningkatan persentase ketuntasan belajar siswa sebesar 25%, peningkatan nilai rata-rata siswa sebesar 17,75 dan peningkatan rata-rata hasil lembar observasi kegiatan pembelajaran sebesar 1,18. Pada siklus II telah tercapai tingkat ketuntasan belajar sehingga penelitian berhenti sampai siklus II.

5.2.Saran

Berdasarkan kesimpulan diatas, ada beberapa saran yang perlu disampaikan yaitu:

1. Dengan melihat peningkatan hasil belajar siswa setelah menerapkan pendekatan kontekstual dengan menggunakan media powerpoint, maka guru dapat mencoba menerapkan pendekatan kontekstual dengan menggunakan media powerpoint untuk meningkatkan hasil belajar matematika siswa

2. Bagi guru-guru atau calon guru yang akan menggunakan pendekatan kontekstual dengan menggunakan media powerpoint sebaiknya memperhatikan alokasi waktu yang ada agar materi pelajaran dapat disampaikan seluruhnya dengan baik tanpa mengganggu materi pelajaran selanjutnya

3. Kepada pengelola pendidikan matematika disarankan untuk memberikan kesempatan dan peluang kepada guru untuk melakukan perubahan dalam usaha meningkatkan hasil belajar matematika siswa


(16)

4. Disarankan agar guru selalu menggunakan media dalam pembelajaran untuk mengurangi rasa bosan siswa serta mampu meningkatkan minat dan mempermudah dalam pemahaman konsep

5. Kepada peneliti selanjutnya diharapkan lebih optimal dalam pembuatan media powerpoint sehingga tampilannya lebih menarik dan mudah dipahami penjelasan materinya.


(1)

Hal ini juga di pada hari Senin, 9 Jul berikut:

Gambar 1.1 Persent Dari gambar t (22%) yang memperol memperoleh nilai di bahwa, penguasaan si

Dari hasil tes di siswa dalam menyeles

Siswa tidak mema Siswa tidak dapat juga sebaliknya (54,63% Siswa tidak mema Siswa kesulitan pengurangan peca Siswa kesulitan da pecahan (56,32%) Siswa kurang telit Materi pecah dibandingkan dengan dalam menyajikan ma menarik minat siswa t Persentas

a diperkuat dari hasil tes diagnostik yang dil uli 2012 di kelas VII.8, dan hasilnya dapat diliha

sentase nilai tes hasil belajar kelas VII-8 pada m tersebut dapat dilihat bahwa dari 56 siswa te peroleh nilai di atas KKM dan sebanyak 44 sis

bawah KKM. Sehingga dari data tersebut dapa n siswa terhadap materi pecahan masih sangat re

es diagnostik tersebut, ada beberapa masalah ya lesaikan soal pecahan yaitu:

mahami konsep bilangan pecahan (45,21%) pat mengubah pecahan campuran menjadi pecaha

(54,63%)

mahami konsep pecahan senilai (43,65%) n dalam menyelesaikan operasi hitung pe

cahan (80,28%)

n dalam menyelesaikan operasi hitung perkalian 56,32%)

liti sehingga salah dalam melakukan perhitunga ahan secara teoritis merupakan topik ya an materi bilangan bulat. Selain materinya materi guru jarang menggunakan media-media

a terhadap pembelajaran matematika. 0-54 66% 55-64 12% 65-79 18% 80-89 4% 90-100 0%

tase Nilai Tes Hasil Belajar Siswa Kelas VII-8 pad Materi Pecahan

dilakukan peneliti dilihat pada gambar

materi pecahan terdapat 12 siswa siswa (78%) yang dapat disimpulkan t rendah.

h yang dialami oleh

cahan biasa begitu

penjumlahan dan

ian dan pembagian

ungan (40,88%) yang lebih sulit ya memang sulit, dia lain yang dapat 8 pada


(2)

Jika masalah ini dibiarkan terus menerus, maka akan sangat memprihatinkan. Oleh karena itu perlu dilakukan upaya peningkatan mutu pendidikan. Guru sebagai seorang sosok yang memberikan kontribusi yang penting dalam dunia pendidikan menjadi salah satu faktor pendukung keberhasilan pengajaran dan pencapaian ketuntasan belajar siswa, khususya dalam bidang studi matematika. Guru dituntut untuk kreatif dan inovatif dalam menciptakan situasi pembelajaran yang menyenangkan, dengan menggunakan pendekatan, metode, media pembelajaran yang konkrit dan menarik, serta mudah dipahami siswa sehingga dapat membangkitkan minat belajar yang berdampak pada hasil belajar siswa.

Kemampuan guru dalam menyajikan materi semenarik mungkin adalah salah satu usaha guru agar tidak bosan dengan cara pengajaran yang setiap hari diterimanya. Oleh karena itu perlu diciptakan suatu kondisi pembelajaran yang dapat mengarahkan matematika dengan hal yang menyenangkan.

Salah satu pembelajaran yang sesuai digunakan adalah pendekatan kontekstual yang bertujuan membuat proses pembelajaran menjadi efisien, efektif dan menyenangkan. Seperti yang diungkapkan Herry (dalam http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/01/29/pembelajaran-kontekstual/) bahwa:

Pendekatan kontekstual dalam pembelajaran matematika, berusaha untuk membuat skenario pembelajaran yang dimulai dari konteks nyata siswa. Materi pelajaran akan tambah berarti jika siswa mempelajari materi pelajaran yang disajikan melalui konteks kehidupan mereka, dan menemukan arti di dalam proses pembelajarannya sehingga pembelajarannya akan menjadi lebih berarti dan menyenangkan. Hal ini tentu saja akan meningkatkan hasil belajar siswa.

Di dalam kegiatan belajar mengajar, seorang guru perlu mengusahakan perbaikan pembelajaran sebagai suatu strategi untuk mengembangkan bagaimana materi itu dapat dikemas menjadi pelajaran yang menarik dan mudah dimengerti oleh siswa, sehingga timbul ketertarikan siswa untuk belajar matematika. Guru dapat menggunakan media dalam pembelajaran seperti media yang dikemas dalam software Microsoft Powerpoint. Media Powerpoint sangat cocok digunakan di SMP Laksamana Martadinata Medan karena ada sarana yang mendukung


(3)

penggunaan media Powerpoint di sekolah tersebut. Pembelajaran yang menarik dan mengikut sertakan siswa aktif akan mempermudah siswa dalam pemahaman konsep.

Sejumlah penelitian membuktikan bahwa penggunaan media Powerpoint dalam pembelajaran menunjang efektifitas dan efisiensi yang berimplikasi pada hasil belajar siswa. Penelitian tersebut antara lain yang dilakukan oleh Mitfah, hasil penelitiannya antara lain menyebutkan bahwa “Hasil belajar siswa yang diajar dengan menggunakan media Powerpoint lebih baik dari hasil belajar siswa yang diajar tanpa menggunakan media Powerpoint”. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian Rida Putri yang menyatakan bahwa “Media Powerpoint dalam pembelajaran matematika dapat meningkatkan efektifitas belajar siswa karena dapat membantu visualisasi bangun-bangun geometri”.

Dengan melihat latar belakang masalah tersebut peneliti terdorong untuk meneliti masalah tersebut dengan mengambil judul “Penerapan Pendekatan Kontekstual dengan Menggunakan Media Powerpoint untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Materi Pecahan di Kelas VII SMP Laksamana

Martadinata Medan Tahun Ajaran 2012/2013”.

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Rendahnya hasil belajar matematika siswa

2. Siswa tidak tertarik dalam pembelajaran matematika karena dianggap membosankan

3. Proses belajar mengajar sangat tergantung pada guru

4. Metode mengajar yang digunakan guru masih konvensional

5. Pendekatan kontekstual masih jarang digunakan di sekolah tersebut.

6. Kurangnya pemanfaatan alat peraga/ media dalam proses pembelajaran matematika


(4)

1.3. Pembatasan masalah

Melihat luasnya cakupan masalah-masalah yang teridentifikasi dibandingkan waktu dan kemampuan yang dimiliki peneliti, maka peneliti merasa perlu memberikan batasan terhadap masalah yang akan dikaji agar analisis hasil penelitian ini dapat dilakukan dengan lebih mendalam dan terarah. Masalah yang akan dikaji dalam penelitian ini terbatas yaitu: Penerapan Pendekatan Kontekstual dengan Menggunakan Media Powerpoint Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Materi Pecahan di Kelas VII SMP Laksamana Martadinata Medan Tahun Ajaran 2012/ 2013.

1.4. Rumusan Masalah

Dari batasan masalah yang telah dikemukakan di atas, maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah penerapan pendekatan kontekstual dengan menggunakan media powerpoint dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada materi pecahan di kelas VII SMP Laksamana Martadinata Medan?

1.5. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah penerapan pendekatan kontekstual dengan menggunakan media powerpoint dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada materi pecahan.

1. 6. Manfaat Penelitian

1. Bagi siswa, melalui penerapan pendekatan kontekstual dengan menggunakan media powerpoint diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa

2. Bagi guru matematika, hasil penelitian dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam memilih pendekatan dan media pembelajaran yang tepat 3. Masukan dan pengalaman bagi peneliti sendiri, sebagai calon guru dimasa

yang akan datang


(5)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan hasil observasi dapat diambil kesimpulan bahwa pembelajaran dengan menerapkan pendekatan kontekstual dengan menggunakan media powerpoint dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada materi pecahan di SMP Laksamana Martadinata Medan Tahun Ajaran 2012/ 2013. Hal ini dapat dilihat dari siklus I ke siklus II terjadi peningkatan persentase ketuntasan belajar siswa sebesar 25%, peningkatan nilai rata-rata siswa sebesar 17,75 dan peningkatan rata-rata hasil lembar observasi kegiatan pembelajaran sebesar 1,18. Pada siklus II telah tercapai tingkat ketuntasan belajar sehingga penelitian berhenti sampai siklus II.

5.2.Saran

Berdasarkan kesimpulan diatas, ada beberapa saran yang perlu disampaikan yaitu:

1. Dengan melihat peningkatan hasil belajar siswa setelah menerapkan pendekatan kontekstual dengan menggunakan media powerpoint, maka guru dapat mencoba menerapkan pendekatan kontekstual dengan menggunakan media powerpoint untuk meningkatkan hasil belajar matematika siswa

2. Bagi guru-guru atau calon guru yang akan menggunakan pendekatan kontekstual dengan menggunakan media powerpoint sebaiknya memperhatikan alokasi waktu yang ada agar materi pelajaran dapat disampaikan seluruhnya dengan baik tanpa mengganggu materi pelajaran selanjutnya

3. Kepada pengelola pendidikan matematika disarankan untuk memberikan kesempatan dan peluang kepada guru untuk melakukan perubahan dalam usaha meningkatkan hasil belajar matematika siswa


(6)

4. Disarankan agar guru selalu menggunakan media dalam pembelajaran untuk mengurangi rasa bosan siswa serta mampu meningkatkan minat dan mempermudah dalam pemahaman konsep

5. Kepada peneliti selanjutnya diharapkan lebih optimal dalam pembuatan media powerpoint sehingga tampilannya lebih menarik dan mudah dipahami penjelasan materinya.


Dokumen yang terkait

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN SAVI PADA MATERI PECAHAN KELAS IV SD NEGERI BANYUBANG LAMONGAN

0 6 21

ENERAPAN PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL PADA POKOK BAHASAN ARITMATIKA SOSIAL UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VII A SEMESTER GASAL SMP NEGERI 2 WULUHAN JEMBER TAHUN AJARAN 2011/2012

0 7 19

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR RENANG GAYA DADA MELALUI PENDEKATAN DIAGNOSTIK KESULITAN BELAJAR PADA SISWA KELAS VII SMP ADVENT BANDAR LAMPUNG TAHUN AJARAN 2012/2013

2 8 83

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR PADA SISWA KELAS VIII DI SMP TAMAN SISWA GEDONGTATAAN TAHUN PELAJARAN 2012/2013

0 8 51

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR RENANG GAYA DADA MELALUI PENDEKATAN DIAGNOSTIK KESULITAN BELAJAR PADA SISWA KELAS VII SMP ADVENT BANDAR LAMPUNG TAHUN AJARAN 2012/2013

0 8 83

PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL MELALUI MEDIA GRAFIS UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PADA PEMBELAJARAN TEMATIK SISWA KELAS IV B SD NEGERI 1 NUNGGALREJO TAHUN PELAJARAN 2013/2014

2 4 71

PENERAPAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL (CTL) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII.B SMP PGRI PEKANBARU

0 1 7

PENERAPAN PENDEKATAN SCIENTIFIC MENGGUNAKAN MEDIA POWER POINT UNTUK HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS XI

0 1 7

PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA PADA SISWA KELAS IV SD N 3 GLAGAH KUDUS TAHUN 20132014

0 0 21

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TALKING STICK UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI PECAHAN KELAS IV SEMESTER 2 SDN 1 BULUNGCANGKRING

0 0 23