PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TRAINING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK LISTRIK DINAMIS KELAS X SMESTER II SMA MUHAMMADIYAH 8 KISARAN T.P. 2012/2013.

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TRAINING
TERHADAPHASILBELAJAR SISWA PADA MATERI POKOKLISTRIK
DINAMIS KELAS XSEMESTER IISMA MUHAMMADIYAH 8
KISARANT.P 2012/2013

Oleh :
Irwansyah
NIM 081244210016
Program StudiPendidikanFisika

SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan

JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
2013

RIWAYAT HIDUP

Irwansyah dilahirkan di Sonomartani, Desa Sonomartani kec. Kualuh
Hulu, kab. Labuhan Batu Utara, pada tanggal 26 Juni 1989. Ibu Robiyah dan ayah
bernama Jumirin dan merupakan anak ke dua dari lima bersaudara. Pada tahun
1996, penulis masuk SD Negeri No. 114346 Kualuh Hulu, dan lulus pada tahun
2002. Pada tahun 2002, penulis melanjut sekolah di SMP Negeri 2 Kualuh Hulu,
dan lulus pada tahun 2005. Pada tahun 2005, penulis melanjutkan sekolah di SMA
swasta Muhammadiyah 8 Kisaran, dan lulus pada tahun 2008. Pada tahun 2008,
penulis diterima di Program Studi Pendidikan Fisika Jurusan Fisika Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan.

KATA PENGANTAR

Puji Syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala
rahmat dan karunia-Nya sehingga penelitian ini dapat diselesaikan dengan baik
sesuai dengan waktu yang direncanakan. Skripsi ini berjudul “Pengaruh Model
Pembelajaran Inquiry Training Terhadap Hasil Belajar Siswa pada Materi Pokok
Listrik Dinamis di Kelas X Semester II SMA Muhammadiyah 8 Kisaran T.P
2012/2013”. Diajukan untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Fisika,
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam UNIMED.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak

Drs. Jonny H.Panggabean,M.Si selaku dosen pembimbing skripsi yang telah
banyak memberikan bimbingan dan saran kepada penulis sejak awal sampai
selesainya penyusunan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada
ibuDr. Sondang R. Manurung, M.pd, Bapak Purwanto, S.Si, M.pd dan Bapak Drs.
Japiten Banjarnahor, M.pd sebagai penguji 1, 2, dan 3 yang telah memberikan
masukan dan saran-saran mulai perencanaan penelitian sampai selesainya
penyusunan skripsi ini. Kepada ibuDra. Ratna Tanjung M.Pd selaku dosen
pembimbing akademik yang selama ini telah memberikan bimbingan, saran serta
dukungan moril dimulai dari diterimanya penulis di Jurusan Fisika ini. Ucapan
terima kasih juga penulis sampaikan kepada bapak Drs. Mohammad Thohir, S.Pd,
sebagai Kepala Sekolah SMA Muhammadiyah 8 Kisaran yang telah memberikan
izin penelitian di sekolah yang dipimpin dan bapak Muhammad Ridwan S.pd
sebagai guru mata pelajaran fisika SMA Muhammadiyah 8 Kisaran yang telah
membantu penulis dalam melakukan penelitian.
Teristimewa penulis ucapkan terimakasih kepada Ayahanda tercinta
Jumirin, Ibunda tercinta Rubiyah dan bibi Rohayati serta abangda ( Sarmanto) dan
adik-adikku tersayang (Andi Awan, Nanang Mustafa dan Aji Santoso) yang terus
memberikan nasehat, motivasi dan doa serta kasih sayang yang tak pernah henti
kepada penulis dalam menyelesaikan studi di UNIMED hingga selesainya skripsi
ini.


Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada AdindaMuhafizah S.pd
tersayang beserta keluarga yang selama ini senantiasa mendoakan, memotivasi,
mendukung dan membantu penulis dari awal pembuatan proposal ini hingga
penyelesaian skripsi ini.
Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan untuk sahabat-sahabatku:
Dewi Pertiwi, Thiarma, Irwanto, Juniati Malau, Ratna, Taufik Suhada Rahman
dan seluruh teman-teman Fisika Dik A 2008, serta teman-teman anggota UKMI
Arrahman unimed yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu.
Seperti kata pepatah “Tiada Gading Yang Tak Retak”.

Penulis juga

menyadari bahwa masih banyak kekurangan, baik dari segi isi maupun tata
bahasa. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun dari pembaca demi kesempurnaan skripsi ini. Kiranya isi skripsi ini
mampu bermanfaat dalam memperkaya khasana ilmu pendidikan.

Medan, Agustus 2013
Penulis,


Irwansyah
NIM. 081244210016

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TRAINING
TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK
LISTRIK DINAMISKELAS XSEMESTER II DI SMAMUHAMMADIYAH
8 KISARANT.P 2012/2013
IRWANSYAH (081244210016)
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1). Adanya pengaruh model
pembelajaran inquiry trainingterhadap hasil belajar siswa pada materi pokok
listrik dinamis di kelas X SMA Muhammadiyah 8 Kisaran. 2).
Bagaimanahasilbelajarfisikasiswadi kelaseksperimendenganmenggunakan model
pembelajaraninquiry
trainingpadamaterilistrikdinamis.
3).
Bagaimanahasilbelajarsiswa
di
kelaskontroldenganmenggunakan

model
pembelajaranlangsungpadamaterilistrikdinamis.
3).
Bagaimanaaktivitasbelajarsiswayang mengikuti model pembelajaraninquiry
trainingpadamaterilistrikdinamiskelas X semester 2 SMA Muhammadiyah 8
Kisarantahunpembelajaran 2012/2013.
Jenis penelitian ini adalah kuasi eksperimendengandesainpenelitiantwo
grouppre-test post-test design.Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa
kelas Kelas X SMA Muhammadiyah 8 Kisaran yang terdiri dari 6 kelas. Sampel
penelitian diambil 2 kelas yang ditentukan dengan teknik cluster random
sampling, yaitu Kelas X4 sebagai kelas eksperimendan kelas X6 sebagai kelas
kontrol yang masing-masing kelas terdiri dari 33 siswa. Instrumen yang
digunakan dalam penelitian ini, yaitu tes hasil belajar dalam bentuk pilihan
berganda dengan 5 pilihan jawaban sebanyak 15 soal yang telah dinyatakan valid
oleh tiga validator dan lembar aktivitas belajar siswa. Hipotesis yang digunakan
adalah uji t satu pihak.
Hasil penelitian diperoleh nilai rata-rata pre-test kelas eksperimen 43,23
dengan standar deviasi 12,71 dan nilai rata-rata pre-test kelas kontrol 42,83
dengan standar deviasi 11,79dimana rata-rata pre-test dari kedua kelas sampel
sama (homogen). Setelah pembelajaran selesai diberipost-test dengan nilai ratarata kelas eksperimen 76,97 dengan standar deviasi 10,62 dan nilai rata-rata kelas

kontrol 65,25 dengan standar deviasi 9,09, sehingga dapat dihitung persentase
peningkatan hasil belajar mencapai 15,23% dan dengan taraf keseluruhan aktivitas
belajar siswa adalah 77,92% termasuk kategori aktif. Hasil uji t dengan taraf
signifikan α = 0,05 diperoleh thitumg = 4,84 dan ttabel = 1,67. Sehingga thitumg> ttabel
(4,84> 1,67) maka maka Ho di tolak dan Ha di terima, dengan
demikiankesimpulan bahwa ada pengaruh model pembelajaran inquiry training
yang signifikan terhadap hasil belajar siswa pada materi pokok listrik dinamis
kelas X SMA Muhammadiyah 8 Kisaran T.P 2012/2013.Artinya model
pembelajaran inquiry training Lebih baik dari model pembelajaran Langsung.

DAFTAR ISI

Lembar Pengesahan
Riwayathidup
Abstrak
Kata Pengantar
Daftar Isi
Daftar Gambar
Daftar Tabel
Daftar Lampiran

BAB I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
1.2. Identifikasi Masalah
1.3. Batasan Masalah
1.4. Rumusan Masalah
1.5. Tujuan Penelitian
1.6. Manfaat Penelitian

Halaman
i
ii
iii
iv
vi
viii
ix
x
1
1
6

6
6
7
7

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
8
2.1.Kerangka Teoritis
8
2.1.1.Pengertian Belajar
8
2.1.2. Pengertian Aktivitas Belajar
9
2.1.3. Pengertian Hasil Belajar
9
2.1.4. Model Pembelajaran Inquiry
10
2.1.5. Model Pembelajaran Inquiry Training
12
2.1.6. Keunggulan dan Kelemahan Model Pembelajaran Inquiry Training16

2.1.7. Model Pembelajaran Langsung (Direct Instruction)
17
2.1.8. KelebihandanKelemahan Model pembelajaranLangsung
18
2.1.9. MetodePembelajaran
20
2.1.10. Materi Pelajaran
23
2.2. Kerangka Konseptual
42
2.3. Hipotesis Penelitian
43
BAB III. METODE PENELITIAN
3.1. Tempat dan Waktu Penelitian
3.2. Populasi dan Sampel
3.3. Variabel Penelitian
3.4. Jenis dan Desain Penelitian
3.5. Prosedur Penelitian
3.6. Instrumen Penelitian
3.6.1. Tes hasil belajar

3.6.2. Validitas Tes
3.6.3. Observasi
3.7. Teknik Analisis Data

44
44
44
44
45
45
48
48
49
49
51

3.7.1. Menentukan Mean danSimpangan Baku
3.7.2.UjiNormalitas
3.7.3. Uji Homogenitas
3.7.4. PengujianHipotesis

3.7.4.1. UjiKesamaan Rata-rata Postes(uji t satupihak)

51
52
52
53
53

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Pengolahan Dan Analisis Data
4.1.1. Deskripsi Data
4.1.2. Nilai Rata-rata dan Simpangan Baku
4.1.3. Uji Normalitas data
4.1.4. Uji Homogenitas Data
4.1.5. Pengujian Hipotesis Penelitian
4.1.6. Observasi

55
55
55
56
56
56
58
59

4.2. Pembahasan Hasil Penelitian

59

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
5.2. Saran-saran

65
65
66

DAFTAR PUSTAKA

67

DAFTAR TABEL

Table 2.1. Fase-fase model pembelajaran inquiry training
Tabel 2.2. Fase-fase model pembelajaran langsung
Tabel 2.3. Nilaihambatanjenisbeberapabahan
Tabel 3.1.Tabel desain penelitian
Tabel 3.2. Kisi-kisatesmateripokoklistrikdinamis
Tabel 3.3.Pedoman observasi aktivitas siswa
Tabel 3.4.Kategori penilaian
Tabel 3.5. Kriteriapenilaianhasilbelajar
Tabel 3.6. Kriteria peningkatan hasil belajar54
Tabel 4.1. Data Nilai Pretes Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Tabel 4.2. Data Nilai Postes Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

Halaman
15
17
28
45
48
50
50
51
55
55

Tabel 4.3 Nilai Rata-rata dan Simpangan Baku
Tabel 4.4 Uji Normalitas Data Kedua Kelompok Sampel
Tabel 4.5 Uji Homogenitas Data Kedua Kelompok Sampel

56
56
56

Tabel 4.6. Ringkasan Perhitungan Uji t
Tabel 4.7. Nilai pre-test, nilai post-test dan nilai aktivitas kelas eksperimen

59
60

DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Arahaliranaruslistrikberlawanandenganarahaliranaruselektron
24
Gambar 2.2 Beda potensialantaratitik A dan B

25

Gambar 2.3 Hubunganantaraaruslistrikdanpotensiallistrik

25

Gambar 2.4Susunanseriduabuah resistor dansusunanpengganti
dariduabuah resistor

29

Gambar 2.5 Susunan parallel duabuah resistor dansusunanpengganti
dariduabuah resistor

31

Gambar 2.6 Rangkaiansederhanaduabuah resistor dansumbertegangan

33

Gambar 2.7Rangkaian bercabang

33

Gambar 2.8Rangkaianlistrikdengankuatarustetap

34

Gambar 2.9 Araharussearaharah loop, araharusberlawananarag loop,
danε2bertanda negative dan ε1bertandapositif

35

Gambar 2.10 Pengukurankuatarusdenganamperemeter

36

Gambar 2.11 Skemarangkaiansederhanadengansumberarus dc
danrangkaiansebenarnya

36

Gambar 2.12 Rangkaianmenggunakanamperemeter

37

Gambar 2.13 Pengukurantegangandengan voltmeter

37

Gambar 2.14 Muatanlistrikmengalirdaripotensialrendahkepotensialtinggi

38

Gambar 2.15 DayapadabateraiVadalahVI, dandayadisipasipada
resistor R adalahI2R

40

Gambar 3.1 Skema pelaksanaan Penelitian di lapangan

47

Gambar 4.1. Grafik Data Pretes Eksperimen
Gambar 4.2. Grafik Data Pretes Kontrol
Gambar 4.3. Grafik Data Postes Eksperimen
Gambar 4.4. Grafik Data Postes Kontrol

57
57
58
58

DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

Halaman
68

Lampiran 2. Lembar Kerja Siswa I
Lampiran3. Kisi-kisites
Lampiran 4. InstrumenPenelitian
Lampiran 5. Kunci Jawaban Tes Hasil Belajar Siswa
Lampiran 6. Validitas Perangkat Instrumen Oleh Validator
Lampiran 7. Tabulasi Hasil Pre-test Kelas Eksperimen

109
115
124
129
130
133

Lampiran 8. Tabulasi Hasil Pre-test Kelas Kontrol
Lampiran 9. Tabulasi Hasil Post-test Kelas Eksperimen
Lampiran 10. Tabulasi Hasil Post-test Kelas Kontrol
Lampiran 11. Data pretesdanposteskelaseksperimen
Lampiran 12. Data pretesdanposteskelas control
Lampiran 13.Perhitungan rata-rata ,variansdanstandardeviasi
Lampiran 14. Prosedur Perhitungan Uji Normalitaspretes
Lampiran 15. Prosedur Perhitungan Uji Normalitaspostes
Lampiran 16. Prosedur Perhitungan Uji Homogenitas
Lampiran 17Prosedur Pengujian Hipotesis
Lampiran 18. Pedoman Penilaian Observasi Aktivitas Belajar Siswa
Lampiran 19. Lembar Aktivitas Belajar Siswa
Lampiran 20.Tabulasi Distribusi Data Observasi Aktivitas Proses
Belajar Siswa
Lampiran 21. Lembar Observasi Aktivitas Siswa
Lampiran 22. Angket Siswa

135
137
139
141
142
143
146
148
149
152
154
155

Lampiran 23. Angket Guru
Lampiran 24. Daftar Nilai Kritis Untuk Uji Lilliefors
Lampiran 25. Tabel Uji Homogenitas
Lampiran 26. Daftar Nilai Persentil Untuk Distribusi F
Lampiran 27. Daftar Nilai Persentil Untuk Distribusi t
Lampiran 28. Dokumentasi Penelitian

156
162
164
166
168
169
170
172
173

BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Proses kegiatan pembelajaran di sekolah merupakan kegiatan yang sangat
penting dalam meningkatkan mutu pendidikan. Proses pembelajaran merupakan
proses yang mengandung serangkaian perbuatan guru dan siswa atas dasar
hubungan timbal balik. Interaksi atau hubungan timbal balik dalam peristiwa
pembelajaran tidak sekedar hubungan antara guru dengan siswa saja, tetapi berupa
interaksi edukatif dikarenakan kegiatan pembelajaran yang dilakukan diarahkan
untuk mencapai tujuan tertentu yang telah dirumuskan sebelum pengajaran
dilakukan.
Masalah yang dihadapi dunia pendidikan adalah masalah lemahnya proses
pembelajaran. Dalam proses pembelajaran, anak kurang didorong untuk
mengembangkan kemampuan berfikir. Proses pembelajaran di dalam kelas
diarahkan kepada kemampuan anak untuk menghafal informasi. Otak anak
dipaksa untuk mengingat dan menimbun berbagai informasi tanpa dituntut untuk
memahami informasi yang diingatnya tersebut untuk menghubungkannya dengan
kehidupan sehari-hari. Akibatnya ketika anak didik lulus dari sekolah mereka
pintar secara teoritik tetapi mereka miskin secara aplikasi (Sanjaya 2008).
Fisika adalah ilmu yang mempelajari tentang alam semesta, fenomena
alam dan mekanisme yang terjadi di dalamnya. Lebih sederhananya dapat
dikatakan bahwa fisika erat kaitannya dengan kehidupan sehari-hari. Apa yang
dialami, apa yang dilakukan, kenapa hal itu terjadi, dan mengapa demikian.
Banyak peserta didik keliru dalam memahami ilmu fisika dimana peserta didik
sering beranggapan bahwa fisika hanya penuh dengan rumus-rumus, dalil-dalil
yang membuat pusing. Bahkan guru-guru yang bukan berlatar belakang fisika
juga sering menggambarkan fisika adalah pelajaran yang paling sulit dan
membosankan. Hadi Susanto, pakar ilmu fisika dari Universitas Semarang
(Kompas, 23 Agustus 2006), mengatakan.

1

2

“Fisika berhubungan dengan pengamatan, pemahaman, dan peramalan
fenomena alam, termasuk sifat-sifat sistem buatan manusia. Dalam
pengajaran fisika saat ini tampak sekali dilewatinya proses penemuan
rumus. Buku pelajaran fisika saat ini tak ubahnya ringkasan pelajaran
yang tak merinci sebuah proses. Padahal, proses ini nantinya yang
seharusnya menjadi butir penting agar siswa nantinya memiliki
mekanisme pemecahan masalah atau solusi yang cerdas dalam berbagai
bidang kehidupan”.
(Kompas, 23 agustus 2006)
Fisika dan sains secara umum terbentuk dari proses penyelidikan secara
sistematis dan terus menerus terhadap suatu gejala alam sehingga menghasilkan
produk tertentu. Maka dari itu, sudah selayaknya pembelajaran fisika dikelas
diselenggarakan sesuai esensi sains itu sendiri, yaitu mampu mengembangkan
produk, proses, serta sikap siswa secara seimbang. Bukan hanya itu, pembelajaran
sains harusnya merupakan suatu proses aktif.
Fisika merupakan suatu cabang dari Ilmu Pengetahuan Alam. Ilmu
Pengetahuan Alam (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu tentang fenomena
alam secara sistematis sehingga IPA diharapkan dapat menjadi wahana bagi
peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta prospek
pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya di dalam kehidupan sehari-hari.
Proses pembelajaran menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk
mengembangkan kompetensi agar peserta didik menjelajahi dan memahami alam
sekitar secara ilmiah. Pendidikan IPA diarahkan untuk mencari tahu dan berbuat
sehingga dapat membantu peserta didik untuk memperoleh pemahaman yang
lebih mendalam tentang alam sekitar. Departemen Pendidikan Nasional (2008)
menyatakan bahwa pebelajaran fisika dilaksanakan secara inkuiri ilmiah untuk
menumbuhkan kemampuan berfikir, bekerja dan bersikap ilmiah serta
berkomunikasi sebagai salah satu aspek penting kecakapan hidup.
Ternyata pembelajaran fisika di SMA Muhammadiyah 8 Kisaran masih
banyak kekurangan. Pernyataan tersebut terbukti dari hasil studi pendahuluan di
SMA Muhammadiyah 8 Kisaran dengan instrumen angket dan wawancara dapat
diperoleh sejumlah data. Dari hasil angket yang disebarkan kepada 33 siswa kelas
X4 diperoleh data bahwa 29 orang mengatakan fisika itu sulit dan kurang menarik,

3

8 orang mengatakan bahwa pelajaran fisika itu biasa saja. Sedangkan 6 orang
mengatakan fisika itu mudah dan menyenangkan. Alasan siswa mengatakan
bahwa fisika itu sulit dan kurang menarik karena menurut siswa fisika itu tidak
terlepas dari rumus-rumus yang harus dihafal. Hal tersebut berhubungan dengan
aktivitas pembelajaran yang sering dilakukan guru di kelas yaitu hanya membahas
soal-soal fisika.
Melalui instrumen angket , diketahui bahwa terdapat perbedaan individu
siswa dalam mengalami peristiwa belajar. Keadaan ini menuntut peserta didik
dipenuhi kebutuhan belajarnya sesuai karakteristik masing-masing. Sekitar 19
orang siswa menginginkan belajar dengan praktek dan demonstrasi, 3 orang
dengan mengerjakan soal-soal, dan 11 orang mengatakan bahwa belajar fisika itu
sambil bermain.
Dari hasil wawancara dengan salah satu guru fisika di SMA
Muhammadiyah 8 Kisaran mengatakan bahwa minat siswa belajar fisika kurang
akibatnya nilai ujian fisika tergolong rendah. Model pembelajaran yang diketahui
oleh guru tersebut sudah cukup bervariasi seperti, Problem Based Intruction,
Cooperative Learning, dan Contextual Teaching And Learning, namun model
pembelajaran tersebut jarang diterapkan dalam kelas dan metode yang lebih sering
dilakukan yaitu ceramah. Ketuntasan Kompetensi Minimal (KKM) di sekolah
tersebut untuk mata pelajaran fisika adalah 70. Namun kenyataannya nilai ratarata pelajaran fisika siswa masih rendah, yaitu rata-rata 60 pada Tahun
Pembelajaran 2010/2011 dan pada Tahun Pembelajaran 2011/2012 rata-rata 65.
Sehingga guru harus mengadakan ujian remedial untuk menaikkan nilai rata-rata
siswa agar dapat mencapai KKM.
(Irwansyah, studi pendahuluan 2012)
Berdasarkan pemaparan masalah di atas, salah satu cara yang dapat
dilakukan untuk memperbaiki proses pembelajaran di kelas X 4 ini adalah dengan
menerapkan model pembelajaran inquiry training. Alasan ini didasarkan pada
latar belakang masalah yang telah dikemukakan sebelumnya yaitu proses
pembelajaran yang memfokuskan pada rumus-rumus sehingga kegiatan berfikir

4

tidak dioptimalkan. Akibatnya, pengetahuan yang terbentuk tidak bertahan lama
yang berdampak pada hasil belajar siswa yang rendah.
Dengan menerapkan model pembelajaran inquiry training, semoga
permasalahan tersebut dapat teratasi. Hal ini didasarkan karena model
pembelajaran inquiry training ini diarahkan untuk mengajarkan siswa suatu
proses dalam rangka mengkaji dan menjelaskan suatu fenomena khusus. Menurut
Joyce (2009), model pembelajaran inquiry training dirancang untuk membawa
siswa secara langsung ke dalam proses ilmiah melalui latihan-latihan yang dapat
memadatkan proses ilmiah tersebut ke dalam periode waktu yang singkat.
Tujuannya

adalah

membantu

siswa

mengembangkan

disiplin

dan

mengembangkan keterampilan intelektual yang diperlukan untuk mengajukan
pertanyaan dan menemukan jawabannya berdasarkan rasa ingin tahunya.
Melalui model pembelajaran ini siswa diharapkan aktif mengajukan
pertanyaan mengapa sesuatu terjadi kemudian mencari dan mengumpulkan serta
memproses data secara logis untuk selanjutnya mengembangkan strategi
intelektual yang dapat digunakan untuk dapat menemukan jawaban atas
pertanyaan mengapa sesuatu terjadi. Model pembelajaran

inquiry training

dimulai dengan menyajikan peristiwa yang mengandung teka-teki kepada siswa.
Siswa-siswa yang menghadapi situasi tersebut akan termotivasi menemukan
jawaban masalah-masalah yang masih menjadi teka-teki tersebut. Guru dapat
menggunakan kesempatan ini untuk mengajarkan prosedur pengkajian sesuai
dengan langkah-langkah model pembelajaran inquiry training.
Peneliti sebelumnya (Novita, 2011) dengan judul “Pengaruh Model
Pembelajaran Inquiry Training Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Pokok
Usaha dan Energi Kelas VIII Semester I SMP Negeri 6 Medan T.P 2010/2011”,
diperoleh nilai rata-rata pretes 44,5 dan setelah diberi perlakuan yaitu Model
Pembelajaran inquiry training maka hasil belajar siswa meningkat dengan nilai
rata-rata 71,3. Dari hasil penelitian tersebut terdapat peningkatan hasil belajar
dengan penerapan model pembelajaran inquiry training. Adapun kelemahan
dalam penelitian ini adalah waktu yang diberikan pada siswa untuk memecahkan
masalah kadang–kadang melebihi batas waktu yang telah disediakan, sehingga

5

waktu untuk melakukan kegiatan berikutnya kurang maksimal. Maka untuk
mengatasi kendala tersebut pada penelitian ini diberitahukan terlebih dahulu
kepada siswa batas waktu untuk melakukan suatu kegiatan dan menginformasikan
kepada siswa langkah–langkah diskusi yang akan dikerjakan. Kemudian peneliti
juga terlebih dahulu memberikan cara pemecahan masalah.
(Novita, 2011)
Dari hasil penelitian Jeliana (2011) diperoleh nilai rata-rata pretes 25,7
setelah diberi perlakuan yaitu dengan model pembelajaran inquiry training maka
hasil belajar siswa meningkat dengan nilai rata-rata 72,3, dengan judul “Pengaruh
Model Pembelajaran Inquiry Training Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi
Pokok Gerak Lurus kelas X Semester I di SMA Negeri 1 Percut Sei Tuan T.P.
2011/2012” . Selain ada peningkatan ada kelemahan dalam penelitian ini adalah
kurang mampu mengontrol kelas saat melaksanakan diskusi kelompok sehingga
kondisi kelas menjadi tidak kondusif. Peneliti juga mengalami kesulitan ketika
membimbing siswa untuk melakukan percobaan sendiri dan mencari fakta yang
relevan karena siswa kurang terbiasa melakukan percobaan secara mandiri.
Sehingga untuk mengatasi itu, dalam penelitian ini peneliti menambah
beberapa fasilitator untuk membantu siswa agar pembelajaran lebih terarah dan
efektif. Dengan adanya fasilitator yang mengecek dan mengarahkan siswa dalam
percobaan akan membuat siswa lebih percaya diri.
(Jeliana, 2011)
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, peneliti akan melakukan
penelitian dengan judul “Pengaruh Model Pembelajaran Inquiry Training
Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Pokok Listrik Dinamis Kelas X
semester 2 SMA Muhammadiyah 8 Kisaran T.P 2012/2013”.

6

1.2. Identifikasi Masalah
Dari hasil investigasi awal sesuai latar belakang di atas, masalah-masalah
yang dapat diidentifikasi adalah :
1. Perbedaan individu siswa dalam mengalami peristiwa belajar.
2. Hasil belajar siswa pada mata pelajaran fisika masih rendah.
3. Minat belajar fisika siswa yang masih kurang.
4. Penggunaan model pembelajaran yang kurang bervariasi.
1.3. Batasan Masalah
Untuk menghindari penafsiran yang berbeda-beda dalam penelitian ini dan
mengingat keterbatasan kemampuan, materi dan waktu yang tersedia, maka yang
menjadi batasan masalah dalam penelitian ini yakni:
1. Menerapkan model pembelajaran inquiry training di kelas eksperimen dan
model pembelajaran langsung di kelas kontrol.
2. Materi pelajaran yang diajarkan adalah Listrik Dinamis.
3. Hasil belajar yang akan diteliti hanya pada aspek kognitif yang disertai
pengamatan aktivitas.

1.4. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah
1. Bagaimana hasil belajar fisika siswa di kelas eksperimen dengan
menggunakan model pembelajaran inquiry training pada materi listrik
dinamis kelas X semester 2 tahun pembelajaran 2012/2013?
2. Bagaimana hasil belajar fisika siswa di kelas kontrol dengan
menggunakan model pembelajaran langsung pada materi listrik dinamis
kelas X semester 2 tahun pembelajaran 2012/2013?
3. Bagaimana pengaruh model pembelajaran inquiry training terhadap hasil
belajar siswa pada materi listrik dinamis kelas X semester 2 SMA
Muhammadiyah 8 Kisaran tahun pembelajaran 2012/2013?
4. Bagaimana aktivitas belajar siswa yang mengikuti model pembelajaran
inquiry training pada materi listrik dinamis kelas X semester 2 SMA
Muhammadiyah 8 Kisaran tahun pembelajaran 2012/2013?

7

1.5. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui hasil belajar fisika siswa di kelas eksperimen yang
menerima perlakuan dengan model pembelajaran inquiry training pada
materi listrik dinamis kelas X semester 2 tahun pembelajaran 2012/2013.
2. Untuk mengetahui hasil belajar fisika siswa di kelas kontrol dengan
menggunakan model pembelajaran langsung pada materi listrik dinamis
kelas X semester 2 tahun pembelajaran 2012/2013.
3. Untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran inquiry training terhadap
hasil belajar siswa pada materi listrik dinamis kelas X semester 2 SMA
Muhammadiyah 8 Kisaran tahun pembelajaran 2012/2013.
4. Untuk mengetahui aktivitas belajar siswa kelas X selama pelaksanaan
dengan model pembelajaran inquiry training pada materi listrik dinamis
kelas X semester 2 SMA Muhammadiyah 8 Kisaran tahun pembelajaran
2012/2013.

1.6. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dimanfaatkan sebagai berikut:
1. Bagi peneliti, dapat lebih memperdalam pengetahuan mengenai model
pembelajaran inquiry training untuk dapat diterapkan dimasa yang akan
datang.
2. Bagi kepala sekolah, sebagai sumbangan pemikiran di sekolah guna
kemajuan

pembelajaran pada umumnya dan pembelajaran fisika pada

khususnya.
3. Bagi guru, Sebagai bahan pertimbangan untuk mempertimbangkan
penggunaan model pembelajaran inquiry training dalam proses belajar
mengajar.
4. Bagi siswa, dapat meningkatkan hasil belajar, keaktifan dan kerja sama
dengan teman yang lain.
5. Sebagai bahan perbandingan untuk peneliti selanjutnya.

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Setelah dilakukan tabulasi, perhitungan dan pengujian hipotesis diperoleh
beberapa kesimpulan antara lain :
1. Hasil belajar fisika siswa kelas X semester II SMA Muhammadiyah 8 Kisaran T.P
2012/2013 dengan menggunakan model pembelajaran inquiry training pada
materi listrik dinamis adalah = 76,97 (diatas KKM yang telah ditetapkan sekolah).
2. Hasil belajar fisika siswa kelas X semester II SMA Muhammadiyah 8 Kisaran T.P
2012/2013 dengan menggunakan model pembelajaran langsung pada materi
listrik dinamis adalah = 65,25 (masih di bawah KKM yang ditetapkan sekolah).
3. Terdapat perbedaan antara hasil belajar fisika siswa akibat pengaruh
menggunakan model pembelajaran inquiry training dengan hasil belajar fisika
siswa dengan menggunakan model pembelajaran langsung pada materi listrik
dinamis di kelas X SMA Muhammadiyah 8 Kisaran T.P 2012/2013, dengan thitung
= 4,84 > ttabel = 1,67. Dengan persentase peningkatan hasil belajar mencapai
15,23%.
4. Aktivitas belajar siswa selama menggunakan model pembelajaran inquiry training
mengalami peningkatan, pada pertemuan I 15,76, pada pertemuan II 16,42 dan
pada pertemuan III 16,42, dengan rata-rata nilai aktivitas keseluruhan 77,92
(kategori Aktif).

5.2. Saran
Berdasarkan hasil dan kesimpulan dalam penelitian ini, maka peneliti mempunyai
beberapa saran :
1. Kepada peneliti selanjutnya hendaknya membuat perencanaan yang lebih baik
pada pengorganisasian kelompok, sebaiknya jumlah siswa dalam setiap kelompok
cukup 2-3 orang saja, serta melakukan pembagian kelompok dengan kombinasi
kemampuan siswa yang bervariasi.
2. Kepada peneliti selanjutnya yang ingin meneliti permasalahan yang sama
disarankan untuk memperhatikan kemampuan awal siswa dan mempersiapkan
permasalahan yang menggugah rasa ingin tahu siswa sehingga siswa termotivasi
untuk menemukan jawaban dari permasalahan.
3. Bagi peneliti selanjutnya disarankan agar lebih menguasai dalam mengelola
tahap-tahap / sintaks dari model pembelajaran inquiry training, karena sebagian
tahap dapat menyita waktu yang lebih banyak dari yang ditargetkan.
4. Bagi peneliti selanjutnya yang ingin melakukan penelitian dengan menggunakan
model pembelajaran inquiry training disarankan agar memilih kelas yang sudah
terbiasa dalam membentuk dan bekerja kelompok karena dalam pembelajaran
inquiry training ini dituntut keaktifan dan kerjasama siswa baik secara individu
maupun dalam kelompok.

DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S., (2006), Prosedur Penelitian, Jakarta: Rineka Cipta
Astra, I. M, Hilman, S. (2006). FISIKA untuk SMA dan MA Kelas X. Jakarta: Piranti
Djamarah dan Zain, (2006), Strategi Belajar Mengajar, Jakarta: Rineka Cipta
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan, (2010),
Buku Pedoman Penulisan Proposal dan Skripsi Mahasiswa Program Studi
Pendidikan FMIPA UNIMED, Medan, FMIPA UNIMED.
Gulo, W., (2002), Strategi Belajar Mengajar, Jakarta: Grasindo
Hadi Susanto, Universitas Semarang, Kompas, 23 Agustus 2006. www.gurumuda.com.
Di akses pada Januari 2013
Jeliana, (2011), Pengaruh Model Pembelajaran Inquiry Training Terhadap Hasil Belajar
Siswa Pada Materi Pokok Gerak Lurus Kelas X Semester 1 di SMA Negeri 1 Percut
Sei Tuan T.P 2010/2011, Skripsi, FMIPA, Unimed, Medan
Kanginan, M., (2006). Fisika Untuk SMA Kelas X Semester 2. Jakarta: Erlangga
Joyce,B., Weil,M., & Calhoun, E. (2009), Model-Model Pembelajaran, Edisi Delapan,
Yogyakarta: Pustaka Belajar
M, Sardiman., (2008), Interaksi Dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Grafindo
Persada
Mulyana,A., (2013), Pengertian Pendekatan, Metode, Teknik, Model, dan Strategi
Pembelajaran:
dapat
diakses
pada
http://jaririndu.blogspot.com/2012/09/pengertian-pendekatan-metode-teknik.html,
diakses pada april 2013.
Novita, (2011), Pengaruh Model Pembelajaran Inquiry Training Terhadap Hasil Belajar
Siswa Pada Materi Pokok Usaha dan Energi Kelas VIII Semester 1 SMP Negeri 6
Medan T.P 2010/2011, Skripsi, FMIPA, Unimed, Medan
Sagala, S., (2005), Konsep Dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta
Sanjaya, W., (2005), Pembelajaran Dalam Implementasi Kurikulum Berbasis
Kompetensi. Jakarta: Prenada Media
Slameto., (2003), Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka
Cipta
Sudjana., 2005, Evaluasi Statistika. Bandung: Tarsito
Trianto., (2009), Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, Jakarta: Kencana
Prenada Media Group
Usman, U., (2004), Menjadi Guru Profesional, Bandung: Remaja Rosdakarya
Zaelani, A., dkk., (2009), 1700 Bank Soal bimbingan pemantapan Fisika untuk SMA/MA.
Bandung: Yrama Widya