ANALISIS KETERPADUAN ANGKUTAN UMUM TERHADAP KARAKTERISTIK DAN PERKEMBANGANNYA Analisis Keterpaduan Angkutan Umum Terhadap Karakteristik Dan Perkembangannya Di Kota Surakarta Tahun 2011 - 2013.
ANALISIS KETERPADUAN ANGKUTAN UMUM TERHADAP
KARAKTERISTIK DAN PERKEMBANGANNYA
DI KOTA SURAKARTA TAHUN 2011 - 2013
NASKAH PUBLIKASI
Oleh:
ADITYA SITA CAHYA DEWA
NIM. E100090034
FAKULTAS GEOGRAFI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2014
HALAMAN PENGESAHAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH
ANALISIS KETERPADUAN ANGKUTAN UMUM TERHADAP
KARAKTERISTIK DAN PERKEMBANGANNYA DI KOTA
SURAKARTA TAHUN 2011 – 2013
Aditya Sita Cahya Dewa
E100090034
Telah disetujui dan disahkan pada :
Hari
: ...................
Tanggal : ...................
Pembimbing I : Dra. Hj. Umrotun, M.Si
(..............................)
Pembimbing II : Drs. H. Dahroni, M.Si
(................................)
Surakarta, 4 Juli 2014
Sekretaris Fakultas
(Drs. Yuli Priyana, M.Si)
Drs.
ANALISIS KETERPADUAN ANGKUTAN UMUM TERHADAP
KARAKTERISTIK DAN PERKEMBANGANNYA
DI KOTA SURAKARTA TAHUN 2011 - 2013
ABSTRAK
Permasalahan mengenai keterpaduan moda angkutan umum perkotaan dapat
dicerminkan dari karakteristik moda angkutan umum dan perkembangan sarana
prasarana transaportasi yang ada. Penelitian yang berjudul “Analisis Keterpaduan
Angkutan Umum Terhadap Karakteristik Dan Perkembangannya Di Kota
Surakarta Tahun 2011 – 2013” yang bertujuan untuk menganalisis tingkat
keterpaduan dari masing – masing moda angkutan umum di daerah penelitian di
Kota Surakarta serta untuk mengetahui karakteristik dan perkembangan moda
nagkutan umum di Kota Surakarta.
Penelitian ini menggunakan metode survai dengan penentuan daerah
penelitian menggunakan metode purpose. Sedangkan untuk menentukan jumlah
responden digunakan metode incidental sampling atau sampling kebetulan. Jenis
data yang dikumpulkan adalah data primer dan sekunder. Data primer yang
dikumpulkan meliputi umur penumpang, pekerjaan penumpang, kepemilikan
kendaraan, frekuensi perjalanan rata – rata, moda transportasi yang digunakan,
daerah asal penumpang, jumlah pergantian modaangkutan umum, dan kesulitan
yang dialami penumpang yang disajikan dalam bentuk tabel frekuensi. Sedangkan
data sekunder meliputi data statistik Kota Surakarta, PDRB (Produk Domestik
Regional Bruto), RUTRK Surakarta, data kondisi jalan, peta jaringan jalan, serta
jadwal keberangkatan kereta api di Solo Balapan.
Dari hasil data diketahui bahwa penumpang sebagian besar berumur antara
17 – 50 tahun baik untuk kereta api maupun bis. Bila dilihat dari mata
pencahariannya, sebagian besar penumpang moda angkutan umum di daerah
penelitian merupakan pelajar/mahasiswa, pegawai/swasta. Tingkat kepemilikan
kendaraan pribadi bagi penumpang moda angkutan umum di Kota Surakarta yang
mempunyai kendaraan pribadi sebesar 34% dan yang tidak mempunyai kendaraan
pribadi sebesar 66%. Dengan demikian moda angkutan umum khususnya bis
menjadi pilihan utama terutama bagi penumpang kalangan menengah kebawah.
Hal ini disebabkan tarif untuk angkutan umum khususnya bis lebih murah
daripada angkutan umum lainnya. Kesulitan yang dialami oleh para penumpang
moda angkutan umum di Terminal Tirtonadi 55,55% dan di Stasiun Balapan
sebesar 60% menunjukkan untuk kesulitan menunggu terlalu lama. Sedangkan di
Tempat Hentian Bis Jebres kesulitan yang dialami penumpang paling besar adalah
mendapatkan kendaraan sebesar 40%, sedangkan di Tempat Hentian Bis Kerten
menunjukkan kesulitan seringnya berganti moda sebesar 50%. Untuk keterpaduan
moda angkutan umum di Kota Surakarta dapat dilihat dari karakteristik moda
angkutan umum, perkembangan moda angkutan umum, dan kesulitan yang
dialami oleh para penumpang yang ada di daerah penelitian.
Kata kunci:keterpaduan, karakteristik, dan perkembangan moda transportasi
THE ANALYSIS OF THE INTEGRITY PUBLIC TRANSPORTATION
TOWARD CHARACTERISTIC AND ITS DEVELOPMENT IN
SURAKARTA CITY 2011-2013
The problems about the integrity of public transportation in the city can be
seen from the characteristics of public transportation and the development of the
recent means of transportation. Research about analysis of integrity public
transportation toward characteristic and its development in Surakarta City 20112013 has a purpose to analyze the degree of integrity from its public transportation
in the research area in Surakarta City and to know the characteristic and the
development of public transportation in Surakarta City.
This research uses survey method with the determination of research area
using purpose method. Therefore to determine total respondent using incidental
sampling method or true sampling. Kinds of data collected including primary and
secondary data. Primary data including, passengers, passengers job belonged
transportation, frequency travel rate, passengers origin, total public transportation
used and the problems which the passenger faced are presented in the form of
frequency table whereas the secondary data including statistic data of Surakarta
City, PDRB (Product Domestic Regional Bruto), RUPTK Surakarta, rood
condition data, rood map net, and schedule of train departure in Solo Balapan.
From the result of data it is known that most of the passengers are 17-60
years old for train or bus. If it is seen from the occupancy most of the public
transportation’s passengers are students and workers. The belonged of public
transportation in Surakarta City whose private transportation are 34% and whose
no private transportation are 66%. So public transportation especially bus become
the main choice for the middle low class passengers. It is caused by the cost of
public transportation especially bus is cheaper than others public transportation.
The problems which passengers faced in Tirtonadi bus station is 55,55% and in
Balapan Station is 60% for the long waiting time. While in Jebres bus stop, the
problems which passengers faced are the difficulty to get bus 40%, while in
Kerten bus stop the difficulty is the frequency of travel rate in the amount of 50%.
For the integrity public transportation in Surakarta City can be seen from the
characteristic of public transportation. The development of public transportation
and the problems which the passengers faced in the research area.
Key word: integrity, characteristic, and development of transportation.
tepat, dan teratur dalam sistem
transportasi
PENDAHULUAN
Sarana
umum,khususnya
angkutan
kedua
moda
transportasi yang ada di Surakarta,
darat
yaitu moda transportasi jalan raya
disediakan oleh pemerintah maupun
(angkutan umum) dan jalan rel
swasta,kesemuanya bertujuan untuk
(kereta api).
penyediaan
angkutan
antara
sarana
angkutan
Kota Surakarta merupakan salah
penumpang maupun barang untuk
satu kota yang sedang dalam proses
sampai ke tujuan.Bus sebagai salah
pertumbuhan
satu
yang
moda
transportasi
darat
dan
cukup
perkembangan
pesat.
Inti
dari
memegang peran yang besar dalam
pertumbuhan
pengadaan sarana angkutan umum di
kota Surakarta tersebut terutama
Indonesia
pada
umumnya
dicirikan
Surakarta
pada
khususnya.Moda
pembangunan sosial dan fisik kota
angkutan darat selain bus yang
yang ada di dalam dan di luar
memiliki
wilayah kota Surakarta,yang meliputi
efisiensi
tinggi
dan
adalah
kereta api.
wilayah
Berdasarkan
tinjauan
dan
perkembangan
dari
perkembangan
administrasi
Sukoharjo,Kabupaten
Kabupaten
Karanganyar
berbagai moda transportasi, misalnya
dan
PO DAMRI (2013) yang mengambil
dengan
rute jurusan Palur – Tirtonadi –
wilayah tersebut membentuk wilayah
Kartosuro
perkotaan Surakarta.
PP
karakternya,
beserta
di
kota
Boyolali.Beserta
Surakarta,wilayah-
upayakan
Kota Surakarta adalah kota
secara terpadu dalam satu sistem
terpenting dan terbesar kedua di
transportasi yang utuh. Sehingga
Jawa Tengah setelah Semarang.Pada
diharapkan dalam rangkaian proses
saat ini perkembangan kota surakarta
angkutan
di
cukup pesat dan berpotensi sebagai
maksimal.
kota wisata, budaya, olah raga,
Keterpaduan moda angkutan sangat
pendidikan, dan perniagaan (Dinas
penting untuk menciptakan efisiensi
Pariwisata Surakarta, 2009).
peroleh
perlu
berbagai
Kabupaten
menyeluruh
hasil
yang
dapat
perjalanan secara nyaman, cepat,
Tabel Luas Wilayah Jumlah Penduduk, Jenis Kelamin Dan Tingkat
Kepadatan Tiap Kecamatan Di Kota Surakarta Tahun 2011
Kecamatan
Luas
wilayah
(Km²)
8,64
3,19
4,82
12,55
14,81
44,04
Laweyan
Serengan
Pasar kliwon
Jebres
Banjarsari
Jumlah
Jumlah penduduk
Laki-laki Perempuan
Jumlah
54.834
31.239
43.799
72.286
88.287
290.445
111.767
63.491
89.164
145.703
177.985
588.110
56.933
32.252
45.365
73.417
89.698
297.665
Jenis
kelamin
(%)
96,31
96,86
96,55
98.46
98,43
97,57
Tingkat
kepada
tan
12.936
19.903
18.499
11.582
12.018
13.354
Sumber: Monografi kelurahan
Tabel Banyaknya Penduduk Menurut Mata Pencaharian Di Kota
Surakarta Tahun 2011
Kecamatan
Laweyan
Serengan
Pasar
kliwon
Jebres
Banjarsari
Buruh
bangunan
12.852
5.042
11.389
Pedagang
1.542
1.980
3.238
Buruh
industri
16.108
6.996
15.852
2.219
3.764
16.633
20.829
16.089
23.676
Petani
sendiri
50
-
Pengusaha
85
346
PNS
7.380
5.285
11.373
Ang
kutan
4.204
2.284
5.995
Jumlah
4.386
1.454
2.365
Lainlain
38.245
25.398
22.604
5.120
10.638
2.711
5.938
8.043
8.395
48.050
36.803
98.950
110.389
Sumber: Surakarta Dalam Angka 2011
Melihat adanya pertambahan
informasi
dikumpulkan
dari
terus
responden
dengan
meningkat setiap tahunnya, maka
kuesioner.
Umumnya
sangat di perlukan upaya manajemen
survai dibatasi pada penelitian yang
lalu
serta
datanya dikumpulkan dari sampel
kwalitas
permukaan
atas populasi untuk mewakili seluruh
mutu
pelayanan
jumlah
kendaraan
lintas
peningkatan
jalan
agar
dan
yang
perbaikan
menggunakan
pengertian
populasi(Masri Singarimbun,1982).
transportasi dapat di tingkatkan tanpa
Pemilihan daerah penelitian
perlu menambah jalan yang sudah
dilakukan dengan metode purposive
ada.
yaitu
memilih
daerah
penelitian
dengan pertimbangan bahwa daerah
yang dijadikan obyek penelitian
METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan
metode
penelitian
survai
yang
menjelaskan bahwa dalam survai
benar-benar ada (M, Singarimbun
dan Sofyan E, 1985).
84.767
48.439
72.816
Kota
Surakarta
dipilih
KARAKTERISTIK WILAYAH
sebagai daerah penelitian karena kota
Kota Surakarta terletak pada
surakarta memiliki beberapa daerah
suatu daratan rendah antara Gunung
yang dijadikan tempat pergantian
Merapi dan Gunung Lawu, Kota
angkutan umum ke angkutan lainnya.
Surakarta merupakan kota utama
Lokasi penelitian dilakukan distasiun
kedua di Propinsi Jawa Tengah
kereta api solo balapan, terminal
setelah Semarang dan merupakan
tertonadi, tempat hentian bus(THB)
pusat Sub Wilayah Pembangunan
kerten dan (THB) jebres.
(SWP) VIII Jawa Tengah yang
Data
berupa
yang
data
dikumpulkan
primer
dan
data
meliputi Kota Surakarta, Kabupaten
Boyolali,
Kabupaten
Sukoharjo,
sekunder. Pada penelitian survai data
Kabupaten
primer diperoleh dari wawancara
Wonogiri, Kabupaten Karanganyar,
dengan pengguna angkutan umum,
Kabupaten Sragen. Kota Surakarta
menggunakan daftar pertanyaan yang
atau lebih dikenal dengan “Kota
telah disediakan sebelumnya. Antara
Solo” merupakan dataran rendah
lain umur penumpang, pekerjaannya,
dengan
kepemilikan kendaraan, frekwensi
permukaan air laut. Letak Kota
perjalanan
Surakarta ini bisa dikatakan strategis
rata-rata,
moda
Klaten,
ketinggian
Kabupaten
±92
m dari
transportasi yang digunakan, asal
karena
perjalanan, jumlah pergantian moda
transportasi darat yang merupakan
angkutan, kesulitan yang ditemui.
pertemuan antara jalur arteri primer
Penentuan sampel responden
dengan
menggunakan
merupakan
simpul
jalur
utara (Jalur Pantura – Semarang –
metode
Solo – Jawa Timur) dengan jalur
Incidental Sampling atau sampling
arteri primer selatan (Jalur Pantai
kebetulan yaitu dalam pengambilan
Selatan – Yogyakarta – Solo – Jawa
sampel disini adalah siapa saja yang
Timur).
kebetulan dijumpai ditempat-tempat
tertentu,
atau
pengguna
Secara
astronomi
Kota
jasa
Surakarta terletak diantara 110º 45’
transportasi yang berada didaerah
15” dan 110º 45’ 35” Bujur Timur
penelitian. (Sutrisno Hadi, 1989).
dan antara 7º36’ dan 7º56’ Lintang
Selatan, panjang maksimum dari
musim
barat ke timur 10,3Km dan lebar
penghujan,
maksimum dari utara ke selatan
menunjukkan hal yang sama.Untuk
adalah 7,5 Km dengan luas wilayah
mengetahui iklim dapat didekati dari
administrasi
seluas
unsur – unsur iklim yaitu temperatur,
44,06 Km² yang terbagi dalam 5
kelembapan udara, curah hujan, dan
kecamatan,
angin.
keseluruhan
yaitu:
Kecamatan
kemarau
kota
dan
musim
Surakarta
juga
Laweyan, Serengan, Pasar Kliwon,
Dalam penelitian ini tipe
Jebres, dan Banjarsari. Sebagian
iklim kota Surakarta diklasifikasi
besar lahan dipakai sebagai tempat
berdasarkan klasifikasi iklim yang
pemukiman sebesar 65%. Sedangkan
dibuat
untuk
menggunaka
kegiatan
ekonomi
juga
oleh
Schmid
rasio
Fergusson,
Q
yaitu
memakan tempat yang cukup besar
perbandingan antara jumlah rata –
juga yaitu berkisar antara 16% dari
rata bulan kering dengan rata – rata
luas yang ada (Kota Surakarta Dalam
bulan basah.
Angka, Tahun 2011).
Seperti daerah – daerah lain
yang mempunyai dua musim yaitu
Tabel Data Curah Hujan Kota Surakarta Tahun 2011-2013 (mm)
Bulan
Januari
Februari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
September
Oktober
Nopember
Desember
Jumlah
Bulan Basah
Bulan Lembab
Bulan Kering
2011
432,20
348,50
333,20
459,70
177,80
10,50
108,00
138,90
210,20
324,40
2.543,40
9
3
Tahun
2012
871,80
688,90
289,90
533,40
57,90
70,80
0,20
92,20
316,20
416,90
3.338,20
6
2
4
2013
437,10
369
179,60
342
232,50
174,60
99,30
4,30
205,20
222
340,10
2.605,70
9
1
2
Sumber : BPS Kota Surakarta 2011 – 2013
yang
Berdasarkan hasil penelitian
dinamika pembangunan. Kondisi di
telah
Kota
dilakukan
diketahui
Surakarta
memperlihatkan
bahwa iklim di Surakarta tahun 2011
perkembangan transportasi kearah
– 2013 mempunyai nilai 37,5%.
yang lebih baik hal ini ditunjukkan
Nilai
berada
dengan kondisi jalan yang baik
dibawah 60% maka Kota Surakarta
mengalami peningkatan walaupun
termasuk tipe
masih ada jalan –
Q
sebesar
37,5%
hujan golongan C
(agak basah).
mengalami
Pembangunan
diarahkan
jalan yang
penurunan.
Dengan
transportasi
melihat semakin banyaknya jumlah
memenuhi
kebutuhan
kendaraan yang ada tanpa adanya
guna
mendukung
transportasi
penambahan
jalan
maka
mobilitas manusia, barang dan jasa,
ketidakseimbangan terjadi diruas –
sehingga perlu diciptakan sistem
ruas
transportasi secara terpadu, efisien
tentunya
dan
kelancaran lalu lintas.
efektif
dalam
menunjang
jalan
di
Kota
akan
Surakarta,
mempengaruhi
Tabel Perkembangan Kondisi Jalan di Kota Surakarta tahun 2011– 2013
No
1
Uraian
TAHUN
2010
Satuan
2011
2012
2013
Status Jalan / Kewenangan
a Kota
Km
204,220
204,220
204,220
204,220
Total
Km
204,220
204,220
204,220
204,220
Total
Km
Km
Km
Km
Km
201,600
2,620
0,000
0,000
204,220
201,600
2,620
0,000
0,000
204,220
201,600
2,620
0,000
0,000
204,220
201,600
2,620
0,000
0,000
204,220
Total
%
%
%
%
%
98,717
1,283
0,000
0,000
100,000
98,717
1,283
0,000
0,000
100,000
98,717
1,283
0,000
0,000
100,000
98,717
1,283
0,000
0,000
100,000
2,1 Jenis Konstruksi
a Aspal
b Krikil/Paving/ Beton
c Tanah
d Tidak terperinci
2,2 Prosentase ( % )
a Aspal
b Krikil
c Tanah
d Tidak terperinci
3,1 Kondisi Jalan :
a Baik
b Sedang
c Rusak
d Rusak berat
10
Total
12
13
118,528
70,192
11,750
3,750
204,220
145,523
47,220
8,507
2,970
204,220
89,950
68,573
40,427
5,270
204,220
72,940
86,013
38,897
6,370
204,220
%
%
%
%
%
58,039
34,371
5,754
1,836
100,00
71,258
23,122
4,166
1,454
100,00
44,046
33,578
19,796
2,581
100,00
35,716
42,118
19,047
3,119
100,00
Total
3,2 Prosentase ( % )
a Baik
b Sedang
c Rusak
d Rusak berat
11
Km
Km
Km
Km
Sumber : Dinas Pekerjaan Umum Kota Surakarta Tahun 2013
Tabel Perkembangan Jumlah Kendaraan Moda Transportasi Jalan Raya
di Kota Surakarta
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
Jenis Moda
Sedan
Mobil penumpang
Mobil bis
Pick Up
Truck
Mobil barang
Kereta gandengan
Traktor
Mobil jenasah
Becak
Bendi
2011
635
1094
2291
9674
3452
24294
27
23
5
801
90
2012
568
1186
2149
10037
3586
25132
26
25
5
327
90
2013
535
785
1381
10167
3631
15363
20
35
5
231
90
Sumber : DLLAJR Kota Surakarta Tahun 2013
ANALISIS
KETERPADUAN
PENELITIAN
ANGKUTAN
TERHADAP
UMUM
DI
DAERAH
KARAKTERISTIK
DAN
PERKEMBANGANNYA DI KOTA SURAKARTA
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Tabel Keterpaduan Moda Angkutan Umum Di Daerah Penelitian
Jenis Moda
THB Jebres Terminal Tirtonadi Stasiun Balapan THB Kerten
1. Bus
51
96
13
48
2. Angkot
3
15
7
2
3. Taksi
8
22
14
8
4. Ojek
5
6
15
5
5. Becak
12
58
60
12
6. Kereta Api
9
Jumlah 82
197
118
75
Sumber : Data Primer Tahun 2014
Tabel Karakteristik Moda Yang Digunakan Penumpang Di Daerah
Penelitian Untuk Menuju Daerah Tujuan
Moda Yang
THB Jebres
Terminal
Stasiun
THB Kerten
Kelas
Digunakan
Tirtonadi
Balapan
karakteristik
f
%
f
%
f
%
f
%
Bus
20
80
20
80
4
16
18
72
Tinggi
Angkot
3
12
2
8
2
8
6
24
Rendah
Taksi
5
20
1
4
Rendah
Ojek
1
4
1
4
Rendah
Becak
1
4
1
4
Rendah
Kendaraan Pribadi
1
4
2
8
12
48
Rendah
Jumlah
25
100
25
100
25
100
25
100
Sumber : Data Primer 2014
Berdasarkan
data
di atas
transportasi
yang
disebabkan
diketahui bahwa moda angkutan
jaringan atau sarana dan prasarana
umum yang melewati
di daerah
yang cukup baik. Hal ini disebabkan
penelitian, bahwa bus merupakan
kondisi dan posisi geografis Kota
moda angkutan umum yang paling
Surakarta yang terletak pada posisi
sering digunakan oleh penumpang
strategis sebagai daerah atau titik
untuk menuju daerah tujuan dengan
simpul transportasi di Pulau Jawa
tingkat
bagian tenggara.
karakteristik
berdasarkan
yang tinggi
hasil
analisis.
Penambahan
jalan
pada
Sedangkan moda angkutan umum
umumnya dilakukan guna memenuhi
lainnya, seperti angkot, taksi, ojek,
permintaan akan kebutuhan jalan
becak,
untuk
sedikit
kendaraan
para
pribadi
hanya
penumpang
yang
menggunakan
moda
tersebut.
Berdasarkan
hasil
analisis
karakteristik moda masih rendah.
Kondisi aksesbilitas di Kota
menunjang
memperlancar
transportasi
ataupun
jalannya
khususnya
kegiatan
di
Kota
Surakarta. Namun dalam kurun tiga
tahun terakhir ini 2011 – 2013 di
Kota
Surakarta
tidak
ada
Surakarta cukup baik, hal ini bisa
penambahan
dilihat dari kemudahan – kemudahan
jaringan jalan di Kota Surakarta
untuk
sudah termasuk padat.
melakukan
aktifitas
jalan
dikarenakan
Tabel Jumlah Pelebaran Jalan di Kota Surakarta Tahun 2011 – 2013
KETERANGAN
NO TAHUN LOKASI
2011
SEBAGIAN
JL. PANJAITAN
1.
SELURUH
JL. MELON RAYA
2.
SEBAGIAN
JL. SAMUDRA PASAI
3.
SEBAGIAN
JL. PAKEL
4.
SEBAGIAN
JL. SUMBING IV
5.
2012
TIDAK ADA PELEBARAN
2013
1.
JL. TRANSITO
SEBAGIAN
2.
JL. JAYA WIJAYA
SEBAGIAN
3.
JL. PATIMURA
SEBAGIAN
Sumber : DPU Kota Surakarta Tahun 2011 – 2013
stasiun kereta api Balapan menuju
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil survai dan
analisis
data
dari
perjalanan dan pergantian moda
angkutan
angkutan umum sebanyak 1 sampai 2
umum yang telah dilaksanakan di
kali. Hal ini dipengaruhi kurangnya
terminal tirtonadi , stasiun Balapan,
moda angkutan umum sperti bis kota
Tempat hentian Bis Jebres dan keten,
yang masuk ataupun keluar ke
maka dapat di kemukakan beberapa
stasiun Balapan, 2) moda angkutan
kesimpulan dan saran antara lain: 1)
umum seperti bis yang digunakan
untuk
dan
oleh penumpang yang ada dilokasi
pergantian moda angkutan umum
penelitian di THB Jebres Sebanyak
bagi penumpang dalam mencapai
80%, Terminal Tirtonadi sebanyak
tujuan
kali,
80%, Sedangkan di THB Kerten
berdasarkan hasil wawancara oleh
72%. Lain halnya dengan di stasiun
penumpang yang menuju ke terminal
Balapan hanya 16% untuk yang
Tirtonadi, Tempat hentian Bis Jebres
menggunakan
dan
menggunakan
taksi
menggunakan
kendaraan
wawancara
dan
uraian
kota surakarta rata-rata melakukan
penumpang
frekuensi
lebih
Kerten
perjalanan
dari
rata-rata
satu
melakukan
perjalanan dan pergantian
moda
Bis,
20%
dan
48%
pribadi.
angkutan umum sebanyak 1 sampai 2
Dapat
kali, Tetapi untuk di THB Jebres dari
Balapan untuk tingkat ktersediaan
hasil wawancara yang sudah di
angkutan umum bis masih kurang,
lakukan oleh penumpang yang turun
hal
dari THB Jebres masih ada yang
banyaknya menggunakan kendaraan
melakukan pergantian sebanyak 3
Pribadi dan taksi. Hanya BST (Batik
kali, dari hasil wawancara oleh
Solo Trans) yang melewati Stasiun
penumpang, ternyata untuk daerah
Balapan yang sudah menggunakan
tujuan yang dituju untuk angkutan
koridor saja, 3) dari hasil survai dan
umumnya tidak semuanya melewati,
wawancara yang telah dilakukan
sehingga
moda
daerah asal para penumpang yang
angkutan umum lebih dari 2 kali.
menuju kota surakarta yang ada di
Sedangkan penumpang yang dari
daerah penelitian di THB jebres
harus
berganti
dikatakanbahwa
di
stasiu
ini bisa ditunjukan dengan
daerah
asal
terbanyak
kabupaten
penumpang
adalah
dari
yang
berselang antara 1menit sampai 2
daerah
menit, dan 5) perkembangan moda
dan
angkutan umum di kota Surakarta
Karanganyar
kabupaten
Sragen.
Hal
pengaruhi
karena
THB
ini
di
jebres
dari
tahun
2011
sampai
2013
mengalami penurunan. Hal ini angka
merupakan pintu masuk ke kota
penurunan
surakarta paling timur yang langsung
perkembangannya menurun, menurut
berbatasan
Kabupaten
data yang di peroleh kebijakan
Karanganyar dan Kabupaten Sragen.
pemerintah kota surakarta untuk
Sedangkan untuk terminal Tirtonadi,
menekan jumlah moda angkutan
daerah asal penumpang yang paling
umum seperti bis yang tidak layak
banyak adalah dari luar daerah
pakai, sehingga tidak menambah
surakarta, hal ini terjadi sama dengan
kemacetan di kota surakarta. Jumlah
stasiun Balapan. Untuk THB kerten
mobil bis yang untuk umum dari
juga kebanyakan dari luar daerah dan
tahun 2011 sampai 2013 mengalami
dari luar kabupaten Boyolali menjadi
penurunan sebanyak 699 unit.
dengan
bukan berarti tingkat
daerah asal penumpang terbanyak
Kedua setelah dari luar daerah, 4)
hasil
pengamatan
dilakukan
oleh
yang
telah
peneliti
untuk
DAFTAR PUSTAKA
Adji
ketepatan waktu yang di butuhkan
Sakti Adisasmita. 2011.
Transportasi
dan
Pengembangan
Wilayah.
Yogyakarta: Graha Ilmu.
oleh penumpang untuk menunggu di
tempat
penelitian.
Rata-rata
ketepatan waktu yang di butuhkan
oleh penumpang untuk mendapatkan
moda angkutan umum sudah baik.
Hal ini di buktikana di setiap tempat
penelitian jararak kedatangan antar
moda angkutan umu seperti Bis
Bappeda, 1997, Rencana Umum Tata
Ruang Wilayah Kotamadya
Surakarta Tahun 1993-2013,
Rancangan Pembangunan Tata
Ruang Kotamadya Surakarta
Khusus Bidang Transportasi
Bank
Dunia,
1972,
World
Development Report 1971,
Washington
:
Oxford
University Press
kurang dari 10menit. Untuk Bis BST
koridor 1 dan 2 jarak kedatangan
Cabang Dinas Lalu Lintas dan
Angkutan Jalan Raya Propinsi
Dati I Jateng, Kotamadya
Surakarta, 2012, Transportasi
di Kotamadya Surakarta dan
Permasalahannya, Dinas Lalu
Lintas dan Angkutan Jalan
Raya Kotamadya Surakarta,
Surakarta
Federal Highway Administration
United
State,
1977,
Introduction to Urban Travel
Demand Forecasting a Self
Introduction Tex, Departemen
of Transportation Washington
DC
Hadi Sabari Yunus, 1994, Teori dan
Model Struktur Keruangan
Kota, departemen Pendidikan
dan Kebudayaan Fakultas
Geografi Universitas Gadjah
Mada Yogyakarta, Yogyakarta
______________. 2010. Metodologi
Penelitian
Wilayah
Kontemporer.
Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
Himpunan Mahasiswa Arsitektur
VASTU VIDYA Universitas
Sebelas Maret Surakarta, 1996,
Pengembangan Wilayah Utara
Surakarta Sebagai Antisipasi
Pemekaran Kota Surakarta,
Himpunan
Mahasiswa
Arsitektur VASTU VIDYA
Surakarta, Surakarta
Jones, L. S. 1977, Urban Transport
Appraisal, London Mc. Millan
Press
Masri
Singarimbun dan Sofian
Effendi,
1982,
Metode
Penelitian Survey, LP3ES,
Jakarta
Suwardjoko
Warpani,
1985,
Rekayasa Lalu Lintas, Bharata
Karya Aksara Jakarta, Jakarta
Suwardjoko
Warpani,
1990,
Merencanakan
Sistem
Perangkutan,
Institut
Teknologi Bandung, Bandung
Tika Pabundu Moh. 2005. Metode
Penelitian Geografi. Jakarta:
PT. Bumi Aksara.
www.jdih.setjen.Kemendagri.go.id/fi
les/kota-surakarta-122010.pdf.
diakses
pada
tanggal 11 Juni 2014 jam
11.05 WIB.
KARAKTERISTIK DAN PERKEMBANGANNYA
DI KOTA SURAKARTA TAHUN 2011 - 2013
NASKAH PUBLIKASI
Oleh:
ADITYA SITA CAHYA DEWA
NIM. E100090034
FAKULTAS GEOGRAFI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2014
HALAMAN PENGESAHAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH
ANALISIS KETERPADUAN ANGKUTAN UMUM TERHADAP
KARAKTERISTIK DAN PERKEMBANGANNYA DI KOTA
SURAKARTA TAHUN 2011 – 2013
Aditya Sita Cahya Dewa
E100090034
Telah disetujui dan disahkan pada :
Hari
: ...................
Tanggal : ...................
Pembimbing I : Dra. Hj. Umrotun, M.Si
(..............................)
Pembimbing II : Drs. H. Dahroni, M.Si
(................................)
Surakarta, 4 Juli 2014
Sekretaris Fakultas
(Drs. Yuli Priyana, M.Si)
Drs.
ANALISIS KETERPADUAN ANGKUTAN UMUM TERHADAP
KARAKTERISTIK DAN PERKEMBANGANNYA
DI KOTA SURAKARTA TAHUN 2011 - 2013
ABSTRAK
Permasalahan mengenai keterpaduan moda angkutan umum perkotaan dapat
dicerminkan dari karakteristik moda angkutan umum dan perkembangan sarana
prasarana transaportasi yang ada. Penelitian yang berjudul “Analisis Keterpaduan
Angkutan Umum Terhadap Karakteristik Dan Perkembangannya Di Kota
Surakarta Tahun 2011 – 2013” yang bertujuan untuk menganalisis tingkat
keterpaduan dari masing – masing moda angkutan umum di daerah penelitian di
Kota Surakarta serta untuk mengetahui karakteristik dan perkembangan moda
nagkutan umum di Kota Surakarta.
Penelitian ini menggunakan metode survai dengan penentuan daerah
penelitian menggunakan metode purpose. Sedangkan untuk menentukan jumlah
responden digunakan metode incidental sampling atau sampling kebetulan. Jenis
data yang dikumpulkan adalah data primer dan sekunder. Data primer yang
dikumpulkan meliputi umur penumpang, pekerjaan penumpang, kepemilikan
kendaraan, frekuensi perjalanan rata – rata, moda transportasi yang digunakan,
daerah asal penumpang, jumlah pergantian modaangkutan umum, dan kesulitan
yang dialami penumpang yang disajikan dalam bentuk tabel frekuensi. Sedangkan
data sekunder meliputi data statistik Kota Surakarta, PDRB (Produk Domestik
Regional Bruto), RUTRK Surakarta, data kondisi jalan, peta jaringan jalan, serta
jadwal keberangkatan kereta api di Solo Balapan.
Dari hasil data diketahui bahwa penumpang sebagian besar berumur antara
17 – 50 tahun baik untuk kereta api maupun bis. Bila dilihat dari mata
pencahariannya, sebagian besar penumpang moda angkutan umum di daerah
penelitian merupakan pelajar/mahasiswa, pegawai/swasta. Tingkat kepemilikan
kendaraan pribadi bagi penumpang moda angkutan umum di Kota Surakarta yang
mempunyai kendaraan pribadi sebesar 34% dan yang tidak mempunyai kendaraan
pribadi sebesar 66%. Dengan demikian moda angkutan umum khususnya bis
menjadi pilihan utama terutama bagi penumpang kalangan menengah kebawah.
Hal ini disebabkan tarif untuk angkutan umum khususnya bis lebih murah
daripada angkutan umum lainnya. Kesulitan yang dialami oleh para penumpang
moda angkutan umum di Terminal Tirtonadi 55,55% dan di Stasiun Balapan
sebesar 60% menunjukkan untuk kesulitan menunggu terlalu lama. Sedangkan di
Tempat Hentian Bis Jebres kesulitan yang dialami penumpang paling besar adalah
mendapatkan kendaraan sebesar 40%, sedangkan di Tempat Hentian Bis Kerten
menunjukkan kesulitan seringnya berganti moda sebesar 50%. Untuk keterpaduan
moda angkutan umum di Kota Surakarta dapat dilihat dari karakteristik moda
angkutan umum, perkembangan moda angkutan umum, dan kesulitan yang
dialami oleh para penumpang yang ada di daerah penelitian.
Kata kunci:keterpaduan, karakteristik, dan perkembangan moda transportasi
THE ANALYSIS OF THE INTEGRITY PUBLIC TRANSPORTATION
TOWARD CHARACTERISTIC AND ITS DEVELOPMENT IN
SURAKARTA CITY 2011-2013
The problems about the integrity of public transportation in the city can be
seen from the characteristics of public transportation and the development of the
recent means of transportation. Research about analysis of integrity public
transportation toward characteristic and its development in Surakarta City 20112013 has a purpose to analyze the degree of integrity from its public transportation
in the research area in Surakarta City and to know the characteristic and the
development of public transportation in Surakarta City.
This research uses survey method with the determination of research area
using purpose method. Therefore to determine total respondent using incidental
sampling method or true sampling. Kinds of data collected including primary and
secondary data. Primary data including, passengers, passengers job belonged
transportation, frequency travel rate, passengers origin, total public transportation
used and the problems which the passenger faced are presented in the form of
frequency table whereas the secondary data including statistic data of Surakarta
City, PDRB (Product Domestic Regional Bruto), RUPTK Surakarta, rood
condition data, rood map net, and schedule of train departure in Solo Balapan.
From the result of data it is known that most of the passengers are 17-60
years old for train or bus. If it is seen from the occupancy most of the public
transportation’s passengers are students and workers. The belonged of public
transportation in Surakarta City whose private transportation are 34% and whose
no private transportation are 66%. So public transportation especially bus become
the main choice for the middle low class passengers. It is caused by the cost of
public transportation especially bus is cheaper than others public transportation.
The problems which passengers faced in Tirtonadi bus station is 55,55% and in
Balapan Station is 60% for the long waiting time. While in Jebres bus stop, the
problems which passengers faced are the difficulty to get bus 40%, while in
Kerten bus stop the difficulty is the frequency of travel rate in the amount of 50%.
For the integrity public transportation in Surakarta City can be seen from the
characteristic of public transportation. The development of public transportation
and the problems which the passengers faced in the research area.
Key word: integrity, characteristic, and development of transportation.
tepat, dan teratur dalam sistem
transportasi
PENDAHULUAN
Sarana
umum,khususnya
angkutan
kedua
moda
transportasi yang ada di Surakarta,
darat
yaitu moda transportasi jalan raya
disediakan oleh pemerintah maupun
(angkutan umum) dan jalan rel
swasta,kesemuanya bertujuan untuk
(kereta api).
penyediaan
angkutan
antara
sarana
angkutan
Kota Surakarta merupakan salah
penumpang maupun barang untuk
satu kota yang sedang dalam proses
sampai ke tujuan.Bus sebagai salah
pertumbuhan
satu
yang
moda
transportasi
darat
dan
cukup
perkembangan
pesat.
Inti
dari
memegang peran yang besar dalam
pertumbuhan
pengadaan sarana angkutan umum di
kota Surakarta tersebut terutama
Indonesia
pada
umumnya
dicirikan
Surakarta
pada
khususnya.Moda
pembangunan sosial dan fisik kota
angkutan darat selain bus yang
yang ada di dalam dan di luar
memiliki
wilayah kota Surakarta,yang meliputi
efisiensi
tinggi
dan
adalah
kereta api.
wilayah
Berdasarkan
tinjauan
dan
perkembangan
dari
perkembangan
administrasi
Sukoharjo,Kabupaten
Kabupaten
Karanganyar
berbagai moda transportasi, misalnya
dan
PO DAMRI (2013) yang mengambil
dengan
rute jurusan Palur – Tirtonadi –
wilayah tersebut membentuk wilayah
Kartosuro
perkotaan Surakarta.
PP
karakternya,
beserta
di
kota
Boyolali.Beserta
Surakarta,wilayah-
upayakan
Kota Surakarta adalah kota
secara terpadu dalam satu sistem
terpenting dan terbesar kedua di
transportasi yang utuh. Sehingga
Jawa Tengah setelah Semarang.Pada
diharapkan dalam rangkaian proses
saat ini perkembangan kota surakarta
angkutan
di
cukup pesat dan berpotensi sebagai
maksimal.
kota wisata, budaya, olah raga,
Keterpaduan moda angkutan sangat
pendidikan, dan perniagaan (Dinas
penting untuk menciptakan efisiensi
Pariwisata Surakarta, 2009).
peroleh
perlu
berbagai
Kabupaten
menyeluruh
hasil
yang
dapat
perjalanan secara nyaman, cepat,
Tabel Luas Wilayah Jumlah Penduduk, Jenis Kelamin Dan Tingkat
Kepadatan Tiap Kecamatan Di Kota Surakarta Tahun 2011
Kecamatan
Luas
wilayah
(Km²)
8,64
3,19
4,82
12,55
14,81
44,04
Laweyan
Serengan
Pasar kliwon
Jebres
Banjarsari
Jumlah
Jumlah penduduk
Laki-laki Perempuan
Jumlah
54.834
31.239
43.799
72.286
88.287
290.445
111.767
63.491
89.164
145.703
177.985
588.110
56.933
32.252
45.365
73.417
89.698
297.665
Jenis
kelamin
(%)
96,31
96,86
96,55
98.46
98,43
97,57
Tingkat
kepada
tan
12.936
19.903
18.499
11.582
12.018
13.354
Sumber: Monografi kelurahan
Tabel Banyaknya Penduduk Menurut Mata Pencaharian Di Kota
Surakarta Tahun 2011
Kecamatan
Laweyan
Serengan
Pasar
kliwon
Jebres
Banjarsari
Buruh
bangunan
12.852
5.042
11.389
Pedagang
1.542
1.980
3.238
Buruh
industri
16.108
6.996
15.852
2.219
3.764
16.633
20.829
16.089
23.676
Petani
sendiri
50
-
Pengusaha
85
346
PNS
7.380
5.285
11.373
Ang
kutan
4.204
2.284
5.995
Jumlah
4.386
1.454
2.365
Lainlain
38.245
25.398
22.604
5.120
10.638
2.711
5.938
8.043
8.395
48.050
36.803
98.950
110.389
Sumber: Surakarta Dalam Angka 2011
Melihat adanya pertambahan
informasi
dikumpulkan
dari
terus
responden
dengan
meningkat setiap tahunnya, maka
kuesioner.
Umumnya
sangat di perlukan upaya manajemen
survai dibatasi pada penelitian yang
lalu
serta
datanya dikumpulkan dari sampel
kwalitas
permukaan
atas populasi untuk mewakili seluruh
mutu
pelayanan
jumlah
kendaraan
lintas
peningkatan
jalan
agar
dan
yang
perbaikan
menggunakan
pengertian
populasi(Masri Singarimbun,1982).
transportasi dapat di tingkatkan tanpa
Pemilihan daerah penelitian
perlu menambah jalan yang sudah
dilakukan dengan metode purposive
ada.
yaitu
memilih
daerah
penelitian
dengan pertimbangan bahwa daerah
yang dijadikan obyek penelitian
METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan
metode
penelitian
survai
yang
menjelaskan bahwa dalam survai
benar-benar ada (M, Singarimbun
dan Sofyan E, 1985).
84.767
48.439
72.816
Kota
Surakarta
dipilih
KARAKTERISTIK WILAYAH
sebagai daerah penelitian karena kota
Kota Surakarta terletak pada
surakarta memiliki beberapa daerah
suatu daratan rendah antara Gunung
yang dijadikan tempat pergantian
Merapi dan Gunung Lawu, Kota
angkutan umum ke angkutan lainnya.
Surakarta merupakan kota utama
Lokasi penelitian dilakukan distasiun
kedua di Propinsi Jawa Tengah
kereta api solo balapan, terminal
setelah Semarang dan merupakan
tertonadi, tempat hentian bus(THB)
pusat Sub Wilayah Pembangunan
kerten dan (THB) jebres.
(SWP) VIII Jawa Tengah yang
Data
berupa
yang
data
dikumpulkan
primer
dan
data
meliputi Kota Surakarta, Kabupaten
Boyolali,
Kabupaten
Sukoharjo,
sekunder. Pada penelitian survai data
Kabupaten
primer diperoleh dari wawancara
Wonogiri, Kabupaten Karanganyar,
dengan pengguna angkutan umum,
Kabupaten Sragen. Kota Surakarta
menggunakan daftar pertanyaan yang
atau lebih dikenal dengan “Kota
telah disediakan sebelumnya. Antara
Solo” merupakan dataran rendah
lain umur penumpang, pekerjaannya,
dengan
kepemilikan kendaraan, frekwensi
permukaan air laut. Letak Kota
perjalanan
Surakarta ini bisa dikatakan strategis
rata-rata,
moda
Klaten,
ketinggian
Kabupaten
±92
m dari
transportasi yang digunakan, asal
karena
perjalanan, jumlah pergantian moda
transportasi darat yang merupakan
angkutan, kesulitan yang ditemui.
pertemuan antara jalur arteri primer
Penentuan sampel responden
dengan
menggunakan
merupakan
simpul
jalur
utara (Jalur Pantura – Semarang –
metode
Solo – Jawa Timur) dengan jalur
Incidental Sampling atau sampling
arteri primer selatan (Jalur Pantai
kebetulan yaitu dalam pengambilan
Selatan – Yogyakarta – Solo – Jawa
sampel disini adalah siapa saja yang
Timur).
kebetulan dijumpai ditempat-tempat
tertentu,
atau
pengguna
Secara
astronomi
Kota
jasa
Surakarta terletak diantara 110º 45’
transportasi yang berada didaerah
15” dan 110º 45’ 35” Bujur Timur
penelitian. (Sutrisno Hadi, 1989).
dan antara 7º36’ dan 7º56’ Lintang
Selatan, panjang maksimum dari
musim
barat ke timur 10,3Km dan lebar
penghujan,
maksimum dari utara ke selatan
menunjukkan hal yang sama.Untuk
adalah 7,5 Km dengan luas wilayah
mengetahui iklim dapat didekati dari
administrasi
seluas
unsur – unsur iklim yaitu temperatur,
44,06 Km² yang terbagi dalam 5
kelembapan udara, curah hujan, dan
kecamatan,
angin.
keseluruhan
yaitu:
Kecamatan
kemarau
kota
dan
musim
Surakarta
juga
Laweyan, Serengan, Pasar Kliwon,
Dalam penelitian ini tipe
Jebres, dan Banjarsari. Sebagian
iklim kota Surakarta diklasifikasi
besar lahan dipakai sebagai tempat
berdasarkan klasifikasi iklim yang
pemukiman sebesar 65%. Sedangkan
dibuat
untuk
menggunaka
kegiatan
ekonomi
juga
oleh
Schmid
rasio
Fergusson,
Q
yaitu
memakan tempat yang cukup besar
perbandingan antara jumlah rata –
juga yaitu berkisar antara 16% dari
rata bulan kering dengan rata – rata
luas yang ada (Kota Surakarta Dalam
bulan basah.
Angka, Tahun 2011).
Seperti daerah – daerah lain
yang mempunyai dua musim yaitu
Tabel Data Curah Hujan Kota Surakarta Tahun 2011-2013 (mm)
Bulan
Januari
Februari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
September
Oktober
Nopember
Desember
Jumlah
Bulan Basah
Bulan Lembab
Bulan Kering
2011
432,20
348,50
333,20
459,70
177,80
10,50
108,00
138,90
210,20
324,40
2.543,40
9
3
Tahun
2012
871,80
688,90
289,90
533,40
57,90
70,80
0,20
92,20
316,20
416,90
3.338,20
6
2
4
2013
437,10
369
179,60
342
232,50
174,60
99,30
4,30
205,20
222
340,10
2.605,70
9
1
2
Sumber : BPS Kota Surakarta 2011 – 2013
yang
Berdasarkan hasil penelitian
dinamika pembangunan. Kondisi di
telah
Kota
dilakukan
diketahui
Surakarta
memperlihatkan
bahwa iklim di Surakarta tahun 2011
perkembangan transportasi kearah
– 2013 mempunyai nilai 37,5%.
yang lebih baik hal ini ditunjukkan
Nilai
berada
dengan kondisi jalan yang baik
dibawah 60% maka Kota Surakarta
mengalami peningkatan walaupun
termasuk tipe
masih ada jalan –
Q
sebesar
37,5%
hujan golongan C
(agak basah).
mengalami
Pembangunan
diarahkan
jalan yang
penurunan.
Dengan
transportasi
melihat semakin banyaknya jumlah
memenuhi
kebutuhan
kendaraan yang ada tanpa adanya
guna
mendukung
transportasi
penambahan
jalan
maka
mobilitas manusia, barang dan jasa,
ketidakseimbangan terjadi diruas –
sehingga perlu diciptakan sistem
ruas
transportasi secara terpadu, efisien
tentunya
dan
kelancaran lalu lintas.
efektif
dalam
menunjang
jalan
di
Kota
akan
Surakarta,
mempengaruhi
Tabel Perkembangan Kondisi Jalan di Kota Surakarta tahun 2011– 2013
No
1
Uraian
TAHUN
2010
Satuan
2011
2012
2013
Status Jalan / Kewenangan
a Kota
Km
204,220
204,220
204,220
204,220
Total
Km
204,220
204,220
204,220
204,220
Total
Km
Km
Km
Km
Km
201,600
2,620
0,000
0,000
204,220
201,600
2,620
0,000
0,000
204,220
201,600
2,620
0,000
0,000
204,220
201,600
2,620
0,000
0,000
204,220
Total
%
%
%
%
%
98,717
1,283
0,000
0,000
100,000
98,717
1,283
0,000
0,000
100,000
98,717
1,283
0,000
0,000
100,000
98,717
1,283
0,000
0,000
100,000
2,1 Jenis Konstruksi
a Aspal
b Krikil/Paving/ Beton
c Tanah
d Tidak terperinci
2,2 Prosentase ( % )
a Aspal
b Krikil
c Tanah
d Tidak terperinci
3,1 Kondisi Jalan :
a Baik
b Sedang
c Rusak
d Rusak berat
10
Total
12
13
118,528
70,192
11,750
3,750
204,220
145,523
47,220
8,507
2,970
204,220
89,950
68,573
40,427
5,270
204,220
72,940
86,013
38,897
6,370
204,220
%
%
%
%
%
58,039
34,371
5,754
1,836
100,00
71,258
23,122
4,166
1,454
100,00
44,046
33,578
19,796
2,581
100,00
35,716
42,118
19,047
3,119
100,00
Total
3,2 Prosentase ( % )
a Baik
b Sedang
c Rusak
d Rusak berat
11
Km
Km
Km
Km
Sumber : Dinas Pekerjaan Umum Kota Surakarta Tahun 2013
Tabel Perkembangan Jumlah Kendaraan Moda Transportasi Jalan Raya
di Kota Surakarta
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
Jenis Moda
Sedan
Mobil penumpang
Mobil bis
Pick Up
Truck
Mobil barang
Kereta gandengan
Traktor
Mobil jenasah
Becak
Bendi
2011
635
1094
2291
9674
3452
24294
27
23
5
801
90
2012
568
1186
2149
10037
3586
25132
26
25
5
327
90
2013
535
785
1381
10167
3631
15363
20
35
5
231
90
Sumber : DLLAJR Kota Surakarta Tahun 2013
ANALISIS
KETERPADUAN
PENELITIAN
ANGKUTAN
TERHADAP
UMUM
DI
DAERAH
KARAKTERISTIK
DAN
PERKEMBANGANNYA DI KOTA SURAKARTA
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Tabel Keterpaduan Moda Angkutan Umum Di Daerah Penelitian
Jenis Moda
THB Jebres Terminal Tirtonadi Stasiun Balapan THB Kerten
1. Bus
51
96
13
48
2. Angkot
3
15
7
2
3. Taksi
8
22
14
8
4. Ojek
5
6
15
5
5. Becak
12
58
60
12
6. Kereta Api
9
Jumlah 82
197
118
75
Sumber : Data Primer Tahun 2014
Tabel Karakteristik Moda Yang Digunakan Penumpang Di Daerah
Penelitian Untuk Menuju Daerah Tujuan
Moda Yang
THB Jebres
Terminal
Stasiun
THB Kerten
Kelas
Digunakan
Tirtonadi
Balapan
karakteristik
f
%
f
%
f
%
f
%
Bus
20
80
20
80
4
16
18
72
Tinggi
Angkot
3
12
2
8
2
8
6
24
Rendah
Taksi
5
20
1
4
Rendah
Ojek
1
4
1
4
Rendah
Becak
1
4
1
4
Rendah
Kendaraan Pribadi
1
4
2
8
12
48
Rendah
Jumlah
25
100
25
100
25
100
25
100
Sumber : Data Primer 2014
Berdasarkan
data
di atas
transportasi
yang
disebabkan
diketahui bahwa moda angkutan
jaringan atau sarana dan prasarana
umum yang melewati
di daerah
yang cukup baik. Hal ini disebabkan
penelitian, bahwa bus merupakan
kondisi dan posisi geografis Kota
moda angkutan umum yang paling
Surakarta yang terletak pada posisi
sering digunakan oleh penumpang
strategis sebagai daerah atau titik
untuk menuju daerah tujuan dengan
simpul transportasi di Pulau Jawa
tingkat
bagian tenggara.
karakteristik
berdasarkan
yang tinggi
hasil
analisis.
Penambahan
jalan
pada
Sedangkan moda angkutan umum
umumnya dilakukan guna memenuhi
lainnya, seperti angkot, taksi, ojek,
permintaan akan kebutuhan jalan
becak,
untuk
sedikit
kendaraan
para
pribadi
hanya
penumpang
yang
menggunakan
moda
tersebut.
Berdasarkan
hasil
analisis
karakteristik moda masih rendah.
Kondisi aksesbilitas di Kota
menunjang
memperlancar
transportasi
ataupun
jalannya
khususnya
kegiatan
di
Kota
Surakarta. Namun dalam kurun tiga
tahun terakhir ini 2011 – 2013 di
Kota
Surakarta
tidak
ada
Surakarta cukup baik, hal ini bisa
penambahan
dilihat dari kemudahan – kemudahan
jaringan jalan di Kota Surakarta
untuk
sudah termasuk padat.
melakukan
aktifitas
jalan
dikarenakan
Tabel Jumlah Pelebaran Jalan di Kota Surakarta Tahun 2011 – 2013
KETERANGAN
NO TAHUN LOKASI
2011
SEBAGIAN
JL. PANJAITAN
1.
SELURUH
JL. MELON RAYA
2.
SEBAGIAN
JL. SAMUDRA PASAI
3.
SEBAGIAN
JL. PAKEL
4.
SEBAGIAN
JL. SUMBING IV
5.
2012
TIDAK ADA PELEBARAN
2013
1.
JL. TRANSITO
SEBAGIAN
2.
JL. JAYA WIJAYA
SEBAGIAN
3.
JL. PATIMURA
SEBAGIAN
Sumber : DPU Kota Surakarta Tahun 2011 – 2013
stasiun kereta api Balapan menuju
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil survai dan
analisis
data
dari
perjalanan dan pergantian moda
angkutan
angkutan umum sebanyak 1 sampai 2
umum yang telah dilaksanakan di
kali. Hal ini dipengaruhi kurangnya
terminal tirtonadi , stasiun Balapan,
moda angkutan umum sperti bis kota
Tempat hentian Bis Jebres dan keten,
yang masuk ataupun keluar ke
maka dapat di kemukakan beberapa
stasiun Balapan, 2) moda angkutan
kesimpulan dan saran antara lain: 1)
umum seperti bis yang digunakan
untuk
dan
oleh penumpang yang ada dilokasi
pergantian moda angkutan umum
penelitian di THB Jebres Sebanyak
bagi penumpang dalam mencapai
80%, Terminal Tirtonadi sebanyak
tujuan
kali,
80%, Sedangkan di THB Kerten
berdasarkan hasil wawancara oleh
72%. Lain halnya dengan di stasiun
penumpang yang menuju ke terminal
Balapan hanya 16% untuk yang
Tirtonadi, Tempat hentian Bis Jebres
menggunakan
dan
menggunakan
taksi
menggunakan
kendaraan
wawancara
dan
uraian
kota surakarta rata-rata melakukan
penumpang
frekuensi
lebih
Kerten
perjalanan
dari
rata-rata
satu
melakukan
perjalanan dan pergantian
moda
Bis,
20%
dan
48%
pribadi.
angkutan umum sebanyak 1 sampai 2
Dapat
kali, Tetapi untuk di THB Jebres dari
Balapan untuk tingkat ktersediaan
hasil wawancara yang sudah di
angkutan umum bis masih kurang,
lakukan oleh penumpang yang turun
hal
dari THB Jebres masih ada yang
banyaknya menggunakan kendaraan
melakukan pergantian sebanyak 3
Pribadi dan taksi. Hanya BST (Batik
kali, dari hasil wawancara oleh
Solo Trans) yang melewati Stasiun
penumpang, ternyata untuk daerah
Balapan yang sudah menggunakan
tujuan yang dituju untuk angkutan
koridor saja, 3) dari hasil survai dan
umumnya tidak semuanya melewati,
wawancara yang telah dilakukan
sehingga
moda
daerah asal para penumpang yang
angkutan umum lebih dari 2 kali.
menuju kota surakarta yang ada di
Sedangkan penumpang yang dari
daerah penelitian di THB jebres
harus
berganti
dikatakanbahwa
di
stasiu
ini bisa ditunjukan dengan
daerah
asal
terbanyak
kabupaten
penumpang
adalah
dari
yang
berselang antara 1menit sampai 2
daerah
menit, dan 5) perkembangan moda
dan
angkutan umum di kota Surakarta
Karanganyar
kabupaten
Sragen.
Hal
pengaruhi
karena
THB
ini
di
jebres
dari
tahun
2011
sampai
2013
mengalami penurunan. Hal ini angka
merupakan pintu masuk ke kota
penurunan
surakarta paling timur yang langsung
perkembangannya menurun, menurut
berbatasan
Kabupaten
data yang di peroleh kebijakan
Karanganyar dan Kabupaten Sragen.
pemerintah kota surakarta untuk
Sedangkan untuk terminal Tirtonadi,
menekan jumlah moda angkutan
daerah asal penumpang yang paling
umum seperti bis yang tidak layak
banyak adalah dari luar daerah
pakai, sehingga tidak menambah
surakarta, hal ini terjadi sama dengan
kemacetan di kota surakarta. Jumlah
stasiun Balapan. Untuk THB kerten
mobil bis yang untuk umum dari
juga kebanyakan dari luar daerah dan
tahun 2011 sampai 2013 mengalami
dari luar kabupaten Boyolali menjadi
penurunan sebanyak 699 unit.
dengan
bukan berarti tingkat
daerah asal penumpang terbanyak
Kedua setelah dari luar daerah, 4)
hasil
pengamatan
dilakukan
oleh
yang
telah
peneliti
untuk
DAFTAR PUSTAKA
Adji
ketepatan waktu yang di butuhkan
Sakti Adisasmita. 2011.
Transportasi
dan
Pengembangan
Wilayah.
Yogyakarta: Graha Ilmu.
oleh penumpang untuk menunggu di
tempat
penelitian.
Rata-rata
ketepatan waktu yang di butuhkan
oleh penumpang untuk mendapatkan
moda angkutan umum sudah baik.
Hal ini di buktikana di setiap tempat
penelitian jararak kedatangan antar
moda angkutan umu seperti Bis
Bappeda, 1997, Rencana Umum Tata
Ruang Wilayah Kotamadya
Surakarta Tahun 1993-2013,
Rancangan Pembangunan Tata
Ruang Kotamadya Surakarta
Khusus Bidang Transportasi
Bank
Dunia,
1972,
World
Development Report 1971,
Washington
:
Oxford
University Press
kurang dari 10menit. Untuk Bis BST
koridor 1 dan 2 jarak kedatangan
Cabang Dinas Lalu Lintas dan
Angkutan Jalan Raya Propinsi
Dati I Jateng, Kotamadya
Surakarta, 2012, Transportasi
di Kotamadya Surakarta dan
Permasalahannya, Dinas Lalu
Lintas dan Angkutan Jalan
Raya Kotamadya Surakarta,
Surakarta
Federal Highway Administration
United
State,
1977,
Introduction to Urban Travel
Demand Forecasting a Self
Introduction Tex, Departemen
of Transportation Washington
DC
Hadi Sabari Yunus, 1994, Teori dan
Model Struktur Keruangan
Kota, departemen Pendidikan
dan Kebudayaan Fakultas
Geografi Universitas Gadjah
Mada Yogyakarta, Yogyakarta
______________. 2010. Metodologi
Penelitian
Wilayah
Kontemporer.
Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
Himpunan Mahasiswa Arsitektur
VASTU VIDYA Universitas
Sebelas Maret Surakarta, 1996,
Pengembangan Wilayah Utara
Surakarta Sebagai Antisipasi
Pemekaran Kota Surakarta,
Himpunan
Mahasiswa
Arsitektur VASTU VIDYA
Surakarta, Surakarta
Jones, L. S. 1977, Urban Transport
Appraisal, London Mc. Millan
Press
Masri
Singarimbun dan Sofian
Effendi,
1982,
Metode
Penelitian Survey, LP3ES,
Jakarta
Suwardjoko
Warpani,
1985,
Rekayasa Lalu Lintas, Bharata
Karya Aksara Jakarta, Jakarta
Suwardjoko
Warpani,
1990,
Merencanakan
Sistem
Perangkutan,
Institut
Teknologi Bandung, Bandung
Tika Pabundu Moh. 2005. Metode
Penelitian Geografi. Jakarta:
PT. Bumi Aksara.
www.jdih.setjen.Kemendagri.go.id/fi
les/kota-surakarta-122010.pdf.
diakses
pada
tanggal 11 Juni 2014 jam
11.05 WIB.