IDENTIFIKASI SENYAWA METABOLIT SEKUNDER PADA JAMUR ENDOFIT DARI TUMBUHAN RARU (COTYLELOBIUM MELANOXYLON).

IDENTIFIKASI SENYAWA METABOLIT SEKUNDER
PADA JAMUR ENDOFIT DARI TUMBUHAN
RARU (Cotylelobium melanoxylon)

Oleh:
Eka Pratiwi
NIM 4103220010
Program Studi Biologi

SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar
Sarjana Sain

JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
2014

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Medan pada tanggal 21 Oktober 1992. Ayah bernama
Syamsul Bahri dan Ibu bernama Rosanti, dan merupakan anak pertama dari tiga
bersaudara. Pada tahun 1997, penulis masuk SD Swasta Pertiwi Medan, dan lulus
pada tahun 2003. Pada tahun 2003 penulis melanjutkan sekolah di SLTP negeri 11
Medan, dan lulus pada tahun 2006. Pada tahun 2006 penulis melanjutkan sekolah
di SMA Swasta Amir Hamzah Medan, dan lulus pada tahun 2009. Pada tahun
2010 penulis di terima di jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan melalui jalur SPMB. Kegiatan di
Universitas Negeri Medan yang pernah diikuti yaitu pernah menjadi asisten mata
kuliah praktikum Biologi Umum I, Biologi Umum II, Biokimia, Mikrobiologi
Umum, dan Mikrobiologi Pangan. Selain itu penulis juga mengikuti praktek kerja
lapangan (PKL) di Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirtanadi Medan pada
tahun 2013.

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas
segala rahmat dan berkatNya yang memberikan kesehatan dan hikmat kepada
penulis sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik sesuai dengan waktu
yang direncanakan. Adapun skripsi ini berjudul “Identifikasi Senyawa Metabolit
Sekunder Pada Jamur Endofit Dari Tumbuhan Raru (Cotylelobium melanoxylon)”

Dalam kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada
Ibu Dra. Uswatun Hasanah, M.Si selaku Dosen Pembimbing dan Bapak
Idramsyah, S.Pd, M.Si yang telah banyak membantu menyelesaikan skripsi ini,
mulai dari pengajuan proposal penelitian, pelaksanaan sampai penyusunan skripsi,
Pembimbing akademik Ibu Dr. Ely Djulia, M.Pd yang telah memberikan
bimbingan selama perkuliahan, serta Bapak Drs. Tri Harsono, M.Si, Bapak Drs.
Lazuardi, M.Si dan Ibu Dra. Martina Restuati, M.Si yang telah banyak
memberikan saran. Teristimewa buat keluarga penulis cintai dan sayangi yaitu
Ayahanda Syamsul Bahri dan Ibunda Rosanti yang setiap saat memberikan kasih
sayang, dukungan dan doa. Dan terima kasih kepada adik penulis Karina Dewi
dan Hidayat serta seluruh keluarga yang selalu memberikan semangat.
Terima kasih kepada sahabat penulis yaitu Astrid Siska Pratiwi, Febri
Sembiring, Fitri Rezeki, Julaili Irni, Khairunnisa, Mega Sylvia Fitri, Nurhidayah,
dan Restya Ulfa yang selama ini memberikan dukungan. Dan juga terima kasih
kepada semua mahasiswa Biologi Nondik 2010.
Semoga hasil penelitian ini bermanfaat bagi pengembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi.

Medan,


Juli 2014

Eka Pratiwi
NIM : 4103220010

DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 4.1. Diameter Zona Hambat Pertumbuhan Bakteri Yang

28

Disebabkan Oleh Isolat Jamur Endofit
Tabel 4.2. Hasil Identifikasi Metabolit Sekunder Dari Isolat Jamur
Rsi - 10

31

DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1. Tumbuhan Raru (Cotylelobium melanoxylon)


5

Gambar 2.2. Beberapa Contoh Senyawa Alkaloid

8

Gambar 2.3. Tipe - Tipe Kerangka Flavonoid

9

Gambar 2.4. Beberapa Contoh Golongan Terpenoid

12

Gambar 2.5. Struktur Senyawa Phenol Dan Polifenol

14

Gambar 2.6. Struktur Dasar Steroid


15

Gambar 2.7. Struktur Kimia Saponin

16

Gambar 4.1. Hasil Uji Media Kontrol

27

Gambar 4.2. Hasil Uji Sterilisasi Permukaan Batang Tumbuhan

27

Raru (Cotylelobium melanoxylon)
Gambar 4.3. Proses Fermentasi Yang Dilakukan Terhadap Isolat Jamur

29


Endofit Terpilih (Rsi - 10)
Gambar 4.4. Hasil Ekstraksi Dengan Menggunakan Pelarut Etanol

30

Gambar 4.5. Zona Hambat Jamur Endofit Rsi - 10 Terhadap Bakteri Uji

33

Escherichia coli dan Staphylococcus aureus
Gambar 4.6. (a) Hasil Sebelum Disemprot Dengan Pereaksi

36

Kimia Dragendorff
(b) Hasil Setelah Disemprot Dengan Pereaksi

36

Kimia Dragendorff

Gambar 4.7. (a) Hasil Sebelum Disemprot Dengan Pereaksi

37

Kimia Uap Amoniak
(b) Hasil Setelah Disemprot Dengan Pereaksi

37

Kimia Uap Amoniak
Gambar 4.8. (a) Hasil Sebelum Disemprot Dengan Pereaksi

39

Kimia FeCl3 10 %
(b) Hasil Setelah Disemprot Dengan Pereaksi
Kimia FeCl3 10 %

39


DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Skema Prosedur Kerja Penelitian

48

Lampiran 2. Dokumentasi Penelitian

49

Lampiran 3. Tabel Hasil Isolasi Jamur Endofit Dari Batang

54

Tumbuhan Raru (Cotylelobium melanoxylon)

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan uji

analisis

kualitatif dengan

menggunakan metode

kromatografi lapis tipis (KLT), isolat jamur endofit Rsi - 10 mengandung
kelompok senyawa metabolit sekunder, yaitu alkaloid yang ditandai dengan
timbulnya noda berwarna coklat (Rf = 0,65 dan 0,95) dan flavonoid yang ditandai
dengan timbulnya noda berwarna kuning coklat (Rf = 0,96).

5.2. Saran
Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk analisis kuantitatif terhadap
kandungan senyawa metabolit sekunder yang dihasilkan oleh isolat jamur endofit
Rsi - 10.

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang
Resistensi terhadap mikroba menjadi salah satu masalah utama diseluruh
dunia. Oleh karena itu diperlukan adanya penelitian untuk menemukan sumber
senyawa bioaktif baru yang mampu mengatasi infeksi bakteri maupun jamur
(Nirjanta, 2012). Senyawa bioaktif dapat diperoleh dari beberapa sumber,
diantaranya dari tumbuhan, hewan, mikroba dan organisme laut (Prihatiningtias,
2005).
Indonesia merupakan negara yang memiliki biodiversitas yang tinggi dan
memiliki kawasan hutan hujan tropis yang luas sehingga dapat menjadi suatu
kelebihan dalam pencarian sumber - sumber senyawa bioaktif (Redell, dkk. 2000).
Salah satu sumber senyawa bioaktif yang berasal dari mikroba adalah
jamur endofit (Strobel, 2003). Jamur endofit merupakan sumber yang kaya akan
metabolit sekunder bioaktif (Tan, dkk. 2001) dan merupakan salah satu golongan
mikroba endofit yang paling banyak ditemukan di alam (Strobel, 2003).
Jamur ini hidup berasosiasi secara simbiosis mutualisme dengan tumbuhan
inangnya (Strobel, 2003). Jamur endofit menginfeksi tumbuhan sehat pada
jaringan tertentu tanpa menimbulkan tanda - tanda adanya infeksi (Bacon, dkk.
2000), kemudian menghasilkan enzim dan metabolit sekunder yang dapat
bermanfaat bagi fisiologi dan ekologi tumbuhan inang (Tan, dkk. 2001),
mikotoksin, dan juga antibiotik (Carrol, 1988) yang dimanfaatkan tumbuhan

inang untuk melawan penyakit yang ditimbulkan oleh patogen tumbuhan.
Sebaliknya, jamur endofit dapat memperoleh nutrisi untuk melengkapi siklus
hidupnya dari tumbuhan inangnya (Petrini, dkk. 1992).
Jamur

endofit

berperan

penting

dalam

industri

farmasi

karena

kemampuannya dalam memproduksi senyawa metabolit sekunder seperti alkaloid,
terpen, steroid, flavonoid, kuinon, fenol dan lain sebagainya yang mempunyai
potensi besar sebagai senyawa bioaktif (Tan, dkk. 2001).

Selain itu keunggulan lain yang ditawarkan jamur endofit dalam pencarian
sumber - sumber senyawa bioaktif baru adalah siklus hidup jamur endofit yang
singkat dan senyawa - senyawa bioaktif yang dihasilkan dapat diproduksi dalam
skala besar melalui proses fermentasi (Prihatiningtias, dkk. 2011).
Senyawa bioaktif yang berasal dari jamur endofit ada yang berpotensi
sebagai antimikroba (menghambat pertumbuhan atau membunuh mikrobamikroba patogen) (Castillo, dkk. 2002); antikanker (Kumala, 2005), contohnya
senyawa taksol (Li, dkk. 1996); antiserangga (Azevedo, dkk. 2000); zat pengatur
tumbuh (Tan, dkk. 2001); serta penghasil enzim hidrolitik seperti amilase,
selulase, xilanase, ligninase (Choi, dkk. 2005), dan kitinase (Zinniel, dkk. 2002).
Potensi biologis dari jamur endofit lainnya ialah sebagai antiimunosupresif (Lee,
dkk. 1995), anti - HIV, antioksidan (Strobel, dkk. 2002), antivirus (Guo, dkk.
2000), antidiabetes (Zhang, dkk. 1999), anti - HSV - 1, antituberkular (Agusta,
2009), dan antimalaria (Lu, dkk. 2000).
Banyak kelompok jamur endofit yang mampu memproduksi senyawa
antibiotik yang aktif melawan bakteri maupun jamur patogenik terhadap manusia,
hewan dan tumbuhan, terutama dari genus Coniothirum dan Microsphaeropsis
(Petrini, dkk. 1992). Penelitian sebelumnya telah dilakukan oleh para peneliti
Laboratorium Biosains, Bidang Botani, Puslit Biologi LIPI, terhadap beberapa
isolat jamur endofit yang berasosiasi dengan tumbuhan akar kuning. Di antaranya,
metabolit sekunder 1,2 - diamino - 9,10 - antra - senadion yang bersifat antibiotik,
diisolasi dari jamur endofit AFK - 8 yang berasosiasi dengan tumbuhan akar
kuning asal Kalimantan (Praptiwi, dkk. 2010). Penelitian Dreyfuss, dkk. (1986)
menunjukkan bahwa aktivitas isolat - isolat endofit Pleurophomopsis sp dan
Cryptosporiopsis sp yang diisolasi dari tumbuhan Cardamin heptaphylla
mempunyai aktivitas antimikroba yang tinggi. Isolat - isolat tersebut
menghasilkan penisilin N, sporiofungin A, B, C.
Isolat jamur endofit Xylaria spp juga memiliki potensi besar dan
dikembangkan dalam penelitian - penelitian industri farmasi maupun pertanian.
Salah satu strain Xylaria yang diisolasi dari tumbuhan epifit di Amerika Selatan
dan Meksiko dilaporkan dapat menghasilkan suatu senyawa antibiotik baru dari

kelompok sitokhalasin (Dreyfuss, dkk. 1986). Sebagai contoh lain adalah
phomopsikhalasin yang merupakan golongan sitokhalasin dan merupakan
senyawa metabolit jamur endofit Phomopsis sp dengan metode difusi, senyawa ini
juga mampu menghambat aktivitas bakteri Bacillus subtilis, Salmonella
gallinarium, dan Staphylococcus aureus (Horn, dkk. 1995).
Selain menghasilkan senyawa yang bersifat antibakteri, jamur endofit juga
menghasilkan senyawa antiviral, misalnya Cytonic acid A & B, sebagai senyawa
penghambat enzim Human Cytomegalo Virus (hCMV), diisolasi dari fermentasi
jamur Cytonaema sp (Guo, dkk. 2000). Senyawa antimalaria dihasilkan oleh jamur
Geotrichum sp, jamur ini tumbuh pada tumbuhan Crassocephalum crepidioides
(Strobel, 2003).
Namun penelitian terhadap isolat jamur endofit yang memiliki kemampuan
sebagai penghasil senyawa metabolit sekunder pada tumbuhan Cotylelobium
melanoxylon belum dilakukan, sehingga penelitian ini diharapkan dapat
memperoleh senyawa metabolit sekunder dari jamur endofit yang berasal dari
tumbuhan raru (Cotylelobium melanoxylon).

1.2. Ruang Lingkup
Penelitian ini hanya membahas senyawa metabolit sekunder yang
dihasilkan oleh jamur endofit melalui tahap penelitian : sterilisasi sampel, isolasi,
identifikasi, skreening dan ekstraksi senyawa metabolit sekunder.

1.3. Batasan Masalah
Penelitian ini dibatasi pada pengidentifikasian kelompok senyawa
metabolit sekunder yang dihasilkan oleh jamur endofit dari tumbuhan raru
(Cotylelobium melanoxylon).

1.4. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dijelaskan di atas, maka
masalah penelitian dirumuskan sebagai berikut : metabolit sekunder apakah yang
dihasilkan oleh jamur endofit dari tumbuhan raru (Cotylelobium melanoxylon).

1.5. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan di atas, maka
tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi golongan senyawa metabolit
sekunder yang dihasilkan oleh jamur endofit dari tumbuhan raru (Cotylelobium
melanoxylon).

1.6. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah :
1. Memperoleh senyawa metabolit sekunder pada jamur endofit dari tumbuhan
raru (Cotylelobium melanoxylon)
2. Menambah wawasan peneliti dan masyarakat ilmiah dalam memahami khasiat
dan potensi jamur endofit yang berasal dari tumbuhan raru (Cotylelobium
melanoxylon)

DAFTAR PUSTAKA
Agusta, A., (2009), Biologi dan Kimia Jamur Endofit, ITB Press, Bandung.
Anonim., (2009), http/ /id.wikipedia.org/wik/terpenoid (Diakses pada tanggal 4
april 2009).
Alrasyid, H. Marfuah., Wijaya, Kusuma., dan Heridarsyah., (1999), Vamedicum
Dipterocarpaceae, Balai Penelitian dan Pengembangan Hutan,
Departemen kehutanan , Jakarta.
Azevedo, JL., W. Maccheroni., J.O. Pereira., dan W. Luiz., (2000), Endophytic
Microorganism: A Review On Insect Control and Recent Advances On
Tropical Plants, Electr J Biotechnol 3 : 40 - 65.
Bacon, C.W., dan White, J.F., (2000), Microbial Endophytes, Marcel Dekker,
New York.
Barik, B.P., Tayung, K., Jagadev, P.N., dan Dutta, S.K., (2010), Phylogenetic
Placement Of An Endophytic Fungus Fusarium Oxysporum Isolated From
Acorus Calamus Rhizomes With Antimicrobial Activity, EJBS 2 (1) : 816.
Brooks, G.F., Butel, J.S., dan Morse, S.F., (2001), Medical Microbiology, 2th
edition, New York, Mc. Graw Hill.
Burger, I., Burger, B,V., Albrecht, C.F. Spicies., H.S.C., dan Sandor, P., (1998),
Triterpenoid Saponin From Bacium gradivlona Var. Obovatum,
Phytochemistry 49 : 2087 - 2089.
Carrol, G.C., (1988), Fungal Endophytes In Stem and Leaves From Latent
Pathogens To Mutualistic Symbiont, Ecology 69 : 2 - 9.
Castillo, U.F., Strobel, G.A., Ford, E.J., Hess, W.M., Poter, H., Jenson, J.B.,
Albert, H., Robinson, R., Condron, M.A., dan Teplow, D.B., (2002),
Munumbicins, Wide Spectrum Antibiotics Produced By Steptomyces
NRRL 30562, Endophytic On Kennedia nigriscans, Microbiology 148 :
2675 - 2685.
Choi, Y.W., Hodgkiss, I.J., dan Hyde, K.D., (2005), Enzyme Production By
Endophytes Of Brucea javanica, J Agric Tech 1 : 55 - 65.
Clay, K., (1988), Clavicipitaceous Fungal Endophytes Of Grasses Coevolution
and The Change From Parasitism To Mutualism, Academic Press,
London.

Dai, J.R., Hallock, Y.F., Cardellina, J.H., dan Boyd, M.R., (1998), HIV
Inhihibitory and Cytotoxic Oligostilbenoids Isolated From The Leaves Of
Hopea malibato, J Nad Prod 61 : 351 - 353.
Desriani, A.M., dan Lestari, Y., (2004), Screening Of Stretomyces spp. Producing
β - Laktamase Inhibitory Protein, Hayati 11 : 88 - 92.
Dreyfuss, M.E., Hoffman, H.H., Kobel, H., Pache, W., dan Tsecherter, H., (1986),
Cyclosporin A and C : New Metabolites From Trichoderma polysporum
(Link Expers) Rifai. Appl. Environ, Microbiol 3 : 125 - 133.
Fisher, PJ., Petrini, O., dan Sutton, B.C., (1993), A Comparative Study Of Fungal
Endophytes In Leaves, Xylem and Bark Of Eucalyptus Nitens In Australia
and England, Sydowia 45 : 338 - 345.
Gandjar, I., Robert A. S., Karin, T. V., Ariyanti, O., dan Iman, S., (1999),
Pengenalan Kapang Tropik Umum, Yayasan Obor Indonesia, Jakarta.
Geisman., (1969), Organic Chemistry Of Secondary Plant Metabolism. Freeman,
Cooper, and Company, San Fransisco.
Goveas, S. W., Royston, M., Shashi, K. N., dan Leo D’Souza., (2011), Isolation
of Endophytic Fungi from Coscinium fenestratum- A Red Listed
Endangered Medicinal Plant, EurAsia Journal of BioSciences 5 (1) : 48 53.
Gunawan., (2011), Aktifitas Antioksidan dan Toksisitas Ekstrak Kulit Kayu Raru
(Cotylelobium sp), Jurnal Penelitian Hasil Hutan 29 (4) : 322 - 330.
Guo, B., J. Dai., S. N.g., Y. Huang., C. Leong., W.Ong., dan B.K. Carte., (2000),
Cytonic Acid A & B : Novel Tridepside Inhibitors Of hCMV Protease
From The Endophytic Fungus Cytonaema Species, J. Nat. Prod. 63 : 602
- 604.
Harborne, J.B., (1987), Metode fitokimia : Penuntun Cara Modern Menganalisa
Tumbuhan Edisi ke - 2, Penerjemah Padmawinata K, ITB, Bandung.
Herbert., (1995), Biosintesis Metabolit Sekunder, IKIP, Semarang Press.
Heyne, K., (1987), Tumbuhan Berguna Indonesia 3, Badan Litbang Kehutanan,
Jakarta.
Hogiono., dan Dogi., (1994), Peningkatan Nilai Tambah Tanaman Hortikultura
yang Berpotensi Sebagai Bahan Dasar Sintesis Obat - Obatan Steroid.
Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Airlangga, Surabaya.

Holler, U., (1999), Isolation, biological activity and secondary metabolite
investigations of marine derived fungi and selected host sponges,
Wihelmina, Carolo University, www.opus.tu_bs.de/opus/volltexte/1999/40
Horn, W.S., Simmonds, M.S.J., Schwartz, R.E., dan Blaney, W.M., (1995),
Phomopsichalasin, A Novel Antimicrobial Agent From An Endophytic
Phomopsis sp, Tetrahedron 14 : 3969 - 3978.
Jang, J-S, R., Sun, C-T., dan Mizutani, E., (1997), Neuro Fuzzy and Soft
Computing A Computational Approach To Learning and Machine
Intelligence , Prentice Hall, Inc., Simon., & Schuster/A Viacom Company,
Upper Saddle River, NJ 07458.
Johnson, I.T., (2001), Antioxidant and Antitumour Properties, CRC Press
Cambridge, England.
Julianingsih, D., (2012), Sterilisasi dan Media Mikroba, [terhubung berkala]
http://tekpan.unimus.ac.id/index.php?option=com_content&view=article&
id=105:sterilisasi-dan-media-mikrobolehdewijulianingsih&catid=34:tugas
mahasiswa &Itemid=55 [4 Juni 2012].
Khunaifi, M., (2010), Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Daun Binahong
(Anredera cordifolia) Terhadap Bakteri Staphylococcus aureus Dan
Pseudomonas
aeruginosa
Terdapat
pada
http://lib.uinmalang.ac.id/fullchapter/03520025.pdf. Diakses pada tanggal 13 Maret
2011.
Kumala, S., (2005), Isolasi dan Penapisan Mikroba Endofit Tanaman Brucea
javanica (L) Merr Serta Uji Sitotoksik Metabolit Sekunder Terhadap
Beberapa Sel Kanker Secara In Vitro, Disertasi Program Pasca sarjana
Universitas Indonesia, Jakarta.
Lee, J., Lobkovsky, E., Pliam, N.B., Strobel, G.A., dan Clardy, J., (1995),
Subglutinols A and B; immunosuppressive Compounds From The Endophytic Fungus Fusarium subglutinans, J Org Chem 60 : 7076 - 7077.
Li , J., Strobel, G.A., Sidhu, R., Hess, W.M., dan Ford, E.J., (1996), Endophytic
Taxol Producing Fungi From Bald Cypress, Taxodium distichum,
Microbiology 142 : 2223 - 2226.
Lu, H., Zou, W.X., Meng, J.C., Hu, J., dan Tan, R.X., (2000), New Bioactive
Metabolites Produced By Colletotrium sp., An Endophytic Fungus In
Artemisia annua, Plant Sci 151 : 76 - 73.
Madigan, M.T., Martinko, J.M., dan Parker, J., (2000), Brock Biology of
Microorganisms Edisi ke - 9, New Jersey, Prentice Hall.

Malloch, D., (2000), Moulds: Their Isolation, Cultivation, and Identification,
University of Toronto Press, Toronto.
Markham., (1988), Cara Mengidentifikasi Flavonoid, Institut Teknologi Bandung,
Bandung.
Melliawati, R., Sukiman, H.I., Widyaningrum, D.N., dan Djohan, A.C., (2006),
Pengkajian Bakteri Endofit Penghasil Senyawa Bioaktif Untuk Proteksi
Tanaman, Biodiversitas 7 (3) : 221 - 224.
Melliawati, R., dan Harni., (2009), Senyawa Antibakteri Escherichia coli ATCC
35218 dan Staphylococcus aureus ATCC 25923 Dari Kapang Endofit
Taman Nasional Gunung Halimun, Jurnal Natur Indonesia 12 (1) : 21 27.
Meskin, M.S., Bidlack, W.R., Davies, A.J., dan Omaye, S.T., (2002),
Phytochemicals in Nutrition and Health, CRC Press, London - New York.
Mirzoeva, O.K., Grishanin, R.N., dan Calder, P.C., (1997), Antimicrobial action
of propolis and some of its components: the effects on growth, membrane
potential, and motility of bacteria, Microbiol 46 : 152 - 239.
Mukhopadhyay, M., (2000), Natural Extract Using Supercritical Carbon Dioxide,
CRC Press, London - New York.
Morrisey, J.P., dan Ousbon, A.E., (1999), Fungal Resistence To Plant Antibiotic
As A Mechanism Of Phatogenesis, Mikrobiologi and Molecular Biologi,
Review 63 : 708 - 729.
Natori, S., Ikekawa, N., dan Suzuki, M., (1981), Advances In Natural Products
Chemistry, John, Wiley., and Sons, Toronto.
Neneng, L., (2000), Karakterisasi Senyawa Antibiotik Yang Resisten Terhadap
Beta - laktamase Tipe TEM - 1 dari Isolat ICBB 1171 Asal Ekosistem Air
Hitam
Kalimantan
Tengah,
Http://www.icbb.org/indonesia/penelitian/penelitian01.html.
Nirjanta, Nameirakpam., (2012), Antimicrobial Properties Of Endophytic Fungi
Isolated From Medicinal Plant Camellia Sinesis, International Journal Of
Pharma and Bio Science 3 (3) : 420 - 427.
Noverita., Dinah, Fitria., dan Ernawati, Sinaga., (2009), Isolasi Dari Uji Aktivitas
Antibakteri Jamur Endofit Dari Daun dan Rimpang Zingiber ottensii val,
Jurnal Farmasi Indonesia 4 (4) : 171 - 176.

Padmawinata, K., dan Soediro, I., (1985), Analisis Obat Secara Kromatografi dan
Mikroskopi, Penerbit ITB, Bandung. Terjemahan : Drugs Analisis By
Chromatography and Microscopy, Stahl, E., Michigan.
Padmawinata, K., (1991), Pengantar Kromatografi Edisi Ke 2, ITB Press,
Bandung. Terjemahan : Introduction To Chromatography, Gritter, R.J.J.,
Bobbit, M., dan Schwarting, A.E., (1985), Holden Day Inc, USA.
Petrini, O.T.N., Sieber, L.T., dan Viret, O., (1992), Ecology Metabolite
Production and Substrate Utilization In Endophytic Fungi, Nat Toxin 1 :
189 - 196.
Praptiwi., Jamal, Y., Fathoni, A., dan Agusta, A., (2010), Antimicrobial
Metabolite From The Culture of Endophytic Fungus AFK - 8 Isolated
From Kayu Kuning (Archangelisia flava (L.) Merr. Di dalam:
Biotechnology for Enhancement The Tropical Biodiversity. International
Seminar Biotechnology for Enhancement The Tropical Biodiversity;
(2010), Universitas Pajajaran, Bandung, 35 - 43.
Pratiwi, Rarastoeti., (2011), Biokimia Analitik, Fakultas Biologi Universitas
Gadjah Mada, Yogyakarta.
Prihatiningtias, W., (2005), Senyawa Bioaktif Fungi Endofit Akar kuning
(Fibraurea chloroleuca Miers) Sebagai Senyawa Antimikroba, Tesis,
Sekolah Pascasarjana UGM.
Prihatiningtias, W., dan Wahyuningsih, M.S.H., (2011), Http:// mot. farmasi.
ugm.ac.id/artikel-55-prospek-mikroba-endofit-sebagai-sumber-senyawabioaktif.html (di akses 19 Juni 2011).
Radu, S., dan Kqueen, C.Y., (2002), Preliminary Screening of Endophytic Fungi
From Medicinal Plants In Malaysia For Antimicrobial and Antitumor
Activity. Malaysian, Journal of Medical Sciences; 9 (2) : 23 - 33.
Redell, P., dan Gordon, V., (2000), Lesson From Nature : Can Ecology Provide
New Leads In The Search For Novel Bioactive Chemicals From Rain
Forest? p. 205-212. In S.K. Wrigley., M.A. hayes., R. Thomas., E.J.T.
Chrystal., and N. Nicholson (ed)., Biodiversity: New Leads For
Pharmaceuticaland Agrochemical Industries. The Royal Society of
Chemistry, Chambridge, UK, pp. 205 - 212.
Robinson., (1991), Satellite Oceanography : An Introduction For Oceanographers
and Remote Sensing Scientist Ellis Horwood Limited , England. 455 p.
Robinson., (1995), Kandungan Organik Tumbuhan Tinggi, Terjemahan Prof. Dr.
Kosasih Padma Winata, ITB , Bandung.

Sabir, A., (2008), In Vitro Antibacterial Activity Of Flavonoids Trigona Sp
Propolis
Against
Streptococcus
Mutans,
Terdapat
pada
http://www.journal.unair.ac.id/filerPDF/DENTJ-38-3-08.pdf. Diakses pada
tanggal 16 Maret 2011.
Sastrohamidjojo., (1996), Sintesis Bahan Alam, Gajah Mada university Press,
Yogyakarta.
Sastrohamidjojo, H., (2005), Kromatografi, Liberty, Yogyakarta.
Scheuer, J.P., (1978) Marine Natural Products,
Koensuemerdiyah., (1995), IKIP, Semarang Press.

Diterjemahkan

oleh

Simanjuntak, P., Parwati, T., Bustanussalam, T.K., Prana, S., Wibowo, H., dan
Shibuya (2002), Isolasi dan Kultivasi Mikroba Endofit Penghasil Senyawa
Alkaloid Kinkona Dari Chincona spp, J. Mikrobiol indon 7 (2) : 27 - 30.
Simanjuntak, P., (2011), Indonesia Gudang Mikroba Antikanker dan Antidiabetes,
[terhubungberkala]http://www.biotek.lipi.go.id/index.php/news/biotek/755
indonesiagudangmikrobaantikankerdanantidiabetes?PHPSESSID=275d90
261df7e82c864cb9992fb7a347 [4 Juni 2012].
Sotheeswaran, S., dan Pasuphaty, V., (1993), Distribution Of Resveratrol
Oligomers In Plants, Phytochemistry 32 : 1083 - 1092.
Still, Clark., Kahn, M., dan Mitra, A., (1978), Rapid Chromatographic Technique
For Preparatives Separations With Moderate Resolution, Journal Of
Organic Chemistry, 43 (14).
Strobel, G.A., Hess, W.M., Ford, E., Sidhu, R.S., dan Yang, X., (1996), Taxol
From Fungal Endophytes and The Issue Of Biodiversity, J Indust
Microbiol 17 : 417 - 425.
Strobel, G.A., Millar, R.V., Martinez - Miller, C., Condron, M.M., Teplow, D.B.,
dan Hess, W.M., (1999), Microbiol, 145 : 1919 - 1926.
Strobel, G.A., Dirkse, E., Sears, J., dan Markworth, C., (2001), Volatile
Antimicrobilas From Muscudor albus A Novel Endophytic Fungus,
Journal Microbiology 147 : 2943 - 2950.
Strobel, G.A., Ford, E., Woapong, J., Harper, J.K., Arif, A.M., Grant, D.M., Fung,
P.C.W., dan Chan, K., (2002), Isopestacin, An Isobenzopuranone From
Pestalotiopsis Microspora, Prossesing Antifungal and Antioxidant
Activities, Phytochemistry 60 : 179 - 183.
Strobel, G.A., (2003), Endophytes as sources of bioactive products, pp.11.

Sutjaritvorakul, T., Whalley, A.J.S., Sihanonth, P. dan Roengsumran, S., (2010),
Antimicrobial activity from endophytic fungi isolated from plant leaves in
Dipterocarpous forest at Viengsa district Nan province, Thailand, Journal
of Agricultural Technology 6 (2) : 309 - 315.
Tan, R.X., dan Zou, W.X., (2001), Endophytes : A Rich Source Of Functional
Metabolites, Nat Prod Rep 18 : 488 - 459.
Tjay, T.H., dan Raharja, K., (2002), Obat - Obat Penting, Khasiat, Penggunaan,
dan Efek Sampingnya, Jakarta, PT. Exel Media Komputindo.
Wagner, H., dan Bland, S., (1996), Plant Drug Analysis; A Thin Layer
Chromatography Atlas 2nd Edition, Berlin Heidelberg, Springer.
Yoshiki, Y., Kudo., dan Okobo, K., (1998), Relationship Between Chemical
Structure and Biological Activities Of Triterpenoid Saponin From Soybean
(Review) Biosience Biotechnology and Biochemistry. 62 : 2291 - 2292.
Zhang, B., Salituro, G., Szalkowski, D., Li, Z., Zhang, Y., Royo, I., Vilella, D.,
Dez, M., Pelaes, F., dan Ruby, C., (1999), Discovery Of Small Molecule
Insulin Mimetic With Antidiabetic Activity In Mice, Science 284 : 974 981.
Zinniel, D.K., Lambrecht, P., Haris, N.B., Feng, Z., Kuczmarski, D., Higley, P.,
Ishimaru, C.A., Arunakumari, A., Barletta, R.G., dan Vidader, A.K.,
(2002), Isolation and Characterization Of Endophytic Colonizing Bacteria
From Agronomics Crops and Prairie Plants, Appl Environ Microbiol 68 :
2198 - 2208.