UJI AKTIVITAS ANTIFUNGI ISOLAT JAMUR ENDOFIT DARI TUMBUHAN RARU (COTYLELOBIUM MELANOXYLON) TERHADAP PERTUMBUHAN JAMUR ASPERGILLUS NIGER DAN PENICILLIUM CITRINUM.

UJI AKTIVITAS ANTIFUNGI ISOLAT JAMUR ENDOFIT DARI TUMBUHAN
RARU (Cotylelobium melanoxylon) TERHADAP PERTUMBUHAN
JAMUR Aspergillus niger dan Penicillium citrinum

Oleh:
Yahya Pintor Nasution
NIM 4112220010
Program Studi Biologi

Skripsi
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh
Gelar Sarjana Sain

JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
2015

i


ii

RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Medan pada tanggal 29 Maret 1993. Ayah bernama
Muslim Nasution dan Ibu bernama Halimatussakdiah Lubis dan penulis
merupakan anak ketujuh dari delapan bersaudara. Pada Tahun 1998, penulis
masuk TK Al – Ikhlas Taqwa dan lulus pada tahun 1999. Pada tahun 1999,
penulis masuk Madrasah Ibtidaiyah Negeri 1 Medan dan lulus pada tahun 2005.
Pada tahun 2005, penulis melanjutkan sekolah di Madrasah Tsanawiyah Negeri 1
Medan dan lulus pada tahun 2008. Pada tahun 2008, penulis melanjutkan sekolah
di Madrasah Aliyah Negeri 1 Medan dan lulus pada tahun 2011. Pada tahun 2011,
penulis diterima di jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Alam Univeresitas Negeri Medan.
Penulis pernah menjadi asisten matakuliah praktikum biologi umum I,
etnobotani, taksonomi tumbuhan tingkat rendah, mikrobiologi, dan mikrobiologi
pangan. Penulis merupakan anggota Palang Merah Indonesia Unit Markas Kota
Medan dan Pemuda Muhammadiyah. Penulis juga pernah mengikuti kegiatan
Praktek Kerja Lapangan (PKL) di Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Medan
Belawan Sumatera Utara.

Pada tahun 2015 penulis menyusun skripsi dengan judul “Uji aktivitas
Antifungi Isolat Jamur Endofit dari Tumbuhan Raru (Cotylelobium melanoxylon)
Terhadap Pertumbuhan Jamur Aspergillus niger dan Penicillium citrinum” dengan
pembimbing skripsi Ibu Dra. Uswatun Hasanah, M.Si.

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan
karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan studi dan penyusunan skripsi
ini dengan baik sesuai dengan waktu yang direncanakan. Shalawat serta salam
senantiasa penulis sampaikan kepada Nabi Muhammad SAW. Adapun skripsi ini
berjudul “Uji Aktivitas Antifungi Isolat Jamur Endofit Dari Tumbuhan Raru
(Cotylelobium melanoxylon) Terhadap Pertumbuhan Jamur Penicillium citrinum
dan Aspergillus niger”.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan rasa terima kasih kepada pihak
yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini, mulai dari
pengajuan proposal penelitian, pelaksanaan sampai penyusunan skripsi antara
lain: Ibu Dra. Uswatun Hasanah, M.Si selaku Dosen Pembimbing Skripsi dan
Ketua Laboratorium Biologi serta Bapak Idramsa, S.Pd, M.Si yang telah banyak
meluangkan waktu dalam membimbing, mengarahkan, dan memberikan masukan

kepada penulis. Kepada Bapak Dekan, Wakil Dekan I, II, dan III di lingkungan
FMIPA UNIMED. Bapak Drs. Zulkifli Simatupang, M.Pd selaku Ketua Jurusan
Biologi dan Ibu Endang Sulistyarini Gultom S.Si, M.Si, Apt selaku Sekretaris
Jurusan Biologi. Kepada Bapak Drs. Ashar Hasairin M.Si selaku Dosen
Pembimbing Akademik, Ibu Dr. Fauziyah Harahap M.Si, Ibu Dra. Melva
Silitonga, M.S, dan Ibu Dra. Hj. Nuraini Harahap, M.Si selaku dosen penguji
yang telah memberi saran untuk penyempurnaan skripsi ini. Kepada Pemerintah
Republik Indonesia dan Bapak Susilo Bambang Yudhoyono yang telah
memberikan kesempatan berupa beasiswa Bidik Misi selama penulis menjalankan
studi di Program Studi Biologi, Jurusan Biologi FMIPA UNIMED.
Kepada kedua orangtua, penulis mengucapkan terima kasih yang tidak
terhingga kepada ayahanda Muslim Nasution dan ibunda Halimatussakdiah Lubis
serta kakak (Fitria Sari Nst, Adhani Nst, dan Khuzaima Nst), Abang (Rohullah
Pintor Nst, M. Khadafi Nst, dan Fijri Alfatah Nst), dan Bou saya Dra. Mariani

Nst, M.Pd yang selama ini telah memberikan dukungan serta semangat bagi
penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada sahabatku Sultan Akbar
Habibullah, Muhammad Abduh, Dharma Yanti dan Raihan Jannah. Kepada Deby
Edi Liani, Evalentina Nababan, Jasman Fery S, Kiky Rizki Ananda, Nirwana Fajri

H, Nova Ira Irawan, Nurul Fitri Fadhillah, S.Si, Rudi Ade Kurniawan, Suci
Ramadhani Tanjung, S.Si, Vivi Altio, Sirma Lubis, Ulfa Hidayat, dan Juliani
Syafitri, dan rekan - rekan kelas Non Dik B 2011, rekan - rekan Palang Merah
Indonesia Unit Markas Kota Medan, rekan - rekan Pemuda Muhammadiyah
Cabang Pasar Merah Timur, dan rekan - rekan saya se - Nusantara yang tidak
bisa diungkapkan namanya satu per satu hanya untaian kata yakni tak akan terlupa
selama berkawan serta pengalaman - pengalaman yang telah kita lalui bersama.
Semoga Allah SWT membalas semua kebaikan yang telah diberikan
kepada penulis, dengan iringan do’a semoga dilimpahi rahmat-Nya.
Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi
pembaca serta menambah pengetahuan penulis. Penulis mengucapkan terima
kasih yang sebesarnya-besarnya kepada semua pihak yang telah memberikan
dorongan terhadap penulis sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. Oleh karena
itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi
kesempurnaan skripsi ini dan apabila ada penulisan skripsi ini terdapat kesalahan
atau kata – kata yang kurang berkenan penulis memohon maaf yang sebesar –
besarnya.
Medan,

Juli 2015


Penulis

Yahya Pintor Nasution
NIM. 4112220010

UJI AKTIVITAS ANTIFUNGI ISOLAT JAMUR ENDOFIT DARI
TUMBUHAN RARU (Cotylelobium melanoxylon) TERHADAP
PERTUMBUHAN JAMUR Aspergillus niger
dan Penicillium citrinum

Yahya Pintor Nasution (4112220010)

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan jamur endofit yang
terdapat pada tumbuhan Cotylelobium melanoxylon dalam menghambat
pertumbuhan jamur Aspergillus niger dan Penicillium citrinum. Penelitian ini
menggunakan metode difusi agar yaitu dengan menempel potongan kertas saring
steril / cakram blank di atas media PDA yang telah disuspensikan dengan mikroba
patogen. Penelitian ini menggunakan kanistatin (nistatin) sebagai control positif.

Dalam penelitian ini digunakan 38 isolat jamur endofit dari kulit batang tumbuhan
raru (Cotylelobium melanoxylon) dan mikroba pathogen Aspergillus niger dan
Penicillium citrinum yang telah diinkubasi selama 3 x 24 jam. Hasil penelitian ini
Dari 38 isolat kulit batang tumbuhan raru (Cotylelobium melanoxylon) yang dapat
menghambat pertumbuhan mikroba pathogen pada jamur Aspergillus nigery aitu
Rsi 2b (Botrytis) dengan diameter zona hambat sebesar 20,55 mm dan yang dapat
menghambat pertumbuhan mikroba pathogen pada jamur Penicillium citrinum
yaitu Rsi 21 (Fusarium) dengan diameter zona hambat sebesar 15,32 mm.
Pengamatan zona hambatan jamur Aspergillus niger dan Penicillium citrinum
yang dilihat dari zona bening disekitar potongan kertas saring steril / cakram
blank yang dilakukan dengan menggunakan jangka sorong.

Kata kunci: jamur endofit, mikroba patogen, zona hambat

UJI AKTIVITAS ANTIFUNGI ISOLAT JAMUR ENDOFIT DARI
TUMBUHAN RARU (Cotylelobium melanoxylon) TERHADAP
PERTUMBUHANJAMUR Aspergillus niger
dan Penicillium citrinum

Yahya Pintor Nasution (4112220010)


ABSTRACT
The aim of this research was to find out the ability of endophyt fungi that found in
Cotylelobium melanoxylon for preventing the growth of fungi Aspergillus niger
and penicillium citrinum. The method used in this research was diffusion, which
was by sticking the small pieces of sterile filter paper / blank disk pn the PDA
media which had been suspended by pathogenic microbe. The positive control of
this research was kanistanin (nistanin). There were 38 isolates of endophyt fungi
from the bark of raru (Cotylelobium melanoxylon) and pathogenic microbe
Aspergillus niger and Penicillium citrinum which had been incubated for 3 x 24
hours. The result of this research is of 38 isolates of raru bark (Cotylelobium
melanoxylon) which was able to prevent the growth of pathogenic microbe on
Aspergillus niger was Rsi 2b (Botrytis) with the diameter of preventing zone
20,55 mm and the one that was able to prevent the growth of pathogenic microbe
on Penicillium citrinum was Rsi 21 (Fusarium) with the diameter of preventing
zone 15,32 mm. The observation of preventing zone of fungi Aspergillus niger
and Penicillium citrinum which was seen from the transparent zone around the
sterile filter paper pieces / blank disk was done by using vernier calipers.

Kata kunci: endophyt fungi, pathogenic microbe, preventing zone


DAFTAR ISI
Halaman
Lembar Pengesahan
Riwayat Hidup
Abstrak
Abstract
Kata Pengantar
Daftar Isi
Daftar Gambar
Daftar Tabel
Daftar Lampiran

i
ii
iii
iv
v
vii
ix

x
xi

BAB I. PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang Masalah
1.2.Ruang Lingkup
1.3.Batasan Masalah
1.4.Rumusan Masalah
1.5.Tujuan Penelitian
1.6.Manfaat Penelitian

1
4
4
5
5
5

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Kajian Teoritis

6
2.1.1. Raru
6
2.1.2. Jamur Endofit
8
2.1.3. Kegunaan dan Kandungan dari Tumbuhan Raru (Cotylelobium
melanoxylon)
8
2.1.4. Identifikasi Jamur Endofit dari Kulit Batang Tumbuhan Raru
9
2.1.5. Hasil Identifikasi Metabolit Sekunder dari Isolat Jamur Endofit
Pada Tumbuhan Raru (Cotylelobiu mmelanoxylon)
10
2.1.6. Antifungi
11
2.1.7. Daya Hambat Zat Metabolit Sekunder Jamur Endofit Terhadap
Pertumbuhan Mikroba
12
2.1.8. Isolat Jamur Endofit Tumbuhan Raru yang Mampu Menghambat
Pertumbuhan Bakteri

13
2.1.9. Mikroba Uji
14
2.1.9.1. Jamur Penicillium citrinum
14
2.1.9.1. Jamur Aspergillus niger
15
BAB III. METODE PENELITIAN
3.1. Lokasi Dan Waktu Penelitian
3.2. Alat Dan Bahan
3.2.1. Alat

17
17
17

3.2.2. Bahan
3.3. Prosedur Penelitian
3.3.1. Pembuatan Media
3.3.1.1. Media Potato Dextrose Agar
3.3.2. Pemurnian Isolat
3.3.3. Persiapan Jamur Uji
3.3.4. Pengujian Aktivitas Anti jamur

18
19
19
19
19
20
20

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Penelitian
4.1.1. Seleksi Jamur Endofit Dari Tumbuhan Raru (Cotylelobium
melanoxylon) Terhadap Pertumbuhan Jamur Aspergillus niger
dan Penicillium citrinum.
4.2. Pembahasan
4.2.1. Daya Hambat Isolat Jamur Endofit Rsi 2b (Botrytis) Dari
Tumbuhan Raru (Cotylelobium melanoxylon) Terhadap
Aspergillus niger.
4.2.2. Daya Hambat Isolat Jamur Endofit Rsi 21 (Fusarium) Dari
Tumbuhan Raru (Cotylelobium melanoxylon) Terhadap
Penicillium citrinum.

22

22
24

26

30

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
5.2. Saran

38
38

DAFTAR PUSTAKA

39

DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Hasil Identifikasi Jamur Endofit dari Kulit Batang Tumbuhan
Raru (Cotylelobium melanoxylon)

9

Tabel 2.2 Hasil Identifikasi Metabolit Sekunder dari Isolat Jamur Rsi-10

10

Tabel 2.3 Kemampuan Penghambatan Pertumbuhan Antimikroba

13

Tabel 3.1 Nama Alat yang digunakan dalam Penelitian

17

Tabel 3.2 Nama bahan yang digunakan dalam Penelitian

18

Tabel 4.1 Hasil Pengujian 38 isolat jamur endofit dari kulit batang
tumbuhan raru yang mampu menghambat pertumbuhan mikroba
patogen: Aspergillus niger dan Penicillium citrinum

22

DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Pohon Raru (Cotylelobium melanoxylon)

6

Gambar 2.2 Koloni Penicillium citrinum

14

Gambar 2.3 Koloni Aspergillus niger

15

Gambar 4.1 Koloni jamur Aspergillus niger

27

Gambar 4.2 Zona Hambat Jamur Endofit Rsi – 2b terhadap jamur uji
Aspergillus niger

29

Gambar 4.3 Koloni jamur Penicillium citrinum

31

Gambar 4.4 Struktur kimia fumonisin

33

Gambar 4.5 Zona Hambat Jamur Endofit Rsi – 21 terhadap jamur uji
Penicillium citrinum

34

DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Dokumentasi Penelitian

48

1

BAB I
PENDAHULUAN
1.

Latar Belakang
Indonesia merupakan negara dengan tingkat keanekaragaman hayati

yang sangat tinggi (Suhartini, 2009). Keanekaragaman hayati di Indonesia, baik
dalam bentuk keanekaragaman genetik, spesies maupun ekosistem merupakan
aset yang sangat berharga untuk menunjang pembangunan di wilayah Indonesia.
(Silulu, Boneka, Mamangkey., 2013). Keanekaragaman hayati yang tinggi
tersebut merupakan kekayaan alam yang dapat memberikan manfaat serba guna,
dan mempunyai manfaat yang vital dan strategis sebagai modal dasar
pembangunan nasional (Suhartini, 2009). Kekayaan sumberdaya alam hayati yang
terungkap masih sangat terbatas yang pada umumnya adalah flora dan fauna,
sementara itu kekayaan sumber daya alam mikroorganisme masih sangat sedikit
yang diketahui (Sukara dan Tobing 2008). Sumber daya hayati Indonesia,
khususnya mikroorganisme belum banyak diteliti, dan dimanfaatkan (Sugijanto
dkk., 2009). Padahal penggunaan mikroorganisme terutama dari alam sangat
bermanfaat bagi kehidupan manusia (Pelczar dan Chan 2006).
Kehidupan manusia dengan mikroorganisme memiliki hubungan yang
erat, mikroorganisme membantu berbagai kebutuhan hidup manusia seperti pada
bidang pertanian, kesehatan, industri dan lingkungan (Schlegel, 1994). Dalam
bidang pertanian mikroorganisme sangat berperan dalam membantu pertumbuhan
tanaman melalui penyediaan hara (penambat N, pelarut P), pengendali hama
penyakit (penghasil antibiotik) dan memacu pertumbuhan tanaman (penghasil
hormone IAA, hormone Giberelin dan hormon sitokinin) (Parman, 2007). Dalam
bidang industri khususnya industri medis, mikroorganisme dapat dimanfaatkan
dalam obat – obatan (Radji, 2005). Dan dalam bidang lingkungan,
mikroorganisme sangat membantu dalam upaya mengurangi dampak negatif
terhadap kerusakan lingkungan di lahan pertanian (Departemen Pertanian, 2004).
Pertanian modern saat ini bergantung pada penggunaan bahan kimia
seperti pupuk sintetik, fungisida dan peptisida yang telah mengakibatkan dampak
negatif terhadap lingkungan (Aryantha dkk., 2004). Dengan ini maka diperlukan

2

pengendalian hayati dengan pemanfaatan mikroorganisme antagonis yang
merupakan alternatif yang saat ini banyak diteliti dan digunakan sebagai
pengendalian penyakit tanaman (Widi ameria dkk., 2013). Agrios (2005),
menjelaskan bahwa pengendalian hayati merupakan perlindungan tanaman dari
patogen termasuk penyebaran mikroorganisme antagonis pada saat setelah atau
sebelum terjadinya infeksi patogen. (Sinaga, 2006), menambahkan bahwa
introduksi agens hayati antagonis berpotensi mengendalikan patogen tular tanah,
yaitu menekan inokulum, mencegah kolonisasi, melindungi perkecambahan biji,
dan akar tanaman dari infeksi patogen.
Mikroorganisme menguntungkan sangat melimpah jumlahnya, baik
yang berada di sekitar perakaran (rizosfer) maupun jaringan tanaman (endofit),
salah satu mikroorganisme yang menguntungkan (endofit) yaitu jamur endofit
(Widi ameria dkk., 2013). Dalam penelitian (Lumyong dkk., 2004) Jamur endofit
mempunyai aktivitas tinggi dalam menghasilkan enzim yang dapat digunakan
untuk mengendalikan pathogen. Jamur endofit menghasilkan alkoloid dan
mikotoxin lainnya sehingga memungkinkan digunakan untuk meningkatkan
ketahanan tanaman terhadap penyakit (Petrini, 1993). Jamur endofit menghasilkan
senyawa aktif biologis secara in-vitro antara lain alkaloid, paxillin, lolitrems dan
tetranone steroid (Dahlam dkk., 1991; Brunner dan Petrini, 1992). Salah satu
alternatif pengendalian secara hayati adalah menggunakan jamur endofit yang
bersifat antagonistik (Sudantha dan Abadi, 2007).
Pada saat ini, telah banyak penelitian yang berhasil mengisolasi jamur
endofit serta senyawa metabolit sekundernya dari berbagai jenis tanaman,
diantaranya genus Colletotricum sp, dari batang Cinnamomum bejolgotha
(Suwannarach dkk., 2012). Aspergillus, Curvularia, Drechslera, Fusarium, dan
Penicillium dari tanaman Ocimum sanctum (Sharma dkk., 2013). Guignardia,
Restalosiopsis, Phomopsis, Talaromyces, dan Trichoderma dari tanaman
mangrove (Suciatmih dkk., 2013). Apergillusm, Penicillium, dan Trichoderma
dari tanaman Melia azedarach (Melliaceae) (Regina dkk., 2003 ; Sekhawat dkk.,
2013).

Taxomyces,

Fusarium,

Ozonium,

Cuspidata,

Nigrospora,

dan

Cladosporium dari tanaman Taxus sp., serta Xylaria, Hypoxylon, Guignardia, dan

3

Nigrospora dari tanaman Zanthoxylum (Rutaceae) dan Cinnamomum (Lauraceae)
(Ho dkk., 2012).
Di Indonesia laporan tentang jamur endofit pada berbagai tanaman
sangat terbatas. (Irawati, 2005) melaporkan bahwa jamur Rhizoctonia sp.
ditemukan pada akar tanaman vanili sehat, namun belum dimanfaatkan untuk
pengendalian penyakit. (Sulistyowati dkk., 2005) melaporkan bahwa jamur endofit
Trichoderma asperellum yang diisolasi dari jaringan batang jeruk bertindak
sebagai antagonis terhadap jamur Phytophthora spp. dan Diplodia spp. (Budi dkk.,
2005) mengatakan bahwa jamur endofit Penicillium spp, Gliocladium spp. dan
Trichoderma spp. yang ditemukan pada jaringan batang dan akar padi rawa
pasang surut dapat menekan kejadian penyakit yang disebabkan oleh jamur
Rhizoctonia solani.
Penelitian tentang jamur endofit yang terdapat pada tumbuhan family
Dipterocarpaceae telah dilakukan oleh (Wang dkk., 2008) yang membuktikan
bahwa terdapat jamur endofit Penicillium sp. yang diisolasi dari tumbuhan Hopea
hainanensis.

Penelitian sebelumnya

Dipterocarpaceae

tentang

tumbuhan

tentang jamur endofit
raru

(Cotylelobium

dari

family

melanoxylon)

menyebutkan bahwa ekstraksi dengan pelarut metanol, etanol, air menghasilkan
bahan flavonoid dan polifenol dan berfungsi sebagai anti mikroba terhadap bakteri
patogen penyebab penyakit Eschericia coli, Staphylococcus aureus dan kapang
patogen seperti Candida albicans, Trycophyton mentagrophytes (Strobel dan
Daisy, 2003). (Nurhidayah, 2014) membuktikan bahwa ekstrak jamur endofit
tumbuhan raru (Cotylelobium melanoxylon) dapat menghambat pertumbuhan
mikroba patogen yaitu pada jamur Candida albicans dengan diameter zona
hambat sebesar 10,3 mm yang dimana ekstrak jamur endofit ini mengandung
senyawa metabolit berupa alkaloid dan flavonoid. Berdasarkan uji analisis
kualitatif dengan menggunakan metode kromatografi lapis tipis (KLT), isolat
jamur endofit Rsi – 10 (Cotylelobium melanoxylon) mengandung kelompok
senyawa metabolit sekunder, yaitu alkaloid dan flavonoid (Pratiwi, 2014). (Ulfa,
2014) juga menemukan bahwa ekstrak jamur endofit (supernatan) dari kulit
batang tumbuhan raru (Cotylelobium melanoxylon) memberikan aktivitas

4

antimikroba terhadap pertumbuhan bakteri Escherichia coli ATCC 35218 dan
bakteri Staphylococcus aureus ATCC 25923.
Berdasarkan beberapa hasil penelitian dan pendapat diatas maka perlu
dilakukan penelitian berjudul Uji Aktivitas Antifungi Isolat Jamur Endofit
Dari Tumbuhan Raru (Cotylelobium melanoxylon) Terhadap Pertumbuhan
Jamur Aspergillus niger dan Penicillium citrinum. Hal ini bertujuan untuk
mengkaji manfaat isolat jamur endofit dari kulit batang Cotylelobium melanoxylon
sebagai penghambat jamur Penicillium citrinum dan Aspergillus niger dimana
tanaman ini telah dikenal oleh masyarakat Indonesia sebagai tanaman herbal yang
mempunyai potensi sebagai obat untuk beberapa penyakit. Telah diketahui bahwa
jamur endofit yang diperoleh oleh penelitian sebelumnya memiliki potensi sebagai
antimikroba, antikanker, antioksidan, dan senyawa lainnya yang mirip dengan
senyawa yang diproduksi oleh tanaman inangnya. Sehingga diharapkan isolat
jamur endofit yang diperoleh nantinya memiliki kemampuan untuk menghambat
jamur Penicillium citrinum dan Aspergillus niger yang dapat digunakan dalam
bidang pertanian dan lingkungan sehingga dari hasil penelitian ini dapat
dimanfaatkan untuk kesejahteraan masyarakat.
1.2.

Ruang Lingkup
Ruang lingkup penelitian ini yaitu mengkarakterisasi dan menyeleksi

isolat jamur endofit yang berasal dari kulit batang tumbuhan Cotylelobium
melanoxylon yang mampu menghambat jamur Penicillium citrinum dan
Aspergillus niger.
1.3.

Batasan Masalah
Untuk mendapatkan penelitian yan lebih terarah, maka penelitian ini

perlu dibatasi sebagai berikut:
1. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah jamur endofit yang
diisolasi dari kulit batang Cotylelobium melanoxylon.
2. jamur Penicillium citrinum dan Aspergillus niger yang digunakan dalam
penelitian ini yang diperoleh dari laboratorium

5

3. Parameter yang diamati dalam penelitian ini adalah isolat jamur endofit
yang berasal dari kulit batang tumbuhan Cotylelobium melanoxylon yang
mampu menghambat jamur Penicillium citrinum dan Aspergillus niger

1.4.

Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat dirumuskan masalah

sebagai berikut:
1. Apakah isolat jamur endofit tumbuhan raru (Cotylelobium melanoxylon)
dapat menghambat pertumbuhan jamur Penicillium citrinum?
2. Apakah isolat jamur endofit tumbuhan raru (Cotylelobium melanoxylon)
dapat menghambat pertumbuhan jamur Aspergillus niger?
1.5.

Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas maka penelitian ini bertujuan:
1. Untuk mengetahui kemampuan jamur endofit yang terdapat pada
tumbuhan Cotylelobium melanoxylon dalam menghambat pertumbuhan
jamur Penicillium citrinum

2. Untuk mengetahui kemampuan jamur endofit yang terdapat pada
tumbuhan Cotylelobium melanoxylon dalam menghambat pertumbuhan
jamur Aspergillus niger
1.6.

Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan untuk:
1. Memberikan informasi tentang adanya jamur endofit pada jaringan batang
Cotylelobium melanoxylon.
2. Menambah wawasan mengenai jamur endofit yang mempunyai potensi
sebagai penghasil senyawa antimikroba.
3. Senyawa antimikroba yang didapat, diharapkan nantinya dikembangkan
lebih lanjut sehingga bermanfaat untuk menanggulangi penyakit yang
disebabkan oleh jamur Penicillium citrinum dan Aspergillus niger.

38

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat diambil
kesimpulan sebagai berikut:
1.

Dari 38 isolat kulit batang tumbuhan raru (Cotylelobium melanoxylon)
yang dapat menghambat pertumbuhan mikroba patogen pada jamur
Aspergillus niger yaitu Rsi 2b (Botrytis) dengan diameter zona hambat
sebesar 20,55 mm

2.

Dari 38 isolat kulit batang tumbuhan raru (Cotylelobium melanoxylon)
yang dapat menghambat pertumbuhan mikroba patogen pada jamur
Penicillium citrinum yaitu Rsi 21 (Fusarium) dengan diameter zona
hambat sebesar 15,32 mm.

5.2. Saran
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, maka penulis menyarankan
agar: dapat menggunakan 38 isolat jamur endofit yang diperoleh dari tumbuhan
raru (Cotylelobium melanoxylon) untuk menguji aktivitas antimikroba terhadap
mikroba patogen dan supaya lebih meneliti terhadap penghambatan jamur patogen
lainnya.

39

DAFTAR PUSTAKA

Abadi, A. L., (1987), Biologi Ganoderma boninense Pat. Pada Kelapa Sawit
(Elaes guineensis Jacq) dan Pengaruh Beberapa Mikroba Tanah
Antagonistik Terhadap Pertumbuhannya. Fakultas Pasca Sarjana IPB,
Disertasi (tidak dipublikasikan), 147 hal.
Alvi, Yani., (2009), Detoksifikasi Biologis Berbagai Mikotoksin pada Bahan
Pangan, Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Lampung.
Agrios, G.N., (1996), Plant Pathology, Penerjemah : Munzir Busnia dalam Ilmu
Penyakit Tumbuhan, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta. 713
Hal.
Agrios, G. N., (2005), Plant Pathology, Fifth edition, Elsevier Academic Press,
Californnia. Hlm. 106-108.
Amaria, widi et al., (2013), Seleksi dan identifikasi jamur antagonis sebagai agens
hayati jamur akar putih (Rigidiporus microporus) pada tanaman karet.
Balai penelitian tanaman industri dan penyegar, Sukabumi.
Andayani, R., L. Yovita, dan Maimunah, (2008), Penentuan aktivitas antioksidan,
kadar fenolat total dan likopen pada buah Tomat (Solanum lycopersicum
l), Journal Sains dan Teknologi Farmasi,13(1): 31-37.
Aryantha, I Nyoman P, Dian P, Lestari dan Nurni P., (2004), Potensi isolat bakteri
endofit penghasil iaa dalam peningkatan pertumbuhan kecambah kacang
hijau pada kondisi hidrotpik. Bandung 9 (2): 43
Baker, Chris., (2006), Cultural Studies Teori dan Praktik, Yogyakarta, Kreasi
Wacana
Betina, Vladimir., (1989), Mycotoxins-Chemichal, Biologycal dan Enviromental
Aspect, Isevier, Scieince Pulising Company, Inc; 1989; 174-265.
Brunner, F. and O. Petrini, (1992), Taxonomic Studies of Xylaria species and
Xylariaceous Endophytes by Izozyme Electrophoresis, Mycological
Research 96: 723 – 733.
Budi, I. S. Mariana and Rachmadi., (2005), Exploration of Tidal Swamp Rice
Endophytic Fungi from South Kalimantan dan Biological Control of
Rhizoctonia.

40

Budiarso, Iwan T., (1995), Toksin Jamur: Dampaknya Terhadap Kesehatan
Manusia, makalah disajikan pada KONAS III PAMKI, Jakarta: 3-5 Juli.

Brooks, G.F., Butel, J.S. dan Morse S.A., (2001), Mycobacteriaceae in Jawetz
Medical Microbiologi, 22ed, McGraw-Hill Companies Inc: 453-65
Carrol, G. C., (1988), Fungal Endophytes in Stems and Leaves, From Latent
Patoghens to Mutualistic Symbiont, Ecology, 69: 2-9.
Chagas GM, Annibal P, Campello, and Ma. Lucia W. Kluppel., Mechanism of
Citrinin Induced Dysfunction of Mitokondria II., (1992), Effect on
Respiration, Enzyme Activities and Membrane Potential of Renal
Cortical and Liver Mitocondria, Journal of Applied Tocxicology; 15 (2):
91-95.
Chairul., (2003), Identifikasi secara cepat bahan bioaktif pada tumbuhan di
lapangan, Berita Biologi 6(4):621–628.
Cappucino, J.G dan Sherman, N., (1996), Microbiology: A Laboratory Manual,
4th Ed. Addison-Wesley Publishing Company, hlm 254-255.
Clay, K., (1988), Fungal Endophytes of Grasses: A Devensive Mutualism
Between Plants and Fungi, Ecology, 69 (1): 10-16
Cook, R. J. and K. F. Baker., (1983), The Nature and Practice of Biological
Control of Plant Pathogens, The American Phytopathol, Society, St. Paul
MN. 539 p.
Dahlam, D. L., H. Eichenseer and M. R. Siegel, (1991), Chemical Perspectives on
Endophyte-Grass Interaction and Their Implications to Insect Herbivory.
p. 227 – 252. In: Microbial Mediation of Plant-Herbivore Interaction
(Eds. Barbosa, P., V. A. Krichil and C. G. Jones). Jhon Wiley & Sons
Inc., New York.
Da Costa, G. L.; De Oliveira, P. C., (1998), Penicillium species in mosquitoes
from two Brazilian regions, Journal of Basic Microbiology 38 (5-6):
343–7.
Dai, J.R., Hallock, Y.F., Cardellina, J.H., dan Boyd, M.R., (1998), HIV
Inhihibitory and Cytotoxic Oligostilbenoids Isolated From The Leaves
Of Hopea malibato, Journal Nad Prod 61: 351 - 353.
Departemen Kesehatan, (1988), Inventaris Obat Indonesia Jilid I. Badan
Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. Departemen Kesehatan
Republik Indonesia, Jakarta.

41

Departemen Pertanian, (2004), Pedoman Penyelenggaraan Penyuluhan Pertanian
dalam Era Otonomi Daerah. Badan Pengembangan Sumberdaya
Manusia Pertanian, Departemen Pertanian. Jakarta.
Desriani., (2004), Penapisan isolat Streptomyces spp. Penghasil Protein
Penghambat B-Laktamase, Jurusan Biologi FMIPA IPB, Hlm. 88-92
Djunaedy, A., (2008), Aplikasi fungisida sistemik dan pemanfaatan mikoriza
dalam rangka pengendalian patogen tular tanah pada tanaman kedelai
(Glycine max L.), Embryo, vol. 5 no. 2.
Dolakatabadi HK, EM Goltapeh, N Mohammadi, M Rabiey, N Rohani, dan
Varma., (2012), Biocontrol Potential of Root Endophytic Fungi and
Trichoderma Species Against Fusarium Wilt of Lentil Under in vitro and
Greenhouse Conditions, Journal Agr. Sci. Tech, Vol. 14: 407-420.
Fisher, PJ., Petrini, O., dan Sutton, B.C., (1993), A Comparative Study Of Fungal
Endophytes In Leaves, Xylem and Bark Of Eucalyptus Nitens In
Australia and England, Sydowia 45 : 338-345.
Gan, S., (1987), Farmakologi dan Terapi. Edisi 3, Bagian Farmakologi, Fakultas
Kedokteran, Universitas Indonesia, Jakarta.
Gandjar, I., Robert A. S., Karin, T. V., Ariyanti, O., dan Iman, S., (1999),
Pengenalan Kapang Tropik Umum, Yayasan Obor Indonesia, Jakarta.
Greenwood, (1995), Antibiotics, Susceptibility (Sensitivity) Test Antimicrobial and
Chemoterapy. Mc. Graw Hill Company, USA.

Gunawan, D, Mulyani, S., (2004), Ilmu Obat Alam (Farmakognosi) Jilid I,
Penerbit Penebar Swadaya, Jakarta.
Hammerschmidt, R., & Dann, EK., (2000), Induced Resistance to Disease,
Environmentally Safe Approach to Crop Disease Control, Chapter 8.
Lewsih Publ., Boca Tayon.
Hermawan, A., Hana, ., dan Tyasningsi, W., (2007). Pengaruh Ekstrak Daun Sirih
(Piper betle L.) Terhadap Pertumbuhan Staphylococcus aureus dan
Escherichia coli dengan Metode Difusi Disk. Fakultas Kedokteran
Hewan Universitas Airlangga. Surabaya.
Heyne, K., (1987), Tumbuhan Berguna Indonesia Jilid III, Badan Penelitian dan
Pengembangan Hutan, Jakarta.

42

Ho, M. Y., Wen, C. C., Hung, C. H., Wen, H. C., (2012), Identification of
Endophytic Fungi of Medicinal Herbs of Lauraceae and Rutaceae with
Antimicrobial Property, Taiwania 57 (3): 229 – 241.
Indratmi, D., (2008), Mekanisme Penghambatan Colletotrichum gloeosporioldes
Patogen Penyakit Antraknosa pada Cabai dengan Khamir Debaryomyces
sp. Universitas Muhammadiyah Malang, Malang.
Irawati, A. F. C, (2005), Characterization and Hypovirulent Test of Rhizoctonia
sp. from Healthy Vanilla Roots. Paper Presented on The 1st International
Conference of Crop Security 2005, Brawijaya University, Malang,
September 20th – 22nd, 2005. 17p.
Jang, J-S, R., Sun, C-T., dan Mizutani, E., (1997), Neuro Fuzzy and Soft
Computing A Computational Approach To Learning and Machine
Intelligence, Prentice Hall, Inc., Simonn., and Schuster/A Viacom
Company, Upper Saddle River, NJ 07458
J. P. Felix D'Mello., (1997), Handbook of Plant and Fungal Toxicants, CRC
Press, ISBN 0849385512
Kabak, B., A.D.W. Dobson, dan Var. I., (2006), Strategies to Prevent myco-toxin
contamination of food and ani-mal feed : A Review. Critical Review in
Food Science and Nutrition. 46 : 8 p.
Kishore GK, S Pande, & AR Podile, (2005), Biological control of collar rot
disease with broadspectrum antifungal bacteria associated with
groundnut, Can J Microbiol, 51: 123-132
Kumar, S., dan Nutan Kaushik., (2013), Endophytic Fungi Isolated from Oil-Seed
Crop Jatropha curcas Produces Oil and Exhibit Antifungal Activity,
Plos One 8 (2): 1-9.
Kurnia AT, Pinem MI, dan Oemry S., (2014), Penggunaan jamur endofit untuk
mengendalikan
Fusarium oxysporum f.sp. capsici dan Alternaria
solani secara in Vitro.
Kusumaningtyas, D. R., W. D. P. Rengga dan H. Suyitno., (2010), Pengolahan
Limbah Tanaman Pisang (Musa paradisiaca) menjadi Dendeng dan
Abon Jantung Pisang sebagai Peluang Wirausaha Baru bagi Masyarakat
Pedesaan, Jurnal Penerapan Teknologi dan Pembelajaran, Volume 8
No.2.

43

Lay, B.W., Sugyo. H., (1994), Analisis Mikroba di Laboratorium, PT. Raja
Grafindo Persada. Jakarta.
Lewis,

E.r.,
(2005),
Antifungial
Pharmacologi.
http://www.doctorfungus.org/thedrugs/antiphar. html. (Diakses Pada
Tanggal 23 Mei 2015).

Lucio Vera-Cabrera, Rocio Ortiz-Lopez, Ramiro Elizondo-Gonzalez, Antonio Ali
Perez-Maya, dan Jorge Ocampo-Candiani, (2011), Complete Genome
Sequence of Nocardia brasiliensis HUJEG-1, Mexico, Journal of
Bacteorolgy, hal 2761–2762
Lumyong, S, P. et al, (2004), Endophytes. In Jones. E. B. G., M. Tantichareon and
K. D. Hyde (Ed). Thai Fungal Diversity. Fublished by Biotec Thailand
and Biodiversity Research and Training Program. 197-212.
Madigan, M. T., Martinko, J. M., (2006), Brock Biology of Microorganisms, 11th
ed. New Jersey : Pearson Education,178-185.
Mallawa, IC.S., (2005), Aktivitas Antibakteri Senyawa Bioaktif Spons Laut
Terhadap Staphylococcus aureus dan Vibrio cholera., [skripsi] Fakultas
Ilmu Kelautan dan Ilmu Perikanan Universitas Hasanuddin, Makassar.
Micheli.,

(1809),
Aspergillus
http://doctorfungus.org/thefungi/aspergillus_spp.htm
tanggal 6 Juni 2015).

(Diakses

spp,
pada

Mufidah, Herlina Rante, Abd. Rahim, Rina Agustina., (2013), Potensi Fungi
Endofit dari Tanaman Ongkea (Mezzetia parviflova becc.) Sebagai
Penghasil Metabolit Sekunder Antioksidan dan Antifungi, Program
Studi Farmasi Fakultas Farmasi, Universitas Hasanuddin.
Nurhidayah., (2014), Pengaruh Ekstrak Metabolit Sekunder Jamur Endofit
Tumbuhan
Cotylelobium
melanoxylon
Dalam
Menghambat
Pertumbuhan Mikroba Patogen, [skripsi] FMIPA Unimed, Medan.
Nwachukwu, E.O., dan C.I. Umechuruba., (2001), Antifungal Activities of Some
Leaf Extracts on Seed-borne Fungi of African Yam Bean Seeds, Seed
Germination and Seedling Emergence, Journal of Applied Sciences &
Environmental Management,5 (1), 29-32.
Parman, S., (2007), Pengaruh Pemberian Pupuk Organik Cair Terhadap
Pertumbuhan dan Produksi Kentang (Solanum tuberosum). Buletin
Anatomi dan Fisiologi, Vol XV: 21-31

44

Pasaribu, G. T., (2009), Zat Ekstraktif Kayu Raru dan Pengaruhnya Terhadap
Penurunan Kadar Gula Darah Secara In Vitro, Tesis, Sekolah
Pascasarjana, IPB, Bogor.
Pasaribu., (2010), Aktivitas Inhibisi Alfa Glukosidase Pada Beberapa Jenis kulit
Raru, Pusat Penelitian dan Pengembangan Keteknikan Kehutanan dan
Pengolahan Hasil Hutan: bogor.
Pasaribu, Gunawan dan Titiek Setyawati, (2011), Aktivitas Antioksidan dan
Toksisitas Ekstrak Kulit Kayu Raru (Cotylelobium sp), Pusat Penelitian
dan Pengembangan Keteknikan Kehutanan dan Pengolahan Hasil Hutan:
Bogor. Jurnal Penelitian Hasil Hutan, 29(4): 322-330.
Pelczar, Michael, J., E.C.S Chan, (1988), Dasar – Dasar Mikrobiologi, Jakarta: UI
Press.
Pelczar, M. J & E. C.S. Chan, (2006), Dasar – Dasar Mikrobiologi. Jakarta:
Penerbit Universitas Indonesia.
Petrini, O, Sieber TN, Toti L, dan Viret O., (1992), Ecology Metabolite
Production and Substrate utilization in Endophytic Fungi, Natural
Toxins 1992. 1: 185-196.
Pieter F Silulu, Farnis B Boneka, Gustaf F. Mamangkey, (2013), Biodiversitas
kerang oyster (mollusca, bivalvia) di daerah intertidal halmahera barat,
maluku utara. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Sam
Ratulangi.
Pitt JI & AD Hocking., (2009), Fungi and Food Spoilage, Second Edition,
Springer, New York. Hlm. 313-315.
Pratiwi, Eka., (2014), Identifikasi Senyawa Metabolit Sekunder Pada Jamur
Endofit Dari Tumbuhan Raru (Cotylelobium melanoxylon), [skripsi]
FMIPA Unimed, Medan.
Radji, Maksum., (2005), Peranan Bioteknologi Dan Mikroba Endofit Dalam
Pengembangan obat Herbal. Majalah Ilmu Kemanusiaan, Vol. II, No. 3:
113 – 126.
Regina, M., Geris, D. S., Edson, R. F., Waldireny, C. R., dan Maria, F., (2003),
Endophytic Fungi From Melia azedarach, World Journal of
Microbiology & Biotechnology 19 (1): 767 – 770.
Romsyah., (2015), Koran Jakarta, http://www.koran-jakarta.com/?16126mendeteksi%20pangan%20berjamur (diakss pada tanggal 27 Juni 2015)

45

Schlegel, H. G., (1994), Mikrobiologi Umum, Gadjah Mada University Press.
Schmidt, L., (2000), Pedoman Penanganan Benih Tanaman Hutan Tropis dan
Subtropis. Denmark, Danida Forest Seed Centre.
Semangun, H., (1994), Penyakit-Penyakit Tanaman Hortikultura di Indonesia,
Gadjah Mada University Press, Yogyakarta. Hal 556 – 561.
Semangun, H., (2000), Penyakit-Penyakit Tanaman Perkebunan di Indonesia,
Yogyakarta, Gadjah Mada University Press.
Sharma, R., dan Kumar, B. S. V., (2013), Isolation Characterization and
Antioxidant Potential of Endophytic Fungi of Ocimum sanctum Linn.
(Lamiaceae), Indian Journal of Applied Research 3 (7): 5 – 10
Shekhawat, K. K., Rao, D. V., dan Amla, B., (2013), In Vitro Antimivrobial
Activities of Endophytic Fungi Isolates from Medicinal Tree – Melia
azedarach L., Journal of Microbiology Research 3 (1): 19 – 24
Simanjuntak, P., (2002), Isolasi dan Kultivasi Mikroba Endofit Isopestacin, An
Isobenzopuranonen From Pestalotiopsis Microspora, Prosessing
Antifungal and Antioxidant Activities Penghasil Senyawa Alkaloid
Kinkona Dari Chincona spp, J. Microbiol indon 7 (2): 27-30.
Sinaga, M. S, (2006), Dasar – Dasar ilmu Penyakit Tumbuhan edisi ke – 2.
Penebar Swadaya, Jakarta.
Sothswaran, S., dan Pasuphaty, V., (1993), Distribution Of Resveratrol Oligomrs
In Plants, Phytochemistry 32 : 1083 – 1092
Strobel, GA, (2002), Microbial Gifts From Rain Forests. Can. J. Plant Pathol.
2002; 24.
Strobel, G, and Daisy B, (2003), Bioprospecting for microbial endophytes and
their natural products, Microbiology and Molecular Bilogy Review 67:
491 – 502.
Suciatmih., dan Maman Rahmansyah., (2013), Endophytic Fungi Isolated from
Mangrove Plant and Have Antagonism Role Against Wilt, ARPN
Journal of Agricultural and Biological Science 8 (3): 251 – 257.

46

Sudantha, I.M dan A. L. Abadi, (2007), Identifikasi Jamur Endofit dan
Mekanisme Antagonismenya Terhadap Jamur Fusarium oxysporum f. sp
vanilla Pada Tanaman Vanili. Agroteksos. Vol 17 No. 1.
Sugijanto,N.E., Putra H, Pritayuni H, F, Albathaty, N, dan Noor, Cz, (2009), Daya
anti mikroba ekstrak lelythophora sp, endofit diisolasi dari alyxia
reiwardtii, berk. Panel Hayati 15: 37-44.
Suhartini., (2009), Peran Konservasi Keanekaragaman Hayati Dalam Menunjang
Pembangunan Yang Berkelanjutan. Jurusan Pendidikan Biologi FMIPA
Universitas Negeri Yogyakarta.
Sukara,

Endang dan Imran SL Tobing., (2008), Industri Berbasis
Keanekaragaman Hayati Masa Depan Indonesia, Fakultas Biologi,
Jakarta, Universitas Indonesia, Vis Vitalis, Vol 01 No. 2 Tahun 2008.

Sulistyowati, L., N. F. Deci and A. R. Gendall, (2005), Isolation and Sequencing
of Chitinase and Glucanase Genes of Endophytic Trichoderma
asperellum from Citrus Stem, In Program and Abstract The 1st
International Conference of Crop Security 2005, Brawijaya University,
Malang, September 20th – 22nd, 2005. 264.
Sunarwati D dan R Yoza, (2010), Kemampuan Trichoderma dan Penicillium
dalam Menghambat Pertumbuhan Cendawan Penyebab Penyakit Busuk
Akar Durian (Phytophthora palmivora) secara In Vitro, Balai Penelitian
Tanaman Buah Tropika, Seminar Nasional Program dan Strategi
Pengembangan Buah Nusantara, Solok, 10 Nopember 2010, 176-189.
Suryanarayanan TS, Thirunavukkarasu N, Govindarajulu MB, Sasse F, Jansen R,
Murali TS., (2009), Fungal endophytes and bioprospecting. Fungal Biol
Rev. 23(1-2): 9-19. doi: 10.1016/ journalfbr.2009.07.001
Susetyo, Aryo Pratomo., (2010), Hubungan Keanekaragaman Cendawan Rizosfer
Tanaman Pisang (Musa spp.) dan Penyakit Layu Fusarium, [skripsi]
Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.
Suwandi U., (1992), Mekanisme Kerja Antibiotik. Pusat Penelitian dan
Pengembangan P.T. Kalbe Farma. Jakarta. Cermin Dunia Kedokteran
76: 10-11.
Suwannarach, N., Boonsom, B., Wipornpan, N., Eric, H. C. M., Kevin, D. H., dan
Saisamorn, L., (2012), Diversity of Endophytic Fungi Associated with
Cinnamomum bejolghota (Lauraceae) in Northern Thailand, Chiang Mai
Journal Sci 39 (3): 389-398.

47

Sylvia Fitri, Mega., (2014), Identifikasi Jamur Endofit Dari Tumbuhan Raru
(Cotylelobium melanoxylon), [skripsi] FMIPA Unimed, Medan.
Tieghem,
V.,
(1867),
Aspergillus
niger,
http://doctorfungus.org/thefungi/aspergillus_niger.htm (Diakses pada
tanggal 6 Juni 2015)
Ulfa, Restya., (2014), Pengaruh Ekstrak Jamur Endofit Dari Tumbuhan Raru
(Cotylelobium melanoxylon) terhadap perkembangan bakteri Escherichia
coli dan Staphilococcus aureus, [skripsi] FMIPA Unimed, Medan.
Wahyudi, P., (2001), Mikroba Endofitik: Simbion dalam Jaringan Tanaman,
Lingkungan Manajemen Ilmiah 2001; 3(2): 45-50.
Wang, Y., Qing, G. Z., Zhi, B. Z., Ri, M. Y., Ling, Y. W., dan Du, Z., (2011),
Isolation and Characterization of Endophytic Huperzine A – Producing
Fungi From Huperzia serrata, Journal Ind Microbiol Biotechnol 38 (1):
1267 – 1278.
Wiyatiningsih, S., (2003), Kajian Asosiasi Phytophthora sp. dan Fusarium
oxysporum f. sp. cepae Penyebab Penyakit Moler pada Bawang Merah,
Mapeta 5: 1-6.
Xing, Y. M., Juan, C., Jin, L. C., Xiao, M. C., dan Shun, X. G., (2011),
Antimicrobial Activity and Biodiversity of Endophytic Fungi in
Dendrobium devonianm and Dendrobium thyrsiflorum from Vietnam,
Curr Microbiol 62 (1): 1218-1224.
Zhao, J, Zhang, Y. L., Wang, L. W., Wang, J. Y., dan Zhang, C. L., (2012),
Bioactive Secondary Metabolites from Nigrospora sp. LLGLM003, An
Endophytic Fungus of The Medicinal Plant Moringa oleifera Lam.,
World Journal Microbiol Biotechnol 28 (1): 2107-2112.