KARAKTERISASI BAKTERI ENDOFIT PENGHASIL FITOHORMON IAA (INDOLE ACETIC ACID) DARI KULIT BATANG TUMBUHAN RARU (COTYLELOBIUM MELANOXYLON).

v

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT atas Rahmat dan
Karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan proposal
penelitian ini dengan judul “Karakterisasi Bakteri Endofit Penghasil
Fitohormon Iaa (Indole Acetic Acid ) Dari Kulit Batang Tumbuhan Raru (
Cotylelobium Melanoxylon)” yang merupakan salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Sains di jurusan Biologi FMIPA Universitas Negeri
Medan.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan rasa terimakasih kepada pihak
yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini antara lain : Ibu
Dra. Uswatun Hasanah, M.si, selaku dosen pembimbing dan ketua Laboratorium
Biologi serta Bapak Idramsa, S.Pd, M. Si yang telah banyak meluangkan waktu
dalam membimbing, mengarahkan dan memberikan masukan kepada penulis
selama melaksakan penyusunan skripsi ini. Kepada Bapak Drs. Lazuardi, M.Si
selaku dosen Pembimbing Akademik.
Kepada kedua orang tua, Ayah Sabaruddin Tanjung dan ibu Lastri, Abang
Al – Asyir Sihombing, Adik Gunawan Tanjung, Ifan Tanjung dan Dini Tanjung,
Bapak Budi, Unde Darma, Atok dan Nenek Darwin yang dengan tulus dan
sepenuh hati memberikan dorongan moril dan materil bagi keberhasilan penulis,

serta seluruh keluarga atas segala doa dan dukungannya, penulis ucapkan terima
kasih.
Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada Wana, Vivi, Dila, Deby,
Rudi, Yahya, Nova, Kiki, serta Laboran Biologi yang sudah banyak membantu
penulis dalam melaksanakan penelitian dan penulis juga mengucapkan
terimakasih kepada kelas Non Dik B 2011 yang memberi dukungan dan semangat
kepada penulis sehingga penulis bias menyeselaikan skripsi ini.

vi

Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih dan berharap semoga
proposal ini

bermanfaat bagi penulis dan juga pembaca. Penulis menyadari

bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan
penulisan skripsi ini.

Medan,


Maret 2015

Penulis

Suci Rahmadhani Tanjung
NIM 4111220008

iii

KARAKTERISASI BAKTERI ENDOFIT PENGHASIL FITOHORMON
IAA (Indole Acetic Acid) DARI KULIT BATANG TUMBUHAN
RARU (Cotylelobium melanoxylon)

Suci Rahmadhani Tanjung (NIM 4111220008)

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh bakteri endofit penghasil
hormon IAA, mengetahui karakteristik isolat bakteri yang mampu menghasilkan
IAA berdasarkan karakter morfologi, biokimia dan fisiologinya. Bakteri endofit

berasal dari kulit batang Tumbuhan raru, dan telah tersedia di Labortorium
Mikrobiologi UNIMED. Bakteri endofit kemudian diuji kemampuannya dalam
menghasilkan IAA, kemudian dikarakterisasi berdasarkan morfologi, biokimia
dan fisiologinya. Data yang diperoleh dianalisis secara deskriptif. Hasil penelitian
menunjukkan dari 24 isolat bakteri endofit tedapat dua isolat yang memiliki
kemampuan dalam menghasilkan IAA yaitu ER 15 dan ER 23, kedua isolat
bakteri endofit tersebut memiliki karakterisitik morfologi koloni dengan warna
koloni; putih, bentuk; bulat, tepi koloni; rata dan berombak, permukaan koloni;
licin, karakteristik morfologi sel adalah gram negatif dan positif. Karakteristik
biokimia bakteri antara lain dapat mereduksi gula dari fermentasi karbohidrat,
memfermentasi gula dalam jumlah yang rendah, menghasilkan asam campuran,
menghidrolisis protein, menghasilkan enzim gelatinase, katalase. Tidak dapat
menghasilkan enzim urease, sitrase dan tidak dapat menghidrolisis hydrogen
sulfida. Berdasarkan karakteristik fisiologinya isolate bakteri endofit ER 15 dapat
tumbuh optimum pada suhu 350 C dan pada pH 7,2 – 8,9. Isolat ER 23 tumbuh
optimum pada suhu 300 C – 400 C, dan dapat tumbuh pada pH 5,2 – 10,2.

iv

CHARACTERIZATION OF FITOHORMON IAA ( Indole Acetic

Acid) PRODUCING ENDOPHYTIC BACTERIA OF STEM
SKIN RARU (Cotylelobium melanoxylon)

Suci Rahmadhani Tanjung (NIM 4111220008)

ABSTRACT
This study aims to obtain the hormone-producing endophytic bacteria
IAA, knowing the characteristics of bacterial isolates capable of producing IAA
based on morphological characters, biochemistry and physiology. Endophytic
bacteria derived from the bark of plants raru, and has been available in
Labortorium Microbiology UNIMED. Endophytic bacteria then tested for their
ability to produce IAA, then characterized by morphology, biochemistry and
physiology. Data were analyzed using descriptively. The results showed from
twenty four isolate of endofitic bacteria artifacts two isolates that have the ability
to produce IAA, two isolates of endophytic bacteria has characteristic colony
morphology by colony color; white, shape; round, the edge of the colony; flat and
choppy, the surface of the colony; slippery, characteristic cell morphology are
gram-negative and positive. Biochemical characteristics of bacteria, among others,
may reduce the sugar from the fermentation of carbohydrates, sugars ferment in
low numbers, yielding a mixture of acid, hydrolyze proteins, produce gelatinase

enzyme, catalase. Can not produce the enzyme urease, sitrase and can not
hydrolyze hydrogen sulfide. Based on physiological characteristics of the ER 15
isolates of endophytic bacteria can grow optimum at 350 C and at pH 7.2 to 8.9.
ER 23 isolates grew optimum at a temperature of 300 C – 40 0C, and can grow at
pH 5.2 to 10.2.

vii

DAFTAR ISI

Lembar Pengesahan
Riwayat Hidup
Abstrak
Absrack
Kata Pengantar
Daftar Isi
Daftar Gambar
Daftar Tabel
Daftar Lampiran
BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang
1.2. Ruang Lingkup
1.3. Batasan Masalah
1.4. Rumusan Masalah
1.5. Tujuan Penelitian
1.6. Manfaat Penelitian

Halaman
i
ii
iii
iv
v
vii
x
xi
xii
1
4
4

4
4
4
5

BAB II TINJAUAN TEORITIS
2.1. Tumbuhan Cotylelobium melanoxylon
2.2 Bakteri Endofit
2.3. Karakteristik Bakteri
2.3.1. Karakter Morfologi Bakteri
2.3.2. Karakteristik Biokimia Bakteri
2.3.3. Karakter Fisiologi
2.4. Indole Acetic Acid (IAA)
2.5. Mikroorganisme Penghasil IAA

6
6
7
9
9

11
14
15
15

BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Tempat dan Waktu Penelitian
3.2. Alat dan Bahan
3.3. Pembuatan Media Tripton Water
3.4. Uji Indole Acetic Acid (IAA) pada Bakteri Endofit
3.5. Identifikasi dan Karakterisasi Bakteri Endofit Penghasil IAA
3.5.1.Karakterisasi Morfologi Bakteri
3.5.1.1. Pengamatan Morfologi Bakteri
3.5.1.2.Pewarnaan Gram

17
17
17
17
18

18
18
18
19

viii

3.5.2. Uji Biokimia pada Bakteri
3.5.2.1.Fermentasi Karbohidrat
3.5.2.2.Produksi H2S
3.5.2.3. Uji TSIA (Triple Sugar Iron Agar)
3.5.2.4. Reaksi Litmus Milk.
3.5.2.5. Uji Pencairan Gelatin
3.5.2.6. Tes Methyl Red
3.5.2.7. Uji Aktivitas Urea
3.5.2.8. Uji Pemanfaatan Sitrat.
3.5.2.9. Uji Aktivitas Katalase
3.5.3. Karakterisasi Fisiologi
3.5.3.1.pH dan Temperatur


19
19
20
20
20
20
21
21
21
21
22
22

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Penelitian
4.1.1. Seleksi Bakteri Endofit Penghasil Fitohormon IAA
(Indole Acetic Acid)
4.1.2. Karakterisasi Bakteri Endofit Penghasil IAA
4.1.2.1 Karakterisasi Bakteri Endofit Dari Segi Morfologi
4.1.2.2 Karakterisasi Bakteri Endofit Dari Segi Biokimia

4.1.2.3 Karakterisasi Bakteri Endofit Dari Segi Fisiologi
4.2. Pembahasan
4.2.1. Bakteri Endofit Penghasil IAA ( Indole Acetic Acid)
4.2.2. Karakterisasi Bakteri Endofit Penghasil IAA
4.2.2.1 Karakteristik Bakteri Endofit Dari Segi Morfologi
4.2.2.2 Karakteristik Bakteri Endofit Dari Segi Biokimia
4.2.2.2.1 Fermentasi Karbohidrat
4.2.2.2.2 Uji H2S
4.2.2.2.3 Uji TSIA ( Triple Sugar Iron Agar)
4.2.2.2.4 Uji Litmus Milk
4.2.2.2.5 Uji Gelatin
4.2.2.2.6 Uji Methyl Red
4.2.2.2.7 Uji Urea
4.2.2.2.8 Uji Pemanfaatan Sitrat
4.2.2.2.9 Uji Katalase
4.2.2.3 Karakter Fisiologi Bakteri
4.2.2.3.1 pH dan Suhu

23
23
23
24
24
25
35
39
39
42
42
43
43
44
44
46
47
47
48
49
50
51
51

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
5.2. Saran

53
53
54

ix

DAFTAR PUSTAKA

55

x

DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1. Bentuk koloni Bakteri
Gambar 2.2. Gambar Tepi Koloni Bakteri
Gambar 2.3 Elevasi Koloni Bakteri
Gambar 2.4 Struktur IAA
Gambar 4.1 Bentuk Morfologi koloni bakteri endofit ER 15 dan ER 23
Gambar 4.2. (a) gram negatif (b) gram positif
Gambar 4.3 Uji Latosa pada bakteri endofit ER 15 dan ER 23
Gambar 4.4 Uji dextrose pada bakteri endofit ER 15 dan ER 23
Gambar 4.5 Uji sukrosa pada bakteri endofit ER 15 dan ER 23
Gambar 4.6 Uji H2S pada Bakteri
Gambar 4.7 Uji TSIA oleh bakteri endofit ER 15 dan ER 23
Gambar 4.8 Uji Litmus Milk pada Isolat bakteri ER 15 (a) dan ER 23 (b)
Gambar 4.9 Uji gelatin pada isolat bakteri ER 15 dan ER 23
Gambar 4.10 Uji Methyl red pada isolate bakteri ER 15 dan ER 23
Gambar 4.11 Uji urea pada isolat bakteri endofit ER 15 dan ER 23
Gambar 4.12. Uji Sitrat pada isolat bakteri ER 15 dan 23
Gambar 4.13 Uji Katalase pada bakteri endofit ER 15 dan 23
Gambar 4.14 Uji pH optimum pada isolat bakteri endofit ER 15
Gambar 4.15 Uji pH optimum pada isolat bakteri endofit ER 23
Gambar 4.16 Suhu optimum pada isolate bakteri endofit ER 15 dan 23
Gambar 4.17 (a) Positif IAA dan (b) Negatif IAA
Gambar 4.18 Lintasan proses biosintesis dari triptofan menjadi IAA
Gambar 4.19 Reaksi fermentasi glukosa dengan reagen pH methyl red
Gambar 4.20 Degradsi enzim dari urea
Gambar 4.21 Reaksi degradasi sitrat oleh enzim
Gambar 4.22 Degradasi Hidrogen peroxida

10
10
11
15
24
25
26
27
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
37
40
41
48
49
50
50

xii

DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Dokumentasi Penelitian

60

BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang.
Tumbuhan raru (Cotilelobium melanoxylon) merupakan tumbuhan liar
yang banyak digunakan masyarakat dalam kehidupan sehari – hari dan mulai
mengalami kepunahan dan kurang dilestarikan. Kulit baatang tumbuhan raru
sering digunakan masyarakat Tapanuli dalam pembuatan tuak. Telah diketahui
bahwa kulit batang tumbuhan raru memiliki kandungan tannin yang cukup tinggi
dan cocok digunakan sebagai bahan pengawet makanan dan juga digunakan
sebagai obat penyakit gula/dibetes dengan cara meminum air rebusannya. Bakteri
endofit dapat ditemukan hampir di semua tumbuhan di muka bumi ini
(Prihatiningtias, dkk., 2008). Bakteri endofit hidup dalam jaringan suatu tanaman,
tanpa menimbulkan efek negatif pada tanaman tersebut (Yuniwati, 2011). Selain
itu penelitian sebelumnya telah berhasil mengisolasi bakteri dan jamur endofit
yang berpotensi sebagai anti jamur dan anti bakteri pathogen dari kulit tumbuhan
raru, dalam hal ini peneliti ingin melihat potensi bakteri endofit dibidang
pertanian.
Pertanian modern saat ini bergantung pada penggunaan pupuk kimia
diantaranya seperti urea, ZA, TSP atau SP-36,dan KCL sangat sering digunakan
oleh petani untuk meningkatkan pertumbuhan tanaman (Suriaman, 2010). Namun
penggunaan pupuk kimia secara terus menerus dan dalam jangka waktu yang
lama dapat menyebabkan tercemarnya lingkungan dan merusak kondisi alam, hal
ini karena tidak semua zat kimia yang terdapat pada pupuk sintesis dapat diserap
oleh tanaman (Silitonga, dkk., 2012). Romi (2012) melaporkan bahwa sebagian
molekul kimiawi akan merusak regenerasi humus dan sebagian yang lainnya akan
hilang karena penguapan dan pencucian yang terbawa oleh air hujan (run off).
Dalam upaya mengurangi pencemaran lingkungan yang disebabkan oleh
penggunaan pupuk kimia yang berlebihan banyak usaha yang dapat dilakukan.
(Retnowati, dkk (2013) melaporkan bahwa salah satu teknologi alternatif yang
dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya kerusakan lingkungan adalah dengan
pemanfaatan pupuk organik yang ramah lingkungan serta dapat meminimalisir

kerusakan ekologi (Silitonga, dkk., 2012). Hal ini dapat dilakukan dengan
pemanfaatan mikroorganisme yang berasal dari alam (Khairani, 2009).
Mikroorganisme di alam memiliki keanekaragaman yang berlimpah dan
juga memilki peranan yang luar biasa bagi manusia khususnya dibidang pertanian
(Lay, dkk., 1994). Mikroorganisme di alam dapat berupa mikroorganisme
simbiotik dan nonsimbiotik (Danafriatna, 2010). Mikroorganisme nonsimbiotik
adalah mikroorganisme yang hidup bebas dan mandiri di dalam tanah sedangkan
mikroorganisme simbiotik yaitu mikroorganisme yang beinteraksi dengan
tanaman seperti mikroorganisme endofit (Annonim, 2013). Mikroorganisme
endofit dapat berupa bakteri atau fungi yang merupakan contoh mikroorganisme
berpotensial dibidang pertanian (Silitonga, dkk., 2012).
Bakteri endofit hidup dalam jaringan suatu tanaman tanpa menimbulkan
efek negatif pada tanaman tersebut (Yuniwati, 2011 ). Didalam jaringan tanaman,
bakteri endofit berada didalam sel, diruang antar sel atau jaringan dalam
pembuluh (Resti, dkk., 2013). Bakteri endofit dapat diisolasi dari permukaan
benih, akar, batang, daun (Tarabily, dkk., 2003) dan kotiledon yang sudah steril
(Resti, dkk., 2013). Salah satu peranan bakteri endofit adalah sebagai pupuk alami
dengan menghasilkan hormone pertumbuhan IAA (Indole Acetic Acid).
Hormon IAA adalah hormon kunci bagi berbagai aspek pertumbuhan dan
perkembangan

tanaman (Aryantha, 2004). Beberapa bakteri endofit pernah

diisolasi dari tanaman padi, tebu, sorgum, rumput dan jagung (Sujianto, dkk.,
2009). Silitonga, dkk (2012) melaporkan bahwa bakteri endofit dapat
memproduksi hormone pertumbuhan yaitu IAA (Indole Acetid Acid).
Suriaman (2010) melaporkan bahwa bakteri endofit yang diisolasi dari
akar tanaman kentang berpotensi dalam mengahasilkan hormon IAA. Selain itu
Tarabily (2003) juga melaporkan bahwa bakteri endofit yang diisolasi dari akar
tanaman jagung dapat dimanipulasi untuk meningkatkan pertumbuhan tanaman
jagung, dimana kelompok bakteri yang ditemukan adalah Bacillus sp dan
Pseudomonas sp. Penelitian bakteri endopit yang menghasilkan hormon Indole
Acetic Acid (IAA) juga dilakukan oleh Retnowati, dkk (2013) yang mana peneliti
menemukan enam isolat bakteri endofit

dari akar tanaman jagung yang

berpotensi menghasilkan Indole Acetic Acid (IAA). Tarigan, dkk (2010) juga
mendapatkan lima isolat bakteri endofit dari akar tanaman kedelai, yang dapat
menghasilkan hormon IAA.
Anggara, dkk (2010) juga melaporkan bahwa terdapat empat isolat bakteri
endofit dari ubi jalar yang berpotensi menghasilkan hormon IAA, yaitu isolat
A1,B1,B2 dan B3 dengan karakter yang berbeda – beda. Selain itu bakteri endofit
dari kelompok actinomietes dan Corynebacterium yang diisolasi dari tanaman
gandum juga berpotensi dalam menghasilkan auksin, dimana penambahan IAA
pada media kultur jaringan yang dihasilkan oleh bakteri endofit kelompok
actinomycetes

dan

corynebacterium

dapat

meningkatkan

kapasitas

perkecambahan (Merzaeva, dkk., 2010) dan mempercepat pertumbuhan bibit
ekplan gandum yang dibudidayakan dengan teknik in vitro (Yadav, dkk., 2012).
Penelitian tentang bakteri endofit yang dapat menghasilkan hormon IAA juga
telah dilakukan oleh Inyoman, dkk (2004) dimana didapat bakteri endofit
kelompok actinomicetes, streptomyces griseoviridis dan pseudomonas fluorescens
yang mampu memproduksi auksin indole-3-acetic-acid secara in vitro.
Penelitian bakteri endofit yang menghasilkan hormon IAA banyak
diisolasi dari tanaman budidaya. Tanaman liar seperti tumbuhan raru
(Cotylelobium melanoxylon) tidak tertutup kemungkinan untuk menghasilkan
bakteri endofit yang berpotensi sebagai penghasil IAA. Berdasarkan uraiaan
tersebut peneliti ingin meneliti bakteri endofit yang diisolasi dari tumbuhan liar
yang dapat menghasilkan hormon pertumbuhan Indol acetid acid (IAA). Hal ini
dipilih tumbuhan raru (Cotylelobium melanoxylon) karena tumbuhan ini adalah
tumbuhan liar dan sering dimanfaatkan oleh masyarakat Tapanuli Tengah dalam
kehidupan sehari – harinya. Telah diketahui bahwa kulit batang tumbuhan raru
(Cotylelobium melanoxylon) digunakan oleh masyarakat Tapanuli dalam
pembuatan minuman tradisional tuak (nira aren) untuk menambah cita rasa dan
kadar alkohol yang sesuai dan mencegah buih (Anonim, 2010). Cotylelobium
melanoxylon adalah family Dipterocarpaceae yang merupakan family tumbuhan
merantin – merantian dengan ciri buah yang memiliki sayap, pohon berukuran

kecil hingga sangat besar, kayunya mengandung dammar, batang berbentuk
selindris, berlekuk dan biasanya berbanir (Anonim, 2013).
Atas dasar inilah peneliti ingin mengkarakterisasi bakteri endofit yang
mampu menghasilkan
sehingga

Indole acetic acid dari Cotylelobium melanoxylon,

diharapkan

bakteri

endofit

yang

diperoleh

nantinya

mampu

menghasilkan IAA yang dapat digunakan dalam bidang pertanian serta
dimanfaatkan untuk kesejahteraan masyarakat.
1.2. Ruang Lingkup
Ruang lingkup penelitian ini yaitu menyeleksi bakteri endofit penghasil
Indole Acetic Acid dari batang tumbuhan raru (Cotylelobium melanoxylon) dan
mengkarakterisasi berdasarkan morfologi, biokimia, dan fisiologinya.
1.3. Batasan Masalah
Penelitian ini dibatasi hanya pada penyeleksian bakteri endofit yang
dapat menghasilkan hormon IAA dari batang tumbuhan raru (Cotylelobium
melanoxylon) dan mengkarakterisasi berdasarkan morfologi, biokimia dan
fisiologinya.
1.4. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu :
1.

Apakah

isolat

bakteri endofit

dari tumbuhan raru (Cotylelobium

melanoxylon) dapat menghasilkan fitohormon IAA (Indole Acetic Acid) ?
2.

Bagaimana karakterisasi bakteri endofit yang dapat menghasilkan IAA
(Indole Acetic Acid) berdasarkan morfologi, biokimia dan fisiologinya?

1.5.Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dalam penelitian ini yaitu :
1.

Mendapatkan isolat bakteri endofit yang dapat menghasilkan fitohormon
IAA

2.

Mengetahui karakteristik bakteri endofit yang dapat menghasilkan IAA dari
kulit batang tumbuhan raru (Cotylelobium melanoxylon) berdasarkan
morfologi, biokimia dan fisiologinya.

1.6.Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat tentang bakteri endofit
yang dapat menghasilkan hormon indole acetic acid (IAA) yang terdapat dalam
kulit batang tumbuhan raru (Cotylelobium melanoxylon) sehingga dapat dijadikan
sebagai sumber informasi dan referensi bagi mahasiswa dan masyarakat,
khususnya dibidang pertanian.

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan
bahwa :
1. Dari ke 24 isolat bakteri endofit yang telah diuji kemampuannya dalam
menghasilkan IAA (Indole Acetic Acid) didapatkan 2 isolat

bakteri

endofit yang memiliki kemampuan dalam menghasilkan IAA yaitu
bakteri endofit dengan kode isolat ER 15 dan ER 23.
2. Berdasarkan karakteristik morfologi bakteri, isolat bakteri endofit ER 15
memiliki bentuk koloni yang bulat dengan tepi koloni rata, warna koloni
putih bening, dengan permukaan licin, elevasi yang rata, dan termasuk
gram negatif sementara itu untuk isolat bakteri ER 23 memiliki bentuk
koloni yang bulat, tipe tepi koloni berombak, warna koloni putih dengan
permukaan licin, elevasi yang rata dan termasuk golongan bakteri gram
positif. Berdasarkan karakteristik biokimia bakteri, Isolat bakteri endofit
ER 15 dan ER 23 dapat memfermentasi karbohidrat, memfermentasi gula
dengan konsentrasi yang rendah, menghasilkan asam campuran, dapat
mereduksi litmus, menghasilkan enzim gelatinase, katalase. Tidak dapat
menghasilkan enzim urease, sitrase dan tidak dapat menghidrolisis
hydrogen sulfida. Berdasarkan karakteristik fisiologinya, isolat bakteri
endofit ER 15 memiliki kemampuan untuk dapat tumbuh optimum pada
suhu 350C dan tumbuh dengan baik pada pH 7,2 dan 8,9 sementara
untuk isolat bakteri endofit ER 23 dapat tumbuh optimum pada suhu 300
C – 400 C

dan tumbuh dengan baik pada semua perlakuan pH yang

dibuat yaitu 5,2, 6,5, 7,2, 8,9 dan 10,2.

53

5.2. Saran
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, maka penulis menyarankan
agar :
1. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut terhadap bakteri endofit yang
mampu menghasilkan IAA, hingga dapat diketahui sampai tingkat
spesiesnya.

54

DAFTAR PUSTAKA
Annonim A (2012) Http://Www.Id.M.Wikipedia.Org/Wiki/Endofit. (Diakses
Pada Tanggal 24 Oktober 2014).
Annonim A (2013) Www. Iucnredlist. Org/Cotylelobium %Melanoxulon_ Files/
Redlist_Logo_Gif (Diakses Pada Tanggal 24 Oktober 2014).
Annonim B (2012) Http://www.Puji.Peje.Blogspot.Com/../Uji_Hidrolisi_Gelatin.
(Diakses Pada Tanggal 3 November 2014.
Annonim
B
Http://www.Id.M.Wikipedia.Org/../Uji_Biokimia_Bakteri.Com
Pada Tanggal 1 November 2014) ).

(2013)
(Diakses

Annonim
C (2012)
http://amybiologi.blogspot.com/2012/03/faktor-yangmempengaruhi-pertumbuhan.html (Diakses pada tanggal 4 November
2014).
Aryantha (2002) Mikroba Penghasil Fitohormon. Bogor. Institut teknologi
Bandung.
Awad., Diaz, R., , Roslinda, A., Malek., Zalina, R, A., El Enshasy ( 2012 )
Efficient Production Process For Food Grade Acetic Acid By Acetobacter
Aceti In Shake Flask And In Bioreactor Cultures. E-Journal Of Chemistry.
9(4) 203-207
Anggara, S., Yuliani., Lisana,L., (2010) Isolasi Dan Karakterisasi Bakteri Endofit
Penghasil Hormon Indole Acetic Acid Dari Akar Tanaman Ubi Jalar. Issn:
2252-3979 Http://Ejournal.Unesa.Ac.Id/Index.Php/Lenterabio.
Ali, M., Vora, D (2014) Potential Of Endophytic Bacteria Isolated From Vitex
Negundo L. To Produce Auxin. Research Journal Of Recent Sciences Issn
2277-2502 . 3(8) : 38-42.
Amrutha, V., Sudhir, A,P., Chowdapa (2014) Plant growth promoting potential of
a novel endophytic curtobacterium ceg : isolation, evaluation and
formulation. Annalis of Biological research. 5 (5) : 15 – 21
Bhatt, dkk (2013) Isolation And Identification Of Root Nodul Bacteria Of Mang
Bean (Vigma radiate L ) for biofertilizer production. Interbational Journal
Of Research In Pure And Applied Microbiology 3 (4) : 127 – 133
Cappucino J G., Sherman Natalie (2001) Mikrobbiologi A Laboratorium Manual.
New York : Benjamin Cummings.

55

Danafriatna (2010) Biokimia Penambatan Nitrogen Oleh Bakteri Non Simbiotik.
Jurnal Agribisnis dan Pengembangan Wilayah 1 (2) : 4 - 5
Fatiqin (2008) Isolasi Dan Identifikasi Bakteri Endofit Dari Daun Dan Kulit
Pulai (Alstonia Scholaris) Sebagai Penghasil Senyawa Anti Bakteri
Terhadap Bakteri E.Coli Dan Staphylococcus Aureus. Jurnal Sains.
Http://wwwjournal.Saints.Teknolog I
Fardiaz S (1992) Mikrobiologi Pangan 1. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Heddy (1986) Hormon Pertumbuhan Edisi 1 Cetakan 1. Jakarta : Rajawali.
Harahap (2011) Kultur Jaringan Tanaman. Medan : Perdana Mulya Sarana.
Hung, P., Annapurna, K (2004) Isolation And Charakterization Of Endophytic
Bacteria Soybean (Glysin sp). Amonribe 12(4) : 92 – 101
Hadioetomo RS (1993) Mikrobiologi Dasar Dalam Praktek Teknik dan Prosedur
Dasar Laboratorium. Jakarta: Gramedia.
Inyoman P.,Aryantha., Dian P.,Lestari Dan Nurmi,P.,(2004),Potensi Isolat Bakteri
Penghasil Iaa Dalam Peningkatan Pertumbuhan Kecambah Kacang Hijau
Pada Kondisi Hidroponik,Bandung 9 (2) : 43.
Ishwari PP (2006). Produksi Hormon Asam Indol-3-Asetat Oleh Bakteri Diazotrof
Endofitik dan Aplikasinya Pada Tanaman Kentang.. Bogor: Institut
Pertanian Bogor.
Jasim (2014) Isolation And Characterization Of Plant Growth Promoting
Endophytic Bacteria From The Rhizome Of Zingiber Officinale. 3 Biotech
2(4) :197–204 Doi 10.1007/S13205-013-0143-3
Khairani,G (2010) Isolasi Dan Uji Kemampuan Bakteri Endofit Penghasil
Hormon Iaa (Indole Acetic Acid) Dan Akar Tanaman Jagung (Zea Mays).
Usu.
Kusnadi (2003) Common Textbook Mikrobiologi. Bandung : Upi
Knob, A & Carmona, E.C. 2008. Xylanase production by Penicillium
sclerotiorum and its characterization.World Applied Sciences Journal 4(2):
277-283.
Kismiyati., Yusuf, N., Kusdarwati, R., (2009) Isolasi Dan Identifikasi Bakteri
Gram Negatif Pada Luka Ikan Maskoki (Carassius Auratus) Akibat
Infestasi Ektoparasit Argulus Sp. Jurnal Ilmiah Perikanan Dan Kelautan
1(2) : 1 – 8.
56

Lay, B., Hastowo, S (1994) Analisis Mikroba Dilaboratorium Edisi Pertama.
Cetakan Pertama. Jakarta : Pt. Grafindo Persada.
Long HH., Schmidt DD., Baldwin (2008) Native bacterial enndophytes promote
Host Growth in a species – specific Manner; phytohormone manipulation
do not result in common growth response. Journal plos one 3(7) : 2702
Merzaeva, O, V., Shirokikh, I ( 2010) The Production Of Auxin By The
Endophytic Bakteria Of Winter Rye. 1(46) : 44 – 50.
Milca, R., Jessica, M., Nataliane, M., Danili, M, S, S., Ozios, E, F., Joao, L, A.,
Janete, M.A., Glaucia, M.S (2014 ) Plant growth promoting potential of
endophitiv bacteria Isolated from cashew leaves. Africa Journal of
Biotechnology . 13 ( 33 ) : 354- 360
Ngoma,L., Esau, B., Babalola (2013) Isolation and characterization of beneficial
indigenous endophytic bacteria for plant growth promoting activity in
Molelwane Farm, Mafikeng, South Africa. 12 (26) : 1 – 10
Prihatiningtias, W., Wahyuningsih, M (2008) Prospek Mikroba Endofit Sebagai
Sumber Senyawa Bioaktif. Yogyakarta : Universitas Gadjah Mada.
Patil Nita B., Milind Gajbhiye., Sangita S. Ahiwale3., Aparna B. Gunjal.,
Balasaheb P. Kapadnis (2011) Optimization of Indole 3-acetic acid (IAA)
production by Acetobacter diazotrophicus L1 isolated from Sugarcane.
ISSN 0976 – 4402 .1(2) : 307 - 313
Pasaribu, G., Setyawati, T (2011) Aktivitas Antioksidan Dan Toksisitas Ekstrak
Kulit Kayu Raru (Cotilobium Sp) . Pusat Litbang Keteknikan Kehutanan
Dan Pengolahan Hasil Hutan.
Prasad, M., Dagar, S (2014) Identification And Characterization Of Endophytic
Bacteria From Fruits Like Avacado And Black Grapes.
Int.J.Curr.Microbiol. Issn: 2319-7706 Volume 3 Number 8 (2014) Pp.
937-947 Http://Www.Ijcmas.Com
Pastra A defin., Melki., Surbakti H., (2012) Penapisan Bakteri yang Bersimbiosis
dengan Spons Jenis Aplysina sp sebagai Penghasil Antibakteri dari
Perairan Pulau Tegal Lampung. Maspari Journal 4(1) 77-82
Pelczar MJ dan Chan ECS (1986) Dasar-Dasar Mikrobiologi 1. Jakarta:
Universitas Indonesia Press.

57

Retnowati,Y.,Wirnangsi,D Uno.,Siti Humairoh., (2013),Potensi Penghasil
Hormon IAA Oleh Mikroba Endofit Akar Tanaman Jagung (Zea Mays),
Universitas Negeri Gorontalo.
Resti Zurai., Habazar Trimurti., Putra D Prima., Nasrum (2013) Skrining Dan
Idenntifikasi Isolat Bakteri Endofit Untuk Mengendalikan Penyakit Hawar
Daun Bakteri Pada Bawang Merah 13 (2) :167-178.
Romi (2012) Dampak Negatif Pupuk Kimia Terhadap Kesuburan Tanah.
Lampung : Politeknik Negeri Lampung.
Subhash, J., Bhore, J (2012) Bacterial Endophytes In Purple Coraltree (Erythrina
Fusca Lour.) And Their Screening For Cytokinins. Issn No- 2230 – 7885.
Available Online At www.Jpbms.Info.
Silitonga D Merry.,Priyani N., Nurwahyudi (2012) Isolasi Dan Uji Potensi Isolat
Bakteri Pelarut Fosfat Dan Bakteri Penghasil Hormon Iaa (Indole Acetic
Acid) Terhadap Pertumbuhan Kedelai (Glycine Max L.) Pada Tanah
Kuning. Medan : Usu.
Shing., Sharma, A., Saini, G (2013) Biochemical and molecular characterization
of the bacterial endophytes from native sugarcane varieties of Himalayan
region. 3 (3) :205–212.
Sujianto, N.E.,Putra,H.,Pritayuni, F., Albathaty, N., dan Noor, C.Z., (2009), Daya
Anti Mikroba Ekstrak Lecythophora sp., Endofit yang Diisolasi dari
Alyxia reiwardtii, Berk. Panel. Hayati 15(4) : 37 – 44.
Samudin, S ( 2009 ) Pengaruh kombinasi Auksin – sitokinin terhadap
Pertumbuhan Buah Naga. ISSN : 19979 -5971.
Susilowati DN., Saraswati R.,Elsanti dan Yuniarti E (2003) Isolasi dan Seleksi
Mikroba Diozotrof Endofitik dan Penghasil zat pemacu tumbuh pada
Suriaman (2010) Potensi Bakteri Endofit dari Akar Tanaman Kentang (Solanum
tuberosum) dalam memfiksasi N2 di Udara dan Menghasilkan Hormon
IAA
(Indole
Acetic
Acid)
secara
in
vitro.
http://lib.uinmalang.ac.id/?mod=th_viewer&id=abstract/id_05520040.pdf
Supriatin, Yati (2008) Kajian Produksi Biogas Skala Laboratorium dengan
Inokulum Konsorsium Alami Metanogen dalam Substrat Bungkil Jarak
Pagar (Jatropha curcas L). Tesis Bioteknologi ITB.
Tarigan, R., Jamilah., Elimasni (2010) Seleksi Bakteri Penambat Nitrogen Dan
Penghasil Hormon Iaa (Indole Acetic Acid) Dari Rizosfer Tanah
Perkebunan Kedelai (Glycine Max L.). 1(5) : 1-7.

58

Tarabily,dkk (2003) Promotion of plant growth by an auxin producing isolate of
the yeast willioptis saturnus endophytic in maize roots. The sixth U.A.E.
University research conference. 60 – 69.
Yuniwati (2011) Kinetika Reaksi Hidrolisis Pati Pisang Tandung Dengan
Katalisator. http://www.Jurtek.Akprind.Ac.Id/../106-112 .
Yulianti (2012) Menggali Potensi Endofit Untuk Meningkatkan Kesehatan
Tanaman Tebu Mendukung Peningkatan Produksi Gula. 11 (2) : 111 –
122.
Yadav,K., Singh,N., Verma,S.,(2012). Plant tissue culture: a biotechnological tool
for solving the problem of propagation of multipurpose endangered
medicinal plants in India. Journal of Agricultural Technology 8(1): 305318.
Zahidah, D., Shovitri, M (2013) Isolasi Karakterisasi Dan Potensi Bakteri Aerob
Sebagai Pendegradasi Limbah Organik. Jurnal Sains Dan Seni Pomits 2(1)
: 2337-3520

59