PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INDEX ARD MATCH (ICM) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS KELAS V SDN 101875 BINTANG MERIAH,.

(1)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN

INDEX CARD

MATCH

(ICM) UNTUK MENINGKATKAN HASIL

BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN

IPS KELAS V SDN 101875 BINTANG

MERIAH T.A 2014/2015

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

OLEH:

IVO NDARI NOVITA

NIM 1111111003

OLEH:

PROGRAM PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2015


(2)

(3)

(4)

(5)

ABSTRAK

IVO NDARI NOVITA, 1111111003, Penerapan Model Pembelajaran Index Card Match (ICM) untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran IPS Kelas V SDN 101875 Bintang Meriah, Skripsi, Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Medan, 2015.

Masalah dalam penelitian ini adalah rendahnya hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS dikarenakan guru terlihat lebih aktif dalam proses pembelajaran sehingga siswa merasa bosan dan kurang termotivasi. Dari sinilah penulis merasa tertarik untuk melakukan penelitian mengenai pembelajaran IPS dengan menggunakan model pembelajaran Index Card Match (ICM). Penelitian

ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada pelajaran IPS di kelas V SDN 101875 Bintang Meriah dan untuk mengetahui perbedaan belajar siswa yang menggunakan model pembelajaran Index Card Match (ICM) dengan yang tidak

menggunakan model pembelajaran Index Card Match (ICM) pada pembelajaran

IPS materi perjuangan melawan penjajah di kelas V SD Negeri 101875 Bintang Meriah. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah penerapan model pembelajaran Index Card Match (ICM) dapat meningkatkan hasil belajar siswa

dalam materi pokok perjuangan melawan penjajah pada pelajaran IPS di kelas V SD Negeri 101875 Bintang Meriah.

Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas dengan jumlah subjek penelitian sebanyak 30 orang siswa yang berasal dari siswa kelas V pada tahun ajaran 2014/2015, dimana kegiatan dilakukan saat pembelajaran IPS berlangsung. Untuk memperoleh data yang digunakan dalam penelitian ini penulis melakukan tes dan observasi. Adapun teknik analisa data dalam penelitian ini adalah deskripsi kualitatif dengan menguraikan persentase yang digunakan.

Setelah pelaksanaan pre test diperoleh tingkat ketuntasan hasil belajar secara klasikal yaitu ada 2 siswa (7%) yang mencapai tingkat ketuntasan belajar dan 28 siswa (93%) yang belum mencapai ketuntasan belajar dengan nilai rata-rata 44. Setelah pelaksanaan siklus I dengan menggunakan model pembelajaran Index Card Match (ICM) diperoleh tingkat ketuntasan hasil belajar secara klasikal yaitu

18 orang siswa (60%) yang mencapai tingkat ketuntasan belajar dan 12 orang siswa (40%) yang belum mencapai ketuntasan belajar dengan nilai rata-rata 67. Setelah pelaksanaan siklus II dengan menggunakan model pembelajaran Index Card Match (ICM) diperoleh tingkat ketuntasan hasil belajar secara klasikal

sebanyak 28 orang siswa (93%) yang mencapai tingkat ketuntasan belajar dan 2 siswa (7%) yang belum mencapai ketuntasan belajar dengan nilai rata-rata 88.

Dengan demikian maka dapat dikatakan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Index Card Match (ICM) dapat meningkatkan

hasil belajar siswa kelas V SD Negeri 101875 Bintang Meriah pada pelajaran IPS dalam materi perjuangan melawan penjajah. Dan disarankan kepada guru untuk

menggunakan model pembelajaran Index Card Match (ICM) dalam


(6)

v DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK... i

KATA PENGANTAR... ii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Identifikasi Masalah... 6

1.3 Batasan Masalah... 6

1.4 Rumusan Masalah... 7

1.5 Tujuan Penelitian... 7

1.6 Manfaat Penelitian ... 7

BAB II KAJIAN TEORITIS ... 9

2.1 Kerangka Teoritis ... 9

2.1.1 Pengertian Belajar ... 9

2.1.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi Belajar ... 11

2.1.3 Pengertian Hasil Belajar... 13

2.1.4 Pengertian Model Pembelajaran... 15

2.1.5 Jenis-Jenis Model Pembelajaran... 17


(7)

2.1.7 Langkah-langkah Penerapan Index Card Match... 21

2.1.8 Kelebihan dan KekuranganIndex Card Match(ICM) ... 26

2.1.9 Hakikat IPS ... 27

2.1.10 Materi Pembelajaran ... 29

2.2 Kerangka Konseptual ... 32

2.3 Hipotesis Penelitian ... 34

BAB III METODE PENELITIAN ... 35

3.1 Jenis Penelitian ... 35

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian... 35

3.3 Subjek dan Objek Penelitian ... 35

3.4 Defenisi Operasional Variabel ... 36

3.5 Desain Penelitian ... 36

3.6 Prosedur Penelitian ... 37

3.7 Teknik Pengumpulan Data... 43

3.8 Teknik Analisis Data ... 43

3.9 Jadwal Penelitian ... 46

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN... 47

4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian... 47

4.2 Deskripsi Hasil PenelitianTes Awal (Pre Test)... 47

4.2.1 Deskripsi Tes Awal (Pre Test)... 47

4.1.3 Pelaksanaan dan Temuan Penelitian pada Siklus II... 63

4.2 Rekapitulasi Nilai Pre Test, Siklus I, dan Siklus II ... 73


(8)

vii

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 78

5.1 Kesimpulan ... 78

5.2 Saran ... 79

DAFTAR PUSTAKA ... 81


(9)

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Jadwal Pelaksanaan Penelitian... 46

Tabel 4.1 Nilai Hasil Belajar Pre Test Siswa ... 49

Tabel 4.2 Persentase Nilai Pre Test Siswa ... 50

Tabel 4.3 Hasil Observasi Kegiatan Mengajar Guru Selama Siklus I... 55

Tabel 4.4 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I ... 58

Tabel 4.5 Nilai Hasil Belajar Siklus I Siswa ... 60

Tabel 4.6 Persentase Nilai Siklus I Siswa ... 61

Tabel 4.7 Hasil Observasi Kegiatan Mengajar Guru Selama Siklus II... 66

Tabel 4.8 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II ... 68

Tabel 4.9 Nilai Hasil Belajar Siklus II Siswa ... 70

Tabel 4.10 Persentase Nilai Siklus II Siswa... 71

Tabel 4.11 Rekapitulasi Nilai Pre Test, Siklus I, dan Siklus II... 73

Tabel 4.12 Tabel Rata-rata Hasil Belajar Siswa... 74


(10)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu mata pelajaran yang diajarkan di Sekolah Dasar (SD). Pengajaran IPS di SD ditujukan bagi pembinaan generasi penerus usia dini agar memahami potensi dan peran dirinya dalam berbagai tata kehidupannya, menghayati keharusan dan pentingnya bermasyarakat dengan penuh rasa kebersamaan dan kekeluargaan serta mahir berperan di lingkungannya sebagai insan sosial dan warga Negara yang baik.

Namun pada kenyataannya, banyak masyarakat awam yang menilai pembelajaran IPS kurang menyenangkan. Masyarakat menilai IPS sebagai pelajaran yang membosankan dikarenakan isi pelajaran kurang menarik. pembelajaran IPS juga mengharuskan siswa lebih banyak menghapal sehingga siswa merasa jenuh dan kurang tertantang karena kurangnya aktivitas yang dilakukan dalam pembelajaran IPS.

Untuk itulah peneliti tertarik memilih bahasan IPS karena pembelajaran IPS bukanlah pembelajaran yang membosankan dan tidak menarik. IPS merupakan ilmu sosial yang membawa masyarakat kepada kenyataan hidup yang sebenarnya. IPS mengajarkan masyarakat untuk mengembangkan kemampuan analisa dan kepekaan terhadap fenomena sosial. Seperti kodrat manusia yang terlahir sebagai makhluk sosial. Manusia tidak dapat hidup sendirian, manusia pasti membutuhkan manusia lain dalam kehidupannya. IPS mengajarkan manusia untuk dapat bersosialisasi dengan baik terhadap masyarakat lainnya. Melalui pengajaran IPS diharapkan terbinanya sikap warga negara yang peka terhadap masalah sosial


(11)

yang membantu anak untuk mengenal hubungan manusia dengan lingkungan sekitarnya.

Selanjutnya Hasan, (dalam Solihatin dan Raharjo 2008:1) menjelaskan mengenai tujuan dan esensi pendidikan IPS, sebaiknya penyelenggara pembelajaran IPS mampu mempersiapkan, membina, dan membentuk kemampuan siswa yang menguasai pengetahuan, sikap, nilai, dan kecakapan dasar yang diperlukan bagi kehidupan di masyarakat.

Untuk menunjang tercapainya tujuan IPS tersebut harus didukung oleh pembelajaran yang kondusif. Dalam proses pembelajaran guru dan siswa memiliki peran yang sangat penting. Siswa dituntut untuk lebih aktif dalam proses pembelajaran sedangkan guru berperan sebagai fasilitator. Pembelajaran yang dikembangkan oleh guru memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap keberhasilan dan kegairahan belajar siswa. Pembelajaran yang diperlukan adalah pembelajaran yang melibatkan siswa dan tidak membosankan agar siswa termotivasi untuk belajar dan memperoleh informasi sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai.

Berdasarkan uraian di atas jelas terlihat bahwa siswa merupakan pelaku utama dalam proses pembelajaran. Dengan kata lain pemahaman konsep siswa terhadap materi pelajaran IPS tergantung sepenuhnya pada diri siswa, mereka harus dapat memanfaatkan situasi yang diciptakan guru yang berperan sebagai fasilitator. Pembelajaran IPS tidak lagi mengutamakan pada penyerapan melalui pencapaian informasi tetapi lebih mengutamakan pada pengembangan kemampuan memperoleh informasi.


(12)

Oleh sebab itu, perencanaan model pembelajaran harus didesain sedemikian rupa untuk meningkatkan hasil belajar siswa sehingga sampai pada tujuan pembelajaran yang hendak dicapai. Dalam hal ini guru sebagai fasilitator harus menguasai model pembelajaran yang efektif, efisien, dan tepat sasaran. Penentuan model pembelajaran yang akan digunakan harus senantiasa diawali dari situasi nyata dan keadaan siswa dalam kelas agar dapat meningkatkan hasil belajar siswa sehingga tujuan pembelajaran bermakna dapat tercapai dengan optimal.

Berdasarkan observasi dan hasil wawancara yang peneliti lakukan dengan guru kelas V SD Negeri 101875 Bintang Meriah Kecamatan Batang Kuis, masih banyak permasalahan yang terjadi dalam proses pendidikan diantaranya ialah permasalahan pelaksanaan standar isi mata pelajaran IPS. Dalam proses pembelajaran, guru terlihat lebih aktif dibandingkan murid. Guru juga kurang variatif dalam menggunakan model pembelajran. Guru masih menggunakan metode ceramah, mencatat dipapan tulis, memberikan tugas dan lebih mengutamakan menghafal. Siswa menjadi kurang aktif dalam proses pembelajaran sehingga siswa kurang termotivasi untuk belajar dan siswa kurang menguasai materi yang diajarkan. Siswa mengalami kesulitan dalam menjawab soal – soal latihan. Hal tersebut terlihat dari hasil ulangan harian yang diperoleh siswa tidak sesuai dengan standar ketuntasan belajar siswa. Dimana hasil ulangan yang diperoleh siswa masih dibawah rata-rata KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) yaitu 65. Dari 30 orang siswa hanya terdapat 8 orang siswa yang sudah tuntas mendapat nilai rata-rata 65 sedangkan 22 orang siswa masih belum tuntas karena nilai yang dicapai masih dibawah rata KKM yaitu dibawah nilai rata-rata 65. Seharusnya belajar dikatakan tuntas apabila siswa secara


(13)

keseluruhan mampu mendapatkan nilai rata-rata 65. Dan hal tersebut berdampak pada nilai IPS siswa yang kebanyakan belum mencapai KKM. Kesulitan-kesulitan yang dihadapi siswa dalam pembelajaran IPS dapat diatasi dengan berbagai cara. Salah satunya adalah dengan mengadakan pembelajaran dengan menggunakan model yang lebih menarik dan menyenangkan.

Berangkat dari fenomena di atas, peneliti mencoba menggunakan model pembelajaran yang lain yang dianggap mampu meningkatkan hasil belajar siswa, yaitu model pembelajaran kooperatif.

Menurut Suprijono, (2010:61) “Model pembelajaran Kooperatif dikembangkan untuk mencapai hasil belajar berupa prestasi akademik, toleransi, menerima keagamaan, dan pengembangan keterampilan sosial.” Untuk mencapai hasil belajar itu model pembelajaran kooperatif mengharuskan siswa bekerja sama dan saling bergantung secara positif antarsatu sama lain dalam konteks struktur tugas, struktur tujuan, dan struktur reward. Gagasan dibalik pembelajaran ini adalah bagaimana mata pelajaran dirancang sedemikian rupa sehingga siswa dapat bekerja sama untuk mencapai sasaran-sasaran pembelajaran.

Salah satu jenis pembelajaran kooperatif ialah Index Card Match (ICM). Dengan menggunakan model pembelajaran index card match akan menjadikan pembelajaran lebih menyenangkan lagi aktif untuk meninjau ulang materi pembelajaran sebab memberi kesempatan pada peserta didik untuk berpasangan dan memainkan kuis kepada kawan sekelas (Hamruni, 2011:162).

Index card match merupakan aktivitas kerjasama siswa yang bisa digunakan untuk mengajarkan konsep, karakteristik, fakta tentang benda, atau menilai informasi. Dalam kegiatan model ini terdapat unsur permainan yakni


(14)

mencari pasangan kartu sehingga aktivitas maupun minat siswa terhadap proses pembelajaran meningkat.

Alasan untuk menggunakan model pembelajaran Index card Match (ICM) adalah karena model ini mampu mengajak siswa untuk aktif dalam kelas. Siswa kelas V SD yang rata-rata berumur 11 tahun adalah individu yang sangat tertarik dengan aktivitas fisik. Belajar dengan menggunakan potongan-potongan kartu dan mencari pasangan dapat membuat mereka tertarik untuk ikut serta dalam proses pembelajaran. Ketertarikan ini akan berdampak pada peningkatan motivasi mereka untuk aktif belajar dikelas. Ini juga akan merubah pemikiran mereka bahwa belajar IPS itu mudah dan menyenangkan. Dan pembelajaran seperti inilah yang diharapkan mampu meningkatkan hasil belajar siswa.

Berdasarkan uraian di atas, peneliti merasa tertarik untuk melakukan penelitian tentang penggunaan model pembelajaran kooperatif Index Card Match (ICM) pada pembelajaran IPS. Hal inilah yang mendorong peneliti untuk melakukan penelitian yang berjudul “Penerapan Model Pembelajaran Index Card Match (ICM) untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran IPS Kelas V SD Negeri 101875 Bintang Meriah Tahun Ajaran 2014/2015.”


(15)

1.1 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas dapat diidentifikasi beberapa permasalahan sebagai berikut:

1. Hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)

2. Pelajaran IPS sering dianggap sebagai pelajaran yang membosankan, tidak menarik dan kurang menantang

3. Siswa kurang dilibatkan secara aktif dalam proses pembelajaran 4. Kurangnya motivasi siswa dalam mengikuti pelajaran IPS 5. Siswa mengalami kesulitan dalam memahami pelajaran IPS 6. Kreativitas siswa kurang berkembang

1.2 Batasan Masalah

Agar penelitian ini memiliki arah yang jelas dan pasti, maka perlu diberikan batasan masalah. Berdasarkan latar belakang masalah dan identifikasi masalah, maka penelitian ini dibatasi pada beberapa bagian. Subjek penelitian adalah siswa kelas V SDN 101875 Bintang Meriah Kecamatan Batang Kuis T.A 2014/2015. Selanjutnya pembelajaran dilakukan dengan model pembelajaran kooperatif tipe Index Card Match (ICM) pada mata pelajaran IPS dengan materi Perjuangan Melawan Penjajah.


(16)

1.3 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah dan pembatasan masalah di atas maka yang menjadi rumusan masalah pada penelitian ini adalah : “Apakah dengan menerapkan model pembelajaran Index Card Match (ICM) dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada pelajaran Ilmu Pendidikan Sosial materi pokok Perjuangan melawan penjajah di kelas V SD Negeri 101875 Bintang Meriah Tahun Ajaran 2014/2015 ?

1.4 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka yang menjadi tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial dengan menggunakan model Index Card Match(ICM) pada materi pokok Perjuangan melawan penjajah di kelas V SD Negeri 101875 Bintang Meriah Tahun Ajaran 2014/2015.

1.5 Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini antara lain: 1. Bagi siswa

a. Meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) dengan menggunakan model pembelajaran Index Card Match(ICM).


(17)

2. Bagi guru

a. Sebagai masukan bagi guru untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran Index Card Match(ICM) dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS). 3. Bagi sekolah

a. Sebagai bahan untuk menginformasikan kepada guru-guru tentang model pembelajaranIndex Card Match(ICM).

b. Meningkatkan kualitas dan mutu sekolah baik dalam proses belajar mengajar maupun hasil belajar siswa dengan model pembelajaran Index Card Match(ICM).

4. Bagi peneliti

a. Sebagai bahan masukan dan menambah wawasan berfikir guna meningkatkan hasil belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran Index Card Match (ICM) pada saat proses belajar mengajar berlangsung.

5. Bagi lembaga PGSD khususnya S1

a. Sebagai referensi bagi mahasiswa untuk melaksanakan penelitian tentang Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) di Sekolah Dasar.


(18)

78 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Setelah kita membahas beberapa hal, baik yang berupa teori maupun yang berupa temuan hasil dari lapangan, maka dalam bagian ini tibalah saatnya peneliti untuk mengambil suatu kesimpulan yang barang kali bisa kita gunakan untuk mengemukakan suatu saran, guna meningkatkan kualitas pendidikan terutama pendidikan IPS di sekolah dasar. Adapun kesimpulan dan saran yang dapat saya utarakan dalam penelitian ini adalah:

5.1 Kesimpulan

Beberapa kesimpulan yang dapat ditarik dari hasil penelitian ini adalah: 1. Setelah pelaksanaan pre test diperoleh tingkat ketuntasan hasil belajar

secara klasikal yaitu ada 2 orang siswa (7%) yang mencapai ketuntasan belajar dan 28 orang siswa (93%) yang belum mencapai tingkat ketuntasan dengan nilai rata-rata 44.

2. Setelah pelaksanaan siklus I dengan menerapkan model pembelajaran Index Card Match (ICM) diperoleh tingkat ketuntasan hasil belajar secara klasikal yaitu 18 orang siswa (60%) yang mencapai tingkat ketuntasan belajar dan 12 orang siswa (40%) yang belum mencapai tingkat ketuntasan belajar dengan nilai rata-rata 67.

3. Setelah pelaksanaan siklus II dengan menerapkan model pembelajaran Index Card Match (ICM) diperoleh tingkat ketuntasan hasil belajar secara klasikal sebanyak 28 orang siswa (93%) yang mencapai tingkat ketuntasan belajar dan 2 orang siswa (7%) yang belum mencapai tingkat ketuntasan belajar dengan nilai rata-rata 88.


(19)

4. Dengan demikian maka dapat dikatakan penerapan model pembelajaran Index Card Match (ICM) dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada pokok bahasan perjuangan melawan penjajah.

5.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan dari penelitian ini, peneliti menyarankan:

1. Untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam pelajaran IPS, hendaknya di dalam setiap mempelajari IPS harus menerapkan model pembelajaran yang bervariatif seperti model pembelajaran Index Card Match (ICM) agar memudahkan siswa memahami setiap materi konsep pelajaran yang diajarkan guru supaya materi pelajaran tersebut tahan lama diingat dalam setiap pribadi siswa karena penerapan model pembelajaran Index Card Match (ICM) ini dapat melibatkan siswa secara langsung untuk aktif dalam belajar.

2. Kepada guru yang akan menerapkan model pembelajaran Index Card Match (ICM) dalam pembelajaran IPS khususnya materi perjuangan melawan penjajah sebaiknya lebih mengutamakan pemahaman dan aktivitas belajar siswa.

3. Pola pembelajaran guru hendaknya tidak monoton dengan metode ceramah dan pemberian tugas saja, tetapi bisa dikembangkan dengan penerapan model pembelajaran yang bervariasi yakni dengan menggunakan model pembelajaran Index Card Match (ICM), sehingga siswa termotivasi untuk belajar.


(20)

80 4. Bagi peneliti lain yang melakukan penelitian tindakan, sebaiknya

melakukan penelitian secara tuntas dengan cara mengkombinasikan metode pengajaran dengan memperhatikan materi yang diajarkan.


(21)

DAFTAR PUSTAKA

Aqib, Zainal.2010. Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Yramma Widya.

Arikunto, Suharsimi. 2010. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Hamruni. 2011. Strategi Pembelajaran. Yogyakarta : Insan Madani.

Indrastuti dkk. 2010. Ilmu Pengetahuan Sosial Kelas V SD. Jakarta:Yudhistira.

Istarani. 2012. 58 Model Pembelajaran Inovatif. Medan: Media Persada.

Kunandar. 2010. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Raja Grafindo Persada.

Rasyidin, Al & Wahyudin. 2012. Teori Belajar & Pembelajaran. Medan : Perdana Publishing.

Rohman, Moh & Sofan Amri. 2013. Strategi & Desain Pengembangan Sistem

Pembelajaran. Jakarta : Prestasi Pustaka Raya.

Sanjaya, Wina. 2011. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses

Pendidikan. Jakarta : Kencana Prenada Media.

Solihatin & Raharjo. 2008. Cooperative Learning Analisis Pembelajaran IPS. Jakarta : Bumi Aksara.

Sukmadinata, Nana. 2008. Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Suprijono, Agus. 2010. Cooperative Learning Teori & Aplikasi Paikem. Surabaya: Pustaka Pelajar.

Trianto. 2011. Mendesai Model Pembelajaran Inovatif-Progesif. Jakarta: Prenada Media Grup.

Tanjung, Bahdin Nur. 2005. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Proposal, Skripsi


(1)

1.3 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah dan pembatasan masalah di atas maka yang menjadi rumusan masalah pada penelitian ini adalah : “Apakah dengan menerapkan model pembelajaran Index Card Match (ICM) dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada pelajaran Ilmu Pendidikan Sosial materi pokok Perjuangan melawan penjajah di kelas V SD Negeri 101875 Bintang Meriah Tahun Ajaran 2014/2015 ?

1.4 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka yang menjadi tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial dengan menggunakan model Index Card Match(ICM) pada materi pokok Perjuangan melawan penjajah di kelas V SD Negeri 101875 Bintang Meriah Tahun Ajaran 2014/2015.

1.5 Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini antara lain: 1. Bagi siswa

a. Meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) dengan menggunakan model pembelajaran Index Card Match(ICM).


(2)

2. Bagi guru

a. Sebagai masukan bagi guru untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran Index Card Match(ICM) dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS). 3. Bagi sekolah

a. Sebagai bahan untuk menginformasikan kepada guru-guru tentang model pembelajaranIndex Card Match(ICM).

b. Meningkatkan kualitas dan mutu sekolah baik dalam proses belajar mengajar maupun hasil belajar siswa dengan model pembelajaran Index Card Match(ICM).

4. Bagi peneliti

a. Sebagai bahan masukan dan menambah wawasan berfikir guna meningkatkan hasil belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran Index Card Match (ICM) pada saat proses belajar mengajar berlangsung.

5. Bagi lembaga PGSD khususnya S1

a. Sebagai referensi bagi mahasiswa untuk melaksanakan penelitian tentang Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) di Sekolah Dasar.


(3)

78 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Setelah kita membahas beberapa hal, baik yang berupa teori maupun yang berupa temuan hasil dari lapangan, maka dalam bagian ini tibalah saatnya peneliti untuk mengambil suatu kesimpulan yang barang kali bisa kita gunakan untuk mengemukakan suatu saran, guna meningkatkan kualitas pendidikan terutama pendidikan IPS di sekolah dasar. Adapun kesimpulan dan saran yang dapat saya utarakan dalam penelitian ini adalah:

5.1 Kesimpulan

Beberapa kesimpulan yang dapat ditarik dari hasil penelitian ini adalah: 1. Setelah pelaksanaan pre test diperoleh tingkat ketuntasan hasil belajar

secara klasikal yaitu ada 2 orang siswa (7%) yang mencapai ketuntasan belajar dan 28 orang siswa (93%) yang belum mencapai tingkat ketuntasan dengan nilai rata-rata 44.

2. Setelah pelaksanaan siklus I dengan menerapkan model pembelajaran Index Card Match (ICM) diperoleh tingkat ketuntasan hasil belajar secara klasikal yaitu 18 orang siswa (60%) yang mencapai tingkat ketuntasan belajar dan 12 orang siswa (40%) yang belum mencapai tingkat ketuntasan belajar dengan nilai rata-rata 67.

3. Setelah pelaksanaan siklus II dengan menerapkan model pembelajaran Index Card Match (ICM) diperoleh tingkat ketuntasan hasil belajar secara klasikal sebanyak 28 orang siswa (93%) yang mencapai tingkat ketuntasan belajar dan 2 orang siswa (7%) yang belum mencapai tingkat ketuntasan belajar dengan nilai rata-rata 88.


(4)

4. Dengan demikian maka dapat dikatakan penerapan model pembelajaran Index Card Match (ICM) dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada pokok bahasan perjuangan melawan penjajah.

5.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan dari penelitian ini, peneliti menyarankan:

1. Untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam pelajaran IPS, hendaknya di dalam setiap mempelajari IPS harus menerapkan model pembelajaran yang bervariatif seperti model pembelajaran Index Card Match (ICM) agar memudahkan siswa memahami setiap materi konsep pelajaran yang diajarkan guru supaya materi pelajaran tersebut tahan lama diingat dalam setiap pribadi siswa karena penerapan model pembelajaran Index Card Match (ICM) ini dapat melibatkan siswa secara langsung untuk aktif dalam belajar.

2. Kepada guru yang akan menerapkan model pembelajaran Index Card Match (ICM) dalam pembelajaran IPS khususnya materi perjuangan melawan penjajah sebaiknya lebih mengutamakan pemahaman dan aktivitas belajar siswa.

3. Pola pembelajaran guru hendaknya tidak monoton dengan metode ceramah dan pemberian tugas saja, tetapi bisa dikembangkan dengan penerapan model pembelajaran yang bervariasi yakni dengan menggunakan model pembelajaran Index Card Match (ICM), sehingga siswa termotivasi untuk belajar.


(5)

80 4. Bagi peneliti lain yang melakukan penelitian tindakan, sebaiknya

melakukan penelitian secara tuntas dengan cara mengkombinasikan metode pengajaran dengan memperhatikan materi yang diajarkan.


(6)

DAFTAR PUSTAKA

Aqib, Zainal.2010. Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Yramma Widya.

Arikunto, Suharsimi. 2010. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Hamruni. 2011. Strategi Pembelajaran. Yogyakarta : Insan Madani.

Indrastuti dkk. 2010. Ilmu Pengetahuan Sosial Kelas V SD. Jakarta:Yudhistira.

Istarani. 2012. 58 Model Pembelajaran Inovatif. Medan: Media Persada.

Kunandar. 2010. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Raja Grafindo Persada.

Rasyidin, Al & Wahyudin. 2012. Teori Belajar & Pembelajaran. Medan : Perdana Publishing.

Rohman, Moh & Sofan Amri. 2013. Strategi & Desain Pengembangan Sistem Pembelajaran. Jakarta : Prestasi Pustaka Raya.

Sanjaya, Wina. 2011. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta : Kencana Prenada Media.

Solihatin & Raharjo. 2008. Cooperative Learning Analisis Pembelajaran IPS. Jakarta : Bumi Aksara.

Sukmadinata, Nana. 2008. Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Suprijono, Agus. 2010. Cooperative Learning Teori & Aplikasi Paikem. Surabaya: Pustaka Pelajar.

Trianto. 2011. Mendesai Model Pembelajaran Inovatif-Progesif. Jakarta: Prenada Media Grup.

Tanjung, Bahdin Nur. 2005. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Proposal, Skripsi dan Tesis). Jakarta: Kencana Prenada Grup.


Dokumen yang terkait

Peningkatan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPS Melalui Penerapan Metode Index Card Match di Kelas III SDN Cempaka Putih 1 Ciputat Timur

0 14 210

Efektivitas pembelajaran kooperatif model make a match dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS: penelitian tindakan kelas di SMP Islam Al-Syukro Ciputat

0 21 119

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE INDEX CARD MATCH (ICM) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PKn KELAS IVA SDN 1 METRO BARAT TAHUN PELAJARAN 2012/2013

1 16 43

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PELAJARAN IPS DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN INDEX CARD MATCH (ICM) DI KELAS V SD. NEGERI NO. 105332 SEIBLUMEI TANJUNGMORAWA TA. 2016/2017.

0 2 26

PENERAPAN PEMBELAJARAN MODEL SNOWBALL THROWING PADA MATA PELAJARAN IPA UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS Penerapan Pembelajaran Model Snowball Throwing Pada Mata Pelajaran IPA Untuk Meningkatkan Aktivitas Belajar Dan Hasil Belajar Siswa Kelas V SDN 03

1 1 12

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN INDEX CARD MATCH (ICM) DENGAN MEDIA CHARTA UNTUK MENINGKATKAN HASIL PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN INDEX CARD MATCH (ICM) DENGAN MEDIA CHARTA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA POKOK MATERI EKOSISTEM KELAS VII C SMP

0 0 16

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN INDEX CARD MATCH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS : Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas III di Salah Satu SDN Kecamatan Sukajadi.

0 0 33

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MAKE-A MATCH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR.

0 2 5

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS V SDN JARAKAN SEWON, BANTUL.

0 4 215

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MIND MAPPING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS PADA SISWA KELAS V SDN 02 BAJUR TAHUN PELAJARAN 20162017

0 0 15