Analisis Dialek Ooita dalam Film Drama Jepang Tsuna Hiichatta Karya Nobuo Mizuta (Kajian Sosiolinguistik).

(1)

xlix 序論

2 0 0 言語を学ぶ学問は言語学である。アスリンダとシャフヤーヤ(

7;3)によって、その学問の中にまたさまざまな学問に分類されていて、 1 その一つは社会と言語の関係を研究するとは社会言語学である。真田(

9 9 2:9)によって、社会言語学は、社会の中で生きる人間、及びその

集団とのかかわりにおいて各言語現象あるいは言語運用をとらえようする 学問であることが説明されている。社会言語学の学問の中には問題があり、

7 1 9 7 6

それ は社会 言語 学の ディ メン ショ ンと いう 。ディ トマ ル( ;1 2 8)によって、そのディメンションは:スピーカの社会的アイデンティ ティ、会話相手の社会的アイデンティティ、会話の起こる場所、方言的シ ンクロニックとディクロニック分析(時間を制限にすることと無制限にす ることにある社会方言の分析)、社会階級によるスピーカの評価、社会方 言の機能、と社会言語学の研究から出した結果を利用することである。

人 は あ る 地 域 で あ る 集 団 の 中 で 生 き て い る 。 そ の 地 域 と 集 団 に 住 む 人々によって話されている言葉は方言という。日本言語学にある方言は一 つの国語が地方によって別々な発達をし、音韻・文法・語彙の上で相違の ある幾つかの言語集団に分かれた時に、それぞれの集団の言語全体をさし ていうと説明されている。


(2)

4 7

日本は列島であり、 都道府県がある国である。九州にはその一つ の県、大分県がある。大分県には地域の方言があり、それは大分弁と呼ば れる。

大分弁では言葉の形と発言は標準語と違う。そ のため標準語における 使い方が明確ではない。また、大分の社会における大分弁の使い方も明確 ではない。そこで、大分弁、特に水田伸生の日本ドラマ「綱引いちゃった」 における大分弁の言葉、また社会言語学的な使い方について研究をした。

本論

水田伸生のドラマ「綱引いちゃった」に おける大分弁が使用されてい る会話を社会言語学的に分析した。会話における大分弁と、日本語の標準 語を比較した。また、大分弁の使い方について社会言語学的な分析を行っ た。以下の会話例を示す;

絵美 :ケンちゃん、お帰り!「ただいま」ぐらい言わんかえ?ご 飯は?

健太 :食った。

絵美 :どこで?な?ちょっと勉強しよん?来週模試やろう?

この会話は母親と息子の会話であり、この会話で日常会話の話し方で 話されている。それは家族の関係のためであり、言葉を自由に選ぶことが 出来るのである。そして大分の市民である絵美と健太は大分弁を使うこと


(3)

li

が出来 るの であ る。 この会 話で 大分 弁 を 使う言 葉が 三つ ある 。それ は、 「言わんかえ」、「しよん」、と「やろう」である。

「言わんかえ」は標準語では「言わないかい」であり、言葉に使って いる大分弁は「∼ん」と「∼かえ」。「しよん」は標準語では「している」 であり、言葉に使っている大分弁は「∼よん」。そして「やろう」 は大分 弁の言葉であり、標準語では「だろう」である。

「∼よん」は助動詞の言葉として、言葉の使い方は標 準語の助動詞の 「∼ている」と同じであり、日常会話で使われている大分弁の言葉である。 「 や ろ う 」 は 感 動 詞 の 言 葉 と し て 、 言 葉 の 使 い 方 は 標 準 語 の 感 動 詞 の 「だろう」と同じであり、日常会話で使われている大分弁の言葉である。 「∼かえ」は助詞の言葉として、母親でいる絵美から健太の息子に使う言 葉、標準語の助詞の「∼かい」の使い方は違い、年上から年下に使う大分 弁の言葉である。

結論

本研究では水田伸生のドラマ「綱引いちゃった」における大分弁につ いて社会言語学的の分析をした。まずは、標準語に発見した大分弁を比べ、 その結果以下のことがわかった;

・言葉の形と発言の変化

(1) 標準語にある「∼の」と「∼に」 と「∼な」と「∼ない」は「∼ん」 に変わる。


(4)

(2) 標準語にある「∼て」は「∼ち」に変わる。 (3) 標準語にある「∼うい」は「∼いい」に変わる。

(4) 言葉にある「は」は前にある「∼い」を持つ言葉に会えば「や」に変 わる。

(5) 標 準 語 の イ 形 容 詞 に あ る 「 ∼ お い 」 と 「 ∼ あ い 」 は 「 ∼ え え 」 に 変わる。

(6) 助動詞の「ねん」を動詞に使えば、「∼あ」の文字は消える。例えば 「思わない」は「おもねん」になる。

(7) 標準語の代名詞の言葉に変化がある。例えば; 「おれ」は「おり」に 変わる。

(8) 標準語の名詞の言葉に変化がある。例えば;「人」は「しと」に変わ る。

(9) 標準語の動詞の言葉に変化がある。例えば;「いる」は「おる」に変 わる。

(10) 標準語のイ形容詞の言葉に変化がある。例えば;「いい」は「ええ」 に変わる。

(11) 標準語の連体詞の言葉に変化がある。例えば;「こんな」は「こげ な」に変わる。

(12) 標 準 語 の 接 続 詞 の言葉 に 変 化 が あ る 。例え ば ; 「 ∼ っ て いう」 は 「∼っちゅう」に変わる。

(13) 標準語の副詞の言葉に変化がある。例えば;「よく」は「よお」に 変わる。


(5)

liii

(14) 標 準 語 の 助 動 詞 の言葉 に 変 化 が あ る 。例え ば ; 「 ∼ だ 」 は「∼ じ ゃ」、または「∼や」に変わり、その言葉の変化も同じく変わる。 (15) 標準語の感動詞の言葉に変化がある。例えば;「だろう」は「やろ

う」に変わる。

(16) 標準語の助詞の言葉に変化がある。例えば;「∼かい」は「∼かえ」 に変わる。

・大分弁の社会言語学的な使い方 (1) 母語として使われる

大分に生まれ、 育てら れ、大分県の 市民と して大分弁は 母語と して 普通に使われる。

(2) 会話の相手の身分によって使い分ける

話す人より 身分が 高い 人への会 話 には 大分 弁を使う ことが いけ ない。 話す人より身分 が低い 、また同じ程 度の身 分の会話の相 手には 大分 弁を使うことができる。

(3) 会話が起こる場所や場合によって使い分ける

形式的な場所( 仕事場 や会社など) や場合 (会議など) で大分 弁を 使うことがいけ ない。 形式的ではな い場所 や場合で大分 弁を使 うこ とができる。

(4) 親しみの関係がある会話の相手に使う

親しみの関係が ある会 話の相手には 大分弁 を使う ことが できる 。ま た、親しみ関係がある相手の家族にも大分弁を使うことができる。


(6)

(5) 性と年齢にある社会方言によって使い分ける

性別によって大 分弁の 社会方言 があ る。例 えば、「おり 」は男 だけ が使える言 葉であ る。 また、年 齢によ って 大分弁の 社会方 言が ある。 例えば「∼かえ」は年上から年下に使える言葉である。

(6) 大分市民同士の会話に使われる

大分市民としてほかの大分市民に会話するときに大分弁を使う。 (7) 感情を表現するときに使われる

感動や怒りや残 念や罪 悪感などの感 情を表 現するときに 大分弁 を使 う。


(7)

vii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...i

HALAMAN PENGESAHAN...ii

HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS ...iii

PERNYATAAN PUBLIKASI SKRIPSI...iv

KATA PENGANTAR... v

DAFTAR ISI...vii

BAB I PENDAHULUAN... 1

1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Rumusan Masalah... 9

1.3. Tujuan Penelitian ... 10

1.4. Metode dan Teknik Penelitian ... 10

1.5. Organisasi Penulisan ... 11

BAB II KAJIAN TEORI ... 13

2.1. Sosiolinguistik... 13

2.1.1. Definisi Sosiolinguistik... 14

2.1.2. 7 Dimensi Sosiolinguistik ... 17

2.2. Dialek ... 19


(8)

2.2.2. DialekSosial ... 21

2.3. Dialek Ooita ... 22

2.3.1 Wilayah Persebaran Dialek Ooita ... 23

2.3.2 Perbedaan Dialek Ooita dengan Bahasa Jepang ... 25

BAB III ANALISIS DIALEK OOITA... 27

3.1. Analisis Peristiwa Tutur... 29

3.2. Analisa Dialek Ooita Berdasarkan Kelas Kata ... 96

3.2.1.代名詞... 96

3.2.2.名詞... 98

3.2.3.動詞... 100

3.2.4.イ形容詞... 106

3.2.5.連体詞... 113

3.2.6.接続詞... 118

3.2.7.副詞... 125

3.2.8.助動詞... 128

3.2.9.感動詞... 140

3.2.10. 助詞... 146

BAB IV KESIMPULAN ... 162

4.1. Penyebab penggunaan 大分弁Pada Peristiwa Tutur Yang Terjadi Dalam Film ... 162


(9)

ix

4.2. Perbedaan大分弁Dibandingkan dengan Bahasa Jepang Standar .... 179 DAFTAR PUSTAKA ... x

LAMPIRAN I : DATA PERISTIWA TUTUR...xii

LAMPIRAN II : TABEL DIALEK OOITA DALAM FILM

BERDASARKAN KELAS KATA...xli

SINOPSIS ...xlix


(10)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Bahasa adalah alat komunikasi yang digunakan manusia untuk dapat berinteraksi dengan manusia lainnya. Di dunia ini, setiap bangsa memiliki bahasanya masing-masing, dengan kata lain bahasa memiliki karakteristik tersendiri. Dapat dikatakan bahwa bahasa adalah suatu identifikasi suatu bangsa.

Dalam ilmu bahasa modern, pembelajaran tentang bahasa semakin berkembang, dan dapat dipelajari dari berbagai macam kajian. Salah satunya adalah sosiolinguistik. Pembelajaran sosiolinguistik adalah pembelajaran tentang bahasa yang digunakan dalam ruang lingkup sosial tertentu. Pada intinya, pembelajaran sosiolinguistik memberikan pengetahuan bagaimana cara menggunakan bahasa (Chaer dan Agustina, 1995 : 1-7).

Menurut Yule (1996 : 59) bahwa hubungan antara pelaku komunikasi sangatlah penting, dikarenakan hubungan sosial antara penutur dan petutur sangat memengaruhi penggunaan bahasa. Salah satu ruang lingkup dalam komunitas sosial adalah daerah. Dalam kajian pembelajaran sosiolinguistik, bahasa beserta penggunaan bahasa yang dipakai pada daerah tertentu adalah dialek.

Dialek merupakan variasi bahasa yang dimiliki oleh sebuah lingkup masyarakat tertentu. Hal tersebut diungkapkan oleh Rodman dalam buku An Introduction to Japanese Sociolinguistics, yaitu :

“Dialectical diversity develops when people are separated from each other geographically and socially.”


(11)

2

“Perbedaan dialek berkembang saat masyarakat terpisah satu sama lain secara geografis dan sosial.”

( Rodman dkk, 1993 : 277 )

Dari kutipan tersebut dapat dipahami bahwa dialek adalah variasi bahasa yang berbeda berdasarkan dari letak geografis serta sosial masyarakat tertentu. Maksud dari letak geografis adalah tempat masyarakat lahir, bertumbuh, berkumpul, serta melakukan aktifitas hidup sehari-hari. Kemudian yang dimaksudkan dengan sosial, dilihat dari masyarakat pada satu tempat tertentu dalam cara berkomunikasi, berinteraksi antara satu dengan yang lainnya.

Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki berbagai macam bahasa daerah. Dalam bahasa daerah itu sendiri terdapat berbagai macam ragam bahasa, yang disebut dengan dialek. Contohnya adalah bahasa Jawa. Seperti yang diutarakan Sumarsono pada tulisannya (2013 : 22), bahwa pada umumnya masyarakat Jawa sendiri mengakui bahwa bahasa Jawa sendiri terdiri dari beberapa dialek. Contohnya seperti dialek Bagelen, dialek Solo - Yogya, dialek Jawa Timur, dan dialek Osing. Meskipun sama-sama berada di pulau yang sama, akan tetapi pengguna dialek Bagelen tidak mengerti dialek Osing, maupun sebaliknya.

Seperti di Indonesia, Jepang merupakan negara kepulauan. Setiap pulau di Jepang terdiri dari banyak daerah, dan setiap daerah memiliki ragam dialek yang sangat berbeda. Dialek atau dalam bahasa Jepang disebut 方言(hougen). Definisi 方言menurut Koike dalam buku 応用言語学事典, yaitu:


(12)

社 会 言 語 学 に お け る ( 方 言 ) の 定 義 に は 種 類 あ り 、 同 一 言 語 (language) 内 に お い て 、 あ る 地 域 で 話 さ れ て い る 言 語 変 種 (language variety)を地域方言(regional dialect)ある特定の社会階 層または社会集団により用いられている変種を社会方言と呼ぶ。

“Shakai gengogaku ni okeru (hougen) no teigi ni wa ni shurui ari, douitsu gengo (language) uchi ni oite, aru chiiki de hanasareteiru gengo henshu (language variety) o chiiki hougen (regional dialect) aru tokutei no shakai kaisou matawa shakai shuudan ni yori mochi irareteiru henshu o shakai hougen to yobu”

“Dasar dari dialek, ditinjau dari sudut pandang sosiolinguistik ada 2 jenis, yaitu dialek regional, dimana dalam satu daerah masyarakatnya memakai bahasa yang sama, dan juga dialek sosial, dimana bahasa yang dipakai dibedakan berdasar pada tingkatan-tingakatan pada kelompok masyarakat tertentu”

( Koike, 2003 : 177 )

Berdasarkan kutipan di atas, Koike berpendapat, bahwa dialek (方 言) merupakan salah satu bagian variasi bahasa (言語変種), bahasa yang digunakan oleh masyarakat pada ruang lingkup tertentu. Ruang lingkup yang dijelaskan disini adalah daerah (regional) dan juga kelompok masyarakat. Dialek regional dibedakan berdasarkan daerah, sedangkan dialek sosial dibedakan berdasarkan tingkatan sosial satu individu pada satu kelompok masyarakat tertentu.

Dikatakan juga bahwa dialek merupakan identitas bahasa (同一言語) suatu daerah tertentu. Pengertian akan identitas bahasa oleh Richards dalam buku Longman Dictionary of Applied Linguistics adalah sebagai berikut:

一地方で話されている、あるいは特定の社会階層に属する人々によ って話されている言語変種、語、文法、発音などの点で同一言語の ほかの形式と異なるものをいう。


(13)

4

“Ichi chihou de hanasareteiru, aruiwa tokutei no shakai kaisou ni zokusuru hitobito ni yotte hanasareteiru gengo henshuu, go, bunpou, hatsuon nado no ten de douitsu gengo no hoka no keishiki to kotonaru mono o iu.”

“Dapat dikatakan bahwa hal-hal yang membedakan atau bentuk lain dari identitas bahasa adalah variasi bahasa, kata, kalimat, cara pengucapan yang dituturkan oleh orang-orang yang merupakan bagian dari lapisan masyarakat tertentu dalam satu area atau daerah”

( Richards dkk, 2002 : 9 )

Dari kutipan di atas identitas bahasa adalah bahasa khusus yang dipakai oleh orang-orang hidup dalam masyarakat suatu daerah, yang berbeda dengan bahasa daerah (dialek) lainnya. Hal-hal yang membedakan dialek adalah variasi bahasa, kata, kalimat, dan cara pengucapan yang dituturkan. Tiap daerah memiliki ragam bahasanya tersendiri. Contohnya di Tokyo, ketika sedang memakan sesuatu, jika orang mengucapkan kata “karai!” , itu memberikan arti makanan yang dimakan terlalu pedas. Tetapi di Oosaka, jika orang mengucapkan kata “karai”, itu berarti makanan yang dimakan memiliki rasa yang pekat. (Hajikami; 関西弁で言う「か らい」の意味, okwave.jp)

Jepang memiliki 47 dialek dari 4 kelompok dialek di Jepang, yakni kelompok dialek timur, kelompok dialek barat, kelompok dialek kyuushuu, dan kelompok dialek hachijou. Dialek Ooita (大分) atau disebut 大分 弁 (ooitaben) termasuk dalam kelompok dialek 九州 (kyuushuu). Ooita adalah salah satu daerah Jepang yang terletak di kepulauan kyuushuu, bagian selatan kepulauan Jepang. Dialek


(14)

Ooita, sebagai identitas bahasa Ooita, berbeda dengan bahasa Jepang standar atau biasa disebut 標準語(hyoujungo). Perbedaannya dapat dilihat sebagai berikut :

Kat a Frase Klausa

標準語 (bahasa st andar )

取る (とる)

一日中 (いちにちじゅ

う)

楽にしてください (らくにしてくださ

い)

大分弁 (dialek Ooit a

へる ひんがないいちに ち

ろくしちょくれ

Arti mengambil satu hari penuh Buatlah (diri) senyaman mungkin

(大分方言辞典; 平成16年: 157, 151, 188) Dalam contoh terdapat 3 perbedaan bahasa standar dan dialek Ooita berdasarkan kata, frase, dan klausa. Dapat dilihat pada contoh perbedaan pada kata, dalam bahasa standarnya tertulis 取 る (toru), sedangkan dalam dialek Ooita tertulis へる (heru) . Keduanya memiliki arti yang sama, yakni tindakan mengambil sesuatu. Akan tetapi dalam bahasa standar, 減 る ( heru) , mempunyai arti penurunan dalam jumlah atau ukuran. Dapat dilihat adanya perbedaan secara morfologis antara 取 る dalam bahasa standar dengan へ る


(15)

6

dalam dialek Ooita, serta perbedaan secara sintaksis antara 減る dalam bahasa standar dengan へるdalam dialek Ooita.

Pada contoh perbedaan frase, dalam bahasa standar tertulis 一 日 中 (ichinichijyuu,sedangkan dalam dialek Ooita tertulis ひんがな いい ちにち ( hinganaiichinichi ) keduanya pun mempunyai arti yang sama, yakni menandakan jangka waktu satu hari penuh. Perbedaannya terdapat pada bagian ~jyuu dan hinganai~. Peletakan ~jyuu diletakkan pada akhir kata, sedangkan hinganai~ diletakkan pada awal kata.

Pada contoh perbedaan klausa, dalam bahasa standar tertulis 楽にしてくださ い(rakunishitekudasai, sedangkan dalam dialek Ooita tertulis ろくしちょく れ (rokushichokure). Keduanya memiliki arti yang sama, yakni buatlah diri anda (ditujukan pada lawan bicara) senyaman mungkin. Ada 3 perbedaan yang terdapat dalam contoh ini; (1) 楽(ら く)dalam bahasa standar, dengan ろく dalam dialek Ooita, (2) partikel に pada bahasa standar, yang tidak tertuliskan pada contoh klausa dialek Ooita, (3) kata pembantu bentuk permohonan ∼して くださいdalam bahasa standar, dengan kata bantu bentuk permohonan ∼しちょ く れ dalam dialek Ooita. Dari contoh perbedaan kata, frase, klausa diatas, terdapat perbedaan yang cukup signifikan.

Pada penelitian ini, sumber data diambil dari drama Jepang yang berjudul 綱 引いちゃった(Tsuna Hiichatta). Film 綱引 いち ゃった merupakan salah satu film seri drama Jepang yang diproduksi pada tahun 2012 di Ooita, dengan penulis


(16)

skrip film dan para aktor dan aktris berasal dari Tokyo. Dalam film ini terdapat banyak percakapan yang menggunakan dialek Ooita. Dari percakapan -percakapan yang ada, penulis mendapatkan banyak perbedaan antara 大 分 弁 dengan padanannya dalam bahasa Jepang standar.

Dalam film ini, terdapat banyak contoh penggunaan kata dan penggunaan dialek Ooita atau 大 分 弁 yang dapat ditinjau, khususnya dengan kajian sosiolinguistik. Contohnya seperti berikut :

千晶 : 課長の奥 さん最近フラダン ス 教室やめたっち言 ってまし

たー

課長 : やるわけねえやろお、綱引きなんか。

“chiaki : Kachou no okusan saikin furadansu kyoushitsu yametacchi

ittemashita-kachou : Yaruwakeneeyaroo, tsunahikinanka.”

“Chiaki : Bukankah bapak berkata kalau istri bapak berhenti dari kelas

dansa-Kepala divisi: Tidak mungkin istri saya ingin melakukan hal seperti tarik tambang.”

(Film Drama 綱引 いち ゃっ た, 11:02) Dalam percakapan tersebut pemeran utama, Chiaki sedang berbicara dengan atasannya, (kachou). Chiaki sendiri adalah warga kelahiran Ooita, memiliki usia 20, dengan jenis kelamin perempuan, yang sudah lama bekerja pada kantor pemerintahan Ooita. Dari tempat ia bekerja, dapat dimengerti bahwa Chiaki adalah orang yang terpelajar, dengan tingkat pendidikan minimal sarjana.


(17)

8

Kachou juga adalah warga kelahiran Ooita, memiliki usia antara 30 sampai 40, dengan jenis kelamin laki-laki, dan juga pendidikan minimal sarjana. Pada percakapan tersebut Chiaki menggunakan kelas kata joudoshi non formal ∼って dalam 標準語, yang dalam 大分弁 menjadi ∼っち.

Penggunaan bahasa non formal oleh Chiaki ketika berbicara kepada atasannya dikarenakan Chiaki sudah lama bekerja di kantor tersebut, sehingga hubungannya dengan kachou dekat, seperti teman. Jenis bahasa non-formal saat Chiaki berkomunikasi dengan Kachou dapat digunakan Chiaki dikarenakan percakapan terjadi di Ooita, dimana warga terbiasa berbicara memakai 大分弁.

Akan tetapi ketika Chiaki harus berkomunikasi dengan publik dalam rapat, Chiaki menggunakan 標準語meskipun para peserta rapat menggunakan 大分弁. Contoh percakapannya sebagai berikut:

千晶 :練習分に関しては一週二回か三回。みなさんの家庭や仕事

都合にあわせて、相談させてもらいたいと思っております。 女の人A :そげえまでして、今の仕事続けてもいいけんな? “Chiaki :renshuubun ni kanshite ha isshuu nikaika sankai. Minasan no katei ya shigoto tsugou ni awasete, soudansasetemoraitaito omoimasu. Onna no hito A: sogeemadeshite,ima no shigoto tsuduketemo iikennna?” “Chiaki : Dalam 1 minggu latihan akan dilaksanakan 2 kali, jika tidak 3 kali. Dengan waktu kerja dan urusan rumah tangga yang ada, kami berharap dapat mendiskusikan hal ini lebih lanjut.

Perempuan A : Jika sampai seperti itu, kita boleh kan tetap melakukan pekerjaan kami?”


(18)

Dalam percakapan tersebut, Chiaki berbicara dengan kalimat formal yang menggunakan 標準語, dan para peserta rapat yang mempunyai pekerjaan sebagai pekerja (buruh kasar) wanita, warga Ooita, dengan usia rata-rata 40 sampai 50 tahun, berbicara menggunakan大分弁, seperti kata そげえ∼yang dalam 標準語 adalah そ ん な に ∼ dan ∼ け ん yang dalam 標 準 語 adalah ∼ か ら. Hal ini dikarenakan posisi Chiaki pada saat itu adalah representatif dari tempat ia bekerja yang bertanggung jawab untuk menggelar rapat dengan peserta rapat yang memiliki status warga. Untuk menghormati peserta rapat, dan juga demi menjaga kesopanan di tempat ia bekerja, Chiaki menggunakan標準語dengan jenis bahasa formal.

Di Universitas Kristen Maranatha belum terdapat penelitian akan 大 分 弁, yang akan menyebabkan kesulitan pada proses pengenalan dan pembelajaran akan

大 分 弁, penggunaannya, serta perbedaan dalam padanannya dengan Bahasa Jepang standar bagi para peminat pembelajaran dialek, juga pembelajar dialek ataupun untuk penelitian lebih lanjut akan 大 分 弁. Oleh karena itu, demi mempermudah hal tersebut, penulis memutuskan untuk meneliti tentang hal ini.

Penelitian sebelumnya yang penulis temukan, yaitu penelitian tentang 関西弁 (kansaiben) dalam manga Love Hina oleh Gikavianne tahun 2006, dan juga penelitian tentang 秋田弁 (akitaben) dalam film drama Jepang Jotei Kaoruko oleh Putri Pratiwi tahun 2012. Karena penelitian sebelumnya tentang 大 分 弁 belum penulis temukan, maka penulis ingin memahami dan meneliti tentang大分 弁lebih lanjut.


(19)

10 1.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Apakah penyebab digunakannya 大分弁 pada peristiwa tutur yang terjadi dalam film dengan kajian sosiolinguistik?

2. Apakah perbedaan 大 分 弁 jika dibandingkan dengan bahasa Jepang standar?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Mendeskripsikan penyebab penggunaan大分弁 pada peristiwa tutur yang terjadi dalam film dengan kajian sosiolinguistik .

2. Mendeskripsikan perbedaan 大分弁 dibandingkan dengan bahasa Jepang standar.

1.4 Metode dan Teknik Penelitian

Metode, yaitu cara-cara, strategi untuk memahami realitas, langkah-langkah sistematis untuk memecahkan rangkaian sebab akibat berikutnya (Nyoman, 2004 : 34). Metode penelitian yang penulis gunakan adalah metode deskriptif analisis, yaitu metode yang dilakukan dengan mendeskripsikan data yang ada, kemudian disusul dengan analisis akan data tersebut (Nyoman, 2004 : 53).

Langkah-langkah dalam metode penelitian yang digunakan untuk mengkaji 大 分弁dan padanannya dengan bahasa Jepang standar adalah sebagai berikut;


(20)

1. Pengumpulan data 大 分 弁 melalui penyimakan film, dalam bentuk kalimat percakapan pada peristiwa tutur yang diucapkan oleh masing-masing pemeran dalam film yang menggunakan大分弁.

2. Pengklasifikasian data untuk memilah data yang sesuai dengan objek penelitian.

3. Penelaahan data relevan yang sudah dikumpulkan sesuai dengan bahasa Jepang standar, ditinjau dari sisi sosiolinguistik.

4. Penyimpulan data yang telah dianalisis dan relevansinya dengan sosiolinguistik Jepang dan padanannya dengan bahasa Jepang standar.

Data-data yang berupa ragam 大分弁bersumber dari kalimat percakapan yang terdapat dalam film drama Jepang yang berjudul 綱引いちゃった.

Teknik penelitian yang digunakan untuk mengkaji 大分 弁 dan padanannya dengan bahasa Jepang standar adalah dengan memakai teknik kajian parafrase, yaitu pengungkapan kembali konsep yang sama dengan cara lain dalam bahasa yang sama, tanpa mengubah makna, dengan memberi kemungkinan penekanan yang agak berlainan (Kridalaksana, 2008 : 120).

1.5 Organisasi Penulisan

Dalam Bab I Pendahuluan akan diuraikan mengenai latar belakang masalah, rumusan masalah, pembatasan masalah, tujuan penelitian, metode dan teknik penelitian yang digunakan dalam melakukan penelitian, dan organisasi penulisan penelitian. Dalam Bab II Landasan Teori akan diuraikan teori-teori dasar yang


(21)

12

mendukung penelitian, yakni teori sosiolinguistik, juga pembahasan tentang 7 dimensi sosiolinguistik yang lebih mendalam, juga tentang ragam 大分弁. Pada Bab III Analisis Data, akan menganalisa ragam 大分弁 dan dipadankan dengan bahasa Jepang standar. Selain itu juga akan dibahas mengenai faktor-faktor yang menyebabkan 大 分 弁 dipakai dalam film. Dalam Bab IV Kesimpulan akan diuraikan mengenai kesimpulan hasil analisis.

Tujuan ditulisnya organisasi penulisan ini agar pembaca dapat mengikuti karya tulis secara baik dan terstruktur.


(22)

BAB IV

SIMPULAN

Berdasarkan analisis 大 分 弁 yang terdapat dalam film yang berjudul 「綱引いちゃった」atau Tsuna Hiichatta pada disutradarai oleh Nobuo Mizuta dan naskah ditulis oleh Daisuke Habara yang keluar secara resmi pada tanggal 23 bulan November tahun 2012 di Bab III diperoleh data dialek Ooita berupa kata. Dengan total 73 kata dialek Ooita, pada masing-masing kelas kata mempunyai jumlah kata sebagai berikut; 代名詞2 kata, 名詞2 kata, 動詞8 kata, イ形容詞 9 kata, 連体詞6 kata, 接続詞8 kata, 副詞3 kata, 助動詞18 kata, 感動詞7 kata, dan 助 詞 12 kata, berserta padanannya dengan bahasa Jepang standar dan penggunaan dialek Ooita sesuai dengan kajian sosiolinguistik.

Penulis akan membagi kesimpulan dalam dua sub bab sesuai dengan rumusan masalah bab I.

4.1 Penyebab Penggunaan 大分弁Pada Peristiwa Tutur Yang Terjadi Dalam Film

Jika dikaitkan dengan sosiolinguistik, penggunaan dialek Ooita dalam film secara umum disebabkan oleh;

(1) Faktor geografis dimana para pengguna dialek Ooita merupakan masyarakat dari wilayah prefektural Ooita di Jepang.


(23)

163

(2) Secara sosial, penggunaan dialek Ooita dipengaruhi oleh status sosial para peserta tutur.

(3) Penggunaan dialek Ooita dipengaruhi oleh tempat dan situasi peristiwa tutur. Dialek Ooita lebih banyak digunakan pada tempat dan situasi non-formal dibandingkan non-formal.

(4) Penggunaan dialek Ooita dipengaruhi oleh kedekatan relasi para peserta tutur.

(5) Penggunaan dialek Ooita sesuai dengan dialek sosial menurut faktornya; yaitu gender dan usia dan digunakan sesuai gender dan usianya masing-masing.

(6) Pada percakapan antara sesama masyarakat Ooita, peserta tutur lebih banyak menggunakan dialek Ooita.

(7) Penggunaan dialek Ooita ketika mengutarakan perasaan sesungguhnya, seperti amarah, kaget, dan seterusnya.

4.2 Perbedaan 大分弁Dibandingkan dengan Bahasa Jepang Standar

(1) Semua kata dalam film yang mengandung unsur「∼の」,「∼に」,「∼な」 dan「∼ない」dalam bahasa Jepang standar melesap, berubah menjadi「∼ ん」.

(2) Semua kata dalam film yang mengandung unsur「 ∼ て 」dalam bahasa Jepang standar berubah menjadi「∼ち」.

(3) Semua kata dalam film yang mengandung unsur「 ∼ う い 」dalam bahasa Jepang standar berubah menjadi「∼いい」.


(24)

(4) Kata 「は」dalam film akan berubah menjadi 「や」ketika bertemu dengan semua kata yang mengandung unsur 「∼い」, seperti 「に」, 「り」, dan seterusnya.

(5) Semua kata sifat (イ形容詞) dalam film yang mengandung unsur「∼おい」 dan「∼あい」berubah menjadi「∼ええ」.

(6) Pemakaian kata bantu (助動詞) ねん dalam film menghilangkan unsur 「∼ あ」yang terletak dibelakang kataねん, seperti kata 「思わない」 berubah menjadi 「おもねん」, dan seterusnya.

(7) Perubahan bentuk kata pada kelas kata 代名詞. Contohnya dalam film drama 綱引いちゃった, kata pada 標準語「おれ」berubah menjadi「おり」. (8) Perubahan bentuk kata pada kelas kata 名詞. Contohnya dalam film drama 綱

引いちゃった, kata pada 標準語「人」berubah menjadi「しと」.

(9) Perubahan bentuk kata pada kelas kata 動詞. Contohnya dalam film drama 綱 引いちゃった, kata pada 標準語「いる」berubah menjadi「おる」.

(10) Perubahan bentuk kata pada kelas kata イ形容詞. Contohnya dalam film drama 綱引いちゃっ た, kata pada 標準語 「いい 」berubah menjadi「え え」.

(11) Perubahan bentuk kata pada kelas kata 連 体 詞. Contohnya dalam film drama 綱引いちゃった, kata pada 標準語「こんな」dan berubah menjadi 「こげな」.


(25)

165

(12) Perubahan bentuk kata pada kelas kata 接 続 詞. Contohnya dalam film drama 綱引いちゃった, kata pada 標準語「∼っていう」berubah menjadi 「∼っちゅう」.

(13) Perubahan bentuk kata pada kelas kata 副詞. Contohnya dalam film drama 綱引いちゃった, kata pada 標準語「よく」berubah menjadi「よお」. (14) Perubahan bentuk kata pada kelas kata 助 動 詞. Contohnya dalam film

drama 綱引いちゃった, kata pada 標準語「∼だ」berubah menjadi「∼じ ゃ」, dan juga berubah menjadi「∼や」.

(15) Perubahan bentuk kata pada kelas kata 感 動 詞. Contohnya dalam film drama 綱引いちゃった, kata pada 標準語「だろう」berubah menjadi「や ろう」.

(16) Perubahan bentuk kata pada kelas kata 助詞. Contohnya dalam film drama 綱引いちゃった, kata pada 標準語「∼かい」berubah menjadi「∼かえ」. Demikian kesimpulan yang penulis dapat dari analisis 大 分 弁 yang berjudul「 綱 引 い ち ゃ っ た 」 atau Tsuna Hiichatta pada bab III. Terjadi perubahan pelafalan dan kosakata, tetapi 大分 弁 dalam analisis tetap memiliki makna yang sama jika dibandingkan dengan bahasa Jepang standar.


(26)

DAFTAR PUSTAKA

Buku

Aslinda, dan Syafyahya, Leni. (2007). Pengantar Sosiolinguistik. Bandung : PT Refika Aditama.

Chaer, Abdul dan Agustina, Leonie. (1995). Sosiolinguistik Suatu Pengantar. Jakarta : PT. Rineka Cipta.

Dittmar, Norbert. (1976). Sociolinguistics A Critical Survey of Theory and Application. German : Edward Arnold Ltd.

Holmes, Janet. (1992). An Introduction to Sociolinguistics. New York : Longman Keraf, Gorys. (1997). Komposisi. Flores : Nusa Indah.

Koike, Ikuo. (1993). Ouyou Gengogaku Jiten. Japan: Kenkyusha. Kridalaksana, Harimukti. (2008). Kamus Linguistik. Jakarta : Gramedia.

Leo, Loveday. (1986). Japanese Sosiolinguistic. Amsterdam : John Benyamins Publishing Company

Martinet, Andre. (1987). Ilmu Bahasa : Pengantar. Yogyakarta : Kanisius. Nababan, P.W.J. (1984). Sosiolinguistik: Suatu Pengantar. Jakarta :

PT. Gramedia Utama.

Nyoman, Kutha Ratna. (2004). Teori, Metode dan Teknik Penelitian Sastra. Yogyakarta : Pusaka Belajar

Richards, Jack dkk. (2002). Longman Dictionary of Applied Linguistics. London : Longman Group Limited.

Rodman, dkk. (1993). An Introduction to Japanese Linguistics. Oxford : Blackwell Text Book in Linguistics.

Ryou, Barai. (1979). Ronshuu Nihongo Kenkyuu : Hougen. Tokyo : Yuuseidou Sanada, Shinji dkk. (1992).Shakaigengogaku. Tokyo : Oufuu.


(27)

xi

Tokichi, Matsui. (2004). OBS Rajio Tsukaoue! Ooitaben II Ooita Hougen Jiten Ooita : OBS Rajio

Trudgill, Peter. (2000). Sociolinguistics: An Introduction. London : Penguin Books

Yule, George. (1996). Pragmatics. Oxford : Oxford University Press. Gambar

Peta Jepang, Gambar 2.1. hal. 22 (2010). Peta Jepang Lengkap Dengan Provinsi.

http://squad1.blogspot.co.id/2010/09/peta-jepang-lengkap-dengan-provinsi.html

Peta Persebaran Dialek Jepang, Gambar 2.2 hal. 23 (2012). 現代日本語の方言地図.

http://user.keio.ac.jp/~rhotta/hellog/lib/japanese_dialects_map.png Peta Dialek Kyuushuu, Gambar 2.3 hal. 25 (2012). 九州の方言.

http://www.hacata.net/dialect/img/k_map.jpg

Internet

Hajikami. (2 February 2003). 関西弁で「からい」の意味. http://okwave.jp/qa/q461559.html


(1)

BAB IV SIMPULAN

Berdasarkan analisis 大 分 弁 yang terdapat dalam film yang berjudul 「綱引いちゃった」atau Tsuna Hiichatta pada disutradarai oleh Nobuo Mizuta dan naskah ditulis oleh Daisuke Habara yang keluar secara resmi pada tanggal 23 bulan November tahun 2012 di Bab III diperoleh data dialek Ooita berupa kata. Dengan total 73 kata dialek Ooita, pada masing-masing kelas kata mempunyai jumlah kata sebagai berikut; 代名詞2 kata, 名詞2 kata, 動詞8 kata, イ形容詞 9 kata, 連体詞6 kata, 接続詞8 kata, 副詞3 kata, 助動詞18 kata, 感動詞7 kata, dan 助 詞 12 kata, berserta padanannya dengan bahasa Jepang standar dan penggunaan dialek Ooita sesuai dengan kajian sosiolinguistik.

Penulis akan membagi kesimpulan dalam dua sub bab sesuai dengan rumusan masalah bab I.

4.1 Penyebab Penggunaan 大分弁Pada Peristiwa Tutur Yang Terjadi Dalam Film

Jika dikaitkan dengan sosiolinguistik, penggunaan dialek Ooita dalam film secara umum disebabkan oleh;

(1) Faktor geografis dimana para pengguna dialek Ooita merupakan masyarakat dari wilayah prefektural Ooita di Jepang.


(2)

163

(2) Secara sosial, penggunaan dialek Ooita dipengaruhi oleh status sosial para peserta tutur.

(3) Penggunaan dialek Ooita dipengaruhi oleh tempat dan situasi peristiwa tutur. Dialek Ooita lebih banyak digunakan pada tempat dan situasi non-formal dibandingkan non-formal.

(4) Penggunaan dialek Ooita dipengaruhi oleh kedekatan relasi para peserta tutur.

(5) Penggunaan dialek Ooita sesuai dengan dialek sosial menurut faktornya; yaitu gender dan usia dan digunakan sesuai gender dan usianya masing-masing.

(6) Pada percakapan antara sesama masyarakat Ooita, peserta tutur lebih banyak menggunakan dialek Ooita.

(7) Penggunaan dialek Ooita ketika mengutarakan perasaan sesungguhnya, seperti amarah, kaget, dan seterusnya.

4.2 Perbedaan 大分弁Dibandingkan dengan Bahasa Jepang Standar

(1) Semua kata dalam film yang mengandung unsur「∼の」,「∼に」,「∼な」 dan「∼ない」dalam bahasa Jepang standar melesap, berubah menjadi「∼ ん」.

(2) Semua kata dalam film yang mengandung unsur「 ∼ て 」dalam bahasa Jepang standar berubah menjadi「∼ち」.

(3) Semua kata dalam film yang mengandung unsur「 ∼ う い 」dalam bahasa Jepang standar berubah menjadi「∼いい」.


(3)

(4) Kata 「は」dalam film akan berubah menjadi 「や」ketika bertemu dengan semua kata yang mengandung unsur 「∼い」, seperti 「に」, 「り」, dan seterusnya.

(5) Semua kata sifat (イ形容詞) dalam film yang mengandung unsur「∼おい」 dan「∼あい」berubah menjadi「∼ええ」.

(6) Pemakaian kata bantu (助動詞) ねん dalam film menghilangkan unsur 「∼ あ」yang terletak dibelakang kataねん, seperti kata 「思わない」 berubah menjadi 「おもねん」, dan seterusnya.

(7) Perubahan bentuk kata pada kelas kata 代名詞. Contohnya dalam film drama 綱引いちゃった, kata pada 標準語「おれ」berubah menjadi「おり」. (8) Perubahan bentuk kata pada kelas kata 名詞. Contohnya dalam film drama 綱

引いちゃった, kata pada 標準語「人」berubah menjadi「しと」.

(9) Perubahan bentuk kata pada kelas kata 動詞. Contohnya dalam film drama 綱 引いちゃった, kata pada 標準語「いる」berubah menjadi「おる」.

(10) Perubahan bentuk kata pada kelas kata イ形容詞. Contohnya dalam film drama 綱引いちゃっ た, kata pada 標準語 「いい 」berubah menjadi「え え」.

(11) Perubahan bentuk kata pada kelas kata 連 体 詞. Contohnya dalam film drama 綱引いちゃった, kata pada 標準語「こんな」dan berubah menjadi


(4)

165

(12) Perubahan bentuk kata pada kelas kata 接 続 詞. Contohnya dalam film drama 綱引いちゃった, kata pada 標準語「∼っていう」berubah menjadi

「∼っちゅう」.

(13) Perubahan bentuk kata pada kelas kata 副詞. Contohnya dalam film drama 綱引いちゃった, kata pada 標準語「よく」berubah menjadi「よお」. (14) Perubahan bentuk kata pada kelas kata 助 動 詞. Contohnya dalam film

drama 綱引いちゃった, kata pada 標準語「∼だ」berubah menjadi「∼じ ゃ」, dan juga berubah menjadi「∼や」.

(15) Perubahan bentuk kata pada kelas kata 感 動 詞. Contohnya dalam film drama 綱引いちゃった, kata pada 標準語「だろう」berubah menjadi「や ろう」.

(16) Perubahan bentuk kata pada kelas kata 助詞. Contohnya dalam film drama 綱引いちゃった, kata pada 標準語「∼かい」berubah menjadi「∼かえ」. Demikian kesimpulan yang penulis dapat dari analisis 大 分 弁 yang berjudul「 綱 引 い ち ゃ っ た 」 atau Tsuna Hiichatta pada bab III. Terjadi perubahan pelafalan dan kosakata, tetapi 大分 弁 dalam analisis tetap memiliki makna yang sama jika dibandingkan dengan bahasa Jepang standar.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Buku

Aslinda, dan Syafyahya, Leni. (2007). Pengantar Sosiolinguistik. Bandung : PT Refika Aditama.

Chaer, Abdul dan Agustina, Leonie. (1995). Sosiolinguistik Suatu Pengantar. Jakarta : PT. Rineka Cipta.

Dittmar, Norbert. (1976). Sociolinguistics A Critical Survey of Theory and Application. German : Edward Arnold Ltd.

Holmes, Janet. (1992). An Introduction to Sociolinguistics. New York : Longman Keraf, Gorys. (1997). Komposisi. Flores : Nusa Indah.

Koike, Ikuo. (1993). Ouyou Gengogaku Jiten. Japan: Kenkyusha. Kridalaksana, Harimukti. (2008). Kamus Linguistik. Jakarta : Gramedia.

Leo, Loveday. (1986). Japanese Sosiolinguistic. Amsterdam : John Benyamins Publishing Company

Martinet, Andre. (1987). Ilmu Bahasa : Pengantar. Yogyakarta : Kanisius. Nababan, P.W.J. (1984). Sosiolinguistik: Suatu Pengantar. Jakarta :

PT. Gramedia Utama.

Nyoman, Kutha Ratna. (2004). Teori, Metode dan Teknik Penelitian Sastra. Yogyakarta : Pusaka Belajar

Richards, Jack dkk. (2002). Longman Dictionary of Applied Linguistics. London : Longman Group Limited.

Rodman, dkk. (1993). An Introduction to Japanese Linguistics. Oxford : Blackwell Text Book in Linguistics.

Ryou, Barai. (1979). Ronshuu Nihongo Kenkyuu : Hougen. Tokyo : Yuuseidou Sanada, Shinji dkk. (1992).Shakaigengogaku. Tokyo : Oufuu.


(6)

xi

Tokichi, Matsui. (2004). OBS Rajio Tsukaoue! Ooitaben II Ooita Hougen Jiten Ooita : OBS Rajio

Trudgill, Peter. (2000). Sociolinguistics: An Introduction. London : Penguin Books

Yule, George. (1996). Pragmatics. Oxford : Oxford University Press. Gambar

Peta Jepang, Gambar 2.1. hal. 22 (2010). Peta Jepang Lengkap Dengan Provinsi.

http://squad1.blogspot.co.id/2010/09/peta-jepang-lengkap-dengan-provinsi.html

Peta Persebaran Dialek Jepang, Gambar 2.2 hal. 23 (2012).

現代日本語の方言地図.

http://user.keio.ac.jp/~rhotta/hellog/lib/japanese_dialects_map.png Peta Dialek Kyuushuu, Gambar 2.3 hal. 25 (2012). 九州の方言.

http://www.hacata.net/dialect/img/k_map.jpg

Internet

Hajikami. (2 February 2003). 関西弁で「からい」の意味. http://okwave.jp/qa/q461559.html