PENGARUH INSENTIF DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA INDUSTRI KERAJINAN ROTAN DI KECAMATAN PLUMBON-KABUPATEN CIREBON: Survey pada Tenaga Kerja Industri Kerajinan Rotan di Kecamatan Plumbon-Kabupaten Cirebon.

(1)

No. Daftar/FPEB/291/UN40.7.D1/LT/2013

PENGARUH INSENTIF DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA INDUSTRI KERAJINAN ROTAN

DI KECAMATAN PLUMBON-KABUPATEN CIREBON

(Survey pada Tenaga Kerja Industri Kerajinan Rotan di Kecamatan Plumbon-Kabupaten Cirebon)

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat dalam menempuh Ujian Sarjana Pendidikan pada

Program Pendidikan Ekonomi

Oleh

Bellania Sabdhini 0900948

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2013


(2)

BELLANIA SABDHINI

PENGARUH INSENTIF DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA INDUSTRI KERAJINAN ROTAN

DI KECAMATAN PLUMBON-KABUPATEN CIREBON

(Survey pada Tenaga Kerja Industri Kerajinan Rotan di Kecamatan Plumbon-Kabupaten Cirebon)

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH

PEMBIMBING I

Prof. Dr. H. Eeng Ahman, M.S. NIP.19611022 198603 1 002

PEMBIMBING II

Dr. H. Amir Machmud, SE., M.Si. NIP.19710411 201012 1 001

Mengetahui,

Ketua Program Studi Pendidikan Ekonomi Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis

UPI Bandung


(3)

PENGARUH INSENTIF DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA INDUSTRI KERAJINAN ROTAN

DI KECAMATAN PLUMBON-KABUPATEN CIREBON

(Survey pada Tenaga Kerja Industri Kerajinan Rotan di Kecamatan Plumbon-Kabupaten Cirebon)

Oleh:

BELLANIA SABDHINI

Sebuah Skripsi Yang Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis

© Bella 2013

Universitas Pendidikan Indonesia September 2013

Hak Cipta dilindungi Undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(4)

PENGARUH INSENTIF DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA INDUSTRI KERAJINAN ROTAN

DI KECAMATAN PLUMBON-KABUPATEN CIREBON

(Survey pada Tenaga Kerja Industri Kerajinan Rotan di Kecamatan Plumbon-Kabupaten Cirebon)

Oleh:

Bellania Sabdhini (0900948)

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh insentif dan motivasi kerja terhadap produktivitas tenaga kerja industri kerajinan rotan di Kecamatan Plumbon-Kabupaten Cirebon. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey explanatory. Sampel yang diambil sebanyak 106 responden yang merupakan tenaga kerja dari industri kerajinan rotan di Kecamatan Plumbon-Kabupaten Cirebon. Penelitian ini menggunakan perhitungan statistika dengan bantuan SPSS 21.00 for windows dan menggunakan teknik analisis jalur (Path Analysis). Hasil penelitian menunjukan bahwa, secara deskriptif tenaga kerja industri kerajinan rotan di Kecamatan Plumbon-Kabupaten Cirebon untuk insentif dan motivasi kerja berada pada katagori cukup tinggi, demikian halnya untuk produktivitas tenaga kerja berada pada katagori tinggi. Hasil uji hipotesis menunjukan bahwa insentif berpengaruh positif terhadap motivasi kerja artinya semakin besar insentif yag diberikan maka akan mendorong motivasi kerja menjadi lebih tinggi dan secara simultan insentif dan motivasi kerja berpengaruh positif terhadap produktivitas tenaga kerja artinya artinya semakin tinggi insentif dan motivasi kerja maka semakin tinggi pula produktivitas tenaga kerja.


(5)

The Influence of Insentive and Working Motivation to The Labour Productivity of Rattan Handmade Industri in Plumbon Districk-Cirebon

Regency

(Survey to The Labour of Rattan Handmade Industri in Plumbon Districk-Cirebon Regency)

By:

Bellania Sabdhini (0900948)

The goal of this research is to recognize the influence of insentive and working motivation to the labour productivity of rattan handmade industri. The metode which is used in this research “Survey Explanatory”. The sample taken from 106 labour rattan handmade industry in Plumbon District-Cirebon Regency as the respondents. This research using statistic counting with the helping of SPS 21.00 for windows and using path analysis technique.

The result shows that the labour of rattan handmade industry in Plumbon descriptively for insentive anad working motivation are in high category and so is for labour productivity.

The test of hypothetic show that insentive has positive influence to working motivation, it means bigger insentive is given so it will raise working motivation. Insentive and working motivation simultantly has positive influence to the labour productivity, it means higher insentive is given so it will raise the productivity of labour.


(6)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... Error! Bookmark not defined. UCAPAN TERIMA KASIH ... Error! Bookmark not defined. DAFTAR ISI ...1 DAFTAR TABEL ... Error! Bookmark not defined. DAFTAR GAMBAR ... Error! Bookmark not defined. BAB 1 PENDAHULUAN ... Error! Bookmark not defined. 1.1 Latar Belakang ... Error! Bookmark not defined. 1.2 Rumusan Masalah... Error! Bookmark not defined. 1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 1.3.1 Tujuan Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 1.3.2 Manfaat Penelitian ... Error! Bookmark not defined. BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS ... Error! Bookmark not defined.

2.1 Konsep Umum Produktivitas dan Pengukurannya ... Error! Bookmark not defined.

2.2 Produktivitas Kerja ... Error! Bookmark not defined. 2.2.1 Pengertian Produktivitas Kerja ... Error! Bookmark not defined. 2.2.2 Produktivitas Tenaga Kerja ... Error! Bookmark not defined. 2.3 Insentif ... Error! Bookmark not defined. 2.4 Motivasi Kerja ... Error! Bookmark not defined. 2.4.1 Teori-Teori Motivasi Kerja ... Error! Bookmark not defined. 2.5 Pengaruh Insentif terhadap Motivasi Kerja .... Error! Bookmark not defined.


(7)

2.7 Pengaruh Motivasi Kerja terhadap Produktivitas Tenaga Kerja ... Error! Bookmark not defined.

2.9 Kerangka Pemikiran ... Error! Bookmark not defined. 2.9.1 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Produktivitas Kerja ... Error! Bookmark not defined.

2.10 Hipotesis ... Error! Bookmark not defined. BAB III METODE PENELITIAN ... Error! Bookmark not defined. 3.1 Metode Penelitan ... Error! Bookmark not defined. 3.1.1 Objek Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 3.1.2 Metode Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 3.3 Operasionalisasi Variabel ... Error! Bookmark not defined. 3.4 Teknik Pengumpulan Data ... Error! Bookmark not defined. 3.5 Pengujian Instrumen Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 3.5.1 Uji Validitas ... Error! Bookmark not defined. 3.5.2 Uji Reliabilitas ... Error! Bookmark not defined. 3.6 Uji Multikolonieritas ... Error! Bookmark not defined. 3.7 Tekhnik Analisis Data ... Error! Bookmark not defined. 3.8 Pengujian Hipotesis ... Error! Bookmark not defined. 3.8.1 Pengujian Hipotesis Secara Simultan (Uji F) ... Error! Bookmark not defined.

3.8.2 Pengujian Hipotesis Secara Parsial (Uji t) ... Error! Bookmark not defined.

BAB IV ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN ... Error! Bookmark not defined.

4.1 Gambaran Umum Daerah Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 4.1.4 Proses Produksi Kerajinan Rotan ... Error! Bookmark not defined. 4.2 Gambaran Responden ... Error! Bookmark not defined.


(8)

4.3 Deskripsi Data Variabel Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 4.3.1 Produktivitas Tenaga Kerja ... Error! Bookmark not defined. 4.3.2 Insentif ... Error! Bookmark not defined. 4.3.3 Motivasi Kerja ... Error! Bookmark not defined. 4.4 Uji Multikolonieritas ... Error! Bookmark not defined. 4.5 Analisis Data Hasil Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 4.5.1 Analisis Path ... Error! Bookmark not defined. 4.6 Pembahasan Hasil Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 4.6.1 Pengaruh Insentif Terhadap Motivasi Kerja ... Error! Bookmark not defined.

4.6.2 Pengaruh Insentif terhadap Produktivitas Tenaga Kerja ... Error! Bookmark not defined.

4.6.3 Pengaruh Motivasi Kerja terhadap Produktivitas Tenaga Kerja ... Error! Bookmark not defined.

4.6.4 Pengaruh Insentif dan Motivasi Kerja Terhadap Produktivitas Tenaga Kerja ... Error! Bookmark not defined. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN... Error! Bookmark not defined. 5.1 Kesimpulan ... Error! Bookmark not defined. 5.2 Saran ... Error! Bookmark not defined. DAFTAR PUSTAKA ... Error! Bookmark not defined. LAMPIRAN ... Error! Bookmark not defined.


(9)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang

Negara Indonesia mempunyai jumlah penduduk yang besar dengan jumlah tenaga kerja yang banyak, hal ini menjadi masalah yang perlu dihadapi. Dikarenakan daya dukung ekonomi terbatas, tingkat pendidikan dan produktivitas yang masih rendah, oleh karenanya masalah yang dihadapi adalah peningkatan pembinaan dan pendayagunaan tenaga kerja supaya menjadi modal dasar yang produktif.

Jumlah penduduk yang besar, apabila dapat dibina dan didayagunakan dengan baik akan menjadi modal dasar yang efektif untuk mencapai tujuan pembangunan. Walaupun terdapat sumber daya yang melimpah tetapi jika tenaga kerja sebagai sumber daya manusia yang mengelolanya kurang produktif, kualitas rendah, maka sumber daya alam yang tersedia tersebut kurang memberikan manfaat dalam pembangunan. Sebaliknya suatu negara yang miskin sumber daya alam tetapi jika mempunyai sumber daya manusia yang produktif, kualitas kerjanya tinggi maka negara tersebut akan dapat memaksimalkan potensi yang dimiliki, sehingga dapat memberikan dukungan terhadap pembangunan ekonomi.

Keadaan ekonomi yang semakin baik membuka peluang bagi industri yang ada untuk mengembangkan usahanya, dan untuk itu industri-industri yang ada di Indonesia dituntut untuk mempertahankan kontinuitasnya dengan memanfaatkan sumber-sumber ekonomi yang ada di lingkungannya secara efektif dan efisien. Setiap industri membutuhkan sumber daya manusia yang merupakan penggerak utama dalam meningkatkan produktivitas.

Dalam setiap perusahaan atau industri, peranan sumber daya manusia yaitu tenaga kerja menduduki posisi yang amat strategis karena bagaimana pun keberhasilan suatu perusahaan atau industri dalam mewujudkan tujuannya sangat tergantung pada kemampuan sumber daya manusia yang dimilikinnya. Suatu perusahaan atau industri membutuhkan faktor-faktor produksi dan salah satu faktor terpenting adalah faktor tenaga kerja dibandingkan faktor yang lainnya. Manusia merupakan sumber daya terpenting dalam setiap perusahaan karena


(10)

apapun aktifitas dan tujuan yang ingin dicapai suatu perusahaan, itu semua tidak dapat dilepaskan dengan sumber daya manusianya. Apabila sumber daya manusia telah memiliki kualifikasi sesuai dengan yang dibutuhkan perusahaan, maka dapat dikatakan bahwa satu syarat untuk keberhasilan perusahaan telah terpenuhi. Hal ini sesuai dengan pendapat Sondang (2001: 25) bahwa:

Tantangan dimasa depan adalah menciptakan organisasi yang semakin beraneka ragam dan menuntut pengelolaan yang semakin efisien, efektif dan proaktif, sehingga ketergantungan organisasi pada manajemen sumber daya manusia yang semakin bermutu tinggi akan semakin besar pula. Oleh karena itu tidak dapat disangkal bahwa perhatian utama harus diberikan untuk meningkatkan sumbangan sumber daya manusia terhadap keberhasilan organisasional.

Setiap industri akan selalu berupaya agar para tenaga kerja yang terlibat dalam kegiatan industri dapat memberikan produktivitas kerja setinggi mungkin untuk mewujudkan tujuan yang telah ditetapkan. Produktivitas dapat dicapai apabila tenaga kerja memiliki kesediaan untuk bekerja, yang timbul dengan sendirinya. Bekerja timbul apabila kebutuhan fisik dan non fisik terpenuhi. Dengan adanya keterkaitan antara produktivitas dengan tenaga kerja, maka masalah yang sering timbul dalam upaya peningkatan perindustrian adalah bagaimana meningkatkan produktivitas kerja, karena Negara Indonesia mempunyai jumlah penduduk yang banyak namun produktivitasnya rendah. Seperti yang diungkapkan oleh J. Ravianto (1985: 13) bahwa:

Produktivitas tenaga kerja dipengaruhi oleh beberapa faktor, baik yang berhubungan dengan tenaga kerja itu sendiri, maupun yang berhubungan dengan lingkungan perusahaan dan kebijaksanaan pemerintah secara keseluruhan, seperti: pendidikan, ketrampilan, disiplin, sikap dan etika kerja, motivasi, gizi dan kesehatan, tingkat penghasilan, jaminan sosial, lingkungan dan iklim kerja, hubungan industrial, dan lain-lain.

Jawa Barat merupakan bagian dari Negara Indonesia yang mempunyai jumalah penduduk yang besar, meskipun demikian di Jawa Barat juga terdapat berbagai macam jenis industri seperti kain batik, meubel kayu, kerajinan rotan, batu alam, konveksi dan lain sebagainya. Dengan adanya industri-industri tersebut


(11)

tersebut tersebar disegala penjuru kota, salah satu kota yang turut andil dalam memberikan kontribusi yang cukup besar pada APBN dan APBD serta penyerapan tenaga kerja adalah Kota Cirebon yang memberikan sumbangan pendapatan terbesar dari industri kerajinan rotan dan diikuti oleh jenis industri yang lain, dimana untuk sentra produksi kerajinan rotan sendiri berpusat diwilayah Kabupaten Cirebon.

Industri kerajnan rotan di Kabupaten Cirebon dalam mengembangkan dan memelihara usahanya memiliki keterbatasan-keterbatasan tertentu sehingga peranan industri dalam memasuki era pembangunan pertumbuhan industri dan era globalisasi perlu untuk terus ditingkatkan baik dari segi kualitas, kuantitas maupun efektivitas produksinya dan perlu juga kerjasama dari pemerintah sebagai penyedia sarana dan pembentuk kebijakan agar pertumbuhan industri semakin meningkat. Dalam perkembangan indutri tersebut melibatkan berbagai aspek yang meliputi: bahan baku, permodalan/investasi, mesin/alat produksi, tenaga kerja, manajemen, promosi dan pemasaran.

Perkembangannya industri keajinan rotan di Kabupaten Cirebon mengalami pasang surut yang disebabkan oleh banyak faktor yang mempengaruhi diantaranya faktor internal dan eksternal, dari faktor internal terdapat berbagai macam faktor dimana salah satunya insentif dan motivasi kerja dianggap paling berpengaruh karena hal tersebut yang memacu semangat pegawai untuk lebih giat bekerja, sedangkan dari faktor eksternal kebijakan pemerintah dalam penetapan peraturan memberikan andil yang besar dalam perkembangan rotan di Kabupaten Cirebon. Kebijakan yang tidak sesuai untuk digunakan dapat menghambat perkembangan industri sehingga berdampak pada terjadinya pengangguran, kredit macet, berkurangnya perolehan devisa dan menurunnya kontribusi industri pengolahan rotan nasional dalam pembentukan PDB.

Produktivitas industri rotan di Kabupaten Cirebon masih tercatat fluktuatif atau berubah-ubah seperti yang tergambar pada data ekspor yang dikeluarkan oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Cirebon dibawah ini:


(12)

Tabel 1.1

Data Ekspor Furniture Rotan Kabupaten Cirebon Tahun 2000-2011

TAHUN TOTAL CONT

RATA-RATA CONT

TOTAL NILAI US $

RATA-RATA NILAI US $ 2000 10.908 909 91.557.080,82 7.629.756,74 2001 11.217 935 85.725.375,28 7.143.781,27 2002 11.488 957 84.515.548,81 7.042.962,40 2003 13.234 1.103 101.671.853,80 8.472.654,48 2004 14.222 1.185 116.572.788,88 9.714.399,07 2005 13.157 1.096 120.331.844,32 10.027.653,69 2006 12.881 1.073 116.800.093,12 9.733.341,09 2007 12.490 1.041 115.202.546,83 9.600.212,24 2008 13.541 1.306 130.726.869,14 12.564.268,00

2009 9.846 821 91.631.365,66 7.635.947,14

2010 9.877 823 112.182.363,72 9.348.530,31

2011 7.371 614 97.708.495,34 8.142.375

Sumber: Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Cirebon Berdasarkan data tabel 1.1 diatas terdapat nilai hasil penjualan ekspor industri rotan se-Kabupaten Cirebon dari tahun 2000 sampai 2011 kegiatan ekspor bisa mencerminkan produktivitas yang dihasilkan oleh suatu perusahaan karena hasil dari ekspor merupakan masukan yang diperoleh perusahaan. Dari data diatas terlihat nilai dari ekspor yang cenderung fluktuatif bahkan menurun hal tersebut bisa dipicu karena produktivitas kerja yang rendah sehingga tidak maksimal dalam memproduksi barang. Produktivitas kerja yang rendah baik individu maupun kelompok berakibat pada rendahnya produktivitas perusahaan, permasalahan tersebut bisa disebabkan oleh banyak faktor salah satunya seperti kurang sesuainya insentif dan motivasi kerja yang diberikan kepada tenaga kerja sehingga produktivitas yang dihasilkan rendah. Untuk mengetahui tingkat produktivitas tenaga kerja pada tingkat kecamatan dapat dilihat dari tabel dibawah ini:


(13)

Tabel 1.2

Produktivitas Tenaga Kerja Industri Kerajinan Rotan Kecamatan Plumbon 2008-2012

Tahun Jumlah tenaga kerja (orang) Jam Kerja (per hari) Produksi pertahun (Container)

Nilai Ekspor (US $)

Produktivitas Tenaga Kerja (per tahun)

1 2 3 4 5 6=4/2

2008 ±1115 8-9 jam ±2325 ±12,194,018.74 ±156.3901 2009 ±1288 8-9 jam ±2625 ±14,275,559.80 ±152.8533 2010 ±1153 8-9 jam ±2410 ±12,504,646.94 ±156.765 2011 ±1032 8-9 jam ±1575 ±11,731,640.00 ±114.4622 2012 ±1060 8-9 jam ±1359 ±10,287,607.85 ±96.15566 Sumber: data primer diolah

Keterangan : 1 CONT = 75 Unit

Berdasarkan tabel 1.2 di atas terlihat bahwa nilai produktivitas dari industri kerajianan rotan yang terdapat di Kecamatan Plumbon-Kabupaten Cirebon cenderung fluktuatif. Bahkan pada tahun 2011 ke tahun 2012 terlihat penurunan angka produktivitas yang dihasilkan tenaga kerja. Hal tersebut disebabkan oleh faktor ekstern dan intern dalam perusahaan tersebut, banyak faktor intern yang mempengaruhi salah satunya, seperti kurang sesuainya insentif dan motivasi kerja yang diberikan kepada tenaga kerja sehingga produktivitas tenaga kerja menjadi rendah.

Tenaga kerja merupakan kekayaan utama dari setiap perusahaan, karena peranan mereka sangat menentukan berhasil tidaknya perusahaan dalam mencapai sasarannya dan merupakan faktor penting bagi manajemen untuk melaksanakan aktifitas organisasi atau perusahaan, oleh sebab itu setiap perusahaan perlu memperhatikan kesejahteraan karyawan agar para karyawan dapat bekerja dengan penuh semangat dan gairah kerja yang tinggi.

Suatu insentif yang bersifat finansial maupun non finansial tersebut merupakan wujud penghargaan atas jasa karyawan pada perusahaan yang dapat memacu gairah kerja karyawan. Disadari bahwa insentif akan dapat meningkatkan ataupun menurunkan motivasi kerja. Sebab apabila karyawan memandang insentif


(14)

mereka tidak memadai, maka motivasi kerja dan prestasi kerja mereka dapat menurun secara drastis. Dan hal ini berakibat tidak tercapainya misi perusahaan untuk mendapatkan produktivitas tenaga kerja yang tinggi dalam memproduksi barang. Adapun pengupahan insentif adalah memberikan gaji atau upah yang berbeda namun ditentukan karena perbedaan prestasi kerja. Perbedaan upah tersebut merupakan tambahan upah (bonus) karena adanya kelebihan prestasi yang membedakan dengan orang lain. Pengupahan ini dimaksudkan untuk meningkatkan motivasi kerja karyawan yang juga akan berdampak pada produktivitas karyawan dan mempertahankan karyawan yang berprestasi, untuk tetap berada dalam organisasi atau perusahaan.

Tampak bahwa kajian yang dapat mempengaruhi produktivitas kerja diantaranya adalah insentif dan motivasi kerja. Hal ini bukan berarti faktor-faktor lainnya pun tidak mempengaruhi produktivitas tenaga kerja sedangkan faktor lainnya dianggap konstan. Berdasarkan latar belakang permasalahan diatas, maka penulis tertarik untuk mengkaji dan meneliti tentang “Pengaruh Insentif dan Motivasi Kerja terhadap Produktivitas Tenaga Kerja Industri Kerajinan Rotan di Kecamatan Plumbon-Kabupaten Cirebon (Survey pada Tenaga Kerja Industri Kerajinan Rotan di Kecamatan Plumbon-Kabupaten Cirebon)”.


(15)

1.2Rumusan Masalah

Bertitik tolak dari latar belakang masalah. Maka, dirumuskanlah perumusan masalah sebagai berikut:

1.Bagaimana gambaran umum insentif, motivasi kerja dan produktivitas tenaga kerja industri kerajinan rotan di Kecamatan Plumbon-Kabupaten Cirebon?

2.Bagaimana pengaruh insentif terhadap motivasi kerja pada industri kerajinan rotan di Kecamatan Plumbon-Kabupaten Cirebon?

3.Bagaimana pengaruh insentif terhadap produktivitas tenaga kerja industri kerajinan rotan di Kecamatan Plumbon-Kabupaten Cirebon?

4.Bagaimana pengaruh motivasi kerja terhadap produktivitas tenaga kerja industri kerajinan rotan di Kecamatan Plumbon-Kabupaten Cirebon?

5.Bagaimana pengaruh insentif dan motivasi kerja terhadap produktivitas tenaga kerja industri kerajinan rotan di Kecamatan Plumbon-Kabupaten Cirebon?

1.3Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.3.1 Tujuan Penelitian

Berdasarkan beberapa permasalahan diatas, maka ada hal yang menjadi tujuan dibuatnya penelitian ini yaitu:

1. Untuk mengetahui gambaran umum pengaruh insentif, motivasi kerja dan produktivitas tenaga kerja industri kerajinan rotan di Kecamatan Plumbon-Kabupaten Cirebon.

2. Untuk Mengetahui pengaruh insentif terhadap motivasi kerja pada industri kerajinan rotan di Kecamatan Plumbon-Kabupaten Cirebon. 3. Untuk mengetahui pengaruh insentif terhadap produktivitas tenaga

kerja industri kerajinan rotan di Kecamatan Plumbon-Kabupaten Cirebon.

4. Untuk mengetahui pengaruh motivasi kerja terhadap produktivitas tenaga kerja industri kerajinan rotan di Kecamatan Plumbon-Kabupaten Cirebon.


(16)

5. Untuk mengetahui pengaruh insentif dan motivasi kerja terhadap produktivitas tenaga kerja industri kerajinan rotan di Kecamatan Plumbon-Kabupaten Cirebon.

1.3.2 Manfaat Penelitian

Penelitian ini memiliki beberapa manfaat diantaranya adalah: 1.3.2.1Bagi Peneliti

a. Merupakan pengalaman yang digunakan untuk meningkatkan pengetahuan dan kemampuan sesuai dengan disiplin ilmu yang ditekuni.

b. Membuka wawasan untuk selalu tanggap terhadap gejala yang terjadi di masyarakat untuk dijadikan sebagai bahan kajian.

1.3.2.2Bagi Perusahaan Tempat Penelitian

Sebagai acuan untuk menentukan kebijakan pengembangan industri lebih lanjut dengan memperhatikan masalah insentif dan motivasi kerja yang sesuai bagi tenaga kerjanya dalam rangka meningkatkan produktivitas tenaga kerja.

1.3.2.3Bagi Perguruan Tinggi

Sebagai tambahan referensi dan bahan kepustakaan bagi mahasiswa serta merupakan perwujudan Tri Dharma Perguruan Tinggi.


(17)

39

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Metode Penelitan 3.1.1 Objek Penelitian

Objek penelitian merupakan salah satu faktor yang tidak dapat dipisahkan dari suatu penelitian. Penelitian ini mengungkapkan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas tenaga kerja pada industri kerajinan rotan. Adapun variabel eksogen dalam penelitian ini yaitu Insentif (X1), Motivasi Kerja (X2) dan variabel endogennya Produktivitas Kerja (Y).

Didukung dengan data dan sumber-sumber lain yang relevan.

3.1.2 Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah survey explanatory, jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian survey yaitu penelitian yang mengambil sampel dari suatu populasi dan menggunakan Quesioner (angket) sebagai alat pengumpul data yang pokok, karena penelitian ini bermaksud menjelaskan hubungan kausal antara variabel-variabel melalui gambaran-gambaran terhadap fenomena-fenomena, menjelaskan korelasi, pengaruh pengujian hipotesis, serta memperoleh manfaat dari masalah yang sedang di teliti.

3.2 Populasi dan Sampel 3.2.1 Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2011:215).

Berdasarkan pemaparan tersebut, maka populasi dalam penelitian ini adalah seluruh tenaga kerja atau pegawai industri kerajinan rotan di


(18)

perusahaan-perusahaan yang ada di Kecamatan Plumbon, Kabupaten Cirebon sejumlah 1060 tenaga kerja.

3.2.2 Sampel

Menurut Arikunto (2006: 131) “Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti”. Sedangkan menurut Sugiyono (2010:118) “Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”.

Dalam penentuan jumlah sampel tenaga kerja dilakukan melalui perhitungan dengan menggunakan rumus slovin sebagai berikut:

Keterangan: n = Jumlah sampel N = Jumlah populasi

e = Persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan (10%)

Dalam penarikan sampel tenaga kerja dilakukan secara proporsional, dimana setiap tenaga kerja diambil sampel secara random. Jumlah sampel minimal dalam penelitian ini adalah 91 tenaga kerja. Peneliti menggunakan jumlah sample tenaga kerja sebanyak 106 disesuaikan dengan jumlah penarikan sampel pada masing-masing perusahaan. Dengan menggunakan rumus diatas didapat sampel minimal tenaga kerja sebagai berikut:

2 1 Ne

N n

 

1060

2

1 Ne

N

n


(19)

=

) 01 , 0 ( 1060 1

1060

=

6 , 10 1

1060

 = 91,37

3.3 Operasionalisasi Variabel

Operasionalisasi variabel merupakan petunjuk pelaksanaan untuk mengukur suatu variabel. Untuk menghindari terjadinya kekeliruan di dalam menafsirkan permasalahan yang penulis teliti, maka berikut ini dibuat penjabaran konsep yang dapat dijadikan pedoman dalam menentukan aspek-aspek yang diteliti.

Adapun bentuk operasional dari masalah yang penulis teliti adalah sebagai berikut:


(20)

Tabel 3.1

Operasionalisasi Variabel

Konsep/Konstruksi Variabel Defenisi Operasional Sumber Data

1 2 3 4

Produktivitas Tenaga Kerja adalah perbandingan antara hasil yang dicapai dengan peran serta tenaga kerja per satuan waktu (J Ravianto, 1985: 13)

Produktivitas Tenaga Kerja

(Y)

Data yang diperoleh dari responden tentang jumlah hasil bagi antara sejumlah hasil yang dicapai (output) dengan keseluruhan sumber daya yang digunakan dalam satuan unit, dengan rumus:

Dimana:

P = Produktivitas Kerja O= Output

I = Input

Pegawai rotan di Kecamatan Pulmbon Kabupaten Cirebon

Insentif adalah daya perangasang yang diberikan kepada karyawan tertantu berdasarkan prestasi kerjanya agar karyawan terdorong meningkatkan produktivitas kerjanya (Malayu, 2009: 183).

Insentif (X1)

Data yang diperoleh dari responden terkait dengan insentif yang pegawai yang diterima dalam satu tahun terakhir. Indikator: Insentif individu: 1.Piecework 2.Bonus 3.Komisi Insentif kelompok.: 1.Rencana insentif

produksi, 2.Rencana bagi

keuntungan 3. Rencana

pengurangan biaya.

Pegawai rotan di Kecamatan Pulmbon Kabupaten Cirebon

Motivasi adalah dorongan yang timbul pada diri seorang seseorang secara sadar atau tidak sadar untuk melakukan suatu tindakan dengan tujuan tertentu. (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2002: 756)

Motivasi Kerja

(X2)

Data yang diperoleh dari responden tentang suatu produk dari harapan individu akan mengarah pada kinerja, perataraan dan menghasilkan valensi dengan menggunakan skala Likert,

Indikator :

- Kebutuhan akan

Pegawai rotan di Kecamatan Pulmbon Kabupaten Cirebon


(21)

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Berdasarkan jenisnya, data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer, yaitu data yang diperoleh langsung dari responden melaui kuesioner.

Adapun pengumpul data dalam penelitian ini adalah melalui:

1. Kuesioner/angket, merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang efisien apabila peneliti tahu dengan pasti variabel yang di ukur dan tahu apa yang diharapkan dari responden (Sugiyono 2011: 142). Adapun kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini adalah bentuk urutan pertanyaan.

2. Studi literatur, yaitu teknik pengumpulan data dengan cara memperoleh atau mengumpulkan data dari jurnal, artikel, dan media cetak lainnya yang berhubungan dengan konsep dan pembahasan yang diteliti.

3. Studi dokumentasi, yaitu penulis melakukan pencarian data melalui catatan-catatan, laporan, serta arsip yang hubungannya dengan penelitian. Serta berdasarkan kepada dokumen-dokumen pada objek penelitian.

4. Wawancara, dilakukan untuk memperoleh informasi secara langsung dengan cara tanggung jawab lisan kepada responden yang dipergunakan sebagai pelengkap data.

3.5 Pengujian Instrumen Penelitian

Agar hasil penelitian tidak diragukan kebenarannya, maka penulis mengadakan pengujian terhadap alat ukur yang digunakan, diantaranya:

Dalam suatu penelitian alat pengumpul data atau instrumen penelitian akan menentukan data yang dikumpulkan dan menentukan kualitas penelitian. Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket sikap kewirausahaan, motivasi, dan perkembangan usaha.

Skala yang digunakan dalam instrumen penelitian ini adalah skala Likert. Dengan menggunakan skala likert, maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi dimensi, dimensi dijabarkan menjadi sub variabel, kemudian sub variabel


(22)

dijabarkan lagi menjadi indikator-indikator yang dapat diukur. Akhirnya indikator-indikator yang terukur ini dapat dijadikan titik tolak untuk membuat item instrumen yang berupa pertanyaan atau pernyataan yang perlu dijawab oleh responden. (Riduwan, 2012: 20)

Adapun langkah-langkah penyusunan angket adalah sebagai berikut : 1) Menentukan tujuan pembuatan angket yaitu mengetahui pengaruh Insentif

dan motivasi kerja terhadap produktivitas tenaga kerja.

2) Menjadikan objek yang menjadi responden yaitu pegawai rotan pada industri kerajinan kerajinan rotan Kecamatan Plumbon-Kabupaten Cirebon.

3) Menyusun pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab oleh responden. 4) Memperbanyak angket.

5) Menyebarkan angket.

6) Mengelola dan menganalisis hasil angket dengan menngunakan ketentuan skala jawaban sebagai berikut.

Tabel 3.2

Skala jawaban Berdasarkan skala Likert

Sumber: Riduwan (2012: 20)

Selanjutnya agar hasil penelitian tidak bias dan diragukan kebenarannya maka alat ukur tersebut harus valid dan reliabel. Untuk itulah terhadap angket yang diberikan kepada responden dilakukan 2 (dua) macam tes, yaitu tes validitas dan tes reliabilitas.

Pernyataan Positif Sangat Setuju (SS) = 5 Setuju (S) = 4 Ragu-ragu (R) = 3 Tidak Setuju (TS) = 2 Sangat Tidak Setuju (STS) = 1


(23)

3.5.1 Uji Validitas

Menurut Arikunto (2002: 168) “validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan sesuatu instrumen. Suatu instrumen yang valid atau sahih mempunyai validitas tinggi. Sebaliknya, instrumen yang kurang valid berarti memiliki validitas rendah”.

Dalam uji validitas ini digunakan rumus Pearson Product Moment sebagai berikut:

∑ ∑ ∑

√{ ∑ ∑ } { ∑ ∑ }

(Suharsimi Arikunto 2002: 146) Dimana:

r hitung = Koefisien korelasi

∑ Xi = Jumlah skor item

∑ Yi = Jumlah skor total (seluruh item) N = Jumlah responden

Setelah diketahui besarnya koefisien korelasi (r), kemudian dilanjutkan dengan pengujian taraf signifikasi koefisien korelasi dengan menggunakan rumus uji t sebagai berikut, dengan rumus:

√ √

(Riduwan dan Kuncoro, 2011: 217) Dimana:

t = Nilai t hitung

r = Koefisien korelasi hasil r hitung

n = Jumlah responden

Distribusi (Tabel t) untuk α = 0,05 dan derajad kebebasan (dk= n-k). Kaidah keputusan: Jika t hitung > t tabel berarti valid, sebaliknya jika t hitung < t tabel berarti tidak valid.

Jika instrumen itu valid, maka dilihat kriteria penafsiran mengenai indeks korelasinya (r) sebagai berikut:


(24)

Antara 0,800 - 1,000 : sangat tinggi Antara 0,600 - 0,799 : tinggi

Antara 0,400 - 0,599 : cukup tinggi Antara 0,200 - 1,399 : rendah

Antara 0,000 - 1,199 : sangat rendah (tidak valid).

Berdasarkan hasil uji validitas dengan rumus product moment coefficient dari Karl Pearson sebagaimana telah dibahas, diperoleh hasil uji validitas instrumen penelitian untuk variabel X1 (insentif), X2 (motivasi kerja), dan variabel Y (produktivitas kerja) adalah sebagaimana tampak pada tabel berikut:

Tabel 3.3 Hasil Uji Validitas

Variabel No. Item

Validitas

t hitung t tabel Kriteria Keterangan

Prduktivitas Tenaga

Kerja

1 4,814 2,048 t hitung > t tabel dengan ɑ 0,05

Valid

2 4,761 Valid

3 6,035 Valid

4 7,232 Valid

5 5,290 Valid

6 5,159 Valid

7 4,937 Valid

8 6,965 Valid

9 3,634 Valid

10 3,485 Valid

Insentif

11 8,156 2,048 t hitung > t tabel dengan ɑ 0,05

Valid

12 3,599 Valid

13 7,580 Valid

14 7,292 Valid

15 5,050 Valid

16 5,417 Valid

17 1,975 Tdk Valid

18 5,643 Valid

19 6,186 Valid

20 5,327 Valid

21 4,678 Valid

22 3,472 Valid

23 0,756 Tdk Valid

24 5,027 Valid


(25)

Motivasi Kerja

30 3,596

2,048 t hitung > t tabel dengan ɑ 0,05

Valid

31 5,307 Valid

32 5,885 Valid

33 5,529 Valid

34 4,530 Valid

35 6,981 Valid

36 7,962 Valid

37 6,805 Valid

38 0,791 Tdk Valid

39 4,099 Valid

40 7,162 Valid

41 5,048 Valid

42 6,168 Valid

43 7,679 Valid

44 6,598 Valid

Sumber: data primer diolah

Berdasarkan tabel 3.3 di atas, tampak bahwa hasil pengujian validitas terhadap 10 item pernyataan untuk mengukur produktivitas kerja menunjukkan bahwa tidak ada satu pun item yang tidak valid. Dengan demikian maka seluruh item dinyatakan valid, sehingga kesemua item pernyataan dapat diikutsertakan dalam analisis selanjutnya. Dengan kata lain, maka jumlah item instrumen penelitian variabel produktivitas kerja yang dapat digunakan sebagai alat ukur penelitian adalah 10 item.

Selanjutnya, hasil pengujian validitas terhadap 12 item pernyataan untuk mengukur insentif menunjukkan bahwa terdapat 1 item yang tidak valid yakni nomor item 17 dengan nilai thitung 1,975 masih lebih kecil dari

nilai ttabel 2,048. Dengan demikian maka item tersebut dinyatakan tidak valid,

sehingga dibuang/tidak diikutsertakan dalam analisis selanjutnya. Dengan demikian, maka jumlah item instrumen penelitian variabel insentif yang dapat digunakan sebagai alat ukur penelitian adalah 11 item.

Berdasarkan tabel di atas, tampak bahwa hasil pengujian validitas terhadap 22 item pernyataan untuk mengukur motivasi kerja menunjukkan bahwa terdapat 2 item yang tidak valid yakni nomor item 23 dan 38 dengan nilai thitung masing-masing sebesar 0,756 dan 0,791 jauh lebih kecil dari ttabel

2,048. Dengan demikian maka kedua item tersebut dinyatakan tidak valid, sehingga dibuang/tidak diikutsertakan dalam analisis selanjutnya. Dengan


(26)

demikian, maka jumlah item instrumen penelitian variabel motivasi kerja yang dapat digunakan sebagai alat ukur penelitian adalah 20 item.

3.5.2 Uji Reliabilitas

Tes reliabilitas adalah tes yang digunakan dalam penelitian untuk mengetahui apakah alat pengumpul data yang digunakan menunjukan tingkat ketepatan, tingkat keakuratan, kestabilan, dan konsistensi dalam mengungkapkan gejala dari sekelompok individu walaupun dilaksankan pada waktu yang berbeda.

Uji reliabilitas dlakukan untuk mendapatkan tingkat ketepatan (keterandalan atau keajegan) alat pengumpul data (instrumen) yang digunakan (Riduwan dan Kuncoro, 2011: 220). Untuk menguji realibilitas, dalam penelitian ini digunakan tekhnik belah dua dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1) Menghitung varians skor tiap-tiap item dengan rumus:

∑ ∑

Dimana:

Si = Varians skor tiap-tiap item

Ʃ Xi2 = Jumlah kuadrat item Xi (Ʃ Xi)2

= Jumlah item Xi dikuadratkan N = Jumlah responden

2) Menjumlahkan varians semua item dengan rumus:

Dimana:

Ʃ Si = Jumlah varians semua item S1 + S2 + S3....Sn = Varians item ke-1, 2, 3...n


(27)

3) Menghitung varians total dengan rumus:

∑ ∑

Dimana:

St = Varians total

Ʃ Xi2 = Jumlah kuadrat X total (Ʃ Xi)2

= Jumlah X total dikuadratkan N = Jumlah responden

4) Masukkan nilai Alpha dengan rumus:

( ) ( ∑ )

Dimana:

r11 = Nilai reliabilitas

Ʃ Si = Jumlah varians skor tiap-tiap item St = Varians total

k = Jumlah item

Kemudian diuji dengan uji reliabilitas instrumen dilakukan dengan rumus Korelasi Pearson Product Moment dengan teknik belah dua awal-akhir yaitu:

∑ ∑ ∑

√{ ∑ ∑ } ∑ ∑

Harga rXY atau rb ini baru menunjukkan reliabilitas setengah tes. Oleh

karenanya disebut rawal-akhir. Untuk mencari reliabilitas seluruh tes digunakan

rumus Spearman Brown yakni:

Untuk mengetahui koefisien korelasinya signifikan atau tidak, digunakan distribusi tabel (Tabel r) untuk α = 0,05 dengan df (dk = n - 2).


(28)

Keputusan: Jika r11 > r tabel berarti reliabel dan sebaliknya jika r11 < r tabel

berarti tidak reliabel. Atau dapat dilihat melalui uji t yaitu Distribusi (Tabel t) untuk α = 0,05 dan derajad kebebasan (dk= n-k).

Kaidah keputusan: Jika t hitung > t tabel berarti reliable , sebaliknya jika t hitung <

t tabel berarti tidak reliabel.

Adapun untuk hasil uji reliabilitas dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 3.4

Hasil Uji Reliabilitas

Variabel t hitung t tabel Ketentuan Keterangan

Produktivitas Tenaga Kerja

9,205 2,048

t hitung > t tabel dengan ɑ 0,05

Reliabel

Insentif 10,564 2,048 Reliabel

Motivasi Kerja 13,814 2,048 Reliabel

Sumber: data primer diolah

Adapun hasil uji reliabilitas instrumen pada masing-masing variabel sebagaimana ditunjukkan tabel 3.4 di atas masing-masing adalah sebesar 9,205, 10,564, dan 13,814. Hal ini berarti Nilai t hitung uji reliabilitas instrumen pada masing-masing variabel penelitian masih jauh lebih besar dari nilai t tabel 2,048. Hal ini berarti instrumen penelitian untuk mengukur masing-masing variabel produktivitas tenaga kerja, insentif dan motivasi kerja dapat dinyatakan mempunyai daya ketepatan atau dengan kata lain reliabel.

3.6 Uji Multikolonieritas

Menurut Yana Rohmana (2010:141) “Multikolinieritas adalah kondisi adanya hubungan linear antarvariabel independen”. Dengan uji ini dapat diketahui apakah pada model regresi ditemukan adanya hubungan linear yang sempurna antara


(29)

Dalam mengaplikasikan analisis jalur (Path Analysis), menurut Kusnendi (2008:160) “Ada satu asumsi klasik yang tidak dapat dilanggar dalam mengaplikasikan analisis jalur, yaitu asumsi multikolinearitas. Pelanggaran terhadap asumsi ini akan menjadikan hasil estimasi parameter model kurang dapat dipercaya”.

Kusnendi (2008:52) memberikan alasan mengapa asumsi multikolinearitas dalam analisis jalur ini tidak dapat dilanggar karena:

Apabila sampelnya memiliki masalah multikolinearitas maka akan menghasilkan matriks non positive definitife, artinya parameter model yang tidak dapat diestimasi, dan keluaran dalam bentuk diagram, gagal ditampilkan atau jika parameter model dapat diestimasi dan keluaran diagram jalur berhasil ditampilkan, tetapi hasilnya kurang dapat dipercaya.

Hal ini ditunjukan dengan besaran hasil estimasi parameter model pengukuran besaran koefisien determinasi (R ) sangat tinggi tetapi secara 2 individual, hasil estimasi parameter model secara statistik tidak signifikan. Adapun kriteria pengambilan keputusan asumsi multikolinearitas didasarkan pada nilai R , apabila 2 R > 0.8 maka diduga adanya multikolinearitas. 2

3.7 Tekhnik Analisis Data

Jenis data yang terkumpul dalam penelitian ini adalah data ordinal, sehingga data ordinal tersebut ditransformasikan menjadi data interval. Transformasi data ordinal menjadi interval gunanya untuk memenuhi sebagian dari syarat analisis parametrik yang mana data setidaknya berskala interval (Riduwan dan Kuncoro, 2011: 30).

Salah satu kegunaan dari Method of Successive Interval (MSI) dalam pengukuran sikap adalah sikap untuk menaikan pengukuran dari ordinal ke interval. Langkah-langkah kerja Method of Successive Interval (MSI) adalah sebagai berikut:

1. Pertama perhatikan setiap butir jawaban responden dari angket yang disebarkan;

2. Pada setiap butir ditentukan berapa orang yang mendapat skor 1, 2, 3, 4 dan 5 yang disebut dengan frekuensi;


(30)

3. Setiap frekuensi dibagi dengan banyaknya responden dan hasilnya disebut Proporsi (P);

4. Tentukan nilai Proporsi Kumulatif (PK) dengan jalan menjumlahkan nilai proporsi secara berurutan perkolom skor;

5. Gunakan tabel distribusi normal, hitung nilai X2 untuk setiap proposisi kumulatif yang telah diperoleh;

6. Tentukan nilai tinggi densitas untuk setiap nilai X2 yang diperoleh (dengan mengunakan tabel tinggi densitas);

7. Tentukan nilai skala dengan menggunakan rumus:

8. Tentukan nilai transformasi dengan rumus:

| |

Selanjutnya data interval langsung diolah dengan menggunakan analisis jalur (Path analysis). Secara matematis, hubungan dianatara variabel yang menjadi fokus penelitian ini dapat diformulasikan ke dalam model persamaan

strukturalnya sebagai berikut: X2 = F (X1)

Y = F (X1, X2,)

Model persamaan struktural tersebut dapat dijabarkan ke dalam bentuk persamaan struktural sebagai berikut:

X2= ρx2x1X1+ e1

Y = ρyx1X1 + ρyx2X2 + e2

Keterangan:

Y = Produktivitas kerja ρ = Koefisien jalur X1 = Insentif


(31)

Berikut adalah prosedur analisis jalur (Path Analysis) dalam penelitian ini. Merumuskan persamaan struktural dan meragakannya dalam bentuk diagram jalur. Berdasarkan kerangka pemikiran, hubungan kausal antara variabel dependen dapat digambarkan sebagai berikut:

e2 ρ13

ρ12

ρ123

e1 ρ23 ρ23

Gambar 3.1

Diagram jalur X1, X2 dan Y

Dari diagram tersebut diketahui bahwa persamaan struktural dalam penelitian ini terdiri dari dua sub struktural yaitu :

a. Persamaan sub-struktur 1 yang menjelaskan hubungan kausal antara insentif (X1) terhadap motivasi (X2) persamaanya adalah:

X2 = ρYx1X1+e1

Keterangan :

Y = Produktivitas tenaga kerja Ρ = Koefisien jalur

X1 = Insentif X2 = Motivasi kerja e1, e2= Faktor residual

X1

Y


(32)

Ρx1x2

e1

Gambar 3.2

Diagram Analisis Jalur Sub-Struktur 1

b. Persamaan sub-struktur 2 yang menjelaskan hubungan kausal insentif (X1)

terhadap produktivitas tenaga kerja (Y) dan Motivasi kerja (X2) terhadap

produktivitas tenaga kerja (Y). Persamaanya adalah: Y = pyx1X1 + ei

Y = pyx2X2 + ei

Y = ρyx1X1 + ρyx2X2 + e2

Keterangan:

Y = Produktivitas tenaga terja Ρ = Koefisien jalur

X1 = Insentif X2 = Motivasi kerja e2 = Faktor residual

e2 ρ13

ρ123

ρ23

Gambar 3.3

Diagram Analisis Jalur Sub-struktur 2 9. Mengjhitung koefisien jalur

X1

X2

X1

Y


(33)

determinasi multipel. Perhitungan koefisien jalur atas dasar koefisien regresi, yaitu:

1. Merumuskan model yang akan diuji dalam sebuah diagram jalur lengkap.

2. Menghitung koefisien korelasi antarvariabel penelitian dengan rumus:

∑ ∑ ∑

√{ ∑ ∑ } { ∑ ∑ }

3. Nyatakan koefisien korelasi anatarvariabel penelitian tersebut dalam sebuah matriks korelasi (R):

4. Menghitung determinasi matriks korelasi R antar variabel penyebab untuk menentukan ada tidaknya problem multikolonieritas dalam data sampel.

5. Mengidentifikasi model atau sub-struktural yang akan dihitung koefisien jalurnya dan rumuskan persamaan strukturalnya.

6. Mengidentifikasi matriks korelasi antar variabel penyebab yang sesuai dengan sub-struktur atau model yang akan di uji.

7. Menghitung matriks invers korelasi antar variabel penyebab untuk setiap model yang akan di uji dengan rumus:

| |

Y X1 X2 X3 …. Xk

1 rYX1 rYX2 rYX3 …. rYXk 1 rX1X2 rX1X3 …. rX1Xk

R = 1 rX2X3 …. rX2Xk

1 …. rX3Xk

….


(34)

8. Menghitung semua koefisien jalur yang ada dalam model yang akan di uji dengan rumus:

∑( )

Dimana:

= Koefisien jalur

=Matriks invers korelasi antarvariabel eksogen dalam

model yang dianalisis.

= Koefisien korelasi antara variabel eksogen dan endogen dalam model yang dianalisis.

9. Menghitung pengaruh langsung dan tak langsung, pengaruh total dan koefisien determinasi total:

a. Besarnya pengaruh langsung (DE) variabel eksogen k terhadap variabel endogen i dinyatakan oleh persamaan:

Besarnya DE variabel Xk terhadap X2 adalah ρx2xk dan Besarnya

DE variabel Xk terhadap Yi adalah ρYiXk.

b. Pengaruh tak langsung (IE) dari satu variabel eksogen terhadap variabel endogen melalui variabel endogen lain yang terdapat dalam model, dihitung melalui persamaan:

Besarnya IE variabel Xk terhadap variabel endogen Yi melalui variabel X2.

c. Pengaruh total (TE) dari suatu variabel eksogen terhadap variabel endogen.


(35)

dalam model struktural yang dianalisis. Koefisien determinasi dihitung dengan rumus sebagai berikut:

= ∑( ) Dimana:

= Besarnya pengaruh secara bersama atau serempak variabel eksogen terhadap variabel endogen yang terdapat dalam model struktural yang dianalisis

= Koefisien korelasi (zero order correlation) k = Variable eksogen

I = Variable endogen

Nilai (R2) berkisar antara 0-1 (0 < R2 < 1), dengan ketentuan sebagai berikut:

1. Jika R2 semakin mendekati angka 1, maka hubungan antar variabel eksogen dengan variabel endogen semakin erat, atau dengan kata lain model tersebut dapat dinilai baik.

2. Jika R2 semakin menjauhi angka 1, maka hubungan antar variabel eksogen dengan variabel endogen jauh, dengan kata lain model tersebut kurang baik.

3. Pengaruh varaibel residu ρXk.ei menunjukan besarnya

pengaruh variabel residua atau variabel lain yang tidak diteliti, dinyatakan oleh:

3.8 Pengujian Hipotesis

3.8.1 Pengujian Hipotesis Secara Simultan (Uji F)

Hipotesis penelitian yang dinayatakan dalam hipotesis statistik, yaitu: H0: ρYiX1= ρYiXk= …= ρYiXk= 0; Yi tidak dipengaruhi X1, X2,…Xk

H1: ρYiX1 = ρYiXk = …= ρYiXk ≠ 0; sekurang-kurangnya Yi dipengaruhi oleh

salah satu variabel X1, X2,..Xk Atau dengan rumus:


(36)

H0: RYiX1 = 0; Variasi yang terjadi pada Yi tidak dipengaruhi Xk

H1: RYiX1 ≠0; Variasi yang terjadi pada Yi sekurang-kurangnya dipengaruhi

oleh salah satu variabel Xk (Kusnendi, 2011: 155).

Pengujian signifikansi secara manual: menggunakan tabel F

( )

(Riduwan dan Kucoro, 2011: 117)

Dimana:

n = Jumlah sampel

k = Jumlah variabel eksogen

= R-square

Jika:

Fhitung≥ Ftabel, maka tolak H0 artinya signifikan

Fhitung≤ Ftabel, maka terima H0 artinya tidak signifikan

Dengan taraf signifikansi (α) = 0,05 Mencari nilai F tabel dengan rumus:

Ftabel = F {(1-α) (dk=k), (dk=n-k-1)} atau F {(1-α) (v1=k), (v2=n-k-1)}

Cara mencari Ftabel : nilai (dk-k) atau v1 disebut nilai pembilang

nilai (dk=n-k-1) atau v2 disebut nilai penyebut

Kaidah pengujian signifikansi dengan program SPSS:

a) Jika nilai probabilitas 0,05 ≤ probabilitas Sig, maka H0 diterima dan

Ha ditolak, artinya tidak signifikan.

b) Jika nilai probabilitas 0,05 ≥ probabilitas Sig, maka H0 ditolak dan Ha

diterima, artinya signifikan.

3.8.2 Pengujian Hipotesis Secara Parsial (Uji t)

Hipotesis penelitian yang akan diuji dirumuskan menjadi hipotesis statistic berikut:


(37)

Secara individual uji statistik yang digunakan adalah uji t yang dihitung dengan rumus:

√( )

(Kusnendi, 2011: 155) Dimana:

txk = Nilai t hitung untuk setiap koefisien jalur variabel Xk

ρXk = Koefisien jalur antara variabel eksogen dan endogen yang

terdapat dalam model yang dianalisis

seρxk = Standar error koefisien jalur yang bersesuaian n = Ukuran sampel

k = Banyaknya variabel penyebab dalam model yang dianalisis

Ckk = Elemen matriks korelasi variabel penyebab untuk model yang

dianalisis

Selanjutnya untuk mengetahui signifikasi analisis jalur, dibandingkan antara nilai probabilitas 0,05 dengan nilai probabilitas Sig dengan dasar pengambilan keputusan sebagai berikut:

1. Jika nilai probabilitas 0,05 < probabilitas Sig, maka H0 diterima dan

Ha ditolak, artinya tidak signifikan.

2. Jika nilai probabilitas 0,05 ≥ probabilitas Sig, maka H0 ditolak dan

Ha diterima, artinya signifikan. Kriteria pengambilan keputusan:

a) Jika t hitung > t tabel, maka H0 artinyasignifikan

b) t hitung ≤ t tabel, maka H0 artinya tidak signifikan

Karena model atau hipotesis penelitian yang akan diuji melalui analisis jalur adalah model yang telah mendapat justifikasi teori yang kuat dan hasil-hasil penelitian yang relevan maka pengujian individual dalam format analisis jalur sifatnya akan merupakan uji satu arah (direksional). Jika dari hasil uji individual terdapat koefisien jalur yang tidak signifikan, maka model perlu


(38)

diperbaiki melalui trimming. Ada dua cara yang dapat ditempuh dalam melakukan trimming. Pertama, melepaskan atau mendrop jalur yang secara statistik tidak signifikan. Kedua, melepaskan atau mendrop jalur yang secara statistik statistik, tetapi menurut pandangan peneliti pengaruhnya dipandang sangat lemah. Cara pertama biasanya ditempuh jika ukuran sampel penelitian relative kecil, dan cara kedua jika ukuran sampel penelitian relatif besar. Apabila terjadi trimming, maka perhitungan untuk memperoleh estimasi parameter diulang (Kusnendi, 2008: 156).


(39)

86 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data pada penelitian ini, maka penulis mengambil kesimpulan bahwa:

1. Gambaran umum tenaga kerja industri kerajinan rotan di Kecamatan Plumbon-Kabupaten Cirebon untuk insentif dan motivasi kerja berada pada kriteria cukup tinggi sedangkan untuk produktivitas tenaga kerja berada pada kriteria tinggi.

2. Secara parsial terdapat pengaruh positif dari insentif terhadap motivasi kerja yang artinya apabila semakin besar insentif yag diberikan maka akan mendorong motivasi kerja para pegawai industri kerajinan rotan di Kecamatan Plumbon-Kabupaten Cirebon menjadi lebih tinggi.

3. Insentif berpengaruh nyata terhadap produktivitas tenaga kerja industri kerajian rotan di Kecamatan Plumbon-Kabupaten Cirebon artinya semakin besar insentif yang dberikan maka akan berpengaruh terhadap produktivitas tenaga kerja.

4. Motivasi kerja berpengaruh nyata terhadap produktivitas tenaga kerja industri kerajian rotan di Kecamatan Plumbon-Kabupaten Cirebon artinya semakin tinggi motivasi kerja maka berpengaruh terhadap produktivitas tenaga kerja.

5. Secara simultan insentif dan motivasi kerja berpengaruh positif terhadap produktivitas tenaga kerja industri kerajian rotan di Kecamatan Plumbon-Kabupaten Cirebon artinya semakin tinggi insentif dan motivasi kerja maka berpengaruh terhadap produktivitas tenaga kerja.


(40)

5.2 Saran

Saran yang dapat penulis sampaikan berdasarkan analisis dan kesimpulan yaitu:

1. Insentif dapat meningkatkan motivasi kerja pegawai. Oleh karena itu perusahaan hendaknya memberikan insentif yang lebih baik lagi kepada pegawai yang berperestasi sehingga dapat memberikan dorongan atau motivasi kerja kepada pegawai yang belum berprestasi agar lebih meningkatkan kinerjanya.

2. Insentif dapat meningkatkan produktivitas tenaga kerja oleh karena itu pengusaha hendaknya menerapkan sistem insentif yang sesuai dengan pengorbanan yang sudah diberikan tenaga kerja dan yang dapat memacu semangat tenaga kerja untuk bekerja lebih giat sehingga produktivitas yang dihasilkan semakin tinggi.

3. Motivasi dapat meningkatkan produktivitas. Oleh karena itu sarana-sarana yang berkaitan langsung dengan pekerjaan dan tenaga kerja agar lebih ditingkatkan lagi.

4. Kepada peneliti selanjutnya hendaknya mengadakan penambahan variabel bebas lainnya yang belum diteliti dalam penelitian ini, yaitu yaitu latihan, kesehatan dan keselamatankerja, kesejahteraan tenaga kerja dan lain-lain.


(41)

(42)

DAFTAR PUSTAKA

Gouzali Saydam. (2005). Manajemen Sumber daya Manusia: Suatu pendekatan Mikro. Jakarta: Djambaran.

Hussein Umar. (1998). Riset Sumber Daya Manusia Dalam Organisasi. Gramedia Jakarta: Pustaka Utama.

J. Ravianto. (1985). Produktivitas dan Tenaga Kerja Indonesia. Jakarta: Lembaga Sarana Informasi Usaha dan Produktivitas.

Kusnendi. (2008). Model- Model Persamaan Struktural Satu dan Multigroup Sampai dengan LISREL. Bandung: Alfabeta

Malayu S.P Hasibuan . (2009). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi Aksara.

Mangkunegara A.A anwar Prabu. (2005). Evaluasi Kinerja Sumber Daya Manusia. Cetakan I. Bandung: PT. Refika Aditama.

Muchdarsyah Sinungan. (2003). Produktivitas Apa dan Bagaimana. Jakarta: Bumi Aksara.

___________. (2009). Produktivitas Apa dan Bagaimana. Jakarta: Bumi Aksara. Payaman Simanjuntak. (1985). Pengantar Ekonomi Sumber Daya Manusia.

Jakarta: UI Press.

Robbins, Stepen P. (1998). Organizational Behaviour. buku 2, alih bahasa: Hendyana Puaatmaja. Jakarta: Prenhallindo.

Riduwan Kuncoro (2011). Cara Menggunakan dan Memakai Path Analysis (analisis jalur). Bandung: Alfabeta.

Riduwan. (2011). Dasar-dasar Statistika. Bandung: Alfabeta.

Riduwan dan Sunarto. (2011). Pengantar Statistika: Untuk Penelitian Pendidikan, Sosial, Ekonomi, Komunikasi dan Bisnis. Bandung: Alfabeta.

Rivai Veithzal, Ella Jauvani Sagala. 2009. Manajemen Sumber Daya Manusia untuk Perusahaan : Dari Teori ke Praktek, Jakarta : Rajawali Pers.


(43)

Sedarmayanti. (2001). Sumber Daya Manusia dan Produktivitas Tenaga Kerja. Bandung: Ilham Jaya.

___________. (2009). Sumber Daya Manusia dan Produktivitas Tenaga Kerja. Bandung: Mandar Maju.

Sondang P. Siagian. (2001). Manajemen Sumber Daya Manusia, Jakarta: Bumi Aksara.

Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Suharsimi Arikunto. (2002). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.

Sujatmoko Koko. 2007. Pengaruh Insentif Terhadap Peningkatan Prestasi Kerja Karyawan Pada Departemen Operasional Pemasaran Dunkin Donuts Cabang Arteri Jakarta, Karya Ilmiah : USU Medan.

Suprian Atmadja Saputra (2005). Metodologi Penelitian. Bandung: JPTB FPTK IKIP Bandung.

Universitas Pendidikan Indonesia. (2012). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: UPI.

Yana Rohmana. (2010). Ekonometrika Teori dan Aplikasi dengan Eviews. Bandung: Laboratorium Pendidikan Ekonomi dan Koperasi FPEB UPI Bandung.

Sumber Internet, Jurnal dan Skripsi

Rini Marliani. (2005). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Produktivitas Kerja (Studi Kasus Tenaga Kerja di Industri Kecil Dodol Garut Dikabupaten Garut). Skripsi pad FPEB UPI tidak diterbitkan.

Margo Tando Binti. (2011). “Pemberian Insentif dan pengaruhnya terhadap

produktivitas kerja dan tingkat kerusakan produksi “. Jurnal Ilmu-ilmu Sosial.3,(1),(87-94).


(44)

(1)

86 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data pada penelitian ini, maka penulis mengambil kesimpulan bahwa:

1. Gambaran umum tenaga kerja industri kerajinan rotan di Kecamatan Plumbon-Kabupaten Cirebon untuk insentif dan motivasi kerja berada pada kriteria cukup tinggi sedangkan untuk produktivitas tenaga kerja berada pada kriteria tinggi.

2. Secara parsial terdapat pengaruh positif dari insentif terhadap motivasi kerja yang artinya apabila semakin besar insentif yag diberikan maka akan mendorong motivasi kerja para pegawai industri kerajinan rotan di Kecamatan Plumbon-Kabupaten Cirebon menjadi lebih tinggi.

3. Insentif berpengaruh nyata terhadap produktivitas tenaga kerja industri kerajian rotan di Kecamatan Plumbon-Kabupaten Cirebon artinya semakin besar insentif yang dberikan maka akan berpengaruh terhadap produktivitas tenaga kerja.

4. Motivasi kerja berpengaruh nyata terhadap produktivitas tenaga kerja industri kerajian rotan di Kecamatan Plumbon-Kabupaten Cirebon artinya semakin tinggi motivasi kerja maka berpengaruh terhadap produktivitas tenaga kerja.

5. Secara simultan insentif dan motivasi kerja berpengaruh positif terhadap produktivitas tenaga kerja industri kerajian rotan di Kecamatan Plumbon-Kabupaten Cirebon artinya semakin tinggi insentif dan motivasi kerja maka berpengaruh terhadap produktivitas tenaga kerja.


(2)

87

5.2 Saran

Saran yang dapat penulis sampaikan berdasarkan analisis dan kesimpulan yaitu:

1. Insentif dapat meningkatkan motivasi kerja pegawai. Oleh karena itu perusahaan hendaknya memberikan insentif yang lebih baik lagi kepada pegawai yang berperestasi sehingga dapat memberikan dorongan atau motivasi kerja kepada pegawai yang belum berprestasi agar lebih meningkatkan kinerjanya.

2. Insentif dapat meningkatkan produktivitas tenaga kerja oleh karena itu pengusaha hendaknya menerapkan sistem insentif yang sesuai dengan pengorbanan yang sudah diberikan tenaga kerja dan yang dapat memacu semangat tenaga kerja untuk bekerja lebih giat sehingga produktivitas yang dihasilkan semakin tinggi.

3. Motivasi dapat meningkatkan produktivitas. Oleh karena itu sarana-sarana yang berkaitan langsung dengan pekerjaan dan tenaga kerja agar lebih ditingkatkan lagi.

4. Kepada peneliti selanjutnya hendaknya mengadakan penambahan variabel bebas lainnya yang belum diteliti dalam penelitian ini, yaitu yaitu latihan, kesehatan dan keselamatankerja, kesejahteraan tenaga kerja dan lain-lain.


(3)

(4)

DAFTAR PUSTAKA

Gouzali Saydam. (2005). Manajemen Sumber daya Manusia: Suatu pendekatan Mikro. Jakarta: Djambaran.

Hussein Umar. (1998). Riset Sumber Daya Manusia Dalam Organisasi. Gramedia Jakarta: Pustaka Utama.

J. Ravianto. (1985). Produktivitas dan Tenaga Kerja Indonesia. Jakarta: Lembaga Sarana Informasi Usaha dan Produktivitas.

Kusnendi. (2008). Model- Model Persamaan Struktural Satu dan Multigroup Sampai dengan LISREL. Bandung: Alfabeta

Malayu S.P Hasibuan . (2009). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi Aksara.

Mangkunegara A.A anwar Prabu. (2005). Evaluasi Kinerja Sumber Daya Manusia. Cetakan I. Bandung: PT. Refika Aditama.

Muchdarsyah Sinungan. (2003). Produktivitas Apa dan Bagaimana. Jakarta: Bumi Aksara.

___________. (2009). Produktivitas Apa dan Bagaimana. Jakarta: Bumi Aksara. Payaman Simanjuntak. (1985). Pengantar Ekonomi Sumber Daya Manusia.

Jakarta: UI Press.

Robbins, Stepen P. (1998). Organizational Behaviour. buku 2, alih bahasa: Hendyana Puaatmaja. Jakarta: Prenhallindo.

Riduwan Kuncoro (2011). Cara Menggunakan dan Memakai Path Analysis (analisis jalur). Bandung: Alfabeta.

Riduwan. (2011). Dasar-dasar Statistika. Bandung: Alfabeta.

Riduwan dan Sunarto. (2011). Pengantar Statistika: Untuk Penelitian Pendidikan, Sosial, Ekonomi, Komunikasi dan Bisnis. Bandung: Alfabeta.

Rivai Veithzal, Ella Jauvani Sagala. 2009. Manajemen Sumber Daya Manusia untuk Perusahaan : Dari Teori ke Praktek, Jakarta : Rajawali Pers.


(5)

89

Sedarmayanti. (2001). Sumber Daya Manusia dan Produktivitas Tenaga Kerja. Bandung: Ilham Jaya.

___________. (2009). Sumber Daya Manusia dan Produktivitas Tenaga Kerja. Bandung: Mandar Maju.

Sondang P. Siagian. (2001). Manajemen Sumber Daya Manusia, Jakarta: Bumi Aksara.

Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Suharsimi Arikunto. (2002). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.

Sujatmoko Koko. 2007. Pengaruh Insentif Terhadap Peningkatan Prestasi Kerja Karyawan Pada Departemen Operasional Pemasaran Dunkin Donuts Cabang Arteri Jakarta, Karya Ilmiah : USU Medan.

Suprian Atmadja Saputra (2005). Metodologi Penelitian. Bandung: JPTB FPTK IKIP Bandung.

Universitas Pendidikan Indonesia. (2012). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: UPI.

Yana Rohmana. (2010). Ekonometrika Teori dan Aplikasi dengan Eviews. Bandung: Laboratorium Pendidikan Ekonomi dan Koperasi FPEB UPI Bandung.

Sumber Internet, Jurnal dan Skripsi

Rini Marliani. (2005). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Produktivitas Kerja (Studi Kasus Tenaga Kerja di Industri Kecil Dodol Garut Dikabupaten Garut). Skripsi pad FPEB UPI tidak diterbitkan.

Margo Tando Binti. (2011). “Pemberian Insentif dan pengaruhnya terhadap produktivitas kerja dan tingkat kerusakan produksi “. Jurnal Ilmu-ilmu Sosial.3,(1),(87-94).


(6)

Dokumen yang terkait

ANALISIS EKSPOR INDUSTRI KERAJINAN ROTAN DI SENTRA INDUSTRI KERAJINAN ROTAN KABUPATEN CIREBON JAWA BARAT

11 104 2

ANALISIS PENYERAPAN TENAGA KERJA PADA INDUSTRI PENGOLAHAN KERAJINAN KAYU JATI (Studi Di Kecamatan Kasiman Kabupaten Bojonegoro)

6 26 25

Analisis Penyerapan Tenaga Kerja Pada Industri Kerajinan Tangan Di Desa Tutul Kecamatan Balung Kabupaten Jember.

7 76 65

ANALISIS PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA INDUSTRI ROKOK DI KECAMATAN MAESAN KABUPATEN BONDOWOSO

0 5 25

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA INDUSTRI KERAJINAN KUNINGAN DI KECAMATAN TAPEN KABUPATEN BONDOWOSO

1 5 23

ANALISIS ELASTISITAS SUBSTITUSI ANTARA TENAGA KERJA TERAMPIL DAN TIDAK TERAMPIL PADA INDUSTRI ROTAN DI Analisis Elastisitas Substitusi Antara Tenaga Kerja Terampil dan tidak Terampil pada Industri Rotan di Desa Trangsan Kecamatan Gatak Kabupaten Sukoharj

0 3 14

ANALISIS ELASTISITAS SUBSTITUSI ANTARA TENAGA KERJA TERAMPIL DAN TIDAK TERAMPIL PADA INDUSTRI ROTAN DI Analisis Elastisitas Substitusi Antara Tenaga Kerja Terampil dan tidak Terampil pada Industri Rotan di Desa Trangsan Kecamatan Gatak Kabupaten Sukoharj

0 3 16

STRATEGI KELANGSUNGAN USAHA INDUSTRI ROTAN ( Strategi Kelangsungan Usaha Industri Kerajinan Rotan di Sentra Indusri Rotan di Desa Trangsan Kecamatan Gatak Kabupaten Sukoharjo )

3 7 119

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA PENGRAJIN PADA UMKM INDUSTRI ROTAN PLUMBON KABUPATEN CIREBON.

0 0 1

ANALISIS PENYERAPAN TENAGA KERJA PADA INDUSTRI KECIL KERAJINAN ROTAN (Studi Kasus di Sentra Industri Kecil Kerajinan Rotan di Desa Trangsan, Kecamatan Gatak, Kabupaten Sukoharjo).

0 0 14