PENGARUH KINERJA KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN KINERJA GURU TERHADAP PRESTASI AKADEMIK SISWA DI SEKOLAH MENENGAH : Studi Deskriptif Analitis di SMANegeri seKabupaten Indramayu).

PENGARUHKINERJAKEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH
DAN KINERJA GURU TERHADAP PRESTASI AKADEMIK
SISWA DI SEKOLAH MENENGAH

Studi Deskriptif Analitis di SMANegeri seKabupaten Indramayu)

TESIS

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar
Magister Pendidikan Program Studi Administrasi Pendidikan
pada Universitas Pendidikan Indonesia

Oleh :

ISMAIL RODEYAH
NomorPokok: 009775

ADMINISTRASI PENDIDIKAN

PROGRAM PASCASARJANA


UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
2004

LEMBAR PERSETUJUAN

Tesis ini dibimbing Oleh :
Pembimbiiie~I,

Prof. Dr. H. TB. ABIN SYAMSUDDIN

Pembimbi

Prof. Dr. H. NANANG WATTAH, M.Pd.

LEMBAR PENGESAHAN

MengetahuK

Ketua Program Studi Adminisltrasi Pendidikan


Prof. Dr. H. Tb. Abin Syamsuddffi Makmun, M.A

Abstrak

Pengaruh Kinerja Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Kinerja Guru
terhadap Prestasi Akademik Siswa di Sekolah Menengah

Tesis ini membahas salah satu masalah penting dalam administrasi

pendidikan yakni mengenai pengaruh kinerja kepemimpinan kepala sekolah
dan kinerja guru terhadap prestasi akademik siswa di Sekolah Menengah
Pertanyaan-pertanyaan terkait yang dibahas dalam penelitian mi mencakup
peran apakah yang dilakukan oleh kepala sekolah sebagai manager dan

pemimpin pendidikan dalam mendorong para guru untuk meningkatkan
kinerja mereka; serta apakah ada hubungan antara kinerja tersebut dengan
perstasi akademik siswa.

„.„„„


Untuk mengumpulkan data yang relevan guna menjawab pertanyaan

penelitian, maka tesis ini menggunakan beberapa teknik pengumpulan data

seperti kuesioner, interview dan observasi. Pendekatan yang d.manfaatkan
dalam studi ini adalah deskriptif analisis sesuai dengan tujuan penelitian
yang tercermin pada permasalah yang telah dirumuskan. Adapun populasi
yang dijangkau penelitian ini adalah sekolah menengah atas yang berada di

kabupaten Indramayu, dengan mengabil 11 sekolah sebagai sample.
Menyangkut permasalahan pertama yakni kinerja kepemimpinan
kepala sekolah dalam memacu kinerja guru, penelitian ini mengindikasikan
bahwa sebagian besar kepala sekolah umumnya belum mengamalkan
prinsip-prinsip kepemimpinan sebagaimana yang diharapkan yakni kepala
sekolah berperan sebagai pendidik, manager, administrator, pengawas,

pemimpin, innovator dan motivator yang dikenal dengan sebutan EMASL'MPenelitian ini juga berhasil mengidentifikasi bahwa faktor penyebab belum
diterapkannya prinsip kepemimpinan adalah karena rendahnya pemahaman
kepala sekolah itu sendiri yang tercermin dengan rendahnya kinerja. Faktor

lain diseputar kinerja guru dan prestasi akademik siswa yang tendentifikasi

adalah masih banyak sekolah yang kekurangan tenaga guru terutama guru

bidang studi seperti Matematika, Fisika, Kimia, Biologi, Bahasa Inggns dan
Bimbingan dan Konseling.

Atas dasar temuan-temuan diatas, penelitian ini menyarankan kepada

para kepala sekolah agar selalu berusaha meningkatkan kompetensi mereka
agar dapat menjadi pemimpin pendidkan yang professional. Sekolah

disarankan untuk menjalankan prinsip manajemen berbasis sekolah dengan

mengaplikasikan prinsip kepemimpinan kolektif dengan tetap
mempertimbangkan situasi dan kondisi sekolah. Kepada para pembuat
kebijakan dalam hal ini Dinas Pendidikan Kabupaten, disarankan agar
merekrut para calon kepala sekolah berdasarkan kompetensi yang mereka
miliki Dengan melakukan seleksi kepala sekolah atas dasar transparent
dan objektivitas, maka hasilnya akan dapat dipertanggungjawabkan. Selain


itu program evaluasi berkelanjutan dan pelatihan yang memang diarahkan
untuk tujuan ini merupakan keniscayaan sehingga bisa mendapatkan calon
kepala sekolah yang profesional.
IV

DAFTAR

ISI
halaman

LEMBAR PERSETUJUAN

LEMBAR PENGESAHAN
PERNYATAAN
ABSTRAK

.!!
V
'V


KATA PENGANTAR

UCAPAN TERIMA KASIH
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
DAFTAR LAMPIRAN
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
BAB

vl
X.
. XI"
X1V
xv
XV1

I. PENDAHULUAN


A. Latar Belakang Masalah

B. Rumusan Masalah dan Pertanyaan Penelitian

10

C. Tujuan Penelitian
14

1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
D. Manfaat Penelitian

E. Anggapan Dasar

F. Kerangka Penelitian

17

G. Sistematika Pembahasan


20

BAB II. TIN JAU AN PUSTAKA

A. Konsep dasar tentang Kepemimpinan

22

B. Teori Motivasi

35

C. Konsep dasar tentang tenaga kependidikan
D. Kinerja Kepemimpinan Kepala Sekolah
E. Tugas dan fungsi Kepala Sekolah

41
43
45


IX

F. Kepemimpinan Kepala Sekolah sebagai Agen Perubahan
G. Kinerja Guru

64
67

H. Prestasi Belajar Siswa
I. Studi terdahulu yang relevan

69
69

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN
A. Lokasi Penelitian




B. Subyek Penelitian

83

C. Metode dan Teknik Pengumpulan Data

87

D. Populasi dan Sampel Penelitian
E. Pengumpulan Data
F. Teknik Pengolahan Data

94
1"!
106

BAB IV. HASIL DAN ANALISIS PENELITIAN.

A. HASIL PENELITIAN


1. Deskripsi tentang Kepemimpinan Kepala Sekolah
2. Deskripsi tentang kinerja Guru
3. Deskripsi tentang aspek-aspek yang harus dimotivasi
4. Deskripsi tentang pengaruh Kepala Sekolah terhadap prestasi
akademik siswa

HI

112
125
132
134

B.. ANALISIS DAN PENAFSIRAN HASIL PENELITIAN

1. Analisis tentang Kepemimpinan Kepala Sekolah

140

2. Analisis tentang kinerja Guru
3. Analisis tentang aspek-aspek yang harus dimotivasi

'48
152

4. Analisis tentang pengaruh Kepala Sekolah terhadap prestasi
akademik siswa

1^5

BAB VI. KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan
B.Implikasi

160
168

C. Rekomendasi

169

DAFTAR PUSTAKA

174

XI

DAFTAR

GAMBAR

Nomor

halaman

. 1.1

Paradigma Penelitian

13

. 1.2

Hubungan Variabel X dan Y

14

Kerangka Penelitian

19

1.3

XII

DAFTAR

GRAFIK

XI

halaman

Nomor

1.1

Grafik kenaikan nilai UAN masing-masing sekolah

139

1.2

Grafik kenaikan nilai UAN selama tiga tahun

141

1.3.

Grafik kenaikan nilai UAN Tk. Kabupaten Indramayu

158

Xlll

DAFTAR TABEL

Nomor

halaman

3.1 Populasi Penelitian
3.2

96

Rata-rataNilai Ebtanas Murni (NEM) SMA Negeri di Kabupaten

Indramayu tahun pelajaran 2000/2001

97

3.3 Rata-rata Nilai Ebtanas Murni (NEM) SMA Negeri di Kabupaten

Indramayu tahun pelajaran 2001/2002

98

3.4 Rata-rata Nilai Ebtanas Murbi(NEM) SMA Negeri di Kabupaten

Indramayu tahun pelajaran 2002/2003
4.1 Peranan Kepala Sekolah sebagai EMASLIM
4.2 Peranan Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam meningkatkan kinerja

99
119

Guru

I23

(NUAN) SMU Negeri tahun Pelajaran 2000/2001

136

4.3 Pendapat/Persepsi Guru , Bahasa Indonesia, Matematika, dan Bahasa
Inggris Kelas III SMA Negeri terhadap peningkatan kualitas pendidikan
di Kabupaten Indramayu tahun pelajaran 2002 / 2003
127
4.4 Daftar peringkat Nilai Ebtanas Murni (NEM) atau Nilai Ujian Akhir
4.5 Daftar peringkat Nilai Ebtanas Murni (NEM) atau Nilai Ujian Akir
Nasinal(UAN) SMANegeri tahun Pelajaran 2001/2002
4.6 Daftar peringkat Nilai Ebtanas Murni (NEM) atau Nilai Ujian Akhir
Nasional (NUAN) SMU Negeri tahun pelajaran 2002/2003
4.7. Daftar Peringkat rata-rata NEM

137

138
I40

5.1 Keadaan Guru Mata Pelajaran yang di Ebtanaskan (UAN-kan) tahun

Pelajaran 2002/2003
••• 15'
5.2 Daftar peringkat rata-rata total Nilai Ebtanas Murni (NEM) atau Nilai
Ujian Akhir Nasional (NUAN) SMA Negeri di Kabupaten Indrmayu
Tahun pelaran 2000/2001 sampai dengan 2002/2003
157

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

1.

Angket, Pedoman Wawancara dan Dokumentasi Kepala SMA
Negeri di Kabupaten Indramayu

2.

Angket Guru-guru SMA Negeri mata pelajaran yang di Ebtanaskan
(UANkan)

3.

Pedoman Wawancara untukGuru-guru matapelajaran yang di
Ebtanaskan (UAN kan)

4.

Surat Keterangan Ijin Penelitian

xv

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pembangunan

nasional

di

bidang

pendidikan

adaiah

upaya

mencerdaskan kehidupan bangsa dan meningkatkan kualitas manusia Indonesia

dalam mewujudkan masyarakat yang maju, adiL dan makmur, serta

memungkinkan para warganya mengembangkan diri baik berkenaan dengan

aspek jasmaniah maupun rohaniah berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang
Dasar 1945 ( TJUSPN, 2003 : 3 ).

Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal bukan hanya sebagai
sistem sosial terbuka, agen perubahan, tempat untuk menyiapkan peserta didik

melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan/atau latihan, namun harus peka

menyesuaikan diri dan dapat mengantisipasi perkembangan-perkembangan
yang akan terjadi dalam kurun waktu tertentu.

Produk semua itu dimaksudkan untuk membantu siswa agar lebih

mampu menghadapi tantangan hidup, baik pada masa sekarang maupun pada
masa yang akan datang. Ini menunjukkan bahwa sekolah merupakan lembaga

pendidikan yang sangat penting dalam upaya menumbuhkan dan
mengembangkan siswa menjadi individu yang berkualitas di masyarakat.
Salah satu kekuatan efektif dalam pengelolaan sekolah yang berperan

bertanggung jawab menghadapi perubahan adalah peranan kepemimpinan
Kepala Sekolah, yaitu tindakan-tindakan (perilaku) Kepala Sekolah yang

mampu memprakarsai pemikiran baru di dalam proses interaksi lingkungan
sekolah dengan melakukan perubahan atau penyesuaian terhadap Visi, Misi,
Tujuan, Sasaran, Target, Prosedur, Input, Proses, atau Output sesuai dengan
tuntutan perkembangan.

Keberhasilan sekolah sasarannya adalah prestasi belajar siswa yang

banyak ditentukan oleh berbagai faktor. Di antara sekian banyak faktor salah
satunya adalah kepemimpinan Kepala Sekolah.
Mengingat keberhasilannya itu, Kepala Sekolah hams mempunyai
kemampuan kepemimpinan yang optimal, yaitu kemampuan yang dapat
menciptakan kondisi-kondisi bagi terjadinya lingkungan kondusif, yaitu
iklim yang bisa membangkitkan partisipasi yang optimal dari semua pihak
( Dadi PennadL 1999 : 6).
Tanpa mengurangi arti, kepemimpinan

Kepala

Sekolah dalam

membangkitkan partisipasi sumber daya manusia sangat penting. Hal ini

sejalan dengan apa yang dikemukakan oleh Sondang P. Siagian, bahwa
"hanya sumber daya manusialah yang mempunyai kemampuan untuk berfikir
secara rasional. Kemampuan yang ada pada manusia itu dapat diarahkan
kepada pencapaian tujuan (pendidikan) melalui upaya kepemimpinan"
( Sondang P. Siagian, 1997 : 2 ).

Kepala Sekolah bertugas dan bertanggung jawab terhadap keseluruhan

kegiatan sekolah, baik kegiatan teknis dan administrasi pendidikan maupun
lintas program dengan mendayagunakan sumber-sumber yang ada di sekolah,

agar tujuan pendidikan dapat tercapai secara efektif dan efisien. Peningkatan
kemampuan dan wawasan

tenaga guru sebagaimana yang tersurat dalam

Peraturan Pemerintah Nomor 38 tahun 1992 yang telah diubah dengan

Peraturan Pemerintah Nomor 39 tahun 2000 pasal I menegaskan, bahwa

"Tenaga guru adalah anggota masyarakat yang mengabdikan dirinya secara
langsung dalam penyelenggaraan pendidikan", sangat dipengaruhi oleh

kepemimpinan Kepala Sekolah sebagai atasannya dalam menentukan
keberhasilan sekolah. Oleh karena itu Kepala Sekolah menempati posisi utama

dalam organisasi sekolah. Begitu pula Kepala Sekolah sebagai pemimpin
formal memiliki berbagai peranan, fungsi, tugas, wewenang, dan tanggung

jawab atas penyelenggaraan pendidikan di sekolah. Itulah sebabnya peranan
dan fungsi kepemimpinan Kepala Sekolah selalu menangani segi hubungan
antar pribadi dan hubungan antar manusia di dalam suatu ikatan kerja. Dengan

pernyataan lain bahwa keberhasilan Kepemimpinan Kepala Sekolah
merupakan kunci keberhasilan sekolah.

Memimpin

berarti

berhadapan dengan

manusia,

hasrat,

dan

keinginannya, sikap, dan tindakan-tindakannya, baik sebagai perseorangan

maupun dalam kelompok. Oleh karena itu peranan pemimpin biasanya selalu
berkaitan dengan pembinaan, motivasi, penggunaan pendekatan-pendekatan,

dan gaya-gaya kepemimpinan tertentu. Hal ini pula menandakan bahwa
kepemimpinan sangat penting terutama dalam mengembangkan organisasi,
khususnya di sekolah.

Dalam konteks organisasi di sekolah, Kepala Sekolah sebagai pengelola

jalur/satuan pendidikan formal (sekolah) mempunyai tiga peranan pokok, yaitu
sebagai administrator, supervisor (penyelia), dan leader (pemimpin) dengan
berbagai tugas dan tanggung jawabnya.

lagai Administrator, Kepala Sekolah bertugas merencanakan,
isasikan, melaksanakan, dan mengawasi pelaksanaan kegiatan untuk

Jncapai tujuan sekolah. Sebagai Supervisor mempunyai tugas mengadakan
pembinaan secara profesional terhadap semua tenaga kependidikan yang ada di
sekolah, terutama terhadap guru-guru dalam proses belajar mengajar (PBM)

berjalan dengan efektif. Sedangkan sebagai Leader (Pemimpin), Kepala
Sekolah

bertugas

mempengaruhi,

menggerakkan,

mengarahkan,

dan

mengendalikan semua tenaga educatif / Guru, agar tugas-tugas yang
dilaksanakan terarah terhadap pencapaian tujuan pendidikan di sekolah.

Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam meningkatkan sumber daya
manusia jelas mengantisipasi perubahan, memahami, dan mengatasi situasi
akan mendorong Kepala Sekolah untuk mencoba mempersiapkan segala

sesuatu yang diperlukan sebelum tiba waktunya. Tindakan ini biasanya

dilanjutkan dengan meningkatkan kemampuan dan wawasan diri sendiri,
kemudian ditularkan kepada para tenaga pendidik di sekolah, seperti melalui
pendidikan dan latihan (diklat), seminar, musyawarah guru mata pelajaran
(MGMP), dan melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Berkaitan
dengan hal tersebut di atas, Dadi Permadi ( 1999:24 ) menyatakan bahwa

"Kepala Sekolah sebagai pengelola pendidikan mempunyai empat fungsi
pokok", yaitu :
1. Educator (guru);
2. Manager (pengarah, penggerak sumber daya);
3. Administrator (pengurus administrasi);

4. Supervisor (pengawas, pengoreksi, dan melakukan evaluasi).

Pentingnya kinerja kepemimpinan Kepala Sekolah dan kinerja Guru

terhadap prestasi belajar siswa berarti Kepala Sekolah merubah organisasi
sekolah ke arah yang lebih maju yaitu pencapaian hasil belajar siswa lebih
meningkat yang meliputi prestasi akademik dan non akademik.

Pentingnya pemimpin dalam suatu organisasi itu dapat dilihat dari
berbagai pendapat yang dikemukakan oleh para ahli. Menurut Thomas Day dan
Lord (1988) "melihat kepemimpinan sebagai konsep kunci di dalam
memahami dan meningkatkan organisasi". Sebagai contoh organisasi sekolah,

bahwa pemimpin berperan sebagai penentu arah, penggerak, dan pengendali
penyelenggaraan kegiatan pendidikan agar efektif, efisien, dan terarah kepada
pencapaian tujuan pendidikan. Rosmiller, Lipham, dan Marivelly (1976) yang
dikutip oleh Dadi Permadi (1999:24), menyatakan bahwa 'peranan

kepemimpinan Kepala Sekolah adalah seorang yang bertanggung jawab untuk
menterjemahkan maksud dan tujuan-tujuan pendidikan dalam satuan

permohonan biaya, mempersiapkan, dan mempertahankan keuangan sekolah.
Memelihara segala sumber daya yang ada, dan mengevaluasi lulusan dengan

ukuran-ukuran pragmatis' (A Principal is responsible for translating
educational goals and objectives in specific budgetary request, preparing and

defending school budget, maintaining the use of resources provides, and
evaluating educational outcome in pragmatic term ).

Robert ( 1985:17 ) mengemukakan bahwa "kepemimpinan pendidikan

mempunyai pengaruh substansial terhadap organisasi sekolah", sementara

Lipham-( 1985:2 ) mengambil kesimpulan, bahwa "kualitas kepemimpinan

Kepala Sekolah secara substansial berpengaruh terhadap keberhasilan suatu
sekolah". Lebih tegas dikemukakan oleh Keith Davis yang dikutip oleh Oteng
Sutisna ( 1985:225 ), sebagai berikut:

"...tanpa kepemimpinan, suatu organisasi hanyalah sejumlah orang yang
kacau. Kepemimpinan ialah kemampuan untuk membujuk orang-orang
lain supaya mengejar tujuan yang telah ditetapkan dengan bergairah. la
adalah faktor manusia yang
mempersatukan kelompok dan
menggerakkannya ke arah tujuan-tujuan. Kegiatan-kegiatan manajemen
seperti merencanakan, mengorganisasi, dan membuat putusan ialah
kepompong tersembunyi sampai saat pemimpin meledakkan kekuatan
motivasi dalam diri orang dan membimbing mereka ke arah tujuan-tujuan.
Kepemimpinan mengubah potensi menjadi kenyataan. la adalah tindakan
akhir yang membawa kepada keberhasilan semua potensi yang ada pada
organisasi dan orang-orangnya ".

Dari beberapa pengertian tersebut, bahwa kepemimpinan Kepala
Sekolah

dalam

merencanakan,

mengorganisasikan,

mengarahkan

serta

memanfaatkan semua potensi atau semua sumber daya yang ada sangat
menentukan keberhasilan proses belajar mengajar di sekolah. Dengan

kepemimpinan inilah seorang Kepala Sekolah merubah semua potensi yang
ada di sekolah, terutama Guru, untuk pencapaian prestasi belajar siswa yang
optimal. Hal ini Kepala Sekolah berusaha mampu mengubah setiap tenaga

pendidik di sekolah untuk menerapkan berbagai motivasi yang sesuai dengan

sifat, situasi, dan kondisi yang ada di sekolah. Guna mewujudkan peranan,
fungsi, dan tanggung jawab tersebut, maka Kepala Sekolah sangat berperan

dalam merencanakan, mengorganisasikan, melaksanakan, dan mengendalikan
keberhasilan proses belajar mengajar sesuai dengan tujuan pendidikan.
Perlunya motivasi terhadap Guru dalam pencapaian prestasi belajar

siswa yang optimal, merupakan salah satu kekuatan eksternal yang dapat

digunakan oleh seorang Kepala Sekolah untuk dapat merubah potensi menjadi
kenyataan. Itulah sebabnya peranan Kepemimpinan Kepala Sekolah terhadap
pencapaian prestasi belajar siswa di sekolah sangat penting.
Keutuhan pencapaian tersebut diperlukan untuk menghindarkan

kemungkinan-kemungkinan adanya konflik antara motivasi/kekuatan/semangat

kerja Guru, Oleh karena itu Stoneer dan Wankel ( 1966:6 ) mengemukakan,
bahwa "dalam prakteknya motivasi itu cukup rumit", karena:
1. kebutuhan individu berbeda satu sama lain dan akan berubah sejalan
dengan perkembangan waktu;

2. kebutuhan yang hampir sama akan diterjemahkan ke dalam perilaku yang
berbeda di antara individu ;

3. orang tidak akan bertindak yang sama sesuai kebutuhannya; dan
4. reaksi individu terhadap pemenuhan atau terpenuhinya kebutuhan akan
berbeda.

Motivasi Kepala Sekolah yang tepat terhadap guru sangat membantu

dalam meningkatkan kinerja guru terutama dalam pencapaian prestasi belajar
siswa. Dengan melalui motivasi inilah, peningkatan kualitas/mutu prestasi

belajar siswa akan terwujud, di samping faktor-faktor lain, seperti kualitas
siswa, sarana-prasarana pendidikan, manajemen sekolah, hubungan sekolah

dengan masyarakat, kelembagaan, dan kebijakan pemerintah ( good will )
pemerintah.

Mengingat peranan dan tugas serta tanggung jawab Kepala Sekolah

yang harus dilaksanakan sangat berat, Mortimer J. Adler (1982) menegaskan,
bahwa "The quality of teaching and learning that goes in a shool is largely
determined by the quality of principals leadership" (mutu/kualitas belajar

%iangajar yang terjadi di sekolah ditentukan oleh sebagian besar mutu

^gflsuSflvJ^epemimpinan Kepala Sekolah).
Lebih tegas lagi dikatakan Lipham dan Trankin ( 1982 ), bahwa

"Principals must understand and develop skills in the implementation of

change if school are to become more efective" (Kepala Sekolah harus
memahami dan mengembangkan keterampilannya dalam melaksanakan
perubahan jika sekolah menjadi efektif).

Sebagai pemimpin tertinggi di sekolah, pola kepemimpinan Kepala

Sekolah akan sangat berpengaruh bahkan sangat menentukan terhadap
kemajuan sekolah. Oleh karena itu, dalam pendidikan modern kepemimpinan

Kepala Sekolah hams mendapat perhatian secara serius, mengingat peranan
dan tugas Kepala Sekolah yang sangat berat la harus dinamis, bergerak cepat
dalam proses administrasi, kemampuan manajeriaL maupun dalam memimpin
(leader) sekolah.

Itulah sebabnya tugas Kepala Sekolah sering dirumuskan sebagai
EMASLIM, yaitu Educator (Pendidik), Manager, Administrator,
Supervisor, Leader (Pemimpin), Innovator (Pencipta), dan Motivator
(Pendorong). Dalam melaksanakan ketujuh tugas itulah kepemimpinan
akan dherapkan. Dengan kata lain, kepemimpinan harus terpadu dalam
pelaksanaan ketujuh tugastersebut ( Depdikbud, 1999 : 15).

Kinerja Kepemimpinan Kepala Sekolah dan kinerja Guru terhadap
prestasi akademik siswa di Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri se
Kabupaten Indramayu pada kurun waktu tiga tahun terakhir ( 2000/2001 )

mengalami penurunan, terutama dalam prestasi belajar siswa di setiap sekolah,

dan kabupaten Indramayu menduduki ranking terendah di propinsi Jawa Barat
pada tahun pelajaran 2000/2001.

Hal ini dapat dilihat dari kenyataan - kenyataan yang ada pada Sekolah

Menengah Atas ( SMA) Negeri di wilayah Kabupaten Indramayu, antara lain :
1. rendahnya prestasi belajar siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri di
Kabupaten Indramayu,

2. masih kurangnya motivasi Kepala Sekolah terhadap Guru, dalam
melaksanakan tugasnya, sehingga berdampak negatif terhadap prestasi

belajar siswa pada Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri di Kabupaten
Indramayu;

3. kepemimpinan Kepala Sekolah sangat erat kaitannya dengan kinerja Guru,
dalam menentukan prestasi belajar siswa pada Sekolah Menengah Atas
(SMA) Negeri di Kabupaten Indramayu ;

4. kepemimpinan Kepala Sekolah sebagai Administrator, Supervisor, dan
Leader sangat diperlukan dalam meningkatkan kinerja

guru dan

pengaruhnya terhadap prestasi belajar siswa pada Sekolah Menengah Atas
(SMA) Negeri di Kabupaten Indramayu.

Dengan adanya fenomena dasar atau latar belakang masalah tersebut,

penulis berusaha mengungkapkan aspek-aspek kelemahan dan keunggulan

yang terjadi selama ini dan diharapkan turut memberikan pemikiran bagi
peranan kepemimpinan Kepala Sekolah dalam meningkatkan kinerja guru dan
pengaruhnya terhadap prestasi belajar siswa pada Sekolah Menengah Atas

A) Negeri di Kabupaten Indramayu. Itulah sebabnya pokok-pokok

persoalan di atas sangat relevan dengan program studi administrasi pendidikan
yang menarik untuk dikaji dan diteliti lebih lanjut.

B. Rumusan Masalah dan Pertanyaan Penelitian
1.

Rumusan Masalah

Masalah kepemimpinan Kepala Sekolah selalu menarik untuk dikaji,
karena menyangkut dinamika kehidupan di sekolah dalam proses belajar

mengajar. Salah satu fokus kajian yang mempengaruhi keberhasilan sekolah
adalah kinerja kepemimpinan Kepala Sekolah dan kinerja guru terhadap

prestasi akademik siswa.
Pada penelitian ini, pembahasan masalah perlu dilakukan agar sasaran
yang diinginkan dapat terwujud dengan baik. Oleh karena itu rumusan masalah
yang sangat urgen untuk diteliti dalam bagian ini dan dapat memberikan
kontribusi

besar

terhadap

peningkatan

kualitas

pendidikan

adalah

"Bagaimanakah Kinerja kepemimpinan Kepala Sekolah dan kinerja guru
pengaruhnya terhadap prestasi akademik siswa di Sekolah Menengah
Atas (SMA) Negeri se Kabupaten Indramayu meningkat".

Konsepsi tentang kinerja kepemimpinan Kepala Sekolah mengacu pada
fungsi dan tugas Kepala Sekolah dalam meningkatkan motivasi/dorongan
kinerja guru di sekolah dalam meningkatkan prestasi akademik siswa.

10

Engkoswara ( 1988:38 ) menegaskan bahwa "ukuran kualitas kinerja

Kepala Sekolah berupa perilaku yang diwujudkan Kepala Sekolah dalam
menjalankan kepemimpinannya". Adapun kualitas kinerja itu adalah :
1. kemampuan umum, yaitu kemampuan memanusiakan manusia, yang terdiri
atas ketaqwaan-normatif-humaniora, partisipasi asasi, sikap, pengetahuan,
dan keterampilan dasar yang memadai;

2. kemampuan upa jiwa, yaitu kemampuan yang lebih berfungsi bagi
sekelompok orang yang mempunyai ciri-ciri yang relatif bersamaan. Ciriciri itu dapat berdasarkan jenis kelamin, umur, minat, keahlian, atau
profesi;

3. kemampuan mewujudkan seni hidnp atau menciptakan yang lebih baik.
Ukuran kinerja Guru, dapat dilihat dari kemampuan-kemampuan/

kompetensi Guru dalam proses belajar mengajar (PBM) yang meliputi

penguasaan perencanaan pengajaran, melaksanakan kegiatan belajar mengajar,
menilai .hasil belajar siswa (evaluasi), analisis hasil belajar siswa, dan

mengadakan perbaikan pengajaran (remedial teaching). Di samping itu bukti
yang otentik dari pelaksanaan kinerja Guru dapat dilihat dari Daftar Penilaian
Pelaksanaan Pekerjaan (DP3).

Lebih jelasnya kinerja Guru yang kompeten dan profesional harus

menguasai sepuluh kemampuan dasar Guru atau menerapkan pendekatan
Pendidikan Guru Berdasarkan Kompetensi

(Competency Based Teacher

Education). Sepuluh kemampuan dasar Guru itu sebagai berikut:

1. Kemampuan menguasai bahan pelajaran, yakni menguasai bahan-bahan
bidang studi atau mata pelajaran ;

2. Kemampuan mengelola program belajar mengajar :
a. merumuskan Tujuan Instruksional Khusus (TIK);
b. mengenal dan dapat menggunakan metode mengajar;
c.
d.
e.
f.

memilih dan menyusun prosedur instruksional yang tepat;
melaksanakan program belajarmengajar;
mengenal kemampuan awal:
merencanakan dan melaksanakan pengajaran remedial.
11

3. Kemampuan mengelola kelas :
a. mengatur tata ruang kelas untuk mengajar;

b. menciptakan mengelola iklim belajar mengajar yang serasi.
4. Kemampuan menggunakan media dan sumberpelajaran :
a. mengenal, memilih, dan menggunakan media;
b. membuat alat bantu sederhana;

c. menggunakan dan mengelola laboratorium dalam rangka proses belajar
mengajar;

d. mengembangkan laboratorium;

e. menggunakan perpustakaan dalam proses belajar mengajar;
f. menggunakan micro teaching dalam proses pengalaman lapangan.
5. Kemampuan menguasai landasan-landasan pendidikan;

6. Kemampuan mengelola interaksi belajar mengajar;
7. Kemampuan menilai prestasi siswa untuk kepentingan pengajaran;

8. Kemampuan mengenal fungsi dan program pelayanan Bimbingan dan
Penyuluhan;

9. Kemampuan mengenal dan menyelenggarakan administrasi sekolah;dan
10. Kemampuan memahami prinsip-prinsip dan menafsirkan hasil-hasil

penelitian pendidikan guna keperluan pengajaran (Depdikbud, 1980:43).
Kinerja guru dapat diukur dari kinerja sehari-hari, seperti kehadiran

dalam pelayanan terhadap para siswa untuk kelancaran proses belajar
mengajar, sehingga para siswa mendapatkan pelayanan yang prima. Begitu
pula wujud pelaksanaan kinerjanya dapat dilihat dari Daftar Penilaian
Pelaksanaan Pekerjaan (DP3).

Sedangkan prestasi belajar siswa dapat diukur dari Nilai Ebtanas Murni

(NEM), baik secara individual maupun rata-rata setiap mata pelajaran, bahkan
rata-rata dari jumlah mata pelajaran yang di Ebtanaskan (klasifikasi sekolah).

2. Pertanyaan Penelitian

Rumusan masalah pokok penelitian ini lebih difokuskan lagi ke dalam
pertanyaan-pertanyaan penelitian sebagai berikut:

12

1. Bagaimanakah kinerja kepemimpinan Kepala Sekolah dan kinerja Guru di
Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri seKabupaten Indramayu ;

2. Bagaimanakah kinerja kepemimpinan Kepala Sekolah dan pengaruhnya
dalam meningkatkan prestasi akademik siswa di Sekolah Menengah Atas
(SMA) Negeri se Kabupaten Indramayu.

3. Bagaimanakah kinerja guru dan pengaruhnya dalam meningkatkan prestasi
akademik siswa di Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri se Kabupaten
Indramayu.

Masalah pokok dan pertanyaan-pertanyaan penelitian tersebut
meru

pakan acuan penelitian. Oleh karena itu mengenai kepemimpinan Kepala

Sekolah, lebih jelasnya dapat dilihat pada paradigma penelitian di bawah ini.

Gambar 1.1

Paradigma Penelitian

Kinerja Kepemimpinan
r

i

Kepala Sekolah

Prestasi


Akademik
Siswa

i r

/

Kinerja Guru

13

k

Gambar 1.2

Hubungan Variabel XI, X2 dan Y

XI
V

w

Y

1 r
ik

X2

Keterangan :

X1

: Kineija Kepemimpinan Kepala Sekolah

X2

: Kinerja Guru

Y

: Prestasi Akademik Siswa

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Sesuai dengan masalah yang telah dipaparkan, maka secara umum

penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran yang jelas mengenai

kinerja kepemimpinn yang diterapkan Kepala Sekolah dalam meningkatkan
kinerja guru dan pengaruhnya terhadap prestasi akademik siswa di Sekolah
Menengah Atas (SMA) Negeri se Kabupaten Indramayu.

14

2. Tujuan Khusus

Tujuan khususnya yakni menghimpun data untuk menemukan hal-hal
sebagai berikut:

1. gambaran dari Kinerja Kepemimpinan Kepala Sekolah dan kinerja Guru
pengaruhnya terhadap prestasi akademik siswa di Sekolah Menengah Atas
(SMA) Negeri se Kabupaten Indramayu ;

2. gambaran dari kinerja Kepemimpinan Kepala Sekolah dan pengaruhnya
dalam meningkatkan prestasi belajar siswa di Sekolah Menengah Atas
(SMA) Negeri se Kabupaten Indramayu.

3. gambaran dari Kineija Guru dan pengaruhnya dalam meningkatkan prestasi
akademik siswa di Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri se Kabupaten
Indramayu.

D. Manfaat Penelitian

Secara umum hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan

manfaat bagi pengembangan konseptual yaitu rekomendasi mengenai kinerja
kepemimpinan yang diperankan Kepala Sekolah dan kinerja guru pengaruhnya
terhadap prestasi akademik siswa di Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri se
Kabupaten Indramayu.

Manfaat praktisnya dari penelitian ini adalah :

1. memberikan pedoman pemikiran mengenai kinerja kepemimpinan Kepala
Sekolah dan kinerja guru pengaruhnya terhadap prestasi akademik siswa

pada Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri se Kabupaten Indramayu ;

15

2. memberikan pedoman pemikiran dalam

meningkatkan

kinerja

kepemimpinan Kepala Sekolah dan pengaruhnya terhadap prestasi
akademik siswa di Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri se Kabupaten
Indramayu;

3. memberikan motivasi kepada

Guru dalam meningkatkan kinerja dan

pengaruhnya terhadap prestasi akademik siswa di Sekolah Menengah Atas
(SMA) Negeri se Kabupaten Indramayu.

E. Hipotesis Penelitian

Hipotesis merupakan sustu jawaban sementara terhadap suatu

permasalahan yang masih harus dibuktikan kebenarannya. Artinya suatu
pernyataan yang bersifat hipotesis belum tentu dijamin kebenarannya, oleh
karena itu pernyataan tersebut masih harus dibuktikan kebenarannya melalui
sustu penelitian sampai benar-benar terbukti secara sah dan meyakinkan.
Sehubungan dengan hal ini, Suharsimi Arikunto ( 1989 : 62 )

berpendapat bahwa hipotesis adalah suatu jawaban sementara terhadap
permasalahan penelitian sampai terbukti melalui analisis data yang terkumpul.
Senada dengan Suharsimi, Rodger Thomas, seperti yang dikutip oleh Yusak

Burhanuddin ( 1998 : 25 ) berpendapat bahwa hipotesis adalah sebuah praduga
yang belumtentu benar sepanjang belum ada suatu penelitian ilmiah untuk
membuktikan hal itu.

1. Hipotesis tunggal yang diajukan

dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut : Pengaruh Kinerja Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Kinerja

16

3. meningkatnya kinerja

Guru sangat berpengaruh terhadap prestasi

akademik siswa;

4. meningkatnya prestasi akademik siswa merupakan tujuan yang diusahakan
kepala sekolah dan seluruh tenaga pendidik di sekolah.

F. Kerangka Penelitian

Kerangka penelitian ini menunjukkan bahwa kinerja kepemimpinan

Kepala Sekolah merupakan salah satu faktor penentu dalam meningkatkan
kinerja guru dan penentu pula dalam meningkatkan prestasi akademik siswa di
Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri se Kabupaten Indramayu.

Kepemimpinan dalam hal inL menunjuk pada kemampuan Kepala Sekolah
dalam mempengaruhi dan menggerakkan guru yang ada di sekolah, sehingga

dapat didayagunakan secara maksimal untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan, yaitu peningkatan prestasi akademik siswa.

Peranan, fungsi, dan tugas pokok Kepala Sekolah sebagaimana yang

terdapat dalam petunjuk Administrasi Sekolah Menengah Atas (SMA) tahun
1997,

bahwa Kepala Sekolah bertugas dan bertanggung jawab terhadap

keseluruhan proses kegiatan sekolah. Oleh karena itu sumber daya manusia

yang ada di sekolah, terutama Guru, merupakan sumber daya manusia
terpenting yang harus ditingkatkan kinerjanya.

Meningkatnya kinerja Guru dapat dilihat dari peningkatan proses

kegiatan belajar mengajar dan hasil belajar siswa, seperti peningkatan jumlah

17

lulusan dan nilai rata-rata kelas, peningkatan nilai rata-rata total semua

pelajaran yang ada di sekolah, maupun meningkatnya nilai individual siswa.

Begitu pula peningkatan kinerja Guru dapat dilihat dari meningkatnya nilai

Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan (DP3), bila dibandingkan dengan DP3
tahun yang lalu.

Kinerja Guru dapat dilihat dari dukungan penuh yang diberikan dan

aktivitas serta penggunaan berbagai fasilitas yang ada di sekolah terhadap
kelancaran proses kegiatan belajar mengajar.

Semua hal tersebut akan mengacu kepada pengaruh, baik langsung

maupun tidak lansung terhadap peningkatan prestasi akademik siswa yang
optimal.

Adapun kerangka penelitian mengenai Kinerja Kepemimpinan Kepala
Sekolahdapat dilihat pada gambar berikutini :

18

Gam bar 1.3

Kerangka Penelitian
KEPEMIMPINAN
KEPALA SEKOLAH

PERANAN DAN FUNGSI
KEPALA SEKOLAH

TTNDAKAN-TINDAKAN
KEPALA SEKOLAH YANG
MEMPENGARUHI
KINERJA

KINERJA
GURU

PRESTASI

BELAJAR SISWA

NILAI PRESTASI

AKADEMIK SISWA (NUAN)

MEN1NGKAT

19

G. Sistematika Pembahasan

Sistematika

pembahasan pada tesis ini diorganisasikan dalam lima

bab, yaitu :
Bab. I Pendahuluan

Bab ini membahas tentang latar beiakang masaiah, rumusan masalah

yang diikuti dengan pertanyaan-pertanyaan penelitian, tujuan penelitian baik

tujuan umum maupun tujuan khusus, manfaat penelitian, dan anggapan dasar.
Dikemukakan pula mengenai kerangka penelitian sebagai kerangka berfikir
konseptual penelitian (conseptual pramework) serta sistematikapembahasan.
Bab. II Tinjauan Pustaka

Dalam bab ini diuraikan tentang beberapa teori mengenai konsep dasar
kepemimpinan, kinerja, peranan kepemimpinan Kepala Sekolah, tugas dan

fungsi

Kepala

Sekolah.

Selanjutnya

dikemukakan

pula mengenai

kepemimpinan Kepala Sekolah sebagai agen perubahan, dan studi terdahulu
yang relevan.
Bab III Metodologi Penelitian

Pada metodologi penelitian dikemukakan tentang lokasi/obyek

penelitian, subyek penelitian, dan metode penelitian. Dalam pengumpulan data,

teknik yang dtgunakan adalah teknik angket, wawancara (interview) dan studi

dokumentasi dengan penentuan populasi dan sampel penelitian Kinerja
Kepemimpinan Kepala Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri di Kabupaten

Indramayu, Selanjutnya data dikumpulkan dengan menggunakan teknik
random sampling total.

20

0£&
Bab. IV Hasil, Analisis dan Penafsiran hasil Penelitian

V^^US^**^

Dalam bab ini diuraikan mengenai hasil-hasil penelitian yang berupa

deskripsi kineija kepemimpinan Kepala Sekolah, Kinerja Guru, Selanjutnya
dikemukakan pula aspek-aspek yang harus dimotivasi terhadap guru serta

pengaruh kinerja kepemimpinan Kepala Sekolah terhadap prestasi akademik
siswa.

Analisis dan Penafsiran hasil Penelitian diuraikan tentang analisis dan

penafsiran dari hasil penelitian mengenai kinerja kepemimpinan Kepala
Sekolah,kinerjaGuru, aspek-aspek yang harus dimotivasiserta analisis tentang

pengaruh kinerja kepemimpinan Kepala Sekolah terhadap prestasi akademik
siswa.

Bab V Kesimpulan, Implikasi, dan Rekomendasi
Sebagai bab terakhir dalam penulisan tesis ini, dikemukakan tentang

kesimpulan sebagai pemaknaan/penafsiran peneliti secara terpadu terhadap
semua hasil penelitian yang telah diperolehnya. Selanjutnya penulis menyusun
implikasi dan rekomendasi yang ditujukan kepada para pembuat kebijakan
terutama kepada para Kepala Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri di

Kabupaten Indramayu juga sebagai pengguna hasil penelitian, serta kepada

peneliti berikutnya yang berminat untuk melakukan penelitian selanjutnya.

21

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Penelitian ini tidak bermaksud untuk mengungkapkan hubungan antar

variabel

melalui korelasi untuk menguji hipotesis tersebut, namun

mendeskripsikan kinerja kepemimpinan Kepala Sekolah, kinerja Guru di
sekolah

dan hubungannya dengan prestasi akademik siswa di Sekolah

Menengah Atas (SMA) Negeri se Kabupaten Indramayu.

Proses penelitian ini penulis dituntun suatu prespektif teori

"Conceptual Framework", yaitu peneliti harus mempunyai kerangka berfikir

yang mengacu pada tingkat intensitas pemahaman terhadap suatu konsepsi
atau teori yang merupakan perspektif teoritis yang dijadikan sebagai pedoman

"proses inkuiri" (inquiry process). Orientasinya adalah cara memandang dunia,
asumsi yang dianut orang tentang sesuatu yang pantas, dan apa yang membuat
dunia bekerja. Apabila tidak demikian, maka data hanyalah sebagai kumpulan
informasi. Harapan penulis, data yang dikumpulkan tersusun dan terorganisasi
dalam suatu pemikiran tertentu, sehingga data tersebut mempunyai makna
untuk menjelaskan masalah yang diteliti.

Dengan memperhatikan maksud penelitian ini, maka pendekatan

penelitian yang digunakan adalah pendekatan DeskriptifAnalitis

77

Penelitian "Kuanlitatif mengacu

kepada pendekatan yang sifat

datanya dikumpulkan, dianalisis, dan dilaporkan, bercorak kuanlitatif,
sebagaimana adanya, tanpa dimanipulasi.

A. Lokasi Penelitian

Sesuai dengan masalah dan tujuan yang telah dikemukakan dalam
bab I, maka penelitian ini mengambil lokasi penelitian di wilayah kabupaten

Indramayu, khususnya di Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri

se

Kabupaten Indramayu.

Hal ini sangat menarik bagi penulis, mengingat fokus penelitian yang

penulis lakukan bertujuan untuk memperoleh gambaran yang jelas mengenai
pengaruh kinerja kepemimpinan yang diterapkan Kepala Sekolah Menengah
Atas (SMA) Negeri dalam meningkatkan kinerja guru dan pengaruhnya
terhadap prestasi akademik siswa. Di samping itu pula, bahwa prestasi
akademik siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri pada kurun waktu tiga
tahun terakhir (tahun pelajaran 2000/2001 sampai dengan 2002/2003)

mengalami penurunan di tingkat Kabupaten Indramayu, bahkan pada tahun

pelajaran 2000/2001, rangking kabupaten Indramayu berada pada peringkat ke
24 dari 24 Kabupaten/Kota se Propinsi Jawa Barat.

78

Itulah sebabnya penulis berusaha seoptimal mungkin melalui penelitian
ini, untuk mengkaji, menganalisis, menyimpulkan, dan menafsirkan, agar

temuan-temuan yang diperolehnya, memberikan motivasi/dorongan kepada

para tenaga kependidikan di Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri, dalam hal
ini Kepala Sekolah dan Guru untuk dapat meningkatkan prestasi akademik
siswa, yang pada (tahun pelajaran 2000/2001) perolehan Nilai Ebtanas Murni
(NEM) pada klasifikasi sekolah (rata-rata Nilai Ebtanas Murni) pada setiap
sekolah pada umumnya berada pada klasifikasi D (rata-rata Nilai Ebtanas

Murni pada posisi antara 4,50 sampai dengan 5,49) dan E (rata-rata Nilai
Ebtanas Murni padaposisi kurang dari atausamadengan 4,49).

Secara keseluruhan gambaran lokasi penelitian yang penulis lakukan
dapat dikemukakan sebagai berikut:

1. Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri
Berdasarkan data dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten

Indramayu pada tahun pelajaran 2000/2001, Sekolah Menengah Atas (SMA)

Negeri yang mengikuti EBTA/EBTANAS berjumlah ll(sebelas) sekolah.
Secara rinci Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri dapat dilihat pada daftar
tabel berikut ini:

79

DAFTAR SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA) NEGERI DI
KABUPATEN INDRAMAYU

TAHUN PELAJARAN : 2000/2001

No

NAMA SEKOLAH

1.

SMAN. 1 Indramayu

Indramayu

272536

2.

SMAN. 2 Indramayu

Indramayu

271087

3.

SMAN. 1 Sindang

Sindang

272089

4.

SMAN. 1 Krangkeng

Kangkeng

484885

5.

SMA N. 1 Sliyeg

Sliyeg

351526

6.

SMA N. 1 Kertasemaya

Kertasemaya

353120

7.

SMA N. 1 Bangodua

Bangodua

353210

8.

SMA N. 1 Losarang

Losarang

505206

9.

SMA N. 1 Kandanghaur

Kandanghaur

505554

10.

SMA N. 1 Anjatan

Anjatan

741824

11.

SMA N. 1 Haurgeulis

Haurgeulis

ALAMAT

TELP.

KET

~

2. Dinas Pendidikan Kabupaten Indramayu

Dinas

Pendidikan

Kabupaten

Indramayu

mempunyai

tugas

melaksanakan sebagian tugas dari Dinas Pendidikan Propinsi Jawa Barat. Hal
80

Iff
i

g

ini sesuai dengan Undang Undang No. 22 tahun 1999 tentang PemerintaW^S^V
Daerah, di mana mempunyai bidang kewenangan sebagaimana tercantur
dalam Pasal 7 Undang Undang No. 22 tahun 1999, yaitu :

1. Kewenangan daerah mencakup kewenangan dalam seluruh bidang

pemerintahan, kecuali kewenangan dalam bidang politik luar negeri,

pertahanan keamanan, peradilan, moneter dan fiskal, agama, serta
kewenangan bidang lain;

2. Kewenangan lain, sebagaimana dimaksud pada ayat (1), meliputi kebijakan
tentang perencanaan nasional dan pengendalian pembangunan nasional
secara makro, dana perimbangan keuangan, sistem administrasi negara dan

lembaga perekonomian negara, pembinaan dan pemberdayaan sumber daya
manusia, pendayagunaan sumber daya alam serta teknologi tinggi yang
strategis, konservasi, dan standardisasi nasional ( UU No.22, 1999:7 )

Selanjutnya tercantum pula dalam Pasal 11 ayat 2 Undang Undang No.
22 tahun 1999, yang menyatakan bahwa:

"Bidang pemerintahan yang wajib dilaksanakan oleh Daerah Kabupaten
dan Daerah Kota meliputi pekerjaan umum, kesehatan, pendidikan, pertanian,

perhubungan, industri dan perdagangan, penanaman modal, lingkungan hidup,
pertanahan, koperasi, dan tenaga kerja" ( UU No.22, 1999:9 ).
Khususnya dalam bidang pendidikan, Kabupaten Indramayu diberi
kewenangan untuk menyelenggarakan Desentralisasi Pendidikan secara

optimal. Hal ini mengacu pada penyerahan kewenangan pemerintahan dalam
bidang pendidikan kepada daerah Kabupaten/Kota untuk menyelenggarakan

pendidikan dengan tidak melepaskan kebijakan-kebijakan dari tingkat propinsi
maupun kebijakan nasional.

81

V

Upaya yang sudah dilakukan pemerintah Kabupaten Indramayu
khususnya dalam bidang pendidikan sejak diberlakukannya Undang Undang
No. 22 tahun 1999 tanggal 1 Januari 2001, sangat terasa dampak positifhya,
seperti:

1. Diberlakukannya Struktur Organisasi Tata Kerja (SOTK) di lingkungan
Dinas Pendidikan Kabupaten Indramayu berdasarakan Keputusan Bupati
Nomor 24 tahun 2003, yang terdiri dari: lima Sub Dinas dan satu bagian,
yaitu :

a. Sub Dinas Pendidikan Dasar (Dikdas);
b. Sub Dinas Pendidikan Menengah (Dikmen);
c. Sub Dinas Pendidikan Masyarakat (Dikmas);
d. Sub Dinas Pendidikan Keagamaan (Dikag);
e. Sub Dinas Olah Raga dan Kesiswaan (ORSIS) ; dan
f.

Bagian Tata Usaha.

2. Diangkatnya Kepala SMA Negeri / Diperbantukan (DPK), dan Pengawas

Pendidikan menengah oleh Bupati Indramayu atas pertimbangan / saran

dari Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Indramayu, yang sebelumnya

pengangkatan ini dilakukan di tingkat propinsi oleh Kepala Departemen
Pendidikan Nasional Propinsi Jawa Barat atas nama Menteri Pendidikan
Nasional.

3. Meningkatnya dana untuk kebutuhan Pendidikan di Kabupaten Indramayu
mulai tahun anggaran 2001.

82

3. Dinas Pendidikan Propinsi Jawa Barat

Pada Dinas Pendidikan Propinsi Jawa Barat melalui Kepala Seksi

Ketenagaan ( Kepala Sub Dinas Pendidikan Menengah dan Tinggi ) dan

Kepala Sub Bagian Kepegawaian ( Kepala Bagian Tata Usaha ), data dan
informasi yang berkaitan dengan Kepala Sekolah dan Guru dikoordinasikan
untuk dikaji ulang dalam penilaian kinerja (Kepala Sekolah dan Guru),

meskipun Undang-Undang Nomor 22 tahun 1999, mulai diberlakukan sejak 1
Januari 2001.

Selanjutnya penulis memperoleh juga informasi yang berkaitan dengan

masalah pembinaan kepemimpinan Kepala Sekolah Menengah Atas (SMA)

Negeri dari Pengawas Pendidikan Menengah yang berada di lingkungan Sub
Dinas Pendidikan Menengah Dinas Pendidikan Kabupaten Indramayu.

B. Subyek Penelitian

Penelitian ini berfokus pada pengaruh kinerja pemimpin

Kepala

Sekolah Menengah Atas Negeri di wilayah Kabupaten Indramayu. Oleh
karena itu subyek penelitian utama atau responden utama adalah Kepala
Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri di Kabupaten Indramayu dengan

jumlah 11 orang. Dari Kepala Sekolah inilah diperoleh data dan informasi
mengenai berbagai hal / aktivitas kepemimpinan dalam meningkatkatkan
kinerja tenaga Guru dan pengaruhnya terhadap prestasi belajar siswa.

83

Untuk mendukung data primer dalam penelitian kualitatif ini selain dari

Kepala Sekolah, informasi jugadidapat dari para Guru, sehubungan dengan
tanggapan atau jawaban dari responden utama terhadap pertanyaan-pertanyaan
pelelitian yang ada hubungannya dengan penelitian ini.

Adapun secara rinci responden tenaga kependidikan lainnya sebagai
berikut:

1. Guru Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri untuk mata pelajaran yang di
EBTANAS kan ( 11 sekolah X 3 mata pelajaran ) berjumlah 33 orang,
dengan rincian sebagai berikut:

a. Guru mata pelajaran Matamatika berjumlah

= 11 orang;

b. Guru mata pelajaran Bahasa Inggris berjumlah

= 11 orang;

c. Guru mata pelajaran Bahasa Indonesia berjumlah = 11 orang.

Pemilihan Kepala Sekolah sebagai Subyek/responden penelitian utama
didasarkan pada pertimbangan sebagai berikut:

1.

Kepala

Sekolah

merupakan

penanggungjawab

dalam

kegiatan

penyelenggaraan pendidikan di sekolah;

2.

Kepemimpinan Kepala Sekolah sangat berperan dalam memberikan
motivasi/dorongan kepada semua tenaga kependidikan dan para siswa;

3.

Kepala Sekolah mengetahui perkembangan dan permasalahan pendidikan
secara menyeluruh di sekolahnya;

84

4. Kepala Sekolah merupakan seorang figur yang mampu memberikan
informasi berbagai kegiatan yang sudah, sedang, dan yang akan
dilaksanakan di sekolahnya;

5. Secara

organisatoris,

Kepala

Sekolah

merupakan

pemimpin

tunggal/penanggung jawab penuh dalam organisasi pendidikan di
sekolahnya.

Untuk lebih jelasnya daftar nama Kepala Sekolah Mengah Atas (SMA)

Negeri yang dijadikan subyek/ responden penelitian penulis dapat dilihat
berikut ini:

85

DAFTAR NAMA KEPALA SMA NEGERI

DI KABUPATEN INDRAMAYU
TAHUN PELAJARAN: 2002/2003

NAMA KEPALA
No

NAMA SEKOLAH

SEKOLAH

ALAMAT

1.

SMAN. 1 Indramayu

Dra.Hj.Sulastri Dj. MPd.

Indramayu

2.

SMAN. 2 Indramayu

Drs. H. Mas'ud, MPd

Indramayu

3.

SMAN. 1 Sindang

Drs. Rustam Effendi

Sindang

4.

SMAN. 1 Krangkeng

Drs. Suhaeli.

Krangkeng

5.

SMA N. 1 Sliyeg

Drs. H. Sadimo

Sliyeg

6.

SMAN. 1 Kertasemaya

Drs. Ahyani

Kertasemaya

7.

SMAN. 1 Bangodua

Drs. Junaedi A.

Bangodua

8.

SMAN. 1 Losarang

Drs. Maduki Ahmad

Losarang

9.

SMA N. 1 Kandanghaur

Drs. Edi D. Setiawan

Kandanghaur

10.

SMA N. 1 Anjatan

Drs. Somana

Anjatan

11.

SMA N. 1 Haurgeulis

Drs. H. Tajudin, MPd

Haurgeulis

86

KET

C. Metode dan Teknik Pengumpulan Data

,

Sesuai dengan tujuan penelitian ini adalah memberikan gambaran yang

jelas mengenai peranan kepemimpinan yang diterapkan Kepala Sekolah dalam
meningkatkan kinerja tenaga kependidikan dan pengaruhnya terhadap prestasi

belajar siswa, maka dalam penelitian ini menggunakan pendekatan Kuanlitatif
dengan menggunakan metode "Deskriptif Analitis".

Deskripsi adalah hal-hal yang nyata berdasarkan pengamatan, akan

tetapi label atau tafsiran masih dapat berubah bila kita peroleh data baru yang

mungkin membantah tafsiran itu. Hasil penelitian kualitatif lebih menekankan
pada makna dari pada generalisasi.
Penelitian "Deskripsi Analitis" menuturkan/menguraikan sesuatu secara

sistematis tentang data atau karakteristik populasi tertentu atau bidang tertentu
secara faktual dan cermat, menganalisis serta menginterpretasikan data yang
ada pada saat penelitian dilakukan.

Dengan kata lain penelitian "Deskriptif Analitis" memusatkan pada
masalah-masalah yang bersifat aktual, untuk melukiskan variabel atau kondisi

"apa yang ada" dalam situasi tertentu. Oleh karena itu penelitian ini digunakan

dengan tujuan untuk memperoleh data serta mengkajinya dalam rangka
memberikan gambaran yang jelas dan spesifik mengenai peranan

kepemimpinan Kepala Sekolah dalam meningkatkan kinerja tenaga
kependidikan dan pengaruhnya terhadap prestasi belajar siswa.

87

Penelitian

ini akan

pertanyaan-petanyaan

ditempuh

penelitian,

dalam

pengumpulan

tahapan:

data,

mengemukakan

mencatat

data,

pengolahan data, analisis data, penafsiran data, dan pengambilan kesimpulan
secara induktif, serta membuat laporan penelitian.

Proses penelitian "Deskriptif Analitis" melalui pendekatan Kuanlitatif,
dilakukan secara berulang-ulang pada penelitian yang sama. Pada periode
pertama pertanyaan-pertanyaan penelitian masih bersifat umum, dan makin
lama makin memfokus. Dengan dilakukannya penelitian secara berulang-ulang
pada obyek/subyek yang sama, tetapi setting dan teknik pengumpulan data

yang bervariasi, maka akan dapat ditemukan informasi yang obyektif, valid,
dan konsisten. Dengan demikian masalah penelitian yang sebenarnya terjadi
pada obyek/subyek penelitian.
Lebih jelas dikemukakan oleh Nasution ( 1996:59 ), bahwa:

Penelitian "Deskriptif Analitis" ini digunakan dengan pertimbangan,

bahwa bahan kajian yang ingin dijadikan penelitian sudah ada di lapangan.
Oleh karena itu tidak diperlukan adanya suatu manipulasi ataupun kontrol

terhadap variabel yang ada untuk mendapatkan informasi yang diperlukan.
Penggunaan metode ini dirasakan tepat dan relevan, karena data yang

diperlukan dalam penelitian ini merupakan kejadian yang sedang berlangsung.
Penelitian "Deskriptif Analitis" adalah penelitian yang dilakukan

terhadap variabel mandiri, yaitu tanpa membuat perbandingan atau
menghubungkan dengan

variabel yang lain, memusatkan pada masalah-

masalah yang ada pada masa sekarang yang bersifat aktual. Winarno

88

Surachmad (1982:140), mengemukakan bahwa "penelitian deskriptif memiliki
karakteristik" sebagai berikut:

1. Memusatkan perhatian pada masalah-masalah yang ada pada saat penelitian
dilakukan atau masalah-masalah yang bersifataktual;

2. Menggambarkan fakta-fakta tentang masalah yang diselidiki sebagaimana
adanya, diiringi dengan interpretasi rasional yang adequat.

Memberikan deskripsi adalah proses analitik. Apa yang kita amati, kita

uraikan dalam bagian-bagiannya. Tiap bagian kita gambarkan berupa kata-kata.

Sebaliknya memberi label merupakan proses sintetik. Sejumlah bagian kita

simpulkan, lalu kita rangkumkan dalam bentuk label atau nama. Kesimpulan
ini mungkin benar, mungkin benar sebagian, mungkin pula salah.
Melalui

penelitian

"Deskriptif

Analitis"

terhadap

data

Kualitatif/Naturalistik, peneliti diharuskan lebih dahulu memberikan deskripsi
kata-kata kemudian melompat kepada kesimpulan dengan memberikan label.

Data yang diperlukan ialah data yang konkrit hasil dari pengamatan. Penelitian
ini harus menguasai materi yang akan diteliti dan menguasai metodologinya.

Tanpa kedua syarat itu, maka penelitian tidak akan berjalan dengan baik.
Dari beberapa karakteristik tersebut disimpulkan, bahwa penelitian
"Deskriptif Analisis" adalah metode penelitian yang digunakan untuk
memberikan gambaran atau mendeskripsikan serta menganalisis hasil-hasil

penelitian berdasarkan tafsiran data yang diperoleh dengan menekankan
kejadian masa kini dan masa lampau yang ada kaitannya dengan masa kini.

89

I w ^B/^^,^&r^aPun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini
A =