PENGARUH KINERJA KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN KINERJA GURU TERHADAP PRESTASI AKADEMIK SISWA DI SEKOLAH MENENGAH : Studi Deskriptif Analitis di SMANegeri seKabupaten Indramayu).
PENGARUHKINERJAKEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH
DAN KINERJA GURU TERHADAP PRESTASI AKADEMIK
SISWA DI SEKOLAH MENENGAH
Studi Deskriptif Analitis di SMANegeri seKabupaten Indramayu)
TESIS
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar
Magister Pendidikan Program Studi Administrasi Pendidikan
pada Universitas Pendidikan Indonesia
Oleh :
ISMAIL RODEYAH
NomorPokok: 009775
ADMINISTRASI PENDIDIKAN
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
2004
LEMBAR PERSETUJUAN
Tesis ini dibimbing Oleh :
Pembimbiiie~I,
Prof. Dr. H. TB. ABIN SYAMSUDDIN
Pembimbi
Prof. Dr. H. NANANG WATTAH, M.Pd.
LEMBAR PENGESAHAN
MengetahuK
Ketua Program Studi Adminisltrasi Pendidikan
Prof. Dr. H. Tb. Abin Syamsuddffi Makmun, M.A
Abstrak
Pengaruh Kinerja Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Kinerja Guru
terhadap Prestasi Akademik Siswa di Sekolah Menengah
Tesis ini membahas salah satu masalah penting dalam administrasi
pendidikan yakni mengenai pengaruh kinerja kepemimpinan kepala sekolah
dan kinerja guru terhadap prestasi akademik siswa di Sekolah Menengah
Pertanyaan-pertanyaan terkait yang dibahas dalam penelitian mi mencakup
peran apakah yang dilakukan oleh kepala sekolah sebagai manager dan
pemimpin pendidikan dalam mendorong para guru untuk meningkatkan
kinerja mereka; serta apakah ada hubungan antara kinerja tersebut dengan
perstasi akademik siswa.
„.„„„
Untuk mengumpulkan data yang relevan guna menjawab pertanyaan
penelitian, maka tesis ini menggunakan beberapa teknik pengumpulan data
seperti kuesioner, interview dan observasi. Pendekatan yang d.manfaatkan
dalam studi ini adalah deskriptif analisis sesuai dengan tujuan penelitian
yang tercermin pada permasalah yang telah dirumuskan. Adapun populasi
yang dijangkau penelitian ini adalah sekolah menengah atas yang berada di
kabupaten Indramayu, dengan mengabil 11 sekolah sebagai sample.
Menyangkut permasalahan pertama yakni kinerja kepemimpinan
kepala sekolah dalam memacu kinerja guru, penelitian ini mengindikasikan
bahwa sebagian besar kepala sekolah umumnya belum mengamalkan
prinsip-prinsip kepemimpinan sebagaimana yang diharapkan yakni kepala
sekolah berperan sebagai pendidik, manager, administrator, pengawas,
pemimpin, innovator dan motivator yang dikenal dengan sebutan EMASL'MPenelitian ini juga berhasil mengidentifikasi bahwa faktor penyebab belum
diterapkannya prinsip kepemimpinan adalah karena rendahnya pemahaman
kepala sekolah itu sendiri yang tercermin dengan rendahnya kinerja. Faktor
lain diseputar kinerja guru dan prestasi akademik siswa yang tendentifikasi
adalah masih banyak sekolah yang kekurangan tenaga guru terutama guru
bidang studi seperti Matematika, Fisika, Kimia, Biologi, Bahasa Inggns dan
Bimbingan dan Konseling.
Atas dasar temuan-temuan diatas, penelitian ini menyarankan kepada
para kepala sekolah agar selalu berusaha meningkatkan kompetensi mereka
agar dapat menjadi pemimpin pendidkan yang professional. Sekolah
disarankan untuk menjalankan prinsip manajemen berbasis sekolah dengan
mengaplikasikan prinsip kepemimpinan kolektif dengan tetap
mempertimbangkan situasi dan kondisi sekolah. Kepada para pembuat
kebijakan dalam hal ini Dinas Pendidikan Kabupaten, disarankan agar
merekrut para calon kepala sekolah berdasarkan kompetensi yang mereka
miliki Dengan melakukan seleksi kepala sekolah atas dasar transparent
dan objektivitas, maka hasilnya akan dapat dipertanggungjawabkan. Selain
itu program evaluasi berkelanjutan dan pelatihan yang memang diarahkan
untuk tujuan ini merupakan keniscayaan sehingga bisa mendapatkan calon
kepala sekolah yang profesional.
IV
DAFTAR
ISI
halaman
LEMBAR PERSETUJUAN
LEMBAR PENGESAHAN
PERNYATAAN
ABSTRAK
.!!
V
'V
KATA PENGANTAR
UCAPAN TERIMA KASIH
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
DAFTAR LAMPIRAN
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
BAB
vl
X.
. XI"
X1V
xv
XV1
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
B. Rumusan Masalah dan Pertanyaan Penelitian
10
C. Tujuan Penelitian
14
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
D. Manfaat Penelitian
E. Anggapan Dasar
F. Kerangka Penelitian
17
G. Sistematika Pembahasan
20
BAB II. TIN JAU AN PUSTAKA
A. Konsep dasar tentang Kepemimpinan
22
B. Teori Motivasi
35
C. Konsep dasar tentang tenaga kependidikan
D. Kinerja Kepemimpinan Kepala Sekolah
E. Tugas dan fungsi Kepala Sekolah
41
43
45
IX
F. Kepemimpinan Kepala Sekolah sebagai Agen Perubahan
G. Kinerja Guru
64
67
H. Prestasi Belajar Siswa
I. Studi terdahulu yang relevan
69
69
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN
A. Lokasi Penelitian
'°
B. Subyek Penelitian
83
C. Metode dan Teknik Pengumpulan Data
87
D. Populasi dan Sampel Penelitian
E. Pengumpulan Data
F. Teknik Pengolahan Data
94
1"!
106
BAB IV. HASIL DAN ANALISIS PENELITIAN.
A. HASIL PENELITIAN
1. Deskripsi tentang Kepemimpinan Kepala Sekolah
2. Deskripsi tentang kinerja Guru
3. Deskripsi tentang aspek-aspek yang harus dimotivasi
4. Deskripsi tentang pengaruh Kepala Sekolah terhadap prestasi
akademik siswa
HI
112
125
132
134
B.. ANALISIS DAN PENAFSIRAN HASIL PENELITIAN
1. Analisis tentang Kepemimpinan Kepala Sekolah
140
2. Analisis tentang kinerja Guru
3. Analisis tentang aspek-aspek yang harus dimotivasi
'48
152
4. Analisis tentang pengaruh Kepala Sekolah terhadap prestasi
akademik siswa
1^5
BAB VI. KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI
A. Kesimpulan
B.Implikasi
160
168
C. Rekomendasi
169
DAFTAR PUSTAKA
174
XI
DAFTAR
GAMBAR
Nomor
halaman
. 1.1
Paradigma Penelitian
13
. 1.2
Hubungan Variabel X dan Y
14
Kerangka Penelitian
19
1.3
XII
DAFTAR
GRAFIK
XI
halaman
Nomor
1.1
Grafik kenaikan nilai UAN masing-masing sekolah
139
1.2
Grafik kenaikan nilai UAN selama tiga tahun
141
1.3.
Grafik kenaikan nilai UAN Tk. Kabupaten Indramayu
158
Xlll
DAFTAR TABEL
Nomor
halaman
3.1 Populasi Penelitian
3.2
96
Rata-rataNilai Ebtanas Murni (NEM) SMA Negeri di Kabupaten
Indramayu tahun pelajaran 2000/2001
97
3.3 Rata-rata Nilai Ebtanas Murni (NEM) SMA Negeri di Kabupaten
Indramayu tahun pelajaran 2001/2002
98
3.4 Rata-rata Nilai Ebtanas Murbi(NEM) SMA Negeri di Kabupaten
Indramayu tahun pelajaran 2002/2003
4.1 Peranan Kepala Sekolah sebagai EMASLIM
4.2 Peranan Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam meningkatkan kinerja
99
119
Guru
I23
(NUAN) SMU Negeri tahun Pelajaran 2000/2001
136
4.3 Pendapat/Persepsi Guru , Bahasa Indonesia, Matematika, dan Bahasa
Inggris Kelas III SMA Negeri terhadap peningkatan kualitas pendidikan
di Kabupaten Indramayu tahun pelajaran 2002 / 2003
127
4.4 Daftar peringkat Nilai Ebtanas Murni (NEM) atau Nilai Ujian Akhir
4.5 Daftar peringkat Nilai Ebtanas Murni (NEM) atau Nilai Ujian Akir
Nasinal(UAN) SMANegeri tahun Pelajaran 2001/2002
4.6 Daftar peringkat Nilai Ebtanas Murni (NEM) atau Nilai Ujian Akhir
Nasional (NUAN) SMU Negeri tahun pelajaran 2002/2003
4.7. Daftar Peringkat rata-rata NEM
137
138
I40
5.1 Keadaan Guru Mata Pelajaran yang di Ebtanaskan (UAN-kan) tahun
Pelajaran 2002/2003
••• 15'
5.2 Daftar peringkat rata-rata total Nilai Ebtanas Murni (NEM) atau Nilai
Ujian Akhir Nasional (NUAN) SMA Negeri di Kabupaten Indrmayu
Tahun pelaran 2000/2001 sampai dengan 2002/2003
157
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
1.
Angket, Pedoman Wawancara dan Dokumentasi Kepala SMA
Negeri di Kabupaten Indramayu
2.
Angket Guru-guru SMA Negeri mata pelajaran yang di Ebtanaskan
(UANkan)
3.
Pedoman Wawancara untukGuru-guru matapelajaran yang di
Ebtanaskan (UAN kan)
4.
Surat Keterangan Ijin Penelitian
xv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pembangunan
nasional
di
bidang
pendidikan
adaiah
upaya
mencerdaskan kehidupan bangsa dan meningkatkan kualitas manusia Indonesia
dalam mewujudkan masyarakat yang maju, adiL dan makmur, serta
memungkinkan para warganya mengembangkan diri baik berkenaan dengan
aspek jasmaniah maupun rohaniah berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang
Dasar 1945 ( TJUSPN, 2003 : 3 ).
Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal bukan hanya sebagai
sistem sosial terbuka, agen perubahan, tempat untuk menyiapkan peserta didik
melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan/atau latihan, namun harus peka
menyesuaikan diri dan dapat mengantisipasi perkembangan-perkembangan
yang akan terjadi dalam kurun waktu tertentu.
Produk semua itu dimaksudkan untuk membantu siswa agar lebih
mampu menghadapi tantangan hidup, baik pada masa sekarang maupun pada
masa yang akan datang. Ini menunjukkan bahwa sekolah merupakan lembaga
pendidikan yang sangat penting dalam upaya menumbuhkan dan
mengembangkan siswa menjadi individu yang berkualitas di masyarakat.
Salah satu kekuatan efektif dalam pengelolaan sekolah yang berperan
bertanggung jawab menghadapi perubahan adalah peranan kepemimpinan
Kepala Sekolah, yaitu tindakan-tindakan (perilaku) Kepala Sekolah yang
mampu memprakarsai pemikiran baru di dalam proses interaksi lingkungan
sekolah dengan melakukan perubahan atau penyesuaian terhadap Visi, Misi,
Tujuan, Sasaran, Target, Prosedur, Input, Proses, atau Output sesuai dengan
tuntutan perkembangan.
Keberhasilan sekolah sasarannya adalah prestasi belajar siswa yang
banyak ditentukan oleh berbagai faktor. Di antara sekian banyak faktor salah
satunya adalah kepemimpinan Kepala Sekolah.
Mengingat keberhasilannya itu, Kepala Sekolah hams mempunyai
kemampuan kepemimpinan yang optimal, yaitu kemampuan yang dapat
menciptakan kondisi-kondisi bagi terjadinya lingkungan kondusif, yaitu
iklim yang bisa membangkitkan partisipasi yang optimal dari semua pihak
( Dadi PennadL 1999 : 6).
Tanpa mengurangi arti, kepemimpinan
Kepala
Sekolah dalam
membangkitkan partisipasi sumber daya manusia sangat penting. Hal ini
sejalan dengan apa yang dikemukakan oleh Sondang P. Siagian, bahwa
"hanya sumber daya manusialah yang mempunyai kemampuan untuk berfikir
secara rasional. Kemampuan yang ada pada manusia itu dapat diarahkan
kepada pencapaian tujuan (pendidikan) melalui upaya kepemimpinan"
( Sondang P. Siagian, 1997 : 2 ).
Kepala Sekolah bertugas dan bertanggung jawab terhadap keseluruhan
kegiatan sekolah, baik kegiatan teknis dan administrasi pendidikan maupun
lintas program dengan mendayagunakan sumber-sumber yang ada di sekolah,
agar tujuan pendidikan dapat tercapai secara efektif dan efisien. Peningkatan
kemampuan dan wawasan
tenaga guru sebagaimana yang tersurat dalam
Peraturan Pemerintah Nomor 38 tahun 1992 yang telah diubah dengan
Peraturan Pemerintah Nomor 39 tahun 2000 pasal I menegaskan, bahwa
"Tenaga guru adalah anggota masyarakat yang mengabdikan dirinya secara
langsung dalam penyelenggaraan pendidikan", sangat dipengaruhi oleh
kepemimpinan Kepala Sekolah sebagai atasannya dalam menentukan
keberhasilan sekolah. Oleh karena itu Kepala Sekolah menempati posisi utama
dalam organisasi sekolah. Begitu pula Kepala Sekolah sebagai pemimpin
formal memiliki berbagai peranan, fungsi, tugas, wewenang, dan tanggung
jawab atas penyelenggaraan pendidikan di sekolah. Itulah sebabnya peranan
dan fungsi kepemimpinan Kepala Sekolah selalu menangani segi hubungan
antar pribadi dan hubungan antar manusia di dalam suatu ikatan kerja. Dengan
pernyataan lain bahwa keberhasilan Kepemimpinan Kepala Sekolah
merupakan kunci keberhasilan sekolah.
Memimpin
berarti
berhadapan dengan
manusia,
hasrat,
dan
keinginannya, sikap, dan tindakan-tindakannya, baik sebagai perseorangan
maupun dalam kelompok. Oleh karena itu peranan pemimpin biasanya selalu
berkaitan dengan pembinaan, motivasi, penggunaan pendekatan-pendekatan,
dan gaya-gaya kepemimpinan tertentu. Hal ini pula menandakan bahwa
kepemimpinan sangat penting terutama dalam mengembangkan organisasi,
khususnya di sekolah.
Dalam konteks organisasi di sekolah, Kepala Sekolah sebagai pengelola
jalur/satuan pendidikan formal (sekolah) mempunyai tiga peranan pokok, yaitu
sebagai administrator, supervisor (penyelia), dan leader (pemimpin) dengan
berbagai tugas dan tanggung jawabnya.
lagai Administrator, Kepala Sekolah bertugas merencanakan,
isasikan, melaksanakan, dan mengawasi pelaksanaan kegiatan untuk
Jncapai tujuan sekolah. Sebagai Supervisor mempunyai tugas mengadakan
pembinaan secara profesional terhadap semua tenaga kependidikan yang ada di
sekolah, terutama terhadap guru-guru dalam proses belajar mengajar (PBM)
berjalan dengan efektif. Sedangkan sebagai Leader (Pemimpin), Kepala
Sekolah
bertugas
mempengaruhi,
menggerakkan,
mengarahkan,
dan
mengendalikan semua tenaga educatif / Guru, agar tugas-tugas yang
dilaksanakan terarah terhadap pencapaian tujuan pendidikan di sekolah.
Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam meningkatkan sumber daya
manusia jelas mengantisipasi perubahan, memahami, dan mengatasi situasi
akan mendorong Kepala Sekolah untuk mencoba mempersiapkan segala
sesuatu yang diperlukan sebelum tiba waktunya. Tindakan ini biasanya
dilanjutkan dengan meningkatkan kemampuan dan wawasan diri sendiri,
kemudian ditularkan kepada para tenaga pendidik di sekolah, seperti melalui
pendidikan dan latihan (diklat), seminar, musyawarah guru mata pelajaran
(MGMP), dan melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Berkaitan
dengan hal tersebut di atas, Dadi Permadi ( 1999:24 ) menyatakan bahwa
"Kepala Sekolah sebagai pengelola pendidikan mempunyai empat fungsi
pokok", yaitu :
1. Educator (guru);
2. Manager (pengarah, penggerak sumber daya);
3. Administrator (pengurus administrasi);
4. Supervisor (pengawas, pengoreksi, dan melakukan evaluasi).
Pentingnya kinerja kepemimpinan Kepala Sekolah dan kinerja Guru
terhadap prestasi belajar siswa berarti Kepala Sekolah merubah organisasi
sekolah ke arah yang lebih maju yaitu pencapaian hasil belajar siswa lebih
meningkat yang meliputi prestasi akademik dan non akademik.
Pentingnya pemimpin dalam suatu organisasi itu dapat dilihat dari
berbagai pendapat yang dikemukakan oleh para ahli. Menurut Thomas Day dan
Lord (1988) "melihat kepemimpinan sebagai konsep kunci di dalam
memahami dan meningkatkan organisasi". Sebagai contoh organisasi sekolah,
bahwa pemimpin berperan sebagai penentu arah, penggerak, dan pengendali
penyelenggaraan kegiatan pendidikan agar efektif, efisien, dan terarah kepada
pencapaian tujuan pendidikan. Rosmiller, Lipham, dan Marivelly (1976) yang
dikutip oleh Dadi Permadi (1999:24), menyatakan bahwa 'peranan
kepemimpinan Kepala Sekolah adalah seorang yang bertanggung jawab untuk
menterjemahkan maksud dan tujuan-tujuan pendidikan dalam satuan
permohonan biaya, mempersiapkan, dan mempertahankan keuangan sekolah.
Memelihara segala sumber daya yang ada, dan mengevaluasi lulusan dengan
ukuran-ukuran pragmatis' (A Principal is responsible for translating
educational goals and objectives in specific budgetary request, preparing and
defending school budget, maintaining the use of resources provides, and
evaluating educational outcome in pragmatic term ).
Robert ( 1985:17 ) mengemukakan bahwa "kepemimpinan pendidikan
mempunyai pengaruh substansial terhadap organisasi sekolah", sementara
Lipham-( 1985:2 ) mengambil kesimpulan, bahwa "kualitas kepemimpinan
Kepala Sekolah secara substansial berpengaruh terhadap keberhasilan suatu
sekolah". Lebih tegas dikemukakan oleh Keith Davis yang dikutip oleh Oteng
Sutisna ( 1985:225 ), sebagai berikut:
"...tanpa kepemimpinan, suatu organisasi hanyalah sejumlah orang yang
kacau. Kepemimpinan ialah kemampuan untuk membujuk orang-orang
lain supaya mengejar tujuan yang telah ditetapkan dengan bergairah. la
adalah faktor manusia yang
mempersatukan kelompok dan
menggerakkannya ke arah tujuan-tujuan. Kegiatan-kegiatan manajemen
seperti merencanakan, mengorganisasi, dan membuat putusan ialah
kepompong tersembunyi sampai saat pemimpin meledakkan kekuatan
motivasi dalam diri orang dan membimbing mereka ke arah tujuan-tujuan.
Kepemimpinan mengubah potensi menjadi kenyataan. la adalah tindakan
akhir yang membawa kepada keberhasilan semua potensi yang ada pada
organisasi dan orang-orangnya ".
Dari beberapa pengertian tersebut, bahwa kepemimpinan Kepala
Sekolah
dalam
merencanakan,
mengorganisasikan,
mengarahkan
serta
memanfaatkan semua potensi atau semua sumber daya yang ada sangat
menentukan keberhasilan proses belajar mengajar di sekolah. Dengan
kepemimpinan inilah seorang Kepala Sekolah merubah semua potensi yang
ada di sekolah, terutama Guru, untuk pencapaian prestasi belajar siswa yang
optimal. Hal ini Kepala Sekolah berusaha mampu mengubah setiap tenaga
pendidik di sekolah untuk menerapkan berbagai motivasi yang sesuai dengan
sifat, situasi, dan kondisi yang ada di sekolah. Guna mewujudkan peranan,
fungsi, dan tanggung jawab tersebut, maka Kepala Sekolah sangat berperan
dalam merencanakan, mengorganisasikan, melaksanakan, dan mengendalikan
keberhasilan proses belajar mengajar sesuai dengan tujuan pendidikan.
Perlunya motivasi terhadap Guru dalam pencapaian prestasi belajar
siswa yang optimal, merupakan salah satu kekuatan eksternal yang dapat
digunakan oleh seorang Kepala Sekolah untuk dapat merubah potensi menjadi
kenyataan. Itulah sebabnya peranan Kepemimpinan Kepala Sekolah terhadap
pencapaian prestasi belajar siswa di sekolah sangat penting.
Keutuhan pencapaian tersebut diperlukan untuk menghindarkan
kemungkinan-kemungkinan adanya konflik antara motivasi/kekuatan/semangat
kerja Guru, Oleh karena itu Stoneer dan Wankel ( 1966:6 ) mengemukakan,
bahwa "dalam prakteknya motivasi itu cukup rumit", karena:
1. kebutuhan individu berbeda satu sama lain dan akan berubah sejalan
dengan perkembangan waktu;
2. kebutuhan yang hampir sama akan diterjemahkan ke dalam perilaku yang
berbeda di antara individu ;
3. orang tidak akan bertindak yang sama sesuai kebutuhannya; dan
4. reaksi individu terhadap pemenuhan atau terpenuhinya kebutuhan akan
berbeda.
Motivasi Kepala Sekolah yang tepat terhadap guru sangat membantu
dalam meningkatkan kinerja guru terutama dalam pencapaian prestasi belajar
siswa. Dengan melalui motivasi inilah, peningkatan kualitas/mutu prestasi
belajar siswa akan terwujud, di samping faktor-faktor lain, seperti kualitas
siswa, sarana-prasarana pendidikan, manajemen sekolah, hubungan sekolah
dengan masyarakat, kelembagaan, dan kebijakan pemerintah ( good will )
pemerintah.
Mengingat peranan dan tugas serta tanggung jawab Kepala Sekolah
yang harus dilaksanakan sangat berat, Mortimer J. Adler (1982) menegaskan,
bahwa "The quality of teaching and learning that goes in a shool is largely
determined by the quality of principals leadership" (mutu/kualitas belajar
%iangajar yang terjadi di sekolah ditentukan oleh sebagian besar mutu
^gflsuSflvJ^epemimpinan Kepala Sekolah).
Lebih tegas lagi dikatakan Lipham dan Trankin ( 1982 ), bahwa
"Principals must understand and develop skills in the implementation of
change if school are to become more efective" (Kepala Sekolah harus
memahami dan mengembangkan keterampilannya dalam melaksanakan
perubahan jika sekolah menjadi efektif).
Sebagai pemimpin tertinggi di sekolah, pola kepemimpinan Kepala
Sekolah akan sangat berpengaruh bahkan sangat menentukan terhadap
kemajuan sekolah. Oleh karena itu, dalam pendidikan modern kepemimpinan
Kepala Sekolah hams mendapat perhatian secara serius, mengingat peranan
dan tugas Kepala Sekolah yang sangat berat la harus dinamis, bergerak cepat
dalam proses administrasi, kemampuan manajeriaL maupun dalam memimpin
(leader) sekolah.
Itulah sebabnya tugas Kepala Sekolah sering dirumuskan sebagai
EMASLIM, yaitu Educator (Pendidik), Manager, Administrator,
Supervisor, Leader (Pemimpin), Innovator (Pencipta), dan Motivator
(Pendorong). Dalam melaksanakan ketujuh tugas itulah kepemimpinan
akan dherapkan. Dengan kata lain, kepemimpinan harus terpadu dalam
pelaksanaan ketujuh tugastersebut ( Depdikbud, 1999 : 15).
Kinerja Kepemimpinan Kepala Sekolah dan kinerja Guru terhadap
prestasi akademik siswa di Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri se
Kabupaten Indramayu pada kurun waktu tiga tahun terakhir ( 2000/2001 )
mengalami penurunan, terutama dalam prestasi belajar siswa di setiap sekolah,
dan kabupaten Indramayu menduduki ranking terendah di propinsi Jawa Barat
pada tahun pelajaran 2000/2001.
Hal ini dapat dilihat dari kenyataan - kenyataan yang ada pada Sekolah
Menengah Atas ( SMA) Negeri di wilayah Kabupaten Indramayu, antara lain :
1. rendahnya prestasi belajar siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri di
Kabupaten Indramayu,
2. masih kurangnya motivasi Kepala Sekolah terhadap Guru, dalam
melaksanakan tugasnya, sehingga berdampak negatif terhadap prestasi
belajar siswa pada Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri di Kabupaten
Indramayu;
3. kepemimpinan Kepala Sekolah sangat erat kaitannya dengan kinerja Guru,
dalam menentukan prestasi belajar siswa pada Sekolah Menengah Atas
(SMA) Negeri di Kabupaten Indramayu ;
4. kepemimpinan Kepala Sekolah sebagai Administrator, Supervisor, dan
Leader sangat diperlukan dalam meningkatkan kinerja
guru dan
pengaruhnya terhadap prestasi belajar siswa pada Sekolah Menengah Atas
(SMA) Negeri di Kabupaten Indramayu.
Dengan adanya fenomena dasar atau latar belakang masalah tersebut,
penulis berusaha mengungkapkan aspek-aspek kelemahan dan keunggulan
yang terjadi selama ini dan diharapkan turut memberikan pemikiran bagi
peranan kepemimpinan Kepala Sekolah dalam meningkatkan kinerja guru dan
pengaruhnya terhadap prestasi belajar siswa pada Sekolah Menengah Atas
A) Negeri di Kabupaten Indramayu. Itulah sebabnya pokok-pokok
persoalan di atas sangat relevan dengan program studi administrasi pendidikan
yang menarik untuk dikaji dan diteliti lebih lanjut.
B. Rumusan Masalah dan Pertanyaan Penelitian
1.
Rumusan Masalah
Masalah kepemimpinan Kepala Sekolah selalu menarik untuk dikaji,
karena menyangkut dinamika kehidupan di sekolah dalam proses belajar
mengajar. Salah satu fokus kajian yang mempengaruhi keberhasilan sekolah
adalah kinerja kepemimpinan Kepala Sekolah dan kinerja guru terhadap
prestasi akademik siswa.
Pada penelitian ini, pembahasan masalah perlu dilakukan agar sasaran
yang diinginkan dapat terwujud dengan baik. Oleh karena itu rumusan masalah
yang sangat urgen untuk diteliti dalam bagian ini dan dapat memberikan
kontribusi
besar
terhadap
peningkatan
kualitas
pendidikan
adalah
"Bagaimanakah Kinerja kepemimpinan Kepala Sekolah dan kinerja guru
pengaruhnya terhadap prestasi akademik siswa di Sekolah Menengah
Atas (SMA) Negeri se Kabupaten Indramayu meningkat".
Konsepsi tentang kinerja kepemimpinan Kepala Sekolah mengacu pada
fungsi dan tugas Kepala Sekolah dalam meningkatkan motivasi/dorongan
kinerja guru di sekolah dalam meningkatkan prestasi akademik siswa.
10
Engkoswara ( 1988:38 ) menegaskan bahwa "ukuran kualitas kinerja
Kepala Sekolah berupa perilaku yang diwujudkan Kepala Sekolah dalam
menjalankan kepemimpinannya". Adapun kualitas kinerja itu adalah :
1. kemampuan umum, yaitu kemampuan memanusiakan manusia, yang terdiri
atas ketaqwaan-normatif-humaniora, partisipasi asasi, sikap, pengetahuan,
dan keterampilan dasar yang memadai;
2. kemampuan upa jiwa, yaitu kemampuan yang lebih berfungsi bagi
sekelompok orang yang mempunyai ciri-ciri yang relatif bersamaan. Ciriciri itu dapat berdasarkan jenis kelamin, umur, minat, keahlian, atau
profesi;
3. kemampuan mewujudkan seni hidnp atau menciptakan yang lebih baik.
Ukuran kinerja Guru, dapat dilihat dari kemampuan-kemampuan/
kompetensi Guru dalam proses belajar mengajar (PBM) yang meliputi
penguasaan perencanaan pengajaran, melaksanakan kegiatan belajar mengajar,
menilai .hasil belajar siswa (evaluasi), analisis hasil belajar siswa, dan
mengadakan perbaikan pengajaran (remedial teaching). Di samping itu bukti
yang otentik dari pelaksanaan kinerja Guru dapat dilihat dari Daftar Penilaian
Pelaksanaan Pekerjaan (DP3).
Lebih jelasnya kinerja Guru yang kompeten dan profesional harus
menguasai sepuluh kemampuan dasar Guru atau menerapkan pendekatan
Pendidikan Guru Berdasarkan Kompetensi
(Competency Based Teacher
Education). Sepuluh kemampuan dasar Guru itu sebagai berikut:
1. Kemampuan menguasai bahan pelajaran, yakni menguasai bahan-bahan
bidang studi atau mata pelajaran ;
2. Kemampuan mengelola program belajar mengajar :
a. merumuskan Tujuan Instruksional Khusus (TIK);
b. mengenal dan dapat menggunakan metode mengajar;
c.
d.
e.
f.
memilih dan menyusun prosedur instruksional yang tepat;
melaksanakan program belajarmengajar;
mengenal kemampuan awal:
merencanakan dan melaksanakan pengajaran remedial.
11
3. Kemampuan mengelola kelas :
a. mengatur tata ruang kelas untuk mengajar;
b. menciptakan mengelola iklim belajar mengajar yang serasi.
4. Kemampuan menggunakan media dan sumberpelajaran :
a. mengenal, memilih, dan menggunakan media;
b. membuat alat bantu sederhana;
c. menggunakan dan mengelola laboratorium dalam rangka proses belajar
mengajar;
d. mengembangkan laboratorium;
e. menggunakan perpustakaan dalam proses belajar mengajar;
f. menggunakan micro teaching dalam proses pengalaman lapangan.
5. Kemampuan menguasai landasan-landasan pendidikan;
6. Kemampuan mengelola interaksi belajar mengajar;
7. Kemampuan menilai prestasi siswa untuk kepentingan pengajaran;
8. Kemampuan mengenal fungsi dan program pelayanan Bimbingan dan
Penyuluhan;
9. Kemampuan mengenal dan menyelenggarakan administrasi sekolah;dan
10. Kemampuan memahami prinsip-prinsip dan menafsirkan hasil-hasil
penelitian pendidikan guna keperluan pengajaran (Depdikbud, 1980:43).
Kinerja guru dapat diukur dari kinerja sehari-hari, seperti kehadiran
dalam pelayanan terhadap para siswa untuk kelancaran proses belajar
mengajar, sehingga para siswa mendapatkan pelayanan yang prima. Begitu
pula wujud pelaksanaan kinerjanya dapat dilihat dari Daftar Penilaian
Pelaksanaan Pekerjaan (DP3).
Sedangkan prestasi belajar siswa dapat diukur dari Nilai Ebtanas Murni
(NEM), baik secara individual maupun rata-rata setiap mata pelajaran, bahkan
rata-rata dari jumlah mata pelajaran yang di Ebtanaskan (klasifikasi sekolah).
2. Pertanyaan Penelitian
Rumusan masalah pokok penelitian ini lebih difokuskan lagi ke dalam
pertanyaan-pertanyaan penelitian sebagai berikut:
12
1. Bagaimanakah kinerja kepemimpinan Kepala Sekolah dan kinerja Guru di
Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri seKabupaten Indramayu ;
2. Bagaimanakah kinerja kepemimpinan Kepala Sekolah dan pengaruhnya
dalam meningkatkan prestasi akademik siswa di Sekolah Menengah Atas
(SMA) Negeri se Kabupaten Indramayu.
3. Bagaimanakah kinerja guru dan pengaruhnya dalam meningkatkan prestasi
akademik siswa di Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri se Kabupaten
Indramayu.
Masalah pokok dan pertanyaan-pertanyaan penelitian tersebut
meru
pakan acuan penelitian. Oleh karena itu mengenai kepemimpinan Kepala
Sekolah, lebih jelasnya dapat dilihat pada paradigma penelitian di bawah ini.
Gambar 1.1
Paradigma Penelitian
Kinerja Kepemimpinan
r
i
Kepala Sekolah
Prestasi
•
Akademik
Siswa
i r
/
Kinerja Guru
13
k
Gambar 1.2
Hubungan Variabel XI, X2 dan Y
XI
V
w
Y
1 r
ik
X2
Keterangan :
X1
: Kineija Kepemimpinan Kepala Sekolah
X2
: Kinerja Guru
Y
: Prestasi Akademik Siswa
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Sesuai dengan masalah yang telah dipaparkan, maka secara umum
penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran yang jelas mengenai
kinerja kepemimpinn yang diterapkan Kepala Sekolah dalam meningkatkan
kinerja guru dan pengaruhnya terhadap prestasi akademik siswa di Sekolah
Menengah Atas (SMA) Negeri se Kabupaten Indramayu.
14
2. Tujuan Khusus
Tujuan khususnya yakni menghimpun data untuk menemukan hal-hal
sebagai berikut:
1. gambaran dari Kinerja Kepemimpinan Kepala Sekolah dan kinerja Guru
pengaruhnya terhadap prestasi akademik siswa di Sekolah Menengah Atas
(SMA) Negeri se Kabupaten Indramayu ;
2. gambaran dari kinerja Kepemimpinan Kepala Sekolah dan pengaruhnya
dalam meningkatkan prestasi belajar siswa di Sekolah Menengah Atas
(SMA) Negeri se Kabupaten Indramayu.
3. gambaran dari Kineija Guru dan pengaruhnya dalam meningkatkan prestasi
akademik siswa di Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri se Kabupaten
Indramayu.
D. Manfaat Penelitian
Secara umum hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan
manfaat bagi pengembangan konseptual yaitu rekomendasi mengenai kinerja
kepemimpinan yang diperankan Kepala Sekolah dan kinerja guru pengaruhnya
terhadap prestasi akademik siswa di Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri se
Kabupaten Indramayu.
Manfaat praktisnya dari penelitian ini adalah :
1. memberikan pedoman pemikiran mengenai kinerja kepemimpinan Kepala
Sekolah dan kinerja guru pengaruhnya terhadap prestasi akademik siswa
pada Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri se Kabupaten Indramayu ;
15
2. memberikan pedoman pemikiran dalam
meningkatkan
kinerja
kepemimpinan Kepala Sekolah dan pengaruhnya terhadap prestasi
akademik siswa di Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri se Kabupaten
Indramayu;
3. memberikan motivasi kepada
Guru dalam meningkatkan kinerja dan
pengaruhnya terhadap prestasi akademik siswa di Sekolah Menengah Atas
(SMA) Negeri se Kabupaten Indramayu.
E. Hipotesis Penelitian
Hipotesis merupakan sustu jawaban sementara terhadap suatu
permasalahan yang masih harus dibuktikan kebenarannya. Artinya suatu
pernyataan yang bersifat hipotesis belum tentu dijamin kebenarannya, oleh
karena itu pernyataan tersebut masih harus dibuktikan kebenarannya melalui
sustu penelitian sampai benar-benar terbukti secara sah dan meyakinkan.
Sehubungan dengan hal ini, Suharsimi Arikunto ( 1989 : 62 )
berpendapat bahwa hipotesis adalah suatu jawaban sementara terhadap
permasalahan penelitian sampai terbukti melalui analisis data yang terkumpul.
Senada dengan Suharsimi, Rodger Thomas, seperti yang dikutip oleh Yusak
Burhanuddin ( 1998 : 25 ) berpendapat bahwa hipotesis adalah sebuah praduga
yang belumtentu benar sepanjang belum ada suatu penelitian ilmiah untuk
membuktikan hal itu.
1. Hipotesis tunggal yang diajukan
dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut : Pengaruh Kinerja Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Kinerja
16
3. meningkatnya kinerja
Guru sangat berpengaruh terhadap prestasi
akademik siswa;
4. meningkatnya prestasi akademik siswa merupakan tujuan yang diusahakan
kepala sekolah dan seluruh tenaga pendidik di sekolah.
F. Kerangka Penelitian
Kerangka penelitian ini menunjukkan bahwa kinerja kepemimpinan
Kepala Sekolah merupakan salah satu faktor penentu dalam meningkatkan
kinerja guru dan penentu pula dalam meningkatkan prestasi akademik siswa di
Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri se Kabupaten Indramayu.
Kepemimpinan dalam hal inL menunjuk pada kemampuan Kepala Sekolah
dalam mempengaruhi dan menggerakkan guru yang ada di sekolah, sehingga
dapat didayagunakan secara maksimal untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan, yaitu peningkatan prestasi akademik siswa.
Peranan, fungsi, dan tugas pokok Kepala Sekolah sebagaimana yang
terdapat dalam petunjuk Administrasi Sekolah Menengah Atas (SMA) tahun
1997,
bahwa Kepala Sekolah bertugas dan bertanggung jawab terhadap
keseluruhan proses kegiatan sekolah. Oleh karena itu sumber daya manusia
yang ada di sekolah, terutama Guru, merupakan sumber daya manusia
terpenting yang harus ditingkatkan kinerjanya.
Meningkatnya kinerja Guru dapat dilihat dari peningkatan proses
kegiatan belajar mengajar dan hasil belajar siswa, seperti peningkatan jumlah
17
lulusan dan nilai rata-rata kelas, peningkatan nilai rata-rata total semua
pelajaran yang ada di sekolah, maupun meningkatnya nilai individual siswa.
Begitu pula peningkatan kinerja Guru dapat dilihat dari meningkatnya nilai
Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan (DP3), bila dibandingkan dengan DP3
tahun yang lalu.
Kinerja Guru dapat dilihat dari dukungan penuh yang diberikan dan
aktivitas serta penggunaan berbagai fasilitas yang ada di sekolah terhadap
kelancaran proses kegiatan belajar mengajar.
Semua hal tersebut akan mengacu kepada pengaruh, baik langsung
maupun tidak lansung terhadap peningkatan prestasi akademik siswa yang
optimal.
Adapun kerangka penelitian mengenai Kinerja Kepemimpinan Kepala
Sekolahdapat dilihat pada gambar berikutini :
18
Gam bar 1.3
Kerangka Penelitian
KEPEMIMPINAN
KEPALA SEKOLAH
PERANAN DAN FUNGSI
KEPALA SEKOLAH
TTNDAKAN-TINDAKAN
KEPALA SEKOLAH YANG
MEMPENGARUHI
KINERJA
KINERJA
GURU
PRESTASI
BELAJAR SISWA
NILAI PRESTASI
AKADEMIK SISWA (NUAN)
MEN1NGKAT
19
G. Sistematika Pembahasan
Sistematika
pembahasan pada tesis ini diorganisasikan dalam lima
bab, yaitu :
Bab. I Pendahuluan
Bab ini membahas tentang latar beiakang masaiah, rumusan masalah
yang diikuti dengan pertanyaan-pertanyaan penelitian, tujuan penelitian baik
tujuan umum maupun tujuan khusus, manfaat penelitian, dan anggapan dasar.
Dikemukakan pula mengenai kerangka penelitian sebagai kerangka berfikir
konseptual penelitian (conseptual pramework) serta sistematikapembahasan.
Bab. II Tinjauan Pustaka
Dalam bab ini diuraikan tentang beberapa teori mengenai konsep dasar
kepemimpinan, kinerja, peranan kepemimpinan Kepala Sekolah, tugas dan
fungsi
Kepala
Sekolah.
Selanjutnya
dikemukakan
pula mengenai
kepemimpinan Kepala Sekolah sebagai agen perubahan, dan studi terdahulu
yang relevan.
Bab III Metodologi Penelitian
Pada metodologi penelitian dikemukakan tentang lokasi/obyek
penelitian, subyek penelitian, dan metode penelitian. Dalam pengumpulan data,
teknik yang dtgunakan adalah teknik angket, wawancara (interview) dan studi
dokumentasi dengan penentuan populasi dan sampel penelitian Kinerja
Kepemimpinan Kepala Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri di Kabupaten
Indramayu, Selanjutnya data dikumpulkan dengan menggunakan teknik
random sampling total.
20
0£&
Bab. IV Hasil, Analisis dan Penafsiran hasil Penelitian
V^^US^**^
Dalam bab ini diuraikan mengenai hasil-hasil penelitian yang berupa
deskripsi kineija kepemimpinan Kepala Sekolah, Kinerja Guru, Selanjutnya
dikemukakan pula aspek-aspek yang harus dimotivasi terhadap guru serta
pengaruh kinerja kepemimpinan Kepala Sekolah terhadap prestasi akademik
siswa.
Analisis dan Penafsiran hasil Penelitian diuraikan tentang analisis dan
penafsiran dari hasil penelitian mengenai kinerja kepemimpinan Kepala
Sekolah,kinerjaGuru, aspek-aspek yang harus dimotivasiserta analisis tentang
pengaruh kinerja kepemimpinan Kepala Sekolah terhadap prestasi akademik
siswa.
Bab V Kesimpulan, Implikasi, dan Rekomendasi
Sebagai bab terakhir dalam penulisan tesis ini, dikemukakan tentang
kesimpulan sebagai pemaknaan/penafsiran peneliti secara terpadu terhadap
semua hasil penelitian yang telah diperolehnya. Selanjutnya penulis menyusun
implikasi dan rekomendasi yang ditujukan kepada para pembuat kebijakan
terutama kepada para Kepala Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri di
Kabupaten Indramayu juga sebagai pengguna hasil penelitian, serta kepada
peneliti berikutnya yang berminat untuk melakukan penelitian selanjutnya.
21
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian ini tidak bermaksud untuk mengungkapkan hubungan antar
variabel
melalui korelasi untuk menguji hipotesis tersebut, namun
mendeskripsikan kinerja kepemimpinan Kepala Sekolah, kinerja Guru di
sekolah
dan hubungannya dengan prestasi akademik siswa di Sekolah
Menengah Atas (SMA) Negeri se Kabupaten Indramayu.
Proses penelitian ini penulis dituntun suatu prespektif teori
"Conceptual Framework", yaitu peneliti harus mempunyai kerangka berfikir
yang mengacu pada tingkat intensitas pemahaman terhadap suatu konsepsi
atau teori yang merupakan perspektif teoritis yang dijadikan sebagai pedoman
"proses inkuiri" (inquiry process). Orientasinya adalah cara memandang dunia,
asumsi yang dianut orang tentang sesuatu yang pantas, dan apa yang membuat
dunia bekerja. Apabila tidak demikian, maka data hanyalah sebagai kumpulan
informasi. Harapan penulis, data yang dikumpulkan tersusun dan terorganisasi
dalam suatu pemikiran tertentu, sehingga data tersebut mempunyai makna
untuk menjelaskan masalah yang diteliti.
Dengan memperhatikan maksud penelitian ini, maka pendekatan
penelitian yang digunakan adalah pendekatan DeskriptifAnalitis
77
Penelitian "Kuanlitatif mengacu
kepada pendekatan yang sifat
datanya dikumpulkan, dianalisis, dan dilaporkan, bercorak kuanlitatif,
sebagaimana adanya, tanpa dimanipulasi.
A. Lokasi Penelitian
Sesuai dengan masalah dan tujuan yang telah dikemukakan dalam
bab I, maka penelitian ini mengambil lokasi penelitian di wilayah kabupaten
Indramayu, khususnya di Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri
se
Kabupaten Indramayu.
Hal ini sangat menarik bagi penulis, mengingat fokus penelitian yang
penulis lakukan bertujuan untuk memperoleh gambaran yang jelas mengenai
pengaruh kinerja kepemimpinan yang diterapkan Kepala Sekolah Menengah
Atas (SMA) Negeri dalam meningkatkan kinerja guru dan pengaruhnya
terhadap prestasi akademik siswa. Di samping itu pula, bahwa prestasi
akademik siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri pada kurun waktu tiga
tahun terakhir (tahun pelajaran 2000/2001 sampai dengan 2002/2003)
mengalami penurunan di tingkat Kabupaten Indramayu, bahkan pada tahun
pelajaran 2000/2001, rangking kabupaten Indramayu berada pada peringkat ke
24 dari 24 Kabupaten/Kota se Propinsi Jawa Barat.
78
Itulah sebabnya penulis berusaha seoptimal mungkin melalui penelitian
ini, untuk mengkaji, menganalisis, menyimpulkan, dan menafsirkan, agar
temuan-temuan yang diperolehnya, memberikan motivasi/dorongan kepada
para tenaga kependidikan di Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri, dalam hal
ini Kepala Sekolah dan Guru untuk dapat meningkatkan prestasi akademik
siswa, yang pada (tahun pelajaran 2000/2001) perolehan Nilai Ebtanas Murni
(NEM) pada klasifikasi sekolah (rata-rata Nilai Ebtanas Murni) pada setiap
sekolah pada umumnya berada pada klasifikasi D (rata-rata Nilai Ebtanas
Murni pada posisi antara 4,50 sampai dengan 5,49) dan E (rata-rata Nilai
Ebtanas Murni padaposisi kurang dari atausamadengan 4,49).
Secara keseluruhan gambaran lokasi penelitian yang penulis lakukan
dapat dikemukakan sebagai berikut:
1. Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri
Berdasarkan data dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten
Indramayu pada tahun pelajaran 2000/2001, Sekolah Menengah Atas (SMA)
Negeri yang mengikuti EBTA/EBTANAS berjumlah ll(sebelas) sekolah.
Secara rinci Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri dapat dilihat pada daftar
tabel berikut ini:
79
DAFTAR SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA) NEGERI DI
KABUPATEN INDRAMAYU
TAHUN PELAJARAN : 2000/2001
No
NAMA SEKOLAH
1.
SMAN. 1 Indramayu
Indramayu
272536
2.
SMAN. 2 Indramayu
Indramayu
271087
3.
SMAN. 1 Sindang
Sindang
272089
4.
SMAN. 1 Krangkeng
Kangkeng
484885
5.
SMA N. 1 Sliyeg
Sliyeg
351526
6.
SMA N. 1 Kertasemaya
Kertasemaya
353120
7.
SMA N. 1 Bangodua
Bangodua
353210
8.
SMA N. 1 Losarang
Losarang
505206
9.
SMA N. 1 Kandanghaur
Kandanghaur
505554
10.
SMA N. 1 Anjatan
Anjatan
741824
11.
SMA N. 1 Haurgeulis
Haurgeulis
ALAMAT
TELP.
KET
~
2. Dinas Pendidikan Kabupaten Indramayu
Dinas
Pendidikan
Kabupaten
Indramayu
mempunyai
tugas
melaksanakan sebagian tugas dari Dinas Pendidikan Propinsi Jawa Barat. Hal
80
Iff
i
g
ini sesuai dengan Undang Undang No. 22 tahun 1999 tentang PemerintaW^S^V
Daerah, di mana mempunyai bidang kewenangan sebagaimana tercantur
dalam Pasal 7 Undang Undang No. 22 tahun 1999, yaitu :
1. Kewenangan daerah mencakup kewenangan dalam seluruh bidang
pemerintahan, kecuali kewenangan dalam bidang politik luar negeri,
pertahanan keamanan, peradilan, moneter dan fiskal, agama, serta
kewenangan bidang lain;
2. Kewenangan lain, sebagaimana dimaksud pada ayat (1), meliputi kebijakan
tentang perencanaan nasional dan pengendalian pembangunan nasional
secara makro, dana perimbangan keuangan, sistem administrasi negara dan
lembaga perekonomian negara, pembinaan dan pemberdayaan sumber daya
manusia, pendayagunaan sumber daya alam serta teknologi tinggi yang
strategis, konservasi, dan standardisasi nasional ( UU No.22, 1999:7 )
Selanjutnya tercantum pula dalam Pasal 11 ayat 2 Undang Undang No.
22 tahun 1999, yang menyatakan bahwa:
"Bidang pemerintahan yang wajib dilaksanakan oleh Daerah Kabupaten
dan Daerah Kota meliputi pekerjaan umum, kesehatan, pendidikan, pertanian,
perhubungan, industri dan perdagangan, penanaman modal, lingkungan hidup,
pertanahan, koperasi, dan tenaga kerja" ( UU No.22, 1999:9 ).
Khususnya dalam bidang pendidikan, Kabupaten Indramayu diberi
kewenangan untuk menyelenggarakan Desentralisasi Pendidikan secara
optimal. Hal ini mengacu pada penyerahan kewenangan pemerintahan dalam
bidang pendidikan kepada daerah Kabupaten/Kota untuk menyelenggarakan
pendidikan dengan tidak melepaskan kebijakan-kebijakan dari tingkat propinsi
maupun kebijakan nasional.
81
V
Upaya yang sudah dilakukan pemerintah Kabupaten Indramayu
khususnya dalam bidang pendidikan sejak diberlakukannya Undang Undang
No. 22 tahun 1999 tanggal 1 Januari 2001, sangat terasa dampak positifhya,
seperti:
1. Diberlakukannya Struktur Organisasi Tata Kerja (SOTK) di lingkungan
Dinas Pendidikan Kabupaten Indramayu berdasarakan Keputusan Bupati
Nomor 24 tahun 2003, yang terdiri dari: lima Sub Dinas dan satu bagian,
yaitu :
a. Sub Dinas Pendidikan Dasar (Dikdas);
b. Sub Dinas Pendidikan Menengah (Dikmen);
c. Sub Dinas Pendidikan Masyarakat (Dikmas);
d. Sub Dinas Pendidikan Keagamaan (Dikag);
e. Sub Dinas Olah Raga dan Kesiswaan (ORSIS) ; dan
f.
Bagian Tata Usaha.
2. Diangkatnya Kepala SMA Negeri / Diperbantukan (DPK), dan Pengawas
Pendidikan menengah oleh Bupati Indramayu atas pertimbangan / saran
dari Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Indramayu, yang sebelumnya
pengangkatan ini dilakukan di tingkat propinsi oleh Kepala Departemen
Pendidikan Nasional Propinsi Jawa Barat atas nama Menteri Pendidikan
Nasional.
3. Meningkatnya dana untuk kebutuhan Pendidikan di Kabupaten Indramayu
mulai tahun anggaran 2001.
82
3. Dinas Pendidikan Propinsi Jawa Barat
Pada Dinas Pendidikan Propinsi Jawa Barat melalui Kepala Seksi
Ketenagaan ( Kepala Sub Dinas Pendidikan Menengah dan Tinggi ) dan
Kepala Sub Bagian Kepegawaian ( Kepala Bagian Tata Usaha ), data dan
informasi yang berkaitan dengan Kepala Sekolah dan Guru dikoordinasikan
untuk dikaji ulang dalam penilaian kinerja (Kepala Sekolah dan Guru),
meskipun Undang-Undang Nomor 22 tahun 1999, mulai diberlakukan sejak 1
Januari 2001.
Selanjutnya penulis memperoleh juga informasi yang berkaitan dengan
masalah pembinaan kepemimpinan Kepala Sekolah Menengah Atas (SMA)
Negeri dari Pengawas Pendidikan Menengah yang berada di lingkungan Sub
Dinas Pendidikan Menengah Dinas Pendidikan Kabupaten Indramayu.
B. Subyek Penelitian
Penelitian ini berfokus pada pengaruh kinerja pemimpin
Kepala
Sekolah Menengah Atas Negeri di wilayah Kabupaten Indramayu. Oleh
karena itu subyek penelitian utama atau responden utama adalah Kepala
Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri di Kabupaten Indramayu dengan
jumlah 11 orang. Dari Kepala Sekolah inilah diperoleh data dan informasi
mengenai berbagai hal / aktivitas kepemimpinan dalam meningkatkatkan
kinerja tenaga Guru dan pengaruhnya terhadap prestasi belajar siswa.
83
Untuk mendukung data primer dalam penelitian kualitatif ini selain dari
Kepala Sekolah, informasi jugadidapat dari para Guru, sehubungan dengan
tanggapan atau jawaban dari responden utama terhadap pertanyaan-pertanyaan
pelelitian yang ada hubungannya dengan penelitian ini.
Adapun secara rinci responden tenaga kependidikan lainnya sebagai
berikut:
1. Guru Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri untuk mata pelajaran yang di
EBTANAS kan ( 11 sekolah X 3 mata pelajaran ) berjumlah 33 orang,
dengan rincian sebagai berikut:
a. Guru mata pelajaran Matamatika berjumlah
= 11 orang;
b. Guru mata pelajaran Bahasa Inggris berjumlah
= 11 orang;
c. Guru mata pelajaran Bahasa Indonesia berjumlah = 11 orang.
Pemilihan Kepala Sekolah sebagai Subyek/responden penelitian utama
didasarkan pada pertimbangan sebagai berikut:
1.
Kepala
Sekolah
merupakan
penanggungjawab
dalam
kegiatan
penyelenggaraan pendidikan di sekolah;
2.
Kepemimpinan Kepala Sekolah sangat berperan dalam memberikan
motivasi/dorongan kepada semua tenaga kependidikan dan para siswa;
3.
Kepala Sekolah mengetahui perkembangan dan permasalahan pendidikan
secara menyeluruh di sekolahnya;
84
4. Kepala Sekolah merupakan seorang figur yang mampu memberikan
informasi berbagai kegiatan yang sudah, sedang, dan yang akan
dilaksanakan di sekolahnya;
5. Secara
organisatoris,
Kepala
Sekolah
merupakan
pemimpin
tunggal/penanggung jawab penuh dalam organisasi pendidikan di
sekolahnya.
Untuk lebih jelasnya daftar nama Kepala Sekolah Mengah Atas (SMA)
Negeri yang dijadikan subyek/ responden penelitian penulis dapat dilihat
berikut ini:
85
DAFTAR NAMA KEPALA SMA NEGERI
DI KABUPATEN INDRAMAYU
TAHUN PELAJARAN: 2002/2003
NAMA KEPALA
No
NAMA SEKOLAH
SEKOLAH
ALAMAT
1.
SMAN. 1 Indramayu
Dra.Hj.Sulastri Dj. MPd.
Indramayu
2.
SMAN. 2 Indramayu
Drs. H. Mas'ud, MPd
Indramayu
3.
SMAN. 1 Sindang
Drs. Rustam Effendi
Sindang
4.
SMAN. 1 Krangkeng
Drs. Suhaeli.
Krangkeng
5.
SMA N. 1 Sliyeg
Drs. H. Sadimo
Sliyeg
6.
SMAN. 1 Kertasemaya
Drs. Ahyani
Kertasemaya
7.
SMAN. 1 Bangodua
Drs. Junaedi A.
Bangodua
8.
SMAN. 1 Losarang
Drs. Maduki Ahmad
Losarang
9.
SMA N. 1 Kandanghaur
Drs. Edi D. Setiawan
Kandanghaur
10.
SMA N. 1 Anjatan
Drs. Somana
Anjatan
11.
SMA N. 1 Haurgeulis
Drs. H. Tajudin, MPd
Haurgeulis
86
KET
C. Metode dan Teknik Pengumpulan Data
,
Sesuai dengan tujuan penelitian ini adalah memberikan gambaran yang
jelas mengenai peranan kepemimpinan yang diterapkan Kepala Sekolah dalam
meningkatkan kinerja tenaga kependidikan dan pengaruhnya terhadap prestasi
belajar siswa, maka dalam penelitian ini menggunakan pendekatan Kuanlitatif
dengan menggunakan metode "Deskriptif Analitis".
Deskripsi adalah hal-hal yang nyata berdasarkan pengamatan, akan
tetapi label atau tafsiran masih dapat berubah bila kita peroleh data baru yang
mungkin membantah tafsiran itu. Hasil penelitian kualitatif lebih menekankan
pada makna dari pada generalisasi.
Penelitian "Deskripsi Analitis" menuturkan/menguraikan sesuatu secara
sistematis tentang data atau karakteristik populasi tertentu atau bidang tertentu
secara faktual dan cermat, menganalisis serta menginterpretasikan data yang
ada pada saat penelitian dilakukan.
Dengan kata lain penelitian "Deskriptif Analitis" memusatkan pada
masalah-masalah yang bersifat aktual, untuk melukiskan variabel atau kondisi
"apa yang ada" dalam situasi tertentu. Oleh karena itu penelitian ini digunakan
dengan tujuan untuk memperoleh data serta mengkajinya dalam rangka
memberikan gambaran yang jelas dan spesifik mengenai peranan
kepemimpinan Kepala Sekolah dalam meningkatkan kinerja tenaga
kependidikan dan pengaruhnya terhadap prestasi belajar siswa.
87
Penelitian
ini akan
pertanyaan-petanyaan
ditempuh
penelitian,
dalam
pengumpulan
tahapan:
data,
mengemukakan
mencatat
data,
pengolahan data, analisis data, penafsiran data, dan pengambilan kesimpulan
secara induktif, serta membuat laporan penelitian.
Proses penelitian "Deskriptif Analitis" melalui pendekatan Kuanlitatif,
dilakukan secara berulang-ulang pada penelitian yang sama. Pada periode
pertama pertanyaan-pertanyaan penelitian masih bersifat umum, dan makin
lama makin memfokus. Dengan dilakukannya penelitian secara berulang-ulang
pada obyek/subyek yang sama, tetapi setting dan teknik pengumpulan data
yang bervariasi, maka akan dapat ditemukan informasi yang obyektif, valid,
dan konsisten. Dengan demikian masalah penelitian yang sebenarnya terjadi
pada obyek/subyek penelitian.
Lebih jelas dikemukakan oleh Nasution ( 1996:59 ), bahwa:
Penelitian "Deskriptif Analitis" ini digunakan dengan pertimbangan,
bahwa bahan kajian yang ingin dijadikan penelitian sudah ada di lapangan.
Oleh karena itu tidak diperlukan adanya suatu manipulasi ataupun kontrol
terhadap variabel yang ada untuk mendapatkan informasi yang diperlukan.
Penggunaan metode ini dirasakan tepat dan relevan, karena data yang
diperlukan dalam penelitian ini merupakan kejadian yang sedang berlangsung.
Penelitian "Deskriptif Analitis" adalah penelitian yang dilakukan
terhadap variabel mandiri, yaitu tanpa membuat perbandingan atau
menghubungkan dengan
variabel yang lain, memusatkan pada masalah-
masalah yang ada pada masa sekarang yang bersifat aktual. Winarno
88
Surachmad (1982:140), mengemukakan bahwa "penelitian deskriptif memiliki
karakteristik" sebagai berikut:
1. Memusatkan perhatian pada masalah-masalah yang ada pada saat penelitian
dilakukan atau masalah-masalah yang bersifataktual;
2. Menggambarkan fakta-fakta tentang masalah yang diselidiki sebagaimana
adanya, diiringi dengan interpretasi rasional yang adequat.
Memberikan deskripsi adalah proses analitik. Apa yang kita amati, kita
uraikan dalam bagian-bagiannya. Tiap bagian kita gambarkan berupa kata-kata.
Sebaliknya memberi label merupakan proses sintetik. Sejumlah bagian kita
simpulkan, lalu kita rangkumkan dalam bentuk label atau nama. Kesimpulan
ini mungkin benar, mungkin benar sebagian, mungkin pula salah.
Melalui
penelitian
"Deskriptif
Analitis"
terhadap
data
Kualitatif/Naturalistik, peneliti diharuskan lebih dahulu memberikan deskripsi
kata-kata kemudian melompat kepada kesimpulan dengan memberikan label.
Data yang diperlukan ialah data yang konkrit hasil dari pengamatan. Penelitian
ini harus menguasai materi yang akan diteliti dan menguasai metodologinya.
Tanpa kedua syarat itu, maka penelitian tidak akan berjalan dengan baik.
Dari beberapa karakteristik tersebut disimpulkan, bahwa penelitian
"Deskriptif Analisis" adalah metode penelitian yang digunakan untuk
memberikan gambaran atau mendeskripsikan serta menganalisis hasil-hasil
penelitian berdasarkan tafsiran data yang diperoleh dengan menekankan
kejadian masa kini dan masa lampau yang ada kaitannya dengan masa kini.
89
I w ^B/^^,^&r^aPun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini
A =
DAN KINERJA GURU TERHADAP PRESTASI AKADEMIK
SISWA DI SEKOLAH MENENGAH
Studi Deskriptif Analitis di SMANegeri seKabupaten Indramayu)
TESIS
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar
Magister Pendidikan Program Studi Administrasi Pendidikan
pada Universitas Pendidikan Indonesia
Oleh :
ISMAIL RODEYAH
NomorPokok: 009775
ADMINISTRASI PENDIDIKAN
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
2004
LEMBAR PERSETUJUAN
Tesis ini dibimbing Oleh :
Pembimbiiie~I,
Prof. Dr. H. TB. ABIN SYAMSUDDIN
Pembimbi
Prof. Dr. H. NANANG WATTAH, M.Pd.
LEMBAR PENGESAHAN
MengetahuK
Ketua Program Studi Adminisltrasi Pendidikan
Prof. Dr. H. Tb. Abin Syamsuddffi Makmun, M.A
Abstrak
Pengaruh Kinerja Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Kinerja Guru
terhadap Prestasi Akademik Siswa di Sekolah Menengah
Tesis ini membahas salah satu masalah penting dalam administrasi
pendidikan yakni mengenai pengaruh kinerja kepemimpinan kepala sekolah
dan kinerja guru terhadap prestasi akademik siswa di Sekolah Menengah
Pertanyaan-pertanyaan terkait yang dibahas dalam penelitian mi mencakup
peran apakah yang dilakukan oleh kepala sekolah sebagai manager dan
pemimpin pendidikan dalam mendorong para guru untuk meningkatkan
kinerja mereka; serta apakah ada hubungan antara kinerja tersebut dengan
perstasi akademik siswa.
„.„„„
Untuk mengumpulkan data yang relevan guna menjawab pertanyaan
penelitian, maka tesis ini menggunakan beberapa teknik pengumpulan data
seperti kuesioner, interview dan observasi. Pendekatan yang d.manfaatkan
dalam studi ini adalah deskriptif analisis sesuai dengan tujuan penelitian
yang tercermin pada permasalah yang telah dirumuskan. Adapun populasi
yang dijangkau penelitian ini adalah sekolah menengah atas yang berada di
kabupaten Indramayu, dengan mengabil 11 sekolah sebagai sample.
Menyangkut permasalahan pertama yakni kinerja kepemimpinan
kepala sekolah dalam memacu kinerja guru, penelitian ini mengindikasikan
bahwa sebagian besar kepala sekolah umumnya belum mengamalkan
prinsip-prinsip kepemimpinan sebagaimana yang diharapkan yakni kepala
sekolah berperan sebagai pendidik, manager, administrator, pengawas,
pemimpin, innovator dan motivator yang dikenal dengan sebutan EMASL'MPenelitian ini juga berhasil mengidentifikasi bahwa faktor penyebab belum
diterapkannya prinsip kepemimpinan adalah karena rendahnya pemahaman
kepala sekolah itu sendiri yang tercermin dengan rendahnya kinerja. Faktor
lain diseputar kinerja guru dan prestasi akademik siswa yang tendentifikasi
adalah masih banyak sekolah yang kekurangan tenaga guru terutama guru
bidang studi seperti Matematika, Fisika, Kimia, Biologi, Bahasa Inggns dan
Bimbingan dan Konseling.
Atas dasar temuan-temuan diatas, penelitian ini menyarankan kepada
para kepala sekolah agar selalu berusaha meningkatkan kompetensi mereka
agar dapat menjadi pemimpin pendidkan yang professional. Sekolah
disarankan untuk menjalankan prinsip manajemen berbasis sekolah dengan
mengaplikasikan prinsip kepemimpinan kolektif dengan tetap
mempertimbangkan situasi dan kondisi sekolah. Kepada para pembuat
kebijakan dalam hal ini Dinas Pendidikan Kabupaten, disarankan agar
merekrut para calon kepala sekolah berdasarkan kompetensi yang mereka
miliki Dengan melakukan seleksi kepala sekolah atas dasar transparent
dan objektivitas, maka hasilnya akan dapat dipertanggungjawabkan. Selain
itu program evaluasi berkelanjutan dan pelatihan yang memang diarahkan
untuk tujuan ini merupakan keniscayaan sehingga bisa mendapatkan calon
kepala sekolah yang profesional.
IV
DAFTAR
ISI
halaman
LEMBAR PERSETUJUAN
LEMBAR PENGESAHAN
PERNYATAAN
ABSTRAK
.!!
V
'V
KATA PENGANTAR
UCAPAN TERIMA KASIH
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
DAFTAR LAMPIRAN
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
BAB
vl
X.
. XI"
X1V
xv
XV1
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
B. Rumusan Masalah dan Pertanyaan Penelitian
10
C. Tujuan Penelitian
14
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
D. Manfaat Penelitian
E. Anggapan Dasar
F. Kerangka Penelitian
17
G. Sistematika Pembahasan
20
BAB II. TIN JAU AN PUSTAKA
A. Konsep dasar tentang Kepemimpinan
22
B. Teori Motivasi
35
C. Konsep dasar tentang tenaga kependidikan
D. Kinerja Kepemimpinan Kepala Sekolah
E. Tugas dan fungsi Kepala Sekolah
41
43
45
IX
F. Kepemimpinan Kepala Sekolah sebagai Agen Perubahan
G. Kinerja Guru
64
67
H. Prestasi Belajar Siswa
I. Studi terdahulu yang relevan
69
69
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN
A. Lokasi Penelitian
'°
B. Subyek Penelitian
83
C. Metode dan Teknik Pengumpulan Data
87
D. Populasi dan Sampel Penelitian
E. Pengumpulan Data
F. Teknik Pengolahan Data
94
1"!
106
BAB IV. HASIL DAN ANALISIS PENELITIAN.
A. HASIL PENELITIAN
1. Deskripsi tentang Kepemimpinan Kepala Sekolah
2. Deskripsi tentang kinerja Guru
3. Deskripsi tentang aspek-aspek yang harus dimotivasi
4. Deskripsi tentang pengaruh Kepala Sekolah terhadap prestasi
akademik siswa
HI
112
125
132
134
B.. ANALISIS DAN PENAFSIRAN HASIL PENELITIAN
1. Analisis tentang Kepemimpinan Kepala Sekolah
140
2. Analisis tentang kinerja Guru
3. Analisis tentang aspek-aspek yang harus dimotivasi
'48
152
4. Analisis tentang pengaruh Kepala Sekolah terhadap prestasi
akademik siswa
1^5
BAB VI. KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI
A. Kesimpulan
B.Implikasi
160
168
C. Rekomendasi
169
DAFTAR PUSTAKA
174
XI
DAFTAR
GAMBAR
Nomor
halaman
. 1.1
Paradigma Penelitian
13
. 1.2
Hubungan Variabel X dan Y
14
Kerangka Penelitian
19
1.3
XII
DAFTAR
GRAFIK
XI
halaman
Nomor
1.1
Grafik kenaikan nilai UAN masing-masing sekolah
139
1.2
Grafik kenaikan nilai UAN selama tiga tahun
141
1.3.
Grafik kenaikan nilai UAN Tk. Kabupaten Indramayu
158
Xlll
DAFTAR TABEL
Nomor
halaman
3.1 Populasi Penelitian
3.2
96
Rata-rataNilai Ebtanas Murni (NEM) SMA Negeri di Kabupaten
Indramayu tahun pelajaran 2000/2001
97
3.3 Rata-rata Nilai Ebtanas Murni (NEM) SMA Negeri di Kabupaten
Indramayu tahun pelajaran 2001/2002
98
3.4 Rata-rata Nilai Ebtanas Murbi(NEM) SMA Negeri di Kabupaten
Indramayu tahun pelajaran 2002/2003
4.1 Peranan Kepala Sekolah sebagai EMASLIM
4.2 Peranan Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam meningkatkan kinerja
99
119
Guru
I23
(NUAN) SMU Negeri tahun Pelajaran 2000/2001
136
4.3 Pendapat/Persepsi Guru , Bahasa Indonesia, Matematika, dan Bahasa
Inggris Kelas III SMA Negeri terhadap peningkatan kualitas pendidikan
di Kabupaten Indramayu tahun pelajaran 2002 / 2003
127
4.4 Daftar peringkat Nilai Ebtanas Murni (NEM) atau Nilai Ujian Akhir
4.5 Daftar peringkat Nilai Ebtanas Murni (NEM) atau Nilai Ujian Akir
Nasinal(UAN) SMANegeri tahun Pelajaran 2001/2002
4.6 Daftar peringkat Nilai Ebtanas Murni (NEM) atau Nilai Ujian Akhir
Nasional (NUAN) SMU Negeri tahun pelajaran 2002/2003
4.7. Daftar Peringkat rata-rata NEM
137
138
I40
5.1 Keadaan Guru Mata Pelajaran yang di Ebtanaskan (UAN-kan) tahun
Pelajaran 2002/2003
••• 15'
5.2 Daftar peringkat rata-rata total Nilai Ebtanas Murni (NEM) atau Nilai
Ujian Akhir Nasional (NUAN) SMA Negeri di Kabupaten Indrmayu
Tahun pelaran 2000/2001 sampai dengan 2002/2003
157
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
1.
Angket, Pedoman Wawancara dan Dokumentasi Kepala SMA
Negeri di Kabupaten Indramayu
2.
Angket Guru-guru SMA Negeri mata pelajaran yang di Ebtanaskan
(UANkan)
3.
Pedoman Wawancara untukGuru-guru matapelajaran yang di
Ebtanaskan (UAN kan)
4.
Surat Keterangan Ijin Penelitian
xv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pembangunan
nasional
di
bidang
pendidikan
adaiah
upaya
mencerdaskan kehidupan bangsa dan meningkatkan kualitas manusia Indonesia
dalam mewujudkan masyarakat yang maju, adiL dan makmur, serta
memungkinkan para warganya mengembangkan diri baik berkenaan dengan
aspek jasmaniah maupun rohaniah berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang
Dasar 1945 ( TJUSPN, 2003 : 3 ).
Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal bukan hanya sebagai
sistem sosial terbuka, agen perubahan, tempat untuk menyiapkan peserta didik
melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan/atau latihan, namun harus peka
menyesuaikan diri dan dapat mengantisipasi perkembangan-perkembangan
yang akan terjadi dalam kurun waktu tertentu.
Produk semua itu dimaksudkan untuk membantu siswa agar lebih
mampu menghadapi tantangan hidup, baik pada masa sekarang maupun pada
masa yang akan datang. Ini menunjukkan bahwa sekolah merupakan lembaga
pendidikan yang sangat penting dalam upaya menumbuhkan dan
mengembangkan siswa menjadi individu yang berkualitas di masyarakat.
Salah satu kekuatan efektif dalam pengelolaan sekolah yang berperan
bertanggung jawab menghadapi perubahan adalah peranan kepemimpinan
Kepala Sekolah, yaitu tindakan-tindakan (perilaku) Kepala Sekolah yang
mampu memprakarsai pemikiran baru di dalam proses interaksi lingkungan
sekolah dengan melakukan perubahan atau penyesuaian terhadap Visi, Misi,
Tujuan, Sasaran, Target, Prosedur, Input, Proses, atau Output sesuai dengan
tuntutan perkembangan.
Keberhasilan sekolah sasarannya adalah prestasi belajar siswa yang
banyak ditentukan oleh berbagai faktor. Di antara sekian banyak faktor salah
satunya adalah kepemimpinan Kepala Sekolah.
Mengingat keberhasilannya itu, Kepala Sekolah hams mempunyai
kemampuan kepemimpinan yang optimal, yaitu kemampuan yang dapat
menciptakan kondisi-kondisi bagi terjadinya lingkungan kondusif, yaitu
iklim yang bisa membangkitkan partisipasi yang optimal dari semua pihak
( Dadi PennadL 1999 : 6).
Tanpa mengurangi arti, kepemimpinan
Kepala
Sekolah dalam
membangkitkan partisipasi sumber daya manusia sangat penting. Hal ini
sejalan dengan apa yang dikemukakan oleh Sondang P. Siagian, bahwa
"hanya sumber daya manusialah yang mempunyai kemampuan untuk berfikir
secara rasional. Kemampuan yang ada pada manusia itu dapat diarahkan
kepada pencapaian tujuan (pendidikan) melalui upaya kepemimpinan"
( Sondang P. Siagian, 1997 : 2 ).
Kepala Sekolah bertugas dan bertanggung jawab terhadap keseluruhan
kegiatan sekolah, baik kegiatan teknis dan administrasi pendidikan maupun
lintas program dengan mendayagunakan sumber-sumber yang ada di sekolah,
agar tujuan pendidikan dapat tercapai secara efektif dan efisien. Peningkatan
kemampuan dan wawasan
tenaga guru sebagaimana yang tersurat dalam
Peraturan Pemerintah Nomor 38 tahun 1992 yang telah diubah dengan
Peraturan Pemerintah Nomor 39 tahun 2000 pasal I menegaskan, bahwa
"Tenaga guru adalah anggota masyarakat yang mengabdikan dirinya secara
langsung dalam penyelenggaraan pendidikan", sangat dipengaruhi oleh
kepemimpinan Kepala Sekolah sebagai atasannya dalam menentukan
keberhasilan sekolah. Oleh karena itu Kepala Sekolah menempati posisi utama
dalam organisasi sekolah. Begitu pula Kepala Sekolah sebagai pemimpin
formal memiliki berbagai peranan, fungsi, tugas, wewenang, dan tanggung
jawab atas penyelenggaraan pendidikan di sekolah. Itulah sebabnya peranan
dan fungsi kepemimpinan Kepala Sekolah selalu menangani segi hubungan
antar pribadi dan hubungan antar manusia di dalam suatu ikatan kerja. Dengan
pernyataan lain bahwa keberhasilan Kepemimpinan Kepala Sekolah
merupakan kunci keberhasilan sekolah.
Memimpin
berarti
berhadapan dengan
manusia,
hasrat,
dan
keinginannya, sikap, dan tindakan-tindakannya, baik sebagai perseorangan
maupun dalam kelompok. Oleh karena itu peranan pemimpin biasanya selalu
berkaitan dengan pembinaan, motivasi, penggunaan pendekatan-pendekatan,
dan gaya-gaya kepemimpinan tertentu. Hal ini pula menandakan bahwa
kepemimpinan sangat penting terutama dalam mengembangkan organisasi,
khususnya di sekolah.
Dalam konteks organisasi di sekolah, Kepala Sekolah sebagai pengelola
jalur/satuan pendidikan formal (sekolah) mempunyai tiga peranan pokok, yaitu
sebagai administrator, supervisor (penyelia), dan leader (pemimpin) dengan
berbagai tugas dan tanggung jawabnya.
lagai Administrator, Kepala Sekolah bertugas merencanakan,
isasikan, melaksanakan, dan mengawasi pelaksanaan kegiatan untuk
Jncapai tujuan sekolah. Sebagai Supervisor mempunyai tugas mengadakan
pembinaan secara profesional terhadap semua tenaga kependidikan yang ada di
sekolah, terutama terhadap guru-guru dalam proses belajar mengajar (PBM)
berjalan dengan efektif. Sedangkan sebagai Leader (Pemimpin), Kepala
Sekolah
bertugas
mempengaruhi,
menggerakkan,
mengarahkan,
dan
mengendalikan semua tenaga educatif / Guru, agar tugas-tugas yang
dilaksanakan terarah terhadap pencapaian tujuan pendidikan di sekolah.
Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam meningkatkan sumber daya
manusia jelas mengantisipasi perubahan, memahami, dan mengatasi situasi
akan mendorong Kepala Sekolah untuk mencoba mempersiapkan segala
sesuatu yang diperlukan sebelum tiba waktunya. Tindakan ini biasanya
dilanjutkan dengan meningkatkan kemampuan dan wawasan diri sendiri,
kemudian ditularkan kepada para tenaga pendidik di sekolah, seperti melalui
pendidikan dan latihan (diklat), seminar, musyawarah guru mata pelajaran
(MGMP), dan melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Berkaitan
dengan hal tersebut di atas, Dadi Permadi ( 1999:24 ) menyatakan bahwa
"Kepala Sekolah sebagai pengelola pendidikan mempunyai empat fungsi
pokok", yaitu :
1. Educator (guru);
2. Manager (pengarah, penggerak sumber daya);
3. Administrator (pengurus administrasi);
4. Supervisor (pengawas, pengoreksi, dan melakukan evaluasi).
Pentingnya kinerja kepemimpinan Kepala Sekolah dan kinerja Guru
terhadap prestasi belajar siswa berarti Kepala Sekolah merubah organisasi
sekolah ke arah yang lebih maju yaitu pencapaian hasil belajar siswa lebih
meningkat yang meliputi prestasi akademik dan non akademik.
Pentingnya pemimpin dalam suatu organisasi itu dapat dilihat dari
berbagai pendapat yang dikemukakan oleh para ahli. Menurut Thomas Day dan
Lord (1988) "melihat kepemimpinan sebagai konsep kunci di dalam
memahami dan meningkatkan organisasi". Sebagai contoh organisasi sekolah,
bahwa pemimpin berperan sebagai penentu arah, penggerak, dan pengendali
penyelenggaraan kegiatan pendidikan agar efektif, efisien, dan terarah kepada
pencapaian tujuan pendidikan. Rosmiller, Lipham, dan Marivelly (1976) yang
dikutip oleh Dadi Permadi (1999:24), menyatakan bahwa 'peranan
kepemimpinan Kepala Sekolah adalah seorang yang bertanggung jawab untuk
menterjemahkan maksud dan tujuan-tujuan pendidikan dalam satuan
permohonan biaya, mempersiapkan, dan mempertahankan keuangan sekolah.
Memelihara segala sumber daya yang ada, dan mengevaluasi lulusan dengan
ukuran-ukuran pragmatis' (A Principal is responsible for translating
educational goals and objectives in specific budgetary request, preparing and
defending school budget, maintaining the use of resources provides, and
evaluating educational outcome in pragmatic term ).
Robert ( 1985:17 ) mengemukakan bahwa "kepemimpinan pendidikan
mempunyai pengaruh substansial terhadap organisasi sekolah", sementara
Lipham-( 1985:2 ) mengambil kesimpulan, bahwa "kualitas kepemimpinan
Kepala Sekolah secara substansial berpengaruh terhadap keberhasilan suatu
sekolah". Lebih tegas dikemukakan oleh Keith Davis yang dikutip oleh Oteng
Sutisna ( 1985:225 ), sebagai berikut:
"...tanpa kepemimpinan, suatu organisasi hanyalah sejumlah orang yang
kacau. Kepemimpinan ialah kemampuan untuk membujuk orang-orang
lain supaya mengejar tujuan yang telah ditetapkan dengan bergairah. la
adalah faktor manusia yang
mempersatukan kelompok dan
menggerakkannya ke arah tujuan-tujuan. Kegiatan-kegiatan manajemen
seperti merencanakan, mengorganisasi, dan membuat putusan ialah
kepompong tersembunyi sampai saat pemimpin meledakkan kekuatan
motivasi dalam diri orang dan membimbing mereka ke arah tujuan-tujuan.
Kepemimpinan mengubah potensi menjadi kenyataan. la adalah tindakan
akhir yang membawa kepada keberhasilan semua potensi yang ada pada
organisasi dan orang-orangnya ".
Dari beberapa pengertian tersebut, bahwa kepemimpinan Kepala
Sekolah
dalam
merencanakan,
mengorganisasikan,
mengarahkan
serta
memanfaatkan semua potensi atau semua sumber daya yang ada sangat
menentukan keberhasilan proses belajar mengajar di sekolah. Dengan
kepemimpinan inilah seorang Kepala Sekolah merubah semua potensi yang
ada di sekolah, terutama Guru, untuk pencapaian prestasi belajar siswa yang
optimal. Hal ini Kepala Sekolah berusaha mampu mengubah setiap tenaga
pendidik di sekolah untuk menerapkan berbagai motivasi yang sesuai dengan
sifat, situasi, dan kondisi yang ada di sekolah. Guna mewujudkan peranan,
fungsi, dan tanggung jawab tersebut, maka Kepala Sekolah sangat berperan
dalam merencanakan, mengorganisasikan, melaksanakan, dan mengendalikan
keberhasilan proses belajar mengajar sesuai dengan tujuan pendidikan.
Perlunya motivasi terhadap Guru dalam pencapaian prestasi belajar
siswa yang optimal, merupakan salah satu kekuatan eksternal yang dapat
digunakan oleh seorang Kepala Sekolah untuk dapat merubah potensi menjadi
kenyataan. Itulah sebabnya peranan Kepemimpinan Kepala Sekolah terhadap
pencapaian prestasi belajar siswa di sekolah sangat penting.
Keutuhan pencapaian tersebut diperlukan untuk menghindarkan
kemungkinan-kemungkinan adanya konflik antara motivasi/kekuatan/semangat
kerja Guru, Oleh karena itu Stoneer dan Wankel ( 1966:6 ) mengemukakan,
bahwa "dalam prakteknya motivasi itu cukup rumit", karena:
1. kebutuhan individu berbeda satu sama lain dan akan berubah sejalan
dengan perkembangan waktu;
2. kebutuhan yang hampir sama akan diterjemahkan ke dalam perilaku yang
berbeda di antara individu ;
3. orang tidak akan bertindak yang sama sesuai kebutuhannya; dan
4. reaksi individu terhadap pemenuhan atau terpenuhinya kebutuhan akan
berbeda.
Motivasi Kepala Sekolah yang tepat terhadap guru sangat membantu
dalam meningkatkan kinerja guru terutama dalam pencapaian prestasi belajar
siswa. Dengan melalui motivasi inilah, peningkatan kualitas/mutu prestasi
belajar siswa akan terwujud, di samping faktor-faktor lain, seperti kualitas
siswa, sarana-prasarana pendidikan, manajemen sekolah, hubungan sekolah
dengan masyarakat, kelembagaan, dan kebijakan pemerintah ( good will )
pemerintah.
Mengingat peranan dan tugas serta tanggung jawab Kepala Sekolah
yang harus dilaksanakan sangat berat, Mortimer J. Adler (1982) menegaskan,
bahwa "The quality of teaching and learning that goes in a shool is largely
determined by the quality of principals leadership" (mutu/kualitas belajar
%iangajar yang terjadi di sekolah ditentukan oleh sebagian besar mutu
^gflsuSflvJ^epemimpinan Kepala Sekolah).
Lebih tegas lagi dikatakan Lipham dan Trankin ( 1982 ), bahwa
"Principals must understand and develop skills in the implementation of
change if school are to become more efective" (Kepala Sekolah harus
memahami dan mengembangkan keterampilannya dalam melaksanakan
perubahan jika sekolah menjadi efektif).
Sebagai pemimpin tertinggi di sekolah, pola kepemimpinan Kepala
Sekolah akan sangat berpengaruh bahkan sangat menentukan terhadap
kemajuan sekolah. Oleh karena itu, dalam pendidikan modern kepemimpinan
Kepala Sekolah hams mendapat perhatian secara serius, mengingat peranan
dan tugas Kepala Sekolah yang sangat berat la harus dinamis, bergerak cepat
dalam proses administrasi, kemampuan manajeriaL maupun dalam memimpin
(leader) sekolah.
Itulah sebabnya tugas Kepala Sekolah sering dirumuskan sebagai
EMASLIM, yaitu Educator (Pendidik), Manager, Administrator,
Supervisor, Leader (Pemimpin), Innovator (Pencipta), dan Motivator
(Pendorong). Dalam melaksanakan ketujuh tugas itulah kepemimpinan
akan dherapkan. Dengan kata lain, kepemimpinan harus terpadu dalam
pelaksanaan ketujuh tugastersebut ( Depdikbud, 1999 : 15).
Kinerja Kepemimpinan Kepala Sekolah dan kinerja Guru terhadap
prestasi akademik siswa di Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri se
Kabupaten Indramayu pada kurun waktu tiga tahun terakhir ( 2000/2001 )
mengalami penurunan, terutama dalam prestasi belajar siswa di setiap sekolah,
dan kabupaten Indramayu menduduki ranking terendah di propinsi Jawa Barat
pada tahun pelajaran 2000/2001.
Hal ini dapat dilihat dari kenyataan - kenyataan yang ada pada Sekolah
Menengah Atas ( SMA) Negeri di wilayah Kabupaten Indramayu, antara lain :
1. rendahnya prestasi belajar siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri di
Kabupaten Indramayu,
2. masih kurangnya motivasi Kepala Sekolah terhadap Guru, dalam
melaksanakan tugasnya, sehingga berdampak negatif terhadap prestasi
belajar siswa pada Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri di Kabupaten
Indramayu;
3. kepemimpinan Kepala Sekolah sangat erat kaitannya dengan kinerja Guru,
dalam menentukan prestasi belajar siswa pada Sekolah Menengah Atas
(SMA) Negeri di Kabupaten Indramayu ;
4. kepemimpinan Kepala Sekolah sebagai Administrator, Supervisor, dan
Leader sangat diperlukan dalam meningkatkan kinerja
guru dan
pengaruhnya terhadap prestasi belajar siswa pada Sekolah Menengah Atas
(SMA) Negeri di Kabupaten Indramayu.
Dengan adanya fenomena dasar atau latar belakang masalah tersebut,
penulis berusaha mengungkapkan aspek-aspek kelemahan dan keunggulan
yang terjadi selama ini dan diharapkan turut memberikan pemikiran bagi
peranan kepemimpinan Kepala Sekolah dalam meningkatkan kinerja guru dan
pengaruhnya terhadap prestasi belajar siswa pada Sekolah Menengah Atas
A) Negeri di Kabupaten Indramayu. Itulah sebabnya pokok-pokok
persoalan di atas sangat relevan dengan program studi administrasi pendidikan
yang menarik untuk dikaji dan diteliti lebih lanjut.
B. Rumusan Masalah dan Pertanyaan Penelitian
1.
Rumusan Masalah
Masalah kepemimpinan Kepala Sekolah selalu menarik untuk dikaji,
karena menyangkut dinamika kehidupan di sekolah dalam proses belajar
mengajar. Salah satu fokus kajian yang mempengaruhi keberhasilan sekolah
adalah kinerja kepemimpinan Kepala Sekolah dan kinerja guru terhadap
prestasi akademik siswa.
Pada penelitian ini, pembahasan masalah perlu dilakukan agar sasaran
yang diinginkan dapat terwujud dengan baik. Oleh karena itu rumusan masalah
yang sangat urgen untuk diteliti dalam bagian ini dan dapat memberikan
kontribusi
besar
terhadap
peningkatan
kualitas
pendidikan
adalah
"Bagaimanakah Kinerja kepemimpinan Kepala Sekolah dan kinerja guru
pengaruhnya terhadap prestasi akademik siswa di Sekolah Menengah
Atas (SMA) Negeri se Kabupaten Indramayu meningkat".
Konsepsi tentang kinerja kepemimpinan Kepala Sekolah mengacu pada
fungsi dan tugas Kepala Sekolah dalam meningkatkan motivasi/dorongan
kinerja guru di sekolah dalam meningkatkan prestasi akademik siswa.
10
Engkoswara ( 1988:38 ) menegaskan bahwa "ukuran kualitas kinerja
Kepala Sekolah berupa perilaku yang diwujudkan Kepala Sekolah dalam
menjalankan kepemimpinannya". Adapun kualitas kinerja itu adalah :
1. kemampuan umum, yaitu kemampuan memanusiakan manusia, yang terdiri
atas ketaqwaan-normatif-humaniora, partisipasi asasi, sikap, pengetahuan,
dan keterampilan dasar yang memadai;
2. kemampuan upa jiwa, yaitu kemampuan yang lebih berfungsi bagi
sekelompok orang yang mempunyai ciri-ciri yang relatif bersamaan. Ciriciri itu dapat berdasarkan jenis kelamin, umur, minat, keahlian, atau
profesi;
3. kemampuan mewujudkan seni hidnp atau menciptakan yang lebih baik.
Ukuran kinerja Guru, dapat dilihat dari kemampuan-kemampuan/
kompetensi Guru dalam proses belajar mengajar (PBM) yang meliputi
penguasaan perencanaan pengajaran, melaksanakan kegiatan belajar mengajar,
menilai .hasil belajar siswa (evaluasi), analisis hasil belajar siswa, dan
mengadakan perbaikan pengajaran (remedial teaching). Di samping itu bukti
yang otentik dari pelaksanaan kinerja Guru dapat dilihat dari Daftar Penilaian
Pelaksanaan Pekerjaan (DP3).
Lebih jelasnya kinerja Guru yang kompeten dan profesional harus
menguasai sepuluh kemampuan dasar Guru atau menerapkan pendekatan
Pendidikan Guru Berdasarkan Kompetensi
(Competency Based Teacher
Education). Sepuluh kemampuan dasar Guru itu sebagai berikut:
1. Kemampuan menguasai bahan pelajaran, yakni menguasai bahan-bahan
bidang studi atau mata pelajaran ;
2. Kemampuan mengelola program belajar mengajar :
a. merumuskan Tujuan Instruksional Khusus (TIK);
b. mengenal dan dapat menggunakan metode mengajar;
c.
d.
e.
f.
memilih dan menyusun prosedur instruksional yang tepat;
melaksanakan program belajarmengajar;
mengenal kemampuan awal:
merencanakan dan melaksanakan pengajaran remedial.
11
3. Kemampuan mengelola kelas :
a. mengatur tata ruang kelas untuk mengajar;
b. menciptakan mengelola iklim belajar mengajar yang serasi.
4. Kemampuan menggunakan media dan sumberpelajaran :
a. mengenal, memilih, dan menggunakan media;
b. membuat alat bantu sederhana;
c. menggunakan dan mengelola laboratorium dalam rangka proses belajar
mengajar;
d. mengembangkan laboratorium;
e. menggunakan perpustakaan dalam proses belajar mengajar;
f. menggunakan micro teaching dalam proses pengalaman lapangan.
5. Kemampuan menguasai landasan-landasan pendidikan;
6. Kemampuan mengelola interaksi belajar mengajar;
7. Kemampuan menilai prestasi siswa untuk kepentingan pengajaran;
8. Kemampuan mengenal fungsi dan program pelayanan Bimbingan dan
Penyuluhan;
9. Kemampuan mengenal dan menyelenggarakan administrasi sekolah;dan
10. Kemampuan memahami prinsip-prinsip dan menafsirkan hasil-hasil
penelitian pendidikan guna keperluan pengajaran (Depdikbud, 1980:43).
Kinerja guru dapat diukur dari kinerja sehari-hari, seperti kehadiran
dalam pelayanan terhadap para siswa untuk kelancaran proses belajar
mengajar, sehingga para siswa mendapatkan pelayanan yang prima. Begitu
pula wujud pelaksanaan kinerjanya dapat dilihat dari Daftar Penilaian
Pelaksanaan Pekerjaan (DP3).
Sedangkan prestasi belajar siswa dapat diukur dari Nilai Ebtanas Murni
(NEM), baik secara individual maupun rata-rata setiap mata pelajaran, bahkan
rata-rata dari jumlah mata pelajaran yang di Ebtanaskan (klasifikasi sekolah).
2. Pertanyaan Penelitian
Rumusan masalah pokok penelitian ini lebih difokuskan lagi ke dalam
pertanyaan-pertanyaan penelitian sebagai berikut:
12
1. Bagaimanakah kinerja kepemimpinan Kepala Sekolah dan kinerja Guru di
Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri seKabupaten Indramayu ;
2. Bagaimanakah kinerja kepemimpinan Kepala Sekolah dan pengaruhnya
dalam meningkatkan prestasi akademik siswa di Sekolah Menengah Atas
(SMA) Negeri se Kabupaten Indramayu.
3. Bagaimanakah kinerja guru dan pengaruhnya dalam meningkatkan prestasi
akademik siswa di Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri se Kabupaten
Indramayu.
Masalah pokok dan pertanyaan-pertanyaan penelitian tersebut
meru
pakan acuan penelitian. Oleh karena itu mengenai kepemimpinan Kepala
Sekolah, lebih jelasnya dapat dilihat pada paradigma penelitian di bawah ini.
Gambar 1.1
Paradigma Penelitian
Kinerja Kepemimpinan
r
i
Kepala Sekolah
Prestasi
•
Akademik
Siswa
i r
/
Kinerja Guru
13
k
Gambar 1.2
Hubungan Variabel XI, X2 dan Y
XI
V
w
Y
1 r
ik
X2
Keterangan :
X1
: Kineija Kepemimpinan Kepala Sekolah
X2
: Kinerja Guru
Y
: Prestasi Akademik Siswa
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Sesuai dengan masalah yang telah dipaparkan, maka secara umum
penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran yang jelas mengenai
kinerja kepemimpinn yang diterapkan Kepala Sekolah dalam meningkatkan
kinerja guru dan pengaruhnya terhadap prestasi akademik siswa di Sekolah
Menengah Atas (SMA) Negeri se Kabupaten Indramayu.
14
2. Tujuan Khusus
Tujuan khususnya yakni menghimpun data untuk menemukan hal-hal
sebagai berikut:
1. gambaran dari Kinerja Kepemimpinan Kepala Sekolah dan kinerja Guru
pengaruhnya terhadap prestasi akademik siswa di Sekolah Menengah Atas
(SMA) Negeri se Kabupaten Indramayu ;
2. gambaran dari kinerja Kepemimpinan Kepala Sekolah dan pengaruhnya
dalam meningkatkan prestasi belajar siswa di Sekolah Menengah Atas
(SMA) Negeri se Kabupaten Indramayu.
3. gambaran dari Kineija Guru dan pengaruhnya dalam meningkatkan prestasi
akademik siswa di Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri se Kabupaten
Indramayu.
D. Manfaat Penelitian
Secara umum hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan
manfaat bagi pengembangan konseptual yaitu rekomendasi mengenai kinerja
kepemimpinan yang diperankan Kepala Sekolah dan kinerja guru pengaruhnya
terhadap prestasi akademik siswa di Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri se
Kabupaten Indramayu.
Manfaat praktisnya dari penelitian ini adalah :
1. memberikan pedoman pemikiran mengenai kinerja kepemimpinan Kepala
Sekolah dan kinerja guru pengaruhnya terhadap prestasi akademik siswa
pada Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri se Kabupaten Indramayu ;
15
2. memberikan pedoman pemikiran dalam
meningkatkan
kinerja
kepemimpinan Kepala Sekolah dan pengaruhnya terhadap prestasi
akademik siswa di Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri se Kabupaten
Indramayu;
3. memberikan motivasi kepada
Guru dalam meningkatkan kinerja dan
pengaruhnya terhadap prestasi akademik siswa di Sekolah Menengah Atas
(SMA) Negeri se Kabupaten Indramayu.
E. Hipotesis Penelitian
Hipotesis merupakan sustu jawaban sementara terhadap suatu
permasalahan yang masih harus dibuktikan kebenarannya. Artinya suatu
pernyataan yang bersifat hipotesis belum tentu dijamin kebenarannya, oleh
karena itu pernyataan tersebut masih harus dibuktikan kebenarannya melalui
sustu penelitian sampai benar-benar terbukti secara sah dan meyakinkan.
Sehubungan dengan hal ini, Suharsimi Arikunto ( 1989 : 62 )
berpendapat bahwa hipotesis adalah suatu jawaban sementara terhadap
permasalahan penelitian sampai terbukti melalui analisis data yang terkumpul.
Senada dengan Suharsimi, Rodger Thomas, seperti yang dikutip oleh Yusak
Burhanuddin ( 1998 : 25 ) berpendapat bahwa hipotesis adalah sebuah praduga
yang belumtentu benar sepanjang belum ada suatu penelitian ilmiah untuk
membuktikan hal itu.
1. Hipotesis tunggal yang diajukan
dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut : Pengaruh Kinerja Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Kinerja
16
3. meningkatnya kinerja
Guru sangat berpengaruh terhadap prestasi
akademik siswa;
4. meningkatnya prestasi akademik siswa merupakan tujuan yang diusahakan
kepala sekolah dan seluruh tenaga pendidik di sekolah.
F. Kerangka Penelitian
Kerangka penelitian ini menunjukkan bahwa kinerja kepemimpinan
Kepala Sekolah merupakan salah satu faktor penentu dalam meningkatkan
kinerja guru dan penentu pula dalam meningkatkan prestasi akademik siswa di
Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri se Kabupaten Indramayu.
Kepemimpinan dalam hal inL menunjuk pada kemampuan Kepala Sekolah
dalam mempengaruhi dan menggerakkan guru yang ada di sekolah, sehingga
dapat didayagunakan secara maksimal untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan, yaitu peningkatan prestasi akademik siswa.
Peranan, fungsi, dan tugas pokok Kepala Sekolah sebagaimana yang
terdapat dalam petunjuk Administrasi Sekolah Menengah Atas (SMA) tahun
1997,
bahwa Kepala Sekolah bertugas dan bertanggung jawab terhadap
keseluruhan proses kegiatan sekolah. Oleh karena itu sumber daya manusia
yang ada di sekolah, terutama Guru, merupakan sumber daya manusia
terpenting yang harus ditingkatkan kinerjanya.
Meningkatnya kinerja Guru dapat dilihat dari peningkatan proses
kegiatan belajar mengajar dan hasil belajar siswa, seperti peningkatan jumlah
17
lulusan dan nilai rata-rata kelas, peningkatan nilai rata-rata total semua
pelajaran yang ada di sekolah, maupun meningkatnya nilai individual siswa.
Begitu pula peningkatan kinerja Guru dapat dilihat dari meningkatnya nilai
Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan (DP3), bila dibandingkan dengan DP3
tahun yang lalu.
Kinerja Guru dapat dilihat dari dukungan penuh yang diberikan dan
aktivitas serta penggunaan berbagai fasilitas yang ada di sekolah terhadap
kelancaran proses kegiatan belajar mengajar.
Semua hal tersebut akan mengacu kepada pengaruh, baik langsung
maupun tidak lansung terhadap peningkatan prestasi akademik siswa yang
optimal.
Adapun kerangka penelitian mengenai Kinerja Kepemimpinan Kepala
Sekolahdapat dilihat pada gambar berikutini :
18
Gam bar 1.3
Kerangka Penelitian
KEPEMIMPINAN
KEPALA SEKOLAH
PERANAN DAN FUNGSI
KEPALA SEKOLAH
TTNDAKAN-TINDAKAN
KEPALA SEKOLAH YANG
MEMPENGARUHI
KINERJA
KINERJA
GURU
PRESTASI
BELAJAR SISWA
NILAI PRESTASI
AKADEMIK SISWA (NUAN)
MEN1NGKAT
19
G. Sistematika Pembahasan
Sistematika
pembahasan pada tesis ini diorganisasikan dalam lima
bab, yaitu :
Bab. I Pendahuluan
Bab ini membahas tentang latar beiakang masaiah, rumusan masalah
yang diikuti dengan pertanyaan-pertanyaan penelitian, tujuan penelitian baik
tujuan umum maupun tujuan khusus, manfaat penelitian, dan anggapan dasar.
Dikemukakan pula mengenai kerangka penelitian sebagai kerangka berfikir
konseptual penelitian (conseptual pramework) serta sistematikapembahasan.
Bab. II Tinjauan Pustaka
Dalam bab ini diuraikan tentang beberapa teori mengenai konsep dasar
kepemimpinan, kinerja, peranan kepemimpinan Kepala Sekolah, tugas dan
fungsi
Kepala
Sekolah.
Selanjutnya
dikemukakan
pula mengenai
kepemimpinan Kepala Sekolah sebagai agen perubahan, dan studi terdahulu
yang relevan.
Bab III Metodologi Penelitian
Pada metodologi penelitian dikemukakan tentang lokasi/obyek
penelitian, subyek penelitian, dan metode penelitian. Dalam pengumpulan data,
teknik yang dtgunakan adalah teknik angket, wawancara (interview) dan studi
dokumentasi dengan penentuan populasi dan sampel penelitian Kinerja
Kepemimpinan Kepala Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri di Kabupaten
Indramayu, Selanjutnya data dikumpulkan dengan menggunakan teknik
random sampling total.
20
0£&
Bab. IV Hasil, Analisis dan Penafsiran hasil Penelitian
V^^US^**^
Dalam bab ini diuraikan mengenai hasil-hasil penelitian yang berupa
deskripsi kineija kepemimpinan Kepala Sekolah, Kinerja Guru, Selanjutnya
dikemukakan pula aspek-aspek yang harus dimotivasi terhadap guru serta
pengaruh kinerja kepemimpinan Kepala Sekolah terhadap prestasi akademik
siswa.
Analisis dan Penafsiran hasil Penelitian diuraikan tentang analisis dan
penafsiran dari hasil penelitian mengenai kinerja kepemimpinan Kepala
Sekolah,kinerjaGuru, aspek-aspek yang harus dimotivasiserta analisis tentang
pengaruh kinerja kepemimpinan Kepala Sekolah terhadap prestasi akademik
siswa.
Bab V Kesimpulan, Implikasi, dan Rekomendasi
Sebagai bab terakhir dalam penulisan tesis ini, dikemukakan tentang
kesimpulan sebagai pemaknaan/penafsiran peneliti secara terpadu terhadap
semua hasil penelitian yang telah diperolehnya. Selanjutnya penulis menyusun
implikasi dan rekomendasi yang ditujukan kepada para pembuat kebijakan
terutama kepada para Kepala Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri di
Kabupaten Indramayu juga sebagai pengguna hasil penelitian, serta kepada
peneliti berikutnya yang berminat untuk melakukan penelitian selanjutnya.
21
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian ini tidak bermaksud untuk mengungkapkan hubungan antar
variabel
melalui korelasi untuk menguji hipotesis tersebut, namun
mendeskripsikan kinerja kepemimpinan Kepala Sekolah, kinerja Guru di
sekolah
dan hubungannya dengan prestasi akademik siswa di Sekolah
Menengah Atas (SMA) Negeri se Kabupaten Indramayu.
Proses penelitian ini penulis dituntun suatu prespektif teori
"Conceptual Framework", yaitu peneliti harus mempunyai kerangka berfikir
yang mengacu pada tingkat intensitas pemahaman terhadap suatu konsepsi
atau teori yang merupakan perspektif teoritis yang dijadikan sebagai pedoman
"proses inkuiri" (inquiry process). Orientasinya adalah cara memandang dunia,
asumsi yang dianut orang tentang sesuatu yang pantas, dan apa yang membuat
dunia bekerja. Apabila tidak demikian, maka data hanyalah sebagai kumpulan
informasi. Harapan penulis, data yang dikumpulkan tersusun dan terorganisasi
dalam suatu pemikiran tertentu, sehingga data tersebut mempunyai makna
untuk menjelaskan masalah yang diteliti.
Dengan memperhatikan maksud penelitian ini, maka pendekatan
penelitian yang digunakan adalah pendekatan DeskriptifAnalitis
77
Penelitian "Kuanlitatif mengacu
kepada pendekatan yang sifat
datanya dikumpulkan, dianalisis, dan dilaporkan, bercorak kuanlitatif,
sebagaimana adanya, tanpa dimanipulasi.
A. Lokasi Penelitian
Sesuai dengan masalah dan tujuan yang telah dikemukakan dalam
bab I, maka penelitian ini mengambil lokasi penelitian di wilayah kabupaten
Indramayu, khususnya di Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri
se
Kabupaten Indramayu.
Hal ini sangat menarik bagi penulis, mengingat fokus penelitian yang
penulis lakukan bertujuan untuk memperoleh gambaran yang jelas mengenai
pengaruh kinerja kepemimpinan yang diterapkan Kepala Sekolah Menengah
Atas (SMA) Negeri dalam meningkatkan kinerja guru dan pengaruhnya
terhadap prestasi akademik siswa. Di samping itu pula, bahwa prestasi
akademik siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri pada kurun waktu tiga
tahun terakhir (tahun pelajaran 2000/2001 sampai dengan 2002/2003)
mengalami penurunan di tingkat Kabupaten Indramayu, bahkan pada tahun
pelajaran 2000/2001, rangking kabupaten Indramayu berada pada peringkat ke
24 dari 24 Kabupaten/Kota se Propinsi Jawa Barat.
78
Itulah sebabnya penulis berusaha seoptimal mungkin melalui penelitian
ini, untuk mengkaji, menganalisis, menyimpulkan, dan menafsirkan, agar
temuan-temuan yang diperolehnya, memberikan motivasi/dorongan kepada
para tenaga kependidikan di Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri, dalam hal
ini Kepala Sekolah dan Guru untuk dapat meningkatkan prestasi akademik
siswa, yang pada (tahun pelajaran 2000/2001) perolehan Nilai Ebtanas Murni
(NEM) pada klasifikasi sekolah (rata-rata Nilai Ebtanas Murni) pada setiap
sekolah pada umumnya berada pada klasifikasi D (rata-rata Nilai Ebtanas
Murni pada posisi antara 4,50 sampai dengan 5,49) dan E (rata-rata Nilai
Ebtanas Murni padaposisi kurang dari atausamadengan 4,49).
Secara keseluruhan gambaran lokasi penelitian yang penulis lakukan
dapat dikemukakan sebagai berikut:
1. Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri
Berdasarkan data dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten
Indramayu pada tahun pelajaran 2000/2001, Sekolah Menengah Atas (SMA)
Negeri yang mengikuti EBTA/EBTANAS berjumlah ll(sebelas) sekolah.
Secara rinci Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri dapat dilihat pada daftar
tabel berikut ini:
79
DAFTAR SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA) NEGERI DI
KABUPATEN INDRAMAYU
TAHUN PELAJARAN : 2000/2001
No
NAMA SEKOLAH
1.
SMAN. 1 Indramayu
Indramayu
272536
2.
SMAN. 2 Indramayu
Indramayu
271087
3.
SMAN. 1 Sindang
Sindang
272089
4.
SMAN. 1 Krangkeng
Kangkeng
484885
5.
SMA N. 1 Sliyeg
Sliyeg
351526
6.
SMA N. 1 Kertasemaya
Kertasemaya
353120
7.
SMA N. 1 Bangodua
Bangodua
353210
8.
SMA N. 1 Losarang
Losarang
505206
9.
SMA N. 1 Kandanghaur
Kandanghaur
505554
10.
SMA N. 1 Anjatan
Anjatan
741824
11.
SMA N. 1 Haurgeulis
Haurgeulis
ALAMAT
TELP.
KET
~
2. Dinas Pendidikan Kabupaten Indramayu
Dinas
Pendidikan
Kabupaten
Indramayu
mempunyai
tugas
melaksanakan sebagian tugas dari Dinas Pendidikan Propinsi Jawa Barat. Hal
80
Iff
i
g
ini sesuai dengan Undang Undang No. 22 tahun 1999 tentang PemerintaW^S^V
Daerah, di mana mempunyai bidang kewenangan sebagaimana tercantur
dalam Pasal 7 Undang Undang No. 22 tahun 1999, yaitu :
1. Kewenangan daerah mencakup kewenangan dalam seluruh bidang
pemerintahan, kecuali kewenangan dalam bidang politik luar negeri,
pertahanan keamanan, peradilan, moneter dan fiskal, agama, serta
kewenangan bidang lain;
2. Kewenangan lain, sebagaimana dimaksud pada ayat (1), meliputi kebijakan
tentang perencanaan nasional dan pengendalian pembangunan nasional
secara makro, dana perimbangan keuangan, sistem administrasi negara dan
lembaga perekonomian negara, pembinaan dan pemberdayaan sumber daya
manusia, pendayagunaan sumber daya alam serta teknologi tinggi yang
strategis, konservasi, dan standardisasi nasional ( UU No.22, 1999:7 )
Selanjutnya tercantum pula dalam Pasal 11 ayat 2 Undang Undang No.
22 tahun 1999, yang menyatakan bahwa:
"Bidang pemerintahan yang wajib dilaksanakan oleh Daerah Kabupaten
dan Daerah Kota meliputi pekerjaan umum, kesehatan, pendidikan, pertanian,
perhubungan, industri dan perdagangan, penanaman modal, lingkungan hidup,
pertanahan, koperasi, dan tenaga kerja" ( UU No.22, 1999:9 ).
Khususnya dalam bidang pendidikan, Kabupaten Indramayu diberi
kewenangan untuk menyelenggarakan Desentralisasi Pendidikan secara
optimal. Hal ini mengacu pada penyerahan kewenangan pemerintahan dalam
bidang pendidikan kepada daerah Kabupaten/Kota untuk menyelenggarakan
pendidikan dengan tidak melepaskan kebijakan-kebijakan dari tingkat propinsi
maupun kebijakan nasional.
81
V
Upaya yang sudah dilakukan pemerintah Kabupaten Indramayu
khususnya dalam bidang pendidikan sejak diberlakukannya Undang Undang
No. 22 tahun 1999 tanggal 1 Januari 2001, sangat terasa dampak positifhya,
seperti:
1. Diberlakukannya Struktur Organisasi Tata Kerja (SOTK) di lingkungan
Dinas Pendidikan Kabupaten Indramayu berdasarakan Keputusan Bupati
Nomor 24 tahun 2003, yang terdiri dari: lima Sub Dinas dan satu bagian,
yaitu :
a. Sub Dinas Pendidikan Dasar (Dikdas);
b. Sub Dinas Pendidikan Menengah (Dikmen);
c. Sub Dinas Pendidikan Masyarakat (Dikmas);
d. Sub Dinas Pendidikan Keagamaan (Dikag);
e. Sub Dinas Olah Raga dan Kesiswaan (ORSIS) ; dan
f.
Bagian Tata Usaha.
2. Diangkatnya Kepala SMA Negeri / Diperbantukan (DPK), dan Pengawas
Pendidikan menengah oleh Bupati Indramayu atas pertimbangan / saran
dari Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Indramayu, yang sebelumnya
pengangkatan ini dilakukan di tingkat propinsi oleh Kepala Departemen
Pendidikan Nasional Propinsi Jawa Barat atas nama Menteri Pendidikan
Nasional.
3. Meningkatnya dana untuk kebutuhan Pendidikan di Kabupaten Indramayu
mulai tahun anggaran 2001.
82
3. Dinas Pendidikan Propinsi Jawa Barat
Pada Dinas Pendidikan Propinsi Jawa Barat melalui Kepala Seksi
Ketenagaan ( Kepala Sub Dinas Pendidikan Menengah dan Tinggi ) dan
Kepala Sub Bagian Kepegawaian ( Kepala Bagian Tata Usaha ), data dan
informasi yang berkaitan dengan Kepala Sekolah dan Guru dikoordinasikan
untuk dikaji ulang dalam penilaian kinerja (Kepala Sekolah dan Guru),
meskipun Undang-Undang Nomor 22 tahun 1999, mulai diberlakukan sejak 1
Januari 2001.
Selanjutnya penulis memperoleh juga informasi yang berkaitan dengan
masalah pembinaan kepemimpinan Kepala Sekolah Menengah Atas (SMA)
Negeri dari Pengawas Pendidikan Menengah yang berada di lingkungan Sub
Dinas Pendidikan Menengah Dinas Pendidikan Kabupaten Indramayu.
B. Subyek Penelitian
Penelitian ini berfokus pada pengaruh kinerja pemimpin
Kepala
Sekolah Menengah Atas Negeri di wilayah Kabupaten Indramayu. Oleh
karena itu subyek penelitian utama atau responden utama adalah Kepala
Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri di Kabupaten Indramayu dengan
jumlah 11 orang. Dari Kepala Sekolah inilah diperoleh data dan informasi
mengenai berbagai hal / aktivitas kepemimpinan dalam meningkatkatkan
kinerja tenaga Guru dan pengaruhnya terhadap prestasi belajar siswa.
83
Untuk mendukung data primer dalam penelitian kualitatif ini selain dari
Kepala Sekolah, informasi jugadidapat dari para Guru, sehubungan dengan
tanggapan atau jawaban dari responden utama terhadap pertanyaan-pertanyaan
pelelitian yang ada hubungannya dengan penelitian ini.
Adapun secara rinci responden tenaga kependidikan lainnya sebagai
berikut:
1. Guru Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri untuk mata pelajaran yang di
EBTANAS kan ( 11 sekolah X 3 mata pelajaran ) berjumlah 33 orang,
dengan rincian sebagai berikut:
a. Guru mata pelajaran Matamatika berjumlah
= 11 orang;
b. Guru mata pelajaran Bahasa Inggris berjumlah
= 11 orang;
c. Guru mata pelajaran Bahasa Indonesia berjumlah = 11 orang.
Pemilihan Kepala Sekolah sebagai Subyek/responden penelitian utama
didasarkan pada pertimbangan sebagai berikut:
1.
Kepala
Sekolah
merupakan
penanggungjawab
dalam
kegiatan
penyelenggaraan pendidikan di sekolah;
2.
Kepemimpinan Kepala Sekolah sangat berperan dalam memberikan
motivasi/dorongan kepada semua tenaga kependidikan dan para siswa;
3.
Kepala Sekolah mengetahui perkembangan dan permasalahan pendidikan
secara menyeluruh di sekolahnya;
84
4. Kepala Sekolah merupakan seorang figur yang mampu memberikan
informasi berbagai kegiatan yang sudah, sedang, dan yang akan
dilaksanakan di sekolahnya;
5. Secara
organisatoris,
Kepala
Sekolah
merupakan
pemimpin
tunggal/penanggung jawab penuh dalam organisasi pendidikan di
sekolahnya.
Untuk lebih jelasnya daftar nama Kepala Sekolah Mengah Atas (SMA)
Negeri yang dijadikan subyek/ responden penelitian penulis dapat dilihat
berikut ini:
85
DAFTAR NAMA KEPALA SMA NEGERI
DI KABUPATEN INDRAMAYU
TAHUN PELAJARAN: 2002/2003
NAMA KEPALA
No
NAMA SEKOLAH
SEKOLAH
ALAMAT
1.
SMAN. 1 Indramayu
Dra.Hj.Sulastri Dj. MPd.
Indramayu
2.
SMAN. 2 Indramayu
Drs. H. Mas'ud, MPd
Indramayu
3.
SMAN. 1 Sindang
Drs. Rustam Effendi
Sindang
4.
SMAN. 1 Krangkeng
Drs. Suhaeli.
Krangkeng
5.
SMA N. 1 Sliyeg
Drs. H. Sadimo
Sliyeg
6.
SMAN. 1 Kertasemaya
Drs. Ahyani
Kertasemaya
7.
SMAN. 1 Bangodua
Drs. Junaedi A.
Bangodua
8.
SMAN. 1 Losarang
Drs. Maduki Ahmad
Losarang
9.
SMA N. 1 Kandanghaur
Drs. Edi D. Setiawan
Kandanghaur
10.
SMA N. 1 Anjatan
Drs. Somana
Anjatan
11.
SMA N. 1 Haurgeulis
Drs. H. Tajudin, MPd
Haurgeulis
86
KET
C. Metode dan Teknik Pengumpulan Data
,
Sesuai dengan tujuan penelitian ini adalah memberikan gambaran yang
jelas mengenai peranan kepemimpinan yang diterapkan Kepala Sekolah dalam
meningkatkan kinerja tenaga kependidikan dan pengaruhnya terhadap prestasi
belajar siswa, maka dalam penelitian ini menggunakan pendekatan Kuanlitatif
dengan menggunakan metode "Deskriptif Analitis".
Deskripsi adalah hal-hal yang nyata berdasarkan pengamatan, akan
tetapi label atau tafsiran masih dapat berubah bila kita peroleh data baru yang
mungkin membantah tafsiran itu. Hasil penelitian kualitatif lebih menekankan
pada makna dari pada generalisasi.
Penelitian "Deskripsi Analitis" menuturkan/menguraikan sesuatu secara
sistematis tentang data atau karakteristik populasi tertentu atau bidang tertentu
secara faktual dan cermat, menganalisis serta menginterpretasikan data yang
ada pada saat penelitian dilakukan.
Dengan kata lain penelitian "Deskriptif Analitis" memusatkan pada
masalah-masalah yang bersifat aktual, untuk melukiskan variabel atau kondisi
"apa yang ada" dalam situasi tertentu. Oleh karena itu penelitian ini digunakan
dengan tujuan untuk memperoleh data serta mengkajinya dalam rangka
memberikan gambaran yang jelas dan spesifik mengenai peranan
kepemimpinan Kepala Sekolah dalam meningkatkan kinerja tenaga
kependidikan dan pengaruhnya terhadap prestasi belajar siswa.
87
Penelitian
ini akan
pertanyaan-petanyaan
ditempuh
penelitian,
dalam
pengumpulan
tahapan:
data,
mengemukakan
mencatat
data,
pengolahan data, analisis data, penafsiran data, dan pengambilan kesimpulan
secara induktif, serta membuat laporan penelitian.
Proses penelitian "Deskriptif Analitis" melalui pendekatan Kuanlitatif,
dilakukan secara berulang-ulang pada penelitian yang sama. Pada periode
pertama pertanyaan-pertanyaan penelitian masih bersifat umum, dan makin
lama makin memfokus. Dengan dilakukannya penelitian secara berulang-ulang
pada obyek/subyek yang sama, tetapi setting dan teknik pengumpulan data
yang bervariasi, maka akan dapat ditemukan informasi yang obyektif, valid,
dan konsisten. Dengan demikian masalah penelitian yang sebenarnya terjadi
pada obyek/subyek penelitian.
Lebih jelas dikemukakan oleh Nasution ( 1996:59 ), bahwa:
Penelitian "Deskriptif Analitis" ini digunakan dengan pertimbangan,
bahwa bahan kajian yang ingin dijadikan penelitian sudah ada di lapangan.
Oleh karena itu tidak diperlukan adanya suatu manipulasi ataupun kontrol
terhadap variabel yang ada untuk mendapatkan informasi yang diperlukan.
Penggunaan metode ini dirasakan tepat dan relevan, karena data yang
diperlukan dalam penelitian ini merupakan kejadian yang sedang berlangsung.
Penelitian "Deskriptif Analitis" adalah penelitian yang dilakukan
terhadap variabel mandiri, yaitu tanpa membuat perbandingan atau
menghubungkan dengan
variabel yang lain, memusatkan pada masalah-
masalah yang ada pada masa sekarang yang bersifat aktual. Winarno
88
Surachmad (1982:140), mengemukakan bahwa "penelitian deskriptif memiliki
karakteristik" sebagai berikut:
1. Memusatkan perhatian pada masalah-masalah yang ada pada saat penelitian
dilakukan atau masalah-masalah yang bersifataktual;
2. Menggambarkan fakta-fakta tentang masalah yang diselidiki sebagaimana
adanya, diiringi dengan interpretasi rasional yang adequat.
Memberikan deskripsi adalah proses analitik. Apa yang kita amati, kita
uraikan dalam bagian-bagiannya. Tiap bagian kita gambarkan berupa kata-kata.
Sebaliknya memberi label merupakan proses sintetik. Sejumlah bagian kita
simpulkan, lalu kita rangkumkan dalam bentuk label atau nama. Kesimpulan
ini mungkin benar, mungkin benar sebagian, mungkin pula salah.
Melalui
penelitian
"Deskriptif
Analitis"
terhadap
data
Kualitatif/Naturalistik, peneliti diharuskan lebih dahulu memberikan deskripsi
kata-kata kemudian melompat kepada kesimpulan dengan memberikan label.
Data yang diperlukan ialah data yang konkrit hasil dari pengamatan. Penelitian
ini harus menguasai materi yang akan diteliti dan menguasai metodologinya.
Tanpa kedua syarat itu, maka penelitian tidak akan berjalan dengan baik.
Dari beberapa karakteristik tersebut disimpulkan, bahwa penelitian
"Deskriptif Analisis" adalah metode penelitian yang digunakan untuk
memberikan gambaran atau mendeskripsikan serta menganalisis hasil-hasil
penelitian berdasarkan tafsiran data yang diperoleh dengan menekankan
kejadian masa kini dan masa lampau yang ada kaitannya dengan masa kini.
89
I w ^B/^^,^&r^aPun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini
A =