BPK RI Perwakilan Provinsi Maluku Peraturan Bupati Nomor 20 Tahun 2016 tentang Prioritas Dana Desa dan Alokasi Dana Desa Tahun 2016

SALINAN

BUPATI MALUKU TENGGARA
PERATURAN BUPATI MALUKU TENGGARA
NOMOR 20 TAHUN 2016
TENTANG
PRIORITAS DANA DESA DAN ALOKASI DANA OHOI
TAHUN 2016
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI MALUKU TENGGARA,
Menimbang

:

a. bahwa berdasarkan Pasal 2 Peraturan Menteri Desa,
Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Nomor 21
Tahun 2015 tentang Penetapan Prioritas Dana Desa maka perlu
diatur Prioritas Dana Desa dan Dana Ohoi Tahun 2016;
b. bahwa dalam RPJMD Kabupaten Maluku Tenggara Tahun 2013
2018 yang mencakup program dan kegiatan serta sasaran

yang dicapai, maka perlu dijabarkan dalam prioritas program
dan kegiatan di tingkat ohoi;
c.

Mengingat

:

bahwa berdasarkan pertimbangan sebagimana dimaksud dalam
huruf a dan b diatas, perlu membentuk Peraturan Bupati
tentang Prioritas Dana Desa dan Alokasi Dana Desa Tahun
2016.

1. Undang-Undang Nomor 60 Tahun 1958 tentang Pembentukan
Daerah-daerah Swatantra Tingkat II dalam Wilayah Daerah
Swatantra Tingkat I Maluku sebagai Undang-Undang (Lembaran
Negara Tahun 1958 Nomor 111, Tambahan Lembaran Negara
Nomor 1645);
2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan
Negara (Lembaran Negara Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan

Lembaran Negara Nomor 4286);
3. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan
Negara (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 4421);
4. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan
Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah
(Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 4438);
5. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan
Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Tahun 2011
Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Nomor 5234);
6. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa (Lembaran
Negara Tahun 2014 Nomor 7, Tambahan Lembaran Negara
Nomor 5495);

7. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan
Daerah (Lembaran Negara Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 5587); sebagaimana telah diubah
dengan beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9
Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang

Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran
Negara Tahun 2014 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara
Nomor 5679);
8. Peraturan Pemerintah Nomor 35 Tahun 1952 tentang
Pembubaran Daerah Maluku Selatan dan Pembentukan Daerah
Maluku Tengah dan Daerah Maluku Tenggara (Lembaran
Negara Tahun 1952 Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara
Nomor 264), Sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 3 Tahun 1953 tentang Pembubaran Daeran
Maluku Selatan dan Pembentukan Daerah Maluku Tengah dan
Maluku Tenggara (Tambahan Lembaran Negara Tahun 1953
Nomor 3);
9. Peraturan Pemerintah Nomor 52 Tahun 2001 tentang
Penyelenggaraan dan Tugas Pembantuan (Lembaran Negara
Tahun 2001 Nomor 77, Tambahan Lembaran Negara Nomor
4106);
10. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang
Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Tahun 2005
Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4578);
11. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang

Pembagian
Urusan
Pemerintahan
Antara
Pemerintah,
Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah
Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Tahun 2007 Nomor 82,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 4741);
12. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang Peraturan
Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang
Desa (Lembaran Negara Tahun 2014 Nomor 123, Tambahan
Lembaran Negera Nomor 5539);
13. Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2014 tentang Dana
Desa yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara (Lembaran Negara Tahun 2014 Nomor 168, Tambahan
Lembaran Negera Nomor 5558);
14. Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 2015 tentang
Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014
tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6
Tahun 2014 tentang Desa (Lembaran Negara Tahun 2015

Nomor 157, Tambahan Lembaran Negera Nomor 5717);
15. Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2015 tentang
Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2014
tentang Dana Desa Yang Bersumber Dari Anggaran Pendapatan
dan Belanja Negara (Lembaran Negara Tahun 2015 Nomor 88,
Tambahan Lembaran Negera Nomor 5694);
16. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 84 Tahun 2015 tentang
Susunan Organisasi dan Tata Kerja Pemerintah Desa;
17. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 6 Tahun 2016 tentang
Perubahan Ketiga Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor
60 Tahun 2007 tentang Pakaian Dinas Pegawai Negeri Sipil di
Lingkungan Departemen Dalam Negeri dan Pemerintah Daerah;

18. Peraturan Daerah Kabupaten Maluku Tenggara Nomor 08
Tahun 2008 tentang Pokok-Pokok Pengelolaan Keuangan
Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten Maluku Tenggara Tahun
2008 Nomor 08 Seri A);
19. Peraturan Daerah Kabupaten Maluku Tenggara Nomor 03
Tahun 2009 tentang Ratshap dan Ohoi (Lembaran Daerah
Kabupaten Maluku Tenggara Nomor 03 Tahun 2009 Seri D);

20. Peraturan Daerah Kabupaten Maluku Tenggara Nomor 05
Tahun 2009 tentang Pedoman Umum Pengangkatan dan
Pemberhentian Perangkat Ohoi (Lembaran Daerah Kabupaten
Maluku Tenggara Nomor 05 Tahun 2009);
21. Peraturan Daerah Kabupaten Maluku Tenggara Nomor 06
Tahun 2009 tentang Pedoman Pembentukan Badan Saniri
Ohoi/Ohoi Rat (Lembaran Daerah Kabupaten Maluku Tenggara
Nomor 06 Tahun 2009 Seri D);
22. Peraturan Daerah Kabupaten Maluku Tenggara Nomor 12
Tahun 2015 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
Tahun 2016 (Lembaran Daerah Kabupaten Maluku Tenggara
Tahun 2015 Nomor 12).

MEMUTUSKAN :
Menetapkan

:

PERATURAN BUPATI TENTANG PRIORITAS DANA DESA DAN
ALOKASI DANA OHOI TAHUN 2016.


BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksudkan dengan :
1. Daerah adalah Kabupaten Maluku Tenggara.
2. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kabupaten Maluku Tenggara.
3. Kepala Daerah adalah Bupati Maluku Tenggara.
4. Pemerintahan Daerah adalah unsur penyelenggara pemerintahan daerah yang
memimpin pelaksanaan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah.
5. Kecamatan adalah wilayah kerja camat sebagai perangkat daerah Kabupaten;
6. Ohoi adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas-batas wilayah
yang berwenang untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat
setempat sesuai dengan perkembangan masyarakat dan prinsip Negara Kesatuan
Republik Indonesia.
7. Pemerintah Ohoi adalah penyelenggara urusan pemerintahan oleh Pemerintah
Ohoi dan Badan Permusyawaratan Ohoi dalam mengatur dan mengurus
kepentingan masyarakat setempat berdasarkan hak asal usul dan adat istiadat
setempat dan diakui dan dihormati dalam sistem Pemerintahan Negara Kesatuan
Republik Indonesia.

8. Badan Saniri Ohoi selanjutnya disingkat BSO, adalah lembaga permusyawaratan
dan permufakatan yang berfungsi menampung dan menyalurkan aspirasi
masyarakat yang keanggotaannya dipilih dari penduduk ohoi dan bersama-sama
Kepala Ohoi menetapkan Peraturan Ohoi.
9. Badan Saniri Adat adalah lembaga atau badan yang menghimpun para Kepala
Faam/Marga berfungsi sebagai Badan Adat yang bersama-sama Orang Kay
membentuk Peraturan Ratshap, Ohoi, mengawasi pelaksanaan tugas dari Rat,
Orang Kai dan Kepala Soa atau nama lain, serta merupakan badan yang

mendampingi Rat, Orang Kay, Kepala Ohoi Rat, Kepala Soa dalam memimpin
Ratshap dan Ohoi sesuai tugas dan wewenang yang dimilikinya.
10. Dana Desa adalah dana yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara yang diperuntukan bagi desa yang ditrenasfer melalui Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah dan digunakan untuk mendanai
penyelenggaraan pemerintahan, pelaksanaan pembangunan, pembinaan
kemasyarakatan dan pemberdayaan masyarakat.
11. Alokasi Dana Ohoi adalah dana yang bersumber dari dana perimbangan yang
diterima Kabupaten Maluku Tenggara dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja
Daerah setelah dikurangi dana alokasi khusus.
12. Pendapatan Asli Ohoi adalah sumber pendapatan ohoi yang diperoleh dari hasil

usaha ohoi yang sah yang dapat dinilai dengan uang.

BAB II
MAKSUD DAN TUJUAN PRIORITAS
Pasal 2
(1) Prioritas Penggunaan Dana Desa dan Alokasi Dana Ohoi adalah untuk
menyesuaikan dan mensinergis pembangunan di tingkat Pusat, Daerah dengan
pembangunan di tingkat Ohoi dalam rangka pembangunan infrastruktur,
pengentasan
kemiskinan,
pemberdayaan
masyarakat
dan
pembinaan
kelembagaan ohoi.
(2) Tujuan prioritas Dana Desa dan Alokasi Dana Desa adalah :
a. memberi arah prioritas pembangunan kepada Ohoi dalam merumuskan
perencanaan, pelaksanaan dan pengolahan serta pemanfaatan Dana Desa
dan Alokasi Dana Ohoi;
b. memberikan penekanan pada bidang dan kegiatan yang harus diprioritaskan

pada tahun 2016 agar dapat terukur sesuai dokumen perencanaan di tingkat
Pusat (RPJMN) dan dokumen perencanaan di tingkat Provinsi dan Kabupaten
(RPJMD);
c. memudahkan ohoi dalam menentukan bidang dan kegiatan prioritas ditingkat
ohoi yang sesuai dengan dokumen perencanaan di tingkat Pusat dan Daerah.
(3) Prioritas Penggunaan Dana Desa dan Alokasi Dana Ohoi Tahun 2016 ini
sekaligus merupakan standarisasi untuk mengukur pengalokasian dana,
pemanfaatan dana yang tergambar dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja
Ohoi Tahun 2016.

BAB III
PRESENTASE DAN PRIORITAS DANA
Pasal 3
(1) Prioritas Penggunaan Dana Desa dan Alokasi Dana Ohoi dengan besaran
presentase sebagai berikut :
a. Bidang Penyelenggaraan Pemerintahan (30%);
b. Bidang Pembangunan Ohoi (30%);
c. Bidang Pembinaan Kemasyarakatan (15%);
d. Bidang Perberdayaan Masyarakat (24%).
(2) Presentasi (%) Prioritas dana desa dan Alokasi Dana Ohoi dimaksud pada Ayat

(1) untuk mencegah kecenderungan pembiayaan hanya pada bidang tertentu.

(3) Prioritas dana desa sebagaimana dimaksud pada Pasal 3 Ayat (1) di atas
dijabarkan dalam APBOhoi dengan sumber pembiayaan dari dana desa dan
Alokasi Dana Ohoi.
Pasal 4
Prioritas Penggunaan Dana Desa sesuai bidang dan kegiatan sebagai berikut:
a. Bidang Pembangunan Ohoi mencakup kegiatan sebagai berikut :
1. Pembangunan pengembangan dan pemeliharaan infrastruktur/ sarana
prasarana fisik untuk penghidupan dan pemukiman terdiri dari kegiatan :
1.1. Pembangunan tembok laut kawasan wisata laut;
1.2. Rehabilitasi pemeliharaan jogging path track wisatawan;
1.3. Pembangunan rabat beton/pengerasan jalan dan pagar ohoi;
1.4. Pemeliharaan saluran tersier;
1.5. Pembangunan pusat pembibitan Ohoi;
1.6. Pembangunan/pengadaan tandon air/bak penampung air hujan
atau air bersih dari sumber mata air;
1.7. Pemeliharaan saluran air bersih dari sumber mata air ke rumahrumah penduduk.
2. Pembangunan, pengembangan dan pemeliharaan sarana dan prasarana
kesehatan mencakup :
2.1. Pembangunan penambahan ruangan rawat inap, poskesdes/
posyandu;
2.2. Rehabilitasi
dan
penambahan
unit
fasilitasi
jamban
publik/keluarga;
2.3. Pengadaan tambahan peralatan kesehatan poskesdes/posyandu;
2.4. Pengadaan peralatan kesehatan dasar untuk posyandu (timbangan
bayi, thermometer dll) ;
2.5. Pengadaan tambahan peralatan kesehatan (emergency poskesdes);
2.6. Pembangunan/pemeliharaan Poskesdes/Polindes;
2.7. Pengadaan penunjang alat kesehatan untuk puskesdes/polindes.
3. Pembangunan pengembangan dan pemeliharaan sarana dan prasarana
pendidikan, sosial dan kebudayaan meliputi :
3.1. Membangun amphitheater di ruang publik pantai;
3.2. Penambahan bahan-bahan promosi buku edukasi tentang pantai
dan laut;
3.3. Membangun fasilitas penunjang acara tradisi;
3.4. Pembangunan gedung PAUD/TK milik Ohoi;
3.5. Pembangunan Sanggar belajar/perpustakaan untuk anak dan
remaja;
3.6. Pembangunan gedung/taman seni/museum Ohoi;
3.7. Rehab/renovasi bangunan cagar budaya (benda purbakala, Woma);
3.8. Pembangunan Gedung PAUD/TK Ohoi;
3.9. Pembangunan sanggar belajar/perpustakaan untuk anak dan
remaja;
3.10. Pengadaan peralatan seni tradisi (Tipa, Suling, watfuar, rebana dan
peralatan tradisonal lain);
3.11. Rehab/renovasi bangunan cagar budaya (Ohoi Tom, Woma dll).
4. Pengembangan usaha ekonomi masyarakat meliputi pembangunan dan
pemelihataan sarana dan prasarana produksi dan distribusi terdiri dari
kegiatan :
4.1. Pembangunan pusat budidaya, pembenihan dan keramba ikan
kerapu, konservasi tukik penyu dan karang/seareef;
4.2. Rehabilitasi dan perluasan tambatan perahu;
4.3. Rehab pasar ikan;

4.4.

Membangun pusat layanan penggilingan padi ladang/jagung hasil
pertanian masyarakat;
4.5. Pengadaan kompos/pupuk kandang;
4.6. Pelayanan penggilingan padi/jagung dan enbal hasil pertaian ohoi;
4.7. Pengembangan usaha kompos/pupuk kandang.
5. Pembangunan dan pengembangan sarana dan prasarana energi
terbarukan serta kegiatan pelestarian lingkungan hidup terdiri dari :
5.1. Konservasi tukik penyu dan terumbu karang/coral seareef
5.2. Pembangunan cemara laut dan pembibitan/penanaman bakau;
5.3. Pengadaan sarana dan prasarana pengelolaan sampah terpadu bagi
rumah tangga dan kawasan wisata;
5.4. Membangun rintisan listrik Ohoi tenaga angin/matahari;
5.5. Membangun sumur resapan/embung;
5.6. Pengadaan sarana prasarana daur ulang sampah ohoi;
5.7. Membangun rintisan listrik ohoi tenaga mikro hidro;
5.8. Membangun sarana pengelolaan minyak jarak, minyak goreng
kelapa, gula merah.
b. Bidang Pemberdayaan Masyarakat mencakup kegiatan sebagai berikut :
1. Peningkatan investasi ekonomi ohoi melalui pengadaan. Pengembangan
atau bantuan alat-alat produksi, permodalan dan peningkatan kapasitas
melalui pelatihan dan pemagangan terdiri dari :
1.1. Pemeliharaan benih kerapu, tukik dan budidaya cemara laut dan
bakau;
1.2. Kursus/pelatihan kerajinan tangan (handycraft) berbahan baku
limbah laut (kerang, kayu, bakau dan cemara laut);
1.3. Pelatihan kuliner dan pengembangan makanan lokal sebagai
komoditas strategi ekonomi wisata;
1.4. Pelatihan pembuatan barang-barang kerajinan berbahan baku lokal
(sabut kelapa, tempurung kelapa, ukiran kayu, kulit kerang,
anyaman bambu/rotan, anyaman daun/guci, suram dll);
1.5. Pelatihan tentang hak-hak perburuhan kerja sama Ohoi dengan
perusahan;
1.6. Bantuan alat pengolahan kopra, pemintalan/alat tenun tradisional.
2. Dukungan kegiatan ekonomi baik yang dikembangan oleh BUMO BUM
antar Ohoi, maupun oleh kelompok dan lembaga ekonomi lainnya yang
terdiri dari :
2.1. Pelatihan kewirausahaan ohoi untuk pemuda;
2.2. Pengembangan bisnis dan pemetaan kelayakan BUMO dan BUM
antar Ohoi;
2.3. Investasi Usaha ekonomi Ohoi dan usaha ekonomi rumahan;
2.4. Musyawarah insentif pembentukan BUMO;
2.5. Pelatihan manajemen usaha untuk BUMO dan usaha ekonomi
masyarakat.
3. Bantuan peningkatan kapasitas untuk program dan kegiatan ketahanan
pangan Ohoi yaitu :
3.1. Musyawarah/rembug warga untuk memfungsikan kembali tradisi
lumbung padi/talas/ubi/hasil pertanian;
3.2. Workshop Business Plan;
3.3. Musyawarah/rembug warga untuk memfungsikan kembali tradisi
lumbung padi/Ubi/talas/ jagung dll;
3.4. Pelatihan pengelolaan dan pemasaran hasil pertanian;
4. Pengorganisasian masyarakat, fasilitasi, bantuan hukum masyarakat dan
pelatihan paralegal di Ohoi yang terdiri dari :
4.1. Pelatihan paralegal ohoi;
4.2. Pelatihan penyelesaian mediasi sengketa aset di ohoi untuk warga;

4.3. Pelatihan penyelesaian mediasi atau kekerasan dalam rumah tangga.
5. Promosi dan edukasi kesehatan masyarakat serta gerakan hidup bersih
dan sehat terdiri dari :
5.1. Festival makanan laut higienis pesisir laut ;
5.2. Lomba melukis/menulis keindahan alam dan hidup bersih dan sehat
anak pantai ;
5.3. Sosialisasi ancaman penyakit ISPA khusus bagi buruh/karyawan
dari Ohoi yang bekerja di pabrik rokok;
5.4. Bazar produk kerajinan tangan/produk insdustri rumah tangga;
5.5. Pelatihan e-marketing dan pembuatan website untuk pelaku industri
rumah tangga;
5.6. Sosialisasi ancaman penyakit musim hujan/kemarau;
5.7. Bazar jamu dan obat-obat tradisional Ohoi.
6. Dukungan terhadap kegiatan pengelolaan pantai untuk kepentingan ohoi
yang terdiri dari :
6.1. Pelatihan pengelolaan hasil laut dan pantai untuk petani budidaya
dan nelayan tangkap;
6.2. Membentuk/merevitalisasi kelembagaan lokal untuk menjaga
pelestarian pantai dan laut termasuk bakau, terumbu karang dan
zonasi tangkap dan konservasi;
6.3. Pelatihan pengelolaan tanaman sekitar hutan untuk konservasi dan
tambahan pendapatan;
6.4. Pembibitan tanaman produktif sekitar hutan dan instalasi
percontohan.
7. Peningkatan kapasitas kelompok masyarakat untuk energi terbarukan dan
pelestarian lingkungan hidup yaitu :
7.1. Pelatihan pemanfaatan limbah organik rumah tangga dan
perkebunan untuk bio-massa energi;
7.2. Percontohan instalasi dan pusat/ruang belajar teknologi tepat guna.
c. Bidang Pembinaan Kemasyarakatan mencakup kegiatan :
1. Pembinaan dan peningkatan kapasitas kelembagaan kemasyarakatan
yaitu:
1.1. Pembinaan/pelatihan dan peningkatan kapasitas kelembagaan adat
(kelompok adat, Seniri, Soa dan tokoh adat dan perangkat adat
lainnya);
1.2. Pembinaan/pelatihan dan peningkatan kapasitas Tim Pengerak PKK
Ohoi;
1.3. Pembinaan, peningkatan kapasitas dan kesejahteraan kader
posyandu;
1.4. Pembinaan, peningkatan aktivitas dan kesejahteraan PAUD dan TK;
1.5. Pembinaan, peningkatan kapasitas Karang Taruna/pramuka serta
kegiatan kepemudaan atau remaja dan anak yang berada dalam
lingkup gereja/masjid.
2. Penunjang kelembagaan melalui pemberian tunjangan/insentif untuk
perangkat adat, posyandu dan kelembagaan kemasyarakatan lainnya.
Pasal 5
Prioritas penggunaan Alokasi Dana Ohoi sesuai bidang dan kegiatan sebagai
berikut :
a. Bidang Penyelenggaraan Pemerintahan terdiri dari program dan kegiatan:
1. Penghasilan Tetap Kepala Ohoi dan Perangkat Ohoi;
2. Tunjangan Kepala Ohoi, Perangkat Ohoi dan perangkat Adat;
3. Tunjangan Badan Saniri;
4. Administrasi Perkantoran terdiri dari :

4.1. Penyediaan Jasa Surat Menyurat;
4.2. Penyediaan jasa Komunikasi, Air dan Listrik;
4.3. Penyediaan Jasa Kebersihan Kantor;
4.4. Penyediaan Alat Tulis Kantor;
4.5. Penyediaan Barang Cetakan dan Penggandaan;
4.6. Penyediaan makan dan minum rapat;
4.7. Rapat koordinasi ke Luar Ohoi;
4.8. Penyediaan Jasa Administrasi Teknis dan Non Teknis.
5. Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur :
5.1. Pengadaan/pemeliharaan peralatan gedung kantor;
5.2. Pengadaan/pemeliharaan perlengkapan gedung kantor.
6. Peningkatan Kapasitas Perangkat Ohoi dan BSO :
6.1. Pendidikan informal Aparatur Ohoi;
6.2. Pelatihan/Bimtek Perangkat Ohoi/BSO.
b. Bidang Pembangunan Ohoi terdiri dari program dan kegiatan :
1. Sarana Prasarana Pemerintahan :
1.1. Pembangunan Kantor/Balai Ohoi;
1.2. Pengadaan/Sertifikasi tanah Ohoi.
2. Sarana Prasarana Pendidikan :
2.1. Pembangunan/rehabilitasi gedung PAUD;
2.2. Pembangunan/Rehabilitasi Rumah Guru.
3. Sarana Prasarana Kesehatan :
3.1. Pembangunan/Rehabilitasi Poskesdes;
3.2. Pembangunan/Rehabilitasi Posyandu;
3.3. Pembangunan Sarana MCK.
4. Sarana Prasarana Ekonomi:
4.1. Pembangunan Pasar Ohoi;
4.2. Pembangunan Gudang Lumbung Ohoi.
5. Sarana Prasarana Perhubungan dan Transportasi :
5.1. Pembangunan/Rehabilitasi Ruang Tunggu Pelabuhan Ohoi;
5.2. Pembangunan/Rehabilitasi Tambatan Perahu Ohoi.
6. Sarana Prasarana Umum :
6.1. Pembangunan/Rehabilitasi Rumah Ibadah;
6.2. Pembangunan/Rehabilitasi/Pemeliharaan Sarana prasarana air bersih
Ohoi;
6.3. Pengadaan/pemeliharaan energy listrik Ohoi;
6.4. Pembangunan/Rehabilitasi Sarana dan prasarana Olah Raga;
6.5. Pembangunan/Pemeliharaan Pagar Ohoi.
c. Bidang Pemberdayaan Masyarakat terdiri dari Program dan kegiatan :
1. Pengembangan Ekonomi Produktif :
1.1. Pengadaan peralatan perikanan budidaya;
1.2. Pengadaan peralatan perikanan tangkap;
1.3. Pengadaan peralatan Pertanian, Peternakan, Perkebunan, Kehutanan;
1.4. Pengadaan peralatan Industri kecil dan Pertukangan;
2. Penguatan kelembagaan ekonomi masyarakat :
2.1. Pelatihan usaha ekonomi Produktif;
2.2. Pembentukan dan pengembangan koperasi unit ohoi;
2.3. Pengembangan pelestraian dan konservasi hutan dan perairan.
d. Bidang Pembinaan Kemasyarakatan terdiri dari program dan kegiatan :
1. Pembinaan Kelembagaan Sosial :
1.1. Inventarisasi dan pendataan PMKS;
1.2. Pembinaan Organisasi Pemuda;
1.3. Pembinaan/Pengembangan Olah Raga.
2. Pembinaan Kelembagaan Adat :
2.1. Penyelenggaraan Upacara/Rapat/Sidang Adat;

2.2. Pengembangan/pembinaan sanggar seni;
2.3. Pemberian insentif kelembagaan adat.
Pasal 6
(1) Prioritas Penggunaan dana yang bersumber dari
Pendapatan Asli Ohoi
digunakan untuk membiayai program dan kegiatan yang tidak didanai dalam
program dan kegiatan dana desa dan alokasi dana desa.
(2) Program dan Kegiatan yang dibiayai dari Pendapatan Asli Ohoi harus tergambar
dalam program dan kegiatan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Ohoi.

BAB IV
PENENTUAN PRIORITAS
Pasal 7
(1) Penggunaan Dana Desa dan Alokasi Dana Ohoi serta Pendapatan Asli Ohoi
disepakati prioritas program dan kegiatan melalui Musyawarah Ohoi.
(2) Peserta Musyawarah Ohoi terdiri dari Kepala Ohoi dan Perangkat Ohoi, Badan
Saniri Ohoi, Badan Saniri Adat, Perangkat Adat, Soa, Saniri, Pengurus PKK Ohoi,
Kader Posyandu, Pengelola PAUD, Perwakilan dari kelompok Pemberdayaan
Ohoi, unsur agama, unsur pendidikan, unsur kepemudaan, unsur Perempuan,
Tenaga Medis (Puskesmas, Puskesdes, Polindes) dan Pendamping Ohoi dan/atau
Pendamping lokal serta SKPD Binaan.
(3) Hasil keputusan musyawarah ohoi sebagaimana dimaksud dimuat dalam Berita
Acara Ohoi dan disertai daftar persetujuan kesepakatan hasil musyawarah ohoi
disertai daftar hadir sekaligus hasil musyawarah ohoi menjadi acuan bagi
penyusunan Rencana Kerja Pemerintah Ohoi dan APBOhoi.
(4) Berita Acara Musyawarah Ohoi menjadi lampiran dari Rencana Kerja Pemerintah
Ohoi yang tak terpisahkan dari Peraturan Ohoi tentang RKP Ohoi.
Pasal 8
(1) Penentuan Prioritas program dan kegiatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4
dan 5 di atas dilakukan dengan memperhatikan tipologi ohoi, potensi dan
karakteristik serta kearifan lokal ohoi.
(2) Penentuan Prioritas Program dan Kegiatan sebagaimana dimaksud sekaligus
menjadi dokumen Musrenbang Ohoi.

BAB V
PEMBINAAN DAN PENGAWASAN
Pasal 9
(1) Pemerintah Daerah wajib membina dan melakukan pengawasan terhadap
penentuan prioritas penggunaan dana desa, alokasi dana ohoi dan penggunaan
dana yang bersumber dari Pendapatan Asli Ohoi dan pendapatan lainnya.
(2) Camat wajib memfasilitasi pelaksanaan prioritas penentuan program dan
kegiatan dalam musyawarah ohoi yang melibatkan semua unsur dalam
masyarakat.
(3) Pembinaan dan Pendampingan prioritas program dan kegiatan dilakukan oleh
SKPD Binaan Ohoi dan juga oleh Pendamping Ohoi dan Pendamping lokal.

BAB VI
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 10
Hal-hal yang belum diatur dalam Peraturan Bupati ini akan diatur lebih lanjut
dalam petunjuk teknis
Pasal 11
Peraturan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan Pengundangan Peraturan Bupati
ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kabupaten Maluku Tenggara.

Ditetapkan di Langgur
pada tanggal, 5 Februari 2016
BUPATI MALUKU TENGGARA,

Cap/ttd.
ANDERIAS RENTANUBUN
Diundang di Langgur
pada tanggal, 5 Februari 2016
SEKRETARIS DAERAH
KABUPATEN MALUKU TENGGARA,

Cap/ttd.
PETRUS BERUATWARIN

BERITA DAERAH KABUPATEN MALUKU TENGGARA TAHUN 2016 NOMOR
Salinan sesuai dengan aslinya
KEPALA BAGIAN HUKUM DAN HAM,

P. B. ROY RAHAJAAN, SH, M.Si
NIP. 19680529 198803 1 004