Karakterisasi Kandungan Metabolit Sekunder

This page was exported from - Karya Tulis Ilmiah
Export date: Sat Sep 2 22:10:34 2017 / +0000 GMT

Karakterisasi Kandungan Metabolit Sekunder
LINK DOWNLOAD [29.88 KB]
Karakterisasi senyawa metabolit sekunder yang terkandung dalam tumbuhan, dilakukan dengan alat spektrofotometer infra merah
(IR), Kromatografi Lapis Tipis (KLT) dan skrining fitokimia.
Spektrofotometer Infra Merah (IR)
Spektroskopi inframerah didasarkan pada penyerapan panjang gelombang inframerah. Inframerah pada spektroskopi adalah suatu
radiasi elektromagnetik yang panjang gelombangnya lebih panjang dari cahaya tampak. Rentang bilangan gelombang IR antara 4000
? 400 cm-1. Umumnya spektroskopi IR digunakan untuk mengidentifikasi gugus fungsi pada suatu senyawa, terutama senyawa
organik. Setiap serapan pada panjang gelombang tertentu menggambarkan adanya suatu gugus fungsi spesifik (Riyadi, 2009).
Dalam penentuan struktur suatu senyawa, spektoskopi IR merupakan informasi struktur tambahan. Fungsi utama dari spektroskopi
IR adalah untuk mengenal struktur molekul khususnya gugus fungsional beserta lingkungannya. Prinsip kerja dari spektroskopi IR
adalah interaksi antara sinar IR dengan materi dimana suatu molekul akan bervibrasi apabila sinar pada panjang gelombang IR
terserap. Sesuai dengan Hukum Hooke yang menyatakan bahwa frekuensi dari suatu vibrasi berbanding lurus dengan kekuatan
ikatan dan berbanding terbalik dengan massa yang dihubungkan pegas, maka makin kuat ikatannya dan makin kecil massa kedua
atom yang berikatan menandakan frekuensi absorpsi yang makin tinggi. Frekuensi absorpsi IR dari beberapa gugus fungsi
ditunjukkan pada tabel .
Data Korelasi Spektro IR


Tipe Vibrasi
Frekuensi
( cm-1 )
Panjang Gelombang (µ)
Intensitas

C-H (Rentangan)
3000 ? 2850
3,33 ? 3,51
s

-CH3 (Bengkokan)
1450 dan 1375
6,90 dan 7,27
m

-CH2 (Bengkokan)
1465
683
m


Alkena (Rentangan)

Output as PDF file has been powered by [ Universal Post Manager ] plugin from www.ProfProjects.com

| Page 1/7 |

This page was exported from - Karya Tulis Ilmiah
Export date: Sat Sep 2 22:10:34 2017 / +0000 GMT

(Serapan Keluar Bidang)
3100 ? 3000
1000 ? 650
3,23 ? 3,33
10,0 ? 15,3
m
s

Aromatik (Rentangan)
(Serapan Keluar Bidang)

3159 ? 3050
900 ? 650
3,17 ? 3,28
11,1 ? 14,5
s
s

Alkuna (Rentangan)
± 330
+ 3,03
s

Aldehid
2900 ? 2800
2800 ? 2700
3,45 ? 3,57
3,57 ? 3,70
w
w


C=C Alkena
Aromatik
1680 ? 1600

Output as PDF file has been powered by [ Universal Post Manager ] plugin from www.ProfProjects.com

| Page 2/7 |

This page was exported from - Karya Tulis Ilmiah
Export date: Sat Sep 2 22:10:34 2017 / +0000 GMT

1600 ? 1475
5,95 ? 6,25
6,25 dan 6,78
m-w
m-w

C=C Alkuna
2250 ? 2100
4,44 ? 4,75

m-w

C=O Aldehid
Keton
Asam Karboksilat
Ester
Amida
Anhidrida
1740 ? 1720
1725 ? 1705
1725 ? 1700
1750 ? 1730
1670 ? 1640
1810 dan 1760
5,75 ? 5,81
5,80 ? 5,87
5,80 ? 5,88
5,71 ? 5,78
6,00 ? 6,10
5,52 dan 5,68

s

Output as PDF file has been powered by [ Universal Post Manager ] plugin from www.ProfProjects.com

| Page 3/7 |

This page was exported from - Karya Tulis Ilmiah
Export date: Sat Sep 2 22:10:34 2017 / +0000 GMT

s
s
s
s
s

Asam Klorida
1800
5,56
s


C-O Alkohol,Ester,Eter,Asam Karboksilat, Anhidrida
1300 ? 1000
7,69 ? 10,0
s

O-H Alkohol, Fenol
-Bebas
Ikatan ? H
Asam Karboksilat

3650 ? 3600
3500 ? 3200
3500 - 3100

2,74 ? 2,78
2,86 ? 3,13
2,94 ? 4,17

m
m


Output as PDF file has been powered by [ Universal Post Manager ] plugin from www.ProfProjects.com

| Page 4/7 |

This page was exported from - Karya Tulis Ilmiah
Export date: Sat Sep 2 22:10:34 2017 / +0000 GMT

m

N-H Amida Primer dan Sekunder dan Amina (Rentangan)
(Bengkokan)
3500 ? 3100
1640 - 1550
2,68 ? 3,23
6,10 ? 6,45
m
m-s

C-N Amin

1350 ? 1000
7,4 ? 10,0
m-s

C=N Imin dan Oksin
1690 ? 1640
5,92 ? 6,10
m-s

C?N Nitril
2260 ? 2240
4,42 ? 4,46
m

X=C=Y Allen,Keten,Isosianat,Isotisianat
2270 ? 1950
4,40 ? 5,13
m-s

N=O Nitro (R-NO2)

1550 dan 1350
6,45 dan 7,40
s

S-H Merkaptan
2550
3,92

Output as PDF file has been powered by [ Universal Post Manager ] plugin from www.ProfProjects.com

| Page 5/7 |

This page was exported from - Karya Tulis Ilmiah
Export date: Sat Sep 2 22:10:34 2017 / +0000 GMT

w

S=O Sulfoksid
Sulfon,Sulfonil Klorida
Sulfat, Sulfonamida

1050
1375 ? 1300
1200 - 1140
9,52
7,27 ? 7,69
8,33 ? 8,77
s
s
s

C-X Florida
Klorida
Bromida, Iodida
1400 ? 1000
800 ? 600
667
7,14 ? 10,0
12,5 ? 16,7
15,0
s
s
s

S (strong) = kuat, m (medium) = sedang, w (weak) = lemah
(Sastrohamidjojo, 1991 dalam Nanang Widodo, 2007)

Output as PDF file has been powered by [ Universal Post Manager ] plugin from www.ProfProjects.com

| Page 6/7 |

This page was exported from - Karya Tulis Ilmiah
Export date: Sat Sep 2 22:10:34 2017 / +0000 GMT

Kromatografi Lapis Tipis
Kromatografi merupakan suatu proses pemisahan yang didasarkan pada perbedaan distribusi dari penyusun cuplikan antara dua fasa.
Satu fasa tetap tinggal pada sistem dan dinamakan fasa diam. Fasa lainnya dinamakan fasa gerak, memperkolasi melalui celah-celah
fasa diam. Gerakan fasa gerak menyebabkan perbedaan migrasi dari penyusunan cuplikan .
Pada KLT secara umum senyawa-senyawa yang memiliki kepolaran rendah akan terelusi lebih cepat daripada senyawa-senyawa
polar karena senyawa polar akan terikat lebih kuat pada bahan silika yang mengandung silanol (SiOH2) yang pada dasarnya
memiliki afinitas yang kuat terhadap senyawa polar. Karena prosesnya yang mudah dan cepat, KLT banyak digunakan untuk
melihat kemurnian suatu senyawa organik. Selain itu, KLT juga dapat menampakkan jumlah senyawa-senyawa dalam campuran
sampel (menurut noda yang muncul). Menurut Bobit, JM., (1963), warna ?warna noda dari senyawa golongan alkohol dan keton
tingkat tinggi akan memberikan warna hijau dan biru, sedangkan untuk golongan steroid, asam organik dan terpen ditunjukkan oleh
warna coklat. Menurut Harborne (1987), tannin terdeteksi berupa noda berwarna lembayung. KLT juga merupakan suatu cara yang
umum dilakukan untuk memilih pelarut yang sesuai sebelum dilakukan pemisahan menggunakan kromatografi kolom (Kristanti
dkk., 2008).
Skrining Fitokimia
Salah satu pendekatan untuk penelitian tumbuhan potensial adalah penapis senyawa kimia yang terkandung dalam tanaman. Cara ini
digunakan untuk mendeteksi senyawa tumbuhan berdasarkan golongannya. Sebagai informasi awal dalam mengetahui senyawa
kimia apa yang mempunyai aktivitas biologi dari suatu tanaman. Informasi yang diperoleh dari pendekatan ini juga dapat digunakan
untuk keperluan sumber bahan yang mempunyai nilai ekonomi lain seperti sumber tani, minyak untuk industri, dan sebagainya.
Metode yang telah dikembangkan dapat mendeteksi adanya golongan senyawa alkaloid, flavonoid, senyawa fenolat, tannin, saponin,
kumarin, quinon, steroid/terpenoid (Teyler V.E., 1988).

Output as PDF file has been powered by [ Universal Post Manager ] plugin from www.ProfProjects.com

| Page 7/7 |