Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Kedudukan Matematika dalam Kurikulum Pendidikan Ekonomi Studi Kasus S-1 Pendidikan Ekonomi FKIP- UKSW T1 162008705 BAB II

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Lahirnya Ilmu Ekonomi

Pembahasan tentang ekonomi sudah dimulai sejak dulu, semenjak di rasakan adanya ketidak-seimbangan antara kebutuhan manusia yang tidak terbatas dengan alat pemuas kebutuhanyang jumlahnya terbatas. Keterbatasan menyebabkan banyak hal terasa langka (Scarce). Kelangkaan mencakup “Kuantitas, Kualitas, Tempat dan Waktu. Suatu tidak akan langka kalau jumlah (kuantitas) yang tersedia sesuai dengan kebutuhan, berkualitas baik, tersedia dimana saja (di setiap tempat) dan kapan saja(waktu) dibutuhkan” (Rahardja, 2002 : 1).

Sukirno (1994 : 5) menambahkan bahwa kelangkaan tersebut berlaku sebagai akibat dari ketidak-seimbangan di antara kebutuhan masyarakat dengan faktor-faktor produksi atau sumber daya yang tersedia dalam masyarakat. Di mana, di satu pihak dalam setiap masyarakat selalu akan terdapat keinganan yang relatif tidak terbatas untuk menikmati berbagai jenis barang yang dapat memenuhi kebutuhan masyarakat. Sebaliknya di lain pihak sumber-sumber daya atau faktor-faktor yang dapat digunakan untuk memproduksi barang-barang tersebut adalah relatif terbatas.


(2)

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa pembahasan tentang konsep-konsep ekonomi sudah dimulai sejak manusia menghadapi masalah atau persoalan ekonomi.

2.1.1 Ilmu Ekonomi

Ilmu ekonomi adalah studi ilmiah yang mengkaji bagaimana orang perorang dan kelompok-kelompok masyarakat menentukan pilihan (Sicat,1991 : 3). Lebih lanjut, menurut Adam Smith ilmu ekonomi secara sistematis mempelajari tingkah laku manusia dalam usahanya untuk mengalokasikan sumber-sumber daya yang terbatas guna mencapai tujuan tertentu. Sedangkan menurut Lipsey ilmu ekonomi adalah suatu studi tentang pemanfaatan sumber daya yang langka untuk memenuhi kebutuhan yang terbatas.

Kehadiran ilmu ekonomi diperlukan sebagai kerangka berpikir untuk dapat melakukan pilihan terhadap berbagai sumber daya yang terbatas untuk memenuhi kebutuhan manusia yang tidak terbatas. Lebih jauh diharapkan ilmu ekonomi dapat mengatasi masalah yang menghendaki seseorang, suatu perusahaan atau suatu masyarakat membuat keputusan tentang cara terbaik untuk melakukan suatu kegiatan ekonomi.

Ilmu ekonomi tidak diciptakan secara mendadak tetapi berkembang melalui suatu proses yang panjang untuk menjadi satu disiplin ilmu yang berdiri sendiri. Ilmu ekonomi lahir sejak munculnya masyarakat pasar yang gejala dan kecenderungan tidak dapat diprediksi oleh pelaku ekonomi. Perkembangannya sebagai suatu bidang ilmu pengetahuan bermula sejak tahun 1776, yaitu setelah


(3)

Adam Smith, seorang pemikir dan ahli ekonomi menerbitkan bukunya yang berjudul “An Inquiry into the Nature andCause of the Wealth of Nations” (Sukirno, 1996: 3). Inti dari dalah satu ajarannya disini adalah “invisible hand” yang menunjukan bagaimana ekonomi pasar dapat bekerja dengan sempurna, dalam hal ini mekanisme harga (pasar) akan membentuk keseimbangan dengan sendirinya. (Said Kelana :13). Atas jasa dan pengaruhnya bagi ilmu ekonomi sehingga Adam Smith dipandang sebagai “bapak” dari ilmu ekonomi. Ekulund Jr dan Hebert mengemukakan bahwa “Adam smith is generallyregarded as the father of economics”(1975 : 49).

Sebelum masa Adam Smith sudah banyak pemikiran-pemikiran yang dikemukakan mengenai persoalan-persoalan ekonomi yang dihadapi suatu Negara, tetapi pemecahannya hanya didasarkan pada tradisi turun temurun atau dengan komando alat penguasa yang agak otoriter. Tulisan–tulisan mengenai persoalan ekonomi tidak dikemukakan secara sistematik, topik-topik yang dibahas masih terbatas dan belum ada analisis yang menyeluruh mengenai bebagai aspek dari kegiatan perekonomian dalam suatu masyarakat. Analisis yang masih terbatas tersebut menyebabkan pemikiran-pemikiran ekonomi masih belum dapat dipandang sebagai suatu cabang ilmu yang berdiri sendiri ( Sukirno, 1996 : 3).

2.2 Masuknya Matematika dalam Ilmu Ekonomi

Sejak Adam Smith menerbitkan “the wealth of Nations” tahun 1776 dimulai studi yang lebih serius terhadap gejala ekonomi untuk mengembangkan ekonomi sebagai ilmu yang berdiri sendiri. Selang beberapa saat setelah era ini


(4)

timbul persoalan tentang pendekatan/metode yang lebih cocok digunakan dalam mempelajari dan mengembangkan ilmu ekonomi. Seperti yang di kemukakan Zimerman (1962 : 62) “apakah dalam ilmu-ilmu sosial pada umumnya dan dalam ilmu ekonomi pada khususnya harus ditempuh metode deduktif atau metode induktif”. Hal ini menarik karena pendekatan ilmu ekonomi juga diperkenalkan dengan pendekatan non verbal yaitu menggunakan simbol-simbol matematika dan grafik, sehingga menjadi dualisme metode dalam menjelaskan ilmu ekonomi.

Mengadopsi pada metode deduksi sebagaimana yang digunakan oleh kaum klasik berarti menggunakan matematika sebagai alat analisisnya. Dalam hal ini patut diungkapkan jasa Antoine Augustin Cournotsebagaimana di ungkapkan oleh Ekelund Jr dan Hebert (1975 : 209). “This Cournot championed the ase of mathematics, specifically diferential and integral calculus in expressingarbitrary functions, we is the restriction that certain conditions be met”. Cournot memiliki pengaruh besar atas perkembangan ilmu ekonomi dengan karyanya yang terkenal

“Recherches sur les principles mathematiques de la Theorie desrichesses”, dimana ia menggunakan aplikasi dari rumus dan simbol matematika dalam analisis ekonomi (Winardi, 1990 : 55).

Cournot percaya bahwa ilmu ekonomi harus memanfaatkan alat-alat matematika hanya untuk membangun batas-batas kemungkinan dan untuk mengungkapkan fakta-fakta kurang stabil secara lebih absolut, ia juga lebih jauh berpendapat bahwa manfaat praktis matematika dalam ilmu ekonomi tidak selalu melibatkan presisi numerik yang ketat. http://en.wikipedia.org/wiki/ Antoine_Augustin_Cournot


(5)

Sejak Cournot memasukan matematika sebagai alat analis ekonomi, makin lama semakin berkembang dengan banyak bermunculan ahli-ahli ekonomi yang menggunakan matematika sebagai alat analisis, diantaranya H.Gossen, Alfred Marshall, Carl Manger, Leon Walras. (Koesters, 1987 : 116-117)

Pada akhirnya sampai saat ini ilmu ekonomi dikenal sebagai sebuah disiplin ilmu yang multi dimensional dalam artian bisa digunakan tak terbatas hanya pada penyampaian intuisi secara kualitatif (induktif), melainkan bisa juga diterapkan secara kuantitatif (deduktif). Dari kedua pendekatan ini, maka lahirlah terminologi “ekonomi kualitatif” dan “ekonomi kuantitatif”. Namun perlu digaris bawahi bahwa keduanya bukanlah dua cabang ilmu yang terpisah melainkan hanya merupakan pendekatan penyampaian yang berbeda seperti halnya kita mengekspresikan sesuatu yang menggunakan bahasa yang agak berbeda.

2.3 Peranan Matematika dalam Ilmu Ekonomi

Dalam analisis ekonomi dikenal dua pendekatan yaitu, secara kualitatif dan secara kuantitatif. Analisis kuantitatif dalam dalam ilmu ekonomi dapat dikategorikan menjadi dua, yaitu matematika ekonomi dan ekonometrika. Matematika ekonomi digunakan dalam ilmu ekonomi lebih kearah penyusunan teori deduktif. Sedangkan ekonometrika digunakan sebagai studi terhadap observasi empiris dengan menggunakan metode perkiraan statistik serta pengujian hipotesis. Dengan kata lain, ekonometrika lebih ke penekanan pada pengujian empiris atas teori ekonomi dan dibutuhkan untuk pengambilan kesimpulan secara


(6)

induktif. Para ahli ekonometrika umumnya menggunakan persamaan-persamaan matematika yang disusun oleh ahli matemtika dengan membuat modifikasi secukupnya agar memungkinkan untuk dilakukan pengujian empiris terhadap hukum-hukum ekonomi.

Sugiarto mengatakan bahwa ilmu ekonomi memerlukan beberapa alat analisis untuk menerangkan teori-teori dan menguji kebenaran teori-teori tersebut. Grafik adalah alat analisis utama disamping matematika dan statistik. Grafik berperan untuk memperlihatkan hubungan variabel-variabel ekonomi secara visual, matematika berfungsi untuk menyatakan hubungan antara variabel-variabel yang terkait dalam suatu fungsi matematis, sedangkan statistik berperan sebagai alat analisis untuk mengumpulkan fakta dan menguji kebenaran teori ekonomi. Lebih lanjut Chiang dan Wainwright mengatakan bahwa matematika dalam ekonomi adalah suatu pedekatan analitis ekonomi dengan menggunakan simbol-simbol matematika dan logika matematika dalam merumuskan teori ekonomi dan permasalahan dalam ilmu ekonomi. Matematika disiapkan untuk menjelaskan kasus-kasus teknik matematis seperti matriks, hitungan diferensial dan integral, persamamaan diferensial dan lain-lain diluar ilmu ukur sederhana.

Lebih lanjut penerapan analisis matematika digunakan dalam teori persamaan simultan oleh Leon Walras untuk menganalisis keseimbangan beberapa pasar yang saling berkaitan. Aplikasi oleh Walras ini mendorong perkembangan analisis keseimbangan umum yang memfokuskan pada persyaratan- persyaratan untuk dibangunnya seperangkat harga atau instrumen-instrumen lain yang menjamin bahwa permintaan dan penawaran akan setara di


(7)

semua pasar secara simultan pada saat berbagai sumber daya, teknologi dan preferensi konsumen yang menentukan permintaan dan penawaran dispesifikasi dalam kerangka yang cukup umum.

Dalam linear programim matematika berperan untuk memahami teori simpleks untuk mecari pemecahan yang optimum (maksimum atau optimum), seperti maximum revenue, maximum profit, atau minimum cost. Hal ini diperlukan pengetahuan tentang matriks dan determinan, khususnya mengenai linear dependent dan independent, basis dan paling tidak pengetahuan tentang pembuatan grafik guna memahami metode grafik. Matemtika juga dipakai dalam analisis input-output dalam mempelajari hubungana antar sektor ekonomi (Supranto, 2005 : 3).

Terkait dengan penggunaan matematika dalam ekonomi, Prabowo (2011) menjelaskan bahwa fakta yang hakekatnya merupakan besaran-besaran, yang diterjemahkan berupa persamaan, bentuk-bentuk fungsional, atau persamaan differensial, di selasaikan menggunakan pendekatan analisis matematis. Contoh kasus Translasi penyelesaian masalah ekonomi dengan analisis matematis adalah, dalam menggunakan analisis regresi sederhana dengan menggunakan data terbaru pada malam hari sebelumnya sehingga masalah ekonomi dalam hal pergerakan valuta asing dapat pula dianalisis. Gambar 2.1 dibawah ini, menunjukan proses penyelesaian masalah ekonomi dengan analisis matematis.


(8)

Gambar 2.1 Model penyelesaian ekonomi dengan matematika

(Sumber : Prabowo 2011: 10)

Dalam prakteknya, analisis ekonomi memang tidak dapat terlepas dari analisis kuantitatif. Dengan bahasa matematika, penggunaan ekspresi verbal digantikan dengan simbol-simbol matematika sehingga penyampaian ide bisa lebih efisien, lebih akurat dan lebih sistematis. Sedangkan dengan menggunakan ekonometrika, suatu teori dapat diverifikasi validitasnya melalui data empiris yang tersedia. Selanjutnya, dengan menggunakan data empiris, dimungkinkan untuk memberi masukan pada penggalian ilmu baru dan/atau pemodifikasian ilmu yang sudah ada.

Singkatnya, pendekatan kualitatif dan kuantitatif dalam analisis ekonomi ini saling melengkapi. Tanpa perangkat kuantitatif, seorang ahli hanya dapat memberikan gambaran tentang suatu fenomena tanpa dapat membuktikannya. Sedangkan penggunaan alat kuantitatif tanpa pemahaman intuitif terhadap ilmu ekonomi menjadikan suatu analisis kehilangan nuansa ekonomi sebagai ilmu sosial yang memiliki tingkat ketidakpastian yang tinggi.


(9)

Terkait dengan masuknya matematika sebagai alat bantu dalam ilmu ekonomi, membuat materi pembelajaran ilmu ekonomi didorong untuk memasukan dan menjadikan matematika sebagai pembeda ilmu ekonomi dengan ilmu sosial lainnya. Bahkan matematika dijadikan sebagai matakuliah tersendiri dalam kurikulum Falutas Ekonomi selain statistik dan ekonometrika. Hal demikian menyebabkan banyak peminat di Fakultas Ekonomi yang berasal dari lulusan SMA jurusan IPA, sedangkan yang berasal dari lulusan SMA jurusan IPS cenderung menghindar untuk bersaing dengan lulusan jurusan IPA.

2.4 Profil Program Studi Pendidikan Ekonomi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Kristen Satya Wacana Tahun 2010

Program Studi Pendidikan Ekonomi (Progdi PE), Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Kristen Satya Wacana berdiri sejak tahun 1956. Program Studi Pendidikan Ekonomi sebelumnya dikenal sebagai Program Studi Pendidikan Dunia Usaha. Perubahan nama dari Pendidikan Dunia Usaha menjadi Pendidikan Ekonomi dipertimbangkan dalam upaya penyesuaian dengan Surat Keputusan (SK) Menteri No.0217/U/1995 tentang Kurikulum yang berlaku secara Nasional Sarjana Pendidikan.

Penyelenggaraan program akademik Program studi Pendidikan Ekonomi ditujukan untuk mempersiapkan kemampuan lulusan sebagai Tenaga Guru Professional yang kreatif, inovatif dan proaktif yang diikat moral etik di bidang Ilmu Pendidikan Ekonomi: Pemasaran, Tatakelola Perkantoran, Koperasi, Akuntansi dan Bisnis. Kurikulum program studi Pendidikan Ekonomi sekaligus


(10)

mempersiapkan tenaga pengelola Bisnis pada dunia usaha, sesuai dengan perkembangan kehidupan ekonomi di Indonesia yang mengarah ke Industrialisasi dan perdagangan. (Katalog PE Tahun,2010 : 1)

2.4.1 Visi Program Studi Pendidikan Ekonomi FKIP-UKSW

Visi program studi Pendidikan Ekonomi adalah “Mewujudkan Program Studi sebagai pembentuk Guru Profesional sekaligus pengembangan Pendidikan Ekonomi.

2.4.2 Misi Program Studi Pendidikan Ekonomi FKIP-UKSW

Mewujudkan visi, maka Program Studi Pendidikan Ekonomi merancang dan mengembangkan layanan pendidikan di bidang ilmu Pendidikan Ekonomi yang berkualitas. Misi diaksanakan dengan pendekatan kekeluargaan berdasarkan cinta kasih. Untuk mendukung misi tersebut, semua yang terlibat dalam menjalankan misi bertekad :

a. Menyelenggarakan pembelajaran yang membangun sikap kreatif, inovatif dan proaktif bedasarkan moral etik kasih kepada sesama.

b. Menyelenggarakan penelitian di bidang Ilmu dan Perilaku Ekonomi dalam linkup luas, mencakup metode-metode pembelajaran yang tepat, teori ekonomi, perilaku lembaga pendidikan, perilaku bisnis, dan perilaku masyarakat dalam memenuhi kebutuhan.


(11)

c. Menyelenggarakan kegiatan pengabdian kepada masyarakat untuk mengembangkan kualitas pendidikan formal dan informal yang dibutuhkan masyarakat.

2.4.3 Tujuan Progam Studi Pendidikan Ekonomi FKIP-UKSW Tujuan program studi pendidikan ekonomi secara umum adalah “menghasilkan sarjana Pendidikan Ekonomi (S-1) yang memiliki kemampuan dasar profesi dengan kompetensi umum minimal bidang Pendidikan Ekonomi. Disamping tujuan umum, Program Studi Pendidikan Ekonomi juga bertujuan mempersiapkan lulusan yang menguasai kompetensi umum profesi keguruan yang orentasi pada bidang studi sesuai penjurusan, menguasai metode mengajar dilingkup Pendididkan Dasar SMP, pendidikan Menengah SMA dan SMK, dan memiliki kemampuan penguasan bidang teknologi informasi dan pendidikan serta ketrampilan bahasa inggris.

2.5 Profil Lulusan dan Tujuan Program Studi Ilmu Ekonomi Fakultas Ekonomi – UKSW Tahun 2009 - 2010

Profil lulusan program studi Ilmu Ekonomi diharapkan kompeten dalam teori ekonomi dan alat analisis ekonomi mitahir, penelitian dalam rangka pengkajian masalah-masalah ekonomi, Merumuskan model-model dan kebijakan dalam bidang ekonomi, Menerapkan ilmu yang diperoleh bagi pengembangan kehidupan masyarakat.


(12)

Program studi ilmu ekonomi juga mempunyai tujuan untuk : Menghasilkan lulusan yang mempunyai kemampuan analitik dan mampu bekerjasama secara kreatif dan profesional dalam bidang ekonomi dan pembangunan, menghasilkan karya ilmiah baik oleh dosen maupun kerjasama dengan mahasiswa, menghasilkan gagasan dan solusi bidang ekonomi bagi pembangunan kehidupan masyarakat. (Katalog FE, Tahun 2009-2010 : 46)

Berdasarkan profil dan tujuan dari Program Studi Ilmu Ekonomi-FE, jelas menunjukan perbedaan yang signifikan dengan profil lulusan dan tujuan Program Studi Pendidikan Ekonomi-FKIP. Orentasi dari lulusan Program Studi Ilmu Ekonomi-FE adalah sebagai ahli pada bidang ekonomi (ekonom). Sedangkan orentasi dari Progam Studi Pendidikan Ekonomi-FKIP adalah menghasilkan ahli pendidikan pada bidang ekonomi (guru ekonomi).

2.6 Kurikulum Program Studi Pendidikan Ekonomi Tahun 2010 Kurikulum Program Studi Pendidikan Ekonomi disusun berdasarkan : 1. Surat Keputusan Menteri Pendidikan No: 232/U/2000 tentang

Pedoman Penyusunan Kurikulum Pendidikan Tinggi dan Penilaian Hasil Belajar Mahasiswa.

2. Surut Keputusan Menteri Pendidikan Nasional No: 045/U/2002 tentang kurikulum inti pendidikan tinggi.

3. Kurikulum SMK bidang Bisnis dan Manajemen tahun 2004. 4. Kurikum SMU tahun 2004.

5. Visi dan Misi Progdi-Pendidikan Ekonomi.


(13)

Beban akademik program S-1 Program Studi Pendidikan Ekonomi sebanyak 148 sks diataur dalam Program akademik sistem semester. Pengaturan akademik dalam sistem semester, mahasiswa akan menyelesaikan studi S-1 paling cepat 7 hingga 9 semester atau pada umumnya 8 semester ( 4 tahun).

Struktur kurikulum terdiri 5 (lima) kelompok matakuliah sebagai berikut :

1. Kelompok Matakuliah Pengembanagan Kepribadian (MPK): 15 sks 2. Kelompok Matakuliah Keilmuan dan Kepribadian (MKK): 12 sks 3. Kelompok Matakuliah Keahlian Berkarya (MKB): 17 sks

4. Kelompok Matakuliah Perilaku Berkarya (MPB): 81 sks

5. Kelompok Matakuliah Berkehidupan Bermasyarakat (MBB): 24 sks

Sejumlah matakuliah pada kurikulum Program Studi Pendidikan Ekonomi FKIP UKSW, terdapat matakuliah menggunakan matematika secara langsung yaitu, Matematika Ekonomi (JE 341): 3 sks dan Statistika Ekonomi & Bisnis (JE 442): 4 sks, ada juga matakuliah yang menggunakan matematika sebagai alat bantu analisis, diantaranya :

a. Pengantar Ilmu Ekonomi (JE 141) : 3 sks b. Teori Ekonomi Makro (JE 541) : 4 sks c. Teori Ekonomi Mikro (JE 541) : 4 sks d. Keuangan Perusahaan (JE 342) : 3 sks e. Ekonomi Internasional (JE 842) : 3 sks f. Ekonomi Publik (JE 741) : 3 sks


(14)

2.7 Mata Pelajaran Ekonomi dalam Kurikulum SMA/MA

Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, kompetensi dasar, materi standar, dan hasil belajar, serta cara yang digunakan sebagai pedoman untuk mencapai kompetensi dasardan tujuan pendidikan.

2.7.1 Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Mata Pelajaran Ekonomi SMA/MA

Dalam rangka mewujudkan pendidikan yang bermutu sesuai dengan tuntutan masyarakat di era global serta perkembangan IPTEK yang telah membawa perubahan pada aspek kehidupan manusia termasuk aspek ekonomi, maka diperlukan sumber daya manusia yang berkualitas dalam arti sebagai insan berilmu pengetahuan, berketerampilan, berbudi pekerti luhur, berakhlak mulia, bertanggung jawab dan berupaya mencapai kesejahteraan diri serta memberikan sumbangan terhadap keharmonisan dan kemakmuran keluarga, masyarakat, dan negara.

Ekonomi merupakan ilmu tentang perilaku dan tindakan manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya yang bervariasi, dan berkembang dengan sumber daya yang ada melalui pilihan-pilihan kegiatan produksi, konsumsi, dan/atau distribusi. Luasnya ilmu ekonomi dan terbatasnya waktu yang tersedia membuat standar kompetensi dan kompetensi dasar ini dibatasi dan difokuskan kepada fenomena empirik ekonomi yang ada disekitar peserta didik, sehingga peserta didik dapat merekam peristiwa ekonomi yang terjadi disekitar lingkungannya dan mengambil manfaat untuk kehidupannya yang lebih baik.


(15)

Pembahasan manajemen difokuskan pada fungsi manajemen badan usaha dalam kaitannya dengan perekonomian nasional. Pembahasan fungsi manajemen juga mencakup pengembangan badan usaha termasuk koperasi. Akuntansi difokuskan pada perilaku akuntansi jasa dan dagang. Peserta didik dituntut memahami transaksi keuangan perusahaan jasa dan dagang serta mencatatnya dalam suatu sistem akuntansi untuk disusun dalam laporan keuangan. Pemahaman pencatatan ini berguna untuk memahami manajemen keuangan perusahaan jasa dan dagang.

Mata pelajaran Ekonomi diberikan pada tingkat pendidikan dasar sebagai bagian integral dari IPS. Pada tingkat pendidikan menengah, ekonomi diberikan sebagai mata pelajaran tersendiri.

Mata pelajaran Ekonomi bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut.

1. Memahami sejumlah konsep ekonomi untuk mengkaitkan peristiwa dan masalah ekonomi dengan kehidupan sehari-hari, terutama yang terjadi dilingkungan individu, rumah tangga, masyarakat, dan negara

2. Menampilkan sikap ingin tahu terhadap sejumlah konsep ekonomi yang diperlukan untuk mendalami ilmu ekonomi

3. Membentuk sikap bijak, rasional dan bertanggung jawab dengan memiliki pengetahuan dan keterampilan ilmu ekonomi, manajemen, dan akuntansi yang bermanfaat bagi diri sendiri, rumah tangga, masyarakat, dan negara


(16)

4. Membuat keputusan yang bertanggungjawab mengenai nilai-nilai sosial ekonomi dalam masyarakat yang majemuk, baik dalam skala nasional maupun internasional

Ruang lingkup Mata pelajaran Ekonomi mencakup perilaku ekonomi dan kesejahteraan yang berkaitan dengan masalah ekonomi yang terjadi di lingkungan kehidupan terdekat hingga lingkungan terjauh, meliputi aspek-aspek 1)Perekonomian, 2)Ketergantungan, 3)Spesialisasi dan pembagian kerja, 3)Perkoperasian, 4)Kewirausahaan, 5)Akuntansi dan manajemen. (Soehendro, 2006 : 206)

Untuk melihat standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran ekonomi, lebih jelasnya dapat di lihat pada lampiran 7 sampai lampiran 11

2.8 Matematika dalam Kurikulum SMA/MA

Struktur kurikulum SMA/MA meliputi substansi pembelajaran yang ditempuh dalam satu jenjang pendidikan selama tiga tahun mulai kelas X sampai dengan kelas XII. Struktur kurikulum disusun berdasarkan standar kompetensi lulusan dan standar kompetensi mata pelajaran.

Pengorganisasian kelas-kelas pada SMA/MA dibagi kedalam dua kelompok, yaitu kelas X merupakan program umum yang diikuti oleh seluruh peserta didik, dan kelas XI dan XII merupakan program penjurusan yang terdiri atas empat program: (1) Program Ilmu Pengetahuan Alam, (2) Program Ilmu Pengetahuan Sosial, (3) Program Bahasa, dan (4) Program Keagamaan, khusus untuk MA ( Mulyasa, 2010 : 54).


(17)

Kurikulum SMA/MA untuk kelas X terdiri atas 16 mata pelajaran, muatan lokal, dan pengembangan diri. Sedangkan untuk kelas XI dan XII Program IPA, Program IPS, Program Bahasa, dan Program Keagamaan terdiri atas 13 mata pelajaran, muatan lokal, dan pengembangan diri ( Mulyasa, 2010 : 57).

Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) untuk SMA/MA menentapkan matematika menjadi matapelajaran Ujian Akhir Nasional (UAN) untuk semua jurusan.

Pada program umum (kelas X) mendapatkan dasar matematika kelanjutan dari tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP) atau sederajat. Setelah pada program penjurusan (kelas XI dan XII) matematika diajarkan sesuai dengan masing-masing penjurusan.

Dilihat dari alokasi waktu mata pelajaran matematika dalam program penjurusan, hanya program penjurusan bahasa yang alokasi waktu tatap muka sebanyak 3 jam pelajaran setiap minggu. Sedangkan pada jurusan IPA, IPS, dan Keagamaan (pada MA) mendapatkan 4 jam pelajaran setiap minggu. Namun jika dilihat secara keseluruhan Program penjurusan IPA yang mendapat porsi lebih banyak, terlepas dengan mata pelajaran matematika itu sendiri pada penjurusan tersebut terdapat mata pelajaran lain yang menggunakan pendekatan matematika, seperti kimia dan fisika.


(18)

2.8.1 Matematika dalam Pelajaran Ekonomi SMA/MA

Berdasarkan Standar isi yang tercantum dalam KTSP terdapat beberapa materi Ekonomi SMA yang memerlukan alat bantu matematika. Materi tersebut antara lain : 1) Permintaan dan penawaran, 2) mekanisme pasar, 3) Pendapatan nasional, 4) konsumsi dan investasi, 5) Ekonomi moneter, 6) Ekonomi Internasional, dan 7) semua materi Akuntansi.

Sehubungan dengan itu, maka sangat dibutuhkan penguasaan materi matematika bagi guru ekonomi SMA. Materi yang paling mendasar untuk dikuasai guru ekonomi SMA adalah penerapan fungsi matematika dalam ekonomi, dan dasar dasar hitung deferensial. Sedangkan untuk materi akuntansi, baik jasa maupun dagang sangat diperlukan penguasaan materi hitung keuangan bagi guru ekonomi.

2.9 Keterbatasan Matematika dalam Praktek

Satu di antara kecaman terkasar didasarkan atas observasi bahwa kaum usahawan tidak melakukan perhitungan menurut cara yang di asumsikan oleh teori. ketika kaum usahawan di wawancarai, kadang-kadang ditemukan (tampaknya mengherankan si pewawancara) bahwa mereka tidak mengetahui konsep biaya marginal (MC) dan penerimaan marginal (MR). Maka seperti yang di kemukakanlah oleh “Richard G, Lipsey dan Peter O. Steiner” (1996: 117) bahwa:


(19)

1. Teori di atas mengasumsikan perusahaan menyamakan biaya marjinal dengan penerimaan marjinalnya.

2. Sedangkan observasi empiris memperlihatkan banyak manajer yang belum mendengar biaya marjinal dan penerimaan marjinal.

3. Oleh karenanya, teori itu ditolak, karena para manajer tidak dapat menggunakan konsep yang tidak mereka ketahui.


(1)

2.7 Mata Pelajaran Ekonomi dalam Kurikulum SMA/MA

Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, kompetensi dasar, materi standar, dan hasil belajar, serta cara yang digunakan sebagai pedoman untuk mencapai kompetensi dasardan tujuan pendidikan.

2.7.1 Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Mata Pelajaran Ekonomi SMA/MA

Dalam rangka mewujudkan pendidikan yang bermutu sesuai dengan tuntutan masyarakat di era global serta perkembangan IPTEK yang telah membawa perubahan pada aspek kehidupan manusia termasuk aspek ekonomi, maka diperlukan sumber daya manusia yang berkualitas dalam arti sebagai insan berilmu pengetahuan, berketerampilan, berbudi pekerti luhur, berakhlak mulia, bertanggung jawab dan berupaya mencapai kesejahteraan diri serta memberikan sumbangan terhadap keharmonisan dan kemakmuran keluarga, masyarakat, dan negara.

Ekonomi merupakan ilmu tentang perilaku dan tindakan manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya yang bervariasi, dan berkembang dengan sumber daya yang ada melalui pilihan-pilihan kegiatan produksi, konsumsi, dan/atau distribusi. Luasnya ilmu ekonomi dan terbatasnya waktu yang tersedia membuat standar kompetensi dan kompetensi dasar ini dibatasi dan difokuskan kepada fenomena empirik ekonomi yang ada disekitar peserta didik, sehingga peserta didik dapat merekam peristiwa ekonomi yang terjadi disekitar lingkungannya dan mengambil manfaat untuk kehidupannya yang lebih baik.


(2)

Pembahasan manajemen difokuskan pada fungsi manajemen badan usaha dalam kaitannya dengan perekonomian nasional. Pembahasan fungsi manajemen juga mencakup pengembangan badan usaha termasuk koperasi. Akuntansi difokuskan pada perilaku akuntansi jasa dan dagang. Peserta didik dituntut memahami transaksi keuangan perusahaan jasa dan dagang serta mencatatnya dalam suatu sistem akuntansi untuk disusun dalam laporan keuangan. Pemahaman pencatatan ini berguna untuk memahami manajemen keuangan perusahaan jasa dan dagang.

Mata pelajaran Ekonomi diberikan pada tingkat pendidikan dasar sebagai bagian integral dari IPS. Pada tingkat pendidikan menengah, ekonomi diberikan sebagai mata pelajaran tersendiri.

Mata pelajaran Ekonomi bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut.

1. Memahami sejumlah konsep ekonomi untuk mengkaitkan peristiwa dan masalah ekonomi dengan kehidupan sehari-hari, terutama yang terjadi dilingkungan individu, rumah tangga, masyarakat, dan negara

2. Menampilkan sikap ingin tahu terhadap sejumlah konsep ekonomi yang diperlukan untuk mendalami ilmu ekonomi

3. Membentuk sikap bijak, rasional dan bertanggung jawab dengan memiliki pengetahuan dan keterampilan ilmu ekonomi, manajemen, dan akuntansi yang bermanfaat bagi diri sendiri, rumah tangga, masyarakat, dan negara


(3)

4. Membuat keputusan yang bertanggungjawab mengenai nilai-nilai sosial ekonomi dalam masyarakat yang majemuk, baik dalam skala nasional maupun internasional

Ruang lingkup Mata pelajaran Ekonomi mencakup perilaku ekonomi dan kesejahteraan yang berkaitan dengan masalah ekonomi yang terjadi di lingkungan kehidupan terdekat hingga lingkungan terjauh, meliputi aspek-aspek 1)Perekonomian, 2)Ketergantungan, 3)Spesialisasi dan pembagian kerja, 3)Perkoperasian, 4)Kewirausahaan, 5)Akuntansi dan manajemen. (Soehendro, 2006 : 206)

Untuk melihat standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran ekonomi, lebih jelasnya dapat di lihat pada lampiran7 sampai lampiran 11

2.8 Matematika dalam Kurikulum SMA/MA

Struktur kurikulum SMA/MA meliputi substansi pembelajaran yang ditempuh dalam satu jenjang pendidikan selama tiga tahun mulai kelas X sampai dengan kelas XII. Struktur kurikulum disusun berdasarkan standar kompetensi lulusan dan standar kompetensi mata pelajaran.

Pengorganisasian kelas-kelas pada SMA/MA dibagi kedalam dua kelompok, yaitu kelas X merupakan program umum yang diikuti oleh seluruh peserta didik, dan kelas XI dan XII merupakan program penjurusan yang terdiri atas empat program: (1) Program Ilmu Pengetahuan Alam, (2) Program Ilmu Pengetahuan Sosial, (3) Program Bahasa, dan (4) Program Keagamaan, khusus untuk MA ( Mulyasa, 2010 : 54).


(4)

Kurikulum SMA/MA untuk kelas X terdiri atas 16 mata pelajaran, muatan lokal, dan pengembangan diri. Sedangkan untuk kelas XI dan XII Program IPA, Program IPS, Program Bahasa, dan Program Keagamaan terdiri atas 13 mata pelajaran, muatan lokal, dan pengembangan diri ( Mulyasa, 2010 : 57).

Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) untuk SMA/MA menentapkan matematika menjadi matapelajaran Ujian Akhir Nasional (UAN) untuk semua jurusan.

Pada program umum (kelas X) mendapatkan dasar matematika kelanjutan dari tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP) atau sederajat. Setelah pada program penjurusan (kelas XI dan XII) matematika diajarkan sesuai dengan masing-masing penjurusan.

Dilihat dari alokasi waktu mata pelajaran matematika dalam program penjurusan, hanya program penjurusan bahasa yang alokasi waktu tatap muka sebanyak 3 jam pelajaran setiap minggu. Sedangkan pada jurusan IPA, IPS, dan Keagamaan (pada MA) mendapatkan 4 jam pelajaran setiap minggu. Namun jika dilihat secara keseluruhan Program penjurusan IPA yang mendapat porsi lebih banyak, terlepas dengan mata pelajaran matematika itu sendiri pada penjurusan tersebut terdapat mata pelajaran lain yang menggunakan pendekatan matematika, seperti kimia dan fisika.


(5)

2.8.1 Matematika dalam Pelajaran Ekonomi SMA/MA

Berdasarkan Standar isi yang tercantum dalam KTSP terdapat beberapa materi Ekonomi SMA yang memerlukan alat bantu matematika. Materi tersebut antara lain : 1) Permintaan dan penawaran, 2) mekanisme pasar, 3) Pendapatan nasional, 4) konsumsi dan investasi, 5) Ekonomi moneter, 6) Ekonomi Internasional, dan 7) semua materi Akuntansi.

Sehubungan dengan itu, maka sangat dibutuhkan penguasaan materi matematika bagi guru ekonomi SMA. Materi yang paling mendasar untuk dikuasai guru ekonomi SMA adalah penerapan fungsi matematika dalam ekonomi, dan dasar dasar hitung deferensial. Sedangkan untuk materi akuntansi, baik jasa maupun dagang sangat diperlukan penguasaan materi hitung keuangan bagi guru ekonomi.

2.9 Keterbatasan Matematika dalam Praktek

Satu di antara kecaman terkasar didasarkan atas observasi bahwa kaum usahawan tidak melakukan perhitungan menurut cara yang di asumsikan oleh teori. ketika kaum usahawan di wawancarai, kadang-kadang ditemukan (tampaknya mengherankan si pewawancara) bahwa mereka tidak mengetahui konsep biaya marginal (MC) dan penerimaan marginal (MR). Maka seperti yang

di kemukakanlah oleh “Richard G, Lipsey dan Peter O. Steiner” (1996: 117)


(6)

1. Teori di atas mengasumsikan perusahaan menyamakan biaya marjinal dengan penerimaan marjinalnya.

2. Sedangkan observasi empiris memperlihatkan banyak manajer yang belum mendengar biaya marjinal dan penerimaan marjinal.

3. Oleh karenanya, teori itu ditolak, karena para manajer tidak dapat menggunakan konsep yang tidak mereka ketahui.


Dokumen yang terkait

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar PSKGDJ FKIP-UKSW T1 292009188 BAB II

0 0 23

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Minat Berwirausaha Mahasiswa Pendidikan Ekonomi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan UKSW T1 162009052 BAB II

0 0 21

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP-UKSW T1 292009078 BAB I

0 0 7

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP-UKSW T1 292009078 BAB II

0 0 23

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Kedudukan Matematika dalam Kurikulum Pendidikan Ekonomi Studi Kasus S-1 Pendidikan Ekonomi FKIP- UKSW

0 0 15

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Kedudukan Matematika dalam Kurikulum Pendidikan Ekonomi Studi Kasus S-1 Pendidikan Ekonomi FKIP- UKSW T1 162008705 BAB I

0 0 8

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Kedudukan Matematika dalam Kurikulum Pendidikan Ekonomi Studi Kasus S-1 Pendidikan Ekonomi FKIP- UKSW T1 162008705 BAB IV

0 1 19

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Kedudukan Matematika dalam Kurikulum Pendidikan Ekonomi Studi Kasus S-1 Pendidikan Ekonomi FKIP- UKSW T1 162008705 BAB V

0 0 2

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Kedudukan Matematika dalam Kurikulum Pendidikan Ekonomi Studi Kasus S-1 Pendidikan Ekonomi FKIP- UKSW

0 0 25

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP-UKSW T1 292009363 BAB II

0 0 12