KOMUNIKASI SOSIAL PELAJAR BERPRESTASI : STUDI DI SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA) AL-ISLAM KRIAN SIDOARJO.

“KOMUNIKASI SOSIAL PELAJAR BERPRESTASI”
(STUDI DI SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA) AL-ISLAM KRIAN
SIDOARJO)

SKRIPSI
Diajukan Kepaada Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya
Untuk Memenuhi Satu Persyaratan Dalam Memperoleh
Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi (S.I.Kom)

Oleh :
Rosa Puguh Febriawan
NIM. B06212076

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI
FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA
2016

ABSTRAK
Rosa Puguh Febriawan, B06212076, 2016. Komunikasi Sosial Pelajar
Berprestasi (Studi di SMA Al-Islam Krian Sidoarjo). Skripsi Program Studi Ilmu

Komunikasi Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Sunan Ampel Surabaya.
Kata Kunci : Komunikasi Sosial, Pelajar Berprestasi, dan Sekolah Menegah Atas
(SMA)
Dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak bisa lepas dari kesibukan
sebagai mahluk sosial. Berbagai macam kegiatan dan interaksi yang dilakukan
memiliki fungsi dan tujuan masing-masing. Interaksi ini menunjukkan bahwa
manusia tidak bisa hidup sendiri sebagai mahluk sosial dalam memenuhi
kebutuhannya tidak terkecuali pada dunia pendidikan khususnya di sekolah.
Pelajar berprestasi di Sekolah Menengah Atas (SMA) Al-Islam Krian Sidoarjo
juga melakukan komunikasi dalam rangka memenuhi kebutuhan interaksi
sosialnya tersebut. Penelitian ini dilakukan karena ingin mengetahui lebih jelas
bagaimana perencanaan komunikasi sosial yang terjadi di kalangan pelajar
berprestasi akademik, bagaimana komunikasi sosial yang terjadi di kalangan
siswa berprestasi non akademik.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif yaitu penelitian
tentang data yang dikumpulkan dan dinyatakan dalam bentuk kata-kata dan
gambar, kata-kata disusun dalam kalimat. Penelitian kualitatif ditujukan untuk
memahami fenomena-fenomena sosial yang akan diteliti dengan data-data dari
informan. Subyek penelitian ini adalah pelajar berprestasi akademik dan non
akademik di SMA Al-Islam Krian Sidoarjo. Teori yang digunakan dalam

penelitian ini adalah teori penetrasi sosial yang membahas tentang proses
kedekatan hubungan sesorang dengan individu yang lainnya. Teori penetrasi
sosial menyatakan ada empat tahapan (tahapan orientasi, tahap pertukaran
eksploratif, tahap pertukaran efek, tahap pertukaran stabil) dalam suatu hubungan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kegiatan komunikasi sosial yang
terjadi pada kalangan pelajar berprestasi di SMA Al-Islam Krian Sidoarjo
memiliki beberapa unsur di dalamnya. Seperti penggunaan media dalam
berkomunikasi, pesan yang disampaikan dan feedback yang diperoleh.
Komunikasi sosial yang terjadi pada kalangan pelajar di SMA Al-Islam Krian
Sidoarjo juga berhasil melewati tahapan- tahapan yang ada di dalam teori
penetrasi sosial.

DAFTAR ISI

SAMPUL DALAM ...................................................................................................i
PERNYATAAN KEASLIAN ...................................................................................ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING ..............................................................................iii
PENGESAHAN TIM PENGUJI ..............................................................................iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ............................................................................v
ABSTRAK ................................................................................................................vi

KATA PENGANTAR ..............................................................................................vii
DAFTAR ISI .............................................................................................................ix
BAB I PENDAHULUAN
A.
B.
C.
D.

E.
F.

G.
H.

I.

Latar Belakang ...............................................................................................1
Fokus Penelitian .............................................................................................4
Tujuan Penelitian............................................................................................4
Manfaat Penelitian..........................................................................................5

1. Manfaat Teoritis ........................................................................................5
2. Manfaat Praktis ..........................................................................................5
Penelitian Terdahulu ......................................................................................5
Definisi Konsep Penelitian .............................................................................7
1. Komunikasi Sosial .....................................................................................7
2. Pelajar Berprestasi ......................................................................................9
3. Sekolah Menengah Atas (SMA) ................................................................10
Kerangka Pikir Penelitian...............................................................................11
Metode Penelitian ...........................................................................................13
1. Pendekatan dan Jenis Penelitian .........................................................13
2. Subyek, Obyek, dan Lokasi Penelitian ...............................................14
3. Jenis dan Sumber Data .......................................................................16
4. Tahap-tahap Penelitian ......................................................................18
5. Teknik Pengumpulan Data ................................................................19
6. Teknik Analisis Data ..........................................................................21
7. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data ................................................22
Sistematika Penelitian ...................................................................................23

BAB II KAJIAN TEORITIS
A. Kajian Pustaka ................................................................................................25

1. Komunikasi Sosial .....................................................................................25
2. Prestasi Sebagai Eksistensi Pelajar ............................................................29
3. Peranan Komunikasi Non Verbal Proksemik Dalam Komunikasi
Sosial di Sekolah .......................................................................................30
4. Bentuk –Bentuk Interaksi Sosial ................................................................34
B. Kajian Teori ...................................................................................................39
BAB III PENYAJIAN DATA PENELITIAN
A. Deskripsi Subyek, Obyek dan lokasi Penelitian .............................................43
B. Deskripsi Data Penelitian ...............................................................................52

i

BAB IV ANALISIS DATA
A. Temuan Penelitian ..........................................................................................69
B. Konfirmasi Temuan dengan teori ...................................................................80
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ...................................................................................................90
B. Rekomendasi ..................................................................................................94
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN


ii

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pada hakekatnya, manusia merupakan mahluk sosial disamping
sifat-sifat lainnya yang secara pribadi dimiliki.1 Dalam kehidupan seharihari manusia tidak bisa lepas dari kesibukan sebagai mahluk sosial.
Berbagai macam kegiatan dan interaksi yang dilakukan memiliki fungsi dan
tujuan masing-masing. Interaksi ini menunjukkan bahwa manusia tidak bisa
hidup sendiri sebagai mahluk sosial dalam memenuhi kebutuhannya.
Interaksi yang baik dalam kehidupan akan sangat membantu manusia dalam
menjalankan hidupnya. Sehingga manusia yang satu akan melengkapi
manusia yang lainnya.
Di masa ini pendidikan menjadi salah satu kebutuhan yang baru
disadari akan kepentingannya bagi kelangsungan hidup manusia. Dahulu
orang menganggap bahwa pendidikan formal merupakan hal yang bisa
diabaikan. Tetapi sekarang orang akan berlomba-lomba demi mendapatkan
pendidikan yang terbaik. Hal ini membuat perkembangan dalam dunia

pendidikan

mengalami kemajuan yang pesat dalam beberapa tahun

belakangan ini.
Dengan perkembangan zaman di dunia pendidikan yang terus
berubah dengan signifikan membuat banyak pola pikir pendidik berubah,
dari pola pikir yang awam dan kaku menjadi lebih modern. Hal tersebut

1

Sujarwa, Ilmu Sosial Dan Budaya Dasar (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010) hlm. 288

1

2

yang sangat mempengaruhi kemajuan pendidikan di Indonesia. Menyikapi
hal tersebut pakar – pakar pendidikan mengkritisi dengan cara
mengungkapkan dan teori pendidikan yang sebenarnya untuk mencapai

tujuan pendidikan yang sesungguhnya.
Sebagai sebuah institusi modern, tak dapat dipungkiri bahwa
sekolah memang telah berperan penting dan memberikan kontribusi bagi
masyarakat.2 Hal ini membuat akses untuk meraih pendidikan semakin
mudah. Dengan adanya sekolah orang semakin mudah untuk mendapatkan
ilmu yang diinginkan. Di dalam sebuah sekolah akan terjadi interaksi belajar
mengajar. Interaksi belajar mengajar memiliki tujuan untuk membantu anak
dalam suatu pengembangan tertentu.3 Tidak terkecuali di Sekolah
Menengah Atas (SMA) Al–Islam Krian Sidoarjo ini.
Dengan jumlah siswa yang mencapai 1800 siswa, tingkat
heterogenitas manusia yang dimiliki oleh SMA Al-Islam Krian juga akan
semakin tinggi. Dalam komunikasi sosial di lingkungan sekolah, pelajar
akan dihadapkan dengan berbagai latar belakang yang berbeda satu dengan
yang lainnya. Baik perbedaan tersebut berasal dari latar belakang
pendidikan, keluarga, ekonomi dan sebagainya. Selain latar belakang yang
berbeda, pelajar juga dihadapkan dengan lingkungan yang berbeda di dalam
SMA Al-Islam Krian Sidoarjo. Lingkungan ini adalah lingkungan kelas dan
lingkungan organisasi dimana di dalam keduanya memiliki individu individu yang berbeda sebagai anggotanya.

2

Sumardiono, Homeschooling A Leap For Better Learning Lompatan Cara Belajar (Jakarta:
PT. Elex Media Komputindo, 2007) hlm16
3
Sudirman A.M, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar (Jakarta: PT Rajagrafindo
Persada, 2007) hlm.15

3

Selain sesama pelajar sendiri, mereka juga dihadapkan dengan
prilaku pengajar yang berbeda pula antara satu pengajar dengan pengajar
yang lainnya. Dengan demikian komunikasi sosial yang terjadi di dalam
lingkungan SMA Al-Islam Krian ini memiliki berbagai proses yang berbeda
antara pelajar yang satu dengan pelajar yang lainnya. .
Hal inilah yang mendasari penelitian yang berjudul “Komunikasi
Sosial pelajar Berprestasi” studi di SMA Al–Islam Krian Sidoarjo. Sekolah
Yayasan di Krian ini memiliki reputasi yang tidak kalah dengan sekolah
berbasis sekolah negeri disekitarnya dengan mendapatkan gelar akreditasi
“A” sejak tahun 2004 yang bertahan hingga sekarang. Dalam hal prestasi
siswa – siswi SMA Al –Islam Krian ini juga memiliki tingkat produktifitas
yang baik. Salah satunya dengan menjadi juara satu secara berturut – turut

lomba drama mandarin dan lomba mandarin pada periode 2015/2016 yang
diselenggarakan oleh Universitas Negeri Surabaya. Kemudian regu
PASKIBRA Sekolah Menengah Atas Al-Islam Krian juga berhasil meraih
juara satu secara berturut – turut lomba PASKIBRA pada periode
2015/2016 di tingkat provinsi yang masing – masing dilakukan di Lippo
Plaza Sidoarjo dan di PPI Gresik, dan masih banyak prestasi yang lainnya.
Di dalam praktek komunikasi sosial yang terjadi di dalam SMA
Al-Islam Krian Sidoarjo. Terlihat ada hubungan yang terjalin dengan baik
antara siswa yang berprestasi di SMA Al-Islam Krian dengan sesama teman
maupun dengan guru mereka walaupun mereka berasal dari latar belakang
yang berbeda satu dengan yang lainnya. Dengan pertimbangan beberapa

4

poin diatas, peneliti memutuskan untuk melakukan penelitian di SMA Al–
Islam Krian Sidoarjo ini.

B. Fokus Penelitian
Berdasarkan latar belakang yang telah diurakian diatas, maka fokus
penelitian ini adalah komunikasi sosial para siswa berprestasi di SMA AlIslam Krian Sidoarjo. Sehingga rumusan masalah penelitian ini sebagai

berikut :
1. Bagaimana komunikasi sosial yang dilakukan oleh pelajar berprestasi
akademik SMA Al – Islam Krian Sidoarjo ?
2. Bagaimana komunikasi sosial yang dilakukan oleh pelajar berprestasi non
akademik SMA Al–Islam Krian Sidoarjo ?

C. Tujuan Penelitian
Dengan dasar pokok permasalahan yang telah tertulis di atas, maka
adapun tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui komunikasi sosial para pelajar berprestasi akademik di
SMA Al-Islam Krian Sidoarjo.
2. Untuk mengetahui komunikasi sosial para pelajar berprestasi non akademik
di SMA Al-Islam Krian Sidoarjo.

5

D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai
masukan atau sumbangan dalam kajian ilmu komunikasi, khususnya yang
berkaitan dengan komunikasi sosial pelajar berprestasi. Semoga penelitian
ini berguna pada penelitian selanjutnya.
2. Manfaat Praktis
Dari penelitian ini diharapkan bisa memberikan pengalaman
tersendiri bagi peneliti dan dengan dilakukannya penelitian ini diharapkan
bisa dijadikan sumber informasi sebagai penelitian selanjutnya. Selain itu
dengan adanya penelitian ini diharapkan semoga menjadi wawasan baru
bagi para pelajar mengenai komunikasi sosial yang terjadi di sekitar mereka.

E. Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu merupakan sebuah pembahasan yang tertulis dalam
bentuk skripsi, jurnal, tesis dan lain- lain untuk membantu peneliti dalam
melakukan penelitian dan analisisnya.
Hasil penelitian terdahulu yang berhasil peneliti temukan adalah Skripsi
milik Risa Permanasari yang selesai di uji pada tahun 2014 dengan judul
“Proses Komunikasi Internasional Berdasarkan Teori Penetrasi Sosial (Studi
Deskriptif Kualitatif Proses Komunikasi Interpersonal antar Personal Trainer
dengan Pelanggan di Club House Casa Grande Fitnes Center)”
Dalam penelitiannya, Risa Permanasari menggunakan metode penelitian
deskriptif kualitatif dengan fokus penelitian pada komunikasi interpersonal dari

6

personal trainer di Club House Casa Grande Fitnes Center. Tujuan dari
penelitian ini adalah untuk mengetahui Untuk mengetahui proses komunikasi
interpersonal personal trainer dengan pelanggannya di Club House Casa
Grande Fitnes Center dengan dasar teori penetrasi sosial.
Hasil dari penelitian yang dilakukan Risa adalah teori penetrasi sosial
sudah berjalan akan tetapi terdapat sedikit perbedaan pada tahapan awal yakni
tahapan orientasi dimana seharusnya pada tahapan ini tidak banyak orang yang
terbuka mengenal privasinya, akan tetapi personal trainer wajib untuk
menanyakan umur, tinggi badan, berat badan, dan riwayat kesehatan. Hal ini
dilakukan untuk memudahkan personal trainer mengarahkan pelanggannya.
Jika dibandingkan dengan penelitian terdahulu ini, penelitian yang
dilakukan oleh peneliti kali ini memiliki kesamaan dalam teori yang dipakai di
dalamnya yaitu teori penetrasi sosial. Sedangkan letak dari perbedaannya
dengan penelitian ini adalah obyek yang diteliti, kali ini peneliti ingin
mengetahui bagaimana komunikasi sosial yang dilakukan oleh pelajar
berprestasi di SMA Al-Islam Krian Sidoarjo.
Kemudian ditemukan lagi sumber lain yaitu sebuah jurnal ilmiah
komunikasi yang terbit pada tahun 2012 dan ditulis oleh Nawiroh Vera dan
Doddy Wihardy dengan judul ““Jagongan” Sebagai

Bentuk Komunikasi

Sosial Pada Masyarakat Solo Dan Manfaatnya Bagi Pembangunan Daerah.”
Dalam penelitiannya tersebut Vera dan Doddy menemukan bahwa Media
tradisional terdapat dalam bentuk kesenian rakyat maupun dalam bentuk komunikasi
lisan yang biasa dilakukan pada kelompok - kelompok masyarakat di daerah tertentu.
Di kota Solo terdapat budaya jagongan, yaitu ngobrol bersama sambil santai.
Jagongan dapat terjadi di warung kopi, pos kamling, acara kawinan, atau di warung-

7

warung. Biasanya para warga (kaum pria) nongkrong sambil ngobrol dan begadang
sampai pagi. Kaum wanita juga melakukan hal yang sama tetapi biasa dilakukan di
siang hari.

Dalam penelitian yang diangkat oleh Vera dan Doddy ini memiliki satu
titik kesamaan mengenai obyek yang diteliti yaitu komunikasi sosial. Akan
tetapi memiliki perbedaan dengan penelitian kali ini yaitu pada subyek yang
diteliti. Dimana pada penelitian Vera dan Doddy menggunakan masyarakat
kota Solo sebagai subyeknya sedangkan pada penelitian kali ini peneliti
menggunakan siswa berprestasi SMA Al- Islam Krian Sidoarjo sebagai
subyeknya.

F. Definisi Konsep
Demi memperoleh kejelasan mengenai judul yang diangkat yakni
“Komunikasi Sosial Pelajar Berprestasi”, maka disini akan dijelaskan tentang
beberapa istilah yang terdapat di dalam judul, antara lain :
1. Komunikasi Sosial
Kata komunikasi adalah salah satu kata yang paling sering
digunakan dalam percakapan baik dalam bahasa Inggris maupun bahasa
Indonesia.4 Walaupun demikian sebenarnya masyarakat masih belum bisa
mendefinisikan secara singkat apa komunikasi itu.
Kata komunikasi atau communication

dalam bahasa Inggris

berasal dari kata Latin communicare yang berarti “sama”, communico,
Communicato, atau communicare yang berarti “membuat sama” (to make
common). Istilah pertama (communis ) paling sering disebut sebagai asal
4

Morissan, Teori Komunikasi Individu Hingga Massa,2013,Hal. 8

8

kata komunikasi, yang merupakan akar dari kata – kata Latin lainnya yang
mirip. Komunikasi menyarankan bahwa suatu pikiran, suatu makna , atau
suatu pesan dianut secara sama.5
Everett M. Rogers dan Lawrence Kincaid menyatakan bahwa
komunikasi adalah suatu proses dimana dua orang atau lebih membentuk
atau melakukan pertukaran informasi antara satu sama lain, yang pada
gilirannya terjadi saling pengertian yang mendalam.6
Komunikasi adalah suatu proses interaksi yang mempunyai arti
antara sesama manusia.7
Komunikasi sosial dapat diartikan secara umum sebagai suatu
bentuk interaksi antar individu atau kekompok yang dilakukan dengan cara
verbal maupun non verbal, dengan maksud untuk menyampaikan suatu
pesan, dengan cara yang dapat dipahami oleh kedua belah pihak, dan
mampu menghasilkan tanggapan yang dapat dimengerti oleh kedua belah
pihak.8
Di dalam bukunya “Komunikasi Serba Ada Serba Makna”, Prof.
Dr. Alo Liliweri menyebutkan ada beberapa fungsi sosial yang terjadi di
dalam komunikasi. Fungsi ini meliputi pengawasan, menjembatani,
sosialisasi nilai, dan menghibur.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa komunikasi sosial merupakan
bentuk komunikasi verbal maupun non verbal yang dilakukan oleh antar
5

Deddy Mulyana, Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar (Bandung: PT Remaja Rosdakarya
2012) Hal. 46
6
Wiriyanto, Pengantar Ilmu Komunikasi,( Jakarta: PT Grasindo, 2004) hlm. 6
7
Tommy Suprapto, Pengantar Teori Dan Managemen Komunikasi (Yogyakarta: Medpress,
2009) hlm. 6
8
Antonius Atosokhi Gea, dkk, Relasi Dengan Sesama: Character Building II (Jakarta: PT.
Elex Media Komputindo, 2005) hlm. 113-115

9

individu maupun kelompok. Komunikasi ini bertujuan untuk memberikan
pengawasan, menjembatani, sosialisasi nilai, serta memberikan hiburan
kepada setiap pelakunya. Komunikasi sosial yang di maksud dalam
penelitian kali ini adalah komunikasi sosial yang dilakukan oleh pelajar
berprestasi di SMA Al-Islam Krian Sidoarjo di dalam lingkungan sekolah.
Komunikasi ini bertujuan menyampaikan pesan agar dapat dimengerti dan
dipahami oleh kedua belah pihak.
2. Pelajar Berprestasi
Dalam dunia pendidikan tentu kata peserta didik sangat sering
dijumpai sebagai salah satu komponen dari pendidikan. Dalam tradisi
pendidikan Islam, ada beberapa ungkapan populer yang digunakan untuk
menyebut peserta didik, diantaranya murid, thalib al – ‘ilm (jamaknya at –
tullab), dan tilmidz (jamaknya talamidz).9
Peserta didik adalah anggota masyarakat laki – laki dan
perempuan yang berusaha mengembangkan potensi diri melalui proses
pembelajaran yang tersedia pada jalur, jenjang, dan jenis pendidikan
tertentu.10
Sedangkan menurut Femi Olivia prestasi belajar adalah puncak
hasil belajar yang dapat mencerminkan hasil keberhasilan belajar siswa
terhadap tujuan belajar yang diterapkan.11

9

Al Rasyidin, Falsafah Pendidikan Islami Membangun Kerangka Ontologi, Epistimologi,
dan Aksiologi Praktik Pendikan (Bandung: Citapustaka Media Perintis, 2008) hlm. 150
10
Abdul Kadir, Dasar – Dasar Pendidikan (Jakarta: Kencana Prenadamedia Group, 2014)
hlm. 75
11
Femi Olivia, Tools For Study Skills Teknik Ujian Efektif (Jakarta: PT. Elex Media
Komputindo, 2011) hlm. 73

10

Abu Ahmadi (1978) menyatakan prestasi belajar adalah hasil
yang dicapai dalam suatu usaha (belajar) untuk mengadakan perubahan atau
mencapai tujuan.12
Lanawati (1999) prestasi belajar adalah hasil penilaian pendidik
terhadap proses belajar dan hasil belajar siswa sesuai dengan tujuan
intruksional yang menyangkut isi pembelajaran dan perilaku yang
diharapkan dari siswa.13
Dari beberapa definisi diatas, definisi pelajar berprestasi yang
dirasa sesuai dengan penelitian ini adalah peserta didik adalah anggota
masyarakat laki – laki dan perempuan yang berusaha mengembangkan
potensi diri melalui proses pembelajaran yang tersedia pada jalur, jenjang,
dan jenis pendidikan tertentu. Peserta didik ini telah berada pada puncak
hasil belajar yang dapat mencerminkan hasil keberhasilan belajar siswa
terhadap tujuan belajar yang diterapkan baik dari segi akademik maupun
dari segi non akademik.
3. Sekolah Menengah Atas (SMA)
Sekolah Menengah Atas (SMA) merupakan bagian dari sistem
pendidikan di Indonesia. SMA adalah salah satu pendidikan formal yang
menyelenggarakan pendidikan umum pada jenjang pendidikan menengah
sebagai lanjutan SMP, MTs, bentuk lain yang sederajat.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, sekolah dikatakan sebagai
bangunan atau lembaga untuk belajar dan mengajar serta tempat menerima

12

Hal 75

Sri Habsari, Bimbingan Dan Konseling SMA Untuk Kelas XI, (Jakarta: PT Grasindo, 2005)

Reni Akbar Hawadi, Akselerasi A – Z Informasi Program Percepatan Belajar Dan Anak
Berbakat Intelektual (Jakarta: PT Grasindo, 2004) hlm. 168
13

11

dan memberi pelajaran menurut tingkatnya. Sedangkan Sekolah Menengah
Atas adalah sekolah umum selepas Sekolah Menengah Pertama dan sebelum
perguruan tinggi.14
Sekolah Menengah Atas memang masih berada diluar jangkauan
wajib belajar sembilan tahun yang dicanangkan oleh pemerintah. Tetapi
kesadaran masyarakat pada pendidikan di masa ini, membuat SMA menjadi
jenjang pendidikan yang wajib ditempuh. Selain itu harapan untuk memiliki
pekerjaan yang layak juga menjadi salah satu faktor pendorong dari seorang
anak untuk menuntaskan jenjang pendidikan SMA.

G. Kerangka Pikir Penelitian
Dalam penelitian kali ini, peneliti memakai metode kualitatif untuk
mengetahui komunikasi sosial yang dilakukan oleh pelajar berprestasi di
SMA Al-Islam Krian didalam lingkungan sekolah mereka. Metode ini
mengutamakan pada pemahaman secara mendalam terhadap sebuah masalah
yang diteliti. Sehingga di dalam penelitian kali ini peneliti akan melakukan
analisis dan mengonstruksi komunikasi sosial yang terjadi di kalangan pelajar
berprestasi di SMA Al-Islam Krian.
Teori penetrasi sosial merupakan teori yang dipilih dalam penelitian ini.
Teori ini memandang dalam setiap hubungan sosial yang terjadi maka akan
ada tahapan – tahapan yang dilalui. Hal ini sesuai dengan obyek penelitian
yaitu komunikasi sosial yang dilakukan pelajar berprestasi akademik maupun
non akademik. Karena dalam interaksi sosial yang terjadi di kalangan pelajar

14

Http://kbbi.web.id/sekolah

12

berprestasi di SMA Al-Islam Krian yang khususnya terjadi di lingkungan
sekolah, akan mengalami tahapan – tahapan seperti tahapan orientasi, tahap
pertukaran efek eksploratif, tahap pertukaran efek, hingga tahap pertukaran
stabil.
Irwin Altmat dan Dalmas Taylor (1973) mengatakan bahwa Teori
Penetrasi ini berupaya mengidentifikasi proses peningkatan keterbukaan dan
keintiman seseorang dalam menjalin hubungan dengan orang lain. Teori yang
disusun oleh Irwin Altman dan Dalmas Taylor ini, merupakan salah satu
karya penting dalam perjalanan panjang penelitian dibidang perkembangan
hubungan (Relationship Development).15

Komunikasi Sosial
Akademik

Pelajar Berprestasi

Non Akademik

Teori Penetrasi Sosial

Tahap Orientasi

Tahap Pertukaran
Efek Eksploratif

Tahap Pertukaran Efek

Tahap
Pertukaran
Stabil

Komunikasi Sosial Pelajar Berprestasi

Bagan 1.1
Kerangka Pikir Penelitian

15

Morissan. Teori Komunikasi Individu Hingga Massa. 2013. Jakarta. Kencana. Hal 296

13

H. Metode Penelitian
1. Pendekatan Dan Jenis Penelitian
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan jenis penelitian
kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Kualitaif memiliki tujuan untuk
memahami apa yang dipelajari dari perspektif kejadian itu sendiri, dari
sudut pandang itu sendiri,” kata Gorman dan Clayton.16
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif. Dalam
penelitian ini peneliti ingin mengetahui bagaimana komunikasi sosial yang
dilakukan oleh pelajar berprestasi di SMA Al-Islam Krian Sidoarjo.
Sedangkan pendekatannya, peneliti menggunakan pendekatan deskriptif.
Pendekatan ini dipilih untuk mendapatkan data kualitatif yang obyektif
dan mendalam yang nantinya data hasil penelitian tersebut dapat disajikan
secara deskriptif sehingga temuan hasil penelitian tersaji secara urut, detail
dan mendalam. Penelitian deskriptif bertujuan memperoleh informasiinformasi mengenai keadaaan yang ada pada saat ini tidak menguji
hipotesa

atau

tidak

menggunakan

hipotesa

melainkan

hanya

mendeskripsikan informasi apa adanya sesuai dengan variabel-variabel
yang diteliti.17
Sedangkan penelitian kualitatif menurut Bogdan dan Tailor seperti
yang dikutip Lexy J. Moleong yaitu sebagai prosedur penelitian yang
menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari

16
Santana K., M.Si. Menulis Ilmian: Mertode Penelitian Kualitatif (Jakarta: Yayasan Obor
Indonesia, 2007) hlm. 29
17
Mardalis, Metode Penelitian Suatu Pendekatan Proposal, (Jakarrta: Bumi Aksara, 1995),
hlm. 26

14

orang-orang dan perilaku yang diamati.18Dalam penelitian ini peneliti akan
mendeskripsikan secara mendalam hasil data yang diperoleh melalui
observasi dan wawancara.
2. Subyek, Obyek dan Lokasi Penelitian
Adapun lokasi penelitian bertempat di SMA Al-Islam

Krian

Sidoarjo. Tempat ini menjadi pilihan peneliti karena di SMA Al-Islam
Krian Sidoarjo merupakan sekolah yayasan yang memiliki pelajar –
pelajar berprestasi baik bidang akademik maupun non akademik. Hal ini
sangat mendukung penelitian mengingat subyek yang diteliti adalah
pelajar yang berprestasi. Sehingga peneliti menggunakan pelajar yang
berprestasi di SMA Al-Islam Krian Sidoarjo sebagai subyek penelitian atas
pertimbangan di atas.
Dengan subyek penelitian pelajar berprestasi di Sekolah
Menengah Atas Al-Islam Krian Sidoarjo, adapun informan yang berhasil
diperoleh adalah :
a. Nama
TTL

: Mojokerto, 4 Januari 1985

Usia

: 30 tahun

Jenis Kelamin

: Laki – Laki

Alamat

: Desa Kuwatu, Majuanyar, Mojokerto

Jabatan

: Guru BK

b. Nama
TTL
18

: Luthfie Arfansyah, S. Pd.

: Tri Oktavianti
: Sidoarjo, 12 Oktober 1999

Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, cet. Ke.X. (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2007), hlm. 3

15

Usia

: 16 tahun

Jenis Kelamin

: Perempuan

Alamat

: Desa Seketi, Balongbendo, Sidoarjo

Jabatan

: Siswi kelas X IPS VIII

c. Nama

: Alfin Novianti

TTL

: Jombang, 26 Juni 1999

Usia

: 16 tahun

Jenis Kelamin

: Perempuan

Alamat

: Desa Lebaniwaras, Wringianom, Gresik

Jabatan

: Siswi kelas XI IPA II

d. Nama

: Gilang Eka R. P.

TTL

: Sidoarjo, 26 mei 1998

Usia

: 17 tahun

Jenis Kelamin

: Laki - Laki

Alamat

: Desa Kemasan, Krian, Sidoarjo

Jabatan

: Siswa kelas XI IPA IV

e. Nama

: Virda Yusfi Maya Islami

TTL

: Sidoarjo, 5 Juli 2000

Usia

: 15 tahun

Jenis Kelamin

: Perempuan

Alamat

: Desa Kemangsen Utara, Krian, Sidoarjo

Jabatan

: Siswi kelas X Bahasa

16

Sedangkan obyek penelitian kali ini adalah komunikasi sosial yang
dilakukan oleh pelajar berprestasi akademik maupun non akademik di
SMA Al-Islam Krian Sidoarjo.
3. Jenis dan Sumber Data
Adapun jenis data yang berkaitan dengan permasalahan yang
dibahas, maka peneliti memberikan informasi data sebagai berikut :
a.

Jenis Data
Menurut Lofland dan Lofland (1984:47) sumber data utama
dalam penelitian kualitatif adalah kata – kata, dan

tindakan.

Selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain – lain.19
Dengan demikian data yang dimaksud adalah tentang obyek
Komunikasi sosial pelajar berprestasi di SMA AL-ISLAM Krian
Sidoarjo.
Di dalam bukunya Lexy J. Moleong menguraikan tentang
berbagai jenis data sebagai:berikut20:
1. Kata – kata dan tindakan
Kata – kata dan tindakan orang – orang yang diamati atau
diwanwancarai merupakan sumber utama. Sumber data utama
dicatat melalui catatan tertulis atau melalui alat perekam.
2. Sumber tertulis
Walaupun posisi sumber ini ada di bagian kedua tentu hal
ini tidak bisa diabaikan begitu saja. Dilihat dari segi data, bahan

19
20

Lexy J. Moleong. Metode Penelitian Kualitatif (Bandung: Roesda Karya, 2012) hlm. 112
Ibid. hlm. 112 - 116

17

tambahan yang berasal dari sumber – sumber tertulis seperti arsip,
dokumen, surat – surat pribadi, dan lain – lain.
3. Foto
Ada dua kategori foto yang dapat dimanfaatkan dalam
penelitian kualitatif, yaitu foto yang dihasilkan orang dan foto yang
dihasilkan oleh peneliti sendiri (Bogdan dan Biklen, 1982:102)
Dalam hal ini foto yang dimaksud adalah foto – foto yang
berhasil peneliti kumpulkan. Foto – foto ini berkaitan dengan judul
penelitian yaitu komunikasi sosial yang terjadi di SMA Al-Islam
Krian Sidoarjo.
b. Sumber Data
Sumber data dalam penelitian ini adalah subyek dimana data
dapat diperoleh. Adapun sumber data utama dari penelitian ini adalah,
informan. Selain dari informan peneliti juga menggunakan internet
sebagai sumber data jika memang itu diperlukan.
Adapun sumber data pada penelitian ini adalah informan atau
orang dalam pada latar penelitian, yaitu orang yang dimanfaatkan untuk
memberikan informasi tentang situasi dan kondisi latar penelitian.
Dalam hal ini adalah informan yang dimaksud adalah para
pelajar SMA Al-Islam Krian Sidoarjo. Selain pelajar yang berprestasi,
peneliti juga menjadikan guru sebagai informan demi membantu
penelitian ini. Mereka memiliki kewajiban membantu peneliti untuk
mengumpulkan data baik dari wawancara yang terjadi ataupun dari
jenis – jenis data yang lain seperti foto, dokumen dan lain – lainnya.

18

4. Tahap – Tahap Penelitian
Moleong mengemukakan bahwa ’’Pelaksanaan penelitian ada
empat tahap yaitu : (1) tahap sebelum ke lapangan, (2) tahap pekerjaan
lapangan, (3) tahap analisis data, (4) tahap penulisan laporan’’. 21 Dalam
penelitian ini tahap yang ditempuh sebagai berikut :
a. Tahap sebelum kelapangan, meliputi kegiatan penentuan fokus,
penyesuaian paradigma dengan teori, penjajakan alat peneliti,
mencakup observasi lapangan dan permohonan ijin kepada subyek yang
diteliti, konsultasi fokus penelitian, penyusunan usulan penelitian.
b. Tahap pekerjaan lapangan, meliputi mengumpulkan bahan-bahan yang
berkaitan dengan Komunikasi Sosial Pelajar Berprestasi di SMA AlIslam Krian Sidoarjo. Data tersebut diperoleh dengan observasi,
wawancara dan dokumentasi di lokasi penelitian yaitu SMA Al-Islam
Krian Sidoarjo.
c. Tahap analisis data, meliputi analisis data baik yang diperolah melaui
observasi,dokumen maupun wawancara mendalam dengan beberapa
pelajar SMA Al-Islam Krian Sidoarjo. Kemudian dilakukan penafsiran
data sesuai dengan konteks permasalahan yang diteliti selanjutnya
melakukan pengecekan keabsahan data dengan cara mengecek sumber
data yang didapat dan metode perolehan data sehingga data benar-benar
valid sebagai dasar dan bahan untuk memberikan makna data yang
merupakan proses penentuan dalam memahami konteks penelitian yang
sedang diteliti.

21

Ibid. hlm.143

19

d. Tahap Penulisan Laporan. Penulisan laporan adalah tahap akhir dari
proses pelaksanaan penelitian. Setelah semua komponen-komponen
terkait dengan data dan hasil analisis data serta mencapai suatu
kesimpulan, peneliti mulai menulis laporan dalam konteks laporan
penelitian kualitatif. Penulisan laporan disesuaikan dengan metode
dalam penulisan penelitian kualitatif dengan tidak mengabaikan
kebutuhan peneliti terkait dengan kelengkapan data.
5. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data merupakan langkah yang sangat penting dalam
penelitian, karena itu seorang peneliti harus terampil dalam mengumpulkan
data agar mendapatkan data yang valid. Pengumpulan data adalah prosedur
yang sistematis dan standar untuk memperoleh data yang diperlukan. Dalam
penelitian ini setidaknya akan ada tiga cara pengumpulan data yaitu :
a. Wawancara
Wawancara adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan
penelitian dengan cara tanya jawab, sambil bertatap muka antara si
penanya dengan si penjawab dengan menggunakan alat yang dinamakan
panduan wawancara. Tujuan penulis menggunakan metode ini, untuk
memperoleh secara jelas mengenai proses komunikasi sosial pelajar
berprestasi akademik maupun non akademik di SMA Al-Islam Krian
Sidoarjo yang dilakukan di dalam lingkungan sekolah.
b. Teknik Observasi
Ada beberapa alasan mengapa teknik observasi atau pengamatan
digunakan dalam penelitian ini. Pertama, pengamatan didasarkan atas

20

pengalaman secara langsung. Kedua, pengamatan memungkinkan
peneliti untuk melihat dan mengamati sendiri, kemudian mencatat
perilaku dan kejadian sebagaimana yang terjadi pada keadaan sosial
yang sebenarnya. Dengan teknik ini, peneliti berusaha mengamati
aktivitas-aktivitas

sehari-hari

subyek

penelitian

yaitu

pelajar

berprestasi di SMA Al-Islam Krian Sidoarjo, karakteristik fisik situasi
sosial mereka dan perasaan pada waktu menjadi bagian dari situasi
tersebut. Selama peneliti di lapangan, jenis observasinya tidak tetap.
Selain tujuan mendapatkan beberapa gambaran langsung diatas,
pada tehnik ini peneliti berharap mendapatkan informasi yang hanya
bisa di dapat dengan observasi seperti data mengenai letak geografis
serta keadaan dari SMA Al-Islam Krian Sidoarjo, keadaan siswa yang
ada di SMA Al-Islam Krian Sidoarjo, dan lain sebagainya.
Dalam hal ini peneliti mulai dari observasi deskriptif (descriptive
observation) secara luas, yaitu berusaha melukiskan secara umum
situasi sosial dan apa yang terjadi di sana. Kemudian, setelah
perekaman dan analisisdata pertama, peneliti dapat menyempitkan
datanya dan mulai melakukan observasi terfokus. Peneliti dapat
menyempitkan lagi penelitiannya dengan melakukan observasi selektif
(selective observation). Sekalipun demikian, peneliti masih terus
melakukan observasi deskriptif sampai akhir pengumpulan data.
Hasil observasi dalam penelitian ini dicatat dalam catatan lapangan
merupakan alat yang sangat pening dalam penelitian kualitatif. Dalam
penelitian

kualitatif,

peneliti

mengandalkan

pengamatan

dan

21

wawancara dalam pengumpulan data di lapangan. Format rekaman
hasil observasi catatan lapangan dalam penelitian ini menggunakan
format rekaman hasil observasi.
c. Teknik Dokumentasi
Dalam penelitian kualitatif, teknik ini merupakan alat pengumpul
data yang utama karena pembuktian hipotesisnya yang diajukan secara
logis dan rasional. Tetapi teknik dokumentasi dalam penelitian ini
digunakan sebagai faktor pendukung dan penguat dari data – data
yang dihasilkan dilapangan dengan dua tehnik sebelumnya. Data ini
biasanya berupa foto atau video yang menggambarkan proses yang
ingin diteliti. Sehingga dalam penelitian kali ini foto atau video yang
diambil hanya akan berisi tentang komunikasi sosial pelajar
berprestasi SMA Al-Islam Krian Sidoarjo yang dilakukan di
lingkungan sekolah. Data yang ingin diperoleh dari tehnik ini seperti
gambaran saat pelajar berprestasi bersosialisasi dengan teman – teman
mereka di luar kelas, foto saat mereka berinteraksi di dalam kelas, foto
saat mereka berada di lingkungan organisasi, dan lain sebagainya
selama hal itu menggambarkan proses komunikasi sosial yang tejadi
di kalangan pelajar berprestasi di SMA Al-Islam Krian Sidoarjo.
6. Tehnik Analisis Data
Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara
sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan,
dan bahan-bahan lain, sehingga dapat mudah dipahami dan temuannya
dapat diinformasikan kepada orang lain.

22

Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa analisis data
dilakukan dengan mengorganisasikan data, menjabarkannya ke dalam
unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana
yang penting dan yang akan dipelajari dan membuat kesimpulan yang
dapat diceritakan kepada orang lain.
Tujuan dari analisis data adalah agar peneliti mendapatkan
hubungan antara variabel – variabel sehingga dapat menjawab dari
masalah yang telah dirumuskan. Hubungan antara sistematis sangat
diperlikan dalam penelitian kualitatif, sebab analisis penelitian kualitatif
berbeda dengan penelitian kuantitatif yang berisi angka – angka. Pada
akhirnya analisis dalam penelitian kualitatif haruslah mampu mengolah
data tersebut menjadi data yang sistematik, teratur, terstruktur dan
memiliki makna yang dapat diterima oleh masyarakat luas.
7. Tehnik Pemeriksaan Keabsahan Data
Teknik keabsahan data yang digunakan dalam penelitian ini,
seperti yang dirumuskan ada tiga macam yaitu, antara lain :
a. Perpanjangan Keikutsertaan
Keikutsertaan peneliti sangat menentukan dalam pengumpulan
data. Keikutsertaan tersebut tidak hanya dilakukan dalam waktu
singkat, tetapi memerlukan perpanjangan keikutsertaan peneliti pada
latar penelitian.22 Dalam konteks ini, dalam upaya menggali data atau
informasi yang berkaitan dengan permasalahan penelitian, peneliti
selalu ikut serta dengan informan utama dalam upaya menggali

22

Ibid. hlm. 175

23

informasi yang berkaitan dengan fokus penelitian. Misalnya peneliti
selalu bersama informan utama dalam melihat lokasi penelitian.
b. Ketekunan Pengamatan
Ketekunan pengamatan dilakukan dengan maksud menemukan ciriciri dan unsur-unsur dalam situasi yang relevan atau isu yang sedang
dicari dan kemudian memusatkan diri pada hal-hal tersebut secara
rinci.23
Dalam konteks ini, sebelum mengambil pembahasan penelitian,
peneliti telah melakukan pengamatan terlebih dahulu secara tekun
dalam upaya menggali data atau informasi.
c. Triangulasi
Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang
memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan
pengecek an atau sebagai pembanding terhadap data itu. Denzin (1978),
membedakan empat macam triangulasi sebagai teknik pemeriksaan
yang memanfaatkan penggunaan sumber, metode, penyedik dan teori.24
I. Sistematika Pembahasan
BAB I : Pendahuluan
Bab ini meliputi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian,
manfaat penelitian, kajian penelitian terdahulu, definisi konsep, kerangka pikir
penelitian, metode penelitian, dan sistematika pembahasan yang dipakai dalam
skripsi ini.

23
24

Ibid. hlm. 177
Ibid. hlm. 178

24

BAB II : Kajian Teoritis
Bab ini berisikan Tentang Kajian Pustaka yang akan membahas tentang beberapa
konsep atau teori yang terkait dengan penelitian yang dianalisis dari referensi atau
bahan pustaka. Adapun ulasannya tersebut adalah, Komunikasi Sosial, Pelajar
berprestasi, Sekolah Menengah Atas.
BAB III : Penyajian Data Penelitian
Pada bab ini berisikan penyajian data yang membahas dan menjelaskan tentang
setting penelitian yaitu gambaran umum obyek penelitian, subyek penelitian, serta
lokasi penelitian, serta penyajian data peneltian yang telah diperoleh.
BAB IV : Analisis Data
Pada bab ini berisi mengenai temuan dari penelitian yang dilakukan. Bab IV juga
berisi tentang analisis peneliti mengenai temuan penelitian yang diperoleh pada
poin sebelumnya dan di konfirmasikan dengan teori yang dipakai.
BAB V : Penutup
Dalam bab ini berisikan penutup yang merupakan bab terakhir dalam penulisan
skripsi yang nantinya akan memuat kesimpulan dan rekomendasi

BAB II
KAJIAN TEORITIS

A. Kajian Pustaka
Sesuai dengan rumusan masalah yang ada, penelitian ini dimaksudkan
untuk memahami komunikasi sosial pelajar yang terjadi di lingkungan
sekolah. Penelitian ini memfokuskan pada pelajar yang memiliki prestasi di
bidang akademik maupun non akademik di SMA Al-Islam Krian Sidoarjo.
Definisi komunikasi sosial dari Antonius Atosokhi mengatakan
bahwa komunikasi sosial dapat diartikan secara umum sebagai suatu bentuk
interaksi antar individu atau kekompok yang dilakukan dengan cara verbal
maupun non verbal, dengan maksud untuk menyampaikan suatu pesan,
dengan cara yang dapat dipahami oleh kedua belah pihak, dan mampu
menghasilkan tanggapan yang dapat dimengerti oleh kedua belah pihak.1
Oleh sebab itu untuk lebih memahami tentang komunikasi sosial pelajar
berprestasi, maka akan disajikan kajian tentang bahasan yang bersangkutan
komunikasi sosial pelajar berprestasi.
1. Komunikasi Sosial
Komunikasi merupakan salah satu aspek terpenting namun juga
kompleks dalam kehidupan manusia. Manusia tidak bisa hidup tanpa
melakukan komunikasi dengan orang yang sudah dikenal maupun belum
dikenal sama sekali. Akan tetapi walaupun komunikasi sudah sangat akrab

1

Antonius Atosokhi Gea, dkk, Relasi Dengan Sesama: Character Building II (Jakarta: PT.
Elex Media Komputindo, 2005) hlm. 113-115

25

26

di telinga namun membuat satu definisi tunggal mengenai komunikasi
tidaklah semudah yang difikirkan.
Salah satunya adalah definisi yang menempatkan komunikasi sebagai
kontrol sosial. Tokoh yang memulainya adalah Carl I. Hoveland (1948)
yang kemudian dikemukakan juga antara lain oleh Shannon dan weaver
(1949) dan oleh Shachter (1961). Hoveland merumuskan: “komunikasi
adalah

proses

dimana

seseorang

(komunikator)

menyampaikan

perangsang – perangsang (biasanya lambang – lambang dalam bentuk
kata – kata) untuk mengubah tingkah laku seseorang.2
Sedangkan Everett M. Rogers mengatakan: “komunikasi adalah
proses hal mana suatu ide dialihkan dari sumber kepada suatu penerima
atau lebih dengan maksud mengubah perilaku”.3 Dari definisi ini dapat
dilihat penekanan bahwa dalam komunikasi terjadi proses penyampaian
gagasan, ide, lambang, dan di dalam penyampaian itu ada orang lain yang
terlibat.
Dari dua definisi diatas ada kesamaan pendapat yang dikemukakan
oleh Hoveland dan Everett. Definisi mereka mengarah pada penyampaian
pesan (lambang, gagasan, ide) kepada orang lain yang terlibat dalam
komunikasi. Hal ini menggambarkan terjadinya interaksi antara individu
dengan individu lainnya ataupun individu dengan kelompoknya.
Dari beberapa penjelasan diatas, terlihat bagaimana komunikasi
berperan dalam kehidupan sosial manusia sehari – hari. Komunikasi akan
2

Anwar Arifin, Ilmu Komunikasi: Sebuah Pengantar Ringkas (Jakarta: PT. RajaGrafindo
Persada,2010), hlm. 25 – 26
3

Nurudin, Sistem Komunikasi Indonesia (Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada,2010), hlm. 26

27

terus terjadi baik antara individu dengan individu maupun dengan
kelompoknya. Selain sebagai kebutuhan, komunikasi juga memiliki
berbagai fungsi yang menjadikan hubungan antara komunikasi dan
kehidupan sosial manuia semakin erat. Salah satunya adalah fungsi sosial,
menurut Prof. Dr. Alo Liliweri fungsi sosial ini meliputi pengawasan,
menjembatani, sosialisasi nilai, dan menghibur.
Fungsi sosial yang pertama adalah pengawasan. Fungsi ini lebih
banyak diperankan oleh media massa. Media massa akan secara rutin
menyebarluaskan peristiwa yang terjadi disekitarnya. Walaupun terkadang
peristiwa itu terjadi dengan konteks dan budaya yang berbeda, media
massa akan tetap memberikan informasi tersebut kepada masyarakat. Hal
ini berakibat pada masyarakat yang turut mengawasi peristiwa yang terjadi
dan lebih berhati – hati seandainya hal tersebut terjadi di sekitar mereka.
Fungsi yang kedua yaitu menjembatani. Dalam proses komunikasi
antar pribadi, termasuk komunikasi antar pribadi, maka fungsi komunikasi
yang dilakukan antara dua orang yang berbeda budaya itu merupakan
jembatan antara perbedaan diantara mereka.4 Dengan kata lain, mereka
akan saling bertukar fikiran mengenai pesan yang disampaikan untuk
mendapatkan nilai yang sama pada pesan tersebut. Hal ini tidak hanya
terjadi pada konteks komunikasi antar pribadi, tetapi juga terjadi dalam
komunikasi massa.
Fungsi yang ketiga adalah fungsi sosialisasi nilai. Fungsi ini sangat
terlihat dalam komunikasi antarbudaya. Karena fungsi ini mengajarkan
4

Alo Liliweri, Komunikasi: Serba Ada Serba Makna ( Jakarta: Kencana Prenada Media
Group, 2011) hlm. 141

28

bagaimana seseorang mampu menerima nilai kebudayaan yang berbeda
dengan kebudayaan dirinya sebagai proses komunikasi. Sebaliknya dia
juga diperbolehkan membawa ataupun memperkenalkan nilai kebudayaan
yang melekat kepada dirinya kepada masyarakat luas. Hal yang paling
utama dari proses ini adalah bagaimana masyarakat bisa melihat dan
menangkap nilai yang terkandung dalam berbagai model kebudayaan
tersebut baik dari sisi verbal maupun nonverbal.
Fungsi komunikasi yang terakhir adalah sebagai penghibur. Hal ini
banyak dijumpai dalam kehidupan sehari – hari. Misalnya penampilan dari
sebuah group lawak, tarian, atau group musik akan dapat mengibur. Dalam
fungsi yang terakhir ini segmentasi akan sangat diperhatikan. Sebab bila
seseorang dipaksa untuk melihat ataupun mendengar sesuatu yang tidak
disukainya maka pesan yang disampaikan oleh komunikator tidak akan
diterima dengan baik.
Dari keempat fungsi sosial yang dijabarkan diatas. Manusia
diharapkan bisa memahami seseorang dengan berbagai karakter dan
budaya. Semakin individu dapat mengurangi tingkat ketidakpastian
seseorang, maka peluang individu untuk memahami orang tersebut
semakin besar. Dari peluang tersebut maka akan diperoleh peluang
kesamaan pesan yang lebih besar juga.
Selain tingkat ketidakpastian, saat manusia berkomunikasi dengan
orang lain maka manusia akan menghadapi tingkat kecemasan. Yang
dimaksudkan

kecemasan

adalah

suatu

perasaan

yang

kurang

menyenangkan, tekanan batin, perasaan bersalah atau ragu – ragu tentang

29

orang yang sedang dihadapi, kecemasan mengandung suasana emosional
yang tidak bersifat kognitif atau perilaku.5 Kecemasan inilah yang perlu
diantisipasi agar komunikasi yang dilakukan bisa berjalan lancar.
2. Prestasi Sebagai Eksistensi Pelajar
Prestasi memang erat kaitannya dengan pelajar. Dalam kehidupan
sehari – hari pelajar tidak bisa lepas dari aspek ini baik saat berada di
dalam kelas maupun sudah berada di lingkungan rumah. Hal ini terkadang
justru membebani bagi mereka yang tidak bisa menghasilkan prestasi yang
membanggakan. Tetapi tidak sedikit yang termotivasi untuk semakin giat
dalam belajar. Peningkatan belajar yang dilakukan oleh pelajar ini
dimaksudkan agar mereka mendapat prestasi yang diinginkan. Prestasi ini
merupakan kode nonverbal yang diberikan oleh pelajar kepada pihak
sekolah maupun masyarakat sebagai bentuk eksistensi diri.
Kode nonverbal adalah sejumlah perilaku yang digunakan untuk
menyampaikan makna.6 Makna yang ingin pelajar sampaikan merupakan
makna yang tersembunyi. Mereka ingin diakui walau hal itu tidak secara
langsung dan jelas mereka tunjukkan kepada masyarakat luas. Dengan
prestasi mereka berusaha menyampaikan makna tentang keberadaan
mereka. Hal ini mereka anggap sebagai jalan yang tepat karena status
mereka yang masih menjadi seorang pelajar.

5

Alo Liliweri, Komunikasi: Serba Ada Serba Makna ( Jakarta: Kencana Prenada Media
Group, 2011) hlm. 142
6

Morissan, Teori Komunikasi: Individu Hingga Massa (Jakarta: Kencana Prenada Media
Group, 2013) hlm. 141

30

Bila mengacu kepada teori motivasi hirarki kebutuhan yang
dikembangkan oleh Abraham Maslow, apa yang dilakukan para siswa
berprestasi ini merupakan tingkat motivasi yang paling tinggi. Menurut
teori ini, motivasi diri dari apa yang dilakukan memiliki lima fase yang
memiliki puncak yaitu sebagai bentuk eksistensi diri. Abraham juga
menyebutkan bahwa teori ini juga mengandaikan manusia sebagai mahluk
yang berkeinginan tanpa henti, alat motivasinya adalah kepuasan yang
belum terpenuhi serta kebutuhannya yang berjenjang.7
Pelajar yang berprestasi dibidang akademik akan memiliki
pandangan yang berbeda dengan pelajar yang bergelut dibidang
nonakademik. Para pelajar yang berprestasi akademik akan merasa puas
jika dirinya diakui sebagai seorang yang pandai dalam belajar. Akan tetapi
pelajar yang berprestasi nonakademik akan lebih senang jika dirinya
diakui sebagai orang yang pandai bergaul dan memiliki banyak teman.
Sehingga dapat digambarkan bahwa eksistensi dari pelajar berprestasi
memiliki ruang – ruang tersendiri bagi para pelakunya.
3. Peran Komunikasi Nonverbal Proksemik Dalam Komunikasi Sosial di
Sekolah
Berbicara tentang pendidikan di dalam kehidupan sehari – hari,
sekolah masih menjadi pilihan utama bagi sebagian besar orang tua untuk
memberikan pendidikan bagi anak – anaknya. Sekolah memiliki fungsi
memberikan pendidikan baik dari segi akademik maupun nonakademi.
Pelaksanaan fungsi sekolah dalam melayani masyarakat yang dipengaruhi
7

86

Husein Umar, Business An Introduction (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2003) hlm.

31

oleh ikatan-ikatan obyektif diantara keduanya. Ikatan obyektif tersebut
berupa perhatian, penghargaan dan dana, fasilitas dan jaminan-jaminan
obyektif lainnya.
Demi

mendapatkan

hasil

yang

maksimal,

sekolah

akan

memperhitungkan segala aspek yang dibutuhkan. Dari tenaga pengajar,
pola pengajaran, bahkan hingga letak tata ruang dan desain kelas.
Berbicara mengenai tata ruang dan desain kelas, hal ini memiliki pengaruh
tersendiri bagi para siswa. Pada komunikasi nonverbal tata ruang dan
desain kelas masuk kepada ranah komunikasi nonverbal proksemik.
Belum ada kesempakatan diantara para ahli komunikasi nonverbal
tentang pesan nonverbal. Duncan menyebutkan enam jenis pesan
norverbal: (1) kinesik atau gerak tubuh; (2) paralinguistik atau suara, (3)
proksemik atau penggunaan r