BAB II TINJAUAN PUSTAKA - Perilaku Ibu Terhadap Stimulasi Tumbuh Kembang Neonatus Di Kelurahan Mabar Hilir Pasar IV

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Perilaku

  1. Defenisi Perilaku

  Perilaku merupakan respons atau reaksi seseorang terhadap stimulus (rangsangan dari luar). Perilaku manusia dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu: (a) Perilaku tertutup (Covert behavior) terjadi bila respon terhadap stimulus tersebut masih belum dapat diamati orang lain (dari luar) secara jelas. (b) Perilaku Terbuka

  

(Overt behavior) terjadi bila respon terhadap stimulus tersebut sudah berupa tindakan,

  atau praktik ini dapat diamati orang lain dari luar atau “observable behavior” (Notoadmodjo, 2007).

  2. Pengetahuan (knowledge)

  Menurut Notoatmodjo (2007), bahwa pengetahuan adalah hasil tahu seseorang terhadap objek melalui indera yang dimilikinya (mata, hidung, dan telinga).

  Pengetahuan dapat diperoleh dari pengalaman langsung ataupun melalui pengalaman orang lain. Pengetahuan dapat ditingkatkan melalui penyuluhan baik secara individu maupun kelompok untuk meningkatkan pengetahuan kesehatan yang bertujuan untuk tercapainya perubahan perilaku individu, keluarga dan masyarakat dalam upaya mewujudkan derajat kesehatan optimal. Pengetahuan dibagi menjadi 6 tingkat, yaitu: (a) Tahu (Know)diartikan hanya sebagai recall (memanggil) memori yang telah ada sebelumnya setelah mengamati sesuatu. Tahu ini merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah. (b) Memahami (Comprehension), memahami suatu objek bukan sekedar tahu terhadap objek tersebut, tidak sekedar dapat menyebutkan, tetapi orang tersebut harus dapat menginterpretasikan secara benar tentang objek yang diketahui tersebut. (c) Aplikasi (Application)diartikan apabila orang yang telah memahami objek yang dimaksud dapat menggunakan atau mengaplikasikan prinsip yang diketahui tersebut pada situasi yang lain. (d) Analisis (Analysis)adalah kemampuan seseorang untuk menjabarkan atau memisahkan kemudian mencari hubungan antara komponen-komponen yang terdapat dalam suatu masalah atau objek yang diketahui. (e) Sintesis (Synthesis)menunjukkan suatu kemampuan seseorang untuk merangkum atau meletakkan dalam suatu hubungan yang logis dari komponen-komponen pengetahuan yang dimiliki. (f) Evaluasi (Evaluation)berkaitan dengan kemampuan seseorang untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu objek tertentu.

  Penilaian ini didasarkan pada kinerja yang ditentukan sendiri atau norma-norma yang Faktor – faktor yang mempengaruhi pengetahuan yaitu : a.

  Umur Dengan bertambahnya umur seseorang akan mengalami perubahan aspek fisik dan psikologis (mental). Secara garis besar, pertumbuhan fisik terdiri atas empat kategori perubahan yaitu perubahan ukuran, perubahan proporsi, hilangnya ciri-ciri lama, dan timbulnya ciri-ciri baru. Perubahan ini terjadi karena pematangan fungsi organ. Pada aspek psikologis atau mental, taraf berfikir seseorang menjadi semakin matang dan dewasa (Mubarak, 2011).

  b.

  Pendidikan Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan seseorang kepada orang lain agar dapat memahami sesuatu hal. Tidak dapat dipungkiri bahwa semakin tinggi pendidikan seseorang, semakin mudah pula mereka menerima informasi, dan pada akhirnya pengetahuan yang dimilikinya akan semakin banyak. Sebaliknya, jika seseorang memiliki tingkat pendidikan yang rendah, maka akan menghambat perkembangan sikap orang tersebut terhadap penerimaan informasi dan nilai-nilai yang baru diperkenalkan (Mubarak, 2011).

  c.

  Pekerjaan Lingkungan pekerjaan dapat menjadikan seseorang memperoleh pengalaman dan pengetahuan secara langsung maupun tidak langsung.

3. Sikap (Attitude)

  Sikap merupakan reaksi atau respon seseorang yang masih tertututp terhadap suatu stimulasi atau objek. Sikap tidak langsung dilihat tetapi hanya dapat ditafsirkan terlebih dahulu dari perilaku yang tertutup. Sikap secara nyata menunjukkan konotasi hari adalah merupakan reaksi yang bersifat emosional terhadap stimulus sosial (Notoadmojo, 2007). Secara umum sikap dapat dirumuskan sebagai kecenderungan untuk merespon (secara positif atau negatif) terhadap orang, objek atau situasi tertentu. Sikap mengandung suatu penelitian emosional/afektif (senang, benci, sedih dan sebagainya). Selain bersifat positif dan negatif, sikap memiliki tingkat kedalaman yang berbeda-beda (sangat benci, agak benci, dan sebagainya). Sikap itu tidaklah sama dengan perilaku dan perilaku tidaklah selalu mencerminkan sikap seseorang. Sebab sering kali terjadi bahwa seseorang dapat berubah dengan memperlihatkan tindakan yang bertentangan dengan sikapnya. Sikap sesorang dapat berubah dengan diperolehnya tambahan informasi tentang objek tersebut melalui persuasi serta tekanan dari kelompok sosialnya.

  Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus atau obyek. Manifestasi sikap itu tidak langsung dapat dilihat, tetapi dapat ditafsirkan terlebih dahulu dari perilaku yang tertutup.

  Sikap juga mempunyai tingkat-tingkat berdasarkan intensitasnya, sebagai berikut: (a) Menerima (receiving)diartikan bahwa seorang atau subjek mau menerima stimulus yang diberikan (objek). (b) Menanggapi (responding)diartikan memberikan jawaban atau tanggapan terhadap pertanyaan atau objek yang dihadapai. (c) Menghargai (valuing)diartikan subjek atau seseorang memberikan nilai yang positif terhadap objek atau stimulus, dalam arti membahasnya dengan orang lain dan bahkan mengajak atau mempengaruhi atau menganjurkan orang lain merespon. (d) bertanggungjawab terhadap apa yang telah diyakini, dia harus berani mengambil resiko bila ada orang lain yang mencemooh atau adanya resiko lain.

4. Tindakan atau Praktik (Practice)

  Menurut Notoatmodjo (2007), bahwa sikap adalah kecenderungan untuk bertindak (praktik). Sikap belum tentu terwujud dalam tindakan, sebab untuk terwujudnya suatu tindakan perlu faktor lain, yaitu antara lain adanya fasilitas atau sarana dan prasarana. Praktik atau tindakan ini dapat dibedakan menjadi 4 tingkatan menurut kualitasnya, yaitu: (a) Persepsi (Perception)Mengenal dan memilih berbagai objek sehubungan dengan tindakan yang akan diambil. (b) Praktik terpimpin (guided

  

response) Apabila subjek atau seseorang telah melakukan sesuatu tetapi masih

  tergantung pada tuntunan atau menggunakan panduan. (c) Praktik secara mekanisme

  

(mechanism) apabila subjek atau seseorang telah melakukan atau mempraktikkan

  sesuatu hal secara otomatis. (d) Adopsi (adoption)adalah suatu tindakan atau praktik yang sudah berkembang. Artinya, apa yang dilakukan tidak sekedar rutinitas atau mekanisme saja, tetapi sudah dilakukan modifikasi atau tindakan atau perilaku yang berkualitas.

B. Neonatus

1. Defenisi Neonatus

  Neonatus adalah individu yang dimulai dari umur 0-28 hari. Neonatal dibagi menjadi 2 bagian yaitu: masa neonatal dini, umur 0-7 hari, dan masa neonatal lanjut 8-28 hari. Pada masa ini terjadi pertumbuhan yang pesat dan proses pematangan berlangsung secara terus menerus terutama meningkatnya fungsi sistem saraf (Depkes, 2012).

  Masa bayi atau neonatus merupakan masa perkembangan motorik, kognitif, pada dunia dan dasar hubungan interpersonal dimasa yang akan datang. Bulan pertama kehidupan yang kristis, meskipun bagian dari masa bayi, sering dibedakan karena adanya penyesuaian yang besar kekeadaan ekstra uterus dan penyesuaian psikologis orang tua (Wong, 2008).

C. Pertumbuhan dan Perkembangan Neonatus

1. Pertumbuhan

  1.1.Defenisi Pertumbuhan Pertumbhan adalah peningkatan jumlah dan ukuran sel pada saat membelah diri dan mensintesis protein baru. Menghasilkan peningkatan ukuran dan berat seluruh atau sebagian bagian sel (Wong, 2009).

1.2 Defenisi perkembangan

  Perkembangan adalah perubahan dan perluasan secara bertahap kompleksitas dari yang lebih rendah ke yang lebih tinggi. Peningkatan dan perluasan kapasitas seseorang melalui pertumbuhan, maturasai serta pembelajaran (Wong, 2009).

2. Pertumbuhan dan Perkembangan Neonatus

  Pertumbuhan dan perkembangan post natal diawali dengan masa neonatus (0- 28 hari) ditandai dengan terjadi proses adaptasi sistem organ tubuh, proses dari organ tersebut dimulai dari aktivitas pernapasan yang disertai pertukaran gas dengan frekuensi pernapasan antara 35-50 kali per menit, penyesuaian denyut jantung antara 120-160 kali per menit, dengan ukuran jantung lebih besar apabila dibandingkan dengan rongga dada, kemudian terjadi aktivitas (pergerakan) bayi yang mulai meningkat untuk memenuhi kebutuhan gizi seperti menangis, memutar-mutar kepala,

  Perubahan selanjutnya sudah dimulai proses pengeluaran tinja yang terjadi dalam waktu 24 jam yang terdapat mekonium. Hal tersebut akan dilanjutkan proses defekasi seperti dari proses eksresi dari apa yang dimakan (ASI) frekuensi dari defekasi tersebut dapat berkisar antara 3-5 kali seminggu, akan tetapi juga banyak dijumpai pada bayi mengalami konstipasi pada bayi dengan PASI Perubahan pada fungsi organ yang lain seperti ginjal belum sempurna (Hidayat, 2005).

  Urine masih mengandung sedikit protein dan pada minggu pertama akan dijumpai urine warna merah muda karena banyak mengandung senyawa urat.

  Kemudian kadar haemoglobin darah tepi pada neonatus berkisar antara 17-19 g/dl, kadar hematokrit saat lahir adalah 52%, terjadi peningkatan kadar leokosit sekitar 25.000-30.000/ul dan setelah umur satu minggu akan terjadi penurunan hingga kurang dari 14.000/ul. Keadaan fungsi hatipun masih relatif imatur dalam memproduksikan faktor pembekuan sebab belum terbentuk flora usus yang akan berperan dalam absorbsi vitamin K, kemudian adanya kekebalan bayi oleh karena adanya imunoglobulin (Hidayat, 2005).

  Pada masa neonatus perkembangan motorik kasar dapat diawali tanda gerakan seimbang pada tubuh, mulai mengangkat kepala, kemudian pada motorik halus dimulainya tanda-tanda kemampuan untuk mampu mengikuti garis tengah bila kita memberikan respons terhadap gerakan jari atau tangan (Hidayat, 2005).

  Pada perkembangan bahasa ditunjukkan adanya kemampuan bersuara (menangis) dan bereaksi terhadap suara atau bel dan pada perkembangan adaptasi sosial ditunjukkan adanya tanda-tanda tersenyum dan mulai menatap muka untuk mengenali seseorang (Hidayat, 2005).

  Pola tumbuh kembang bersifat jelas, dapat diprediksi, kontinu, teratur, dan progresif. Pola ini bersifat universal dan mendasar bagi semua individu, namun unik dalam hal cara dan waktu pencapaiannya.

  Kecenderungan arah tumbuh kembang terjadi dengan arah atau tahap yang teratur dengan saling terkait, serta mencerminkan perkembangan dan maturitas neuromuskular. Pola kecenderungan pertama adalah arah sefalokaudal atau kepala- ke-kaki. Kecenderungan kedua adalah proksimodistal, atau kejauh. Kecenderungan ketiga adalah deferensiasi, menjelaskan perkembangan dari tahap operasional sederhana ke aktiviras dan fungsi yang kompleks.

  Kecenderungan urutan tumbuh kembang terjadi pada semua dimensi yang jelas dan dapat diperkirakan yaitu anak-anak merangkak sebelum merambat, merambat sebelum berdiri, dan berdiri sebelum berjalan. Tahap akhir dan kepribadian terbentuk pada awal pembentukan rasa percaya diri.

  Laju perkembangan yaitu pertumbuhan yang cepat sebelum dan setelah kelahiran mengalami penurunan secara bertahap di masa kanak-kanak awal.

  Pertumbuhan relatif lambat selama masa kanak-kanak pertengahan, meningkat secara nyata pada awal masa remaja, dan menurun pada masa dewasa awal.

  Periode sensitif, biasanya disebut dengan periode kritis, sensitif, rentan, dan optimal adalah periode dalam kehidupan organisme ketika organisme tersebut rentan terhadap pengaruh positif dan negatif. Periode pranatal : konsepsi sampai lahir, Germinal :konsepsi sampai kira-kira 2 minggu, embrio : 2 sampai 8 minggu, janin 8 sampai 40 minggu (lahir). Masa bayi : lahir sampai 1 tahun. Neonatus : lahir sampai 27 atau 28 hari, bayi: 1 sampai kira-kira 1 tahun (Wong, 2009)

  Pertumbuhan dan perkembangan memiliki ciri-ciri yaitu yang pertama, di dalam pertumbuhan akan terjadi perubahan fisik, seperti berat badan, tinggi badan, lingkar kepala, lingkar lengan, lingkar dada dan lain-lain. Yang ke dua, dalam pertumbuhan dapat terjadi perubahan proporsi yang dapat terlihat pada proporsi fisik atau organ manusia yang muncul mulai dari masa konsepsi hingga dewasa. Ketiga yaitu pertumbuhan dan perkembangan terjadi hilangnya ciri-ciri lama yang ada selama masa pertumbuhan, seperti hilangnya kelenjar timus, lepasnya gigi susu, atau hilangnya refleks-refleks tertentu. Dan yang terakhir yaitu secara perlahan pertumbuhan akan mengikuti proses kematangan, seperti adanya rambut pada daerah aksila, pubis atau dada.

  Sedangkan perkembangan selalu melibatkan proses pertumbuhan yang diikuti dari perubahan fungsi, seperti perkembangan sistem reproduksi akan diikuti perubahan fungsi alat kelamin. Kedua, perkembangan memiliki pola yang konstan dengan hukum tetap, yaitu perkembangan dapat terjadi dari daerah kepala menuju ke arah kaudal atau dari bagian proksimal ke bagian distal. Ketiga, perkembangan memiliki tahapan yang berurutan mulai dari kemampuan melakukan hal yang sederhana menuju kemampuan melakukan hal yang sempurna. Perkembangan setiap individu memiliki kecepatan pencapaian perkembangan yang berbeda. Dan perkembangan dapat menentukan pertumbuhan tahap selanjutnya, dimana tahapan perkembangan harus dilewati tahap demi tahap (Hidayat, 2008).

5. Refleks Bayi Baru Lahir

  Menurut Kelly (2010), refleks bayi baru lahir adalah respons otomatis dan spontan terhadap rangsangan ekternal dan internal. Refleks adalah bahan pembangun kecerdasan dan dasar dari kombinasi fisik. Berikut adalah beberapa refleks sebagai penanda kesehatan sistem saraf yaitu sebagai berikut: Refleks Pemicu Gambaran Muncul/menghilang Moro (terkejut) Rangsangan eksternal: perubahan pencahayaan, suara bising, perubahan, gerak atau posisi yang tiba-tiba rangsangan internal: tangisan bayi sendiri atau bergerak otot selama tidur

  Bayi akan merentangkan lengan dan tungkainya, kemudian segera menaiknya kerah dada sementara tubuhnya melengkung

  Mulai terlihat pada usia 1-2 minggu dan menghilang pada usia 6 bulan.

  Sucking (menghisap)

  Menyentuh bagian mulut atau pipi bayi dengan puting atau jari

  Bibir bayi mencucudan lidahnya ditarik melengkung kerah

  Refleks mengaut 4 bulan pertama setelah 6 bulan menghilang secara bertahap dalam. Rooting Mengusap pipi atau area di sekitar mulut.

  Kepala bayi kearah sumber sentuhan dan mencari puting dengan mulutnya

  Terus berlanjut selama bayi menyusu Papillary (berkedip)

  Sunar yang terang menyentuh mata, atau suara bising yang mendadak

  Kelopak bayi akan membuka dan menutup dengan cepat permanen

  Menelan Makanan didalam mulut Trakea bayi menutup pada saat esofagus membuka permanen

  Babinski (menggenggam)

  Menepuk dengan tangan atau menekan tumit ditelapak kaki

  Jari-jari, tangan atau kaki bayi melengkung seperti memegang benda

  Mulai berkurang setelah 10 hari dan menghilang sekitar 4 bulan. Refeleks dikaki dapat terus ada sampai usia 8 bulan

  Melangkah Pegang bayi dalam posisi berdiri dan kaki agak menekan ke lantai

  Bayi akan mengangkat kaki secara bergantian, atau jari-jari kaki melengkung

  Berkurang setelah 1 minggu dan menghilang pada usia sekitar 2 bulan

6. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tumbuh Kembang

  Secara umum faktor penentu yang berpengaruh pada tumbuh-kembang adalah faktor genetik dan faktor lingkungan, disamping faktor internal dari anak itu sendiri.

  Adapun faktor internal yang dapat berpengaruh terhadap tumbuh kembang bayi yaitu: (1) Ras, anak yang dilahirkan dari ras atau bangsa Amerika, maka ia tidak memiliki faktor herediter rasa tau bangsa Indonesia atau sebaliknya. (2) keluarga, ada kecenderungan keluarga yang memiliki postur tubuh tinggi, pendek, gemuk, atau kurus. (3) umur, kecepatan pertumbuhan yang pesat adalah pada masa prenatal, tahun pertama kehidupan, dan masa remaja. (4) jenis kelamin, fungsi reproduksi pada anak perempuan berkembang lebih cepat daripada laki-laki. Tetapi setelah melewati masa pubertas, pertumbuhan anak laki-laki akan lebih cepat. (5) genetik, adalah bawaan anak yaitu potensi anak yang akan menjadi cirri khasnya. Ada beberapa kelainan genetik yang berpengaruh pada tumbuh kembang anak seperti kerdil. (6) kelainan Kromosom, umumnya disertai dengan kegagalan pertumbuhan seperti pada sindroma Down’s dan sindroma Turner’s.

  Faktor yang kedua yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak atau bayi yaitu faktor eksternal yang meliputi: (1) Faktor prenatal pada, faktor prenatal meliputi gizi, mekanis, toksin atau zat kimia, endokrin, radiasi, infeksi, kelainan imunologi, anoksia embrio dan psikologi ibu. (2) Faktor persalinan, komplikasi persalinan pada bayi seperti trauma kepala, asfiksia dapat menyebabkan kerusakan jaringan otak. (3) Faktor pasca persalinan, meliputi gizi, penyakit kronis,lingkungan fisis dan kimia, psikologis, endokrin, sosio-ekonomi, lingkungan pengasuhan, stimulasi, dan obat-obatan (DepKes, 2012).

7. Aspek Tumbuh Kembang

  Ada 2 aspek tumbuh kembang pada neonatus yaitu : (a) gerak kasar atau motorik kasar adalah aspek yang berhubungan dengan kemampuan anak melakukan pergerakan dan sikap tubuh yang melibatkan otot-otot besar seperti duduk , berdiri, dan sebagainya. (b) gerak halus atau motorik halus adalah aspek yang berhubungan dengan kemampuan anak melakukan gerakan yang melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu dan dilakukan oleh otot-otot kecil, tetapi memerlukan koordinasi yang cermat seperti mengamati sesuatu, menjimpit, dan sebagainya.

D. Stimulasi Tumbuh Kembang

1. Defensi Stimulasi Tumbuh Kembang

  Stimulasi tumbuh kembang adalah suatu kegiatan merangsang kemampuan dasar anak umur 0-6 tahun agar anak tumbuh dan berkembang secara optimal. Setiap anak perlu mendapatkan stimulasi rutin sedini mungkin dan terus menerus pada setiap kesempatan. Stimulasi tumbuh kembang anak dilakukan oleh ibu dan ayah yang merupakan orang terdekat dengan anak, pengganti ibu atau pengasuh anak, anggota keluarga lain dan kelompok masyarakat dilingkungan rumah tangga masing- masing dan dalam kehidupan sehari-hari. Kurangnya stimulasi dapat menyebabkan penyimpangan pertumbuhan dan perkembangan anak. Kemampuan dasar yang kemampuan bicara dan bahasa serta kemampuan sosialisasi dan kemandirian. (Depkes 2012).

  Stimulasi sebaiknya dilakukan setiap kali kesempatan berinteraksi dengan bayi, misalnya :: ketika memandikan, mengganti popok, menyusui, menggendong, mengajak berjalan, bermain dan menjelang tidur. Jangan memberikan stimulasi dengan terburu-buru, memaksakan kehendak pengasuh. Pengasuh yang sering marah, bosan, sebal maka tanpa disadari pengaruh justru memberikan rangsangan emosional yang negatif. Karena pada prinsipnya semua ucapan, sikap dan perbuatan pengasuh merupakan stimulasi yang direkam, diingat dan akan ditiru atau justru akan menimbulkan ketakutan pada bayi (Bety, 2012).

  Stimulasi sebaiknya dilakukan setiap kali kesempatan berinteraksi dengan bayi, misalnya : ketika memandikan, mengganti popok, menyusui, menggendong, mengajak berjalan, bermain dan menjelang tidur. Jangan memberikan stimulasi dengan terburu-buru, memaksakan kehendak pengasuh. Pengasuh yang sering marah, bosan, sebal maka tanpa disadari pengaruh justru memberikan rangsangan emosional yang negatif. Karena pada prinsipnya semua ucapan, sikap dan perbuatan pengasuh merupakan stimulasi yang direkam, diingat dan akan ditiru atau justru akan menimbulkan ketakutan pada bayi (Bety, 2012).

  Stimulasi pada bayi dapat dilakukan dengan cara : mengusahakan rasa nyaman, aman, menyenangkan, memeluk, menggendong, menatap bayi, mengajak tersenyum, berbicara, membunyikan berbagai suara atau musik bergantian dan menggerakkan benda berwarna mencolok (lingkaran atau kotak-kotak hitam-putih), benda berbunyi dan memegang mainan (Bety, 2012).

E. Dasar penelitian

  untuk mengetahui pengetahuan, sikap dan tindakan ibu nifas tentang ikatan kasih sayang antara ibu dan bayi dengan jumlah sampel 30 orang dengan teknik total penelitian ini menggunakan desain deskriptif dengan pendekatan cross

  sampling,

sactional dan analisa menggunakan univariat dengan pengetahuan, sikap dan

  tindakan sebagai variabelnya. Penelitian Pane (2012) yang bertujuan untuk mengetahui ikatan kasih sayang ibu pasca salin dan perkembangan bayi umur 0-28 hari di klinik bersalin Delima dengan jumlah sampel 34 orang dengan teknik total

  , penelitian ini menggunakan desain korelasional dengan pendekatan

  sampling

  prosfektif, analisa penelitian ini menggunakan univariat dan bivariat dengan tindakan kasih sayang ibu pasca salin dan perkembangan bayi usia 0-28 hari sebagai variabelnya.

  Perbedaan penelitian dengan yang saya lakukan adalah penelitian saya bertujuan untuk mengetahui perilaku ibu terhadap stimulasi tumbuh kembang motorik halus dan motorik kasar neonatus di kelurahan Mabar Hilir Pasar IV dengan jumlah sampel 30 orang dengan teknik total sampling, penelitian ini menggunakan desain deskriptif dengan pendekatan cross sactional, analisa penelitian ini menggunakan univariat dengan pengetahuan, sikap dan tindakan sebagai variabelnya.

Dokumen yang terkait

BAB I PENDAHULUAN - Penerapan Diversi Di Dalam Penyelesaian Perkara Pidana Anak

0 0 20

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kebijakan Hutang 2.1.1 Pengertian Hutang dan Jenis-jenis Hutang - Pengaruh Free Cash Flow, Struktur Kepemilikan dan Ukuran Perusahaan terhadap Kebijakan Hutang dengan Investment Opportunity Set sebagai Variabel Moderating

0 0 24

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Pengaruh Free Cash Flow, Struktur Kepemilikan dan Ukuran Perusahaan terhadap Kebijakan Hutang dengan Investment Opportunity Set sebagai Variabel Moderating

0 0 8

BAB II PERJANJIAN PADA UMUMNYA - Tanggung Jawab Pihak Pengangkut dalam Perjanjian Pengangkutan Pulp antara PT. Toba Pulp Lestari, Tbk dengan CV. Anugrah Toba Permai Lestari (Studi pada CV. Anugrah Toba Permai Lestari)

0 0 31

BAB I PENDAHULUAN - Tanggung Jawab Pihak Pengangkut dalam Perjanjian Pengangkutan Pulp antara PT. Toba Pulp Lestari, Tbk dengan CV. Anugrah Toba Permai Lestari (Studi pada CV. Anugrah Toba Permai Lestari)

0 0 16

BAB II TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG DAN PENGATURAN TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG DI INDONESIA A. Sejarah dan Tahapan Tindak Pidana Pencucian Uang 1. Sejarah Tindak Pidana Pencucian Uang - Tinjauan Yuridis Terhadap Penyitaan Aset Yang Tidak Terkait Tindak P

0 0 25

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Tinjauan Yuridis Terhadap Penyitaan Aset Yang Tidak Terkait Tindak Pidana Pencucian Uang Oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (Studi Kasus Perkara No. 20/PID.SUS/TPK/2013/PN.JKT.PST. Atas Nama Terdakwa Irjen Pol Drs. Djo

0 0 25

Tinjauan Yuridis Terhadap Penyitaan Aset Yang Tidak Terkait Tindak Pidana Pencucian Uang Oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (Studi Kasus Perkara No. 20/PID.SUS/TPK/2013/PN.JKT.PST. Atas Nama Terdakwa Irjen Pol Drs. Djoko Susilo, S.H., M.Si)

0 1 10

Faktor-Faktor Ibu Menyusui Dalam Pemberian Kolostrum Pada Bayi Baru Lahir di Kelurahan Polonia Kecamatan Medan Polonia Tahun 2013

0 0 22

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kolostrum 1. Defenisi Kolostrum - Faktor-Faktor Ibu Menyusui Dalam Pemberian Kolostrum Pada Bayi Baru Lahir di Kelurahan Polonia Kecamatan Medan Polonia Tahun 2013

0 1 21