BAB I PENDAHULUAN - Tanggung Jawab Pihak Pengangkut dalam Perjanjian Pengangkutan Pulp antara PT. Toba Pulp Lestari, Tbk dengan CV. Anugrah Toba Permai Lestari (Studi pada CV. Anugrah Toba Permai Lestari)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bangsa Indonesia adalah suatu bangsa yang mempunyai daerah yang sangat luas yang terdiri dari pulau yang besar, sedang maupun yang kecil. Indonesia membutuhkan sarana angkutan, baik di darat (jalan, kereta api dan

  sungai), di laut maupun di udara untuk terjalinnya hubungan antar daerah yang luas tersebut. Pengangkutan darat merupakan pilihan untuk dikembangkan dalam upaya membuka keterisolasian daerah. Kebijakan untuk menjadikan pengangkutan darat sebagai sarana perhubungan dengan antar daerah terpencil sampai saat ini masih tetap terus dipertahankan. Tanpa adanya sarana angkutan tersebut, pembangunan di Indonesia pasti akan menghadapi kendala, oleh karena itu perlu adanya sistem angkutan yang lancar, efektif, efisien, aman, dan nyaman.

  Pengangkutan darat mempunyai peran yang penting dan srategis dalam pembangunan nasional, karena harus mampu menjadi jembatan penghubung dan membuka daerah-daerah terpencil di Indonesia, sehingga harus menjadi sarana untuk pemerataan di segala bidang. Pengangkutan darat juga memegang peranan penting dalam lalu lintas perdagangan, karena dapat menghubungkan pusat-pusat bahan baku dengan pabrik-pabrik atau perusahaan-perusahaan yang mengolah bahan-bahan baku tersebut menjadi bahan setengah jadi atau barang jadi untuk kemudian diangkut ke pasar, yang

  1 akhirnya sampai di tangan konsumen. Tanpa pengangkutan, perusahaan tidak

  1 mungkin berjalan.

  Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia tanggung jawab adalah keadaan wajib menanggung segala sesuatunya (kalau terjadi apa-apa boleh

  2

  dituntut, dipersalahkan, diperkarakan, dsb). Tanggung jawab secara definisi merupakan kesadaran manusia akan tingkah laku atau perbuatan baik yang disengaja maupun yang tidak di sengaja. Tanggung jawab juga berarti berbuat

  3 sebagai perwujudan kesadaran akan kewajiban.

  Pengangkutan sangat dibutuhkan oleh suatu bangsa untuk menjadi besar dan megah khususnya untuk membangun perekonomiannya. Bagi Indonesia yang sedang membangun, suatu negara yang sangat luas daerahnya yang terdiri dari ribuan pulau dan dihuni oleh jutaan penduduk, pasti sangat memerlukan adanya sistem angkutan yang lancar dan efektif serta efisien. Tanpa adanya angkutan tersebut, pembangunan di Indonesia pasti akan macet

  4 dan tak akan dapat mencapai sasaran yang dituju.

  Pengangkutan sebagai alat fisik merupakan bidang yang sangat vital dalam kehidupan masyarakat. Dikatakan sangat vital karena keduanya saling mempengaruhi dan menentukan dalam kehidupan sehari-hari. Pengangkutan atau sistem transportasi itu sendiri mempunyai peranan yang sangat penting 1 Siti Nurbaiti, Hukum Pengangkutan Darat (Jalan dan Kereta Api), Universitas Trisakti, Jakarta, 2009, hlm. 1-2. 2 Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi Ketiga, 2010, Jakarta, Balai Pustaka, hlm. 1139.

   Diakses pada tanggal 12 juni 2013 pukul 03:40 4 H. Hasnil Basri Siregar, Hukum Pengangkutan, Kelompok Studi Fakultas Hukum USU, Medan, 2002, hlm. 2. dan strategis dalam memperlancar arus barang dan lalu lintas orang yang timbul sejalan dengan perkembangan masyarakat yang semakin tinggi mobilitasnya, sehingga menjadikan pengangkutan itu sebagai suatu kebutuhan bagi masyarakat.

  Meningkatnya kebutuhan masyarakat akan sarana transportasi, maka sedikit banyak akan berpengaruh terhadap perkembangan dibidang teknologi, sarana dan prasarana pengangkutan, ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang pengangkutan serta hukum pengangkutan, disamping tidak dapat dihindari pula timbulnya berbagai permasalahan yang diakibatkan dengan adanya pengangkutan itu.

  Pengangkutan mempunyai peranan yang lebih penting lagi dan sangat menentukan dalam pergaulan hidup modern sekarang ini, terutama karena sifat masyarakat sekarang ini menunjukkan kecenderungan yang aktif. Betapa besarnya peranan pengangkutan khususnya pengangkutan darat selain pengangkutan laut dan udara sangatlah dapat dimengerti, karena ia mencakup hampir semua keaktifan manusia, terutama dalam bidang politik dan strategi

  5 pertahanan negara.

  Pengangkutan adalah perpindahan tempat, baik mengenai benda-benda maupun orang-orang karena perpindahan tempat itu mutlak diperlukan untuk mencapai dan meninggikan manfaat serta efisiensi. Jadi secara singkat dapat dikatakan bahwa fungsi pengangkutan adalah memindahkan barang atau orang dari suatu tempat ke tempat lain dengan maksud untuk meningkatkan daya 5 ., hlm. 4.

  Ibid guna dan nilai. Peningkatan daya guna dan nilai inilah yang merupakan tujuan dari pengangkutan yang berarti bila daya guna nilai barang di tempat yang baru tidak naik, maka pengangkutan merupakan suatu tindakan yang merugikan.

  Sebelum suatu pengangkutan direalisasikan pada umumnya terjadi perjanjian antara pihak yang akan mengangkut barang atau orang dengan pihak yang akan mengirimkan barang. Perjanjian pengangkutan baik pengangkutan darat, laut maupun udara pada umumnya sama dengan perjanjian pada umumnya. Artinya untuk sahnya perjanjian dimaksud harus memenuhi syarat-syarat seperti yang diatur dalam pasal 1320 KUH Perdata jo pasal 1338 KUH Perdata. Titik berat perjanjian pengangkutan adalah melaksanakan pengangkutan. Pihak-pihak yang berjanji dalam hal ini adalah pihak pengangkut dan pihak pengirim atau pihak pemakai jasa. Secara singkat dapat dikatakan bahwa perjanjian pengangkutan pada dasarnya sama dengan perjanjian pada umumnya. Ketentuan dasar yang digunakan adalah Pasal 1320

  6 jo Pasal 1338 KUH Perdata.

  Pengangkutan memegang peranan penting dalam lalu-lintas perdagangan dalam masyarakat. Peranan pengangkutan dalam dunia perdagangan bersifat mutlak, sebab tanpa pengangkutan, perusahaan tidak mungkin dapat berjalan. Barang-barang yang dihasilkan oleh produsen atau pabrik-pabrik dapat sampai ditangan pedagang atau pengusaha hanya dengan jalan pengangkutan, dan seterusnya dari pedagang atau pengusaha kepada 6 ., hlm. 5.

  Ibid konsumen juga harus menggunakan jasa pengangkutan. Pengangkutan disini dapat dilakukan oleh orang, kendaraan yang ditarik oleh binatang, kendaraan bermotor, kereta api, kapal laut, kapal sungai, pesawat udara dan lain-lain.

  Fungsi pengangkutan ialah memindahkan barang atau orang dari suatu tempat ke tempat yang lain dengan maksud untuk meningkatkan daya guna dan nilai. Di sini jelas meningkatnya daya guna dan nilai merupakan tujuan dari pengangkutan, yang berarti bila daya guna nilai di tempat baru itu tidak naik, maka pengangkutan tidak perlu diadakan, sebab merupakan suatu perbuatan yang merugikan bagi si pedagang, fungsi pengangkutan yang demikian itu tidak hanya berlaku di dunia perdagangan saja, tetapi juga berlaku di bidang pemerintahan, politik, sosial, pendidikan, hankam dan lain-

  7 lain.

  Perjanjian pengangkutan ialah suatu perjanjian dimana satu pihak menyanggupi untuk dengan aman membawa orang atau barang dari satu kelain tempat, sedangkan pihak yang lainnya menyanggupi akan membayar ongkosnya.

  Pasal 90 KUHD menyatakan: Surat angkutan merupakan persetujuan antara sipengirim atau ekspeditur pada pihak satu dan pengangkut atau juragan perahu pada pihak lain dan surat itu memuat selain apa yang kiranya telah disetujui oleh kedua belah pihak, seperti misalnya mengenai waktu dalam mana pengangkutan telah harus selesai 7 H.M.N. Purwosutjipto, Pengertian Pokok Hukum Dagang Indonesia 3 Hukum Pengangkutan , Djambatan, Jakarta, 2003, hlm. 1-2. dikerjakannya dan mengenai penggantian rugi dalam hal kelambatan, memuat juga:

  1. Nama dan berat atau ukuran barang-barang yang diangkut, begitupun merek dan bilangannya;

  2. Nama orang kepada siapa barang-barang dikirimkannya;

  3. Nama dan tempat sipengangkut atau juragan perahu;

  4. Jumlah upahan pengangkutan;

  5. Tanggal

  6. Tanda tangan sipengirim atau ekspditur, Surat angkutan itu, ekspeditur harus membukukannya dalam register hariannya.

  Umumnya dalam suatu perjanjian pengangkutan pihak pengangkut adalah bebas untuk memilih sendiri alat pengangkutan yang dipakainya.

  Sebagaimana dengan perjanjian-perjanjian lainnya, kedua belah pihak diberikan kebebasan seluas-luasnya untuk mengatur sendiri segala hal mengenai pengangkutan yang akan diselenggarakan itu. Apabila terjadi kelalaian pada salah satu pihak, maka akibat-akibatnya ditetapkan sebagaimana berlaku untuk perjanjian-perjanjian pada umumnya dalam Buku III dari Kitab Undang-undang Hukum Perdata.

  Pihak pengangkut dalam perjanjian pengangkutan dapat dikatakan sudah mengakui menerima barang-barang dan menyanggupi untuk membawanya ketempat yang telah ditunjuk dan menyerahkannya kepada orang yang dialamatkan. Kewajiban yang terakhir ini dapat di persamakan dengan kewajiban seseorang yang harus menyerahkan suatu barang berdasarkan suatu perikatan sebagaimana dimaksudkan oleh pasal 1235 B.W., dalam perikatan mana termaktub kewajiban untuk menyimpan dan memelihara barang tersebut sebagai “seorang bapak rumah yang baik”.

  Apabila si pengangkut melalaikan kewajibannya, maka pada umumnya akan berlaku peraturan-peraturan yang untuk itu telah ditetapkan dalam Buku III

  

8

KUH Perdata, yaitu dalam pasal 1243.

  Sengketa dimulai ketika satu pihak merasa dirugikan oleh karena pihak yang lain. Ketika pihak yang merasa dirugikan menyampaikan ketidakpuasannya kepada pihak kedua dan pihak kedua tersebut menunjukkan perbedaan pendapat maka terjadilah perselisihan atau sengketa. Sengketa dapat diselesaikan melalui cara-cara formal yang berkembang menjadi proses ajudikasi yang terdiri dari proses melalui pengadilan dan arbitrase atau cara informal yang berbasis pada kesepakatan pihak-pihak yang bersengketa

  9

  melalui negosiasi atau mediasi. KUH Perdata telah diatur tentang berakhirnya perikatan. Berakhirnya perikatan diatur dalam Pasal 1381 KUH Perdata. Cara berakhirnya perikatan dibagi menjadi sepuluh cara, yaitu: (1) pembayaran, (2) konsignasi, (3) novasi (pembaruan utang), (4) kompensasi, (5) konfusio (percampuran utang), (6) pembebasan utang, (7) musnahnya barang terutang, (8) kebatalan atau pembatalan, (9) berlaku syarat batal, dan (10) daluwarsa. Dalam praktik dikenal pula cara berakhirnya kontrak, yaitu: 8 (a) Jangka waktunya berakhir, R. Subekti, Aneka Perjanjian, Citra Aditya Bakti, Bandung, 2014, hlm.. 70.

   Diakses tanggal 17 Mei 2011.

  (b) Dilaksanakannya objek perjanjian, (c) Kesepakatan kedua belah pihak , (d) Pemutusan kontrak secara sepihak oleh salah satu pihak, dan

  10

  (e) Adanya putusan pengadilan Perseroan Terbatas (PT) menurut hukum Indonesia adalah suatu badan hukum yang merupakan persekutuan modal yang didirikan berdasarkan perjanjian antara 2 (dua) orang atau lebih, untuk melakukan kegiatan usaha

  11

  dengan modal dasar yang seluruhnya terbagi dalam saham-saham. Bentuk perusahaan yang disebut dengan Commanditaire Vennootschap sering disingkat dengan “CV” atau dalam bahasa Inggris disebut dengan “ Limited

  Corporation

  ”, merupakan suatu bentuk badan usaha yang didirikan oleh 2 (dua) orang atau lebih, dimana 1 (satu) orang atau lebih dari pendirinya adalah persero aktif, yakni yang aktif menjalankan persahaan dan akan bertanggung jawab secara penuh atas kekayaan pribadinya, sementara 1 (satu) orang lain atau lebih merupakan persero pasif (persero komanditer), dimana

  12

  dia hanya bertanggung jawab sebatas uang yang dia setor saja CV. Anugrah Toba Permai adalah salah satu perusahaan pengangkutan yang berada di Sosor Ladang, Porsea. CV ini berdiri tanggal 30

  April 2008 yang kegiatan usahanya adalah melayani jasa pengangkutan melalui darat. jenis-jenis barang yang diangkut oleh CV. Anugrah Toba 10 Salim H.S., Hukum Kontrak, Teori dan Teknik Penyusunan Kontrak, Sinar Grafika, 11 Jakarta, hlm. 164165. 12 Munir fuady, PengantarHukum Bisnis, (Bandung: Citra Aditya Bakti, 2012), hlm. 36.

  ., hlm. 43-44 Ibid Permai adalah pengangkutan pulp (bubur kayu), sawdust (serbuk gergaji), dan juga kulit ari kopi. Tetapi yang paling sering diangkut oleh CV ini adalah pengangkutan pulp sedangkan sawdust dan kulit ari kopi akan diangkut jika PT. Toba Pulp Lestari, Tbk. Membutuhkannya, artinya pengangkutan sawdust (serbuk gergaji) dan kulit ari kopi ini jarang diangkut. CV. Anugrah Toba Permai Lestari dalam melaksanakan perjanjian pengangkutan pulp mempunyai tanggung jawab yang sudah ditentukan didalam surat perjanjian pengangkutan pulp tersebut dan beberapa ketentuan lainnya yang telah disepakati oleh kedua belah pihak. Semakin hari, masyarakat membutuhkan proses kegiatan pengangkutan yang lebih cepat dan lebih aman bagi barang yang akan dikirim. Dengan melihat kebutuhan masyarakat tersebut banyak pengusaha yang mendirikan usaha-usaha pengangkutan dengan memberikan pelayanan yang baik dan saling bersaing satu dengan yang lainnya.

  Penulis tertarik untuk membuat skripsi dengan judul: “Tanggung Jawab Pihak Pengangkut dalam Perjanjian Pengangkutan Pulp antara PT. Toba Pulp Lestari, Tbk dengan CV. Anugrah Toba Permai Lestari”. Penulis ingin mencari tahu apakah tanggung jawab dari perusahaan pengangkutan ini sesuai dengan tanggung jawab pengangkut yang diatur didalam undang- undang dan bagaimana berakhirnya perjanjian pengangkutan antara CV.

  Anugrah Toba Permai Lestari dengan PT. Toba Pulp Lestari, Tbk, serta bagaimana bentuk penyelesaian sengketa yang akan dipilih jika terjadi sengketa antara kedua belah pihak.

B. Perumusan Masalah

  Rumusan masalah dalam penulisan ini adalah sebagai berikut :

  1. Bagaimana tanggung jawab CV. Anugrah Toba Permai Lestari dalam melaksanakan pengangkutan pulp dari lokasi pabrik PT. Toba Pulp lestari, Tbk di Porsea ke Belawan? 2. Bagaimana berakhirnya surat perjanjian pengangkutan pulp antara PT.

  Toba Pulp Lestari, Tbk dengan CV. Anugrah Toba Permai Lestari?

  3. Bagaimana penyelesaian sengketa oleh para pihak jika terjadi perselisihan sehubungan dengan pelaksanaan perjanjian pengangkutan?

C. Tujuan Penulisan

  Tujuan yang hendak dicapai dalam penulisan ini adalah :

  1. Untuk mengetahui tanggung jawab CV. Anugrah Toba Permai Lestari dalam melaksanakan pengangkutan pulp dari lokasi pabrik PT. Toba Pulp Lestari, Tbk di Porsea ke Belawan.

  2. Untuk mengetahui penyelesaian sengketa yang dipilih oleh para pihak jika terjadi perselisihan sehubungan dengan pelaksanaan perjanjian pengangkutan.

  3. Untuk mengetahui berakhir dan batalnya surat perjanjian pengangkutan pulp antara PT. Toba Pulp Lestari, Tbk dengan CV.

  Anugrah Toba Permai Lestari.

  D. Manfaat Penulisan Penulisan ini diharapkan dapat memberikan manfaat secara teoritis dan praktis, yaitu:

  1. Secara teoritis hasil penulisan ini dapat menambah pengetahuan penulis tentang tanggung jawab pihak pengusaha pengangkutan dalam melaksanakan perjanjian pengangkutan tersebut dan diharapkan mampu memberi masukan secara akademis dalam memberikan pengetahuan terhadap perkembangan hukum perjanjian, khususnya perjanjian pengangkutan melalui angkutan darat.

  2. Secara praktis hasil dari penulisan ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran juridis terhadap pihak pengangkut dalam melaksanakan perjanjian pengangkutan barang.

E. Metode Penelitian

  Metode adalah cara yang telah diatur dan terpikir baik-baik untuk mencapai sesuatu maksud dalam ilmu pengetahuan dan sebagainya; cara belajar dan sebagainya.

13 Penelitian merupakan suatu kegiatan ilmiah yang

  berkaitan dengan analisa dan konstruksi, yang dilakukan secara metodologis, sistematis dan konsisten.

14 Penelitian ini menggunakan metode penelitian yuridis normatif

  (menggunakan kajian terhadap peraturan perundang-undangan dan bahan- bahan hukum lainnya yang berkaitan dengan penulisan skripsi ini) dan penelitian yuridis empiris (penelitian yang dilakukan untuk memperoleh data primer, dengan observasi langsung di lapangan yaitu melalui wawancara kepada responden dari CV. Anugrah Toba Permai Lestari). 13 Boediono, Kamus lengkap Bahasa Indonesia, Bintang Indonesia, Jakarta, Tanpa Tahun, hlm. 23. 14 Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, Universitas Indonesia, Jakarta, 2008, hlm. 42.

  Penelitian biasanya membedakan antara data yang di peroleh secara langsung dari masyarakat (mengenai perilakunya; data empiris) dan dari bahan pustaka. Data yang diperoleh langsung dari masyarakat dinamakan data

  15 primer atau data dasar dan yang kedua diberi nama data sekunder.

  1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan kantor CV. Anugrah Toba Permai Lestari di Sosor Ladang, Porsea.

  2. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang penulis gunakan dalam penulisan skripsi ini adalah metode penelitian yuridis normatif dan yuridis empiris. Penelitian hukum yuridis normatif dilakukan melalui kajian terhadap peraturan perundang-undangan dan bahan-bahan hukum yang berhubungan dengan skripsi ini. Penelitian yuridis empiris dilakukan untuk memperoleh data primer, yaitu dengan responden dari CV. Anugrah Toba Permai Lestari.

  3. Sumber Data Penulis menggunakan data primer dan data sekunder dalam melakukan penelitian ini. Metode pengumpulan data primer adalah dengan melakukan wawancara dengan responden dari CV. Anugrah Toba Permai Lestari.

  Pengumpulan data sekunder dibagi tiga, yaitu:

  1. Bahan hukum primer, berupa peraturan perundang-undangan yang 15 bersifat mengikat dan disahkan oleh pihak yang berwenang, yaitu ., hlm. 51.

  Ibid

  Undang-undang No. 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan jalan, Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2014 tentang Angkutan Jalan;

  2. Bahan hukum sekunder, bahan hukum yang menunjang bahan hukum primer seperti pendapat ahli hukum;

  3. Bahan hukum tertier, yaitu bahan hukum yang memberikan petunjuk dan penjelasan terhadap bahan hukum primer dan sekunder seperti kamus hukum dan kamus bahasa indonesia.

  4. Teknik Pengumpulan Data

  1. Library Research (Studi Kepustakaan) yaitu mempelajari dan menganalisa secara sistematika buku-buku, peraturan perundang- undangan, catatan kuliah, dan sumber lainnya yang berhubungan dengan materi yang akan dibahas dalam skripsi ini.

  2. Field Research (Studi Lapangan) yaitu penelitian yang dilakukan secara langsung ke lapangan, perolehan data ini dilakukan dengan cara wawancara langsung dengan sekretaris CV. Anugrah Toba Permai Lestari sebagai perusahaan pengangkutan.

  5. Analisis Data Analisis data dalam penulisan ini digunakan data kualitatif, yaitu suatu analisis data secara jelas serta diuraikan dalam bentuk kalimat sehingga di peroleh gambaran yang jelas yang berhubungan dengan skripsi ini dalam hal hasil dari wawancara terhadap pihak CV. Anugrah Toba Permai Lestari.

F. Sistematika Penulisan

  Penulisan skripsi ini didasarkan pada penelitian. Data yang berhasil dikumpulkan kemudian diolah dan dianalisis serta hasilnya digunakan untuk memecahkan permasalahan yang dihadapi. Untuk memudahkan pembahasan skripsi ini, maka penulis akan membuat sistematika secara teratur dalam bagian-bagian yang saling berhubungan satu dengan yang lainnya.

  Sistematika atau gambaran isi tersebut dibagi dalam beberapa bab dan diantara bab-bab ini terdiri atas sub bab. Adapun sistematika atau gambaran tersebut adalah sebagai berikut:

  BAB I PENDAHULUAN Bab ini berisikan: latar belakang, perumusan masalah, tujuan penulisan dan manfaat penulisan, tinjauan kepustakaan, metode penelitian, sistematika penulisan dan keaslian penulisan.

  BAB II PERJANJIAN PADA UMUMNYA Bab kedua ini berisikan: pengertian perjanjian, syarat sahnya suatu perjanjian, jenis-jenis perjanjian, asas-asas umum dalam perjanjian akibat hukum dan berakhirnya suatu perjanjian.

  BAB III TINJAUAN UMUM TENTANG PENGANGKUTAN Bab ketiga ini berisikan: pengangkutan, perjanjian pengangkutan, jenis-jenis pengangkutan, asas-asas hukum pengangkutan, pihak- pihak dalam perjanjian pengangkutan, tanggung jawab pengangkut dalam undang-undang dan berakhirnya perjanjian pengangkutan.

  BAB IV TANGGUNG JAWAB PIHAK PENGANGKUT DALAM PERJANJIAN PENGANGKUTAN PULP ANTARA PT. TOBA

  PULP LESTARI, Tbk DENGAN CV. ANUGRAH TOBA PERMAI LESTARI Dalam bab ini membahas tentang tanggung jawab CV. Anugrah Toba Permai Lestari dalam melaksanakan pengangkutan pulp dari lokasi pabrik PT. Toba Pulp Lestari, Tbk di Porsea ke Belawan, berakhirnya surat perjanjian pengangkutan pulp antara PT. Toba Pulp Lestari, Tbk dengan CV. Anugrah Toba Permai Lestari dan penyelesaian sengketa oleh para pihak jika terjadi perselisihan sehubungan dengan pelaksanaan perjanjian pengangkutan.

  BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Bab ini merupakan bab penutup yang berisikan tentang kesimpulan dari bab-bab yang telah dibahas sebelumnya dan saran-saran sebagai sumbangan dan pemikiran untuk masalah yang timbul dalam praktek.

G. Keaslian Penulisan

  Penulisan skripsi yang berjudul: “Tanggung Jawab Pihak Pengangkut dalam perjanjian pengangkutan pulp antara PT. Toba Pulp Lestari, Tbk dengan CV. Anugrah Toba Permai Lestari (studi pada CV. Anugrah Toba Permai Lestari)”, merupakan hasil pemikiran penulis sendiri dan telah disetujui oleh Ketua Jurusan Hukum Keperdataan Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara serta telah diperiksa oleh pihak perpustakaan Universitas Sumatera Utara, tidak ada judul skripsi yang sama namun ada kemiripan dengan judul: “Tanggung Jawab Perusahaan Angkutan Barang terhadap Barang Kiriman Menurut UU No. 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (Studi pada Perusahaan Angkutan CV.

  Sempurna)” oleh Khairunnisa. Rumusan masalah yang dibahas adalah: 1. Bagaimana bentuk kerugian dalam pengiriman barang pada CV.

  Sempurna?

  2. Bagaimana mekanisme pembayaran ganti rugi pada CV. Sempurna?

  3. Apa saja bentuk tanggung jawab yang dikecualikan dari tuntutan ganti rugi pada CV. Sempurna? Meskipun ada penulis pendahulu yang pernah melakukan penelitian mengenai masalah tanggung jawab pengangkut, namun menyangkut judul dan substansi pokok permasalahan yang dibahas sangat jauh berbeda dengan penelitian ini. Dengan demikian ini adalah asli adanya dan secara akademis dapat dipertanggungjawabkan.

Dokumen yang terkait

BAB II RESTORATIVE JUSTICE DAN DIVERSI - Pertimbangan Hakim Dalam Penjatuhan Hukuman Terhadap Anak Pelaku Tindak Pidana Penggelapan (Studi Putusan Nomor : 06/Pid.Sus-Anak/2014/Pn.Mdn)

0 1 19

Pertimbangan Hakim Dalam Penjatuhan Hukuman Terhadap Anak Pelaku Tindak Pidana Penggelapan (Studi Putusan Nomor : 06/Pid.Sus-Anak/2014/Pn.Mdn)

0 0 34

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Return saham - Pengaruh Struktur Aset, Struktur Modal Dan Profitabilitas Terhadap Return Saham Perusahaan Perbankan Yang Telah GO Publik Dan Terdaftar DI BEI Tahun 2010-2013

0 0 26

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Saliva - Efektifitas Mengunyah Keju Cheddar Terhadap Peningkatan Konsentrasi Ion Kalsium Saliva Pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara

0 1 9

BAB II DIVERSI SEBAGAI SUATU KEWAJIBAN DI DALAM PENYELESAIAN PERKARA PIDANA ANAK A. Konsep Diversi dan Restorative Justice Pada Sistem Pengadilan Anak - Penerapan Diversi Di Dalam Penyelesaian Perkara Pidana Anak

0 0 33

BAB I PENDAHULUAN - Penerapan Diversi Di Dalam Penyelesaian Perkara Pidana Anak

0 0 20

Pengaruh Free Cash Flow, Struktur Kepemilikan dan Ukuran Perusahaan terhadap Kebijakan Hutang dengan Investment Opportunity Set sebagai Variabel Moderating

1 0 19

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kebijakan Hutang 2.1.1 Pengertian Hutang dan Jenis-jenis Hutang - Pengaruh Free Cash Flow, Struktur Kepemilikan dan Ukuran Perusahaan terhadap Kebijakan Hutang dengan Investment Opportunity Set sebagai Variabel Moderating

0 0 24

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Pengaruh Free Cash Flow, Struktur Kepemilikan dan Ukuran Perusahaan terhadap Kebijakan Hutang dengan Investment Opportunity Set sebagai Variabel Moderating

0 0 8

BAB II PERJANJIAN PADA UMUMNYA - Tanggung Jawab Pihak Pengangkut dalam Perjanjian Pengangkutan Pulp antara PT. Toba Pulp Lestari, Tbk dengan CV. Anugrah Toba Permai Lestari (Studi pada CV. Anugrah Toba Permai Lestari)

0 0 31