Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Peningkatan Hasil Belajar IPAMelalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD (Student Teams Achievement Divisions) Berbantuan Media Power Point pada Siswa Kelas IV SD Negeri Popongan Keca

BAB II KAJIAN PUSTAKA

2.1. Kajian Teori

  Kajian teori berisi mengenai semua teori yang bersangkutan dengan penelitiaan tindakan kelas yang dibuat oleh peneliti. Kajian teori berikut akan membahas mengeni variable X (Model Pembelajaran STAD dengan media powerpoint) dan variable Y (hasil belajar IPA). Berikut uraian mengenai hasil belajar IPA dan Model Pembelajaran STAD dengan media powerpoint.

2.1.1 Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)

2.1.1.1 Pengertian IPA

  Ilmu pengetahuan alam merupakan terjemahan kata-kata dalam bahasa Inggris yaitu natural science, artinya ilmu pengetahuan alam (IPA). Berhubungan dengan alam atau bersangkut paut dengan alam, ilmu yang mempelajari peristiwa- peristiwa alam ini (Samatowa, 2010). Menurut Abdullah (dalam Izatinkamala, 1998), IPA merupakan ilmu pengetahuan yang memaparkan informasi teoritis yang diperoleh atau disusun dengan cara yang khas atau khusus, yaitu dengan melakukan observasi, eksperimentasi, penyimpulan, penyusunan teori, eksperimentasi, observasi dan demikian seterusnya yang saling berkaitan antara cara yang satu dengan cara yang lain.

  Ismet dan Adeng Slamet (2008) mengemukakan bahwa “Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan cabang ilmu pengetahuan yang mempelajari fenomena-fenomena alam yang disusun melalui tahapan-tahapan metode ilmiah yang bersifat khas-khusus, yaitu penyusunan hipotesis, melakukan observasi, penyusunan teori, pengujian hipotesis, penarikan kesimpulan dan seterusnya”.

  Berdasarkan pengertian IPA yang telah diuraikan maka dapat ditarik kesimpulan bahwa IPA adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang fenomena- fenomena alam yang disusun dan diperoleh melalui tahapan-tahapan ilmiah.

2.1.1.2 Pembelajaran IPA SD

  Dalam Permendiknas No. 22 Tahun 2006 Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga

  IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Pendidikan IPA diharapkan dapat menjadi wahana bagi peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya di dalam kehidupan sehari-hari. Proses pembelajarannya menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi agar menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah. Pendidikan IPA diarahkan untuk inkuiri dan berbuat sehingga dapat membantu peserta didik untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang alam sekitar. IPA diperlukan dalam kehidupan sehari-hari untuk memenuhi kebutuhan manusia melalui pemecahan masalah-masalah yang dapat diidentifikasikan. Penerapan IPA perlu dilakukan secara bijaksana agar tidak berdampak buruk terhadap lingkungan. Di tingkat SD/MI diharapkan ada penekanan pembelajaran Salingtemas (Sains, lingkungan, teknologi, dan masyarakat) yang diarahkan pada pengalaman belajar untuk merancang dan membuat suatu karya melalui penerapan konsep IPA dan kompetensi bekerja ilmiah secara bijaksana.

  Pembelajaran IPA sebaiknya dilaksanakan secara inkuiri ilmiah (scientific

  

inquiry ) untuk menumbuhkan kemampuan berpikir, bekerja dan bersikap ilmiah

  serta mengkomunikasikannya sebagai aspek penting kecakapan hidup. Oleh karena itu pembelajaran IPA di SD/MI menekankan pada pemberian pengalaman belajar secara langsung melalui penggunaan dan pengembangan keterampilan proses dan sikap ilmiah.

  Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) IPA di SD/MI merupakan standar minimum yang secara nasional harus dicapai oleh peserta didik dan menjadi acuan dalam pengembangan kurikulum di setiap satuan pendidikan. Pencapaian SK dan KD didasarkan pada pemberdayaan peserta didik untuk membangun kemampuan, bekerja ilmiah, dan pengetahuan sendiri yang difasilitasi oleh guru.

  2.1.1.3 Ruang Lingkup IPA di SD Ruang Lingkup bahan kajian IPA untuk SD/MI meliputi aspek-aspek berikut.

  1. Makhluk hidup dan proses kehidupan, yaitu manusia, hewan, tumbuhan dan interaksinya dengan lingkungan, serta kesehatan

  2. Benda/materi, sifat-sifat dan kegunaannya meliputi: cair, padat dan gas

  3. Energi dan perubahannya meliputi: gaya, bunyi, panas, magnet, listrik, cahaya dan pesawat sederhana

  4. Bumi dan alam semesta meliputi: tanah, bumi, tata surya, dan benda-benda langit lainnya.

  2.1.1.4 Tujuan Pelajaran IPA di SD

  Mata Pelajaran IPA di SD/MI bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut (KTSP Standar Isi 2006).

  1. Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan keberadaan, keindahan dan keteraturan alam ciptaan-Nya

  2. Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari

  3. Mengembangkan rasa ingin tahu sikap positip dan kesadaran tentang adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi dan masyarakat 4. Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar, memecahkan masalah dan membuat keputusan

  5. Meningkatkan kesadaran untuk berperanserta dalam memelihara, menjaga dan melestarikan lingkungan alam

  6. Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan

7. Memperoleh bekal pengetahuan, konsep dan keterampilan IPA sebagai dasar untuk melanjutkan pendidikan ke SMP/MTs.

2.1.1.5 Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar IPA SD

  Ruang lingkup yang dipelajari dalam IPA dalam rangka untuk mencapai Standar sehingga dapat mengetahui tercapainya tujuan pembelajaran dapat ditetapkan melalui SK dan KD. Pencapaian SK dan KD didasrkan pada pemberdayaan siswa untuk membangun kemampuan, bekerja ilmiah, pengetahuan sendiri yang difasilitasi oleh guru. Sebagai upaya peningkatan hasil belajar siswa SD Negeri Popongan, maka akan dilakukan penelitian dengan menggunakan model pembelajaran STAD pada mata pelajaran IPA tentang Perubahan Lingkungan. Adapun perincian Standar Kompetensi dan Kompetensi dasar yang digunakan sebagai materi dalam pelaksanaan penelitian kelas IV semester II sebagai berikut ini (KTSP 2006).

Tabel 2.1 Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) Dalam Penelitian Kelas IV semester II

  

Standar Kompetensi Kompetensi Dasar

  11 Memahami hubungan antara

  11.1 Menjelaskan hubungan antara sumber daya alam dengan sumber daya alam dengan lingkungan lingkungan, teknlogi, dan masyarakat

  11.2 Menjelaskan hubungan antara sumber daya alam dengan teknologi yang digunakan

   (Permendiknas No. 22 Tahun 2006)

2.1.2 Hasil Belajar

2.1.2.1 Pengertian Hasil Belajar

  Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya (Sudjana, 2011). Menurut Gagne dalam Suprijono, A. 2011, hasil belajar itu meliputi:

  1. Informasi verbal yaitu kapabilitas mengungkapkan pengetahuan dalam bentuk bahasa.

  2. Keterampilan intelektual yaitu kemampuan mempresentasikan konsep dan lambang.

  3. Strategi kognitif yaitu kecakapan menyalurkan dan mengarahkan aktivitas kognitifnya sendiri.

  4. Keterampilan motorik yaitu kemampuan melakukan serangkaian gerak jasmani.

  5. Sikap adalah kemampuan menerima dan menolak objek berdasarkan penilaian terhadap objek tersebut.

  Sependapat dengan Gagne, Darsono (2000) menyatakan bahwa hasil belajar siswa merupakan perubahan-perubahan yang berhubungan dengan pengetahuan/kognitif, ketrampilan/psikomotor, dan nilai sikap/afektif sebagai akibat interaksi aktif dengan lingkungan.

  Dari beberapa pendapat tentang hasil belajar maka dapat disimpulkan hasil belajar siswa adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui proses belajar. Baik dalam kemampuan afektif, kognitif maupun afektifnya. Dengan mengetahui hasil belajar dapat memotivasi siswa untuk terus meningkat dalam proses pembelajaran.

2.1.2.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil belajar

  Untuk mengetahui keberhasilan dalam suatu pembelajaran biasanya dapat dilihat dari hasil belajar yang diperoleh siswa. Namun tidak menutup kemungkinan hasil belajar yang diperoleh siswa jauh dari harapan yang diinginkan guru. Menurut Slameto (2003), hasil belajar dapat dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu:

  a) Faktor Internal, Merupakan faktor yang berasal dari dalam diri siswa, meliputi aspek psikologis yaitu faktor dari dalam yang dapat mempengaruhi kualitas dan kuantitas perolehan siswa misalnya tingkat kecerdasan, sikap, bakat minimal dan motivasi siswa b) Faktor Eksternal 1) Lingkungan Sosial, meliputi para guru, staf administrasi, dan teman-teman sekelas dapat mempengaruhi kualitas dan kuantitas perolehan siswa misalnya tingkat kecerdasan, sikap, bakat minimal dan motivasi siswa. 2) Lingkungan Non Sosial, yang termasuk lingkungan non sosial adalah gedung dan letaknya, rumah tempat tinggal keluarga dan letaknya, alat-alat belajar, keadaan cuaca dan waktu belajar yang digunakan. Secara keseluruhan hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya dan digunakan oleh guru untuk menjadikan ukuran atau kriteria dalam mencapai suatu tujuan penelitian.

2.1.3 Media Powerpoint

2.1.3.1 Pengertian Media Pembelajaran

  Kata media berasal dari bahasa Latin yang merupakan bentuk jamak dari kata “medium” yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Menurut Gagne dalam Arief S Sadiman (2012) menyatakan bahwa media adalah berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsangnya belajar. Sedangkan Gerlach & Ely dalam Anitah (2012) menjelaskan pula bahwa media adalah grafik, fotografi, elektronik, atau alat-alat mekanik untuk menyajikan, memproses, dan menjelaskan informasi lisan atau visual.

  Menurut Arsyad (2011) media merupakan suatu alat yang dapat digunakan untuk menyampaikan isi suatu materi pelajaran yang disampaikan oleh guru yang berguna untuk memotivasi belajar siswa. Dari beberapa definisi tentang media pembelajaran menurut para ahli diatas, dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran merupakan segala komponen dalam lingkungan belajar siswa yang dipergunakan oleh pengajar agar pembelajaran berlangsung lebih efektif sehingga siswa lebih termotivasi untuk belajar. Pesan atau informasi dapat berupa pengetahuan, keahlian, skill, ide, pengalaman dan sebagainya pada saat proses penyampaian informasi dari guru ke peserta didik dapat berjalan lancar. Jadi

2.1.3.2 Media Pembelajaran Powerpoint Program yang digunakan dalam penelitian ini adalah microsoft powerpoint.

  Program ini adalah salah satu aplikasi dalam paket microsoft office. Pada dasarnya, Microsoft Office Power Point digunakan untuk presentasi dalam classical learning, karena Microsoft Office Power Point merupakan program aplikasi yang digunakan untuk kepentingan presentasi. Microsoft Office Power Point pada pola penyajian ini digunakan sebagai alat bantu bagi guru untuk menyampaikan materi dan kontrol pembelajaran terletak pada guru. . Dengan bantuan media powerpoint, seorang guru dapat mempresentasikan materi ajar kepada siswa bisa lebih mudah dalam mentransformasikan ilmunya melalui presentasi yang diberikan oleh seorang guru kepada anak didiknya di kelas. Disamping memudahkan seorang guru menguasai kelas dan membantu anak

  • –anak didik untuk tetap fokus dengan apa yang diterangkan oleh seorang guru.

  Sanaky (2009) menyatakan bahwa microsoft powerpoint adalah program aplikasi presentasi yang merupakan salah satu program aplikasi di bawah microsoft office program komputer dan tampilan ke layar dengan menggunakan bantuan LCD projector. Keuntungan terbesar dari program ini adalah tidak perlunya pembelian piranti lunak karena sudah berada di dalam microsoft office salah satu program komputer. Jadi pada waktu penginstalan program microsoft officedengan sendirinya program ini akan terinstal. Hal ini akan mengurangi beban hambatan pengembangan pembelajaran dengan komputer.

  Selanjutnya menurut Daryanto (2010) Microsoft Office Power Point merupakan sebuah software yang dibuat dan dikembangkan oleh perusahaan

  

Microsoft , dan merupakan salah satu program berbasis multimedia. Di dalam

  komputer, biasanya program ini sudah dikelompokan dalam program Microsoft

  

Office . Program ini dirancang khusus untuk menyampaikan presentasi dengan

  berbagai fitur menu yang mampu menjadikannya sebagai media komunikasi yang menarik.

  Menurut Sri (2009) beberapa hal yang menarik dalam powerpoint untuk digunakan sebagai alat presentasi adalah berbagai kemampuan pengolahan teks, wana, dan gambar, serta animasi-animasi yang bisa diolah sendiri sesuai kreatifitas penggunanya. Pada prinsipnya program ini terdiri dari beberapa unsur visual, dan pengontrolan operasionalnya

  Unsur visual yang dimaksud, terdiri dari slide, teks, gambar dan bidang- bidang warna yang dapat dikombinasikan dengan latar belakang yang telah tersedia. Unsur visual tersebut dapat kita buat tanpa gerak, atau dibuat dengan gerakan tertentu sesuai keinginan kita. Seluruh tampilan dari program ini dapat kita atur sesuai keperluan, apakah akan berjalan sendiri sesuai timing yang kita inginkan, atau berjalan secara manual, yaitu dengan mengklik tombol mouse. Biasanya jika digunakan untuk penyampaian bahan ajar yang mementingkan terjadinya interaksi antara peserta didik dengan tenaga pendidik, maka kontrol operasinya menggunakan cara manual.

  Berdasarkan penjelasan dari para ahli tentang powerpoint maka penulis akan menggunakan media powerpoint dalam menyampaikan materi pembelajaran. Dengan menyampaikan materi yang dipresentasikan dalam slide powerpoint yang berbentuk gambar-gambar, tulisan dan animasi yang menarik bagi siswa. Sehingga dengan melihat setiap slide powerpoint, siswa dapat lebih memahami materi pembelajaran yang dipelajari.

  Dalam penelitian ini akan menggunakan bantuan media powerpoint dalam bentuk yang sederhana namun menarik bagi siswa. Dengan mendesain penyampaian materi melalui gambar-gambar tentang sumber daya alam yang menarik dengan tulisan dan animasi sederhana yang dapat menarik perhatian siswa. Dalam penyampaian materi juga disertakan video yang berkaitan tentang sumber daya alam agar siswa dapat lebih memahami materi yang disampaikan guru. Powerpoint yang dibuat dibagi ke dalam beberapa bagian, bagian pertama berisi tentang materi sumber daya alam dilengkapi dengan uraian materi dan video yang berkaitan dengan sumber daya alam. Pada bagian kedua berisi tentang kegiatan siswa, misalnya slide yang berisi tulisan “Ayo Diskusi” berarti siswa diberi tugas untukdiskusi bersama kelompok, “Ayo Mengerjakan” beraerti siswa diberi tugas untuk mengerjakan kusia maupun soal evaluasi secara mandiri. Dan pada bagian ketiga berisi kesimpulan atau rangkuman tentang pembelajaran sumber daya alam yang telah dipelajari.

2.1.3.3 Kelebihan dan Kelemahan Media Pembelajaran Powerpoint

  Menurut Sanaky (2009), Microsoft powerpoint memiliki beberapa kelebihan dan kelemahan sebagai berikut: Keunggulan microsoft powerpoint antara lain: 1. praktis, dapat dipergunakan untuk semua ukuran kelas; 2. memberikan kemungkinan tatap muka dan mengamati respons siswa 3. memiliki variasi teknik penyajian yang menarik dan tidak membosankan; 4. dapat menyajikan berbagai kombinasi clipart, picture, warna, animasi dan suara, sehingga membuat siswa lebih tertarik.

  5. dapat dipergunakan berulang-ulang

  Selain mempunyai kelebihan, media pembelajaran Power point juga memiliki beberapa kelemahan, diantaranya:

  1. pengadaannya mahal dan tidak semua sekolah dapat memiliki; 2. tidak semua materi dapat disajikan dengan menggunakan powerpoint; 3. membutuhkan keterampilan khusus untuk menuangkan pesan atau ide-ide yang baik pada desain program komputer microsoft powerpoint sehingga mudah dicerna oleh penerima pesan; 4. memerlukan persiapan yang matang, bila menggunakan teknik-teknik penyajian (animasi) yang kompleks

2.1.4 Model Pembelajaran STAD

2.1.4.1 Pembelajaran Kooperatif

  Menurut Sugandi dalam Tukiran Taniredja (2011) Pembelajaran Kooperatif (cooperative learning) merupakan sistem pengajaran yang memberi kesempatan kepada anak didik untuk bekerja sama dengan sesama siswa dalam tugas-tugas terstruktur. Pembelajaran kooperatif dikenal dengan pembelajaran secara kelompok atau kerja kelompok karena dalam belajar kooperatif ada terjadinya interaksi secara terbuka dan hubungan yang bersifat interdepedensi efektif diantara anggota kelompok.

  Sedangkan menurut Sunal dan Hans dalam Isjoni (2013) mengemukakan pembelajaran kooperatif merupakan suatu cara pendekatan atau serangkaian strategi yang khusus dirancang untuk memberi dorongan kepada peserta didik agar bekerjasama dalam proses pembelajaran. Selanjutnya, Sanjaya dalam Rusman (2011) Cooperatif learning merupakan kegiatan belajar siswa yang dilakukan dengan cara berkelompok. Model pembelajaran kelompok adalah rangkaian kegiatan belajar yang dilakukan oleh siswa dalam kelompok-kelompok tertentu untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan.

  Berdasarkan pemaparan dari ketiga ahli tentang pembelajaran kooperatif maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran dimana dalam proses pembelajaran siswa belajar secara berkelompok. Tujuannya adalah agar siswa dapat bekerjasama dengan siswa lainnya.

2.1.4.2 Pembelajaran STAD

  Pembelajaran Kooperatif tipe STAD yang dikembangkan oleh Robert Slavin dan teman-temannya merupakan suatu model pembelajaran yang menekankan pada adanya aktivitas dan interaksi di antara siswa untuk saling memotivasi dan saling membantu dalam menguasai materi pelajaran guna mencapai prestasi yang maksimal. Dalam pembelajaran, siswa dibagi kedalam kelompok-kelompok yang beranggotakan empat sampai lima anak. Dalam pemilihan anggota kelompok haruslah secara heterogen dalam kemampuan akademis, jenis kelamin, ras, agama maupun sukunya.

  Tujuan utama dalam STAD adalah agar siswa saling bekerjasama dan membantu dalam proses pembelajaran. Dengan menstimulus siswa agar kelompoknya memperoleh hadiah maka siswa yang memiliki kemampuan lebih dapat membantu anggota kelompoknya yang kurang paham dalam mempelajari suatu materi. Keberhasilan kelompok dalam pembelajaran dinilai dari peningkatan nilai mereka sebelum dan sesudah melaksanakan pembelakjaran. Kelompook yang dapat meningkatkan nilai rata-rata kelompok paling tinggi adalah kelompok yan akan diberi hadiah.

  Strategi pelaksanaan/siklus aktivitas model STAD menurut Sharan dalam Tukiran Taniredja (2011) adalah sebagai berikut: 1.

  Siswa dibagi menjadi kelompok beranggotakan empat orang yang beragam kemampuan, jenis kelamin dan sukunya

2. Guru memberikan pelajaran 3.

  Siswa-siswa dalam kelompok itu memastikan bahwa semua anggota kelompok itu bisa menguasai pelajaran tersebut

  4. Semua siswa menjalani kuis perseorangan tentang materi tersebut. Mereka tidak dapat membantu satu sama lain

  5. Nilai-nilai hasil kuis siswa diperbandingkan dengan nilai rata-rata mereka sendiri yang sebelumnya

  6. Nilai-nilai itu diberi hadiah berdasarkan pada seberapa tinggi peningkatan yang bisa mereka capai atau seberapa tinggi nilai itu melampaui nilai mereka sebelumnya 7. Nilai-nilai dijumlah untuk mendapatka nilai kelompok 8. Kelompok yang bisa mencapai criteria tertentu bisa mendapatkan sertifikat atau hadiah-hadiah lainnya

  Trianto (2007) mengemukakan langkah-langkah pembelajaran koopertif tipe STAD. Langkah-langkah pembelajaran tipe STAD ini terdiri atas enam langkah pembelajaran, seperti terlihat pada table 2.1.

Tabel 2.2 Langkah-langkah Pembelajaran Tipe STAD

  Langkah-langkah Kegiatan Guru Langkah 1 Menyampaikan semua tujuan pelajaran yang ingin di capai pada pelajaran tersebut dan memotivasi Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa siswa untuk belajar

  Langkah 2 Menyajikan atau menyampaikan materi

  Menjelaskan materi pada siswa dengan metode ceramah, demonstrasi atau lewat bahan bacaan.

  Langkah 3 Mengorganisasikan siswa dalam kelompok-kelompok belajar

  Menjelaskan kepada siswa apa tujuan dibentuk dalak kelompok-kelompok. Masing-masing kelompok beranggotakan 4-5 siswa yang merupakan campuran menurut tingkat prestasi, jenis kelamin, dan suku. Apabila dalam kelas terdiri atas jenis kelamin, ras dan latar belakang yang relative sama, maka pembentukan kelompok hanya didasarkan prestasi akademik siswa.

  Langkah 4 Membimbing kelompok bekerja dan belajar

  Membimbing kelompok-kelompok belajar pada saat mengerjakan tugas.

  Langkah 5 Presentasi dan evaluasi

  Masing-masing perwakilan dari kelompok mempresentasikan hasil kerjanya dan memberikan soal evaluasi secara individu dari materi yang dipelajari.

  Langkah 6 Memberikan penghargaan

  Memberikan penghargaan dengan tujuan untuk menghargai hasil belajar individu dan kelompok.

  STAD terdiri atas lima komponen utama, yaitu: 1.

  Presentasi kelas, guru memulai dengan menyampaikan indicator yang harus dicapai hari itu dan memotivasi rasa ingin tahu siswa tentang materi yang akan dipelajari. Dilanjutkan dengan memberikan persepsi dengan tujuan menginngatkan siswa terhadap materi prasyarat yang telah dipelajari, agar siswa dapat menghubungkan materi yang akan disajikan dengan pengetahuan yang telah dimiliki.

  Pada tahap ini perlu ditekankan: (1) mengembangkan materi pembelajaran sesuai dengan apa yang akan dipelajari siswa dalam kelompok; (2) menekankan bahwa belajar adalah memahami makna, dan bukan hafalan; (3) memberikan umpan balik sesering mungkin untuk mengeontrol pemahaman siswa; (4) memberikan penjelasan mengapa jawaban pertanyaan itu benar ata salah; dan (5) beralih kepada materi selanjutnya apabila siswa telah memahami permasalahan yang ada.

  2. Tim/Tahap Kerja Kelompok, Tim yang terdiri dari empat atau lima siswa mewakili seluruh bagian dari kelas dalam hal kinerja, jenis kelamin, ras dan etnisitas. Pada tahap ini setiap siswa diberi lembar tugas yang akan dipelajarai. Dalam kerja kelompok siswa saling berbagi tugas. Guru sebagai fasilitator dan motivator. Hasil kerja kelompok ini dikumpulkan.

  3. Kuis/Tahap Tes Individu, diadakan pada akhir pertemuan kedua atau ketiga, kira-kira 10 menit, untuk mengetahui yang telah dipelajari secara individu, selama mereka bekerja dalam kelompok. Siswa tidak boleh saling membantu dalam mengerjakan kuis.

  4. Tahap Perhitungan Skor Kemajuan Individu, yang dihitung berdasarkan skor awal. Skor awal adalah nilai pre test atau nilai hasil ulangan siswa sebelumnya.

  Tahap ini dilakukan agar siswa terpacu untuk memperoleh hasil terbaik.

  5. Rekognisi Tim, dengan pemberian hadiah pada kelompok berdasarkan nilai rata-rata kolompok akan membuat siswa semakin terpacu dalam meningkatkan hasil belajarnya. Kelebihan-kelebihan pembelajaran kooperatif STAD (Student Teams Achiement Division): 1.

  Mengajarkan siswa lebih kreatif dan tanggap.

  2. Dapat menjalin kerjasama yang baik antara teman.

  3. Memupuk sikap saling menghargai pendapat yang orang lain.

  4. Hasil-hasil diskusi mudah dipahami dan dilaksanakan karena siswa ikut aktif dalam pembahasan sampai kesuatu kesimpulan.

  5. Dapat mempertinggi prestasi kepribadian individu seperti semangat toleransi, siswa yang demokratis, kritis dalam berfikir, tekun dan sabar Kekurangan-kekurangan pembelajaran kooperatif STAD (Student Teams Achievement Division): 1.

  Membutuhkan waktu yang lebih lama untuk siswa sehingga sulit mencapai target kurikulum.

  2. Membutuhkan waktu yang lebih lama untuk guru sehingga pada umumnya guru tidak mau menggunakan pembelajaran kooperatif.

  3. Membutuhkan kemampuan khusus guru sehingga tidak semua guru dapat melakukan pembelajaran kooperatif.

  4. Menuntut sifat tertentu dari siswa, misalnya sifat suka bekerjasama

2.1.5 Langkah-langkah STAD berbantuan Powerpoint

  Dari penjabaran langkah pembelajaran model Student Teams Achievement

  

Division (STAD) berbantuan powerpoint, maka selanjutnya penulis akan

  menyusun sintak Student Teams Achievement Division (STAD) berbantuan powerpoint sebagai berikut:

  Tabel 2.3

Sintak STAD berbantuan Powerpoint

No Kegiatan Kegiatan Guru

  1.

  1 Pra Guru menyusun materi pembelajaran dalam bentuk powerpoint

  Pembelajaran 2.

  Guru membentuk kelompok yang beranggotakan 4-5 siswa yang memiliki karakteristik heterogen

3. Guru menyiapkan alat dan media pembelajaran

  2 Kegiatan 1.

  Siswa bersama guru mengucapkan salam dan berdoa bersama Pendahuluan 2.

  Siswa mengecek kesiapan belajar 3. Siswa menerima motivasi dan apersepsi dari guru.

  4. Siswa menyimak penjelasan dari guru tentang tujuan pembelajaran hari ini. Guru menginformasikan bahwa pembelajaran hari ini menggunakan model

  Student Team Achievement Divisions dengan bantuan Powerpoint.

  3 Kegiatan Inti 1.

  Guru memberikan materi kepada siswa yang sesuai dengan kompetensi pembelajaran dengan

  2. Siswa memberikan tanggapan atau bertanya tentang konsep yang belum dimengerti (eksplorasi)

  3. Siswa bersama kelompok menerima lembar kerja kelompok (elaborasi)

  4. Siswa dalam kelompok berdiskusi dan menyelesaikan tugas lembar kerja kelompok.

  (elaborasi) 5.

  Siswa bersama kelompok mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas. (elaborasi)

  6. Siswa memberikan tanggapan kepada kelompok yang presentasi. (elaborasi)

7. Siswa mengerjakan kuis secara individu. (elaborasi) 8.

  Siswa bersama guru membahas soal kuis. (elaborasi) 9. Siswa bersama guru bertanyajawab meluruskan kesalahan pemahaman dan memberikan penguatan positif terhadap informasi yang telah didapat.

  (konfirmasi) 10.

  Kelompok dengan nilai terbaik di beri hadiah atau reward. (konfirmasi)

  4 Kegiatan Penutup 1.

  Siswa bersama guru membuat refleksi tentang materi pembelajaran

  2. Siswa bersama guru membuat kesimpulan materi pembelajaran hari ini

  3. Siswa bersama guru mrngucapkan salam dan berdoa bersama untk mengakhiri kegiatan pembelajaran

2.2 Kajian Penelitian yang Relevan

  Penelitian yang dilakukan oleh Sugiati (2012) dengan judul “Upaya Meningkatkan Hasil Belajar IPA Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Siswa Kelas IV SD Negeri Kalisari Kecamatan Blado Kabupaten Batang Semester II Tahun Pelajaran 2011/2012”. Pada awal pembelajaran siklus 1 diadakan preetes dengan nilai rata-rata 56. Setelah diberi pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada siklus 1 diadakan evaluasi nilai rata-rata kelas naik menjadi 64 dan pada siklus ke 2 nilai rata-rata naik lagi bahkan lebih dari KKM yang telah ditentukan yaitu 77. Dengan adanya kenaikan nilai rata-rata pada setiap siklus di atas indikator kinerja adalah 70, maka dapat disimpulkan bahwa penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan hasil belajar IPA materi sumber daya alam di kelas IV SD Negeri Kalisari Kec. Blado Kab. Batang. Berdasarkan hasil belajar tersebut, maka peneliti menyarankan kepada guru lain untuk menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dalam mengajar.

  Penelitian lain yang dilakukan oleh Heri Tri Guntari 2012 dengan judul “Peningkatan Hasil Belajar IPA Melalui Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD dengan Menggunakan Media Kongkrit pada Siswa Kelas II SD Negeri 12 Purwodadi Kecamatan Purwodadi Kabupaten Grobogan semester I Tahun

  Pelajaran 2011/2012 ”. Hasil belajar pada siklus I diperoleh dari tes yang dilaksanakan pada akhir pertemuan siklus I dengan ketuntasan klasikal 71% atau

  41 siswa yang tuntas, meningkat pada siklus II yaitu ketuntasan klasikal belajar siswa mencapai 90% atau 52 siswa tuntas. Setelah melaksanakan penelitian tindakan kelas ini dapat diambil saran bahwa akan mendapatkan pengetahuan tentang peningkatan hasil belajar IPA siswa kelas II melalui penggunaan media Kongkrit dalam pembelajaran kooperatif tipe STAD.

  Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD (Students Team

  

Achievement Divisions) dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Terlihat secara

  keseluruhan adanya peningkatan hasil belajar siswa yang terjadi pada siklus I kemudian meningkat pada siklus II.

2.3 Kerangka Pikir

  Kerangka berfikir merupakan model konseptual tentang bagaimana teori berhubungan dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasi sebagai masalah yang penting. Keberhasilan hasil belajar dapat terlihat dari ketercapaian nilai KKM hasil belajar siswa pada pembelajaran matematika. Dalam pembelajaran, guru dapat memilih berbagai metode pembelajaran yang sesuai dengan materi pembelajaran yang diberikan dalam proses pembelajaran. Salah satu alternatif model pembelajaran yang dapat digunkan adalah model pembelajaran tipe STAD. Pada model pembelajaran tipe STAD akan mendorong siswa dalam kemandirian, dapat lebih aktif dan saling berkomunikasi dalam kelompok. Melalui penerapan STAD ini diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

  Berdasarkan penjelasan diatas, maka kerangka penelitian tindakan kelas ini dapat digambarkan sebagai berikut: Siswa kurang aktif dalam

  Kondisi Guru menggunakan pembelajaran dan hasil model pembelajaran awal belajar siswa masih rendah konvensional

  Guru menggunakan model pembelajaran Tindakan

  Dalam pembelajaran guru menggunakan model STAD yang dapat n berbantu powerpoint mengaktifkan siswa

  Kondisi Dengan menggunakan model pembelajaran STAD dapat membuat siswa lebih aktif dalam proses pembelajaran dan akhir meningkatkan hasil belajar siswa

Bagan 2.1 Kerangka Berfikir

2.5 Hipotesis Penelitian

  Berdasarkan kajian teori dan kerangka berfikir, dapat diajukan hipotesis tindakan bahwa peningkatan hasil belajar IPA dapat dicapai melalui pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Teams Achevement Divisions) berbantu media powerpoint pada siswa kelas IV SD Negeri Popongan Kecamatan Bringin Kabupaten Semarang Semester II tahun ajaran 2014/2015.

Dokumen yang terkait

Lampiran 1 : Uji Plagiat Hasil Uji Plagiat BAB I

0 1 80

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penerapan Finite State Automata pada Perancangan Strategi Parkir Mobil Otomatis

9 21 22

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perancangan Kriptografi Block Cipher 64 Bit Berbasis Pola Permainan Taplak

0 0 29

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perancangan Aplikasi Pengaduan Pelayanan Publik Berbasis Web di Kecamatan Sidomukti

0 0 21

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Validasi Aplikasi Diagnosa Penyakit Kanker Serviks Menggunakan Finite State Automata

0 3 24

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perancangan Kriptografi Block Cipher Menggunakan Pola Formasi Tari Reog Ponorogo

0 0 27

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perancangan Kriptografi Block Cipher 64 bit Berbasis Pola Tarian Topeng Ireng

0 0 31

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perancangan Kriptografi Block Cipher 64 bit Berbasis Pola Bentuk Senapan Mesin Ringan Uzi

0 0 27

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Game Tournament untuk Meningkatkan Kemampuan Kerjasama dan Hasil Belajar Matematika pada Siswa Kelas V SD Negeri Kutowinangun 11 Kecamatan Ti

0 0 19

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Game Tournament untuk Meningkatkan Kemampuan Kerjasama dan Hasil Belajar Matematika pada Siswa Kelas V SD Negeri Kutowinangun 11 Kecamatan Ti

0 12 199